Oleh
RAHMA NURHADIYANTI
NIM: 200204095
Oleh
RAHMA NURHADIYANTI
NIM: 200204095
Ketua Penguji
Disetujui oleh
Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Ketua
(Ns. Marthalena Simamora, S. Kep, M. Kep)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
Rahma Nurhadiyanti
ABSTRAK
Penuaan atau lansia banyak dikaitkan dengan perubahan fungsi imunitas tubuh dan
juga penurunan fungsi organ yang memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung coroner, diabetes mellitus, osteoporosis, rematik, asam urat,
kanker dan hipertensi. Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis
yaitu dengan pemberian obat antihipertensi dan dapat juga dilakukan secara non
farmakologis salah satunya adalah dengan Terapi relaksasi otot progresif. Penelitian
ini bertujuan untuk pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap perubahan
mean arteri pressure (MAP) pada lansia penderita hipertensi di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Tk II Iskandar Muda Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan desain
Quasi Experiment tanpa kelompok kontrol. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak
10 responden yang dibagi dan diberikan relaksasi otot progresif selama 7 hari yaitu
pada tanggal 6 desember sampai dengan 14 desember 2021. Evaluasi penelitian
ini dilakukan pada hari pertama dan ketujuh. Tekhnik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perubahan nilak mean arteri pressure (MAP) sebelum dan sesudah dilakukan
relaksasi otot progresif dengan nilai p =0,000 . Hal ini berarti latihan relaksasi otot
progresif berpengaruh terhadap mean arteri pressure (MAP). Penelitian ini
merekomendasikan perlunya penggunaan latihan ini sebagai salah satu intervensi
mandiri perawat dalam asuhan keperawatan pasien hipertensi.
Rahma Nurhadiyanti
ABSTRACT
Aging or being elderly is widely associated with changes in the body's immune
function and also a decrease in organ function, which triggers the occurrence of
various degenerative diseases such as coronary heart disease, diabetes mellitus,
osteoporosis, rheumatism, gout, cancer, and hypertension. Handling hypertension
can be done pharmacologically, namely by giving antihypertensive drugs, or it can
also be done non-pharmacologically, one of which is progressive muscle
relaxation therapy. This study aims to influence progressive muscle relaxation
training on changes in mean arterial pressure (MAP) in elderly people with
hypertension in the Internal Medicine Poly of Iskandar Muda Hospital Tipe iI
Banda Aceh. This study used a quasi-experimental design without a control group.
The number of samples in this study were 10 respondents who were divided and
given progressive muscle relaxation for 7 days, namely from December 6 to
December 14, 2021. The evaluation of this study was carried out on the first and
seventh days. The sampling technique used was purposive sampling. The results
showed there were changes in mean arterial pressure (MAP) before and after
progressive muscle relaxation with a p value = 0.000. This means that progressive
muscle relaxation exercises have an effect on mean arterial pressure (MAP). This
study recommends the use of this exercise as one of the nurse's independent
interventions in the nursing care of hypertensive patients.
Keywords: Progressive Muscle Relaxation, Mean Arterial Pressure (MAP),
Hypertension, Elderly
Bibliography: 58 (1995-2008)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Perubahan Mean Aarteri Ppressure (MAP) Pada Lansia Penderita
Hipertensi di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tk II Iskandar Muda
Banda Aceh”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program sarjana keperawatan di Program Studi
Keperawatan Fakultas dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:
Rahma Nurhadiyanti
200204095
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan, menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya. Penuaan atau lansia banyak dikaitkan
dengan perubahan fungsi imunitas tubuh dan juga penurunan fungsi organ yang
memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung coroner,
diabetes mellitus, osteoporosis, rematik, asam urat, kanker dan hipertensi (Muhith,
2016)
Hipertensi terjadi akibat dari obesitas, diet tinggi natrium, keturunan, peningkatan
konsumsi alcohol, jarang berolahraga dan usia. Kejadian hipertensi akan semakin
meningkat seiring bertambahnya usia, sehingga lansia sangat berisiko mengalami
hipertensi, dimana lansia merupakan kelompok resiko terjadinya hipertensi karena
penurunan fungsi organ tubuh (Hasnawati, 2021)
Prevalensi kasus hipertensi di dunia menurut Word Health Organization (WHO)
tahun 2018 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya dan menyebabkan
kematian sebsar 7,5 juta (12,8%). Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat sebesar
35%, Afrika sebesar 46% dan Asia Tenggara sebesar 36%, hipertensi di Asia
Tenggara telah menyebabkan kematian sebesar 1,5 juta orang.
Prevalensi hipertensi di Provinsi Aceh tahun 2019 sebanyak 172.213 kasus dan
meningkat pada tahun 2020 sebanyak 385,813 kasus (32%). Kasus hipertensi
tertinggi terdapat di Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya Serta Kota
Banda Aceh (Dinkes Provinsi Aceh, 2020)
Peningkatan hipertensi hingga dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir ini terutama
disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan penuaan, pada tahun 2019, lebih
dari satu miliar penderita hipertensi (82% dari seluruh penderita hipertensi di dunia)
tinggal di Negara berpenghasilan rendah dan menengah (Mely, 2022)
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, 2020). pengaruh
teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi,
menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap
tekanan darah dengan nilai p value 0,003. Penelitian yang dilakukan oleh
(Ayunani, 2018), tentang pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap
tekanan darah pada lanjut usia dengan hipertensi di UPT PSL Mojopahit
Kabupaten Mojokerto, menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi relaksasi otot
progresif terhadap penurunan tekanan darah dengan nilai p value 0,001.
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Tk II Iskandar Muda Banda Aceh periode
September sampai November 2021, jumlah lansia dengan hipertensi yang
berkunjung ke Poli penyakit dalam sebanyak 157 orang (Rumah Sakit Tingkat II
Iskandar Muda Banda Aceh, 2021). Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh latihan relaksasi otot
progresif terhadap perubahan mean arteri pressure (MAP) pada lansia penderita
hipertensi di Rumah Sakit Tk II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2022.
Salah satu indikator evaluasi pada penatalaksaaan hipertensi adalah MAP. MAP
merupakan rata-rata tekanan arteri selama satu siklus denyutan jantung yang
didapat dari pengukuran tekanan darah sistole dan diastole (Potter dan Perry,
2005 dalam Arif dan Agis, 2018). Penelitian Heng, L. et al, 2008 dalam Arif dan
Agis, 2018 menyebutkan bahwa MAP berhubungan dengan kejadian stroke
iskemik sebagai dampak hipertensi yang tidak terkontrol.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan
program penanganan hipertensi secara non farmakologis dengan relaksasi
otot progresif.
2.1 Lansia
2.1.1 Pengertian
Secara individu seseorang disebut sebagai usia lanjut jika telah berumur 60
tahun ke atas di negara berkembang atau 65 tahun ke atas di negara maju.
Diantara usia lanjut yang berumur ke atas di kelompokan lagi menjadi young
old (60-69 tahun), old (70-79 tahun) dan old-old (80 tahun ke atas). Dari aspek
kesehatan seseorang dinyatakan sebagai usia lanjut jika berusia 60 tahun ke
atas, sedangkan penduduk yang berusia antara 49-59 tahun disebut sebagai
prasenile. Sehubungan dengan aspek kesehatan, penduduk usia lanjut secara
biologis telah mengalami proses penuaan, dimana terjadi penurunan daya tahan
fisik yang ditandai dengan semakin rentannya terhadap serangan berbagai
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan akibat
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan system organ
(Sitanggang, 2021)
2) Pemarah
3) Tidak sabar
4) Banyak menuntut
5) Sulit dilayani
6) Pengkritik
1) Kaget
2) Kehilangan kepribadian
3) Mengasingkan diri
4) Minder
5) Menyesal
6) Pasif
2.2 Hipertensi
2.2.1 Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari
terjadi secara menetap dan mengakibatkan suplai oksigen dan zat gizi
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan (Savitri, 2021)
2.2.3 Etiologi
Hipertensi dapat disebabkan berbagai factor yang saling berkaitan.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh factor primer yang diketahui yaitu
seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stress akut, kerusakan
vaskuler dan lain-lain. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi 2
golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder: (Wagustina,
2018
)
23
a. Hipertensi primer
1) Umur
2) Asupan natrium
4) Obesitas
Obesitas adalah massa tubuh yang meningkat disebabkan jaringa
lemak yang jumlahnya berlebihan. Akhir-akhir ini pada penderita
obesitas diketahui banyak terjadi resistensi insulin akibatnya terjadi
peningkatan insulin dalam darah menjadi berlebihan. Kadar insulin
yang berlebihan ini meningkatkan tekanan darah dengan cara
menahan pengeluaran natrium oleh ginjal.
5) Aktifitas
b. Hipertensi sekunder
1) Hipertensi primer
b) Jenis kelamin dan usia, laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
pasca menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
d) Berat badan yang obesitas (25% lebih berat diatas berat badan ideal)
juga sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi
26
e) Gaya hidup, merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya
diketehui yaitu sebagai berikut:
2.2.4 Patofisiologi
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah interaknium.
kesulitan tidur.
2.2.7 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung,
gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal.
Dengan pendekatan system organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin
terjadi akibat hipertensi yaitu gagal jantung kongestif, angina pectoris, infak
miokard, ensefalopati hipertensi, gagal ginjal kronis, retinopati hipertensi,
penyakit pembuluh darah perifer dan hipertensi saat kehamilan (Muhith,
2016).
2.2.8 Penanganan
Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis yaitu dengan
pemberian obat antihipertensi dan dapat juga dilakukan secara non
farmakologis seperti mempertahankan berat badan yang ideal,
mengkonsumsi makanan sehat, berhenti merokok dan minuman alkohol
serta melakukan olah raga atau senam hipertensi (Mufarokhah, 2019).
d. Pembatasan natrium
Mengkonsumsi rendah natrium akan mengalami penurunan tekanan darah
sebanyak 2,2-6,3 mmHg.
e. Keseimbangan kalium
f. Keseimbangan kalsium
Kekurangan kalsium dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah.
Peningkatan asupan kalsium bias menurunkan tekana darah.
g. Keseimbangan magnesium
Kekurangan asupan magnesium dapat menyebabkan kejang pada
pembuluh darah arteri. Hal ini berkaitan dengan kenaikan tekanan darah
serta peningkatan sensitivitas terhadap natrium.
h. Olahraga
Olahraga yang teratur akan melatihjantung untuk bias beradaptasi pada
saat jantung harus melakukan pekerjaan yang berat karena suatu kondisi
tertentu. Selain itu olahraga juga dapat memelihara berat badan sehingga
menurunkan risiko kelebihan berat badan.
Mean arteri pressure (MAP) adalah tekanan arteri rata-rata selama satu
siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah
systole dan tekanan darah diastole. Klasifikasi nilai mean arteri pressure
adalah, tinggi jika > 105 mmHg, normal jika 70-105 mmHg dan rendah jika
< 70 mmHg. Cara menghitung mean arteri pressure adalah sebagai berikut:
(Haryunani, 2017)
MAP= S + 2D/3
Keterangan :
S : Sistolik
D : Diastolik
Tujuan dari teknik terapi relaksasi otot progresif adalah sebagai berikut:
(Supriatna, 2018)
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.
a. Persiapan
1) Persiapan Lingkungan
Menyiapkan lingkungan dan alat yang diperlukan meliputi bantal,
tempat duduk, serta lingkungan yang sunyi dan nyaman.
2) Persiapan Klien
a) Jelaskan apa tujuan dilakukan terapi, manfaatnya, carapelaksanaan,
dan mengisi lembar persetujuan dilakukannya relaksasi otot pada
klien
b. Prosedur
1) Gerakan 1 : Untuk melatih otot tangan
a) Tangan kiri mengepal
rileksselama 10 detik
a) Mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa dan kulitnya keriput
b) Tutup rapat-rapat mata sehingga dirasakan otot disekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
b) Punggung di lengkungkan
13) Gerakan 14 dan 15: melatih otot-otot pada kaki (seperti paha dan
betis)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2 Sampel
c. Confidentiality (kerahasiaan)
d. Beneficence
b. Analisa Bivariat
Dilakukan untuk mengetahui data dalam bentuk tabel silang
dengan melihat pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen. Selanjutnya dalam menginterpretasi nilai
pada data analisa bivariat dengan uji normalitas data, apabila
ditemukan jumlah sampel < 50 sehingga uji normalitas data
49
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun), Lansia (60 atau lebih), Lansia resiko tinggi (diatas 70 tahun
atau lebih).
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui distribusi frekuensi umur
responden yang terbanyak berusia 60 tahun yaitu sebanyak 6
responden (60%).
2. Analisis Univariat
Berikut ini merupakan analisa data univariat tentang MAP
Tabel 4.2
MAP Pada Lansia Penderita Hipertensi di Rumah Sakit Tk II
Iskandar Muda Banda Aceh
Tahun 2022 (n=10)
MAP setelah diberikan intervensi adalah 114,2 pada day I dan 92,7
pada day VII. Ini menunjukkan ada selisih atau turun, begitu pula
pada day I dan 97,9 pada day VII. Ini menunjukkan ada selisih atau tu
yang lebih besar yaitu 4,8 pada day I dan 6,4 pada day VII
3. Analisis Bivariat
a. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Variabel Penelitian
Keterangan Shapiro Wilk
Statistik N Sig
10 0,149
10 0,426
10 0,423
Paired
Sebelum Relaksasi otot 10 0,691
T-Test
10 0,312
10 0,694
10 0,759
10 0,356
10 0,076
10 0,192
Paired
Setelah Relaksasi Otot 10 0,562
T-Test
10 0,792
10 0,064
10 0,103
Sumber: Data Primer, 2022.
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil uji shafiro wilk
Tabel 4.4
Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan
Mean Aarteri Pressure (MAP) Pada Tekanan darah Sistole
Lansia Penderita Hipertensi di Rumah Sakit Tk II
Iskandar Muda Banda Aceh
Tahun 2022 (n=10)
day I dan day VII dimana didapatkan hasil, penurunan nilai mean
MAP sebesar 21,5 dengan standar deviasi 4,14. Adapun nilai p value
pada day I dan day VII menunjukkan penurunan nilai rata-rata MAP
adalah 16,3 point dengan standar deviasi 4,270. Adapun nilai p value
4.2 Pembahasan
sebelum pemberian intervensi pada day I dan day VII dimana didapatkan
hasil, penurunan nilai mean MAP sebesar 21,5 point dengan standar
deviasi 4,14. Adapun nilai p value adalah 0,000 yang bermakna bahwa
terdapat perubahan nilai rata-rata MAP pada day I dan day VII sebelum
pemberian intervensi.
tekanan darah sistolik serta diastolic (Rini, 2020). Tekanan darah MAP
lelet. MAP( Mean arterial pressure) wajar merupakan 70- 99 mmHg bagi
Selain dari faktor aktifitas fisik, Usia menjadi salah satu faktor
yaitu 111,09.
perlakuan dilakukan dalam 7 hari. Hasil positif terlihat dari nilai MAP
yang terus turun dari hari pertama (117) hingga hari ke 7 (86). Perlakukan
nilai rata-rata MAP adalah 16,3 point dengan standar deviasi 4,270.
perubahan nilai MAP pada day I dan day VII setelah pemberian
intervensi.
infark jantung, gangguan ginjal dan pembuluh darah. Oleh karena itu
Pakarti, 2021).
bekerja saat melakukan relaksasi otot progresif yaitu otot tangan, otot
biseps, otot bahu, otot wajah, otot sekitar mulut, otot leher, otot
punggung, otot dada, otot perut dan otot kaki. Setiap gerakan-gerakan
dari relaksasi otot progresif ini bertujuan untuk menegangkan otot dan
kemudian di rileksasi.
teratur selama 20-30 menit mampu membantu lansia pada kondisi yang
Tatisina, 2020).
darah. Kegemaran terhadap lemak, makanan cepat saji yang asin, serta
dengan urut dan benar serta bersungguh sungguh setiap harinya. Namun
menurunkan tekanan darah kembali normal atau tetap tetapi hanya dapat
tekanan darah MAP didapatkan p-value 0,015 < α 0,05 sehingga ada
dengan hasi uji paired t test menunjukkan bahwa nilai rata-rata sistole
156,57 dan nilai p = 0,000 < p value, sedangkan nilai rata-rata diasistole
94,17 dan nilai p = 0,000 < p value, artinya ada pengaruh pada diasistole
Diperlukan juga perubahan gaya hidup yang lebih baik salah satunya
Relaxation (PMR) ini dapat menurunkan efek dari saraf simpatis yaitu
ponsel yang terdapat kamera nya untuk mengambil gambar atau teknik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Terdapat perubahan nilai mean arteri pressure (MAP) pada lansia penderita
hipertensi sebelum latihan relaksasi otot progresif di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Tk II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2022 dengan nilai p
value 0,000 (p<0,05).
5.1.2 Terdapat perubahan nilai mean arteri pressure (MAP) pada lansia penderita
hipertensi setelah latihan relaksasi otot progresif di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Tk II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2022 dengan nilai p
value 0,000 (p<0,05).
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Lansia
Diharapkan kepada lansia untuk dapat membangun komunikasi yang baik
dengan keluarga sehingga dapat bekerja sama untuk melakukan relaksasi
otot progresif, sebagai salah satu upaya untuk meringankan kondisi
penyakitnya.
5.2.2 Keluarga Responden
Diharapkan kepada keluarga untuk dapat menambah informasi mengenai
relaksasi otot progresif, sehingga dapat memberikan terapi secara mandiri
dirumah, yang diharapkan dapat membantu merelaksasi penderita hipertensi
sehingga tekanan darah dapat turun.
5.2.3 Bagi Tempat Penelitian
1. Diharapkan kepada tempat penelitian untuk dapat bekerja sama dengan pi
hak terkait untuk membuat pelatihan relaksasi otot progresif bagi keluarg
a yang memiliki anggota keluarga hipertensi ataupun penderita hipertensi.
2. Diharapkan penggunaan latihan ini sebagai salah satu intervensi mandiri
perawat dalam asuhan keperawatan pasien hipertensi.
5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
63
DAFTAR PUSTAKA
Basri, M., Rahmatia, S., Baharuddin, K., & Akbar, N. A. O. (2022). Progressive
Muscle Relaxation Lowers Blood Pressure in Hypertensive Patients. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(2), 455–464.
Damanik, H., & Ziraluo, A. W. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rsu Imelda–
104. Jurnal Keperawatan Priority, 1(2), 96–104.
Dian Fatmawati, D. (2020). Pengaruh Pemberian terapi non farmakologis
Terhadap Penurunan Mean Arterial Pressure (MAP) Pada Penderita
Hipertensi Di Kadipiro Surakarta. Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Fitrianti, S., & Putri, M. E. (2018). Pemberian Relaksasi Otot Progresif pada
Lansia Dengan Hipertensi Essensial di Kota Jambi. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 18(2), 368–374.
Hariawan, H., & Tatisina, C. M. (2020). Pelaksanaan Pemberdayaan Keluarga
Dan Senam Hipertensi Sebagai Upaya Manajemen Diri Penderita Hipertensi.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo, 1(2), 75–79.
Hasanah, U., & tri Pakarti, A. (2021). Penerapan Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Jurnal Cendikia Muda, 1(4),
502–511.
pramesti Rini, R. A. (2020). Pengaruh Kombinasi Aromaterapi Lavender dan
Hand Massage Terhadap Perubahan Kecemasan, Tekanan Darah dan
Kortisol pada Pasien Hipertensi. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 11(2), 178–182.
Sarimanah, U., Safitri, A., & Sari, R. P. (2022). PENGARUH TERAPI
PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP
PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI RT 22 RW 07 DESA
SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022. Nusantara
Hasana Journal, 2(6), 151–156.
Sijabat, F., Barus, D. J., & Sitorus, M. E. J. (2019). Pengaruh Relaksasi Otot
Terhadap Mean Arteri Pressure Lansia Penderita Hipertensi Di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Di Wilayah Binjai Tahun 2017. Jurnal
65
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Pre_Day1 Mean 114.2000 .67987
95% Confidence Interval for Lower Bound 112.6620
Mean Upper Bound 115.7380
5% Trimmed Mean 114.2222
Median 115.0000
Variance 4.622
Std. Deviation 2.14994
Minimum 111.00
Maximum 117.00
Range 6.00
Interquartile Range 4.25
Skewness -.574 .687
Kurtosis -1.103 1.334
Pre_Day2 Mean 111.5000 .96896
95% Confidence Interval for Lower Bound 109.3081
Mean Upper Bound 113.6919
5% Trimmed Mean 111.6667
Median 111.5000
Variance 9.389
Std. Deviation 3.06413
Minimum 105.00
Maximum 115.00
Range 10.00
Interquartile Range 4.50
Skewness -.912 .687
Kurtosis 1.042 1.334
Pre_Day3 Mean 107.0000 1.06458
95% Confidence Interval for Lower Bound 104.5917
Mean Upper Bound 109.4083
5% Trimmed Mean 107.0000
Median 107.5000
Variance 11.333
Std. Deviation 3.36650
Minimum 102.00
Maximum 112.00
Range 10.00
Interquartile Range 5.75
Skewness -.393 .687
Kurtosis -.822 1.334
Pre_Day4 Mean 102.8000 1.21838
95% Confidence Interval for Lower Bound 100.0438
Mean Upper Bound 105.5562
5% Trimmed Mean 102.7778
67
Median 102.0000
Variance 14.844
Std. Deviation 3.85285
Minimum 97.00
Maximum 109.00
Range 12.00
Interquartile Range 5.50
Skewness .190 .687
Kurtosis -.468 1.334
Pre_Day5 Mean 100.7000 1.08577
95% Confidence Interval for Lower Bound 98.2438
Mean Upper Bound 103.1562
5% Trimmed Mean 100.6667
Median 99.5000
Variance 11.789
Std. Deviation 3.43350
Minimum 96.00
Maximum 106.00
Range 10.00
Interquartile Range 5.75
Skewness .545 .687
Kurtosis -.853 1.334
Pre_Day6 Mean 98.5000 1.16667
95% Confidence Interval for Lower Bound 95.8608
Mean Upper Bound 101.1392
5% Trimmed Mean 98.5000
Median 99.0000
Variance 13.611
Std. Deviation 3.68932
Minimum 93.00
Maximum 104.00
Range 11.00
Interquartile Range 6.50
Skewness -.166 .687
Kurtosis -1.243 1.334
Pre_Day7 Mean 92.7000 1.31698
95% Confidence Interval for Lower Bound 89.7208
Mean Upper Bound 95.6792
5% Trimmed Mean 92.6667
Median 94.0000
Variance 17.344
Std. Deviation 4.16467
Minimum 86.00
Maximum 100.00
Range 14.00
68
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_Day1 .245 10 .090 .885 10 .149
Pre_Day2 .135 10 .200* .928 10 .426
Pre_Day3 .200 10 .200* .927 10 .423
Pre_Day4 .182 10 .200* .952 10 .691
Pre_Day5 .190 10 .200* .914 10 .312
Pre_Day6 .158 10 .200* .952 10 .694
Pre_Day7 .223 10 .175 .958 10 .759
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
T-Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Pre_Day1 - Pre_Day2 2.70000 1.56702 .49554 1.57902 3.82098 5.449 9 .000
Pair 2 Pre_Day2 - Pre_Day3 4.50000 2.17307 .68718 2.94548 6.05452 6.548 9 .000
Pair 3 Pre_Day3 - Pre_Day4 4.20000 1.87380 .59255 2.85957 5.54043 7.088 9 .000
Pair 4 Pre_Day4 - Pre_Day5 2.10000 1.72884 .54671 .86326 3.33674 3.841 9 .004
Pair 5 Pre_Day5 - Pre_Day6 2.20000 1.47573 .46667 1.14433 3.25567 4.714 9 .001
Pair 6 Pre_Day6 - Pre_Day7 5.80000 3.96653 1.25433 2.96252 8.63748 4.624 9 .001
Pair 7 Pre_Day1 - Pre_Day7 21.50000 4.14327 1.31022 18.53608 24.46392 16.410 9 .000
70
Post_Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Day1 Mean 114.20 1.541
95% Confidence Interval for Lower Bound 110.72
Mean Upper Bound 117.68
5% Trimmed Mean 114.06
Median 113.50
Variance 23.733
Std. Deviation 4.872
Minimum 106
Maximum 125
Range 19
Interquartile Range 5
Skewness .829 .687
Kurtosis 2.764 1.334
Day2 Mean 111.40 1.492
95% Confidence Interval for Lower Bound 108.02
Mean Upper Bound 114.78
5% Trimmed Mean 111.28
Median 111.50
Variance 22.267
Std. Deviation 4.719
Minimum 103
Maximum 122
Range 19
Interquartile Range 3
Skewness .741 .687
Kurtosis 3.473 1.334
Day3 Mean 108.90 1.538
95% Confidence Interval for Lower Bound 105.42
Mean Upper Bound 112.38
5% Trimmed Mean 108.72
Median 108.50
Variance 23.656
Std. Deviation 4.864
Minimum 101
Maximum 120
Range 19
Interquartile Range 4
Skewness 1.046 .687
Kurtosis 3.175 1.334
Day4 Mean 106.10 1.859
95% Confidence Interval for Lower Bound 101.90
Mean Upper Bound 110.30
71
Range 23
Interquartile Range 7
Skewness 1.370 .687
Kurtosis 3.009 1.334
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Day1 .183 10 .200* .920 10 .356
Day2 .267 10 .041 .861 10 .079
Day3 .211 10 .200* .895 10 .192
Day4 .173 10 .200* .941 10 .562
Day5 .126 10 .200* .961 10 .792
Day6 .254 10 .066 .853 10 .064
Day7 .272 10 .034 .871 10 .103
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Day1 114.20 10 4.872 1.541
Day2 111.40 10 4.719 1.492
Pair 2 Day2 111.40 10 4.719 1.492
Day3 108.90 10 4.864 1.538
Pair 3 Day3 108.90 10 4.864 1.538
Day4 106.10 10 5.877 1.859
Pair 4 Day4 106.10 10 5.877 1.859
Day5 101.80 10 5.574 1.763
Pair 5 Day5 101.80 10 5.574 1.763
Day6 100.40 10 6.947 2.197
Pair 6 Day6 100.40 10 6.947 2.197
Day7 97.90 10 6.437 2.036
Pair 7 Day1 114.20 10 4.872 1.541
Day7 97.90 10 6.437 2.036