id
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
commit to user
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
Kata Kunci: neonatus, rujukan, hipoglikemi, hipotermi
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Alhamdulillahhirobbil’aalamin, segala puja dan puji sempurna hanya milik
Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan penelitian ini yang berjudul Hubungan antara Hipoglikemi dengan
Hipotermi pada Neonatus Rujukan di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian ini merupakan
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Dokter di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini juga tidak akan berhasil tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat ucapan terima
kasih yang dalam penulis berikan kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dwi Hidayah, dr., Sp.A, M.Kes selaku Pembimbing Utama yang telah
menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.
3. Leli Saptawati, dr., Sp.MK selaku Pembimbing Pendamping yang tak henti-
hentinya bersedia meluangkan waktu untuk membimbing hingga terselesainya
skripsi ini.
4. Ganung Harsono, dr., Sp.A (K) selaku Penguji Utama yang telah memberikan
banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Brian Wasita, dr., Ph.D selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan
banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Annang Giri Moelya, dr., Sp.A, M.Kes dan Muthmainah, dr., M.Kes selaku Tim
Skripsi FK UNS, atas kepercayaan, bimbingan, koreksi dan perhatian yang
sangat besar sehingga terselesainya skripsi ini.
7. Yuda, dr., Reza, dr., dan Yoga, dr., staf bagian HCU Neonatus, staf IGD
Moewardi, bagian Rekam Medik Moewardi, dan Diklit Moewardi yang telah
banyak membantu penulis dalam pengambilan data dalam skripsi ini.
8. Yang tercinta kedua orang tua penulis, Ayahanda Muhdi Wijaya dan Ibunda
Rima Diana Sari, serta adik-adik penulis, Viqi Panji Krisna, dan Rama Gian
Syukron serta seluruh keluarga besar yang senantiasa mendoakan tiada henti, dan
memberikan support dalam segala hal sehingga terselesaikannya penelitian ini.
9. Deka Rangers (Rizka, Cindy, Brenda, Andin, Dwi, Hana, Devi, Ami, Isna) dan
Qonita Saja, sahabat setia yang senantiasa mendampingi dalam suka dan duka.
10. Keluarga besar Wisma Deka, adik-adik AAI Humaira dan Syifa, keluarga besar
asisten Biologi 2009, teman-teman kelompok tutorial 18 dan Keluarga Besar
Pendidikan Dokter angkatan 2009 atas semangat dan bantuan yang tak henti-
henti dan waktu yang selalu tersedia.
11. Sahabat seperjuangan, Adik-adik SKI, adik-adik Nisaa’, teman-teman SKI, PHT
SKI 2011-2012 yang selalu memberikan dukungan dan doa.
12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu proses
penelitian ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak
sangat diharapkan.
Surakarta, 10 Januari 2013
Dio Dara Virgiansari
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5
1. Hipoglikemi ...................................... .............................................. 5
2. Hipotermi ....................................... ................................................. 13
3. Hubungan antara kadar glukosa darah dengan kejadian hipotermi . 20
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 24
C. Hipotesis ............................................................................................. 25
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 26
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 26
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 26
D. Teknik Sampling .................................................................................. 26
E. Besar Sampel ....................................................................................... 27
F. Rancangan Penelitian........................................................................... 27
G. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 28
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................... 28
I. Instrumen Penelitian ............................................................................ 31
J. Cara Kerja Penelitian …………………………………………........... 32
K. Teknik Analisis Data............................................................................ 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN................................................................................ 36
A. Gambaran Umum Penelitian................................................................ 36
B. Karakteristik Sampel Penelitian .......................................................... 36
C. Hasil Uji Analisis Bivariat ................................................................... 39
D. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik Ganda .......................................... 43
BABV. PEMBAHASAN ....................................................................................... 45
BABVI. PENUTUP .................................................................................................. 53
A. Simpulan ............................................................................................. 53
B. Saran ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 55
LAMPIRAN
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia di bawah 28 hari (Stoll,
tubuh dalam batas normal sangat penting untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan bayi baru lahir terutama bagi bayi prematur (Pasaribu, 2011).
brown fat, misalnya pada bayi pre-term, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
merupakan 50-60% dari semua kasus kematian pada anak yang terjadi di
keadaan penurunan kadar glukosa darah, yaitu < 45mg/dl (IDAI, 2010).
dalam sel merupakan sumber energi (Iswantoro, 2009). Bagi neonatus glukosa
kira-kira hingga satu minggu, bahkan pada obesitas glukosa darah dapat
dipertahankan tetap normal hingga satu bulan. Sebaliknya pada neonatus dan
tersebut akan terjadi penurunan kadar glukosa darah progresif sampai ke kadar
bentuk glukosa) dalam batas tertentu supaya dapat berfungsi secara optimal.
bagian kecil yang pada akhirnya akan menghasilkan energi, karbon dioksida,
dan air (Iswantoro, 2009). Energi ini sangat penting untuk menghasilkan panas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
di RSUD Dr. Moewardi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan acuan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Dr. Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Moewardi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hipoglikemi
a. Definisi
klinis, dan gejala sisa jangka panjang. Hipoglikemia ditandai oleh nilai
glukosa darah < 30 mg/dl pada bayi cukup bulan dan < 20 mg/dl pada
hipoglikemia pada bayi terjadi bila kadar glukosa darah < 45mg/dl.
b. Faktor risiko
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
yang abnormal.
persediaan glikogen ini terlalu sedikit dan akan lebih cepat habis
terpakai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
6) Pasca asfiksia
7) Polisitemia
tidak mencukupi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
hipoglikemia.
c. Skrining hipoglikemi
berbeda sekitar 15% dari hasil laboratorium, atau tidak sesuai dengan
1) Pemantauan glukosa darah rutin bayi baru lahir cukup bulan yang
masing-masing.
dugaan hiperinsulinisme dan tidak lebih dari umur 2 jam pada bayi
2010)
d. Diagnosis hipoglikemi
1) Anamnesis
gangguan pernapasan
hipotermia)
k) Bayi puasa
a) Keringat dingin
b) Jitteriness
c) Sianosis
f) Apnea
h) Hipotermia
commitSyndrome
i) Respiratory Distress to user (RDS) (Kosim et al., 2005)
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
e. Terapi hipoglikemi
dengan pemberian kolostrum saja pada umur beberapa hari, tetapi tidak
ibu untuk menyusui jika kondisi bayi baru lahir sudah memungkinkan.
1-2 jam) atau beri 3-10 ml ASI perah tiap kg berat badan bayi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
glukosa darah
glukosa darah
diberikan).
hipoglikemia menghilang
diberikan).
2. Hipotermi
a. Definisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
mekanisme:
1) Evaporasi
ketuban yang melekat pada permukaan tubuh bayi. Oleh karena itu,
2) Konduksi
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi
tersebut.
3) Konveksi
pendingin ruangan.
4) Radiasi
rendah dari suhu tubuh bayi karena benda tersebut akan menyerap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
Saifuddin, 2000).
c. Etiologi hipotermi
Ekaputra, 2011).
d. Patofisiologi hipotermi
dan asam lemak. Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak
dari brown fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen (Ohlson dan
Cannon, 2003).
saraf pusat antara lain: depresi linier dari metabolisme otak, amnesia,
refleks okuli yang hilang, dan penurunan yang progresif dari aktivitas
Horrow, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
ginjal yang intak, dan hilangnya aktivitas insulin. Pada keadaan berat,
segera didekap pada tubuh ibu, bayi baru lahir dipisahkan dari ibunya,
4) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh
5) Bayi menggigil.
2) Tangisan lemah.
Hipotermi lanjut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
(kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu
kelalaian dari dokter, bidan, dan perawat terhadap bayi yang akan
oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti
hipoglikemia.
4) Cold injury, yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu lama dalam
jaringan subkutis.
coklat. Sel lemak coklat hanya ada pada bayi dan jumlahnya menurun sesuai
untuk menghasilkan bahan bakar dan energi yang dibutuhkan guna produksi
panas lebih cepat. Bayi baru lahir juga mempunyai sedikit lemak untuk
melindungi, (16% berat badan dalam 3,5 kg bayi baru lahir dibanding 20-
30% pada orang dewasa). Seorang bayi prematur, lahir tanpa simpanan
panas yang paling efisien untuk kebutuhan bayi. Pada bayi, lemak coklat
otot leher dan memanjang di bawah clavikula sampai aksila dan sekitar
satu dari dua jalan yaitu melalui dingin atau melalui makanan. Saraf
darah sehingga panas lebih cepat dihantarkan ke seluruh tubuh (Arifah dan
Kartinah, 2008).
darah. Glukosa ini akan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang
memerlukan, seperti otak, sistem saraf, jantung dan organ tubuh yang lain
(Iswantoro, 2009).
saraf sentral, kecukupan dari brown fat, dan tersedianya glukosa serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
ñ Pemecahan dan Penggunaan Glikogen dalam Lemak Coklat ñ Metabolisme Glukosa Darah
Gangguan Mempertahankan
Suhu Tubuh
Hipotermi
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
cross sectional.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di bagian IGD dan HCU Neonatus RSUD
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah neonatus rujukan yang berada di Bagian IGD
1. Kriteria Inklusi: Neonatus rujukan yang baru tiba di IGD RSUD Dr.
Moewardi
D. Teknik Sampling
Pada pengambilan sampel ini, kelompok kasus dan kelompok kontrol berasal
yang valid antara kedua kelompok studi dalam kelima variabel. Pada
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
hipotermi.
E. Besar Sampel
Menurut Thabane dalam Murti (2010), salah satu teknik untuk mengontrol
mempunyai data.
F. Rancangan Penelitian
Populasi Neonatus di IGD dan
HCU Neonatus RSUD Dr.
Moewardi
Fixed-disease sampling
3. Variabel luar :
asfiksia.
Hipoglikemi terjadi pada kondisi kadar glukosa darah < 30 mg/dl pada
bayi cukup bulan dan < 20 mg/dl pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
hipoglikemia pada bayi terjadi bila kadar glukosa darah < 45mg/dl. Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
tubuh neonatus turun di bawah 36,5°C (Kumar, 2009). Pada penelitian ini
3. Usia neonatus
Usia neonatus terbagi dalam dua kategori, yaitu: 1) Neonatal dini (usia 0 -
diperoleh dari formulir dan rekam medik neonatus. Skala yang digunakan
Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam satu
jam setelah lahir. Berat badan bayi terbagi menjadi empat kategori yaitu
Berat Badan Lahir Lebih (BBLB) yaitu berat badan 4.000 gram, Berat
Badan Lahir Cukup (BBLC) yaitu berat badan < 4.000 gram dan 2.500
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
gram, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) berat badan < 2.500 gram dan
1.500 gram dan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) yaitu berat
badan < 1.500 gram. Pada penelitian ini berat badan lahir neonatus dibagi
menjadi dua kategori: 1) Berat tidak cukup (berat < 2.500 gram), 2) Berat
cukup (berat 2.500 gram). Skala yang digunakan adalah skala nominal.
Data mengenai berat badan neonatus diperoleh dari formulir dan rekam
medik neonatus.
5. Usia kehamilan
waktu seorang janin berada dalam rahim. Usia janin dihitung dalam
minggu dari Hari Pertama Menstruasi Terakhir (HPMT) ibu sampai hari
b. Bayi cukup bulan (aterm) : bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37
c. Bayi lebih bulan (postterm) : bayi dengan masa kehamilan mulai dari
42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih) (Hassan dan Alatas, 2007).
Pada penelitian ini usia kehamilan dibagi menjadi dua: 1) Tidak cukup
6. Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai dengan
e. R (Respiration = pernapasan)
apakah bayi normal (vigorous baby, nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-
ringan (nilai apgar 4-6), atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3) (Hassan dan
dari data formulir dan rekam medik pasien neonatus. Skala yang
I. Instrumen Penelitian
1. Alat
2. Bahan
d. Alat tulis
J. Cara Kerja
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
Neonatus yang baru datang di IGD RSUD Dr. Moewardi yang sesuai
dengan kriteria langsung diukur kadar glukosa darah dan suhu tubuhnya.
dengan cara:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
kulit sampel.
bawahnya.
sampel ke tubuhnya.
ganda. Analisis regresi logistik ganda adalah alat statistik yang sangat kuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
perancu potensial.
digunakan untuk:
Ratio (OR). Untuk variabel prediktor yang berskala kategorikal, maka rumus OR
= Exp (bi).
P
ln = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5
1 p
di mana :
a : Konstanta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
penelitian ini adalah seluruh neonatus rujukan di RSUD Moewardi selama bulan
Desember 2011 - Juni 2102. Pada penelitian ini didapatkan total sampel sebanyak
81 neonatus.
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar sampel neonatus yang diteliti
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sebagian besar sampel neonatus yang diteliti
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar sampel neonatus yang diteliti
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa sebagian besar sampel neonatus yang diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa sebagian besar sampel neonatus yang diteliti
Tabel 4.6. Distribusi sampel berdasarkan kadar Glukosa Darah Sementara (GDS)
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa sebagian besar sampel neonatus yang diteliti
Tabel 4.7. menunjukkan bahwa sebagian besar sampel neonatus yang diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji analisis bivariat. Dengan
uji tersebut dapat diketahui apakah hubungan yang teramati antara kedua variabel
perancu berupa usia, berat badan lahir, usia kehamilan, dan asfiksia. Adanya
variabel perancu berpengaruh terhadap hasil analisis data yang didapat. Untuk
Kejadian Hipotermi
Jenis Kelamin Total OR P
Positif n (%) Negatif n (%)
Perempuan 9 (33.3%) 18 (66.7%) 27 (100%) - -
Laki-laki 18 (33.3%) 36 (66.7%) 54 (100%) 1.00 1.000
Sumber : Data primer, 2012
hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipotermi (OR= 1.00; CI 95%;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Kejadian Hipotermi
Usia Neonatus Total OR P
Positif n (%) Negatif n (%)
(Neonatal dini) 22 (39.3%) 34 (60.7%) 56 (100%) - -
(Neonatus
5 (20.0%) 20 (80.0%) 25 (100%) 0.386 0.089
lanjutan)
Sumber : Data primer, 2012
Dari Tabel 4.9. persentase kejadian hipotermi lebih banyak dijumpai pada
yang tidak signifikan. Neonatal dini memiliki risiko mengalami hipotermi 0.39
kali lebih besar daripada kelompok neonatal lanjutan (OR= 0.39; CI 95%; 0.13,
1.18; p = 0.09).
Tabel 4.10. Analisis bivariat berat badan lahir dengan kejadian hipotermi
pada neonatus dengan berat badan lahir tidak cukup daripada yang memiliki
berat lahir cukup. Analisis bivariat terhadap hubungan antara berat badan lahir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
signifikan. Neonatus dengan berat badan lahir tidak cukup memiliki risiko
mengalami hipotermi 0.43 kali lebih besar daripada kelompok neonatus yang
memiki berat badan cukup (OR= 0.43; CI 95%; 0.17, 1.11; p = 0.08).
Kejadian Hipotermi
Usia Kehamilan Total OR P
Positif n (%) Negatif n (%)
Tidak cukup bulan 13 (44.8%) 16 (55.2%) 29 (100%) - -
Cukup bulan 14 (26.9%) 38 (73.1%) 52 (100%) 0.45 0.101
Sumber : Data primer, 2012
pada neonatus yang tidak cukup bulan (prematur dan immatur) daripada yang
cukup bulan (aterm). Analisis bivariat terhadap hubungan antara usia kehamilan
hipotermi 0.43 kali lebih besar daripada kelompok neonatus yang cukup bulan
Kejadian Hipotermi
Status Asfiksia Total OR P
Positif n (%) Negatif n (%)
Asfiksia 16 (51.6%) 15 (73.1%) 52 (100%) - -
Tidak asfiksia 12 (24.0%) 38 (76.0%) 29 (100%) 2.97 0.024
Sumber : Data primer, 2012
pada neonatus yang asfiksia daripada yang tidak asfiksia. Analisis bivariat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
risiko mengalami hipotermi 2.97 kali lebih besar daripada kelompok neonatus
Kejadian Hipotermi
Kadar GDS Total OR P
Positif n (%) Negatif n (%)
Hipoglikemi 20 (29.9%) 47 (70.1%) 67 (100%) - -
Tidak hipoglikemi 7 (50.0%) 7 (50.0%) 14 (100%) 2.35 0.212
Sumber : Data primer, 2012
Dari Tabel 4.13. persentase kejadian hipotermi lebih banyak dijumpai pada
memiliki risiko mengalami hipotermi 2.35 kali lebih besar daripada kelompok
neonatus yang tidak hipoglikemi (OR= 2.35; CI 95%; 0.73, 7.58; p = 0.212), tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Tabel 4.14. Hasil analisis regresi logistik ganda tentang kadar GDS, usia, berat
hipotermi
CI 95%
Variabel OR p
Batas Bawah Batas Atas
mengontrol pengaruh dari faktor perancu usia, berat badan lahir, usia kehamilan,
hipotermi 1.98 kali lebih tinggi daripada neonatus yang tidak mengalami
Nilai p adalah 0.305. Artinya, probabilitas untuk membuat simpulan salah bahwa
neonatus yang mengalami hipoglikemi memiliki risiko menjadi hipotermi 1.98 kali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
tersebut tidak ada, adalah 30,5 dari 100 kesempatan. Probabilitas tersebut cukup
besar, dengan kata lain hubungan antara hipoglikemi dengan kejadian hipotermi
model regresi logistik yaitu status hipoglikemi, usia, berat badan lahir, usia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
hipoglikemi dengan kejadian hipotermi pada neonatus rujukan di IGD dan HCU
Neonatus di RSUD Dr. Moewardi. Ada tidaknya hubungan antara kedua variabel
tersebut diuji menggunakan metode uji regresi logistik ganda. Pada penelitian ini
seperti: usia neonatus, usia kehamilan, berat badan lahir, status asfiksia dan kadar
Pada tabel 4.1. dan tabel 4.8. terlihat bahwa sebagian besar sampel neonatus
kali lebih besar daripada kelompok neonatus perempuan. OR=1.00 memiliki arti
bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin neonatus dengan kejadian
hipotermi. Hal ini sesuai dengan penelitian Kambarami dan Chidede (2003) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan hipotermia pada neonatus. Pada penelitian Zayeri et al. (2007) terhadap
900 neonatus dengan seleksi random di Iran, tentang faktor risiko hipotermi pada
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
rumah sakit rujukan juga didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
Pada tabel 4.2. dan 4.9. dapat diketahui sebagian besar sampel neonatus
yang diteliti merupakan neonatal dini. Berdasarkan persentase usia, neonatus yang
lebih banyak mengalami hipotermi adalah neonatus usia dini berusia 0-7 hari
(neonatal dini) (39.3%) dibandingkan neonatus usia 8-28 hari (neonatal lanjutan)
(20.0%). Pal et al. (2000) menyatakan bahwa kejadian hipotermi pada neonatus
lebih dominan disebabkan oleh faktor usia. Pada penelitian retrospektif terhadap
261 neonatus di Zimbabwe dilaporkan bahwa neonatal dini berusia 0-7 hari yang
saat masuk di unit pediatri dalam keadaaan hipotermi sebesar 44% walaupun
dalam musim hangat (Zayeri et al., 2007). Hal ini juga didukung dengan adanya
neonatal terjadi pada periode neonatal dini usia 0-7 hari dan 6 % dari kematian
belum matangnya struktur dan fungsi kulit neonatus. Risiko kehilangan air secara
2007).
Pada tabel 4.3. dan 4.10. dinyatakan bahwa berdasarkan berat badan lahir,
neonatus yang mengalami hipotermi paling banyak pada neonatus dengan berat
badan lahir tidak cukup (BBLR dan BBLSR) (44.1%) dibandingkan dengan
neonatus yang Berat Badan Lahir Cukup (BBLC dan BBLL) (25.5%). Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
sesuai dengan teori dimana neonatus yang lahir dengan berat badan rendah
memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami hipotermi (Dinas Kesehatan Jawa
Tengah, 2006; Kumar et al., 2009). Di Tanzania, Odds Ratio dari hipotermi pada
neonatus dengan berat lahir rendah adalah 11.0 dibandingkan dengan neonatus
dengan berat badan cukup (Kumar et al., 2009). Sedangkan neonatus yang terlahir
dengan berat badan lebih, mampu mengatasi kondisi hipotermi dengan mudah
Zambia dan Briend dalam penelitiannya pada neonatus di Afrika Barat sama-sama
melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara berat badan lahir dengan
suhu rektal neonatus (Kumar et al., 2009). Ada beberapa hal terkait berat badan
neonatus yang berhubungan dengan suhu tubuh, yaitu: 1) semakin besar ukuran
aktif saat neonatus tidur, dan 5) neonatus cenderung menyimpan panas selama
Tabel 4.4. dan 4.11. tentang kejadian hipotermi berdasarkan usia kehamilan,
neonatus yang tidak cukup bulan (prematur dan immatur) dengan persentase
sebesar (44.8%) daripada neonatus yang cukup bulan (aterm) dengan persentase
sebesar (26.9%). Menurut Kumar et al. (2009), neonatus pada umumnya dan yang
lahir prematur cenderung mudah untuk mengalami kehilangan panas tubuh karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
luas permukaan tubuhnya yang relatif luas dibandingkan dengan masa tubuh.
panas yang lebih cepat daripada neonatus yang aterm. Hal ini disebabkan antara
lain oleh: 1) lebih besarnya rasio antara luas permukaan tubuh dengan masa tubuh
yang aterm. Kumar et al. (2009) juga menjelaskan neonatus yang preterm
tubuh dibandingkan neonatus yang aterm, hal ini meningkat pada neonatus
Tabel 4.5. dan 4.12. tentang kejadian hipotermi berdasarkan status asfiksia,
ditemukan bahwa hipotermi lebih banyak dijumpai pada neonatus yang asfiksia
daripada yang tidak asfiksia. Pada penelitian ini, analisis bivariat terhadap
hipotermi 2.97 kali lebih besar daripada kelompok neonatus yang tidak asfiksia.
Hal ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa neonatus yang mengalami
asfiksia memiliki risiko penurunan suhu tubuh yang sangat tinggi segera setelah
lahir (Kumar et al., 2009). Asfiksia pada neonatus akan menurunkan kecepatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
Pada tabel distribusi sampel yaitu tabel 4.6. dan tabel 4.7. didapatkan bahwa
sebagian besar sampel neonatus yang diteliti merupakan neonatus yang tidak
dengan tidak hipotermi 1 : 2 sesuai dengan teknik fixed-disease sampling. Hal ini
Pada tabel 4.13. persentase kejadian hipotermi lebih banyak dijumpai pada
hipotermi daripada neonatus yang tidak hipoglikemi. Analisis bivariat kadar GDS
0.05). Neonatus yang hipoglikemi memiliki risiko mengalami hipotermi 2.35 kali
lebih besar daripada kelompok neonatus yang tidak hipoglikemi (OR = 2.35; CI
95%; 0.73, 7.58; p = 0.212), tetapi hasil ini belum mengontrol pengaruh dari
variabel perancu.
Untuk memperjelas hubungan dari hasil analisis data yang didapat maka
dilakukan kontrol terhadap variabel perancu (usia, berat badan lahir, usia
kehamilan, dan status asfiksia) dengan analisis regresi logistik ganda (dapat
dilihat pada tabel 4.14). Setelah mengontrol variabel perancu, risiko menjadi
hipotermi turun menjadi 1.98 kali lebih besar. Nilai OR=1.98 menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
statistik hubungan tersebut tidak signifikan karena nilai p > 0.05 (OR = 1.98; CI =
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kurangnya
hipotermi sekunder, yaitu penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu
yang mempengaruhi kejadian hipotermi yang tidak diteliti. Kumar et al. (2009)
neonatus dalam risiko hipotermi. Sedangkan Pal et al. (2000) menyatakan bahwa
terdapat kaitan klinis yang kuat di antara keduanya. Asakura (2004) dalam
berubah secara drastis. Suhu ruangan tempat proses persalinan biasanya sekitar
26℃ to 27℃ , yang berkurang 10℃ dari suhu intrauterin membuat neonatus
yang berasal dari neonatus rujukan luar RSUD Dr. Moewardi adalah neonatus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
infeksi, gangguan metabolik, dan lain-lain sehingga banyak faktor yang dapat
merancukan kejadian hipotermi dalam penelitian ini. Ada beberapa faktor perancu
yang dikendalikan pada penelitian ini seperti seperti: usia neonatus, jenis kelamin,
usia kehamilan, berat badan lahir, status dan asfiksia. Namun, faktor-faktor lain
yang juga dapat merancukan hasil penelitian seperti faktor genetik, kondisi stres,
kondisi dan suhu tubuh neonatus saat dirujuk dan lain-lain belum dapat
Keterbatasan pada penelitian ini juga terdapat pada desain penelitian yang
bersifat cross sectional, metode pengambilan sampel, jumlah sampel, dan adanya
variabel luar lain yang tidak diteliti. Penggunaan desain cross sectional
sectional kurang dapat menganalisis hubungan sebab akibat yang kuat antara
Pengambilan data kadar glukosa darah dan suhu tubuh sampel neonatus
hanya dilakukan satu kali yaitu pada saat pertama kali neonatus datang di IGD.
Hal tersebut dikarenakan waktu yang terbatas dan dapat menjadi kekurangan
dalam penelitian. Hasil pengukuran kadar glukosa darah sewaktu pada neonatus
namun dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar diharapkan hasil
penelitian lebih dapat digeneralisasikan. Jumlah sampel yang besar juga akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
1.98 kali lebih tinggi daripada neonatus yang tidak mengalami hipoglikemi
setelah mengontrol pengaruh faktor perancu seperti: usia, berat badan lahir,
usia kehamilan, dan status asfiksia. (OR = 1.98; CI = 95%; 0.54, 7.73; p =
0.305).
B. Saran
lokasi cakupan penelitian yang lebih luas, jumlah sampel yang lebih
banyak, pengambilan data kadar glukosa darah dan suhu tubuh sampel
neonatus dilakukan lebih dari satu kali, konfirmasi kadar glukosa darah
tersebut. Dengan demikian dapat diperoleh data yang lebih valid mengenai
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
neonatus rujukan.
commit to user