DISUSUN OLEH :
SITI FA’IZAH
NIM. P.10053
DISUSUN OLEH :
SITI FA’IZAH
NIM. P.10053
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
SURAKARTA”.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan , maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
Siti Fa’izah
NIM.P.10053
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Di tetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Jum’at, 07 Juni 2013
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Di tetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Juni 2013
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Amalia Agustin, S.Kep., Ns (…………………….)
NIK.201289111
Penguiji II : Joko Kismanto, S.Kep., Ns (…………………….)
NIK.200670020
Penguji III : Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns (…………………….)
NIK.201187065
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Stikes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep, Ns
NIK.201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
Husada Surakarta.
3. Erlina Windyastuti, S.kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII
v
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
5. Joko Kismanto, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji II yang telah membimbing
Husada Surakarta dan bebagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan karya studi kasus
selanjutnya. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME......................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................................vii
DATAR GAMBAR.............................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................5
C. Manfaat Penulisan..........................................................................................5
BAB II. LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien..................................................................................................7
B. Pengkajian.........................................................................................................7
C. Perumusan Masalah Keperawatan...........................................................13
D. Perencanaan Keperawatan.........................................................................14
E. Implementasi Keperawatan.......................................................................17
F. Evaluasi Keperawatan.................................................................................19
BAB III. PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan....................................................................................................22
B. Kesimpulan.....................................................................................................32
C. Saran.................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata – mata keadaan tanpa
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
1
2
berhubungan dengan fisik maupun mental yang meliputi gangguan jiwa dan
sakit jiwa. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa masih mengetahui dan
masih hidup dalam alam kenyataan. Sedangkan orang yang terkena sakit jiwa
dan dorongan motivasinya sangat terganggu. Orang tersebut hidup jauh dari
alam kenyataan.
yang ditimbulkan gangguan jiwa sangat besar, dimana terjadi global burden
of disease akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1 %. Angka ini lebih
tinggi dari TBC (7,2%), kanker (5,8%), penyakit jantung (4,4%), dan malaria
2010, dari 387.813 jumlah penduduk Kota Yogyakarta, 32.033 atau 8,25
orang gangguan mental emosional, dan 1.357 orang ganguan jiwa berat.
Namun, khusus bagi yang mengalami gangguan jiwa berat, dari pendataang
RSJ Grahasia Yogyakarta tahun 2012, hanya menemukan 568 orang atau
41,86 persen dari jumlah yang ada. Sehingga masih ada 789 orang atau 58,14
telah, atau akan terkena gangguan tesebut. Insiden dan prevalensi seumur
gejala ini mencapai 70% dari seluruh gejala yang ada. Halusinasi
internal atau pikiran dan rangsangan eksternal atau dunia luar. Seseorang
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Hal ini
tertawa sendiri, dan respon verbal yang lambat. Apabila hal tersebut
dan tidak mampu mematuhi perintah, bahkan dalam fase yang lebih buruk,
2012 diantaranya rawat jalan 26.449 klien, rawat inap 2.906 klien, dari rawat
inap yang mengidap penyakit skizofrenia 2.233 klien, laki-laki 1.495 (66,9%)
bulan April 2013, pasien yang dirawat di ruang Abimanyu RSJD Surakarta di
dapatkan dari 32 klien yang mengalami gangguan jiwa terdapat 16 klien yang
Surakarta, penulis menemukan kasus halusinasi pada salah satu klien yang
diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam membuat
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.I dengan
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
halusinasi pendengaran.
halusinasi pendengaran.
halusinasi pendengaran.
C. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
keperawatan jiwa.
2. Bagi profesi
3. Bagi institusi
a. Rumah sakit
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di rumah
b. Pendidikan
pembaca.
permasalahannya.
halusinasi.
BAB II
LAPORAN KASUS
evaluasi. Pengkajian yang dilakukan dengan metode allo anamnesa dan auto
anamnesa.
A. Identitas Klien
April 2013 pukul 08.30 WIB didapatkan data: klien bernama Tn. I, klien
bertempat tinggal di Waru Baki Sukoharjo, umur 31 tahun, jenis kelamin laki-
klien masuk RSJD Surakarta sejak tanggal 25 Maret 2013. Penanggung jawab
kandung klien.
B. Pengkajian
Dapat diperoleh data antara lain: kakak Tn. I mengatakan ± 1 bulan yang lalu
bicara Tn. I kacau, kadang bicara sendiri dan selanjutnya dibawa ke Rumah
7
8
Abimanyu untuk perawatan lebih lanjut. Tn. I mengatakan baru pertama kali
rumah sakit jiwa karena adanya faktor tekanan dari kakak Tn. I yang
Tn. I yaitu tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 36.5˚C,
respirasi 20 kali per menit. Ukuran tinggi badan 165 cm dan berat badan 63
kg. Dari pengkajian head to toe didapatkan data kepala bentuk mesocepal,
rambut Tn. I pendek, berwarna hitam, ikal, bersih, dan tidak beruban. Fungsi
penglihatan mata masih baik, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak
ikterik. Telinga Tn. I simetris kanan-kiri serta tidak ada serumen. Hidung Tn.
perkusi sonor, auskultasi bunyi nafas vesikuler. Jantung, inspeksi ictus cordis
tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba kuat di SIC V, perkusi suara pekak,
bising usus 15 kali per menit, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi tympani.
gerakannya bebas. Tn. I tidak mengalami keluhan fisik dan tidak mempunyai
penyakit jantung.
9
Genogram :
Tn.I
Keterangan :
: perempuan : pasien
: meninggal
merupakan anak kelima dari lima bersaudara dan tinggal serumah dengan
kakak keduanya. Tidak ada anggota Tn. I yang mengalami gangguan jiwa.
mengatakan tubuhnya sehat, bagian tubuh yang disukai adalah hidung dan
mata, sedangkan bagian tubuh yang tidak disukai adalah rambut karena
tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir SMA, Tn. I berasal dari
anak bungsu dari lima bersaudara, dan Tn. I mengatakan bekerja sebagai
cleaning service. Tn. I mengatakan ingin segera pulang dari rumah sakit jiwa
keluarga. Pada pengkajian harga diri, Tn. I mengatakan tidak malu dengan
keadaan dirinya.
10
berhubungan dengan orang lain, Tn. I mengatakan tidak ada hambatan karena
orang lain. Nilai dan keyakinan Tn. I mengatakan beragama Islam dan
berseragam RSJ dan terlihat kurang rapi. Pembicaraan Tn. I lembut, tidak
perasaan, Tn. I mengatakan sedih karena ingin cepat pulang dan bertemu
Tn. I ada kontak mata, kooperatif, ketika diajak interaksi mau menceritakan
klien mengikuti apa yang didengarnya dan suara itu datang sehari 1 kali.
yaitu didalam pikirannya hanya terpaku pada satu ide saja tanpa berinisiatif
mencari ide lain, tetapi Tn. I tidak mengalami waham, fobia, maupun obsesi.
kondisi, dan orang lain. Memori Tn. I tidak ada gangguan daya ingat jangka
panjang dimana Tn. I masih ingat saat Tn. I dibawa ke rumah sakit jiwa, tidak
ada gangguan daya ingat jangka pendek dimana Tn. I masih ingat nama orang
yang sudah diajak berkenalan, dan tidak ada gangguan daya ingat saat ini
bisa mengambil keputusan sederhana secara mandiri, mau mandi dulu atau
Pengkajian daya tilik diri, Tn. I menyadari bahwa saat ini dia di rawat di
rumah sakit jiwa karena sakit, tetapi Tn. I merasa dirinya sudah membaik dan
ingin pulang.
mampu makan secara teratur 3 kali sehari, Tn. I makan pelan-pelan, selalu
Pengkajian BAB dan BAK, Tn. I mampu BAB dan BAK sendiri di
12
kamar mandi, Tn. I BAB 1 kali sehari dan BAK ± 5 kali sehari. Tn. I
gigi setiap mandi, dan 2 hari sekali keramas. Tn. I mengatakan dirinya mau
berpakaian seragan RSJ dan berpakaian rapi secara mandiri. Pada pola
Istirahat tidur, Tn.I mengatakan mampu tidur dalam sehari 8 jam, pada siang
hari Tn. I tidur ± 1 jam dan tidur malam hari dari jam 21.00 wib sampai jam
04.00 wib, saat tidur malam terkadang Tn. I terbangun karena mendengar
dapat dukungan dari keluarga selama di rawat di rumah sakit jiwa dan jika
sudah pulang, Tn. I mau minum obat teratur dan mau memelihara
setelah pulang dari rumah sakit, Tn. I ingin kembali bekerja menjadi cleaning
service.
klien suka menyendiri saat ada masalah. Pada pengkajian masalah psikososial
kerjanya. Tn. I juga mengatakan tidak ada masalah dengan ekonominya dan
pengkajian tingkat pengetahuan, Tn. I tidak tahu tentang penyakit jiwa, faktor
diminum berwarna putih, orange dan pink. Obat itu menyebabkan pikiran
Analisa data dilakukan pada tanggal 25 April 2013 pukul 09.00 WIB,
artis, muncul 1 kali pada malam hari, saat sendiri dan Tn. I mengikuti apa
D. Perencanaan Keperawatan
bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
dan tujuan berinteraksi, tanyakan nama lengkap Tn. I dan nama panggilan
yang disukai Tn. I, tunjukan sikap jujur dan menepati janji, tunjukan sikap
empati dan menerima Tn. I apa adanya, tanyakan perasaan Tn. I saat ini.
menit, Tn. I dapat mengenal halusinasinya dengan kriteria evaluasi yaitu Tn. I
dapat membedakan hal nyata dan yang tidak nyata, Tn. I dapat mengenal tentang
halusinasi dengan intervensi yaitu adakan kontak sering dan singkat secara
bertahap, observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya yaitu jika
Tn. I sedang halusinasi, tanyakan apakah Tn. I mengalami sesuatu, jika Tn. I
menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya, katakan bahwa perawat
mengalaminya, katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
Katakan bahwa perawat akan membantu Tn. I, jika Tn. I tidak sedang
halusinasi, situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi, dan apa yang
dilakukan.
cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi misalnya: tidur,
marah, atau menyibukkan diri. Diskusikan cara yang digunakan Tn. I, jika
cara yang digunakan adaptif beri pujian, jika cara yang digunakan maladaptif
melakukan aktivitas yang terjadwal. Bantu Tn. I memilih cara yang sudah
cara yang dipilih dan dilatih, pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
dilatih, jika berhasil beri pujian. Rasionalnya adalah Tn. I dapat memilih dan
halusinasi, dengan intervensi yaitu buat kontrak waktu, tempat, dan topik
tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, cara yang dapat
waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika
merawat Tn. I dengan halusinasi saat berada di rumah secara mandiri untuk
30 menit, Tn. I dapat memanfaatkan obat dengan baik dengan kriteria hasil
yaitu Tn. I menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping minum obat, Tn. I
akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter dengan intervensi yaitu
diskusikan dengan Tn. I tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat,
pantau Tn. I saat penggunaan obat, beri pujian jika Tn. I menggunakan obat
dengan benar, diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter, anjurkan Tn. I untuk konsultasi dengan dokter jika terjadi hal-hal yang
E. Implementasi Keperawatan
mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara menemui orang lain dan
tentang halusinasi yang dialami oleh Tn. I apakah masih terjadi, validasi
waktu, isi, frekuensi, dan respon Tn. I. Penulis mengevaluasi cara pertama
orang lain, tidur atau istirahat, beraktivitas sesuai jadwal dan menghardik
cara 2 yaitu menemui orang lain dan bercakap-cakap. Penulis melakukan strategi
yang dilakukan jika terjadi halusinasi, mendiskusikan cara yang digunakan Tn. I
yaitu melakukan aktivitas dan memberi pujian pada Tn. I jika bisa
kegiatan harian yang telah disusun Tn. I, meminta teman, keluarga, atau perawat
untuk menyapa Tn. I jika sedang halusinasi, membantu klien memilih cara yang
sudah dianjurkan dan dilatih untuk mencobanya, memberi kesempatan pada Tn. I
untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih. Responnya, Tn. I mampu
cakap dengan orang lain. Tn. I juga mau melaksanakan semua aktivitas sesuai
F. Evaluasi Keperawatan
adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan adalah secara subyektif Tn. I
20
mendengar bisikan suara setiap hari, Tn. I mengatakan suara itu tiba-tiba
muncul, Tn. I mengatakan bersedia diajari cara pertama yaitu menghardik dan
bersedia memasukkan cara yang telah dilatih kedalam jadwal kegiatan harian.
Selain itu, secara obyektif klien kooperatif saat diajak interaksi, Tn. I mau
mata Tn. I ada saat interaksi, Tn. I bersedia menjawab pertanyaan yang
Evaluasi tanggal 26 April 2013 pukul 10.30 WIB, dengan hasil yang
sendiri, Tn. I mengatakan setelah menghardik suara itu hilang. Tn. I bersedia
Evaluasi pada tanggal 27 April 2013 pukul 11.30 WIB, dengan hasil
perawat dan masih ingat bagaimana cara menghardik dan menemui orang lain
menyapu, dan membersihkan tempat tidur. Selain itu Tn. I juga kooperatif
saat diajak berinteraksi, kontak mata Tn. I ada saat interaksi, Tn. I bersedia
penulis, Tn. I bersedia memilih cara menemui orang lain yang dipilihkan oleh
A. Pembahasan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan
antara konsep dasar teori dan kasus nyata Tn. I diruang Abimanyu RSJD
1. Pengkajian
terhadap kemampuan dan perilaku Tn. I serta dari status Tn. I. Selain itu
tidak ada ada anggota keluarga Tn. I yang menjenguknya sehingga, penulis
22
23
asa, dan tidak berdaya. Adanya faktor tekanan dari kakak Tn. I yang
psikologis seseorang. Hal ini juga dialami Tn. I yang memiliki masa lalu
adalah sebagai berikut: bicara, senyum, dan tertawa sendiri; tidak mampu
mandiri dalam mandi, berpakaian dan berhias dengan rapi; bicara kacau
juga dialami oleh Tn. I seperti: Tn. I tampak berbicara sendiri, mondar-
mandir, Tn. I mampu mandi secara mandiri tetapi belum rapi dalam
berpakaian dan berhias diri, Tn. I berbicara berbelit-belit namun sampai juga
pada tujuan pembicaraan, Tn. I merasa sedih karena ingin cepat pulang, Tn.I
yang hanya bereaksi jika ada rangsangan, konsentrasi Tn. I kurang, dan
difokuskan pada pola persepsi pada Tn. I, didapatkan data bahwa Tn. I
mengikuti apa yang didengarnya dan suara itu datang sehari 1 kali, pada
malam hari.
gangguan isi pikir antara lain: waham, fobia, keadaan orang lain yang
dihubungkan dengn dirinya sendiri, dan pikiran terpaku pada satu ide saja.
Hal ini juga ditemukan pada Tn. I yang mengalami gangguan pikiran yaitu
didalam pikirannya hanya terpaku pada satu ide saja tanpa berinisiatif
mencari ide lain. Menurut Videbeck (2008) penilaian pada klien gangguan
perlindungan, dan menempatkan dirinya dalam keadaan bahaya. Hal ini juga
cemas, gagap, skizofrenia akut dan kronik, halusinasi, dan paranoid dengan
sediaan tablet 0,5 mg, 2 mg, 5 mg, injeksi: 25 mg per ml. Terapi
agresif atau obat penenang dan agitasi dengan sediaan tablet 25 mg, 50 mg,
100 mg, injeksi: 25 mg per ml. Perawat perlu memahami efek samping yang
sering ditimbulkan oleh obat psikotik seperti: mengantuk, tremor, kaku otot,
sediaan tablet 2 mg, 5 mg, injeksi: 25 mg per ml. Terapi yang sama juga
2. Diagnosa Keperawatan
pada pohon masalah dijelaskan bahwa gangguan isolasi sosial: menarik diri
merupakan akibat. Namun, pada kasus Tn. I, pada analisa data penulis lebih
halusinasi pendengaran.
didengarnya, suara itu muncul sehari 1 kali di malam har,i dan muncul saat
masalah.
27
3. Intervensi Keperawatan
penulis juga mencantumkan alasan ilmiah atau rasional dari setiap tindakan
keperawatan.
klien. Kemampuan pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek yaitu
dialaminya. Ada lima tujuan khusus gangguan halusinasi, antara lain: tujuan
28
dari tindakan yang dilakukan yaitu hubungan saling percaya sebagai dasar
interaksi terapeutik antara perawat dan klien. Tujuan khusus kedua, klien
Rasional dari tujuan kedua adalah peran serta aktif klien sangat menentukan
pengetahuan dan motivasi klien untuk minum obat secara teratur. Hal
tersebut juga penulis rencanakan pada klien dengan tujuan umum untuk
diuraikan diatas.
berupa hadiah seperti permen, kado, atau makanan, perilaku sepeti senyum,
tanpa adanya paksaan yaitu dengan kesadaran pelaku tindakan itu sendiri
(Ngadiran, 2010). Hal ini sesuai dengan intervensi yang dilakukan penulis
4. Implementasi Keperawatan
pada tanggal 25 April 2013 pukul 10.30 WIB, Penulis melakukan strategi
halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan, Tn. I akan mengendalikan diri dan
tetapi dengan kemampuan ini, Tn. I tidak akan larut untuk menuruti
dengan orang lain. Penulis melakukan validasi dan evaluasi cara pertama
terjadi adanya distraksi dan fokus perhatian Tn. I akan beralih dari
pertama dengan menghardik dengan benar dan Tn. I mau untuk mengalihkan
akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering kali mencetuskan
5. Evaluasi
Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan
serta umum yang telah ditentukan. Pada kasus ini, penulis hanya
2013 pukul 11.00 WIB, Tn. I berhasil melakukan dengan baik dalam
pelaksanaan strategi 2 tanggal 26 April 2013 pukul 10.30 WIB, Tn. I mampu
pelaksanaan strategi 3 tanggal 27 April 2013 pukul 11.30 WIB, Tn. I juga
kekurangan penulis tidak bisa mencapai batas maksimal pada rencana yang
B. Kesimpulan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran yang telah penulis lakukan, maka dapat
bernyanyi dan menjadi artis. Tn. I mengikuti apa yang didengarnya. Suara
itu datang sehari 1 kali, di waktu malam hari, dan muncul saat sendiri. Data
3. Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada Tn. I yaitu dengan tujuan
2 yaitu Tn. I dapat mengenal halusinasi, tujuan khusus 3 yaitu Tn. I dapat
keadaan klien dan kekurangan penulis tidak bisa mencapai batas maksimal
ruang Abimanyu.
C. Saran
1. Bagi institusi
2. Bagi perawat
yang ditetapkan.
pendengaran.
35
Keliat Budi Anna & Akemat. (2009). Model Praktik Keparawatan Profesional
Jiwa. EGC: Jakarta.
Keliat Budi Anna et all. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. EGC:
Jakarta.
Kusumawati Farida & Hartono Yudi. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Salemba Medika: Jakarta.
Stuart Gail W, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.
Sunardi dkk. (2005). Psikiatri: Konsep Dasar Dan Gangguan-gangguan. Refika
Aditama: Bandung.
Yosep Iyus. (2011). Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Refika Aditama: Bandung.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pekerjaan : -
Negeri 6