DISUSUN OLEH :
APYANDHI WIBOWO
NIM. P. 10007
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 10007
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dengan
APYANDHI WIBOWO
NIM. P. 10007
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P.10007
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/ Tanggal : 6 Juni 2013
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep. Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
kasus ini.
v
3. Tyas Ardi S. S.Kep, Ns selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran
dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian berlangsung dan demi
Surakarta, yang telah memberikan bimbingan dengan sabar baik berupa materi,
bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.
6. Kedua orang tuaku, Bapak Supomo dan Ibu Mursini yang selalu menjadi
pendidikan.
Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Surakarta,
Penulis
vi
PERSEMBAHAN
vii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ....................................................................................... 7
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ..................................................................................... 16
Daftar Pustaka
Lampiran
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
dijumpai beberapa Negara Amerika Latin (41,7 %), Korea Selatan (21,9 %),
ketahun. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2005 terdapat 33.827
orang. Pada tahun 2009 terdapat 57.726 kasus kecelakaan di jalan raya
kecelakaan lalu lintas di Jawa Tengah pada tahun 2009 terdapat 32.971 kasus,
sedangkan di kota Surakarta kejadian kecelakaan lalu lintas pada tahun 2009
terdapat 660 kasus. Trauma yang sering terjadi dalam sebuah kecelakaan
adalah fraktur. Fraktur dapat terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti : fraktur
fraktur radius dan ulna, fraktur vertebrata, fraktur kruris, fraktur patela.
semua fraktur yang ada. Lokasi patela yang berada pada daerah subkutan
bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang.
1
2
Patela merupakan tulang sesamoid yang paling besar pada tubuh dan
dengan hebat, misalnya saat menekuk dengan keras dan tiba-tiba, secara klinis
pada tulang, otot dan sendi dapat mengakibatkan nyeri berat khususya
nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
Perry, 2005).
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut
dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
dengan post operasi Open Reduction Internal Fixation (ORIF) Fraktur Patela
data bahwa Tn P mengeluh nyeri, ekspresi wajah kesakitan, terdapat luka post
ORIF di lutut kiri dan apabila nyeri tidak segera diatasi maka akan
karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan keperawatan nyeri akut pada Tn. P
dengan post Open Reduction Internal Fixation (ORIF) atas indikasi Fraktur
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Surakarta.
nyeri akut post Open Reduction Internal Fixation (ORIF) atas indikasi
4
Surakarta.
dengan nyeri akut post Open Reduction Internal Fixation (ORIF) atas
Waluyo Surakarta.
Surakarta.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. P dengan nyeri akut post
dengan nyeri akut post Open Reduction Internal Fixation (ORIF) atas
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
gangguan rasa nyaman nyeri pada post ORIF fraktur patella beserta
2. Bagi Institusi
b. Bagi Pendidikan
Sinistra
3. Bagi Pembaca
Patela Sinistra.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
Keperawatan yang dilakukan pada Tn. P dengan diagnosa medis post ORIF
fraktur petela sinistra, dilaksanakan pada tanggal 22-24 April 2013. Asuhan
A. Identitas Pasien
operasi open reduction internal fixation (ORIF) fraktur patela sinistra, nomor
register 017xxx. Selama di rumah sakit, yang bertanggung jawab atas Tn.P
B. Pengkajian
dirasakan Tn. P adalah nyeri pada lutut kaki kiri dengan riwayat kesehatan
ke puskesmas Sukodono. Setelah dirawat pada tanggal 19-21 April 2013 pasien
6
7
kemudian operasi dilakukan tanggal 21 April jam 15.30 WIB dan selesai jam
17.00 WIB, kemudian pasien dipindah ke ruang Bougenvile rumah sakit Panti
Waluyo Surakarta. Saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada lutut kiri, nyeri
karena bergerak, nyeri yang dirasakan senut-senut, skala 5, nyeri hilang timbul.
Pasien mempunyai kebiasaan merokok sejak usia 20 tahun dan berhenti sejak
masuk rumah sakit, riwayat alergi tidak ada. Pasien merupakan anak ke-2 dari
tiga bersaudara dan dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
istirahat dan tidur, sebelum sakit pasien mengatakan tidur kurang lebih 8 jam
perhari dan ketika bangun badan terasa rileks, selama sakit pasien tidur kurang
lebih 6 sampai 7 jam perhari kadang terbangun karena nyeri yang dirasakan.
Pada Pola aktivitas dan latihan pasien sebelum sakit tidak mengalami masalah.
dengan bantuan orang lain, baik oleh keluarga maupun perawat. Pasien
bicara masih jelas, tidak ada gangguan. Pasien mengatakan nyeri, Provocate :
nyeri saat bergerak, Quality : nyeri dirasakan senut-senut, Region : nyeri pada
lutut kaki kiri Severity :skala nyeri 5, Time : nyeri hilang timbul, pasien tampak
kesakitan.
pasien tampak baik, kesadaran compos mentis, penilaian Glasgow Coma Scale
120/90 mmHg, nadi: 90 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 36
derajat Celcius.
kiri sama, palpasi vocal premitus kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi
vesikuler. Dada (jantung) : inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus
Pada genetalia tidak ada kelainan, tidak terpasang kateter. Pada kulit
turgor kulit baik, warna kulit sawo matang. Ekstremitas atas kiri terpasang
infus RL 20 tetes per menit, kekuatan otot kanan dan kiri 5 : 5, Range of Motion
(ROM) kanan dan kiri aktif, capillary refile kurang dari 2 detik, tidak ada
perubahan bentuk tulang dan tidak ada oedem. Ekstremitas bawah kiri (lutut)
terdapat luka post operasi. Kekuatan otot kanan dan kiri 5 : 1, Range of Motion
9
gerak sendi normal dan pasien aktif melaksanakan gerak sendi), dan kiri pasif
ROM yang normal tetapi pasien pasif), capilary refile kurang dari 2 detik, tidak
didapatkan pada tanggal 20 April 2013 meliputi hemoglobin 13,7 g/dL (nilai
normal 12,1-17,6 g/dL); hematokrit 39,0 % (nilai normal 35-45 %); eritrosit
4,71 juta/mm³ (nilai normal 4,5-5,9 juta/mm³); leukosit 10.600 /mm³ (nilai
450.000 ʯ/L), basofil 0,1 % (nilai normal 0-2 %); eosinofil 0,7 % (nilai normal
0-4 %); neutrofil 77,1% (nilai normal 55-80 %); limfosit 30 % (nilai normal 22-
44 %); monosit 6,7 % (nilai normal 0-7 %), MCV 83 fL (nilai normal 80-96
fL); MCH 29 Pg (nilai normal 28-33 Pg); MCHC 35 % (nilai normal 32-36 %),
golongan darah O, masa perdarahan 02.00 menit (nilai normal 1-3 menit), masa
pembekuan darah 06.30 menit (nilai normal 5-8 menit), HbSAg negative (nilai
normal negatif) gula darah sewaktu 98 mg/dL (nilai normal 60-140 mg/dL).
April 2013, hasil pemeriksaan: foto post ORIF fraktur patela sinistra.
10
yaitu infus RL dengan dosis 20 tetes per menit, ketorolac 3x10 mg, ketrobat
nyeri pada lutut kiri, T (Time) : nyeri hilang timbul. Data obyektif yang
diperoleh, yaitu pasien terlihat kesakitan, terdapat luka post ORIF di lutut kiri,
keperawatan utama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post
operasi).
D. Perencanaan Keperawatan
tujuan intervensi pada masalah keperawatan dengan kasus nyeri, yaitu setelah
mengontrol nyeri yang dirasakan, dengan kriteria hasil klien melaporkan bahwa
nyeri berkurang, skala nyeri 1, ekspresi wajah rileks, klien tidak mengeluh
nyeri,
Severity of Pain, Time), dengan rasional untuk mengidentifikasi skala nyeri dan
meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri; Ajarkan dan bantu klien
E. Implementasi Keperawatan
dirasakan senut- senut, R (Region) : nyeri pada lutut kiri, T (Time) : nyeri
wajah meringis, terdapat luka post operasi di lutut kiri. Pada jam 10.45 WIB
dengan tidur telentang, respon obyektif: pasien tampak nyaman. Pada jam 10.50
mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon obyektif: pasien tampak
belajar teknik relaksasi. Pada jam 11.00 WIB memberikan posisi imobilisasi
pada lutut, respon subyektif: pasien mengatakan nyaman dan sedikit kesakitan,
nyeri saat bergerak, skala nyeri 3, Q (Quality) : nyeri dirasakan senut- senut
tetapi lebih ringan dari sebelumnya, R (Region) : nyeri pada lutut kiri, T (Time)
: nyeri hilang timbul, respon obyektif: pasien tampak tenang sedikit kesakitan
terdapat luka post operasi di lutut kiri. Pada jam 08.00 WIB melakukan
perawatan luka post operasi, respon subyektif pasien mau dirawat lukanya,
respon obyektif terdapat luka jahitan luas 3 cm kondisi luka bersih dan tidak
ada tanda- tanda infeksi. Pada jan 08.30 memberikan terapi injeksi analgetik
injeksi Ketorolac 10 mg masuk melalui selang infus dan tidak terjadi alergi.
Pada jam 10.30 WIB memberikan posisi imobilisasi pada lutut, respon
membaca koran, respon obyektif pasien tampak membaca koran dan ekspresi
wajah rileks. Pada jam 13.15 WIB memberikan posisi yang nyaman, respon
berdenyut, R (Region) : nyeri pada lutut kiri, T (Time) : nyeri hilang timbul,
respon obyektif: pasien tampak tampak tenang sedikit rileks. Pada jam 08.00
selang infus dan tidak terjadi alergi. Pada jam 12.30 WIB memberikan pososi
F. Evaluasi Keperawatan
hari Senin, 22 April 2013 jam 13.30 WIB, dengan menggunakan metode SOAP
meringis, pasien tampak kesakitan, terdapat luka post operasi di lutut kiri dan
karakteristik nyeri, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul,
mg).
Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 23 April 2013 jam 13.00
nyeri saat bergerak, Q (Quality): nyeri dirasakan senut- senut tetapi lebih ringan
14
dari yang kemarin, R (Region) : nyeri pada lutut kiri, S (severity) skala nyeri: 3,
ekspresi wajah sedikit kesakitan, pasien tampa tenang, analyse: masalah belum
Pada hari Rabu, 24 April 2013 jam 13.00 WIB hasil evaluasi subyektif:
(Quality): nyeri dirasakan seperti berdenyut, R (Region): nyeri pada lutut kiri, S
pasien tampak rileks dan nyaman, analyse: masalah teratasi, planing intervensi
dihentikan.
15
BAB III
A. Pembahasan
oleh Richard A. Khalish terdapat lima kebutuhan dasar manusia yang harus
kebutuhan mencintai, dicintai dan dimiliki; kebutuhan akan harga diri, serta
paling dasar, salah satu yang termasuk di dalamnya adalah kebutuhan untuk
mengindari dari rasa nyeri (Anonim, 2011). Terkait dengan hal tersebut, dalam
bab ini penulis akan melakukan pembahasan terhadap masalah nyeri yang
dialami oleh Tn. P dengan post ORIF fraktur patela sinistra ruang Bougenvile
keperawatan.
1. Pengkajian
15
16
pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh penulis (Potter dan Perry,
2005).
tanggal 22-24 April 2013 pada pengkajian didapatkan klien mengeluh nyeri.
Hal itu sesuai dengan teori yang ada, bahwa pada kasus fraktur patela
ORIF adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan teknik
dirasakan senut-senut, region: nyeri pada lutut kaki kiri, severity: skala
nyeri 5, time: nyeri hilang timbul. Pasien berpendapat bahwa nyeri adalah
17
beraktifitas.
Pada kasus fraktur, dampak yang timbul adalah ketakutan, rasa cemas, rasa
disebabkan karena adanya nyeri dan gerak yang terbatas, semua bentuk
aktivitas pasien dapat berkurang dan pasien butuh bantuan dari orang lain
(Muttaqin, 2008).
post operasi ORIF kekuatan otot akan mengalami kelemahan, kekuatan otot
tidak ditemukan kontraksi otot), derajat 1 (kontraksi otot yang terjadi hanya
berupa perubahan tonus otot yang dapat diketahui dengan palpasi dan tidak
gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang diberikan oleh pemeriksa),
(Muttaqin, 2008).
menuliskan ekstremitas kiri bawah (lutut) terdapat luka post operasi. Penulis
tidak menuliskan secara rinci bagaimana kondisi luka, panjang jahitan. Hal
ini dikarenakan klien post operasi hari pertama dan belum dilakukan
perawatan luka.
garis fraktur secara langsung serta mengetahui tempat dan tipe fraktur.
sebelum operasi pada daerah lutut hasilnya terdapat fissure pada patella
dan setelah dilakukan operasi hasilnya adalah foto post ORIF fraktur patela
2. Diagnosa Keperawatan
aktual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian dan
Association for Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
severity: skala nyeri 5, time: hilang timbul, data obyektif: pasien tampak
kesakitan, terdapat luka post ORIF pada lutut kiri . Dalam hal ini,
nyeri akut, yaitu adanya laporan secara verbal atau non verbal, fakta dan
3. Intervensi
Clasification).
pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan, dengan kriteria hasil pasien
measureable, achievable atau dapat dicapai, rational atau sesuai akal sehat,
time atau ada kriteria waktu pencapaian) tetapi dalam hal ini, terdapat
hasil dan waktu pencapaian. Penentuan waktu pencapaian selama tiga hari
nyeri pada kasus post ORIF fraktur patela tidak akan hilang sepenuhnya
Severity of Pain, Time). Provoking incident yaitu apakah ada peristiwa yang
menjadi faktor penyebab nyeri. Quality of Pain yaitu seperti apa nyeri yang
seperti terbakar, berdenyut, tajam atau menusuk. Region yaitu dimana lokasi
nyeri yang harus ditunjukkan dengan tepat oleh pasien. Severity of Pain
yaitu seberapa jauh nyeri yang dirasakan pasien, pengkajian nyeri dengan
1-3, nyeri sedang= 4-6, nyeri berat= 7-9, nyeri tak tertahankan= 10.
tingkat skala nyeri yang dirasakan pasien. Time yaitu berapa lama nyeri
nyeri. Posisi nyaman untuk pasien dengan post ORIF fraktur patela sinistra
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri (Potter, 2006). Teknik relaksasi
hati dan lambat bersama setiap inhalasi “hirup, dua, tiga” dan ekshalasi
Rencana tindakan yang disusun antara lain, pantau karakteristik nyeri pasien
lingkungan yang tenang dan nyaman agar pasien dapat beristirahat. Bantu
4. Implementasi
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
2013 penulis melakukan perawatan luka post operasi dengan teknik aseptik.
5. Evaluasi
dan Perry, 2005). Penulis mengevaluasi apakah perilaku atau respon klien
keperawatan. Pada evaluasi, penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu
quality: nyeri dirasakan senut-senut, region: nyeri pada lutut kaki kiri, ,
severity: skala nyeri 5, time: nyeri hilang timbul. Data obyektif: pasien
tampak kesakitan, terdapat luka post ORIF pada lutut kiri. Untuk
region: nyeri pada lutut kaki kiri, severity: skala nyeri 3, time: nyeri hilang
timbul. Data obyektif gelisah, ekspresi wajah agak rileks. Untuk menindak
pada lutut kaki kiri, severity: skala nyeri 1, Time: nyeri hilang timbul. Data
obyektif ekspresi wajah rileks dan tenang. Masalah keperawatan nyeri pada
1. Simpulan
sebagai berikut:
senut-senut, region: nyeri pada lutut kaki kiri, , severity: skala nyeri 5,
time: nyeri hilang timbul, data obyektif yaitu ekspresi wajah meringis,
d. Tindakan yang dilakukan pada Tn. P selama 3 hari kelolaan pada tanggal
seperti berdenyut, region: nyeri pada lutut kaki kiri, severity: skala nyeri
dipertahankan.
f. Analisa terhadap kondisi nyeri akut pada Tn. P yaitu pasien merasakan
sedikit nyeri pada lutut kaki kiri, nyeri disebabkan saat bergerak, nyeri
wajah rileks.
2. Saran
baik serta mampu menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang
kerja sama dengan tim kesehatan lain maupun keluarga klien, sebab
peran perawat, tim kesehatan lain, dan keluarga sangatlah besar dalam
keperawatan.