Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SEMINAR KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


REPRODUKSI PADA NY. W DENGAN DIAGNOSA MEDIS CARSINOMA MAMAE
DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

Disusun Guna Memenuhi Seminar Kelompok Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

1. Nelisa Luthfiani (202102040003)


2. Novi Andriyani (202102040050)
3. Diryono (202102040062)
4. Novi Aji Lestari (202102040067)
5. Sherly Auliasari Harbelubun (202102040070)
6. Annisa Dwi Lestari (202102040082)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN-PEKALONGAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Reproduksi pada Ny. W dengan Diagnosa Medis
Carsinoma Mamae Dextra di Ruang Flamboyan RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan
Nama Mahasiswa : 1. Nelisa Luthfiani (202102040003)
2. Novi Andriyani (202102040050)
3. Diryono (202102040062)
4. Novi Aji Lestari (202102040067)
5. Sherly Auliasari Harbelubun (202102040070)
6. Annisa Dwi Lestari (202102040082)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Benny Arief Sulistyanto, MNS) (Qomariyah, S.Kep.,Ns)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny. W dengan Diagnosa Medis
Carsinoma Mamae Dextra di Ruang Flamboyan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas seminar kelompok stase keperawatan
medikal bedah. Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dan kerja samanya dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami  menyadari sebagai mahasiswa tentunya masih banyak kekurangan dari diri
kami, oleh karena itu jika ada kekurangan ataupun kesalahan dari hasil makalah ini, kami
mohon kritik dan sarannya untuk membangun dan menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah  ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pekalongan, Desember 2021

Kelompok 5

DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel-sel telah

kehilangan pengendalian serta fungsi nomal, sehingga mengalami pertumbuhan

yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri

lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk

benjolan atau massa pada payudara (Putra, 2015).

Data WHO (World Health Organization) menyebutkan kanker

payudara adalah bentuk kanker paling umum pada wanita. 2,1 juta wanita

terkena kanker payudara pada tahun 2018. Sebanyak 630.000 di antaranya

meninggal (WHO, 2019). Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO

memperkirakan bahwa pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di

diagnosis akan mencapai 3,1 juta, dengan peningkatan terbesar di negara-

negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2019). Angka

kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada

urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23 (Globocan, 2018).

Angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu

sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian 13,9

per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia

menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013
menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi

adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera

Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk

(Riskesdas, 2018).

Beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya penderita kanker

payudara yaitu kurangnya pengetahuan, rasa takut untuk operasi, kepercayaan

terhadap pengobatan tradisional, maupun faktor ekonomi yang kurang

mendukung sehingga kanker payudara terus berkembang ke lanjut stadium

tinggi maka kemungkinan untuk sembuh akan menurun hingga 10-15%

(Kartikawati, 2013). Kanker payudara apabila masalah tidak segera di tangani

menyebabkan seperti timbulnya rasa nyeri. Nyeri sangat berpengaruh pada

kondisi pasien sehingga pasien tidak nyaman. Nyeri adalah sesuatu yang

dirasakan oleh seseorang sehingga mengganggu aktifitas dan menimbulkan

ketidaknyamanan pada seseorang yang bersifat individual dan subjektif, respon

ini dapat berpengaruh seperti faktor budaya dan faktor lainnya (Andarmoyo,

2013). Menurut utomo (2015) penanganan nyeri ada 2 yaitu dengan teknik

farmakologi dan non-farmakologi, terapi farmakologi berupa pemberian obat

analgesik sedangkan teknik non-farmakologi dengan melakukan manajemen

nyeri seperti relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa nyeri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Reproduksi pada
Ny. W dengan Diagnosa Medis Carcinoma Mamae di Ruang Flamboyan RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini berdasarkan perbandingan jurnal yang
ditemukan untuk :
a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pasien dengan Carsinoma Mamae
b. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan pasien dengan Carsinoma Mamae
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan Carsinoma
Mamae
d. Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan Carsinoma
Mamae
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Carsinoma Mamae

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Kanker payudara terjadi karena pembelahan sel tubuh yang
tidak teratur sehingga sel tidak dapat dikendalikan (Wijaya dan Putri, 2013).
Kanker payudara adalah penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan
payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan Sudart, 2015).
B. Etiologi
Faktor resiko penyebab kanker payudara menurut Handayani, 2012 :
a. Jenis kelamin
Perempuan beresiko lebih besar mengalami kanker payudara daripada laki-laki.
Hormone progesteron pada perempuan dapat memicu pertumbuhan kanker
b. Usia
Rentang usia 3-39 tahun beresiko kanker dengan perbandingan 1:233 orang
(0,43%), usia 60 tahun resiko terjadinya 1:27 orang (4%).
c. Riwayat keluarga
d. Genetic
e. Obesitas
f. Riwayat kehamilan

C. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari kanker payudara (Lestari, dkk. 2012) :
a. Benjolan teraba di payudara
b. Payudara maupun putting susu terasa nyeri
c. Ketika sedang tidak menyusui keluar cairan dari putting susu yang memiliki
warna dan kekentalan yang berbeda dengan ASI
d. Payudara bersisik
e. Kulit tertarik kedalam (retraksi)
f. Putting susu berubah menjadi kemerahan, kasar, dan menjadi lebih tebal
D. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (Brunner dan Sudart,
2015) :
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena
kanker. Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang
menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu Mekanisme
hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi faktor pertumbuhan
sel mammae. Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang
pertumbuhan sel mammae.
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada
usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu
tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker
mammae pada manusia.
Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai
peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi
pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun. Virus,
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi. Genetik, kanker
mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”
autosomal dominan. Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi
kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi
malignan. Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien
dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium) serta mutasi gen
supresor tumor p 53.
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan
paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan
perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari
sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi
sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan
menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe
dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu
juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).
Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya
metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak,
vertebredan panggul).
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan
progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang
sangat, anoreksia dan anemia.

E. Pemeriksaan penunjang
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino embriony antigen/CEA)
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peran penting pada penilaian cairan yang keluar
dari putting payudara

F. Penatalaksanaan
a. Pembedahan (kuratif)
1) Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran)
2) Mastektomi total dengan diseksi aksila rendah
3) Mastektomi radikal yang dimodifikasi
4) Mastektomi radikal yang diperluas
b. Non pembedahan (paliatif)
1) Penyinaran
2) Kemoterapi
3) Terapi hormone dan endokrin

G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian fokus
1) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama,
status perkawinan, alamat, nomor RM, tanggal masuk dan penanggung
jawab.
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
seperti penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
(2) Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi
penggantian hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15
tahun) seperti estrogen suplemen.
(3) Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.
(4) Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan
makanan yang memakai penyedap dan pengawet.
(5) Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi
pertama pada usia yang relative mudah dan menopause pada usia
yang relative lebih tua
(6) Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah
melahirkan), infertilitas, dan melahirkan anak pertama pada usia
yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak menyusui

b) Riwayat kesehatan sekarang


(1) Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang
dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin
mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
(2) Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai
membesar.
(3) Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting
susu pada wanita yang tidak hamil.
(4) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma
menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting
kulit.
(5) Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu
makan , mual, muntah, ansietas.
(6) Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam
kulit, dan ulserasi.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga


(1) Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu,
anak perempuan serta saudara perempuan. Risikonya meningkat
dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60
tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang
saudara langsung.
(2) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena
kanker payudara atau ovarium.
(3) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker
payudara atau ovarium dibawah 40 tahun.
(4) Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker
payudara atau ovarium.
(5) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.

b. Pemeriksaan fisik (head to toe)


1) Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien,
BB,Tinggi badan, tekanan darah, suhu, RR, Nadi.
2) Kepala
a) Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia
karna pengaruh kemoterapi, kulit kepala tidak tampak bersih.
b) Wajah
Biasanya tidak terdapat edema atau hematon.
c) Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis
disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat Sklera tidak
ikterik,palpebra tidak edema.
d) Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan
cuping hidung yang disebabkan klien sesak nafas terutama pada
pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paru-paru.
e) Bibir
Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.
f) Gigi
Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya
pembuluh darah dan caries positif
g) Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
3) Leher
a) Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
b) Dada atau Thorak
(1) Inspeksi
Pada stadium 1 biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri
dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan pada
payudara,dengan ukuran 1-2 cm. Pada stadium 2 biasanya
bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga
disebabkan payudara dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.
Pada stadium 3A biasanya dada klien juga tidak simetris kiri
dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan tumor yang
sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm. Pada
stadium 3B bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan dan kanker sudah melebar ke
seluruh bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding
dada,tulang rusuk,dan otot dada. Pada stadium 4 bentuk dada
tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan dan mestastase jauh keorgan lain seperti paru-
paru.
(2) Palpasi
Pada stadium 1 biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan
kanan karena kanker belum bermetastase keorgan lain. Pada
stadium 2 biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan
kanan karena kanker belum bermetastase keorgan lain. Pada
stadium 3A biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan
kanan karena kanker belum bermetastase keorgan lain. Pada
stadium 3B biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan
kanan karena kanker belum bermetastase keorgan lain seperti
tulang rusuk, dinding dada dan otot dada. Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan
oleh karena kanker sudah metastase ke organ yang lebih jauh
seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru –paru
mengalami kerusakan dan tidak mampu melakukan fungsinya.
(3) Perkusi
Pada stadium 1 biasanya akan terdengar sonor pada lapangan
paru-paru klien. Pada stadium 2 biasanya akan terdengar sonor
pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum mengalami
metastase. Pada stadium 3A masih akan terdengar sonor pada
lapangan paru karena kanker belum metastase. Pada stadium
3B biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada
infiltrate paru dimana parenkim paru lebih padat / mengadung
sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru paien yang
disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan
disebut dengan efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada
organ paru. Pada stadium 4 biasanya akan terdengar pekak pada
paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-paru pasien
didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat
metastase dari kanker mammae yang berlanjut,dan nafas akan
terasa sesak.
(4) Auskultasi
Pada stadium 1 biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi
hampir terdengar seluruh lapangan pare dan inspirasi lebih
panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara
nafas tambahan tidak ada, seprti ronchi (-) dan wheezing (-).
Pada stadium 2 biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi
hampir seluruh lapangan paru clan inspirasi lebih panjang lebih
keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni nafas
klien juga dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial.
Suara nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-) dan
wheezing (-). Pada stadium 3 A biasanya bunyi nafas berbunyi
vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan inspirasi
yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari
ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal,
interscapula: campuran antara element vaskuler dengan
bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+)
dan wheezing (-). Pada stadium 3 B biasanya nafas klien bisa
terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras
nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan
terdapat suara nafas tambahan seperti: Ronchi dan Wheezing
ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh bagian
payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot
dada sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan ekspansi
paru dan compressive atelektasis. Pada stadium 4 biasanya
bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari pada
inspirasi dan terdengar. Dan terdapat suara tambahan seperti :
Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke
bagian tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan
terj adnnya penurunan ekspansi paru dan compressive
atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah
lobus paru.

4) Jantung (Kardiovaskuler)
a) Inspeksi
Biasanya iktus tidak terlihat
b) Palpasi
Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
c) Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis
dektra, batas jantung kiri RIC V,1 jari media linea clavukularis
sinistra)
d) Auskultasi
Biasanya irma jantung murni,murmur (-)
5) Mammae (payudara)
1) Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan
berwarna merah dan payudara mengerut seperti kulit jeruk
2) Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba
pembengkakan dan teraba pembesaran kelenjar getah bening
diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
6) Perut
1) Inspeksi
Biasanya tidak ada pembesaran
2) Palpasi
Biasanya bising usus (-)
3) Perkusi
Biasanya lien dan hepar tidak teraba
4) Auskultasi
Tympani
7) Genitourinari
Biasanya genetalia bersih
8) Ekstremitas
Biasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi
9) Sistem integument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor
kulit klien tidak elastis
10) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
(1) Makan
Sehat : biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi
Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan
setengah porsi
(2) Minum
Sehat: biasanya minum 6-8 gelas sehari
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas
sehari
11) Eliminasi
a) Miksi
Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya
warna kekunangan,pekat dan bau khas
b) Defekasi
Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna
kehitaman atau kemerahan, konsistensi padat dan bau khas
c) Istirahat dan Tidur
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang
dirasakan di bagian payudara
d) Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali
sehari,cuci rambut 1 kali dalam 2 hari,pakain di ganti sesudah
mandi
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1
kali sehari,cuci rambut 2 kali seminggu,pakain di ganti 1 kali
sehari.
e) Pemeriksaan laboratorium/penunjang
(a) Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit
meningkat, trombosit meningkat.
(b) Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini
meningkat
(c) Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita
karsinoma mammae adalah sinar X, sinar X ini di perlukan
selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah
ada penyebaran kanker ke paru-paru, ultrasonografi :
diperlukan bersamaan dengan mammografi untuk
membedakan krista yang berisi cairan dengan jenis lesi
lainnya
(d) Respon Hormone
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone
estrogen dan progesteron.
(e) Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan
radiologi di curigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan
dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot
dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di
laboratorium oleh ahli patologi anatomi untuk mengetahui
apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna)

2. Diagnosis keperawatan utama


a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Kerusakan integritas kulit
c. Defisiensi pengetahuan ansietas
d. Gangguan Citra Tubuh
e. Ketidakefektifan pola napas
f. Nyeri akut
g. Resiko infeksi

3. Intervensi keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : masalah ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi
Kriteria hasil : Perasaan mual berkurang atau hilang dan pasien mengatakan
nafsu makan meningkat
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi pasien (penurunan BB, mukosa oral,riwayat mual dan
muntah)
2) Fasilitasi pasien untuk diet makanan yang disukai (sesuai indikasi)
3) Ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
4) Kolaborasi dengan ahli gizi

b. Kerusakan integritas kulit


Tujuan : masalah Kerusakan integritas kulit teratasi
Kriteria Hasil :
1) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan
perawatan alami
2) Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang
3) Integritas kulit yang baik bias dipertahankan sensasi, elastisistas,
temperature, hidrasi, pigmentasi, tidak ada luka/lesi pada kulit
Intervensi :
1) Observasi terhadap eritema dan kepucatan serta palpasi area sekitar
terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap merubah posisi
2) Lakukan massage pada daerah yang menonjol yang baru mengalami
tekanan pada waktu berubah posisi
3) Ajarkan pasien menjaga kulit seminimal mungkin hindari trauma, panas
terhadap kulit
4) Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotic

c. Defisiensi pengetahuan ansietas


Tujuan : masalah Defisiensi pengetahuan teratasi
Kriteria hasil :
1) pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
2) pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar

Intervensi :

1) Gambarkan tanda dan gejala yang bias muncul pada penyakit dengan
cara yang tepat
2) Berikan informasi kepada pasien tentang proses penyakit
3) Ajarkan dan instruksikan pasien mengenal tanda dan gejala
4) Rujuk pasien pada grup agensi di omunitas local, dengan cara yang tepat
d. Gangguan Citra Tubuh
Tujuan : masalah gangguan citra tubuh tertasi
Kriteria hasil :
1) Body image positif
2) Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
3) Mendeskrisikan secara factual perubahan fungsi tubuh
4) Mempertahankan interaksi sosial
Intervensi :
1) Monitor frekuensi kalimat yang mengkritik diri sendiri
2) Bantu klien untuk mengenali tindakan yang akan meningkatkan
penampilannya
3) Berikan dukungan emosi klien
4) Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi

e. Ketidakefektifan pola napas


Tujuan : masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi
Kriteria hasil : TTV dalam rentang normal (tekanan darah 120-90/90-60
mmHg, nadi 80-100 x/menit, pernapasan 18x24 x/menit, suhu 36-37,5oC), tidak
sesak napas, tidak ada otot bantu pernapasan tambahan
Intervensi
1) Auskultasi suara napas, catat hasil penurunan daerah ventilasi atau tidak
adanya suara tambahan
2) Posisikan pasien semi fowler
3) Ajarkan keluarga untuk selalu memberikan posisi pasien semi fowler
4) Kolaborasi pemberian O2 tambahan

f. Nyeri Akut
Tujuan : klien sudah tidak merasakan nyeri
Kriteria hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi :
1) Identifikasi skala nyeri
2) Monitor terapi komplementer yang sudah dilakukan
3) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
4) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
5) Anjurkan monitoring nyeri secara mandiri
6) Kolaborasi pemberian analgetik

g. Resiko infeksi
Tujuan : masalah resiko infeksi tertasi
Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi, menunjukkan terjadinya proses
penyembuhan luka
Intervensi :
1) Monitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan bau luka
2) Lakukan perawatan luka secara steril
3) Ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan luka
4) Kolaborasi pemberian antibiotic

Anda mungkin juga menyukai