INFITAH KAMALIA
17.1993.P
i
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
INFITAH KAMALIA
17.1993.P
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Infitah Kamalia
17.1993.P
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Infitah Kamalia NIM 17.1993.P dengan judul
“Penerapan Pemberian Antipiretik Dan Tepid Water Sponge Pada Pasien Anak
Usia 1-5 Tahun Yang Mengalami Demam di puskesmas Kedungwuni I ”telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Infitah Kamalia NIM 17.1993.P dengan judul
“Penerapan Pemberian Antipiretik Dan Tepid Water Sponge Pada Pasien Anak
Usia 1-5 Tahun Yang Mengalami Demam” telah diperiksa dan disetujui untuk
pengambilan kasus. dipertahankan di depan Penguji pada tanggal 10 Januari 2020
dan telah dilakukan perbaikan.
Penguji I Penguji II
v
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Infitah Kamalia NIM 17.1993.P dengan judul
“Penerapan Pemberian Antipiretik Dan Tepid Water Sponge Pada Pasien Anak
Usia 1-5 Tahun Yang Mengalami Demam” telah dipertahankan di depan Penguji
pada tanggal 10 Januari 2020 dan telah dilakukan perbaikan.
Dewan Penguji
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
vi
Penerapan Pemberian Antipiretik Dan Tepid Water Sponge Pada Pasien
Anak Usia 1-5 Tahun Yang Mengalami Demam Di Daerah Kerja Puskesmas
Kedungwuni I
Infitah Kamalia, Siti Rofiqoh, M.Kep.Ns.,Sp.Kep.An
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
ABSTRAK
Demam adalah suhu tubuh yang mengalami peningkatan di atas 38˚C. Demam
bukan suatu penyakit tetapi suatu reaksi mekanisme pertahanan tubuh anak dari
infeksi dan adanya zat asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan
penyakit. Anak sering mengalami berbagai masalah kesehatan salah satunya yaitu
demam. Demam pada anak bisa menyebabkan dehidrasi, kerusakan otak, kejang
bahkan kematian. Tujuan studi kasus ini adalah penerapan pemberian antipiretik
dan tepid water sponge pada pasien anak usia 1-5 tahun yang mengalami demam
untuk menurunkan suhu tubuh anak. Karya tulis ilmiah ini menggunakan
rancangan studi kasus dengan fokus studi dua anak dengan masalah demam. Studi
kasus dilakukan selama 3 hari dengan fokus intervensi pemberian antipiretik dan
tepid water sponge. Hasil studi kasus menunjukkan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari masalah hipertermia teratasi. Kesimpulan dari studi
kasus ini adalah pemberian antipiretik dan tepid water sponge efektif untuk
menurunkan suhu tubuh anak. Saran bagi petugas kesehatan diharapakan dapat
menerapkan pemberian antipiretik dan tepid water sponge untuk menurunkan
suhu tubuh pada anak.
Kata kunci : Antipiretik, Demam, Tepid water sponge
vii
Application Of Antipyretic Giving With Water Tepid Sponge In Child Aged 1-5
Years Who Experience Fever In The Kedungwuni Community Health Work
Area I
Infitah Kamalia, Siti Rofikoh, M.Kep.Ns.,Sp.Kep.An
Study Program Diploma Three Nursing in Health Science Faculty of
University Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
ABSTRACT
Fever is a body temperature that rises above 38˚C. Fever is not a disease but a
reaction of the child’s body’s defense mechanism from infection and the precence
of foreign substances that enter the body that causes the disease. Child often
experience various health problems, one of which is fever. Fever in child can
causes dehydration, brain damage, seizures even death. The purpose of this case
study is application of antupyretic diving water tepid sponge in child aged 1-5
yeras who experience fever to reduce a child body temperature. This scientific
papers used a case study design with the focus of the study of two child with fever
problems. The case study was carried out for 3 days with a focus on antipyretic
with water tepid sponges. The results of the case study show that after three days
of nursing action the fever problem was resolved. The conclusion of this case
study is that antipyretic administration with water tepid sponge is effective for
reducing body tenperature in children. Suggestion fot health workers are
expected to could apply the provision of antipyretics and warm water tepid
sponges to recude body temperature in children.
Keywords : Antipyretics, Fever, Water tepid sponge
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya memberikan pengetahuan dalam
penerapan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Penerapan Pemberian
Antipiretik Dan Tepid Water Sponge Pada Pasien Anak Usia 1-5 Tahun Yang
Mengalami Demam”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun guna memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan program studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Karya Tulis
Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Nur Izzah Priyogo, SKp.,M.Kes selaku pelaksana tugas Universitas
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
2. Herni Rejeki, M.Kep, Ns.sp.Kep.Kom selaku pelaksana tugas Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajngan Pekalongan
3. Siti Rofiqoh, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku Ketua Program Studi Diploma
Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan serta pembimbing dan penguji II
4. Aida Rusmariana, Skep,Ns.MAN selaku dosen penguji I yang bersedia untuk
hadir sekaligus menjadi dewan penguji
5. Semua dosen, staf dan karyawan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
6. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung, memberikan
dukungan, motivasi serta do’a dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa DIII Keperawatan yang telah
memberikan semangat dan dukungan pada penulis
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam membantu
penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
ix
Penulis menyadari bahwa adanya kekurangan, keterbatasan dalam
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu mohon
kritik dan saran penulis harapkan demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
x
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT...........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
2.1.1 Pengertian..............................................................................................4
2.1.2 Etiologi..................................................................................................4
2.1.4 Patofisiologi..........................................................................................5
2.1.5 Penatalaksanaan....................................................................................6
xi
2.2. Asuhan Keperawatan Anak Demam............................................................7
2.2.1. Pengkajian.............................................................................................7
4.1.1. Pengkajian...........................................................................................13
4.2 Pembahasan................................................................................................20
4.2.1 Pengkajian...........................................................................................20
xii
4.2.5 Evaluasi Keperawatan.........................................................................24
A. Kesimpulan................................................................................................26
B. Saran...........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pada tubuh anak. Oleh karena itu, Demam harus segera diatasi.
Tatalaksana demam dibagi menjadi 2 yaitu penanganan farmakologis dan
penanganan nonfarmakologis. Penanganan farmakologis yaitu dengan
pemberian obat-obatan seperti antipiretik sedangkan penanganan
nonfarmakologis dengan metode fisik misalnya dengan melakukan tindakan
kompres air hangat atau tepid water sponge, memberikan minum yang
banyak, menggunakan kipas angin listrik dan menggunakan pakaian yang
tipis yang menyerap keringat (Lusia, 2015).
Tepid water sponge adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan teknik menyeka ke tubuh anak untuk menurunkan suhu tubuh
pada anak yang mengalami demam (Marni, 2016). Menurut penelitian
Angraeni, Jundiah dan Fikri (2015) dan menurut penelitian Setiawati,
Rustina dan Kuntarti (2015) menunujukan bahwa hasil dari pemberian
antipiretik dan tepid water sponge dapat menurunkan suhu tubuh pada anak
demam. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk membuat
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan Pemberian Antipiretik Dan
Tepid Water Sponge Pada Pasien Anak Usia 1-5 Tahun Yang Mengalami
Demam”.
4
5
2.1.4 Patofisiologi
Demam terjadi karena zat pirogen. Pirogen merupakan suatu zat yang
menyebabkan demam. Pirogen dibagi menjadi dua yaitu zat pirogen eksogen
yang berasal dari luar tubuh. Contoh zat pirogen eksogen adalah produk
mikroorganisme misalnya toksin dan mikroorganisme yang seutuhnya. Salah
satu dari zat pirogen eksogen klasik yaitu endotoksin lipoporisakarida yang
diperoleh dari bakteri gram-negatif. Adapun jenis zat pirogen yang lain
adalah pirogen endogenmerupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh.
Contohnya yaitu IL-1, IL-6 dan IFN. Sumber dari zat pirogen ini adalah
monosit, neutrofil dan limfosit (Hermayudi & Ariani, 2017)
Proses suatu terjadinya pasien demam adalah dimulai dari stimulasi sel darah
putih seperti monosit, neutrofit dan limfosit dari zat pirogen eksogen yang
berupa toksin maupun reaksi pada imun. Sel darah putih akan mengeluarkan
zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen. Zat pirogen eksogen dan zat
pirogen endogen tersebut akan merangsang endotelium hipotalamus yang
akan membentuk suatu prostaglandin yang kemudian akan terbentuk suatu
peningkatan oleh patokan termostat dari pusat termogulasi hipotalamus. Pada
hipotalamus suhu tubuh yang sekarang lebih rendah dari suhu tubuh yang
baru sehingga dapat memicu adanya suatu mekanisme yang akan
meningkatkan panas seperti pasien menggigil. Sehingga tejadi suatu
peningkatan proses produksi panas dan penurunan dari pengurangan panas.
Demam mempunyai tiga fase. Yang pertama fase dingin yaitu fase
meningkatnya suhu pada tubuh ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas
pada otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan
merasakan dingin. Yang kedua demam yaitu fase keseimbangan yang
diantara produksi panas dan pengeluaran panas dari titik patokan suhu tubuh
yang telah meningkat. Yang ketiga fase kemerahan yaitu suatu fase yang
mengalami penurunan suhu tubuh ditandai dengan keringat pada tubuh yang
berusaha untuk menghilangkan panas (Hermayudi & Ariani, 2017).
6
2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam dibagi menjadi dua yaitu farmakologis dan non
farmakologis :
1. Farmakologis
Obat-obatan yang sering digunakan untuk mengatasi demam pada anak yaitu
pemberian obat antipiretik misalnya dengan cara memberikan obat paracetamol
dan ibu profen. Paracetamol bekerja dengan cepat untuk menurunkan suhu tubuh
pada anak demam sedangkan ibu profen mempunyai efek kerja yang lama.
Biasanya pada anak demam dianjurkan untuk memberikan obat paracetamol
sebagai antipiretik. selain antipiretik juga diperlukan mengenai pemberian obat
yang diberikan untuk mengatasi penyebab dari demam. Obat antibiotik dapat
diberikan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Hermayudi &
Ariani, 2017).
2. Non farmakologis
Adapun yang termasuk dalam tindakan nonfarmakologis yang dapat dilakukan
untuk menurunkan suhu tubuh pada anak antara lain memberikan cairan dengan
jumlah yang banyak untuk menghindari terjadinya dehidrasi, istirahat yang cukup,
tidak memberikan pakaian tebal atau panas yang berlebihan saat menggigil,
menggunakan baju yang menyerap keringat dan berikan kompres air hangat atau
tepid water sponge (Hemayudi & Ariani, 2017). Apabila suhu pada anak
mengalami peningkatan diatas 38˚C maka segera dilakukan tindakan tepid water
sponge (Potter & Perry 2012 diambil dari Haryani dkk, 2018).
Tepid water sponge adalah prosedur yang dilakukan untuk peningkatan kontrol
kehilangan panas melalui proses evaporasi dan konduksi yang bertujuan untuk
menurunkan suhu tubuh pada anak demam (Hidayati 2014). Tindakan Tepid
water sponge dilakukan pada indikasi anak demam dengan suhu tubuh diatas
38,5˚C dan dengan kontraindikasi anak hipotermia (Hidayati, 2014). Pelengkapan
peralatan yang perlu disiapkan adalah baskom yang berisi air biasa dan air hangat
37˚C, 5 buah lap mandi, 1 handuk, 1 perlak pengalas, 1 selimut mandi,termometer
digital,minyak telon atau minyak kayu putih. Menurut Marni (2016) tahap-tahap
7
pelaksanaan tindakan tepid water sponge adalah yang pertama melakukan tahapan
persiapan pada pasien yaitu semua pakaian yang digunakan pasien dilepas, pasien
bisa dipangku atau bisa dengan posisi istirahat ditempat tidur pasien. Tahap kedua
adalah prosedur pelaksanaan tepid water sponge yaitu sebagai berikut:
a. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
b. Menjelaskan tujuan tindakan
c. Menjelaskan prosedur
d. Melakukan cuci tangan
e. Mengukur dan mencatat suhu tubuh anak, jenis dan waktu pemberian
antipiretik
f. Lepaskan pakaian anak
g. Memasang perlak pengalas di bagian bawah tubuh anak
h. Memasang selimut mandi pada tubuh anak
i. Melakukan seka menggunakan waslap yang telah dibasahi air hangat atau air
biasa dengan urutan wajah, leher, tubuh, ketiak, tangan dan kaki. Selanjutnya
di bagian belakang punggung, bokong, paha. kemudian letakan washlap
dibagian terpenting yaitu dahi, aksila dan lipatan paha
j. Mengulangi tindakan tersebut sampai dengan kurang lebih 20 menit
k. Periksa dengan menggunakan termometer digital, apakah suhu pada anak
sudah normal
l. Apabila suhu sudah normal 36˚C-37˚C. Hentikan prosedur
m. keringkan tubuh anak dengan menggunakan handuk, kemudian setelah itu
berikan minyak kayu putih atau minyak telon ke bagian tubuh anak
n. Pakaikan baju anak
4.1.1. Pengkajian
a. Kasus 1
Pengkajian kasus 1 dilakukan tanggal 22 Februari 2020. Hasil pengkajian
didapatkan data pasien berinisial An. S, berjenis kelamin perempuan, umur
4 tahun 7 bulan, berat badan 14 kg, tinggi badan 102 cm, suhu 38,6˚C.
Pasien beralamat Podo, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, nama ibu
pasien Ny.E. Ibu pasien mengatakan pasien demam sudah 2 hari, batuk
kadang-kadang sudah 2 hari dan sakit pada tenggorokan.
Saat dilakukan pengkajian ibu pasien mengatakan pasien batuk kadang-
kadang sudah 2 hari, Rr : 29x/menit, napas tidak cepat, klasifikasi batuk
bukan pneumonia, diberikan obat amoxsillin 4 mg dengan dosis 3x1 dalam
puyer. Ibu pasien mengatakan pasien tidak mengalami diare. Ibu pasien
mengatakan pasien panas sudah 2 hari, suhu 38,6˚C, kulit teraba hangat,
klasifikasi demam mungkin bukan malaria, diberikan obat paracetamol
500 mg dengan dosis 3x½ gr. Ibu pasien mengatakan pasien tidak
mempunyai masalah pada telinga, tidak ada nyeri pada telinga dan tidak
ada nanah yang keluar dari telinga, status gizi pasien baik dengan berat
badan 14 kg, tinggi badan 102 cm, lila 14,5 cm, pasien tidak mengalami
anemia. Ibu pasien mengatakan belum pernah periksa HIV, pasien
14
Hari kedua minggu, tanggal 23 Februari 2020 pukul 17.00 WIB mengukur
suhu tubuh, respon subjektif ibu pasien mengatakan tadi malam anaknya
sudah tidak demam lagi tetapi semalem masih minum obat untuk
mencegah demam respon objektif suhu 36,5˚C, kulit tidak teraba hangat,
kulit tidak tampak kemerahan. Pukul 17.10 WIB memantau dan mencatat
Rr dan nadi, respon objektif 21x/menit, nadi 92x/menit. Pukul 17.20 WIB
mengkolaborasi pemberian antipiretik paracetamol ½ gr, respon subjektif
pasien mengatakan mau minum obat respon objektif obat masuk ke oral.
Hari ketiga senin, tanggal 24 Februari 2020 pukul 16.05 WIB mengukur
suhu tubuh respon subjektif ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak
panas lagi dan anaknya sudah bermain lagi seperti biasanya serta anaknya
sudah tidak minum obat paracetamol, respon objektif suhu 36˚C, kulit
tidak teraba hangat, kulit tidak tampak kemerahan. Pukul 16.15 WIB
memantau dan mencatat Rr dan nadi, respon objektif Rr 22x/menit, nadi
89x/menit.
b. Kasus 2
Penerapan pemberian antipiretik dan tepid water sponge dilakukan selama
2x20 menit. Hari pertama senin, tanggal 9 Maret 2020 pukul 08.50 WIB
mengukur suhu tubuh, respon objektif suhu 39,5˚C, kulit teraba hangat,
kulit tampak kemerahan. Pukul 09.00 WIB memantau dan mencatat Rr
dan nadi, respon objektif Rr 44x/menit, nadi 120x/menit. Pukul 09.30 WIB
mengkolaborasi pemberian antipiretik paracetamol syrup 5 ml, respon
objektif obat masuk ke oral. Pukul 09.35 WIB memberikan edukasi
tentang kompres hangat tepid water sponge respon subjetif ibu pasien
paham dan mengerti tentang tepid water sponge, respon objektif ibu
pasien tampak memperhatikan dan melakukan kompres, pasien tampak
gelisah dan rewel. Pukul 09.35 WIB memberikan kompres hangat tepid
water sponge respon objektif pasien tampak gelisah dan rewel. Pukul
09.55 WIB mengukur suhu tubuh respon subjektif suhu 38,4˚C kulit masih
teraba hangat, kulit masih tampak kemerahan. Pukul 10.05 WIB
memantau dan mencatat Rr dan nadi, respon objektif Rr 40x/menit, nadi
18
4.2 Pembahasan
Pada BAB ini penulis akan membahas mengenai adanya kesesuaian maupun
kesenjangan antara fakta dan teori dalam studi kasus. Penulis akan membahas
tentang “Penerapan pemberian antipiretik dan tepid water sponge pada pasien
anak usia 1-5 tahun yang mengalami demam” yang meliputi antara lain
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada dua pasien yaitu pada kasus 1
dengan An. S dan kasus 2 dengan An. I.
4.2.1 Pengkajian
Hasil pengkajian yang di dapat sesuai dengan klasifikasi dari batuk bukan
pneumonia dan batuk pneumonia terdapat persamaan dan perbedaan dari
pasien kasus 1 dengan pasien kasus 2 yaitu
Pada hasil pengkajian yang muncul antara kasus 1 dan kasus 2 mempunyai
persamaan yaitu mengalami peningkatan suhu tubuh, kulit teraba hangat,
kulit tampak kemerahan. Demam adalah suatu indikasi yang terjadinya
infeksi virus, bakteri atau penyakit serius lainnya (Afrah, Fahdi & Fauzan,
2017). Bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh anak akan
menstimulasi sel makrofag yang akan melepaskan pirogen didalam
21
kontak dengan tubuh dan waslap sering terbuang disebabkan oleh proses
konduksi panas tidak maksimal. Sehingga menyebabkan penurunan suhu
tubuh pada anak tidak maksimal.
4.2.5 Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan penulis selama 1x20
menit dan 2x20 menit menunjukkan bahwa terjadi penurunan suhu tubuh
pada anak setelah pemberian antipiretik dan tepid water sponge. Hal ini
sesuai dengan yang dilakukan oleh penelitian Angraeni, dkk (2015) dan
penelitian Setiawan, Rustina dan Kuntarti (2015) yang menyatakan bahwa
pemberian antipiretik dan tepid water sponge dapat menurunkan suhu
tubuh pada anak demam.
Tepid water sponge adalah prosedur yang dilakukan untuk peningkatan
kontrol kehilangan panas melalui proses evaporasi dan konduksi yang
bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam (Hidayati
2014).
Pada kasus 1 evaluasi hari ketiga 24 Februari 2020 menunjukkan anak
mengalami penurunan suhu tubuh. Hari pertama Sabtu, 22 Februari 2020
mengalami penurunan suhu tubuh yaitu 37,0˚C (turun 1.6˚C) setelah
pemberian antipiretik dan tepid water sponge. Hari kedua Minggu, 23
Februari 2020 mengalami penurunan suhu tubuh yaitu 36,5˚C. Hari ketiga
Senin, 24 Februari 2020 mengalami penurunan suhu tubuh yaitu 36˚C.
Sedangkan pada kasus 2 evaluasi hari ketiga 11 Februari 2020
menunjukkan anak mengalami penurunan suhu tubuh. Hari pertama Senin,
9 Maret 2020 mengalami penurunan suhu tubuh yaitu 37,1˚C (turun 1.3˚C)
setelah pemberian antipiretik dan tepid water sponge. Hari kedua Selasa 10
Maret 2020 mengalami penurunan suhu tubuh yaitu 36,7˚C setelah
pemberian antipiretik dan tepid water sponge. Hari ketiga Rabu, 11 Maret
2020 mengalami penurunan suhu tubuh yaitu 36,2˚C.
Kasus 1 anak kooperatif, kompres hangat tepid water sponge dilakukan
sesuai dengan prosedur yaitu pasien dengan tiduran ditempat tidur, pasien
nurut dan tenang. Sedangkan kasus 2 anak tidak kooperatif, anak rewel,
25
menangis, anak minta nenen dan dipangku oleh ibunya sehingga pada saat
dikompres waslap sering dibuang dan terjatuh. Pada kasus 2 anak
menangis disebabkan karena produksi panas yang kontak dengan tubuh
dan waslap sering terbuang disebabkan oleh proses konduksi panas yang
tidak maksimal. Sehingga menyebabkan penurunan suhu tubuh pada anak
tidak maksimal.
Pada studi kasus ini penulis memiliki keterbatasan untuk melakukan
tindakan tepid water sponge pada anak usia 1-5 tahun yang mengalami
demam dikarenakan anak sulit untuk diajak kooperatif.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada pasien hipertermi berhubungan dengan
infeksi adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian yang diperoleh pada kedua kasus tersebut memiliki persamaan
yaitu pada kasus pasien 1 mengalami peningkatan suhu, kulit tampak
kemerahan, kulit teraba hangat. Adapun perbedaan pengkajian yang
muncul pada kasus 1 dan 2 yaitu Suhu, nadi dan RR.
2. Diagnosa keperawatan
Pada studi kasus ini baik pada pasien 1 dan 2 memunculkan diagnosa
keperawatan hipertermia berhubungan dengan infeksi
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada kasus 1dan 2 memiliki kesamaan untuk
menurunkan suhu tubuh anak yaitu menggunakan tehnik farmakologis
(Obat-obatan) maupun tehnik non-farmakologis (tepid water sponge)
4. Implementasi
Implementasi yang diberikan pada kasus pasien 1 dan 2 adalah sesuai
dengan intervensi yang telah dibuat. Pemberian tepid water sponge
dilakukan selama sehari. Adapun perbedaan yang telah ditemukan penulis
selama melakukan implementasi keperawatan yaitu pada An. S dilakukan
kompres tepid water sponge dengan tiduran. Sedangkan pada An.I
dilakukan dengan dipangku ibunya
5. Evaluasi
Evaluasi hasil studi kasus ini menunjukkan masalah hipertermi pada
kedua pasien dapat teratasi. Karena menurut jurnal penelitian dari
Anggraeni, dkk (2015) membuktikan bahwa penerapan pemberian
antipiretik dan tepid water sponge dapat menurunkan suhu tubuh anak
27
B. Saran
1. Bagi Perawat
Setelah membaca Karya Tulis Ilmiah ini, perawat sebaiknya memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan pada pasien
hipertermi dan sebaiknya melakukan penerapan pemberian antipiretik dan
tepid water sponge
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa sebaiknya dapat melibatkan orang tua pasien dalam penerapan
pemberian antipiretik dan tepid water sponge dengan harapan membuat
anak menjadi lebih nyaman dan orang tua pasien bisa aktif untuk
memberikan tepid water sponge secara mandiri ketika anaknya
mengalami demam
3. Bagi Puskesmas
Puskesmas dapat menjadikan prosedur penerapan pemberian antipiretik
dan tepid water sponge dalam penatalaksanaan pasien yang mengalami
demam
4. Bagi Orang Tua
Orang tua anak diharapkan dapat memberikan motivasi, dukungan pada
anak dan melakukan pemberian antipiretik dan tepid water sponge pada
anak secara mandiri dirumah.
5. Keterbatasan Penulis
Pada studi kasus ini penulis memiliki keterbatasan untuk melakukan
tindakan tepid water sponge pada anak usia 1-5 tahun yang mengalami
demam dikarenakan anak sulit untuk diajak kooperatif.
6. Kasus 1 dan kasus 2
Pada kasus 1 saat dilakukan tindakan tepid water sponge anak kooperatif
sehingga berdampak baik sesuai dengan prosedur dan suhu tubuh pada
anak lebih cepat bereaksi atau berkurang dalam menurunkan demam.
28
Sedangkan pada kasus 2 saat dilakukan tindakan tepid water sponge anak
tidak kooperatif, anak rewel, menangis dan saat dikompres waslap
dibuang sehingga berdampak kurang baik dan tidak sesuai dengan
prosedur dan suhu tubuh pada anak lebih lama bereaksi dalam
menurunkan demam.
DAFTAR PUSTAKA
Afrah, R., A., N., Fahdi, F., H & Fauzan, S. ( 2017). Pengaruh Tepid Water
Sponge Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sekolah Dan
Sekolah Yang Mengalami Demam Di RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Kota Pontianak. Diperoleh tanggal 14 April 2020. Dari
http://jurnal.untan.ac.id
Anggraeni, M., Jundiah, S & Fikri, A.J. (2015). Pengaruh tepid water sponge
terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien anak usia 1-5 tahun yang
mengalami demam di Rumah Sakit Umum Majalaya Tahun 2015. E jurnal
stikesbhaktikencana. 1-8 Diperoleh tanggal 4 Agustus 2019 dari
http://ejurnal.stikesbhaktikencana.ac.id
Haryani, S., Adimayanti, E & Astuti, A.P. (2018). Pengaruh tepid sponge
terhadap penurunan suhu tubuh pada anak pra sekolah yang mengalami
demam di RSUD Ungaran. Jurnal keperawatan dan kesehatan
masyarakat. Diperoleh tanggal 5 agustus 2019. Dari
http://jurnal.stikescendakiautamakudus.ac.id
Hermayudi & Ariani, A.P. (2017). Penyakit daerah tropis. Yogyakarta: Nuha
Medika
Iqomh, M., K., B., Nurhaeni, N & Wanda, D. (2019). Penurunan Suhu Tubuh
Menggunakan Tepid Water Sponging Dengan Pendekatan Konservasi
Levine. Jurnal Keperawatan. Diperoleh tanggal 14 April 2020. Dari
http://journal.stikeskendal.ac.id
Kyle, T & Carman, S. (2015). Buku ajar keperawatan pediatri (Vol. 2). Jakarta:
EGC
Kristiyaningsih, A., Sagita, Y.D & Suryaningsih. (2018). Hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang demam dengan penanganan demam pada bayi 0-
12 bulan di desa datarajan wilayah kerja Puskesmas Ngarip Kabupaten
Tanggamus Tahun 2018. Jurnal kebidanan stikes aisyah pringsewu.
Diperoleh tanggal 10 September 2019 dari http://www.researchgate.net
Lusia. (2015). Mengenal demam dan perawatannya pada anak. Diambil dari
http://www.ebookstoretandf.co.uk/.
Marni. (2016). Asuhan keperawatan anak pada penyakit tropis. Jakarta: Erlangga
Rosdahl, C.B & Kowalski, M.T. (2017). Buku ajar keperawatan dasar. Jakarta:
EGC
Saurisari, R., Aulia, A., Z., H & Swastika, A. ( 2017). Evaluasi Kesesuaian
Penulisan Resep Pada Kasus ISPA Non Pneumonia Di Poli MTBS
Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta. Diperoleh tanggal 12 April
2020. Dari http://www.researchgate.net
Setiawan, T., Rustina, Y & Kuntarti. (2015). Pengaruh Tepid Sponge Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Dan Kenyamanan Pada Anak Yang Mengalami
Demam. Jurnal Kesehatan Aisyiyah. Diperoleh tanggal 5 Februari 2020.
Dari http://www.researchgate.net
INFORMED CONSENT
( Persetujuan menjadi Partisipasi )
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penjelasan proses dari karya
tulis ilmiah yang akan dilakukan oleh Infitah Kamalia dengan judul Penerapan
Pemberian Antipiretik Dan Tepid Water Sponge Pada Pasien Anak Usia 1-5
Tahun Yang Mengalami Demam. Saya memutuskan setuju ikut berpartisipasi
pada karya tulis ilmiah ini secara sukarela tanpa adanya pemaksaan. Bila selama
proses karya tulis ilmiah ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa adanya suatu sanski apapun.
Yang memberikan
Persetujuan
LAMPIRAN 1. INFORMED CONSENT
INFORMED CONSENT
( Persetujuan menjadi Partisipasi )
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penjelasan proses dari karya
tulis ilmiah yang akan dilakukan oleh Infitah Kamalia dengan judul Penerapan
Pemberian Antipiretik Dan Tepid Water Sponge Pada Pasien Anak Usia 1-5
Tahun Yang Mengalami Demam. Saya memutuskan setuju ikut berpartisipasi
pada karya tulis ilmiah ini secara sukarela tanpa adanya pemaksaan. Bila selama
proses karya tulis ilmiah ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa adanya suatu sanski apapun.
Yang memberikan
Persetujuan
LAMPIRAN 2. LEMBAR OBSERVASI
TABEL OBSERVASI SUHU TUBUH
NAMA : An. S
UMUR : 4 Tahun 7 Bulan
ALAMAT : Podo, Kedungwuni, Pekalongan
TANGGAL 22 22 23 24
Februari Februari Februari Februari
2020 2020 2020 2020
JAM Pukul Pukul Pukul Pukul
09.00 10.00 17.00 16.05
WIB WIB WIB WIB
SUHU
TUBUH 38,6˚C 37,0˚C 36,5˚C 36˚C
PASIEN
DEMAM
KULIT v Kulit tidak Kulit tidak Kulit tidak
TERABA teraba teraba teraba
HANGAT hangat hangat hangat
KULIT v Kulit tidak Kulit tidak Kulit tidak
KEMERA tampak tampak tampak
HAN kemerahan kemerahan kemerahan
NADI 118 98x/menit 92x/menit 89x/menit
x/menit
PERNAPA 29 23x/menit 21x/menit 22x/menit
SAN x/menit
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pendidikan kesehatan selama 30 menit
diharapkan ibu dan keluarga pasien mampu mengetahui cara penerapan
tepid water sponge pada anak yang mengalami demam
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan pendidikan kesehatan selama 30 menit
diharapkan ibu dan keluarga pasien mampu
a) Menjelaskan pengertian tepid water sponge
b) Mengetahui indikasi dan kontraindikasi tepid water sponge
c) Mengetahui tujuan dan manfaat tepid water sponge
d) Menjelaskan cara tepid water sponge
e) Mendemonstrasikan tepid water sponge pada pantom
B. Materi (Terlampir)
Materi yang disampaikan dalam penyuluhan adalah :
1) Pengertian tepid water sponge
2) Indikasi dan kontraindikasi tepid water sponge
3) Tujuan dan manfaat tepid water sponge
4) Cara tepid water sponge
5) Mendemonstrasikan tepid water sponge pada pantom
C. Media
1) SAP
2) Lembar Balik
3) Pantom Bayi
4) Termometer Digital
D. Metode Penyuluhan
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
3) Demonstrasi
E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Respon pasien
.
1. Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menggali pengetahuan dan
tentang tepid water memperhatikan
sponge 3. Menjawab
4. Menjelaskan tujuan pertanyaan
penyuluhan 4. Mendengarkan
5. Membuat kontrak waktu dan
memperhatikan
5. Menyetujui
kontrak waktu
2. Kegiatan 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan
inti a. Pengertian tepid water dan
(15 menit) sponge memperhatikan
b. Indikasi dan penjelasan
kontraindikasi tepid penyuluh
water sponge 2. Aktif bertanya
c. Tujuan dan manfaat 3. Mendengarkan
tepid water sponge dan
d. Cara melakukan tepid memperhatikan
water sponge penjelasan
e. mendemonstrasikan penyuluh
tepid water sponge
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3. Penutup 1. Memberikan beberapa 1. Menjawab
(10 menit) pertanyaan untuk pertanyaan
mengevaluasi sejauh 2. Menyimpulkan
mana pemahaman ibu 3. Mendengarkan dan
pasien dan keluarga mmperhatikan
tentang materi yang 4. Membalas salam
dijelaskan penutup
2. Menyimpulkan secara
bersama-sama
3. Mengakhiri penyuluhan
4. Memberi salam penutup
F. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Kegiatan yang dilakukan penyuluh sebelum pelaksanaan :
Materi dan media sudah diberikan kepeserta 4 hari sebelum
pelaksanaan
Undangan sudah diberikan kepeserta 4 hari sebelumnya
b. Evaluasi Proses
Semua kegitan yang dilakukan oleh penyuluh dan peserta sejak mulai
penyuluhan sampai selesai :
Penyuluh memberi materi sesuai dengan SAP
Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Evaluasi Hasil
Hasil yang dicapai peserta selama penyuluhan :
100% peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Peserta mampu menjelaskan pengertian tepid water sponge
Peserta mampu mengetahui indikasi dan kontraindikasi tepid water
sponge
Peserta mampu mengetahui tujuan dan manfaat tepid water sponge
Peserta mampu menjelaskan cara tepid water sponge
Peserta mampu mendemonstrasikan tepid water sponge pada
pantom
Pekalongan, februari 2020
Mengetahui pembimbing Mahasiswa
G. Materi
Tepid water sponge
4,
7
Keterangan :
: Laki-laki : Menikah
: Perempuan 4,7
: Usia
: Meninggal : Pasien
: Tinggal serumah
6. Aktivitas : Menurun
7. Tindakan keperawatan : Pemberian antipiretik dan tepid water
sponge
8. Hasil laboratorim : Tidak ada
9. Hasil rontgen : Tidak ada
10. Data tambahan : Tidak ada
E. Pemeriksaan fisik
1. Temperatur : 38,6˚C
2. Denyut jantung/nadi : 118x/menit
3. Pernafasan/Rr : 29x/menit
4. Tekanan Darah :-
5. Pertumbuhan : Baik
6. Keadaan umum : Sedang
7. Lingkar kepala : 52,8 cm
8. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
luka, tidak ada benjolan, bulu mata tidak rontok, konjungtiva anemis,
sclera non ikterik, warna iris hitam, pupil isokor
9. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
lendir, tidak ada cuping hidung, penciuman baik
10. Mulut
Inspeksi : warna bibir putih pucat, tidak ada perdarahan, tidak ada
gigi palsu, terdapat peradangan pada tenggorokan, terdapat stomatitis
dibagian bibir bawah
11. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada peradangan
Pendengaran : baik
12. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
massa
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
13. Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan
14. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak teraba ictus cordis
Perkusi : pekak
Auskultasi : reguler, tidak ada suara jantung tambahan
15. Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan dinding
dada kedalam
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : veskuler
16. Abdomen
inspeksi : Bentuk simetris, bentuk perut cembung, tidak ada
benjolan, tidak ada lesi
Auskultasi : terdapat bising usus 12x/menit
Palpasi : nyeri tekan pada perut sebelah kanan
Perkusi : timpani
17. Punggung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
18. Genetalia
Perempuan, tidak ada masalah pada genetalia
19. Ekstermitas
Ekstermitas atas : tidak ada edema, tidak fraktur, teraba hangat
Ekstermitas bawah: tidak ada edema, tidak fraktur, teraba hangat
20. Kulit
Inspeksi : tidak ada lesi, warna kulit saw matang, kulit tampak
kemerahan, tidak ada ikterik, teraba hangat, tidak ada sianosis
Palpasi : tekstur halus, turgor kulit baik, struktur tegang,tidak ada
nyeri tekan
F. Analisa data
Hari/tgl Data fokus Masalah Etiologi
/jam
Sabtu, 22 Ds : Hipertermia Infeksi
Februari ibu pasien mengatakan
2020 pasien demam, sakit pada
09.00 WIB tenggorokan, batuk kadang-
kadang sudah 2 hari
Do :
Suhu 38,6˚C, Rr 29x/menit,
Nadi 118x/menit, kulit
teraba hangat, kulit tampak
kemerahan, pasien tampak
lemas.
G. Diagnosa keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal Paraf
dx ditemukan teratasi
1. Hipertermia berhubungan 22 24 Infitah
dengan infeksi Februari Februari kamalia
2020 2020
H. Intervensi Keperawatan
No Dx kep Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil keperawatan
1. Hiperter Suhu tubuh 1. Ukur suhu 1. Mengetahui
mia b.d kembali normal tubuh suhu tubuh
infeksi setelah dilakukan 2. Pantau dan pasien
tindakan catat Rr dan 2. Mengetahui
keperawatan nadi perfusi jaringan
selama 3x24 jam 3. Berikan dan hipoksia
dengan kriteria pendidikan jaringan
hasil : kesehatan 3. Agar keluarga
1. Suhu normal tepid water tahu tepid water
(36˚C-37˚C) sponge sponge
2. Rr normal (20- 4. Berikan 4. Menambah
30x/menit) edukasi pengetahuan
3. Nadi normal tentang kepada keluarga
(80-110x/menit) kompres pasien dan
4. Kulit tidak hangat tepid dapat
teraba hangat water sponge menerapkan
5. Kulit tidak 5. Berikan kembali ketika
kemerahan kompres anaknya sakit
hangat tepid 5. Menurunkan
water sponge suhu tubuh
6. Anjurkan 6. Meningkatkan
memakai kenyamanan
pakaian yang pasien
tipis 7. Mencegah
7. Anjurrkan terjadinya
anak minum dehidrasi
yang banyak 8. Agar ibu pasien
8. Demonstrasi mengerti dan
kan kompres paham tentang
hangat tepid kompres hangat
water sponge tepid water
9. Kolaborasi sponge
pemberian 9. Menurunkan
antipiretik suhu tubuh
paraceta-mol pasien
½ gr
2. Ketidaks Nutrisi dapat 1. Kaji adanya 1. Mengetahui
eimbang terpenuhi sesetlah alergi adanya alergi
an nutrisi dilakukan tindakan makanan pada makanan
kurang keperawatan 2. Berikan 2. Menambah
dari selama 3x24 jam pasien energi
kebutuha dengan kriteria istirahat yang 3. Meningkatkan
n tubuh hasil : cukup nafsu makan
1. Adanya 3. Anjurkan sedikit tapi
peningkatan BB untuk makan sering
sesuai dengan sedikit tapi 4. Mengatur pola
tujuan sering makan pasien
2. Bb sesuai ideal 4. Ajarkan ibu dan
dengan TB pasien meningkatan
3. Tidak ada tanda- bagaimana berat badan
tanda malnutrisi membuat
4. Tidak terjadi catatan
penurunan BB makanan
harian
I. Implementasi keperawatan
Implementasi hari pertama
Nama : An. S Usia : 4 tahun 7 bulan
No Hari/tgl Implementasi Respon pasien Paraf
dx / jam Keperawatan
1. Sabtu, 22 Mengukur suhu S : Pasien mengatakan Infitah
Februari tubuh mau diukur suhu kamalia
2020 O : Suhu 38,6˚C, kulit
09.00 tampak kemerahan, kulit
WIB teraba hangat
Pukul Memantau dan S : - Infitah
09.05 mencatat Rr dan O : Rr 29x/menit, nadi kamalia
WIB nadi 118x/menit
Pukul Memberikan S : Ibu pasien Infitah
09.25 pendidikan mengatakan mau kamalia
WIB kesehatan tepid diberikan pendidikan
water sponge kesehatan tepid water
sponge
O : Ibu pasien tampak
mengerti
Pukul Mengkolaborasi S : Paien mengatakan Infitah
09.40 pemberian mau minum obat kamalia
WIB antipiretik O : Obat tampak masuk
paracetamol ½ gr ke oral
Pukul Memberikan S : Ibu pasien Infitah
09.45 edukasi tentang mengatakan mengerti kamalia
WIB kompres hangat tentang kompres hangat
tepid water tepid water sponge
sponge O : Ibu pasien tampak
memperhatikan dan
melakukan kompres,
pasien tampak nyaman
J. Evaluasi keperawatan
Evaluasi hari pertama
Nama : An. S Usia : 4 tahun 7 bulan
No Tgl/ Diagnosa Perkembangan Paraf
Jam keperawatan ( SOAP )
1. 22 Hipertermia S : Pasien mengatakan mau Infitah
Februari berhubungan diukur suhu, pasien kamalia
2020 dengan mengatakan mau minum obat,
11.20 infeksi pasien mengatakan mau
WIB dikompres
O : Suhu 37,0˚C, Rr
23x/menit, nadi 98x/menit,
kulit tidak teraba hangat, kulit
tidak tampak kemerahan, obat
masuk ke oral, pasien tampak
nyaman
A : Masalah hipertermia
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Ukur suhu tubuh
2. Pantau dan catat Rr
dan nadi
3. Berikan antipiretik
paracetamol ½ gr
4. Demonstrasi tepid
water sponge
5. Berikan tepid water
sponge jika anak panas
kembali
6. Anjurkan memakai
pakaian yang tipis
7. Anjurkan minum yang
banyak
1,7
Keterangan :
: Laki-laki : Menikah
: Perempuan 1,7
: Usia
: Meninggal : Pasien
: Tinggal serumah
6. Pola kesehatan fungsional menurut gordon
1. Pola persepsi kesehatan managemen
Ibu pasien mengatakan jika pasien sakit diperiksa kepuskesmas dan ke
dokter terdekat. Ibu pasien selalu menjaga kebersihan rumah dan
peralatan yang telah digunakan anaknya seperti botol minum
2. Pola metabolisme nutrisi
Sebelum sakit
Makan pagi : Habis 3 sendok makan
Makan siang : Habis 3 sendok makan
Makan malam : Habis 3 sendok makan
Minum : ± 3 gelas, ASI
Berat badan sebelum sakit: 8,5 kg
Selama sakit
Makan pagi : Habis 2 sendok
Makan siang : Habis 3 sendok
Makan malam : Habis 2 sendok
Minum : ± 2 gelas, ASI
Berat badan sebelum sakit: 8,4 kg
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit
BAK : ± 3x/hari
BAB : 1x/hari
Selama sakit
BAK : ± 5x/hari
BAB : 1x/hari
4. Pola aktivitas latihan
Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien bermain pasir-pasiran,
mobil-mobilan didepan rumah dengan teman, kakak dan saudaranya
Selama sakit
Ibu pasien mengatakan pasien lemas, pasien digendong ibunya terus
dan tiduran dirumah
5. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : ± 8 jam
Selama sakit
Tidur siang : ½ jam
Tidur malam : Kurang lebih 2 jam
Do : Ibu pasien mengatakan pasien sering terbangun
karena batuk-batuk, pilek dan panas
6. Pola persepsi kognitif
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunyai masalah dengan
panca indera
7. Pola persepsi diri
Pasien mempunyai rambut yang bagus, halus, lurus dan berwarna
hitam
8. Pola hubungan sosial
Ibu pasien mengatakan pasien anak kedua dari 2 bersaudara. Pasien
diasuh oleh ibunya dan keluarganya, pasien sangat dilindungi dan
disayangi oleh keluarganya. pada saat dilakukan pengkajian pasien
dalam pengawasan kedua orang tuanya.
9. Pola seksual reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki-laki
10. Pola pemecahan mengatasi stress
Ibu pasien mengatakan pasien suka bermain mobil-mobilan bersama
dengan kakaknya, saudara dan temannya di sekitar rumah
11. Sistem kepercayaan nilai-nilai
Pasien dan keluarga pasien beragama islam dan tidak ada kepercyaan
yang bertentangan dengan kesehatan
6. Aktivitas : Menurun
7. Tindakan keperawatan : Pemberian antipiretik dan tepid water
sponge
8. Hasil laboratorim : Tidak ada
9. Hasil rontgen : Tidak ada
10. Data tambahan : Tidak ada
E. Pemeriksaan fisik
1. Temperatur : 39,5˚C
2. Denyut jantung/nadi : 120x/menit
3. Pernafasan/Rr : 44x/menit
4. Tekanan Darah :-
5. Pertumbuhan : Kurang Baik
6. Keadaan umum : Sedang
7. Lingkar kepala : 47 cm
8. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
luka, tidak ada benjolan, bulu mata tidak rontok, konjungtiva anemis,
sclera non ikterik, warna iris hitam, pupil isokor
9. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, tidak ada peradangan, terdapat
lendir, tidak ada cuping hidung, terdapat kotoran, tidak ada
pembengkakan
10. Mulut
Inspeksi : warna bibir putih pucat, warna lidah pucat, tidak ada lesi,
tidak ada gigi palsu, tidak ada stomatitis
11. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, warna sawo
matang, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat
bantu, fungsi pendengaran baik
12. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
massa
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
13. Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi, warna merata
14. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak teraba ictus cordis
Perkusi : pekak
Auskultasi : reguler, tidak ada suara jantung tambahan
15. Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan dinding
dada kedalam
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdapat bunyi ronkhi
16. Abdomen
inspeksi : Bentuk simetris, bentuk perut cembung, tidak ada lesi
Auskultasi : terdapat bising usus14x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
17. Punggung
Inspeksi : bentuk simetris, warna merata, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
18. Genetalia
Laki-laki, terdapat penis, terdapat testis, terdapat lubang penis, tidak
ada masalah pada penis
19. Ekstermitas
Ekstermitas atas : tidak ada edema, tidak fraktur, teraba hangat
Ekstermitas bawah: tidak ada edema, tidak fraktur, teraba hangat
20. Kulit
Inspeksi : tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, kulit tampak
kemerahan, tidak ada benjolan, teraba hangat, tidak ada sianosis
Palpasi : tekstur halus, turgor kulit baik, struktur tegang,tidak ada
nyeri tekan
F. Analisa data
Hari/tgl Data fokus Masalah Etiologi
/jam
Senin, 9 Ds : Hipertermia Infeksi
maret 2020 ibu pasien mengatakan
08.50 WIB pasien demam, batuk-batuk
dan pilek sudah 3 hari
Do :
Suhu 39,5˚C, Rr 44x/menit,
Nadi 120x/menit, kulit
teraba hangat, kulit tampak
kemerahan, pasien tampak
lemas.
G. Diagnosa keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal Paraf
dx ditemukan teratasi
1. Hipertermia berhubungan 9 Maret 11 Maret Infitah
dengan infeksi 2020 2020 kamalia
H. Intervensi Keperawatan
Nama : An. I Usia : 1 tahun 7 bulan
No Dx kep Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil Keperawatan
1. Hiperter Suhu tubuh 1. Ukur suhu 1. Mengetahui
mia b.d kembali normal tubuh suhu tubuh
infeksi setelah 2. Pantau dan pasien
dilakukan catat Rr dan 2. Mengetahui
tindakan nadi perfusi
keperawatan 3. Berikan jaringan dan
selama 3x24 jam pendidikan hipoksia
dengan kriteria kesehatan jaringan
hasil : tepid water 3. Agar keluarga
1. Suhu normal sponge tahu tepid
(36˚C-37˚C) 4. Berikan water sponge
2. Rr normal edukasi 4. Menambah
(20- tentang pengetahuan
30x/menit) kompres kepada
3. Nadi normal hangat tepid keluarga
(80- water sponge pasien dan
110x/menit) 5. Berikan dapat
4. Kulit tidak kompres menerapkan
teraba hangat hangat tepid kembali ketika
5. Kulit tidak water sponge anaknya sakit
kemerahan 6. Anjurkan 5. Menurunkan
memakai suhu tubuh
pakaian yang 6. Meningkatkan
tipis kenyamanan
7. Anjurkan anak pasien
minum yang 7. Mencegah
banyak terjadinya
8. Demonstrasika dehidrasi
n kompres 8. Agar ibu
hangat tepid pasien
water sponge mengerti dan
9. Kolaborasi paham tentang
pemberian kompres
antipiretik hangat tepid
paracetamol water sponge
syrup 5 ml 9. Menurunkan
suhu tubuh
pasien
2. Bersihan Bersihan jalan 1. Monitor ttv 1. Mengetahui
jalan nafas dapat 2. Auskultasi keadaan
nafas teratasi setelah suara nafas umum pasien
tidak dilakukan 3. Atur posisi 2. Mengetahui
efektif tindakan untuk adanya suara
berhubun keperawatan memaksimalk tambahan
gan selama 3x24 jam an ventilasi 3. Menurunkan
dengan dengan kriteria 4. Anjurkan upaya
sekresi hasil : pasien untuk pernafasan dan
yang 1. Suara nafas istirahat meningkatkan
tertahan bersih 5. Ajarkan ibu gerakan sekret
2. Nadi dan Rr pasien cara ke jalan nafas
dalam fisioterapi untuk
rentang dada dikeluarkan
normal 6. Ajarkan ibu 4. Mencegah
3. Tidak ada pasien cara kelelahan
dispneu inhalasi uap 5. Membantu
sederhana mengeluarkan
secret
6. Agar secret
dapat keluar
I. Implementasi keperawatan
implementasi hari pertama
Nama : An. I Usia : 1 tahun 7 bulan
No Hari/tgl Implementasi Respon pasien Paraf
dx / jam Keperawatan
1. Senin, 9 Mengukur suhu S : - Infitah
Maret tubuh O : Suhu 39,5˚C, kulit kamalia
2020 tampak kemerahan, kulit
08.50 teraba hangat
WIB
Pukul Memantau dan S : - Infitah
09.00 mencatat Rr dan O : Rr 44x/menit, nadi kamalia
WIB nadi 120x/menit
Pukul Memberikan S : Ibu pasien Infitah
09.05 pendidikan mengatakan mau kamalia
WIB kesehatan tepid diberikan pendidikan
water sponge kesehatan tepid water
sponge
O : Ibu pasien tampak
mengerti
Pukul Mengkolaborasi S:- Infitah
09.30 pemberian O : Obat tampak masuk kamalia
WIB antipiretik ke oral
paracetamol syrup
5 ml
Pukul Memberikan S : Ibu pasien Infitah
09.35 edukasi tentang mengatakan paham dan kamalia
WIB kompres hangat mengerti tentang tepid
tepid water water sponge
sponge O : Ibu pasien tampak
memperhatikan dan
melakukan kompres,
pasien tampak gelisah
dan rewel
Pukul Memberikan S :- Infitah
09.35 kompres tepid O : Pasien tampak kamalia
WIB water sponge tampak gelisah dan rewel
Pukul Mengukur suhu S : - Infitah
09.55 tubuh O : 38,4˚C, kulit tampak kamalia
WIB kemerahan, kulit teraba
hangat
Pukul Memantau dan S : - Infitah
10.05 mencatat Rr dan O : Rr 40x/menit, nadi kamalia
WIB nadi 115x/menit
Pukul Memberikan S : Pasien menangis dan Infitah
10.10 kompres tepid mau minum susu ibu kamalia
WIB water sponge O : Pasien tampak rewel,
yang kedua pasien dipangku oleh
ibunya sambil menyusui
Pukul Mengukur suhu S : Suhu 37,1˚C, kulit Infitah
10.30 tubuh teraba hangat, kulit tidak kamalia
WIB tampak kemerahan
Pukul Memantau dan S : - Infitah
10.40 mencatat Rr dan O : Rr 36x/menit, nadi kamalia
WIB nadi 95x/menit
Pukul Menganjurkan S:- Infitah
10.50 memakai pakaian O : Ibu pasien mengganti kamalia
WIB yang tipis pakaian pasien dengan
pakaian yang tipis
Pukul Menganjurkan S : Ibu pasien Infitah
11.05 pasien minum mengatakan pasien lebih kamalia
WIB yang banyak sering minum susu
ibunya dari pada minum
air putih
O : Pasien tampak nenen
ibunya
K. Evaluasi keperawatan
Evaluasi hari pertama
Nama : An. I Usia : 1 tahun 7 bulan
No Tgl/ Diagnosa Perkembangan Paraf
Jam keperawatan ( SOAP )
1. 9 Maret Hipertermia S : Pasien menangis dan minta Infitah
2020 berhubungan minum susu ibunya kamalia
12.00 dengan O : Suhu 37,1˚C, Rr
WIB infeksi 36x/menit, nadi 95x/menit,
kulit teraba hangat, kulit tidak
tampak kemerahan, obat
masuk ke oral
A : Masalah hipertermia
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Ukur suhu tubuh
2. Pantau dan catat Rr dan
nadi
3. Berikan antipiretik
paracetamol syrup 5 ml
4. Berikan tepid water
sponge jika anak panas
kembali
5. Anjurkan memakai
pakaian yang tipis
6. Anjurkan minum yang
banyak