Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTEK ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


DI UPT PUSKESMAS LANJAS

Disusun Oleh:

Nama: Dian Puspitasari


NIM: PO.62.2.4.2.22.353

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
PALANGKA RAYA
TAHUN 2023

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak Balita dalam
keluarga dan masyarakat. Banyak masalah kebidanan yang terjadi di
komunitas. Kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, tingkat
kesuburan, pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan dan perilaku dan
sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas
merupakan masalah-masalah kebidanan komunitas. Pelayanan kebidanan
profesional yang ditunjukan pada masyarakat ditekankan pada kelompok
risiko tinggi dalam upaya pencapain derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Sebagai
bidan komunitas, dalam menjalankan tugas ia merupakan komponen dan
bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain dituntut dapat
memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus
dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya,
mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan,
sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta
ikut secara aktif dalam menanggulangi masalah kesehatan baik untuk individu
mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan meliibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan (Safrudin, 2009).
3

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, dimana masalah


kesehatan dapat timbul, misalnya masalah KIA/KB, kesehatan lingkungan,
tumbuh kembang, penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Masalah kesehatan keluarga merupakan masalah yang sangat kompleks,
oleh karena itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama
dengan keluarga untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaanya, pelayanan
kesehatan diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan
kesehatan yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan
pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau
asuhan yang diberikan tersebut merupakan upaya esensial atau sangat
dibutuhkan oleh masyarakat/komunitas, dan secara universal upaya tersebut
mudah dijangkau (Karwati, 2011).
Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan keluarga diharapkan
memiliki kemampuan untuk bekerja secara komprehensif dan terintegrasi
dalam komunitas di masyarakat, mampu mengembangkan diri,
memberdayakan keluarga untuk meningkatkan status kesehatannya, mampu
menjadi motivator, edukator dan fasilitator yang profesional, maka dalam hal
ini penulis bermaksud mengambil kasus pada keluarga Tn. S yang bertempat
tinggal di Desa Lemo II dan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di dalam
keluarga tersebut sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan
melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya praktek kebidanan komunitas komprehensif
diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga dengan menerapkan teori yang telah dipelajari di kelas secara
nyata dan diharapkan memiliki pengalaman tentang kenyataan di lapangan
(komunitas/masyarakat) secara langsung.
4

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan laporan ini, yaitu:
a. Mampu melakukan analisa data pada keluarga Tn. S
b. Mampu menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn. S
c. Mampu merencanakan intervensi terhadap masalah kesehatan keluarga
Tn. S dan mengimplementasikannya.

C. Manfaat
1. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan komunitas di dalam praktik kerja lapangan yang telah di
dapat selama proses perkuliahan.
2. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan.
3. Bagi Keluarga
Menambah pengetahuan dan dapat memahami tentang asuhan
keluarga berencana pada istri Tn. S.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Keluarga Berencana
1. Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah
anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan (Sulistyawati, 2013).
2. Tujuan Program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(Sulistyawati, 2013). Tujuan program KB lainnya yaitu untuk
menurunkan angka kelahiran yang bermakna, untuk mencapai tujuan
tersebut maka diadakan kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga fase
(menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud dari kebijakaan
tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada
usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia
tua.
3. Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

5
6

B. Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen.
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi
ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
2. Efektivitas Kontrasepsi
Efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi dapat dinilai
pada 2 tingkat, yakni:
a. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan
suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan, apabila kontrasepsi tersebut digunakan
dengan mengikuti aturan yang benar.
b. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan
kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya
dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti pemakaian yang tidak hati-
hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan sebagainya.
1) Memilih Metode Kontrasepsi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a) Aman atau tidak berbahaya
b) Dapat diandalkan
c) Sederhana
d) Murah
e) Dapat diterima oleh orang banyak
f) Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).
2) Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi yaitu:
a) Faktor pasangan
7

(1) Umur
(2) Gaya hidup
(3) Frekuensi senggama
(4) Jumlah keluarga yang diinginkan
(5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
(6) Sikap kewanitaan
(7) Sikap kepriaan.
b) Faktor kesehatan
(1) Status kesehatan
(2) Riwayat haid
(3) Riwayat keluarga
(4) Pemeriksaan fisik
(5) Pemeriksaan panggul.
3. Macam-macam
Kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe
Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode
Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal
yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan
metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma,
cup serviks dan spermisida (Handayani, 2010)
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2
yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen
sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi
hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat
pada pil, suntik dan implant (Handayani,2010)
8

c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2
yaitu AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik
progesteron) dan yang tidak mengandung hormon (Handayani,
2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone atau
Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1
tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel.
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW
sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah
memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP
sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong
atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010)

C. Macam-Macam Metode Kontrasepsi


1. Metode Amenore Laktasi (MAL)
a. Pengertian : Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi
yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai
kontrasepsi bila :
1) Menyusui secara penuh
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
b. Cara kerja : Penundaan/penekanan ovulasi.
c. Keuntungan kontrasepsi :
1) Efektivitas tinggi
2) Tidak mengganggu senggama
3) Tidak ada efek samping secara sistemik
4) Tidak perlu obat atau alat
9

5) Tanpa biaya
b. Keterbatasan :
1) Cara Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.
2) Tidak melindungi terhadap IMS.
c. Penggunaan :
1) Bayi disusui menurut kebutuhan bayi.
2) Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada
waktu malam membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan
ASI.
4) Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
5) Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan
harus segera mulai metode KB lainnya.
2. PIL
a. Pengertian : PIL adalah kontrasepsi yang dikonsumsi harian yang
mengandung hormone untuk mengubah cara kerja tubuh dan mencegah
kehamilan. PIL Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi
ASI, dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Efek samping:
gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur)
Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
1) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon.
2) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpahormon.
10

3) Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung


hormone estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon.

b. Cara kerja:
1) Menekan ovulasi.
2) Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan.
3) Mengentalkan lendir servik.
4) Mengganggu transportasi sperma.
c. Keuntungan:
1) Tidak mengganggu hubungan seksual.
2) Tidak mempengaruhi ASI.
3) Kesuburan cepat kembali.
4) Dapat dihentukan setiap saat.
d. Keterbatasan:
1) Mengganggu siklus haid.
2) Peningkatan atau penurunan berat badan.
3) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4) Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
5) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.
e. Cara pemakaian:
1) Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
2) Diminum setiap hari pada saat yang sama.
3) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan
gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
4) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.
3. Suntik Progestin.
a. Pengertian : Suntik Progestin merupakan KB jenis suntik yang di
gunakan setiap 3 bulan sekali sangat efektif dan aman. Dapat dipakai
oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Kembalinya kesuburan
11

lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Cocok untuk masa menyusui, karena


tidak menekan produksi ASI.
b. Cara kerja :
1) Mencegah ovulasi.
2) Mengentalkan lendir servik.
3) Menghambat transportasi sperma.
c. Keuntungan :
1) Sangat efektif
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
pre menopause
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
d. Keterbatasan :
1) Gangguan siklus haid
2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya
3) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, jerawat
e. Cara pemakaian :
1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan
hubungan seksual
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik IM dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90
hari.
4. Suntikan Kombinasi
a. Pengertian : Jenis suntikan kombinasi adalah 25mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang
12

diberikan injeksi I.M diberikan sebulan sekali, dan  50mg Noretindron


Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M.
sebulan sekali
b. Cara Kerja :
1) Menekan ovulasi
2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penitrasi sperma
terganggu
3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba
c. Keuntungan Kontrasepsi
1) Risiko terhadap kesehatan kecil
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4) Jangka panjang
5) Efek samping sangat kecil
6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
d. Keterbatasan :
1) Perubahan pola haid ; tidak teratur, perdarahan bercak, perdarahan
sela sampai 10 hari
2) Awal pemakaian : mual, pusing, nyeri payudara dan keluhan ini
akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga
3) Ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
4) Efektivitas turun jika interaksi dengan obat : epilepsy (fentoin,
barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
5) Dapat terjadi efek samping yang serius: serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru-paru atau otak, dan kemungkinan
timbulnya tumor hati
6) Penambahan berat badan
13

7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular


seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
8) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian
e. Cara pemakaian :
1) Dilakukan penyuntikan dibokong dan setiap bulan
2) Suntikan Diulang tiap 4 minggu
3) Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan
4) Jika suntikan diberikan setelah hari ke 7 tidak dianjurkan hubungan
7 hari kemudian atau gunakan kontrasepsi lain
5. IMPLAN
a. Pengertian : Implan merupakan kontrasepsi yang dipasang di bawah
kulit. Efektif selama 5 tahun untuk Norplant 3 tahun untuk Jadena,
Indoplant, dan Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam
usia reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut. Aman dipakai saat
laktasi.
b. Cara Kerja:
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
3) Mengurangi transportasi sperma.
4) Menekan ovulasi
c. Keuntungan:
1) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
2) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
3) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
4) Bebas pengaruh estrogen
5) Tidak mengganggu senggama
6) Tidak mengganggu produksi ASI
14

7) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan


d. Keterbatasan :
1) Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
2) Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan
mual, pening/ pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
3) Membutuhkan tindak pembedahan minor.
e. Cara Pemakaian:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6
minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca keguguran.
2) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan
ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap
saat.
3) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam
(sub kutan).
4) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama
(untuk mencegah infeksi pada luka insisi)
5) Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan
plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
6) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci
dengan tekanan wajar.
7) Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam
peradangan, atau bila ada rasa sakit menetap selama beberapa hari,
segera kembali ke klinik.
8) Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.
6. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
a. Pengertian : AKDR merupakan alat kontrasepsi yang di pasang di
dalam rahim Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid
menjadi lebih lama dan lebih banyak Pemasangan dan pencabutan
memerlukan pelatihan Dapat dipakai oleh semua perempuan usia
15

reproduksi Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi


Menular Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez
Loops.
b. Cara Kerja :
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit
masuk ke
4) dalam alat reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan
sperma untuk
5) fertilisasi
6) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
c. Keuntungan :
1) Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun
pertama, 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
2) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti).
3) Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan
kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
4) Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus
( apabila tidak terjadi infeksi )
6) Dapat digunakan sampai menoupouse ( 1 tahun atau lebih setelah
haid terakhir ).
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
d. Kerugian :
1) Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid
( umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan ), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar
menstruasi, saat haid lebih sakit.
16

2) Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari


setelah pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada
waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti-ganti pasangan.
e. Cara Pemakaian :
1) Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3) Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan
setelah 6 bulan dengan metode MAL.
4) Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
5) Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
6) AKDR dipasang di dalam rahim.
7) Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah
pemasangan.
8) Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara
rutin terutama setelah haid.
9) Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang
AKDR, merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR
terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran
cairan vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
10) Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.
7. Koitus Interuptus (Senggama Terputus)
a. Pengertian : Koitus Interuptus (Senggama Terputus) adalah metode
keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
b. Cara kerja :
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga spera
tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara
sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah.
17

c. Keuntungan :
1) Efektif bila dilaksanakan dengan benar
2) Tidak mengganggu produksi ASI
3) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
4) Tidak ada efek samping
5) Dapat digunakan setiap waktu
6) Tidak membutuhkan biaya

d. Keterbatasan :
1) Efektivitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus setiapmelaksanakannya (angka
kegagalan 4 – 27 kehamilan per 100 perempuan per tahun).
2) Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak
ejakulasi masih melekat pada penis
3) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
8. Kondom
a. Pengertian : Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat
dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau
bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muara berpinggir tebal, yang bila digulung
berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti punting susu. Berbagai
bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efekivitasnya (misalnya penambahan spermatisida) maupun sebagi
aksesoris aktivitas seksual.
b. Cara kerja :
1) Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma diujung selubung karetyang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah
kedalam saluran reproduksi perempuan.
18

2) Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan


HIV/AIDS) dari satu pasangan ke pasangan yang lain (khusus
kondom yang lateks dan vinil).
c. Keuntungan :
1) Efektif bila digunakan dengan benar
2) Tidak menganggu produksi ASI
3) Tidak menganggu kesehatan klien
4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik
5) Murah dan dapat dibeli secara umum
6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
7) Metode kontrasepsi sementara bila kontrasepsi laiinya harus
ditunda
8) Dapat mencegah penularan IMS
9) Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi
iritasi bahan karsinogenik eksogen pada servik)
d. Keterbatasan :
1) Efekivitas tidak terlalu tinggi
2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung)
4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan menahan ereksi
5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
6) Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
7) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam
hal limbah.
9. Kontrasepsi Mantap
a. Pengertian : Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan
untuk mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi
yang digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria.
Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya
dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap
19

pada pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada


kontap wanita kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun
pemasangan. Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling
efektif digunakan, aman danmempunyai nilai demografi yang tinggi.
Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada wanita dan
vasektomi yang dilakukan pada pria.
1) Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang
permanent.metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan
perawatan di rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup
lama.
a) Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 %
per 100 wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per
100 kasus.
b) Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen,
dapat segeraefektif setelah pemasangan.
c) Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur
pembedahan dan anastesi, tidak mudah kembali kesuburan.
d) Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah
mempunyai anak, wanita yang tidak menginginkan anak
lagi.
e) Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi
dari salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit
yang dapat meningkatkan resiko saat operasi.
f) Efek samping
20

Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode


maka ada resikotinggi kehamilan ektopik, meras berduka
dan kehilangan.
2) Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular
untuk banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas
deferen, yang merupakan saluranyang mengangkut sperma dari
epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis.
a) Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.
Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka
kegagalan lanjutnya adalah antara 1dalam 3000.
b) Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas
permanen, menghilangkankecemasan akan terjadinya
kehamilan yang tidak direncanakan, proseduraman dan
sederhana
c) Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius,
masalah urologi,tidak didukung oleh pasangan.
d) Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2023
Tempat : Rumah Tn. S
Alamat : Jl. Pramuka RRT.15 Kec. Teweh Tengah Kab. Barut
Nama Mahasiswa : Dian Puspitasari
NIM : PO. 62.24.2.22.353

II. Keterangan Rumah Tangga


A. Identitas KK
1. Nama Kepala Rumah Tangga : Tn. S
2. Alamat : Lemo II RT.03
3. Pekerjaan : Swasta
4. Pendidikan Terakhir : SMA
5. Agama : Islam

Pendidikan
Nama Hubungan
TTL/ *yang dapat
No Anggota dengan
Umur JK ditamatkan Pekerjaan
Urut Rumah kepala
Bln/Th dan
Tangga keluarga memperoleh
ijazah
1. Tn. S 41 tahun L KK SMA Swasta
2. Ny. M 40 tahun P Istri SMA IRT
3. An. M 15 tahun P Anak Pelajar Belum Bekerja
4. An. H 9 tahun L Anak Pelajar Belum Bekerja

5. An. A 7 tahun P Anak Pelajar Belum Bekerja

6. An. A 2 tahun P Anak Belum bekerja Belum Bekerja

21
22

B. STATUS SOSIAL EKONOMI


1. Jumlah penghasilan keluarga sebulan
a. ( ) Kurang dari Rp. 500.000,-
b. () Rp. 501.000,- s/d Rp. 1.000.000,-
c. ( ) lebih dari Rp. 1.000.000,-
d. ( ) >1.000.000,- s/d 5.000.000,-
e. ( ) > 5.000.000,-
2. Jenis asuransi yang dimiliki keluarga
a. ( ) BPJS Mandiri
b. () BPJS *Penerima Bantuan
c. ( ) Tidak memiliki
C. TRANSPORTASI DAN JARAK KE PELAYANAN KESEHATAN
1. Sarana transportasi yang digunakan
a. ( ) sepeda
b. ( ) sepeda motor
c. ( ) mobil
d. ( ) kendaraan umum
2. Jarak rumah ke sarana pelayanan kesehatan
a. (  ) ≤ 5 km
b. ( ) > 5 km
D. DATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

No Indikator 1 0
1 Persalinan Nakes
 Keluarga yang memiliki ibu hamil punya akses
1
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
 Definisi: persalinan ditolong oleh bidan atau dokter
2 ASI eksklusif
 Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 0 s/d 6 bulan
1
 Definisi: bayi hanya diberi ASI saja sejak usia 0 s/d 6
bulan tanpa makanan tambahan lain termasuk susu
23

3 Penimbangan Balita
 Keluarga yang memiliki balita menimbangkan secara
teratur sesuai jadwal. 0
 Definisi penimbangan balita dilakukan 1 bulan sekali
atau minimal 8 kali dalam setahun di (PKD, Posyandu,
4 Gizi Seimbang
Puskesmas) 1
 Semua anggota keluarga mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang dan bebas pencemaran
 Definisi: makanan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing anggota keluarga dan bebas pencemaran (bahan
5 Air bersih
dicuci, tertutup tanpa BTM yang berbahaya) 1
 Semua anggota keluarga memiliki akses terhadap
pemanfaatan air bersih untuk keperluan sehari-hari
 Definisi: air bersih untuk minum (sudah dimasak, air
6 kemasan) memasak, mandi, dan mencuci
Jamban 1
 Semua anggota keluarga menggunakan jamban
 Definisi: jamban yang digunakan oleh seluruh
7 Sampahanggota keluarga yang memenuhi syarat Kesehatan 1
 Semua anggota keluarga membuang sampah pada
tempatnya
 Definisi: sampah ditampung dan dibuang setiap hari di
8 tempat
Kepadatan pembuangan yang memenuhi syarat kesehatan 1
hunian
 Setiap anggota keluarga menempati ruangan
minimal 9 m2
 Definisi: jumlah keseluruhan luas rumah tangga
dibagi keluarga sama dengan minimal 9 m2
9 Lantai Rumah 1
 Semua ruangan tempat tinggal keluarga berlantai
kedap air( bukan tanah)
 Kepadatan Hunian Setiap anggota keluarga
menempati ruangan minimal 9 m2
24

10 Aktivitas Fisik 1
 Anggota berumur 10 tahun keatas melakukan aktivitas
fisik atau olahraga
 Definisi: aktivitas fisik atau olahraga terukur minimal 30
menit sehari

11 Tidak Merokok 0
 Tidak ada keluarga yang merokok dalam 1 bulan terakhir

12 Cuci Tangan 1
 Semua anggota keluarga mencuci tangan sebelum makan
dan sesudah BAB
 Definisi: mencuci tangan dengan sabun dan air
13 Gigi dan Mulut 0
 Semua anggota keluarga menggosok gigi minimal 2 kali
sehari sesudah makan dan sebelum tidur
 Definisi: menggosok gigi dua kali sehari menggunakan
sikat gigi masing-masing dan pasta gigi

14 Miras/Narkoba 1
 Semua anggota keluarga tidak minum miras dan tidak
menyalahgunakan narkoba
 Definisi: tidak ada anggota keluarga yang membeli,
menjual dan menggunakan serta menyimpan miras
15 JPK atau dana sehat 1
 Anggota keluarga menjadi peserta jaminan pemeliharaan
kesehatan
 Definisi: JPK termasuk dana sehat , Askes, maskin, Dll

16 Pemberantasan sarang nyamuk 1


 Anggota keluarga melakukan 3 M
 Definisi: keluarga melakukan 3 M nilai 1

Score 13
25

III. KEIKUTSERTAAN PROGRAM KB BAGI PASANGAN USIA SUBUR


DAN KESEHATAN REPRODUKSI
1. Apakah ibu mengunakan alat kontrasesi?
a. () ya
b. () tidak,
c. Jika mengikuti sebutkan apa ada keluhan : ada / tidak ada Jika ada
sebutkan …………….
2. Jenis kontrasepsi yang digunakan
a. () Suntik
b. ( ) IUD
c. ( ) kondom
d. ( ) pantang berkala
e. ( ) MOW/MOP
f. ( ) system kalender
g. ( ) tidak
3. Keluhan dari jenis alat kontrasepsi yang digunakan
a. (  ) ada
b. ( ) tidak
c. Jenis keluhan sebutkan: tidak haid, sakit kepala.
4. Dalam 1 tahun terakhir apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan Payudara
Sendiri?
a. () Ya
b. ( ) Tidak
5. Jika ya, frekuensi ibu melakukan pemeriksaan
a. ( ) Minimal 1 kali sebulan
b. ( ) Beberapa kali dalam sebulan
c. () Beberapa kali dalam setahun
d. ( ) Lain-lain
6. Dalam 1 tahun terakhir apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan payudara
klinis (SADANIS)
a. ( ) Ya, kapan terakhir ibu melakukan pemeriksaan?
b. () Tidak
26

7. Dalam 5 tahun terakhir apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan IVA atau
Pap Smear?
a. ( ) Ya, kapan terakhir ibu melakukan pemeriksaan?
b. () Tidak, Ibu tidak pernah melakukan IVA/PAP SMEAR karena
merasa tidak ada keluhan dalam kesehatan reproduksi
IV. KESEHATAN BAYI (KHUSUS KELUARGA YANG MEMILIKI ART
USIA 0-11 BULAN)
Tidak dilakukan pengkajian karena dalam keluarga tidak ada bayi usia 0-
11bulan.
V. KESEHATAN BALITA (KHUSUS KELUARGA YANG MEMILIKI ART
USIA 12-59 BULAN)
1. Apakah balita memiliki buku KIA saat ini?
Balita 1 Balita 2
a. Iya, menunjukan 
b. Iya, tidak menunjukan
karena…..
c. Tidak memiliki

2. Siapa yang menolong persalinan


Balita 1 Balita 2
a. tenaga kesehatan 
(perawat/dokter/bidan)

b. bukan tenaga kesehatan


(dukun bayi)/bidan
kampung

3. Jenis persalinan
Balita 1 Balita 2
a. Spontan pervagina 
b. Pervagina dengan
alat/tindakan

c. Operasi/SC
27

4. Berat badan waktu lahir


Balita 1 Balita 2
a. < 2500 gr
b. ≥ 2500-4000 gr 
c. > 4000 gram
d. Tidak tau / tidak
ditimbang

5. Imunisasi dasar yang diberikan pada pada saat bayi? cek pada KMS
*jika ada
Balita 1 Balita 2
a. HB 0 (0-7 hari) 
b. BCG 
c. Polio 
d. DPT-HB-Hib 1 
e. Polio 2 

6. Imunisasi Lanjutan pada balita (Balita usia ≥18 bulan) : cek pada
KMS *jika ada
Imunisasi Lanjutan Balita 1 Balita 2
DPT-HB-Hib Lanjutan
Campak Lanjutan
Tidak diimunisasi,
alasannya ibu tidak rutin
membawa anak ke
Posyandu
Kesimpulan status imunisasi 
lanjutan
a. Lengkap
b. Belum lengkap
c. tidak lengkap

7. Apakah Agustus 2019 dan Feb 2020 balita ibu mendapatkan Vitamin
A
Balita 1 Balita 2
Ya 
Belum
Tidak, sebutkan alasannya
28

8. Dalam 12 bulan terakhir sampai dengan sekarang berapa kali balita


dibawa ke Posyandu balita ?
Balita 1 Balita 2
setiap bulan
tidak teratur 
tidak pernah, alasan

9. Status penimbangan balita *cek KMS jika aja


Balita 1 Balita 2
Naik
Tidak naik 
Tidak tahu/tidak
ditimbang

10. Apakah saat balita masih menyusui


Balita 1 Balita 2
Ya
Tidak 

11. Umur berapa balita di sapih/tidak disusui ASI lagi? Bulan


Balita 12 ulan

VI. KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)


1. Bagaimana pola makan anak?
a. ( ) teratur
b. () tidak teratur
2. Apakah anak memiliki kebiasaan jajan diluar ? Ya/ Tidak
3. Jika ya berrapa kali frekuensi dalam 1 (satu) minggu ? ……3-
4……….kali
4. Apa jenis jajan yang disukai anak tersebut ? Permen, Chiki.
5. Berat badan anak (berdasarkan Tabel BMI for age menurut WHO
Berat badan anak saat ini? BB : 20 kg
29

6. Apakah anak mendapatkan imunisasi tambahan ?


a. Ya, Imunisasi DT………
b. tidak
VII. KESEHATAN REMAJA
1. Bagaimana pola makan remaja ?

Pola makan Remaja I Remaja II


a. Teratur (3x
Ya, Teratur
sehari)
b. Tidak teratur

2. Indeks Masa Tubuh

Pola makan Remaja Remaja II……..


I……..
BB : 37 kg
TB : 150 cm
Kategori IMT
b. Normal ( IMT 18,5-
24,9)
c. ( ) Kurang ( IMT
<18.5)
3. Apakah pernah mendapatkan informasi tentang kebersihan saat haid
: Ya/ Tidak
4. Apakah saudara pernah mendengar informasi tentang anemia : Ya /
Tidak
5. Apakah saudara pernah ada keluhan terdapat benjolan pada
payudara ? Ya / Tidak
30

VIII. KESEHATAN LANSIA DALAM KELUARGA


Tidak dilakukan karena tidak ada lansia di dalam keluarga
1. Apakah yang dilakukan keluarga ketika lansia sakit?
Penyakit Lansia 1 Lansia 2
a. Dibawa ke pelayanan kesehatan 
b. Dibawa ke tenaga non kesehatan
(dukun, alternatif)
c. Diobati sendiri
d. Tidak periksa

2. Apakah lansia mengikuti Posyandu Lansia?


Penyakit Lansia 1 Lansia 2
a. Ya rutin
b. Ya kadang-kadang
c. tidak, alasannya ibu sibuk
mengasuh cucu. 

IX. KESEHATAN IBU HAMIL


Tidak dilakukan pengkajian karena dalam keluarga tidak ada ibu hamil.
X. Analisa Data

No Data Permasalahan Kesehatan

1. Keluarga Berencana Ny. M dengan keluhan yang


Akseptor KB: Ya, Jenis dirasakannya saat menggunakan
kontrasepsi yang digunakan KB suntik 1 bulan
adalah KB suntik 1 bulan. Lama
penggunaan KB suntik 1 Tahun.
Tempat Pelayanan KB di Bidan.
Ibu mengeluhkan sudah lama
tidak menstruasi.
31
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gambaran Kasus
Berdasarkan tinjauan kasus pada pengkajian keluarga tersebut. Keluarga
Tn. S tidak memiliki masalah keluarga yang spesifik. Hanya saja Ny. M
kurang pengetahuan terhadap alat kontasepsi dan terdapat keluhan yang
dirasakan oleh Ny. M saat ini yang menggunakan alat kontrasepsi KB suntik
3 bulan. Kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi masalah
tersebut, yaitu dengan melakukan sosialisasi atau penyuluhan tentang alat
kontrasepsi. Dan setelah melakukan penyuluhan, maka sekarang keluarga
Tn.S terutama Ny.M sudah mengetahui mengenai apa itu alat kontrasepsi,
macam-macam alat kontrasepsi, manfaat pemakaian alat kontrasepsi dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi, sehingga diharapkan setelah dilakukan
penyuluhan Ny.M segera menyadari pentingnya penggunaan alat kontrasepsi
di usia ibu yang masih reproduktif. Setelah beberapa kali melakukan
kunjungan dan asuhan terutama penyuluhan terhadap alat kontrasepsi
sekarang Ny. M menggunakan alat kontrasepsi Implant yang dilakukan
pemeriksaan dan pelayanan KB pada tanggal 11 April 2023 . Selain,
menggunakan alat kontrasepsi impant Ny. M juga mengikuti pemeriksaan
IVA dan SADARNIS yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2022 di
Posyandu Desa Lemo II bersama bidan Puskesmas Lemo.
B. Asuhan Keluarga

Tanggal Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran

26 Mei Keluhan Ny. Agar Ny. M Memberikan Ny. M


2023 M saat ini mengetahui penyuluhan
yang mengenai apa itu pendidikan
menggunakan alat kontrasepsi, kesehatan
alat macam-macam alat terhadapat alat
kontrasepsi kontrasepsi, kontrasepsi
KB suntik 3 manfaat pemakaian

32
33

bulan. alat kontrasepsi


dan efek samping
penggunaan alat
kontrasepsi,

27 Mei Keluhan Agar Tn. S Membeikan Tn.S


2023 suami Ny.M mengetahui bahaya penyuluhan
yaitu Tn.S perokok aktif dan tentang bahaya
perokok aktif pasif perokok aktif
dan pasif

31 Mei
2023 Ny. M ingin Mengatasi keluhan Melakukan Ny. M
menggunakan yang dirasakan Ny. pelayanan
alat M kontrasepsi
kontrasepsi dengan
Implant pemasangan alat
konrasepsi
implant yang
dilakukan oleh
bidan
Puskesmas
Lemo
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pelaksanaan praktik klinik kebidanan komunitas ini dilaksanakan dari
tanggal 22 Mei 2023 – 27 Mei 2023 di Desa Lemo II, Kecamatan Teweh
Tengah, Kabupaten Barito Utara, dimana praktek tersebut diadakan
pembinaan keluarga binaan untuk masing-masing mahasiswi.
Pembimbing keluarga binaan penulis dimulai tanggal 22 Mei 2023 – 27
Mei 2023. Masalah kesehatan yang di keluarga binaan adalah tentang
masalah kebidanan yang ada pada keluarga Tn.S yaitu Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana. Selain itu Ny. M juga mengikuti pemeriksaan IVA dan
SADARNIS yang merupakan Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi.
Pelaksanaan kegiatan untuk keluarga binaan tersebut dilakukan selama 3
hari dengan kunjungan rumah proses penyuluhan kepada keluarga binaan
sesuai prioritas masalah dengan kontrak waktu yang telah disepakati dan
melakukan evaluasi secara bersama-sama dengan semua anggota keluarga
binaan pada akhir implementasi.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan selama pengambilan data di
keluarga binaan RT 03 Desa Lemo II Kecamatan Teweh Tengah kabupaten
Barito Utara maka saran yang diberikan :
a. Untuk Keluarga Binaan
Anggota keluarga binaan yang telah dibina hendaknya dapat
memahami/menerapkan apa yang telah diberikan serta mampu untuk
mengendali dan mengambil keputusan dan tindakan yang sesuai dalam
mengatasi masalah kesehatan.
b. Untuk Institusi
Peran aktif instusi pendidikan dalam kegiatan PKK sangat diperlukan
agar dapat memberikan masukan bagi institusi untuk perbaikan PKK
selanjutnya.

34
35

c. Untuk Mahasiswa
Dengan adanya praktik kerja lapangan ini mahasiswi dapat
mengetahui keadaan masyarakat secara langsung dan mendapatkan
pengalaman langsung bekerja di tengah masyarakat untuk memberikan
pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai