A
DENGAN INTERVENSI UTAMA FISIOTERAPI DADA
DI RUANG DAHLIA RSUD ULIN BANJARMASIN
NAHDHEA KHAIRUNISA
NIM 1140970120064
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan
NAHDHEA KHAIRUNISA
NIM 1140970120064
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 11409710120064
tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
Nahdhea Khairunisa
NIM.1140970120064
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 1140970120064
Banjarmasin
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah ini merupakan hasil
karya cipta saya sendiri dan bukan flagiat, begitu pula hal yang terkait di
dalamnya baik megenai isinya, sumber yang dikutip, maupun teknik di dalam
kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya cipta saya atau flagiat
atau jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Dibuat di : Banjarmasin
Pada tanggal : Mei 2023
Saya Yang Menyatakan,
Nahdhea Khairunisa
NIM.1140970120064
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 1140970120064
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk di ujikan pada tanggal....
Nahdhea Khairunisa
NIM.1140970120064
Pembimbing
v
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Nahdhea Khairunisa NIM. 1140970120064 dengan judul
TIM PENGUJI
Mengetahui
Koordinator Prodi DIII Keperawatan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien TB Paru Tn. N dan Tn. A Dengan
Dimana dalam penulisan karya tulis ilmiah ini banyak sekali hambatan dan
Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka menempuh ujian
Tahun akademik 2023. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai sumber yang berupaya memberikan
nasihat, masukan, usulan, dan bahan penulisan yang semuanya dapat berguna
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis ingin menyampaikan ucapan
ini:
2. Bapak dr. Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp.OT (k) selaku Direktur RSUD Ulin
Banjarmasin.
vii
5. Ibu Sri Purwanti Ariani, S.Kep., Ns., M.kep selaku penguji II.
8. Kedua orang tua dan seluruh keluarga dan orang yang saya sayangi selalu
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari Karya Tulis
Ilmiah ini tidak luput dari berbagai kekurangan, sehingga penulis mengharapkan
viii
ABSTRAK
Hasil studi kasus yang dilakukan pada Tn. N dan Tn. A yang menderita
TB Paru dengan Tindakan fisioterapi dada selama 3 hari diperoleh hasil pada Tn.
N mampu mengeluarkan secret pada hari ketiga dan pada Tn. A sekret bisa
dikeluarkan pada hari ketiga.
ix
ABSTRACT
The results of the case study conducted on Mr. N and Mr. A who suffered
from pulmonary TB with chest physiotherapy for 3 days obtained the results on
Mr. N was able to secrete on the third day and on Mr. A secretion can be
removed on the third day.
x
DAFTAR ISI
N..............................................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM...............................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C.Tujuan Studi Kasus..................................................................................5
1. Tujuan umum.......................................................................................5
2. Tujuan Khusus.....................................................................................5
D. Manfaat Studi Kasus...............................................................................6
1. Bagi Peneliti.........................................................................................6
2. Bagi Tempat Penelitian........................................................................6
3. Bagi Profesi Keperawatan...................................................................6
xi
3. Intervensi keperawatan.......................................................................32
4. Implementasi keperawatan.................................................................34
5. Evaluasi keperawatan.........................................................................35
6. Dokuementasi Keperawatan...............................................................35
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TB Paru merupakan penyakit yang sudah dikenal sejak dulu dan telah
melibatkan manusia.
saat pasien tuberculosis batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri
tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas. Penderita tuberkulosis akan
berdarah, nyeri dada, dan sesak napas (Susyanti, Syaiful, Murti, & Pratama,
2021) .
dunia, diantaranya 6,2 juta laki-laki, 3.2 juta Wanita, dan 1 juta adalah anak-
adalah India, Indonesia, Tiongkok, Filipina, dan Pakistan. Pada tahun yang
sama 1,7 juta orang meninggal karena TB Paru termasuk penderita HIV.
terbesar di dunia pada tahun 2017 yaitu 1.020.000 jiwa. Prevalensi TB paru
1
2
paru adalah Jawa barat 0,7%, Papua 0,6%, DKI Jakarta 0,6%, Gorontalo
0,5%, Banten 0,4%, dan papua barat 0,4%. Kasus TB Paru tahun 2016,
(Herawati, 2020).
tertinggi berada di kota Banjarmasin yaitu sebear 729 kasus, diikuti dengan
2020).
412 dari 1497 kasus yang ada diruang dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.
3
jumlah 229 dari 966 kasus yang ada di ruang Dahlia RSUD Ulin
Banjarmasin.
ruang Dahlia menunjukkan, bahwa penyakit TB paru pada tahun 2022 masih
dari 693 kasus yang ada di ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.
disertai darah, sesak napas, nyeri pada daerah dada, keringat pada malam
4
umum terjadi pada pasien TB paru adalah bersihan jalan napas tidak efektif.
satu dari fisioterapi yang menggunakan teknik postural drainase, vibrasi dan
perkusi. Tujuan dari fisioterapi dada ini selain untuk sekret juga dapat
mengurangi sesak napas, nyeri dada karena terlalu sering batuk, penurunan
ekspansi thoraks, dan jalan napas yang terganggu akibat sekresi yang
Pasien TB Paru Tn. N Dan Tn. A Dengan Intervensi Utama Fisioterapi Dada
spiritual.
B. Rumusan Masalah
Banjarmasin?
pasien
Banjarmasin?
Banjarmasin?
Adapun tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
Ulin Banjarmasin.
1. Bagi Penulis
paru.
paru tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Sumarni, 2022).
Zulkarnain, 2021)
terinfeksi.
8
9
1) Rongga Hidung
al., 2020c).
2) Faring
Setiyawan, 2022).
3) Laring
4) Trakhea
Gambar 2 3 Trakhea
Sumber: (Aritonang et al., 2020)
1) Bronchus
2) Bronkhiolus
3) Alveolus
13
Gambar 2 4 Alveous
Sumber: (Aritonang et al., 2020)
4) Paru-paru
al., 2020)
14
2022).
Gambar 2 5 Paru-paru
Sumber: (Aritonang et al., 2020)
3. Etiologi
bakteri terdiri dari asam lemak (lipid). Lipid ini membuat bakteri lebih
tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
Kuman ini bertahan hidup di udara kering atau suhu rendah. Ini
karena kuman tidak aktif.Berkat sifat tidak aktif ini, kuman dapat bangkit
menyukai jaringan dengan kadar oksigen yang tinggi. Dalam hal ini,
tekanan di bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya,
et al, 2020).
tidak aktif. Dari sifat kuman yang tidak aktif ini dapat menyembuhkan
oksigen. Fitur ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyukai kain yang
paru-paru lebih tinggi dari pada di bagian lain, sehingga bagian apikal ini
pembuluh darah.
pneumothoraks, dll.
1. Demam
5. Patofisiologi
tulang, dan korteks serebral, serta bagian lain paru-paru (lobus atas),
melalui kelenjar getah bening dan cairan tubuh. Sistem kekebalan dan
Granuloma terdiri dari kumpulan basil hidup dan mati yang dikelilingi
kekebalan yang lemah atau tidak memadai. Dalam hal ini, tuberkel Ghon
2021).
19
6. Patway
Droplet mengandung
mycobacterium
tuberculosis
Invasi melalui saluran
pernapasan
Menempel di paru
Alveoli
Produksi sekret
meluas Perubahan cairan berlebihan
intrapleura
Hematogen Sekret sukar
dikeluarkan
Sesak napas
Bakterimia
Bersihan jalan
peritonium napas tidak
Pola Napas Tidak Efektif efektif
Asam lambung
meningkat Meningkatkan
aktivitas seluler
Anoreksia,
mual, muntah Peningkatan
metabolisme tubuh
Defisit nutrisi
Pemecahan karbohidrat,
lemak, dan protein yang
berlebihan
20
Cadangan suplai
energi berkurang
Sumber: https://www.scribd.com/document/381094461/4-Pathway-TB-Paru
7. Faktor Risiko
karena kasus tertinggi penyakit ini terjadi pada usia muda hingga
kebiasaan merokok.
tenaga pabrik.
tidak ada sinar matahari (Budi, Ardillah, Sari, & Septiawati, 2018).
8. Komplikasi
pada paru.
9. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Pada tahan awal ini penderita mendapat jenis obat setiap hari dan
Pada tahap lanjutan ini penderita medapatkan jenis obat yang lebih
sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang agak lama. Tahap lanjutan
d. Lingkungan sehat
a. Pencegahan penularan di RS
sakit di rumah sakit bisa menular pada orang yang ada dirumh
1. Pengertian
Situmorang, 2022)
untuk mengurangi sesak napas, nyeri dada karena terlalu sering batuk,
fungsional dan pasien akan merasakan lebih rileks (Dila Syahfitri, 2020).
2. Tujuan
25
et al., 2022).
3. Indikasi
4. Kontraindikasi
1. Hemoptisis
2. Penyakit jantung
5. Nyeri meningkat
6. Kepala pening
7. Kelemahan
5. Waktu
frekuensi Latihan 2 kali dalam sehari pada pagi dan sore hari (Tahir, Sry
6. Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Handuk
3. Sputum pot
4. Hanscoon
26
5. Tissue
6. Bengkok
7. Alat tulis
7. Persiapan pasien
a. Salam terapeutik
8. Persiapan perawat
peredaran darah.
9. Tahap pelaksanaan
1) Posturnal drainasi
c) Atur Posisi:
bronkus apical.
27
kaki tempat tidur 35-40 cm, sedikit miring kiri apabila yang
medial).
posterior.
vibrasi.
28
2) Perkusi dada
tangan
perkusi
sistematis
3) Vibrasi dada
napas perlahan-lahan
1. Pengkajian
a. Data pasien
adalah TB berat yang terutama ditemukan pada usia <3 tahun. Angka
b. Riwayat keperawatan
malam.
dengan sakitnya.
dengan penyakitnya.
bekerja, jumlah.
2. Penghasilan
f. Faktor pendukung
1. Riwayat lingkungan
g. Pemeriksaan fisik
fibroris
c. Respirasi
timbul pleuritis
h. Pemeriksaan penunjang
endap darah.
menurun.
33
2. Diagnosa keperawatan
ada dalam tuberkulosis paru (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), antara lain:
upaya napas.
3. Intervensi keperawatan
4. Dispnea
menurun Edukasi:
5. Frekuensi 1. Ajarkan Teknik
napas batuk efektif
membaik
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika
perlu
2. Berikan oksigen
Edukasi:
1. Ajarkan teknik
relaksasi napas
dalam
2. Ajarkan pasien
untuk mengubah
posisi secara
mandiri
Kolaborasi:
1. Pemberian
oksigen
Kolaborasi:
1. kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
berjalan.
Edukasi:
1. Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
dengan ahli gizi,
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan,
4. Implementasi keperawatan
Kesehatan yang dihadapi oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan
5. Evaluasi keperawatan
37
apakah suatu kegiatan atau juga program yang dilaksanakan itu sesuai
dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Juga ada yang
mengatakan bahwa arti dari evaluasi ini adalah suatu kegiatan atau aktivitas
6. Dokumentasi Keperawatan
data dasar tentang pasien, dan membuat catatan tentang respons kesehatan
asuhan keperawatan.
B. Subjek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria eksklusi
a. Hemoptisis
b. Penyakit jantung
e. Nyeri meningkat
f. Kepala pening
38
39
g. Kelemahan.
C. Definisi Operasional
1. TB paru
terinfeksi.
2. Fisioterapi dada
1. Lokasi
Banjarmasin di Jalan A. Yani KM. 2,5 No.43, RW.5, sungai Baru, Kec.
2. Waktu
F. Analisis Data
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
G. Penyajian Data
Penyajian data studi kasus disajikan secara narasi dan dapat disertai
dengan cuplikan ungkapan verbal dan subjek studi kasus yang merupakan
dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang
disajikan harus sederhana dan jelas agar mudah di pahami oleh pembaca.
H. Etika Penelitian
penelitian ini.
A. HASIL
sakit tingkat A dan merupakan salah satu rumah sakit terbesar yang
dan penanganan cepat dan memiliki usaha yang baik untuk melayani
pasien.
43
44
a. Pengkajian Keperawatan
Genogram
Pasien 1
X X X X
Ket:
: laki-laki X : Meninggal
: Perempuan : Serumah
: Pasien
Penjelasan:
sekarang tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan saudara yang
ke 5.
47
Pasien 2
X X X X
X X X
Ket:
: laki-laki X : Meninggal
: Perempuan : Serumah
: Pasien
Penjelasan:
orang anak, pasien tinggal serumah dengan istri dan anak yang ke 5.
48
keluhan lainnya.
Hidung Hidung pasien tampak bersih, Hidung pasien tampak bersih,
(penciuman) bentuk hidung simetris antara bentuk hidung simetris antara
kanan dan kiri, tidak ada kanan dan kiri, tidak ada
peradangan atau pendarahan, peradangan atau pendarahan,
tidak terdapat pembengkakan, tidak terdapat pembengkakan,
fungsi penciuman baik dapat fungsi penciuman normal,
membedakan minyak kayu pasien dapat membedakan/
putih dan parfum dengan mata mencium bau parfum dan
tertutup, dan tidak ada keluhan minyak kayu putih dengan
lainnya. mata tertutup, dan tidak ada
keluhan lainnya.
Telinga Telinga tampak bersih tidak Telinga tampak bersih tidak
(pendengaran) ditemukan serumen yang ditemukan serumen. Bentuk
keluar dari lubang telinga. telinga kanan dan kiri simetris,
Bentuk telinga kanan dan kiri tidak ditemukan peradangan
simetris, tidak ditemukan atau pendarahan pada
peradangan atau pendarahan telinga, fungsi pendengaran
pada telinga, fungsi pasien baik diukur dengan
Pendengaran pasien baik arloji terdengar jelas dengan
dapat diukur dengan suara jarak ± 3 meter, dan tidak ada
arloji dengan jarak ± 3 meter. keluhan lainnya
Mulut Kebersihan mulut pasien Kebersihan mulut pasien
tampak sedikit kotor, terdapat bersih, pasien tidak
ulserasi dan adanya bercak- menggunakan gigi palsu, tidak
bercak putih, tidak ada lesi/luka, tidak terdapat
menggunakan gigi palsu, pendarahan dan peradangan
mukosa bibir tampak kering pada mulut, pasien mampu
dan pucat, fungsi bicara berorientasi dengan baik,
pasien baik dapat berbicara fungsi bicara pasien baik
dengan jelas. dapat berbicara dengan jelas,
mukosa bibir tampak kering
dan pucat, dan gigi pasien
cukup bersih tidak ada
keluhan lainnya.
Dada Inspeksi: Inspeksi:
(pernafasan) Dada tampak bersih, Dada tampak bersih, bentuk
pengembangan dada sama dada simetris antara kiri dan
antara kiri dan kanan, bentuk kanan, pergerakan dada
dada simetris, tidak ada simetris, tidak ada luka/lesi,
luka.lesi, tidak ada benjolan, terdapat retraksi dinding dada,
pasien tampak sesak, RR: pasien tampak gelisah dan
24x/menit sesak dengan RR: 25x/menit.
Palpasi: Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dikedua Tidak ada nyeri tekan dikedua
lapang dada, taktil fremitus lapang dada, taktil fremitus
teraba getaran jelas simetris. teraba getaran jelas dan
simetris.
Perkusi :terdengar sonor
Perkusi: terdengar sonor
Auskultasi:
Terdapat suara napas Auskultasi :
tambahn ronkhi dibagian paru Terdapat suara napas
dextra atas dan terdengar tambahan ronkhi dibagian
suara jantung normal lup-dup paru dextra atas dan
(S1 – S2 tunggal), frekuensi terdengar suara jantung lup-
nadi 87x/menit. dup (S1 – S2 tunggal),
50
Auskultasi: Auskultasi:
Bising usus 24x/menit Bising usus 26x/menit
Perkusi: Perkusi:
Saat diperkusi terdengar Saat diperkusi terdengar
timpani timpani
Palpasi: Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dan Tidak ada nyeri tekan dan
tidak ada benjolan tidak ada benjolan.
Ekstremitas atas Ekstremitas atas dan bawah Ekstrimitas atas dan bawah
dan bawah tampak bersih, lengkap, tidak tampak bersih, lengkap tidak
ada lesi/luka, tidak terdapat terdapat luka ataupun lesi,
fraktur, terpasang infus Nacl fungsi pergerakan ekstremitas
20tpm di ektremitas atas atas baik terpasang infus Nacl
sinistra, dan tidak ada keluhan 20 tpm di ektremitas atas
lainnya. Sinistra .
Kekuatan otot: Kekuatan otot:
Ket: Ket:
Skala Ciri-ciri Skala Ciri-ciri
0 Lumpuh total 0 Lumpuh total
1 Tidak ada 1 Tidak ada Gerakan,
Gerakan, teraba/terlihat
teraba/terlihat adanya kontraksi
adanya kontraksi otot.
otot. 2 Ada Gerakan pada
2 Ada Gerakan pada sendi tetapi tidak
sendi tetapi tidak dapat melawan
dapat melawan gravitas (hanya
gravitas (hanya bergeser)
bergeser) 3 Bisa melawan
3 Bisa melawan gravitasi tetapi tidak
gravitasi tetapi dapat menahan
tidak dapat atau melawan
menahan atau tahanan pemeriksa
melawan tahanan 4 Bisa bergerak
pemeriksa melawan tahanan
4 Bisa bergerak pemeriksa tapi
melawan tahanan kekuatannya
pemeriksa tapi berkurang.
kekuatannya 5 Dapat melawan
berkurang. tahanan pemeriksa
5 Dapat melawan dengan kekuatan
tahanan pemeriksa maksimal.
dengan kekuatan
maksimal.
Genetalia Jenis kelamin laki-laki, Jenis kelamin laki-laki,
51
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan dan √ Aktivitas 0 1 2 3 4
minum Makan dan √
Mandi √ minum
Berpakaian √ Mandi √
Berpindah √ Berpakaian √
Toileting √ Berpindah √
Mobilitas √ Toileting √
ditempat Mobilitas √
tidur ditempat
tidur
Ket:
0: Mandiri Ket:
1: Alat bantu 0: Mandiri
2: Dibantu orang lain 1: Alat bantu
3: Dibantu orang lain dan alat 2: Dibantu orang lain
4: tergantung total 3: Dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
Pola Istirahat Pada saat dirumah pasien Pada saat dirumah pasien
dan Tidur mengatakan pasien tidur malam jam mengatakan pasien tidur
23.00- 06.00 dan tidur siang ± 1 jam sekitar jam 22.00 malam dan
karena harus bekerja. bangun pada jam 05.00 pagi,
Pada saat di RS pasien tidur malam tidur siang ± 1-2 jam.
dari jam 22.00-05.00 pagi dan tidur Saat di RS pasien
siang ± 2-3 jam, dan tidak ada mengatakan tidur malam jam
gangguan pola tidur. 21.00-04.30 walaupun kadang
terbangun dikarenakan
kadang2 batuk dan tidur siang
± 2-3 jam.
Pola Persepsi Pasien mengatakan kurang Pasien mengtakan kurang
Kognitif mengetahui tentang penyakit dan tentang proses penyakitnya.
pengobatannya
Pola Persepsi Pasien mengatakan kondisi nya Pasien mengatakan tidak ada
Diri sekarang membuat hambatan bagi masalah dan hambatan dalam
dirinya karena tidak bisa melakukan dirinya.
aktivitas seperti biasanya dan
menjadi beban keluarganya.
Pola Hubungan pasien dengan Pasien sangat berhubungan
Hubungan- saudaranya sangat baik, pasien baik dengan orang terdekat
Peran juga mau berinteraksi dengan seperti istri dan anaknya,
Interaksi perawat dan orang terdekat. serta pasien juga memiliki
53
1) Prosedur Diagnostik
08 maret 2023
Pasien 2
Foto thorax :
- Cor : ukuran normal
- Pulmo : tampak infiltrate
paru bilateral dengan
honey comb
appearance +, corakan
bronchovaskuler
normal, hilus tak
melebar
- Sinus tajam
- Diafragma normal
Kesimpulan :
- Cor normal
- Far Advanced TB Paru
dengan bronchiectasis
14 januari 2023
56
13 Maret 2023
2) Farmakologi
Tabel 4. 10 Farmakologi
Pasien Nama Obat Dosis Cara
Pemberian
Tn. N Infus Nacl 0.9% 1000cc/24jam, 20 IV
tpm.
Drip SNMC 1amp/12jam IV
Injeksi Omeprazole 1x40/12 jam IV
Injeksi 1x4/8 jam IV
Ondansentron
P.o Albumin 3x2 caps Oral
P.o HP Pro 3x1 caps Oral
P.o UDCA 3x250mg Oral
P.o NAC 3x400mg Oral
P.o Ibuprofen 3x400mg Oral
P.o Cotrimaoxazole 1x960 mg Oral
Tn. A Infus Nacl 0,9% 1000cc/24 jam, 20 IV
tpm.
Injeksi Cefriaxon 2x1 IV
Injeksi Omeprazole 1x40mg IV
P.o Azithromycin 1x500mg Oral
P.o NAC 3x400mg Oral
P.o HP Pro 3x1 Oral
P.o Curcuma 3x1 Oral
P.o UDCA 3x1 Oral
combifen 1amp/4jam Nebulizer
57
b. Analisa data
Do:
- Pasien tampak batuk
- Pasien nampak sulit
mengeluarkan dahak
- Terdapat suara napas
tambahan (ronchi)
- TTV:
TD : 100/60 mmHg
N : 87x/menit
RR : 24x/menit
S : 36.3oC
SPO2 : 94%
Ds: anoreksia Defisit nutrisi
- Pasien mengatakan
nafsu makan (D.0019)
menurun
- Pasien mengatakan
mampu
menghabiskan ± 3
sendok dengan porsi
yang ada setiap
makan
- Pasien mengatakan
jika dipaksakan
58
Do:
- Foto thorax : cor
ukuran normal, pulmo
tampak infiltrate paru
bilateral dengan
honey combo
appearance +,
corakan
bronchovaskuler
normal, hilus tak
melebar, sinur tajam,
diafragma normal.
Kesimpulan : far
advance TB Paru
dengan
bronchiectasis
- Pasien tampak sesak
- Retraksi dinding dada
- Terpasang O2 : 2lpm
- TTV:
TD : 120/77 mmHg
N : 92x/menit
RR : 25x/menit
S : 35,6oC
SPO2 : 94%
Ds: Sekresi yang tertahan Bersihan jalan napas
- Pasien mengtakan tidak efektif
batuk berdahak yang (D.0149)
tak kunjung sembuh
selama 1 bulan.
- Pasien mengatakan
59
sulit mengeluarkan
dahak
Do:
- Terdapat suara napas
tambahan (ronchi)
- TTV:
TD :120/77 mmHg
N : 92x/menit
RR : 25x/menit
S : 35,6oC
SPO2 : 94%
Ds : Anoreksia Defisit nutrisi
- Pasien mengatakan
nafsu makannya (D.0019)
menurun
- pasien mengatakan
hanya mampu
menghabiskan
makanannya ± 10
sendok atau setengah
dari porsi yang
disediakan setiap
makan
Do:
- mukosbibir tampak
kering dan pucat
- terdapat sisa
makanan di atas
meja kamar pasien
-
- TTV:
TD :120/77 mmHg
N : 92x/menit
RR : 25x/menit
S : 35,6oC
SPO2 : 94%
TB : 160 cm
BB : 32kg
BBI : 54,0
c. Prioritas Masalah
Pasien 1:
Pasien 2:
d. Intervensi Keperawatan
Edukasi :
1. Ajarkan Teknik
relaksasi napas dalam
2. Ajarkan pasien untuk
merubah posisi secara
mandiri
Kolaborasi :
1. Pemberian oksigen
Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan Observasi :
tidak efektif b.d keperawatan selama 3x6 jam 1. Monitor TTV
sekresi yang tetahan diharapkan bersihan jalan 2. Identifikasi kemampuan
napas meningkat dengan pasien untuk batuk dan
kriteria hasil : mengeluarkan sputum
1. Batuk efektif 3. Auskultasi bunyi napas,
2. Produksi sputum catat suara napas
menurun tambahan.
3. Sesak napas
menurun Terapeutik :
1. Lakukan fisioterapi
dada
Edukasi :
1. Ajarkan pasien batuk
efektif dan napas
dalam
2. Anjurkan minum air
hangat
Kolaborasi :
1. Pemberian
bronkodilator
Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi:
anoreksia keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi status
jam diharapkan status nutrisi nutrisi
61
Edukasi:
1. Jelaskan jenis
makanan yang bergizi
tinggi, namun tetep
terjangkau.
2. Anjurkan untuk makan
dengan porsi
kecil/sedikit tapi sering
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
Pasien 2
Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi :
efektif b.d hambatan keperawatan selama 3 x6 1. Monitor TTV
upaya napas jam diharapkan pola napas 2. Monitor pola napas
membaik dengan kriteria (frekuensi,
hasil : kedalaman,usaha
1. Pola napas normal napas)
2. Dispnea menurun 3. Monitor status respirasi
3. Penggunaan otot dan oksigen
bantu pernapasan
menurun Terapeutik :
1. Pertahankan
kepatenan jalan napas
2. Posisikan pasien semi
fowler/fowler
Edukasi :
1. Ajarkan Teknik
relaksasi napas dalam
2. Ajarkan pasien untuk
merubah posisi secara
mandiri
Kolaborasi :
1. Pemberian oksigen
Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan Observasi :
tidak efektif b.d keperawatan selama 3x6 jam 1. Monitor TTV
sekresi yang diharapkan bersihan jalan 2. Identifikasi kemampuan
62
Edukasi :
1. Ajarkan pasien batuk
efektif dan napas
dalam
2. Anjurkan minum air
hangat
Kolaborasi :
1. Pemberian
bronkodilator
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi:
anoreksia keperawatan selama 3x6 jam 1. Identifikasi status
diharapkan status nutrisi nutrisi
membaik: 2. Monitor berat
1. Porsi makan yang badan
dihabiskan 3. Identifikasi alergi
meningkat. dan intoleransi
2. Berat badan makanan
membaik 4. Monitor adanya
3. Nafsu makan mual muntah
membaik Terapeutik:
4. Membrane mukosa 5. Lakukan oral
membaik hygiene sebelum
makan, jika perlu
6. Berikan suplemen,
jika perlu
Edukasi:
1. Jelaskan jenis
makanan yang bergizi
tinggi, namun tetep
terjangkau.
2. Anjurkan untuk makan
dengan porsi
kecil/sedikit tapi sering
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
e. Implementasi
Tabel 4. 13 Implementasi
63
Paraf
Paraf
Paraf
Paraf
Paraf
Paraf
f. Evaluasi
66
Tabel 4. 14 Evaluasi
Diagnosa 08 maret 2023 09 maret 2023 10 maret 2023
Keperawatan
1 2 3 4
Pasien 1
Jam 13.15 12.30 12.45
Pola napas S: S: S:
tidak efektif - Pasien mengatakan - Pasien - Pasien
b.d belum ada merasakan mengatakan mulai mengatakan sudah
hambatan perubahan yang merasakan merasa nyaman
uapaya berarti setelah nyaman setelah setelah diberikan
napas dilakukan tindakan dilakukan tindakan
keperawatan tindakan keperawatan
- Pasien mengatakan keperawatan - pasien
masih sesak - pasien mengatakan sesak
mengatakan kadang-kadang
O: sesak berkurang
- pasien tampak
Masih sesak O: O:
- terpasang O2 :2lpm - pasien tampak - pasien tampak
bernapas dengan tenang dan rilek
- TTV: nyaman dan -pasien tampak
TD : 120/75mmHg teratur bernapas dengan
N : 94x/menit - O2 dipakai saat frekuensi yang
RR : 24x/menit merasa sesak teratur
S : 36,2oC saja - pasien tampak
SPO2 : 97% - TTV: tidak menggunakan
TD : O2
A: masalah belum 125/70mmHg - TTV:
teratasi N : 89x/menit TD :125/85mmHg
RR : 22x/menit N : 92x/menit
P: lanjutkan S : 35,6oC RR : 22x/menit
intervensi SPO2 : 98% S : 36,5oC
SPO2: 99%
A: masalah
Teratasi A:masalah
sebagian Teratasi
P: lanjutkan
intervensi P: intervensi
dihentikan
pasien pulang
Bersihan S: S: S:
jalan napas - Pasien mengatakan - pasien - pasien mengatakn
tidak efektif batuk mengatakan batuk berkurang
b.d sekresi -pasien mengatkan masih batuk - pasien
yang sulit mengeluarkan kadang-kadang mengatakan dahak
tertahan. dahak - pasien sudah bisa
mengatakan dikeluarkan
dahak bisa
O: dikeluarkan O:
- pasien tampak batuk walaupun sedikit -pasien tampak
- Pasien tampak sulit batuk sesekali
mengeluarkan dahak O: - suara ronci mulai
- terdapat suara suara - pasien tampak berkurang
ronchi batuk sesekali
- pasien tampak
67
A: masalah
teratasi
sebagian
68
P: lanjutkan
Intervensi
Pasien 2 15 maret 2023 16 maret 2023 17 maret 2023
Jam 13.45 13.30 13.15
Pola napas S: S: S:
tidak efektif - pasien mengatakan - Pasien - pasien
b.d belum merasakn mengatakan mulai mengatakan
hampatan perubahan yang merasa nyaman nyaman setelah
upaya napas signifikan setelah dilakukan dilakukan tindakn
- Pasien mengatakan tindakan keperawatan
sesak saat beraktivitas kepeawatan - pasien
napas dalam mengatakan sesak
O: -pasien berkurang
- pasien Nampak mengatakan
sesak sesak saat O:
- terdapat retraksi beraktivitas mulai - pasien tampak
dinding dada bekurang tenang dan hanya
- TTV: kdang-kadang
TD : 135/85mmHg O: merasa sesak
N : 94x/menit - pasien tampak - retraksi dinding
RR :24x/menit bernapas dengan dada berkurang
S : 36,5oC teratur - TTV:
SPO2: 96% - retraksi dinding TD :130/86mmHg
masih ada N : 98x/menit
A: masalah belum - TTV: RR : 22x/menit
teratasi S : 36,2oC
TD :140/80mmHg SPO2:99%
P: lanjutkan N : 102x/menit
intervensi RR : 22x/menit A: masalah
S :35,5oC Teratasi
SPO2 : 98%
A: Masalah P: intervensi
teratasi dihentikan
sebagian pasien pulang
P: lanjutkan
intervensi
Bersihan S: S: S:
jalan napas - Pasien mengatakan - Pasien - pasien
tidak efektif masih masih batuk mengatakan mengatakan batuk
b.d sekresi - pasien mengatakan batuk kadang- berkurang
yang dahak sulit kadang -pasien mengatakn
tertahan. dikeluarkan Pasien dahak dapat
mengatakan dikeluarkan dikit
O: dahak masih sulit demi sedikit setelah
- pasien tambak masih dikeluarkan dilakukan fisioterapi
batuk dada
- pasien masih tampak
kesulitan
mengeluarkan dahak O: O:
- terdapat suara napas - pasien tampak - pasien tampak
tambahan (ronchi) berusaha batuk rileks
dengan keras - suara ronchi mulai
untuk berkurang
mengeluarkan
A: masalah belum
69
teratasi dahak
- masih terdapat A: masalah
P: lanjutkan suara ronchi Teratasi
intervensi
A: masalah
Teratasi P: intervensi
sebagiam dihentikan
pasien pulang
P: lanjutkan dan tetap
intervensi mengajurkan
melakukan
fisioterapi dada
mandiri
Defisit nutrisi S: S: S:
b.d anoreksia - Pasien - Pasien - Pasien
mengatakan nafsu mengatakan mengatakan
makannya nafsu makan nafsu makan
menurun mulai meningkat
- pasien membaik - Pasien
mengatakan - Pasien mengatakan
hanya mampu mengatakan mampu
menghabiskan belum mampu mengahabiskan
makanannya ± 10 menghabiskan makanan yang
sendok atau makanan yang disediakan
setengah dari diberikan dan setiap makan
porsi yang hanya dapat
disediakan setiap mengahbiskan O:
makan ± 15 sendok - Mukosa bibir
O: setiap makan tampak
- mukos bibir yang lembab dan
tampak kering disediakan tidak pucat
dan pucat - Tidak terdapat
- terdapat sisa O: sisa makanan
makanan di atas - Mukosa bibir di atas meja
meja kamar tampak kamar pasien
pasien lembab - TTV:
- TTV: - Tampak TD :130/86mmHg
TD:120/77mmHg terdapat sisa N : 98x/menit
N :92x/menit makanan RR : 22x/menit
RR : 25x/menit diatas meja S : 36,2oC
S : 35,6oC kamar pasien SPO2:99%
SPO2 : 95% - TTV: TB : 160 cm
TB : 160 cm TD:140/80mmHg BB : 32kg
BB : 32kg N : 102x/menit BBI : 54,0
BBI : 54,0 RR : 22x/menit
S :35,5oC A: masalah
A: masalah belum SPO2 : 98% teratasi
Teratasi TB : 160 cm
BB : 32kg P: intervensi
P: intervensi BBI : 54,0 Dihentikan
dilanjutkan Pasien pulang
A: masalah
teratasi
Sebagian
P: intervensi
dilanjutkan
70
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
sesuai dengan subjek studi kasus yang diminta pada BAB III. Pasien 1
dengan keluhan utama sesak napas, dan badan lemah diikuti batuk
pada pasien TB Paru tanda dan gejalanya salah satunya adalah Batuk
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (SDKI D.0005)
keluahan yang dirasakan pasien dengan teori yang ada, hal ini juga
(SDKI), bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
napas berubah.
keluahan yang dirasakan pasien dengan teori yang ada, hal ini juga
badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal. dan data minor :
3. Intervensi Keperawatan
daerah tempat tidur. Tujuan dari posisi semi fowler adalah membantu
Arianti 2022).
nafas tidak efektif sudah sesuai dengan teori yang ada pada Standar
bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan, intervensi
pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum, auskultasi bunyi napas, catat
suara napas tambahan, lakukan fisioterapi dada, ajarkan pasien untuk batuk
efektif dan napas dalam, anjurkan minur air hangat, dan kolaborasi pemberian
(SLKI) pada diagnosa bersihan jalan tidak efektif pasien 1 dan pasien
napas menurun.
dada ini untuk mengurasi sesak napas, nyeri dada karena terlalu
masalah bersihan jalan napas tidak efektif sudah sesuai dengan teori
dan jenis nutrient yang perlu. Pada intervensi ini juga ditetapkan
76
masalah defisit Nutrisi sudah sesuai dengan teori yang ada pada
4. Implementasi Keperawatan
Pola Napas Tidak Efektif yaitu : Memonitor pola napas yaitu mengukur
Pola Napas Tidak Efektif dengan data objek pasien tampak sesak,
untuk batuk dan mengeluarkan sputum, auskultasi bunyi napas, catat suara
napas tambahan, lakukan fisioterapi dada, ajarkan pasien untuk batuk efektif
dan napas dalam, anjurkan minur air hangat, dan kolaborasi pemberian
bronkodilator
Agar bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
baik dan benar dapat mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif
c. Defisit Nutrisi
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
5. Evaluasi
dan dahak sulit dikeluarkan, hari kedua masalah teratasi Sebagian dan
efektif b.d hambatan upaya napas, bersihan jalan napas tidak efektif b.d
sekresi yang tertahan, defisit nutrisi b.d anoreksia. Dapat teratasi pada
pasien 2 dengan diagnosa pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya
79
napas, bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan,
defisit nutrisi b.d anoreksia. Dapat tertasi pada tanggal 17 maret 2023
6. Dokumentasi
yaitu :
a. Komunikasi
b. Proses keperawatan
c. Standar keperawatan
sebagai pasien 1 dan Tn. A (56 tahun) sebagai pasien 2 yang dilakukan
2022)
bersihan jalan napas yang dilakukan selama 3 hari dan hasil yang
A. Kesimpulan
sampai 10 maret 2023 pada pasien Tn.N dan tanggal 13 maret sampai 17
tidak efektif b.d hambatan upaya napas, bersihan jalan napas tidak efektf
kolaborasi.
81
82
evaluasi yaitu : pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas,
bersihan jalan napas tidak efektf b.d sekresi yang tertahan, dan defisit
Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin yang dimulai pada tanggal 6 maret 2023
pada Tn. N dan Tn. A dengan TB paru adalah Pola napas tidak efektif b.d
hambatan upaya napas dan Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi
yang tertahan.
83
pengkajian dan mengacu pada landasan teori yang dicatat dalam format
rencana yang ada pada konsep dasar dapat dimuat dalam asuhan
intervensi yang disusun oleh penulis dan dilakukan dengan mandiri yang
Untuk diagnosa bersihan jalan napas tida efektif b.d sekresi yang
B. Saran
membina hubungan yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga, dan tim
kesehatan layanan.
Afifah, N., & Sumarni, T. (2022). Studi kasus gangguan oksigenasi pada pasien
TB paru dengan bersihan jalan napas tidak efektif. Journal Of Innovation
Research and knowledge, 2(1), 75–80.
Budi, I. S., Ardillah, Y., Sari, I. P., & Septiawati, D. (2018). Analisis Faktor Risiko
Kejadian penyakit Tuberculosis Bagi Masyarakat Daerah Kumuh Kota
Palembang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(2), 87.
https://doi.org/10.14710/jkli.17.2.87-94
Ningrum, A. M., Manurung, R., Magdalena, C., Bolon, T., & Situmorang, R.
(2022). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Peningkatan Pengeluaran
Sputum Pada Pasien Tuberkolosis Paru Di Rumah Sakit Imelda Pekerja
Indonesia Medan Tahun 2021. Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA, 8(2),
134–141. Retrieved from http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/Jurnal
keperawatan
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). No Title No Title No Title. Suparyanto Dan
Rosad (2015, 5(3), 248–253.
Susyanti, D., Syaiful, S., Murti, R. K., & Pratama, M. Y. (2021). Pemenuhan
Kebutuhan Pendidikan Kesehatan terhadap Kepatuhan Minum Obat pada
Pasien Tuberculosis Paru di Rumah Sakit Putri Hijau Medan. Jurnal Riset
Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 6(1), 38.
https://doi.org/10.34008/jurhesti.v6i1.231
Tahir, R., Sry Ayu Imalia, D., & Muhsinah, S. (2019). Fisioterapi Dada dan Batuk
Efektif sebagai Penatalaksanaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
pada Pasien TB Paru di RSUD Kota Kendari. Health Information : Jurnal
Penelitian, 11(1), 20–25. https://doi.org/10.36990/hijp.v11i1.87
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2017 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2017 Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
10 PENYAKIT TERBANYAK DI RUANGAN DAHLIA
RSUD ULIN BANJARMASIN
TAHUN 2020-2022
TAHUN 2020
No Nama Penyakit Jumlah
1 TB Paru 412
2 Ca Paru 253
3 CAP 238
4 Effusi 211
5 LRTI 111
6 Tb MDR 99
7 Tu Paru 47
8 Sepsis 45
9 SOPT 43
10 PPOK 38
Total 1.497
TAHUN 2021
N Nama Penyakit Jumlah
o
1 TB Paru 229
2 Ca Paru 189
3 CAP 162
4 Effusi 136
5 LRTI 75
6 Tb MDR 65
7 Tu Paru 32
8 Asma BR 31
9 SOPT 26
10 Bronchitis dan SOB 21
Total 960
TAHUN 2022
N Nama Penyakit Jumlah
o
1 TB Paru 159
2 Tu Paru 133
3 Efusi pleura 98
4 peneumonia 75
5 CAP 65
6 Ca Paru 44
7 Asma 42
8 SOB 31
9 PPOK 26
10 Peneumothorax 20
Total 693
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Dengan Hormat,
Banjarmasin.
NIM : 1140970120064
Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin”. Adapun segala informasi yang diberikan
akan dijamin kerahasiaanya dan saya bertanggung jawab apabila informasi yang
diberikan merugikan, maka dari itu tidak perlu mencantumkan nama atau
identitas lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, apabila setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini maka dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.
Responden Peneliti
Nahdhea Khairunisa
NIM. 1140970120064
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Nahdhea Khairunisa
NIM. 1140970120064
SOP FISIOTERAPI DADA
Kontraindikasi a. Hemoptisis
b. Penyakit jantung
c. Serangan Asma Akut
d. Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang
e. Nyeri meningkat
f. Kepala pening
g. Kelemahan
- Skala 2, nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu
sakit.
waktu lama
penglihatan
- Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa menyebabkan
Ciri-ciri
0 Lumpuh total
1 Tidak ada Gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi
oto
30 – 39,9 Gemuk
1. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Suku/Bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat :
Ruang Dirawat :
Tanggal Masuk Rs :
No. Register :
Diagnosa Medis :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat :
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama :
2. Riwayat penyakit sekarang :
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum :
Kesadaran :
Penampilan :
TTV :
2. Kulit :
4. Mata :
5. Hidung :
6. Telinga :
7. Mulut :
8. Dada :
9. Abdomen :
11. Genetalia :
3. Pola eliminasi :
4. Pola aktivitas-latihan :
E. POSEDUR DIAGNOSTIK
I. ANALISA DATA