OLEH:
IRDIANTY FAHIRA JUNAIDI
201810330311012
KELOMPOK 6
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
2022
1. Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture of the Membranes (PROM) adalah
keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya proses persalinan pada kehamilan
pecahnya ketuban pada pasien dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Ketuban pecah dini (KPD) yaitu pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Pada kehamilan aterm atau kehamilan lebih dari 37 minggu sebanyak 8-10% ibu hamil
akan mengalami KPD, dan pada kehamilan preterm atau kehamilan kurang dari 37
minggu sebanyak 1% ibu hamil akan mengalami KPD. KPD dapat menyebabkan infeksi
yang dapat meningkatkan kematian ibu dan anak apabila periode laten terlalu lama dan
ketuban sudah pecah. KPD pada ibu hamil primi jika pembukaan kurang dari 3cm dan
kurang dari 5 cm pada ibu hamil multipara. Penyebab KPD masih belum jelas akan tetapi
KPD ada hubungannya dengan hipermotilitas rahim yang sudah lama, selaput ketuban
tipis, infeksi, multipara, disproporsi, serviks inkompeten, dan lain-lain (1,5) (Negara et
al., 2017).
Terdapat istilah periode laten, yaitu waktu dari ruptur hingga terjadinya proses
persalinan. Makin muda usia gestasi ketika ketuban pecah, periode laten semakin
panjang. Ketuban pecah karena kontraksi uterus dan peregangan berulang yang
menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh sehingga pecah. Salah satu faktor resiko dari
ketuban pecah dini adalah kurangnya asam askorbat, yang merupakan komponen dari
kolagen. Pada kehamilan trimester awal, selaput ketuban sangat kuat. Namun, pada
trimester ketiga menjadi mudah pecah berkaitan dengan pembesaran uterus, kontraksi
rahim, dan gerakan janin. Sedangkan pada kehamilan prematur, biasanya penyebabnya
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Preterm premature rupture of the membranens
biasanya banyak terjadi sebagai sebuah semburan cairan yang mendadak dari vagina,
beberapa pasien mungkin mengeluh sedikit basah atau semburan yang keluar sedikit
demi sedikit. Menurut Penelitian lain yang dilakukan PROM terbagi dalam dua
klasifikasi yaitu Preterm PROM dan term PROM yang dibagi lagi dalam dua kategori
yaitu early PROM apabila terjadi dibawah 12 jam sejak terjadinya ketuban pecah dan
prolonged PROM apabila terjadi diatas atau lebih dari 12 jam (Legawati & Riyanti,
2018).
2. Faktor Resiko
Jumlah Paritas
ketuban lebih tipis sehingga mudah pecah sebelum waktunya dan semakin banyak
paritas semakin mudah terjadi infeksi amnion karena rusaknya struktur servik
pada persalinan sebelumnya. Wanita dengan paritas kedua dan ketiga pada usia
reproduktif biasanya relative memiliki keadaan yang lebih aman untuk hamil dan
melahirkan, karena pada keadaan tersebut dinding uterus lebih kuat karena belum
yang telah melahirkan beberapa kali akan lebih berisiko mengalami KPD, karena
jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh yang diakibatkan oleh vaskularisasi
Usia ibu melahirkan yang memiliki resiko rendah adalah umur 20-35, 35
tahun memiliki resiko tinggi dalam proses persalinan. Akan tetapi untuk KPD
sendiri secara patobiologi dari kehamilan dengan ketuban pecah dini masih belum
banyak diketahui. Banyak faktor dan jalur yang dapat menyebabkan degradasi
dari matriks selaput membran ekstrasellular antara lain: jumlah kolagen diselaput
dari komponen matriks, enzim spesifi k yang berfungsi sebagai pengendali dan
pengatur aktifi tas biofi sik matriks membran ekstraseluler, infeksi terkait dengan
Usia Kehamilan
yang cenderung menyebabkan KPD dan pada trimester akhir akan menyebabkan
Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) pada Ibu Bersalin 137 uterus, kontraksi
rahim, dan gerakan janin. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tua umur
atau over distensi yang membuat rahim lebih besar sehingga selaput ketuban lebih
tipis dan mudah pecah. ). Wanita dengan kehamilan kembar beresiko tinggi
mengalami KPD. Hal ini disebabkan oleh peningkatan massa plasenta dan
sewaktu-waktu selaput ketuban dapat pecah secara tiba-tiba yang dapat diidentifi
Kelainan Letak
bokong menempati servik uteri dengan dengan keadaan ini pergerakan janin
terjadi dibagian terendah karena keberadaan kaki janin yang menempati daerah
servik uteri sedangkan kepala janin akan mendesak fundus uteri yang dapat
menekan diafragma dan keadaan ini menyebabkan timbulnya rasa sesak pada ibu
3. Diagnosis
Pemeriksaan inspekulo – melihat adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteri
pH vagina – menggunakan kertas lakmus (Nitrazin Test). Bila ada cairan ketuban,
warna merah berubah menjadi biru. Selama hamil, pH normal vagina adalah 4,5-
Singkirkan adanya infeksi – suhu ibu >38oC, air ketuban keruh dan ebrbau,
4. Tatalaksana
ataupun infeksi janin, serta apakah dalam keadaan inpartu atau terdapat kegawatan janin.
Prinsip penanganan Ketuban Pecah Dini adalah memperpanjang kehamilan sampai paru-
terminasi kehamilan
3) Observasi temperatur rektal setiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat lebih
Bila PS lebih atau sama dengan 5, dilakukan induksi dengan oksitosin drip
1. Penanganan di rawat di RS
5. Di ruang Obstetri :
dalam
terminasi kehamilan
5. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang seringkali ditimbulkan dari KPD sangat berpengaruh terhadap
morbiditas dan mortalitas bayi serta dampak terhadap ibunya sendiri, diantaranya adalah:
1. Persalinan premature
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah
ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam.
Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan seringkali terjadi dalam 1 minggu
2. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu terjadi
terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini preterm,
infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada
ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.Kriteria klinis
infeksi yang digunakan pada KPD yaitu; adanya febris, uterine tenderness (di periksa
setiap 4 jam), takikardia (denyut nadi maternal lebih dari 100x/mnt), serta denyut
menempel erat dengan dinding uterus yang dapat menekan tali pusat hingga terjadi
asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat
Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta
hipoplasi pulmonary
DAFTAR PUSTAKA
Legawati, & Riyanti. (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di Ruang
Cempaka RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Jurnal Surya Medika, 3(2), 95–105.
https://doi.org/10.16143/j.cnki.1001-9928.2018.01.002
Negara, K. S., Mulyana, R. S., & Pangkahila, E. S. (2017). Buku Ajar Ketuban Pecah Dini.
Rahayu, B., & Sari, A. N. (2017). Studi Deskriptif Penyebab Kejadian Ketuban Pecah Dini
(KPD) pada Ibu Bersalin. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 5(2), 134.
https://doi.org/10.21927/jnki.2017.5(2).134-138