Anda di halaman 1dari 95

KARYA ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA

PASIEN REUMATOID ARTHRITIS DENGAN KOMBINASI


PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN KOMPRES
HANGAT DENGAN INOVASI VIDIO DI KLINIK ANANDA METRO
TAHUN 2023

Karya Ilmiah Akhir (KIA)

Oleh:
IGNATIUS IVAN RIANDO
2023207209265

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU 2023
KARYA ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA PASIEN REUMATOID ARTHRITIS DENGAN KOMBINASI
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN KOMPRES
HANGAT DENGAN INOVASI VIDIO DI KLINIK ANANDA METRO
TAHUN 2023

Karya Ilmiah Akhir (KIA)

Untuk Memperoleh Gelar Profesi Keperawatan (Ners) Pada Program Studi Profesi
Ners Unoversitas Muhammadiyah Pringsewu

Oleh:
IGNATIUS IVAN RIANDO
202207209265

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU 2023

ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KARYA ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA
PASIEN REUMATOID ARTRHITIS DENGAN KOMBINASI
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN KOMPRES
HANGAT DENGAN INOVASI VIDIO

IGNATIUS IVAN RIANDO


Prodi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Email : ignatius.2023207209265@student.umpri.ac.id

ABSTRAK
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 55
tahun .Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas. Lansia mengalami kemunduran
fungsi-fungsi dalam tubuh 34 secara fisiologis yang menyebabkan rentan terkena
gangguan kesehatan, Gangguan persendian yang sering terjadi pada lansia yaitu
rematik mempunyai tanda nyeri sendi ataupun tulang belakang.Penyakit ini
menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang disekitar sendi sehingga
menimbulkan rasa nyeri.Tujuan : Penulis mampu memahami konsep dan
menganalisis asuhan keperawatan medikal bedah untuk menurunkan skala nyeri
pada pasien Rheumaoid artritis dengan inovasi media vidio teknik relaksasi nafas
dalam dan kompres hangat di Klinik Ananda Metro tahun 2023. Studi kasus
dengan melakukan pengkajian, menegakan diagnosis keperawatan, menentukan
intervensi, melakukan implementasi dan melakukan evaluasiDan hasil yang
didapat teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat dapat menurunkan skala
nyeri 6 (0-10) sampai ke skala 2 (0-10)Terdapat penurunan skala nyeri dengan
teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat menggunakan. Evaluasi yang
didapat dari penerapan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat yaitu
terjadi penurunan skala nyeri dari skala 6 menjadi skala 2. Dan media yang
digunakan mempermudah pasien memehami materi (teknik relaksasi nafas dalam
dan kompres hangat) dan memudahkan penulis dalam menyampaikan edukasi

Kata kunci : Rheumatoid Artritis, teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat
Referensi : 47 (2015-2023

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
SURGICAL MEDICAL NURSING CARE
RHEUMATOID ARTHRITIS TO REDUCE PAIN SCALE WITH A
COMBINATION OF DEEP BREATH RELAXATION TECHNIQUES AND
WARM COMPRESSES WITH VIDIO INNOVATION

IGNATIUS IVAN RIANDO

Ners Professional Study Program, Muhammadiyah Pringsewu University


Faculty of Health, Muhammadiyah Pringsewu University
Email : ignatius.2023207209265@student.umpri.ac.id

ABSTRACT

Elderly is someone who has an age of more than or equal to 55 years . The elderly
can also be interpreted as a decrease in the ability of tissues to repair themselves
and maintain their normal structure and functioning, so that they cannot withstand
jejas. The elderly experience a deterioration of functions in the body 34
physiologically which causes susceptibility to health problems, Joint disorders that
often occur in the elderly, namely rheumatism has signs of joint or spinal pain.
This disease attacks the joints and supporting tissue structures around the joints,
causing pain. Purpose: The author is able to understand the concept and analyze
surgical medical nursing care to reduce the scale of pain in Rheumaoid arthritis
patients with the innovation of video media deep breath relaxation techniques and
warm compresses at the Ananda Metro Clinic in 2023. Case studies by conducting
studies, confirming nursing diagnoses, determining interventions, implementing
and conducting evaluationsAnd the results obtained by deep breath relaxation
techniques and warm compresses can reduce the pain scale 6 (0-10) to a scale of 2
(0-10)There is a decrease in the pain scale with deep breath relaxation techniques
and warm compresses using. The evaluation obtained from the application of deep
breath relaxation techniques and warm compresses is that there is a decrease in the
pain scale from a scale of 6 to a scale of 2. And the media used makes it easier for
patients to understand the material (deep breath relaxation techniques and warm
compresses) and makes it easier for the author to deliver education

Keywords : Rheumatoid Arthritis, deep breath relaxation technique and warm compress
References : 47 (2015-2023)

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN PENGUMPULAN KIA

Telah diperiksa dan disetujui untuk dikumpulkan

Judul Karya Ilmiah Akhir (KIA) : Karya Ilmiah Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah
Asuhan Keperawatan pada Pasien
Reumatoid Artritis dengan Kombinasi
Pemberian Teknik Relaksasi Nafas
dalam dan Kompres Hangat dengan
Inovasi Vidio di Klinik Ananda Metro
Tahun 2023
Nama Mahasiswa : IGNATIUS IVAN RIANDO
NIM : 2022207209265
Program Studi : Profesi Ners
Fakultas : Kesehatan

Menyetujui,
Pembimbing,

Ns. Cikwanto, M. Kep.


NIDN. 0212048903

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA


PASIEN REUMATOID ARTRITIS DENGAN KOMBINASI
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN KOMPRES
HANGAT DENGAN INOVASI VIDIO DI KLINIK ANANDA
METRO TAHUN 2023

Karya Ilmiah Akhir ini telah diperiksa dan dinyatakan LULUS pada tanggal 23
Juni 2023

MENGESAHKAN

Penguji I/Katim : Ns. Cikwanto, M. Kep. (...................)


NIDN. 0212048903

Penguji Utama : Ns. Wahyu Dwi Fatimah,M.Kep (...................)


NIDN. 00209069401

Ketua Program Studi

Ns. Rita Sari, M.Kep., Ph.D.


NIDN : 0222087403

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan

Elmi Nuryati., M.Epid., Ph.D.


NIDN. 0215117601

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan anugrah-Nya serta selalu memberikan kemudahan dan

kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir (KIA).

1. Ibunda E.A Dwiantari, S. Pd., dan Ayahanda Agus tercinta yang selalu

mencintai, membimbing dan mendoakan agar selalu diberikan kelancaran,

kemudahan dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini.

2. Adik (Rosa Ginyuk), Galuh., Paman Ali Mudakim, dan keluarga yang selalu

mendukung serta menanti keberhasilan studi saya.

3. Ns. Cikwanto, M. Kep., sebagai pembimbing yang senantiasa memberikan

bimbingan, motivasi dan nasihat dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir

(KIA) ini.

4. Ns. Wahyu Dwi Fatimah, M.Kep, selaku penguji yang telah memberikan

saran dan masukkan bagi penulis sehingga penulis dapat menyusun Karya

Ilmiah Akhir (KIA) ini dengan baik.

5. Seluruh dosen, staf dan karyawan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

6. Teman seperjuangan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Pringsewu

yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA).

7. Almamater tercinta Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Pringsewu yang penulis cintai.

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
RIWAYAT HIDUP

Ipan, dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1996, di Kota Metro, Provinsi Lampung.

Putra pertama dari pasangan Bapak Agus dan Ibu E.A Dwiantari, S. Pd., serta

cucu pertama dari keluarga Bapak Samiyo. Penulis beragama Katolik dan tinggal

di Kota Mero. Riwayat pendidikan yang telah ditempuh penulis sebagai berikut: 1.

TK Pratiwi dari tahun 2001 s.d 2002 2. SDN 8 Metro Selatan dari tahun 2002 s.d

2008 3. SMP 1 Kristen Metro dari tahun 2008 s.d 2012 4. SMA Kristen 1 Metro

dari tahun 2012 s.d 2014 5. AKPER Panca Bhakti Bandar Lampung 2014-2017,

6. Fakultas Kesehatan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Konversi Umitra

2019-2021. Melanjutkan belajar di Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Fakultas Kesehatan Program Studi Profesi Ners 2023 s.d saat ini

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
MOTO HIDUP

“Orang bijak sejati tak akan memberitahumu kebenarannya”

(MOBILEGEND 2017)

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kesehatan dan kemampuan untuk

menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir (KIA) sesuai waktu yang telah ditentukan

dengan judul: “Karya Ilmiah Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien

Rheumatoid Artritis dengan Kombinasi pemberian Teknik relaksasi nafas dalam

”. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Drs.Wanawir AM., MM.,M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Pringsewu Lampung.

2. Elmi Nuryati, M. Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

3. Ns. Cikwanto, M. Kep., selaku pembimbing yang senantiasa memberikan

bimbingan, motivasi dan nasihat dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir

(KIA) ini.

4. Ns. Wahyu Dwi Fatimah, M.Kep, selaku penguji yang telah memberikan

saran dan masukkan bagi penulis sehingga penulis dapat menyusun Karya

Ilmiah Akhir (KIA) ini dengan baik.

5. Seluruh dosen dan staf Universitas Muhammadiyah Pringsewu .

6. Kedua orang tua, keluarga dan orang-orang terkasih yang selalu menemani,

memotivasi dan menanti keberhasilan saya.

7. Teman seperjuangan yang telah membantu dalam penulisan Karya Ilmiah

Akhir (KIA) ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan

Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini belum sempurna. Semoga dapat bermanfaat

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
bagi penulis dan pembaca pada umumnya dan profesi ners khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pringsewu, Januari 2023

Penulis

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR ISI

COVER DEPAN........................................................................................... i
COVER ISI ................................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................... iii
ABSTRACT.................................................................................................. iv
BLANKO PERSETUJUAN......................................................................... v
HALAMAN PENGUMPULAN KIA.......................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... vii
PERSEMBAHAN......................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP..................................................................................... ix
MOTO HIDUP............................................................................................. x
KATA PENGANTAR.................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 8


A. Definisi ................................................................................................... 8
B. Etiologi ................................................................................................... 8
D. Manifestasi Klinis...................................................................................... 8
C. Pemeriksaan Penunjang............................................................................. 10
H. Etiologi ................................................................................................... 11
I. Penatalaksanaan.......................................................................................... 13

xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
J. Pencegahan................................................................................................. 16
K. Konsep Relaksasi Nafas Dalam................................................................. 16
L. Konsep Kompres Kaki Air Hangat............................................................ 19
M. Pengaruh Relaksasi Nafas dalam dan Kompres Hangat........................... 21
N. Penggolongan nyeri................................................................................... 21
P. Konsep Asuhan Keperawatan Penyakit..................................................... 24

BAB III LAPORAN KASUS....................................................................... 37


1. DATA DEMOGRAFI................................................................................ 37
2. RIWAYAT KESEHATAN........................................................................ 38
3. Pengetahuan pasien dan keluarga............................................................... 42
4. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan sesudah sakit.............................. 42
5. Pola Istirahat dan Tidur.............................................................................. 43
6. Pola Aktivitas Fisik dan Latihan................................................................ 43
7. Pengkajian Fisik (Pengkajian Fokus)......................................................... 43
8. Pemeriksaan Persistem............................................................................... 44
9. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................. 45
11. Analisa Data............................................................................................. 46
12. Diagnosis Keperawatan............................................................................ 48
13. Rencana Keperawatan.............................................................................. 49

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 55
A. Gambaran Klinik....................................................................................... 55
1. Sejarah singkat klinik..................................................................... 55
2. Visi dan Misi Klinik Ananda.......................................................... 55
3. Kondisi umum Klinik Ananda....................................................... 56
B. Analisis Asuhan Keperawatan................................................................... 56
1. Analisis Data Pengkajian................................................................ 56
2. Analisis Intervensi Keperawatan.................................................... 57
3. Analisis Implementasi dan Evaluasi............................................... 59

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................ 61
B. Saran ................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 63

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawan (SIKI)...................................... 28


Tabel 2.2 Pemeriksaan Laboratorium........................................................... 45
Tabel 2.3 Analisa data................................................................................... 46
Tabel 2.4 ................................................................................................... 49
Tabel 2.5 ................................................................................................... 51

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR LAMPIRAN

SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM....................................................69


SOP KOMPRES HANGAT...................................................................................85
INFORMEND CONSENT....................................................................................86
LEMBAR PERSETUJUAN PENJELASAN (PSP)..............................................86
UNTUK IKUT SERTA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN.........................86
(CONSENT)...........................................................................................................86
BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN KIA..................................................88
LEMBAR OBSERVASI SKALA NYERI............................................................90
FOTO KLINIS PASIEN........................................................................................91

xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia melewati proses pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke

waktu. Tahapan pertumbuhan manusia terjadi mulai dari dalam kandungan,

lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga tua (lansia), Lanjut usia adalah

seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun .Lansia

dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya,

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).

Menurut World Health Organisation (WHO) (2016) 335 juta penduduk

di dunia yang mengalami Rematik. Sedangkan prevalensi Rematik tahun 2004 di

Indonesia mencapai 2 juta jiwa, dengan angka perbandingan pasien wanita tiga

kali lipatnya dari laki-laki. Prevalensi rematik di Indonesia pada tahun 2013

adalah 11,9 % dan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 7,3 %.

Berdasarkan pusat data BPS Provinsi Sumatera Barat, rematik merupakan salah

satu penyakit terbanyak yang di derita oleh kaum lansia yaitu pada tahun 2008

sebanyak 28 % dari 4.209.817 lansia menderita penyakit rematik, dan pada

tahun 2018 prevalensi rematik tersebut adalah 7,3 % (Kemenkes RI, 2018)

(Octa, 2020)

.Menurut Allender, Rector, dan Warner (2014) bahwa populasi berisiko

adalah kumpulan orang-orang dengan masalah kesehatannya. Lansia mengalami

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh 34 secara fisiologis yang menyebabkan

rentan terkena gangguan kesehatan pada lansia..Senada Menurut Stanhope dan

Lancaster (2016) bahwa lansia sebagai populasi berisiko ini memiliki tiga

karakteristik risiko kesehatan yaitu, risiko biologi termasuk risiko terkait usia,

risiko sosial dan lingkungan serta risiko perilaku atau gaya hidup. Lebih lanjut

dijelaskan (Festi, 2020)

Gangguan persendian yang sering terjadi pada lansia yaitu rheumatoid

artritis mempunyai tanda nyeri sendi ataupun tulang belakang.Penyakit ini

menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang disekitar sendi sehingga

menimbulkan rasa nyeri.Biasanya lansia mengalami sakit ketika berjalan,

naik tangga, bangun dari tempat tidur ataupun saat berpakaian.Nyeri sendi

akibat rematik ini masih dianggap remeh oleh lansia, padahal rasa sakit

yang timbul bisa mengganggu lansia dan dapat membatasi lansia dalam

melakukan aktivitas sehari-hariumlah penderita artritis rematoid di dunia saat

ini telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 penduduk

bumi menderita penyakit artritis reumatoid (WHO 2020). Di Indonesia

prevalensi nyeri artritis reumatoid 23,3% -31,6% dari jumlah penduduk

indonesia. Pada tahun 2007 lalu, jumlah pasien ini mencapai 2 Juta

orang, dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria.

Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi

lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan (Munir, 2010). Tanda dan

gejala Artritis Reumatoid tersebut dibagi menjadi 2, yaitu setempat dan

sistemik. Pada tanda dan gejala setempat akan dirasakan nyeri disertai

2
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
kaku terutama pada pagi hari, perlahan-lahan bagian yang terkena akan

membengkak,panas,merah dan lemah dan ciri khas artritisreumatoid bersifat

kronis. Sedangkan tanda dan gejala sistemik ialah lemas, demam, berat

badan turun, anemia, anoreksia serta badan terasa nyeri dan kaku dalam hal

tersebut definisi nyeri itu sendiri adalah pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan bersifat subyektif berhubungan dengan kerusakan jaringan

aktual dan potensial yang menggambarkan kondisi kerusakan (International

Association for the Study of Pain (IASP), dalam Hariyanto & Sulistyowati,

2015) dan dalam penanganan nya biasanya diberikan therapi farmakologi seperti

obat golongan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), kartikosteroid, dan

Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD).

Pada umumnya penderita artitis rheumatoid ini hanya mengonsusmsi

obat farmakologi namun ternyata banyak sekali terapi non farmakologi yang

mudah didapat dan tentunya mampu membantu penyeri rematik yaitu dengan

terapi komplementer. Terapi komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah

diantaranya dengan terapi herbal, akupuntur, meditasi, teknik relaksasi, ditraksi,

aromaterapi, dari macam terapi kompelemter tersebut menurut saya pemberian

kombinasi Teknik relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat Dengan Inovasi

Vidioadalah salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mengurangi nyeri

pada penderita artritis rheumatoid dikarenakan penggunaan nya yang mudah

dilakukan namun bisa memberikan hasil yang maksimal dalam mengurangi

nyeri pada penderita artritis rheumatoid.

3
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Berdasarkan berbagai data dan informasi diatas penulis tertarik untuk

melakukan asuhan keperawatan pada Rheumatoid Arthritis melalui penyusunan

karya Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid

Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan

Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun 2023”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid Artritis dengan Kombinasi Pemberian

Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di

Klinik Ananda Tahun 2023”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya ilmiah akhir Ners adalah memberikan gambaran

tentang hasil praktek profesi dengan mengaplikasikan Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid Arthritis dengan Kombinasi

Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Kompres Hangat Dengan

Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari kaya ilmiah akhir Ners adalah :

a. Mahasiswa mampu memahami konsep secara teoritis pada pasien

Rheumatoid Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi

Nafas Dalam dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di Klinik

Ananda Tahun 2023

4
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien Rheumatoid

Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun

2023

c. Mahasiswa mampu membuat diagnosa pada pasien Rheumatoid

Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio Dengan Inovasi Vidio di

Klinik Ananda Tahun 2023

d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi pada pasien Rheumatoid

Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun

2023

e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien Rheumatoid

Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun

2023

f. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien Rheumatoid

Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun

2023

g. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pasien Rheumatoid

Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

5
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dan Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun

2023

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan

pencegahan dan pengobatan non farmakologi bagi diri sendiri dan

orang disekitarnya tentang penyakit rheumatoid artritis yang ditandai

dengan nyeri sendi ataupun tulang belakang.Penyakit ini menyerang

sendi dan struktur jaringan penunjang disekitar sendi sehingga

menimbulkan rasa nyeri

Penulisan karya tulis ini juga berfungsi untuk mengetahui antara teori

dan kasus nyata yang terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena

dalam teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus yang

terjadi.Sehingga disusunlah karya ilmiah akhir ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Klinik

Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi klinik yaitu dapat

digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid Arthritis dengan Kombinasi

Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Kompres Hangat

Dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Tahun 2023

6
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b. Bagi Perawat

Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi perawat yaitu

perawat dapat menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan yang

tepat pada pasien dengan Rheumatoid Arthritis.

c. Bagi Instansi Akademik

Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai

referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu

tentang asuhan keperawatan tentang Rheumatoid Arthritis.

d. Bagi Pasien dan Keluarga

Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu

supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum

tentang Rheumatoid Artritis beserta perawatan yang benar bagi

Pasien agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam

keluarganya.

e. Bagi Pembaca

Manfaat penulisan karya ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi sumber

referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini

supaya mengetahui dan lebih mendalami bagaimana cara merawat

pasien yang terkena Rheumatoid Artritis.

7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Reumatoid arthritis adalah peradangan jangka panjang pada sendi akibat

sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang tubuh. Jika dibiarkan,

radang sendi yang memburuk bisa menyebabkan gangguan fungsi sendi dan

perubahan pada bentuk sendi tersebut. Rhematoid Arthritis merupakan salah satu

golongan penyakit yang sering menyertai lansia yang menimbulkan gangguan

muskuloskeletal. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan

dengan meningkatnya usia manusia. Salah satu penyakit yang berhubungan

dengan nyeri pada persendian dan tulang yang biasa dikeluhkan lansia akibat

nyeri yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas (Connie Melva Sianipar,

2019).

B. Etiologi

Penyebab rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti walaupun

banyak hal mengenai patogenesisnya telah terungkap. Faktor genetik dan

beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya

penyakit ini. Kecenderungan wanita untuk menderita rheumatoid arthritis dan

sering dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan

terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap penyakit ini. Walaupun demikian karena pembenaran

hormon esterogen eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan sebagaimana

yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan bahwa faktor

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini (Aspiani, 2014). Infeksi

telah diduga merupakan penyebab rheumatoid arthritis. Dugaan faktor infeksi

timbul karena umumnya omset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul

dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun hingga kini

belum berhasil dilakukan isolasi suatu organisme dari jaringan synovial, hal ini

tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu komponen

peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat mencetuskan

terjadinya rheumatoid arthritis. Agen infeksius yang diduga merupakan

penyebab rheumatoid arthritis Antara lain bakteri, mikoplasma atau virus

(Aspiani, 2014).

Hipotesis terbaru tentang penyebab penyakit ini adalah adanya faktor

genetik yang akan menjurus pada penyakit setelah terjangkit beberapa penyakit

virus, seperi infeksi virus Epstein-Barr. Heat Shock Protein (HSP) adalah

sekelompok protein berukuran sedang yang dibentuk oleh sel seluruh spesies

sebagai respon terhadap stress. Walaupun telah diketahui terdapa hubungan

antara Heat Shock Protein dan sel T pada pasien Rheumatoid arthritis namun

mekanisme hubungan ini belum diketahui dengan jelas (Aspiani, 2014)..

C. Patofisiologi

Rheumatoid arthritis berkaitan kuat dengan keberadaan autoantibodi

yang menyerang persendian. Penyakit biasanya diawali dengan pembentukan

kompleks imun ACPA (Autoantibodies against Citrullinated Peptides) yang

berikatan dengan faktor reumatoid (RF). Ikatan ini memulai berbagai aktivasi

komplemen dan berbagai rangkaian sistem imun. Dengan ini akan menyebabkan

9
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
inflamasi dan respon yang destruktif. Pembengkakan dan inflamasi dari sendi

merupakan manifestasi klinis dari serangkaian aktivasi imun pada pasien

Rheumatoid arthritis. Hal ini ditandai dengan infiltrasi leukosit pada

kompartemen sinovial sendi. Sel imun pada ruang sinovial mendapat sinyal

adanya inflamasi sehingga terjadi regulasi matriks disertai katabolisme kondrosit

sendi dan osteoklastogenesis sinovial. Hal ini memicu kerusakan sendi.

Gambar 2.1 Patofisiologi Rheumatoid Arthritis

Jaringan kartilago mengalami kerusakan karena adanya oleh efek katabolik

yang menyebabkan jaringan tersebut mengalami degradasi. Proses ini membuat

ruang sendi terlihat mengecil pada pemeriksaan radiografi. Pada pasien kronik,

erosi akan berlanjut sampai tulang keras.

10
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
D. Manifestasi Klinis

Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam beberapa minggu atau

bulan. Sering pada keadan awal tidak menunjukkan tanda yang jelas. Keluhan

tersebut dapat berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan keluhan diluar

sendi (Putra dkk,2013 yaitu :

1. Keluhan umum

Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan

menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan berat

badan.

2. Kelainan sendi

Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi pergelangan

tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya juga dapat terkena

seperti sendi siku, bahu sterno-klavikula, panggul, pergelangan kaki.

Kelainan tulang belakang terbatas pada leher. Keluhan sering berupa

kaku sendi di pagi hari, pembengkakan dan nyeri sendi.

3. Kelainan diluar sendi

a. Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)

b. Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang didapatkan, namun

40%pada autopsi RA didapatkan kelainan perikard

c. Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan

kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura)

11
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
d. Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang sering

terjadi berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di ekstremitas dengan

gejala foot or wrist drop

e. Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika) berupa

kekeringan mata, skleritis atau eriskleritis dan skleromalase perforans

11

f. Kelenjar limfe: sindrom Felty adalah RA dengan spleenomegali,

limpadenopati, anemia, trombositopeni, dan neutropeni

C. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang terkait rheumatoid arthritis antara lain yaitu :

Laboratorium

a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein

(CRP) meningkat

b. Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun RF

negatif tidak menyingkirkan diagnosis

c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya digunakan dalam

diagnosis dini dan penanganan RA dengan spesifisitas 95-98% dan

sensitivitas 70% namun hubungan antara anti CCP terhadap beratnya

penyakit tidak konsisten

Radiologi

Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan ruang

sendi, demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis, erosi tulang, atau

subluksasi sendi.

12
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Diagnosis

Terdapat beberapa kesulitan dalam mendeteksi dini penyakit RA. Hal ini

disebabkan oleh onset yang tidak bisa diketahui secara pasti dan hasil

pemeriksaan fisik juga dapat berbeda-beda tergantung pada pemeriksa.

Meskipun demikian, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa alat

ukur diagnosis RA dengan ARA (American Rheumatism Association) yang

direvisi tahun 1987 memiliki sensitivitas 91%. Hasil laboratorium yang

digunakan dalam mendiagnosis RA ditemukan kurang sensitif dan spesifik.

Sebagai contoh, IGM Rheumatoid Factor memiliki spesifisitas 90% dan

sensitivitas hanya 54%. .

H. Etiologi

untuk penyakit RA ini belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk

menekan faktor risiko antara lain yaitu :

1. Membiasakan berjemur

Di bawah sinar matahari pagi untuk mengurangi risiko peradangan oleh

RA. Oleh penelitian Nurses Health Study AS yang menggunakan 1.314

wanita penderita RA didapatkan mengalami perbaikan klinis setelah rutin

berjemur di bawah sinar UV.

2. Melakukan peregangan

setiap pagi untuk memperkuat otot sendi. Gerakan-gerakan yang dapat

dilakukan antara lain, jongkok-bangun, menarik kaki ke belakang pantat,

13
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ataupun gerakan untuk melatih otot lainnya. Bila mungkin, aerobik juga

dapat dilakukan atau senam taichi.

3. Menjaga berat badan

Jika orang semakin gemuk, lutut akan bekerja lebih beratuntuk menyangga

tubuh. Mengontrol berat badan dengan diet makanan dan olahraga dapat

mengurang risiko terjadinya radang pada sendi.

4. Mengonsumsi makanan kaya kalsium

seperti almond, kacang polong, jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan

susu skim. Selain itu vitamin A,C, D, E juga sebagai antioksidan yang

mampu mencegah inflamasi akibat radikal bebas.

5. Memenuhi kebutuhan air tubuh.

Cairan synovial atau cairan pelumas pada sendi juga terdiri dari air.

Dengan demikian diharapkan mengkonsumsi air dalam jumlah yang cukup

dapat memaksimalkan sisem bantalan sendi 14 yang melumasi antar sendi,

sehingga gesekan bisa terhindarkan. Konsumsi air yang disrankan adalah 8

gelas setiap hari. (Candra, 2013)

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada RA mencakup terapi farmakologi dan non

farmakologi, rehabilitasi dan pembedahan bila diperlukan, serta edukasi kepada

pasien dan keluarga. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan inflamasi,

mencegah deformitas, mengembalikan fungsi sendi, dan mencegah destruksi

jaringan lebih lanjut (Kapita Selekta,2014) beberapa contoh penatalaksanaan

rheumatoid arthritis antara lain yaitu :

14
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
A. Farmakologi

1). NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)

Diberikan sejak awal untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi.

NSAID yang dapat diberikan atara lain: aspirin, ibuprofen, naproksen,

piroksikam, dikofenak, dan sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi

kerusakan tulang rawan sendi dan tulang dari proses destruksi.

2). DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)

Digunakan untuk melindungi sendi (tulang dan kartilago) dari proses

destruksi oleh Rheumatoid Arthritis. Contoh obat DMARD yaitu:

hidroksiklorokuin, metotreksat, sulfasalazine, garam emas, penisilamin,

dan asatioprin. DMARD dapat diberikan tunggal maupun kombinasi

(Putra dkk,2013).

3). Kortikosteroid

Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara prednison 5-7,5mg/hari

sebagai “bridge” terapi untuk mengurangi keluhan pasien sambil

menunggu efek DMARDs yang baru muncul setelah 4-16 minggu.

4). Rehabilitasi Terapi

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya dapat

dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat melalui 15 pemakaian

tongkat, pemasangan bidai, latihan, dan sebagainya. Setelah nyeri

berkurang, dapat mulai dilakukan fisioterapi.

5). Pembedahan

15
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Jika segala pengobatan di atas tidak memberikan hasil yang diharapkan,

maka dapat dipertimbangkan.

B. Non Farmokologi

Tersedia bahan alami atau herbal yang dapat digunakan untuk melawan

penyakit Artritis Rheumatoid. Beberapa terapi Non-obat salah satunya adalah

Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidioyang digunakan, Menurut (SIKI)

Kompres Hangat adalah melakukan stimulasi kulit dan jaringan dengan panas

untuk mengurangi nyeri, spasme otot, dan mendapatkan efek terafeutik lainnya

melalui paparan panas. Sedangkan Menurut journal Rian Yuliana melaporkan

hasil penelitian yang menyatakan bahwa pasien artritis reumatoid mengalami

peradangan, nyeri, dan pembengkakan. dengan menggunakan obat-obatan yang

berasal dari herbal salah satunya kompres air dapat menurunkan nyeri pada

persendian. Dengan cara antara lain yaitu :

1) Rendam handuk dalam air Hangat Dengan Inovasi Vidioyang bersuhu

40,50C-430C kemudian letakkan pada sendi yang sakit selama 20 menit,

diberikan selama tiga hari dan diberikan pada pukul 06.00-07.00 pagi dan

sore 17.00-18.00 (Rahayu, 2021).

2) Buli-buli (kantong air panas) kemudian diletakkan pada sendi yang sakit.

Pada prinsipnya cara kerja terapi kompres Hangat pada rematik adalah dapat

melebarkan pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan aliran darah pada

bagian yang nyeri. Kompres Hangat Dengan Inovasi Vidiojuga dapat

miningkatkan relaksasi otot serta mengurangi nyeri akibat spasme dan

kekakuan.

16
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
J. Pencegahan

Ada beberapa cara pencegahan pada penyakit rheumatoid arthritis, beberapa cara

tersebut yaitu :

1). Istirahat yang cukup gunakan kaus kaki atau sarung tangan waktu tidur

malam hari serta kurangi aktivitas berat secara perlahan.

2). Hindari makanan serta segala sesuatu secara berlebihan atau terutaman

segala sesuatu pencetus reumatik. Kurangi makanan yang mengandung purin

misalnya: daging, jeroan (seperti kikil), babat, usus, hati.

K. Konsep Relaksasi Nafas Dalam

1). Pengertian Relaksasi Nafas Dalam

Terapi relaksasi nafas dalam merupakan pernafasan pada abdomen

dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan

cara memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah

distraksi atau pengalihan perhatian. (Hartanti, dkk, 2016). Mekanisme

relaksasi nafas dalam pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan

inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan menjadi 6-

10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari.

Terapi relaksasi nafas dalam dapat dilakukan secara mandiri, relatif mudah

dilakukan dari pada terapi nonfarmakologis lainnya, tidak membutuhkan

waktu lama untuk terapi, dan dapat mengurangi dampak buruk dari terapi

farmakologis bagi penderita hipertensi (Masnina & Setyawan, 2018)

17
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Tujuan Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi napas dalam bertujuan untuk mengontrol pertukaran

gas agar menjadi efisien, mengurangi kinerja bernapas, meningkatkan

inflasi alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan

ansietas, menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak

berguna, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang

terperangkap serta mengurangi kerja bernapas (Bruner & Suddart, 2013).

3. Manfaat Relaksasi Nafas Dalam

Beberapa manfaat terapi relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut:

(Wardani, 2015)

a. Ketentraman hati

b. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah

c. Tekanan darah dan ketegangan jiwa menjadi rendah

d. Detak jantung lebih rendah

e. Mengurangi tekanan darah

f. Meningkatkan keyakinan

g. Kesehatan mental menjadi lebih baik

4. Pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah

Relaksasi nafas dalam adalah tindakan yang disadari untuk

mengatur pernafasan secara dalam yang dilakukan oleh korteks serebri,

sedangkan pernafasan spontan dilakukan oleh medulla oblongata.

Relaksasi nafas dalam dilakukan dengan mengurangi frekuensi bernafas

16-19 kali dalam satu menit menjadi 6-10 kali dalam satu menit. Relaksasi

18
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
nafas dalam akan merangsang munculnya oksida nitrit yang akan

memasuki paru-paru bahkan pusat otak yang berfungsi membuat orang

menjadi lebih tenang sehingga tekanan darah yang dalam keadaan tinggi

akan menurun (Wardani, 2015).

5. Prosedur tindakan terapi relaksasi nafas dalam

Langkah-Langkah teknik terapi relaksasi nafas dalam menurut Wardani

(2015) sebagai berikut:

a. Ciptakan lingkungan yang tenang.

b. Usahakan tetap rileks dan tenang.

c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara

melalui hitungan.

d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan

ekstremitas atas dan bawah rileks.

e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.

f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut

secara perlahan-lahan.

g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.

h. Usahakan agar tetap konsentrasi.

i. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga benar-benar rileks.

j. Ulangi selama 15 menit, dan selingi istirahat singkat setiap 5 kali

pernafasan.

19
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
L. Konsep Kompres Kaki Air Hangat

1). Pengertian Kompres Kaki Air Hangat

Kaki adalah jantung kedua tubuh manusia, barometer yang

mencerminkan kondisi kesehatan badanada banyak titik akupuntur

ditelapak kaki. Enam meridian ( hati, empedu, kandung kemih, limpa dan

perut) ada di kaki. Air Hangat salah satu medi terapi yang mencegah dan

memulihkan seseorang dari penyakit seperti rematik. Hal tersebut

dikarenakan efek hidrostatik, hidrodinamik, dan suhu hangatnya

yangmembuat peredaran darah di dalam tubuh menjadi lancar ( Tari,

2015). Kompres kaki mengunakan air Hangat merupakan bagian dari

terapi air ( hydrottherapy), yang sebelumnya dikenal dengan hidropati

yaitu memberikan efek ketenangan bagi tubuh sehingga keseimbangan

dalam tubuh ( homeostasis) dapat tercapai dengan baik ( Tari, 2015).

Kusumaastuti ( 2020) berpendapat bahwa kompres kaki air air

Hangat adalah salah satu terapi non farmakologis yang mudah dan

murah. Pengobatan secara non armakologis dapat dilakukan dengan

mengubah gaya hidup lebih sehat dan melakukan kompres kaki

menggunakan air Hangat oyang bisa dilakukan setiap saatdapat

dilakukan selama 30 menit.

2). Manfaat Kompres Kaki Air Hangat

Manfaat atau efek Hangat adalah efek fisik panas atau Hangat

Dengan Inovasi yang dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas

mengalami pemuaian ke segala arah dan dapat meningkatkan reaksi

20
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
kimia. Pada jaringan akan terjadi metabolisme seiring dengan

peningkatan petukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. Efek

biologis panas atau Hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah

yang megakibatkan peningkatan silkulasi darah. Secara fisiologis respon

tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh darah,

menurunkan pembekuan darah, menurunkan ketegangan otot,

meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas 23

23 kapiler. Respon dari Hangat inilah yang dipergunakan untuk

keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan dalam tubuh

3) Prosedur tindakan kompres hangat

a. Atur posisi senyaman mungkin

b. Basahi waslap dengan air hangat, peras lalu letakkan pada bagian yang

nyeri

c. Tutup waslap yang digunakan untuk kompres dengan handuk kering

agar air tidak menetes

d. apabila kain terasa kering atau suhu kain menjadi rendah, masukkan

kembali waslap pada air hangat

e. Lakukan berulang selama 30 menit

M. Pengaruh Relaksasi Nafas dalam dan Kompres Hangat

Terapi nafas dalam merupakan penanganan nyeri dalam segi non-

farmakologi. Terapi nafas dalam adalah teknik dengan menghirup udara secara

dalam, bernafas secara optimal dan nafas dikeluarkan secara perlahan (Smeltzer

21
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
& Bare, 2010 dalam Rohmani, 2021). Kompres Hangat Dengan Inovasi

Vidioyaitu pemberian intervensi yang menimbulkan efek fisiologis dari

penggunaan suatu suhu hangat. Dimana dalam intervensinya memanfaatkan

larutan atau peralatan yang dapat atau mampu memunculkan perasaan Hangat

Dengan untuk tubuh yang membutuhkan. Dapat meningkatkan aliran darah

keseluruh tubuh atau bagian cedera, membuat otot menjadi rileks, meredakan

nyeri yang diakibatkan oleh otot yang kaku, menaikkan pergerakan zat sisa, serta

nutrisi adalah efek yang ditimbulkan dari pemberian kompres Hangat Dengan

(Agustiningrum, 2019)

pemberian kombinasi kompres Hangat Dengan nafas dalam dapat

meningkatkan suatu aliran darah, leukosit dan anti bodi, vasodilatasi meningkat

penyerapan nutrisi, dan meningkatkan pembuangan sisa metabolik dan sisa

jaringan sehingga dapat membantu resolusi kondisi inflamasi, serta dapat

merileksasikan otot-otot yang tegang.

N. Penggolongan nyeri

(International Association for the Study of Pain (IASP) telah mengidentifikasi

beberapa kategori nyeri Diantaranya yaitu :

1) Menurut timbulnya nyeri :

a. Nyeri akut

Nyeri akut yaitu sensasi yang terjadi secara mendadak atau sebagai

respons terhadap beberapa jenis trauma. Penyebab umum nyeri akut yaitu

trauma akibat kecelakaan, infeksi, serta pembedahan. Nyeri akut terjadi

dalam periode waktu yang singkat yaitu sekitar 6 bulan atau kurang dan

22
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
biasanya bersifat intermiten (sesekali), tidak konstan. Apabila penyebab

mendasar diterapi secara rutin nyeri akut cepat menghilang.

b. Nyeri kronis

Nyeri kronis atau disebut dengan nyeri neuropatik yaitu suatu

ketidaknyamanan yang berlangsung dalam periode waktu yang lama

yaitu (6 bulan atau lebih) dan kadang bersifat selamanya. 29 29

Penyebab nyeri kronis sering kali tidak diketahui. Nyeri kronis terjadi

akibat kesalahan sistem saraf dalam memproses input (asupan) sensori.

Nyeri kronis membutuhkan waktu yang lama dalam periode waktu

pemulihan normal dibanding nyeri akut. Individu yang mengalami nyeri

kronis biasanya akan melaporkan rasa yang terbakar, sensasi

kesemutan, dan nyeri tertembak.

O. Alat Ukur Nyeri

1. Visual Analoq Scale ( VAS )

Adalah cara menilai skala nyeri yang paling banyak diggunakan. Begitu

sederhana, alat ukurnya berupa garis sepanjang 10 cm yang tercetak pada

selembar kertas.

2. Numeric Rating Scale

Cara mengukur skala nyeri dengan numeric rating scale juga terbilang

sederhana dan mudah. Bahkan lebih mudah dimengerti dibanding VAS

karena pada garis yang diggunakan sudah diberikan angka 0 sampai 10

23
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Gambar 2.2

3. Verbal Rating Scale ( VRS )

Berbeda dengan VAS dan NRS, adalah skala ordinal, yakni menggunakan

4- 6 kata sifat yang menggambarkan tingkat intesitas rasa sakit

4. FACES pain scale ( FPS )

Skala nyeri ini tergolong mudah untuk dilakukan karena hanya dengan

melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa kita

menanyakan keluhannya. Skala Nyeri ini adalah skala kesakitan yang 30 30

dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker. Skala ini menunjukkan

serangkaian wajah mulai dari wajah gembira pada 0, “Tidak ada sakit hati”

sampai wajah menangis di skala 10 yang menggambarkan “Sakit terburuk”.

Pasien harus memilih wajah yang paling menggambarkan bagaimana

perasaan mereka. Penilaian skala nyeri ini dianjurkan untuk usia 3 tahun ke

atas. Tidak semua Pasien dapat memahami atau menghubungkan skala

intensitas nyeri dalam bentuk angka. Pasien ini mencakup anak-anak yang

tidak mampu mengkomunikasikan ketidaknyamanan secara verbal, Pasien

lansia dengan gangguan kognisi atau komunikasi, dan orang yang tidak bisa

berbahasa inggris, sehingga untuk Pasien jenis ini menggunakan skala

24
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
peringkat Wong Baker FACES Pain Rating Scale. Skala wajah

mencantumkan skala angka dalam setiap ekspresi nyeri sehingga intensitas

nyeri dapat di dokumentasikan oleh perawat.

Gambar 2.3

P. Konsep Asuhan Keperawatan Penyakit

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam

menangani masalah Pasien sehingga dapat memberi arah terhadap tindakan

keperawatan.

a). Anamnesis

Anamnesis dilakukan untuk mengetahui identitas meliputi nama, jenis

kelamin (penderita rheumatoid arthritis lebih banyak di derita oleh Pasien

wanita), usia (resiko paling tinggi terjadi pada usia 40 – 60 tahun keatas),

alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan,

pekerjaan, asuransi, golongan darah, dan diagnosis medis.

25
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b). Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama rheumatoid arhtritis adalah nyeri pada

daerah sendi yang mengalami masalah. Untuk memperoleh pengkajian yang

lengkap tentang nyeri Pasien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.

1) Provoking Incident/ paliative : hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri

adalah peradangan.

2) Quality of Pain: nyeri yang dirasakan atau digambarkan Pasien bersifat

menus

3) Region: nyeri dapat menjalar atau menyebar, dan nyeri terjadi di sendi

yang mengalami masalah.

4) Severity (scale) of Pain: nyeri yang dirasakan dapat diungkapkan dengan

memberikan skala 0 – 10. Skala 0 – 2 tidak nyeri/ nyeri ringan, 3 – 5 nyeri

sedang, 6 – 8 nyeri berat, 9 – 10 nyeri sangat berat.

5) Time: kapan nyeri timbul dan berapa lama nyeri berlangsung. Pada

Pasien rheumatoid arthritis keluhan ini biasanya terjadi pada pagi hari

setelah bangun tidur.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data dilakukan sejak keluhan muncul. Pada Pasien

rheumatoid arthritis, biasanya ditandai dengan gangguan keadaan umum

berupa malaise, penurunan berat badan, rasa capek, sedikit panas, dan

anemia.

26
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung

terjadinya rheumatoid

f. Riwayat Penyakit Keluarga

Kaji tentang adakah keluarga dari generasi terdahulu yang

mengalami keluhan yang sama dengan Pasien.

g. Riwayat Psikososial

Kaji respons emosi Pasien terhadap penyakit dan perannya dalam

keluarga dan masyarakat.

h. Pola Aktivitas/ Istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memperburuk dengan

stress pada sendi, kekakuan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi secara

bilateral dan simetris. Keterbatasan fungsional yang berpengaruh pada gaya

hidup, aktivitas, istirahat, dan pekerjaan. Gejala lain adalah keletihan dan

kelelahan yang hebat.

Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit; kontraktur/

kelainan pada sendi dan otot.

i. Kardiovaskuler

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan dan kaki, misal pucat intermiten,

sianotik, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali normal.

j. Integritas Ego

Gejala : Faktor-faktor stress akut/kronis, misal financial, pekerjaan,

k. Makanan/ Cairan

27
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengonsumsi

makanan/cairan adekuat; mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.

Tanda : Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering

k. Hygiene

Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi

secara mandiri. Ketergantunagn pada orang lain.

l. Neurosensori

Gejala : Kebas/ kessemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari

tangan.

Tanda : Pembengkakan sendi simetris.

m. Nyeri/ Kenyemanan

Gejala : Fase akut dari nyeri (disertai/tidak disertai pembengkakan jaringan

lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama di pagi hari).

n. Keamanan

Gejala : Kulit mengkilat, tegang; nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki,

kesulitan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan

menetap, kekeringan pada mata, dan membrane mukosa (Ningsih, 2012).

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b/d kondisi muskuloskeletal kronis.

b. Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi.

c. Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan musculoskeletal

28
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Intervensi Keperawatan

Hari/Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi

Hasil

01/06/ (SDKI- D.0077) SLKI- L.08066) A. Manejemen Nyeri (I. 08238)


Setelah dilakukan
Nyeri Kronis 1. Observasi
tindakan keperawatan
selama 3x8 jam  lokasi, karakteristik,
diharapkan skala durasi, frekuensi, kualitas,
nyeri klien menurun
dengan intensitas nyeri
kriteria hasil :  Identifikasi skala nyeri
- Klien mampu
 Identifikasi respon nyeri
melaporkan nyeri non verbal
menurun
- Sikap meringis  Identifikasi faktor
menurun yang memperberat dan
- Gelisah memperingan nyeri
menurun
 Identifikasi pengetahuan
- Kesulitan
tidur menurun dan keyakinan tentang nyeri
- Frekuensi  Identifikasi pengaruh
nadi membaik budaya terhadap respon
- Pola nafas nyeri
membaik dan
Tekanan darah
 Monitor keberhasilan
membaik
terapi komplementer
yang sudah diberikan

2. Terapeutik
Berikan teknik

nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri (mis.

TENS, hypnosis, akupresur,

terapi musik, biofeedback,

terapi pijat, aroma terapi,

teknik imajinasi

29
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
terbimbing, kompres

hangat/dingin, terapi

bermain)

 Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi

 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

B. Pemberian Analgetik (I.08243)

1. Observasi

 Identifikasi karakteristik
nyeri (mis. Pencetus,
pereda, kualitas, lokasi,

30
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
intensitas, frekuensi,
durasi)
 Identifikasi riwayat
alergi obat
 Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
Narkotika, non-
narkotika, atau NSAID)
dengan tingkat
keparahan nyeri
 Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
 Monitor efektifitas
analgesik

2. Terapeutik

 Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan

penggunaan infus

kontinu

bolus opioid untuk


mempertahankan kadar
dalam serum
 Tetapkan target
efektifitas analgesic
untuk mengoptimalkan
respon pasien
 Dokumentasikan respon
terhadap efek analgesic
dan efek yang tidak

31
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
diinginkan
3. Edukasi

 Jelaskan efek terapi dan


efek samping obat

4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian

dosis dan jenis analgesic,

sesuai indikasi

SDKI- D.0054) (SLKI- L.05042) Dukungan ambulasi (I.06171)

Gangguan mobilitas
Setelah dilakukan 1. Observasi
Tindakan  Identifikasi adanya
fisik berhubungan
keperawatan selama
nyeri atau keluhan
dengan kekakuan 3 X 8 jam maka
fisik lainnya
diharapkan mobilitas
sendi  Identifikasi toleransi fisik
fisik meningkat. melakukan ambulasi
Dengan kriteria hasil :  Monitor frekuensi
 Pergerakan jantung dan tekanan
ekstremitas darah sebelum
meningkat memulai ambulasi
 Kekuatan otot  Monitor kondisi
meningkat umum selama
 Rentang gerak melakukan
(ROM) ambulasi
meningkat 2. Terapeutik
 Nyeri menurun  Fasilitasi aktivitas
 Kecemasan ambulasi dengan alat
menurun bantu (mis. tongkat,
 Kaku kruk)
sendi menurun  Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika
 Kelemahan fisik perlu
menurun
 Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan

32
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ambulasi
3. Edukasi

 Jelaskan tujuan dan


prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan
ambulasi dini
Ajarkan ambulasi

sederhana yang harus

dilakukan (mis. berjalan

dari tempat tidur ke kursi

roda, berjalan dari tempat

tidur ke kamar mandi,

berjalan sesuai toleransi)

(SDKI- D.0083) SLKI- L. 09067) PROMOSI CITRA TUBUH (


I.09305)
Setelah dilakukan
Gangguan Citra
Tindakan keperawatan 1. Observasi
Tubuh berhubungan selama 3 X 8 jam  Identifikasi harapan

dengan transisi maka diharapkan citra tubuh


persepsi citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
perkembangan
 Identifikasi budaya,
agama, jenis kelami,
dan umur terkait citra
tubuh
 Identifikasi perubahan

Citra tubuh

4. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi keperawatan yang merupakan komponen proses

keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan

yang diperlukan mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan,

33
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari,

memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada

Pasien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staff, dan mencatat serta

melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan

berkelanjutan dari Pasien (Hidayat, 2012).

Adapun evaluasi keperawatan menurut Damanik (2019) terbagi dalam

beberapa tahap yaitu :

a. Evaluasi struktur

Evaluasi struktur adalah evaluasi yang memfokuskan pada kondisi

lingkungan tempat pemberian atau peleyanan keperawatan dengan

memperhatikan tata cara pemberian pelayananan keperawatan karena hal ini

dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

proses keperawatan

b. Evaluasi proses

Evaluasi proses adalah evaluasi yang memfokuskan pada kinerja

perawat dalam melakukan asuhan keperawatan baik pada saat melakukan

wawancara, melakukan pemeriksaan fisik, keakuratan dalam merumuskan

suatu diagnose keperawatan, serta kemampuan perawat dalam melaksanakan

intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar operasional prosedur

c. Evaluasi hasil

Evaluasi hasil adalah evaluasi yang berfokus pada respon Pasien

setelah diberikan intervensi keperawatan dengan memperhatikan tujuan

pencapaian dan kriteri hasil. Hasil evaluasi yang menentukan apakah masalah

34
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi, adalah dengan cara

membandingkan antara SOAP (Subjektive-Objektive-Assesment-Planning)

dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

S : (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat

dari lansia setelah tindakan diberikan.

O : (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil

pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh

perawat setelah tindakan dilakukan.

A : (Assessment) adalah membandingkan antara informasi

subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil,

kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi

sebagian, atau tidak teratasi.

P : (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan

berdasarkan hasil analisis.

Q. Studi Literatur

Jurnal terkait dengan intervensi inovasi kombinasi Teknik relaksasi

nafas dalam dan kompres Hangat Dengan Inovasi Vidiountuk mengatasi

nyeri salah satu nya adalah jurnal penelitian keperawatan Stikes Baptis

Kediri tentang kompres Hangat dan relaksasi nafas dalam efektif

menurunkan nyeri pasien rheumatoid artritis di Puskesmas Pesantren 1 Kota

Kediri (Dimas, dkk, 2018). Diperoleh hasil yaitu sebelum pemberian teknik

relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat dari 10 pasien Puskesmas

Pesantren 1 Kota Kediri Rheumatoid Arthritis menunjukkan bahwa 100%

35
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
pasien mengalami nyeri dengan skala 5-8. Rata-rata pasien

mengalami skala nyeri 6,4. Setelah dilakukan tindakan pemberian Teknik

relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat di Puskesmas Pesantren 1 Kota

Kediri menunjukkan bahwa bahwa Kompres Hangat Dengan Inovasi

Vidiodan relaksasi nafas dalam terbukti sama-sama efektif untuk

menurunkan nyeri pada pasien reumatoid artritis di Puskesmas

Pesantren 1 Kota Kediri dan kedua terapi tersebut tidak ada beda

dalam efektivitas menurunkan nyeri pada pasien Rheumatoid Arthritis. Efek

relaksasi nafas dalam berhasil menenangkan sistem saraf dan melepaskan

ketegangan otot adalah cara yang baik sekali untuk menghadapi nyeri

arthitis tanpa menggunakan obat pereda nyeri, sedangkan dengan

menggunakan kompres Hangat Dengan mempunyai keuntungan

meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat

menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan Inilah yang

menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien rheumatoid artritis

berkurang setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan pemberian

kompres hangat.

Pada Jurnal lainnya yaitu Jurnal Keperawatan STIKES Bahrul ‘Ulum

Jombang tentang Pengaruh kombinasi kompres Hangat Dengan Inovasi

Vidiodengan nafas dalam terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia dengan

rhematoid arthritis di Posyandu Lansia Dusun Mojo Desa Tampingmojo

(Windy, dkk, 2023) Diperoleh hasil yaitu sebelum pemberian teknik relaksasi

nafas dalam dan kompres Hangat menunjukkan bahwa mayoritas responden

36
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
mengeluh nyeri pada tingkat berat sebanyak 15 orang dan Setelah dilakukan

tindakan pemberian Teknik relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat Dengan

Inovasi Vidio nyeri sendi lansia dengan rhematoid arthritis setelah pemberian

kombinasi kompres Hangat Dengan Inovasi Vidiodengan nafas dalam

menunjukkan bahwa mayoritas responden mengeluh nyeri pada tingkat ringan

sebanyak 15 orang hal tersebut dikarenakan Terapi nafas dalam merupakan

penanganan nyeri dalam segi non-farmakologi.

Terapi nafas dalam adalah teknik dengan menghirup udara secara

dalam, bernafas secara optimal dan nafas dikeluarkan secara perlahan

sedangkan kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio mampu memberikan

perasaan Hangat Dengan Inovasi Vidiou ntuk tubuh yang membutuhkan. Dapat

meningkatkan aliran darah keseluruh tubuh atau bagian cedera, membuat otot

menjadi rileks, meredakan nyeri yang diakibatkan oleh otot yang kaku,

menaikkan pergerakan zat sisa, serta nutrisi adalah efek yang ditimbulkan dari

pemberian kompres hangat. Pada jurnal yang lainnya yaitu jurnal kesehatan

tentang pemberian kompres Hangat Dengan Inovasi Vidiopada pasien

rheumatoid artritis dengan masalah keperawatan nyeri kronis di UPT PSTW

Kabupaten Jombang (M.Hapyy, dkk,2023) diperoleh hasil Sebelum diberikan

intervensi kompres Hangat Dengan Inovasi Vidioskala nyeri sedang yaitu 4.

Setelah diberikan intervensi kompres Hangat Dengan Inovasi Vidiokedua

Pasien mengatakan nyeri sendi mulai berkurang hal tersebut dikarenakan

dengan pemberian kompres dapat meredakan nyeri dan dapat meregangkan

sendi.

37
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
E. Tinjauan Menurut AL Islam Kemuhammadiyahan

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga selalu kesehatan dengan

cara pola hidup yang baik dari bangun tidur hingga sampai terlelap, namun

manusia umumnya tidak dapat menghindari penyakit yang diciptakan oleh

Allah SWT sebagai teguran dan peringatan akibat perbuatan lalai yang mungkin

manusia lakukan selama hidup.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim:

‫ بـ َ َرَأ بِِإ ْذ ِن اهللاِ َع َّز َو َج َّل‬،‫اب ال َّد َوا ُء ال َّدا َء‬


َ ‫ص‬َ ‫ فَِإ َذا َأ‬،‫عن جابر بن عبد اهللا لِ ُك ِّل دَا ٍء َد َوا ٌء‬

Artinya:

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan

penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

(HR. Muslim No. 4084)

Hadits di atas mengisyaratkan diizinkannya seseorang Muslim mengobati

penyakit yang dideritanya. Sebab, setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat

yang digunakan tepat mengenai sumber penyakit, maka dengan izin Allah SWT

penyakit tersebut akan hilang dan orang yang sakit akan mendapatkan

kesembuhan. Meski demikian, kesembumbuhan kadang terjadi dalam waktu

yang agak lama, jika penyebab penyakitnya belum diketahui atau obatnya

belum ditemukan.

38
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Dan dalam Islam, Allah Swt. menganjurkan umatnya untuk selalu bertawaqal,

termasuk dalam hal kesembuhan atas suatu penyakit. Sebuah hadits Riwayat

Bukhari, Rasulullah saw. menyampaikan, “Tidaklah Allah menurunkan suatu

penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut.”

Hadits ini menjadi gambaran akan pentingnya dalam berikhtiar untuk mencari

kesembuhan. Sementara pada hadits lainnya disebutkan, Rasulullah saw.,

bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat

untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah ‘azza

wajalla.” (HR. Muslim)

Ini menunjukkan bahwa tindakan yang tepat menjadi jalan kesembuhan bagi

suatu penyakit. Kini, berbagai jenis tindakan komplementer untuk mengurangi

nyeri. Sayangnya, tak banyak orang yang tau tentang Teknik relaksasi nafas

dalam dan kompres hangat. Karena itu, penting bagi pasien khususnya pasien

rheumatoid arthritis untuk mempelajari sekaligus dengan mempraktekan nya.

39
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB III

LAPORAN KASUS

Tgl/Jam MRS : 5 Oktober 2022 / 21. 30 WIB

Tanggal/Jam Pengkajian : 5 Oktober 2022 / 22.00 WIB

Metode Pengkajian : Wawancara dan pemeriksaan fisik

Diagnosa Medis : Rheumatoid arthritis

No rm : 2200889122

1. DATA DEMOGRAFI

a. Identitas Pasien

Nama Pasien : Ny. T

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Margorejo Metro Selatan

Umur : 71 tahun

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.B

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 71 tahun

40
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

Hubungan dengan Pasien : Suami

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayat Kesehatan Masuk Klinik

Pasien datang ke Klinik dengan keluhan kaki terasa nyeri, Pasien

mengatakan kurang lebih 1 tahun yang lalu mengalami penyakit rematik dan

dirasakan pada bagian pinggang dan kaki, timbulnya dirasakan pada malam

hari saat cuaca dingin dan banyak beraktivitas sehingga membuat Pasien sulit

untuk tidur karena menahan sakit dan nyeri.

b.Riwayat Pengkajian Sekarang

1). Keluhan utama saat pengkajian

Pada tanggal 05 oktober 2022 jam 21.30 WIB pasien datang ke

Klinik dengan keluhan Pasien mengatakan sakit dirasakan pada bagian

pinggang dan menjalar ke kaki sakit timbul pada malam hari saat cuaca

dingin dan saat Pasien banyak beraktivitas. Keadaan pasien composmentis

Pasien di diagnosa rheumatoid arthristik. saat dilakukan pengkajian nyeri

menggunakan PQRST didapatkan hasil :

P : nyeri karena penyakit Reumatoid arthritis

Hal yang memperberat: pasien mengatakan nyeri akan bertambah saat

bergerak

Hal yang memperingan : pasien mengatakan nyeri berkurang saat

mengurangi gerakan

41
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk

R : pada bagian pingang, lutut, dan kaki

S : skala nyeri 6 (0-10)

T : Malam hari dan saat cuaca dingin

2) Keluhan penyerta

Pasien mengatakan sulit tidur

Pasien mengatakan sering menahan bak pada malam hari

C.Riwayat Kesehatan lalu

Pasien mengatakan tidak memliki penyakit keturunan seperti : hipertensi dan

diabetes melitus

B. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit

keturunan seperti : hipertensi dan diabetes melitus.

genogram

X X
X X

42
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Ket :

: orang tua laki-laki


meninggal

: orang tua
perempuan meninggal

: laki-laki


: pasien

D. Riwayat Psikososial Spiritual

Psikologis

1) Harga diri

Pasien mengatakan sedih karena dirinya merepotkan suami, anak beserta

keluarga lainnya yang menemaninya di rumah sakit dan sangat bersyukur

memiliki suami, anak dan keluarga yang baik, selalu memberi support dan

setia menemaninya selama sakit.

2) Ideal diri

Pasien mengatakan ingin sekali cepat sembuh sehingga dapat melakukan

aktivitas dan bekerja Kembali

3). Identitas diri

Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ibu yang memiliki 2 orang anak

43
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4). Gambaran diri

Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan bentuk

tubuhnya, pasien menganggap apa yang diberikan Allah SWT

adalah yang terbaik

5). Peran

Pasien mengatakan selama sakit tidak dapat menjalankan

fungsi sebagai seorang ibu rumah tangga

44
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Pengetahuan pasien dan keluarga

Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan

B. Lingkungan

Pasien mengatakan kondisi rumah nya selalu bersih dikarenakan

Pasien maupun anak anaknya selalu rajin menjaga kebersihan

rumahnya walaupun rumahnya kecil namun karena tinggal di

lingkungan pedesaan udara di rumahnya cukup terjaga dan

terhindar dari polusi udara kendaraan ataupun pabrik.

4. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan sesudah sak

BAK

Sebelum saikit

Pasien mengatakan sebelum sakit dalam sehari BAK 5-6 x dengan jumlah

urine ± 1200 cc/hari, dengan Warna kuning jernih, Pasien mengatakan tidak

memiliki keluhan dalam BAK.

Selama Sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit dalam sehari BAK 4-5 x dengan jumlah

urine ± 900 cc/hari, dengan Warna kuning jernih, Pasien mengatakan di

malam hari sering menahan buang air kecil karena nyeri yang dirasakan di

dirasakan pada bagian pinggang dan menjalar ke kaki.

5. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit tidur normal. Malam hari tidur

pukul 22.00 dan bangun tidur pada pukul 05.30 WIB


Selama Sakit :

Pasien mengatakan selama sakit terkadang tidur pukul 23 .30 dan bangun tidur

pada pukul 06.00, namun sering terbangun karena merasakan nyeri di

pinggang, lutut dan kaki nya.

6. Pola Aktivitas Fisik dan Latihan


Sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit mampu menjalankan aktivitas sehari hari

Untuk pergi kesawah hingga sore hari.

Setelah sakit

Pasien mengatakan setelah sakit dirinya tidak bisa bekerja secara maksimal

Karena nyari reumatik nya akan timbul jika banyak beraktivitas

7. Pengkajian Fisik (Pengkajian Fokus)

a. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmetis, GCS 15 (E4M6V5),

Tekanan Darah : 130/70 mmHg

Nadi : 95 x/menit

Irama : Reguler

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36.8 °C

46
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8. Pemeriksaan Persistem

A. Sistem Muskoloskeletal

Tidak terdapat kelainan bentuk sendi dan struktur tulang

kekuatan otot baik, namun Pasien merasakan nyeri penyakit

rematik dan dirasakan pada bagian pinggang dan kaki,

timbulnya dirasakan pada malam hari saat cuaca dingin dan

jika Pasien terlalu banyak beraktivitas.

B. Ekstermitas

Ekstremitas bawah: Pasien mengatakan kedua kaki mengalami nyeri,

terutama kaki sebelah kanan, Pasien tampak dibantu saat berjalan .

9. Pemeriksaan Penunjang

Tabel 2.2
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

CRP Positif Negatif

Hemoglobin 10 12-16 g / d l

Hematokrit 29% 36-48%

LED 30 20 MM/jam

65 80-90 U3
MCV

ANNA Positif Negatif

Anti CCP Positif Negatif

47
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
b. Therapi Obat

1. Cefadroxil 2x1 tablet

2. Melocixam 2x1 tablet

3. Alupurinol 3x1 tablet

4. Predinson 3x1 tablet

10. Data Fokus

a. Data Subjektif

1. Pasien mengatakan sakit dirasakan pada bagian pinggang dan menj

Ke kaki.

2. Pasien mengatakan nyari rematik yang dialaminya sejak 1 tahun lalu

3. Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk

4. Pasien mengatakan sulit tidur

5. Pasien mengatakan sering terbangun saat tidur malam hari

6. Pasien mengatakan hanya bisa berbaring ditempat tidur saat nyeri nya

Kambuh.

7. Pasien mengatakan sering menahan bak di malam hari karena nyeri yang

dialaminya

b. Data Objektif

1. Skala nyeri Pasien 6 (0-10)

2. Pasien tampak meringis menahan nyeri

3. Pasien tampak memegangi area yang sakit

4. Pasien tampak Lelah

5. Pasien tampak sering menguap

48
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6. Kuantitas tidur malam dari jam 23.30-06.00

7. Pasien tampak dibantu saat berjalan

11. Analisa Data

Tabel. 2.3
Analisa data
No Data Masalah Etiologi

1. DS : Nyeri Kronis Kondisi Muskoloskeletal


1. Pasien mengatakan sakit kronis

dirasakan pada bagian pinggang

dan menjalar Ke kaki.

2. Pasien mengatakan nyari

rematik yang dialaminya sejak 1

tahun lalu

3. Pasien mengatakan nyeri

seperti ditusuk-tusuk

DO :

1. Skala nyeri Pasien 6 (0-10)

2. Pasien tampak meringis

menahan nyeri

3. Pasien tampak memegangi area

yang sakit

2. DS : Gangguan pola Nyeri/Kolik


1. Pasien mengatakan sulit untuk tidur

tidur

49
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Pasien mengatakan sering

terbangun saat tidur malam hari

DO :

1. Pasien tampak Lelah

2. Pasien tampak sering menguap

3. Kuantitas tidur malam dari jam

23.30-06.00

3. DS: Gangguan mobilitas Gangguan


1. Pasien mengatakan hanya bisa fisik muskoloskeletal

berbaring ditempat tidur saat nyeri

nya kambuh.

2. Pasien mengatakan sering

menahan bak di malam hari

karena nyeri yang dialaminya

DO :

1. Pasien tampak dibantu saat

berjalan

12. Diagnosis Keperawatan

A. Nyeri kronis b/d kondisi muskuloskeletal kronis yang ditandai dengan

klien mengatakan nyeri dibagian pinggang sampai kaki, skala nyeri 6 (0-10),

nyeri seperti ditusuk-tusuk

B. Gangguan pola tidur b/d nyeri/kolik yang ditandai dengan klien

mengatakan sulit tidur, sering terbangun dan pasien tampak Lelah, kualitas

tidur malam 23.30-06.00

50
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
C. Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan muskuloskeletal yang ditandai

dengan pasien mengatakan hanya bisa berbaring ditempat tidur saat nyerinya

muncul, dan pasiaen tampak dibantu saat berjalan.

13. Rencana Keperawatan

Nama : Tn.S

Diagnosa Medis : Rheumatoid Artritis

No.RM : 2200889122

Tabel 2.4

NO Hari/Tanggal Dx. Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)


1 Kamis Nyeri Kronis Setelah dilakukan Manajemen nyeri
5-10-2022 D.0078 asuhan keperawatan 1.08238
selama 3 x 24 jam
Tanda dan Gejala : diharapkan nyeri Observasi
DS : pada pasien - Identifikasi lokasi,
1. Pasien mengatakan berkurang dengan karakteristik, durasi
kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
sakit dirasakan pada Tingkat Nyeri intensitas nyeri
1. Nyeri berkurang - Identifikasi skala
bagian pinggang dan dengan skala 2 nyeri
2. Pasien tidak - Identifikasi faktor
menjalar Ke kaki. mengeluh nyeri yang memperingan
3. Pasien tampak dan memperberat
2. Pasien mengatakan tenang nyeri
4. Pasien dapat tidur - Identifikasi
nyari rematik yang dengan tenang pengetahuan dan
keyakinan tentang
dialaminya sejak 1 tahun nyeri

lalu Terapeutik
- Berikan teknik non
3. Pasien mengatakan farmakologis untuk
meredakan nyeri
nyeri seperti ditusuk- (Relaksasi nafas
dalam dan kompres
tusuk hangat)
- Kontrol lingkungan
DO : yang memperberat
nyeri ( missal: suhu
1. Skala nyeri Pasien 6 ruangan,pencahayaan
dan kebisingan)

51
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
(0-10) Edukasi
- Jelaskan mengenai
2. Pasien tampak kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
meringis menahan nyeri - Ajarkan terapi
relaksasi nafas dalam
3. Pasien tampak dan kompres hangat

memegangi area yang Kolaborasi


- Kolaborasi
sakit pemberian analgesik,

Dukungan Tidur
Gangguan Pola Tidur I.05174
D.0055 Setelah dilakukan Observasi:
2 Kamis tindakan keperawatan -Identifikasi pola
5-10-2022 Tanda dan Gejala : 3x24 jam diharapkan aktivitas dan tidur
DS : pola tidur membaik - Identifikasi faktor
1. Pasien mengatakan dengan kriteria pengganggu tidur
hasil : (fisik dan/atau
sulit untuk tidur - Keluhan sulit tidur psikologis)
Menurun -Identifikasi
2. Pasien mengatakan - Keluhan sering makanan dan
terjaga menurun minuman yang
sering terbangun saat - Keluhan tidak puas mengganggu tidur
tidur menurun (mis. kopi, teh,
tidur malam hari alkohol, makanan
mendekati waktu
DO : tidur, minum banyak
air sebelum tidur)
1. Pasien tampak Lelah
Terapeutik:
2. Pasien tampak sering -Modifikasi
lingkungan (mis.
menguap pencahayaan,
kebisingan, suhu,
3. Kuantitas tidur malam matras, dan tempat
dari jam 23.30-06.00 tidur)

Edukasi
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit

3 Kamis Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi


5-10-2022 D.0054 tindakan keperawatan I.05173
3x24 jam diharapkan Observasi:
Tanda dan Gejala : mobilitas fisik - Identifikasi adanya
DS: meningkat dengan nyeri atau keluhan
1. Pasien mengatakan kriteria Hasil : fisik lainnya
- Pergerakan - Identifikasi toleransi
hanya bisa berbaring Ekstremitas baik fisik melakukan
- Kekuatan otot pergerakan
meningkat - Monitor frekuensi

52
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ditempat tidur saat nyeri - Nyeri berkurang jantung dan tekanan
darah sebelum
nya kambuh. memulai mobilisasi
- Libatkan keluarga
2. Pasien mengatakan untuk membantu
pasien dalam
sering menahan bak di meningkatkan
pergerakan
malam hari karena nyeri

yang dialaminya

DO :

1. Pasien tampak dibantu

saat berjalan

2. Kekuatan otot Pasien :

5555 5555

44444 4444

14. Catatan Perkembangan

Nama : Ny.T

Diagnosa Medis : Rheumatoid Artritis

No.RM : 2200889122

Tabel 2.5

No Diagnosa Hari/tanggal/jam Implementasi Para Evaluasi


Keperawatan (hasil & respon) f
1 Nyeri Kronis Kamis 1. Mengidentifikasi keadaan S:
5-10-2022 umum/ TTV 1. Pasien
22.30 2. Mengidentifikasi skala nyeri mengatakan nyeri
3. Meng.identifikasi faktor yang 2. Pasien
memperingan dan memperberat mengatakan sulit
nyeri tidur karena nyeri
4. Mengidentifikasi pengetahuan yang dialami
dan keyakinan tentang nyeri 3. Pasien
5. Memberikan teknik non mengatakan belum
farmakologis (Relaksasi nafas mengerti tentang
dalam dan kompres hangat) teknik relaksasi
6. Mengontrol lingkungan yang nafas dalam dan
memperberat nyeri kompres hangat

53
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7. Menjelaskan mengenai
kondisi dan pilihan O:
terapi/pengobatan 1. Skala nyeri
8. Mengajarkan terapi relaksasi Pasien 6 (0-10)
nafas dalam dan kompres hangat 2. Pasien
9. Berkolaborasi pemberian tampak meringis
analgesik, menahan nyeri
3. TD : 130/70
mmHg
Nadi :
Respon : Pasien Kooperatif 95 x/menit
Hasil : RR : 20x/Menit
1. Skala Nyeri 6 (0-10) A : Nyeri Kronis
2. Pasien tampak
Meringis P:
3. TD : 130/70 1. Monitor TTv
4. Nadi : 95x/Menit 2. Identifikasi
5. RR : 20x/Menit Skala nyeri
3. Kontrol
lingkungan yang
memperberat nyeri
4. Ajarkan
Teknik relaksasi
nafas dalam dan
kompres hangat
5. Kolaborasi
pemberian
analgetik
1 Nyeri Kronis Jumat 1. Mengidentifikasi keadaan S:
6-10-2022 umum/ TTV 1. Pasien
2. Mengidentifikasi skala nyeri mengatakan nyeri
3. Meng.identifikasi faktor yang 2. Pasien
memperingan dan memperberat mengatakan sulit
nyeri tidur karena nyeri
4. Mengidentifikasi pengetahuan yang dialami
dan keyakinan tentang nyeri 3. Pasien
5. Memberikan teknik non mengatakan belum
farmakologis (Relaksasi nafas terlalu mengerti
dalam dan kompres hangat) tentang teknik
6. Mengontrol lingkungan yang relaksasi nafas
memperberat nyeri dalam dan
7. Menjelaskan mengenai kompres hangat
kondisi dan pilihan 4. Pasien
terapi/pengobatan mengatakan
8. Mengajarkan terapi relaksasi kompres hangat
nafas dalam dan kompres hangat dibantu oleh
9. Berkolaborasi pemberian anaknya
analgesik,
O:
1. Skala nyeri
Pasien 4 (0-10)
2. Pasien
tampak
mempraktekan
Teknik relaksasi

54
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
nafas dalam
3. TD : 120/80
mmHg
Nadi :
95 x/menit
RR : 20x/Menit
A : Nyeri Kronis

P:
1. Monitor TTv
2. Identifikasi
Skala nyeri
3. Kontrol
lingkungan yang
memperberat nyeri
4. Ajarkan
Teknik relaksasi
nafas dalam
5. Kolaborasi
pemberian
analgetik

S:
2 1. Pasien
mengatakan sulit
tidur karena nyeri
1. Mengidentifikasi pola yang diderita
Gangguan pola Jumat aktivitas dan tidur 2. Pasien
tidur 6-10-2022 2. Mengidentifikasi faktor mengatakan sering
14.30 pengganggu tidur (fisik dan/atau terbangun saat
psikologis) sedang tidur
3. Mengidentifikasi makanan 3. Pasien
dan minuman yang mengganggu mengatakan
tidur minum air putih
4. Memodifikasi Lingkungan saat akan tidur.
5. Menjelaskan pentingnya tidur 4. Pasien
yang cukup ketika sakit mengatakan
terbiasa tidur
sambal
Respon : Pasien kooperatif mendengar radio
Hasil : 1. Pasien tampak sering 5. Pasien
menguap mengatakan
2. Kantung Mata mengerti
pasien tampak hitam pentingnya tidur

O:
1. Pasien tampak
sering menguap
2. Kantung mata
Pasien Nampak
hitam
A : Gangguan

55
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
pola tidur

P :
1. Anjurkan
perawatan
gangguan pola
tidur secara
mandiri dirumah
3 Gangguan Jumat - Mengidentifikasi adanya nyeri S:
Mobilitas fisik 6-10-2022 atau keluhan fisik lainnya 1. Pasien
15.00 - Mengidentifikasi toleransi fisik mengatakan nyeri
melakukan pergerakan 2. Pasien
- Memonitor frekuensi jantung mengatakan nyeri
dan tekanan darah sebelum membatasi nya
memulai mobilisasi untuk pergi
- Melibatkan keluarga dalam kekamar mandi
mobilisasi pasien 3. TD : 120/80
Respon : Pasien kooperatif mmHg
Hasil : 1. Pasien tampak Nadi :
memegangi bagian tubuhnya 95 x/menit
yang nyeri RR : 20x/Menit
2. TD : 130/70 O:
Nadi : 95 x/menit 1. Pasien tampak
RR : 20x/Menit memegangi bagian
tubuhnya yang
nyeri
2. TD : 130/70
mmHg
Nadi :
95 x/menit
RR : 20x/Menit
A: Gangguan
Mobilitas Fisik
P:
1. Libatkan
keluarga dalam
mobilisasi pasien
2. Monitor
frekuensi jantung
dan tekanan darah

1 Nyeri Kronis Sabtu 1. Mengidentifikasi keadaan S :


7-10-2022 umum/ TTV 1. TD : 120/70
14.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri N : 85X/mnt
3. Meng.identifikasi faktor yang RR : 18x/Menit
memperingan dan memperberat 2. Pasien
nyeri mengatakan nyeri
4. Memberikan teknik non nya berkurang
farmakologis (Relaksasi nafas 3. Pasien
dalam dan kompres hangat) mengatakan
5. Berkolaborasi pemberian mengerti dan
analgesik, menerapkan
Teknik relaksasi
nafas dalam dan
kompres hangat

56
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
O :
1. . TD : 120/70
N : 85X/mnt
RR : 18x/Menit
2. Skala nyeri 2(0-
10)
3. Pasien tampak
nyaman
A : Masalah nyeri
kronis teratasi
P : Hentikan
intervensi

2 Gangguan Sabtu 1.Melibatkan keluarga dalam S:


mobilitas fisik 7-10-2022 mobilisasi pasien 1. Pasien meminta
14.00 2. Memonitor frekuensi jantung bantuan anaknya
dan tekanan darah sebelum dalam mobilisasi
memulai mobilisasi 2. TD : 120/70
N : 85X/mnt
RR : 18x/Menit
O:
1.TD : 120/70
N : 85X/mnt
RR : 18x/Menit
A : Maslaah
gangguan
mobilitas fisik
teratasi
P : 1. Anjurkan
keluraga dalam
mobilisasi pasien

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Klinik

57
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1. Sejarah singkat klinik

Klinik ananda adalah salah satu klinik kesehatan yang ada di Kota Metro

dan berlokasi di tempat strategis di Jl AH Nasution no.30 Yosorejo Kota Metro

didirikan oleh Zuhriadi, dan mulai beroprasi pada tanggal 15 februari 2002. Pada

saat itu namanya masih Balai Pengobatan ananda. Sesuai peraturan menteri

kesehatan No. 28 tahun 2011, tidak ada lagi Balai Pengobatan dan diganti menjadi

Klinik Pratama, sehingga Balai Pengobatanananda diganti menjadi Klinik ananda.

Klinik ini melayani pasien 24 jam. Sarana yang dimiliki adalah ruang tunggu,

ruang tindakan, laboratorium mini, instalasi farmasi, dan praktek gigi. Selain

melayani pasien umum, Klinik ananda juga melayani pasien BPJS dan asuransi

kesehatan Mandiri Inhealth. Klinik ananda juga telah melakukan MOU

(Memorandum of Understanding) atau persetujuan dengan pemerintah yaitu

penanganan dan pengobatan penyakit TBC serta pelayanan KB. Klinik ini juga

melayani pasien yang ingin khitan. Klinik ananda adalah klinik yang

mengedepankan mutu serta keselamatan dalam menyediakan layanan kesehatan

berkualitas terdepan. Aplikasi teknologi dan metode terkini di bidang kedokteran

yang didukung oleh tim dokter, tenaga perawat, serta staff professional yang

berdedikasi

2. Visi dan Misi Klinik Ananda

Visi: “Menjadi Klinik Pratama terbaik yang memberikan pelayanan

berkualitas dan professional”. Misi: Untuk mrncapai visi tersebut, maka Klinik

Ananda menetapkan misi, yaitu :

58
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1. Berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan terpadu dengan

keselamatan dan kepuasan pasien dengan penuh kasih saying

2. Mengutamakan kepercayaan dan kepuasan pasien dengan memberikan

pelayanan yang prima.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

4. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, pelayanan yang ramah.

3. Kondisi umum Klinik Ananda

Klinik ananda adalah salah satu klinik kesehatan yang ada di Kota P dan

berlokasi di tempat strategis di Jl AH Nasution no.30 Yosorejo Kota

Metro ,Klinik ini melayani pasien 24 jam. Sarana yang dimiliki adalah ruang

tunggu, ruang tindakan, laboratorium mini, instalasi farmasi, dan praktek gigi

Klinik Ananda juga ingin menciptakan nuansa yang aman, asri, dan

kenyamanan pasien yang dilayani dengan adanya unit-unit yang menunjang,

seperti ruang tunggu yang nyaman yang dilengkapi televisi dan ac, toilet yang

bersih, ruang tindakan yang nyaman, dan lain sebagainya. Selain itu Klinik ini

berada di tempat yang strategis dan dekat dengan kota, sehingga pasien dengan

mudah datang ke Klinik Ananda.

B. Analisis Asuhan Keperawatan

1). Analisis Data Pengkajian

Keadaan pasien composmentis Pasien di diagnosa rheumatoid arthristik.

saat dilakukan pengkajian nyeri menggunakan PQRST didapatkan hasil :

P :nyeri karena penyakit Rematik Hal yang memperberat: pasien

59
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
mengatakan nyeri akan bertambah saat bergerak Hal yang memperingan :

pasien mengatakan nyeri berkurang saat mengurangi gerakan Q : Nyeri

seperti ditusuk tusuk R : pada bagian pingang, lutut, dan kaki S : skala nyeri

6 (0-10) T : Malam hari dan saat cuaca dingin, Pasien juga mengatakan sulit

tidur Pasien mengatakan sering menahan bak pada malam hari Kesadaran

composmetis, GCS 15 (E4M6V5), Pasien mendapatkan therapi obat

Cefadroxil 2x1 tablet, Melocixam 2x1 tablet,Alupurinol 3x1

tablet ,Predinson 3x1 tablet.

Data-data pengkajian yang terdapat pada pasien sejalan dengan gejala dan

tanda mayor nyeri kronis mengeluh nyeri, objektif: tampak meringis, sulit

tidur di malam hari . Serta gejala dan tanda minor yaitu objektif: tekanan

darah meningkat (PPNI, 2017).

Teori Menurut American College of Rheumatologi, 2012 dalam

Nasrullah dkk., 2021 nyeri pada penyakit rhematoid arthritis sering terjadi

pada cuaca dingin bisa pagi maupun malam hari. Kejadian nyeri ini dapat

terjadi selama satu jam sampai lebih dari satu jam atau sepanjang hari,

Namun pada Ny. T nyeri yang terjadi di malam hari atau saat beraktivitas

terlalu banyak.

Respons fisiologi terhadap nyeri meluas melebihi spasme otot dan

respons fight or flight (peningkatan tekanan darah, jantung, penurunan

motilitas lambung dan usus). Nyeri menganggu kualitas dan kuantitas tidur

sehingga menyebabkan keletihan dan kemungkinan disorientasi.( Melti

Suriya & Zuriyati, 2020)

Menurut M.Happi, et all (2023) pada pasien Rheumatoid Artitis

mencapai skala 4. Setelah diberikan intervensi kompres Hangat selama 10

60
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
hari pada klien mengatakan nyeri sendi mulai berkurang. Namun,menurut

penulis terdapat perbedaan pada pengkajian pasien Ny. T ditemukan skala

nyeri 6 .

2). Analisis Intervensi Keperawatan

Berdasarkan hasil analisis pada intervensi keperawatan nyeri kronis

D.0078 penulis mencantumkan tujuan tingkat nyeri (L.08066), setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tingkat nyeri

menurun dengan kriteria hasil : . Nyeri berkurang dengan skala 2, Pasien

tidak mengeluh nyeri, Pasien tampak tenang , Pasien dapat tidur dengan

tenang. Intervensi yang telah ditentukan adalah manajemen nyeri (I.08238),

meliputi Observasi (Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri, Identifikasi faktor yang

memperingan dan memperberat nyeri, Identifikasi pengetahuan dan

keyakinan tentang nyeri), Teraupeutik (Berikan teknik non farmakologi

relaksasi nafas dalam dan kompres hangat, Kontak lingkungan yang

memperberat rasa nyeri), Edukasi (Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan

terapi/pengobatan, Ajarkan terapi relaksasi nafas dalam dan kompres hangat)

Kolaborasi ( Kolaborasi pemberian analgesik).

Menurut Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) PPNI (2019)

bahwa dalam menentukan tujuan keperawatan terdapat tujuan yang sesuai

dengan diagnosis keperawatan yang telah ditegakkan dan menyusun tingkat

pengcapaian yang diharapkan pada pemulihan pasien meningkat ataupun

menurun. Hal ini telah sesuai dengan yang ditentukan oleh penulis dalam

61
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
menuliskan tujuan atau luaran yang ingin dicapai pada tingkat derajat

kesehatan pasien. Menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)

PPNI (2018) dalam menyusun intervensi keperawatan terdiri dari observasi,

terapeutik, edukasi dan kolaborasi, hal ini sesui dengan intervensi yang telah

disusun oleh penulis.

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh Windy, dkk,

(2023) pada pasien rheumatoid artritis diberikan kombinasi kompres Hangat

dengan nafas dalam terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di Posyandu

Lansia Dusun Mojo Desa Tampingmojo, maka penulis juga menentukan

intervensi terapeutik (terapi non farmakologis) kepada Ny. T untuk

menurunkan skala nyeri menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan

kompres hangat.

Penulis memilih untuk melakukan teknik nafas dalam dan kompres Hangat

dengan skala 6/nyeri sedang. Teknik relaksasi nafas dalam dan kompres

Hangat Dengan Inovasi Vidio dilakukan pada tanggal 5 Oktober – 07

Oktober 2022. Teknik relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat Dengan

Inovasi Vidioakan diberikan sebelum pemberian analgetik. Sebelum dan

sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat Dengan

Inovasi Vidioakan dilakukan pengukuran skala nyeri dengan Numeric Rating

Scale (NRS). Alasan penulis memilih intervensi terapi teknik relaksasi nafas

dalam dan kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio yaitu

Kompres Hangat yaitu pemberian intervensi yang menimbulkan efek

fisiologis dari penggunaan suatu suhu hangat. Dimana dalam intervensinya

memanfaatkan larutan atau peralatan yang dapat atau mampu memunculkan

perasaan Hangat Dengan Inovasi Vidiountuk tubuh yang membutuhkan.

62
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Dapat meningkatkan aliran darah keseluruh tubuh atau bagian cedera,

membuat otot menjadi rileks, meredakan nyeri yang diakibatkan oleh otot

yang kaku, menaikkan pergerakan zat sisa, serta nutrisi adalah efek yang

ditimbulkan dari pemberian kompres Hangat (Agustiningrum, 2019).Menurut

penulis intervensi keperawatan pada pasien meliputi kelengkapan data serta

data penunjang lainnya dan dilakukan menurut kondisi pasien, sehingga

penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.

3. Analisis Implementasi dan Evaluasi

Implementasi yang dilakukan penulis pada Ny. T dari tanggal 5 Oktober

2022 sampai dengan 7 November 2022. Implementasi pada pasien dilakukan

sesuai dengan intervensi yang di buat dan di sesuaikan dengan masalah

keperawatan yang ditemukan pada pasien.

Hasil analisis implementasi dan evaluasi berdasarkan rencana tindakan

keperawatan yang telah dibuat dan disusun oleh penulis untuk mengatasi

masalah nyeri kronis pada tanggal 5 Oktober 2022 pukul 22.30 yaitu

Mengidentifikasi keadaan umum/ TTV, Mengidentifikasi skala nyeri,

Meng.identifikasi faktor yang memperingan dan memperberat nyeri,

Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, Memberikan

teknik non farmakologis (Relaksasi nafas dalam dan kompres hangat),

Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri, Menjelaskan mengenai

kondisi dan pilihan terapi/pengobatan, Mengajarkan terapi relaksasi nafas

dalam dan kompres hangat, Berkolaborasi pemberian analgesik,

Respon yang didapat pasien kooperatif dengan hasil TD : 120/70 N :

85X/mnt RR : 18x/Menit, pasien mengatakan nyeri berkurang, skala 2 dan

pasien tampak rileks. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis adalah Subjek (S)

63
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
pasien Pasien mengatakan nyeri nya berkurang, Pasien mengatakan mengerti

dan menerapkan Teknik relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat Dengan

Inovasi Vidio(O) TD : 120/70 N : 85X/mnt RR : 18x/Menit , Skala nyeri 2(0-

10) ,Pasien tampak nyaman A : Masalah nyeri kronis teratasi (A) masalah nyeri

kronis teratasi dan Plan (P) discharge planning dan anjurkan melanjutkan

teknik relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio di

rumah. Kesimpulan dan analisa data yang didapat dari implementasi dan

evaluasi selama dua hari. Pasien mau dan mampu melakukan teknik relaksasi

nafas dalam dan kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio secara mandiri. Dan

hasil yang didapat teknik relaksasi nafas dalam dan kompres Hangat Dengan

Inovasi Vidiodapat menurunkan skala nyeri 6 (0-10) sampai ke skala 2 (0-10),

120/70 N :85X/mnt RR : 18x/Menit,

Hal tersebut terjadi karena Pemberian kombinasi kompres Hangat Dengan

Inovasi Vidio dengan nafas dalam merupakan terapi non-farmakologi yang

bekerja dengan cara merilekskan otot-otot yang tegang, dan melancarkan

peredarah kombinasi kompres Hangat Dengan Inovasi Vidiodengan nafas

dalam secara mandiri saat mengalami nyeri sendi dengan rhematoid arthritis.

Windy Silegar Maelani et all (2023)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis pada Ny.

64
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
T dapat disimpulkan bahwa pengkajian yang didapat pada Ny. T yaitu pasien

mengatakan nyeri rheumatoid artritis di bagian pinggang dan kaki. Diagnosis

keperawatan yang ditegakkan yaitu nyeri kronis(D.0078),Gangguan pola tidur

(D.0055), dan Gangguan mobilitas fisik (D.0054) Intervensi yang

ditentukan oleh penulis dibagi menjadi empat komponen yaitu tindakan

observasi, tindakan terapeutik, tindakan edukasi, dan tindakan kolaborasi

yaitu menejemen nyeri (I.08238) Dukungan Tidur (I.05174) dan Dukungan

mobilisasi (I.05173) . Implementasi pada Ny. T yang dilakukan oleh penulis

pada tanggal 5 Oktober 2022 sampai dengan 07 Oktober 2022 difokuskan

untuk mengurangi skala nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan

kompres Hangat Dengan Inovasi Vidio menggunakan media vidio. Evaluasi

yang didapat dari penerapan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres

Hangat Dengan Inovasi Vidio yaitu terjadi penurunan skala nyeri dari skala 6

menjadi skala 2. Dan media yang digunakan mempermudah pasien

memehami materi (teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat) dan

memudahkan penulis dalam menyampaikan edukasi.

B. Saran

1). Bagi Institusi Pendidikan dan Ilmu Keperawatan

Dirahapkan dapat menjadikan asuhan keperawatan ini sebagai bahan untuk

mengembangkan teori dan menerpakan asuhan keperawatan pada pasien

Rheumatoid Artritis yang mengalami nyeri kronis dengan teknik relaksasi

nafas dalam dan kompres hangat dengan inovasi vidio.

65
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2). Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapakan dapat digunakan sebagai data awal dan dapat digunakan dalam

menurunkan skala nyeri pada pasien rheumatoid artritis menggunakan

teknik relaksasi nafas dalm dan kompres hangat dengan inovasi vidio.

3). Bagi Perawat

Diharapkan dapat menerapkan teknik relaksasi benson sebagai intervensi

dalam asuhan keperawatan pada pasien rheumatoid artritis yang mengalami

nyeri.

4. Bagi Tempat Yang Diteliti

Diharapkan dapat menerapkan teknik untuk teknik relaksasi benson dalam

menurunkan skala nyeri pada pasien rheumatoid artritis maupun pasien yang

mengalami nyeri lainnya.

5). Bagi Pasien

Diharapkan mampu menerapkan teknik relaksasi nafas dalm dan kompres

hangatuntuk menurunkan skala nyeri rheumatoid artritis.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiningrum. (2019). Efektifitas penggunaan kompres Hangat Dengan Inovasi


Vidiodan kompres dingin pada balita. Jurnal kesehatan, 1-9.
Allender, R. d. (2020). Pelatihan Kader Lansia Dalam Upaya Peningkatan
Pelayanan. Journal of Community Engagement in Health, 2.
Festi. (2020). Deteksi Dini Penyakit pada Lansia di Era Pandemic Covid-19.
Jurnal Aisyiyah Surakarta, 3-4.

66
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Khusnul Nikmah*, M. K. (2020). Pelatihan Kader Lansia Dalam Upaya
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Pada Keluarga. Journal of
Community Engagement in Health, 2-3.
Lampung, D. P. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung: Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung.
Masnina, R. &. (2018). Terapi relaksasi mempengaruhi penurunan tekanan darah
pada pasien lansia dengan hipeensi . Jurnal ilmu dan teknologi kesehatan,
5-6.
Octa, A. F. (2020). Implementasi Evidence Based Nursing Pada Pasien Rematik :
Studi Kasus. REAL in Nursing Journal (RNJ), 1-2.
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan . PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Edisi 3). PPNI.
RI, D. (2017). Profil Kesehatan Indonesia. Jakara: Dinkes .
Rita Dwi Hartanti, D. P. (2016). Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan
Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), 5-7.
Sianipar, C. M. (2019). PENGETAHUAN RHEUMATOID ARTHRITIS PADA
PENDERITA LANSIA DI PUSKESMAS SIPINTUANGIN . Jurnal
Penelitian Keperawatan Kontemporer, 3-5.

67
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
LAMPIRAN

68
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Elemen Kriteria Untuk Kerja Keterangan


Pengertian Tekhnik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam, nafas lambat (menahan insiparsi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, teknik relaksasi napas dalam dapat
menurunkan intensitas nyeri.

Manfaat terapi 1. Ktenteraman hati


tarik nafas dalam 2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi
rendah
4. Detak jantung jadi rendah
5. Mengurangi tekanan darah
6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
7. Tidur lelap
8. Kesehatan mental menjadi lebih baik

Tujuan terapi tarik 1. Mengurangi stres


nafas dalam 2. Menurunkan nyeri
3. Menurunkan kecemasan
Tahap Persiapan 1. Pastikan pasien dalam keadaan tenang dan
melakukan tehknik santai
relaksasi nafas dalam 2. Pilih waktu dan tempat yang sesuai
3. Pasien boleh melakukan tehknik
relaksasi ini sambil membaca do’a,
berzikir atau sholawat.
Tahap 1. Cuci tangan
Pelaksanaan: 2. Mengucapkan salam dan
Tahap Orientasi memperkenalkan diri
3. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau
memasang sampiran
4. Jalin hubungan saling percaya
5. Beri penjelasan kepada pasien mengenai
tindakan yang akan kita lakukan dan meminta
pasien untuk bekerjasama sama saat tindakan
berlangsung
6. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk
Tahap Kerja bertanya

69
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7. Ciptakan lingkungan yang tenang
8. Usahakan tetap rileks dan tenan
Menarik nafas dalam dari hidung
9. mengisi paru-paru dengan udara melalui
Hitungan 1,2,3.
10. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui
mulut sambil merasakan ekstermitas atas
dan bawah rileks
11. Anjurkan bernafas dengan irma normal 3 kali
12. Menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
13. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
14. Usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambil
terpejam
15. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga
nyeri terasa berkurang
16. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istrhat
Tahap Evaluasi 5 kali
17. Beri tahu pasien untuk melakukan
relaksasi bila dalam keadaan terasa nyeri
dan cemas.
Tahap Terminasi

18. Evaluasi respon pasien saat dilakukan


Tahap tindakan keperawatan
Dokumentasi 19. Evaluasi hasil tindakan keperawatan yang
telah dilakukan

20. Berpamitan dengan mengucapkan salam pada


pasien
21. Mencuci tangan

22. Hari/tanggal dilakukannya tindakan


keperawatan
23. Respon pasien selama dan setelah
tindakan keperawatan
24. Hasil tindakan keperawatan yang telah
diberikan

70
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Lampiran 2

SOP KOMPRES HANGAT

SOP KOMPRES HANGAT

No Dokumen No Revisi Halaman

.... .... 1/2


STANDAR Tanggal Terbit Disetujui Oleh,
OPERASIONAL
PROSEDUR ............................... ..................................
Pengertian Memberikan kompres panas kering dengan menggunakan buli-buli panas

Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah


2. Mengurangi rasa sakit/ Nyeri
3. Merangsang peristaltic
Indikasi 1. Klien dengan rasa sakit/ Nyeri
2. Klien yang kedinginan (suhu tubuh rendah)
3. Klien dengan perut kembung
4. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang persendian
5. Spasme otot
6. Adanya abses hematoma

Kontra Indikasi 1. trauma 12-24 jam pertama


2. pendarahan edema
3. gangguan vaskuler
4. pleuritis
5. pasien yang berdarah (luka terbuka)
Petugas Perawat
Peralatan 1. Handuk/waslap
2. Handuk pengering
3. Baskom berisi air panas (suhu 37-40 C)
4. Thermometer

85
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Lampiran 2

Instruksi Kerja 1. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin
3. Basahi waslap dengan air hangat, peras lalu letakkan pada bagian
yang nyeri
4. Tutup waslap yang digunakan untuk kompres dengan handuk
kering agar air tidak menetes
5. apabila kain terasa kering atau suhu kain menjadi rendah, masukkan
kembali waslap pada air hangat
6. Lakukan berulang selama 30 menit
7. Cek respon klien
4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

86
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Lampiran 2

INFORMEND CONSENT

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN


(Informed)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ignatius Ivan Riando
NPM : 2023207209265
Alamat : Dusun IV RT/RW 004/016 Margodadi Kecamatan Metro
Selatan Kota Metro Provinsi Lampung
Status : Mahasiswa Prodi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
Bermaksud akan melakukan asuhan keperawatan tentang “Karya
Ilmiah Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Rheumatoid Arthritis dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi Nafas
Dalam dan Kompres Hangat dengan Inovasi Vidio di Klinik Ananda Metro
”. Oleh karena itu, berikut ini saya menjelaskan beberapa hal terkait
dengan asuhan yang akan dilakukan:
1. Tujuan asuhan keperawatan ini adalah untuk mengetahui
adakah penurunan skala nyeri pada pasien rheumatoid artritis
dengan kombinasi pemberian Teknik relaksasi nafas dalam dan
kompres hangat dengan inovasi vidio di Klinik Ananda Metro.
2. Manfaat asuhan keperawatan ini secara garis besar adalah untuk
menurunkan skala nyeri pada pasien rheumatoid artritis
3. Pasien dalam asuhan keperawatan ini adalah Ny. T (pasien
rheumatoid artritis yang mengalami nyeri).
4. Perawat akan melakukan pengajian guna untuk memperoleh data.
5. Pasien diharapkan dapat menyampaikan secara penuh tanda
gejala atau keluhan yang sedang dirasakan.
6. Perawat ini tidak berdampak negatif pada responden dan keluarga.
7. Perawat akan memberikan implementasi atau memberikan

87
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Lampiran 2

relaksasi nafas dalam dan kompres hangat kepada pasien


untuk menurunkan skala nyeri rheumatoid artritis.
8. Pasien dalam asuhan keperawatan ini bersifat sukarela dan
pasien berhak untuk mengajukan keberatan pada perawat jika
terdapat hal-hal tidak berkenan.

Metro, Januari
2023
Penulis,

Ignatius Ivan Ri

88
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN PENJELASAN (PSP)

UNTUK IKUT SERTA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

(CONSENT)

Universitas Muhammadyah Pringsewu Lampung


Lampiran 5

BLANGKO KONSULTASI BIMBINGAN KIA

FKES UNIVERSITAS Nomor : SOP-SKP/00/11/023


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN Revisi ke : 00
PROFESI NERS TAHUN
AKADEMIK 2023/2023 Berlaku :

Jumlah halaman : 1 dari 2


BLANKO KONSULTASI BIMBINGAN KIA

NAMA MAHASISWA : IGNATIUS IVAN RIANDO


NPM : 2023207209265
PROGRAM STUDI : KMB
Pembimbing : Ns. Cikwanto, M. Kep
JUDUL KIA : Karya Ilmiah Keperawatan Medikal Bedah Asuhan
Keperawatan pada Pasien Reumatoid Arthritis
dengan Kombinasi Pemberian Teknik Relaksasi
Nafas dalam dan Kompres Hangat dengan Inovasi
Vidio di Klinik Ananda Metro Tahun 2023

Tanggal Hasil Konsultasi Paraf


Bimbingan

29 November 2022 ACC Judul KIA : Karya Ilmiah


Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Pada Pasien Rheumatoid
dengan Kombinasi Pemberian
Teknik Relaksasi Nafas Dalam
dan Kompres Hangat Dengan
Inovasi Vidio Dengan Inovasi
Vidio di Klinik Ananda Tahun
2023

21 Januari 2023 Konsul BAB I s/d III: lanjut BAB


IV,V

Universitas Muhammadyah Pringsewu Lampung


Lampiran 5

29 Januari 2023 Konsultasi Bab I s/d V: Perbaikan


1. Spasi halaman 1 spasi
2. revisi analisa data dan
intervensi

30 Januari 2023 Konsultasi Bab I s/d V yang


sudah revisi: ACC

30 Mei 2023 Sidang KIA

21 Juni 2023 ACC Perbaikan Sidang

LEMBAR OBSERVASI SKALA NYERI

Universitas Muhammadyah Pringsewu Lampung


Lampiran 5

Universitas Muhammadyah Pringsewu Lampung


Lampi

FOTO KLINIS PASIEN

Universitas Muhammadyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai