Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny. W dengan Diagnosa Medis
Carsinoma Mamae Dextra di Ruang Flamboyan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas seminar kelompok stase keperawatan
medikal bedah. Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dan kerja samanya dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sebagai mahasiswa tentunya masih banyak kekurangan dari diri
kami, oleh karena itu jika ada kekurangan ataupun kesalahan dari hasil makalah ini, kami
mohon kritik dan sarannya untuk membangun dan menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri
lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk
payudara adalah bentuk kanker paling umum pada wanita. 2,1 juta wanita
Angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu
sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian 13,9
menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013
menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi
Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk
(Riskesdas, 2018).
kondisi pasien sehingga pasien tidak nyaman. Nyeri adalah sesuatu yang
ini dapat berpengaruh seperti faktor budaya dan faktor lainnya (Andarmoyo,
2013). Menurut utomo (2015) penanganan nyeri ada 2 yaitu dengan teknik
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Reproduksi pada
Ny. W dengan Diagnosa Medis Carcinoma Mamae di Ruang Flamboyan RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini berdasarkan perbandingan jurnal yang
ditemukan untuk :
a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pasien dengan Carsinoma Mamae
b. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan pasien dengan Carsinoma Mamae
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan Carsinoma
Mamae
d. Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan Carsinoma
Mamae
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Carsinoma Mamae
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Kanker payudara terjadi karena pembelahan sel tubuh yang
tidak teratur sehingga sel tidak dapat dikendalikan (Wijaya dan Putri, 2013).
Kanker payudara adalah penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan
payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan Sudart, 2015).
B. Etiologi
Faktor resiko penyebab kanker payudara menurut Handayani, 2012 :
a. Jenis kelamin
Perempuan beresiko lebih besar mengalami kanker payudara daripada laki-laki.
Hormone progesteron pada perempuan dapat memicu pertumbuhan kanker
b. Usia
Rentang usia 3-39 tahun beresiko kanker dengan perbandingan 1:233 orang
(0,43%), usia 60 tahun resiko terjadinya 1:27 orang (4%).
c. Riwayat keluarga
d. Genetic
e. Obesitas
f. Riwayat kehamilan
C. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari kanker payudara (Lestari, dkk. 2012) :
a. Benjolan teraba di payudara
b. Payudara maupun putting susu terasa nyeri
c. Ketika sedang tidak menyusui keluar cairan dari putting susu yang memiliki
warna dan kekentalan yang berbeda dengan ASI
d. Payudara bersisik
e. Kulit tertarik kedalam (retraksi)
f. Putting susu berubah menjadi kemerahan, kasar, dan menjadi lebih tebal
D. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (Brunner dan Sudart,
2015) :
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena
kanker. Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang
menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu Mekanisme
hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi faktor pertumbuhan
sel mammae. Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang
pertumbuhan sel mammae.
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada
usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu
tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker
mammae pada manusia.
Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai
peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi
pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun. Virus,
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi. Genetik, kanker
mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”
autosomal dominan. Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi
kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi
malignan. Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien
dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium) serta mutasi gen
supresor tumor p 53.
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan
paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan
perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari
sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi
sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan
menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe
dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu
juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).
Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya
metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak,
vertebredan panggul).
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan
progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang
sangat, anoreksia dan anemia.
E. Pemeriksaan penunjang
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino embriony antigen/CEA)
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peran penting pada penilaian cairan yang keluar
dari putting payudara
F. Penatalaksanaan
a. Pembedahan (kuratif)
1) Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran)
2) Mastektomi total dengan diseksi aksila rendah
3) Mastektomi radikal yang dimodifikasi
4) Mastektomi radikal yang diperluas
b. Non pembedahan (paliatif)
1) Penyinaran
2) Kemoterapi
3) Terapi hormone dan endokrin
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian fokus
1) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama,
status perkawinan, alamat, nomor RM, tanggal masuk dan penanggung
jawab.
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
seperti penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
(2) Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi
penggantian hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15
tahun) seperti estrogen suplemen.
(3) Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.
(4) Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan
makanan yang memakai penyedap dan pengawet.
(5) Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi
pertama pada usia yang relative mudah dan menopause pada usia
yang relative lebih tua
(6) Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah
melahirkan), infertilitas, dan melahirkan anak pertama pada usia
yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak menyusui
4) Jantung (Kardiovaskuler)
a) Inspeksi
Biasanya iktus tidak terlihat
b) Palpasi
Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
c) Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis
dektra, batas jantung kiri RIC V,1 jari media linea clavukularis
sinistra)
d) Auskultasi
Biasanya irma jantung murni,murmur (-)
5) Mammae (payudara)
1) Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan
berwarna merah dan payudara mengerut seperti kulit jeruk
2) Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba
pembengkakan dan teraba pembesaran kelenjar getah bening
diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
6) Perut
1) Inspeksi
Biasanya tidak ada pembesaran
2) Palpasi
Biasanya bising usus (-)
3) Perkusi
Biasanya lien dan hepar tidak teraba
4) Auskultasi
Tympani
7) Genitourinari
Biasanya genetalia bersih
8) Ekstremitas
Biasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi
9) Sistem integument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor
kulit klien tidak elastis
10) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
(1) Makan
Sehat : biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi
Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan
setengah porsi
(2) Minum
Sehat: biasanya minum 6-8 gelas sehari
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas
sehari
11) Eliminasi
a) Miksi
Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya
warna kekunangan,pekat dan bau khas
b) Defekasi
Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna
kehitaman atau kemerahan, konsistensi padat dan bau khas
c) Istirahat dan Tidur
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang
dirasakan di bagian payudara
d) Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali
sehari,cuci rambut 1 kali dalam 2 hari,pakain di ganti sesudah
mandi
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1
kali sehari,cuci rambut 2 kali seminggu,pakain di ganti 1 kali
sehari.
e) Pemeriksaan laboratorium/penunjang
(a) Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit
meningkat, trombosit meningkat.
(b) Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini
meningkat
(c) Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita
karsinoma mammae adalah sinar X, sinar X ini di perlukan
selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah
ada penyebaran kanker ke paru-paru, ultrasonografi :
diperlukan bersamaan dengan mammografi untuk
membedakan krista yang berisi cairan dengan jenis lesi
lainnya
(d) Respon Hormone
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone
estrogen dan progesteron.
(e) Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan
radiologi di curigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan
dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot
dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di
laboratorium oleh ahli patologi anatomi untuk mengetahui
apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna)
3. Intervensi keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : masalah ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi
Kriteria hasil : Perasaan mual berkurang atau hilang dan pasien mengatakan
nafsu makan meningkat
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi pasien (penurunan BB, mukosa oral,riwayat mual dan
muntah)
2) Fasilitasi pasien untuk diet makanan yang disukai (sesuai indikasi)
3) Ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
4) Kolaborasi dengan ahli gizi
Intervensi :
1) Gambarkan tanda dan gejala yang bias muncul pada penyakit dengan
cara yang tepat
2) Berikan informasi kepada pasien tentang proses penyakit
3) Ajarkan dan instruksikan pasien mengenal tanda dan gejala
4) Rujuk pasien pada grup agensi di omunitas local, dengan cara yang tepat
d. Gangguan Citra Tubuh
Tujuan : masalah gangguan citra tubuh tertasi
Kriteria hasil :
1) Body image positif
2) Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
3) Mendeskrisikan secara factual perubahan fungsi tubuh
4) Mempertahankan interaksi sosial
Intervensi :
1) Monitor frekuensi kalimat yang mengkritik diri sendiri
2) Bantu klien untuk mengenali tindakan yang akan meningkatkan
penampilannya
3) Berikan dukungan emosi klien
4) Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi
f. Nyeri Akut
Tujuan : klien sudah tidak merasakan nyeri
Kriteria hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi :
1) Identifikasi skala nyeri
2) Monitor terapi komplementer yang sudah dilakukan
3) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
4) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
5) Anjurkan monitoring nyeri secara mandiri
6) Kolaborasi pemberian analgetik
g. Resiko infeksi
Tujuan : masalah resiko infeksi tertasi
Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi, menunjukkan terjadinya proses
penyembuhan luka
Intervensi :
1) Monitor karakteristik, warna, ukuran, cairan dan bau luka
2) Lakukan perawatan luka secara steril
3) Ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan luka
4) Kolaborasi pemberian antibiotic