Anda di halaman 1dari 12

PENYULUHAN KESEHATANSEX EDUCATION

Topik : Penyuluhan kesehatan

Sub topik : Penyuluhan Sex Education PadaRemaja

Hari/tanggal : 15 Februari 2019

Waktu : 30 Menit

Penyuluhan/pembicara : Ria Kusniawati

Peserta/sasaran : Siswa dan siswi SMPN 1 Kedungpring

Tempat : Aula SMPN 1 Kedungpring

Jumlah : 62 siswa dan siswi

TujuanUmum :

Setelah mengikuti penyuluhan ini,peserta mampu memahami dan menjelaskan

tentang tujuan pendidikan sex education serta bagaimana cara mengutarakan sex

dengan benar .

Tujuan Khusus

Pada akhir pertemuan, peserta dapat menjelaskan:

1. Pengertian sex education

2. Tujuan pendidikan sex education

3. Tahapan sex education

4. Pentingnya sex education


5. Tata cara mengutarakan sex

Materi :

1. Pengertian sex education

2. Tujuan pendidikan sex education

3. Tahapan sex education

4. Pentingnya sex education

5. Tata cara mengutarakan sex

Metode :Ceramah,Tanya jawab

Media : LCD,Leafleat.

KEGIATAN

N MATERI KEGIATAN

1. Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam

2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus pertemuan

kali ini

Pembukaan 3. Menyampaikan waktu/kontrak waktu yang akan


1
( 4menit) digunakan dan mendiskusikannya dengan peserta kali

ini.

4. Memberikan sedikit gambaran mengenai informasi yang

akan disampaikan pada kali ini

2 Proses Isis materi penyuluhan :


(10 menit) 1. Menjelaskan pengertian sex education

2. Menjelaskan tujuan pendidikan sex education

3. Menjelaskan tahapan sex education

4. Menjelaskan pentingnya sex education

5. Menjelaskan tata cara mengutarakan sex

1. Memberikan soal secara lisan kepada peserta secara

Evaluasi bergantian
3
(5 menit) 2. Peserta mengerti seluruh materi penyuluhan yang telah

disampaikan

1. Penyuluh mengucapkan terimakasih atas segala


Penutup
4 perhatian peserta
(1 menit)
2. Mengucapkan salam penutup
BAB I
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian

Sex education atau pendidikan seks adalah upaya menanamkan

pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksualitas

kepada anak agar tercipta sikap yang positif terhadap seks.Pendidikan seks tidak

hanya berorientasi pada masalah anatomis atau organ-organ reproduksi.Tetapi

juga menyangkut masalah moral dan tata aturan yang berlaku dalam sebuah

kehidupan.(Ronosulistyo, 2014).

B. TujuanPendidikan Sex Education

Berdasarkan kesepakatan interpersonal "conference of sex education and

family planning" (Herman, 2014)adalah untuk menghasilkan manusia-manusia

dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, serta bertanggung

jawab terhadap dirinya dan terdapat orang lain."

Tujuan pendidikan seks yaitu :

1. Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita

dalam keluarga, pekerjaan dan seluruh kehidupan, yang selalu berubah dan

berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan.

2. Membentuk pengertian tentang peranan seks dalam kehidupan manusia

dan keluarga.

3. Mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan

kebutuhan seks.

4. Membantu siswa dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu


mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

C. Tahapan Sex Education

ada 4 cara dalam memberikan sex education pada anak:

a. Kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi

ini ditandai lima kualitas,openness, empathy, supportiveness, positivenes,

dan equality.

b. Tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik, jika terpaksa,

kritik itu harus disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus

ditunjang dengan argumentasi yang masukakal.

c. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Orang tua harus

membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya tentang ekspektasi

perilaku dari kedua belah pihak.

Sedangkan didalam ajaran Agama Islam sudah mengajarkan bahwa

pentingnya pendidikan seks harus dilakukan dari dini, adapun tata caranya

adalah sebagai berikut :

a. Adab berbusana.

b. Islam mengatur adab berbusana bagi laki-laki dan perempuan, laki-laki

tidak boleh memakai busana seperti perempuan dan perempuan tidak

boleh memakai busana seperti laki-laki.

c. Menutup aurat dan batasnya.

d. Pisah tempat tidur.

e. Aturan berselimut.

f. Pisah kamar dan tatakrama masuk kamar


D. Perubahan Pertumbuhan Pada Remaja

Menurut Ahmadi (2014), Perubahan pada remaja dibagi 3 yaitu:

1. Tanda seks primer

Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita biasa ditandai dengan adanya

menstruasi pertama (mensis/datang bulan). Sedangkan pada pria ditandai

dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi

merasakan kepuasan seksual.

2. Tanda-tanda seks sekunder.

1. Pria

1) Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis, dan lain-

lain.Selaput suara semakin besar dan berat

2) Badan mulai membentuk “segitiga”, urat-urut pun jadi

kuat dan muka bertambah persegi.

2. Wanita

1) Pinggul semakin besar dan melebar.

2) Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak)

3) Suara menjadi bulat, merdu dan tinggi

4) Muka menjadi bulat dan berisi

3. Pria

1) Perubahan mimik jika berbicara

2) Cara berpakaian

3) Cara mengatur rambut

4) Bahasa yng diucapkan


5) Aktingnya, dll

4. Wanita

1) Ada perubahan cara berbicara

2) Cara tertawa

3) Cara pakaian, dll

Menurut Eliyawati(Herman, 2014)pola-pola perilaku seksual pada remaja dapat

dibedakan sebagai berikut:

a. Masturbasi atau Onani

Mastrubasi yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi

terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk

pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbul kangoncangan pribadi

dan emosi.

b. Petting

Definisi petting adalah upaya membangkitkan dorongan seksual

antar jenis kelamin dengan tanpa melakukan tindakan intercourse.

c. Oral-genital seks

Tipe ini saat sekarang banyak dilakukan oleh remaja untuk

menghindari terjadinya kehamilan dan dianggap aman.

d. Sexual Intercourse.

Ada dua perasaan yang saling bertentang ansaat remaja pertama

kali melakukan seksual intercourse.Pertama muncul perasaan nikmat,

menyenangkan, indah, intimdanpuas.Padasisi lain muncul perasaan cemas,


tidak nyaman, khawatir, kecewadan perasaan bersalah.

e. Sexual Outercours

Sexual outercours adalah perilaku seksual yang tidak mencakup

penetrasi oral, anal ataupun vaginal, melainkan meliputi berpelukan,

membelai, berbagaifantasi sex, dan mastrubasi.

f. Pengalaman Homoseksual.

Pada remaja yang memiliki orientasi seksual homo, biasanya sejak

dini melakukan proses pencarian informasi mengenai kondisi yang

menimpa dirinya.

E. Penyimpangan Seksual Pada Remaja

Menurut Sarwono (2010), terdapat beberapa penyimpangan seksual,yaitu :

a. Transeksualisme

1) Minat seksual kaum transeksual ini biasanya adalah yang sejenis

kelamin.

2) Gangguan identitas jenis masa kanak-kanak

3) Walaupun transeksualisme biasanya mulai timbul sejak masa

kanak-kanak, ada gangguan identitas jenis yang hanya terjadi pada

masa kanak-kanak saja.

4) Gangguan identitas jenis tidak khas.

5) Yaitu tidak sepenuhnya menunjukkan tanda-tanda transeksualisme,

tetapi ada perasaan-perasan tertentu yang menolak anatomi dirinya,

seperti merasa tidak mempunyai vagina atau vaginanya akan


tumbuh menjadi penis (pada wanita), atau merasa tidak punya penis

atau jijik pada penisnya sendiri.

6) Parafilia (Deviasi seksual)

Adalah diperlukannya suatu khayalan atau perbuatan seksual

yang tidak lazim untuk mendapatkan gairah seksual.

7) Zoofilia (Bastialitas): perbuatan atau fantasi mengadakan aktifitas

seksual dengan hewan.

8) Pedofilia: perbuatan atau fantasi untuk melakukan aktivitas dengan

anak prapubertas.

9) Transvestisme: pemakaian pakaian wanita oleh laki-laki

heteroseksual untuk mendapatkan gairah seksual. Transvestisme

berlaku bagi laki-laki yang bukan transeksual.

10) Eksbibisoionisme: mempertunjukan alat kelamin secara tak terduga

kepada orang yang tak dikenalnya dengan tujuan untuk mendapat

kegairahan seksual tanpa upaya lanjut untuk mengadakan aktivitas

seksual dengan orang yang tak dikenalnya itu.

11) Fetisbisme: penggunaan benda (fetisb) yang lebih disukai atau

sebagai satu-satunya cara untuk mendapatjab kegairahan seksual.

12) Voyeurisme: mengintip orang lain telanjang, membuka pakain atau

melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuannya dan tidak ada

upaya lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang

diintip itu.
13) MasokismeSeksual: mendapatkan kegairahan seksual melalui cara

dihina, dipukul atau penderaan lainnya.

14) SadismeSeksual: mencapai kepuasan seksual dengan cara

menimbulkan penderitaan psikologik atau fisik (bisa berakibat

cedera ringan sampai kematian ) pada pasangan seksnya.

15) Parafilia tidak khas: yaitu pencapaian kepuasan melalui cara-cara

yang tidak lazim yang belum disebut di atas misalnya dengan tinju,

dengan menggosok (froteusrisme), kotoran (misofilia), dengan

mayat (nekrofilia), denga air seni (urofilia) dan dengan bicara kotor

melalui telpon (skatologia telpon).


BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sex education atau pendidikan seks adalah upaya menanamkan

pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksualitas

kepada anak agar tercipta sikap yang positif terhadap seks.

Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual

baik dengan lawan jenis maupun sesame jenis, mulai dari tingkah laku yang

dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai

menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payu dara

atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan

bercumbuan sampai menempelkan alat kelaminya itu dengan saling menggesek-

gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan

yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan

pernikahan.

B. Saran

Dengan diadakan penyuluhan yang saya lakukan di SMPN 1 Kedungpring

Kabupaten Lamongan, maka para remaja penerus bangsa lainnya dapat

mengetahui atau mendapatkan ilmu pengetahuan tentang pendidikan sex

education pada bagi anak dan remaja sehingga mereka mendapatkan wawasan

yang lebih luas dngan adanya penyuluhan yang ada di SMPN 1 Kedungpring

Kabupaten Lamongan. Dan yang saya harapkan mudah-mudahan para remaja di


SMPN 1 Kedungpring Kabupaten Lamongan dapatm enjauhi penyakit yang

menyebabkan kematian bagi penerus bangsa

Anda mungkin juga menyukai