Anda di halaman 1dari 9

REVIEW ARTIKEL

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN


MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH DIGESTIF APENDIKTOMI DI RUMAH
SAKIT dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2016”

Dosen Pembimbing Akademik:

Ns. M. Arifin Noor, M. Kep. Sp. Kep. MB

Disusun oleh :

1. Eka Zuliana (20902100043)


2. Vidya Nila Putika Sari (20902100172)
3. Rosa Milenia (20902100137)
4. Dendi Sentanu (20902100031)
5. Dewi Lestari (20902100036)
6. Siti Arum Suwanda (20902100145)
7. Salsa Nabila (20902100140)

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PRODI PROFESI KEPERAWATAN

SEMARANG

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan
yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Susetyowati et al., 2012).
Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan seperti diagnostik (biopsi, laparotomi
eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor,pengangkatan apendiks yang mengalami
inflamasi), reparatif (memperbaiki luka multiplek), rekonstruksi dan paliatif (Smeltzer &
Bare, 2002).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kasus kesehatan yang
memerlukan pembedahan adalah masalah kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2018).
Jumlah pasien dengan tindakan pembedahan dari tahun ke tahun jumlah pasien operasi
mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 terdapat 148 juta jiwa pasien diseluruh Rumah
Sakit di dunia yang mengalami tindakan operasi. Di Indonesia sebanyak 1,2 juta jiwa
pasien yang dioperasi (Rizki et al., 2019). Terkait tindakan bedah,diperkirakan lebih dari
100 juta pasien di dunia menerima pelayanan bedah dimana setengahnya dapat
mengalami kematian atau kecacatan akibat kejadian tidak diinginkan yang bisa dicegah
(Kementerian Kesehatan RI, 2015) (Rizkasary Dara, Khaira Nuswatul 2022)
Bedah digestif merupakan salah satu cara pembedahan (operasi) yang
terkonsentrasi pada organ-organ pencernaan yang terlibat dalam sistem pencernaan
(Sukardja, 2002). Bedah digestif adalah pembedahan dinding abdomen, saluran
pencernaan (gastrointestinal) dan organ aksesori yang melibatkan banyak sistem tubuh.
Organ yang tercakup dalam pembedahan dinding abdomen dan saluran pencernaan
adalah organ aksesori misalnya limfa, pankreas, hati, kandung empedu dan ductus serta
struktur penunjang di abdomen ((Arief 2020) Smeltzer, 2008).
Tindakan pembedahan yang dilakukan mengakibatkan timbulnya luka pada
bagian tubuh pasien sehingga menimbulkan rasa nyeri. Nyeri dapat memperpanjang masa
penyembuhan karena akan mengganggu kembalinya aktivitas pasien dan menjadi salah
satu alasan pasien untuk tidak ingin bergerak atau melakukan mobilisasi dini. Pasien
pasca operasi diharapkan dapat melakukan mobilisasi sesegera mungkin untuk
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dan menurunkan insiden komplikasi pasca operasi.
Hampir semua pasien post operasi belum berani melakukan mobilisasi dini 6-10
jam setelah sadar, dengan alasan ketakutan akan robeknya jahitan dan rasa sakit yang
sangat dirasakan hal ini dapat menyebabkan kesembuhan luka dan kepulangan pasien
bertambah lama. Seharusnya pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu, namun
pasien dapat melakukan mobilisasi dini dengan menggerakkan lengan atau tangan,
memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis, serta menekuk
dan menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring ke kiri dan
ke kanan untuk mencegah trombosis dan tromboemboli. Setelah 24 jam pasien dianjurkan
untuk dapat belajar duduk. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan untuk belajar berjalan.
Beberapa tujuan dari mobilisasi antara lain: mempertahankan fungsi tubuh,
memperlancar peredaran darah, membantu pernafasan menjadi lebih baik,
mempertahankan tonus otot, memperlancar eliminasi urin, mengembalikan aktivitas
tertentu sehingga pasien dapat kembali normal atau dapat memenuhi kebutuhan gerak
harian (Ditya, Zahari, and Afriwardi 2016).
Dengan melihat sekian banyak pasien yang mengalami operasi dan tentunya
membutuhkan perawatan yang intensif untuk menyembuhkan luka operasinya, untuk
itulah perlu adanya suatu proses penyembuhan lukanya. Sehingga periode perawatan
serta biaya pengobatan bisa dijangkau oleh pasien, maka dari itu dilakukan intervensi
mobilisasi dini yaitu upaya untuk mempercepat penyembuhan dari suatu cedera atau
penyakit tertentu yang telah merubah cara hidup yang normal.
B. Tujuan
Mengaplikasikan Program Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasien Pasca Bedah
Digestif Apendiktomi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
BAB II

ABSTRAK ARTIKEL

Latar Belakang: Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik


invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan
yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka Proses penyembuhan pasien pasca tindakan
pembedahan dapat berjalan dengan baik dan tidak memakan waktu yang lama, diantaranya
Mobilisasi dini, protap untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya
dan membimbingnya selekas mungkin berjalan, mobilisasi dini dapat mempercepat waktu
penyembuhan luka pasca operasi, dengan mobilisasi dapat meningkatkan vaskularisasi sehingga
suplai nutrisi dan oksigen ke jaringan menjadi lebih optimal. Tujuan: untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan mobilisasi dini pasien pasca bedah digestif di
RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh banjarmasin. Metode: Penelitian kuantitatif metode penelitian
deskriktif korelasi yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan di antara variabel- variabel.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan tidak memberikan perlakuan dan
menggunakan pendekatan desain penelitian cross sectional jumlah sampel pada penelitian ini ada
34 responden Hasil: Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
tabel ANOVA dengan uji F, menunjukan nilai signifikansi 0,048 < 0,05. Sehingga hasil interaksi
antara tingkat pendidikan, tingkat stress dan nyeri berpengaruh nyata atau berhubungan dengan
tingkat mobilisasi pasien. Implikasi Keperawatan: Perlunya rumah sakit mengeluarkan standar
operasional prosedur (SOP) yang jelas tentang langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
perawat kepada pasien pasca bedah digestif.

Kata Kunci: Tingkat pendidikan, Stres, Nyeri


BAB III

PEMBAHASAN

A. Judul penelitian
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH DIGESTIF
APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT dr. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN TAHUN 2016
B. Penulis
Firman Arief
C. Sumber (link url/doi, jurnal penerbit, halaman jurnal)
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ) https://akperyarsismd.e-journal.id/ BNJ Vol. 2
No. 1 Tahun 2020
D. Tanggal publikasi : -
E. Tujuan dan masalah penelitian
Tujuan : untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
mobilisasi dini pasien pasca bedah digestif di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh
banjarmasin
Masalah penelitian : -

F. Metode penelitian (Desain, sampel, variabel, instrumen, analisis)


Penelitian kuantitatif metode penelitian deskriktif korelasi yang bertujuan untuk
menggambarkan hubungan di antara variabel- variabel. Penelitian ini merupakan
penelitian non eksperimen dengan tidak memberikan perlakuan dan menggunakan
pendekatan desain penelitian cross sectional jumlah sampel pada penelitian ini ada 34
responden

G. Kelebihan isi artikel penelitian


1) Memaparkan secara jelas mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari
permasalahan mengapa dibuatnya analisa faktor-faktor yang berhubungan dengan
pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca bedah digestif apendiktomi di Rumah
Sakit dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
2) Penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan jurnal
3) Menyertakan Daftar Pustaka

H. Kekurangan isi artikel penelitian


Pada jurnal ini tidak menjelaskan terapi relaksasi spiritual yang upaya untuk memberi
atau membantu solusi seseorang terkait kerohanian dengan metode merilekskan otot-otot
tegang pada tubuh yang mana diiringi oleh sugesti berkaitan dengan nilai-nilai agama.

I. Implikasi hasil penelitian bagi keperawatan


1) Perlunya dapat mengeluarkan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas
tentang langkah-langkah yang dilakukan oleh perawat kepada pasien pasca
bedah digestif
2) Perawat sebagai pendidik yaitu perawat dapat mengajarkan atau melatih pasien
pasca bedah digestif melalui mobilisasi dini.
3) Perawat sebagai peneliti pembaharu yaitu perawat berperan melakukan peneliti
untuk pembaharui keilmuannya dan menambah pengetahuan khususnya tindakan
keperawatan pada pasien dengan pasca bedah digestif.
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
1. Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang
diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka Proses penyembuhan pasien pasca tindakan
pembedahan dapat berjalan dengan baik dan tidak memakan waktu yang lama, diantaranya
Mobilisasi dini, protap untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan, mobilisasi dini dapat mempercepat
waktu penyembuhan luka pasca operasi, dengan mobilisasi dapat meningkatkan
vaskularisasi sehingga suplai nutrisi dan oksigen ke jaringan menjadi lebih optimal.
2. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan tabel ANOVA
dengan uji F, menunjukan nilai signifikansi 0,048 < 0,05. Sehingga hasil interaksi antara
tingkat pendidikan, tingkat stress dan nyeri berpengaruh nyata atau berhubungan dengan
tingkat mobilisasi pasien
3. Ditingkat pendidikan dari hasil penetian didadapatkan hampir 52,9% melakukan mobilisasi
tinggi dan 29,4% mobilisasi sangat tinggi dan ini merupakan salah satu faktor yang
mendukung peningkatan pengetahuan yang berkaitan dengan daya serap informasi, dimana
orang yang memiliki pendidikan tinggi diasumsikan lebih mudah menyerap informasi.
Kemungkinan pendidikan kesehatan yang diterima oleh pasien sebelum dilakukannya
pembedahan merupakan informasi dapat diserap dengan baik oleh pasien karena tingkat
pendidikan pasien yang tinggi, sehingga pasien mampu memahami pelaksanaan mobilisasi
dini pasca bedah digestif harus dilakukan. Berdasarkan uraian yang ada bahwa tingkat
pendidikan pasien akan berpengaruh pada kemampuan pasien dalam penyerapan informasi
tentang pentingnya mobilisasi dini pasca bedah digestif, merawat diri dan mengambil
keputusan bagi kepentingan pasien sendiri. Pendidikan akan berpengaruh pada aspek
kehidupan pasien baik pikiran, perasaan, maupun sikap.
B. Saran
1. Bagi rumah sakit
Perlunya rumah sakit mengeluarkan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas tentang
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perawat kepada pasien pasca bedah digestif agar
mobilisasi dini pasca bedah digestif dapat dilaksanakan dengan baik oleh pasien
2. Bagi keilmuwan
Penelitian ini dapat memperkaya evidance base standar operasional prosedur (SOP) yang
jelas tentang langkah-langkah yang harus dilakukan kepada pasien pasca bedah digestif
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Firman. 2020. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan


Mobilisasi Dini Pasien Pasca Bedah Digestif Apendiktomi Di Rumah Sakit Dr. H. Morch.
Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2016.” Borneo Nursing Journal 2 (1): 61–73.
file:///C:/Users/user/Downloads/19-Article Text-118-1-10-20200218.pdf.

Ditya, Wira, Asril Zahari, and Afriwardi Afriwardi. 2016. “Hubungan Mobilisasi Dini Dengan
Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Pasca Laparatomi Di Bangsal Bedah Pria Dan
Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang.” Jurnal Kesehatan Andalas 5 (3): 724–29.
https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.608.

Rizkasary Dara, Khaira Nuswatul. 2022. “Self-Efficacy Meningkatkan Kemampuan Mobilisasi


Dini Pasien Pasca Bedah Digestif Di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.” Journal of
Health 4: 517–24.

Anda mungkin juga menyukai