KIA Darmanto-2
KIA Darmanto-2
Oleh:
DARMANTO
NIM. 2022207209293
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG TA 2022-2023
KARYA ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
FRAKTUR EKSTREMITAS TERTUTUP DENGAN INOVASI
KOMPRES DINGIN TERHADAP NYERI DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD MENGGALA
TAHUN 2022
Oleh:
DARMANTO
NIM. 2022207209293
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG TA 2022-2023
ii
PERSETUJUAN UJIAN KIA
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan di hadapan TIM Penguji KIA
NPM : 2022207209293
MENYETUJUI
Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners Oleh Darmanto ini telah diperiksa dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji KIA dan dinyatakan ……………. Pada Tanggal 28
Januari 2023
MENGESAHKAN
Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Inovasi Ners (KIN) ini dengan baik
sebagai salah satu tugas dalam menyelesaikan pendidikan Profesi Ners di
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Adapun judul KIN ini adalah
“Karya Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup
Dengan Inovasi Kompres Dingin Terhadap Nyeri di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Menggala Tahun 2022“. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Drs. H. Wanawir AM, M.M.,M.Pd., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Ns. Rita Sari, S.Kep., Sp., M. Kep., Sp. KMB., selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
3. Ns. Ns. Diny Vellyana, S.Kep., MMR., selaku dosen pembimbing.
4. Ns. Tri Wijayanto, M.Kep., Sp. Kep. MB., selaku dosen penguji
5. Rekan sejawat yang telah membantu selama proses pengumpulan data.
6. Seluruh dosen staf Universitas Muhamadiyah Pringsewu Lampung.
7. Teman-teman satu angkatan Universitas Muhammadiyah Program Studi
Profesi Ners yang senantiasa memberi semangat dan masukan dalam
menyelesaikan skipsi ini.
Penulis berharap semoga KIN ini dapat berguna bagi kita semua.
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................4
C. Tujuan............................................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian...........................................................48
B. Analisis Asuhan Keperawatan........................................................49
C. Analisis Inovasi Produk..................................................................54
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................55
B. Saran...............................................................................................55
LAMPIRAN
1. SOP
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077).......
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini salah satu masalah yang banyak dijumpai pada pusat
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab fraktur (patah tulang)
1,35 juta pada Desember 2018. Di Indonesia kasus fraktur pada tahun 2018
Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak menyebabkan robekan kulit dan
integritas kulit masih utuh. Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak.
sehingga sumber tekanan lebih besar daripada yang bisa diserap, ketika tulang
1
2
Bare, 2017). Selain itu, fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
baik total, partial yang dapat mengenai tulang panjang dan sendi jaringan otot
dan pembuluh darah traumadisebabkan oleh stress pada tulang, terjatuh dari
(osteoporosis, kanker, tumor tulang) dan ditandai dengan tanda yang terlihat
(Suryani, 2020).
Gejala yang khas dan bisa dirasakan langsung dari kondisi fraktur
adalah adanya rasa nyeri yang terjadi karna adanya spasme otot, tekanan dari
patahan tulang dan karna kerusakan jaringan yang berada disekitar tulang,
dirasakan dalam keadaan dimana terjadi kerusakan (Perry dan Potter, 2016).
Nyeri pada penderita fraktur sifatnya tajam dan menusuk. Nyeri tajam
biasanya ditimbulkan oleh infeksi tulang akibat spasme otot atau penekanan
individual. Nyeri tidak lagi dipandang sebagai kondisi alami dari cidera atau
trauma yang akan berkurang secara bertahap seiring waktu, karena nyeri yang
rumah sakit dan distress. Nyeri akut berlangsung dalam jangka waktu yang
3
singkat sedangkan nyeri kronik berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
murah, simple, efektif dan tidak ada efek merugikan. Salah satu penanganan
kompres dingin (Potter dan Perry, 2016). Kompres dingin adalah terapi
subjek studi kasus akan merasa lebih nyaman dan rileks. Studi kasus ini
sebelum dan setelah diberikannya kompres dingin pada pasien dnegan fraktur
gangguan sulit tidur. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ini penulis tertarik
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2022
Tahun 2022
Tahun 2022
Tahun 2022
6
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
nyeri guna menghindari komplikasi lebih lanjut dari nyeri akibat kejadian
fraktur tersebut.
2. Manfaat Praktis
dan keluarga.
b. Bagi peneliti
terapi kompres dingin sebagai salah satu upaya mengontrol nyeri pada
c. Bagi pasien
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Fraktur
1. Definisi Fraktur
ditentukan sesuai jenis dan luasnya cedera (Brunner & Suddarth, 2013).
disebabkan oleh adanya trauma ataupun tenaga fisik. Kondisi tulang yang
benturan yang lebih besar maka akan terjadi fraktur (Price, S.A., Wilson,
pasien merasakan nyeri yang sangat serius dan memakan waktu yang
2. Etiologi Fraktur
antara lain:
a. Kekerasan langsung
vektor kekerasan.
b. Fraktur patologik
c. Fraktur beban
Menurut Brunner & Suddarth, (2013) tanda dan gejala fraktur adalah
sebagai berikut:
seperti:
2) Penekanan tulang
e. Tenderness / keempukan.
11
saraf/perdarahan).
h. ergerakan abnormal
j. Krepitasi.
1. Pemeriksaan Penunjang
vaskuler
peradangan
2. Penatalaksanaan
dibawah fraktur
a. Penatalaksanaan konservatif
metal.
lokal.
b. Penatalaksanaan pembedahan
yaitu:
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
2013).
2. Penyebab Nyeri
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah
ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus
15
bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer (Brunner
adanyatraumatik atau cedera pada tulang, tulang yang telah melemah oleh
atau terbuka akan mengenai serabut saraf yang akan menimbulkan rasa
3. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Ringan
b. Nyeri Sedang
c. Nyeri Berat
Nyeri berat adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang berat.
d. Dampak Nyeri
hiperglikemia.
individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur,
bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat
terhadap nyeri.
kriteria berikut:
3) Mudah dinilai
nyeri individu.
berikut:
1) Intensitas Nyeri
skala verbal misalnya tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau
2) Karakteristik Nyeri
Skala ini tidak memiliki tingkatan yang tepat tanpa angka dan
Gambar 2.1
Numerical Rating Scale (NRS)
20
c) Skala deskriptif
Gambar 2.3
Faces Pain Rating Scale (FPRS)
b. Penatalaksanaan Nyeri
1) Intervensi Farmakologis
menangani nyeri:
b) Effleurage
langkah-langkah ini.
c) Biofeedback
respon tubuh secara akurat. Alat-alat ini dapat membaca suhu (suhu
d) Aromaterapi
e) Akupresur
sudah ada lebih dari 500 tahun yang lalu. Sebagai seni dan ilmu
g) Teknik Pernafasan
h) Relaksasi
24
alat pendingin pada setiap bagian tubuh yang megalami nyeri. Kompres
dingin melibatkan aplikasi dingin baik secara lembab maupun kering pada
kulit (Burkey & Carns, 2020). Kompres dingin adalah pemanfaatan suhu
yang terjadi pada jaringan. Kompres dingin baik dilakukan pada 24 jam
3. Prinsip Pelaksanaan
dasarnya agar terapi dapat efektif, lokal cedera harus dapat diturunkan
Menurut Ernst & Fialka dalam Nurjanah (2016), Inti dari kompres
dalam. Pada umumnya kompres dingin pada suhu 3,5°C selama 10 menit
a) Efek analgesik
b) Penurunan metabolisme
setelah trauma, sedangkan kerusakan sel dan kematian sel terjadi sampai
mengapa dapat terjadi edema. Protein intraseluler juga dilepaskan dari sel-
daerah yang sakit, membatasi aliran darah dan mencegah cairan masuk ke
c) Respon vaskuler
simpatis sistem saraf dan afinitas yang disebabkan oleh dingin dari
28
yang melepaskan 5HT dan tromboksan A2. Pada 15 menit pertama setelah
Vasokontriksi ini disebabkan oleh aksi reflek dari otot polos yang
timbul akibat stimulasi sistem saraf otonom dan pelepasan epinehrin dan
batu maka akan habis dan berubah menjadi gas, sehingga hanya dapat
digunakan sekali saja. Cold pack dari bahan plastik yang kedap air, tidak
fleksibel, bisa berbentuk plat plastik atau kantung plastik, sesuai dengan
kebutuhan (Marshall, 2016). Cold pack juga memiliki ketahanan beku bisa
kemasan tidak bocor atau rusak. Cold pack juga mengandung anti mikroba
29
yang dapat mencegah terjadinya jamur, lumut, bau dan bakteri. Cara
cold pack juga dapat disimpan dalam freezer selama 8 jam semakin lama
digunakan dengan menempatkan handuk antara kulit dan cold pack untuk
menjaga rasa dingin yang ekstrim selama kontak antara kulit dengan es.
sensasi mati rasa dirasakan pada area yang sakit (Arovah, 2012).
1) Cuci tangan
4) Letakkan handuk diantara cold pack dan bagian tubuh pasien yang
mengalami fraktur
8) Cuci tangan
1. Pengkajian
keamanan dan proteksi. Pada penelitian ini pengkajian pada pasien fraktur
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
nyeri.
R : Region / radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
2. Diagnosa Keperawatan
dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari diagnosis aktual dan diagnosis
kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih optimal. Diagnosis
32
ini disebut juga dengan diagnosis promosi kesehatan (Tim Pokja SDKI
2018a).
3. Intervensi
Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077).
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik
jika perlu
Intervensi Pendukung
Pemantauan Nyeri (I.08242)
Observasi;
Monitor durasi dan frekuensi
Nyeri
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
Kolaborasi
-
4. Implementasi Keperawatan
dan kolaboratif.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan,
evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses, dan hasil evaluasi terdiri
Kemuhammadiyahan
Sebagai agama yang sempurna tentu Allah Swt telah mengatur ada
dalam pengobatan pada setiap umat muslim. Islam telah diberikan pemahaman
dua macam, yaitu penyakit hati dan penyakit badan, dan di dalam Al Qur’an
telah dijelaskan. Terapi untuk penyakit Qalbu adalah dengan mengenal tuhan
mendekatkan diri kepada sang maha pencipta. Hati akan sembuh jika telah
35
ridhanya, serta menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah Swt
Artinya:
dan penyembuhan bagi segala penyakit yang berada dalam dada serta
gejala penyakit baik secara maupun jasmani dalam melalui petunjuk Kalam
Allah dan as-sunnah Nabi secara jelas merupakan hasil melalui petunjuk
Allah SWT, dan utusannya. Kalam Allah ialah syifa'u lima fi ash-shudur,
menjadi obat yang ampuh baik bagi pribadi dan masyarakat pada umumnya.
36
BAB III
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Identitas Pasien
Nama Klien : Ny. D
Alamat : Tunggal Warga
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pendidikan : SMA
Alamat : Gedung Aji Tulang bawang
b. Sumber Informasi
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tunggal Warga
Hubungan dengan : Suami
37
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Masuk RS (UGD/Poliklinik):
Pasien masuk IGD pada 20/12/22 dengan keluhan sakit pada luka
fraktur femur. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan, Tekanan
darah: 130/80 mmHg, RR 18 kali/ menit, Nadi 90 kali/ menit, dan suhu
36.7°C.
b. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang:
1) Keluhan utama saat pengkajian :
Pasien mengeluh nyeri pada daerah fraktur khususnya pada saat
bergerak.
2) Keluhan penyerta
Pasien mengatakan sulit untuk beraktivitsa dan tidurnya agak
terganggu akibat nyeri.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit DM, TB, Hipertensi,
Stroke, dll.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Klien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit menurun.
4) Pola Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan/minum X
Mandi X
Toileting X
Berpakaian X
Berpindah X
Ambulasi/ROM X
Ket:
0: Mandiri,
1: dengan alat bantu, 3: dibantu orang lain dan alat;
2: dibantu orang lain, 4: tergantung total
2) Leher
Warna leher sawo matang, tidak ada perbedaan warna, tidak ada
pembesaran kelenjar, tidak ada nyeri.
3) Wajah
Warna kulit wajah sawo matang, bentuk simetris, adanya luka di
pipi bagian kiri dan dahi, bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada
nyeri tekan, dan tidak ada oedema.
4) Mata
Bentuk simetris, kelopak mata normal, konjungiva merah muda,
tidak memakai kaca mata.
5) Telinga
Ukuran telinga kanan dan kiri sama, bentuk simetris, pendengaran
normal, tidak ada nyeri tekan pada daun telinga.
6) Hidung
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada oedema.
7) Mulut
Warna mukosa mulut pink, lembab, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, gigi lengkap.
40
8) Paru
Bentuk dan postur dada normal, tidak ada penonjolan paru, tidak
ada oedema, tidk ada nyeir tekan , suara nafas vasikuler, tidka ada
suara tambahan.
9) Jantung
Suara jantung lub dup, tidak ada bunyi tambahan.
10) Abdomen
Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri
Tekan.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi: terdapat fraktur
Pemeriksaan LAB :
Leukosit (WBC) 8,821
Neutrofil 4,6
Limfosit 2,9
Monosit 0,5
Eosinofil 0,3
Basofil 0,1
Hemoglobin (HGB) L 9, 62 g/ Dl
Hematokrit (HCT) L 32,65 %
Gula Darah Sewaktu 138mg/dL
5. Terapi Medis
Infus : NaCl 1000 cc RL 1000
Injeksi :
Inj. Ondan 2x1 mg
Inj. Antrain 3x500 mg
Inj. Ceftriaxone 2x1 mg
Inj. Dexametason 5mg/ml
Inj. Ketorolac 3x30 mg
Inj. Ranitidine 2x50 mg
Oral : Xarelto 1x1
42
B. ANALISA DATA
Diagnosa
Tujuan
No. Tanggal Keperawatan dan Rencana Tindakan
( SMART )
Data Penunjang
1 23/12/22 Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
b.d agen cidera fisik keperawatan 3x24 jam diharapkan O: Identifikasi nyeri
nyeri yang dialami klien komprehensif yang
mengalami penurunan dengan meliputi lokasi,
kriteria hasil: karakteristik, durasi,
Mampu mengontrol nyeri. intensitas, dan faktor
43
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. D
Dx. Medis : Fraktur femur dexra inkomlit
Ruang : Ruang Anggrek 2
No. MR : 112728
Hari/ No
Implementasi Respon Ttd
Tgl /Jam Dx
Jum’at 1 Mengkaji tingkat S:
23/12/22 nyeri - Klien mengeluh kaki kanan merasa nyeri
09.00 - Klien mengatakan nyeri terutama saat
bergerak
O:
- klien tampak meringis kesakitan.
- Skala Nyeri 6
09.30 1 Melakukan kompres S : pasien mengatakan bersedia dilakukan
dingin pada bagian tindakan
paha kaki kanan area O : pasien menyatakan nyeri mulai
fraktur (teknik non berkurang
faramakologi)
09.45 2 Melihat dan S:
menanyakan Pasien mengatakan susah untuk melakukan
kemampuan pasien aktivitas
beraktivitas O:
- Terlihat bengkak dan memar pada area
fraktur
- Kaki terpasang balut bidai
Sabtu 1 Menanyakan S:
24/12/22 intensitas nyeri - Klien mengeluh kaki kanan masih merasa
09.00 dengan skal nyeri
- Klien mengatakan nyeri timbul saat ada
pergeraka
O:
- klien tampak menahan nyeri.
- Skala Nyeri 5
08.00 1 Melakukan kompres S : pasien mengatakan bersedia dilakukan
dingin pada bagian tindakan
paha kaki kanan area O : pasien menyatakan nyeri mulai
fraktur (teknik non berkurang
farmakologi)
08.20 2 Melihat dan S:
menanyakan Pasien mengatakan sudah dapat miring
kemampuan pasien kanan dan kiri
beraktivitas
45
Hari/ No
Implementasi Respon Ttd
Tgl /Jam Dx
O:
- Terlihat mulai dapat mirin kanan kiri dan
dapat duduk
Minggu 1 Menanyakan S:
25/12/22 intensitas nyeri yang - Klien mengeluh kaki masih merasa nyeri
09.00 dirasakan pasien - Klien mengatakan nyeri masih timbul saat
dengan skala ada pergeraka
O:
- klien tampak menahan nyeri.
- Skala Nyeri 3
09.30 1 Melakukan kompres S : pasien mengatakan bersedia dilakukan
dingin pada bagian tindakan
paha kaki kanan area O : pasien menyatakan nyeri berkurang
fraktur (teknik non
farmakologi)
09.45 2 Melihat dan S:
menanyakan Pasien mengatakan sudah dapat duduk dan
kemampuan pasien melakukan aktivitas ringan lainnya
beraktivitas O:
- Terlihat duduk dan berbincanga dengan
anggota keluaga
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. D
Dx. Medis : Fraktur femur dexra inkomlit
Ruang : Ruang Anggrek 2
No. MR : 112728
No Hari/Tgl/
Evaluasi Ttd
Dx Jam
1 Jum’at S:
23/12/22 - Klien mengeluh kaki kanan merasa nyeri
09.00 - Klien mengatakan nyeri terutama saat bergerak
O:
- Klien tampak meringis kesakitan.
- Skala Nyeri 6
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- O: Identifikasi nyeri
- T : berikan intervensi kompres dingin
- E : informasikan mengenai tindakan
- K : kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik
2 10.00 S:
Pasien mengatakan susah untuk melakukan aktivitas
O:
Terlihat bengkak dan memar pada area fraktur
Kaki terpasang balut bidai
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- O: monitor kondisi monitor kondisi umum
selama melakukan mibilisasi
- T : anjurkan melakukan mobilisasi dini
- E : ajarkan mobilisasi sederhana
- K : Kolaborasi dengan fisioterapi
3 Sabtu S:
24/12/22 - Klien mengeluh masih merasa nyeri
09.00 - Klien mengatakan nyeri terutama saat bergerak
O:
- Klien tampak menahan nyeri.
- Skala Nyeri 5
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- O: Identifikasi nyeri
- T : berikan intervensi kompres dingin
- E : informasikan mengenai tindakan
- K : kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik
47
No Hari/Tgl/
Evaluasi Ttd
Dx Jam
4 09.30 S:
Pasien mengatakan mulai melakukan aktivitas kecil
seperti mirang kanan dan kiri
O:
Terlihat bengkak dan memar pada area fraktur
Kaki terpasang balut bidai
A : masalah keperawatan sedikit teratasi
P : lanjutkan intervensi
- O: monitor kondisi monitor kondisi umum
selama melakukan mibilisasi
- T : anjurkan terus melakukan mobilisasi dini
- E : ajarkan mobilisasi sederhana
- K : Kolaborasi dengan fisioterapi
5 Minggu S :
25/12/22 - Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
09.00 O:
- Klien sudah tidak tampak menahan nyeri.
- Skala Nyeri 3
A : Masalah keperawatan teratasi
P : lanjutkan intervensi secara mandiri
- O: Identifikasi nyeri
- T : anjurkan terapi kompres dingin mandiri
- E : informasikan mengenai tindakan
- K : kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik
6 09.30 S:
Pasien mengatakan sudah melakukan aktivitas
sederhana
O:
Pasien sudah dapat duduk di tempat tidur
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- O: monitor kondisi monitor kondisi umum
selama melakukan mobilisasi
- T : anjurkan terus melakukan mobilisasi dini
- E : ajarkan mobilisasi sederhana
K : Kolaborasi dengan fisioterapi
48
BAB IV
PEMBAHASAN
Menggala yang diresmikan oleh Plt. Gubernur Lampung Bp. Drs. Tursandy
yang sudah terakreditasi 5 (lima) pelayanan dengan status tipe B serta menjadi
regional III yang setinggi-tingginya sebagaimana yang tertuang dalam visi dan
Menggala dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan Visi dan Misi
Instalasi CSSD, Satpam 24 Jam, Bank Darah (PMI), Kantin Sehat BMW,
Tempat Ibadah, Parkir Dormon, Lahan Parkir , Luas Anjungan Tunai Mandiri,
Akses Internet Wi-Fi Gratis (Bakti Aksi), dan Pojok Baca Digital (POCADI)
49
Pada kasus Ny. D beberapa data yang ditemukan yaitu keluhan yang
utama dirasakan pasien saat ini adalah merasa nyeri di paha kanan akibat
fraktur. Pada tahap pengkajian yang dilakukan bahwa tanda gejala fraktur
terdiri dari nyeri yang tak henti dan bisa bertambah hingga fragmen tulang
lokal pada kulit. Tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta pada kasus.
seperti nyeri atau rasa sakit, nyeri diartikan sebagai rasa tidak nyaman
al., 2015).
fungsional, yang tiba-tiba atau lambat dalam kurun waktu kurang dari 3
mengeluh nyeri, gelisah, sulit tidur dan data minor tekanan darah
nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik karena data yang di
yang dialami pasien yaitu data subjektif keluhan utama pasien merasa
nyeri pada paha kanan akibat fraktur, dan data objektif pasien terlihat
nyeri seperti ditusuk, R : pada paha samping kanan, S : skala 6 dari 1-10, T
: hilang timbul.
keluhan nyeri keluhan yang saat itu dirasakan pasien dan jika tidak segera
penyembuhan.
atau lebih secara mandiri. Fraktur ekstremitas atas atau bawah akan
salah satunya aktivitas yang terbatas karena rasa nyeri yang timbul pada
luka fraktur (smeltzer & Bare 2013). Diagnosa tersebut bisa diangkat jika
lemah, pasien hanya berbaring di bed, terdapat luka fraktur yang di perban
52
karena tidak mengancam jiwa pasien, tetapi jika tidak ditegakkan pasien
selama 3 hari dari skala 6 menjadi 3 dan data objektif pasien masih tampak
pemberian analgesic.
pasien data subjektif pasien mengatakan ada nyeri dan data objektif
baik dan data objektif pasien tanpak baik, tekanan darah 140/90 mmHg,
mampu miring dan duduk dan data objektif pasien tanpak tenang dan
pemulihan pasien.
Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
analgesik pada bagian tubuh yang dilakuan perlakuan. Hal ini telah
nyeri sebagimana hasil yang ditemukan oleh Mediarti dkk (2015) di di IGD
RSMH Palembang dengan hasil ada perbedaan antara nyeri sebelum dan
setelah pemberian kompres dingin pada pasien fraktur ektremitas tertutup (p:
sehingga menjadi bagian dari asuhan kepada pasien fraktur dengan keluhan
A. Kesimpulan
data subjektif dan objektif adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
musculoskeletal.
dengan lancar.
56
57
B. Saran
1. Bagi pasien
sebagai salah satu terapi untuk menurunkan nyeri serta disertai dengan
beraktivitas kembali.
mengatasi nyeri pada pasien fraktur, serta dapat mengajarkan teknik ini
rumah
kepada para pasien yang ada sebagai salah satu alternatif dalam upaya
Bleakley et al., (2017). The PRICE study (Protection Rest Ice Compression
Elevation): Design of a randomised controlled trial comparing standard
versus cryokinetic ice applications in the management of acute ankle sprain.
BMC Musculoskeletal Disorders. 10, 1–8
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8.Jakarta: EGC.
Burkey & Carns, (2020). Acute Pain Management: Scientific Evidence. InPain
Medicine (Fifth, Vol. 6, Issue 5). Australian and New Zealand College of
Anaesthetists and Faculty of Pain Medicine.
Carpenito, (2013). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 13. Jakarta: EGC
Marshall, (2016). Cold Pack How Refrigerators Work. A Division Of Info Space
Holdings LLC. 1 (1): 1-6
Mediarti dkk (2015), Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada
Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang, Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 2, NO. 3, Oktober 2015:253-260.
Nick C Leegwater, et al, (2016). The efficacy of continuous flow cryo and cyclic
compression therapy after hip fracture surgery on postoperative pain: design
of a prospective, open-label, parallel, multicenter, randomized controlled,
clinical trial. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27059990/. Diakses tanggal 20
April 2022
Potter & Perry, (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses,
Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
Suryani dan Soesanto, (2020). Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Fraktur
Tertutup Dengan Pemberian Terapi Kompres Dingin. Nurnal Ners Muda ,
Vol 1 No 3, Desember 2020
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Lampiran 1. SOP Kompres Dingin