Anda di halaman 1dari 21

BAB I

A. Latar belakang

Peran tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untuk memberikan


pelayanan KIA/KB dan kesehtan wanita sepanjang siklus kehidupannya baik diisntitusi
rumah sakit yang bersifat kuratif atau klinis maupun juga dalam upaya upaya pelayanan
KIA/KB Yang bersifat promotif dan prefentif serata mampu menggerakan peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan ibu dan anak ,kb sesuai dengan prinsip promosi
kesehatan ,program pengobatan

Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dalam melaksanakan tugas
seperti yang diharapkan diatas , maka perlu dikirantya memeberikan kesempatan serta
pengalanman belajar yang terarah dan terpadu kepada mahasiswa kebidanan didalam
masyarakat . pelaksanan Pratik daerah binaan merupakan hal yang wajib diikuti oleh oleh
mahasiswa program studi diploma III kebidanan palu jurusan keebidanan palu poltekes
kemenkes palu sebagai praktik dari mata kuliah kebidanan komunitas yang diharapkan
memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik yang diarahkan kepada pencapaian
keterampilan dalam mengkaji kondisi dan sarana pelayanan kesehatan ibu dan anak
dalam konteks keluarga , berdasarkan dengan hal tersebut maka poltekes kemenkes palu
jurusn kebidanan menyelenggarakan PROGRAM PRATIK ASUHAN KOMUNITAS /
DAERAH BINAAN DIKABUPATEN SIGI DESA TINGGEDE SELATAN
KACAMATAN MAROWOLA

1
B . TUJUAN

1. UMUM
Agar mahasiswa dapat memehami cara pembinaan kesehatan invidu, keliarga,
kelompok, dan masyarakat dalam usaha meningkatkan kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi dan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan perempuan melalui pendekatan asuhan kebidanan berdasarkan
metode pendokumentasian SOAP.
2. KHUSUS
1) Bagi mahasiswa
a. Praktik daerah binaan bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan
keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif,
dan optimal dalam memperoleh, mengolah, menganalisis data atau informasi
serta menginterprestasikan hasilnya saat interfensi kepada masyarakat.
b. Setelah mengikuti praktik daerah binaan mahasiswa mampu memberikan
asuhan kebidanan dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak, KB serta kesehatan wanita sepanjang daur kehidupan
pada setiap tahap kegiatan.
c. Mahasiswa mampu mengamati, mempelajari, memahami dan menerapkan
teori terkait daerah binaan dengan teknik problem solving dan pendekatan
kerjasama
d. Mengenal program puskesmas
e. Mengenal kegiatan posyandu
f. Mengenal kegiatan pustu
g. Mengenal kegiatan posbindu
h. Mengenal program KIBAS Sigi
i. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui pelatihan kader kesehatan,
dukun bayi, PWS-KIA dan Gizi
j. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan masalah-masalah kesehatan
diwilayah kerja,meliputi:
a) Melaksanakan pemetaan wilayah
b) Identifikasi masalah/mengkaji data dengan melaksanakan
pengumpulan data, menganalisis data dan dapat membuat prioritas
masalah.

2
c) Merencanakan pemecahan masalah melalui lokakarya mini.
d) Melakukan tindakan untuk mengatasi masalah.
e) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembinaan masyarakat,
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas tingkat keluarga yang
mempunyai masalah yang merugikan kesehatan wanita.

K . melaksankan asuhan kebidanan daerah binaan pada tingkat kelompok


khusus: ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan balita, sekolah, remaja,
keluarga berencana, kesehatan reproduksi, menopause, lansia.

L . dapat mengerakakan kegiatan bpjs diwilayah kerja

M. dapat menyusun pencacatan dalam pelaporan kegiatan yang telah


dilaksanakan

2) BAGI MASYARAKAT

a. tertanamnya kebiasaan hidup dehat bagi individu keluarga kelompok dan


masyarakat

b termotivasinya individu ,keluarga ,kelompok dan masyarakat agar menegenal


masalah kesehatan ibu dan anak yang ada ,dan berupaya untuk mengatasinya .

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI ATAU KONSEP DASAR KOMUNITAS


Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral daei pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas . pelayanan kebidadan adalah pelayanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenagannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
anak dan keluarga maupun dimasyarakat . dalam rangka pemberian
pelayanan kebidanan pada ibu dan anak dikomunitas diperlukan bidan yaitu
yang berkerja melayani ibu dan anak disuatu wilayah tertentu .
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan
pada aspek-aspek dispo sosial budaya yang ada di komunitas masyrakat
sekitar. Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayan kesehatan
yang bersifat individual maupun kelompok untuk itu bidan perlu dibekali
dengan strategi-strategi untuk mengatasi tantaangan/kendala seperti berikut :
1. Sosial budaya seperti ketidak adilan gender, pendidikan, tradisi
yang merugikan ekonomi seperti kemiskinan
2. Politik dan hukum, seperti ketidak adilan sosial
3. Fasilitas seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan
rujukan
4. Lingkungan, seperti daerah kantong (daerah yang kumu dan
padat)

Ukuran keberhasilan bidan dalam menghadapi tantangan atau kendala


diatas adalah lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan ksehatan serta kualitas hidup perempuan dilokasi
tersebut..

4
B. TEORI ATAU KONSEP PRIORITAS KASUS
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk adalah melalui program kb ,keluarga berencana dapat
mencegah mulculnya bahaya bahaya akibat .

Pengertian kontrasepsi iastialah kontrasepsi adalaha


bearasal dari kata kontra dan konsepsi ,kontra berarti ‘melawan ‘ atau
‘mencegah ‘ sedangkan konsepsi adalah pertemuan sel telur yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan .tujuan dari
penggunaan kontrsepsi adalah menghindari atau mencegah kehamilan
seabagi akibat terjadi adanya pertemuan antara sel telur dengan
sperma ,maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang
aktif melakukan hubungan seks dan kedua duanya memiliki
kesuburan namun tidak menghendaki kehamilan

MACAM MACAM ALAT KONTRASEPSI


1. Metode kontrasepsi sederhana
 Metode kalaender
Metode ini didasarkan pada suatu perhitungan yang
diperoleh dari informasi yang dikumpulkan dari sejumlah
menstruasi scara berurutan. Hari subur dapat didefinisikan
melalui pencatatan siklus menstruasi dengan durasi
minimal enam siklus dan dianjurkan dua belas siklus.
Demi menjamin efektivitas maksimum, metode kelender
sebaiknya dikombinasikan dengan indikator-indikator
lainnya (Glaiser&Gebbie,2005).
2. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi
sementara yang cukup efektif, selama klien belum
mendapatkan haid dan waktunya kurang dari enam bulan
pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai 98%. Metode
amenore laktasi efektif bila menyusui lebih dari 8 kali sehari
dan bayi mendapat cukup asupan perlaktasi ( saifiddin 2006 )

5
3. Senggama terputus ( koitus interektus )
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional,dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya
( penis ) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus ( saifudin,2006 )

4. Metode kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat
dibuat dari berbagai bahan diantara nya latex ( karet ) atau
bahan alami ( produksi Hewan yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual. Kondom tidak hanya mencegah
kehamilan tetapi juga mencegah infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS .

5. Kontrasepsi modern
1) Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil adalah jenis kontrasepsi oral yang
harus diminum setiap hari yang bekerja menghantar
kan lender servick sehingga sulit dilalui oleh sperma.
Terdapat 2 macam yaitu kontrasepsi kombinasi sering
disebut pil kombinasi yang mengandung progesterone
dan ekstrogen .

2) Kontrasepsi implant
Alat kontrasepsi silastik berisi hormone jenis
progesterone levonorgestrel yang ditanam kan dibawah
kulit yang bekerja mengurangi transportasi sperma

3) Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)


Alat kontrasepsi dalam Rahim adalah alat kontrasepsi
yang dimasukan kedalam Rahim wanita yang bekerja
menghambat sperma untuk masuk kedalam tuba fallopi
( saiffudin,2006 )
6
4) Kontap ( kontrasepsi mantap )
Suatu cara permanen baik pada pria maupun pada
wanita dilakukan dengan tindakan operasi kecil untuk
mengikat atau menjepit atau memotong saluran telur
wanita atau menutup saluran mani laki-laki
( siswosudarmo,2007 )

5) Kontrasepsi suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang
diberikan dengan cara disuntikan secara intramuskuler
di daerah otot pantat ( gluteus maksimus ).
( siswosudarmo,2007 )

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian / pengumpulan data keluarga

KEMENTRIAN KESEHATAN REPOBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALU
Jln. Thalua Konchi No. 19 Mamboro Palu Utara Telp/Fax. (0451)491451
e-mail : poltekkeskemenkespalu@yahoo.com Website : www.poltekkespalu.ac.id
SULAWESI TENGAH

FORMAT PENGKAJIAN DATA PADA KELUARGA

I. DATA & IDENTITAS KELUARGA


1. Kepala Keluarga
1.1. Nama :
1.2. Umur :
1.3. Jenis Kelamin :
1.4. Pendidikan Terakhir :
1.5. Pekerjaan Pokok :
1.6. Pekerjaan Tambahan :
1.7. Agama :
1.8. Suku / Kebangsaan :
1.9. Alamat :
1.10. Nikah yang Ke :
1.11. Lama Menikah :
1.12. Penghasilan Keluarga :

8
2. Data Anggota Keluarga Yang Hidup

N NAM JENIS AGAM PENDIDIKAN PEKERJAA PENGHASILA SERUMA TIDAK


O A/ KELAMI A N N H SERUMA
UMU N H
R L P T T S T B
T S S

Keterangan :

T : Tamat TS : Tidan Sekolah S : Sementara TT : Tidak Tamat BS:


Belum Sekolah

3. Gonogram 3 Generasi (Lengkap)

9
4. DATA ANGGOTA KELUARGA YANG MENINGGAL (SATU TAHUN
TERAKHIR)

NO NAMA JENIS TGL/THN UMUR KETERANGAN


ANGGOTA KELAMIN MENINGGAL WAKTU SEBAB
KELUARGA MENINGGAL MENINGGAL

II. DATA RIWAYAT KESEHATAN KELUARGAS

N NAMA KESEHATA PENYAKIT YANG LAMANYA PERAWATAN


O N PERNAH DI SAKIT PENGOBATAN
KELUARGA DERITA 1 TAHUN
TERAKHIR

III. KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Perumahan
1.1. Status Kepemilikan Rumah
1.1.1. Milik Sendiri ( )
1.1.2. Kontrak ( )
1.1.3. Menumpang ( )

10
1.2. Jenis Bangunan
1.2.1. Permanen ( )
1.2.2. Semi Permanen ( )
1.2.3. Kayu ( )
1.2.4. Gadek/Bambu ( )

1.3. Lantai Rumah Atap Rumah


1.4. Ventilasi
1.5. Saluran pembuangan air atau limbah : terbuka / tertutup. Jarak sumber
pembuangan limbah M

IV. SUMBER AIR


1. Sumber Air Minum
1.1. Ledeng ( )
1.2. Sumur Gali ( )
1.3. Sumur Pompa Tangan ( )
1.4. Sungai ( )
1.5. Mata Air ( )
1.6. Penampungan Air Hujan ( )

2. Tempat Pengambilan Air Minum


2.1. Ledeng ( PAM) ( )
2.2. Sumur Gali ( )
2.3. Sumur Pompa Tangan ( )
2.4. Sungai ( )
2.5. Mata Air ( )
2.6. Penampungan Air Hujan ( )
2.7. Galon isi Ulang ( )

3. Penggunaan Air Minum


3.1. Dimasak ( )
3.2. Kadang-kadang ( )
3.3. Tidak Dimasak ( )

11
V. JAMBAN Keluarga
1. Tempat Pembuanagn Kotoran (BAB Dan BAK)
1.1. Kakus ( )
1.2. Selokan ( )
1.3. Kolam ( )
1.4. Sawah ( )
2. Jenis Jamban
2.1. Cemplung ( )
2.2. Angsa Latrine ( )
2.3. Septitank ( )
2.4.

VI. SAMPAH
1. Tempat Keluarga Membuang sampah
1.1. Tempat Sampah ( )
1.2. Selokan ( )
1.3. Sungai ( )
1.4. Lubang tempat sampah ( )
1.5. Sembarang Tempat ( )

2. Masalah yang menyangkut sampah

VII. HALAMAN
1. Pemilikan
2. Pemanfaatan

VIII. PEMANFAATAN SARANA KESEHATAN


1. Apabila anggota keluarga sakit berobat kemana :
1.1. Rumah Sakit
1.2. Puskesmas, Pustu, Posyandu
1.3. Dokter Praktek, bidan/perawat

12
1.4. Dukun

2. Jarak Rumah Dengan Fasilitas esehatan


2.1. 0-1 km
2.2. 1-2 km
2.3. 2-3 km
2.4. Lebih dari 3 km
XI. KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Anak Balita
1.1. Data Imunisasi Dan Berat Badan

No No. Nama Pertolonga Berat Badan IMUNISASI


Urut Anak n
Lahir Kini BCG DPT Polio Hepatitis
Anak Persalinan
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3

1.2. Tempat Pemeriksaan Kehamilan


1.2.1. Rumah sakit ( )
1.2.2. Puskesmas ( )
1.2.3. Dokter Praktek ( )
1.2.4. Bidan / Perawat Praktek ( )
1.2.5. Dukun ( )
1.2.6.

1.3. Frekuensi Pemeriksaan Kali per 6 Bulan

13
1.4. Apakah Anak di timbang ? :
Ya ( ) Tidak ( )
Alasan :

1.5. Apakah Anak Memiliki KMS ? :


Ya ( ) Tidak ( )
Alasan :

1.6. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Sesuai KMS


1.6.1. Normal ( )
1.6.2. Tidak Normal ( )

1.7. Apakah Ada Makanan Yang Pantang bagi anak ? :


Ya ( ) Tidak ( )
Sebutkan :

1.8. Apakah Anak Diberikan Makanan Tambahan


Ya ( ) Umur Bulan
Tidak ( ) Alasan
5. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan Tidur Anggota Keluarga

b. Kebiasaan Makan Anggota Keluarga

c. Pola Kebiasaan Kesehatan


- Meroko
- Olahraga

14
d. Penggunaaan Waktu Senggang

e. Komunikasi

f. Transportasi

IX. SOSIAL – EKONOMI – BUDAYA – SPIRITUAL


1. Apakah Pendapatan dapat memenuhi kebutuhan keluarga : Ya ( ), Tidak (
)
Bila tidak bagaimana cara mengatasinya :
1.1. Meminjam dari orang lain ( )
1.2. Bantuan dari Family / Keluarga ( )
1.3.

2. Siapa yang menentukan Penggunakaan Keuangan Keluarga


2.1. Kepala Keluarga ( )
2.2. Isteri ( )
2.3. Anak ( )
2.4.

3. Apakah Ada Pembagian Tugas masing-masing anggota keluarga : Ya ( ),


Tidak ( )
Kalau Ya, Bagaimana Pengaturannya :
3.1. Ditentukan Oleh Kepala Keluarga ( )
3.2. Oleh masing-masing anggota keluarga ( )
3.3. Oleh Ibu ( )

4. Apakah Ada anggota keluarga yang mengikuti kegiatan masyarakat


4.1. Ya ( ) Tidak ( )
15
4.2. Kalau Ya kegiatan apa

X. TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN


1. Cukup ( )
2. Kurang ( )
3. Komentar

XI. MASALAH HIDUP BERSI & SEHAT (PHBS)

No. Masalah Dilakukan Tidak Ket


Dilakukan
1. Persalinan Ditolong oleh Nakes
2. Pemberian ASI Eksklusif
3. Penimbangan Balita
4. Cuci Tangan Sebelum Makan
5. Menggunakan Air Bersih
6. Menggunakan Jmaban
7. Rumah Bebas Jentik
8. Melakukan Aktifitas Fisik
9. Makan Buah & Sayur
10. Tidak Meroko di Ruangan

XII. LAIN-LAIN
1. PUS :
2. WUS 16-49 :

16
C .PEMBAHASAAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara teori yang ada dengan
praktik yang dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan kesenjangan tersebut penulis
menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interprestasi
data, diagnosa potensial,intervensi,perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi.

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil kesimpulan dan pemecahan
masalah, sehinggah dapat digunakan sebagai tindakan lanjut dalam penerapan asuhan
kebidanan yang tepat,efektif dan efisien khususnya pada akseptor KB IUD dengan fisiologi.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap (Yulifah dan surachmindari,2014)
Data subjektif adalah keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui alasan
klien. Ibu mengatakan ingin memeriksakan yang sudah tidak haid selama 2 tahun
(manuaba,2010).
2. Interprestasi Data
Diagnosa kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan dalam lingkup praktek
kebidanan ( Varney,2006). Diagnosa : Ny.O umur 24 tahun akseptor KB suntik 3
bulan dengan amenore.
Masalah yang muncul pada akseptor KB sutik KB 3 bulan, yaitu rasa cemas
karena perdarahan haid tidak keluar. Kebutuhan yang diberikan pada akseptor KB
suntik 3 bulan yaitu : penjelasan tentang efek samping KB suntik 3 bulan terutama
tentang amenore memberi dukungan moril pada ibu (Varney,2006)
3. Diagnosa Potensial
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila mungkin diberikan pencengahan (Sulisyawati,2009).
Pada kasus Ny.O akseptor KB suntik 3 bulan diagnose potensial tidak terjadi.
4. Antisipasi atau Tindakan Segera

17
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Mengidentifikasi dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan suatu situasi yang
memerlukan tindakan segera oleh bidan atau dokter (Rismalinda 2014). Menurut
saifudin dalam sutrisni (2013),terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan
amenore antara lain. 1 siklus pil kombinasi selama 3 hari dan kemudian dilanjutkan
dengan ibuprofen 3×800 mg selama 5 hari, atau dapat juga diberikan 50 mg
etinilestradinol, atau 1,25 mg esterogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
5. Perencanaan
Dalam penyusunan perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan,karena pada
akhirnya pengambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus
disetujui oleh pasien (Sulistyawati,2009).
Menurut saifudin dalam sutrusni (2013), rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan amenore adalah: jelaskan pada ibu
tentang hasil pemeriksaan,beri penjelasan kepada ibu tentang efek samping
penggunaan KB suntik 3 bulan , beri KIE kepada ibu tentang penyebab tidak haid
lebih dari 3 bulan berturut-turut atau amenore,

Cara kerja implant

Susuk yang sudah dimasukan kedalam kulit akan melepaskan hormone progestrin dengan
keadaan rendah untuk mencegah kehamilan cara kerjanya dengan mencegah ovulasi
( pelepasan sel telur dalam siklud bualanan ) ,jika seorang wanita tidak berovulasi iya tidak
bisa hamil karna tdk ada sel telur yang bisa dibuahi .

Progestrin yang dilepaskan oleh kb implant juga akan menebalkan lendir disekitar leher
Rahim ini akan mencegah untuk mamasuki sperma untuk memasuki Rahim .progestrin juga
akan menipiskan lapisan didinding Rahim ,sehingga jika ada sperma yang berhasil membuahi
sel telur tersebut akan sulit menempel pada dinding Rahim untuk memulai kehamilan .

Efek samping kb implan

Efek samping kb implanalias kb susuk yang paling lazim adalah perubahan pada siklus
menstruasi .berikut ini adalah efek yang mungkin terjadi akibat pengunaan kb implant

 Haid tidak menjadi teratur ,atau tidak haid sama sekali

18
 Darah haid menjadi lebih banyak atau malah menjadi lebih sedikit
 Flek / bercak darah yang keluar saat sedang tidak haid
 Berat badan bertambah
 Sakit kepala
 Jerawat
 Payudara nyeri
 Rasa sakit , infeksi, dan bekas luka dikulit tempat susuk dimasukan

KEUNTUNGAN

 Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung
estrogen
 Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat reversible
 Efek kontrasepsi segera berahkir setelah implant nya dikeluarkan
 Pendarahan terjadi lebih ringan ,tidak menaikan darah
 Resiko terjadi kehamilan ektropik lebih kecil dibandingkan dengan pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahaim

Kerugian

 Susuk kb harus dipasang dan diangakat oleh petugas kesehatan yang


terlatih
 Lebih mahal
 Sering timbul perubahan pola haid
 Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri

19
 Beberapa wanita enggan untuk menggunakan karena kurang
mengenalnya

Kontraindikasi

 Kehamilan atau disangka hamil


 Penderita penyakit akut
 Kanker payudara
 Kelaianan jiwa
 Penyakit jantung ,hipertensi
 Diabetes mellitus
 Riwayat kehamilan ektopik

CARA PEMASANGAN KB IMPLAN

Proses pemasangan kb implant akan dimulai dengan memberi obat bius pada bagian lengan
yang akan dimasukan susuk ,supaya anda tidak merasakan sakit keseluruhan prosesnya hanya
berlangsun g beberapa menit saja setelah susuk dipasang anda dianjurkan untuk tidak
mengakat barang berat dulu selama beberapa hari

Untuk mengeluarkan susuk kulit akan dibius lagi kemudian dibuat sayatan kecil untuk
menarik keluar susuk ,anda sebenarnya tak menunggu seklama tiga tahun untuk mengganti
atau mengeluarkan kb susuk sehingga anda ingin melepasnya ini bisa dilakukan ,namun ingat
jangan pernah melepaskan kb iplan sendiri

Waktu pemasangan
 Sewaktu haid berlangsung
 Setiap saat asal diyakiniklien tidak hamil
 Bila menyusui
 Saat ganti cara dari metode yang lain

20
 Pasca keguguran s

BAB IV

A KESIMPULAN

Alat kontrasepsi susuk atau iplan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif ,tidak
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun dipasang
dibwah kulit diatas daging pada lengan atas wanita ,hormone ini lepas secara perlahan lahan
melalui dinding kapsul .wanita yang memiliki berat badan lebih dari 75 kilo gram
mempunyai resiko kegagalan yang lebih tinggi ,pemasangan implant atau susuk dilakukan
dibagian atas bawah kulit pada lengan kiri ,lengan kanan bagi yang kidal agar tidak
menganggu kegiatan ibu implat dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah
melahirkan sebelum melakukan pemasangan ibu diharuskan u ntuk melakukan pemeriksaan
kesehatan terlebih dahulu dan juga harus disuntik untuk menghilangkan rasa nyeri pada
daerah yang akan dilakukan pemasanagan implant atau susuk

B SARAN

1. Kepada pasangan usia subur


 Pasanagan usia subur hendaknya lebih teliti dalam memilih alat kontara sepsi
yang akan digunakan sehingga tidak menimbulkan efek samping yang
menggangu kesehatan ,bila efek samping tibul maka segera untuk melakukan
pemeriksaan atau konsultasi kepada tenaga kesehatan terdekat sehingga
masalah dapat teratasi
 Pasanagn usia subur hendaknya lebih membuka diri terhadap informasi
mengenai program kb

21

Anda mungkin juga menyukai