IBNU HUMAM
3019041057
IBNU HUMAM
3019041057
i
Tugas akhir ini diajukan oleh :
Nama : Ibnu Humam
Nim : 3019041057
DEWAN PENGUJI
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul “Intervensi Pemberian Teknik Relaksasi Napas Dalam
untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien Asma di Ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2022” telah di setujui
ii
untuk di presentasikan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Penelitian Program
Studi Diploma III Keperawatan Universitas Faletehan
Pembimbing I
Mengetahui
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal Tugas Akhir dengan judul
“Intervensi Pemberian Teknik Relaksasi Napas Dalam Untuk Meningkatkan
Saturasi Oksigen Pada Pasien Asma”. Laporan studi Kasus ini disusun sebgai
syarat untuk menyelesaikan program Studi Diploma III Keperawatan Universitas
Faletehan. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan studi kasus ini. Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Ns. Fatoni,
S.Kep,. M.Kep selaku pembimbing I dan bapak Ns. H. Asra, S.Kep,. M.Kep.
sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberi masukan,
bimbingan dan dukungan dengan penuh kesabaran. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Andiko Nugraha Kusuma, SKM.,M.KM selaku Rektor Universitas Faletehan
2. Dr. Rahmat Setiadi. MARS selaku Direktur Rumah Sakit Dradjat Prawira
Negara Serang
3. Ns. H. Asra, S.Kep., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan, sekaligus selaku penguji ahli, yang juga dengan tekun
memberikan berbagai masukan secara ilmiah melalui pengarahan, sharing,
dan saran yang diberikan
4. Agus Sustiyono, S.Kep., M.Kep selaku Ka.Prodi Universitas Faletehan
5. Fatoni, S.Kep,Ners., M.Kep selaku pembimbing I, yang juga dengan tekun
memberikan berbagai masukan secara ilmiah melalui pengarahan, sharing,
dan saran yang diberikan
6. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Dradjat Prawira Negara Serang yang
telah memfasilitasi penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian dengan
baik.
7. Kedua Orangtua, Ending Royadi dan Tanti Rustanti yang selalu memberikan
doa, motivasi dan semangat setiap waktu
8. Dan Kakak perempuan saya serta kakak ipar saya Erna Zulia dan Bagus Wibi
Kusuma
9. Sahabat saya, Rama Septiana, Restu Repdiana, Adi Krisnawan, Endri
Mardiansyah, Dodi Albana, Riyadilani, Aldi Sutistna, Rapiudin, Herudin,
Agung Setiadi, Achmad Rifa’i, Deri Mahesa, Ari Zatnika, Cecep Fahrurozi,
Laila Az-zahra, Salma Ayu yang selalu menemani dalam proses pembuatan
proposal penelitian ini.
10. Teman seperjuangan Akper tahun 2019 khususnya kelas C yang telah
memberikan dukungan berharga
11. Last but not least, I wanna thank me for believing in me, I wanna thank me
for doing all this hard work, I wanna thank for me having no days off, I
wanna thank me never quitting, for just being me at all times.
iv
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka masukan sangan diharapkan untuk untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
selanjutnya. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan
kebaikan dari Allah SWT. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini
memberikan wawasan tentang Intervensi Pemberian Teknik Relaksasi Napas
Dalam Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien Asma
Ibnu Humam
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
ekslusif ini Universitas Faletehan berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Yang menyatakan
Materai
(Ibnu Humam)
vi
SURAT PERNYATAAN
Materai 6000
Ibnu Humam
NIM 3019041057
vii
ABSTRAK
Ibnu Humam
Diploma III Keperawatan
Laporan studi kasus ini membahas tentang intervensi pemberian teknik relaksasi
napas dalam untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien Asma di Ruang
IGD RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2022. Studi kasus ini
bertujuan untuk menguji adanya pengaruh pemberian teknik relaksasi napas dalam
terhadap peningkatan saturasi oksigen. Metode yang digunakan adalah studi kasus
dengan pendekatan keperawatan dan sasaran studi kasus ini adalah 2 pasien
dengan masalah keperawatan yang sama. Hasil penelitian ini menujukan adanya
peningkatan saturasi oksigen dengan sebelum diberikan dan tidak diberikan teknik
relaksasi napas dalam. Sebelum diberikan intervensi SpO2 Pasien 1 yaitu 93%
sedangkan sesudah diberikan intervensi Spo2 pasien 1 menjadi 96% dan pasien 2
sebelum diberikan intervensi yaitu 99% setelah diberikan teknik relaksasi napas
dalam Spo2 meningkat menjadi 100%
Ibnu Humam
Diploma III Nursing
viii
5 CHAPTER, 38 PAGES, 7 TABLES
This case study report discusses the intervention of deep breathing relaxation
techniques as an effort to increase oxygen saturation in Asthma patients in the
Emergency Room of RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang in 2022. This case
study aims to examine the effect of giving deep breathing relaxation techniques to
increase oxygen saturation. The method used is a case study with a nursing
approach and the target of this case study is 2 patients with the same nursing
problem. The results of this study indicate an increase in oxygen saturation before
being given and not given deep breathing relaxation techniques. Before being
given the SpO2 intervention Patient 1 was 93% while after being given the Spo2
intervention patient 1 became 96% and patient 2 before the intervention was 99%
after being given the Spo2 deep breathing relaxation technique increased to
100%
ix
DAFTAR ISI
x
3. Etiologi ........................................................................................ 10
4. Manifestasi Klinis ........................................................................ 11
5. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 12
C. Konsep Relaksasi Napas Dalam ......................................................... 13
1. Definisi ........................................................................................ 13
2. Tujuan .......................................................................................... 14
3. Prosedur Relaksasi Napas Dalam ................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asma merupakan kelainan berupa inflamasi kronik saluran napas yang
dapat menyebabkan hiperreaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan
yang dapat menimbulkan gejala seperti sesak napas , mengi , batuk dan
dada terasa berat terutama pada malam atau dini hari yang umumnya
bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Penyakit asma telah
menjadi masalah kesehatan global yang di derita oleh seluruh kelompok
usia (GINA, 2015).
Prevalensi asma saat ini masih tinggi, menurut data World Health
Organization ( WHO ) tahun 2017 diperkirakan penderita asma di seluruh
dunia mencapai 235 juta orang. Negara miskin dan negara berkembang
merupakan negara paling banyak kematian yang disebabkan oleh asma.
Berdasarkan data dari riset Kesehatan Dasar ( Risekdas ) tahun 2013
bahwa prevalensi asma di Indonesia adalah 4,5 %, dengan prevalensi asma
di bengkulu adalah 2,0%, sedangkan data dari Risekdas tahun 2018
menyebutkan bahwa prevalensi asma di seluruh Indonesia adalah 4,5%,
dengan prevalensi asma di Bengkulu berada pada angka 2,4%, hal ini
menunjukan adanya peningkatan prevalensi asma di provinsi Bengkulu.
Sedangkan Banten menduduki urutan ke 16 dari 34 provinsi di Indonesia
(RISEKDAS, 2018)
Dalam hal ini pengobatan asma dapat dilakukan dengan pengobatan non
farmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi
napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal
ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare,
2009).
B. Rumusan Masalah
Gambaran tentang bagaimana intervensi pemberian relaksasi napas dalam
untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien asma?
Universitas Faletehan
3
Universitas Faletehan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Universitas Faletehan
5
b. Secondary survey
Secondary survey (pengkajian sekunder) umumnya bertujuan untuk
mengidentifikasi penyakit yang dikeluhkan oleh pasien
(Mardalena,
2017)
1) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan biasanya digunakan untuk pasien rawat
jalan. Sedangkan, riwayat kesehatan pada pasien gawat darurat
tidak bisa cepat diperoleh dikarenakan hal tersebut hanya dapat
diperoleh dengan pendataan mnemonic SAMPLE. Mnemonic
berarti sign and symptoms (S), allergies (A), medications (M),
pertient medical history (P), last meal (L), dan events
surrounding this incident (E) (Mardalena, 2017)
Universitas Faletehan
6
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk membedakan temuan fisik
normal dan tidak normal (Joyce M. Black & Jane Hokanson
Hawks, 2014). Biasanya pada pasien asma akan ditemukan
ekspirasi memanjang, suara napas weezing, hiperinflasi dada,
pernapasan cepat.
Universitas Faletehan
7
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (SDKI, 2017).
A. Jenis jenis Diagnosis
Jenis-jenis diagnosis keperawatan dapat diuraikan sebagai berikut
(Carpenito, 2013; Potter & Perry, 2013).
1) Diagnosis aktual
Diagnosis aktual ini menggambarkan respon klien terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang mengalami
masalah kesehatan. Dapat ditemukan dan di validasi tanda atau
gejala mayor minor pada klien.
2) Diagnosis Risiko
Diagnosis risiko ini menggambarkan respon klien pada kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan
klien beresiko mengalami kesehatan. Tanda atau gejala mayor
minor tidak di temukan pada klien, tetapi klien memiliki faktor
risiko mengalami masalah kesehatan.
3) Diagnosis Promosi Kesehatan
Gambaran pada diagnosis ini adalah adanya motivasi dan
keinginan klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke
tingkat yang lebih baik.
B. Masalah Keperawatan
Umumnya masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien
dengan asma (SDKI, 2017)
1) Bersihan jalan napas tidak efektif
2) Gangguan pertukaran gas
3) Pola napas tidak efektif
4) Anisetas
Universitas Faletehan
8
Diagnosis keperawatan yang diambil pada KTI adalah pola napas tidak
efektif berhubungan dengan hambatan jalan napas.
3. Intervensi
Intervensi Keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang berdasar pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Tindakan keperawatan
adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat
untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (SIKI, 2018)
napas menurun
4. Frekuensi napas
membaik
SUMBER: SDKI,SIKI,SLKI
4. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan intervensi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus
mempunyai kemampuan kognitif atau intelektual, kemampuan dalam
hubungan interpersonal, dan kemampuan melakukan tindakan. (Lestari,
C.E, dan Rosyidah, 2011)
Universitas Faletehan
9
5. Evaluasi
Keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan
keperawatan pasien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku pasien
yang tampil adalah definisi dari evaluasi. Menentukan perkembangan
kesehatan pasien, menilai efektifitas dan efisiensi tindakan keperawatan
mendapatkan umpan balik dari respon pasien, dan sebagai tanggung
jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
merupakan tujuan dari evaluasi (Dermawan, 2012)
A. Konsep asma
1. Definisi
Asma merupakan penyakit kronis yang menganggu jalan napas
akibat adanya inflamasi dan perkembangan dinding dalam saluran
napas sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masuknya benda
asing yang menimbulkan reaksi berlebihan. Akibatnya saluran
napas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru paru
berkurang, hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi, batuk,
dada sesak, dan gangguan napas terutama pada malam dan dini hari
(Soedarto, 2012)
Jenis kelamin, umur pasien, faktor keturunan, faktor lingkungan,
serta status atopi merupakan beberapa faktor penyebab asma.
2. Klasifikasi
Asma dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Asma bronkiale merupakan penyakit hiperaktif dan
hipersensitif terhadap rangsangan dari luar, contohnya seperti
debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain penyebab
alergi. Gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba, karena
gejala kemunculan sangat mendadak. Jika tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya, resiko kematian bisa datang. Adanya
radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernafasan
dibagian bawah salah satu penyebab gangguan asma bronikal
bisa muncul. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos
saluran pernafasan, pembengkakan selaput lendir, dan
Universitas Faletehan
10
2. Faktor lingkungan
a.) Alergan
Kekambuhan pada penyakit asma dapat disebabkan oleh
alergan. Alergan sendiri dibagi menjadi dua yaitu alergan
indoor dan outdoor. Alergan indoor adalah faktor pencetus
Universitas Faletehan
11
4. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala Asma menurut Zulies (2016), tanda dan gejala
pada penderita asma dibagi menjadi dua yaitu :
1. Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol :
a.) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b.) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga,
sifatnya hilang timbul
c.) Wheezing belum ada
d.) Belum ada kelainana bentuk thorak
e.) Ada peningkatan eosinofil darah dan IGE
f.) Blood gas analysis (BGA) belum patologis
2. Stadium lanjut/kronik
a.) Batuk, ronchi
b.) Sesak nafas berat dan dada seolah-olah tertekan
c.) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
Universitas Faletehan
12
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien Asma Bronkhialie yaitu : a.
Pemeriksaan Radiologi
Pada asma gambaran radiologi umumnya normal. Pada saat
waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada
paruparu yakni radioulsen yang bertambah dan peleburan
rongga intercostialis, serta diafragma yang menurun.
b. Pemeriksaan darah
Pada saat pemeriksaan darah terkadang terdapat peningkatan
SGOT dan LDH, leukosit kadang-kadang diatas 15.000/mm3
dimana menandakan adanya suatu infeksi.
c. Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergan
yang dapat menimbulkan reaksi yanag positif pada pasien
asma.
d. Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa
redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada
paru-paru
e. Spirometri
Untuk menunjukan adanya obstruksi jalan nafas reversible.
Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum dan sesudah
Universitas Faletehan
13
1. Tujuan
Tujuan teknik relaksasi napas dalam yaitu untuk meningkatkan
efesiensi batuk, memelihara pertukaran gas, mencegah atelekasi
paru, dan mengurangi tingkat stress yang baik itu stress fisik
maupun emosional sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri
yang dirasakan oleh individu (Oliver, 2013)
Universitas Faletehan
14
Universitas Faletehan
15
b. Prosedur
1.) Cuci tangan
2.) Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah atau kotoran
lain
3.) Pilih sensor yang tepat sesuai tempat sensor
4.) Sambungkan oksimeter dengan menekan tombol power
on/off
5.) Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya
6.) Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan / kaki /
telinga
7.) Untuk mematikan tekan kembali power on/off (tematik
intergratif, t.t)
Universitas Faletehan
16
BAB III
METODOLOGI PENELTITIAN
16
Universitas Faletehan
17
2. Kriteria Ekslusi
a. Terjadi Perubahan Diagnosa Medis
b. Ada Komplikasi
c. Klien pulang saat dilakukan penelitian pada hari pertama.
C. Fokus Studi
Penerapan intervensi pemberian teknik relaksasi napas dalam untuk
meningkatkan saturasi oksigen pada pasien asma
D. Definisi Operasional
1. Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klkien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan
ispirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi
napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2009)
2. Saturasi oksigen adalah ukuran seberapa banyak presentase oksigen
yang mampu dibawa oleh hemoglobin. Oksimetri nadi merupakan alat
non invasive yang mengukur saturasi oksigen darah arteri pasien yang
dipasang pada ujung jari, ibu jari, hidung, atau dahi dan oksimetri nadi
dapat mendeteksi hipoksemia sebelum tanda dan gejala klinis muncul.
Faktor yang mempengaruhi saturasi O2 yaitu Hemoglobin (Kozir,
2010).
Universitas Faletehan
18
1. Pedoman wawancara
Secara umum, penyusunan instrumen pengumpulan data berupa
pedoman wawancara dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a. Mengadakan identifikasi terhadap faktor studi yang ada di dalam
rumusan judul penelitian
b. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata
pengantar lebih lanjut.
c. Sebelum melakukan wawancara peneliti lebih dulu membuat
kisikisi pedoman wawancara
2. Pedoman Observasi
Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah observasi. Secara umum,
penyusunan instrumen pengumpulan data berupa pedoman observasi
dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
a. Mengadakan identifikasi terhadap fokus studi yang ada di dalam
rumusan judul penelitian
b. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi
3. Alat tulis
Berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data
4. Nursing Kit
Berfungsi untuk mengukur tanda-tanda fital dengan fokus studi
G. Pengumpulan Data
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan :
1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga, dll) sumber data
dari pasien, keluarga, perawat lainnya.
2. Observasi dan pemeriksaan fisik ( dengan pendekatan IPPA : inspeksi,
palpasi, perkusi, askultasi) pada sistem tubuh pasien
3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
data lain yang relevan).
Universitas Faletehan
19
Teknik analisis yang digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan
studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya
diinterprpetasikan oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan
untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, dan teks naratif. Kerahasiaan
dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari
responden. Data yang dikumpulkan terkait dengan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
Universitas Faletehan
20
Universitas Faletehan
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan
bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai penatalaksanaan
intervensi teknik relaksasi napas dalam untuk meningkatkan saturasi
oksigen pada pasien asma diruang IGD RSUD dr. Dradjat Prawinegara
Serang tahun 2022 sebanyak 2 pasien dengan pasien asma bronkial yang
memenuhi syarat dan berpartisipasi dalam penelitian ini
Penyajian data yang akan dilakukan berupa dengan tabel atau teks naratif.
Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,
perencanaan, tindakan dan evaluasi.
21
Universitas Faletehan
22
1. Karakteristik pasien
a. Identitas pasien
Tabel 4.1 Identitas pasien
IDENTITAS PASIEN 1 (P1) PASIEN 2 (P2)
keluhan utama penyakit Sesak napas dan mual Sesak napas dan mual
Universitas Faletehan
23
Primary survey
Airway jalan napas bebas tidak jalan napas bebas tidak
ada sumbatan, namun ada sumbatan, namun
pasien tampak sesak pasien tampak sesak
Universitas Faletehan
24
Secondary
survey
Pengkajian dan data Pengkajian dan data
Sign and
simptomps yang didapatkan pada yang didapatkan pada
pasien Ny. S dengan pasien Ny. S dengan
asma diantaranya : asma diantaranya :
Respirasi 30x/menit, Respirasi 24x/menit,
kesulitan tidur, mual kesulitan tidur, mual
muntah, tekanan darah muntah, tekanan darah
129/79 mmHg, Nadi 110/72 mmHg, Nadi
109x/menit, Saturasi 102x/menit,
Oksigen 93%, pucat Saturasi Oksigen 99%
mukosa bibir, CRT < 2 pucat mukosa bibir, CRT
detik < 2 detik
medical
Universitas Faletehan
25
Pemeriksaan fisik
Kepala Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk kepala bulat, Bentuk kepala bulat,
pertumbuhan rambut pertumbuhan rambut
lebat, rambut terlihat lebat, rambut terlihat
bersih. Palpasi : bersih Palpasi :
Saat di palpasi pasien Saat dipalpasi pasien
mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan
Inspeksi : Inspeksi :
Mata simetris, sklera Mata simetris, sklera
Mata
anikterik, konjungtiva anikterik, konjungtiva
ananemis, pupil isokor, ananemis, pupil isokor,
reflek mengedip baik, reflek mengedip baik,
lapang pandang baik, lapang pandang baik,
pergerakan bola mata pergerakan bola mata
baik. baik.
Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk simetris Bentuk simetris, tidak
Telinga terdapat serumen terdapatserumen
sedikit, pendengaran baik
pendengaran Palpasi :
kurang baik Tidak ada nyeri tekan
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan Inspeksi :
Universitas Faletehan
26
Universitas Faletehan
27
c. Analisa Data
Universitas Faletehan
28
untuk bernapas,
terdengar suara wheezing reaksi inflamasi
TTV : hipertropi
TD : 129/79 dan
hiperplasia mukosa
N : 109x/menit
bronkus
S : 36,5 C
RR : 30x/menit metaplasia sel golbet
SPO2 : 93%
penyempitan saluran
pernapasan
masuk saluran
pernapasan
DS :
Pasien mengatakan sesak iritasi mukosa saluran
napas pernapasan
reaksi inflamasi
DO :
Pasien terlihat kesulitan hiperterapi dan
hiperplasia mukosa
untuk bernapas,
bronkus
terdengar suara wheezing
TTV :
TD : 110/72 mmHg metaplasia sel globet
N : 102x/menit
S : 37,7
RR : 24x/menit penyempitan saluran
SPO2 : 99% pernapasan
Universitas Faletehan
29
d. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.4 Diagnosis Keperawatan
DATA DIAGNOSIS KEPERAWATAN
DO :
Pasien terlihat kesulitan untuk
bernapas terdengar suara wheezing
TTV :
TD : 129/79 mmHg
N : 109x/menit
S : 36,5 C
RR : 30x/menit
SPO2 : 93%
DO :
Pasien terlihat kesulitan untuk
bernapas terdengar suara wheezing
TTV :
TD : 110/72 mmHg
N :102x/menit
S : 37,7 C
RR :24x/menit
SPO2 : 99%
Universitas Faletehan
30
Universitas Faletehan
31
R/S : -
R/O : SPO2 96%
P2 1. Monitor pola napas 10 juni 1. Monitor pola napas S : pasien
2. Monitor bunyi napas 2022 R/S : pasien mengatakan
Ukur saturasi 11.35 mengatakan sesak sesak napas
3. oksigen WIB napas sedikit
menggunakan R/O : pasien terlihat berkurang
oksimetri nadi kesulitan O : spo2
Ajarkan terapi untuk A : masalah
4. relaksasi napas bernafas belum teratasi
2.
dalam Memonitor bunyi tindakan
napas R/S : - dilanjutkan
Universitas Faletehan
32
B. Pembahasan
Pembahasan dalam hal ini berisi perbandingan antara tinjauan pustaka
dengan tinjauan kasus yang disajikan untuk menjawab tujuan khusus.
Setiap temuan perbedaan diuraikan dengan konsep pembahasan disusun
sesuai dengan tujuan khusus. Pembahasan berisi tentang mengapa (why)
dan bagaimana (how). Urutan penulis berdasarkan paragraph adalah F-
TO (Fakta-Teori-Opini)
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses didalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa
yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan,
siapa yang melakukan dari semua Tindakan keperawatan.
(Deden,2012)
Universitas Faletehan
35
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi
keperawatan untuk membantu pasien mencapai tujuan yang
ditetapkan. Implementasi tindakan keperawatan dibedakan
menjadi 3 kategori yaitu : independent (suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dari dokter atau tenaga
kesehatan lainnya), interdependent (suatu kegiatan yang
memerlukan kerjasama dari tenaga kesehatan lain) dan
dependent (berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan
medis atau instruksi dari tenaga medis) (Asmadi, 2008).
5. Evaluasi
Universitas Faletehan
36
Universitas Faletehan
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. S dan Ny. S
dengan Asma diruang instalasi gawat darurat (IGD) RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara serang dari tanggal 7 Juni 2022, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian tidak dapat kesenjangan antara teori dan kasus,
dimana pada kasus ditemukan penurunan saturasi oksigen, penggunaan
otot bantu napas, penulis mendapatka data dari hasil wawancara
dengan pasien Ny. S dan Ny. S Dan observasi langsung pada pasien
yang kemudian dianalisis dan ditegakan menjadi suatu diagnosis
2. Diagnosis keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. S dan Ny. S ditemukan
diagnosa keperawatan pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan jalan napas
3. Intervensi
Intervensi yang disusun oleh penulis dengan diagnosis diatas adalah
metode meningkatkan saturasi oksigen pada pasien asma non
farmakologi yaitu teknik relaksasi napas dalam. Rencana keperawatan
yang disusun penulis sesuai dengan etiologi dan masalah keperawatan
yang muncul, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
4. Implementasi
Dalam tahap implementasi, penulis melakukan semua rencana
keperawatan yang telah dibuat. Tidak terdapat kesenjangan antara
rencana keperawatan secara teori dengan rencana keperawatan yang
dilakukan
5. Evaluasi
Tahap evaluasi yang dilakukan yaitu bertujuan untuk menilai sejauh
mana keberhasilan yang dicapai. Tahap evaluasi ini merupakan tahap
37
Universitas Faletehan
38
B. Saran
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan intervensi pemberian
teknik relaksasi napas dalam pada pasien Ny. S dan Ny. S maka penulis
menyampaikan saran yang menjadikan bahan pertimbangan kearah yang
lebih baik, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit dr. Dradjat Prawiranegara
Bagi rumah sakit dr. Dradjat Prawiranegara khusus nya diruang IGD,
agar bisa mempertimbangkan pemberian terapi non-farmakologis
seperti intervensi pemberian teknik relaksasi napas dalam untuk
membantu permasalahan yang dialami pasien dengan masalah
penurunan saturasi.
2. Bagi Universitas Faletehan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi literature ilmiah di bidang
keperawatan. Disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan
mahasiswa mengenai terapi non-farmakologis yang dimana hasilnya
bisa diaplikasikan tidak hanya dilahan praktik
3. Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan literature untuk penelitian
selanjutnya yang akan datang. Dan dikembangkan dan atau
diaplikasikan tidak hanya pada pasien Asma saja tetapi pasien dengan
diagnosis medis lain yang mengalami penurunan saturasi oksigen
Universitas Faletehan
39
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Faletehan
FORMAT TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
NIM : 3019041057
Agus SustiyonoS.Kep.,M.Kep
Nik : 12.02.057
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Abstract
Asthma is a disorder of chronic inflammation of the airways which causes shortness of breath so that
in clinical conditions there will be a decrease in oxygen saturation. One intervention that can be done
in asthma patients to maximize pulmonary ventilation is diaphragmatic breathing exercises. This
study aimed to determine the effect of deep breath and position on the oxygen saturation (SpO2) and
respiratory rate (RR)in asthma patients. This study used a quasi-experimental design with
pretestposttest with control group. In this study the sample was taken using consequtives sampling
with 15 people in one group and the entire study sample was 30 people. Measuring the SpO2 value of
patients using Oxymetri and the frequency of breathing using a stopwatch for one minute. Intervention
of deep breathing techniques and positioning and after observation for 30 minutes. The analysis used
the Mann Whitney test. The results of the study showed the influence of deep breathing intervention
and position on the SpO2 value of asthma patients (P Value = 0.001) and there was influence of deep
breathing intervention and position on the RR value of asthma patients (P Value = 0.001). Asthma can
be realized by proper management of asthma. Appropriate management includes making lung
function close to normal, preventing recurrence of the disease to prevent death.
Abstrak
Asma adalah kelainan inflamasi kronik saluran napas yang menyebabkan sesak napas sehingga dalam
keadaan klinis dapat terjadi penurunan saturasi oksigen. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan
pada pasien asma untuk memaksimalkan ventilasi paru adalah latihan pernapasan diafragma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi nafas dalam dan posisi terhadap nilai
saturasi oksigen dan frekuensi nafas pada pasien Asma. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest with control group. Dalam penelitian ini
sampel diambil menggunakan consequtive sampling dengan 15 orang dalam satu kelompok dan
seluruh sampel penelitian adalah 30 orang. Pengukuran nilai SpO2 pasien dengan menggunakan
oxymetri dan frekuensi nafas menggunakan stopwatch selama satu menit. Intervensi teknik nafas
dalam dan pengaturan posisi dan setelah observasi selama 30 menit. Analisis yang digunakakan uji
mann whitney. Hasil penelitian ada pengaruh intervensi nafas dalam dan posisi terhadap nilai SpO2
pasien asma (P Value = 0,001) dan ada pengaruh intervensi nafas dalam dan posisi terhadap nilai RR
pasien asma (P Value = 0,001). Peningkatan kualitas hidup pasien asma dapat diwujudkan dengan
penatalaksanaan asma yang tepat. Penatalaksanaan yang tepat diantaranya membuat fungsi paru
mendekati nilai normal, mencegah kekambuhan penyakit hingga mencegah kematian.
Yulia, dkk, Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi Oksigen... | 71
Tabel 3. Perbedaan Rata-rata Nilai SPO2 Sebelum dan Setelah Intervensi pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol di IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2018
*Wilcoxon