Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL EVIDENCE BASE NURSING

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP PENURUNAN


SKALA NYERI PADA PASIEN POST LAPARATOMI
DI RUANG SURGICAL WARD RUMAH SAKIT PREMIER JATINEGARA

Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Profesi Ners Mata Ajar Keperawatan Medikal Bedah

DisusunOleh :

Christina Batti (21219091) Yulia Ismawati (21219106)


Ita Amaliah (21219095) Ratih Wuryandari (21219118)
Kristin Mardianti (21219096) Ratna Juliawati (21219119)
Sitti Anisah (21219102) Rina Trisnawati (21219120)
Suhaeti (21219104) Rini Sapta A (21219121)
Yuniati (21219107)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA


PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN (NERS)
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan RahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan proposal Evidence Base Nursing yang berjudul ”
Pengaruh Pemberian Massage Punggung Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Pasien Post Laparatomi diruang Surgical Ward RS Premier Jatinegara “

Proposal ini merupakan salah satu tugas mata ajar Keperawatan Medikal Bedah dalam
Program Studi Pendidikan Profesi (Ners) di STIKes PERTAMEDIKA. Tak lupa juga
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:

1. Ibu Yenni Malkis, S.Kep.Ns selaku pembimbing Keperawatan Medikal Bedah


yang telah membimbing dan mengarahkan kelompok dalam menyelesaikan
makalah ini.
2. Ibu Ns, Kiki Margaretha, S.Kep. selaku pembimbing lapangan yang telah
membimbing dan mengarahkan kelompok dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Ibu Ns, Hartati Dwi, S.Kep. selaku kepala ruangan yang telah memberikan
mengizinkan kami untuk dapat melaksanakan seminar di ruangan perawatan
Surgical Ward;arahan serta
4. Bapak/Ibu dosen STIKes PERTAMEDIKA;
5. Teman-teman se profesi perawat dan semua pihak-pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Proposal ini diharapkan dapat menambah, memperluas, dan memperkaya


pengetahuan perawat tentang bagaimana menerapkan intervensi tersebut sebagai
Evidence Base Nursing terutama dalam Keperawatan Medikal Bedah. Penulis
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
penulis berterimakasih bila terdapat masukan yang konstruktif sebagai perbaikan
proposal berikutnya
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni:
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Karena itu
upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus
ditujukan pada keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama
(Notoatmodjo, 2012).

Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara infasive


dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Pembukaan tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah
bagian yang akan ditangani dilakukan tindakan perbaikan yang akan diakhiri
dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2010). Post operasi
merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya
(Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang sering timbul akibat dari tindakan
operasi yaitu nyeri (Muttaqin, 2008).

Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi


pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong,
2010). Ditambahkan pula bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang
dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan
obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tehnik
insisi laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi,
hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dfan
fistuloktomi. Sedangkan tindakan bedah obgyn yang sering dilakukan dengan
tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada
tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik histerektomi
total, radikal, eksenterasi pelvic, salpingooferektomi bilateral.

B. Tujuan
Tujuan dari penyampaian seminar Evidence Based Nursing ini adalah :
1. Menambah wawasan tentang perawatan pada pasien yang mengalami nyeri akibat
post operasi, khususnya dalam penatalaksanaan pengurangan nyeri dengan massage
punggung
2. Mengetahui perbedaan dan pengaruh intervensi penatalaksanaan nyeri melalui
massage punggung di Surgical Ward di RS Premier Jatinegara

C. Manfaat
1. Manfaat bagi pelayanan keperawatan
Evidance based nursing ini diharapkan bermanfaat bagi pemberi asuhan pelayan
keperawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan dalm bidang keperawatan,
khususnya dalam penganagan nyeri post operasi.
2. Manfaat bagi perkembangan ilmu keparawatan
Evidence based nursing ini diharapkan sebagai upaya pengembangan program dan
terapi non famakologis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pasien, terutama
pasien dengan masalah keperawatan
BAB II
ANALISA JURNAL

A. Jurnal Utama

Judul Jurnal
Pengaruh Pemberian Massage Punggung menggunakan aroma therapy lavender terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di Rumah Sakit
Banjarmasin .
Peneliti
Dewi Nurafiah
Sri Ramadina
Yeni Mulyani.
Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang dilakukan operasi laparatomi di Rs Banjarmasin
Februari 2020. pada bulan Juli 2016 sebanyak 15 orang.
Desain Penelitian
Jenis penelitian menggunakan desain penelitian quasi eksperimen yaitu One group Pretest-
Posttest dimana penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pre test ( pengamatan awal )
terlebih dahulu sebelum dilakukan intervensi, setelah itu diberikan intervensi, kemudian
dilakukan post test ( pengamatan akhir )
Instrumen Penelitian
- Menggunakan one group pre-post test design .populasi dalam penelitian ini pasien post
operasi laparatomi .tehnik sampling penelitian ini menggunakan nporpusive sampling dengan
uji wilcoxon.
- Prosedur pelaksanaan Massage punggung dengan aroma therapy lavender
Uji Statistik Penelitian
Hasil di dapatkan signifikan p- value = 0,001 yang berarti p- value < α=0,05,sehingga
menunjukan ada perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah di lakukan massage
punggung.Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa pemberian massage punggung
berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomy.
B.Jurnal Pendukung

1. Judul Jurnal
Pengaruh Tehnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien
post Operasi Laparatomi.
Peneliti oleh Iin Pinandita ,Ery Purwanti ,Bambang Utoyo
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien post laparatomi di Rs PKU Muhamadiyah
Gombong Februari 2012.
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan rancangan one group
pre-post test design.
Instrument Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur nyeri Numerinc Rating Scale
( NRS) dengan teknik pengambilan sample Accidental Sampling.
Uji Statistik Penelitian
Hasil uji statistic dengan Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa besarnya nilai Z
sebesar -4,179 dengan signifikansi ( p value ) sebesar 0,000. Dengan demikian nilai
probabilitas 0,000 lebih kecil dari α < 0. 05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
pengaruh Guided Imagery terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca Appendiktomy di
RSUD Wirasaban tahun 2016.

2. Judul Jurnal
Pengaruh Massage Punggung Terhadap Penurunan Nyeri Pada Ibu Post Sectio Caesarea
Peneliti
Sri Wulan, Riris Sitorus
Populasi
Sampel penelitian ini adalah ibu post Sectio Caesarea yang dirawat di RS GranMed Lubuk
Pakam Deli Serdang pada bulan Agustus 2018 sebanyak 10 responden
Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan metode Quasi Experiment dengan
pendekatan One Group Pre test- post test design.
Instrument Penelitian
Instrument penelitian menggunakan lembar observasi Numeric Rating Scale ( NRS )
dengan angka 1-10

Uji Statistik
Hasil uji Paired Test diperoleh hasil intensitas nyeri pre test pada kelompok
eksperimen menunjukan mean = 6,64 dan pada post test menunjukan mean =4,88
sedangkan beda mean pre test dan post test adalah 1,76 dengan t-hitung 9,670 dan p
nilai p value 0.000. Oleh karena t-hitung > t-tabel (9,670>1,75) dan p-value (0,000
<0,05) maka Ho di tolak , artinya ada perbedaan antara pre dan post dengan
perlakukan relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada
kelompok eksperimen di RS.PKU muhamdiyah Gombong. yang artinya ada pengaruh
massage punggung terhadap penurunan skala nyeri pada ibu post Sectio Caesarea.

A. ANALISA PICO

1. Problem
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subjektif
dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Judha, dkk,
2015). Nyeri pada penderita pada penderita post operasi abdomen sering mengakibatkan
pasien sulit untuk tidur dan pasien tidak dapat mengontrol rasa nyeri dengan maksimal
sehingga kecenderungan mengunakan obat analgesik (Astarani & Fitriana, 2015).

Hasil survei yang dilakukan peneliti di RS PKU Muhamadiyah Gombong Februari 2012.di
dapat kasus 34 responden menjalani rawat inap .

Dalam post operasi Laparatomy dapat menimbulkan masalah, salah satunya adalah nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat melakukan berbagai tindakan
mandiri untuk mengurangi rasa nyeri tersebut, salah satunya dengan melakukan teknik
relaksasi massage punggung Maka dari itu, perlu adanya bukti apakah teknik massage
punggung dapat mengurangi skala nyeri.
2. Intervention
Jenis tindakan yang dilakukan pada jurnal tersebut adalah teknik massage punggung yang
masuk dalam teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri. Tindakan yang diberikan
kepada semua responden adalah massage punggung dengan metode petrissage (pijatan)
dengan tekan ringan sampai sedang selama 15 menit dan dilakukan oleh orang yang berbeda

3. Comparison
Nyeri post operasi Lapartomi juga dapat diatasi dengan pemberian relaksasi Guided
Imagery sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Wirosaban Yogyakarta
tahun 2016 dengan hasil nilai mean nyeri pasien berdasarkan skala nyeri NRS
sebelum dilakukan guided imagery adalah 6,45 ( nyeri sedang ) dan nilai mean
setelah dilakukan guided imagery adalah 3,2 ( nyeri ringan ).
Pasien di Surgical Ward RS Premier Jatinegara dengan nyeri post operasi biasanya
mendapatkan therapy analgetik dan dengan teknik relaksasi nafas dalam.
Perbandingan dengan intevensi pada jurnal ini untuk memberikan masukan untuk
therapy farmakologi dengan analgetik dan komplementer yang dapat dilakukan untuk
mengurangi skala nyeri dengan teknik massage punggung pada pasien post operasi
termasuk Laparatomi.

4. Outcomes
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian massage punggung terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien Laparatomi DI RS PKU Muhamdiyah Gombong
tahun 2012.
BAB III
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Laparatomi
1. Pengertian

Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi


pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong,
2010). Ditambahkan pula bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang
dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan
obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik
insisi laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi,
hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dfan
fistuloktomi. Sedangkan tindakan bedah obgyn yang sering dilakukan dengan
tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada
tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik histerektomi
total, radikal, eksenterasi pelvic, salpingooferektomi bilateral.

1. Tujuan
Prosedur ini dapat direkomendasikan pada pasien yang mengalami nyeri
abdomen yang tidak diketahui penyebabnya atau pasien yang mengalami trauma
abdomen. Laparatomy eksplorasi digunakan untuk mengetahui sumber nyeri
atau akibat trauma dan perbaikan bila diindikasikan.
1. Indikasi
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang
terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau
yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006). Dibedakan atas 2 jenis yaitu :
a. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium)
yang disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembus

b. Truma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum)


yang dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi
atau sabuk pengaman (sit-belt).

2. Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga


abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis
primer dapat disebabkan oleh spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat
penyakit hepar kronis. Peritonitis sekunder disebabkan oleh perforasi
appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon
(paling sering kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan
penyebab peritonitis tersier.
3. Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya)
aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya
mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat.
Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus
halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat
berupa perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh
secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen),
Intusepsi (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada
dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang
mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan
penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi),
hernia (protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot
abdomen), dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen
usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).
4.
A
4 . Apendisitis mengacu pada radang apendiks
Suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian
inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah
obstruksi lumen oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan
mengikis mukosa menyebabkan inflamasi.

1.Tumor abdomen
2.Pancreatitis (inflammation of the pancreas)
3.Abscesses (a localized area of infection)
4.Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)
5.Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the
intestines)
6.Intestinal perforation
7.Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)
8.Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)
9.Internal bleeding

Komplikasi

1.Terhentinya gerakan peristaltik usus ( Ileus paralitik).

2.Penumpukan nanah di dalam abdomen ( Abses)

3.Infeksi pada luka operasi

2. Patofisiologi

Etiologi
(Trauma abdomen,peritonitis,perdarahan saluran pencernaan , sumbatan pada usus
halus dan usus besar, masa pada abdomen )

Laparatomi

Insisi jaringan
Terputusnya inkontinuitas jaringan

Peradangan (kalor, dolor ,rubor ,tumor,fungsi laesa)

Luka invasif post pembedahan

Manifestasi klinik

1. Nyeri tekan
2. Perubahan tekanan darah nadi dan pernafasan.
3. Kelemahan
4. Gangguan integumen dan njaringan subkutan
5. Konstipasi
6. Mual dan muntah

3. Konsep Pijat Punggung


a. Pengertian
Menurut Direktorat Pembina Kursus dan Pelatihan (2015) massase merupakan salah satu
cara memanjatkan diri, karena sentuhan memiliki keajaiban tersendiri yang sangat
berguna untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah,
merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan pikiran.
Massase juga merupakan tehnik integrasi sensoris yang mempengaruhi aktivitas sistem
syaraf otonom. Massase punggung merupakan intervensi non farmakologis dengan
menggunakan pendekatan secara fisik (P. A. Potter & Perry, 2005). Pengertian dalam
terapi relaksasi masase punggung yaitu sentuhan yang di bentuk berguna untuk
meningkatkan kenyamanan, mengurangi stress dan menciptakan ketenangan (Basford &
Slevin, 2006). Penggunaan massase punggung tidak mempunyai efek samping berarti dan
mudah dalam mengaplikasikannya, penggunaan lotion diharapkan memberikan sensasi
hangat dan mengakibatkan vasodilatasi lokal sehingga meningkatkan peredaran darah
pada area yang diusap sehingga aktivitas sel meningkat dan akan mengurangi rasa sakit
(Kusyanti, 2006).
b. Jenis - Jenis
Menurut Direktorat Pembina Kursus dan Pelatihan (2015) berbagai jenis pijat telah
berkembang di dunia dengan menggunakan teknik yang menjadi ciri khas dari mana pijat
tersebut berasal. Jenis-jenis pijat yang kini dikenal, selain refleksi di antaranya adalah
swedish massage, thai massage, balinese, tuina, akupresur, shiatsu, masase dan lain-lain.
Dalam menurunkan kecemasan yang dapat dilakukan dengan mengajarkan pasien tentang
teknik relaksasi, misalnya yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam, mendengar musik,
dan dengan masase. Terapi relaksasi masase ini bertujuan untuk meningkatkan kendali
dan percaya diri serta mengurangi stres dan kecemasan yang dirasakan, area untuk
melakukan masase yang baik dilakukan yaitu pada area punggung. (Stuart & Sundeen,
2014). Masase punggung dapat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami, endorphin tersebut juga dapat menciptakan rasa nyaman
dan enak (Maryunami, 2010).
c. Tujuan
Menurut Stuart & Sundeen (2014) tindakan relaksasi masase ini bertujuan untuk
meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stres dan kecemasan yang
dirasakan, area untuk melakukan masase yang baik dilakukan yaitu pada area punggung.
Sedangkan menurut Direktorat Pembina Kursus dan Pelatihan (2015) menyatakan bahwa
dengan melakukan masase tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan endorphin karena
pemijatan. Endorphin adalah zat yang diproduksi secara alamiah oleh tubuh, bekerja,
serta memiliki efek seperti morphin. Endorphin bersifat menenangkan, memberikan efek
nyaman, dan sangat berperan dalam regenerasi sel-sel guna memperbaiki bagian tubuh
yang sudah using atau rusak.
d. Prosedur Terapi Relaksasi Masase Punggung
1). Pengertian: Relaksasi masase punggung yaitu sentuhan yang di bentuk berguna untuk
meningkatkan kenyamanan, mengurangi stress dan menciptakan ketenangan
(Basford & Slevin, 2006).
2). Tujuan terapi: Menurut Stuart & Sundeen (2014) tindakan relaksasi masase ini
bertujuan untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stres dan
kecemasan yang di rasakan, area untuk melakukan masase yang baik dilakukan yaitu
pada area punggung
3). Prosedur: Menurut Koizer & Breman (2004) prosedur melakukan terapi relaksasi
masase punggung yaitu:
(a) Persiapan sebelum melakukan masase punggung:
 Pengkajian kulit sebelumnya.
 Lotion khusus yang digunakan.
 Posisi yang dikontraindikasikan untuk klien.
 Atur lingkungan yang tenang tanpa interupsi untuk meningkatkan efek pijat
punggung yang maksimal.
(b) Fase Kerja Pemijatan:
 Jelaskan kepada klien mengenai apa yang akan anda lakukan dan apakah
klien dapat bekerja sama, dorong klien untuk memberikan umpan balik
kepada anda tentang jumlah tekanan yang dapat anda gunakan selama
menggosok punggung.
 Cuci tangan dan pantau pengendalian infeksi yang tepat.
 Berikan privasi kepada klien.
 Persiapkan klien
 Bantu klien untuk berpindah ke dekat sisi tempat tidur agar terjangkau oleh
anda dan sesuaikan tinggi tempat tidur agar nyaman untuk bekerja guna
mencegah ketegangan punggung.
 Tentukan posisi mana yang lebih disukai klien. Posisi pronasi atau tengkurap
direkomendasikan untuk menggosok punggung. Posisi miring/duduk dapat
dilakukan jika klien tidak bisa tengkurap.
 Buka bagian punggung dari bahu sampai area sakralis inferior. Tutup bagian
tubuh yang lain untuk mencegah kedinginan dan meminimalkan pemajanan.
c) Pijat Punggung:
 Tuangkan sedikit lotion ke telapak tangan anda dan biarkan selama satu
menit. Botol lotion juga dapat ditaruh dalam waskom mandi yang berisi air
hangat. Preparat gosokan punggung yang dingin cenderung dirasa tidak
nyaman bagi individu. Menghangatkan larutan dapat memfalisitasi
kenyamanan klien.
 Dengan menggunakan telapak tangan anda mulai di area sakralis dengan
menggunakan pijatan lembut yang memutar.
 Gerakan tangan anda keatas menuju ke pusat punggung dan kemudian ke
kedus skapula.
 Pijat dengan gerakan memutar pada kapula.
 Gerakan tangan anda menuruni bagian sisi punggung.
 Pijat area pada krista iliaka kanan dan kiri.
 Berikan tekanan berkelanjutan yang mantap tanpa memutuskan kontak
dengan kulit klien.
 Ulangi gerakan di atas selama 3 sampai 5 menit dengan lebih banyak lotion
sesuai kebutuhan.
 Saat memijat punggung, kaji kemeraha pada kulit dan area penurunan
sirkulasi pada kulit klien.
 Keringkan lotion yang berlebih dengan menggunakan sebuah handuk.
 Dokumentasikan bahwa pijatan punggung pada klien telah dilakukan dan
dokumentasikan respon klien, catat adanya temuan yang tidak biasa.
BAB IV
ANALISA PENERAPAN EBN

A. Analisa Ruangan

1. Pasien
Pasien yang dirawat di Surgical Ward saat ini kasusnya bervariasi. Jumlah pasien di
ruangan Surgical Word saat observasi ada 20 pasien. Ada beberapa pasien dengan
diagnosa medis post operasi seperti Post ESWL, Post Laparatomi, Post Apendiktomi,
Post Hemoroidektomie, Post Cholesistektomi, Post ORIF dan Sebagian pasien dengan
kasus internist. Rata-rata pasien post operasi mengalami nyeri sedang dan tata laksananya
secara farmakologis. Pada manajemen nyeri secara farmakologis pasien post operasi
diberikan obat-obatan analgetik dari dokter anastesi selama 24 jam pertama dan
selanjutnya akan diberikan analgetik dari DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien). Pada
manajemen nyeri secara non farmakologis sudah dilakukan terbatas pada teknik relaksasi
nafas dalam. Selama ini belum pernah dilakukan teknik massage punggung untuk
mengurangi nyeri.

Berdasarkan karakteristik yang ada di ruangan Surgical Word, kami menyimpulkan


bahwa perlu adanya seminar EBN tentang penerapan teknik massage punggung untuk
mengatasi nyeri pada pasien post Laparatomy di Rumah Sakit Premier Jatinegara
ruangan Surgical Ward sebagai salah satu manajeman nyeri non farmakologi yang bisa
diterapkan untuk pasien post operasi.

2. Perawat
Jumlah perawat di ruang Surgical Word ada 25 orang yang terdiri dari Kepala Ruang 1
orang, wakil kepala ruang 1 orang, kepala shif 4 orang dan perawat pelaksana 19 orang.
Dengan latar belakang pendidikan D3 keperawatan 12 orang dan S1 keperawatan 13
orang.

B. Analisa SWOT

1. Strength
Kekuatan dalam program inovasi yang akan dilaksanakan di Surgical Ward RS
Premier Jatinegara antara lain :
a. Di Rumah Sakit Premier Jatinegara pendidikan perawat minimal D3 keperawatan
b. Rumah Premier Jatinegara mendukung kegiatan EBN
c. Rumah Sakit Premier Jatinegara memberikan kesempatan bagi mahasiswa Ners
Stikes Pertamedika untuk melakukan pemaparan terhadap ilmu-ilmu yang dapat
diterapkan di rumah sakit.
2. Weakness
Penggunaan teknik relaksasi massage punggung hanya dapat dilakukan pada tingkat
nyeri rendah/sedang.
3. Opportunities
a. Menambah ilmu bagi perawat ruangan
b. Mahasiswi ners diberikan kesempatan untuk menyampaikan infromasi tentang
teknik massage punggung di RS Premier Jatinegara
c. Teknik massage punggung sudah pernah dilakukan di RS Premier Jatinegara tapi
tidak dilakukan dengan konsisten
4. Threats
Rumah Sakit Premier Jatinegara merupakan RS Swasta yang melakukan berbagai
macam Tindakan operasi . Kemungkinan akan lebih sulit untuk mempraktekan terapi
non farmakologis seperti massage punggung karena mayoritas pasien menginginkan
cara yang lebih cepat dalam mengatasi nyeri, terutama pada pasien yang ambang
batas nyeri nya tinggi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Intervensi ini dapat dijadikan rekomendasi kepada perawat di ruang keperawatan untuk
penatalaksanaan perawatan non farmakologi teknik massage punggung pada pasien
dengan post operasi laparatomi atau post operasi lainnya.

B. Saran
1. Intervensi ini dapat dijadikan metode alternative atau terapi tambahan dalam
memberikan terapi pada pasien post operasi untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirawat di RS maupun di rumah.
2. Rumah sakit dapat memfasilitasi dalam pengadaan brosur serta membuat program
penyegaran kepada perawat tentang penanganan untuk mengurangi rasa nyeri pada
pasien post operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Astrani & Fitriana, (2015). Terapi Back Massage Menurunkan Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Abdomen.Stikes_rsbaptis@yahoo.co.id

Dermawan & Rahayuningsih, (2017). Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan),


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hadija, T. R., & Andri, (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Pada Pasien Pasca Apendiktomi di Ruang Bedah Laki RSUD. DR. M.
Haulussy Ambon Tahun 2016. http://jurnal.stikesmalukuhusada.ac.i d/index.php/jk.

Kasron & Susilawati, (2018). Anatomi Fisiologi dan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta
Timur: CV. Trans Info Media.

Irianto, (2014). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Judha, S., & Fauziah, (2015). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan, Yogyakarta: Nuha
Medika.

Mardalena, (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Mander, (2016). Nyeri Persalinan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.


Ratu & Adwan, (2016). Penyakit Hati, Lambung, Usus, dan Ambeien, Yogyakarta: Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai