Oleh :
Faiq Rachmadi
17.040
Oleh :
Faiq Rachmadi
17.040
Karya Tulis Ilmiah: Laporan Kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn K
Dengan Gangguan Sistem Endokrin :Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender
RSUD Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga telah disetujui untuk diajukan
ke Uji Sidang tanggal.
Pembimbing I
Pembimbing II
Diujikan tanggal :
Penguji,
Cilacap, 2020
Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Serulingmas
Cilacap
Cilacap,
Faiq Rachmadi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Jumlah Halaman :
Asuhan keperawatan pada Tn K dengan Ulkus Diabetikum, mengambil
latar belakang bahwa pasien dengan ulkus diabetikum merupakan penyebab
terbesar perawatan di rumah sakit yakni sebanyak 80%.
Tujuan dari studi kasus adalah mendapatkan pengalaman nyata dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan ulkus diabetikum dengan
menggunakan pendekatan dan evaluasi keperawatan serta pendokumentasiannya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis memperoleh data dengan
mengguanakan metode pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Pada kasus ini penulis menemukan 4 diagnosa keperawatan yaitu 4
diagnosa sesuai teori . Dari keempat diagnosa keperawatan tujuan tercapai semua
dalam melakukan asuhan keperawatan tersebut semalin mengacu pada teori juga
disesuaikan dengan kondisi pasien.
Berdasarkan pengalaman pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Penulis
menyarankan kepada pihak bangsal, diaharapkan perawat ruangan dapat
mempertahankan dan memaksimalkan dalam memberikan asuhan keperawatan
secara profesional dan komprehensif khususnya dalam mengatasi masalah ulkus
diabetikum dan mengajarkan cara perawatan luka pada keluarga serta bagi penulis
dapat dijadikan sebagai acuan dan penambah wawasan untuk melakukan dalam
asuhan keperawatan pada pasien dengan ulkus diabetikum.
NIM : 17.040
Nursing care for Mr K with Diabetic Ulcer, takes the background that
patients with diabetic ulcers are the biggest cause of hospital care as much as
80%.
The purpose of the case study is to get real experience in doing nursing care
for patients with diabetic ulcers using nursing approaches and evaluations and
documenting them.
The preparation of this scientific paper the authors obtain data by using
physical examination methods, interviews, observation and documentation
studies. In this case the authors found 4 nursing diagnoses namely 4 diagnoses
according to the theory. of the four nursing diagnoses the goals of four are
achieved and in doing the nursing care all refer to the theory is also adjusted to the
patient's condition.
Based on the experience of implementing this nursing care. The author
suggests to the ward, it is expected that room nurses can maintain and maximize
in providing nursing care professionally and comprehensively, especially in
dealing with diabetic ulcer problems and teach ways to care for families and for
writers to be used as a reference and insight enhancer for nursing care in patients
with diabetic ulcers.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.....................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B.Rumusan Masalah.........................................................................4
C.Tujuan Penulisan...........................................................................4
D.Manfaat Penulisan .......................................................................5
E.Sistematikan Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah...................6
BAB II KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Ulkus Diabetikum
1. Definisi Ulkus Diabetikum.......................................................7
2. Etiologi Ulkus Diabetikum.......................................................7
3. Klasifikasi Ulkus Diabetikum...................................................8
4. Patofisiologi .............................................................................9
5. Pathway ....................................................................................12
6. Manifestasi................................................................................13
7. Pemeriksaan Penunjang............................................................13
8. Komplikasi .............................................................................14
9. Penatalaksanaan .......................................................................14
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian ................................................................................17
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.........................22
3. Intervensi ................................................................................23
C. Konsep Penerapan Intervensi Berdasarkan Hasil Penelitian
1. Definisi Penerapan Intervensi ..................................................34
2. Tujuan Penerapan Intervensi ...................................................34
3. Manfaat Penerapan Intervensi..................................................35
4. Isi Penerapan Intervensi............................................................35
5. Hasil Penelitian Penerapan Intervensi......................................35
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Rancangan Karya Tulis Ilmiah ...................................................37
B..Subyek Studi Kasus ......................................................................38
C..Metode Pengumpulan Data ......................................................39
D. Instrumen Studi Kasus ...............................................................40
E..Proses Studi
1. Identifikasi Kasus......................................................................41
2. Pemilihan Kasus........................................................................42
3. Kerja Lapangan / Pengelolaan Kasus........................................43
4. Pengolahan data........................................................................44
5. Interpretasi data.........................................................................45
F. Tempat dan Waktu Studi Kasus.....................................................46
G. Etika Studi Kasus...........................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Lampiran 4 Leaflet
BB : Berat Badan
DM : Diabetes Melitus
DO : Data Obyektif
DS : Data Subyektif
EKG : Elektrokardiogram
Dinkes : Dinas Kesehatan
EKG : Elektrokardiogram
GDS : Gula Darah Sewaktu
KTI : Karya Tulis Ilmiah
N : Nadi
NIC : Nursing Interventions Classification
NOC : Nursing Outcomes Classification
NANDA : North American Nursing Diagnosis Association
PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronis
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RR : Respirasi
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TTV : Tanda-tanda Vital
TTV : Tanda-tanda Vital
WHO : World Health Organization
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan masalah karya
tulis ilmiah adalah, “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Tn K Dengan
Gangguan Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di RSUD
Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn K Dengan
Gangguan Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di RSUD
Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari dalam penyusunan karya tulis ini yaitu mampu :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Tn K Dengan Gangguan
Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di RSUD Dr R
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
b. Merumuskan Diagnosa keperawatan pada pasien Tn K Dengan
Gangguan Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di
RSUD Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada pasien Tn K Dengan
Gangguan Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di
RSUD Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
d. Melaksanakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
Diagnosa keperawatan pada Tn K Dengan Gangguan Sistem Endokrin :
Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di RSUD Dr R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada Tn K Dengan Gangguan Sistem
Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di RSUD Dr R
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn K Dengan Gangguan
Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di RSUD Dr R
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Sebagai tambahan pengetahuan, media informasi tentang bagaimana
melakukan asuhan keperawatan pada Tn K Dengan Gangguan Sistem
Endokrin : Ulkus Diabetikum Di Ruang Lavender Di RSUD Dr R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga dan juga dapat menerapkan berbagai teknik
penatalaksanaan perawatan luka pada penderita ulkus diabetikum.
2. Bagi Rumah Sakit
Karya Tulis Ilmiah ini bisa menjadi bahan informasi dan membantu
meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit dengan memberikan
informasi tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn K Dengan
Gangguan Sistem Endokrin : Ulkus Diabetikum dan juga karya tulis ilmiah
ini dapat menjadi referensi untuk dapat meningkatkan kebijakana rumah
sakit pada perawatan luka ulkus diabetikum.
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini bisa menjadi media informasi pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Tn K dengan gangguan sistem endokrin : ulkus
diabetikum dan meningkatkan kualitas mahasiswa yang akan praktek
sehingga lulusan yang dihasilkan oleh institusi pendidikan dapat
memberikan informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
Tn K dengan gangguan sitem endokrin : ulkus diabetikum. Mahasiswa juga
dapat menerapkan penatalaksanaan teknik perawatan luka pada penderita
luka ulkus diabetikum.
TINJAUAN PUSTAKA
Defisiensi Insulin
Luka terbuka
Gas Gangren
Risiko Infeksi Distal tidak teraliri darah
Luka luas
Osteomielitis
Ketidakefektifan
Menghambat gerak
Resiko Nyeri akut perfusi jaringan
Amputasi perifer
6. Manifestasi Klinik Ulkus Diabetikum
Manifestasi klinik pada ulkus diabetikum menurut Wijaya dan Putri
(2013) adalah:
a. Tanda dan gejala apabila terjadi sumbatan akut :
1) Pain (nyeri)
2) Paleness (kepucatan)
3) Paresthesia (kesemutan)
4) Pulselesness (denyut nadi hilang)
5) Paralysis (lumpuh)
b. Tanda gejala apabila terjadi sumbatan kronis:
1) Stadium I : Gejala tidak khas (kesemutan)
2) Stadium II : Klaudikasio intermiten adalah nyeri akibat
sirkulasi darah yang tidak lancar yang umumnya
menyerang tungkai, pinggul, bokong dan lengan.
3) Stadium III : Nyeri saat istirahat
4) Stadium IV : Kerusakan jaringan karena anoksia ulkus
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada penderita ulkus diabetikum yang
diperlukan pada penderita ulkus diabetikum menurut Wijaya dan Putri
(2013) adalah :
a. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dilakukan : gas subkutan, benda asing,
osteomielitis.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi ; GDS (Gula Darah Sewaktu) > 200 mg/
dl, gula darah puasa > 120 mg/ dl, GDS 2 jam post prandial >200 mg /
dl.
2) Urin
Pada pemeriksaan urin didapatkan adanya glukosa dalam urin,
pemeriksaan ini dilakukan dengan cara Benedict (reduksi). Hasil dapat
dilihat melalui perubahan warna urin : hijau (+), kuning 9++), merah
( +++), merah bata (++++).
3) Kultur pus
Kultur pus ini digunakan untuk mengetahui jenis kuman yang
terdapat pada luka sehingga dalam memberikan antibiotik sesuai
dengan jenis kuman.
8. Komplikasi
Komplikasi pada ulkus diabetikum menurut Fitria (2017) adalah :
a. Gas gangren
Gas gangren disebabkan oleh infeksi lokal dengan anaerobik, spora
pertanian, gram batang positif clostridium perfingen. itu terjadi pada
jaringan yang telah mengalami devitisasi dan hasil dari sirkulasi arteri
yang terganggu setelah trauma, operasi, fraktur atau laserasi.
b. Infeksi
Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang menyerang
jaringan
c. Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang dapat disebabkan oleh inokulasi
langsung oleh organisme penyebab.
d. Amputasi
Amputasi adalah tindakan membuang bagian tubuh , amputasi juga akan
mengubah gambaran tubuhn dan harga diri seseorang.
9. Penatalaksanaan
Penatalaksaanaan pada pasien dengan ulkus diabetikum menurut Wijaya
dan Putri (2013) adalah :
a. Pengobatan
Pengobatan ulkus diabetikum ini tergantung dari luas dan dalam nya
luka, harus dilakukan pemeriksaan dengan seksama, untuk menentukan
besar kecilnya ulkus dilakukanlah debridement. Adapun tujuan dari
dilakukan nya perawatan luka diabetik adalah :
1) Menghilangkan faktor penyebab.
2) Mengoptimalkan kondisi luka dalam kondisi lembap.
3) Dukungan kondisi klien (nutrisi, kontrol diabetes melitus, kontrol
faktor penyerta).
4) Meningkatkan edukasi klien dan keluarga.
b. Keperawatan
Penatalaksanaan kerawatan pada pasien ulkus diabetikum menurut
Wijaya & Putri (2013) adalah :
1) Mencuci luka
Mencuci luka merupakan hal pokok untuk meningkatkan,
memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka serta
menghindari kemungkinan terjadinya infeksi, tujuan dari mencuci
luka ini untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang
berlebihan, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolik pada
permukaan luka. Cairan yang digunakan untuk mencuci luka yang
aman yaitu non toksik pada penyembuhan luka (Nacl 0,9 %).
Penggunaan Hidrogenperoxida, hypoclorite solution hanya digunakan
pada jaringan nekrosis dan tidak digunakan pada jaringan terinfeksi,
dilakukan pembilasan dengan saline.
2) Debridement
Debridement adalah pembuangan jaringan nekrosis pada luka, yang
dilakukan untuk menghindari infeksi atau selulitis. Pada saat luka
dalam keadaan lembap dengan sendirinya jaringan nekrosis akan
terbuang pada luka (peristiwa autolysis). Autolysisi adalah peristiwa
rusaknya jaringan nekrosis oleh leukosit dan enzim lyzomatik.
Debridement dengan sistem autolysis dengan menggunakan acclusive
dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien dengan luka
diabetik, untuk menghindari infeksi.
3) Terapi antibiotik
Antibiotik ini untuk menghambat kuman gram positif dan gram
negatif, apabila tidak ditemukan perbaikan pada luka maka terapi
antibiotik diberikan secara parenteral yang sesuai dengan kepekaan
kuman.
4) Pemilihan jenis balutan
Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis balutan yang
dapat mempertahankan suasana lingkungan luka dalam keadaan
lembap, mempercepat proses penyembuhan luka hingga 50 %,
absorbsi eksudat/ cairan luka yang keluar berlebihan, membuang
jaringan nekrosis, kontrol terhadap infeksi dari kontaminasi, nyaman
digunakan dan menrunkan rasa sakit saat mengganti balutan dan
menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan. Jenis balutan nya
antara lain: absorbent dressing, hydrocoactive gel, hydrocolol.
Pencegahan gangren diabetik ini diperlukan adanya kerjasama antara
dokter, perawat dan penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi
dini dan terapi bisa dilakukan denga harapan biaya yang besar dan
morbiditas penderita bisa ditekan dengan serendah-rendahnya. Upaya
untuk mencegah dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dimasing-
masing profesi mempunyai peranan yang saling menunjang.
5) Gunakan kaos kaki dan sepatu yang pas saat berjalan jangan telanjang
kaki jika berjalan.
a) Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta
memberikan perhatian khusus pada daerah sela – sela jari kaki
b) Janganlah mengobati sendiri apabila terdapat ulkus, tonjolan kaki
atau jamur pada kuku kaki
c) Suhu air yang digunakan untuk mencuci kaki antara 29,5 - 30
derajat celcius dan diukur dengan termometer
d) Jangan menggunakan alat pemanas atau botol diisi air panas
e) Langkah yang digunakan untuk meningkatkan sirkulasi pada
ekstremitas bawah antara lain : hindari kebiasaan merokok, hindari
bertumpang kaki duduk, lindungi kaki dari kedinginan, hindari
merendam kaki dari air dingin, gunakan kaos kaki atau stoking
yang tidak menyebabkan tekanan pada tungkai atau daerah tertentu,
periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat ulkus, bulae
kemerahan atau tanda radang, sehinga segera dilakukan tindakan
awal dan jika kulit kaki kering gunakan pelembab atau krem.
Skor Total
Wound
Wound Degeneration
Tissue Regeneration
Health
1. Asupan gizi
2. Asupan makanan
3. Asupan cairan
Keterangan :
1. Sangat menyimpang dari rentang normal
2. Banyak menyimpang dari rentang normal
3. Cukup menyimpang dari rentang normal
4. Sedikit menyimpang dari rentang normal
5. Tidak menyimpang dari rentang normal
2) Intervensi
a) NIC : Manajemen Gangguan Makan
(1) Monitor berat badan klien secara rutin
(2) Monitor tanda – tanda fisiologis (TTV, elektrolit)
(3) Monitor asupan makanan dan asupan cairan secara tepat
(4) Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan,
penambahan dan kehilangan BB
(5) Dorong klien untuk mendiskusikan makanan yang disukai
bersama ahli gizi
(6) Dorong klien untuk memonitor sendiri asupan makanan harian
dan meninbang BB secara tepat
(7) Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien dan
orang terdekat.
b. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
1. Suhu kulit
2. Elastisitas
3. Hidrasi
4. Tesktur
5. Perfusi jaringan
6. Integritas kulit
Keterangan :
1. Sangat terganggu 4. Sedikit Terganggu
2. Banyak terganggu 5. Tidak terganggu
3. Cukup terganggu
2) Intervensi
a) NIC : Perawatan Luka
(1) Monitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna ukuran,
dan bau
(2) Angkat balutan dan plester perekat
(3) Ukur luas luka yang sesuai
(4) Bersihkan dengan normal saline atau pembersih yang tidak
beracun dengan tepat
(5) Berikan perawatan ulkus pada kulit
(6) Oleskan salep yang sesuai dengan kulit
(7) Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka
(8) Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase
(9) Periksa luka setiap kali perubahan balutan
(10) Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal tanda gejala
infeksi
b) NIC : Pengecekan Kulit
(1) Monitor warna dan suhu kulit
(2) Monitor kulit dan selaput lendir terhadap area perubahan warna,
memar, dan pecah
(3) Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet
(4) Monitor kulit untuuk adanya kekeringan yang berlebihan dan
kelembapan
(5) Monitor infeksi, terutama dari daerah edema
(6) Amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema,
ulserasi pada ekstremitas
(7) Ajarkan anggota keluarga mengenai tanda – tanda kerusakan
kulit
c) NIC : Perawatan Kaki
(1) Monitor kebersihan dan kondisi umum sepatu serta kaos kaki
pasien
(2) Monitor kulit untuk mengetahui adanya iritasi, retak, lesi
katimumul, kapalan, kecacatan, atau edema
(3) Berikan rendaman kaki, jika diperlukan
(4) Keringkan pada sela-sela jari dengan seksama
(5) Oleskan lotion
(6) Bersihkan kuku
(7) Diskusikan dengan pasien mengenai perawatan rutin kaki
(8) Anjurkan pasien/keluarga mengenai pentingnya perawatan kaki
g. Hambatan Mobilitas Fisik
1) Tujuan
a) NOC : Ambulasi
Tabel 2.10 indikator hambatan mobilitas fisik : Ambulasi
Indikator Awal Target
1. Berjalan dengan pelan
2. Berjalan dengan langkah yang efektif
3. Berjalan dalam jarak yang dekat
4. Berjalan dalam jarak yang sedang
5. Berjalan dalam jarak yang jauh
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
b) NOC : Kemampuan Berpindah
Tabel 2.11 hambatan mobilitas fisik : kemampuan berpindah
Indikator Awal Target
1. Berpindah dari satu permukaan ke
permukaan yang lain sambil berbaring
2. Berpindah dari tempat tidur ke kursi
3. Berpindah dari tempat kursi ke tempat tidur
4. Berpindah dari kursi ke kursi
5. Berpindah dari kursi roda ke kendaraan
6. Berpindah dari kendaraan ke kursi roda
7. Berpindah dari kursi roda ke toilet
8. Berpindah dari toliet ke kursi roda
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
2) Intervensi
a) NIC : Terapi Latihan : Ambulasi
(1) Monitor penggunaan kruk pasien atau alat berjalan lainnya
(2) Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki yang menfasilitasi
pasien untuk berjalan dan mencegah cedera
(3) Sediakan tempat tidur berketinggian rendah
(4) Dorong klien untuk duduk di tempat tidur disamping tempat
tidur
(5) Bantu pasien untuk berpindah
(6) Bantu pasien dengan ambulasi awal
(7) Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi dengan jarak tertentu
dan dengan sejumlah staf tertentu
(8) Dorong pasien untuk bangkit sebanyak dan sesering mungkin
h. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
1) Tujuan
a) NOC : Perfusi Jaringan Perifer
Tabel 2.12 indikator ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Indikator Awal Target
1. Kekuatan denyut nadi karotis
2. Kekuatan denyut nadi brankialis
3. Tekanan darah sistolik
4. Tekanan darah diastolik
5. Nilai rata tekanana darah
Ketrangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi cukup berat dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal
2) Intervensi
a) NIC : Perawatan Kaki
(1) Monitor kebersihan dan kondisi umum sepatu serta kaos kaki
pasien
(2) Monitor kulit untuk mengetahui adanya iritasi, retak, lesi
katimumul, kapalan, kecacatan, atau edema
(3) Berikan rendaman kaki, jika diperlukan
(4) Keringkan pada sela-sela jari dengan seksama
(5) Bersihkan kuku
(6) Diskusikan dengan pasien mengenai perawatan rutin kaki
(7) Anjurkan pasien atau keluarga mengenai pentingnya perawatan
kaki
E. Proses studi
1. Identifikasi Kasus
Proses identifikasi pasien yang dilakukan oleh penulis pada karya tulis
ilmiah ini yaitu dengan mencari fenomena yang ada melalui berbagai
sumber media seperti hasil studi kasus, jurnal, data dari World Health
Organization dan hasil RISKESDAS.
2. Pemilihan Kasus
Proses pemilihan kasus dalam karya tulis ilmiah ini penulis
melakukan praktek pengambilan kasus di RSUD Dr R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga, selanjutnya penulis ke diklat dengan membawa
surat pemberitahuan pengambilan kasus, setelah dibagi ruangan oleh diklat
penulis langsung menuju ruangan yang dibagi lalu berkoordinasi dengan
kepala ruang untuk pemilihan kasus ini. Penulis selanjutnya melakukan
proses pemilihan sesuai dengan kriteria subyek studi kasus yang sudah
ditentukan oleh penulis sendiri, jika pada hari itu belum menemukan pasien
maka penulis akan menunggu sampai hari ke -2.
3. Kerja Lapangan / Pengelolaan Kasus
Penulis mengelola kasus selama 3 hari, selama pelaksanaan asuhan
keperawatan langkah pertama yang akan penulis lakukan yaitu dengan
memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan dari penulis. Setelah itu
penulis meminta persetujuan kepada pasien dan keluarga untuk dijadikan
pasien kelolaan selama 3 hari berturut- turut dengan adanya bukti
penandatanganan surat persetujuan sebagai pasien kelolaan.
Setelah pasien dan keluarga setuju penulis akan langsung melakukan
pengkajian sesuai dengan format yang akan digunakan oleh penulis, setelah
melakukan pengkajian lalu penulis akan melakukan pemeriksaan fisik
secara Head To Toe pasien. Setelah data lengkap penulis langsung
merumuskan diagnosa dan menyusun intervensi, dan hari itu juga penulis
akan melaksanakan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah
dirumuskan. Penulis juga akan membantu kebutuhan pasien yang memang
pasien dan keluarga tidak bisa melakukannya sendiri..
4. Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan oleh penulis dalam karya tulis ilmiah
ada 3 cara yaitu :
a. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemisahan, penyederhanaan,
dan transformasi data yang muncul dari catatan lapangan (Sugiyono,
2013). Pada tahap ini penulis mengelompokan masalah pasien sesuai
dengan sistem / pola fungsional gordon dan memprioritaskan masalah
keperawatan berdasarkan kebutuhan Hierarki menurut Maslow.
b. Penyajian data
Pada tahap ini penulis menyajikan data yang telah didapatkan oleh
penulis dalam bentuk narasi, tabel, dan juga memunculkan pola/
pemeriksaan yang bermasalah.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan
membandingkan indikator pada outcome awal dengan indikator pada saat
dilakukan evaluasi, apakah masalah keperawatan teratasi atau belum.
5. Interpretasi Data
Pada tahap ini penulis menganalisa data yang telah didapatkan lalu
penulis memasukan dalam tabel untuk menetapkan Diagnosa
keperawatanberdasarkan North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA), lalu penulis membandingkan Diagnosa keperawatanyang
muncul di kasus dengan Diagnosa keperawatanyang ada di teori, setelah itu
penulis menyusun tujuan berdasarkan Nursing Outcome Classification
(NOC) dan menyusun intervensi berdasarkan Nursing Intervention
Classification (NIC).
F. Tempat dan Waktu Studi Kasus
Tempat studi kasus yang dilakukan oleh penulis yaitu bertempat di
Ruang Lavender RSUD Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Waktu
studi kasus yang dilaksanakan oleh penulis yaitu pada 31 Desember 2019
sampai 2 Januari 2020.
2. Analisa Data
Tabel 4.1 analisa data
Evaluasi
Tanggal 2 Juni 2018
S : pasien mengatakan nyeri di luka telapak kaki sebelah kanan sudah
berkurang, skala 3
O: tekanan darah 120 / 80 mmHg, suhu 36,9 0 celcius, nadi 90 kali /
menit, RR 21 x/menit
A : masalah nyeri akut teratasi
Tabel 4.3 tabel evaluasi indikator tingkat nyeri
d) Evaluasi
Evaluasi yang dicapai oleh penulis dalam melakukan
tindakan keperawatan pada tanggal 2 Januari 2020 dengan hasil
masalah nyeri akut teratasi karena didapat pada pengkajian hari ke
– 3 pasien mengatakan nyeri dengan skala 3, yang pada awal
pengkajian skala nyerinya 5 dan pasien sudah memenuhi indikator,
pasien melaporkan bahwa nyerinya skala 3, ekpresi wajah tampak
bersemangat, nyeri yang dilaporkan pasien sudah jarang
menunjukkan. Sehingga perawat mempertahankan intervensi
mengkaji nyeri secara komprehensif, agar ketika nyeri datang lagi
perawat dapat mengingatkan agar menggunakan tarik nafas dalam.
2) Diagnosa keperawatan defisiensi pengetahuan
a) Defisiensi Pengetahuan
Didefinisikan sebagai keadaaan atau defisiensi informasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Dengan batasan
karakteristik sebagai berikut: ketidakakuratan melakukan tes,
ketidakakuratan melakukan perintah, kurang pengetahuan, perilaku
tidak tepat(misal histeria, bermusuhan, agitasi, apatis). Dengan
faktor yang berhubungan gangguan fungsi kognitif, gangguan
memori, kurang informasi, kurang minat untuk belajar, salah
pengertian terhadap orang lain (Herdman, 2015).
Pada kasus ditemukan bahwa pasien tidak tahu apa itu
penyakit ulkus diabetikum, penyebab, tanda gejala dan komplikasi
yang bisa disebabkan maka penulis mengangkat diagnosa
keperawatan ini. Penulis mengangkat diagnosa keperawatan ini
sebagai diagnosa keperawatan ke 3 karena berdasarkan teori
Maslow pengetahuan masuk kedalam kebutuhan harga diri, jadi
diharapkan ketika diagnosa keperawatan ini teratasi, pasien dapat
mencegah komplikasi lebih lanjut, dikhawatirkan ketika diagnosa
keperawatan ini tidak teratasi akan muncul komplikasi yang lebih
buruk lagi
b) Intervensi
Intervensi yang disusun oleh penulis yaitu 10 dari 10 intervensi
proses pengajaran penyakit,
Intervensi yang diguanakn oleh penulis adalah :
(1)Kaji tingkat pengetahuan terkait penyakit, intervensi nini
digunakan oleh penulis untuk mengetahui seberapa banyak
pengetahuan pasien mengenai sakit yang diderita. Tingkat
pengetahuan seseorang bisa dilihat dari tingkat pendidikan
seseorang karena pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam amupun
diluar sekolah dan sifatnya seumur hidup. Pendidikan semakin
tinggi cenderung akan mudah mendapatkan informasi mengenai
apasaja yang harus diperhatikan untuk menjadikan penyakit
yang diderita tidak semaki parah (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
pengetahuan sesorang maka semakin tinggi pula perilaku
sesorang untuk mencegah terjadinya luka kaki diabetik yang
lebih parah (Wulandari, 2016).
(2)Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya, intervensi ini
digunakan untuk mengulang ingatan pasien tentang apa yang
telas disampaikan nantinya oleh penulis.
(3)Jelaskan tanda gejala penyakit, intervensi ini dipilih oleh
penulis untuk menambah pengatahuan pasien mengenai tanda
gejala ulkus diabetikum. Tanda gejala ulkus diabetikum menurut
Wijaya dan Putri (2013) adalah : stadium I : gejala tidak khas
(kesemutan), stadium II : klaudikasio intermiten, stadium III :
nyeri saat istirahat, stadium IV : kerusakan jaringan karena
anoksia ulkus.
(4)Identifikasi kemungkinan penyebab, itervensi ini digunakan
untuk mengetahui kemungkinan penyebab pasien mengalami
ulkus diabetikum.
(5)Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya.
(6)Jelaskan komplikasi kronik yang ada, intervensi ini digunakan
oleh penulis untuk memberikan pengtahuan pada pasien
mengani komplikasi ulkus diabetikum. Komplikasi ulkus
diabetikum menurut Fitria (2017) : Gas gangren, osteomielitis,
amputasi, infeksi .
(7)Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi mendatang.
(8)Peringatkan pasien terkait hal yang mengakibatkan cedera kaki,
intervensi ini dipilih karena menurut penulis hal ini bisa
digunakan untuk mencegah komplikasi luka yang lebih parah
atau mencegah munculnya luka baru.
(9)Jelaskan pentingnya menggunakan alas kaki, intervensi ini
digunakan untuk mencegah terjatuhnya pasien akibat tidak
menggunakan alas kaki.
(10) Ajarkan cara memotong kuku yang baik dan benar,
intervensi ini dipilih oleh penulis untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang personal hygiene yang tida
meninbulkan cidera atau luka.
c) Implementasi
Penulis melakukan semua intervensi yang telah disusun oleh
penulis sendiri. Kekuatan pengelolaan dalan diagnosa keperawatan
ini yaitu : pasien kooperatif ketika dilakukan penyuluhan
kesehatan, penulis juga tampak antusias untuk mengetahui tentang
penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh penulis. Tidak ada
kelemahan pengelolaan dalam diagnosa keperawatan ini. Pasien
dan keluarga sangat antusias mendengarkan setiap penyuluhan
yang dilakukan penulis. Pasien dan keluarga kooperatif saat penulis
memberikan penyuluhan. Penulis tidak mendokumentasikan
penyuluhan cara perawatan luka dirumah.
Penulis pada diagnosa ini melakukan penyuluhan kesehatan
tentang pengertian ulkus dm, komplikasi dari ulkus dm, penyebab
terjadinya infeksi, tanda dan gejala dari ulkus dm, dan cara
melakukan perawatan luka pada pasien. Pada kenyataannya,
penulis memberikan pengetahuan pada pasien dan keluarga pasien
sesuai dengan apa yang terlampir pada leaflet yang dibuat oleh
penulis. Penulis mengajarkan penyuluhan kesehatan ini karena
menurut penulis pengetahuan mengenai ulkus dm pada pasien
dengan ulkus diabetikum ini sangat penting untuk mencegah
infeksi dan komplikasi lebih lanjut lagi.
d) Evaluasi
Penulis merencanakan diagnosa keperawatan ini dapat
teratasi dalam waktu 3 x 24 jam, dan pada kenyataan nya target ini
dapat teratasi dalam waktu 3 x 24 jam. Hal tersebut dikarenakan
pasien mengatakan ingat tentang pengertian, penyebab infeksi,
komplikasi, dan tanda gejala pada ulkus dm, pasien saat ditanya
tentang penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh penulis pasien
dan keluarga dapat menjawab dengan tepat sesuai dengan yang
diajarkan oleh penulis.
Defisiensi pengetahuan sudah teratasi karena pasien
mengingat penyuluhan kesehatan yang telah diberikan oleh penulis,
selain itu dari pihak keluarga juga ada anak yang merawat Tn K
sehingga dalam penyuluhan kesehatan melibatkan Tn. K dan
penanggung jawab pasien yaitu anak kandung pasien yaitu Tn D.
Berhubungan dengan sudah teratasinya diagnosa keperawatan
defisiensi pengetahuan maka, penulis mendelegasikan intervensi
kepada perawat ruangan yang ada yaitu : review pengetahuan
pasien, berikan penjelasan yang diperlukan.