Anda di halaman 1dari 67

UNIVERSITAS FALETEHAN

INTERVENSI AROMATERAPI MAWAR TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN (ANSIETAS) PADA PASIEN PRE OPRASI FRAKTUR
DI RUMAH SAKIT Dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA
SERANG TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH

AHMAD ROOSYIKH

3019041009

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG TAHUN 2022
Universitas Faletehan

INTERVENSI AROMATERAPI MAWAR TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN (ANSIETAS) PADA PASIEN PRE OPRASI FRAKTUR
DI RUMAH SAKIT Dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA
SERANG TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Diploma Keperawatan Di Universitas Faletehan

AHMAD ROOSYIKH
3019041009

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANGTAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul "
Intervrensi Aromaterapi Mawar Untuk Mengatasi Tingkat Kecemasan
(Ansietas) Pada Pasien Pre Oprasi Fraktur ". Dalam Menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini, saya telah di bimbing baik oleh para dosen pembimbing dan mendapat
banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karna itu sebagai bentuk rasa syukur
saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Andiko Nugraha Kusuma, SKM., MKM sebagai Rektor Universitas


Faletehan
2. Ns. H. Asra, S.Kep., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan
3. Agus Sustiyono, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Univeritas Faletehan
4. Ns. Mulyati, S.Kep. selaku pembimbing I, yang tekun memberikan
bimbingan ilmiah melalui berbagai pengarahan, sharing, dan usul/saran
yang cemerlang.
5. Ns. Ernawati, S.kep., M.Kep selaku pembimbing II, yang tekun
memberikan bimbingan ilmiah melalui berbagai pengarahan, sharing, dan
usul/saran yang cemerlang.
6. Seluruh Dosen DIII Keperawatan Universitas Faletehan yang telah sabar
mengajar dan membimbing saya selama 3 tahun.
7. Kepada orang tua & saudara yang telah memberikan do'a, motivasi dan
dukungan baik secara moril maupun material yang begitu besar jasanya.

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
masukan sangat diharapkan untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah
SWT. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini memberikan wawasan
tentang intervensi Aromaterapi Mawar terhadap tinkat kecemasan (Ansietas) pada
pasien fraktur
ABSTRAK

Ahmad Roosyikh

Diploma III Keperawatan

Intervensi Aromaterapi Mawar terhadap Tingkat Kecemasan (Ansietas) pada


Pasien Pre Oprasi Fraktur di Rumah Sakit dr. Dradjat Prawiranegara Serang
Tahun 2022

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh pemberian


aromaterapi mawar terhadap perubahan gangguan kecemasan (ansietas) pada
pasien pre oprasi fraktur. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2
pasien dengan kasus yang sama yaitu patah tulang (fraktur) dengan kriteria inklusi
dan ekslusi. instrumen penelitian menggunakan pengamatan (observasi) dan
wawancara. Analisa data dilakukan dengan cara yang mengumpulkan data lalu di
kemukakan dengan fakta kemudian di bandingkan dengan teori yang ada.
Berdasarkan data hasil pengkajian pada klien 1 (AK) dan klien 2 (MS) diperoleh
bahwa masalah yang muncul pada klien dengan pre operasi fraktur ekstermitas
dan berpenyagruh pada ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Implementasi yang dilakukan pada klien dengan masalah keperawatan ansietas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan skala kecemasan pada klien
Masalah keperawatan yang muncul sudah teratasi sebagian, dan terdapat semangat
dari klien untuk optimis akan keberhasilan tindakan operasi yang akan dilakukan.

Kata kunci: fraktur, kecemasan, aromaterapi mawar


ABSTRACT

Ahmad Roosyikh

Diploma III Nursing

Rose Aromatherapy Intervention on Anxiety Levels (Anxiety) in preoperative


Fracture Patients at dr. Dradjat Prawiranegara Attack in 2022

This study aims to describe the effect of giving rose aromatherapy on changes in
anxiety disorders (anxiety) in preoperative fracture patients. The subjects used in
this study were 2 patients with the same case, namely fractures with inclusion and
exclusion criteria. research instrument using observation (observation) and
interviews. Data analysis is done in a way that collects data and then puts it
forward with facts and then compares it with existing theory. Based on the data
from the assessment on client 1 (AK) and client 2 (MS) it was found that the
problems that arise in clients with preoperative extremity fractures and affect
anxiety are related to lack of exposure to information. Implementation carried out
on clients with anxiety nursing problems. The results showed that there was a
decrease in the anxiety scale of the client. The nursing problems that emerged had
been partially resolved, and there was enthusiasm from the client to be optimistic
about the success of the surgery to be performed.

Keywords: fracture, anxiety, rose aromatherapy


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................v
HALAMAN PUBLIKASI.............................................................................vi
SURAT PERNYATAAN..............................................................................vii
ABSTRAK....................................................................................................viii
ABSTRAC......................................................................................................ix
DAFTAR ISI...................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Studi Kasus...............................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus.............................................................................4

Bab II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................5

A. Asuhan Keperawtan Ansietas...............................................................5


B. Konsep Fraktur.....................................................................................11
C. Konsep Intervrensi Aroma Terapi Mawar............................................15
D. Konsep Kecemasan...............................................................................18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................21

A. Rancangan Studi Kasus........................................................................21


B. Subjek Studi Kasus...............................................................................22
C. Fokus Studi...........................................................................................22
D. Definisi Oprasional...............................................................................22
E. Lokasi Dan Tempat...............................................................................23
F. Instrumen Penelitian Studi Kasus.........................................................23
G. Pengumpulan Data................................................................................26
H. Analisa Data Dan Penyajian Data.........................................................27
I. Etika Studi Kasus..................................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................29

A. Hasil......................................................................................................29
B. Pembahasan..........................................................................................36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................39

A. Kesimpulan...........................................................................................39
B. Saran.....................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

JURNAL
BAB I

PNDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total atau sebagian
yang disebabkan oleh trauma fisik, kekuatan sudut, tenaga, keadaan tulang, dan
jaringan lunak (Price & Wilson, 2006). Keluhan utama yang sering ditemukan
pada pasien fraktur adalah nyeri (Helmi, 2013).

Fraktur merupakan keadaan dimana terjadinya dan fungsi tulang kebanyakan


fraktur dan fungsi tulang. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma, dimana
terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang berupa trauma langsung dan trauma
tidak langsung. Penyebab tertinggi terjadinya fraktur yaitu k arena trauma
langsung salah satunya karena kecelakaan lalu lintas (Saveriana, 2014).

Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) tahun 2020
memaparkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian yang
masuk 10 besar dan merupakan penyebab kematian teratas pada penduduk usia
remaja di dunia dan jika tidak segera ditangani dengan serius akan semakin
meningkat pada perkiraan pada tahun 2030 kecelakaan lalu lintas dan penyebab
kematian 5 di dunia. Terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang
menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas (Andri dkk, 2020).

Menurut riskesdas pada tahun 2018 dari sekian banyak kasus fraktur di indonesia.
Fraktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki angka yang paling
tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 67,9%. Dari 92.976 orang dengan
kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, 19.755 orang mengalami
penyakit fraktur pada femur, 14.030 orang mengalami penyakit fraktur cruris,
3.775 orang mengalami penyakit fraktur tibia, 970 orang mengalami fraktur pada
tulang-tulang kecil di kaki dan 337 orang mengalami penyakit fraktur fibula
(riskesdas, 2018). Hasil riset kesehatan dasar tahun 2019 juga menyebutkan
bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah jawa tengah sebanyak 6,2%
mengalami penyakit

1 Universitas Faletehan
2

fraktur (andri dkk, 2019). Rumah, menjadi lingkungan yang mengambil peranan
penting dalam pengendalian cedera, dimana pada tahun 2018.

Lingkungan rumah merupakan penyumbang cedera paling banyak (44,7%), dari


pada jalan raya (31,4%), tempat kerja (9,1%) dan sekolah (6,5%) (riset kesehatan
dasar, 2018).

Hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 menyatakan bahwa prevalensi kasus yang
dialami cedera pada anggota tubuh gerak sebesar 67,4%, sedangkan prevalensi
kejadian saat cedera patah tulang di provinsi Banten sebesar 5,96% mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013
(kementerian kesehatan RI, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh dari buku
registrasi selama 3 bulan berawal dari bulan Februari sampai akhir April tahun
2021 di ruang IBS RSUD Sanjiwani Gianyar didapatkan sebanyak 47 kasus patah
tulang yang telah dilakukan tindakan pembedahan di ruang IBS RSUD Sanjiwani
Gianyar

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
obyek yang spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan
secara interpersonal.

Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena tidak
nyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons atau suatu perasan takut
akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Hal ini merupakan
sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya yang akan datang dan
memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman (Fitria, 2013).

Insiden patah tulang (fraktur) femur di indonesia adalah yang paling sering terjadi
yaitu sebesar 39%, setelah diikuti fraktur humerus 15%, fraktur tibia dan fibula
(11%), dimana karena penyebab terbesar fraktur femur adalah kecelakaan lalu
lintas, disebabkan oleh kecelakaan mobil, motor, atau kendaraan rekreasi 62,6%
dan jatuh 37,3% dan mayoritas adalah pria 63,8%. Puncak distribusi usia pada
fraktur femur adalah pada usia dewasa (15 - 34 tahun) dan orang tua diatas 70
tahun.

Aromaterapi adalah salah satu metode terapi keperawatan yang menggunakan

Universitas
3
bahan cairan tanaman yang mudah menguap atau dikenal sebagai minyak
essensial

Universitas
4

dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk


mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang (purwanto, 2013).

Manfaat minyak atsiri yang dihasilkan oleh mahkota bunga mawar sebagai aroma
terapi yang bersifat menenangkan, meningkatkan mood bila dicampur minuman
seperti teh dan juga dapat digunakan sebagai antiseptic pembunuh jamur candida
albican yulianingsih, 2008.

Cara kerja dari aromaterapi itu sendiri yaitu ketika wewangian diberikan melalui
reseptor penciuman, kemudian akan membentuk pesan neurologis yang akan
disampaikan ke otak melalui sitem limbik dan menyebabkan otak itu untuk
menghasilkan neurotransmitter seperti endorphin, dimana manfaat dari endorphin
ini adalah mengurangi rasa sakit dan menimbulkan rasa nyaman (snyder, 2016)

Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan diatas, penulis telah menyusun
karya tulis ilmiah dengan judul “ intervrensi pemberian aromaterapi mawar untuk
menurunkan tingkat kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur di ruang bedah
RSUD dr drajat prawiranegara tahun 2022”

B. Rumusan masalah

Bagaimana intervrensi pemberian aromaterapi mawar pada pasien fraktur untuk


kebutuhan gangguan kecemasan (ansietas) pada pasien pre oprasi fraktur
ekstremitas di ruang bedah RSUD dr drajat prawirangga tahun 2022

C. Tujuan Studi Kasus

Berdasarkan permasalahan yang dibahas, maka tujuan penelitian yang diambil,


yaitu :

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap


perubahan gangguan kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur

2. Tujuan Khusus

Melakukan sebuah pengkajian keperawatan pada pasien terhadap gangguan


kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur

Universitas
5

a. Menetapkan sebuah diagnosa keperawatan pada pasien terhadap


gangguan kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur
b. Menyusun sebuah perencanaan keperawatan pada pasien terhadap
gangguan kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur
c. Melakukan sebuah implementasi keperawatan pada pasien terhadap
gangguan kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur
d. Melakukan sebuah evaluasi keperawatan pada pasien terhadap gangguan
kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur

D. Maanfaat Studi Kasus

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat dalam meningkatkan kesehatan


dalam kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhan pemberian aromaterapi
mawar dalam menurunkan tingkat kecemasan (ansietas) pada pasien fraktur

2. Profesi Keperawatan

Menambah ilmu dalam perkembangan ilmu keperawatan untuk meningkatkan


mutu pelayanan kesehatan dalam mengatasi tingkat kecemasan (ansietas) pada
pasien fraktur

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan pemberian perawatan


pada pasien fraktur menggunakan aromaterapi mawar dan menambah wawasan
penulis

Universitas
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Keperawatan Ansietas

Tingkat kecemasan (ansietas) adalah kondisi emosi dan pengalaman subyektif


individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu, melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman menurut
SDKI (Agustus 2017)

Asuhan keperawatan adalah proses rangkaian pada praktik keperawatan yang


diberikan kepada pasien sebagai sebuah pelayanan kesehatan. Proses keperawatan
terdiri dari lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
evaluasi, dan dokumentasi. Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan
ketergantungan satu sama lain (budiono, 2015)

1. Pengkajian

Pengkajian di mulai sejak klien masuk ke rumah sakit dan di teruskan sampai
klien pulang. Pengkajian saat klien masuk merupakan data besar untuk
mengindentifikasi masalah klien, sedangkan pengkajian selanjutnya merupakan
monitor dari status kesehatan klien yang berfungsi untuk mengidentifikasi
masalah dan komplikasi yang baru timbul. Data dapat dikumpulkan dari berbagai
sumber. (Mahyar dkk, 2018).

Ketika seseorang mengalami fraktur ekstremitas, upaya untuk mengembalikan


struktur dan fungsi tulang menjadi normal kembali salah satunya adalah dengan
melakukan pembedahan. Menurut suratun, dkk, (2008) masalah yang sering
muncul segera setelah operasi, pasien telah sadar dan berada di ruang perawatan
dengan edema/ bengkak, nyeri, imobilisasi, keterbatasan lingkup gerak sendi,
penurunan kekuatan otot, pemendekan ektsremitas, perubahan warna, serta
penurunan kemampuan untuk berjalan karena luka bekas operasi dan luka bekas
trauma. Selain masalah fisik di atas, pasien yang telah menjalani pembedahan
umumnya akan mengalami masalah psikologis yaitu kecemasan.

5 Universitas
6

a. Anammnesa

Anammnesa adalah pengumpulan data informasi mengenai subjek yang


diperoleh dari apa saja yang dipaparkan oleh klien terkait adanya masalah
kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan kunjungan rumah sakit atau
klinik kesehatan

Kecemasan sebelum operasi adalah reaksi emosional pasien yang sering


muncul, hal ini merupakan respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang
dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap peran dalam kehidupan,
integritas tubuh dan bahkan kehidupannya (suhartini & rizal, 2017).

Biasanya penderita fraktur datang dengan suatu trauma (traumatik, fraktur),


baik trauma yang hebat maupun trauma yang ringan dan diikuti dengan tidak
kemampuan untuk menggunakan salah satu anggota tubuh. Anamnesis harus
dilakukan dengan detail dan cermat, karena fraktur tidak semuanya terjadi di
daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada daerah lain. Kecemasan
sebelum operasi adalah reaksi emosional pasien yang sering muncul, hal ini
merupakan respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dianggap
pasien sebagai suatu ancaman terhadap peran dalam kehidupan, integritas
tubuh dan bahkan kehidupannya (suhartini & rizal, 2017). Penderita biasanya
datang karena adanya nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota tubuh
yang gerak, krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.

Mengumpulkan informasi dapat di peroleh dari :

1) Identifikasi klien
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan individu
4) Riwayat kesehatan keluarga

b. Pemeriksaan Fisik

Seorang ahli medis hidayat (2015) telah mengemukakan bahwa pemeriksaan


fisik adalah sebuah pemeriksaan tubuh pasien dan menemukan tanda klinis
penyakit. Hasil dari data pemeriksaan fisik akan dicatat dalam rekam medis.
Yang di catat dari rekam medis pemeriksaan fisik akan membantu dalam
pengkajian diagnosis dan perencanaan asuhan keperawatan pasien.

Universitas
7

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Dan di dampingi
oleh rasa trauma

Kecemasan adalah ancaman terhadap integritas seseorang, hal ini meliputi


ketidakmampuan fisiologis oleh karena menurutnya fungsi akibat trauma.
Menurut hasil penelitian dari nani fidayanti (2014) pemeriksaan kecemasan
bisa menggunakan sekala kecemasan

1) Sekala kecemasan tidak ada


2) Sekala kecemasan sedang
3) Sekala kecemasan berat
4) Sekala kecemasan sangat berat

2. Diagnosa

a. Pengertian Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah suatu bentuk pernyataan dari pasien yang


bertujuan untuk mengindentifikasi respons klien terhadap masalah yang
dialami, respon tersebut dapat berbentuk negatif atau positif. Diagnosis di
tegakan berdasarkan identifikasi yang telah di tentukan dan atas hasil
pengkajian data yang proleh dari pasien dan lingkungan. (Mahyar dkk, 2018)

b. Jenis – Jenis Diagnosa

1) Diagnosis risiko adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan


respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang
dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan. Tidak
ditemukan tanda/gejala pada klien, namun klien memiliki faktor risiko
mengalami masalah kesehatan.
2) Diagnosis aktual adalah diagnosis ini menggambarkan respons klien
terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan
klien mengalami masalah kesehatan tanda/ gejala mayor dan minor dapat
ditemukan dan divalidasi pada klien.
3) Diagnosis kesehatan diagnosis adalah proses yang dilakukan oleh pelayanan
kesehatan. Biasanya, informasi yang dibutuhkan dalam diagnosis adalah

Universitas
8

pemeriksaan fisik dan eksplorasi riwayat kesehatan pasien. Diagnosis


adalah komponen utama dari prosedur kunjungan dokter.
4) Berdasarkan pengkajian pada gejala kebutuhan psikologis SDKI (2016),
maka data karya tulis iliah penulis hanya membahas satu dianosa
keperawatan yaitu ansietas. masalah keperawatan ansietas berhubungan
dengan kurang terpapar informasi di tandai dengan fraktur

3. Perencanaan

Menurut SIKI, (2018) intervensi keperawatan adalah segala treatment yang


dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai luaran (outcome)yang diharapkan.

Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan


dari pasien atau tindakan yang harus dilakukan pelayanan medis. Intervensi
dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan (mahyar dkk,
2018)

Tabel 2.1 Diagnosa perencanaan asuhan keperawatan :

Tujuan dan kriteria hasil Intervrensi


Tinkatan ansietas Oserfasi
Ekspetasi : menurun 1. Identifikasi kondisi umum pasien
Kriteria hasil: (mis.Kesadaran, hemodinamik,
1. Verbalisasi kebingungan akibat kondisi konsumsi antikoagulan, jenis operasi,
yang dihadapi menurun jenis anestesi, penyakit penyerta
2. Perilaku gelisah menurun [seperti DM, hipertensi, jantung,
3. Perilaku tegang menurun PPOK, asma), pengetahuan tentang
4. Keluhan pusing menurun operasi, kesiapan psikologis)
5. Pucat menurun 2. Monitor tekanan darah, nadi,
6. Tremor menurun pernapasan, suhu tubuh, BB, EKG
3. Monitor kadar gula darah

Traupetik

1. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan


kimia darah (mis. Darah lengkap,
fungsi ginjal, fungsi hati)

Universitas
9

2. Fasilitasi pemeriksaan penunjang (mis.


Foto thoraks, pemeriksaan x-ray)
3. Puasakan minimal 6 jam sebelum
pembedahan
4. Bebaskan area kulit yang akan
dioperasi dari rambut atau bulu tubuh
5. Mandikan dengan cairan antiseptik
(mis. Chlorheksidin 2%) minimal 1
jam dan maksimal malam hari sebelum
pembedahan
6. Pastikan kelengkapan dokumen-
dokumen preoperasi (mis. Surat
persetujuan operasi, hasil radiologi,
hasil laboratorium)
7. Transfer ke kamar operasi dengan alat
transfer yang sesuai (mis. Kursi roda,
tempat tidur)

Edukasi

1. Jelaskan tentang prosedur, waktu dan


lamanya operasi
2. Jelaskan waktu puasa dan pemberian
obat premedikasi (jika ada),
3. Latih teknik batuk efektif
4. Latih teknik mengurangi nyeri
pascaoperatif
5. Anjurkan menghentikan obat
antikoagulan
6. Ajarkan cara mandi dengan antiseptik

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat sebelum


pembedahan (mis. Antibiotik,
antihipertensi, antidiabetik), sesuai
indikasi
2. Koordinasi dengan petugas gizi tentang
jadwal puasa dan diet pasien
3. Kolaborasi dengan dokter bedah jika
mengalami peningkatan suhu tubuh,

Universitas
1

hiperglikemia,hipoglikemia atau
perburukan kondisi

4.Koordinasi dengan perawat kamar beda

Sumber Dari ( SLKI 2018, SIKI 2018)

4. Pelaksanaan

Implementasi ialah tindakan yang sudah direncanakan dalam perencana dalam


asuhan keperawatan. Salah satu tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen)
adalah aktivitas yang dilakukan perawat yang berdasarkan pada kesimpulan atau
keputusan diri sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas
kesehatan yang lain. Tindakan kolaborasi yaitu tindakan yang didasari dari hasil
keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain. Bentuk
implementasi menurut Rohmah dan Walid (2016) adalah sebagai berikut:

a. Bentuk perawatan pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru atau


mempertahankan masalah yang ada.
b. Pengajaran atau pendidikan kesehatan pada pasien untuk membantu
menambah pengetahuan tentang kesehatan
c. Konseling pasien untuk memutuskan kesehatan pasien.
d. Konsultasi atau berdiskusi dengan tenaga profesional kesehatan lainnya
sebagai bentuk perawatan holistik
e. Bentuk penatalaksanaan secara spesifik atau tindakan untuk memecahkan
masalah kesehatan
f. Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap penilaian atau tahap perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.

Universitas
1

Evaluasi yang diinginkan yaitu tercapainya

a. Evalasi teratasi karena menurunya verbalisasi kebingunan akibat kondisi


yang dihadapi, prilaku gelisah, prilaku tegang, keluhan pusing, pucat, rasa
tremor
b. Evaluasi teratasi sebagian karena pasien masih merasakan trauma
c. Evaluasi tidak teratasi karena pasien masih merasakan nyeri

B. Konsep Fraktur

1. Definisi

Fraktur merupakan gangguan dari kelangsungan yang normal dari suatu tulang.
Jika terjadi fraktur, maka jaringan yang lunak di sekitarnya juga sering kali
terganggu. Radiografi (sinar-x) dapat menunjukkan keberadaan cedera tulang,
tetapi tidak bisa menunjukkan otot atau pita jaringan ikat yang menghubungkan
ke tulang (lagamen) yang robek, saraf yang putus, atau pembuluh darah yang
pecah sehingga dapat menjadi komplikasi pada saat pemulihan pasien..

Fraktur adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kesempurnaan dan kekuatan dari
tulang yang mengalami suatu kerusakan yang disebabkan oleh penyakit yang
menyerang (invasive) atau suatu proses biologis yang merusak jaringan

2. Etiologi

Tekanan yang berlebihan atau trauma yang langsung pada tulang menyebabkan
adanya suatu retakan sehingga mengakibatkan kerusakan pada salah satu otot dan
jaringan. Kerusakan salah satu otot dan jaringan akan menyebabkan pendarahan,
edema, dan hematoma. Lokasi retak mungkin hanya retakan atau patah pada
tulang, tanpa memindahkan tulang manapun. Fraktur yang tidak terjadi
disepanjang tulang bisa disebut sebagai fraktur yang tidak sempurna sedangkan
fraktur yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal sebagai fraktur lengkap
Penyebab fraktur dapat dibedakan menjadi:
A. Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :

1) Cedera langsung adalah pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang


patah secara spontan

Universitas
1

2) Cedera tidak langsung adalah pukulan langsung berada jauh dari lokasi
benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur sehingga menyebabkan
fraktur klavikula
3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak

B. Fraktur patologik kerusakan tulang akibat proses penyakit dengan trauma minor
mengakibatkan :

1) Tumor tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali.


2) Infeksi seperti ostemielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat
timbul salah satu proses yang progresif.
3) Kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin D (rakhitis)
4) Secara spontan disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus

tanda dan gejala fraktur adalah sebagai berikut.

1) Deformitas daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah


dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti rotasi
pemendekan tulang dan penekanan tulang
2) Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur.
3) Memar (echumosis) dari perdarahan subculaneous.
4) 4spasme otot spasme involunters dekat fraktur.
5) Tenderness / keempukan.
6) Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya
dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
7) Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya
saraf/perdarahan).
8) Pergerakan abnormal
9) Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah.
10) Krepitasi

Universitas
1

3. Manifestasi Klinis

Menurut UT southwestern medical center (2016) manifestasi klinis adalah nyeri,


hilangnya fungsi, deformitas / perubahan bentuk, pemendekan ekstermitas,
krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna.

a. Deformitas pembengkaan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan


deformitas pada lokasi fraktur. Spasme otot dapat menyebabkan pemendekan
tungkai, deformitas rotasional, atau angulasi. Dibandingkan sisi yang sehat,
lokasi fraktur dapat memiliki deformitas yang nyata
b. Pembengkakan edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi
cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah ke jaringan sekitar.
c. Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi fraktur.
d. Nyeri jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi
fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-
masing klien. Nyeri biasanya terus-menerus , meningkat jika fraktur
dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang
bertindihan atau cedera pada struktur sekitarnya.
e. Ketegangan ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera yang
terjadi
f. Kehilangan fungsi hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan
fraktur atau karena hilangnya fungsi pengungkit lengan pada tungkai yang
terkena. Kelumpuhan juga dapat terjadi dari cedera saraf.
g. Gerakan abnormal dan krepitasi manifestasi ini terjadi karena gerakan dari
bagian tengah tulang atau gesekan antar fragmen fraktur.
h. Perubahan neurovaskular cedera neurovaskuler terjadi akibat kerusakan saraf
perifer atau struktur vaskular yang terkait. Klien dapat mengeluhkan rasa
kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari fraktur
i. Syok fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah. Perdarahan besar atau
tersembunyi dapat menyebabkan syok.

Universitas
1

5. Pathway

Skema 2.1 Pathway Fraktur

Sumber Nurilla Tunisa, 2018

5. Pemeriksaan penunjang

Adapun beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendapatkan


diagnosa fraktur yaitu sebagai berikut:

a. Arteriogram yairu dilakukany proses memastikan ada tidaknya kerusakan


vaskuler
b. X-ray : digunakan untuj menentukan luas dan lokasi fraktur
c. Scan tulang berguna untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas,
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
d. Hitung darah lengkap, homokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada
perdarahan : peningkatan leukosit sebagai respon terhadap peradangan

Universitas
1

e. Kreatinin : trauma otot meningkat disebabkan beban kratinin untuk klirens


ginjal
f. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi
atau cedera hati (doengoes, 2000 dalam wijaya & putri, 2013 : 241)

C. Konsep intervrensi Aroma terapi Mawar

1. Defisinisi Aromaterapi mawar

Aromaterapi yang artinya terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak
dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi merupakan bagian dari
pengobatan ilmu herbal (herbalisme) (poerwadi, 2006, hlm. 1). Sedangkan
menurut sharma (2009, hlm. 7) aromaterapi yang berarti proses pengobatan
menggunakan wangi-wangian. Istilah ini mengahrah pada penggunaan minyak
esensial dalam proses penyembuhan holistik bertujuan untuk memperbaiki
kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam pengembalian keseimbangan
badan. Terapi komplementer, seperti homoeopati, aromaterapi dan akupuntur
harus dilakukan seseiring mungkin dengan pengobatan konvensional (jones,
2006).

Aromaterapi merupakan terapi atau proses pengobatan dengan cara menggunakan


wangi - wangian yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang berbau
harum alami dan enak. Minyak astiri digunakan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan tubuh dan kesejahteraan jiwa, sering digabungkan untuk
menenangkan pikiran dan jiwa seseorang menggunakan sentuhan penyembuhan
dengan sifat terapeutik dari minyak astiri (craig hospital, 2013).

2. Jenis Jenis Aromaterapi

Aromaterapi bisa juga diartikan sebagai penggunaan terkendali esensial tanaman


yang bertujuan untuk terapeutik (posadzki et al, 2012). Jenis minyak aromaterapi
yang umum digunakan yaitu :

a. Peppermin mempunyai aroma yang harum dan menyegarkan sesuai untuk


merangsang dan menguatkan sistem yang berada di dalam tubuh. Cocok
untuk perawatan sakit kepala, migraine, masalah kulit, meredakan batuk,
lelah, diare perut kembung, gatal-gatal di kulit, mengatasi masalah bau nafas,

Universitas
1
nyeri otot dan sendi

Universitas
1

b. Lemon (citrus lemon) merupakan aroma yang digunakan untuk menenangkan


suasana. Aromanya yang menggemaskan dapat meningkatkan rasa percaya
diri, merasa lebih santai, dapat menenangkan saraf, tetapi masih membuat
kita sadar. Hasil penelitiannya adalah bahwa dosis optimum limonene (25
mg) menghasilkan efek anti cemas, anti stress, dan anti depresi yang paling
baik. Selain itu, aromaterapi lemon dalam bidang aromaterapi juga berfungsi
untuk mengangkat dan memfokuskan pikiran.
c. Lavender berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga, salah satu minyak
terapi yang popular dipakai sebagai antiseptik dan penyembuhan luka.
Mempunyai efek relaksasi maupun perangsang, menenangkan kecemasan
dan depresi.
d. Tea tree memiliki kemampuan antiseptik yang sangat kuat yaitu 12 kali lebih
kuat dibandingkan acid carbolic yang biasanya digunakan dalam penyediaan
beberapa bahan kimia yang berkaitan dengan bakteri dan ulat.
e. Mawar (rosa centifolia) berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga dapat
menyeimbangkan fungsi-fungsi tubuh, membangkitkan semangat,
memperbaiki suasana hati (relaksasi), menenangkan, antidepresan,
menurunkan kecemasan. Bersifat sebagai antidepresan, bersifat sebagai
antioksidan dan penguat jantung. Dapat dipakai sebagai inhaler pada
penderita asma

3. Tujuan

a. Antidepresan
b. Menurunkan tekanan darah
c. Mampu mengatasi insomnia
d. Mengatasi migraine
e. Memberikan ketenangan saraf
f. Menurunkan kesedihan, stres
g. Menurunkan kecemasan
h. Sebagai antioksidan

4. Manfaat
a. Melancarkan sirkulasi peredaran darah
b. Melancarkan sistem fungsi saraf

Universitas
1

c. Mempengaruhi kinerja metabolisme tubuh


d. Menurunkan stres dan kecemasan
e. Membuat tubuh menjadi rileks

5. Indikasi
a. Klien dengan hipertensi
b. Klien dengan cemas menjelang tindakan operasi
c. Klien dengan insomnia
d. Klien dengan nyeri
e. Klien dengan migrain

6. Kontra Indikasi
a. Ruam
b. Sakit kepala
c. Reaksi alergi
d. Iritasi kulit
e. Mual

7. Prinsip
a. Pemberian aromaterapi diberikan pada saat pasien mengalami tingkat
b. Kecemasan pre operasi
c. Pemberian aromaterapi selama 15 menit
d. Dalam merencanakan pemberian aromaterapi mawar perhatikan ada atau
tidaknya alergi terhadap aromaterapi yang diberikan.
e. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan aromaterapi yaitu belakang
telinga, dahi dan di atas hidung

8. Setandar Oprasi Prosedur (SOP)


a. Kaji tingkat kecemasan (ansietas) pasien sebelum diberikan aromaterapi
mawar.
b. Tuangkan aromaterapi mawar ke tangan klien sebanyak 3 tetes
c. Kemudian oleskan di belakang telinga
d. Tuangkan kembali aromaterapi mawar sebanyak 3 tetes 5. Kemudian oleskan
pada bagian dahi
e. Tunggu selama 15 menit kondisi pasien berbaring dan rileks
f. Pasien diminta untuk rileks dan menutup mata

Universitas
1

g. Setelah itu kaji kembali tingkat kecemasan setelah diberikan aromaterapi


mawar.

D. Konsep Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Menurut Stuart ( 2012 ) Kecemasan Merupakan Kondisi Jiwa Atau Pikiran Yang
Penuh Dengan Ketakutan Dan Kekhawatiran Akan Apa Yang Mungkin Terjadi,
Baik Berkaitan Dengan Permasalahan Maupun Hal - Hal Yang Aneh. Biasa
Umumnya Akan Kecemasan Yaitu Perasaan Tertekan Dan Tidak Tenang, Serta
Berpikiran Kacau. Hal Ini Sangat Berpengaruh Pada Tubuh Dan Kondisi
Psikologis, Hingga Tubuh Dirasa Menggigil, Lingkungan Tidak Nyaman,
Gelisah, Menimbulkan Banyak Keringat, Jantung Berdegup Cepat, Lambung
Terasa Mual, Tubuh Terasa Lemas, Kemampuan Berproduktivitas Berkurang,
Hingga Banyak Orang Yang Melarikan Diri Kedalam Imajinasi Sebagai Bentuk
Terapi Sementara.

Lazarus Dalam Wati ( 2012 ) Menjelaskan Bahwa Kecemasan Merupakan Suatu


Respons Dari Beberapa Pengalaman Yang Dirasa Tidak Menyenangkan Dan
Diikuti Perasaan Gelisah, Khawatir, Dan Takut. Kecemasan Merupakan Sebuah
Aspek Subjektif Dari Emosional Seseorang Karena Telah Melibatkan Faktor
Perasaan Yang Tidak Menyenangkan Yang Sifatnya Subjektif Dan Timbul
Karena Menghadapi Tegangan, Ancaman Kegagalan, Perasaan Tidak Aman Dan
Konflik Dan Biasanya Individu Tidak Menyadari Dengan Jelas Apa Yang
Menyebabkan Ia Mengalami Kecemasan.

2. Pengukuran Tingkat Kecemasan

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan Ringan Adalah Cemas Normal Yang Biasa Terjadi Di Sehari –


Hari Biasanya Orang Menjadi Waspada Dan Meningkatnya Perhatian Lebih
Tetapi Masih Bisa diselesaikan untuk skor skalanya yaitu 15 – 21

b. kecemasan sedang

Tingkat kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memutuskan pada


hal hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting atau bukan
menjadi prioritas. Unetuk skor skalanya yaitu 22 – 27
Universitas
2

c. Kecemasan Berat

Kecemasan Sedang Memungkinkan Seseorang Pada Suatu Masalah Yang


Dianggap Penting Dan Mengesampingkan Hal Lain Yang Dianggap Kurang
Penting, Sehingga Individu Mengalami Perhatian Yang Selektif, Namun Dapat
Melakukan Sesuatu Yang Lebih Terarah. Respon Fisiologi untuk skor skalanya
yaitu 28 - 41

d. Kecemasan Sangat berat

Kecemasan Berat Kecemasan Berat Sangat Mempengaruhi Persepsi Individu,


Individu Cenderung Untuk Memusatkan Pada Sesuatu Yang Terinci Dan
Spesifik, Serta Tidak Dapat Berpikir Tentang Hal Lain. Semua Perilaku
Ditujukan Untuk Mengurangi Ketegangan. Tanda Dan Gejala Dari Kecemasan
Berat, untuk skor skalanya yaitu 42 - 56

Universitas
2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus

Rancangan penelitian artinya bermakna sebagai suatu proses pengumpulan data atau
analisis data. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan
metode studi kasus. Penelitian deskriptif kesehatan adalah suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran dengan suatu
keadaan secara objektif (setiadi, 2013:67).

Penelitian ialah suatu masalah keperawatan dengan batasan terperinci, dan memiliki
pengambilan data atau pengumpulan data yang mendalam, menyertakan berbagai
sumber informasi. Penelitian studi kasus di batasi oleh waktu dan tempat, serta kasus
yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu.

Penelitian ini salah satu metode penelitian yang cocok yang digunakan dengan
pokok pertanyaan yang berkaitan dengan "bagaimana” dan "mengapa" salah satu
fokus penelitiannya terletak pada peristiwa kejadian masa kini di dalam konteks
kehidupan manusia, dan penelitian hanya memiliki kecil peluang atau tidak sama
sekali untuk memiliki mengontrol peristiwa yang akan diselidiki. Dan yang unik dari
studi kasus ini adalah kemampuannya untuk berhubungan berbagai jenis bukti (multi
sumber bukti) yaitu dokumen, peralatan, wawancara dan observasi.

Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan klien dengan pre operasi fraktur ekstermitas dalam mengurangi rasa
cemas (ansietas). Klien di observasi dilaksanakan selama 1 hari di ruang bedah
RSUD drajat prawira negara.

2 Universitas
2

B. Subjek Studi Kasus

Pada subjek ini menjelaskan tentang penelitian kasus yang akan di teliti. Penelitian
ini menggunakan 2 pasien dengan kasus yang sama yaitu patah tulang (fraktur)
dengan kriteria inklusi dan ekslusi

1. Kriteria Inkulsi

a. Klien dengan kasus fraktur dan masalah keperawatan ansietas


b. Klien dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan
c. Klien dengan usia 25-50
d. Dengan sekala kecemasan dari sedang sampai berat
e. Klien bersedia menjadi subyek penelitian dan bahan informasi

2. Kriteria Ekslusi

a. Klien tidak mengalami kasus fraktur


b. Klien tidak bersedia menjadi sumber informasi dan subyek penelitian

C. Fokus Studi

Dalam studi kali ini akan berfokus tentang penelitian asuhan keperawatan ansietas
dengan kasus fraktur. Menggunakan pemberian aromaterapi mawar untuk
mengurangi rasa cemas (ansietas)

D. Definisi Oprasional
a. Pemberian aromaterapi mawar ialah pemberian obat non farmakologi yang di
pakai dengan cara mengoleskan ke bagian tubuh di daerah dada, belakang
telinga, leher, di bawah hidung, dan di dahi. Selama 10-15 menit selama 2 kali
sehari kepada pasien ansietas kasus fraktur
b. Kecemasan adalah suatu kondisi gelisah di sebabkan perasaan tidak baik karena
hal tertentu. Menurut lestari (2015), ansietas merupakan pengertian kecemasan
sebagai berikut : ansietas adalah suatu respons emosional seseorang individu
yang disebabkan oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara khusus
faktor penyebabnya. Ansietas merupakan kondisi emosi dan dari seseorang
tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang itu merasakan suatu perasaan was-
was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang tidak baik-baik saja akan terjadi
dan pada
Universitas
2

umumnya disertai gejala-gejala aktivitas tubuh secara tidak sadar atau setengah
sadar. Otonomik yang berlangsung beberapa waktu. Sekala kecemasan kurang
dari 14 tidak ada kecemasan, 15-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang,
28-41 kecemasan berat, 42-56 kecemasan sangat berat

E. Lokasi Dan Tempat

Pengambilan data di lokasi RSUD dr. Dradjat prawiranegara - serang, banten. Save
edit klaim alamat ini. Alamat lokasi : jalan rumah sakit no. 1, serang, banten 42112,
indonesia dari bulan febbuari

F. Instrumen Penelitian Studi Kasus

Menjelaskan apa saja alat yang digunakan dalam pengumpulan data dan inforrmasi,
dan bagaimana cara mengaplikasikan alat tersebut alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi menggunakan yaitu dengan cara pengamatan
(observasi), penulisan menggunakan alat tulis, dan wawancara tanya jawab.

1. Pengamatan (Observasi)

a. Mengamati klien dengan tingkat kecemasan (ansietas)


b. Melengkapi pengumpulan dari narasumber untuk memenuhi kebutuhan data
obserfasi

2. Penulisan

Menulis semua percakapan dari narasumber untuk memenuhi pengumpulan data

3. Wawancara Tanya Jawab


a. Melengkapi kebutuhan pengumpulan data
b. Memberikan penjelasan dan cara mengimplentasikan aromaterapi mawar
c. Memberikan pertanyaan tentang kondisi pasien sebelum dan sesudah
pemberian aromaterapi mawar
d. Menjawab semua pertanyaan tentang ansietas

Universitas
2

4. Sekala Kecemasan

Tabel 3.1 Skala Kecemasan (HARS)

no Pertanyan 0 1 2 3 4 5
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih - Bangun Dini Hari

Universitas
2

- Perasaan Berubah
-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku - Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk
-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
-Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil

Universitas
2

-Tidak Dapat Menahan Air Seni


- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Sumber: https://repository.maranatha.edu/2088/2/0610067_Appendices.pdf

a. 1-14 tidak ada kecemasan


b. 15-21 kecemasan ringan
c. 22-27 kecemasan sedang
d. 28-41 kecemasan berat
e. 42-56 kecemasan sangat berat

G. Pengumpulan Data

Untuk memenuhi kebutuhan data makan dilakukan teknik sebagai berikut:

a. Tanya jawab (observasi) yaitu dengan cara mengamati perkembangan dan


kebutuhan klien, lalu menjelaskan tujuan peneliti
b. Wawancara terstruktur, adalah seorang pewawancara atau peneliti telah
menentukan format masalah yang akan diwawancarai, berdasarkan masalah
yang akan diteliti. Wawancara struktur, yaitu dengan cara awal perkenalan, dan
dilanjut tengah tanya jawab sekaligus pengambilan data dari klien, dan

Universitas
2
penutup.

Universitas
2

Mewawancarai klien dengan masalah kecemasan (ansietas) dan klien mampu


bertanya serta menjawab dan memperoleh jawaban berkualitas untuk
pengumpulan data

H. Analisa Data Dan Penyajian Data

Analisa data adalah proses pengolahan data dengan tujuan untuk pengambilan
informasi yang tepat, yang dapat dijadikan dasar dalam sebuah keputusan untuk
solusi atau jalan keluar suatu permasalahan.

Analisa data diambil dari klien, dari pertama kali klien masuk ke pelayanan
kesehatan sampai selesai. Analisa data dilakukan dengan cara yang mengumpulkan
data lalu di kemukakan dengan fakta di bandingkan dengan teori yang ada. Cara ini
yaitu dengan mengumpilkan jawaban dan hasil pengumplan data dari klien lalu
samakan dengan hasil dari peneliti. Untuk mendapatkan jawaban dari rumusan
masalah peneliti. Selanjutnya sebagai tambahan berikan rekomendasi ke dalam
intervrensi tersebut.

Penyajian dapat dilakukan dengan tabble, gambar, maupun penulisan atau teks

I. Etika Studi Kasus

1. Etika penelitian meliputi:

Informed consent (informasi untuk responden) informed consent merupakan cara


persetujuan antara peneliti dengan informen dengan mmberikan persetujuan
melalui informed consent, dengan memberikan lembar persetujuan kepada
responden sbelum penelitian dilksanakan. Setelah calon responden memahami
atas penjelasan peneliti terkait penelitian ini, selanjutnya peneliti memberikan
lembar informed consent untuk di tandatangani oleh sample penelitian.

2. Anonymity (tanpa nama)

Anonymity merupakan usaha menjaga kerahasiaan tentang hal-hal yang berkaitan


dengan data responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada kuisioner dan hanya diberikan kode atau nomor responden.

Universitas
2

3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaannya


oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul di file khusus yang
benar- benar milik pribadi sehingga hanya peneliti yang mengetahui.

Universitas
2

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab in akan menjelasakan hasil penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan gambaran mengenai Intervrensi Aromaterapi Mawar Untuk Mengatasi
Tingkat Kecemasan (Ansietas) Pada Pasien Fraktur di Rumah Sakit dr.Drajat
Prawinegara Serang.

Analisa yang digunakan dengan cara mengemukakan fakta. Penyajian data yang
dilakukan dapat berupa tabel maupun teks naratif. Data di kumpulkan terkait data,
diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

Penyajian dan penjelasan hasil yaitu, penyajian data karakteristik pasien meliputi
data pengkajian, demografi meliputi inisial pasien, umur, setatus pernikahan, setatus
pekerjaan, pendidikan terkahir, agama, suku, dan alamat dilanjutkan dengan keluhan
utama, riwayat penyait sekarang, riwayat penakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,
Hasil observasi pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan), analisa data, dan diagnosa
keperawatan. Selanjutnya memaparkan hasil penelitian berupa intervrensi,
implementasi, dan evaluasi.

2 Universitas
2

1. Karakteristik Klien

a. Identitas Klien

tabel 4.1 identitas klien

Identitas Pasien 1 (AK) Pasien 2 (MS)

Inisial Klien Tn.(AK) Tn.(MS)


Umur 27 30
Status penikahan Menikah Menikah
Pendidikan Terakhir Sarjana 1 Sma
Pekerjaan pekerja Pekerja
Agama Islam Islam
Bahasa Indonesia Indonesia
Alamat Cikande Kragilan
suku sunda jawa

Keluhan utama Klien mengatakan cemas, takut, dan Klien mengatakan cemas, takut,
sedikit tegang saat menghadapi oprasi sedikit gelisah saat menghadapi
oprasi
Riwayat penyakit sekarang Alasan pasien masuk rumah sakit Klien datang ke rumah sakit
adalah ingin melepaskan implan yang akibat kecelakaan lalulintas klien
sudah terpasang selama 1 tahun di bawa ke IGD tanggal 3 bulan
kondisi klien saat ini tampak cemas dan juni 2022 dan di pindahkan ke
gelisah karna akan menjalani oprasi ruang melati pada tanggal 4 juni
pelepasa implan akibat fraktur karena akan dilakukan oprasi
ekxteremitas bawah kanan lebih fraktur humerus pada tanggal 6
tepatnya fraktur tibia 1tahun lalu. Pada juni. Klien mengatakan cemas
saat di kaji pasien mengeluh sering dan gelisa saat menghadapi
sakit akibat tekanan berlebih dan oprasi karena tidak pernah
memutuskan ingin melpaskan implan di mengalami oprasi. Pasien
kakinya mengatakan takut
gagal
Riwayat penakit dahulu Pasien mengatakan sebelumnya sudah Klien mengatakan tidak pernah
pernah mengalami fraktur sebanyak 7 mengaami patah tulang (fraktur)
kali di are ekstemitas bawah

Universitas
3

Riwayat penyakit kluarga Klien mengatakan tidak mempunyai Klien mengatakan tidak
penyakit menular dalam keluarganya mempunyai penyakit menular
dalam keluarganya

b. Hasil observasi Dan Pemeriksaan Fisik

tabel 4.2 hasil observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi Pasien 1 (AK) Pasien 2 (MS)


Tekanan darah 120/90mmhg 130/80mmhg
Nadi 85x/menit 87x/menit
Respirasi 24x/menit 22x/menit
Suhu 35,6 C 36,5 C
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran Composmentis Composmentis
GCS E4 M5 V6 E4 M5 V6
B1 :Breathing Inpeksi: bentuk dada klien simetris, Inpeksi: bentuk dada klien simetris,
pola nafas teratur / vasikuler, pola nafas teratur / vasikuler,
pergerakan dinding dada normal, tidak pergerakan dinding dada normal, tidak
ada tarikan otot bantu pernafasan ada tarikan otot bantu pernafasan
24x/menit. 24x/menit.
Palpasi: tidak ada nyeri dan benjolan Palpasi: tidak ada nyeri dan benjolan
Perkusi: sonor (paru kanan dan kiri Perkusi: sonor (paru kanan dan kiri
normal) normal)
Auskultasi: suara normal (vasikuler) Auskultasi: suara normal (vasikuler)
B2 : Bleding Inpeksi: konjungtiva anemis, sclera Inpeksi: konjungtiva anemis, sclera
putih putih
Palpasi: tidak ada nyeri tekanan Palpasi: tidak ada nyeri tekanan
Perkusi: pekak Perkusi: pekak
Auskultasi: suara jantung regular Auskultasi: suara jantung regular
TD: 120/90mmhg N:85x/menit TD: 130/80mmhg N:87x/menit
B3: Brain Inpeksi: keesadaran composmentis Inpeksi: keesadaran composmentis
GCS: 15 GCS: 15
Palpasi: tidak ada tekanan nyeri Palpasi: tidak ada tekanan nyeri
B4: bladder Pengeluaran urin lancar (normal) Pengeluaran urin lancar (normal)
B5: bowel dan Inpeksi: mukosa bibir kering tidak Inpeksi: mukosa bibir kering tidak
reproduksi terpasang NGT, tidak muntah, tidak terpasang NGT, tidak muntah, tidak

Universitas
3

sakit saat menelan, bentuk abdomen sakit saat menelan, bentuk abdomen
simetris simetris
Palpasi: tidak ada benjolan atau nyeri Palpasi: tidak ada benjolan atau nyeri
saat di tekan tidak ada pembesaran saat di tekan tidak ada pembesaran
hepar hepar
Perkusi: timpani Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus 12x/menit Auskultasi: bising usus 12x/menit
B6: bone Adanya bekas luka post oprasi Adanya fraktur di bagian ekstremitas
muskoloskeletal pemasangan implan di bagian kanan atas tepatnya di bagian humerus,
ekstemitas kanan bawah tepatnya di tidak ada luka robek, tampak lemas
bagian tibia sebelah kanan adanya rasa karena adanya fraktur tangan kanan
nyeri saat mendapatkan tekanan tidak bisa di gerakan, ada nyeri saat
berlebih, kulit kering mendapatkan tekanan
B7: psikologis, Klien beragama islam, rajin dalam Klien beragama islam, rajin dalam
sosial, dan spiritual menjalankan ibadah sholat sebelum menjalankan ibadah sholat seperti
masuk rumah sakit di dapatkan sekala halnya orang islam lainya, sebelum
kecemasan sedang 28 menggunakan masuk rumah sakit dia sempat
sekala HARS menjalankan ibadah sholat, di dapatkan
sekala kecemasan sedang 27
menggunakan sekala HARS
c. Analisa Data

tabel 4.3 Analisa data

Data etiologi Masalah


keperawatan
Klien 1 (AK) Trauma fisik tidak langsug ansietas
DS: pasien mengatakan saat ini dia memengalami
cemas dan tegang untuk oprasi, klien Multi fraktur
menghawatirkan mengenai kondisi kakinya setelah
di oprasi Pelepasan implan

DO: pasien tampak gelisa, pasien terlihat tegang, dan Tindakan bembedahan
mudah berkeringat
Pre oprasi
TD: 120/90mmhg
N: 85x/menit Difisit pengetahuan
RR: 24x/menit
S: 35,6 C
Kesadaran composmentis

Universitas
3

Skor sekala hars sedang 22-27

Klien 2 (MS) Trauma fisik tidak langsug ansietas


DS: pasien mengatakan takut di oprasi dikarnakan
takut gagal dan takut cacat Multi fraktur

DO: pasien terlihat tegang dan gelisa, dan tampak Tindakan bembedahan
mengerutkan dahi dan
Muka sedikit memerah Pre oprasi

TD: 130/80mmhg Difisit pengetahuan


N: 87x/menit
RR: 22x/menit
S: 36,5 C
Kesadaran komposmentis
Sekor sekala hars sedang

d.Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.4 diagnosa keperawatan

data Diagnosa keperawatan


Klien 1 Tn.(AK) Ansietas berhubungan dengan
DS: pasien mengatakan takut di oprasi dikarnakan takut gagal dan kurang terpapar informasi
takut cacat

DO:
TD: 120/90mmhg
N: 85x/menit
RR: 24x/menit
S: 35,6 C
Kesadaran composmentis
Skor sekala hars sedang 28
Klien 2 Tn.(MS) Ansietas berhubungan dengan
DS: pasien mengatakan takut di oprasi dikarnakan takut gagal dan kurang terpapar informasi
takut cacat
DO:
TD: 130/80mmhg
N: 87x/menit

Universitas
3

RR: 22x/menit
S: 36,5 C
Kesadaran komposmentis
Sekor sekala hars sedang 27
e. Gambaran hasil penelitian

hasil penelitian ini merupakan hasil analisa dari tindakan yang di lakukan oleh
perawat dalam rangka memenuhi kebutuhan kecemasan (ansietas) dengan
tindakan pemberian aromaterapi mawar dengan prosedur sebagai berikut:

1. Kaji tingkat kecemasan (ansietas) pasien sebelum di berikan aromaterapi mawar

2.Selanjutnya oleskan cairan aromaterapi mawar ke tangan klien sebanyak 3 tetes

3.oleskan minyak aromaterapi mawar ke belakan telinga

4.tunggu sampai 15 menit dengan kondisi berbaring dan rileks

5.kaji kecemasan pasien setelah di lakukan aromaterapi mawar.

Tabe 4.5 gambaran hasil penelitian

pasien intervrensi implementasi evaluasi

Plaksanaan dann respon klien


P1 (AK) Berikan 1. Menggunakan pendekatan yang tenang S:
aromaterapi dan meyakinkan Pasien mengatakan
mawar 2. Mengukur dan mengkaji kecemasan kecemasanya menurun
pasien sebelum pemberian aroma terapi setelah menghirup
mawar aromaterapi mawar.
3. Memberikan aromaterapi mawar Klien mengatakan
mengukur tingkat kecemasan pasien menyukai aromanya
sesudah di berikan aromaterapi mawar O:
R/S: Tingkat kecemasan
1. Pasien mengatakan kecemasanya menurun setelah menggunakan
setelah menghirup aromaterapi mawar teknik pendekatan yang
tenang dan
2. Klien mengatakan menyukai aromanya meyakinkan dengan
memberikan
R/O: aromaterapi mawar
Tingkat kecemasan setelah menggunakan teknik kecemasannya
pendekatan yang tenang dan meyakinkan dengan menurun

Universitas
3

memberikan aromaterapi mawar kecemasannya


menurun
P2 (MS) Berikan 1. Menggunakan pendekatan yang tenang S:
aromaterapi dan meyakinkan klien mengatakan
mawar 2. Mengukur dan mengkaji kecemasan sedikit tenang setelah
pasien sebelum pemberian aroma terapi di berikan aromaterapi
mawar mawar.
3. Memberikan aromaterapi mawar klien mengatakan
mengukur tingkat kecemasan pasien sedikit tenang setelah
sesudah di berikan aromaterapi mawar di berikan aromaterapi
mawar.
R/S: O:
1. klien mengatakan sedikit tenang setelah di Tingkat kecemasan
berikan aromaterapi mawar setelah menggunakan
teknik pendekatan yang
2. klien mengatakan sedikit mulai rileks dan tenang dan
sedikit mengurangi rasa takut meyakinkan dengan
memberikan
R/O: aromaterapi mawar
Tingkat kecemasan setelah menggunakan teknik kecemasannya
pendekatan yang tenang dan meyakinkan dengan menurun
memberikan aromaterapi mawar kecemasannya
menurun

f. Hasil Observasi Pelaksanaan Yang Telah Dilakukan

Tabel 4.6 gambar hasil observasi pelaksanaan yang telah dilakukan

tanggal klien Pre/post Hasil


8 juni 2022 AK Pre Skela cemas 28
Post Sekala cemas 21
6 juni 2022 MS Pre Sekala cemas 27
post Sekala cemas 21

Universitas
3

B. Pembahasan

a. pengkajian

berdasarkan pengkajian telah dilakukan pada klien 1 dan klien 2 data sebagai
berikut:

klien 1 berinisail (AK) berumur 27 tahun berjenis kelamin laki-laki dengan


diagnosa ansietas, pada saat dilakukan pengkajian mengatakan saat ini dia
memengalami cemas dan tegang untuk oprasi, klien menghawatirkan mengenai
kondisi kakinya setelah di oprasi

klien 2 berinisial (MS) berumul 30 tahun berjenis kelamin laki-laki dengan


diagnosa medis ansietas pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan takut
di oprasi dikarnakan takut gagal dan takut cacat

menurut teori masalah yang timbul pada pasien fraktur yang menjadi kecemasan
(ansietas) yang diakibatkan oleh adanya beberapa faktor biologis dimana ketika
tubuh mengalami suatugangguan kesehatan maka menimbulkan kecemasan,
faktor psikologis salah satunya perubahan peran dalam kehidupan sehari-hari.

b. Diagnosa Keperawatan

diagnosa keperawatan adalah suatu bentuk pernyataan dari perawat yang


bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien terhadap masalah yang dialami,
respon tersebut dapat berbentuk negatif maupun positif. Diagnosa ditegakan
berdasarkan rumus yang telah ditentukan dan atas hasil pengkajian data yang
diperoleh dari lingkungan. (Mahyar dkk,2018).

Diagnosa yang dirumuskan pada kasus ini yaitu, pada klien 1 (AK) yaitu ansietas
berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Dan klien ke 2 (MS) yaitu
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Berdasarkan hasil data
pengkajian yang dilakukan ternyata tidak ditemukan perbedaan diagnosa pada
kedua klien. Karena kedua klien mengalami keluhan yang sama yaitu cemas
menghadapi operasi karena kurang terpapar informasi

Menurut teori diagnosa di tegakan berdasarkan rumus yang telah ditentukan dan
atas hasil pengkajian data yang di peroleh dari lingkungan. Respon paling umum
pada pasien fraktur salah satunya yaitu respon psikologi (kecemasan), secara

Universitas
3

mental pnderita yang akan menghadapi pembedahan harus dipersiapkan karena


selalu ada rasa cemas. Maka pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan
data karena menurut teori dan data hasil pengkajian ditemukan diagnose yang
sama yaitu kecemasan

c. Perencanaan

perencanaan pada tuan AK dan MS adalah pemberian aromaterap mawar, dimana


intervensi tersebut, merupakan salah salah satu bentuk tindakan untuk
mengurangi rasa cemas (ansietas) pada pasien yang di tandai fraktur.ss

d. Imlpementasi

Implementasi dilakukan di ruang bedah (melati 1) RSUD dr. Drajat


Prawiranegara. Berdasarkan intervensi yang telah disusun pada tanggal 6 juni
2022 dan pada tanggan 8 juni 2022, pada klien 1 (AK) dan pada klien 2 (MS).
Setelah dilakukan implementasi selama 15 menit maka kedua klien mengatakan
bahwa adanya penurunan kecemasan setelah dilakukan pemberian aromaterapi
mawar dan intervensi dihentikan.

Menurut teori terdapat pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap


penurunan kecemasan pada pasien pre operasi fraktur ekstermitas, teori itu senada
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Arina Maliya dan Siti Nur
Fatimah di RS Ortopedi Surakarta tahun 2019. [19.18, 12/6/2022] Ultramen
Obesitas: Dikarenakan bau mawar yang enak dan kandungan yang ada
didalamnya membuat relaks pasien sebelum operasi. Cara kerja dari aromaterapi
itu sendiri yaitu ketika wewangian diberikan melalui reseptor penciuman,
kemudian akan membentuk pesan neurologis yang akan disampaikan ke otak itu
untuk menghasilkan neurotransmitter seperti endorphin, dimana manfaat dari
endorphin ini adalah mengurangi rasa cemas dan menimbulkan rasa nyaman.
Maka pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan data karena menurut
teori dan hambatan yang berati pasien kopratif, hasil penelitian adanya penurunan
kecemasan setelah diberikan pemberian aromaterapi mawar dn intervensi
dihentikan.

Universitas
3

e. Evaluasi

Evaluasi telah dilakukan sesuai dengan konsep evaluasi sumatif yaitu: dengan
metode SOAP, evaluasi dilakukan selama 15 menit dibuktikan dengan dilakukan
lembar observasi dengan hasil sebelum dilakukan intervensi pemberian
aromaterapi mawar pada klien 1 (AK) dan klien 2 (MH) dengan skala kecemasan
sedang. Setelah dilakukan intervensi pemberian aromaterapi mawar selama 15
menit menunjukan adanya perubahan ternyata dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada klien 1 (AK) dan klien 2 (MH) menjadi skala kecemasan ringan.
Kemudia klien merasa lebih tenang dan rileks. Sebelum dilakukan pemberian
aromaterapi mawar klien tidak mengkonsumsi obat untuk menurunkan rasa cemas
sehingga tidak ada faktor perancu yang mempengaruhi tindakan pemberian
aromaterapi mawar yang dilakukan oleh perawat.

Menurut teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan maka evaluasi yang di
dapatkan yaitu adanya tingkat kecemasan menurun sesudah di berikan pemberian
aromaterapi mawar

Universitas
3

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melihat dari tinjauan teori dengan keadaan yang ada dilapangan maka
penulis dapat mengambil kesimpulan dan sebagai pencapian dari penulis karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 juni 2022 pada klien 1 (AK) dan pada
tanggal 8 juni klien 2 (MS) ditemukan data yaitu klien merasakan cemas
menghadapi operasi dengan skala kecemasan berat. Dan data yang didapat dari
hasil pengkajian ditemukan hampir sama dengan konsep teori

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan data hasil pengkajian pada klien 1 (AK) dan klien 2 (MS) peneliti
mengemukakan diagnose masalah atau masalah yang muncul pada klien dengan
pre operasi fraktur ekstermitas yaitu ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi.

3. Intervrensi

Rencana keperawatan disusun berdasarkan diagnosa masalah yang muncul.


Rencana yang penulis buat, bertujuan untuk mengurangi atau mengatasi masalah
yang ada. Penyusnan rencana tindakan keperawatan diutamakan tindakan mandiri
yang bias dilakukan oleh perawat. Daa mengatasi klien dengan pre operasi fraktur
ekstermitas dan dengan diagnosa masalah ansietas, penulis akan memberikan
teknik menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan untuk mengurangi
tingkat kecemasan yaitu dengan memberikan aromaterapi mawar.

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada klien dengan masalah keperawatan ansietas


yaitu menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan dengan melakukan
pemberian aromaterapi mawar yang bertujuan untuk mengurangi atau
menurunkan

3 Universitas
3

kecemasan. Implementasi pemberian aromaterapi mawar dilakukan selama 15


menit satu hari sebelum tindakan operasi.

5. Evaluasi

Evaluasi setelah dilakukan implementasi oleh perawat adalah menggunakan


tindakan pendekatan yang menenangkan yaitu dengan memberikan aromaterapi
mawar dan diperoleh hasil yaitu terjadi penurunan skala kecemasan pada klien1
dan klien 2. Dan masalah keperawatan yang muncul sudah teratasi sebagian,
adapun faktor lain yaitu terdapat semangat dari klien untuk optimis akan
keberhasilan tindakan operasi yang akan dilakukan.

B. Saran

1. Bagi Pembaca

Bagi pihak pembaca khususnya mahasiswa hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai pembelajaran
bagi pembaca dalam melakukan penelitian selanjutnya. Penulis tentunya masih
menyadari jika karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan.

2. Bagi Lahan Rumah Sakit

Bagi pihak rumah sakit diharapkan agar pasien yang mengaami permasalahan
yang sama yaitu kecemasan, perawat atau pihak rumah sakit dapat melakukan
pemberian aromaterapi untuk dapat mengurang tingkat kecemasan

Universitas
4

Daftar Pustaka

Basri, Burhanuddin, Tri Utami, and Egi Mulyadi. Konsep Dasar Dokumentasi
Keperawatan. Media Sains Indonesia, 2020
Budiono, & Parman, S. (2017). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika
Bikmoradi, A., Harorani, M., Roshanaei, G., Moradkhani, S., & Falahinia, G. H..
(2016). The Effect Of Inhalation Aromatherapy https://doi.org/10.4103/1735-
9066.180380.. With
Budiono, & Parman, S. (2017). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika
Barati, F., Nasiri, A., Akbari, N., & Sharifzadeh, G. (2016). The Effect Of
Aromatherapy On Anxiety In Patients. 8 (5).
https://doi.org/10.5812/mumonthly.38347
Purnamasari, Elia. "Efektifitas kompres dingin terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien fraktur Di RSUD Ungaran." Karya ilmiah (2014).
Maliya, Arina, and Siti Nur Fatimah. "Pengaruh Inhalasi Aromaterapi Mawar
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur." Jurnal
Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal 9.4 (2019): 379-386.
RAMADHANIA, NADHIRA. ANALISIS PENGARUH DAYA MICROWAVE DAN
WAKTU TERHADAP PERSEN RENDEMEN MINYAK ATSIRI DARI
BUNGA MAWAR MENGGUNAKAN METODE
MICROWAVE HYDRODISTILLATION. Diss.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA, 2020.
MALIYA, Arina; FATIMAH, Siti Nur. Pengaruh Inhalasi Aromaterapi Mawar
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 2019, 9.4: 379-386.
Tuharea, Novan Aries, et al. "Sistem komputerisasi untuk pencatatan laporan asuhan
keperawatan untuk mahasiswa ilmu keperawatan." Creative Information
Technology Journal 4.4 (2019): 245-253.
Talindong, Agustinus, and M. Minarsih. "Pengaruh Pelayanan Kebutuhan Spiritual
terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Rumah Sakit
Woodward." Jurnal Ilmiah Kesmas-IJ 1.1 (2020): 64-72.
PANJAITAN, Charolina. MENENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DARI
HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN.
Bikmoradi, A., Harorani, M., Roshanaei, G., Moradkhani, S., & Falahinia, G. H..
(2016). The Effect Of Inhalation Aromatherapy https://doi.org/10.4103/1735-
9066.180380.. With
Mahyar, S. Dkk. (2018). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Trans Info Medika.
Maliya, A. & Fatimah. S. N. (2019). Pengaruh Inhalasi Aromaterapi Mawar
Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Ekstermitas. Jurnal
Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 4 Oktober 2019, Hal 379-386 LPPM
Universitas
4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

Universitas
4

[15.23, 14/6/2022] Ultramen Obesitas: a: definisi dan indicator diagnostik. Edisi 1.


Jakarta. DPP PPNI.
Purwanto. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Purwanto, H. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Rohmah. (2017). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
RISKESDAS. (2018). Hasil Utama Dari RISKESDAS 2018 Kementrian Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Tuharea, Novan Aries, et al. "Sistem komputerisasi untuk pencatatan laporan asuhan
keperawatan untuk mahasiswa ilmu keperawatan." Creative Information
Technology Journal 4.4 (2019): 245-253.
Talindong, Agustinus, and M. Minarsih. "Pengaruh Pelayanan Kebutuhan Spiritual
terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Rumah Sakit
Woodward." Jurnal Ilmiah Kesmas-IJ 1.1 (2020): 64-72.
PANJAITAN, Charolina. MENENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DARI
HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN.
Yuliyanti, Winda Dwi. Upaya World Health Organization (WHO) melalui Global
Malaria Programme (GMP) dalam mengatasi penyakit Endemik Malaria di
Indonesia Tahun 2016-2019. Diss. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2020

Universitas
4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Ahmad Roosyikh
Tempat, Tanggal Lahir : pandeglang, 28 maret 2001
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Golongan Darah :-
Alamat : Kp. Sindanghayu Desa. Pasireurih Kec. Cisata
Serang-Banten
No. Hp : 0838-1587-8188
Email : ahmad.roosyikh28@gmail.com

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. SD : SD Mi Mathla’ul Anwar (2007-2013)
2. SMP : SMP Al-Ihya kaduronyok (2013-2016)
3. SMA : SMA Mathla’ul Anwar (2016-2019)
4. Diploma III Universitas Faletehan Serang

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Pramuka SD
2. Pramuka SMP
3. Olahraga SMP
4. Pramuka SMA
5. Olahraga SMA

Universitas
4

Universitas Faletehan
6

Universitas Faletehan
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 4 Oktober 2019, Hal 39-
366 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENGARUH INHALASI AROMATERAPI MAWAR TERHADAP


TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR
EKSTREMITAS
Arina Maliya*, Siti Nur Fatimah
Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A.Yani
Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura.Surakarta Kode Pos 57102
*Arina.Maliya@ums.ac.id

ABSTRAK
Fraktur merupakan kondisi terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh adanya cidera yang
sangat besar mengenai tulang, mengakibatkan kerusakan pada tulang, otot, dan jaringan disekitarnya.
Pembedahan menjadi salah satu penanganan fraktur. Tindakan pembedahan dapat menimbulkan
kecemasan bagi beberapa orang. Terapi komplementer dapat digunakan untuk memberikan rasa
nyaman dan mengurangi kecemasan, salah satunya yaitu dengan aromaterapi. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh inhalasi aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan pada pasien
pre operasi fraktur ekstremitas. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi exsperiment dengan
menggunakan pre-post test control group desain. Jumlah sampel sebanyak 30 responden dibagi
menjadi kelompok kontrol dan intervensi dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian tingkat kecemasan dengan kuesioner HRS-
A pada kedua kelompok. Uji validitas terhadap kuisioner mendapatkan hasil 0.90, sedangkan uji
reliabilitasnya mendapatkan hasil 0.94. Sebelum dilakukan analisis data, dilakukan uji normalitas data
menggunakan kolmogorov-smirnov dengan hasil data berdistribusi tidak normal. Penelitian ini
dilakukan bulan Januari sampai Maret 2019 di RS Ortopedi Surakarta. Hasil analisis menunjukkan
terdapat pengaruh inhalasi mawar terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur
ekstremitas.

Kata kunci: fraktur, kecemasan, aromaterapi mawar

PENGARUH INHALASI AROMATERAPI MAWAR TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS

ABSTRACT
A fracture is a condition of bone continuity which is caused by a very large injury to the bone,
resulting in damage to the bones, muscles, and surrounding tissue. Surgery is a fracture treatment.
Surgery can cause anxiety for some people. Complementary therapy can be used to provide comfort
and reduce anxiety, one of which is aromatherapy. The purpose of this study was to determine the
effect of rose aromatherapy inhalation on anxiety levels in patients with preoperative limb fractures.
This research design uses quasi experiment by using pre-post test control group design. The total
sample of 30 respondents were divided into control and intervention groups with a purposive sampling
technique. Data collection was performed by assessing anxiety levels with the HRS-A questionnaire in
both groups. The validity test on the questionnaire got 0.90 results, while the reliability test got 0.94
results. Prior to data analysis, a normality test was conducted using the Kolmogorov-Smirnov data
with abnormal distribution results. This research was conducted from January to March 2019 at
Surakarta Orthopedic Hospital. The analysis showed that there was an effect of rose inhalation on the
level of anxiety in patients with preoperative limb fractures.

Keywords: fracture, anxiety, rose aromatherapy

PENDAHULUAN Dasar tahun 2013 disebutkan bahwa prevalensi


Fraktur merupakan suatu kondisi patah tulang
yang disebabkan akibat adanya trauma atau
cidera yang sangat besar yang mengenai tulang
sehingga mengakibatkan kerusakan pada
tulang, otot, dan jaringan disekitarnya (Smeltzer
& Bare, 2013). Menurut data Riset Kesehatan
3
cedera secara nasional adalah 8,2% dan di
provinsi Jawa Tengah proporsi cedera
mencapai 7,7%. Kejadian patah tulang
sebesar 6,2%. Berdasarkan prevalensi data
menurut Global Status Report on Road
Safety tahun 2015 manyatakan bahwa
angka kejadian kecelakaan lalu lintas
sebesar 1,2 juta jiwa setiap tahunnya.

3
Peningkatan motorisasi dan kecelakaan lalu (Donsu, 2017). Kecemasan yang muncul dapat
lintas lebih banyak pada usia 15-29 tahun. memberikan efek negatif bagi keberhasilan
perawatan dan pengobatan. Maka dari itu,
Menurut data dari Pusat Krisis Kesehatan tahun sangat penting untuk mengontrol tingkat
2017 menyebutkan bahwa kecelakaan kecemasan pasien (Dehkordi, Tayebi, Ebadi,
transportasi menempati urutan kedua setelah Sahraei, & Einollahi, 2017). Rencana
KLB-Keracunan yaitu sebesar 26% yang terjadi keperawatan untuk menangani kecemasan
di 24 provinsi. Kecelakaan transpotrasi sangat dibutuhkan dengan tujuan pasien mampu
merupakan bencana dengan presentasi korban memberikan koping yang adaptif terhadap
meninggal terbanyak dibanding jumlah kondisi yang dialaminya sekarang (Donsu,
kejadiannya. Cidera lalu lintas dan jalan adalah 2017).
salah satu dari tiga penyebab kematian utama
untuk orang yang berusia 5-44 tahun. Ada dua cara untuk mengurangi kecemasan
Berdasarkan data rekam medis RS Ortopedi yaitu dengan cara farmakologi dan non
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang diperoleh farmakologi. Terapi farmakologi biasanya
pada 30 November 2018 disebutkan bahwa menggunakan obat anti-kecemasan yang dapat
selama bulan Januari-Oktober 2018 sebayak menyebabkan ketergantungan. Sedangkan ada
1.190 orang mengalami fraktur ekstremitas atas beberapa cara untuk mengurangi kecemasan
dan bawah dengan jumlah kejadian pada laki- dengan terapi non-farmakologi yaitu terapi
laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu psikologis dan terapi komplementer. Terapi
748 orang. komplementer telah diakui dan diterima sebagai
bentuk asuhan keperawatan di Inggris (Barati,
Fraktur ekstremitas yang dialami pasien Nasiri, Akbari, & Sharifzadeh, 2016). Beberapa
disebabkan dari berbagai macam faktor seperti terapi komplementer yang dapat digunakan
jatuh dan kecelakaan. Kejadian fraktur sebagai terapi yaitu terapi pijat, akupuntur,
membutuhkan beberapa tindakan dan terapi akupresur, terapi musik, yoga, tai chi,
untuk memulihkan kondisi tulang. Tindakan hypnoterapi, terapi doa, dan aromaterapi
yang dilakukan sesuai seberapa parah dan (Dehkordi et al., 2017).
disesuaikan dengan jenis fraktur. Salah satu
penanganan fraktur yaitu melalui tindakan Salah satu terapi komplementer untuk
operasi pembedahan (Winda, Nauli, & Hasneli, mengurangi kecemasan yaitu aromaterapi.
2014). Tindakan operasi dapat menimbulkan Aromaterapi dapat diberikan melalui beberapa
kecemasan yang biasanya berhubungan dengan cara yaitu melalui inhalasi, topikal bahkan
segala prosedur yang harus dijalani dan juga dikonsumsi, tergantung kondisi dan effek yang
ancaman akibat dari tindakan operasi terhadap diinginkan (Snyder, 2016). Berdasarkan hasil
keselamatan jiwa (Smeltzer & Bare, 2013). penelitian Widyastuti (2013) menyatakan
Pasien yang mengalami kecemasan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
menunjukkan gejala mudah tersinggung, susah tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
tidur, gelisah, lesu, mudah menangis dan tidur diberikan aromaterapi lavender.
tidak nyenyak. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan Widyastuti (2015) menyatakan Salah satu tumbuhan yang memiliki fungsi
bahwa mayoritas responden yang pre operasi sebagai aromaterapi adalah bunga mawar.
fraktur femur di RS. Prof. DR.R Soeharso Bunga mawar mengandung vitamin C, A, B1,
mengalami kecemasan sedang yaitu 21 B2, B3, dan K, asam sitrat, asam malat, tannis,
responden dengan prosentase 65,62 % pektin, flavonoid, dan karotenoid. Beberapa
(Widyastuti, 2013). penelitian telah melaporkan efek paliatif,
merangsang tidur, antikonvulsan, dan relaksasi
Kecemasan dapat muncul diakibatkan oleh menggunakan aromaterapi mawar (Bikmoradi,
adanya beberapa faktor diantaranya yaitu faktor Harorani, Roshanaei, Moradkhani, & Falahinia,
biologis dimana ketika tubuh mengalami suatu 2016). Cara kerja dari aromaterapi itu sendiri
gangguan kesehatan maka menimbulkan yaitu ketika wewangian diberikan melalui
kecemasan, faktor psikologis salah satunya reseptor penciuman, kemudian akan
perubahan peran dalam kehidupan sehari-hari, membentuk pesan neurologis yang akan
dan faktor sosial ekonomi dimana orang yang disampaikan ke otak melalui sitem limbik dan
memiliki status ekonomi menengah kebawah menyebabkan otak itu untuk menghasilkan
cenderung sering mengalami stres dan juga neurotransmiter seperti endorphin, dimana
fungsi integritas sosial menjadi terganggu manfaat dari endorphin ini adalah mengurangi

3
rasa sakit dan menimbulkan rasa nyaman Rating Scale for Anxiety). Pengukuran dan
(Snyder, 2016). Hasil penelitian dari Barati, et pemberian perlakuan dilakukan dalam waktu
al (2016) menyatakan bahwa terdapat satu hari yaitu satu jam sebelum pasien dikirim
penurunan yang signifikan tingkat kecemasan ke ruang tunggu operasi. Pasien dipilih sesuai
pasien hemodialisa pada kelompok intervensi dengan kriteria inklusi yang sudah ditentukan.
(p<0.001) dengan inhalasi air mawar. Kemudian responden diberikan informed
consent, selanjutnya dilakukan pengukuran dan
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan perlakuan.
di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
bulan November 2018 pada pasien operasi Penelitian dilakukan dengan agenda penilaian
fraktur ekstremitas, dengan metode observasi tingkat kecemasan pada kelompok intervensi
dan wawancara diperoleh sebanyak 5 orang sebelum diberikan aromaterapi mawar, 5 menit
yang diwawancarai saat itu mengatakan bahwa kemudian diberikan perlakuan pemberian
mengalami cemas menjelang operasi. Penelitian aromaterapi mawar 5% secara inhalasi
ini penting dilakukan untuk mengurangi sebanyak 3 tetes yang dioleskan di belakang
kecemasan pasien yang akan dilakukan operasi, telinga selama kurang lebih 15 menit, pasien
dimana kecemasan ini dapat merugikan diminta menutup mata dan rileks, melupakan
pelaksanaan operasi dikarenakan terjadinya masalah yang mengganggu pikiran, selanjutnya
perubahan hemodinamik terutama tekanan 5 menit kemudian dilakukan penilaian tingkat
darah dan nadi pasien. kecemasan pada pasien pre operasi fraktur
ekstremitas setelah diberikan aromaterapi
METODE mawar. Sedangkan pada kelompok kontrol yang
Rancangan penelitian ini menggunakan quasi tidak diberikan perlakuan rentang waktu antara
experiment (eksperimen semu), disebut pre test-post test yaitu 25 menit. Peneliti
eksperimen semu karena eksperimen ini belum dibantu oleh enumerator yang sudah dilakukan
memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen persamaan presepsi untuk memberikan
sebenarnya. Penelitian telah lolos uji etik aromaterapi. Penilaian tingkat kecemasan
dengan nomor LB.02.01/XXX.2.1/967/2019. dilakukan pada kelompok kontrol terlebih
Variabel yang seharusnya dikontrol atau dahulu. Setelah kelompok kontrol terpenuhi
dimanipulasi sulit dilakukan, oleh karena itu baru akan dilakukan penilaian pada kelompok
validitas menjadi kurang untuk disebut intervensi. Dikarenakan keterbatasan tenaga
eksperimen sebenarnya (Notoatmojo, 2012). penelitian dan waktu penelitian.
Pada penelitan ini peneliti menggunakan pre-
post test with control group desain. Analisa data yang digunakan dalam penelitian
yaitu analisa univariat dan bivariat. Analisa
Penelitian dilakasanakan pada bulan Januari- univariat digunakan untuk menganalisa
Maret 2019 di RS Ortopedi Prof. Dr. R. distribusi frekuensi karakteristik responden
Soeharso Surakarta. Populasi dalam penelitian yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan,
ini yaitu pasien dengan fraktur ekstremitas atas pengalaman dirawat, dan tingkat kecemasan.
dan bawah pada bulan Juni-Oktober 2018 Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui
sebanyak 579 pasien. Sampel dalam penelitian pengaruh inhalasi aromaterapi mawar terhadap
ini adalah pasien pre operasi fraktur ektremitas tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.
atas dan bawah pada bulan Januari-Maret 2019 Analisa ini terdiri dari uji normalitas
sebanyak 30 responden yang dibagi menjadi kolmogorov-smirnov, uji mann whitney, dan uji
kelompok kontrol dan intervensi. Teknik wilcoxon signed ranks. Penelitian ini telah lolos
pengambilan sampel menggunakan teknik uji etik dengan nomor
purposive sampling. Dalam pengumpulan data LB.02.01/XXX.2.1/967/2019.
dan memperoleh informasi dari responden,
peneliti menggunakan dua kuesioner yaitu HASIL
kuesioner karakteristik responden dan kuesioner Hasil penelitian disajikan pada tabel berikut.
tingkat kecemasan skala HRS-A (Hamilton

3
Tabel 1.
Karakteristik Responden ( n = 30 )
Kontrol Intervensi
Karakteristik Responden
f % f %
Jenis kelamin
Perempuan 4 26.7 4 26.7
Laki-laki 11 73.3 11 73.3
Usia
16-25 tahun 2 13.3 3 20
26-35 ahun 0 0.0 1 6.7
36-45 tahun 3 20 4 26.7
46-55 tahun 6 40 3 20
56-65 tahun 4 26.7 4 26.7
Pendidikan
Tidak sekolah 2 13.3 0 0.0
SD 7 46.7 5 33.3
SMP 2 13.3 5 33.3
SMA 4 26.7 5 33.3
Pengalaman dirawat
Tidak 13 86.7 15 100
Iya 2 13.3

Tabel 2.
Tingkat Kecemasan (HRS-A) pre test-post test (n=30)
Kontrol Intervensi
Tingkat kecemasan Pre test Post test Pre test Post test
f % f % f % f %
Cemas ringan (14-17) 3 20 4 26.7 2 13.3 12 80
Cemas sedang (18-24) 12 80 11 73.3 13 86.7 3 20

Tabel 3.
Uji kolmogorov-Smirnov (n=30)
Variabel kolmogorov-Smirnov p-value Hasil
Pre test kontrol 1.880 0.002 Tidak Normal
Post test kontrol 1.755 0.004 Tidak Normal
Pre test intervensi 1.992 0.001 Tidak Normal
Post test intervensi 1.880 0.002 Tidak Normal

Tabel 4.
Uji mann whitney (n=30)
Pre test Post test
Kelompok Sig. (2-
Hasil Sig. (2-tailed) Hasil
tailed)
Kontrol dan intervensi 0.630 Ho diterima 0.004 Ho ditolak
Tabel 5.
Uji wilcoxon signed ranks (n=30)
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
Pengukuran
Sig. (2-tailed) Hasil Sig. (2-tailed) Hasil
Pre test dan post test 0.317 Ho diterima 0.002 Ho ditolak

PEMBAHASAN kontrol sebanyak 12 responden (80%) dan


Distribusi frekuensi kecemasan pre test pada kelompok intervensi sebanyak 13 responden
kedua kelompok sebagian besar memiliki (86,7%). Hal ini sesuai dengan penelitian
tingkat kecemasan sedang yaitu kelompok (Widyastuti, 2013). yang menyatakan bahwa

3
sebagian besar pasien yang pre operasi fraktur Pengaruh Inhalasi Aromaterapi Mawar
femur di RSO mengalami kecemasan sedang terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre
sebanyak 21 responden (65,62%). Operasi Fraktur Ekstremitas
Bersasarkan hasil uji mann whitney terhadap
Kecemasan merupakan perasaan individu yang perbedaan tingkat kecemasan pre test kelompok
normal bersifat subjektif, ditunjukkan dengan kontrol dengan intervensi menunjukkan
perilaku disfungsional akibat adanya terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang
perubahan, pengalaman hidup, mencari jati diri tidak signifikan dengan nilai p-value 0.630. Hal
dan makna hidup (Donsu, 2017). Seseorang ini memunjukkan bahwa responden antara
yang mengalami masalah kesehatan fisik akan kelompok kontrol dan intervensi mayoritas
mengalami perubahan dalam menjalankan memiliki tingkat kecemasan yang sama.
aktivitas sehari-hari. Selain itu juga dapat Sedangkan perbedaan tingkat kecemasan post
mempengaruhi pikiran, sehingga timbul stres test kelompok kontrol dengan intervensi
dan kecemasan. Kecemasan merupakan hal terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang
wajar yang muncul akibat adanya gangguan signifikan dengan nilai p-value 0.004. Hal ini
baik secara fisik maupun psikologis. Menurut berarti bahwa responden antara kelompok
Stuart (2007) manifestasi dari kecemasan yaitu kontrol dan intervensi memiliki tingkat
muncul perubahan respon fisiologis, perilaku, kecemasan yang berbeda. Berdasarkan
kognitif, dan afektif. Gejala yang muncul pada perbedaan nilai signifikansi tersebut
pasien pre operasi tergantung sikap setiap menunjukkan bahwa terdapat pengaruh inhalasi
individu dalam mempresepsikan kondisi yang aromaterapi mawar terhadap tingkat kecemasan
dialaminya (Stuart, 2007). pasien pre operasi fraktur ekstremitas.
Aromaterapi adalah salah satu metode terapi
Distribusi frekuensi tingkat kecemasan post test keperawatan yang menggunakan bahan cairan
pada kedua kelompok berbeda, pada kelompok tanaman yang mudah menguap atau dikenal
kontrol sebagian besar masih mengalami sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik
kecemasan yang sama yaitu sebanyak 11 lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk
responden (73,3%) mengalami cemas sedang. mempengaruhi suasana hati atau kesehatan
Pada kelompok intervensi tingkat kecemasan seseorang (Purwanto, 2013). Aromaterapi yang
cenderung menurun yaitu sebanyak 12 dapat digunakan salah satunya adalah bunga
responden (80%) cemas ringan. Berdasarkan mawar (Rose damascena). Rose damascena
hasil tersebut dapat disimpilkan bahwa pada mengandung vitamin C, A, B1, B2, B3, dan K,
kelompok intervensi yang diberikan inhalasi asam sitrat, asam malat, tannis, pektin,
aromaterapi mawar mengalami penurunan flavonoid, dan karotenoid (Bikmoradi et al.,
kecemasan lebih banyak dari pada kelompok 2016). Selain itu Balchim (2006) mengatakan
kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa Rose damascena mengandung zat-zat
Widyastuti (2013) yang menyatakan bahwa seperti citral, eugenol, geraniol, citronellol,
terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang farnesol, linalool, dan phenylethyl alcohol.
signifikan antara kelompok kontrol dan Aromaterapi mawar dapat diberikan dengan
kelompok intervensi setelah diberi aromaterapi beberapa cara salah satunya dengan cara
lavender. inhalasi yaitu dengan menghirup langsung.
Pemberian secara langsung ini memberikan
Pada kelompok kontrol terdapat satu responden efek yang lebih baik karena indra penciuman
yang mengalami penurunan kecemasan. Namun mempunyai kontak langsung dengan bagian
penurunan kecemasan yang dialami responden otak yang dapat merangsang efek dari
bukan penurunan yang signifikan dikarenakan aromaterapi. Penggunaan aromaterapi untuk
perbedaan jumlah skor antara pre test dengan kecemasan biasanya menggunakan aromaterapi
post test yang tidak terlalu jauh. Dimana jumlah dengan kandungan 5-10% essensial oil jika
skor pre test terdapat dibatas terendah penggunaannya dengan inhalasi, massage, dan
kecemasan sedang yaitu 18, sedangkan jumlah berendam. Akan tetapi jika digunakan untuk
skor post test dibatas tertinggi kecemasan ruang yang cukup besar aromaterapi yang
ringan yaitu 17. Perubahan tersebut dapat digunakan memiliki kandungan essensial oil
disebebkan oleh beberapa faktor salah satunya lebih banyak (Balchim, 2006).
adalah dukungan keluarga. Dukungan dari
keluarga dapat meningkatkan kepercayaan Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
individu untuk menghadapi kondisi seseorang. Fatmawati tentang pengaruh relaksasi progresif
dan aromaterapi lavender terhadap penurunan

3
kecemasan pada pasien pre operasi dengan
spinal anestesi (fatmawati & Maliya, 2016). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Penelitian dari Fatmawati menyimpulkan yang dilakukan oleh Widyastuti (2013) tentang
bahwa pemberian relaksasi progresif dan efektivitas aromaterapi lavender dalam
aromaterapi lavender dapat menurunkan menurunkan nyeri dan kecemasan pada pasien
kecemasan pada pasien pre operasi dengan pre operasi fraktur femur di RSO Surakarta
spinal anastesi. Selain itu juga penelitian oleh dimana hasil penelitiannya ini menyatakan
Farida menyimpulkan bahwa pemberian bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
aromaterapi lavender dan musik klasik dapat tingkat nyeri dan kecemasan pada pasien
menurunkan nyeri dan memberikan setelah diberikan aromaterapi lavender. Selain
kenyamanan (Farida & Maliya, 2019). itu didukung juga oleh penelitian dari Barati, F.,
Nasiri, A., Akbari, N., dan Sharifzadeh, G.
Penelitian lain yang juga dapat mendukung mengenai the effect of aromatheraphy on
penelitian ini yaitu penelitian oleh meneliti anxiety in patients. Penelitian ini dilakukan
tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap pada pasien hemodialisa dan didapatkan hasil
kecemasan dan tanda vital pada pasien akhir yaitu air mawar terasa mengurangi
preoperasi payudara. Penelitian ini kecemasan pasien hemodialisis. Karena itu,
menyimpulkan bahwa aromaterapi lavender inhalasiair mawar dapat meningkatkan kondisi
dapat menurunkan kecemasan pasien yang akan emosional dan spiritual pasien selama
menjalani operasi payudara. Selain itu juga perawatan hemodialisis (Barati et al., 2016).
penelitian yang dilakukan oleh Dehkordi AK,
Tayebi A, Ebadi A, Sahraei H, Einollahi B. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
(2017) meneliti tentang effects of aromatherapy sebelumnya oleh Hekmatpou mengenai the
using the damask rose essential oil on effect of aromatherapy with orange essential oil
depression, anxiety, and stress in hemodialysis on anxiety and pain in patients with fractured
patients. Penelitian tersebut menyimpulkan limbs admitted to an emergency ward.
bahwa pemberian aromaterapi mawar dapat Penelitian ini dilakukan pada pasien fraktur
menurunkan skala depresi, kecemasan dan stres limbs yang berada di ruang gawat darurat
pada pasien hemodialisa. sebanyak 60 pasien dan didapatkan hasil yaitu
aromaterapi jeruk dapat mengurangi nyeri dan
Efektivitas Inhalasi Aromaterapi Mawar kecemasan yang mengalami fraktur limb
terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre (Hekmatpou & Pourandish, 2017). Penelitian
Operasi Fraktur Ekstremitas Dagli tentang efek aromaterapi mawar terhadap
Berdasarkan hasil uji wilcoxon signed ranks kecemasan pada pasien pre operasi
terhadap perbedaan tingkat kecemasan pre test septorhinoplasty /rhinoplasty dan didapatkan
dengan post test pada kelompok kontrol hasil bahwa kecemasan pada pasien preoperasi
menunjukkan terdapat perbedaan tingkat septorhinoplasty /rhinoplasty dapat berkurang
kecemasan yang tidak signifikan dengan nilai p- dengan inhalasi aromaterapi mawar (Dagli,
value 0.317. Sedangkan pada kelompok 2019).
intervensi terdapat perbedaan tingkat
kecemasan yang signifikan dengan nilai p-value
0,002. Maka dapat disimpulkan bahwa SIMPULAN
pemberian inhalasi aromaterapi mawar dapat Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre inhalasi aromaterapi mawar terhadap tingkat
operasi fraktur ekstremitas. Kecemasan dapat kecemasan pada pasien pre operasi fraktur
memberikan efek negatif bagi keberhasilan ekstremitas.
perawatan dan pengobatan. Maka dari itu,
sangat penting untuk mengontrol tingkat DAFTAR PUSTAKA
kecemasan pasien (Dehkordi et al., 2017). Salah Balchim, M. . (2006). Aromatherapy Science: A
satu cara untuk mengurangi kecemasan yaitu Guide for Healthcare Professinals.
dengan menggunakan aromaterapi. Aromaterapi London: Pharamaceutical Press.
bisa didapatkan dari berbagai macam tanaman,
salah satunya adalah bunga mawar. Aroma Barati, F., Nasiri, A., Akbari, N., &
mawar dapat mempengaruhi sistem saraf pusat Sharifzadeh, G. (2016). The Effect of
dengan dua konstituen, yaitu citronellol dan Aromatherapy on Anxiety in Patients.
phenethyl alcohol, yang menghasilkan efek anti 8(5).
kecemasan (Kianpour, 2018). https://doi.org/10.5812/numonthly.38347
3
.Research Centers of Yazd. Iranian Journal of
Nursing and Midwifery Research, 23(5),
Bikmoradi, A., Harorani, M., Roshanaei, G., 395–401.
Moradkhani, S., & Falahinia, G. H.
(2016). The effect of inhalation Notoatmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian
aromatherapy with damask rose. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
https://doi.org/10.4103/1735-
9066.180380 Purwanto. (2013). Herbal dan Keperawatan
Komplementer. Yogyakarta: Nuha
Dagli, R. (2019). The Effects of Aromatherapy Medika.
Using Rose Oil (Rose damascena Mill)
on Preoperative nxiety: A Prospective Smelzer, & Bare. (2013). Buku Ajar
Randomized Clinical Trial. European Keperawatan Medical Bedah (8th ed.).
Journal of Integrative Medicine. Jakarta.

Dehkordi, A. K., Tayebi, A., Ebadi, A., Sahraei, Snyder. (2016). Complementary/ Alternative
H., & Einollahi, B. (2017). Effects of Therapies in Nursing 5th Edition (5th
Aromatherapy Using the Damask Rose ed.; R. Lindquist, ed.). New York:
Essential Oil on Depression , Anxiety , SPRINGER PUBLISHING COMPANY.
and Stress in Hemodialysis Patients : A
Clinical Trial. 9(6), 6–10. Stuart, G. . (2007). Buku Saku Keperawatan
https://doi.org/10.5812/numonthly.60280 Jiwa. Jakarta: EGC.
.Research
Suprajitno. (2016). Pengantar Riset
Donsu, J. D. . (2017). Psikologi Keperawatan. Keperawatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Widyastuti, Y. (2013). menurunkan nyeri dan
Farida, N., & Maliya, A. (2019). Pengaruh kecemasan pada pasien pre operasi
Aromaterapi Lavender Dan Terapi Musik fraktur femur di rs ortopedi prof . dr . r.
Klasik Terhadap Intensitas Nyeri Post 92–94.
Operasi Fraktur Di RS. Ortopedi Prof.
DR. R Soeharso Surakarta. Skripsi UMS. Winda, R., Nauli, F., & Hasneli, Y. (2014).
Retrieved from faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
http://eprints.ums.ac.id/eprint/70732 kecemasan pasien fraktur tulang panjang
pra operasi yang dirawat di rsud arifin
fatmawati, D., & Maliya, A. (2016). Pengaruh achmad pekanbaru. jom psik, 1(2).
Relaksasi Progresif dan Aromaterapi
Lavender Terhadap Penurunan
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi
Dengan Spinal Anestesi. Skripsi UMS.
Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/44898

Hekmatpou, D., & Pourandish, Y. (2017). The


Effect of Aromatherapy with Orange
Essential Oil on Anxiety and Pain in
Patients with Fractured Limbs Admitted
to an Emergency Ward: A Randomized
Clinical Trial. Central European Journal
of Nursing and Midwifery, 8(4), 717–
722.

Kianpour, M. (2018). The Effects of Inhalation


Aromatherapy with Rose and Lavender at
Week 38 and Postpartum Period on
Postpartum Depression in High-risk
Women Referred to Selected Health

Anda mungkin juga menyukai