Oleh:
IFRA PURWANTO
2021207209214
Oleh:
IFRA PURWANTO
2021207209214
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Karya Ilmiah Akhir : Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien
NIM : 2021207209214
Mengetahui,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Inovasi Ners ini telah diperiksa dan dinyatakan lulus tanggal :
MENGESAHKAN
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
ElmiNuryati, M.Epid.
NBM. 927024
iv
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA PASIEN TB PARU DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DENGAN INOVASI
PENERAPAN TERAPI BATUK EFEKTIF TAHUN 2022
Ifra Purwanto
Abstrak
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Tujuan karya ilmiah ini untuk
mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien TB paru dengan masalah keperawatan
bersihan jalan napas tidak efektif, meliputi pengkajian sampai evaluasi keperawatan
dengan pemberian terapi batuk efektif yangdiberikan melalui pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media leaflet. Hasil penelitian menunjukkan data pengkajian pasien
mengeluh sesak napas, batuk tidak efektif disertai sputum berlebih, terdapat suara napas
tambahan ronkhi, pasien tampak gelisah, pola napas dan frekuensi napas berubah,
RR:26x/menit. Diagnosis keperawatan yaitu bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan hipersekresi jalan napas. Rencana keperawatan meliputi tujuan dan
kriteria hasil dengan luaran bersihan jalan napas meningkat, label intervensi keperawatan
manajemen jalan napas dan latihan batuk efektif. Implementasi keperawatan memberikan
terapi inovasi penerapan terapi batuk efektif. Evaluasi keperawatan yang didapat setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x jam yaitu bersihan jalan napas meningkat.
Simpulan dari penelitian ini, pemberian terapi batuk efektif mampu mengatasi bersihan
jalan napas tidak efektif, diharapkan pemberian informasi dan wawasan tambahan secara
rutin agar lebih efektif dalam mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif.
Kat akunci :Bersihan jalan nafas tidak efektif, Tb Paru, Terapi batuk efektif
Referensi : 28(2012-2021)
v
MEDICAL SURGICAL NURSING CARE
IN PULMONARY TB PATIENTS WITH INEFFECTIVE AIRWAY CLEAN
NURSING PROBLEMS WITH INNOVATION IN APPLICATION OF
EFFECTIVE Cough THERAPY IN 2022
Ifra Purwanto
Abstract
Key words: Ineffective airway clearance, Pulmonary TB, Effective cough therapy
Reference : 28(2012-2021)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
ilmiah akhir ini. Karya ilmiah akhir ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan, do’a,
semangat dan motivasi serta dukungan materi sehingga saya diberi kemudahan
2. Bapak Ns. Fitra Pringgayuda, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing dan dosen
4. Seluruh dosen dan staf serta pihak-pihak yang telah membantu dalam
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah
Terapi Batuk Efektif Tahun 2022”, dapat saya selesaikan. Dalam kesempatan ini
Muhammadiyah Pringsewu.
2. Ns. Rita Sari, M. Kep., selaku Ketua Prodi Ners. Fakultas Kesehatan
semoga karya ilmiah akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
Penulis
viii
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian...............................................................63
B. Analisis Asuhan Keperawatan............................................................64
C. Analisis Inovasi Produk......................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Informed Concent
Medai Inovasi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ruang yang tidak baik (Kemenkes, 2012). Tidak sedikit masyarakat yang
mempunyai kualitas udara dalam ruang yang tidak baik, ventilasi yang tidak
dunia sebesar 9.6 juta dengan kematian akibat TB sebanyak 1,5 juta orang. TB
(Amin, 2014). Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada pada
wilayah Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania
sebesar 252 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun keatas. Menurut Pusat
Paru di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017. Berdasarkan hasil
tertinggi terdapat di provinsi Papua (0,77%), Banten (0,76%), dan Jawa Barat
terendah nomor 2 yaitu 0,13% setelah Bangka Belitung (Kemenkes RI, 2018).
44,39% atau 15,570 jiwa mengalami kenaikan 9.61% menjadi 54%, untuk
68% dan terendah di Kabupaten Lampung Barat yaitu 28%. (Dinkes Lampung,
2019). Prevalensi TB paru di Bandar Lampung pada tahun 2017 dengan jumlah
kasus dan 43 dengan masalah lainnya. Pada tahun 2018 mencapai 359 kasus
Gejala umum pada pasien TB paru ini adalah batuk selama 3-4 minggu
atau lebih,batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas dan nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik, dan
dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada peroses pemulihan atau reaktif).
kerusakan jaringan paru, penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang,
batuk produktif dan darah. Hal ini akan menurunkan fungsi kerja silia dan
menumpuk pada jalan nafas dapat dikeluarkan dengan latihan batuk efektif.
sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap
sputum pada jalan napas yang akan mengakibatkan ventilasi menjadi tidak
adekuat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan pengeluaran sputum agar proses
menjaga paru – paru agar tetap bersih, disamping dengan memberikan tindakan
nebulizer dan postural drainage. Batuk efektif dapat di berikan pada pasien
dengan cara diberikan posisi yang sesuai agar pengeluaran dahak dapat lancar.
Batuk efektif ini merupakan bagian tindakan keperawatan untuk pasien dengan
pasien berperan penting dalam usaha perventif dan promotif bagi penderita TB.
Tindakan utama yang di lakukan yaitu mengurangi gejala yang timbul akibat
dan cepat lelah saat beraktivitas. Karya ilmiah ini akan menganalisis praktik
utama yang dialami oleh klien yakni sesak yang berhubungan dengan penyakit
yang diderita. Oleh karna itu, penulis tertarik untuk melakukan asuhan
B. Rumusan Masalah
Ilmiah Akhir dengan judul “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perawat
pendidikan serta masukan dan perbandingan untuk karya ilmiah lebih lanjut
yakni TB Paru.
Paru.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
batang ramping, kurus, dan tahan akan asam atau sering disebut dengan
BTA (bakteri tahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang
(Ginanjar, 2012).
bronkus. TBC paru tergolong penyakit air borne infection, yang masuk
Triwibowo, 2013)
b. Etiologi Tuberkulosis
berukuran sangat kecil dengan panjang 1-4 µm dengan tebal 0,3-0,6 µm.
asam serta zat kimia dan faktor fisik. Kuman TBC bersifat aerob yang
tumbuh yang lambat, koloni akan tampak setelah kurang dari dua minggu
pada suhu 37°C dan kelembaban 70%. Kuman tidak dapat tumbuh pada
suhu 25°C atau lebih dari 40°C (Widyanto & Triwibowo, 2013)
sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaatkan oleh Robert Koch untuk
mewarnainya secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut pula
Basil Tahan Asam (BTA). Basil TBC sangat rentan terhadap sinar
TBC juga rentan terhadap panas-basah, sehingga dalam 2 menit saja basil
TBC yang berada dalam lingkungan basah sudah akan mati bila terkena
air bersuhu 100°C. Basil TBC juga akan terbunuh dalam beberapa menit
c. Penyebab Tuberkulosis
10 mikron, lebar 0,2 sampai 0,6 mikron, kuman nampak berwarna merah
sehingga mampu bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama yaitu
dalam suhu antara 40C sampai minus 700C, Struktur dinding sel yang
10
bersifat tahan asam yang biasa disebut dengan Basil Tahan Asam (BTA).
(Danusantoso,2013).
d. Klasifikasi Tuberkulosis
meninjukkan TB aktif.
(Danusantoso,2013).
1) Kasus baru
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
11
Pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan
BTA positif.
6) Kasus lain
(Danusantoso,2013).
f. Patofisiologis Tuberkulosis
12
atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke
bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari
massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag
13
berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai
ini adalah gejala ciri penyakit TB Paru Menurut (Hartini,2014) tanda dan
1) Demam
2) Malaise
3) Anoreksia
8) Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi7
badan
h. Komplikasi Tuberkulosis
14
i. Pengobatan Tuberkulosis
(2-3 bulan) dan fase lanjut 4 atau 7 bulan, paduan obat yang digunakan
terdiri dari paduan obat utama dan tambahan.yaitu obat anti turbokulosis
1) INH (Isoniazid)
2) Rifampisin
3) Pirazinamid
4) Streptomisin
5) Etambutol
1) Kanamisin
2) Amikasin
3) Kuinolon
15
k. Dampak Tuberkulosis
antara lain:
1) Terhadap individu
a) Biologis
yang tinggi
b) Psikologis
16
kurang menyenangkan.
c) Sosial
d) Spiritual
2) Terhadap keluarga
b) Produktifitas menurun.
c) Psikologis
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain
17
3) Terhadap masyarakat
penyakit TB Paru.
selama 6 bulan oleh Pengawas Minum Obat (PMO) dan ada sistem
jalan nafas tetap paten (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
18
aktif, merokok pasif dan terpajan polutan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
jalan nafas seperti spasme jalan nafas, retensi sekret, mukus berlebih,
adanya jalan nafas buatan, terdapat benda asing di jalan nafas, sekret di
bronki, dan eksudat di alveoli dan juga karena faktor fisiologis yaitu
Penyebab bersihan jalan nafas tidak efektif pada tuberkulosis paru adalah
19
ghon). Fokus ghon akan bersama sama dengan saluran limfe (limfangitis)
2013)
tertahan dan susah untuk dikeluarkan dalam bentuk sputum. Hal inilah
20
Menurut (Smeltzer & Bare, 2013), bersihan jalan nafas tidak efektif
2) Status Gizi
3) Umur
lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunolosis
21
Subyektif : -
22
batuk efektif adalah posisi duduk di tepi tempat tidur atau semi
Bare, 2013)
atau ditepuk dalam cara yang tidak menimbulkan nyeri (Smeltzer &
Bare, 2013)
23
3) Drainase postural
4) Terapi nebulizer
Bare, 2013).
5) Intubasi endotrakeal
24
jalan nafas agar tetap adekuat seperti pada pasien koma dan pasien
2013)
6) Trackeostomi
aspirasi sekresi oral atau lambung pada pasien koma (Smeltzer &
Bare, 2013).
nafas tidak efektif akan berdampak pada efusi pleura dan edema paru.
paru-paru dan dada. Sedangkan edema paru adalah suatu kondisi yang
25
nafas tidak efektif akan berdampak pada efusi pleura dan edema paru
klien dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif dan
Wulansari,2013)
26
dari jalan nafas bagian atas dan jalan nafas bagian bawah. Rangkian
intratorak yang tinggi. Aliran udara yang besar keluar dengan kecepatan
ke jalan nafas bagian atas, tempat secret dapat di keluarkan. (Rosyidi &
Wulansari,2013),
27
3) Klien imobilisasi.
efektif adalah :
efektif adalah :
mamae) dan mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri
3) Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih
2-3 detik.
28
kebutuhan pasien.
4. Pathway
Saluran pernafasan
29
tahap penyakit dan derajat yang terkena. Pada pasien dengan tuberkulosis paru
1. Pengkajian
a. Data Pasien
Penyakit TB paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai
cahaya matahari kedalam rumah sangat minim. TB paru pada anak dapat
terjadi pada usia berapapun, namun usia paling umum adalah antara 1-4
2) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi
setengah paru-paru.
30
pleuritis.
dada pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong
ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit nampak
31
penyakitnya
jumlah penghasilan.
sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah
harapan.
g. Faktor Pendukung:
1) Riwayat lingkungan.
32
h. Pemeriksaan Fisik
Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari. Suhu mungkin
1) Kepala Inspeksi :
2) Thorak
3) Abdomen
33
4) Ekremitas
Ekstermitas atas :
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
Ekstermitas bawah :
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
i. Pemeriksaan Diagnostik
3) Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini
karena TB paru
34
respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau
secret (D.0001)
(D.0055)
(D.011 1)
35
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
36
37
38
39
40
harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu
2012).
C. Studi Literatur
sebelumnya yakni penelitian yang dilakukan oleh Rohman pada tahun 2019
Bukittinggi Tahun 2019”, dengan hasil analisa kasus pada pasien didapatkan
hasil yaitu ada pengaruh tehnik Batuk efektif terhadap pengeluaran secret pada
pasien TB Paru.
Keperawatan ditemukan data subyektif dan data obyektif pada klien 1 dan
41
Klien 1 yaitu Tn N mengeluh batuk berdahak sesak selama 7 hari dengan suara
asuhan, keperawatan selama 3x24 jam, didapatkan hasil pada klien 1 keluhan
sesak nafas sudah berkurang dan tidak batuk, sedangkan pada klien 2
penderita TBC. Kondisi terkait mulai teratasi sebagian dan secret yang
membaik.
42
Batuk merupakan suatu reaksi pertahanan tubuh. Dalam hal ini organ
karena adanya lendir, makanan, debu, asap, dan lain sebagainya. Sedangkan
yang dimaksud dengan bersin adalah keluarnya udara melalui hidung dan
mulut yang terjadi dengan tiba-tiba dan disertai dengan hentakan yang keras.
mendalam terhadap masalah dan kesehatan manusia, baik itu kesehatan badan
usaha melawan berbagai penyakit dan wabah yang selalu menyerang manusia.
manusia berdo’a dan yakin akan ketentuan Allah SWT. Namun pada
dalam Islam yang diajarkan Rasulullah SAW yaitu ( Thibbun Nabawi) yang
Yang artinya: Telah diceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid bin
Utbah bin Abdil Rahman al-Kindi, telah diceritakan pula kepada kami Sa’ad
bin Sulaiman dari Abi Ishaq dari al-Haris dari Ali, Rasulullah saw. Telah
43
kalangan para ilmuan Islam, akan tetapi esensi makna perawatan kesehatan
masih perlu diungkap secara jelas, agar masyarakat mengetahui tentang terapi
yang keliru dan sesat. Praktik tersebut tentunya memiliki resiko terhadap
secara kuat.
memotong kuku dan bersiwak. Nabi bersabda, "Potonglah kuku kalian karena
kebersihan gigi.
44
LAPORAN KASUS
1. Identitas diri
Nama : Tn.T
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Nama : Ny.P
Umur : 44 tahun
Pendidikan :SMP
45
1) Alasan Kunjungan
dua hari yang lalu, klien mengatakan dahak susah keluar, klien
pasien dirawat di Rumah Sakit tetapi pada saat itu pasien tidak
b) Riwayat Alergi
makanan tertentu.
46
4) Rawatan sebelumnya
5) Genogram keluarga
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: klien (Pasien)
X
47
anak yang belum berkeluarga. Tn.T tinggal bersama istri dan anaknya.
Sebelum sakit:
Saat sakit:
sehari 2-3 x klien makan dengan porsi sedang dan klien minum 7-
b) Pola eliminasi
Sebelum sakit:
Saat sakit:
48
Sebelum sakit:
Sebelum sakit klien mengatakan waktu tidur 6-7 jam dalam satu
Saat sakit:
keluarga
8) Persepsi diri
dengan baik.
49
9) Hubungan komunikasi
keluarga
pertolongan
b. Pemeriksaan fisik
Nadi 90 x/menit
Pernafasan 26 x/m
Suhu 37,5 oC
a) Sistem penglihatan
50
b) Sistem pendengaran
kelainan
c) Sistem wicara
d) Sistem pernafasan
ada alat bantu nafas, vokal fremitus getaran pada punggung sisi
kanan dan sisi kiri sama, suara nafas vesikuler, tidak ada suara
nafas tambahan.
e) Sistem kardiovaskuler
- sirkulasi perifer :
teraba 80x/menit.
- Sirkulasi Jantung :
Bunyi jantung lup dup, detak jantung normal, tidak ada bunyi
51
3) Sisitem neorologi
orang dan waktu, klien dapat berespon dengan baik, klien dapat
Nervus I (Olfaktorius)
mata tertutup.
Nervus II (Optikus)
Nervus IV (trochlearis)
deviasi mata.
Nervus V (Trigeminus)
dagu.
Nevus VI (Abducend)
52
Nervus IX (Glosofaringeus)
pahit.
Nervus X
Nervus XI
Nervus XII
4) sistem pencernaan
lidah baik, jumlah gigi 32 lengkap, tidak ada caries, uvula simetris,
53
leher.
6) Sistem Endokrin
7) Sistem Urogenital
tidak ada nyeri tekan pada simpisis, tidak terdapat nyeri ketuk pada
perkusi ginjal.
8) Sistem Integumen
adanya ketombe, rambut bersih dan tertata rapi. Tidak ada nyeri
tekan pada daerah kepala, dan rambut tidak mudah rontok. Warna
kulit sawo matang, kuku tampak bersih dan pendek, kulit tampak
bersih dan tidak lengket. Turgor kulit sedang, akral teraba dingin.
9) Sistem Muskuloskeletal
54
a. Hb : 11,0 g/dl
c. Ureum : 20 mg/dl
e. Pemeriksaan diagnostik
cor dalam batas normal , pada paru terdapat gambaran TB paru di Apek
paru dan lobus medium hasil BTA (+) Pemeriksaan sputum : BTA ( + )
4. Analisa Data
Data Obyektif:
- Pasien tampak batuk
berdahak
- Terdapat pernafasan
cuping hidung
- Pasien tampak susah
untuk mengeluarkan
dahak
55
berlebih
6. Rencana Intervensi
56
57
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
mukolitik
atau
ekspektora
n, jika perlu
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas belum teratasi
P:
58
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
19 - Memonitor status S:
November respirasi: ventilasi - Klien mengtakan batuk
2022 - Mengajurkan pasien berdahak
minum air hangat - Klien mengatakan nafas
- Mengatur Posisi Semi berat atau sesak sudah
Fowler berkurang
- Mengajarkan tehnik
batuk efektif O:
Memberikan terapi - Klien masih terdengar
Oksigenasi nasal kanul 3 batuk berdahak
liter/menit - Tidak terdapat pernafasan
cuping hidung
- Klien tampak lebih
tenang
- Tekanan Darah 120/60
mmHg
- Nadi 89 x/m
- Suhu 36,6 C
- Pernafasan 21 x/m
A:
- Masalah bersihan jalan
nafas teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
59
BAB IV
60
Penelitian ini dilakukan di desa Karya Tani Lampung Timur pada tahun
2022. Desa Kara Tani merupakan salah satu desa di wilayah lampung timur
dengan luas wilayah berkisar antara 1280 ha dan dengan jumlah penduduk
6081 jiwa. Desa Karya Tani terdiri dari 8 dusun dan 27 RT. Pengkajian
dengan Standar prosedur yang telah ditetapkan dari puskesmas wilayah desa
Karya Tani.
penduduk dengan kelistrikan dan transportasi yang sudah baik dan layak.
Akses dari rumah klien dengan fasilitas kesehatan terjangkau, sehingga hal ini
semen dan dinding permanen. Rumah klien terdiri dari 5 ruangan, diantaranya
2 kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Kondisi ventilasi dalam
rumah klien termasuk dalam kategori sedang, terdapat kolam dan tempat
61
mengalami batuk berdahak lebih dari 1 minggu yang disertai dengan bercak
darah mulai sejak 2 hari yang lalu, klien mengatakan dahak terasa lengket di
tenggorokan sehingga susah keluar dan merasa berat saat bernafas atau
sesak saat bernafas. Dari hasil pengkajian riwayat penyakit terdahulu, klien
2013 tetapi saat itu tidak mengkonsumsi obat secara rutin. Hasil
saat keluar terdapat darah pada dahak di tisu yang klien gunakan, nafas
Hal ini sejalan dengan teori yakni salah satu ciri dari penderita TB
batuk yang efektif, dahak atau sekret yang terlalu banyak dan kental, serta
kondisi pasien yang lemah sehingga pada saat batuk pasien mudah merasa
paru adalah bersihan jalan nafas tidak efektif (Harif Fadhillah dkk,2016).
62
terdapat pada teori dengan yang ditegakkan pada studi kasus dilapangan.
lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang di prakarsai
ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori dapat ditegakkan pada
Bulecheck,2013)
Berdasarkan intervesi pada teori dan studi kasus yang penulis temukan
63
monitor adanya retensi sputum, monitor tanda dan gejala infeksi saluran
nafas, monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik), atur
posisi semi fowler atau fowler, pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien, buang sekret pada tempat sputum, jelaskan tujuan dan prosedur
detik ,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
hingga 3 kali, anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3 dan kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika
perlu.
a. Implementasi
rencana keperawatan.(Nursalam,2012)
64
b. Evaluasi
Evaluasi meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini
batuk efektif.
jalan nafas tidak efektif teratasi sebagian yang ditandai dengan sesak
65
efektif. Tindakan terapi batuk efektif ini dapat dibantu dengan tindakan
edukasi pasien agar minum air hangat yang banyak setiap harinya
normal, irama nafas teratur, tidak ada suara nafas tambahan, dan pasien
66
efektif sangat efektif dalam masalah Bersihan Jalan Nafas tidak efektif.
paten. Kepatenan jalan nafas yang terdiri dari empat kriteria hasil yaitu
setelah dilakukan terapi batuk efeltif. Setelah dilakukan intervensi terapi batuk
efektif pasien tampak lebih tennag, sesak nafas berkurang, pernafasan 23 x/m.
Dimana sebelum dilakukan intervensi tersebut klien tampak sesak, lemah dan
67
melakukan terapi batuk efektif dan menjelaskan prosedur serta manfaat melalui
begitu klien lebih faham dan meakukan terapi batuk efektif sehingga
dialami yakni bersihan jalan nafas tidak efektif menjadi jalan nafas efektif.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa teknik batuk
efektif terbukti dapat membantu mengatasi masalah bersihan jalan nafas tidak
efektif terhadap pasien TB Paru dengan masalah bersihan jalan nafas tidak
efektif dengan kriteria hasil kepatenan jalan nafas 49 ditandai dengan frekuensi
nafas normal, irama nafas teratur, tidak ada suara nafas tambahan, dan pasien
dan dapat disimpulkan bahwa latihan batuk efektif sangat efektif dalam
BAB V
A. Kesimpulan
68
pada pasien Tn.T dengan TB paru dapat dilakukan dengan baik dan tidak
paru pada asuhan keperawatan pasien Tn.T yakni dengan diagnosa bersihan
dalam upaya mengatasi bersihan jalan nafas tidak efektif yang dialami oleh
klien Tn.T.
bahwa klien Tn.T dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak
tampak lebih nyaman, sesak berkurang dan pernafasan dalam batas normal
23 x/m.
69
1. Bagi Perawat
Hasil karya ilmiah akhir ners ini dapat memberikan manfaat bagi pelayanan
yakni TB Paru.
4. Bagi Mahasiswa
70
Permata sari, et al.,2019.” Hubungan dukungan keluarga dengan harga diri Pada
klien tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas sungai bilu Kota
banjarmasin”. Program Studi Sarjana Keperawatan, Universitas Sari Mulia
Rosyidi, K., & Wulansari, N. D.,2013.” Prosedur Praktik Keperawatan Jilid 1”.
Cv. Trans Info Media.
Sudoyo, Aru W, dkk.,2012.”Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI”.
Jakarta: Interna Publishing; 2014.
Tahir R, Dhea Sry A & Sitti Muhsinah.,2019.”Fisioterapi Dada dan Batuk Efektif
sebagai penatalaksanaan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada psien
TB Paru di RSUD Kota Kendri”. Jurnal
Usman, R. D., & Bau, A. S.,2018.” Gambaran Penerapan Latihan Batuk Efektif
Terhadap Kemampuan Batuk Pada Pasien Tb Paru Di Rsud Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara”. Poltekkes Kemenkes Kendari
(PERSETUJUAN RESPONDEN)
Nama :........................................................................
Umur : ........................................................................
Pekerjaan : ........................................................................
Alamat : ........................................................................
(...................................................)
LAMPIRAN