ERMAYANI
1902115
SKRIPSI PENELITIAN
Oleh :
NAMA : ERMAYANI
NIM : 1902115
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan
i
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
“Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Laparotomi
Selama penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari Ibu Harmawati, S.Kp, M.Kep sebagai pembimbing I dan Ibu
Niken, M.Pd sebagai pembimbing II, maka dari itu perkenankan peneliti
amal ibadah di sisi Allah SWT. Amin. Selanjutnya peneliti juga mengucapkan
Padang
3. Ibu Ns.Weni Sartiwi M. Kep sebagai Ketua Prodi Keperawatan Stikes Syedza
Saintika Padang
4. Bapak Dr. Dr. Yusirwan Yusuf, Sp. B, Sp. BA(K), MARS sebagai direktur
ii
6. Direktur RSUP Dr.M.Djamil Padang beserta staf yang telah memberikan izin
8. Teristimewa kepada orang tua dan suami peneliti yang telah memberikan
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan saran
Peneliti
iii
iv
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
OKTOBER 2021
Nama : Ermayani
No. BP : 1902115
ABSTRAK
v
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
OKTOBER 2021
Name : Ermayani
No. BP : 1902115
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
vii
A. Univariat 41
B. Bivariat 45
BAB VI PENUTUP 50
A. Kesimpulan 50
B. Saran 50
DAFTAR PUSTAKA 52
Lampiran 52
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Rata- Rata Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Bedah
Laparotomi Sebelum Dilakukan Mobilisasi Di Instalasi Bedah RSUP
M. Djamil Padang Pada Tahun 2021 (n =16)
Tabel 4.3 Rata- Rata Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Bedah
Laparotomi Setelah Dilakukan Mobilisasi Di Instalasi Bedah RSUP
M. Djamil Padang Pada Tahun 2021 (n =16)
Tabel 4.4 Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post
Operasi Bedah Laparotomi Di Instalasi Bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang 2021 (n =16)
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dari 162 pada tahun 2013 menjadi 983 kasus pada tahun 2015 dan 1.281
pembedahan laparotomi mengalami nyeri pasca operasi, jika kondisi ini tidak
diatas maka berisiko terhadap komplikasi yang lebih lanjut. Penelitian yang
1
pasien post laparotomi mengeluhkan nyeri sedang, 15,38% mengeluhkan
nyeri berat dan 26,92 % mengeluhkan nyeri ringan. Nyeri yang dirasakan
timbul dari luka bekas insisi disebabkan karena adanya stimulus nyeri pada
daerah luka insisi yang menyebabkan keluarnya mediator nyeri yang dapat
(Potter& Perry, 2010). Nyeri yang dirasakan timbul dari luka bekas insisi
disebabkan karena adanya stimulus nyeri pada daerah luka insisi yang
dapat berespons secara biologi dan prilaku akibat nyeri yang dapat
menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi keadaan umum,
respon wajah dan perubahan tanda – tanda vital, sedangkan, respon psikis
akibat nyeri dapat merangsang respon stres sehingga sistem imun dalam
merupakan hak azasi manusia yang harus dilindungi. Dalam beberapa dekade
nyeri pasca operasi adalah hal yang wajar sehingga penanganan nyeri pasca
2
operasi sering di abaikan dan menunjukkan angka yang signifikan (Rawal,
fisik dan kualitas hidup serta pemulihan yang melambat (Blichfeldt, 2017).
satu prosedur perawatan pasca operasi untuk laparotomi adalah mengatur dan
dilakukan segera setelah pembedahan dengan senam nafas, batuk efektif dan
nyeri yang berlangsung. Menurut Potter & Perry (2013) teknik non
3
farmakologi merupakan suatu tindakan mandiri perawat dalam mengurangi
nyeri.
panas dan dingin, hipnotis, mobilisasi dan massage. Saat ini, teknik non
adalah teknik relaksasi nafas dalam, padahal masih banyak teknik lain yang
(Gusti, 2018)
degeneratif dan untuk aktualisasi diri (Wahyudi & Wahid, 2016). Hasil
4
yang dilakukan sesegera mungkin akan berpengaruh pada proses
bertahap yaitu mulai dari 6 jam setelah operasi, 6-10 jam setelah operasi dan
Menurut Kasdu (2003) pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring
untuk bisa miring kiri dan kanan dan setelah 24 jam pasien diajarkan untuk
duduk, setelah bisa duduk pasien diajarkan untuk berjalan. Mobilisasi dini
respon nyeri, serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat
pembedahan laparotomi pada tahun 2018 adalah 425 orang, tahun 2019
inap bedah RSUP Dr. M.Djamil Padang , data yang diperoleh dari kepala
ruangan rawat inap bedah menunjukkan bahwa hampir seluruh pasien post-
5
melaporkan bahwa merasakan nyeri pada bekas luka operasi, tujuh
Pada tanggal 08 Juli 2021 peneliti melakukan mobilisasi dini pada 3 orang
pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien yang mengalami
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui rata- rata tingkat nyeri pada pasien post operasi bedah
b. Diketahui rata- rata tingkat nyeri pada pasien post operasi bedah
Padang 2021.
D. Manfaat
7
laparotomi atau meneliti tentang topik yang sama dengan desain yang
berbeda
dengan tingkay nyeri pada pasien post laparotomi di instalasi bedah RSUP
Dr. M.Djamil tahun 2021. Variabel independen pasa penelitian ini adalah
8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Laparotomi
9
McBurney Gridiron (Irisan oblique), Rocky Davis, Pfannenstiel
sumbatan pada usus halus dan besar, dan massa pada abdomen
Willet,2013).
10
melakukan mobilisasi sedini mungkin dimana hal ini beguna untuk
& Putri, 2013). Dampak dari mobilisasi yang tidak dilakukan dapat
2. Konsep Nyeri
a. Pengertian
11
b. Fisiologi nyeri
12
bertanggung jawab terhadap nyeri tumpul, menyebar, dan
1) Usia
13
2) Jenis Kelamin
2015)
3) Perhatian
4) Ansietas
ansietas (Wijarnoko,2012).
5) Keletihan
6) Pengalaman sebelumnya
14
mengalami nyeri dengan jenis yang sama dan berulang –
7) Gaya koping
8) Makna nyeri
(Khoirunnisa, 2018).
d. Tipe nyeri
15
nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan pasien
e. Reaksi nyeri
16
yang tampak akibat nyeri adalah katabolisme (Price & Wilson,
2013).
f. Pengukuran nyeri
merupakan suatu alat ukur untuk menilai rasa nyeri pada orang
17
- Skala 0-3 (nyeri ringan) : nyeri mulai terasa dan dapatditahan
3. Mobilisasi Dini
a. Pengertian
18
disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya
bagi pasien pasca operasi adalah penderita merasa lebih sehat dan
faal usus dan kandung kemih lebh baik. Mobilisasi dini akan
daerah luka
19
4. Menurunkan tingkat nyeri
4) Meningkatkan metabolism
5) Meningkatkan peristaltik
3. Mencegah konstipasi
1) Mobilisasi penuh
2) Mobilisasi sebagian
20
sensoris pada area tubuhnya. Mobilitas sebagian dibagi
21
2) Setelah 6—10 jam, klien diharuskan untuk dapat miring
untuk duduk.
1) Gaya Hidup
2) Proses penyakit/cedera
3) Kebudayaan Kemampuan
melakukan mobilisasi.
22
4) Tingkat Energi Energi adalah sumber untuk melakukan
(Kasdu, 2003).
1) Nafas dalam
23
a) Tempatkan pasien dalam posisi telentang (supinasi)
abdomen
tidur
tidur
24
5) Posisikan bagian bawah tempat tidur lebih rendah (Wahid
lebih lanjut pada daerah tersebut. Tetapi hal ini merupakan salah
anestesi.
25
Selain itu menurut Hidayat (2006) Penurunan skala nyeri
26
B. Kerangka Teori
Manajemen nyeri :
METODE PENELITIAN
28
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
29
Merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
D. Etika Penelitian
apakah akan ikut serta atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip
pelaksanaan penelitian.
convidentiality)
30
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice
inclusiveness)
dari penelitian.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
31
3. Teknik Penelitian
a. Teknik Administrasi
b. Teknik Pelaksanaan
responden.
mengisi informedconsent.
32
5) Setelah melakukan observasi terhadap pasien, peneliti
SPO.
observasi
penelitian oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Setelah
33
Peneliti melakaukan pengkodean dengan memberi tanda pada
5. Tabulasi (Tabulating)
atau dari hasil penempatan skor pada data yang telah didapatkan
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
34
adalah gambaran tingkat nyeripasien post-laparotomi di ruang rawat
2. Analisa Bivariat
Data dioalah secara computerisasi untuk mengetahui pengaruh
H. Kerangka Konsep
variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang dimaksud.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel
35
I. Hipotesis Penelitian
J. Definisi Operasional
36
Independen : Proses Perlakuan SPO mobilisasi dini Skor dari 0 - 10 Rasio
mobilisasi aktivitas yang
dini dilakukan oleh
pasien post-
laparotomi
RSUP Dr. M.
Djamil Padang
dari latihan
ringan diatas
tempat tidur
sampai dengan
bisa turun dari
tempat tidur,
berjalan ke
kamar mandi
dan berjalan
ke luar kamar
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post laparotomi.
yang menyediakan ruang rawat inap bedah dengan fasilitas yang lengkap
kepada pasien. Irna Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Merupakan suatu
instalasi Rawat Inap yang memiliki 8 ruangan rawat inap yang dilayani oleh
dokter spesialis dan sub spesialis. Dengan layanan unggulan Perawatan Luka
38
B. Univariat
Tabel 4.1
Rata- Rata Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Bedah Laparotomi
Sebelum Dilakukan Mobilisasi Di Instalasi Bedah RSUP M. Djamil
Padang Pada Tahun 2021 (n =16)
Variabel n Mean Min - Max SD
Pre-test
Nyeri 16 5,56 4-7 0.964
adalah 5,56 (nyeri sedang), dengan skor nyeri tertinggi adalah 7 dengan
Tabel 4.2
Rata- Rata Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Bedah Laparotomi
Setelah Dilakukan Mobilisasi Di Instalasi Bedah RSUP M. Djamil
Padang Pada Tahun 2021 (n =16)
Variabel n Mean Min - Max SD
Pre-test
adalah 4,19 (nyeri sedang), dengan skor nyeri tertinggi adalah 6 dengan
39
C. Bivariat
Padang 2021
Tabel 4.3
Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi
Bedah Laparotomi Di Instalasi Bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang 2021 (n =16)
Nyeri Mean SD 95% CI Z P Value
Lower Upper
Pretest 5,56 0,964 5,05 6,08
-3.640 0,000
Post Test 4,19 1,047 3,63 4,75
terhadap tingkat nyeri pasien post laparotomi diperoleh hasil uji wilcoxon
dengan nilai p 0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sifnifikan
40
BAB V
PEMBAHASAN
A. Univariat
(Nyeri sedang).
mengatakan bahwa rerata skala nyeri pasien post laparotomi adalah 5,23
mobilisasi dini skala nyeri berkurang menjadi 4,15 (nyeri sedang). Selain
itu Arianti (2020) juga menemukan bahwa rata-rata tingkat nyeri pasien
41
Secara teori nyeri pasca bedah abdomen dikelompokkan sebagai
perawatan (Potter & Perry, 2013). Menurut Heardman (2018) Nyeri akut
Nyeri yang dirasakan timbul dari luka bekas insisi disebabkan karena
Individu dapat berespons secara biologi dan prilaku akibat nyeri yang
42
atas individu akan mengalami nyeri diperkirakan 3 sampai 4 hari dengan
nyeri sedang sampai hebat selama beberapa hari sampai beberapa minggu
tersebut. Tetapi hal ini merupakan salah satu keluhan yang paling ditakuti
ujung saraf bebas yang terdapat pada kulit dan jaringan. Reseptor tersebut
yaitu sistem nosiseptor, dimana pada nosiseptor inilah pertama kali akan
nyeri yakni mekanis, suhu, dan kimiawi (Guyton & Hall, 2014). Zat
nyeri ke otak. Terdapat dua jenis ujung saraf yang terdapat dalam
dirasakan jika serabut saraf perifer aferen yaitu berupa Adelta dan serabut
43
C diinduksikan oleh reseptor nyeri. Serabut A-delta akan mengimpulsikan
nyeri dengan cepat, jelas melokalisasi sumber nyeri, sensasi yang tajam
yang terlokalisasi buruk, dan berukuran sangat kecil. Hal ini dikarenakan
yang akhirnya pusat thalamus akan menerima informasi dengan cepat dan
laparotomi memiliki tingkat nyeri sedang, hal ini disebabkan oleh luka
insisi pada abdomen yang dapat mengeluarkan reseptor nyeri. Selain itu
44
perempuan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atlanta Center For
nyeri lebih tinggi 50% daripada laki-laki. Oleh sebab itu nyeri pada
B. Bivariat
Operasi Laparotomi
tingkat nyeri pasien post laparotomi diperoleh hasil uji statistic dengan
nilai p 0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sifnifikan antara
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daud (2018) yang
pengaruh yang efektif dalam penurunan skala nyeri pasien post operasi
45
kelamin, serta pengalaman sebelumnya (Potter, P.A, & Perry,2013).
Dalam penelitian ini, sebagian besar usia responden berada pada kategori
otot (Anggarani, 2018). Pada laki-laki dan wanita tidak berbeda secara
setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai
dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan
Carpenito & Lynda Jual (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek
yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian
46
menghangatkan tubuh. Proses tersebut sagat membantu dalam penurunan
tingkat nyeri pasien post operasi di mana daerah yang mengalami iskemia
pasca operasi adalah penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan
mobilisasi dini peristaltik usus kembali normal, faal usus dan kandung
kegiatan mobilisasi dini. nyeri yang terjadi pada seseorang akibat adanya
47
kesehatan tentang mobiliisasi dini terhadap pasien (Thomson, 2002).
dilakukan segera setelah klien sadar dari anastesi atau 6-10 jam setelah
dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari 6 jam setelah operasi, 6-10
jam setelah operasi dan setelah 24 jam pasca operasi (Kasdu, 2003).
Menurut Kasdu (2003) pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring
betis serta menekuk danmenggeser kaki, kemudia setelah 6-10 jam pasien
diharuskan untuk bisa miring kiri dan kanan dan setelah 24 jam pasien
48
transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat (Pristahayuningtyas &
Kalimantan, 2016).
mandiri perawat yang efektif dan lebih ekonomis dalam mengatasi nyeri
pasien post laparotomi karena tidak memerlukan alat dan bahan yang
dini.
49
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Laparotomi Di Instalasi
3. Hasil uji wilcoxon didapatkan nilai p value yaitu 0,000 yang berarti
B. Saran
50
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberi wawasan baru bagi ilmu
mobilisasi dini dengan intervensi lain dalam penangnan nyeri pasien post
laparotomi.
51
DAFTAR PUSTAKA
Andri, J. (2020). Nyeri Pada Pasien Post Op Frkatur Ekstremitas Bawah Dengan
Pelaksanaan Mobilisasi dan Ambulasi Dini. Jurnal ofTelenursing.
Arianti. (2020). Mobilisasi Dini Terhadap Pemulihan Peristaltik Usus dan Skala
Nyeri Pasien Post Pembedahan. JournalofHolisticNursingScience.
Arisanty. (2016). Konsep Dasar Manajemen Perawatan Luka. Jakarta: EGC
Black, Joiyce M, & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan (8th ed.). Elsevier Inc.
Blichfeldt. ( 2017). Treating Post-Operative Pain. Vol. 26;179(26):V02170090
BrunnerandSuddarth.(2002). Booksteachnursingmedicalsurgery. Jakarta: EGC;
Dahlan,MS,. (2018). Membuat ProtokolPenelitian Bidang Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Daud,I,. Wahdiana,R,. Mulyani, Y,. (2018). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Dengan Post Op Laparotomi Di
Ruang Bedah Umum RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2018.
Gustydkk (2018). Pengaruh Mobilisasi Dini Pasien Pasca Operasi Abdomen
Terhadap Penyembuhan Luka Dan Fungsi Pernafasan. NERS Jurnal
Keperawatan.
Hidayat, AA,. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Jakarta: Heath Books
Janice L., &Cheever, K. H. (2014).
Brunner&Suddarth’stextbookofmedicalsurgicalnursing (13th ed.).
Lippincott Williams &Wilkins.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2017). Pedoman
NasionalPelayanan Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Kusumayanti, devuniluh putu. (2018). Factorsaffectingthedurationoftreatment in
postoperative Laparotomi patients in the BRSU Tabanan inpatientfacility.
JAP.; 2 (3); 186-193
Lestari, Y. E. (2014). Pengaruh ROM Exercise Dini pada Pasien Post Operasi
Fraktur Ekstermitas Bawah (Fraktur Femur dan Fraktur Cruris) terhadap
Lama Hari Rawat di Ruang Bedah RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal
Ilmu Kesehatan, 3(1)
Miladinia, M., Pishgooie, A. H., Aliyari, S., & Nouri, E. M. (2017). The
comparison of the effect of two complementary medicine methods (Music
52
therapy and massage therapy) on postoperative acute pain after abdominal
surgery: A randomized clinical trial study. Iranian Red Crescent Medical
Journal, 19(6). https://doi.org/10.5812/ircmj.14974
National Emergency Laparotomy Audit (NELA). (2019). Patients Report. Diakses
Pada Tanggal 3 Mei 2021 Search Results - National Emergency
Laparotomy Audit (nela.org.uk)
Netty Indarmein. (2012). Early mobilization relationship with post operative
wound healing Caesarean section in hospital obstetricwardsjoin H. Abdul
Manap cityof Jambi. Jambi serieuniversityresearchjournalScience. 2013;
15 (1); 59-70
Notoadmojo,. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Padila.( 2012). Booksteachnursingmedicalsurgery. Yogyakarta: Nuha medica
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktek (7th ed.). Jakarta: EGC.
Potter, P.A, & Perry, A. . (2013). Fundamental of Nursing (8th ed.). Elsevier
Mosby.
Pristahayuningtyas, R. C. Y., & Kalimantan, J. (2016). Pengaruh Mobilisasi Dini
terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Klien Post Operasi Apendektomi di
Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember. Pustaka Kesehatan,
4(1), 102–107
Rawal N, Svensson E, Idvall E.(2016). Development of a question-naire to
measure patient-reported postoperative recovery: content validity and
intra-patient reliability. Journal of Evaluation in Clinical Practice.
Riyanto. A,. (2017). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Nuha
Medika
Sandy tyas.PS. (2015). Surgicalwoundinfection in postoperative Laparotomi
patients. Journalofappliednursing; (1); 14-24
Smeltzer et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Kedokteran EGC.
Sari, I. M. (2016). Pengalaman Rasa Nyeri Dan Pengekspresiannya Pada Pasien
Pasca Operasi. Siegel, R. L., Miller, K. D., Goding Sauer, A., Fedewa, S.
A., Butterly, L. F., Anderson, J. C., Cercek, A., Smith, R. A., & Jemal, A.
(2020). Colorectal cancer statistics, 2020. CA: A Cancer Journal for
Clinicians, 70(3), 145–164.
Sjamsuhidajat, Wimde.Jong. (2014). Booksteachsurgery, 3rd edition, volume 1.
Jakarta: EGC
53
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8. Jakarta: EGC
Wahyudi, A. S., & Wahid, A. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta: Mitra Wacana Media
Wijaya, AS, Putri, Y. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Nuha Medika
World Health Organization (WHO). (2015). Laparotomy and AbdominalTrauma.
Essential Health Technologies Clinical Procedures. Diakses Pada Tanggal
1 Mei 2021 Clinical Procedures (who.int)
Yuliana. (2019). Early MobilizationIncreasesWoundHealing On
PostLaparatomyPatients.Proceedingsoftheinternationalnursingconference
onChronicDiseaseManagement Pekalongan.
54
1. Lampiran Master Tabel
55
2. Lampiran Analisa Data
Statistics
jenis kelamin
N Valid 16
Missing 0
56
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Usia
N Valid 16
Missing 0
57
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
58
Statistics
nyer
nadi suhu i
usia sistol pre diastol pre RR pre Nadi Pre suhu pre nyeri pre sistol post diastol post rr post post post post
N Valid 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 45.25 127.75 86.62 24.62 85.38 36.531 5.56 121.94 78.44 19.88 81.75 36.34 4.19
59
pre test post test
Descriptives
Median 6.00
Variance .929
Minimum 4
Maximum 7
60
Range 3
Interquartile Range 1
Median 4.00
Variance 1.096
Minimum 3
Maximum 6
61
Range 3
Interquartile Range 2
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
pre test post
test Statistic df Sig. Statistic df Sig.
62
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Ties 0c
Total 16
63
Test Statisticsb
Z -3.640a
64
3. Lampiran Surat Izin Penelitian
65
4. Lampiran Surat Izin Balasan Penelitian
66
5. Lampiran Surat Lolos Uji Etik
67
6. Lampiran Izin Penelitian Irna Bedah
68
7. Lampiran Lembar Konsultasi
69
70
8. Lampiran Jadwal Kegiatan
Nama : Ermayani
NIM : 1902115
JUDUL : PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP TINGKATNYERI PADA PASIEN POST
LAPAROTOMY DI INSTALASI BEDAH RSUP DR.M.DJAMIL PADANG TAHUN 2021
BULAN / MINGGU
ACC Judul
Konsultasi Skripsi
Seminar Skripsi
Perbaikan Skripsi
Peneltian/Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi
Konsultasi Skripsi
Perbaikan Skripsi
71
Pengumpulan Skripsi
72
9. Lampiran Permohonan Menjadi Responden
Dengan hormat
Saya mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Syedza Saintika.
Nama : Ermayani
NIM : 1902115
Padang, 2021
Peneliti
(ERMAYANI)
73
INFORMED CONCENT
Nama :
Umur :
Alamat :
TAHUN 2021” yang dilakukan oleh ERMAYANI Tanda tangan saya menunjukkan saya
sudah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
(N a m a)
74
10. Lampiran Instrumen Penelitian
dilakukan:
No Tindakan Hasil
Dilakukan Tidak
dilakukan
1 Tahap 1,pada 6 jam pertama
a) Menggerakkan lengan
b) Menggerakkan tangan
c) Menggerakkan ujung jari kaki
d) Memutar pergelangan kaki
e) Mengangkat tumit
f) Menegangkan otot betis
g) Menekuk kaki
h) Menggeser kaki
2 Tahap 2, 6-10 jam
a) Miring kiri
b) Miring kanan
75
Lampiran. Lembar penilaian Pre- Test Post-Test
Lembar Observasi
A. Data Demografi
a. Nama :
b. Jenis kelamin :
c. Usia :
Tanda-Tanda Vital
No Tanda-tanda vital Hasil
NumericRatingScale/ NRS
Tidak nyeri 0
Nyeri ringan 1
2
3
Nyeri sedang 4
5
6
Nyeri berat 7
8
9
76
C. Penilaian Nyeri Post-test
Tanda-Tanda Vital
No Tanda-tanda vital Hasil
NumericRatingScale/ NRS
Tidak nyeri 0
Nyeri ringan 1
2
3
Nyeri sedang 4
5
6
Nyeri berat 7
8
9
77
11. Lampiran Kurikulum Vitae
Curiculum Vitae
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
- SD impress
-SPK glugur
- poltekeskemenkes padang
Riwayat Pekerjaan :
78
12. Lampiran Dokumentasi
79