Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA Tn. N DI RUANG CEMPAKA RSUD


dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif


Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Pendidikan
Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh :
Berkah Afif Udin
A01301731

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016
L[MBAR PENGESAHAN ('EMHIMBIN(;

Laporan Hasil Ujian Komprehensif'telah diterima dan di setujui oleh I'embimbing


Karya Tulis llmiah Diploma lll Keperawatan STIKES Muhommadlyah Gombong
pada:

Hariffanggal : 2 A,I.A<;~c"... ~<)\"


Ternpat : STIKES Muhammadiyah Gombong

Pembimbing

(Podo Yuwono, M.Kep. Ns, ewes)

It

Scanned by CamScanner
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUlJAN KEBlJTUnAN
OKSIGENASI PADA Tn. N DI RUANG CEMPAKA RSUD
dr. SOEDIRMAN KEBlJMEN

Yang dipersiapkan dan disusun oleh


Berkah AfifUdin A01301731

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 02 Agustus 2016

Susunan Dewan Penguji

1. Ike Mardiati, M. Kep Sp. Kep J

2. Podo Yuwono, M. Kep. Ns, ewes ( )

Mengetahui
am Studi Dill Keperawatan

Scanned by CamScanner
Program studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Agustus 2016
Berkah Afif Udin1, Podo Yuwono2,M.Kep.Ns.,CWCS

ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI PADA Tn.
N DI RUANG CEMPAKA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang: Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam tubuh manusia, oksigen
berperan penting dalam metabolisme sel. Kekurangan oksigen menyebabkan dampak yang buruk
bagi tubuh, jaringan vital seperti otak dan jantung tidak dapat bertahan lebih lama tanpa suplai
oksigen secara terus-menerus. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan untuk menjamin agar
dasar ok sigenasi dalam tubuh dapat terpenuhi. Dalam pembahasan masalah ke perawatan yang
muncul aat
s dikaji pada hari senin, tanggal 30 Mei 2016, pukul 11.00 WIB yaitu kl ien mengatakan
sesak nafas disertai batuk berdahak namun tidak bisa keluar dahaknya, pernafa san 28 x/menit,
saat diauskultasi terdengar bunyi wheziing. Diagnosa yang muncul adalah ketidakefektifan
bersihanjalan nafas, intervensi dan implementasi yang dilakukan memonitor ta nda-tanda vital,
megajarkan batuk efektif, memonitor status respirasi dan oksigen, memposisika n semi fowler,
mengauskultasi suara nafas paru. Evaluasi yang dilakukan selama dua hari, kli en mengatakan
sudah t idak sesak lagi dan dahak bisa keluar setelah dilakukan tindakan batuk efektif.
Rekomendasi dari berbagai teori dan jurnal tentang pemenuhan kebutuhan oksige nasi
fektifan
khususnya bersihan jalan nafas salah satunya adalah batuk efektif yang ma
ketidake mpu
membanturanpengelua
sputum secara maksimal.

Kata kunci: asuhan keperawatan, oksigenasi, batuk efektif.


1. Mahasiswa D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong
2. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

iv
Diploma III of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Nursing Care Report, August 2016
Berkah Afif Udin1, Podo Yuwono2,M.Kep.Ns.,CWCS

ABSTRACT
NURSING CARE OF FUILFILLMENT OXYGENATION NEED TO Mr. N IN CEMPAKA
WARD OF Dr. SOEDIRMAN’S DISTRICT HOSPITAL
OF KEBUMEN

Background: Oxygen is the most vitalbasic need oxygen in the human body, o xygen plays an
important role in cell metabolism. Lack off oxygen causes, the vital tissues such a s the brain and
heart ca n’t survive much longer without oxygen suplay continue. In the discus sion of nursing
problem s that arise when examined on monday, may 30, 2016 at 11.00 am patient said the patient
sometimes coughing but she can’t get out the sputum, respiratory rate x/min, w hen auscultated
sound wheziing. Diagnose that arise are ineffectiveness airway clearance, in tervention and
implementation conducted monitoring vital sign, teaches effective cough, mem onitory
ry and oxygen, a patient sleeping semi fowler position,the auscultation h
statuse respirato eard in
valuations
the lung breath. E are conducted over two days, the patient says is not dispneu, the
sputum cant with
bringeffective
ou cough techniques. Recommendations from the variou s
theories onandfulfillment
journals of ineffectiveness airway oxygenation especially one of the m
at cancough
is an effective help maximum
th expectoration.

Keyword: nursing care, oxigenation, cough effectivelly


1. U niversity Student Diploma III Of NursingMuhammadiyah Health Sciece
Institute Of Gombong
2. Lecturer Diploma III of Nursing Muhammadiyah Health Science Isntitute Of
Gombong

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.N Di
Ruang CEMPAKA RSUD dr. SOEDIRMAN KEBUMEN”. Sholawat serta salam
tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SA W
sehinggamendapat kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis penulis
Ilmiahungan dengan itu penulis menyampaikan
ini. penghargaan Sehub
asih yang
dan ucapan sebesar-besarnya kepada :
terimak

1. Ibu, Bapak, mbaku, masku yang telah membantu dan mendo’akan dalam
penyusunan karya tulis ini sampai selesai.

2. Esti dwi fitriasih yang telah membantu dan memberi semangat s elama proses
pembuatan penyusunan karya tulis ilmiah ini sampai kar ya tulis
lesaikan.
ini terse

3. Ter imakasih buat teman-teman saya: bang jefy, muntang, agus, hening, subuh,
azis, meta dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang sudah
ber sama-sama mencari ilmu selama 3 tahun ini sampai menda patkan gelar
Amd.kep.

4. Terimakasih kepada klien dan keluarga klien yang sudah mau bekerja sama
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

5. Ibu Arnika Dwi Asti M.kep selaku dosen pembimbing akademik

6. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah


Gombong.

7. Bapak Sawiji, S.Kep. Ns, M.Sc, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong.

vi
8. Bapak Podo Yuwono, M.Kep. Ns, CWCS, selaku pembimbing yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

9. Tim Penguji Komperhensif yang telah memberikan saran dan arahan.

10. Segenap Dosen dan Karyawan STIKES Muhammadiyah Gombong.

11. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah
memberikan saran sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari betul bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan dip erbaiki. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dike nmudian hari.
Harapapenulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semogaAllah SWT selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. A min.

Wassamualaikum Wr Wb

Gombong, 2 Agustus 2016

Berkah Afif Udin

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................... ii

Lembar Pengesahan Penguji ........................................................................... iii

Abstrak ............................................................................................................ iv

Kata Pengantar ................................................................................................ vi

Daftar Isi .......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
........... 1
A. Latar Belakang ..................................................................
........... 5
B. Tujuan Penulisan ...............................................................
........... 5
C. Manfaat Penulisan .............................................................
BAB II
KONSEP DASAR
........... 7
A. Oksigenasi ..........................................................................
........... 8
B. Faktor Yang Mempengaruhi ...............................................
........... 9
C. Terapi Oksigen ....................................................................
........... 10
D. Gangguan Oksigen ..............................................................
........... 10
E. Manisfestasi Klinis..............................................................
........... 10
F. Intervensi atau Tindakan .....................................................
BAB III RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian .................................................................................... 14
B. Analisa Data ................................................................................. 16
C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi .............................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN
A. Diagnosa I .................................................................................... 21
B. Diagnosa II ................................................................................... 23
C. Implementasi ................................................................................ 23
D. Analisa Tindakan........................................................................... 27

viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 30
B. Saran ............................................................................................. 31
LAMPIRAN
Daftar Puastaka
Askep Lifleat
Lembar Balik

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma merupakan penyakit jalan nafas, dimana trakea dan bronkus
berespon secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Proses inflamasi kronik
menyebabkan peningka tan hiperespons if ja lan napas menimb ulkan gejala
episodik berulang berupa wheez ng,
i sesak nafas ,dada erasa
t be rat, dan batuk
berdahak terutama pada malam hari (Wahid dan suprapto, 2013).

Asma adalah salah sa tu masa lah keseha tan, khusus nya masalah
pernafasan dise luruh dunia yang tidak hanya tersebar dinegara -negara maju
teta pi j uga dinegara-negara berkembang. Menurut da ta lapor an dari The
Gl obal Asthma Report pada t ahun 2014 dinyat akan bahwa perkiraan jumlah
pe nderit a asma disel uruh dunia adal ah 334 j uta orang, dengan angka
pre val ensi yang t erus bertambah dan diperkirakan akan teru s bertambah
me njadi 400 j uta orang dit ahun 2025 (Gl obal At sma Net work, 2014)

WHO memperkirakan saat i ni 100-1500 juta penduduk dunia tekena


penyak itasma .Jum ah
l ni
i akan erus
t bertambah 180.000 se tiap tahunnya.
Peningkatan preva lens i penderi ta asma dar i tahun ke tahun , akan terus
meningkat bila tidak dicegah dan ditangani dengan baik. Prevalensi penyakit
asma menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dibeberapa provinsi di
indonesia pada tahun 2013 antara lain sebagai berikut : Aceh 4,0%, Sumut
2,4%, Sumbar 2,7%, Riau 2,0%, Jambi 2,4%, Sumsel 2,5%, Bengkulu 2,0%,
Lampung 1,6%, DKI Jakarta 5,2%, Banten 3,8%, Jabar 5,0%, Jateng 4,3%,
Jatim 5,1%, Bali 6,2%, DIY 6,9%, Kalbar 3,2%, Kalteng 5,7%, Kalsel 6,4,
Kaltim 4,1%, Sulsel 6,7%, Sulteng 5,7%, Sulut 4,7%, Gorontalo 5,4%, Sulbar
5,8%, Papua 5,8%, Papua barat 3,6% (Oemiyati, 2010)

Prevelensi asma di provinsi jawa tengah mencapai 4,3% dari total


penduduk jawa tengah. Adapun rinciannya antara lain sebagai berikut:

1
2

Banyumas 4,5%, Cilacap 3,3%, Purbalingga 4,5%, Banjarnegara 4,5%,


Kebumen 3,6%, Purworejo 1,6%, Wonosobo 3,7%, Magelang 7,0%, Boyolali
7,0%, Klaten 5,4%, Sukoharjo 1,1%, Wonogiri 4,9%, Karanganyar 3,4%,
Sragen 3,0%, Grobogan 2,8%, Blora 1,4%, Rembang 3,3%, Pati 3,9%, Kudus
1,9%, Jepara 4,7%, Demak 3,1%, Semarang 3,9%, Temanggung 4,8%,
Kendal 1,7%, Batang 4,2%, Pekalongan 4,4%, Pemalang 5,6%, Tegal 8,3%,
Brebes 5,0%. Kabupaten banjarnegara sendiri menempati posisi ke-10
tebanyak dari penyebaran penyakit asma di jawa tengah bersama dengan
kabupaten banyumas , dan purbalingga (Riskesdas, 2013).

Beberapa pasien asma mempunya i cara yang ba ik da la m mengontrol


asma namun yang la innya be lum tentu bisa . Pas ien yang belum bisa
mengon rol
t asma , menyebabkan res ko
i menga am
l i eksaserb asi akut dan
menyebabkan aj an
l napas erganggu
t mem cu
i diagnosa ke tidakefektifan
be rsi han j al an napas. Asma akut merupakan kondisi darurat dan seringkali
pe nanganannya kurang berhasil (Hodder et al, 2010). Sehingga kondisi ini
akan meningkatkan kejadian masuk rumah sakit, lebih buruknya dapat terjadi
gagal napas dan kematian.
Pada keadaan darurat, t ujuan penat al aksanaan asma akut adalah
koreksi dan hipoksemi a, penanganan yang cepat obst ruksi j alan napas dan
penurunan napas yang terba ik ada lah dengan cara pemberia oksigen dan
pengoba an
t berulang (Pol art
l e ta l,2011). Oks gen
i diber kan
i minimal 94%
kedalam tubuh yang dianjurkan pada pas ien dengan penderi ta as ma (Pollart et
al, 2011).Pemberian oksigen dapat dilakukan melalui masker RM atau NRM
maupun kanul nasal sesuai dengan kebutuhan dari pasien itu sendiri.
Konsentrasi oksigen yang tinggi dalam pemberia terapi dapat menyebabkan
peningkatan kadar PCO2 dalam tubuh pada pasien dengan asma eksaserbasi.
Oksigen perlu dititirasi dalam pengobatan asma, dimana oksigen diberikan
hanya untuk pasien dengan hipoksemia, dalam batas normal yang mengurangi
hipoksemia tanpa meyebabkan hiperoksemia (Perrin et al, 2011). Walaupun
pemberia terapi oksigen digunakan secara sering dan luas dalam perawatan
3

pasien asma, pemberian oksigen seringkali tidak akurat, sehingga pemberian,


monitoring, dan evaluasi terapi tidak sesuai(Perrin et al, 2011).
Asma merupakan penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea
dan bronkus terhadap berbagai rangsang dan manisfestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang kuat dan derajatnya dapat berubah-ubah
secara spontan, karena penyempitan jalan nafas akan mengakibatkan
penumpukan secret dan bisa terjadi obstruksi jalan nafas, jika tidak segera
ditangani pasien akan kekurangan oksigen dan bisa berakibat gagal nafas
bahkan sampai menga lam i kema tian. (mut taqin, 2008). Ge ja la -gejala orang
yang terkena asma sanga t khas , yang terd iri a tas : wheez ing, hipe rsekresi, dan
bronkospasme. Tiga ge ja la tersebu t mungk in dapa t di jumpa i pa da seseorang
pe nderit a asma, t et api gej ala wheezing merupakan ge ja la pa sti seseorang
terkena asma Asma
. yang bera se a tu diserta
l l dengani hipoks ia,
meskipun sia erjadi
nos s baru i pada ahap
t t
akhir dan merupakan anda baha t
ya. gHipoksia
heba ka yan dak segera
t jidi angan
ti t
dan dak angsung i
dibe ti l
rikan
da oksigen
pender pa it
a asma dapa t kema an. O eh
menyebabkan ti l
karena itu pe
menuhan kebutuhan oks gen sanga ahi pent ng bagi
tl penderi
i a t
asma. Oks gen u sendiri merupakan sua u komponen yang s
i it
da am memproduks t fosfa (ATP) secara angat penting
mo ekul Adenos n Tr
di ah
l sumber bahan ibakar
l untuk se iagar idapa t berfungs se normal. ATP
adalP memberikan energ yang diperlukan
l oleh se untuk
t i cara optimal.
me akuk
ATrbaga akt n ra venai as sebaga fungs l
ubuh. l
Oks gen an keperluan
be i i t it i i t i adalah suatu
komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme . Oksigen
memegang penting dalam semua proses tubuh secara fungsional, tidak adanya
oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran
atau bahkan dapat menimbulkan kematian, oleh karena itu, kebutuhan
oksigen merupakan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh
(Fatmawati, 2009)
Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat
jaringan sampai dengan tingkat sel. kondisi ini terjadi akibat defisiensi
penghantar oksigen (Potter dan Perry, 2006). Oksigenasi merupakan proses
4

penambahan oksigen ke dalam sistem (kimia atau fisika). Penambahan


oksigen kedalam tubuh dapat dilakukan secara alami dengan bernafas.
Pernafasa atau respirasi merupakan proses pertukaran gas antara individu
dengan lingkungannya. Pada saat bernafas, tubuh menggirup udara untuk
mendapatkan oksigen dari lingkungan dan menghembuskan udara untuk
mengeluarkan karbondioksida ke lingkungan. Oksigen yang dihirup akan
diangkut melalui pembuluh darah ke sel-sel tubuh. Didalam sel-sel tubuh
oksigen akan dibakar untuk mendapatkan energi. Salah satu hasil pembakaran
tersebut adalah karbondioks ida . Karbondioks ida akan diangk ut pembuluh
darah ke paru-paru kemudin dikeluarkan dari tubuh (Lyndon, 2013).
Oksigen merupakan za t yang tidak berwarna dan tidak berbau yang
sanga dibutuhkan
t da am proses
l me abol sme tse dari
i has l, il
metabolisme ter
bentuk ah karbondioks da l energi a r Penambahani karbond
, , i .
ioksida
eb hi ba
yang
as mel
norma i da am ubuh
t akan memberikan
l d l t
ampak yangerhadap
rbahaya be akt vt as se i it
Pernapasan l.a au respiras a t i
dalah
rtukaran
prosesgas
pe antara ndividu dan ngkungan,
i fungsli utam i
a pernapasan adal oks gen agar dapai digunakan oleh
ah memperoleh t se -s l
el tubuh dan me
nge uarkan l oks da yang dihas
karbond i ikan oleh se Tubu
il l.
h mengambil
gen dari oksi li
ngkungan kemudian diangkut ke se uruh ubuh l t
melalui darah gpembakaran. l S sa pembakaran berupa karbond
una di akukan i
ioksida
ngkutakan dia
kemba li kel paru-paru
me a u darah l i untuk dike ua l
rkanngkungan
kembali sebaga
keli i iubuh. Kapas
s sa me abo sme t li as udara
t it
dalam paru- paru adalah 4.500-5000 ml (4,5-5 liter). Udara yang diproses
paru-paru hanya sekitar 10% atau kurang dari 500 ml, yakni yang dihirup
saat inspirasi dan yang dihembuskan saat ekspirasi (Mubarak dan Chayatin,
2007).
Kebutuhan dasar manusia merupakan suatu yang harus dipenuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Menurut “Hierarki Maslow”. Lima
kebutuhan dasar maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting
hingga tidak yang terlalu penting, adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi:
kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta
dan memiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
5

Kebutuhan dasar secara fisiologi merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi


dari pada kebutuhan yang lain diantaranya yaitu kebutuhan oksigenasi
(Andarmoyo, 2012).
Upaya yang paling penting dalam penyembuhan dengan perawatan
yang tepat merupakan tindakan yang utama dalam menghadapi pasien
penderita asma, untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan diharap
pasien dapat segera sembuh kembali. Penanganan yang utama pada penderita
asma adalah memenuhi kebutuhan oksigen. Kerja sama dengan tim medis
serta melibatkan pasien dan keluarga sangat diperlukan agar perawatan dapat
berjalan dengan lancar.
Berdasarkan pengkaji an karakt eristi k oksi genasi pada Tn. N dada
terasa sesak, nafas pendek, bernafas t ampak menggunakan otot bantu
pernafasan, terpasang oks igen tiga liter permeni t menggunakan nasal kanul.
Dan dari data tersebut maka penul is tertarik untuk mengamb il k asus tersebut
yang di tuangkan da lam kasus Karya Tu lis Ilm iah dengan judul Asuhan
Keperawa tan Pemenuhan Kebutuhan Oks genas
i i pada Tn. N di ruang
Cempaka RSUD Dr . Soedirman Kebumen .

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penul isan karya tu lis ilm iah ini a dalah untuk
mendiskripsikan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigen pada Tn.N
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan
komprehensif di Ruang Dahlia RSUD dr. Soedirman Kebumen.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan pemenuhan


kebutuhan oksigenasi pada Tn.N

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan


pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. N
6

c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan


pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. N .

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien pemenuhan


kebutuhan oksigenasi pada Tn. N .

e. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan


pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. N .

C. Manfaat Penelitian
a. Manfaat keilmuan
Dapat memberikan referensi, serta menambah wawasan tentang
penanganan terhadap kasus pemenuhan kebutuhan oksi genasi.
b. Manfaat aplikatif
1. Hasil karya tul is ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang penanganan tindakan keperawatan yang t epat terhadap klien
yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
2. Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan akan memberikan masukan
kepada rumah sakit, agar dapat memberikan tindakan keperawatan
yang tepat t erhadap kli en yang mengal ami gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi.
3. Has il karya tul is ilmiah ini diharapkan akan menjadi masukkan bagi
akadem is dalam rangka merumuskan intervensi keperawatan yang
tepat berkaitan dengan kondisi klien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
4. Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
melakukan inovasi tindakan keperawatan pada klien dalam memenuhi
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Apriyadi, (2013). Latihan nafas dalam dan batuk efektif. Jakarta: EGC.

Balitbang Kemenkes RI, (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.
GAN, ( 2014). The G lobal As thma Ne twork Repor t 2014 . Auckland, New Zealand:
Global Asthma Network. Halaman 20.

Holdder, et al, (2009). Management of Acute Ast hma i n Adult s i n The Emergency
Department: Nonventil at ory Management. J akarta: EGC.

Hidayat (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba


Medika.
Hajime, K, et all. (2006). Effectiveness of Cough Exercise and Expiratory Muscle
Training. A meta-analysi s volume 18.No .1
Herdman, (2012). Nursing Diagnosis: Definitions dan clasification 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Lyndon, (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusi a. J akarta: Binarupa Aksara.
Mubarak dan Chayati n, (2007) Buku Aj ar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi dalam praktek. Jakarta :Buku Kedokteran EGC.
Mutaqin arif, (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Novita herri, (2014). Perbedaan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Teknik Batuk Efektif pada Pasien Penyakit Paru
Obstruktif Kronik di Rumah Sakit Deli Serdang Lubuk Pakam. Jurnal
STIKES Medistra Lubuk Pakam vol.3, no 15.
Nugroho Agung & kristiani, (2011). Batuk efektif dalam pengeluaran dahak pada
pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di instalasi
rehabilitasi medik rumah sakit baptis kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis
kediri. Volume 4, no.2.
Oemiyati dan Alwi, (2009). Pemenuhan Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Penyakit Asma di Indonesia. Jakarta: EGC.
Perrin et al, (2011). Randomised controlled trial of high coce titrated oxygen
therapy in severe exacerbations of asthma. Jakarta : EGC.
Potter et all, (2006). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan: EGC.
Smeltzer, (2008). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: bina
rupa aksara publisher.
Suryono, (2011). Buku Ajar Penyakit dalam (edisi 3). Jakarta: Pusat Penerbit.
Trabani, (2010). Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: TIM
Wahid, & Suprapto, (2012). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : Nuhu
Medika
Warto nah, (2006). Kebutuhan Dasar Manusi a dan Proses Keperawatan, Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika
Yowo no et all, (2009). Buku Ket rampil an Dasar Keperawatan KDM. Sekolah
Tinggi Ilmu Kes ehat an Muhammadiyah Gombong.
LAPORAN PENDAHULUAN

ASMA BRONKHIAL

DISUSUN OLEH :

BERKAH AFIF UDIN

A01301731

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016
LAPORAN PENDAHULUAN

ASMA BRONKHIAL

A. Pengertian
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara
spontan maupun sebagai hasil pengobatan Muttaqin, Arif: 2008
Asma bronchial adalah penyakit inflamasi obstruktif yang ditandai oleh
spasme otot-otot polos dalam dinding saluran udara bronchial (spasme
bronkus).Spasme bronkus ini menyempi tkan ja lan nafas , sehingga m embuat
pernafasan menjadi sul itdan menimbu kan
l buny imengi As
. h,
i N iluh Gede
Yasmin: 2004
Asma bronchial adalah inflamasi pada jalan nafas. Pasien-pasien
mengalami episode batuk, mengi, dada terasa seperti diikat, dan/atau dispnea
(sesak nafas), yang sering memburuk saat malam atau pagi hari. Terdapat variasi
keparahan dan frekuensi serangan. Asma dapat didefinisikan sebagai “Peningkatan
responsivitas bronkus terhadap berbagai stimulus, bermanifestasi sebagai
penyempitan jalan nafas yang me luas yang keparahannya berubah se cara spontan
maupun berbagai akibat pengobatan”. J.P.T. Ward, Richard M. Leach, Charles M.
Wiener: 2006

B.Penyebab
Asma dapat digolongkan sebagai asma ekstrinsik, yang memiliki penyebab
eksternal pasti, dan asma intrinsik, yang tidak memiliki penyebab eksternal yang
dapat didentifikasi. Asma ekstrinsik sering terjadi sebagai akibat respons alergik,
dengan terbentuknya antibody IgE terhadap antigen spesifik (asma alergik atau
atopic) dan cenderung mulai pada masa kanak-kanak dengan gejala-gejala yang
semakin kurang berat seiring pertambahan usia; 80% penderita asma adalah
atopic. Asma intrinsic,biasanya terjadi pada orang dewasa dan tidak membaik
1. Faktor ekstrinsik / alergik
Reaksi antigen-antibodi : Karena intalasi allergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-
bulu, binatang).
2. Faktor intrinsik / non alergik
- Infeks i :Influenza virus ,pneumonia ,mycop asmal .
- Fisik : Cuaca dingin, perubahan temperature.
- Iri an
t :K m i ai ,polus iudara (co, udara ,asap rokok, parfum).
- Emosional : Takut, cemas, tegang.
Aktifitas yang berlebihan juga dapat menjadi factor pencetus asma bronchial
berhubungan dengan factor :
a. Heredit as (50%)
b. Ke jiwaan / psi kis
c. Stress fisik

C. Tanda dan Gejala

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan


gejalaklinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,
gelisah, duduk dengan menyangga kedepan, serta tanpa otot-otot bantu pernfasan
bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronchial ini adalah sesak nafas,
batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri dada. Gejala-gejala
yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,
hyperinflasi dada tachicardi dan pernafasan cepat dangkal. Serangan asma
bronchial seringkali terjadi pada malam hari.Dispnea yang bermakna.
- Batuk, terutama dimalam hari.
- Pernapasan yang dangkal dan cepat.
- Mengi yang dapat terdengar pada auskultasi paru. Biasanya mengi terdengar
hanya saat ekspirasi, kecuali kondisi pasien parah.
- Peningkatan usaha bernafas, ditandai dengan retraksi dada, disertai
perburukan kondisi, napas cuping hidung.
- Kecemasan, yang berhubungan dengan ketidakmampuan mendapat udara
yang cukup.
- Udara terperangkap karena obstruksi aliran darah, terutama terlihat selama
ekspirasi pada pasien asma. Kondisi ini terlihat dengan memanjangnya waktu
ekspirasi.Diantara serangan asmatik, individu biasanya asimtomatik. Akan
tetapi, dalam pemeriksaan perubahan fungsi paru mungkin terlihat bahkan
ian ara
t serangan pada pas en
i yang mem iliki asma pers si en.
t Co rwin,
Elizabeth j: 2009

D. Komplikasi
Status asmatikus adalah keadaan spasme bronkiolus berkepanjangan yang
mengancam jiwa yang tidak dapa t dipul ihkan dengan pengoba tan da pat terjadi
pada beberapa individu. Pada kasus ini, kerja pernapasan sangat meningkat.
Apabi al kerja pernapasan meningka t,kebu uhan
t oks gen
i uga
j men ni gkat. Karena
individu yang mengalami serangan asma tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen
normalnya, individu semakin tidak sanggup memenuhi kebutuhan oksigen yang
sangat tinggi yang dibutuhkan untuk berinspirasi dan berekspirasi melawan
spasme bronkiol us, pembengkakan bronkiolus, dan mucus yang kental. Situasi ini
dapat menyebabkan pneumothoraks akiba t besarnya t ekanan untuk melakukan
ventilasi. Apabila individu kelelahan, dapat terjadi asidosis respiratorik, gagal
nafas, dan kematian. Corwin, Elizabeth J:2009

E.Patofisiologi
Serangan awal asma dapat terjadi pada masa kanak-kanak atau dewasa,
episode asma akut, yang disebut sebagai serangan asma dapat dicetuskan oleh
stress, olahraga berat, infeksi, atau pemajanan terhadap allergen atau iritan lain
seperti debu dan sebagainya. Banyak klien asma dalam keluarganya mempunyai
riwayat alergi. Dispnea adalah gejala utama asma, tetapi hiperventilasi, sakit
kepala, kebas, dan mual juga dapat terjadi.
Serangan asmatik terjadi akibat beberapa perubahan fisiologi termasuk
perubahan dalam respons imunologi, res is tensi jalan udara yang meningkat,
kompl ans
i paru yang meningka t,fungs mukos
i aris
il yang menga am
l i kerusakan,
dan pertukaran oks gen-karbon
i i yang berubah.
dioks da

Asma imunologis adalah akibat dari reaksi antigen-antibodi yang melepaskan


mediator kimi awi, dimana medi at ort ersebut menyebabkan 3 reaksi utama;
(1) kons riks
t iotot polos ba ki pada aj an
l nafas yang kec il maupun yan g besar,
yangakiba
mengkan spasme
t bronkus ;
(2) peningkatan permeabilitas yang mengakibatkan edema mukosa yang lebih jauh
lagi menyempitkan jalan udara;
(3) peningkatan sekres i ke lenjer mukosa dan meningka tkan pembent ukan lendir.
Sebagai akibat, indiv idu dengan serangan asma ber juang untuk berna pas melalui
jalan nafas yang t el ah menyemp it dan da lam keadaan spasme .As ih, Niluh Gede
Yasmin : 2004

F.Pathway
G. Pengobatan
Pengobatan Nonfarmakologi
a. Penyuluhan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang
penyakit asma sehingga klien secara sadar menghindari faktor-faktor
pencetus, menggunakan obat secara benar, dan berkonsultasi pada tim
kesehatan.
b. Menghindari factor pencetus.Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus
serangan asma yang ada pada lingkungannya, diajarkan cara menghindari dan
mengurangi factor pencetus, termasuk intake cairan yang cukup bagi klien.
c. Fisioterapi, dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mucus. Ini
dapat dilakukan dengan postural drainase, perkusi, dan fibrasi dada.
Pengobatan Farmakologi
a. Agonis beta: metaproterenol (alupent, metrapel). Bentuknya aerosol, bekerja
sangat cepat, diberikan sebanyak 3-4 x semprot, dan jarak antara semprotan
pertama dan kedua adalah 10 menit.
b. Metilxantin, dosis dewasa diberikan 125-200 mg 4 x sehari. Golongan
metilxantin adalah aminofilin dan teofilin. Obat ini diberikan bila golongan
be at agonis tidak memberikan has ilyang memuaskan.
c. Kortikosteroid. Jika agonis beta dan metilxantin tidak memberikan respons
yang ba k,harus
i i eroid.
diberikan kort kos t t di da am
S ero l bentuk aerosol
engan dos si 4 x sempro t ti .
ap hari Pemberian t
s eroid l an
da am j gka yang lama
mempunyai efek samping, maka klien yang mendapat steroid jangka lama
harus diawas dengan
i ke at
Kromol n dan t. Iprutropioum brom de (a roven). Kromo n merup
d. i i t li akan obat
encegah asma khususnya untuk anak-anak. Dos s Iprutropioum
p i Bromide
iber kan 1-2 kapsul 4 x sehari (Kee dan Hayes 1994). Mut aqin
i , t ,Arif: 2008

riksaan Penunjang
H. Peme
ngukuran Fungs Paru (Spirome ri)
1. Pe i t
Pengukuran ni di akukan sebe um dan sesudah pemberian b
i l l ronkodilator
rosol golongan adrenerg c.Peningka an FEV a au FVC sebanya
ae , i t t k lebih dari
20% menunjukkan diagnosis asma.
2.Tes Provokasi Bronkhus
Tes ini dilakukan pada spirometri internal. Penurunan FEV sebesar 20% atau
lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90% dari maksimum
dianggap bermakna bila menimbulkan penurunan PEFR 10% atau lebih.
3.Pemeriksaan Kulit
Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa Gas Darah (AGD / Astrup).
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia,
hiperkapnea,dan asidosis respiratorik.
b. Sputum
Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan asma yang berat,
karena hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan transudasi dari edema
mukosa, sehingga terlepaslah sekelompok sel-sel epitel dari perlekatannya.
Pewarnaan grampenti ng untuk meli hat adanya bakteri, cara t ersebut kemudian
i kut
i ikul ur
t dan uj ires si ens
t i erhadap
t beberapa ant biot
i ci
c. Sel eosinofil
Sel eosinofil pada klien dengan status asmatikus dapat mencapai 1000-
1500/mm 3 ba ki asma ntrins
i ci a aupun
t eks rins
t ik, sedangkan hi tungan
osenofi
sel i norma
l antara
l 100-200/mm.Perba kan
i fungs paru
i dise ratai p
t enurunan
j hil ungi enisl se eos nofi menunjukkan
t t pengoba
lah tepat.an e
d. Pemer iksaan darah rut in dan kim ia .
Jumlah se l leukos it yang lebih dari 15.000/mm terjadi karena ada nya infeksi.
SGOT dan SGPT meningka t disebabkan kerusakan ha tiakiba thi poksia atau
hiperkapnea Se eosl nofii padal kl en dengan
i t t kus da ti
s a us asma pat
mencapai
000-1500/mm3 ba k asma ntrins c a aupun eks rins k, sedangk
1e eos nofi norma antara100-200/mm.Perba
i i i t kant fungs
i paru di an
hitungan
enurunans hi
l ung
i enis
l se eos
l nofi menunjukkan pengoba
i an e i
sertai p t j l i l t t lah
tepat.
4. Pemeriksaan Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi pada klien dengan asma bronchial biasanya normal,
tetapi prosedur ini harus tetap dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya proses patologi diparu atau komplikasi asma seperti pneumothoraks,
pneumomediastinum, atelektasis, dan lain-lain. Muttaqin, Arif: 2008

I.Pengkajian
Assessment
1. Keluhan utama
Keluhan utama meliputi sesak nafas, bernafas terasa berat pada dada, dan adanya
keluhan sulit untuk bernafas
2. Riwayat penyakit saat ini
Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan terutama dengan keluhan
sesak nafas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain
seperti wheezing, penggunaan otot bantu pernapasan, kelelahan, gangguan
kesaaran, s anos
i si ,dan perubahan tekanan darah.Perawa t perlu men gkaji
n obat-
obatayang biasa dim num
i kl eni dan memeriksa kemba li
se ap
ti eni
j s obat apakah
masih relevan untuk digunakan kembali
3. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderit a pada masa-masa dahulu seperti adanyainfeksi
saluran pernapasan a tas , sakit t enggorokan, amandel, si nusiti ,s dan olip
p hidung.
Riwayat serangan asma, frekuensi, waktu, dan alergen-alergen yang dicurigai
sebaga ipence us
t serangan, serta riwaya tpengoba an
t yang di akukan
l untuk
meringankan ge aj al asma .
4. Riwayat penyakit keluarga
Pada kli en dengan serangan asma perlu dikaji t entang riwayat penyakit asma atau
penyakit alergi yang lai n pada anggota ke luarganya karena hipersens itivitas pada
penyakit asma i ni l ebih dit entukan oleh fakt or geneti k dan li ngkungan.
5. Pemeriksaan fis ik
a. Keadaan umum
Perawat juga perlu mengkaji tentang kesadaran klien, kecemasan, kegelisahan,
kelemahan suara bicara, denyut nadi, frekuensi pernapasan yang meningkat,
penggunaan otot-otot bantu pernapasan, sianosis, batuk dengan lender lengket,
dan posisi istirahat klien.
b. Inspeksi
Pada klien asma terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan,
serta penggunaan otot bantu pernapasan. Inspeksi dada terutama untuk melihat
postur bentuk dan kesimetrisan, adanya peningkatan diameter anteroposterior,
retraksi otot-otot interkostalis, sifat dan irama pernapasan, dan frekuensi
pernapasan.
c. Palpasi
Pada palpasi biasanya kesimetrisan, ekspansi, dan taktil fremitus normal.
d. Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma
menjadi datar dan rendah.
e. Auskul as
t i
Terdapat suara vesi kuler yang meningkat disertai dengan ekspirasi lebih dari
empa tde tik a au
t lebih dar i tiga ka li inspirasi, dengan adanya bunyi napas
tambahan utama wheezing pada akhir ekspirasi.
J. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan spasme bronkus.
3. Keti i
dakse mbangan nutris i:kurang dar kebutuhan
i t
ubuh berhubun gan dengan
tidak mampu mengabsorbs i makanan karena fac tor biolog i.
4. Cemas berhubungan dengan ancaman kematian (ketidakmampuan untuk
bernapas).
5. Kurang penge ahuan
t i berhubungan dengan m si nterpre
(spes fik) i at si
informasi. Nan :
a 2005-2006 .

Intervensi
a. Dx 1:
1. Buka jalan nafas
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
5. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
6. Auskultasi suara nafas
7. Berikan bronkodilator bila perlu
8. Monitor respirasi dan status O2
b. Dx 2:
1. Buka jalan nafas
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
4. Auskul as
t isuara nafas
5. Berikan bronkodilator bila perlu
6. Monitor respirasi dan status O
7.Catat pergerakan dada
8. Monitor suara nafas: bradipnea, takipnea, hiperventilasi.
9. Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis)
10. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasi
c. Dx 3:
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaboras idengan ahl igiz iuntuk menentukan um
j ah
l ka or
l idan n utrisi
yang di
butuhkan pasi en
3. Anjurkan pas en
i untuk meningka kan
t prote ni dan vi am
t ni C
4. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
5. Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian
6. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
7. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
d. Dx 4:
1. Identifikasi tingkat kecemasan
2. Ajarkan tekhnik relaksasi
3. Pertahankan lingkungan yang terang
4. Ajarkan untuk ekspirasi perasaan secara verbal
5. Informasi tentang pengobatan, perawatan dan pasien
6. Jelaskan prosedur yang dilakukan.
7. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
e. Dx 5:
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses yang
spesifik
2. Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyaki
3. Gambarkan proses penyakit
4. Identifikasi kemungkinan penyebab
5. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi
6. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
kompl kas
i idimasa yang akan da ang
t a au
t proses pengontro an
l penya kit.
7. Instruks ikan pas ien mengena i tanda dan ge ja la untuk me laporkan pada pemberi
perawatan kesehatan dengan cara yang tepat.
Nana (N ci & Noc): 2007-2008

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jilid I.Jakarta: Salemba Medika.
Asih, Niluh Gede Yasmin. 2004. Keperawatan Medikal Bedah: Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Cetakan I. Jakarta: EGC.
J.P.T. Ward, J. Ward, R.M. Leach, C.M. Wiener. 2006. The Respiratory System at a
Glance. 2nd ed.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Ed. 3. Jakarta: EGC.
NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and classification 2005-2006, NANDA
Internationa ,Phi
l ade
l phia
l ,2005.
Diagnosa NANDA (NIC & NOC). 2007-2008.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

ASMA BRONKHIAL

Di Susun oleh:

BERKAH AFIF UDIN

A01301731

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik : Asma

Sub Topik : Penyakit dan Perawatan Asma

Hari, Tanggal : Selasa, 31 Mei 2016

Waktu : 09.00 – 09.20 WIB (20 Menit)

Tempat: Ruang empaka RSUD Kebumen

Sasaran : Tn.N dan keluarga

Penyuluh : Berkah Afif Udin

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukakn tindakan pendidikan kesehatan tentang Asma, diharapkan
pasien dan keluarga dapat menjelaskan tentang Asma.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan perkul ahan
i es ama
l 1x20 men it,diha apkan
r :
a. Pa en dapa menyebu kan penge an A ma dengan benar minimal 80%.
si t t rti s
b. Pasien dapat menyebu tkan penyebab Asma dengan benar.
c. Menyebutkan kemba li ge ja la dari penyaki t A sthma den ga benar tanpa
diberitahu
d. Pasien dapat menyebu tkan penatalaksanaan Asma dengan benar.

B. Materi : Terlampir

C. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

D. Media : Lembar balik dan Leaflet

E. Strategi Pelaksanaan

NO KEGIATAN PENYULUH KLIEN


1. Pembukaan 1) Mengucapkan salam Menjawab salam
2) Memperkenalkan diri
( 5 menit ) Menerima dengan baik
3) Menjelaskan tujuan
Menyimak dengan baik

2. Kegiatan Inti 1) Menjelaskan materi


Menyimak dengan baik
( 10 menit ) tentang Konsep Asma
2) Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3) Menjawab pertanyaan Mengajukan beberapa
yang diajukan pertanyaan
Menyimak dengan baik
1) Mengulang kembali
materi yang

3. Penutup disampaikan dengan


Mampu menjawab
( 5 menit ) mengajukan pertanyaan
2) Mengucapkan salam pertanyaan yang diajukan

Menjawab salam

F. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
b. Peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan

G. Evaluasi Hasil
a. Pasien dapat menyebutkan pengertian Asma dengan benar minimal 80%.
b. Pasien dapat menyebutkan penyebab Asma dengan benar.
c. Menyebutkan kembali gejala dari penyakit Asthma denga benar tanpa diberitahu
d. Pasien dapat menyebutkan penatalaksanaan Asma dengan benar.
H. Referansi
Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplast y Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat. Jakrta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapi at Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3 . Jakarta: Media Aesculapius
Suyono, Slamet. 2001. Ilmu penyakit dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
ASMA

A. Definisi
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trakea
dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan
jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai
hasil pengobatan Muttaqin, Arif: 2008

Asma bronchial adalah penyakit inflamasi obstruktif yang ditandai oleh spasme otot-
otot polos da am
l dinding as uran
l udara bronchia l(spa me
s bronkus).Spa sme bronkus
ini menyem
p kan
it a anj lnafa ehingga
s, s membua pernafa
t an smen ad j uli s it dan
menimbulkan buny imengi A h, N il
. si uh Gede Ya m
s n:
i 2004

Asma bronchial adalah inflamasi pada jalan nafas. Pasien-pasien mengalami


episode batuk, mengi, dada terasa seperti diikat, dan/atau dispnea (sesak nafas), yang
sering memburuk saat malam atau pagi hari. Terdapat variasi keparahan dan frekuensi
serangan. Asma dapat didefinisikan sebagai “Peningkatan responsivitas bronkus
terhadap berbaga i stimulus , be rman ife sta si sebaga i penyempi tan ja lan na fas yang meluas
yang keparahannya berubah ecara
s pontan
s maupun berbaga iakiba t
pengobatan”. J.P.T. Ward, Richard M. Leach, Charles M. Wiener: 2006

B. Etiologi

1.Faktor dari luar / alergi

Reaksi antigen-antibodi : Karena intalasi alergi (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu, binatang).

2. Faktor dari dalam / non alergi

- Fisik : Cuaca dingin, perubahan temperature.


- Iritan : Kimia, polusi udara (co, udara, asap rokok, parfum).
- Emosional : Takut, cemas, tegang.
3. Aktifitas yang berlebihan

C. Tanda dan Gejala


a. Sesak nafas (RR >24 x/menit)
b. Adanya suara mengi dan wheezing
c. Nafas cepat dan dalam
d. Kadang disertai nyeri dada
e. Gelisah
f. Batuk

D. Pencegahan
1. Hindari faktor pencetusnya
2. Hindari emosi berlebih, stres
3. Olahraga ringan tapi teratur
4. Konsumsi sayuran dan buah

E. Penanganan Saat Kambuh


a. Tenangkan penderita
b. Bantu penderita untuk duduk
c. Bantu pende rita untuk mengambi loba t
d. Hindarkan pende rita dari sumbe ra el gr i
e. Jangan memaksa penderita untuk tidur terlentang
f. Jika bertambah buruk segera bawa ke pe layanan medi s
Asma???
Pengertian Penyebab
Asma bronchial adalah suatu penyakit 1.Faktor dari luar / alergi
dengan ciri meningkatnya respons trakea Reaksi antigen-antibodi : Karena intalasi
DISUSUN OLEH :
dan bronkus terhadap berbagai alergi (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu,
BERKAH AFIF UDIN
A01301731 rangsangan dengan manifestasi adanya binatang).

penyempitan jalan nafas yang luas dan


2. Faktor dari dalam / non alergi
PRODI DIII KEPERAWATAN derajatnya dapat berubah-ubah secara
Fisik : Cuaca dingin, perubahan
STIKES MUHAMMADIYAH spontan maupun sebagai hasil temperature.
GOMBONG pengobatan Muttaqin, Arif: 2008 Iritan : Kimia, polusi udara (co,
udara, asap rokok, parfum).
2016
Emosional : Takut, cemas, tegang.
Aktifitas yang berlebihan

e.
h.
D. PENCEGAHAN
Tanda dan gejala Penanganan saat kambuh
a. Sesak nafas (RR >24 x/menit)
b. Adanya suara mengi dan Tenangkan penderita
Hindari faktor pencetusnya
wheezing
Bantu penderita untuk duduk
c. Nafas cepat dan dalam 2. Hindari emosi berl ebi h, stres
d. Kadang disertai nyeri dada
3. Olahraga ri ngan tapi teratur
e. Gelisah
Bantu penderita untuk
f. Batuk 4. Konsumsi sayuran dan buah
mengambil obat

Hindarkan penderita dari sumber


5.Hindari makanan yang istan alergi

Jangan memaksa penderita untuk


tidur terlentang

Jika bertambah buruk segera


bawa ke pelayanan medis

e.
h.
APA ITU ASMA????
PENGRT IAN
Asma bronchial adalah penyakit inflamasi obstruktif yang
ditandai oleh spasme otot otot
- polos dalam dinding saluran udara
bronchial (spasmebronku s)
.Spasme bronku sin m
i enyempitkan
jalan nafas, sehingga membuat pernafasan menjadi sulit dan
menimbulkan bunyi mengi. A ih
s ,Niluh Gede Ya m
s in: 2004
PENYEBAB
1.Faktor ekstrinsik / alergik
Reaksi antigen-antibodi : Karena intalasi allergen (debu, serbuk-serbuk,
bulu-bulu, binatang) .
2. Factor intrinsik / non alergik
- Fisik : Cuaca dingin, perubahan temperature.
- Iritan : Kimia, polusi udara (co, udara, asap rokok , parfum).
- Emosional : Takut, cemas, tegang.
Aktifitas yang berlebihan juga dapat menjadi factor pencetus asma :
a. Hereditas (50%)
b. Kejiwaan / psikis
c. Stress fisik
TANDA DAN GEJALA
Gejala klasik dari asma bronchial ini adalah sesak nafas, batuk, dan pada sebagian
penderita ada yang mer asa nyeri dada. Gejala -gejala yang timbul mak in banyak, antara lain
: silent chest, sianosis, ga
ngguan kesadaran, hyperinf al sidada achicardi
t dan pernafasan
cepat dangkal. Seranganbronchial
asma s
eringkal erjadi t pada imalam hari .
- Batuk, terutama dimalam hari.
- Pernapasan yang dangkal dan cepat.
- Mengi yang dapat terdengar pada auskultasi paru. Biasanya mengi terdengar
hanya saat ekspirasi, kecual kondi
i sipas en
i parah.
- Peningkatan usaha bernafas, ditandai dengan retraksi dada, disertai perburukan kondisi,
napas cuping hidung.
- Kecemasan, yang berhubungan dengan ketidakmampuan mendapat udara yang cukup.
- Udara terperangkap karena obs truks i al iran darah, terutama terl iha t selama
ekspirasi pada pasien asma. Kondisi ini terlihat dengan memanjangnya waktu
PENANGANAN KETIKA KAMBUH
DIRUMAH
1. TENANG KAN PENDERITA
2. BANTU P ENDERITA UNTUK DUD UK
3. BANTU P ENDERITA UNTUK MENG AMBIL
OBAT
4. HINDAR I PENDERITA DARI SUM BER ALERGI
5. JANGAN MEMAKSA PENDERITA U NTUK
TIDUR ERLNTANG
6. T JIKA RTAMBAH BURUK SEGER A BAWA KE
BE
PELAYANAN MEDIS
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
- -- --- --- - ----- ---:- - .... --.--.-
~, vo~ ~(/YO~G-" ~J~\.(ru
~t~~f.Av, LA~~ : \,lIlt"" ~f'tyl"(..&w1 SA + ~IV'-1-~t-, ~1t.RY' -"'"r J(
'1 /. ~~ l--t(.4~i Nl(t"J7tA~(.,.J."" ~f.nro .t.n l,~n ~t:.1't
~ '}'<1~ ~ ~f U~;
~o.~ ddl.(.,l~ :.. \.<-11,.., f'V'.fttdvtrttv..lIIltl ~~aJ ~ M /'yI.<At\), h4'"
~~vilt S~~ri
~. 'f'olc.. \to~r1\~G\~

S(~ltA~ ~01~4 ._ '.A,\t,tl/l ~~~V\ ~V-'" kt't,.,(1~v~\ \r~~

~~~ (tIL\.t.t
~V\~t-.-~1I'
" WIu-y1 f(\{Vl'~J!(,.,I\'"
~""u~6"lM ~WP'
~t'lvO~I~~
~ ~~Il~ ~V1 ~~C ~~~JlJvAV1 \;,..~
\.n~ - -_.-
\0. ~l(.4 Yf(r (~ - ---_
~~LIAW1 ~~~ _ ; ~It{tl 'V\~'1V1i~ ka~~~ I~ ewv' ~~ ---
~holCl1r r W,1~ _
- -- __>~V\c\- _ ~. _ -_:_\t\u.(tI ~, ..h.(,..",,,, \"VO]"M<It l~L""' .. J.~
-- .J1.l()_~ ~\,~ Lc.~.t.V._
l~ ~ \"'~ .I., ~V~.i..lP~,---
\1. "oJi'- Jl~CA~_ _ _ _ _

~-----------
~..e.h_t-~IA~~C1\Wr :
ull-eVt
~JL(v\
-~~(,AJc..
-/vuY'-'3~+~V-~V'
'_~.1.~\M ~---
d'~ Jl&1 "v~~h.,_~,"M'"\j
~\Mo~ .J\ont()r ru~t:L--th~·
1I ~~etq.U~.f_~ _ " v.h<t\ Mt ~,,"+J1"'-~ hlAt"~~
,~ ._~-,,-\..k~h:l~~t_~~ _
12. pol"" \u~YJa'-- _. _
~re"'_¥W.\Ak~ ~O'lHt ltllU1 I ~t1~~~f-h~~-~"..J.,l(j~"1x----
_-+- ~~U"-} ~~\,_ _ • _

Its ~l~

\1- fOl~ \1_£*,.._ _


--f------J..;\~~...._.klU_~ ; ,W"""ktVl ~(A~~®\ 6~~~
;- ~~~~b~~~~--~~~~\----- ~-----
-+---~ ~JJnu-\ ----<-_.U""-'-"\t-V\~~~L~ ~t'\-~
.-- ~~n~~~~~----~ --------------

I
~
I

.'
Scanned by CamScanner
'2. 0 ~ "f I~ (;) ~) t KTl~

(1. ~{rtlH\\"..~~"1I1 \A~~


kt._g)kWl \A~v.W' : ~(~
\4-~~~ r "'tV" ~ (u r- fl"S ""'' h .,
-10 ", Ol.:l ho Ih~~.)
~~l1 _ ", a1t{~t'<1d
tJl ~ )9'1- (rN.Vh+
• 0
\~ ~ _ _ • ') c I t., C'

!·_le~er (~Sac.Yl ~Ik__ -


¥L¥o'lt.1 ; tv\t\~'-· ~~ \lI'h~w. I~'~"I~~~-(/\1(A \V.'.t.CiI

_ frM_.\-zA ~'·vt.dr.L~ t ll-lIllJ"'~ hVI\ ~hli~ht~ I ~~ \~"- ~t1jw- ~Y1(..


_J\l~X') :~tt~f I ~~1\A~/;\\,.1P1Yl n.~\-'\",-W ~(,.(
_]_L {~ _ -- - -
.-+ ;",,;,,;fn:.:.;,_ul:.......l.d : ~",\., I '\:dJl~. ~ 1~~:Y ~~.e- ~(' I -td",l II'J._4 f-<to1 k 1It4' ~
. -=~::..=..:.~~~--:~J..::.~ ---- .

-~!-<~\'VlUV\ 'J ~'(t'l.t~n 'J.~ l~~ ~_i._~_st~~~ I .h_~ <.J. ¥"1 ~ ~~lI-~Vl
I)\~t ~~._~rJ~.t_._ . _
: bE'~~I~, <h~k AJ~_.~.t~b~Av~tI\. _~I.(t'\~~-1~tl
---- ------ - -
--f----..;I~ lLJ~~~~~:
...... ~hL~ _lyr_1lS 1l~~{... ~Wt~AL__
--+ . ~\th); :. 1"~ ~urllt, ~)_~\,. -k.rt..:1.1L _
_ + fct\n-t<M ., J-trkJ\t-. _
.-+ L!..b!!J(uelk:.w,,,l..Utht..:::!.¥!p.·~: ~, ? S '\. ~_\ .(_'f_
._-----

---i~-------f~V~ ""
\.," : HI~r 1-U"''' fl-1t'11
_----1I-- ..'-C..L..I~..L!U:U~ 1A1:z.t5 ~ b.u~ \" ~ ~~ AA~ (II\L."~~~_ _ _
---f----------_:\~L ~ '20 A' r~ I (It r L '2 J ch~
t£Ml~~ _t -v.-M~, r -----
.~=~~
! \, «S I~ , ~4'.' V. "",JCO\ (tL

._ _.__... .........__... .__....... ~_. cI_p .b


...4
..._
. < 1. Jtok.. ~ --, -- ,- -. -

Scanned by CamScanner
\. OATI\- SlAt')j(~T\f'
~. \ ~e\'\-\ l~aS kh ~~
,\Il.\\NIJI : tn N
VtVrHH e 03 Olc.+ukiv V)71
Je",\~ ~lL.1lMl\'1 .i_(pft...1 -leAkl
A~4~~ ~~\4~
~ \ '" ~\(\Vt~ i lit ~1!1 k~Q\t;
~ 01, /0 s (k e VIA""".t II'
'vi
v{
W y~a~
La ~ ~u~
------
~ Ir\~ 1\ <, _: ~ ~ t: D\_
fM
--:-~-
M() I 14~)
-------- -- -- --- --
~. lJlhh~.ltc, ~..{~~~ -la\&lA\.. . ------- --
\J l.iWlJ; _ to1n. r- .
.M~~~ .. 40 k\.1
J( tilt, ~ l~
~1.V1_. ': lD\ {L" t" v...1 _
_ ~~JAtt1-t.I . ~ tslCil~ .

_ru~~~~, ·~~~~~~~~;~~~2~/~~A~~~-------.--
._H:.=.lA~J~_\1-1\.0'" : A 4:ll\.4.
_ __c·_kdt;\~~~\._Uh,.Ij.JtI....I"'-- ' '_
_ ----"'=M;::_;(t.r:lf!\.1t_bLUq~\'~""<-.LS----------------------.--
J ,.
. . :' ~- --------------------- ._--

~ W1 b (., ~r-~ \,t \i ()~d.\-- w ell \'l1~ t-

kaytt 11~hwtl4_l4--!-~...:.....----- _
kbr~~
. - \.J_\1Vt 'kl&Vl'~k1 hbJ~4)~ ~l~~rrl&~t.« ~M. 1CQE<1,.
!r~. fh.t.,n~ k~ ~ l{~ kA 1, ,,-q,,"~ '1 p. t I -H~i'.U.):1_.l1S ..
Scanned by CamScanner
-- - - -- - -- . --- ----f--i-
I
_L
_ - -I - - - -- - --+-_.l-~--'

-t----- ---. -. - - --. - - --- --- -=----....:!=---==--=-=------

-- ---- ----------------
- -l(t,\::c.t ~~at.\~---- --...----.
_-f D.--._-~ .\ i1~1 --::\C1~I_ .. _ - - . _
_ --1_0_. ~ ~!r~~-f-~~V]-.-- -.-----
_-+ . .-1 ~\tlL~'~AL
_ --+--=-~=-: T, ~J'I~I-~.._".f._._V'''"'~~~h..:..:..\" .
-+ h~m ~_~~\~li~~ _

Scanned by CamScanner
--.---
~~,=-=-=.-~==~,~_~.~~~~~,---,----------------- - '

f. pol", Vl~{Y\lI\h'H,\ J<t.blA%tAht1V'


\' fQ l o kVt..J~ V\~
j{ ---
_. xkt\.A~ ~~~ .: ~lU:V1 rr<~~~l.4.~V' "Iz<f \"~ f"".c, (\O( \'Vt~\ .1;,~d\1.(.
_ _ _ _ ~~(.A{'\I\IM'.V1 tlln\- 'o",,\"~ ~,~~'~5"'V1
<'_cA_0~_~LtI.\- _', \.th(.n fn{.V'1'lV\YlQ\\(~~ "\'V-\",,t ~l" ..d~ 1L Il-\"')
_ _ _ __ _ p.~: 2. S ~ Im _
2' -f_~~~ ~1\ltyi _ __ __
_ Sfkt"'M ~l1. ~...lt.!.l~ _ (\I\,(,~~b\£1.-lVlil\lt4~ '\ ~_S.t ~",t ; lc?W'l
_ _ _ ~11.1.~) ~ ~t ~~~L_ -
S~A+ St1tgL _ .;J.ilu\-\ _""{~AR\lv~1I\ _ 'h1\1At-tlA h&.v.L1-~ 'It 1,-....;
~ ~lMAv.J"'VI~_,_Lv1t,<N\ _/Il<.n~~&:t (I ~!O\~.
_ _ .lItl~ _"£\.""t¥n V' _ _
). h-...l ".1
-"":' +.-fY!"U..l:\. _t.J.llV'-\~--
' -'- -
_..SUolJ~~j~~Jt .. ~h q,,,. ~~tJN~V1 _ '1?"~ V-_~~_,_ - ~Vl
,_ _ P.>Ak.. _ 1- (p J( ~(\v,,~~ _
-WL...W.Wi- " \Lit! "' fn.t,\1~~~fz {d~ _1\ ~
Ak}\v\t~:_:_~ _
S<.v(l\ib\_)~(4_H: ' \th<~ ~h~"'\M411\ 5,hLAY ~i ~--t-~lt-w---
.kat" \1.A.n~~~ -
---r--~~~~--~~--~~~~~~~A~ ~
I--- $.kit -'::O'<"-l.UGV~ _ _

I. ,_. .

Scanned by CamScanner
O. TEtz.AP'
,. I rut) tl L -+ ~~\l1of\h" 24th,/IOMl. I V1 ~~r'
1. \\'\jeLt~\ (eto t(J)'(Itv.( I '.lV' 2._! "'~f\ 1",- j<.\~ 08.00 ,10.00
; • J
\ t"I .II V r
S', Yh i -t \ \ v -" d (II~l c,:) t1 '2_ . C. 2 ,C; ~j It'! Ju tv' ~. ex.? , Z C . 0 0

4. 1l~"'U"~i'r ~k}lo~~~_~~') ~ \J~\"j,,\""_),~r--? /8 J~tn. ..1l~:O,J 4 2~·O"·. C?J


C;. _ S~\blA1,n~c: , ? ~ _~_, J%J~.rn_ - ._ _ _ Q~'c.?o -I 'lo._()u , W·(
~. ,A ~n~~c;. >:_\,/ \ 2. }_O_~~ II 2 J~ M . _ .- - _Q:J ....:_'-'-I L). o<¢

------- - ._-- -- - -- _

.--~~..-~.-~--.=--=- -~--__-----
. _. -- - -

- --------
--- ----------- -----_. --- ._-----------------
----------- ------------_._--------------------------
_--- --------------------------

---------- ----- ------ --- -"---------------------------


---------_.--------------_._----------------------------------

Scanned by CamScanner
NO r ~tJ~"AL DATA
O~ J "''''''. HAlt'
~Sl 3o/CS/2otl. Oi : - k_lte~ 1h~~V\lt.Ci..V1 ~e.rH~v.~ Mu~l, c:\alQ\)VI
) e \'" Y\ 41'2.(10 _ _ _J.I\ \'" Vl X4\ ~PI L jl,A Wl t It ~
~e <;. fA k t"oI.f "'5
1- - - -=-k"~!l 1h(~l'3{AUA-~"''''--_llA'1.\c. {k~hj -h.uL<~l~
--- ~I!.t tV'H\')el~Q\\'LcctVl -L0..9.Q3LJ- .
_ :_\(:::...::.cfet _ _ . _ _
---1- - ~II (.t" M(~-$C1.t~=C>\;.:...1V1,-,--_, _ ------- - -
--+- .-.-1---- _. ~~_..:..;~~Ut '_v.~ blA h Jlk~ 1
----+----
--+--11- I -----.:u,::..::.lL..:.p.~ _J~~~_----- --------t----- -
------~-------t--------- -
------+-------- ---t------ -- -

--.--f---- Uv :. ~ II d'l t ~rltk._.lIL.lW


~.
' ..'IVI)\~,..)..·,_J.-------+----
'~

--I- ---1------ -lh\A~~)"' }\r.\\' ~erlt'9 -----f------

_-+-ll_-+ ~-----\~e~t{'L..:~..:....<:.:.:'\.:.:~-l'\->--!..:~~Se-\-:-l.:.---_+_-----_j-----_
ltahvl \ ~'It(1!.!...:_
~l~ _J.------+----

_~~_+----~-----~bU~~~~\~~i~~~uh~~~L~\~~,~-----
- iO: \10130 \V\""HI,)
- p. r-: 1 x a I \"(t\(l\t

-~ 3~' ,\I I ~-
l..

Sen,..,
tI J

.-
kt7~..\--,:1\t ~ H'\"'ill~( ~ 1)\ h-ll\

Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
!

TA N(Q4 - N l C- - - -1'"\\)-
A (., IJO - -No (,-
J.A\\A \'iA (2,1 OA
- t~l\b(l\-\:~(' ~\v ~tu\, ~ JAm
~It", \,L,-,,~C\Vl h \'\J"t~~~
IJ_,o Ie') { :Jote. 00011
- - St.~l"'\.1
{(, \" \'VLO' - ~vSl~l\o.~Y\ kh<.\'\ S<'~I j~,
Se \'\\\'\ , \2 au - ~t~cr~,w"'\-"'V'
\owL'tl. - - - -- -
J !'_~~ j a.~t~(Ar- ~ F ~ GIl\1
- --- - AlA S \LCI{ \\ ~ <.A { v.C;\ ~ f\ ntA~~<; -
--- .P (t ~ ~G4r'\ J~l",Y\ - \'\/0\ \' " t,
- 1- . - MO(\ltUl~ _~n·c.t~ _~_r1 - _--
--- -t_.l_CI\lI. _ e ~\L_h £ c\"r~+ -krA+-~~'
-- -- ~~~S _Q1 - ----- _--
-- ~'1 J<nkn" H~~\ :
~",~AUQ_r boll I
- \'., e.fl _ _t,_LQt1~81\ll'1+tH_- - -----
- rT_v_ _d~
- (~r~~~L
- \U~~~ ~\'~<; _llQ.d\1~l--- .:: ~j~1( ~AVl
- - - - __g¥l.c.~~
- M.~\'k~~i.A~~ ~~ - -
_j)._,W~ S --:('J- :J>?ri 01
A~ fIllLYl~~IJI._~c..",..,
- 1----
~IrIIA(
V.A~n------ .._Y\Jti~1
_ \(olVlb<9rq~ J') .\-\W\ ~, 11(,
- - --
ettA \ "WI 'rJ'WlkL~~~;

~l 0';; ,., c I" ~ekl",\" J\l~\< ",\<A\-\ k IV' ~~V~VI - P.>er ~


~"'I'A.
~~V\l~~~i':.ll£.
'
,h~ 1\ L....A t
. C7
I
0Cv_
.......
I'" ( t1 rr lA ~ CI\-h:;4 \(I ~ e('"ty\ fA \It"'-~
" 111.......
l}l ).0 "" tYl\\ !'~tl\~ ~o\Yl V t \'40\ e 1-"", L. '..1 .1'"
=» "\

\t.(Ar(Ak~
-;;./
\t tl-thP ~ h.AOVl

Ith-b'\tll\ ~ ~.- \tt/hrl~ \ok h\


.
dMlfdl-
:
LAl\M~

- ~n·. n,,wddl~V1
...Il.h.(t1 ~ lu \u l'A1rt.,~ \u(, ""-0\"- 'A'" 4",,1-··u.l\VI

~~" ~j ~.t-~~ -i] -tAnlA ~"""'IA


I II
Y'''''_'4t~.1.
tI J

~Ih""~lvlt -/" It).LlIl·h. ,


"-OM~ \.IL"\A c:L~~ C/.l\r

- L£h.(_V\ ~GU1. lc.t.\<.c.rAVA.1A " l "'t...., .lit ,~ 1-\Ad1-t lA


\T
""t.lV\i\I.,'A
,
ANV\ 1,-\
0
"A~L.. /" V\ "
lulNlh.lA\· , G•.L;.\ ..
. .,
IIh. "fA.

All ,1,..(k olAV}



1
\\ /

Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
;
_
- --. --- - ...... .-- r _- - - - _-
1(j·~O - me~~~tl~ ~(!1 (UlJI ~l~ ti\.V1 >": ~h.e~ Mt~A~ ~ (...A 10
~J'l~~
rttu
~ e \ e. \tl (Itt J'l-V\ ~e.v\~~h~ - - klu\'\tl ~f\ ~Wl _

p(iWjA~lt AO\1·!\ -- ~ JSM" -- - --


- _ O. :Jd, ~f4l1 _}(JLt"JCA~
Ll1

- k-t.rh~A/; ttrA-l&_ It (~,


.- -- - ~_H1J e ~~ ~, 1l1~5-t_~t1I1 ~~

- ~lAtL{ ~ ~t VWlIL~(\~d\\-\ _-
I
_l.i~lh.t~vi -
I - --- -

I
VI L<,\ \
;- t(\~\A.~IAkw- _ ±(,\\'\J~, ±5Y'~
-Q_ : '1V: t~ v: H)
1, )(
I f ~ J' l1'q

, . --- ----
_-_ ('
( ----
~V'rI -
, - -
)-I ~y_, (Wl I ~ ~ /fVl _ - --
I, 'y\'\oVllb~ (+" .\-tt. ) _ fi'..J~'r-wt ( ~ I.t.,l~ me~dq~- _-
·· - -
6\LP1.eK' Wh.~ - - hc:l~v.. rero.~ ~~'
---

_.·~I
-
cJ: If htf1 _Jtv~~tlf f----

- -
- I .
I
l
-

-
, ---
_j · - - -~
- - -

-' .
--J - -

.--
I
I

i I
I
--

- 1--
..
.. ..... '
-
.

-
--~.-._-.. _.
-
+---1 .. - - -_ --- - -----_
'... ,~ ..,. t· ....... ...

Scanned by CamScanner
_.--......--- -_ .. r -- _ ....- . '"

- - - - --_ - -.-- . .
K, tVALLA(.\,,\

1"N~~A l EVALUASl SOM P Ao


H Atl-( I j~\\A
S : kh!~ M .{ ~ ~~ P\ Lt. pvV' Se SCAlA t'Gt ~a.Syt~ ~
- ~o /oS/'zoIL
)e \"1m. l& 10
- - --
~<J~~

- -.
~ ednA ~IIY'~
_- /~
- - - - - -
k~~V\(~V'I~ n(,l~V\\ \t6i Y\ V11 ~l, I rI'I
-- - 0: \{ htV\
~ \l..t\'l -ktfvtS0~) \~~ ~l 20 ir rVl
.- - - -

-- - 10 ~\10 J~o (W1 f'I\ \--t ,

- - - -
~ It- " 28 x_l 'Y1{\'\\t
- - - f-- \'I : ~~ xl ¥.(Y'\IL

- ---- - ~ : ~ ~I'~ 0 C _- - - - -
---
_ - --
- - - - -- -
--- - - - - f- --- ---
_- - --
J~\~~~ _-
A
L1le:M~ .reV'&-1 t-A- ~
~"~(,.\~te.t()I.U.JI!t}<1I V\ b~r n~V\ - --
-
_.- -- - ------
-- - - _-- - - _- - ---- - - - - -
_,1-- - ._- -- - - _-- - - - -

--- .-- --_ ----


_ v.-: l~~dLitkV\t'\ _k'_k(\JetJ~ . ---
...
- --- -
-_ fii~o-'(). Ltar 1j_\L_ I ~ JA\'Y"' -
-- 1----
- MO~'\~'-~ 4\1\ 1-ll.tl't _\t ttLLta.wkx
- _- --- -_I'tV..WLn ~I.:LQ( - S1p.\ -UtI) _f e,s ~Jt~
-
- 1\1t~ bey ·L--b-V-¢f.l_1u> j_d.l1-to.1
--- --

---- t-
- - -~ -
_. _._--- - - - ~. - -
Scanned by CamScanner
1l~(..
~4> IO~/2()1~ S
...,
~ Ittn rr era'" 1- "II-l "" V' ,
S \A ,~~ l--
)e l(l(~d\ (,,~~I.t. r"I G\ Vc.( ~ ~'5' /~
lfl,(Y'I ~(~~h(,. ~V\ SUdo.\t1 "'\).~ "" (hj ~ LM QK(,.tm
I~ ,19> \~~ 11.kA~
S fL~kA~, l,(h..tAtl \Y1(~~-\-A~o.\A
\~.~vV; \~'(f
e . v ~c.t~\ v..q~\ 3l{~ ,$(..(k\~ c1d-tr~ s
~L
\Lll.(~ 1"'<..1( r~~Q\Y\' 1n{"\A.~ 2-0 '" ~ yV'I

10 : rJ;D{Qo ~,.~,
~ '. 1~~ I ~Y\lb
tv 81 x (~(lll .
S 3CoIfoc _-
- _ .. - -
. -
A -
,_ \\A 01. \ A \ (i{ l-1 '0...« ~\\-'ICA r1 jl\ t~YI V\~'fGA.<' . -
1-- , - t e. W'tA -\- £A ~ - _--- - - - _.

_ -- --- --
. - .- - - -
- 1-

- .- ---- -- . _.----- - ---- -


. - - - - .- -
f ~ ~~r'~~()~ _\V\~V" e('\~ .- ~--- --- I--
-
- - f-- -
\J._ \..-('Y\ _'~L_~L -- -
- . - f- .- -- - _- -~~ -

---- 1---- f-._- - -- 1--------


-

.
-

-_.-

_- _. .-- -

.. ,- ,.,-1- - ..- ... -. .~ -.- .. ---

Scanned by CamScanner
1J~~BARKONSUL T ASI

: BERKAH AFIF UDIN


!'lAMA
: AOl301731
j'JJM

PEMBIMBING : PODO YUWONO

Bab Materi Konsul Ttd Ttd


pembimbing mahasiswa

I~ 17 hi &!I{f I
~

BI1/l? 1/ f II I
~

1017th ySAf3 IV

2 ;/7/1, rsfl ~ V

( ~

27 0 Ii c
/~~

<. ~
~ t
%~ ~
1-
~~'
~

,;"~
~~,
t,
.~

Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai