KELOMPOK 1
Anjelia Novriani 22222008
Annisyah Nuradabyah 22222009
Anom Budi Wijaya 22222010
Indriana Eka Yulianti 22222033
Joko Prasetyo 22222034
Jumiati 22222035
Rindi Pransisika 22222060
Riska Darmayanti 22222062
Rizkia Pramadani 22222063
Pembimbing Klinik :
Suryani, S.Kep., Ners
Pembimbing Akademik :
Ayu Deka Wati, S.Kep., Ns., M.Kep
Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui :
Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang
VISI
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prolaps uteri terjadi karena adanya kerusakan pada otot dasar panggul.
Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh proses persalinan yang mengakibat-
kan regangan dan robekan pada fascia endopelvic, musculus levator
dan perineal body. Namun, prolaps uteri juga dapat terjadi terjadi pada wanita
dengan peningkat peningkatan tekanan tekanan intraabdomen dan kelainan
jaringan jaringan ikat. Hal ini menyebabk menyebabkan ketidakny
ketidaknyamanan dan menggangg mengganggu aktifitas aktifitas (Khalilullah,
Masnawati, Saputra dan Hayati, 2011).
Prolaps uteri terjadi pada hampir setengah dari seluruh
wanita.Walaupun hampir setengah dari wanita yang pernah melahirkan
memiliki prolaps organ pelvik melalui pemeriksaan pemeriksaan fisik,
namun hanya 5-20% yang simtomatik. simtomatik. Prevalensi Prevalensi
prolaps prolaps organ panggul meningkat sekitar 40% tiap penambahan 1
dekade usia seorang wanita. Derajat POP yang berat ditemukan pada wanita
dengan usia yang lebih tua, yaitu 28%-32,3% derajat 1, 35%- 65,5% derajat 2,
dan 2-6% derajat 3 ( Tsikouras, 2013).
Prolaps uteri diakibatkan oleh kelemahan jaringan penyokong
panggul, meliputi otot, ligament, dan fasia. Umumnya, kondisi ini biasanya
disebabkan oleh trauma obstetrik dan laserasi selama persalinan. Proses
persalinan vaginal menyebabkan peregangan pada dasar panggul, dan hal ini
meru panggul, dan hal ini merupakan penyebab pali pakan penyebab paling
signifikan dari prolaps uteri ng signifikan dari prolaps uteri. Seiring proses .
Seiring proses penuaan, penuaan, terdapat terdapat penurunan penurunan
kadar estrogen estrogen sehingga sehingga jaringan jaringan panggul panggul
kehilangan kehilangan elastisitas dan kekuatannya (Hamamah & Pangastuti,
2017).
Umumnya perempuan multipara mengalami pelemahan dasar panggul,
karena itu prevalensi prevalensi prolaps prolaps uteri tanpa gejala cukup
tinggi. tinggi. Diperkirakan Diperkirakan 50% multipara menderita prolapsus
uteri genetalia. Kasus prolapsus uteri akan meningkat jumlahnya seiring
dengan meningkatnya usia hidup wanita. Prolaps uteri ditemukan paling
sedikit pada 14 % pe pada 14 % perempuan di atas 30 rempuan di atas 30
tahun. Sedangkan tahun. Sedangkan menurut data dari American menurut data
dari American Medical Medical System (AMS), pada perempuan antara 18
sampai 44 tahun, prevalensinya adalah 24% (Abrams,2014). Selain itu
penyebab yang dapay menyebabkan prolasp uteri adalah persalinan
pervaginam.
Persalinan pervaginam adalah yang paling sering dikutip sebagai
faktor resiko untuk terjadinya prolaps uteri contohnya tarikan pada janin pada
pembukaan belum lengkap, prasat Crede yang berlebihan, laserasi dinding
vagina bagian bawah pada kala II dan reparasi otot-otot panggul yang tidak
baik. Jadi, tidaklah mengherankan bila prolaps prolaps genitalia genitalia
terjadi terjadi segera sesudah sesudah partus atau dalam masa nifas. Faktor
resiko prolaps prolaps uteri meningkat meningkat menjadi menjadi 1,2 kali
lipat pada persalinan persalinan pervaginam pervaginam (Winkjosastro,
2007).
Hasil penelitian Hamamah dan Pangastuti(2017) menyatakan bahwa
gangguan yang paling paling sering dialami dialami oleh pasien prolaps
prolaps uteri adalah keluhan keluhan merasa penuh di vagina (51,6%) dan
teraba benjolan di jalan lahir (54,8%). Derajat prolaps uteri yang paling
banyak adalah d banyak adalah derajat 4 (43,3 %).
Tata laksana prolaps organ panggul ada 3 yaitu pencegahan,
konservatif dan egahan, konservatif dan operatif. operatif. Indikasi untuk
melakukan operasi prolaps organ panggul tergantung dari beberapa faktor
seperti umur penderita, keinginannya untuk masih mendapatkan anak atau
untuk mempertahankan uterus, tingkat prolapsus dan jenis keluhan. Jenis
operasi yang paling banyak banyak dipilih dipilih adalah histerektomi
histerektomi vaginal vaginal karena mempuny mempunyai beberapa beberapa
keuntungan keuntungan dibandingkan histerektomi abdominal yaitu waktu
rawat di RS lebih singkat, lebih cepat kembali menjalani aktivitas normal dan
lebih sedikit kejadian infeksi atau demam. Keuntungan yang lain adalah pada
saat yang sama dapat dilakukan operasi prolaps dinding vagina lainnya seperti
kolporafi anterior, vagina lainnya seperti kolporafi anterior, posterio posterior,
kolpokleisis atau kolpoperineorafi.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hamimah dan pangastuti (2017)
Penatalaksanaan prolaps uteri dari 30 kasus dibagi menjadi 2 macam yaitu
konservatif dan operatif. Terapi konservatif dibagi lagi menjadi latihan Kegel
(7%) dan pasang pessarium (3%). Terapi operatif diklasifikasikan menjadi
4macam yaitu histerektomi vaginal total (HVT) dengan kolporafi anterior dan
posterior (53,3%), kolpokleisis saja (16,7%), HVT dan kolpokleisis (10%),
kolporafi anterior dan posterior saja erior saja (10%).
Prolaps uteri tentu saja sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang
seiring bertambahnya bertambahnya usia harapan harapan hidup. Berbagai
Berbagai dampak dapat timbul antara lain dampak sosial dan dampak
ekonomi. Dampak sosial yaitu kehilangan pekerjaan, bahkan ada yang
diceraikan oleh suaminya. Sedangkan dampak ekonominya adalah
pengeluaran biaya untuk mengurangi mengurangi keluhan keluhan dan
meningkatkan meningkatkan kualitas kualitas hidup (Hendrix (Hendrix et
al.2009). Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk
membuat makalah seminar tentang asuhan keperawatan pasien dengan prolaps
uteri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengaplikasikan serta mampu melaksanakan ilmu tentang
Asuhan Keperawatan secara komprehensif dengan proses pendekatan yang
meliputi aspek bio, psiko, spiritual, dalam bentuk pendokumentasian pada
Ny H dengan masalah keperawatan prolaps uteri grade IV tindakan
histerektomi di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada Ny H dengan
masalah keperawatan prolaps uteri grade IV tindakan histerektomi di
Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
b) Mampu merumuskan diagnosis keperawatan pada Ny H dengan masalah
keperawatan prolaps uteri grade IV tindakan histerektomi di Instalasi
Bedah Sentral RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
c) Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny H dengan
masalah keperawatan prolaps uteri grade IV tindakan histerektomi di
Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
d) Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny H dengan
masalah keperawatan prolaps uteri grade IV tindakan histerektomi di
Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
e) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny H dengan masalah
keperawatan prolaps uteri grade IV tindakan histerektomi di Instalasi
Bedah Sentral RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
f) Melakukan discharge planning pada Ny H dengan masalah keperawatan
prolaps uteri grade IV tindakan histerektomi di Instalasi Bedah Sentral
RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
C. Waktu dan Tempat
Asuhan keperawatan dan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 15
Desember 2022 di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Mohammad Hoesin.