Anda di halaman 1dari 7

F.3.

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

LAPORAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PRIMER


(PMKP) DAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA


BERENCANA (KB)

PENYULUHAN EKLAMPSIA, PREEKLAMPSIA DAN HIPERTENSI


DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS REMU

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh

Program Dokter Internsip Indonesia

Disusun Oleh :

dr. Halwia Sirua

Pendamping :

dr. Wahyuni Dwi Dianingsih

PROGRAM INTERSHIP DOKTER INDONESIA


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PUSKESMAS REMU
SORONG
2022
F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Halwia Sirua

Judul Laporan : Penyuluhan Eklampsia, Preeklampsia dan Hipertensi Dalam


Kehamilan di Puskesmas Remu

Laporan Penyuluhan Eklampsia, Preeklampsia dan Hipertensi Dalam Kehamilan di


Puskesmas Remu telah disetujui guna melengkapi tugas Dokter Intersip dalam
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM) di bidang Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Serta Keluarga Berencana
(KB).

Sorong, Februari 2022

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internsip

dr.
F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA
BERENCANA (KB)
PENYULUHAN EKLAMPSIA, PREEKLAMPSIA DAN HIPERTENSI
DALAM KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL

I. LATAR BELAKANG
Setiap tahun sekitar setengah juta perempuan di dunia meninggal akibat
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan (WHO, 1996). Lebih
dari separuhnya berada di negara Asia. Penyebab utama terjadinya kematian ibu
dapat di bagi 4 (empat) kelompok yaitu langsung, terjadi tanpa dapat diduga
sebelumnya dan tidak diketahui penyebabnya, penyebab langsung kematian ibu yang
paling umum di Indonesia adalah preeklampsia/eklampsia, perdarahan dan infeksi.
World Health Organization melaporkan pada tahun 2005 terdapat 536.000 wanita
hamil meninggal akibat hipertensi pada saat persalinan di seluruh dunia. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Subsahara Afrika 270/100.000 kelahiran hidup, di Asia
Selatan 188/100.000 kelahiran hidup dan di Asia Tenggara 35/100.000 (WHO, 2010).
1,2,3

Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2005, di Indonesia angka kematian ibu
tergolong tinggi yaitu 420/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN. Aki di Singapura 14/100.000 kelahiran hidup, di Malaysia
62/100.000 kelahiran hidup, di Thailand 110/100.000 kelahiran hidup, di Vietnam
150/100.000 kelahiran hidup, di Filipina 230/100.000 kelahiran hidup dan Myanmar
380/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2010). Angka kematian ibu merupakan indicator
keberhasilan pembangunan pada sector kesehatan. AKI mengacu pada jumlah
kematian ibu, mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 AKI di Indonesia 307/100.000
kelahiran hidup dan tahun 2009 AKI di Indonesia 228/100.000 kelahiran hiduo.
Penurunan AKI di Indonesia masih terlalu lambat untuk mencapai target tujuan
F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

pembangunan yaitu menurungkan angka kematian ibu 3/4 selama kehamilan dan
persalinan. Rentang tahun 2003-2009 penurunan AKI di Indonesia, jauh dari target
yang ingin dicapai pada tahun 2010 dan 2015 diperkirakan 125/100.000 kelihiran
hidup dan 115/100.000 kelahiran hidup. 1,2

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Hubungan peningkatan usia meternal terhadap hipertensi kehamilan adalah sama
dan meningkat lagi saat usia diatas 35 tahun. Hipertensi kerena kehamilan paling
sering mengenai wanita tua. Telah dilaporkan di RS. Dr. Kariadi Semarang pada
tahun 2008, bahwa wanita diatas 35 tahun mengalami hipertensi dalam kehamilan
dengan 29 kehamilan mengalami preeklampsia berat, 22 preeklampsia ringan, 3
eklampsia, 7 superimpose preeklamsia, 11 hipertensi gestasional dan 4 hipertensi
kronik. Graviditas merupakan jumlah dari kehamilan terlepas dari usia kehamilan.
Catatan statistik menunjukkan dari seluruh insiden dunia, 5-8% hipertensi dalam
kehamilan dari semua kehamilan, terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravida
(kehamilan pertama). Faktor yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan
frekuensi primigravida lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama
primigravida muda. 2,3,5,7
Persalinan yang berulang-ulang akan mempunyai banyak resiko terhadap
kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah persalinan yang
paling aman. Pada The New England Journal of Medicine tercatat bahwa pada
kehamilan pertama resiko terjadi preeklampsia 3,9%, kehamilan kedua 1,7% dan
kehamilan ketiga 1,8%.
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah salah satu pengukuran antropometri dengan
rasio berat badan dan tinggi badan untuk penilaian status gizi. Peningkatan IMT
sangat erat kaitannya dengan terjadinya hipertensi ringan dan atau preeklampsia. Dari
hasil penelitian terdahulu pada tahun 2010 terhadap primigravida, didapatkan hasil
yang signifikan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan.
Hubungan antara berat badan ibu hamil dan resiko terjadinya preeklampsia bersifat
F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

progresif. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan kejadian preeklampsia


dari 4,3% pada ibu dengan IMT 35 kg/m2. 3,4,6

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka dalam penyuluhan kali ini
pemilihan intervensi ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat (tidak hanya pada
ibu hamil) dikarenakan butuh sebuah support system untuk ibu hamil terutama yang
beresiko tinggi dapat mengenali tanda-tanda dari gejala tersebut sehingga proses
perencanaan kehamilan dan persalinan hingga masa nifas nanti dapat dilakukan
dengan baik.

IV. PELAKSANAAN
Pelayanan pemeriksaan ibu hamil dirangkaikan dalam pemeriksaan rutin di poli
KIA Puskesmas Remu. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan di ruang tunggu
pemeriksaan umum Puskesmas Remu.

V. EVALUASI
Setelah melakukan penyuluhan tentang eclampsia, preeklampsia dan hipertensi
dalam kehamilan, maka didapatkan adanya penambahan peserta di poli KIA dimana
manggambarkan bahwa adanya kesadaran tiap ibu hamil dalam memeriksa
kehamilannya sehingga tidak terjatuh kedalam kehamilan berisiko yang tidak
diinginkan.

VI. DOKUMENTASI

VII. LAPORAN KEGIATAN


F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

NAMA PESERTA Dr. TANDA TANGAN :

NAMA PESERTA Dr. TANDA TANGAN :

NAMA WAHANA PUSKESMAS REMU, KOTA SORONG

TUJUAN PENYULUHAN EKLAMPSIA,


PELAKSANAAN
PREEKLAMPSIA DAN HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL
TANGGAL & WAKTU SELASA, PUKUL 09.00 WIT
PELAKSANAAN
TEMPAT RUANG TUNGGU PEMERIKSAAN UMUM
PUSKESMAS REMU
JUMLAH PESERTA 30 ORANG
F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

DAFTAR PUSTAKA

1. Zakiah, Niswah., etc. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


pada ibu hamil dirumah sakit khusus daerah ibu dan anak Siti Fatimah Makassar, Vol
1(2). ISSN : 2302-1721.
2. Rahmawati, Imami N. 2004. Hipertensi Pada Kehamilan : Analsis Kasus. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 8(1).
3. Yogi, Etika Desi., etc. 2014. Hubungan Antara Usia dengan Preeklampsia pada ibu
hamil di poli KIA RSUD Kefanenanu Kabupaten Timor Tengan Utara. Jurnal Delima
Harapan, Vol 3(2).
4. Effendi, Jusuf, etc. 2015. Obstetri Patologi, Jakarta: EGC.
5. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, etc. 2013. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan, Ed 2. Jakarta: EGC
6. Rahardjo, Eddy., Maulidya. 2012. Syndrome HELLP, Eklampsia dan Perdarahan
Intrakranial. Vol 2(1).
7. Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Pedoman pertama hal 109.

Anda mungkin juga menyukai