VARICELLA
Oleh :
Irdianty Fahira Junaidi
202210401011008
Pembimbing :
Penulis
2
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Varisela adalah suatu penyakit infeksi akut primer menular, disebabkan oleh
Varicella Zooster Virus (VZV), yang menyerang kulit dan mukosa, dan ditandai
(Varicella) sebagai infeksi primer, yang biasanya terjadi pada anak-anak terutama
pada daerah yang belum menyediakan vaksin (Kennedy & Gershon, 2018)
Varisela (cacar air, chicken pox) merupakan eksantema vesikular yang sangat
menular akibat infeksi akut primer eksogen dari virus varisela zoster (VVZ) pada
individu yang rentan, yang mengenai kulit dan mukosa, dengan manifestasi klinis
(Wijanarko, 2021).
1.2 Epidemiologi
Varisela dapat terjadi di seluruh dunia, namun ada perbedaan yang mencolok
pada daerah dengan beriklim tropis. Hal tersebut yang mengakibatkan alasan
musim dan daerah yang belum jelas. Pada daerah beiklim sedang, varisela terjadi
peningkatan selama musim dingin dan awal musim semi (Daulagala & Noordeen,
2018).
dengan usia <10 tahun dan 90% dewasa telah memiliki antibodi terhadap VVZ
(Al Turab, 2018). Tetapi pada negara tropis dan subtropis lebih sering menyerang
3
orang dewasa muda dan tua. Kemungkinan yang dapat dipertimbangkan adalah
ditemukan, sedangkan pada orang dewasa banyak yang tidak melakukan vaksinasi
karena pada saat mereka masih anak-anak, vaksin belum ditemukan (Sondakh et
al., 2019).
Tidak ada perbedaan gender dalam kejadian cacar air kecuali pada kelompok
usia 15-24 tahun. Penelitian di Swedia, yang telah disebutkan di atas, juga
melaporkan hasil serupa di mana ditemukan distribusi jenis kelamin yang merata
antar kedua jenis kelamin. Akan tetapi, hasil di Karbala, Iran menemukan kasus
varicella lebih banyak terjadi pada pria (66%) dari pada wanita (Ni Putu Tiza
1.3 Etiologi
diketahui. Varisela ditularkan melalui jalur udara dan juga kontak langsung.
Pemicu dari reaktivasi virus termasuk immunosupresi dari penyakit atau obat-
obatan, trauma, penyinaran sinar X, infeksi dan keganasan (Apriasari & Pramitha,
2019).
Virus ini memiliki daya penularan yang tinggi dan dapat cepat menyebar.
Infeksi awal berasal dari mukosa saluran pernapasan bagian atas. Setelah 2-6 hari,
virus memasuki sirkulasi dan serangan viremia lain terjadi dalam 10-12 hari. Pada
4
saat ini fase erupsi muncul. Antibodi IgA, IgM dan IgG diproduksi tetapi antibodi
IgG yang memberikan kekebalan seumur hidup. Selain infeksi primer, varisela
terlokalisasi pada saraf sensorik dan dapat diaktifkan kembali yang nantinya akan
1.4 Patogenesis
bening regional. Viremia primer terjadi 4 hingga 6 hari setelah infeksi dan
menyebarkan virus ke organ, seperti hati, limpa, dan ganglion sensorik. Replikasi
lebih lanjut di visera diikuti oleh viremia sekunder yang terjadi pada kulit. Virus
dapat dibiakkan dari mononuklear sel orang yang terinfeksi dari 5 hari
VVZ masuk melalui mukosa saluran napas atas dan orofaring, kemudian
berkisar antara 10-21 hari. Viremia primer terjadi pada awal masa inkubasi,
setelah virus menyebar melalui vaskuler dan limfatik (4-6 hari setelah infeksi). Sel
replikasi virus selama masa inkubasi) dan kulit. Eliminasi virus dilakukan oleh
imunitas non spesifik (interferon dan sel natural killer) dan spesifik dan apabila
proses ini gagal maka akan terjadi viremia sekunder dalam 10-14 hari setelah
tubuh. Pada kulit, VVZ menginfeksi sel epitel stratum basal dan stratum
spinosum. Infeksi ini akan menghasilkan lesi papular, yang akan berubah menjadi
vesikel intraepitel dalam 12-24 jam, akibat meningkatnya sel epitel yang
5
terinfeksi. Pada kasus tanpa tervaksinasi biasanya bermula di wajah dan kulit
Lesi baru bermunculan terus menerus dalam suatu kumpulan yang terdistribusi
dibagian sentral. Lesi lebih padat diantara skapula, dan bagian medial dari lengan
dan tungkai, serta dapat muncul lebih awal dalam jumlah besar di daerah
makulopapular gatal yang menyebar ke leher dan anggota badan. Setelah 12-72
jam lesi berubah menjadi pustula (mirip dengan vesikel tetapi mengandung bahan
purulen) yang sering pecah sehingga menimbulkan keropeng. Lesi tidak semua
muncul dan berkembang menjadi koreng pada saat yang bersamaan, melainkan
mulut dan daerah tonsil. Pustula biasanya dapat sembuh tanpa meninggalkan
gejala sisa tetapi jika digaruk dapat terinfeksi oleh Staphylococcus dan
Streptococcus dan meninggalkan bekas luka permanen (Freer & Pistello, 2018).
Gejala prodormal pada remaja dan dewasa yang dapat terjadi adalah nyeri
otot, mual, nafsu makan menurun, dan sakit kepala diikuti ruam, sariawan, malise
dan demam ringan. Manifestasi oral dapat mendahului ruam kulit. Pada anak-
anak, penyakit mungkin tidak didahului oleh gejala prodormal, dan tanda awalnya
bisa berupa ruam atau lesi rongga mulut. Ruam dimulai sebagai titik merah kecil
di wajah, kulit kepala, batang tubuh, lengan atas dan kaki. Selama 10-12 jam
berikutnya berkembang menjadi benjolan kecil, benjolan berisi air, dan pustula;
dan akhirnya pusaran dan pembentukan keropeng. Sebagai catatan, ruam cacar air
6
terjadi pada tahap evolusi yang berbeda atau yang disebut dengan lesi polimorfik
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis dimulai
dengan gajela prodormal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, dan
nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa
yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas
mirip tetesan embun (tear drops) di atas dasar yang eritematosa. Vesikel akan
Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru serhingga pada
satu saat tampak gambaran polimorfik (National centre for immunisation research
1.6 Diagnosis
Pemeriksaan penunjang dilakukan bila kasus yang muncul tidak biasa atau
adalah pemeriksaan Tzank smear untuk menemukan adanya sel datia berinti
banyak. Dilakukan dengan cara melakukan kerokan dasar vesikel, dibuat sediaan
diagnostik terbaik dengan sensitivitas dan spesifitas yang baik, serta hasil yang
cepat (satu hari atau kurang). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari DNA
VVZ dari cairan vesikel (spesimen terbaik) atau spesimen lain (kerokan lesi,
krusta, biopsi jaringan, darah, saliva, atau cairan serebrospinal). PCR dapat
7
membedakan VVZ dari herpes simpleks virus, atau membedakan strain liar
Isolasi virus dapat dilakukan dalam 1-2 hari setelah onset ruam. Kultur
membutuhkan waktu satu minggu atau lebih. Sensitivitas kultur lebih rendah
terhadap antivirus. Spesimen diaspirasi dari vesikel baru dengan cairan yang
jernih. Resiko kegagalan meningkat setelah vesikel menjadi pustul, dan tidak
pernah diisolasi dari krusta. Histopatologi juga dapat dilakukan dimana pada
eosinofilik (asidofilik), dan sel raksasa berinti banyak (akibat fusi dari sel epitel
yang terinfeksi dengan sel disekitarnya). Pada dermis dapat ditemukan edema dan
cepat, tetapi sensitivitas dan spesifitasnya lebih rendah dari PCR (Cowl et al.,
2017).
retrospektif dengan membandingkan serum akut dan konvalesen. Tes ini jarang
dilakukan, dan biasanya dilakukan untuk pasien yang rentan dan menjadi kandidat
8
tambahan lain berupa pemeriksaan darah tepi, dimana dapat ditemukan penurunan
leukosit.1 Dapat juga terjadi peningkatan sedang pada enzim hepar (Wijanarko,
2021).
Penegakan diagnosis dari varisela tidaklah sulit, ruam yang khas dan riwayat
paparan akan menuntun ke diagnosis yang tepat. Beberapa diagnosis banding dari
varisela yaitu eksantema vesikuler dari virus Coxsackie, Echovirus, dan campak
diseminata juga dapat menyerupai varisela bila penyebaran berasal dari area HZ
(ganglion saraf yang terkena) yang kecil, tidak nyeri, dan erupsi dermatomal yang
terjadi dan terbatas pada pasien dengan imunokompromais yang berat. Lesi
biasanya terkonsentrasi dan mengelilingi lokasi infeksi primer atau rekuren (mulut
atau genital eksternal), pasien tampak toksik dan terdapat keterlibatan viseral.
Pada variola, klinis lebih berat dengan erupsi kulit bersifat monomorf (semua lesi
dalam tahap evolusi yang sama), lesi lebih besar, dengan distribusi dimulai di
serangga, hand, foot, and mouth disease, dan skabies impeteginisata juga dapat
Insect bites
Impetigo
Small pox
Drug eruptions
Dermatitis herpetiformis
9
(Ayoade, 2022)
1.8 Pengobatan
Pengobatan pada pasien dengan imunitas yang baik ditujukan untuk mencegah
baik termasuk mandi setiap hari, melakukan perawatan kulit yang cermat, dan
mencegah vesikel pecah terlalu dini, dapat ditambahkan zat anti gatal (mentol,
asiklovir dan pensiklovir. Valasiklovir (valin ester dari asiklovir) dan famsiklovir
(prodrug pensiklovir) diserap lebih baik dan kadarnya dalam darah lebih tinggi,
terapi dalam 24 jam setelah onset akan mengurangi waktu pembentukan krusta,
tingkat penyakit, durasi gejala dan demam. Dosis yang dapat diberikan pada
remaja (≥ 40 kg) dan dewasa adalah valasiklovir 1 g per oral (po) setiap 8 jam
selama 7 hari, atau famsiklovir 500 mg po setiap 8 jam selama 7 hari, atau
asiklovir 800 mg po 5 kali/ hari selama 7 hari. Lini kedua adalah foskarnet
(analog pirofosfat) terutama untuk kasus VVZ yang resisten terhadap nukleosida.
Lini ketiga adalah cidofovir. Pada kasus dengan komplikasi pneumonia, dapat
diberikan asiklovir (dalam 36 jam masuk rawat inap) 10-15mg/ kgBB intravena
(iv) setiap 8 jam selama 7-10 hari serta bantuan respirasi. Komplikasi lain seperti
10
analgesik dan antihistamin (dengan efek sedatif ataupun sedatif) untuk pruritus.
Antibiotik oral dapat diberikan bila terdapat infeksi sekunder (Wijanarko, 2021)
2022).
(20% kasus). Angka mortalitasnya mencapai 24% pada pasien dewasa yang
riwayat penyakit paru, merokok, imunokompromais, dan memiliki lebih dari 100
lesi. Makrofag alveolus dapat menjadi rentan terhadap infeksi virus akibat
merokok. Gejalanya berupa batuk kering, dispnea, takipnea, demam tinggi, nyeri
dada pleuritik, sianosis, dan hemoptsis pada 1-6 hari serelah onset ruam.
Komplikasi pada mata dapat terjadi akibat replikasi VVZ ataupun reaksi
imunitas akibat infeksi virus, yang terbentuk dalam beberapa hari hingga minggu
setelah ruam kulit muncul. Manifestasi yang muncul dapat bervariasi seperti
11
konjungtivitis, keratitis, uveitis anterior, vasukilitis retina, korioretinitis, neuritis
2019).
12
BAB 2
TINJAUAN KASUS
Nama : Ny. T
Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Suku : Jawa
Status perkawinan :-
1.2 Anamnesis
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan gatal disertai bintil berisi air di seluruh
3 hari sebelum munculnya bintil berisi air, pasien mengeluh tidak enak
13
Riwayat penyakit dahulu
penyakit serupa
Riwayat Sosial
Status Pasien
KU : Baik
Tekanan darah : -
Status General
Kepala : Normochepali
Leher : dbn
Status Dermatologi
14
Efloresensi : Et regio facialis terdapat makula eritematosa, multiple
15
Efloresensi : Et regio abdomen terdapat makula eritematosa, multiple
batas jelas
16
Efloresensi : Et regio truncus terdapat makula eritematosa batas jelas,
Resume
kulit RSUD Jombang dengan keluhan gatal disertai bintil berasa air sejak 1 hari
yang lalu. Pasien menceritakan bahwa 3 hari sebelum munculnya bintil berisi air,
pasien sempat tidak enak badan serta demam. Kemudian pasien juga menceritakan
bahwa awalnya hanya ada bercak kemerahan pada perut pasien, kemudian
keesokan harinya muncul bintil berisi air di seluruh tubuhnya. Keadaan umum
baik, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
1.4 Diagnosis
Varicella
17
- Hipersensitivitas Gigitan Serangga
1.6 Planning
1.6.1 Diagnosis
1.6.2 Terapi
Medikamentosa
Non Medikamentosa
1.6.3 Monitoring
1.6.4 Edukasi
18
o Dikarenakan cacar air disebabkan oleh virus, oleh karena ini
o Cacar air ini memiliki 2 fase, yaitu fase prodormal : pada fase ini
(keropeng)
o Pasien tetap boleh mandi seperti biasa, namun pada saat memakai
sabun dan handuk tidak boleh terlalu ditekan agar plentingan tidak
pecah
1.7 Prognosis
dengan istirahta yang cukup. Karena rasa gatal yang lama dan berat jika
19
BAB 3
PEMBAHASAN
Berdasarkan data identitas, jenis kelamin telah sesuai dengan teori dan penelitian
yang mengatakan bahwa Varicella lebih sering mengenai wanita. Namun, dari
usia tidak sesuai dengan teori dan penelitian, yang mengatakan Varicella 95%
bahwa Varicella terbanyak terjadi pada usia 0-15 tahun sedangkan pasien berusia
51 tahun. Alamat jombang juga sudah sesuai dengan teori yang menyatakan
Pasien datang dengan keluhan gatal disertai bintil berisi air sejak 1 hari
yang lalu. Sebelum munculnya bintil berisi air, 3 hari sebelumnya pasien
mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan fase prodormal pada kasus Varicella terjadi 1-3 hari. Lalu pasien juga
menceritakan bahwa sebelum munculnya bintil berisi air, hanya ada bercak
kemerahan pada perut. Keesokan harinya muncul bintil berisi air pada seluruh
tubuhnya. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa akan terjadi
perubahan dari maukla eritematosa menjadi papula dan vesikel dalam 8-12 jam.
Keluhan subjektif sudah sesuai dengan keluhan yang dapat timbul akibat adanya
Varicella yakni berupa keluhan gatal mulai dari ringan hingga berat dan dapat
Keadaan umum anak baik, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada
20
didapatkan multiple papula, vesikel, pustula, dan disertai krusta yang menyebar
tersering diadapatkan lesi Varicella adalah di kepala dan lengan, kemudian diikuti
lesi khas berupa lesi polimorfik. Dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang
Cell.
hari. Sedangkan untuk obat topikal diberikan bedak salysil 2% yang diaplikasikan
pada vesikel yang belum pecah 2x/hari. Kemudian diberikan juga salpe antibiotik
sodium fusidate 2% yang diaplikasikan pada vesikel yang sudah pecah yang
dioleskan 2x/hari. Selain asiklovir, dapat juga diberikan valasiklovir 1 g per oral
(po) setiap 8 jam selama 7 hari, atau famsiklovir 500 mg po setiap 8 jam selama 7
hari. Varicella tidak mengancam kehidupan, umumnya sembuh dengan terapi anti
virus dan istirahat yang cukup. Karena rasa gatal yang lama dan berat jika digaruk
21
BAB 4
KESIMPULAN
sangat menular akibat infeksi akut primer eksogen dari virus varisela zoster
(VVZ) pada individu yang rentan, yang mengenai kulit dan mukosa, dengan
sentral tubuh.. Varisela dilaporkan lebih sering terjadi pada kelompok usia anak-
anak dengan usia <10 tahun dan 90% dewasa telah memiliki antibodi terhadap
VVZ. Tetapi pada negara tropis dan subtropis lebih sering menyerang orang
dewasa muda dan tua. Kemungkinan yang dapat dipertimbangkan adalah anak-
anak banyak sudah melakukan tindakan vaksinasi pada saat vaksin ditemukan,
sedangkan pada orang dewasa banyak yang tidak melakukan vaksinasi karena
pada saat mereka masih anak-anak, vaksin belum ditemukan. Ruam dimulai
sebagai titik merah kecil di wajah, kulit kepala, batang tubuh, lengan atas dan
kaki. Selama 10-12 jam berikutnya berkembang menjadi benjolan kecil, benjolan
berisi air, dan pustula; dan akhirnya pusaran dan pembentukan keropeng. Sebagai
catatan, ruam cacar air terjadi pada tahap evolusi yang berbeda atau yang disebut
kulit RSUD Jombang dengan keluhan gatal disertai bintil berasa air sejak 1 hari
yang lalu. Pasien menceritakan bahwa 3 hari sebelum munculnya bintil berisi air,
pasien sempat tidak enak badan serta demam. Kemudian pasien juga menceritakan
bahwa awalnya hanya ada bercak kemerahan pada perut pasien, kemudian
22
keesokan harinya muncul bintil berisi air di seluruh tubuhnya. Keadaan umum
baik, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
vesikel, pustula, dan disertai krusta yang menyebar (polimorfik). Dari anamnesis
dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis sebagi Varicella dan diberikan terapi
23
DAFTAR PUSTAKA
complications, and vaccination. J Res Med Sci. 2018 Apr 26;23:19. doi:
Ayoade F, Kumar S. Varicella Zoster. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls [Internet].
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/
Cowl, C. T., Prakash, U. B. S., Shawn Mitchell, P., & Migden, M. R. (2017). Varicella-
specimens. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 162(2 I),
753–754. https://doi.org/10.1164/ajrccm.162.2.9912039
277–284. https://doi.org/10.1007/s13337-018-0459-z
Freer, G., & Pistello, M. (2018). Varicella-zoster virus infection: Natural history, clinical
Gershon, A. A., Breuer, J., Cohen, J. I., Cohrs, R. J., Gershon, M. D., Gilden, D., Grose,
C., Hambleton, S., Kennedy, P. G. E., Oxman, M. N., Seward, J. F., & Yamanishi,
24
infection. Viruses, 10(11), 1–11. https://doi.org/10.3390/v10110609
Dermatologi Anak Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr.
National centre for immunisation research & surveillance. (2019). Fact sheet: Varicella
fact-sheet.pdf
Ni Putu Tiza Murtia Marghal, & Made Wardhana. (2021). Karakteristik Penderita Cacar
Air (Varicella) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Jurnal Medika Udayana,
10(6), 51.
Soetomo General Hospital Surabaya. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,
27(1), 24-31
Putra. (2019). Varicella Pada Wanita Dewasa Usia 28 Tahun. Medula, 2(3), 111.
juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/viewFile/120/118
Rosyidah, D. U., & Anam, Z. H. F. (2020). LAPORAN KASUS: CACAR AIR PADA
Sondakh, C. C., Kandou, R. T., & Kapantow, G. M. (2019). Profil Varicela di Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado Periode Januari-Desember
Weinmann, S., Chun, C., Mullooly, J. P., Riedlinger, K., Houston, H., Loparev, V. N.,
https://doi.org/10.1086/522148
25
Wijanarko, M. S. P. (2021). Varisela pada Dewasa, Kehamilan, dan Kondisi
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v27i1.1938
26