Anda di halaman 1dari 249

MODUL PERKULIAHAN

KEPERAWATAN KELUARGA

Cetakan 2

Suhari
R Endro Sulistyono

Penerbit
KSU MULIA HUSADA
Modul Keperawatan Keluarga 1

Modul Perkuliahan Keperawatan Keluarga

Penyusun :
Suhari, A,Per, Pen, MM
R Endro Sulistyono, S.Kep, Ns

Desain Sampul :
Narendra Wiradiraja

Penerbit :
KSU MULIA HUSADA (KMH)
Jl. Brigjen Katamso Lumajang 67312
Telp. 0334-882262

Edisi Kedua
© 2016

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis penerbit

Kutipan pasal 72:


Sanksi Pelanggaran undang-undang Hak Cipta
( Undang-undang nomor 19 tahun 2002)

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana


dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling
sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Modul Keperawatan Keluarga 2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas


limpahan rahmat & karunia-Nya sehingga Modul Pembelajaran Keperawatan
Keluarga 1 ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
perkembangan pembelajaran bagi mahasiswa DIII keperawatan yang sesuai
dengan pedoman penilaian kompetensi pendidikan DIII keperawatan
Departemen Kesehatan republik Indonesia. Modul ini selain berisikan materi
dan latihan juga dilengkapi dengan kata-kata inspiratif sehingga diharapkan
bisa memudahkan dan memotivasi mahasiswa untuk aktif belajar.
Ungkapan terima kasih penyusun sampaikan kepada segenap pihak
yang selalu memberikan sumbangsih pikiran, ide, tenaga sehingga buku
pendamping e-learning ini bisa mengalami revisi dan tampil lebih baik.
Dengan penuh kesadaran, bahwa modul ini masih perlu disempurnakan
lagi, sehingga saran dan kritik untuk penyajian serta isinya sangat
diperlukan.Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh rekan
sejawat yang turut berpartisipasi dalam penulisan modul ini.

Lumajang, 27 Januari 2016


Ttd

Penyusun
Modul Keperawatan Keluarga 3

DAFTAR ISI

Modul 1 Perspektif Keperawatan Keluarga ................................. 7


Modul 2 Konsep Keluarga .......................................................... 60
Modul 3 Konsep Keperawatan Keluarga .................................... 107
Modul 4 Konseptual model praktik keperawatan keluarga ......... 126
Modul 5 Pengkajian keperawatan keluarga.................................. 136
Modul 6 Diagnosa keperawatan keluarga .................................... 148
Modul 7 Intervensi keperawatan keluarga ................................... 164
Modul 8 Implementasi keperawatan keluarga .............................. 178
Modul 9 Strategi dalam implementasi keperawatan keluarga ...... 187
Modul 10 Evalusi asuhan keperawatan keluarga ........................... 193
Modul 11 Dokumentasi asuhan keperawatan keluarga .................. 201
Mind Map ...................................................................................... 242
Modul Keperawatan Keluarga 4

PERLUKAH MODUL DALAM SISTEM PERKULIAHAN ??

Modul Pembelajaran merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian


pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu
mahasiswa mencapai tujuan belajar dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran di kampus, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai
tujuan secara optimal. Modul memberikan informasi dan memberikan petunjuk
pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik,
bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
Modul merupakan pembelajaran individual sehingga mengupayakan untuk
melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Pengalaman belajar dalam
modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif
dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan
pembelajaran secara aktif. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis,
sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri suatu
modul, dan tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau
dipelajari.
Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar
peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam
mencapai ketuntasan belajar. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena
pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Adanya kontrol terhadap hasil belajar
melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh
peserta didik.
Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya,
sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang
akan diperolehnya.
Modul Keperawatan Keluarga 5

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


Nama Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Kode WAT 3.11
Semester 3 (tiga)
BebanKredit 3SKS ( T = 1, P = 1, K = 1)
Tim Dosen Suhari, A, Per, Pen, MM
R Endro Sulistyono, S.Kep, Ners
Dwi Ochta Pebriyanti, SKM
Deskripsi Mata Kuliah Mata Kuliah ini membahas tentang pentingnya Pelayanan Kesehatan
Primer dalam mengatasi masalah kesehatan, konsep keluarga dan
definisi keluarga, Model konsep dan trend issue keperawatan keluarga.
Mata kuliah ini membahas tentang pendekatan-pendekatan teoritis
mendasar yang digunakan dalam praktek keperawatan keluarga, proses
keperawatan keluarga, alat pengkajian yang aktual, diagnosa
keperawatan keluarga, perencanan, tindakan dan evaluasi sekaligus
pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga.
Capaian Pembelajaran MK Setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar mahasiswa
mampu: Menguraikan konsep Pelayanan Kesehatan Primer dalam
mengatasi masalah kesehatan, konsep keluarga dan definisi keluarga,
Model konsep dan trand issue keperawatan keluarga; Menunjukan
kerja yang bermutu dan terukur terkait pemberian asuhan keperawatan
keluarga, sekaligus pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga.
Capaian pembelajaran 1. Konsep Pelayanan Kesehatan Primer
khusus 2. Konsep Keluarga
3. Model Konseptual Keperawatan Keluarga
4. Trend Dan Issue Dalam Keperawatan Keluarga
5. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
6. Manajemen Sumber Daya Keluarga
7. Pengkajian Keperawatan Keluarga
8. Diagnosa Keperawatan Keluarga
9. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
10. Tindakan Keperawatan Keluarga:
a. Terapi Modalitas Pada Keluarga
b. Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga
c. Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
d. Pemberdayaan Keluarga
11. Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga
12. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga
13. Konsep Keluarga sadar bencana
14. Aplikasi Askep pada keluarga dengan kasus kegawatan
Modul Keperawatan Keluarga 6

Metode Penilaian dan Evaluasi berdasarkan objek yang dibagi dalam 4 sasaran yaitu meliputi
Pembobotan :
1. E Learning = 15%
2. Modul = 20%
3. SDL, Seminar dan diskusi = 15 %
4. UAS = 50%
Daftar Referensi Anderson, Elizabeth. 2008. Community as Partner : Teory and
Practice in Nursing. Texas : Lippincott
DepKes RI . 2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Perawat
dan Bidan, Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jendral
Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta.
Dinas Kesehatan. 2011. Standar Poskesdes (Pondok Kesehatan Desa).
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan. 2011. Pedoman Perawatan Kesehatan Masyarakat.
Dinas Kesehatan Jawa Timur
Dinas Kesehatan. 2013. Pedoman Puskesmas Pembantu. Dinas
Kesehatan
Dermawan, Dede. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta : Gosyen Publishing
Efendi, Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas :
Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Friedman, Marilyn, Vicky R Bowden, Elaine Jones. 2003. Family
Nursing : Research, Theory, and Practice 5th edition.Norwalk,
CT : Appleton & Lange
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health Care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelphia : F. A Davis
Company
Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas : Konsep
dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen
publishing
PPNI. 2010. Standar profesi dan kode etik perawat indonesia
Sagar, Priscilla Limbo. 2012. Transcultural Nursing theory and models
: application in nursing education, practice, and administration.
New York : Springer Publishing Company
Setiawati, Santun, Agus Citra Dermawan. 2008. Penuntun Praktis
Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media
Wiyono DJ. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan : Teori,
Strategi dan Aplikasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Modul Keperawatan Keluarga 7

MODUL 1
PERSPEKTIF KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Perspektif Keperawatan Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan perspektif kesehatan keluarga
Menerangkan fungsi Asuhan Keperawatan Keluarga
Menjelaskan Perkembangan teori keperawatan keluarga
Menjelaskan Pertimbangan etik dalam keperawatan keluarga
Menjelaskan Kebijakan dan legislasi dalam yankes keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai

Orang bijak akan selalu belajar dari kesalahan sedangkan orang yang menutupi kesalahan
adalah orang bodoh
Modul Keperawatan Keluarga 8

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, internet, jurnal terkini


Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 1


Banyak perspektif teoritis pada keluarga yang tersedia untuk
membimbing masyarakat praktik keperawatan keluarga dan komunitas.
Tidak mengejutkan, model keperawatan bagi keluarga mencerminkan dua
pemikiran dalam komunitas/keperawatan (kesehatan) masyarakat hari ini.
Beberapa pandangan mendukung bahwa keluarga adalah unit perawatan,
dan masyarakat adalah konteks, sedangkanyang lain fokus pada komunitas
sebagai klien dan melihat keluarga sebagai subunit. Zerwekh (1991)
Model Keluarga sebagai pemberi perawatan merupakan
PerawatanKesehatan yang menguraikan kerangka kerja yang mendukung
untuk menyediakanperawatan keluarga dalam sebuah masyarakat.
Sedangkan Model kesehatan masyarakat sebagai fungsi yaitu memberikan
panduan dalam penyediaan perawatanbagi keluarga dan pandangan
keluarga sebagai klien dalam masyarakat dan keluargasebagai bagian dari
masyarakat klien.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan ilmu dan
kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

Orang yang tidak menyukai ilmu berarti ia senang hidup dalamkebodohan. Dan tidak ada
kemulyaan bagi orang yangdemikian itu
Modul Keperawatan Keluarga 9

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik


sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan (Stone,
2012).
Esensi falsafah keperawatan adalah memandang klien sebagai prioritas
perhatian utama dalam memberikan pelayanan perawatan secara langsung
memperhatikan aspek kemanusiaan, memandang pasien sebagai makhluk
individu yang unik dan holistik yang harus dipenuhi segala kebutuhannya
agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Setiap pasien berhak
mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, status sosial, agama,
ekonomi, dan kepercayaan. Unsur-unsur penting dalam keperawatan,
meliputi :
1. Respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun
potensial
2. Kebutuhan dasar manusia, penyimpangan dan upaya pemenuhan klien
3. Ketidakmampuan klien memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri (self-
care deficit)
4. Meningkatnya tuntutan akan kemandirian atau menurunnya
kemampuan klien untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya dipengaruhi
oleh fluktuasi kondisi (sepanjang rentang sehat-sakit) serta sepanjang
daur kehidupan.

Menurut Lindberg (2006), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki


karakteristik sebagai berikut :
1. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk
menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan.

Menuntut ilmu adalah jihad, mengulang- ngulangi pelajaran adalah dzikir, Mengamalkan
ilmu adalah ibadah dan membagikan ilmu adalah sedekah
Modul Keperawatan Keluarga 10

Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang


bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin ilmu, saat ini keperawatan disebut
sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-
ilmu dasar seperti ilmu perilaku, sosial, fisika, biomedik dan lain-lain.
Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang
menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang
berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian asuhan
keperawatan secara langsung kepada klien
2. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam
melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta
membantu kemandirian klien
3. Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan
tinggi atau universitas
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal
yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu
dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan.
Disamping itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek
Keperawatan.
4. Pengendalian terhadap standart praktik
Standart adalah pernyataan atau kriteria tentang kualitas praktik.
Standart praktik keperawatan menekankan kepada tanggung jawab dan
tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan

Semakin banyak ilmu yang anda pelajari, semakin besar peluang anda untuk menerima
hasil yang lebih besar
Modul Keperawatan Keluarga 11

yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat


bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain
5. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukan.
Tangung gugat yang berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang
diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal
terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung
gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap
konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung
jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
6. Karir seumur hidup. Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan
bagian dari pekerjaan rutin, perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang
dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya
sendiri sepanjang hayat.
7. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan
walaupun kegiatran kolaborasi dengan profesi lain kadang kala
dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan
sebagai ekstensi intervensi profesi lain

Keperawatan Spesialisasi Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan pada keluarga sebagai unit/satu kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai

Belajar memang tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu jauh lebih berat dan
menyengsarakan
Modul Keperawatan Keluarga 12

sarananya. Sasaran pelayanan perawatan kesehatan komunitas dibagi


menjadi 3 tingkat, yaitu: individu, keluarga dan komunitas.
Pada spesialisasi sekarang ini, pelayanan kesehatan, terutama
pelayanan pengobatan, pengawasan kesehatan keluarga dan koordinasi
macam-macam pelayanan kesehatan oleh tim kesehatan makin menjadi
kewajiban perawat. Sehubungan dengan adanya spesialisasi dan
superspesialisasi dalam pengobatan, maka orientasi pelayanan kesehatan
serta cara-cara penyampaian berubah dari orientasi rumah sakit ke
masyarakat, dari orientasi penyakit ke kesehatan dan dari orientasi
pengobatan ke pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Asuhan keperawatan keluarga diberikan kepada klien yang masih
sakit dirawat di rumah sakit yaitu melalui kunjungan rumah atau klien
yang telah selesai dirawat di rumah sakit dalam rangka perawatan tindak
lanjut.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tujuan asuhan keperaatan
keluarga ( Mc Closkey & Grace, 2001) adalah memandirikan klien sebagai
bagian dari anggota keluarga; menyejahterakan klien sebagai gambaran
kesejahteraan keluarga; meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap
anggota keluarga; meningkatkan produktivitas klien dan keluarga; serta
meningkatkan kualitas keluarga.
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada
asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama
dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan

Terkadang kita malas belajar karena merasa tidak enak. Karena itu carilah tempat yang
menyenangkan, kemudian belajarlah disitu
Modul Keperawatan Keluarga 13

berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika,


humanities dan kiat (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human
care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti
keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) human care is the
heart of nursing atau Leininger (1984) yang menekankan caring is the
central and unifying domain for the body of knowledge and practices of
nursing.
Leavell dan kawan (1985 dalam Friedman, 2003) mengembangkan
sebuah kerangka yang disebut sebagai tingkat pencegahan. Kerangka ini
digunakan untuk menjelaskan tujuan keperawatan keluarga. Tingkat
pencegahan mencakup keseluruhan spektrum isu sehat-sakit serta tujuan
yang sesuai untuk setiap tingkatan.
1. pencegahan primer
2. pencegahan sekunder
3. pencegahan tersier

Gambar Lingkup kewenangan keperawatan keluarga

Ontologi Keperawatan Keluarga


Objek kajian ilmu keperawatan adalah manusia secara keseluruhan
yang berfokus pada aspek fisik berupa gejala-gejala penyakit dengan

Jadikan diri anda senang dalam belajar, sehingga anda selalu termotivasi dalam belajar,
sehingga anda dimudahkan dalam belajar
Modul Keperawatan Keluarga 14

tingkat biomolekuler yang mendasari, aspek psikis, dan aspek sosial, di


mana ketiga aspek tersebut mempunyai komponen yaitu manusia sebagai
makhluk biopsikososial dan spiritual yang unik dan memerlukan bantuan
ketika tidak dapat berfungsi secara sempurna. Bantuan diberikan dengan
pendekatan yang holistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar (Nursalam,
2008).
Keperawatan sebagai ilmu memiliki objek kajian formal dan material.
Objek material adalah manusia yang holistik meliputi
biopsikososiospiritual, sedangkan objek formanlnya adalah respon
manusia terhadap masalah kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan dasar,
bantuan yang diberikan perawat adalah berdasar masalah tersebut

Filosofi keperawatan dalam disiplin ilmu filsafat nampaknya


berhubungan dengan filsafat kedokteran, sebagai cabang filsafat perawatan
kesehatan. sedangkan filsafat perawatan kesehatan sendiri sebagai cabang
filsafat terapan. Alasan filsafat ilmu keperawatan digolongkan sebagai

Jika anda masih bisa hidup 1000 tahun kedepan. Ap yang akan anda pelajari?. Sekarang
pelajarilah apa-apa yang telah anda tulis tadi
Modul Keperawatan Keluarga 15

cabang ilmu filsafat terapan adalah karena sangat jelas kedudukannya


bahwa keperawatan merupakan disiplin praktis.
Bagi mereka yang terlibat dalam disiplin praktis hal ini dinilai, bahwa
setiap pemikiran di tingkat teoritis bersifat legitimasi sejauh memiliki
konsekuensi untuk praktek. Oleh karena itu, diduga bahwa sebagian besar
perawat yang tertarik pada filosofi keperawatan melakukannya dengan
harapan bahwa akan ada beberapa keuntungan untuk praktik keperawatan.
Beberapa orang mungkin tertarik pada masalah filosofi keperawatan hanya
demi mereka sendiri, terlepas dari konsekuensi mereka untuk paraktik.
Jadi, misalnya, seseorang mungkin tertarik pada fenomena caring dalam
keperawatan dari perspektif filosofis tanpa konsentrasi pada implikasi
untuk praktek yang mungkin timbul dari berbagai analisis perawatan.
Perbedaan antara filsafat terapan dan nonterapan (murni) tidaklah
sederhana. Tapi pandangan di sini bahwa filosofi keperawatan adalah
cabang filsafat terapan tampaknya dalam perjanjian dengan descrip-tion
filsafat diterapkan diberikan dalam Journal of Applied Philosophy.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang
didasari ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat sejak lahir sampai
meninggal. Keperawatan keluarga adalah spesialisasi yang melintasi
berbagai area spesialisasi keperawatan lainnya. Walaupun keperawatan
keluarga sebagai sebuah spesialisasi yang masih relatif baru, tetapi
terdapat bukti yang kuat bahwa keperawatan keluarga merupakan area
spesialisasi yang dinamis dan tengah berkembang yang berfokus pada
praktik, pendidikan, dan penelitian.saat ini naskah artikel, presentasi

Meskipun masa kecil anda adalah orang bodoh. Tetap tidak menjamin masa depan anda juga akan
menjadi orang bodoh. Jika anda ingin belajar sekarang, maka anda akan cerdas dimasa depan.
Modul Keperawatan Keluarga 16

profesional dalam area keperawatan keluarga semakin banyak. Spesialisasi


ini bahkan memiliki jurnalnya sendiri, The Journal of Family Nursing.
(Friedman, 2003).
Banyak perspektif teoritis pada keluarga yang tersedia untuk
membimbing masyarakat praktik keperawatan keluarga dan komunitas.
Tidak mengejutkan, model keperawatan bagi keluarga mencerminkan dua
pemikiran dalam komunitas/keperawatan (kesehatan) masyarakat hari ini.
Beberapa pandangan mendukung bahwa keluarga adalah unit perawatan,
dan masyarakat adalah konteks, sedangkan yang lain fokus pada
komunitas sebagai klien dan melihat keluarga sebagai sub unit. Zerwekh
(1991) mengemukakan bahwa model keluarga sebagai pemberi perawatan
merupakan perawatan kesehatan yang menguraikan kerangka kerja yang
mendukung untuk menyediakan perawatan keluarga dalam sebuah
masyarakat. Sedangkan Model kesehatan masyarakat sebagai fungsi yaitu
memberikan panduan dalam penyediaan perawatanbagi keluarga dan
pandangan keluarga sebagai klien dalam masyarakat dan keluarga sebagai
bagian dari masyarakat klien.

Kajian Harfiah Keperawatan Keluarga


Keperawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah
perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan kepada
keluarga sebagai unit kesatuan dengan sehat sebagai tujuan dan melalui
perawatan sebagai sasarannya. (Salvino, 2005)
Keperawatan keluarga sebagai ilmu memiliki objek kajian formal dan
material. secara umu sama dengan keperawatan karena keperawatan

Memang betul bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Karena yang terpenting adalah masa
sekarang. Apakah anda mau belajar sekarang atau tdak sama-sekali. Masa depan ditentukan oleh hari ini
Modul Keperawatan Keluarga 17

keluarga sebagai spesialisasi dari keperawatan namun yang menjadi titik


point penekanannya adalah objek materialnya. Objek material adalah
keluarga sejak tahap baru menikah hingga tahap lansia yang holistik
meliputi biopsikososiospiritual, sedangkan objek formalnya adalah respon
keluarga terhadap masalah kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan dasar,
bantuan yang diberikan perawat adalah berdasar masalah tersebut.
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Edukator
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri,
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komprehensif
dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi
tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

Mengapa kita harus belajar. Karena semua pencapaian awalnya dimulai dari sebuah
proses pembelajaran
Modul Keperawatan Keluarga 18

4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi
yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborator
Perawat bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit serta anggota tim kesehatan lain demi mencapai kesehatan
keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Perawat berperan menjembatani keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
dasar seperti masalah sosial ekonomi sehingga faktor resiko tidak
muncul, kendala-kendalan teratasi serta dapat mempertahankan dan
meningkatkan derajat hidup sehat keluarga. Oleh Karena itu perawat
harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan
penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat
sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.

Jadikan buku adalah sahabat karibmu. Karena ia akan membimbingmnu kearah kebaikan
Modul Keperawatan Keluarga 19

9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

Karakteristik perawat keluarga meliputi


Memiliki komitmen untuk meningkatkan kemandirian keluarga
Mempunyai tanggung jawab etik dan moral serta mampu menganalisa
dirinya sendiri
Mampu sebagai panutan dalam membudayakan hidup sehat
Altruistic
Setiap bentuk intervensi kepada keluarga dapat
dipertanggungjawabkan sesuai iptek keperawatan yang dikuasai
Menurut Stone (2012), dalam menjalankan perannya, perawat akan
melaksanakan berbagai fungsi di antaranya sebagai berikut :

1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri

Dulu buku adalah sarana utama dalam belajar. Sekarang internet mampu menggantikan peran itu ,
bahkan melebihi kemampuan buku. Tapi pastikan anda tidak terjebak dalam dunia teknologi ini
Modul Keperawatan Keluarga 20

dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka


memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain sehingga sebagai tindakan
pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat
terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam
pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter
ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan
pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat
yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan
bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan

Semua yang ingin anda ketahui ada didalam buku. Atau setidaknya sedang dalam masa
penulisan
Modul Keperawatan Keluarga 21

serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan


pelayanan keperawatan.
Tabel Kewenangan perawat keluarga
Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tersier
Peningkatan Deteksi dini (early Membatasi
kesehatan detection) kecacatan
(Health promotion) Pengobatan dini (early (disability
Pencegahan spesifik curative) limitation)
(specific protection) Rehabilitasi
(rehabilitation)
Tingkat kepekaan Tingkat Tingkat Tingkat kecacatan
(stage of susceptabiity) sebelum sakit sakit (stage of disability)
(stage of (stage of
presymtomatic clinical
disease) disease)

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual, dan teori


merupakan aktifitas berpikir yang tinggi. Paradigma keperawatan sebagai
dasar dari penalaran (knowing) dan kesadaran (knower). Paradigma
didefinisikan sebagai sebuah diagram konsep atau suatu struktur yang
digunakan untuk mengorganisasikan teori (George, 1995).
Paradigma mengarahkan aktifitas disiplin ilmu tertentu, termasuk
disiplin ilmu keperawatan. Pengetahuan tercipta pada diri manusia bila
memiliki dua jenis kemampuan, yaitu kemampuan menalar yang
diistilahkan dengan knowing, dan kemampuan dalam kesadaran yang

Ilmu akan membuka pintu keberhasilan anda. Jangan paksakan untuk mendobrak pintu
tadi, tapi bukalah dengan lembut dengan menggunakan ilmu
Modul Keperawatan Keluarga 22

diistilahkan dengan knower. Dalam ilmu keperawatan, knowing dan


knower merupakan derifat dari paradigma keperawatan yang meliputi
empat aspek sentral, yaitu; keperawatan, manusia seutuhnya, lingkungan
dan kesehatan. Kedua kemampuan ini diintegrasikan ke dalam satu
kesatuan berdasarkan paradigma keperawatan maka lahirlah pengetahuan
yang diistilahkan dengan knowledge. Bebagai jenis pengetahuan
sebenarnya terdapat dalam satu rumpun ilmu, misalnya; rumpun
pengetahuan tentang keperawatan, integrasi dari berbagai pengetahuan
menciptakan konsep. Konsep mengacu kepada ide-ide global mengenai
individu, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan atau kejadian tertentu
yang berkaitan. Kegunaan konsep sebagai dasar dalam pengembangan
ilmu pengetahuan, karena operasionalisasi konsep melahirkan variabel
sampai kepada indikator yang dapat di uji atau dibuktikan kebenarannya,
yaitu teori. Dengan demikian, ilmu dan teknologi keperawatan bersumber
dari teori, kemudian ilmu dan teknologi keperawatan melahirkan teori.
Sedangkan teori lahir bersumber dari konsep, kemudian teori melahirkan
konsep, dan seterusnya.
Kebenaran metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan
keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatkan
teori keperawatan dalam tatanan praktik, diantaranya adalah keperawatan
keluarga. Keragaman dari teori keperawatan, membuka wawasan, dan
menstimulasi penemuan intervensi keperawatan yang baru melalui metode
mencari kebenaran ilmiah, mendorong kebutuhan terhadap keragaman
teori-teori keperawatan, karena tidak ada teori global yang sesuai dalam
setiap situasi. Kekuatan dari praktik keperawatan terletak pada keragaman

Saat dunia menjadi kacau balau. Maka yang paling diperlukan adalah orang-orang baik yang berilmu.
Dan aktifitas yang termuliah adalah melatih seseorang untuk menjadi berilmu
Modul Keperawatan Keluarga 23

perawat itu sendiri, pengalaman, komitmen, dan profesionalismenya


(Levine, 1995).
Berpuluh tahun manusia telah menggeluti ilmu dan teknologi
keperawatan, dalam kurun waktu selama itu terdapat berbagai reaksi dari
manusia-manusia yang terlibat di dalamnya tentang manfaat dan
kebenaran ilmu keperawatan. Secara garis besar, berdasarkan pembahasan
di atas dan dibandingkan dengan realita, ada dua reaksi dalam pikiran
manusia yang menggeluti bidang ilmu keperawatan; Pertama, kebenaran
yang didapatkan dalam ilmu dan teknologi keperawatan telah membuat
manusia merasa puas. Oleh karena itu, manusia merasa kagum atas
kebenaran dan manfaat yang diperolehnya, karena ilmu keperawatan
telah dikembangkan berdasarkan patokan-patokan logika yang tegas,
lugas, dan dapat menyatakan sesuatu dikala benar adalah benar,
menyatakan pula dikala salah adalah salah.
Sebelum manusia menemukan suatu metode yang lebih bersifat
keilmuwan, terlebih dahulu berangkat dari pengalaman-pengalaman, tentu
saja bukan sekadar kesan indrawi yang sama sekali tidak tersusun secara
sistematis dan teratur. Pengalaman objektif yang terorganisasi dalam
struktur yang sistematis dan teratur, inilah yang dimaksudkan dengan
kebenaran bentuk ilmiah. Kebenaran teori, dari cabang ilmu pengetahuan
apa pun, selalu melewati pembuktian secara rasional dari empirical facts.
Perasaan dari manusia yang mencintai adalah rasa ingin terhadap manusia
yang dicintai, sama halnya kalau dikatakan apa yang dirasakan seseorang
yang berpikir adalah karena rasa ingin mengetahui. Adanya rasa ingin
mengetahui dan dapat mengetahui suatu bidang ilmu pengetahuan itulah

Anda tidak akan mengenal tokoh-tokoh penemu yang luar biasa, jika mereka malas
belajar di usia mudah mereka
Modul Keperawatan Keluarga 24

yang dimaksud dengan kebenaran bentuk suatu ilmu pengetahuan,


termasuk di dalamnya ilmu keperawatan.Pemahaman merupakan produk
dari pengalaman manusia, pengetahuan merupakan produk dari
pemahaman manusia, dan ilmu merupakan produk dari pengetahuan.
Itulah sebabnya disebut dengan ilmu pengetahuan (keperawatan).
Pengalaman, pemahaman, pengetahuan, dan ilmu bukanlah sekadar fakta
yang sederhana, melainkan gabungan dari dua faktor yang seolah-olah
bertentangan, yaitu antara faktor materi (content) dengan faktor formanya.
Akan tetapi, kalau kita menelusuri secara mendalam kebenaran apa yang
dikandung kedua faktor ini, akan ditemukan suatu pola pikir bahwa
kedua faktor tersebut bukanlah bertentangan melainkan berjalan
berbarengan dengan saling memperkuat dalam rangka kebenaran suatu
bentuk ilmu pengetahuan termasuk ilmu keperawatan.
Keperawatan keluarga dapat dikembangkan dalam praktik sehari-
hari. meskipun ada beberapa kelemahan dalam teori yang ada. Teori
perkembangan keluarga berdasarkan pada gambaran umum kehidupan
keluarga : teori ini tidak ditujukan untuk stresor situasional dan non
normatif (peristiwa yang tidak biasa), dan dapat dianalisis karena asumsi
dan homogenitasnya (teori ini kurang memadai dalam menggali
keanekaragaman keluarga), bias pada keluarga kelas menengah. dengan
adanya era BPJS yang memaksimalkan peran layanan tingkat pertama
dengan fokus promotif dan preventif maka keberadaan keperawatan
keluarga sangat diraskan manfaatnya.

Menjadi pintar itu terasa berat. Dan menjadi orang bodo, justru lebih berat. Hal ini
dikarenakan beban yang ditimbulkan oleh kebodohan
Modul Keperawatan Keluarga 25

Epistemologi
Epistemologi memperdalam kajian ontologi dengan menunjukkan
tentang cara ilmu tentang keperawatan, manusia, kesehatan dan
lingkungan diperoleh dan dikembangkan. (Fawcett, 2005). Schultz dan
Meleis (1988) menyatakan bahwa epistemologi ilmu keperawatan adalah
kajian tentang asal pengetahuan ilmu keperawatan, struktur dan
metodenya, pola berfikir ilmiah dan kriteria memvalidasi pengetahuan.
Epistemologi ilmu keperawatan adalah kajian tentang bagaimana perawat
memahami tentang proses tersusunnya pengetahuan keperawatan dan
peletakan dasar pengetahuan.
Konsep keperawatan keluarga selalu ada dalam keperawatan akan
tetapi keperawatan keluarga tampak mengalami pasang surut. Pada era
sebelum masa industri dan kolonial saat anggota keluarga bekerja di rumah
dalam industri rakyat atau perkebunan perawatan keluarga tampak
menonjol. Kemudian datang era industralisasi saat anggota keluarga
berpindah pabrik. Pelayanan kesehatan secara bertahap berpindah dari
rumah ke rumah sakit. Banyak konsep yang dimasukkan dalam model
keperawatan diantaranya sosiologi, antropologi, psikologi, fisiologi

Ilmu adalah pembeda antara orang besar, dengan orang kelas rendahan
Modul Keperawatan Keluarga 26

Pendekatan Teoritis yang digunakan di dalam praktik keperawatan


keluarga

Teori Keperawatan/Model Konseptual


Orientasi sistem Orientasi sistem dan
Model sistem kesehatan perkembangan
Newman Ilmu tentang model manusia
Orientasi perkembangan sebagai suatu kesatuan Rogers
Model perawatan diri Model pengembangan kesadaran
Orem Newman
Orientasi sistem dan Model lingkungan Nightingale
interaksional
Model adaptasi Roy
Model sistem interaksi
King
Teori Ilmu Sosial Keluarga
Teori perkembangan Teori berubah lainnya
Teori sistem Teori konflik
Teori struktural-fungsional Teori pertukaran sosial
Teori interaksi/komunikasi Teori multikultural
Teori stress keluarga
Teori Terapi Keluarga
Teori terapi keluarga Teori terapi pengalaman
struktural Teori terapi strategi
Teori terapi sistem keluarga Teori terapi perilaku
Teori terapi keluarga Teori terapi yang berorientasi
interaksional/komunikasi pada pemahaman masalah
lainnya : Teori terapi naratif
Teori terapi
psikodinamik

Man saaro alaa darbi wasola


Barang siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)
Modul Keperawatan Keluarga 27

Beberapa teori dan model keperawatan yang dapat diterapkan pada


praktik di keperawatan keluarga:
1) Model lingkungan dari Florence Nightingale
Friedman (2004) dalam Sutanto (2012), Nightingale mempromosikan
perawat kebidanan dan pelayanan kesehatan berbasis rumah dan menulis
catatan keperawatan dimana wanitadilibatkan dalam suhan untuk
anggota keluarga yang sakit dan pemeliharaan kesehatan anak-anak
dirumah.dalam suatu dokumen, Nightingale menuliskan perawat
menyatukan perawatan untuk yang sakit dan perawatan kesehatan dalam
lingkungan rumah.
2) Teori Imogene King tentang Pencapaian Tujuan (Interacting Systems
Framework)
Teori King berfokus pada interaksi perawat dan klien dengan
pendekatan sistem. Kekuatan pada model ni adalah partisipasi klien
dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan
interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting
pada kolaborasi antara tenaga kesehatan profesional. Teori ini juga dapat
digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan
pada psikologi, sosial, kultural, dan konsep interpersonal.
3) Model Calista Roy tentang Adaptasi (Adaptation Model)
Marriner-Tomey, 2006 dalam Sutanto, 2012, adaptasi merupakan
suatu proses dari seseorang dalam berperilaku pengeluaran hasil
pemikiran dan merasakan sebagai individu atau kelompok guna
menciptakan lingkungan yang terintegrasi. Adaptasi ini ada karean

Man jadda wajada


Barang siapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan)
Modul Keperawatan Keluarga 28

adanya suatu stimulus. Salah satu stimulus yang dapat mempengaruhi


adapatsi adalah keluarga.
4) Model Betty Neuman tentang Sistem Kesehatan ( Sistem Model)
Komponen utama dari model ini adalah adanya stres dan reaksi
terhadap stres. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output, dan feedback sebagai suatu pola
organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini,
maka kliennya bisa meliputi individu, kelurga, komunitas, atau
kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin
ilmu (Marriner-Tomey, 2006 dalam Sutanto, 2012).
5) Model Dorothea E. Orem tentang Perawatan Diri (Self Care Deficit
Theory of Nursing)
Menurut orem, perawat dibutuhkan ketika seseorang membutuhkan
asuhan keperawatan karena ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri.
Menurutnya, arena kerja perawat adalah membina dan mempertahankan
hubungan terapeutik antara perawat dan pasien, menentukan kapan
seseorang membutuhkan bantuan atau pertolongan, memperhatikan
respon pasien, memberi pertolongan langsung pada individu dan
keluarga serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang lain (Sutanto,
2012).
6) Teori Martha E. Rogers tentang Manusia Setuhnya (Unitary Human
Beings)
Teori Rogers (1970, 1992) tentang Unitary Human Being mengantar
kita pada pandangan yang baru bagi dunia keperawatan. Perbandingan
antara kesehatan dan penyakit. Fokus dari teori Rogers ini adalah adanya

Man shobaro dzhofiro


Barang siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung
Modul Keperawatan Keluarga 29

hubungan timbal balik antara lingkungan dan kesatuan manusia. Pada


lapangan manusia memiliki konsep yang berbeda sebagai individu,
keluarga, kelompok, komunitas, atau yang lainnya ke dalam sebuah
integral. Pola lapangan, inti dari ilmu pengetahuan ini, dapat dipahami
sebagai manifestasi dari manusia dan lingkungan (Marriner-Tomey,
2006 dalam Sutanto, 2012)
7) Model Friedman
Proses Keperawatan keluarga akan berbeda tergantung pada siapa
yang menjadi fokus perawatan. Perbedaan tersebut tergantung pada
perawat dalam mengkonseptualisasikan keluarga dalam praktiknya.
Perawat yang memandang keluarga sebagai latar belakang atau konteks
individual pasien, kemudian individu anggota keluarga menjadi fokus
dan proses keperawatan adalah berorientasi pada individu sebagai cara
yang tradisional. Perawat yang mengkonseptualisasi keluarga sebagai
unit perawatan, kemudian keluarga sebagai unit atau sistem adalah fokus
yang diinginkan dan ini jarang dilakukan (Friedman, 2004 dalam
Sutanto, 2012).

Perawat keluarga dalam praktiknya harus menstimulasi individu dan


keluarga dan sistem keluarga. Hal ini berarti perawat dalam menerapkan
asuhan keperawatan keluarga harus menerapkan dua jalan, yaitu perawatan
pada individu dan keluarga serta keluarga sebagai sistemnya.sehingga dalam
melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan akan lebih kompleks dan
mendalam(Friedman, 2004 dalam Sutanto, 2012).

Man qoola shidquhu qolla shodikuhu


Barang siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pulalah temannya
Modul Keperawatan Keluarga 30

Friedman, 2004 dalam Sutanto, 2012, dalam melakukan asuhan


keperawatan keluarga menerapkan langkah-langkah terkait dengan lima
langkah dalam proses keperawatan keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
dimulai dengan pengkajian keperawatansampai dengan evaluasi keperawatan
keluarga. Dalam pengkajian ditekankan pada struktur dan fungsi keluarga
secara menyeluruh dan terintegras.
Pengembangan konsep keperawatan keluarga dilakukan oleh Dorothe E.
Orem (1991). Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan
mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Fokus utama dari model
konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau
keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara
mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga
bentuk teori self care diantaranya Perawatan Diri Sendiri (self care) dan Self
Care Deficit.

Keperawatan Transkultural & Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan


Dunia saat ini sedang mengalami era globalisasi. Globalisasi
memungkinkan adanya perpindahan penduduk (imigrasi) antar negara atau
daerah yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dalam negara, baik
populasi maupun variasinya. Menurut United Nations Population Fund
(2011), pada akhir bulan oktober tahun 2011 jumlah penduduk dunia akan
mencapai tujuh miliar penduduk. Ini memungkinkan adanya multikultural
atau variasi kultur pada suatu wilayah. Berdasar pada hal tersebut, penting

Jaalis ahlash shidqi wal wafa


Bergaulah dengan orang yang jujur dan menepati janji
Modul Keperawatan Keluarga 31

bagi setiap tenaga kesehatan profesional termasuk perawat untuk mengetahui


dan bertindak dengan perspektif global bagaimana merawat pasien dengan
berbagai macam latar belakang kultur atau budaya yang berbeda dari berbagai
tempat di dunia saat ini. Penanganan pasien dengan perbedaan latar belakang
budaya disebut dengan transkultural nursing.
Menurut Leininger (2002), transkultural nursing adalah suatu
area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan
yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia, yang
dalam penggunaannya bertujuan untuk mengembangkan sains dan pohon
keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur
yang spesifik dan universal kultur dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini dan dilakukan hampir semua kultur, misalnya seperti budaya minum
the yang dapat membuat tubuh sehat.
Berdasarkan definisi Leininger di atas, dalam melaksanakan praktik
keperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu memahami landasan teori
dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang telah
menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan
transkultural berdasarkan kerangka kerja keperawatan transkultural yang
dikenal dengan Leininger Sunrise Model (Leininger, 2002) dan tiga strategi
utama intervensi Leininger, yaitu pemeliharan terhadap budaya, negosiasi
budaya dan merestrukturisasi budaya.

Mawaddatush shodieqi tadzharu waktadh dhieq


Kecintaan seorang teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan
Modul Keperawatan Keluarga 32

Bila seorang perawat mengabaikan landasan teori dan praktik


keperawatan yang berdasarkan budaya atau keperawatan transkultural,
perawat akan mengalami cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh
klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. hal ini dapat menyebabkan
munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan, dan beberapa akan
mengalami disorientasi. salah satu contoh yang sering ditemukan adalah
ketika klien sedang mengalami nyeri. pada beberapa daerah atau negara
diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyeri dengan berteriak
atau menangis. tetapi bila seandainya perawat terbiasa dengan hanya meringis
jika merasa nyeri, ia akan menganggap sikap pasien mengganggu dan tidak
sopan. maka perawat pun akan meminta pasien bersuara pelan, bahkan tak
jarang akan memarahinya karena dianggap mengganggu pasien lainnya.
kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada
perununan kualitas keperawatan yang diberikan.
Penting bagi perawat untuk memahami kultural sendiri sebelum
memahami keperawatan transkultural. Konsep tentang budaya dan gambaran
perilaku dan sikap yang mencerminkan budaya tertuang dalam ilmu
antropologi kesehatan. Dalam menerapkan keperawatann transkultural, tak
hanya budaya yang harus diperhatikan, namun paradigma keperawatan pun
perlu diingat agar dapat diaplikasikan dalam keperawatan transkultural.
Leoninger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap

wa maa ladzatu Illaa ba'dat ta'bi


Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan
Modul Keperawatan Keluarga 33

empat konsep sentral keperawatan, yaitu: manusia, komponen sehat sakit,


lingkungan serta keperawatan (Andrew and Boyle, 1995)

Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural


Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada saat ini,
termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan
semakin tinggi. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk
antar negara menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan
keperawatan. Sehingga, perawat tidak hanya dituntut untuk bisa berkembang
pada masa kini tapi perawat pun harus berkembang dari masa lalu, seperti
kebudayaan klien, latar belakag klien, dan lain sebagainya.
Menurut J.N Giger dan Davidhizar konsep dan prinsip dalam asuhan
keperawatan ada beberapa, antara lain:
1. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan.
2. Cultural
Seseorang yang memiliki pertentanan antara dua individu dari budaya, gaya
hidup, dan hukum hidup. Contohnya, Didin adalah anak yang dilahirkan dari
pasangan suku sunda dan batak.
3. Diversity
Diversity atau keragaman budaya adalah suatu bentuk yang ideal dari asuhan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya individu,
kepercayaan, dan tindakan.

As shobru yu'ienu a'la kulli amalin


Kesabaran itu akan menolong segala pekerjaan
Modul Keperawatan Keluarga 34

4. Etnosentris
Prsepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya
adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
5. Ras
Perbedaan manusia didasarkan pada asal muasal manusia.
6. Cultural shock
Suatu keadaan yang dialami klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak
mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini
dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan
beberapa mengalami disorientasi.
7. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan individu atau kelompok berdasarkan ras, etnik, jenis
kelamin, sosial, dan lain sebagainya.
8. Sterotyping
Anggapan suatu individu atau kelompok bahwa semua anggota dari kelompok
budaya adalah sama. Seperti, perawat beranggapan bahwa semua orang
Indonesia menyukai nasi.
9. Assimilation
Suatu proses individu untuk membangun identitas kebudayaannya, sehingga
akan menghilangkan budaya kelompoknya dan memperoleh budaya baru.
10. Perjudice
Adalah prasangka buruk atau beranggapan bahwa para pemimpin lebih suka
untuk menghukum terlebih dahulu suatu anggota.

Jarib wa laahidzh takun a'arifan


Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu
Modul Keperawatan Keluarga 35

Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya


Perawat dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi klien yang
memiliki latar belakang etnik, budaya, dan agama yang berbeda. Untuk
menghadapi situasi ini penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien
memiliki pendangan dan interpretasi mengenai penyakit dan kesehatan yang
berbeda. Pandangan tersebut didasarkan pada keyakinan sosial-budaya klien.
Perawat harus sensitif dan waspada terhadap keunikan warisan budaya
dan tradisi kesehatan klien dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Perawat harus mengkaji
dan mendengarkan dengan cermat tentang konsistensi warisan budaya klien.
Pengakajian tentang budaya klien merupakan pengkajian yang sisrematik dan
komprehensif dari nilai-nilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik
individual, keluarga, komunitas. Tujuan engkajian budaya adalah untuk
mendapatkan informasi yang signifikan dari klien sehingga perawat dapat
menerapkan kesamaan budaya ( Leininger dan MC Farland, 2002).
Perawat dalam melakukan pengkajian terhadap kebudayaan klien dimulai
dari menentukan warisan kultural budaya klien, latar belakang organisasi
sosial, dan keterampilan bahasa serta menayakan penyebab penyakit atau
masalah untuk mengetahui klien mendapatkan pengobatan rakyat
secaratradisional baik secara ilmiah maupun mesogisoreligus atau kata ramah,
suci untuk mencegah dan mengatasi penyakit. Hal ini dilakukan untuk
pemenuhan kompoen pengakajian budaya untuk menyediakan informasi yang
berguna dalam mengumpulkan data kebudayaan klien.
Model matahari terbit dari leininger menggambarkankeberagaman
budaya dalam kehidupan sehari-hari dan membantu melaksanakan pengkajian

Uthlubil ilma minal mahdi ilal lahdi


Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur
Modul Keperawatan Keluarga 36

budaya yang dilakukan secara komprehensif. Model ini beranggapan bahwa


nilai-nilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik merupakn hal yang
tidak dapat diubah dalam budaya dan dimensi struktur sosia lmasyarakat,
konteks lingkungan, bahasa dan riwayat etik atau peristiwa bersejarah dari
kelompok tertentu(Potter dan perry, fundamental keperawatan ed 7, 187)
Tahapan pengkajian budaya dimulai dari mengetahui perubahan
demografik populasi pad lingkungan praktik komunitas yang disebut dengan
data sensus. Data sensus didapatkan dari data sensus lokal dan regional serta
laporan pelayanan kesehatan. Langkah berikutnya perawta menggunakan
teknik wawancara yang terbuka, terfokus, dan kntras untuk mendorong klien
menceritakan nilai-ilai, kepercayaan, dan praktik dalam warisan budayanya(
Spradley, 1979). Dalam melaksanakan pengkajian budaya seorang perawt
menjalin hubungan dengan klien dan memiliki keterampilam dalam
berkomuknikasi. Pengkajian budaya yang komprehensif membutuhkan
keterampilan, waktu hingga persiapan dan antisipasi sangat diperlukan.

Beberapa Instrumen Pengkajian Budaya


Pada abad ke-21 ini,tuntutan terhadap asuhan keperawatan semakin besar,
tak hanya asuhan keperawatan yang melihat sisi medisnya saja, tetapi juga
melihat dari sisi budaya. Jika melihat dari sisi budaya, ini termasuk ilmu
keperawatan yang memasuki level midle theory range, yaitu teori
transkultural nursing.
Tanskultural nursing adalah suatu daerah/wilayah keilmuan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya memandang perbadaan
dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit

Baidhotul yaumi khoirun min dajajatil ghoddi


Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari
Modul Keperawatan Keluarga 37

didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakanuntuk memberikan asuhankeperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepda manusia (Leininger, 2002). Transkultural nursing
mempunyai tahapan yang sama dengan proses keperawatan; antara lain
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implemantasi dan evaluasi. Pengkajian
dalam transkultural nursing memiliki instrument atau komponen tersendiri,
antara lain; warisan dan sejarah etnik, variasi biologis, religious dan
kepercayaan, organisasi sosial, komunikasi, waktu, kepercayaan perawatan
dan prakteknya, serta pengalaman sebagai tenaga proposional.
Warisan budaya dan sejarah etnik sering membawa pada nilai-nilai dan
norma yang berlaku pada suatu adat istiadat, ras klien, atau dalam hal ini
dapat dikaji tentang persepsin sehat dan sakit menurut budaya klien,
keikutsertaan cara-cara budaya dalam proses perawatan. Relijius dan
kepercayaan ini dalah faktor yang sangat mempengaruhi karena membawa
motivasi tersendiri untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya. Kajian
religious dapat meliputi agama yang dianut, sudut pandang pasien terhadap
penyeban penyakit, proses penyembuhannya serta sisi positif agama pasien
yang dapat membantu proses kesembuhanya. Variasi biologis, perbedaan
biologis antara anggota kelompok kultur, seperti struktur dan bentuk tubuh,
warna kulit, variasi enzimatik dan genetik, kerentanan terhadap penyakit,
variasi nutrisi. Pengkajian organisasi sosial mengacu pada unit keluarga dan
kelompok sosial, dimana di lihat tentang keadaan soal keluarga seperti
ekonomi, pergaulan sosial. Sedangkan pada kelompok sosila klien dapat
dilihat sejarah lingkungan dan kondisi lingkungan.

Al waktu atsmanu minadz dzahabi


Waktu itu lebih berharga daripada emas
Modul Keperawatan Keluarga 38

Komunikasi adalah hal terpenting dalam pelangsanaakn proses asuhan


keperawatan, ketidak berhasilan komunikasi dapat menghambat proses
diagnosis dan tindakaan serta dapat membawa pada hasil yang trgis. Dalam
hal ini perawat harus dapat melihat bahasa yang digunakan pasien secra
verbal maupun non verbal. Ruang personal menujukkan sikap klien yang
harus ditanggapi oleh perawat secara sensitive, sehingga kidatk
menimbulkkan rasa ketidak nyamanan pasien. Bukan hanya mengenai ruang
personal yang harus menjadi pertimbangan tetapi juga mengenai waktu
,orientasi waktu berbeda-deada dalam setiap ethic ada yang memprioritaskan
pada saat ini ada juga yang saat mendatang. Perbedaan orientasi waktu ini
akan membawa pada perencaan asuhan jangka panjang. Keyakinan perawtan
klien juga menjadi factor kajian, di sini perawat harus melihat bagai mana
keyakinan dan praktik pengobatan tradisional yang dipercai pasien dlam
proses penyembuhannya apakah dapat membantu atau memperparah
penyakitnnya. Dan factor kajian terakhir yang mempengaruhi adalh pengalam
an propesional perawtan itu sendiri dalam menangggapi atau dalam member
asuhan keperawatan itu.
Setiap ilmu pengetahuan, termasuk ilmu keperawatan keluarga akan
bisa dipelajari apabila dituangkan dalam bentuk tulisan. Bangunan tulisan
dengan sistematikanya yang terstruktur menggunakan metode ilmiah, baik
secara deduksi, induksi, maupun pembuktian kebenaran bangunan tulisan
secara silogisme, inilah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah secara
formal. Perawat harus mempelajari makna yang dikandung dalam bangunan
tulisan untuk menemukan kebenaran ilmiah secara material sampai

Al aqlus salim fiel jismis salim


Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat
Modul Keperawatan Keluarga 39

menemukan makna atau hakikat yang berlainan antara satu dengan yang
lainnya.

Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Asal mula kebenaran ilmu keperawatan
adalah pengetahuan dalam bentuk body of knowledge yang merupakan suatu
integrasi pemikiran manusia. Jika diyakini bahwa asal mulanya ilmu
keperawatan itu adalah salah, maka itulah kebenaran dalam kesalahan dan
jika asal mulanya itu adalah benar maka itulah kebenaran dalam kebenaran.
Oleh sebab itu, dalam ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
keperawatan pada khususnya, tidak mengenal kesalahan tetapi yang dikenal
hanya kebenaran. Dahulu, dalam mengimplementasi ilmu keperawatan
keluarga diorientasikan kepada kegiatan dengan memasuki ke wilayah gelap
dan terang dalam keasadaran praktisinya untuk melakukan aktivitas
keperawatan yang hanya karena tuntutan pemenuhan rutinitas kerja belaka
yang tidak berpusat kepada pemenuhan kebutuhan pasien. Pada saat tertentu,
akan tiba gilirannya seorang praktisi keperawatan meng-klaim dirinya
melaksanakan kebenaran dalam pelayanan keperawatan, tetapi pada saat
tertentu pula telah melakukan pemalsuan kebenaran karena pelayanan yang
diberikan tidak berpusat kepada pemenuhan kebutuhan pasien. Berdasarkan
pemikiran diatas, ilmu keperawatan hanya mengenal kebenaran dan tidak

Khoiru jaliesin fiez zamaani kitaabun


Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku
Modul Keperawatan Keluarga 40

mengenal kesalahan. Pendekatan ilmu keperawatan sebagai suatu ilmu yang


dapat diuji kebenarannya dan terus menerus dikembangkan untuk mencegah
kesalahan, misalnya konsep asuhan keperawatan keluarga yang dapat
menjamin pelayanan yang berpusat kepada keluarga secara komprehensif.
Hal tersebut mendorong kita untuk berpikir lagi, apa wujud dari kebenaran
ilmu keperawatan keluarga itu?. Argumentasi ilmuan mengatakan bahwa;
kebenaran itu adalah kesesuaian antara fakta dengan pikiran, antara moral
dengan perbuatan, dan lain sebagainya yang disebut dengan kebenaran
emperikal. Lain halnya dengan tinjauan agama dan yang disebutkan dalam
kitab, misalnya manusia itu akan mati, Tuhan itu ada, dan lain sebagainya
yang disebut dengan kebenaran transidental
1) Probabilistik
Berpikir induktif adalah metode berpikir dimulai dari pernyataan-
pernyataan khusus dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
2) Fungsional
Penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam kaitannya dengan sistem
secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik/arah perkembangan
tertentu. berikut ini disampaikan tentang aplikasi konsep dan prinsip
transkultural sepanjang daur kehidupan manusia.

Perawatan Kehamilan dan Kelahiran


Kehamilan dan kelahiran bayi pun dipengaruhi oleh aspek sosial dan
budaya dalam suatu masyarakat. Dalam ukuran-ukuran tertentu, fisiologi
kelahiran secara universal sama. Namun proses kelahiran sering ditanggapi
dengan cara-cara yang berbeda oleh aneka kelompok masyarakat (Jordan,

Man yazro' yahsud


Barang siapa yang menanam pasti akan memetik (mengetam)
Modul Keperawatan Keluarga 41

1993). Berbagai kelompok yang memiliki penilaian terhadap aspek kultural


tentang kehamilan dan kelahiran menganggap peristiwa itu merupakan
tahapan yang harus dijalani didunia. Salah satu kebudayaan masyarakat
kerinci di Provinsi Jambi misalnya, wanita hamil dilarang makan rebung
karena menurut masyarakat setempat jika wanita hamil makan rebung maka
bayinya akan berbulu seperti rebung. Makan jantung pisang juga diyakini
menurut keyakinan mereka akan membuat bayi lahir dengan ukuran yang
kecil.
Dalam kebudayaan Batak, wanita hamil yang menginjak usia kehamilan
tujuh bulan diberikan kepada ibunya ulos tondi agar wanita hamil tersebut
selamat dalam proses melahirkan. Ketika sang bayi lahir pun nenek dari pihak
ibu memberikan lagi ulos tondi kepada cucunya sebagai simbol perlindungan.
Sang ibu akan menggendong anaknya dengan ulos tersebut agar anaknya
selalu sehat dan cepat besar. Ulos tersebut dinamakan ulos parompa.
Pantangan dan simbol yang terbentuk dari kebudayaan hingga kini masih
dipertahankan dalam komunitas dan masyarakat. Dalam menghadapi situasi
ini, pelayanan kompeten secara budaya diperlukan bagi seorang perawat
untuk menghilangkan perbedaan dalam pelayanan, bekerja sama dengan
budaya berbeda, serta berupaya mencapai pelayanan yang optimal bagi klien
dan keluarga Menurut Meutia Farida Swasono salah satu contoh dari
masyarakat yang sering menitikberatkan perhatian pada aspek krisis
kehidupan dari peristiwa kehamilan dan kelahiran adalah orang jawa yang di
dalam adat adat istiadat mereka terdapat berbagai upacara adat yang rinci
untuk menyambut kelahiran bayi seperti pada upacara mitoni, procotan, dan
brokohan. Perbedaan yang paling mencolok antara penanganan kehamilan

Khoirul ashab man yaduhulluka alal khoir


Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan
Modul Keperawatan Keluarga 42

dan kelahiran oleh dunia medis dengan adat adalah orang yang
menanganinya, kesehatan modern penanganan oleh dokter dibantu oleh
perawat, bidan, dan lain sebagainya tapi penangana dengan adat dibantu oleh
dukun bayi. Menurut Meutia Farida Swasono dukun bayi umumnya adalah
perempuan, walaupun dari berbagai kebudayaan tertentu, dukun bayi adalah
laki laki seperti pada masyarakat Bali Hindu yang disebut balian manak
dengan usia di atas 50tahun dan profesi ini tidak dapat digantikan oleh
perempuan karena dalam proses menolong persalinan, sang dukun harus
membacakan mantra mantra yang hanya boleh diucapkan oleh laki laki karena
sifat sakralnya.
Proses pendidikan atau rekrutmen untuk menjadi dukun bayi bermacam
macam. Ada dukun bayi yang memperoleh keahliannya melalui proses belajar
yang diwariskan dari nenek atau ibunya, namun ada pula yang mempelajari
dari seorang guru karena merasa terpanggil. Dari segi budaya, melahirkan
tidak hanya merupakan suatu proses semata mata berkenaan dengan lahirnya
sang bayi saja, namun tempat melahirkan pun harus terhindar dari berbagai
kotoran tapi “kotor” dalam arti keduniawian, sehingga kebudayaan
menetapkan bahwa proses mengeluarkan unsur unsur yang kotor atau
keduniawian harus dilangsungkan di tempat yang sesuai keperluan itu. Jika
dokter memiliki obat obat medis maka dukun bayi punya banyak ramuan
untuk dapat menangani ibu dan janin, umumnya ramuan itu diracik dari
berbagai jenis tumbuhan, atau bahan bahan lainnya yang diyakini berkhasiat
sebagai penguat tubuh atau pelancar proses persalinan.
Menurut pendekatan biososiokultural dalam kajian antropologi,
kehamilan dan kelahiran dilihat bukan hanya aspek biologis dan fisiologis

Laulal ilma lakaanannaasu kal bahaaim


Kalaulah tidak karena ilmu niscaya manusia itu seperti binatang
Modul Keperawatan Keluarga 43

saja, melainkan sebagai proses yang mencakup pemahaman dan pengaturan


hal-hal seperti; pandangan budaya mengenai kehamilan dan kelahiran,
persiapan kelahiran, para pelaku dalam pertolongan persalinan, wilayah
tempat kelahiran berlangsung, cara pencegahan bahaya, penggunaan ramuan
atau obat-obatan tradisional, cara menolong kelahiran, pusat kekuatan dalam
pengambilan keputusan mengenai pertolongan serta perawatan bayi dan
ibunya.
Berdasarkan uraian diatas, perawat harus mampu memahami kondisi
kliennya yang memiliki budaya berbeda. Perawat juga dituntut untuk
memiliki keterampilan dalam pengkajian budaya yang akurat dan
komprehensif sepanjang waktu berdasarkan warisan etnik dan riwayat etnik,
riwayat biokultural, organisasi sosial, agama dan kepercayaan serta pola
komunikasi. Semua budaya mempunyai dimensi lampau, sekarang dan
mendatang. Untuk itu penting bagi perawat memahami orientasi waktu wanita
yang mengalami transisi kehidupan dan sensitif terhadap warisan budaya
keluarganya.

Perawatan dan Pengasuhan Anak


Disepanjang daur kehidupannya, manusia akan melewati masa transisi
dari awal masa kelahiran hingga kematiannya. Kebudayaan turut serta
mempengaruhi peralihan tersebut. Dalam asuhan keperawatan budaya,
perawat harus paham dan bias mengaplikasikan pengetahuannya pada tiap
daur kehidupan manusia. Salah satu contohnya yaitu aplikasi transkultural
pada perawatan dan pengasuhan anak.

At ta'alumu fishighori kannaqsyi alal hajari


Belajar diwaktu kecil itu, bagaikan mengukir di atas batu
Modul Keperawatan Keluarga 44

Setiap anak diharapkan dapat berkembang secara sempurna dan simultan,


baik perkembangan fisik, kejiwaan dan juga sosialnya sesuai dengan standar
kesehatan, yaitu sehat jasmani, rohani dan sosial. Untuk itu perlu dipetakan
berbagai unsur yang terlibat dalam proses perkembangan anak sehingga dapat
dioptimalkan secara sinergis.Menurut Urie Bronfenbrenner (1990) setidaknya
ada 5 (lima) sistem yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak,yaitu:Pertama,sistem mikro yang terkait dengan setting individual di
mana anak tumbuh dan berkembang yang meliputi:keluarga,teman
sebaya,sekolah dan lingkungan sekitar tetangga. Kedua,sistem meso yang
merupakan hubungan di antara mikro sistem,misalnya hubungan pengalaman-
pengalam an yang didapatkan di dalam keluarga dengan pengalaman di
sekolah atau pengalaman dengan teman sebaya. Ketiga,sistem exo yang
menggambarkan pengalaman dan pengaruh dalam setting sosial yang berada
di luar kontrol aktif tetapi memiliki pengaruh langsung terhadap
perkembangan anak,seperti,pekerjaan orang tua dan media massa.
Keempat,sistem makro yang merupakan budaya di mana individu hidup
seperti:ideologi,budaya,sub-budaya atau strata sosial masyarakat.
Kelima,sistem chrono yang merupakan gambaran kondisi kritis transisional
(kondisi sosio-historik).
Keempat sistem pertama harus mampu dioptimalkan secara sinergis
dalam pengembangan berbagai potensi anak sehingga dibutuhkan pola
pengasuhan,pola pembelajaran,pola pergaulan termasuk penggunaan media
massa,dan pola kebiasaan (budaya) yang koheren dan saling mendukung.
Proses sosialisasi pada anak secara umum melalui 4 fase, yaitu:

lan tarji'al ayyamul lati madhot


Tidak akan pernah kembali lagi hari-hari yang telah berlalu
Modul Keperawatan Keluarga 45

1. Fase Laten (Laten Pattern),pada fase ini proses sosialisasi belum terlihat
jelas. Anak belum merupakan kesatuan individu yang berdiri sendiri dan
dapat melakukan kontak dengan lingkungannya. Pada fase ini anak masih
dianggap sebagai bagian dari ibu,dan anak pada fase ini masih merupakan
satu kesatuan yang disebut “two persons system”.
2. Fase Adaptasi (Adaption),pada fase ini anak mulai mengenal lingkungan
dan memberikan reaksi atas rangsangan-rangsang an dari lingkungannya.
Orangtua berperan besar pada fase adaptasi,karena anak hanya dapat
belajar dengan baik atas bantuan dan bimbingan orangtuanya.
3. Fase Pencapaian Tujuan (Goal Attainment),pada fase ini dalam
sosialisasinya anak tidak hanya sekadar memberikan umpan balik atas
rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya,tapi sudah memiliki
maksud dan tujuan. Anak cenderung mengulangi tingkah laku tertentu
untuk mendapatkan pujian dan penghargaan dari lingkungannya.
4. Fase Integrasi (Integration),pada fase ini tingkah laku anak tidak lagi
hanya sekadar penyesuaian (adaptasi) ataupun untuk mendapatkan
penghargaan,tapi sudah menjadi bagian dari karakter yang menyatu
dengan dirinya sendiri.

Interaksi anak dengan lingkungannya secara tidak langsung telah


mengenalkan dirinya pada kultural atau kebudayaan yang ada di
sekelilingnya. Lingkungan dan keluarga turut berperan serta dalam tumbuh
kembang anak. Hal ini pun tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh budaya
yang ada di sekitarnya. Sebagai perawat, dalam memberikan pengasuhan dan
perawatan perlu mengarahkan anak pada perilaku perkembangan yang

Ta'allamanna shoghiron wa'mal bihi kabieron


Belajarlah di waktu kecil dan beramalah dengannya di waktu besar
Modul Keperawatan Keluarga 46

normal, membantu dalam memaksimalkan kemampuannya dan menggunakan


kemampuannya untuk koping dengan membantu mencapai keseimbangan
perkembangan yang penting. Perawat juga harus sangat melibatkan anak
dalam merencanakan proses perkembangan. Karena preadolesens memiliki
keterampilan kognitif dan sosial yang meningkat sehingga dapat merencnakan
aktifitas perkembngan.
Dalam lingkungannya, anak diharuskan bekerja dan bermain secara
kooperatif dalam kelompok besar anak-anak dalam berbagai latar belakang
budaya. Dalam proses ini, anak
mungkin menghadapi masalah kesehatan psikososial dan fisik (misalnya
meningkatnyakerentanan terhadap infeksi pernapasan, penyesuaian yang salah
di sekolah, hubungan dengan kawan sebaya tidak adekuat, atau gangguan
belajar). Perawat harus merancang intervensi peningkatan kesehatan anak
dengan turut mengkaji kultur yang berkembang pada anak. Agar tidak terjadi
konflik budaya terhadap anak yang akan mengakibatkan tidak optimalnya
pegasuhan dan perawatan anak.
3) Genetik
mempergunakan faktor-faktor yang timbul sebelumnya dalam menjelaskan
gejala yang muncul kemudian.

Aksiologi
Ilmu keperawatan modern merupakan suatu seni dan ilmu yang
mencakup berbagai aktivitas, konsep dan keterampilan yang berhubungan
dengan ilmu sosial, fisik dasar, etika dan isu-isu. Menurut Henderson yang
diadopsi oleh International Council of Nurses (Potter & Perry, 2005) fungsi

al ilmu bilaa amalin kasyajari bila tsamarin


Ilmu tanpa amal/praktek bagaikan pohon yang tidak berbuah
Modul Keperawatan Keluarga 47

unik dari ilmu keperawatan adalah membantu keluarga, baik sehat maupun
sakit, yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan yang bersifat komprehensif meliputi bio-psiko-sosial-spiritual,
berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan suatu penyakit, sepanjang siklus
kehidupan ataupun untuk melayani manusia semenjak dalam kandungan
sampai dengan sakaratul maut dengan damai.
Keperawatan lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang
tetap sehat dan memberikan rasa nyaman dan keamanan bagi orang sakit.
Secara umum perkembangan ilmu keperawatan terus dipengaruhi oleh
perubahan kebutuhan masyarakat, ilmu dan teknologi, tuntutan zaman dan
trend demografik. Praktek keperawatan dapat didefenisikan secara umum
sebagai hubungan yang dinamik, penuh perhatian dan pertolongan dimana
perawat membantu pasien untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan
optimalnya. Tujuan ini dipenuhi dengan menerapkan ilmu pengetahuan, sikap
dan keterampilan keperawatan dan ilmu-ilmu lain berkaitan yang digunakan
dalam proses keperawatan sebagai metode berpikir kritis, di mana subtansi
yang digunakan ditentukan oleh model konsep keperawatan (Canadian Nurses
Association, dikutip dari Potter & Perry, 2005).
Pemanfaatan pengetahuan di bidang ilmu keperawatan, merupakan
faktor penting dalam pertimbangan penggunaannya untuk kehidupan,
perilaku dalam pemberian pelayanan dan penetapan keputusan tindakan
kepada manusia. Pertanyaan tentang apa manfaat ilmu keperawatan sering
menjadi pertimbangan sebelum menetapkan suatu kontribusi keputusan
dalam pelayanan kesehatan. Kemudian muncul pertanyaan, apakah ilmu
keperawatan keluarga merupakan berkah dan penyelamat bagi manusia?.

al ittihadu asasun najaah


Persatuan adalah pangkal keberhasilan
Modul Keperawatan Keluarga 48

Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sudah terbukti dengan kemajuan ilmu


keperawatan dalam menciptakan pengaturan dan keteraturan untuk proses
pencapaian derajat kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat
manusia yang sehat maupun yang mengalami masalah kesehatan atau sakit.
Manusia senantiasa mengarahkan pandangannya kepada pertanyaan
tentang manfaat ilmu keperawatan keluarga. Masalah ini akan memunculkan
pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan pengembanga keperawatan
keluarga. Masalah ini sudah jelas, jawaban yang digunakan tidak terlepas
dari nilai etika, estetika dan moral para ilmuan dan praktisi keperawatan
dalam memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dan
akan terjadi bila pengaturan dan keteraturan pelayanan keperawatan tidak
diperbaiki dan dikembangkan.
Gagasan para ilmuan tentang usaha yang dilakukan secara sadar untuk
penguatan ilmu keperawatan adalah suatu hal yang dilakukan untuk
menemukan kebenaran kandungan materi atau content dari ilmu tersebut.
Ada pandangan sebagian ilmuan yang menyebutkan bahwa ilmu keperawatan
sebagai ilmu di awang-awang atau hanya sebagian kebenaran yang dapat
dilaksanakan dan sebagian besar kebenaran dibaikan dalam ketidakjelasan.
Fenomena sebenarnya memang tidak ada alasan untuk membantahnya,
karena masih ada suatu kondisi skepticism yang dialami oleh praktisi
keperawatan untuk menegakkan kebenaran dari ilmu keperawatan sehingga
terasa bermanfaat bagi manusia. Hanya satu jalan untuk menjawabnya, yaitu
menegakkan kejujuran, etika, estetika, dan moral dengan menjunjung tinggi
kebenaran dalam melaksanakan praktik keperawatan, salah satunya dengan
penerapan Keperawatan Keluarga.

laa tahtaqir miskienan wa kun lahu mu'ienan


Jangan engkau menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya
Modul Keperawatan Keluarga 49

Sehingga kebenaran akan manfaat untuk semua aspek kehidupan


manusia, baik secara individual, keluarga, kelompok dan masyarakat akan
dapat dirasakan. Masih adakah yang mempertentangkan keperawatan itu
sebagai bagian dari ilmu pengetahuan atau masih ada pulakah yang
mempertentangkan bahwa pengetahuan itu bagian dari ilmu keperawatan?.
Bila seseorang berpikir dan merenung terhadap pertanyaan tersebut dengan
berusaha mengungkapkan sejujur-jujurnya, maka itulah kebenaran dari ilmu
keperawatan.

Regulasi Pendukung (RI dan Daerah)


Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam
praktik profesional. Kemajuan padasektor kesehatan/medis, hak klien,
perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian
terhadap etik.
Standar perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negera bagian atau provinsi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan
dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua
pihak yang terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak
klien dengan bertindak sebagai advokat klien.
Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan
lindungan yang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang
berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai

As syarofu bil adabi laa bin nasabi


Kemuliaan itu karena adab kesopanan (budi pekerti) bukan karena keturunan
Modul Keperawatan Keluarga 50

akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka


lakukan.
Secara umum terdapat dua alasan terhadap pentingnya para perawat tahu
tentang hukum yang mengatur praktiknya. Pertama, untuk memberikan
kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten
dengan prinsip-prinsip hukum. Kedua, untuk melindungi perawat dari
liabilitas (tanggungan yang dimiliki oleh perawat terhadap setiap tindakan
atau kegagalan dalam melakukan tindakan).
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan.Aturan yang berlakuuntuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik
sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan
di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat
Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal
29 November 1989.

Fungsi Kode Etik Perawat


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab
yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat

Salamatul insan fie hifdzil lisan


Keselamatan manusia itu terdapat dalam penjagaan lidahnya (perkataannya)
Modul Keperawatan Keluarga 51

2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,
dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

Kode etik keperawatan Indonesia


1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
1) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman
kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat
2) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup- beragama dari individu,
keluarga dan masyarakat
3) Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas
4) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu,
keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan khususnya serta upaya kesejahteraan umum sebagai
bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

Adaabul mar'i khoirun min dzahabihi


Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya (kekayaannya)
Modul Keperawatan Keluarga 52

2. Tanggungjawab terhadap tugas


1) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan
serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga dan masyarakat
2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
3) Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan
4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik
dan agama yang dianut serta kedudukan sosial
5) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan
tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan

3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya


1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat
dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara

Sukses tidaklah selalu dimiliki oleh orang pandai, tapi sukses akan lebih dimiliki oleh
orang yang gigih
Modul Keperawatan Keluarga 53

kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan


pelayanan kesehatan secara menyeluruh
2) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuan dalam bidang keperawatan
4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan
1) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional
secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah
ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan
2) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur
3) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan
pendidikan keperawatan
4) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya
5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara
1) Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan
dan keperawatan
2) Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada masyarakat

Kadang keberhasilan baru tiba setelah kesulitan dialami. Oleh karena itu jangan menyerah
dalam menggapai keberhasilan walaupun kesulitan datang menghadang
Modul Keperawatan Keluarga 54

Regulasi tentang praktik keperawatan keluarga diatur dalam


(1) Kepmenkes No.908/Menkes/ SK/ VII/ 2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Keluarga
(2) Kepmenkes nomor 279 tahun 2006 tentang perkesmas
(3) UU 36 tahun 2009 tentang kesehatan
(4) UU 38 tahun 2014 tentang keperawatan

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Jelaskan Perspektif Kesehatan/Keperawatan Keluarga yang Anda
ketahui !

Sukses berawal dari pikiran, maka katakan kepada diri anda bahwa anda pasti sukses
Modul Keperawatan Keluarga 55

2). Sebutkan dan jelaskan fungsi Asuhan Keperawatan Keluarga !

Setiap orang pasti mempunyai kelemahan, tapi kelemahan tidak akan membendung
kesuksesan seseorang
Modul Keperawatan Keluarga 56

3). Keperawatan keluarga selalu berkembang dari masa ke masa.


Jelaskan perkembangan teori keperawatan keluarga !

4). Berikan sebuah dilema etik terkait keperawatan keluarga dan jelaskan!

Kesuksesan sesuatu harus dimulai dengan melakukan sesuatu tanpa itu kesuksesan tidak
akan pernah ada
Modul Keperawatan Keluarga 57

5). Jelaskan isi Kepmenkes No 279 Tahun 2006 kaitannya dengan


Kebijakan dan legislasi dalam yankes keluarga!

5). Buatlah peta konsep/mind mapping tentang materi keperawatan


kesehatan keluarga. Boleh menggunakan software (mindomo, mindjet
mind manager 8, dll) atau manual di kertas manila. Buat selengkap
mungkin.

Percayalah bahwa kamu lebih kuat dari yang telah kamu pikirkan, maka dari itu janganlah
selalu bergantung kepada orang lain
Modul Keperawatan Keluarga 58

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

5. DAFTAR REFERENSI
Abdullah, Abdul Rahman Haji. (2005). Wacana Falsafah Ilmu: Analisis Konsep-Konsep Asas
Falsafah Pendidikan Negara. Kuala Lumpur: Sanon Printing Corporation SDN BHD.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Bailon G. Salvicion & Maglaya Arracelis.(1989). Perawatan Kesehatan Keluarga. UP Coleege of
Nursing. Dillman. Quezon City. Philippines. Jakarta.
Bentley R, et al. (2007). Increasing cultural competence in nursing through international service
learning process. journal Pubmed
Cauvalis, G. (1997). The philosophy of science. London: Sae Publications Ltd.
Chairani, R dkk. (2011). Efektivitas Home Visit terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan
Keterampilan Klien TBC di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Jurnal Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 3: 234–240.
Chitty. (2000). Profesional Nursing. W. B Saunders Company: Philadelphia
Clark C, et al (2009). Cultural diversity and transcultural nursing as they impact health care.
journal Pubmed
Departemen Kesehatan RI. 1992. Pedoman Kerja Perkesmas Jilid I. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 1993. Petunjuk Pengelolaan Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Douglas, Marilyn K, Joan Uhl Pierce, Marlene Rosenkoetter, Dula Pacquiao, Lynn Clark Callister,
et all. (2011). Standards of Practice for Culturally Competent Nursing Care. Journal of
Transcultural Nursing. http://tcn.sagepub.com/content/22/4/317
Figueiredo, Maria Henriqueta de Jesus Silva, Maria Manuela Ferreira Pereira da Silva Martins.
(2009). From practice contexts towards the (co)construction of family nursing care models.
http://jfn.sagepub.com
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Kleuarga : Riset, Teori & Praktik, alih bahasa Prof
Achir Yani, dkk. Jakarta: EGC
George, J. B. 1995. Nursing theory; the base for professional nursing practice, 4th edition.
Norwalk. Connecticut: Appleton & Lange
Hayati R, Kurniawan T, Yudianto K. (2011). Kajian Kebutuhan Informasi Perawatan di Rumah
Pada Pasien TB Paru di Puskesmas Melong Asih Cimahi. Jurnal Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjajaran, Bandung.

Suul khuluqi yu'di


Budi pekerti/akhlaq yang buruk itu menular
Modul Keperawatan Keluarga 59
Jhonson L dan Leny R. (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Kaakinen, Joanna Rowe. (2010). Family health care nursing : theory, practice, and research.
Philadelpia : FA Davis
Kurki, Päivi Åstedt et al. (2011). Interaction Between Family Members and Health Care Providers
in an Acute Care Setting in Finland. Journal of Family Nursing
Leninger M, McFarland M,(2002). Transcultural Nursing: Concepts, Theory, Research, and
Practice. 3rd Ed. New York : McGraw-Hill Professional. Hal 13
Levine, M. E. (1995). The rethoric of nursing theory. Journal of Nursing. Scholarship 27:11
McEwen, Melanie. (2011). Theoretical basis for nursing 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins
Mudhofir, Ali. (2001). Kamus Istilah Filsafat dan Ilmu. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Peace, Jane, Patricia Flatley Brennan. (2007). Ontological Representation of Family and Family
History. AMIA Symposium Proceedings
Purnell. L. D. (2008). Transcultural Health Care. USA: E A Davis
Rachmawati N, Suryani, dan Isabella C.. (2015). Kebutuhan Psikososial Keluarga yang Mempunyai
Anggota Keluarga Menderita TB Paru. Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 3
Stanhope, M & Lancaster. J. (2000). Community & Public Health Nursing. St. Louis: Mosby
Sudarsono. (2008). Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sumaryono. E.
(1993). Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Transkultural. Jakarta :
EGC
Sutanto, Tantut. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV. Trans Info Media
Tafwidhah, Yuyun, Elly Nurachmah, Tutik Sri Hariyati. (2012). Kompetensi Perawat Puskesmas
Dan Tingkat Keterlaksanaan Kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Jurnal
keperawatan Indonesia Vol 15 No 1
Zaidin Ali, Haji. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakrata: EGC

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Teruslah berdoa dan berbuat tanpa mengeluh maka percayalah bahwa sukses akan kamu
dapatkan
Modul Keperawatan Keluarga 60

MODUL 2
KONSEP KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
Konsep Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan pengertian keluarga
Menjelaskan pengaruh fungsi keluarga dan kesehatan pada anggota
keluarga
Menjelaskan konsep keluarga berdasarkan tahap pembentukan
keluarga
Menjelaskan pengaruh sosiokultural pada kesehatan keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan di kompetensi kognitif wajib diisi sebelum perkuliahan

Pergunakanlah waktumu sebaik mungkin karena waktu tidak akan kembali lagi
Modul Keperawatan Keluarga 61

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 2

Harta yang paling berharga adalah keluarga


Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi emak, selamat pagi abah
Mentari pagi ini berseri indah
Terima kasih emak, terima kasih abah
Penuh hati berkata dari kami putra putri yang siap berbakti

Lagu karya Arswendo Atmowiloto di atas merupakan sound track


KELUARGA CEMARA yang ceritanya sangat menarik. Lalu, apakah yang
dimaksud dengan keluarga???

Definisi keluarga beragam dan sering dibedakan menurut


pendekatannya. Pendekatan struktural fungsional memandang keluarga
sebagai kelompok kecil yang memiliki ciri tertentu (struktur dan fungsi)
untuk memelihara kelangsung an hidup (Soemardjan, 1986). Pendekatan

Orang yang berilmu tinggi selalu merendahkan hati, orang yang rendah ilmu selalu
meninggikan hati
Modul Keperawatan Keluarga 62

Antropologi memandang keluarga memiliki arti yang berbeda sesuai adat


istiadat setempat. Berikut ini beberapa definisi keluarga dari beberapa ahli

NAMA DEFINISI
Reisner Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua
(1980) orang atau lebih yang masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak, kakek dan nenek.
Logan’s Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah
(1979) kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi
satu sama lain.
Gillis Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang
(1983) kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari
beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti
sebagaimana unit individu.
Duvall Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
Bailon dan Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu
Maglaya yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau
(1989) adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi
satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
Johnson’s Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
(1992) mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, terlibat
dalam kehidupan yang terus menerus, tinggal dalam satu
atap, mempunyai ikatan emosional & mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya
Lancester Ciri-ciri keluarga :
dan o Diikat dalam suatu tali perkawinan

Belajarlah hal-hal kecil setiap hari, tapi rutin terjadi setiap hari. Lakukan peningkatan
kecil setiap hari, hal tersebut akan berarti sangat banyak beberapa tahun yang akan datang
Modul Keperawatan Keluarga 63

Stanhope o Ada hubungan darah


(1995) o Ada ikata batin
o Ada tanggung jawab masing-masing anggota
o Ada pengambilan keputusan
o Kerjasama diantara anggota keluarga
o Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
o Tinggal dalam satu rumah
Jonasik Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung,
and Green yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga
(1992) dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).

Bentler et. Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang
Al 1989) mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan
keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan
orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk
berkembang
Spradley Satu/ lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
dan mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam
Allender interelasi sosial, peran dan tugas
(1996)
BKKBN Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
(1992) terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau
ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya
UU No. 52 Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang
tahun terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah
2009 ibu dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia
bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan
sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut
sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan

Jangan terlarut dalam kesedihan yang sudah pasti tidak akan mendatangkan keuntungan,
tetapi bangkitlah untuk berusaha menggapai keinginan dengan berbuat sesuatu
Modul Keperawatan Keluarga 64

seimbang antar anggota dan dengan masyarakat.


Friedman Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau
adopsi dan tinggal dalam satu rumah
ICN, 2001 o Keluarga adalah suatu sistem atau unit
o Komitmen dan keterikatan antar anggota keluarga yang
meliputi kewajiban di masa yang akan datang
o Fungsi keluarga dalam pemberian perawatan meliputi
perlindungan, pemberian nutrisi dan sosialisasi untuk
seluruh anggota keluarga
o Anggota-anggota keluarga mungkin memiliki hubungan
dan tinggal bersama atau mungkin juga tidak ada
hubungan dan tinggal terpisah
o Keluarga mungkin memiliki anak atau mungkin juga
tidak

Karakteristik keluarga:
1. Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, adopsi
2. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sendiri-sendiri
4. Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)

Isitilah Keluarga Sehat datang dari Fred P. Piercy, seorang sosiolog dari
Purdue University. Piercy (1989: 1-7) yang juga pernah melakukan studi
terhadap keluarga di Indonesia mengemukakan beberapa elemen keluarga
sehat, yaitu:

Keberuntungan itu bisa di prediksi. Karena keberuntungan selalu mendatangi orang-orang


yang berilmu
Modul Keperawatan Keluarga 65

1) Affective Status (Status Kebersamaan)


Setiap keluarga sehat senantiasa dalam keadaan hangat,
menyenangkan dan saling menjaga ketentraman. Anggota-anggota
keluarga berusaha untuk saling mengerti. Sehingga, siapapun akan merasa
nyaman menjadi anggota keluarga ini.
2) Communication (Komunikasi)
Anggota keluarga saling berkomunkasi secara spontan dan natural,
dan saling memperjelas komunikasi satu sama lain. dalam hal ini, masing-
masing anggota keluarga saling memberi kesempatan untuk mendengarkan
dan didengarkan.
3) Boundaries (Keterikatan)
Setiap anggota keluarga merasakan bahwa mereka saling
berhubungan satu dengan lainnya. Mereka memahami dan menghargai
identitas masing-masing anggota keluarga sebagai bahagian dari
tradisi. Masing-masing anggota keluarga merasa nyaman dengan
keberadaan keluarga itu, demikian pula halnya dengan anggota-anggota
keluarga lainnya sebagai unit keluarga memiliki perasaan yang sama.
Pengertian ini juga bermakna bahwa peran dan posisi orang tua
ditempatkan sebagaimana mestinya, demikian pula orang tua dan anak-
anak saling memahami dan menghormati peran masing-masing.
4) Alliances (Aliansi)
Aliansi merupakan hubungan antara anggota-anggota keluarga.
Ayah dan ibu pada keluarga sehat di Barat senantiasa dalam suasana
hangat, supportif, bersifat mengasihi dan mampu bekerja bersama dengan
baik. Mereka juga saling melakukan pengasuhan dan keduanya menikmati

Jika anda tidak mau bekerja keras di usia tua anda, maka belajarlah dengan keras di usia
muda, sehingga anda bisa bekerja secara cerdas di usia produktif anda
Modul Keperawatan Keluarga 66

hal tersebut. Orang tua dalam keluarga ini sangat memperdulikan


pengasuhan dan tumbuh kembang anak-anak mereka.
5) Adaptability and Stability (Adaptabilitas dan Stabilitas)
Tantangan suatu keluarga adalah memenuhi anggota keluarga satu
dengan lainnya menurut kebutuhan khusus mereka masing-masing. Dalam
hal ini setiap anggota keluarga mampu melakukan adaptasi terhadap
anggota lainnya. Sementara stabilitas bermakna bahwa keluarga adalah
kelompok yang terus berkembang dan maju sehingga setiap anggota
keluarga berkomitmen untuk berkembang dan maju bersama.
6) Family Competence (Kompetensi Keluarga)
Keluarga sehat memiliki kompetensi keluarga berupa kemampuan
untuk memelihara, mendidik dan mensosialisasikan anggota-anggota
keluarga.
7) Cohesion (Kohesi atau Keberpaduan)
Pengertian ini agak mirip dengan kondisi kebersamaan atas dasar
kasih sayang. Inilah yang menjadi tingkat dimana keluarga merasa saling
dekat satu dengan lainnya dalam kondisi yang wajar. Bahwa kedekatan
dan kejauhan anggota keluarga yang berlebihan dinilai tidak baik. Jika
seorang istri atau anak-anak melarang ayah mereka pergi bekerja karena
alasan kejauhan maka hal ini juga tidak benar. Atau dalam kondisi lain,
anak-anak tidak pernah meninggalkan rumah karena alasan kedekatan.
Artinya, setiap anggota keluarga harus memahami batas-batas kewajaran
yang dekat dan jauh dari keluarga.

Bukan hanya kehidupan anda yang dimudahkan saat anda rajin belajar, tapi juga
kehidupan orang lain
Modul Keperawatan Keluarga 67

Health care activities, health beliefs, and health values merupakan


bagian yang dipelajari dari sebuah keluarga. Sehat dan sakit merupakan
bagian dari kehidupan, perilaku individu menunjukkan sebagaimana anggota
keluarga yang harus dipelajari. Friedman (1992) mengidentifikasi dengan
jelas kepentingan pelayanan keperawatan yang terpusat pada keluarga
(family-centered nursing care), yaitu:
1. Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama
lainnya (interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah
satu sakit maka anggota keluarga yang lain juga merupakan bagian yang
sakit.
2. Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status kesehatan
anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam
setiap pelayanan keperawatan
3. Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikan dengan aktivitas di
dalam promosi kesehatannya
4. Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi
problem yang sama di dalam anggota yang lainnya

Beban kasus keluarga


Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah macam kasus dalam
keluarga yang diasuh/dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Pada
umumnya keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga-keluarga yang
mempunyai masalah dan kebanyakan keluarga ini adalah keluarga dengan penghasilan
yang rendah. Hal ini akan dimengerti karena kebutuhan terhadap pelayanan dan
bimbingan perawatan lebih tinggi pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan
rendah.

belajar akan memberikan anda pemahaman baru, sehingga anda bisa bisa menghadapi
tantangan baru yang membentang di depan
Modul Keperawatan Keluarga 68

Penghasilan
rendah

Produktivitas Kecenderungan
berkurang terjadi:
Sanitasi jelek
Gizi kurang
Pendidikan rendah
Kebiasaan
kesehatan buruk

Daya tahan tubuh


Tubuh menjadi rentan menurun
terhadap penyakit

Dalam pemberian perawatan keluarga pengambilan keputusan tetap pada


keluarga. Perawat hanya membantu keluarga dalam mendapatkan keterangan
dan pandangan yang realistik terhadap masalah keunggulan dan kelemahan
tiap tindakan yang mereka hadapi. Sehingga semua penentuan kebijakan dan
keputusan adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab keluarga, dimana
perawat hanya memfasilitasinya.
Sistem Keluarga
Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka yang ada dan
berinteraksi dengan sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat
(misal: politik, agama, sekolah dan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem
keluarga terdiri dari bagian yang saling berhubungan (anggota keluarga) yang
membentuk berbagai macam pola interaksi (subsistem). Seperti pada seluruh
sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik impisit maupun eksplisit,

ada sebuah mata uang yang selalu berlaku disetiap masa dan itu adalah ilmu dan
keterampilan. Jika anda tidak memiliki keduanya, maka anda tidak bisa membeli apapun
Modul Keperawatan Keluarga 69

yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga
dan kepedulian individual anggota keluarga.
Sebuah keluarga berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai
dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya,
oleh karena itu perawat harus memahami tipe keluarga yang ada supaya bisa
memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

Type Keluarga

Tradisional
1) Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
2) Extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang
tua (kakek-nenek), keponakan
3) Dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami & istri (tanpa anak) yang hidup
bersama serumah.
4) Single parent family
Keluarga yang terdiri dari 1 orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian &
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
5) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudah memisahkan diri.

Belajar bukan hanya sekadar membaca, melainkan juga memahami


Modul Keperawatan Keluarga 70

6) Childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat ”weekend”
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi/kelompok umur yang tinggal
bersama dalam 1 rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, tv)
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
Non-Tradisional
1) Unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah

Daripada menghias diri dengan intan berlian, lebih baik membekali diri dengan ilmu
pengetahuan
Modul Keperawatan Keluarga 71

2) The stepparent family


Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana ”marital pathners”
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya

Kebiasaan menyontek dapat meningkatkan kemalasan dalam belajar


Modul Keperawatan Keluarga 72
Nuclear family (keluarga inti)

Extended family

Dyad family

Single parent family

Keluarga usila

Childless family

Tradisional Commuter family

Multigenerational family
T
Y Kin-network family
P
E Blended family
/
B The single adult living alone/ single
E adult family
N family
T
U
K
Unmarried teenage mother
K
E Stepparent family
L
U Commune family
A
R nonmarital heterosexsual cohabiting
G family
A
Gay and lesbian families

Non-Tradisional
Cohabitating couple

Group-marriage family

Group network family

Foster family

Homeless family

Gang

Belajar adalah investasi tercerdas yang bisa anda lakukan. Karena investasi anda akan
kembali dengan jumlah yang ratusan bahkan ribuan kali lebih besar dari sebelumnya
Modul Keperawatan Keluarga 73

9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan & kriminal dalam kehidupannya.

Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka):


a. Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggota mempunyai
sifat interdependensi, interaktif dan mutual.
b. Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang
digunakan untuk menyeleksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan
masing-masing keluarga akan berbeda tergantung dari beberapa faktor
seperti : sosial, budaya, ekonomi,dll.
c. Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu
masyarakat
d. Terbuka (batas yang permeable) dimana di dalam keluarga terjadi
pertukaran antar sistem

Belajarlah dan carilah ilmu dan kemampuan sebanyak mungkin. Ilmu dan kemampuan
akan mengantarkan anda menuju barisan depan manusia-manusia terbaik
Modul Keperawatan Keluarga 74

e. Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organisasi/struktur


yang akan berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.

Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi
diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian
makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga
memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila
dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi
emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang. Tujuan
yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
1. Fungsi Perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.

Jangan pernah berhenti untuk terus belajar, karena dari belajar kamu tidak pernah
kehabisan akal
Modul Keperawatan Keluarga 75

Perawatan Mengenal

Memutuskan
F Ekonomi
U Merawat
N Reproduksi Memodifikasi
G
S Memanfaatkan
I Afektif fasilitas kesehatan

Sosialisasi

2. Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan


b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan sepasang suami-isteri membangun sebuah keluarga
adalah melanjutkan keturunan. Mereka ingin agar ada insan lain yang
melanjutkan generasinya. Ada yang cemas apabila dalam perkawinan
ternyata tidak dikarunia keturunan, ada yang kecewa apabila ternyata anak
yang dilahirkan mengalami kecacatan/kekurangan, ada yang bangga karena
mendapat putra yang sesuai harapan. Meskipun ada pengecualian di sana-
sini, bagaimanapun anak tetap merupakan buah cinta kasih berdua. Anak
adalah dambaan pasangan yang baru saja menapaki jenjang pernikahan.

Afatul ilmi an nisyan


Bencananya ilmu adalah lupa
Modul Keperawatan Keluarga 76

Di mata masyarakat satu-satunya jalan terbaik untuk mendapatkan


keturunan adalah menikah. Keluargalah yang menjadi asal muasal
keturunan untuk melanjutkan kelangsungan generasi. Cara lain yang dilalui
untuk mendapatkan putyra adalah dengan jalan adopsi. Namun, cara ini
belum dapat diterima sedemikian baik apabila dibandingkan dengan anak
sendiri dari buah pernikahan.

4. Fungsi Afektif
Fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari
dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,
seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi
afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka
kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang
pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.
Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam
memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.

Idza shodaqol azmu wadhohas sabil


Jika ada kemauan yang sungguh-sungguh, pasti terbukalah jalannya
Modul Keperawatan Keluarga 77

b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan


mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaiman kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.

5. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1986). Sosialisasi dimulai sejak lahir.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya
dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.

Jangan menghina seseorang yang lebih rendah dari kamu, karena setiap orang
mempunyai kelebihan
Modul Keperawatan Keluarga 78

Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:


1. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama
dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)
2. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
3. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran
dan kebenaran (honesty and authenticity)
4. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
5. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan
(permisivenes)
6. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
7. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
8. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):


Fungsi keagamaan memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini
Fungsi sosial membina sosialisasi pada anak, membentuk
budaya norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-
nilai budaya keluarga
Fungsi cinta kasih memberikan kasih sayang dan rasa aman,

Ashlih nafsaka, yuslih lakan naas


Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu
Modul Keperawatan Keluarga 79

memberikan perhatian diantara anggota


keluarga
Fungsi melindungi melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman
Fungsi reproduksi meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memelihara dan merawat
anggota keluarga
Fungsi sosialisasi mendidik anak sesuai dengan tingkat
dan pendidikan perkembangannya, menyekolahkan anak,
bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
Fungsi ekonomi mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
datang
Fungsi pembinaan

Struktur Keluarga
Struktur Keluarga

Pola dan Proses Struktur Struktur Nilai & norma


Komunikasi peran kekuatan keluarga
Modul Keperawatan Keluarga 80

Ciri-ciri struktur keluarga Fakkir qobla an ta'zam


1. TerorganisasiBerpikirlah dahulu sebelum
: saling berhubungan, kamu
saling berbuat.
ketergantungan antara anggota
keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus
menerus berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi,
yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga.
Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang laki-laki bisa
sebagai suami, sebagai ayah, sebagai menantu, dan lainnya yang semua itu
mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu
akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur
keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari
keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur
keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau
merusak fungsi keluarga.Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri
atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen

Hasil dari sebuah proses belajar bukan hanya pengetahuan, melainkan juga tindakan
Modul Keperawatan Keluarga 81

komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan


reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
Karak-
Berfungsi Tidak Berfungsi
teristik
pengirim 1. Yakin ketika Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan
menyampaikan tanpa menggunakan dasar/data yang
pendapat obyektif)
2. Jelas dan Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah
berkualitas yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
3. Meminta feedback Jugmental exspressions, yaitu ucapan
4. Menerima feedback yang memutuskan/ menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang
matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal:
”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
Komunikasi yang tidak sesuai
penerima Mendengar Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal
Feedback mendengar
(klarifikasi, Diskualifikasi, contoh : ”iya
menghubungkan dech.....tapi....”
dengan Offensive (menyerang bersifat negatif)
pengalaman) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
Memvalidasi Kurang memvalidasi

Pola Menggunakan Fokus pembicaraan hanya pada sesorang


komunika emosional : marah, (tertentu)
si tersinggung, sedih, Semua menyetujui (total agreement) tanpa
gembira adanya diskusi
Komunikasi terbuka Kurang empati
dan jujur Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
Hirarki kekuatan Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
dan peraturan Komunikasi tertutup
keluarga Bersifat negatif
Konflik keluarga Mengembangkan gosip
dan
penyelesaiannya

Man arofa bu'das safari ista'adda


Barang siapa yang tahu jauhnya sebuah perjalanan, hendaklah dia bersiap-siap
Modul Keperawatan Keluarga 82

b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami
atau anak.Dalam hal ini peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud
dengan peran formal adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Sedangkan peran informal
misalnya anak membantu tugas ibu di rumah, suami merangkap tugasnya
sebagai ibu rumah tangga karena dia seorang single parent, dan
sebagainya.
Harapan Perilaku
masyaraka peran
t

Model peran Penerima


peran

Kepribadian
Kemampuan
Temperamen
Sikap

Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,


kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Man hafaro hufrotan waqo'a fieha


Barang siapa yang menggali lobang, maka akan terperosoklah ia di dalamnya
Modul Keperawatan Keluarga 83

Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik


anak-naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual

c. Struktur kekuatan keluarga


Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
1. Legitimate power/authority
hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak. Kekuasaan
yang sah kadang disebut juga wewenang primer dimana satu orang
mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku dari satu anggota
keluarga lain, Hal ini merupakan wewenag yang berdasar atas tradisi
disini suami sebagai kepala keluarga mengontrol seluruh anggota
keluarga. Jika kekuasaan sah ada, maka baik suami maupun istri sama-
sama menerima peran dominant, artimya sama-sanma menunjukkan
penerimaan terhadap peran (Friedman, 1988) Legitimate power adalah
Pemimpin memperoleh hak dari pemegang kekuatan untuk
memerlukan dan menuntut ketaatan. Seseorang yang telah memiliki
legitimate power, akan menuntut bawahan atau pengikutnya untuk

Aduwwun aaqilun khoirun min shodieqin jahielin


Musuh yang pandai itu lebih baik daripada sahabat yang bodoh
Modul Keperawatan Keluarga 84

selalu taat pada peraturannya. Karena legitimate power memiliki


definisi lain, yaitu kekuatan yang bersumber dari otoritas yang dapat
dipertimbangkan hak untuk memerlukan dan pemenuhan perintah.
Contoh daro Legitimate Power adalah : seorang polisi memberhentikan
sebuah mobil yang melanggar aturan lalu lintas, kontrol dominasi orang
tua terhadap anak-anak.
2. Referent power
seseorang yang ditiruKekuasaan referen mempunyai arti semacam
kekuasaan yang dimulai oleh orang-orang tertentu terhadap orang lain,
karena identitas positif terhadap seperti identifikasi positif dari seorang
anak terhadap orang tua, serta biasanya orang tua merupakan orang
yang menjadi model peran (Friedman, 1988)
3. Resource or expert power
pendapat ahli
4. Reward power
pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima.
Kekuasaan penghargaan berasal dari adanya harapan bahwa orang yang
berpengaruh dan dominan akan melakukan sesuatu yang positif
terhadap ketaatan seseorang (Friedman, 1988) Reward power adalah
suatu sikap yang patuh /tunduk yang dicapai berdasarkan kepatuhan
atau kemampuan untuk memberikan reward (imbalan) agar dipandang
orang lain berharga, Seseorang akan patuh terhadap orang lain, jika
dijanjikan akan diberikan sebuah imbalan yang sesuai dengan
prestasinya. Selain itu reward power juda bisa diartikan kemampuan
dalam mengontrol distribusi dalam pemberian reward atau menawarkan

Man katsuro ihsanuhu, katsuro ikhwanuhu


Barang siapa banyak perbuatan baiknya, maka banyak pulalah temannya
Modul Keperawatan Keluarga 85

pada grup lainnya. Contoh dari Reward Power adalah bisa dalam
bentuk : saat seorang anak berhasil mendapat juara kelas sesuai
permintaan orang tuanya, ia dibelikan mainan yang sudah dijanjikan
oleh orang tuanya
5. Coercive power
pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya. Adalah kemampuan
untuk menghukum atau memperlakukan seseorang yang tidak
melakukan permintaan atau perintah. Diperoleh dari salah satu
kapasitas untuk membagikan punishment pada mereka yang tidak
mematuhi permintaan atau perintah. Kekuasaan ini juga bisa dibilang
kekuasaan karena rasa takut oleh seseorang yang memiliki kuasa dalam
suatu hal. Karena hal itulah orang-orang yang menjadi bawahan atau
pengikutnya, menjadi tunduk dan mau untuk melakukan perintah yang
diberikan oleh orang yg berkuasa itu. Karena jika mereka tidak
mengikuti apa yang diperintahkan, maka bawahan/pengikutnya tersebut
akan mendapatkan sebuah hukuman. Contoh dari Coercive power
adalah : misalnya, seorang guru, karena muridnya tidak mengerjakan
PR, guru tersebut menghukum muridnya dengan menambahkan tugas
yang banyak untuk muridnya. Penggunaan yang efektif dari sumber-
sumber kekuasaan ini berdasarkan persepsi dan kepercayaan bahwa
orang yang memiliki kekuasaan mungkin akan menghukum dengan
ancaman, paksaan atau kekerasan yang bersifat memaksa digunakan
dengan pengambilan keputusan paksa pula (Friedman, 1988)
6. Informational power
pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi

Bersungguh-sungguhlah, jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah, karena


penyesalan itu resiko bagi orang yang bermalas-malasan
Modul Keperawatan Keluarga 86

7. Affective power
pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual

Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga seperti Konsensus, tawar
menawar atau akomodasi, kompromi atau de facto, paksaan
d. Nilai-nilai dan norma keluarga
Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas dan luhur untuk dikerjakan
dan diperhatikan. Nilai bukanlah keinginan melainkan apa yang
diinginkan, jadi bersifat subyektif. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku yang dianggap baik/buruk dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
Prof Dr Notonagoro membagi nilai menjadi 3 jenis yaitu
1. Nilai material : segala benda yang berguna bagi manusia
2. Niai vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
hidup dan mengadakan kegiatan
3. Nilai spiritual : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian dibedakan lagi menjadi 4 yaitu
1) Nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari unsur akan
manusia (rasio/akal, budi, cipta)
2) Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia (estetis)
3) Nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur kehendak atau
kemauan (karsa, etika)
4) Nilai religius yang merupakan nilai yang tertinggi dan mutlak

Janganlah menunda pekerjaanmu hingga esok hari, sesuatu yang kamu dapat
mengejakannya hari ini
Modul Keperawatan Keluarga 87

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan


sistem nilai dalam keluarga. Jadi, nilai adalah pola kelakuan yang diinginkan
sedangkan norma adalah cara-cara kelakuan social yang disetujui untuk
mencapai nilai tersebut. Norma yang dianut berdasarkan daya ikat dan
sanksinya ada 6 macam yaitu
1. Norma agama : sebagian besar norma agama bersifat universal, jadi
berlaku bagi seluruh individu. Contohnya adalah dilarang berbohong
2. Norma kesopanan : contoh menghormati orang yang lebih tua
usianya, tidak meludah sembarangan, tidak duduk di atas meja
3. Norma kelaziman : contohnya cara makan, minum, berjalan,
mengucapkan maaf saat salah, mengucapkan terima kasih setelah
dibantu
4. Norma kesusilaan : contohnya adanya larangan-larangan keras
“tabu”, anggota keluarga yang melakukan perkawinan incest akan
diusir/diisolasi
5. Norma hukum : dilarang mencuri, dilarang tawuran
6. Mode : penggunaan rok mini, gaun wanita yang terbuka

Struktur keluarga berdasarkan jalur hubungan darah


1. Patrilineal : keluarga yang disusun melalui garis keturunan ayah
2. Matrilineal : keluarga yang disusun melalui garis keturunan ibu

Struktur keluarga berdasarkan dominasi keberadaan tempat tinggal


1. Patrilokal : tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak suami
2. Matrilokal : tingal dengan keluarga sedarah dari pihk istri

Uthrukis syar, watrukka


Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu
Modul Keperawatan Keluarga 88

Struktur keluarga berdasarkan dominasi pengambilan keputusan


1. Patriakal : dominasi pengambilan keputusan pada pihak suami
2. Matriakal : dominasi pengambilan keputusan pada pihak istri
3. Equalitarian: pengambilan keputusan pada pihak suami dan istri

Tahap Perkembangan Keluarga


Teori perkembangan keluarga merupakan kerangka kerja bagi
perawat untuk memahami perubahan normal keluargadan pengalaman seluruh
anggota keluarga semasa hidupnya; Teori ini mengkaji dan mengevaluasi
individu dan keluarga secara keseluruhan. Tahap perkembangan bagi individu
telah diuraikan oleh para psikolog dan sosiolog, seperti Erikson, Piaget, dan
Bandura.
Teori perkembangan keluarga serupa dengan teori perkembangan
individu karena konsep perkembangannormatifbersifatsistematis dan dapat
diterapkan pada keluarga sebagai sebuah kelompok.
Teori perkembangan keluarga secara khusus diarahkan untuk
pemahaman keluarga bukan individu (White & Klein, 2008). Pada awal
eksplorasi ilmu keluarga diyakini bahwa keluarga, seperti individu, berada
dalam gerakan yang konstan dan berubah mengikuti waktu - Siklus
Kehidupan Keluarga (White & Klein, 2008). Teoritikus perkembangan
keluarga yang menginformasikan keperawatan keluargaialah Duvall (1977),
Duvall dan Miller (1985), serta Carter dan McGoldrick (2005).
Karya asli Duvall (1977), dan kemudian Duvall & Miller (1985),
meneliti bagaimana keluarga terpengaruh atau berubah ketika semua anggota
mengalami perubahan perkembangan kognitif, sosial, emosional, spiritual,

Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik budi pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi
manusia lainnya
Modul Keperawatan Keluarga 89

dan fisik. Hubungan antara anggota keluarga yang dipengaruhi oleh


perubahan pada individu, dan perubahan dalam keluarga sebagai keseluruhan
mempengaruhi individu dalam keluarga.

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

DUVALL (1977) Duvall & Miller (1985) Carter & McGoldrick


(2005)

Keluarga baru menikah Keluarga


Keluarga baru menikah
Pemula / Tahap
Pernikahan

Keluarga menanti Keluarga Yang Sedang


Mengasuh Anak
kelahiran anak

Keluarga dengan anak Keluarga Dengan Anak Usia


Prasekolah
prasekolah

Keluarga dengan anak Keluarga Dengan Anak Usia


sekolah Sekolah

Kleuarga dengan anak Keluarga Dengan Anak


Remaja
remaja

Keluarga tahap melepas Kelurga Yang Melepaskan Anak


Usia Dewasa Muda
anak

Keluarga tahap berdua Orangtua Usia Pertengahan


kembali

Keluarga usila

Carter dan McGoldrick (2005) memperluas Teori perkembangan dan


siklus hidup keluarga yang ada karena mereka mengakui secara dramatis
mengubah tatanan struktur keluarga, fungsi, dan proses, sehingga semakin

Di dalam kehati-hatian itu terdapat keselamatan, dan di dalam ketergesa-gesaan itu


terdapat penyesalan
Modul Keperawatan Keluarga 90

sulit untuk menentukan pola perubahan normal dalam keluarga. Mereka


menggantikan konsep "keluarga inti "dengan"keluarga dekat, "yang
memperhitungkan pertimbangan struktur keluarga, seperti keluarga tiri,
keluarga gay, dan keluarga bercerai. Alih-alih menangani aspek hukum
pasangan suami istri, mereka memandang konsep hubungan pasangan dan
komitmen sebagai focal point untuk ikatan keluarga.Keluarga dipandang
sebagai suatu sistem dimana peristiwa yang terjadipada sebuah tingkat
memiliki konsekuensi yang kuat di tingkat lain dari sebuah sistem. Keluarga
dipandang sebagai unit sosial dasar dalam masyarakat dan sebagai tingkat
intervensi yang optimal.
Duvall (1997) mengemukakan bahwa daur/siklus kehidupan keluarga
terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan resiko
tertentu pada tiap tahap perkembangannya.

Tahap 1 : Pasangan baru menikah (keluarga baru)


Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah
tangga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
1) Membina hubungan dan kepuasan bersama
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Mengembangkan keakraban
4) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
5) Persiapan menjadi orang tua, diskusi tentang anak yang diharapkan
6) Mengembangkan pendekatan konflik dan resolusi penyelesaian

Buah kelengahan adalah penyesalan dan buah kecermatan adalah keselamatan


Modul Keperawatan Keluarga 91

Tahap 2 : menjelang kelahiran anak (child bearing family)


Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan. Tugas keluarga pada tahap ini adalah
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga). Misalnya :
mempersiapkan kehadiran anak; mencari pengetahuan tentang
kehamilan, persalinan, dan menjadi orang tua
2) Menyesuaikan peran baru sebagai ayah/ibu
3) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga. Misalnya : Adanya perubahan peran dalam
keluarga tersebut
4) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Misalnya :
Beradaptasi dengan pola hubungan seksual yaitu selama nifas;
Kebutuhan seksual tidak hanya dipenuhi dengan hubungan seksual,
tetapi bisa dengan alternatif lain.
5) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orang tua dan kakek-nenek. Misalnya : Memperkenalkan
keluarga yang baru pada anggota keluarga yang lain, aktif mengikuti
kegiatan keluarga besar seperti Bani Abbas, Bani Atmorejo.

Tahap 3 : Keluarga dengan anak prasekolah


Keluarga dengan anak tertua 2,5 tahun sampai dengan 6 tahun. Pada tahap
ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan. Anak

Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu termasuk perangai orang yang mulia
(terhormat)
Modul Keperawatan Keluarga 92

sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai


menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-
norma sosial budaya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, bermain, privasi, dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
Tahap 4 : Keluarga dengan anak sekolah
Keluarga dengan anak usia sekolah atau anak tertua berusia 7 sampai 12
tahun. Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu anak-anak mencapai
prestasi yang baik di sekolah
2) Membantu anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memenuhi kebutuhan kesehatan masing-masing anggota keluarga
Tahap 5 : Keluarga dengan remaja
Keluarga dengan remaja atau anak tertua berusia 13 tahun samapi 20
tahun. Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling
pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

Fa jazaau sayyiatin sayyiatun mitsluha


Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang sama dengannya
Modul Keperawatan Keluarga 93

1) Mengimbangi kebebasan remaja dengan tanggung jawab yang sejalan


dengan maturitas remaja
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Melakukan komunikasi yang terbuka diantara orang tua/anak remaja
Tahap 6 : Keluarga dengan anak dewasa (melepas anak)
Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah
tangga. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah
1) Menambah anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang
baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa
2) Menata kembali hubungan perkawinan
3) Menyiapkan datanya proses penuaan termasuk timbulnya masalah
kesehatan
Tahap 7 : Keluarga usia pertengahan/berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa
sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress. Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah
1) Mempertahankan kontak dengan anak dan cucu
2) Memperkuat hubungan perkawinan
3) Meningkatkan usaha promosi kesehatan
Tahap 8 : Keluarga usia lanjut
Lansia bukan suatu penyakit tapi tahap lanjut dari proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stres fisik/psikologis. Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah :

Tarkul jawab alal jaahil jawabun


Tidak menjawab (pertanyaan) orang yang bodoh adalah suatu jawaban
Modul Keperawatan Keluarga 94

1) Meningkatkan kehidupan beragama


2) Menjaga komunikasi dengan anak, cucu
3) Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu
4) Memperhatikan kesehatan masing masing
5) Menyesuaikan diri dengan pendapatan
6) Menghadapi kehilangan
7) Menemukan makna hidup
Carter dan Mc Goldrick (2005) membagi keluarga dalam 5 tahap
perkembangan, yaitu
1. Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda
2. Terbentuknya keluarga melalui suatu perkawinan
3. Keluarga dengan anak usia muda ( anak usia bayi - usia sekolah)
4. Keluarga yang memiliki anak dewasa
5. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
6. Keluarga lansia

STRESS DAN KOPING

Definisi Koping
Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) menyatakan bahwa koping
merupakan suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur
kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan
kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut.
Taylor (2009) mendefinisikan koping sebagai pikiran dan perilaku yang
digunakan untuk mengatur tuntutan internal maupun eksternal dari situasi
yang menekan.

Man adzuba lisanuhu katsuro ikhwanuhu


Barang siapa manis tutur katanya (perkataannya) maka banyaklah temannya
Modul Keperawatan Keluarga 95

Jadi dapat disimpulkan bahwa koping adalah segala usaha individu


untuk mengatur tuntutan lingkungan dan konflik yang muncul, mengurangi
ketidaksesuaian/kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan
dengan kemampuan individu dalam memenuhi tuntutan tersebut.

Definisi Strategi Koping


MacArthur & MacArthur (1999) mendefinisikan strategi koping sebagai
upaya-upaya khusus, baik behavioralmaupun psikologisyang digunakan orang
untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau meminimalkan dampak
kejadian yang menimbulkan stres.
Friedman (1998) menyatakan bahwa strategi koping merupakan perilaku
atau proses untuk adaptasi dalam menghadapi tekanan atau ancaman.

Klasifikasi dan Bentuk Koping


Flokman & Lazarus (dalam Sarafino, 2006) secara umum membedakan
bentuk dan fungsi koping dalam dua klasifikasi yaitu :
1. Problem Focused Coping (PFC)
Bentuk koping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi
tuntutan dari situasi yang penuh tekanan. artinya koping yang muncul
terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi stres dengan
mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Individu cenderung
menggunakan strategi ini ketika mereka percaya bahwa tuntutan dari
situasi dapat diubah (Lazarus & Folkman dalam Sarafino, 2006). Strategi
ini melibatkan usaha untuk melakukan sesuatu hal terhadap kondisi stres
yang mengancam individu (Taylor,2009).

Idza tammal Aqlu qollal kala,


Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya
Modul Keperawatan Keluarga 96

2. Emotion Focused Coping (EFC)


bentuk koping yang diarahkan untuk mengatur respon emosional terhadap
situasi yang menekan. Individu dapat mengatur respon emosionalnya
dengan pendekatan behavioral dan kognitif. Contoh dari pendekatan
behavioral adalah penggunaan alkohol, narkoba, mencari dukungan
emosional dari teman – teman dan mengikuti berbagai aktivitas seperti
berolahraga atau menonton televisi yang dapat mengalihkan perhatian
individu dari masalahnya. Sementara pendekatan kognitif melibatkan
bagaimana individu berfikir tentang situasi yang menekan.
Dalam pendekatan kognitif, individu melakukan redefine terhadap
situasi yang menekan seperti membuat perbandingan dengan individu lain
yang mengalami situasi lebih buruk, dan melihat sesuatu yang baik diluar
dari masalah. Individu cenderung untuk menggunakan strategi ini ketika
mereka percaya mereka dapat melakukan sedikit perubahan untuk
mengubah kondisi yang menekan (Lazarus & Folkman dalam Sarafino,
2006).

Pendapat di atas sejalan dengan Skinner (dalam Sarafino, 2006) yang


mengemukakan pengklasifikasian bentuk koping sebagai berikut :
1. Perilaku koping yang berorientasi pada masalah (Problem-focused coping)
1) Planfull problem solving
individu memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa
alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta
pendapat dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi,
bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi
strategi yang pernah dilakukan.
Barang siapa yang mencari teman tanpa bercela, maka ia akan selamanya tidak
mempunyai teman
Modul Keperawatan Keluarga 97

2) Direct action meliputi tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan


masalah secara langsung serta menyusun secara lengkap apa yang
diperlukan.
3) Assistance seeking
individu mencari dukungan dan menggunakan bantuan dari orang lain
berupa nasehat maupun tindakan didalam menghadapi masalahnya.
4) Information seeking
individu mencari informasi dari orang lain yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan individu tersebut.

2. Perilaku koping yang berorientasi pada emosi (Emotional Focused Coping)


1. Avoidance
individu menghindari masalah yang ada dengan cara berkhayal atau
membayangkan seandainya ia berada pada situasi yang menyenangkan.
2. Denial
individu menolak masalah yang ada dengan menganggap seolah-olah
masalah individu tidak ada, artinya individu tersebut mengabaikan
masalah yang dihadapinya.
3. Self-criticism
keadaan individu yang larut dalam permasalahan dan menyalahkan diri
sendiri atas kejadian atau masalah yang dialaminya.
4. Possitive reappraisal
individu melihat sisi positif dari masalah yang dialami dalam
kehidupannya dengan mencari arti atau keuntungan dari pengalaman
tersebut

Qulil haqqo walau kaana murrun


Katakanlah kebenaran itu walaupun pahit
Modul Keperawatan Keluarga 98

Faktor – faktor yang mempengaruhi strategi koping


Menurut Mutadin (2002) cara individu menangani situasi yang mengandung
tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi :
1. Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha
mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga cukup besar.
2. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti
keyakinan akan nasib (external locus of control) yang mengerahkan
individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan
menurunkan kemampuan strategi koping.
3. Keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif
tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya
melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
4. Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku dimasyarakat.
5. Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota
keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Khoirul maalika maa nafa'aka


Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu
Modul Keperawatan Keluarga 99

6. Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang atau
layanan yang biasanya dapat dibeli.

Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi koping adalah dukungan


sosial yang meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga
lain, saudara, teman, rekan kerja dan lingkungan masyarakat sekitarnya
(Mutadin, 2002). Individu yang saling mendukung satu sama lain akan
terdapat rasa hubungan kemasyarakatan serta hubungan antara perseorangan.
Taylor (2009) mengatakan bahwa selama melakukan proses strategi
koping, individu melakukan penilaian terhadap usaha yang dilakukan, apakah
usaha yang dilakukan mengurangi tekanan emosional yang dialami atau usaha
tersebut mengatasi masalah yang dihadapi.
Strategi koping yang dilakukan oleh individu didalam menghadapi masalah
yang timbul di lingkungan kerja membuat individu merasa lebih nyaman,
senang, puas dalam bekerja dan dapat mengembangkan rasa memiliki
terhadap perusahaan (Kondalkar, 2009).
Menurut Skinner (dalam Sarafino, 2006) menyatakan bahwa dalam
emotional focused koping, individu yang menggunakan positive reappraisal
melihat sisi positif dari masalah yang dialami dalam kehidupannya dengan
mengambil manfaat atau keuntungan dari pengalaman tersebut. Individu juga
cenderung untuk mengintrospeksi diri dan belajar dari kesalahan yang
diperbuat (Carver, 2009).

Khoirul umur asatuha


Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang-sedang saja)
Modul Keperawatan Keluarga 100

Skinner (dalam Sarafino, 2006) menyatakan bahwa dalam problem


focused koping, individu yang menggunakan assistance seeking dan
information seekingmeminta bantuan dan dukungan dari orang lain.
Dukungan dan masukan yang diberikan orang lain dapat membantu individu
dalam menyelesaikan masalah. individu yang menggunakan planfull problem
solvingdan direct actionmemikirkan dan mempertimbangkan beberapa
alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan dan meminta pendapat
atau pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi.

Pengaruh Sosiokultural Pada Kesehatan Keluarga


Masalah sosial dalam keluarga adalah masalah yang timbul dalam interaksi
sosial dalam ruang lingkup keluarga. Adapun contoh-contoh masalah sosial
antara lain adalah :

1. Perbedaan pendapat
Terkadang sering kita temukan perbedaan pendapat antara masing-masing
anggota keluarga. Sebagai contoh, ada seorang ayah yang berpendapat
bahwa merokok itu adalah halal, sedangkan disisi lain sang anak pula
berpendapat bahwa merokok itu hukumnya adalah haram. Dari perbedaan
pendapat seperti contoh tersebut saja terkadang sudah bisa menjadi masalah
sosial.
2. Perebutan suatu benda
Perebutan suatu benda antara sesama anggota keluarga termasuk dalam
masalah sosial. Sebagai contoh, mungkin dalam keluarga kita hanya
memiliki sebuah komputer untuk kegiatan sehari-hari. Disaat ayah kita

Setiap tempat mempunyai perkataan masing-masing, dan untuk setiap perkataan memiliki
tempat masing-masing
Modul Keperawatan Keluarga 101

sedang ingin menggunakan komputer tersebut untuk keperluan sesuatu


kitapun membutuhkannya untuk menyelesaikan tugas, sehingga terjadilah
perebutan.
3. Lepas tangan suatu tugas dalam keluarga
Seorang anggota keluarga yang lepas tangan dalam suatu tugas keluarga
dapat menjadi suatu masalah dalam keluarga itu sendiri. Untuk itu, kita
sebagai anggota keluarga wajib menjalani hak & kewajiban (tugas) setiap
anggota keluarga berjalan dengan seimbang. Sebagai contoh, seorang anak
remaja yang lupa untuk mencuci pakaiannya sendiri. Sehingga dapat
menjadi konflik kecil dan menjalar menjadi suatu masalah sosial.
4. Adanya rasa saling tidak percaya yang muncul di setiap anggota keluarga
Adanya rasa saling tidak percaya yang muncul di setiap anggota keluarga
akan menimbulkan suatu konflik kecil dan menjadi masalah social dalam
keluarga. Adapun cara untuk menghindari adanya masalah sosial dalam
keluarga adalah antara lain : hilangkan rasa saling curiga yang timbul antara
anggota keluarga, timbulkan rasa saling menyayangi dan menjaga satu sama
lain dalam keluarga, hindari terjadinya suatu konflik, jika terdapat suatu
masalah selesaikanlah dengan cara bermusyawarah.

Keluarga adalah ruang lingkup terkecil dalam proses kita


bersosialisai sehari-hari. Jika kita sering membuat konflik dalam keluarga
kita, maka kita akan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat luas.
Keluarga merupakan satuan terkecil dalam masyarakat yang terbentuk atas
dasar perkawinan dan memiliki hubungan darah. Di dalam kehidupan
keluarga tentu saja ada hambatan atau masalah-masalah dalam

Idza lam tastahi fasna' maa syi'ta


Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah semaumu
Modul Keperawatan Keluarga 102

menjalankannya dan itu tidak dapat dipunkiri lagi.Masalah-masalah ini


terjadi karena disebabkan adanya unsur atau aturan-aturan tertentu yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga dampak yang terjadi
adalah rasa kekecewaan dan penyesalan. Masalah sosial dalam keluarga
dapat diklasifikasikan atas dasar faktor ekonomi, faktor biologis, dan faktor
psikologi.
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi biasanya menjadi masalah utama dalam keluarga.
Misalnya kemiskinan, karena kemiskinan orang rela melakukan apa saja
demi mendapatkan sesuap nasi untuk bertahan hidup. Dan pada akhirnya
bisa menjerumuskan dirinya pada tindakan kriminal. Lalu bagi mereka
yang memiliki pekerjaan tetapi masih sulit untuk memenuhi
kebutuhannya karena pendapatannya yang rendah. Dalam masalah ini
setiap orang harus berfikir positif dan meningkatkan keahliannya dalam
pekerjaan.
2. Faktor Biologis
Masalah yang ada dalam faktor biologis adalah masalah perceraian.
Sedangkan perceraian itu dapat memberikan dampak negatif dan
merugikan orang lain. Contohnya orang tua yang bercerai akan
memberikan dampak bagi sang anak. Apalagi dimana sang anak belum
mengerti apa-apa. Ini dapat menimbulkan pertanyaan bagi sang anak,
kenapa orang tuanya bercerai. Dalam masa ini sang anak seharusnya
mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bagi para orang tua
masalah ini seharusnya diperhatikan, agar tidak berdampak buruk pada
kepribadian sang anak.

Bukanlah aib itu bagi orang yang miskin, tapi aib itu terletak pada orang yang
kikir
Modul Keperawatan Keluarga 103

3. Faktor Psikologi
Faktor psikologi sangat erat kaitannya dengan masalah anak. Contohnya
sifat otoriter orang tua. Ini dapat memberikan tekanan mental dan
ketakutan bagi sang anak. Dalam keluarga, orang tua memiliki peran
utama untuk membentuk kepribadian pada anak yang bertujuan untuk
menghasilkan kepribadian yang baik. Sifat otoriter yang berlebihan akan
menimbulkan konflik dalam diri anak, terutama di dalam masyarakat
modern yang semakin dinamis, anak tidak dapat membentuk sikap
mandiri dalam bertindak sesuai dengan peranan yang harus di jalankan.
Bila peran orang tua tidak berjalan sesuai dengan semestinya, maka dapat
menimbulkan sang anak untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif
atau menyimpang. Oleh karena itu, sebaiknya sang anak harus diberikan
pengertian yang mendalam untuk memiliki pergaulan yang bersifat positif

3. EVALUASI KOGNITIF
1. Dalam perkembangan dan trend keluarga terdapat bermacam-macam
type keluarga . Jelaskanapa yang dimaksud dengan
Traditional family
Two carier family
Single parent family
Adolescent family

Keberhasilan sebenarnya adalah apabila Anda dihantam hinga bertekuk lutut, tetapi
mampu bangkit kembali
Modul Keperawatan Keluarga 104

2). Sebutkan 5 peran keluarga dan sebutkan 5 Tugas Keluarga dalam


pemenuhan kesehatan !

3). Sebutkan masalah-masalah keluarga (keperawatan/kesehatan) yang


terjadi pada tahapan keluarga (masing-masing 5)!

Ojo Keminter Mundak Keblinger, Ojo Cidra Mundak Ciloko


Modul Keperawatan Keluarga 105

4). Berikan 3 contoh tentang pengaruh sosiokultural pada keluarga !

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

Tidak akan ada buah tanpa menanam pohon, tidak akan ada orang sukses tanpa belajar
Modul Keperawatan Keluarga 106

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Ojo Milik Barang Kang elok, Ojo Mangro Mundak Kendo


Modul Keperawatan Keluarga 107

MODUL 3
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
Konsep Keperawatan Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan konsep yankep keluarga
Menjelaskan paradigma keperawatan keluarga
Menjelaskan karakteristik yankep keluarga
Menjelaskan tatanan yankep keluarga
Menjelaskan peran perawat kesehatan keluarga
Menjelaskan ilmu dan seni praktik keperawatan keluarga
Menjelaskan dampak intervensi keperawatan keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif

Menyerah sama saja dengan membunuh dan menghapus cita-cita mulia yang telah anda
canangkan
Modul Keperawatan Keluarga 108

Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum


perkuliahan dimulai
Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, internet, jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 3


Konsep Pelayanan Kesehatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga diberikan kepada klien yang masih
sakit dirawat di rumah sakit yaitu melalui kunjungan rumah atau klien
yang telah selesai dirawat di rumah sakit dalam rangka perawatan tindak
lanjut.
Tujuan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tujuan asuhan
keperawatan keluarga ( Mc Closkey & Grace, 2001) adalah
1. Memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga
2. Menyejahterakan klien sebagai gambaran kesejahteraan keluarga
3. Meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota keluarga
4. Meningkatkan produktivitas klien dan keluarga
5. Meningkatkan kualitas keluarga

Sahabat yang sejati adalah orang yang dapat berkata benar kepada anda, bukan orang
yang hanya membenarkan kata-kata anda
Modul Keperawatan Keluarga 109

Paradigma Keperawatan Keluarga


Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah
laku. (Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997). Paradigma memberikan dasar
dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Paradigma keperawatan mengandung 4 konsep dasar yaitu

Manusia

Keperawatan Kesehatan

Lingkungan

Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh,
dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani
serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia
sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang
secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh. Sebagai sistem terbuka ,
manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik
lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga
perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon

Orang yang berjiwa besar teguh pendiriannya, tetapi tidak keras kepala
Modul Keperawatan Keluarga 110

terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang


adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila
manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan
menunjukan prilaku yang maladaptif. Manusia atau klien dapat diartikan
sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan
keperawatan.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai
pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota
keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator,
pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu
memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan
cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang
dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan
gaya hidup keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga
mempunyai siklus tumbuh kembang. Pelayanan kesehatan pada
masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan
kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).
Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

Melihatlah ke atas untuk urusan akhiratmu dan melihatlah ke bawah untuk urusan
duniamu maka hidup akan tenteram
Modul Keperawatan Keluarga 111

komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik


sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai
suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan
kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang
holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio –
psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan
dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan
menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta
menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan
bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia,
warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan
serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif
dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Manusia sebagai makhluk biologis
Manusia memiliki kaidah jasmaniah yang terpadu dimana bentuk
manusia terdiri atas organ-organ yang bekerja sebagai suatu system
yang utuh sehingga apabila ada salah satu organ terganggu maka akan
berpengaruh pada semua system tubuhnya. Manusia selalu mempunyai
kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Selain itu, masing-masing

Bukan kecerdasan anda, melainkan sikap andalah yang yang akan mengangkat anda
dalam kehidupan
Modul Keperawatan Keluarga 112

organ manusia mempunyai fungsi dan selalu memiliki daur yang sama
yaitu dilahirkan, berkembang dan meninggal.
Manusia sebagai makhluk psikologis
Manusia mempunyai struktur kepribadian sehingga tingkah
lakunya merupakan manifestasi dari kejiwaannya. Manusia adalah satu
kesatuan yang utuh antara jiwa dan raga, mempunyai pandangan hidup,
memiliki daya piker, kecerdasan, pendapat, diperintah oleh ego, dan
dipengaruhi oleh perasaan sedih dan senang, sehingga pribadi dapat
berkembang
Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sejak lahir tidak dapat hidup tanpa orang lain,
karena manusia merupakan satu system yang saling bergantung
sehingga manusia perlu bekerja sama memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidupnya. Manusia selalu dipengaruhi oleh lingkungan social
dan dituntut untuk dapat beradaptasi dan bertingkah laku sesuai
harapan, norma atau nilai yang ada serta menjadi anggota keluarga dan
masyarakat.
Manusia sebagai makhluk kultural
Manusia lahir pada suatu tempat dan belajar serta berkembang
dalam lingkungan tersebut sehingga ia menganut dan terbentuk sesuai
budaya setempat.
Manusia sebagai makhluk spiritual
Manusia memiliki keyakinan dan kepercayaan serta menyembah
kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga dari keyakinan inilah dia
mendapatketenteraman jiwa. Manusia juga mempunyai motivasi dan

Aja Gumunan, Aja Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman


Modul Keperawatan Keluarga 113

dorongan karena dia yakin bahwa setiap tingkah laku/perbuatan selalu


mendapat balasan dari Sang Kuasa.

Manusia menurut Maslow butuh memenuhi kebutuhan dasarnya yang


dikenal dengan Hierarki Maslow yaitu :
Fisiologis : makanan, air, udara segar, suhu, eliminasi, bebas dari
rasa sakit, istirahat tidur,
Aman nyaman : ingin selamat, aman, perlindungan hokum, serta
ketertiban
Kasih sayang : ingin kasih sayang, ingin dicintai/diterima oleh
kelompok, keakraban dan komunikasi.
Harga diri : ingin dihargai dan menghargai, toleransi dalam hidup
berdampingan, penghargaan status, dan privasi.
Aktulisasi diri : manusia memiliki tingkatan kebutuhan seiring
bertambahnya usia, jabatan, karir dan kepercayaan
atau amanah yang diemban. Kebutuhan aktualisasi ini
menurut teori yang disampaikan sejumlah ahli
merupakan kebutuhan tertinggi sebab setiap orang
ingin dihormati, dihargai, dipuji dan menjadi panutan
bahkan ia ingin dikenang sepanjang masa.

Urip Sadermo Nglakoni Tumekaning Takdir


Modul Keperawatan Keluarga 114

Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan
eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor
lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi
intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan
eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan
sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status
kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala
hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat
sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan
tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut
model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang
sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian.
Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam
area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke
arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah
(kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan.

Ajining Diri Soko Lathi, Ajining Rogo Soko Busono


Modul Keperawatan Keluarga 115

Fokus lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan


spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :
Lingkungan dalam terdiri dari :
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur klien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang
lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.
Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang
negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien
menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan
emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu
konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan

Mburu uceng kelangan dheleg


Untuk menyatakan ketika mencari yang kecil justu kehilangan yang lebih beharga
Modul Keperawatan Keluarga 116

dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi


tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan
diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang
spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya
selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan
pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah
atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara,


suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya)

Memayu hayuning pribadi; memayu hayuning kulawarga; memayu hayuning sesama;


memayu hayuning bawana
Modul Keperawatan Keluarga 117

Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan


cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola
pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi
yang sehat dengan klien. Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu
apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi
sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.

Lingkungan dalam paradigma hidup sehat (hendrik Blum) dijelaskan


merupakan satu diantara 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat

GENETIK

LINGKU HIDUP PELAYANAN


NGAN SEHAT KESEHATAN

PERILAKU
MASYARAKAT

Manungsa mung ngunduh wohing pakarti


Modul Keperawatan Keluarga 118

Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi


kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan
fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah,
tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare
dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Karakteristik Perawat Keluarga


Karakteristik perawat keluarga meliputi
1. Memiliki komitmen untuk meningkatkan kemandirian keluarga sehingga
mereka produktif sesuai budaya mereka
2. Mempunyai tanggung jawab etik dan moral serta mampu menganalisa
dirinya sendiri
3. Mampu sebagai panutan dalam membudayakan hidup sehat
4. Altruistik
5. Setiap bentuk intervensi kepada keluarga dapat dipertanggungjawabkan
sesuai iptek keperawatan/kesehatan yang dikuasai

Peran Perawat Kesehatan Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga

Ala lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi saka kersaning Pangeran
Modul Keperawatan Keluarga 119

yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah


kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan pada keluarga sebagai unit/satu kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai
sarananya. Sasaran pelayanan perawatan kesehatan komunitas dibagi menjadi
3 tingkat, yaitu: individu, keluarga dan komunitas. Keluarga dijadikan
sebagai salah satu sasaran dalam keperawatan kesehatan komunitas karena
didasari beberapa hal yaitu
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
megabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagi pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan keluarganya
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat

Golek sampurnaning urip lahir batin lan golek kusumpurnaning pati


Modul Keperawatan Keluarga 120

Apabila sebuah keluarga dapat menjalankan peran, fungsi, tugas kesehatan


keluarga maka akan tercipta keluarga-keluarga yang sehat dan tentunya akan
tercipta masyarakat yang sehat dan mampu untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan dan juga mampu mempertahankan/ meningkatkan hidup
sehat yang optimal
Pada spesialisasi sekarang ini, pelayanan kesehatan, terutama pelayanan
pengobatan, pengawasan kesehatan keluarga dan koordinasi macam-macam
pelayanan kesehatan oleh tim kesehatan makin menjadi kewajiban
perawat. Sehubungan dengan adanya spesialisasi dalam pengobatan, maka
orientasi pelayanan kesehatan serta cara-cara penyampaian berubah dari
orientasi rumah sakit ke masyarakat, dari orientasi penyakit ke kesehatan
dan dari orientasi pengobatan ke pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Sebelum melangkah lebih jauh, setiap perawat perlu memahami secara
mendalam mengenai definisi keluarga, konsep keperawatankesehatan
keluarga dan konsep keluarga sehatuntuk memberikan palayanan keperawatan
yang komprehensif. Definisi keluarga beragam dan sering dibedakan menurut
pendekatannya. Pendekatan struktural fungsional memandang keluarga
sebagai kelompok kecil yang memiliki ciri tertentu (struktur dan fungsi) untuk
memelihara kelangsung an hidup (Soemardjan, 1986). Pendekatan
Antropologi memandang keluarga memiliki arti yang berbeda sesuai adat
istiadat setempat. Berikut ini beberapa definisi keluarga dari beberapa ahli
Asuhan keperawatan keluarga diberikan kepada klien yang masih sakit
dirawat di rumah sakit yaitu melalui kunjungan rumah atau klien yang telah
selesai dirawat di rumah sakit dalam rangka perawatan tindak lanjut.Asuhan
keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

Ambeg utomo, andhap asor


Selalu menjadi yang utama tapi selalu rendah hati
Modul Keperawatan Keluarga 121

menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan


individu sebagai anggota keluarga. Tujuan asuhan keperawatan keluarga ( Mc
Closkey & Grace, 2001) adalah memandirikan klien sebagai bagian dari
anggota keluarga; menyejahterakan klien sebagai gambaran kesejahteraan
keluarga; meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota
keluarga; meningkatkan produktivitas klien dan keluarga; dan meningkatkan
kualitas keluarga.
Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan
kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi,
hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga sebagai
objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan.

Keluarga sebagai
kontek (Family as

Pendekatan Keluarga sebagai


dalam komponen sosial
keperawata
n keluarga Keluarga sebagai
klien (Family as

Keluarga sebagai
sistem (Family as

Pendekatan Keluarga sebagai Konteks (Family as Context)


Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai kontek, yakni :
1. Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua
2. Fokus pelayanan keperawatan: individu.
3. Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi.
4. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.

Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning Hyang sukmo


Modul Keperawatan Keluarga 122

Pendekatan Keluarga Sebagai Klien (Family as Client)


Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien, yakni:
1. Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua
2. Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota
keluarga
3. Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada
keluarga secara keseluruhan

Pendekatan Keluarga sebagai Sistem (Family as System)


Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem, yakni:
1. Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang
berinteraksi
2. Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara
bersamaan
3. Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan
(seperti: hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua)

Pendekatan Keluarga sebagai Komponen Sosial (Family as Component of


Society)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai komponen sosial, yakni:
1. Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual,
ekonomi, dan kesehatan.

Bukanlah yang dinamakan anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi
(sebenarnya) anak yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan budi pekerti
Modul Keperawatan Keluarga 123

2. Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem
yang lebih besar yaitu masyarakat
3. Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan
saling memberi layanan.

3. EVALUASI KOGNITIF
1) Sebut dan jelaskan peran Perawat Perkesmas/perawat keluarga dalam
Kepmenkes 279 tahun 2006!

Bukanlah yang dinamakan anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi
(sebenarnya) anak yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan budi pekerti
Modul Keperawatan Keluarga 124

Tansah ajeg mesu budi lan raga nganggo cara ngurangi mangan lan turu
Modul Keperawatan Keluarga 125

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Kunci SUKSES sebenarnya ada didalam DIRI dan PIKIRAN anda, Jika anda berpikir
SUKSES, maka kesuksesan akan menghampiri anda
Modul Keperawatan Keluarga 126

MODUL 4
KONSEPTUAL MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
Konseptual model praktik keperawatan keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan pengertian teori dan model konseptual
Menjelaskan model konseptual keperawatan keluarga
Menjelaskan teori keperawatan dan keperawatan keluarga
Menjelaskan penerapan model dan teori dalam komunitas

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai

Adalah baik untuk merayakan kesuksesan, tp adalah penting untuk mengambil pelajaran
dr kegagalan.*Bill Gates*
Modul Keperawatan Keluarga 127

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 4


Teori dan model konseptual keperawatan ini apabila dipahami oleh
perawat akan meningkatkan cakrawala berpikir dan terbiasa untuk berpikir
kreatif dan kritis dalam pemecahan masalah kesehatan yang
mempengaruhi klien/keluarga, dengan demikian menawarkan lebih banyak
pilihan dan alternatif untuk intervensi keperawatan. Antara teori,praktek,
dan penelitian mempunyai sebuah hubungan timbal balik dimana setiap
aspek menginformasikan pada aspek yang lain sehingga memperluas
pengetahuan dan intervensi keperawatanuntuk mendukung/meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.
Tidak ada sebuah teori, model, atau kerangka konseptual yang bisa
menggambarkan hubungan yang kompleks tentang struktur keluarga,
fungsi, dan proses,juga tidak satu perspektif teoritis memberikan perawat
yangdasar yang cukup luas pengetahuan dan pemahamanuntuk memandu
penilaian dan intervensi dengankeluarga. Tidak ada satu perspektif teoritis
yang lebih baik,lebih komprehensif, atau lebih benar daripada yang
lain(Doane & Varcoe, 2005; Hanson & Kaakinen,2005).

Singkirkan waktu sibuk, egoisme, dan rasa kecewa. Cobalah sejenak luangkan waktu
untuk menenangkan pikiran. Berpikir positif tentang masa depan
Modul Keperawatan Keluarga 128

Tujuannya agar perawat adalah memiliki pemahaman yang


mendalamdari tekanan bahwa keluarga mengalamiketika anggota keluarga
mereka memiliki acara kesehatan, dan untuk mendukung dan menerapkan
intervensi keluargaberdasarkan perspektif teoretis yang paling
cocokkebutuhan diidentifikasi oleh keluarga.Banyak pendekatan teoritis
untuk memahami keluarga ada
Teori Isi
Nightingale (1860) Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi “proses
penyembuhan tubuh” dengan
memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien
dimanipulasi untuk mendapatkanketenangan, nutrisi,
kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi, dan
harapan yang sesuai
Peplau (1952) Tujuan Keperawatan: Untuk mengembangkan
interaksi antara perawat dan klien
Kerangka Kerja Praktik: Keperawatan adalah proses
yang penting, terapeutik, dan interpersonal (1952)
Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur
system asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi
yang alami dari kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal (Marriner-
Torney, 1994)
Henderson (1955) Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja secara mandiri
dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan
(Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya secepat
mungkin
Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan
membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan
dasar Henderson (Henderson, 1966)
Abdellah (1960) Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi

Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri sendiri
Modul Keperawatan Keluarga 129

perawat yang baik dan berpengertian, juga


mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi,
kompeten dan memiliki keterampilan yang baik dalam
memberikan pelayanan keperawatan (Marriner-
Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini melingkupi 21
masalah keperawatan Abdellah
(Abdellah et al 1960)
Orlando (1961) Tujuan Keperawatan: Untuk berespons terhadap
perilaku klien dalam memenuhi kebutuhan klien
dengan segera. Untuk berinteraksi dengan klien untuk
memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin dengan
mengidentifikasi perilaku klien, reaksi
perawat, dan tindakan keperawatan yang dilakukan
(Tores, 1986; Chinn dan Jacobs,1995)
Kerangka Kerja Praktik: Tiga elemen seperti perilaku
klien, reaksi perawat, dan tindakan perawat
membentuk situasi keperawatan (Orlando, 1961)
Hall (1962) Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan asuhan dan
kenyamanan bagi klien selama proses penyakit
(Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Seorang klien dibentuk oleh
bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih,
yaitu: manusia (inti), status patologis, dan pengobatan
(penyembuhan) dan tubuh (perawatan). Perawat
sebagai pemberi perawatan (Mariner-Torney, 1994;
Chinn dan Jacobs, 1995)
Wiedenbach (1964) Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individual
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan
kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan
yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi
atau waktu (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan
berhubungan dengan individu yang memerlukan
bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik
memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik,
dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)
Modul Keperawatan Keluarga 130

Levine (1966) Tujuan Keperawatan: Untuk melakukan konversi


kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber
daya yang dimiliki klien secara optimal
Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi manusia ini
sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh didasari
oleh “empat prinsip konservasi keperawatan” (Levine,
1973)
Johnson (1968) Tujuan Keperawatan: Untuk mengurangi stress
sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati
proses penyembuhan
Kerangka Kerja Praktik: Kerangka dari kebutuhan
dasar ini berfokus pada tujuh kategori perilaku.
Tujuan individu adalah untuk mencapai keseimbangan
perilaku dan kondisi yang stabil melalui penyelarasan
dan adaptasi terhadap tekanan tertentu (Johnson,
1980; Torres, 1986)
Rogers (1970) Tujuan Keperawatan: Untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan
merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan
tidak mampu dengan pendekatan humanistik
keperawatan (Rogers, 1979)
Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi
proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus
berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya
Orem (1971) Tujuan Keperawatan: Untuk merawat dan membantu
klien mencapai perawatan diri secara total
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini merupakan teori
kurangnya perawatan diri sendiri. Asuhan
keperawatan menjadi penting ketika klien tidak
mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis,
perkembangan, dan sosial (Orem , 1985)
King (1971) Tujuan Keperawatan: Untuk memanfaatkan
komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali
adaptasi secara positif terhadap lingkungan
Kerangka Kerja Praktik: Proses keperawatan
didefinisikan sebagai proses interpersonal yang
dinamis antara perawat, klien & sistem yankes

Watak keras belum tentu bisa tegas, tetapi lemah lembut tak jarang bisa tegas
Modul Keperawatan Keluarga 131

Travelbee (1971) Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individu atau


keluarga untuk mencegah atau mengembangkan
koping terhadap penyakit yang dideritanya,
mendapatkan
kembali kesehatannya, menemukan arti dari penyakit
atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya
(Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Proses interpersonal
dipandang sebagai hubungan manusia dengan manusia
yang terbentuk selama sakit dan selama “mengalami
penderitaan”
Neuman (1972) Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individu,
keluarga, dan kelompok untuk mendapatkan dan
mempertahankan tingkat kesehatan maksimalnya
melalui intervensi tertentu
Kerangka Kerja Praktik: Penurunan stress adalah
salah satu tujuan dari system model praktik
keperawatan (Torres, 1986). Tindakan keperawatan
meliputi tindakan preventif tingkat primer, sekunder,
atau tersier
Patterson dan Zderad Tujuan Keperawatan: Untuk berespons terhadap
(1976) kebutuhan manusia dan dan membangun ilmu
“keperawatan yang humanistik” (Patterson dan
Zderad, 1976; Chinn dan Jacobs, 1995)
Kerangka Kerja Praktik: Keperawatan humanistik
memerlukan partisipasi untuk memahami “keunikan”
dan “kesamaan” dengan yang lain (Chinn dan Jacobs,
1995)
Leininger (1978) Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan perawatan
yang konsisten dengan ilmu dan pengetahuan
keperawatan dengan caring sebagai fokus sentral
(Chinn dan Jacobs, 1995)
Kerangka Kerja Praktik: Dengan teori transkultural
ini, caring merupakan sentral dan menggabungkan
pengetahuan dan praktik keperawatan (Leininger,
1980)

Contoh yang baik adalah nasehat terbaik (Fuller)


Modul Keperawatan Keluarga 132

Roy (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk mengidentifikasi tipe


kebutuhan klien, mengkaji kemampuan adaptasi
terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi
Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi ini didasari
oleh model adaptasi fisiologis, psikologis, sosiologis,
serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980)
Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan,
mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan
mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi
dan ilmu tentang caring; caring merupakan proses
interpersonal yang terdiri dari intervensi yang
menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres,
1986)
Parse (1981) Tujuan Keperawatan: Untuk memfokuskan pada
manusia sebagai suatu unit yang hidup dan kualitas
partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat (Parse,
1990)
Kerangka Kerja Praktik: Manusia secara terus
menerus berinteraksi dengan lingkungan dan
berpartisipasi dalam upaya mempertahankan
kesehatannya (Marriner-Torney, 1994). Sehat adalah
suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar
status sehat atau hilangnya penyakit (Parse, 1990;
Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995)

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Deskripsikan tentang Model Konseptual Keperawatan Leininger
(Transcultural Nursing)

Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-
baiknya dari otak yang tidak sempurna
Modul Keperawatan Keluarga 133

2). Jelaskan penerapan model keperawatan Calgary/Friedman pada tatanan


nyata !

Antusiasme tidak hanya menolong kita untuk meraih impian, namun juga membuat
perjalanan kita semakin lebih menyenangkan
Modul Keperawatan Keluarga 134

Anda boleh saja diremehkan orang lain namun jangan sampai anda meremehkan diri
sendiri. Sangat berbahaya!
Modul Keperawatan Keluarga 135

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Kalah-menang itu biasa, selalu kalah akan binasa dan selalu menang itu luar biasa. Jiwa
pemenang tak pernah ada kata menyerah
Modul Keperawatan Keluarga 136

MODUL 5
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Pengkajian Keperawatan Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan pengertian pengkajian keluarga
Menjelaskan pengkajian fokus
Menjelaskan pendekatan dan strategi pengkajian di keluarga
Menjelaskan macam sumber data
Menjelaskan jenis data

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai

Revise daily. This helps the content to truly stick. Or else, you won't even remember what
you did in lecture the other day
Modul Keperawatan Keluarga 137

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 5


Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
data secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya..
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode
Wawancara (terfokus, terstruktur dan bertujuan), Observasi, Pemeriksaan
fisik, Data sekunder/informasi. Tipe pengkajian ada 2 yaitu First Level
Assessmentdan Second Level Assessment.

Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap


malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan
Modul Keperawatan Keluarga 138

PENGKAJIAN KELUARGA
Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian, diagnosis,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Pengkajian keluarga Pengumpulan Pengkajian anggota keluarga


Identifikasi data demografi dan data Pengkajian fisik setiap
sosiokultural Validasi data anggota keluarga
Lingkungan rumah Pengorganisasian Pengkajian mental setiap
Struktur keluarga data anggota keluarga
Fungsi keluarga Pencatatan data Pengkajian emosional setiap
Perkembangan keluarga anggota keluarga
Strategi dan mekanisme Pengkajian sosial setiap
koping yang digunakan kelurga anggota keluarga
bila stres Pengkajian spiritual setiap
anggota keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga

Analisa data Validasi diagnosa


Merumuskan diagnosa prioritas

Perencanaan
1. Menetapkan tujuan
2. Identifikasi sumber daya keluarga
3. Memilih intervensi yang sesuai
dengan kemampuan keluarga
4. Prioritaskan intervensi

Implementasi rencana melalui pemanfaatan


sumber-sumber yang dimiliki keluarga

Evaluasi keberhasilan
1. Kemampuan melakukan 5 tugas kesehatan
2. Tingkat kemandirian keluarga
3. Budaya hidup sehat keluarga

Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, sedangkan berpikir tanpa belajar adalah
berbahaya
Modul Keperawatan Keluarga 139

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil


data secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.. Sumber
informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
1. Wawancara (terfokus, terstruktur dan bertujuan)
Melengkapi riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga. Riwayat
kesehatan ini menggambarkan status kesehatan.
2. Observasi
Melihat secara objektif menggunakan semua kapasitas sensori. Status
keluarga dapat tercermin melalui Pola interaksi dan komunikasi,
Persepsi/tugas setiap anggota dalam keluarga termasuk pola pengambilan
keputusan (decision making), Kondisi rumah dan lingkungan
3. Pemeriksaan fisik
Memeriksa kesehatan anggota keluarga secara sistematik dari kepala ke
kaki (head to toe) baik inspeksi, palpasi, perkusi maupun auskultasi.
4. Data sekunder/informasi
Bisa berupa lisan maupun tertulis dari tim kesehatan, misalnya data
posyandu gerbangmas siaga, KMS, hasil laboratorium, CTScan, MRI,
EKG, X-ray, PAP Smear, USG, dan sebagainya.

JENIS DATA
Ada 2 tipe pengkajian yaitu :
1. First Level Assessment : pendataan status / kondisi anggota keluarga.
2. Second Level Assessment : pendataan asumsi keluarga tentang tugas
kesehatan keluarga (5 tugas kesehatan keluarga) pada setiap masalah
kesehatan yang diidentifikasi pada pengkajian tahap awal (first level

Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa
nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan
Modul Keperawatan Keluarga 140

assessment). Misalnya pada awal pengkajian anak X keluarga Tn Y


didapatkan data yang mengarah pada kekurangan nutrisi yaitu
Antropometri : BB 15 kg (turun 1 kg)
Biochemical : Albumin 2,6; Hb 8
Clinical : rambut mudah rontok-merah, mata cowong
Diet : makan 2x sehari, setengah porsi

Maka saat melakukan pendataan fase kedua/second level assesment dikaji


tentang 5 tugas keluarga yang tidak terpenuhi berhubungan dengan problem
yang muncul tadi

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga


melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,


yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki,
tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. – Schopenhauer
Modul Keperawatan Keluarga 141

5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah


kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan
menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang
perlu dikaji adalah ;
1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan
yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/penyakit.

2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang


diperlukan untuk perawatan.

3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan


memadai.

4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan


yang diperlukan

5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri


dalam keluarga

6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam


memelihara lingkungan dimasa mendatang.

7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan


pencegahan penyakit
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika
hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. – Aldus Huxley
Modul Keperawatan Keluarga 142

8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan


bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.

9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).

10).Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan


dan pencegahan.

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan


dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a. Berapa jumlah anak


b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga

Pendekatan Dan Strategi Pengkajian Di Keluarga


1. Engagement state
Masalah yang muncul/menghambat pengkajian engagement stage adalah

1) Persiapan perawat untuk menghadapi keluarga belum optimal, seperti


penguasaan form pengkajian, gambaran kebutuhan keluarga tidak
diketahui
2) Perawat cenderung menempatkan diri sebagai expert/ahli
3) Tidak bertemu dengan seluruh anggota keluarga

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi
orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun. Bung Karno
Modul Keperawatan Keluarga 143

2. Assesment stage
Meliputi identifikasi masalah, menghubungkan antara interkasi keluarga
dengan masalah kesehatan, solusi, dan eksplorasi tujuan

Masalah yang sering menghambat pada tahap ini adalah

1) Perawat belum komunikasi efektif dengan keluarga


2) Perawat belum dipercaya penuh, data keluarga belum terbuka
3) Perawat belum terlatih merangkai informasi

3. Termination stage
Masalah yang sering menghambat pengkajian pada tahap terminasi
(termination stage) adalah

1) Tidak menyimpulkan hasil pengkajian pada keluarga


2) Tidak menginformasikan langkah berikutnya pada keluarga

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Pengkajian pada keperawatan keluarga dikenal istilah second level
assessment. Second level assesment artinya adalah

2). Salah satu data yang dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga
adalah tentang lingkungan. Data yang perlu dikaji terkait
LINGKUNGAN tersebut adalah ….

Jadikanlah apa yang diraih orang lain sebagai motivasi untuk anda. Yakinlah anda juga
pasti bisa, dan tetaplah bersyukur dengan apa yang telah anda miliki saat ini
Modul Keperawatan Keluarga 144

(3). Sebutkan syarat/cara membuat genogram keluarga dan berikan


contoh genogram keluarga Anda !.

Jika anda mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah semua itu dengan sepenuh hati. Jika
anda bekerja seadanya, maka hasil yang akan anda dapatkan pun akan seadanya
Modul Keperawatan Keluarga 145

(4) Pada waktu melakukan Praktek klinik Keluarga II, mahasiswa


mempunyai keluarga binaan rawan masalah kesehatan. Komposisi
keluarga tersebut terdapat seorang ayah (54 tahun), ibu (46 tahun),
seorang anak (25 tahun) yang sudah menikah dan sejak 3 tahun lalu
memiliki rumah sendiri dan menetap di Luar Pulau, dan seorang anak
yang masih sekolah SD (9 tahun). Sebutkan 10 data fokus apa saja
yang perlu dikaji pada keluarga tersebut ?

5). Tn A (48 tahun) dan Ny B (46 tahun) memiliki 3 anak kandung yaitu
An. C ( 18 tahun), An. D ( 10 tahun), An. E (8 tahun). Karena semua
putranya adalah laki-laki maka keluarga tersebut mengadopsi anak
perempuan dari saudaranya yaitu An. F.
Tn A adalah seorang bisnisman sedangkan Ny B sibuk dengan
kariernya sehingga perhatian ke anak-anaknya berkurang. An.C

Jujur adalah sifat mutlak yang ada pada setiap manusia. Dengan kejujuran akan menuntun manusia pada
pintu kebahagiaan yang hakiki. Oleh karena itu seseorang yang tidak pernah jujur dalam hidupnya selalu
dipenuhi dengan bayang-bayang kesalahan yang tlah dia dilakukan
Modul Keperawatan Keluarga 146

diketahui sering minum-minuman keras bersama teman sekolahnya


bahkan pernah menggunakan obat-obatan terlarang. Tn A dan Ny B
bingung harus berbuat apa.

Pertanyaan :
(1). Bentuk/type keluarga Tn A adalah ?

(2). Tahap perkembangan Tn A (berdasarkan Duvall) termasuk tahap


apa ?

(3). Tugas keluarga dengan tahap perkembangan tersebut (2 saja) ?

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

Bekerja keras tanpa ilmu sama saja kosong, Punya ilmu tapi tidak bisa menggunakannya itu juga sama
saja bohong, Tidak punya ilmu dan tidak mau bekerja, maka jangan pernah bermimpi untuk sukses
Modul Keperawatan Keluarga 147

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Seseorang yang telah mempunyai tujuan yang pasti dan bisa membangun kehidupan secara matang,
maka orang itu adalah orang yang bisa berfikir serta berjiwa dan berkarakter yang jelas dan pasti.
Modul Keperawatan Keluarga 148

MODUL 6
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Diagnosa Keperawatan Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan analisa data
Menjelaskan kriteria skoring
Menjelaskan pengertian diagnosa keperawatan keluarga
Menjelaskan rumusan diagnosa keperawatan keluarga
Menjelaskan tipologi diagnosa keperawatan keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai

Sekecil apapun nilai kesuksesan itu, jika anda bisa menikmati dan merasakannya pasti akan membuahkan
kebahagiaan dan kepuasan, itulah arti sebenarnya dari Kesuksesan selama ini
Modul Keperawatan Keluarga 149

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 6


Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
o Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu diperhatikan
dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
- Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,
meliputi:
Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota keluarga
Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
Keadaan gizi anggota keluarga
Status imunisasi anggota keluarga
Kehamilan dan keluarga berencana (KB)
- Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
Rumah :ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah
dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga, dsb
Sumber air minum
Jamban keluarga

Sukses itu di awali dari saat kita menjaga pikiran agar tetap tertuju pada hasil yang kita
inginkan, bukan pada kekurangan yang telah kita miliki
Modul Keperawatan Keluarga 150

Tempat pembuangan air limbah


Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.
- Karakteristik keluarga :
Sifat-sifat keluarga
Dinamika dalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga
Interaksi antar anggota keluarga
Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga
Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

Jenis data yang digunakan menentukan masalah meliputi :


a) Data Objektif
Disebut juga tanda (sign), diperoleh berdasarkan observasi atau
pemeriksaan.Contoh : hasil pengukuran tanda vital (Td, N, RR, S) Bb
pemeriksaan laboratorium
b) Data Subjektif
Disebut juga gejala (symptom), ungkapan atau pernyataan klien/
keluarga tentang yang dirasakan. Contoh : klien merasa nyeri, khawatir
Contoh Analisa Data
MASALAH MASALAH
DATA
KESEHATAN KEPERAWATAN
DS : Ketidakmampu Risiko Jatuh
Pasien mengatakan an
terdapat tangga keluargamemo
yang difikasi
cukup tinggi lingkungan
rumah yang dpt

Allah sudah menyebarkan benih kesuksesan, dalam tempat dan waktu yang tepat ketika suatu saat kita
akan membutuhkan, kesuksesan hidup dalam diri kita menunggu untuk Bersemi, Tumbuh dan Berbunga
Modul Keperawatan Keluarga 151

DO : mempengaruhi
Tangga tinggi dan kesehatan dan
tidak terdapat perkembangan
pegangan pribadi anggota
keluarga

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon


individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (NANDA, 2005)

Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap


adanya masalah dalam perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur
keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual,
resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewanangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga
dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.

Menentukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga


Masalah perlu diprioritaskan karena pertimbangan berikut ini
1. Masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari 1
2. Sumber daya yang dimilki keluarga dan komunitas terbatas
3. Keterbatasan IPTEK keperawatan yang dikuasai perawat keluarga
4. Berat & menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbeda-beda
5. Waktu yang dimiliki terbatas
6. Mengatasi masalah prioritas dapat mengatasi masalah lain yang
ditimbulkan akibat masalah inti tersebut

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup
lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. – Martin Vanbee
Modul Keperawatan Keluarga 152

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :

N KRITERIA NILAI BOBOT SKORING PEMBE


O
NARAN
1 Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan sejahtera
1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah
2
Mudah 1 2
Sebagian
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Nilai
Tinggi 3
Tertinggi
Sedang 2 1
Rendah
1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
* nilai dihitung bersama dengan keluarga

1) Tiap diagnosa dilakukan skoring dengan menilai pada 4 kriteria


2) Tentukan nilai setiap kriteria (nilai sudah ada disetiap kriteria, Anda
memilih salah satu nilai yang tersedia bergantung pada faktor-
faktor/keadaan/persepsi keluarga).
3) Tentukan bobot. Bobot (1 – 2 – 1– 1) merupakan sebuah ketetapan, jadi
anda tidak bisa menggantinya dengan angka 3, 4 ataupun angka lainnya
4) Pada setiap kriteria : Bagi nilai yang didapat dengan nilai tertinggi
dikalikan bobot Nilai
Skoring = ____________ X Bobot
Nilai_____
Tertinggi

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi


Dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa harus kehilangan semangat
Modul Keperawatan Keluarga 153

5) Jumlahkan skor untuk semua kriteria. Nilai maksimal adalah 5


sebanding dengan total bobotnya. (bobot maksimal = 1+2+1+1=5)
6) Diagnosa keperawatan keluarga yang memiliki nilai tertinggi yang
menjadi prioritas
7) Pembenaran diisi dengan data/alasan anda memilih salah satu nilai
dalam kriteria. Misalnya mengapa anda memberikan nilai 3 pada sifat
masalah, mengapa anda memberi nilai 2 pada menonjolnya masalah, dan
seterusnya

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas. (BAILON&MAGLAYA, 1978)


Kriteria 1 Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada
tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan
segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
Kriteria 2 Kemungkinan keberhasilan yang dicapai dalam meminimalkan,
mengurangi atau mengatasi masalah melalui intervensi, perawat
perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai
berikut :
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan
untuk menangani masalah
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan
tenaga
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu.
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
dalam masyarakat dan dukungan masyarakat
Kriteria 3 Sifat danbesarnyamasalah di masa depanyang dapat
diminimalkan atau benar-benar dicegah jika intervensi dilakukan
pada masalah yang sedang dipertimbangkan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan :
Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit
atau masalah
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada

Marah itu gampang. Tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada
saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit. (Aristoteles)
Modul Keperawatan Keluarga 154

Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan


yang tepat dalam memperbaiki masalah.
Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat
peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
Kriteria 4 Persepsi keluarga dan evaluasi masalah dalam hal keseriusan
dan urgensi perhatian yang dibutuhkan(menonjolnya masalah).
Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi
keperawatan keluarga.

Rumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana untuk problem
digunakan rumusan NANDA, E adalah etiologi yaitu berhubungan dengan 5
TUGAS KESEHATAN KELUARGA., dan S adalah tanda/sign.

Berikut ini disajikan tabel tentang perbedaan antara perumusan diagnosa


tingkat individu, keluarga dan komunitas sehingga kalian tidak bingung.

P E S
(problem) (Etiologi) (Sign/Symptom)
Tingkat Karakteristik
Individu Individu
NANDA
Tingkat 5 tugas kesehatan
Tanda/
Keluarga keluarga
Gejala/Data
Karakteristik
Tingkat
OMAHA Tahu/Mau/
Komunitas
Mampu

Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan


membuat kita bisa bertahan dalam hidup. (John Pattrick)
Modul Keperawatan Keluarga 155

Tipologi Diagnosa Keperawatan Keluarga


Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
- Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
- Resiko (ancaman kesehatan)
- Keadaan sejahtera/potensial (wellness)
Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera/ wellness)
menggunakan/boleh tidak menggunakan etiologi.

Seperti individu, keluargapun mempunyai cara-cara tertentu untuk


mengatasi masalah kesehatan. Kegagalan dalam mengatasinya akan
mengakibatkan penyakit atau sakit terus menerus dan keberhasilan keluarga
untuk berfungsi sebagai satu kesatuan akan berkurang. Dalam perawatan
kesehatan keluarga, kata-kata ”mengatasi dengan baik”, diartikan sebagai
kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatannya
sendiri. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman adalah:
MENGENAL gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga. Ini ada hubungannya dengan kesanggupan keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota keluarga.
MEMUTUSKAN tindakan kesehatan yang tepat
MERAWAT anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu diri
karena cacat atau usianya terlalu muda
MEMODIFIKASI suasana di rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
MENGGUNAKAN SUMBER DI MASYARAKAT (fasilitas kesehatan)
untuk memelihara kesehatan
Jangan pernah melupakan apa pun yang dikatakan seseorang ketika ia marah, karena akan
seperti itu pulalah perlakuannya pada Anda. (Henry Ward Beecher)
Modul Keperawatan Keluarga 156

Nah, tugas keluarga ini wajib dimengerti karena dalam merumuskan diagnosa
wajib menyantumkan komponen 5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA
sebagai ETIOLOGI. Dan inilah yang nantinya kita atasi dalam Tujuan Jangka
Pendek.

Contoh diagnosa keperawatan keluarga


Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual
Contoh 1
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah
kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil
keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung 3


unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan
mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa
tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa yaitu diagnosa yg ketiga,
akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga
etiologi tersebut

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke
kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)
Modul Keperawatan Keluarga 157

Diagnosa Keperawatan Keluarga Resiko (ancaman)


Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh kembang yang tidak adekuat, dsb.
Contoh : Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi.

Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial


Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi. Contoh : potensial terjadinya
kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak R, Potensial
peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak R, Potensial
peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Berikan contoh diagnosa masing-masing 2 untuk tiap tipologi !

Bakat terbentuk dalam gelombang kesunyian, watak terbentuk dalam riak besar
kehidupan. (Goethe)
Modul Keperawatan Keluarga 158

2). Seorang perawat terkadang tidak bisa menyelesaikan beberapa


masalah keperawatan keluarga dalam satu waktu sehingga perlu
diprioritaskan. Ada 4 kriteria yang perlu diperhatikan untuk
memprioritaskan masalah yang akan diatasi. Sebutkan dan jelaskan 4
kriteria tersebut !

Mulailah untuk Bermimpi, Berencana, Belajar dan Bekerja untuk apa yang anda inginkan hari ini.
Potensi anda akan membuat ruang bagi pencapaian mimpi-mimpi anda, dan kesuksesan anda akan
membawa nilai dan kesenagan bagi diri anda dan semua orang yang ada disekitar Anda
Modul Keperawatan Keluarga 159

3). Saat tabel pemrioritasan masalah keluarga, pada kriteria sifat masalah
didapatkan penghitungan 3/3 x 1 = 1. Dari beberapa masalah
keperawatan di bawah ini yang paling sesuai dengan keadaan tersebut
adalah. . ..
a potensial peningkatan tumbuh kembang An. K keluarga Tn. Y
b nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An K keluarga Tn Y
c resiko gangguan rasa nyaman (nyeri) An K keluarga Tn Y
d sumbatan jalan nafas pada An K keluarga Tn Y

alasannya memilih jawaban a/b/c atau d?

4). Berikut ini adalah anggota keluarga Tn. T


Nama Usia Status
Tn. T 31 tahun Suami/KK
Ny. S 29 tahun istri
An. R 3 tahun Anak adopsi
An. F 1 tahun Anak kandung

Tn T memiliki saudara 3, yaitu Tn A (40 tahun), Tn B (sudah


meninggal akibat kecelakaan) dan Ny C (35 tahun). Kedua orang
tua mereka sudah meninggal dunia
Ny S memiliki 1 saudara kandung yaitu Nn D (20 tahun)

Mimpikanlah sesuatu dan jadikanlah mimpimu itu kenyataan, karena sebenarnya tak akan
ada dunia ini jika tak ada yang bermimpi dan semua berawal dari mimpi
Modul Keperawatan Keluarga 160

An R pada saat ditimbang di posyandu tergolong anak BGM.


Ketika di suruh makan, dia selalu menolak dan lebih memilih
bermain dengan teman sebayanya. Makan sehari hanya 2 kali,
itupun hanya setengah piring. Dia juga tidak suka makan sayuran.
Sejak 2 hari yang lalu An R menderita diare, berak sebanyak 7 kali
dalam sehari berbentuk cair. Ny S hanya memberinya minum air
teh tanpa membawa ke petugas kesehatan dengan alasan
memberikan efek jera pada An R .

Buatlah analisa data serta pemrioritasan data (2 diagnosa saja) serta


intervensinya (khusus diagnosa yang menjadi prioritas)! (boleh
menambahkan data yang berkaitan sehingga bisa mengangkat
diagnosa tertentu)

Sebisa mungkin hindari mengerjakan sesuatu dengan setengah hati, karena hasil yang
akan anda dapatkan nantinya juga hanya setengah dari apa yang anda harapkan
Modul Keperawatan Keluarga 161

Sesungguhnya di saat kesusahan teman, satu senyum yang tulus lebih berharga daripada
sejuta kata yang tiada guna
Modul Keperawatan Keluarga 162

Sesungguhnya masih banyak orang di dunia yang lebih susah dari kita, maka hentikanlah
segala keluhan kita dan bersyukur terhadap apa yang kita punya
Modul Keperawatan Keluarga 163

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Syukurilah apa yang kamu dapat karena belum tentu kamu bisa mendapat lagi apa yang
telah kamu dapat
Modul Keperawatan Keluarga 164

MODUL 7
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Intervensi Keperawatan Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan pengertian rencana intervensi keperawatan keluarga
Menjelaskan langkah menyusun rencana intervensi keperawatan
keluarga
Menjelaskan pendekatan dan strategi rencana intervensi keperawatan
keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai
Jika suatu saat anda pernah mengalami kegagalan, maka janganlah anda menjadikan kegagalan tersebut
sebagai alasan untuk takut mengulangnya kembali, hingga anda tidak pernah ingin untuk mencobanya
kembali, tapi lihatlah kegagalan tersebut sebagai kesuksesan meraih keberhasilan
Modul Keperawatan Keluarga 165

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 7


Tindakan perawat untuk kepentingan pasien, keluarga atau
komunitas dengan tujuan untuk membantu pasien, serta keluarga atau
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi
fisik, emosional, psikososial, spiritual, budaya, serta lingkungan tempat
mereka mencari bantuan ( ANA, 1995)
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria
dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang
hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan
khusus yang ditetapkan.Klasifikasi Intervensi menurut Freedman (1998) :
Suplemental, yaitu pemberian pelayanan langsung oleh perawat yang tidak
dapat dilakukan oleh keluarga; Fasilitatif yaitu membantu mengatasi
masalah keluarga dlm yankes, kesejahteraan sos, transportasi, dll;
Developmental, yaitu membuat keluarga belajar mandiri sesuai kekuatan
& sumber pendukung

Secara teoritis saya meyakini hidup harus dinikmati, tapi kenyataannya justru sebaliknya
– Karena tak semuanya mudah dinikmati. (Charles Lamb)
Modul Keperawatan Keluarga 166

Tindakan perawat untuk kepentingan pasien, keluarga atau


komunitas dengan tujuan untuk membantu pasien, serta keluarga atau
komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi
fisik, emosional, psikososial, spiritual, budaya, serta lingkungan tempat
mereka mencari bantuan ( ANA, 1995)
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik
tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
Indikasi Intervensi :
Adanya keluarga dengan masalah yang berhubungan diantara anggota
keluarga yang dipengaruhi
Adanya anggota keluarga dengan penyakit yang memiliki dampak yang
merugikan secara nyata terhadap anggota keluarga yang lain
Anggota keluarga mendukung permasalahan atau gejala pada individu
Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan dari gejala,
sedangkan anggota keluarga yang lain mengalami kemunduran
Didiagnosis penyakitnya untuk pertama kali
Perkembangan anak dan remaja
Salah satu anggota keluarga penyakit kronis pindah dari institusi ke
komunitas
Anggota keluarga mengalami penyakit yang mematikan

Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak
tertidur. (Richard Wheeler)
Modul Keperawatan Keluarga 167

Klasifikasi Intervensi menurut Freedman (1998) :


1. Suplemental
Pemberian pelayanan langsung oleh perawat yang tidak dapat dilakukan
oleh keluarga
2. Fasilitatif
Membantu mengatasi masalah keluarga dlm yankes, ksejahteraan sos,
transportasi, dll.
3. Developmental
Membuat keluarga belajar mandiri sesuai kekuatan & sumber pendukung

PERAN PERAWAT
PERAN KLIEN

Perawat membantu keluarga dengan cara berikut: (1) menyediakanperawatan


langsung, (2) menghilangkan hambatan dengan pelayanan yang
dibutuhkan,dan (3) meningkatkan kapasitas keluarga untuk
bertindak atas nama sendiri dan bertanggung jawab. Satuaspek penting
bekerja dengan keluarga adalahhubungan perawat-keluarga, yang merupakan
intervensidalam dan dari dirinya sendiri (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
Perawat bertanggung jawab untuk membantu keluargamelaksanakan
rencana perawatan. Perawat dapat mengasumsikanperan guru, panutan,
pelatih, konselor,advokat, koordinator, konsultan, dan evaluator dalam
membantu keluarga untuk melaksanakan rencana perawatanmereka erat

Bila Anda ingin bahagia, buatlah tujuan yang bisa mengendalikan pikiran, melepaskan
tenaga, serta mengilhami harapan Anda, (Andrew Carnegie)
Modul Keperawatan Keluarga 168

terlibat dalam menciptakan. Jenisintervensi tidak terbatas karena mereka


dirancang dengan keluarga untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
konteks cerita keluarga mereka.

Hambatan Dalam Melakukan Intervensi


1. Keluarga
Informasi yang diperoleh kurang/keliru
Informasi yang diperoleh tidak menyeluruh
Keluarga tidak bisa mengaitkan dgn situasi
Tidak mau menghadapi situasi
Tidak mau melawan tekanan
Keluarga mempertahankan pola tingkah laku
Kegagalan mengaitkan tindakan dan sasaran
Kurang percaya
2. Perawat
1) Perawat cenderung menggunakan satu pola pendekatan yang tetap
2) Perawat kurang memberikan penghargaan dan perhatian terhadap faktor
sosial budaya
3) Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan serta menggunakan
berbagai macam teknik

Langkah Menyusun Intervensi Keperawatan Keluarga


Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standart

Kita hanya berfikir ketika kita terbentur pada suatu masalah. (John Dewey)
Modul Keperawatan Keluarga 169

Tujuan jangka panjang (Umum)


Tujuan jangka panjang adalah tujuan yang lebih menekankan pada
pencapaian akhir sebuah masalah. Lebih mengarah pada kemandirian klien
dan keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan. mengatasi PROBLEM
NANDA
Tujuan jangka pendek (khusus)
Tujuan khusus lebih menekankan pada pencapaian hasil dari masing-masing
kegiatan. mengatasi 5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, karena hal


berikut
A. Kurang pengetahuan atau tidak mengetahui fakta
B. Menolak adanya/keparahan diagnosis masalah karena takut,
khususnya :
1. Stigma sosial, kehilangan perhatian kelompok
2. Ekonomi / cost implications
3. Konsekuensi fisik
4. emosional / psychological issues / concerns
C. Sikap dan falsafah hidup which hinders recognition / acceptance of
a problem

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam


melakukan tindakan yang tepat karena hal-hal berikut :
A. Tidak memahami dan mengenal sifat dan luasnya masalah
B. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

Kesalahan orang lain terletak pada mata kita, tetapi kesalahan kita sendiri terletak di
punggung kita. (Ruchert)
Modul Keperawatan Keluarga 170

C. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurangnya


pengetahuan dan sumber daya keluarga
D. Keluarga tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa
pilihan
E. Ketidakcocokan pendapat terjadi antar anggota keluarga
F. Keluarga tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
G. Keluarga takut mendapat akibat dari tindakan yang akan
dilakukan:
a. Konsekuensi sosial
b. Konsekuensi ekonomi
c. Konsekuensi fisik/psikologis
H. Keluarga mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan
I. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau, seperti:
a. Akses fisik
b. Akses finansial
J. Keluarga kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
K. Keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan yang
diharapkan

3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit karena


hal-hal berikut :
(1) Tidak mengetahui keadaan penyakit
(2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang
dibutuhkan

Yang baik bagi orang lain adalah selalu yang betul-betul membahagiakannya.
(Aristoteles)
Modul Keperawatan Keluarga 171

(3) Kurang/tidak ada fasilitas, peralatan yang diperlukan untuk


perawatan
(4) Kurang/tidak ada pengetahuan dan keterampilan dalam
intervensi/treatmen/prosedur perawatan (misalnya regimen
terapeutik yang kompleks atau program gaya hidup sehat)
(5) Inadequate family resources for care, specifically:
a. Absence of responsible member
b. Financial constraints
c. Limitations / lack of physical resources – e.g. isolation room
(6) Significant person’s unexpressed feelings (e.g. hostility / anger,
guilt, fear / anxiety, despair, rejection) which disable his / her
capacities to provide care.
(7) Philosophy in life which negates / hinder caring the sick, disabled,
dependent, vulnerable / At – risk member
(8) Member’s preoccupation with own concerns / interests
(9) Prolonged disease or disability progression which exhausts
supportive capacity of family members
(10) Altered role performance – specify :
a. role denial or ambivalence
b. role strain
c. role dissatisfaction
d. role conflict
e. role confusion
f. role overload

Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum
menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dahulu. (Petrus Claver)
Modul Keperawatan Keluarga 172

4) Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat


mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga karena hal-hal berikut :
A. Sumber dari keluarga tidak cukup, khususnya :
a.finansial
b. fisik
B. Kurang mampu memelihara keuntungan dan manfaat dari
pemeliharaan lingkungan rumah
C. Ketidaktahuan pentingnya hygienis dan sanitasi lingkungan
D. Konflik personal dalam keluarga
E. Kurang/tidak tahu tindakan preventif
F. Kurangnya skill untuk menjaga lingkungan rumah
G. Ketidakkompakan keluarga karena sifat mementingkan diri
H. Lack of supportive relationship among family members
I. Sikap dan pandangan hidup yang negatif
J. Lack of / inadequate competencies in relating to each other for
mutual growth and maturation
K. family’s preoccupation with current problem or condition

5) Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat untuk


memelihara kesehatan karena hal-hal berikut :
A. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
B. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
C. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga
kesehatan

Lebih baik bertempur dan kalah daripada tidak pernah bertempur sama sekali. (Arthur
Hugh Clough)
Modul Keperawatan Keluarga 173

D. Pengalaman yang kurang baik dengan petugas kesehatan


E. Rasa takut akibat dari sebuah tindakan (preventif, diagnostik,
therapeutic. Rehabilitatif ), khususnya :
a. konsekuensi fisik
b. konsekuensi finansial
b. konsekuensi sosial
F. Fasilitas yang diperlukan tidak terjangkau karena
a. biaya
b. akses fisik
G. tidak adanya fasilitas yang diperlukan
a. manpower – misal baby sitter
b. finansial– missal biaya resep
H. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat,misalnya
stigma social akibat penyakit jiwa, AIDS
I. Sikap dan falsafah hidup yang negatif

Evaluasi
KRITERIA
gambaran faktor petunjuk tujuan tercapai.
STANDART
tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan dengan
pelaksanaan sebenarnya
Contoh : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x
kunjungan diharapkan keluarga mampu mengambil
keputusan untuk membawa putrinya berobat ke Puskesmas

Kebijaksanaan tidak pernah berbohong. (Homer)


Modul Keperawatan Keluarga 174

Kriteria : Pernyataan sikap dari keluarga tentang keputusan membawa


putrinya untuk berobat (domain afektif)
Standart : Keluarga akan segera membawa putrinya yang sakit TBC ke
puskesmas setelah mengetahui manfaat berobat dan akibat
lanjut jika TBC tidak segera ditangani

Pendekatan & Strategi Intervensi Keperawatan Keluarga

Keluarga merupakan salah satu sasaran dari keperawatan komunitas. Dalam


melakukan strategi prmosi kesehatan maka perlu melakukan bina suasana,
pemberdayaan masyarakat dan juga advokasi. Sedangkan dalam merumuskan
intervensi harus menggunakan prinsip SMART
Spesifik :
Measurable :
Attainable :
Reliable :
Time based :

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Hal-hal yang perlu diketahui pada waktu penyusunan intervensi….

Kita harus mempunyai tujuan yang jelas, perencanaan yang matang, mencari dan menggali segala potensi
diri, bekerja keras, tekun dalam meraih tujuan dan BERDOA, proses itu harus anda lakukan dengan
ILMU, OTAK, DAN JIWA
Modul Keperawatan Keluarga 175

2). Hambatan dalam melakukan intervensi yang berasal dari pihak perawat

3). Berikan contoh konkrit masing-masing 1 untuk intervensi suplemental


yang bisa dilakukan perawat keluarga, fasilitatif dan developmental.

Kapan orang bodoh mengalahkan orang pintar. Saat orang bodoh tadi terus bergerak, dan
orang pintar tadi berhenti bergerak
Modul Keperawatan Keluarga 176

4). Jelaskan maksud gambar berikut ini

PERAN PERAWAT

PERAN KLIEN

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

Sukses adalah perjuangan, karenanya sukses tidak ada tanpa perjuangan


Modul Keperawatan Keluarga 177

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

sukses adalah kumpulan dari semua aktifitas dari dulu sampai sekarang. Jika aktifitasmu
tadi bernilai bagus, maka anda sukses. Jika tidak, berarti anda sedang gagal
Modul Keperawatan Keluarga 178

MODUL 8
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Implementasi Keperawatan Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan Pengertian implementasi keperawatan keluarga
Menjelaskan langkah implementasi keperawatan keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai
Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,
jurnal terkini

Kapan anda betul-betul gagal? Bukan saat usaha yang anda lakukan tidak berhasil, tapi
saat anda tidak lagi bergerak mencapai tujuan mu
Modul Keperawatan Keluarga 179

Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah


membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 8


Implementasi merupakan aktualisasi dari intervensi yang
memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan
keluarga dalam bidang kesehatan.
1. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang di buat
2. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah
3. Kekuatan-kekuatan keluargaberupa finansial, motivasi dan sumber-
sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.
4. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah
terlupakan dengan menyertakan tanda tangan

Dalam implementasi perawat perlu merencanakan secara sistematis,


berurutan, bertingkat berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun
sebelum implementasi keperawatan, perawat perlu kontak terlebih dahulu
dengan keluarga dan membuat suatu rencana kegiatan yang bertujuan agar
selama implementasi keperawatan sesuai dengan waktu yang disepakati
dan bahan yang diimplementasikan mampunyai efektifitas yang tinggi.
Implementasi dapat dilakukan klien sandiri (anggota keluarga/ keluarga),

Seorang pendengar yang baik mencoba memahami sepenuhnya apa yang dikatakan orang
lain. Pada akhirnya mungkin saja ia sangat tidak setuju, tetapi sebelum ia tidak setuju, ia
ingin tahu dulu dengan tepat apa yang tidak disetujuinya. (Kenneth A. Wells)
Modul Keperawatan Keluarga 180

perawat, anggota tim perawat (kesehatan), keluarga lain (extended), dan


orang lain yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan keluarga.

Langkah Implementasi Keperawatan Keluarga


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara :
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

Kebahagian hidup yang sebenarnya adalah hidup dengan rendah hati. (W.M. Thancheray)
Modul Keperawatan Keluarga 181

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada


dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Pendekatan & Strategi Implementasi Keperawatan Keluarga


Implementasi askep keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural menggunakan 3 strategi utama yaitu :
1. Mempertahankan budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi
kesehatan saat ini
2. Negosiasi budaya yang lebih menguntungkan
3. Restrukturisasi budaya
Implementasi ini bersifat intelektual, teknis, dan interpersonal berupa
berbagai upaya memenuhi kebutuhan dasar klien. Tidakan keperawatan
meliputi :
1) Tindakan keperawatan mandiri
2) Observasi keperawatan
3) Pendidikan kesehatan/ keperawatan (health education)
4) Tindakan medis yang dilakukan perawat (kolaborasi).

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Anda akan melakukan kunjungan keluarga untuk melakukan
implementasi pada klien dengan diabetes mellitus. Buatlah sebuah
contoh Pre Planning yang bisa diaplikasikan pada klien tersebut!

Semua orang memiliki hak untuk sukses, dan juga mampu untuk sukses. Tapi sukses tadi
tidak gratis, dan banyak orang yang tidak mau “membayar”
Modul Keperawatan Keluarga 182

Resep dahsyat untuk sukses adalah “persisten”. Saat anda memilikinya tak ada lagi yang
mampu menjatuhkan anda
Modul Keperawatan Keluarga 183

Sukses bukan kebetulan. Tapi sebuah pahatan patung, yang setiap detailnya ditentukan
oleh perbuatan anda
Modul Keperawatan Keluarga 184

Jangan duduk menunggu peluang, karena ia tidak datang kepada semua orang. Tapi
berjalalan dan kejar peluang tadi. Karena kesempatan suka orang yang bergerak
Modul Keperawatan Keluarga 185

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

Apapun yang anda lakukan pasti memiliki hasil. Jika anda berusaha, akan melahirkan
kesuksesan. Dan jika anda bermals-malasan, akan melahirkan penyesalan
Modul Keperawatan Keluarga 186

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Tidak cukup hanya bekerja keras. Tapi harus disertai kerja ikhlas. Dan sepertinya itu juga
tidak cukup, anda harus kerja ikhlas
Modul Keperawatan Keluarga 187

MODUL 9
STRATEGI IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Strategi implementasi keperawatan keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan Pendekatan dan strategi implementasi keperawatan
keluarga
Memahami Askep dan Yankes Keluarga pada kasus /kondisi tertentu
di keluarga
Memahami Yankep kesehatan di rumah

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai

anda harus berani untuk mencari hal-hal baru. Jika tidak maka orang lain yang akan
menemukan hal-hal baru tadi
Modul Keperawatan Keluarga 188

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 9


Proses manajemen kasus adalah suatu proses kolaborasi yang meliputi
pengkajian, perencanaan, implementasi, koordinasi, monitor, dan evaluasi
dari pelayanan untuk kebutuhan kesehatan individu dan keluarga melalui
komunikasi dan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk
meningkatkan keefektifan biaya dan hasil dari asuhan keperawatan
(CMSA, 1995).
Mekanisme Keperawatan Kesehatan di Rumah : Klien pasca rawat inap
atau rawat jalan diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan
apakah secara medis layak untuk dirawat di tempat tinggal mereka atau
tidak;Pengkajian dilakukan oleh koordinator harus bersama-sama klien
dan keluarga. Lalu akan dilakukan perencanaan dan kesepakatan bersama
pelayanan apa saja yang akan diterima oleh klien; Selanjutnya klien akan
menrima pelayanan dari pelaksana pelayanan. Pelayanan dikoordinir dan
dikendalikan oleh koordinator kasus; Secara periodik koordinator kasua
akan melakukan monitoring dan evaluasi tentang pelayanan yang
diberikan dan dilaksanakan apakah sesuai dengan kesepakatan atau belum.

Meskipun anda idiot dimasa kecil, anda tidak berpotensi untuk sukses. Dan cukuplah
‘fakta’ yang menjelaskan fenomena tadi
Modul Keperawatan Keluarga 189

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Apa yang anda ketahui tentang Keperawatan transkultural ?

2). Berikan sebuah contoh kasus restrukturisasi budaya dalam pendekatan


keperawatan transkultural

3). Ada beberapa contoh fenomena yang perlu mendapatkan strategi


khusus dalam melakukan implementasi keperawatan keluarga.
Ada seorang klien mengalami Glomerulonefritis Akut (GNA), edema
pada kaki, oliguri, hipertensi.Karena tak kunjung sembuh dan
beberapa keluarga bermimpi bahwa klien di guna-guna oleh saingan

Orang yang panjang kesulitannya :


Marah sebelum mengerti dan berkecil hati sebelum mencoba
Modul Keperawatan Keluarga 190

kerjanya. Akhirnya anggota keluarga pergi ke orang pintar dan diberi


sebotol minuman (1,5 Liter) yang sudah diisi do’a dan di dalamnya
ada tulisan mirip tulisan huruf hijaiyah. Ramuan ini dianjurkan untuk
diminumkan pada klien. Sebagai perawat, apakah anda mengizinkan
anggota keluarga untuk meminumkannya pada klien atau ada langkah
lain?

Sukses bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci untuk sukses. Jika Anda
mencintai yang Anda kerjakan, Anda akan sukses. (Albert Schweitzer)
Modul Keperawatan Keluarga 191

4). Apakah lingkup kewenangan perawat dalam melakukan Home


care?

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

"Nanti" adalah kata yg pastinya membuang waktu. Kalau bisa dikerjakan sekarang lebih
baik Anda mengerjakanya
Modul Keperawatan Keluarga 192

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika
Santun S & Agus Citra D. 2007. Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan
Keluarga. Bandung: Rizqi Press

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Tak selalu orang terpintar yang mendapatkan yang terbaik; orang yang mempunyai kegigihan membaca,
orang yang terus bertahan dan tak pernah menyerahlah yang mencapai sukses. (W.E Corey)
Modul Keperawatan Keluarga 193

MODUL 10
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Evaluasi Keperawatan Keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan pengertian evaluasi keperawatan keluarga
Menjelaskan jenis evaluasi
Menjelaskan langkah evaluasi keperawatan keluarga
Menjelaskan pendekatan dan strategi evaluasi keperawatan keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai

Besarnya sukses Anda ditentukan oleh seberapa kuat keinginan Anda; ditentukan oleh seberapa besar
mimpi Anda; dan ditentukan oleh kecakapan Anda dalam mengatasi kekecewaan yang Anda alami.
(Robert T. Kiyosaki)
Modul Keperawatan Keluarga 194

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 10


Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Selain itu bisa
juga diakrenakan oleh tujuan yang tidak realistik, tindakan keperawatan tidak
tepat, faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.

Definisi
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S: Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
O: Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A: Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
terkait dengan diagnosa keperawatan.

Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak
dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan. (Hitopadesa)
Modul Keperawatan Keluarga 195

P: Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga


pada tahap evaluasi.

Jenis Evaluasi
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.

Langkah Evaluasi Keperawatan Keluarga

Tahapan evaluasi:
1. Putuskan apa yang akan dievaluasi.
Pertimbangkan relevansi, proses, efektivitas, efisiensi dan dampak/impact.
2. Penekanan rencana evaluasi/Design the Evaluation Plan
Kuantitatif – a quantifiable means of evaluation which can be done
through numerical counting of the evaluation source. Evaluasi kuantitatif
memiliki kelamahan yaitu hanya mementingkan jumlah padahal belum
tentu banyaknya kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus dengan
hasil yang memuaskan.
Kualitatif – descriptive transcription of the outcome conducted through
interview to acquire an in-depth understanding of the outcome.

Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai
dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian. (Francis Bacon)
Modul Keperawatan Keluarga 196

Evaluasi kualitatif terdiri dari 3 hal yaitu struktur, proses, dan hasil.
Struktur : berhubungan dengan tenaga/bahan yang diperlukan dalam
suatu kegiatan. Contoh : penguasaan materi, sumber keluarga,
penyediaan media
Proses : evalusi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung
Contoh : waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana, keluarga antusia
selama penyuluhan kesehatan berlangsung
Hasil ; merupakan hail dari pemberian asuhan keperawatan
Contoh : keluarga mampu menyebutkan kembali bahaya rokok bagi
kesehatan menggunakan bahasa sendiri
3. Kumpulkan data-data yang relevan yang mendukung keluaran/outcome
Bisa dengan metode observasi langsung, memeriksa dokumentasi,
wawancara/angket, latihan simulasi.
4. Analisa data
Apa arti data tersebut??
5. Buat keputusan
Jika intervensi itu efektif, intervensi yang telah dilakukan itu bisa
diaplikasikan ke klien lain dengan kondisi yang sama namun jika tidak
efektif maka berikanlah rekomendasi
6. Hasil/Berikan Feedbacks

Pendekatan Dan Strategi Evaluasi Keperawatan Keluarga


Perawat keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga perlu
memperhatikan standar praktik asuhan keperawatan keluarga sehingga
kualitas asuhan yang diberikan dapat bermakna bagi keluarga. Untuk itu,

Pengalaman bukan saja yang telah terjadi pada diri Anda. Melainkan apa yang Anda
lakukan dengan kejadian yang Anda alami. (Aldous Huxley)
Modul Keperawatan Keluarga 197

perawat perlu memahami proses standar praktik asuhan keperawatan keluarga


yang ditetapkan berdasarkan evident base practice yaitu menetapkan masalah,
merumuskan tujuan, menetapkan kriteria dan standar evaluasi, menetapkan
metode/ teknik evaluasi, membandingkan keadaan yang nyata dengan criteria
dan standar evaluasi, serta kesimpulan mengidentifikasi dan menganalisa
jarak antara keadaan nyata dan tujuan.
Penetapan masalah

Perumusan tujuan

Penetapan kriteria dan


Kesimpulan standar evaluasi
mengidentifikasi dan
menganalisis jarak
antara keadaan nyata
Penetapan
dan tujuan
metode/teknik evaluasi

Membandingkan
keadaan nyata
dengan criteria dan
standart evaluasi

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Sebutkan dan jelaskan 4 hal yang perlu dipertimbangkan dalam
melakukan evaluasi keperawatan keluarga!

Great lives are the culmination of great thoughts followed by great actions. Peter Sinclair
Modul Keperawatan Keluarga 198

2). Jelaskan perbedaan evaluasi formatif dan sumatif. Berikan contohnya!

3). Bagaimanakah cara menentukan sebuah intervensi berhasil, berhasil


sebagian, masalah tidak teratasi! berikan contoh konkritnya, masing-
masing 1!

Kita semua selalu dihadapkan pada ribuan kesempatan emas yang tersamarkan dengan
baik oleh kesulitan
Modul Keperawatan Keluarga 199

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

There are two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as
though everything is a miracle (Einstein)
Modul Keperawatan Keluarga 200

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

The difference between great people and everyone else is that great people create their lives actively,
while everyone else is created by their lives, passively waiting to see where life takes them next. The
difference between the two is the difference between living fully and just existing
Modul Keperawatan Keluarga 201

MODUL 11
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar


2 Uraian Materi
3 Evaluasi Kognitif
4 Evaluasi Afektif
5 Daftar Referensi

1. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Standart Kompetensi
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat memahami
konsep Dokumentasi asuhan keperawatan keluarga

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bagian ini, saudara diharapkan dapat
Menjelaskan pengertian dokumentasi keperawatan keluarga
Menjelaskan jenis dokumentasi keperawatan keluarga
Menjelaskan langkah pendokumentasian keperawatan keluarga
Menjelaskan pendekatan dan strategi pendokumentasian keperawatan
keluarga

Pencapaian Kompetensi Kognitif


Anda diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif
Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum
perkuliahan dimulai

Percayalah pada keajaiban, tapi jangan tergantung padanya (H. Jackson Brown, Jr)
Modul Keperawatan Keluarga 202

Jawablah dengan mengacu pada buku ajar, diktat, internet, koran,


jurnal terkini
Jangan mencontek jawaban orang lain karena tujuan modul adalah
membuat anda lebih aktif dan cerdas
Modul yang sudah diisi dikumpulkan untuk dilakukan penilaian
Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh
fasilitator/PJMK

2. URAIAN MATERI BELAJAR MODUL 11


Dokumentasi keperawatan adalah pengumpulan, penyimpanan dan
desiminasi informasi guna mempertahankan sejumlah fakta yang penting
secara terus – menerus pada suatu waktu, terhadap sejumlah kejadian
(Fisbach, 1991). Pendapat lain menjelaskan bahwa dokumentasi adalah
suatu catatan kegiatan yang dapat dipergunakan untuk mengungkapakn
suatu fakta yang aktual dan dapat dipertanggung jawabkan (Keliat, 1990).
Dan menurut Setyowaty dan Kemala Rita dijelaskan bahwa dokumentasi
keperawatan merupakan bukti pelayanan keperawatan profesional, karena
dengan dokumentasi semua aspek baik pengobatan dan perawatan yang
dilakukan oleh tim kesehatan tertulis dengan teratur sehingga dapat
membuat gambaran kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan (Jurnal
Keparawatan vol. II, No. 5, 1998)
Dari pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
dokumentasi keperawatan merupakan suatu bukti pelayanan keperawatan
yang berisi kegiatan pencatatan, pelaporan yang otentik dan penyimpanan

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari
dengan batu, tapi membalas dengan buah (Abu Bakar Sibli)
Modul Keperawatan Keluarga 203

semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan klien yang dapat


dipergunakan untuk mengungkapakan suatu fakta aktual dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Tujuan Dokumentasi Keperawatan


Menurut Doenges (1998) tujuan sistem dokumentasi adalah untuk :
Memfasilitasi pemberian perawatan pasien yang berkualitas.
Memastikan dokumentasi kemajuan yang berkenaan dengan hasil
yang berfokus pada pasien.
Memfasilitasi konsitensi antar disiplin dan komunikasi tujuan dan
kemajuan pengobatan.
Sedangkan menurut Carpenito (1999) tujuan dari dokumentasi
keperawatan secara administratif adalah sebagai berikut:
Untuk mendefinisikan fokus keperawatan bagi klien atau
kelompok.
Untuk membedakan tanggung gugat perawat dari tanggung gugat
tim pelayanan kesehatan lain.
Untuk memberikan kriteria penelaahan dan pengevaluasian asuhan
(perbaikan kualitas).
Untuk memberikan kriteria klasifikasi pasien.
Untuk memberikan justifikasi terhadap reimbursemen
Untuk memberikan data untuk tinjauan administratif dan legal
Untuk memenuhi persyaratan hukum, akreditasi dan profesional.
Untuk memberikan data penelitian dan tujuan pendidikan.

Apabila kamu tidak bisa berbuat kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu, maka berilah mereka
kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri, disertai akhlak yang baik (Nabi Muhammad Saw.)
Modul Keperawatan Keluarga 204

Serta menurut Nursalam (2001) tujuan utama dari pendokumentasian


adalah :
o Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan mengevaluasi tindakan.
o Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etik. Hal ini juga
menyediakan :
Bukti kualitas asuhan keperawatan.
Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggung – jawaban kepada
klien.
Informasi terhadap perlindungan individu.
Bukti aplikasi standar praktek keperawatan.
Sumber informasi statistik untuk standar dan riset keperawatan.
Pengurangan biaya informasi.
Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan.
Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan.
Informasi untuk siswa / mahasiswa.
Persepsi hak klien.
Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggung jawab etik dan
mempertahankan kerahasiaan informasi klien.
Suatu data keuangan yang sesuai.
Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.

Apabila kamu tidak bisa berbuat kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu, maka berilah mereka
kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri, disertai akhlak yang baik (Nabi Muhammad Saw.)
Modul Keperawatan Keluarga 205

Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan

Menurut Nursalam (2001), dokumentasi keperawatan mempunyai


makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek :
Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi
dan bernilai hukum.
Jaminan Mutu (Kualitas Pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberi
kemudahan bagi perawat dalam membantu masalah klien. Dan untuk
mengetahui sejauhmana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh
masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang
akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
Komunikasi
Dokumentasi dapat dijadikan alat komunikasi antara tenaga perawat
atau tenaga kesehatan lain.
Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan,
dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau
pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien.
Pendidikan
Karena isi dari dokumentasi keperaeatan menyangkut kronologis dari
kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau
obyek riset dan pengembangan profesi keperawatan.

Kaca, porselen, dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan
dapat direkatkan kembali tanpa bekas yang nampak (Benjamin Franklin)
Modul Keperawatan Keluarga 206

Penelitian
Data yang terdapat di dalamnya mengandung informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi
keperawatan.
Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepad klien.

Dasar Hukum Pendokumentasian Keperawatan


Dasar hukum yang dipakai di Indonesia sebagai landasan dalam
pentingnya pembuatan dokumentasi keperawatan adalah :
SK Menkes No. 436/MENKES/SK/VI/1993 tentang standar pelayanan
rumah sakit.
SK Dirjen Yanmed No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1992 tentang Standar
Asuhan Keperawatan.
Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 53 ayat 1
yang mencantumkan tentang hak memperoleh perlindungan hukum bagi
tenaga kesehatan dan ayat 2 tentang perlindungan / melindungi hak
pasien.
Undang Undang No. 8 tahun 1999 yang efektif diberlakukan mulai
tanggal 21 April 2000 tentang perlindungan konsumen, yang
didalamnya terdapat hak dan kewajiban konsumen.
KEPMENKES No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan
praktik perawat.

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan
semua kesalahan itu sendiri (Martin Vanbee)
Modul Keperawatan Keluarga 207

Fungsi Dokumentasi
Dokumentasi bukan hanya syarat untuk akreditasi, tetapi juga syarat
hukum di tatanan perawatan kesehatan. Dari fokus keperawatan,
dokumentasi memberikan catatan tentang proses keperawatan untuk
memberikan perawatan pasien secara individual (Doenges, 1998).
Pendokumentasian dimulai dari pengkajian, identifikasi masalah, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi rencana perawatan dan evaluasi
yang semua dicatat dalam catatan perkembangan / kemajuan. Catatan
kemajuan / perkembangan adalah :
Komunikasi staf
Staf dan shift berikutnya harus mengetahui apa yang telah terjadi
dengan pasien selama shift sebelumnya agar dapat membuat penilaian
yang tepat mengenai penanganan pasien. Disini peran perawat berada
dalam posisi yang unik karena sebagai disamping memberikan informasi
kepada sesama kolega juga pada profesi lain disamping kepada pasien itu
sendiri tentang apakah intervensi yang telah dilakukan dapat dihentikan
atau revisi, atau dibuat yang baru, tergantung dari informasi yang
dikumpulkan.
Evaluasi.
Peninjauan kemajuan pasien dan efektifan rencana pengobatan yang
periodik dilakukan oleh perawat dan atau team pengobatan. Evaluasi
kemajuan pasien dapat didokumentasikan pada rencana perawatan dan
atau pada catatan kemajuan.

Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berfikir seperti manusia,
tetapi ketika manusia mulai berfikir seperti komputer (Sydney Harris)
Modul Keperawatan Keluarga 208

Pemantauan Hubungan
Hubungan yang diharapkan adalah hubungan terapeutik antara perawat
dan pasien merup[akan alat yang digunakan oleh perawat untuk membantu
pasien membangun kemampuannyaPembayaran Kembali
(Reimbursement).
Pembayaran pihak ketiga meminta dengan tegas bahwa mengapa,
kapan, dimana, bagaimana, apa dan siapa dari pelayanan
didokumentasikan dengan jelas agar pihak ketiga dapat meneruskan
pendanaan pembiayaan bagi pasien yang sakit / dirawat. Oleh karena itu
catatan kemajuan harus mencatat observasi yang signifikan tentang apa
yang terjadi, penanganan, dan pemulihan, obat – obatan, peralatana yang
digunakan, dan informasi yang berhubungan lainnya juga perlu dicatat.
Dokumentasi Legals
Dalam masyarakat yang melek hukum, untuk menghindari ancaman
kasus tuntutan malpraktik atau kelalaian sangat penting untuk
didokumentasikan sehingga dapat sebagai dokumentasi legal.
Akreditasi.
Pendokumentasian harus di tulis secara lengkap dan akurat sehingga
dapat digunakan sebagai syarat untuk lisensi atau akreditasi
Pelatihan dan Pengawasan.

Dokumentasi Proses Keperawatan


Proses keperawatan merupakan metode dimana suatu konsep
diterapkan dalam praktek keperawatan disebut juga sebagai suatu
pendekatan problem solving. Memerlukan ilmu; tehnik dan ketrampilan

Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua : mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah
melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan tapi tak pernah memikirkannya (John Charles
Salak)
Modul Keperawatan Keluarga 209

interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien / keluarga.


Carpenito(1999) menguraikan sistem dokumentasi keperawatan
mempunyai beberapa komponen. Sebagian besar komponen terutama
memfokuskan pada pendokumentasian sebagai berikut: a. pengkajian
keperawatan, b. diagnosa keperawatan, c. perencanaan keperawatan, d.
pelaksanaan keperawatan, e. evaluasi keperawatan.

Standar Dokumentasi
Komponen dan kriteria standar dokumentasi keperawatan yang
mengacu pada standar asuhan keperawatan Departemen Kesehatan tahun
1994, sebagai berikut :
Standar Pengkajian Data Keperawatan.
Komponen pengkajian keperawatan meliputi :
- Pengumpulan data, dengan kriteria : kelengkapan data, sistematis,
menggunakan format, aktual dan valid.
- Pengelompokan data, dengan kriteria : data biologis, data psikologis
sosial dan spiritual.
- Perumusan masalah, dengan kriteria : kesenjangan antara status
kesehatan dengan norma dan pola fungsi keluarga.
Diagnosa Keperawatan.
Kriteria – kriteria yang ada dalam diagnosa keperawatan :
- Status kesehatan dibandingkan dengan norma untuk menentukan
kesenjangan.
- Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan
dan pemenuhan kebutuhan klien.

There is no such thing in anyone's life as an unimportant day


Modul Keperawatan Keluarga 210

- Diagnosa keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang.


- Komponen diagnosa keperawatan terdiri dari masalah, penyebab dan
tanda / gejala atau terdiri dari masalah dan penyebab.
- Diagnosa keperawatan aktual untuk perumusan status kesehatan
klien yang sudah nyata terjadi.
- Diagnosa keperawatan potensial untuk perumusan status kesehatan
klien yang kemungkinan akan terjadi, apabila dilakukan upaya
pencegahan.
Standar Perencanaan Keperawatan.
Komponen perencanaan keperawatn, meliputi :
- Prioritas masalah, dengan kriteria : masalah yang mengancam
kehidupan merupakan prioritas utama, masalah yang mengancam
kesehatan prioritas kedua, masalah yang mempengaruhi perilaku
prioritas ketiga.
- Tujuan asuhan keperawatan, dengan kriteria : tujuan dirumuskan
secara singkat dan jelas, disusun berdasarkan diagnosa keperawatan,
dapat diukur, realistik, menggunakan komponen yang terdiri dari
subyek, perilaku klien, kondisi klien dan kriteria tujuan.
- Rencana tindakan, kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan
keperawatan, merupakan alternatif tindakan secara tepat, melibatkan
klien / keluarga, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan
yang berlaku, menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien, disusun
dengan mempertimbangkan lingkungan, sumber daya dan fasilitas
yang ada, berupa kalimat instruksi, ringkas tegas dan menggunakan
formulir yang baku.

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah
kemenangan yang hakiki (Mahatma Ghandi)
Modul Keperawatan Keluarga 211

Standar Implementasi Keperawatan.


Kriteria standar implementasi keperawatan :
- Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.
- Mengamati keadaan bio – psiko – sosio – dan spiritual klien.
- Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada klien / keluarga.
- Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
- Menggunakan sumber daya yang ada.
- Menunjukkan sikap yang sabar dan ramah dalam berinteraksi
dengan klien dan keluarga.
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
keperawatan.
- Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik.
- Menerapkan etika keperawatan.
- Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy dan
mengutamakan keselamatan klien.
- Mencatat semua tindakan yang dilakukan.
- Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur
teknis yang telah ditentukan.
Standar Evaluasi
Kriteria standar evaluasi :
- Pengkajian ulang diarahkan pada tercapainya tujuan atau tidak.
- Prioritas dan tujuan ditetapkan serta pendekatan keperawatan lebih
lanjut dilakukan dengan tepat dan akurat.
- Tindakan keperawatan yang baru ditetapkan dengan cepat dan tepat.

Orang-orang yang melontarkan kritik bagi kita pada hakikatnya adalah pengawal jiwa
kita, yang bekerja tanpa bayaran (Corni Ten Boom)
Modul Keperawatan Keluarga 212

Prinsip – Prinsip Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


Potter dan Perry (1989) memberikan panduan sebagai petunjuk cara
pendokumentasian dengan benar, yaitu :
Jangan menghapus menggunkan tipe – X atau mencoret tulisan yang
salah ketika mencatat, cara yang benar dengan menggunakan garis pada
tulisan yang salah, kata yang salah lalu diparaf kemudian tulis catatan
yang benar.
Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien maupun tenaga
kesehatan lain, karena bisa menunjukkan perilaku yang tidak
profesional atau asuhan keperawatan yang tidak bermutu.
Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis
diikuti dengan kesalahan tindakan.
Catat hanya fakta, catatan harus akurat dan reliable pastikan apa yang
ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan saja.
Jangan biarkan bagian kosong pada akhir catatan perawat, karena orang
lain dapat menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang
kosong tadi. Untuk itu buat garis horozontal sepanjang area yang
kosong dan bubuhkan tanda tangan di bawahnya.
Semua catatan harus bisa dibaca, ditulis dengan tinta dan menggunakan
bahasa yang lugas.
Jika perawat menanyakan suatu instruksi, catat bahwa perawat sedang
mengklarifikasi karena jika perawat melakukan tindakan diluar batas
kewenangannya dapat di tuntut.

Satu-satunya yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri (Franklin D. Rosevelt)
Modul Keperawatan Keluarga 213

Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya.
Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum (kurang spesifik)
karena informasi yang spesifik tentang kondisi klien atas kasus bisa
secara tidak sengaja terhapus jika informasi bersifat terlalu umum, oleh
karena itu tulisan harus secara lengkap, singkat, padat dan obyektif.
Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan tanda tangani setiap
selesai menulis dokumentasi. Dengan demikian dokumentasi
keperawatan harus bersifat obyektif, komprehensif, akurat dan
menggambarkan keadaan klien serta apa yang terjadi pada dirinya.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Dokumentasi


Baik tidaknya mutu dokumentasi proses keperawatan sangat
dipengaruhi oleh unsur masukan, proses pencatatan dan lingkungan dari
institusi yang bersangkutan (Azrul Azwar, 1986) :
Unsur Masukan.
- Tenaga Perawat (Sumber Daya Manusia)
Pengetahuan dan ketrampilan perawat dalam pendokumentasian
proses keperawatan sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu
dokumentasi, yaitu ketrampilan dalam berkomunikasi, ketrampilan
untuk dapat memenuhi standar dokumentasi dan ketrampilan dalam
mencatat proses keperawatan (Nursalam, 2001). Disamping itu
diperlukan juga motivasi perawat dalam pelaksanaan dokumentasi
keperawatan, karena masih banyak perawat yang tidak menyukai
tentang pencatatan dokumentasi keperawatan (Capernito, 1995).
Apa perbedaan antara hambatan dan kesempatan? Perbedaannya terletak pada sikap kita dalam
memandangnya. Selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan dan selalu ada kesempatan dalam setiap
kesulitan. (J. Sidlow Baxter)
Modul Keperawatan Keluarga 214

- Format Dokumentasi.
Menurut Capernito (1995) bahwa format dokumentasi masih banyak
ragamnya, dalam pencatatan perawat merasa rumit dan banyak
memakan waktu. Maka dalam pelaksanaan dokumentasi proses
keperawatan diperlukan sistem dokumentasi yang efisien,
komprehensif dapat mendokumentasikan lebih banyak data dalam
waktu yang lebih sedikit dan sesuai standar yang berlaku.

Unsur Proses.
Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan yang meliputi aspek
dokumentasi, yaitu : pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi,
yang harus dilaksanakan secara terus menerus sampai tujuan berhasil.
Sedangkan kendala dalam pelaksanaan dokumentasi adalah kemapuan
perawat dalam mendokumentasikan proses keperawatan. Disini
dipengaruhi oleh beban kerja dan motivasi kerja perawat (Capernito,
1995).

Unsur lingkungan.
Unsur lingkungan yang dimaksud disini adalah kebijakan organisasi
dan manajemen institusi atau rumah sakit yang melaksanakan
dokumentasi proses keperawatan. Apabila ketiganya tidak saling
mendukung, maka sulit diharapkan akan mendapatkan hasil
dokumentasi proses keperawatan yang baik (Azrul Azwar, 1996).

Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan kerjakan
tiga hari kemudian (Abdullah Ibnu Mubarak)
Modul Keperawatan Keluarga 215

Karakteristik data dalam Pendokumentasian


Lengkap.
Seluruh data yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan klien dicatat dengan terperinci (Nursalam, 2001). Data yang
terkumpul harus lengkap, guna membantu mengatasi masalah klien yang
adequat.
Akurat dan Nyata.
Dalam pengumpulan data ada kemungkinan terjadi salah paham. Untuk
mencegah hal tersebut, maka perawat harus berfikir akurasi dan nyata
untuk membuktikan benar tidaknya apa yang telah didengar, dilihat,
diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap
semua data yang sekiranya meragukan.
Relevan.
Pencatatan data yang komprehensif biasanya banyak sekali data yang
harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk
mengidentifikasi. Kondisi yang seperti ini bisa diantisipasi dengan
membuat data komprehensif tetapi singkat dan jelas. Mencatat data yang
relevan sesuai dengan masalah klien yang merupakan data fokus terhadap
klien sesuai dengan situasi khusus.

Trends dan Perubahan yang Berdampak terhadap Dokumentasi


Trens dan perubahan yang terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan
berpengaruh terhadap dokumentasi keperawatan dan masalah – masalah
kegiatan pencatatan oleh perawat dalam melaksanakan kegiatan sehari –
hari. Masalah yang timbul perlu diperhatikan dan dipertimbangkan

Perhatikan perbedaan antara apa yang terjadi bila seseorang berkata, “Saya telah gagal
tiga kali”, dan apa yang terjadi bila ia berkata, “Saya orang yang gagal”. (S. I. Hayakawa)
Modul Keperawatan Keluarga 216

sebelum penyelesaian masalah yang dapat ditemukan dalam dokumentasi.


Masalah – masalah dokumentasi dan perubahan yang mempengaruhi
pentingnya pendokumentasian keperawatan sebagai berikut :
Praktik Keperawatan.
Dengan terjadinya perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia, maka peran perawat dalam praktik keperawatan profesional
juga mengalami perubahan. Revisi atau perubahan tersebut meliputi
penemuan kasus penyakit yang baru, pendidikan kesehatan, konseling dan
intervensi keperawatan dan medis terhadap respon klien aktual atau
potensial. Perubahan lain adalah pengobatan oleh dokter atau tim
kesehatan lainnya, kerjasama dengan tim kesehatan, serta metode
pemberian pelayanan kesehatan. Perubahan tersebut berdampak terhadap
kegiatan pencatatan keperawatan.
Lingkup Praktik Keperawatan.
Perubahan dalam lingkup praktik keperawatan, berdampak terhadap
pendokumentasian. Dengan berkembangnya lingkup praktik keperawatan
berdasarkan trens praktik keperawatan di Indonesia, persyaratan akreditasi,
peraturan pemerintah, perubahan sistem pendidikan keperawatan,
meningkatnya masalah klien yang semakin kompleks, serta meningkatnya
praktik keperawatan secara mandiri dan kolaborasi, maka persyaratan
pencatatan keperawatan harus sesuai. Akibatnya data yang masuk harus
semakin lengkap dan tajam sebagai manifestasi bukti dasar lingkup
wewenang dan pertanggung jawaban. Kemampuan perawat sering
disamakan dengan kemampuan dalam membuat keputusan dan kegiatan
lainnya yang dapat dilihat pada dokumentasi.

Bukalah mata sewaktu berjalan, karena bisa saja Anda akan bertemu kesempatan. Adapun kesempatan itu
sendiri buta. Peganglah erat-erat, karena kesempatan datang dan pergi tanpa memberitahu
Modul Keperawatan Keluarga 217

Data Statistik Keperawatan.


Pencatatan yang lengkap dan akurat sangat bermanfaat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien, data statistik yang sangat
bermanfaat dalam penelitian atau pengembangan peleyanan serta
penentuan jasa pelayanan.
Intensitas Pelayanan Keperawatan dan Kondisi Penyakit.
Pencatatan yang lengkap dan akurat tentang tingkat keparahan penyakit
dan tipe atau jumlah tindakan yang diperlukan dapat sebagai dasar
pertimbangan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan kasus
yang sama dan perkiraan pembiayaan yang diperlukan.
Keterampilan Keperawatan.
Tren meningkatnya justifikasi perawat dalam akurasi perumusan
masalah dan tindakan keperawatan padapendekatan proses keperawatan,
terutama perubahan keadaan klien yang cepat akan sangat bermanfaat
dalam pencatatan.
Konsumen
Trens dan perubahan penggunaan layanan kesehatan oleh konsumen
berpengaruh terhadap pendokumentasian. Waktu rawat inap yang pendek,
biaya yang terjangkau dan adanya home care bagi klien yang tidak
memerlukan perawatan maksimal merupakan trens perubahan pelayanan
di masa depan. Perubahan tersebut memerlukan suatu pembenahan tentang
pencatatan yang lengkap dan akurat khususnya waktu klien masuk rumah
sakit, tingkat asuhan keperawatan dan keahlian dalam pemberian
pelayanan.

Janganlah berusaha untuk menjadi orang suskes saja, tapi berusahalah untuk menjadi
orang yang penuh dengan peluang
Modul Keperawatan Keluarga 218

Biaya
Trens dan perubahan biaya layanan berdampak terhadap
pendokumentasian. Pencatatan yang baik akan memberikan gambaran
tentang pengeluaran biaya yang harus ditanggung oleh klien.
Kualitas Asuransi dan Ausit Keperawatan
Pendokumentasian juga dipengaruhi oleh prosedur kendali mutu,
terutama tentang audit catatan pelayanan kesehatan. Data tentang keadaan
klien sebelum masuk RS, pertanyaan dan wawancara dengan klien
merupakan sumber utama audit data.
Akreditasi Kontrol.
Perubahan tentang standar pelayanan kesehatan yang disusun oleh
institusi yang berwenang, membawa pengaruh terhadap
pendokumentasian. Institusi pelayanan harus mengikuti dan menyesuaikan
aturan pendokumentasian yang berlaku.
Coding dan Klasifikasi
Trens tentang klasifikasi tingkat ketergantungan klien berdampak
terhadap pendokumentasian. Pada waktu dulu klasifikasi klien hanya
didasarkan pada diagnosa medis, pelayanan klinik atau tipe pelayanan.
Saat ini dalam keperawatan, klien diklasifikasikan berdasar Diagnosis
Related group. Sedang informasi tentang daftar kode memberikan
gambaran kebutuhan klien, asuhan yang telah diterima harus ada di catatan
keperawata.
Prospektif Sistem Pembayaran.
Trens dan perubahan dalam sistem pembayaran berdampak terhadap
dokumentasi. Prospektif pembayaran merujuk pada sistem pembayaran

jika teladan anda gagal 100 kali, anda tidak perlu ikut gagal 100 kali untuk meraih hal yang sama. Anda
tinggal belajar dari kegagalan tokoh teladan anda tadi. Sehingga sukses anda bisa jauh lebih cepat
Modul Keperawatan Keluarga 219

terhadap asuhan keperawatan yang diterima oleh semua klien khususnya


pada waktu klien masuk rumah sakit.
Resiko Tindakan.
Ketergantungan terhadap dokumentasi yang komprehensif berarti
mengurangi dan mencegah terjadinya faktor resiko manajemen atau
pengelolaan. Manajemen resiko adalah pengukuran keselamatan klien
untuk melindungi klien dan profesi keperawatan aspek legal serta
melindungi perawat dari tindakan kelalaian. Manajemen resiko ditekankan
pada keadaan klien yang mempunyai resiko terjadinya perlukaan atau
kecacatan. Pencatatan yang penting meliputi ; catatan tentang kejadian,
perintah verbal atau nonverbal, infomed concent, dan catatan penolakan
klien terhadap tindakan.

3. EVALUASI KOGNITIF
1). Berikut ini adalah hasil pendokumentasian pengkajian keperawatan
keluarga yang dilakukan oleh mahasiswa praktek. Tugas Anda adalah
mengamati dan mengoreksi pendokumentasian yang dilakukan oleh
mahasiswa tersebut. Kemudian lakukan pembenaran terhadap
ketidaktepatan pendokumentasian tersebut. Apa saja yang kurang
tepat? Apa saja yang kurang dikaji? Apakah ada yang pengisiannya
tidak sesuai teori? (yang anda soroti adalah
PENDOKUMENTASIANnya)

Carilah orang terbaik di bidang anda, kemudian tirulah aktifitas yang membuatnya terbaik
Modul Keperawatan Keluarga 220

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Bp. B Pendidikan : Sarjana (S-1)
Umur : 47 tahun Pekerjaan : Pengangguran
Agama : Islam Alamat : Jl. Mojo I/15 Sby
Suku : Jawa Nomor Telpon : 03178113122

b. Komposisi Keluarga:
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1 Budi Prasetyo L 47 thn Kepala klg Pengangguran Sarjana
2 Tutik Mulyani P 41 thn Istri Wiraswasta SMA
3 Raras Prawestri P 15 thn Anak Pelajar SMA
Nershandani kandung TK
4 M. Alfian L 5 thn Anak Pelajar
Prasetyo kandung

c. Genogram:

Kemenangan itu mudah asalkan kita tahu caranya. Tempat terbaik untuk mencari caranya
adalah belajar dari para pemenang
Modul Keperawatan Keluarga 221

d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: Keluarga tradisional (Nuclear Family)
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut:
Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
sehari-hari, tapi anak tertua sulit terbuka terhadap keluarga
perihal masalah pribadinya.
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Jawa
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan:
Keluarga lebih suka/terbiasa dengan makanan dan minuman
yang manis.
f. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Keluarga percaya bahwa setiap penyakit bisa disembuhkan dengan
jalan berdo'a dan berikhtiar.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: Ibu
b) Penghasilan: Rp 1.000.000-1.500.000
c) Upaya lain: KUR (kredit usaha rakyat)
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll):
Sepeda motor, kipas angin, tape, DVD, computer, TV, radio,
HP.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: ± Rp 1.200.000
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Rekreasi jarang dilakukan bersama, anak tertua lebih suka
bepergian bersama teman-temannya (misal: ke mall).

setiap pemenang pernah meneteskan jutaan keringat saat latihan. Untuk mencapai posisi
mereka, andapun harus meneteskan jumlah keringat yang sama.
Modul Keperawatan Keluarga 222

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Anak tertua jarang berkomunikasi dengan kedua orang tuanya perihal
masalah pribadinya, dia lebih suka berkomunikasi dengan teman
sebayanya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Secara umum kesehatan keluarga saat ini tidak ada masalah.
Akantetapi, perlu dilakukan pemeriksaan dengan masalah kesehatan
dapat diketahui secara dini.
b) Riwayat penyakit keturunan:
Nenek dari pihak ibu menderita jantung karena kolesterol
(meninggal)
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehatan (BCG/Poli Kesehatan yang telah
o/DPT/HB dilakukan
/Campak)
1. An. R 15 thn 63 Baik Gangguan
Kg menstruasi

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Keluarga lebih suka berobat di tempat praktek dokter umum

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:

Tingkatkanlah motivasi belajar anda, agar anda bisa mengerjakan tugas-tugas pekerjaan
anda dengan mudah
Modul Keperawatan Keluarga 223

Penyakit yang diderita keluarga selama ini seperti demam, flu dan
kelelahan. Namun, masalah tersebut bias diatasi.
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah:
a) Luas rumah: 4x8 m2
b) Type rumah: permanent
c) Kepemilikan: sewa
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 1:3
e) Ventilasi/jendela: 1 (hanya ada di depan rumah, jarang atau hampir
tidak pernah di buka)
f) Pemanfaatan ruangan: tidak digunakan semestinya (ruang tamu
bercampur dengan tempat tidur dan tempat penyimpan barang
dagangan)
g) Septic tank: ada, letaknya langsung mengalir ke sungai
h) Sumber air minum: air isi ulang
i) Kamar mandi/WC: ada 1
j) Sampah: penampungan sementara di dapur ada 1
Limbah RT: langsung mengalir ke sungai
k) Kebersihan Lingkungan:
Lingkungan tempat tinggal (dirumah) terlihat kurang bersih tampak
lantai kotor, karpet kotor, tempat tidur berantakan.

tidak ada yang bisa anda raih jika anda tidak mau belajar. Jika ada bayi yang tidak mau
belajar bicara, maka ia tak akan bisa berbicara
Modul Keperawatan Keluarga 224

DENAH RUMAH

Tempat Menjemur Pakaian

Kamar Mandi

Dapur

Kamar Tidur

Tempat
Tidur Kom
puter Ruang Barang
Tamu dagang
an

Pintu

Barang dagangan

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW:


a) Kebiasaan:
Kerja bakti dilakukan setiap 2 minggu sekali, tetangga sekitar setiap
sore biasanya ngobrol-ngobrol di depan rumah, namun keluarga Bp.
B tidak pernah bergabung.
b) Aturan/kesepakatan:
Diberlakukannya iuran kampung setiap 17 Agustus

Belajar adalah investasi tercerdas yang bisa anda lakukan. Karena investasi anda akan
kembali dengan jumlah yang ratusan bahkan ribuan kali lebih besar dari sebelumnya
Modul Keperawatan Keluarga 225

c) Budaya:
Setiap ada keluarga yang sakit/melahirkan, tetangga menjenguk
dengan memberikan dana sukarela.
c. Mobilitas Geografis Keluarga:
Keluarga tinggal sementara dikarenakan tidak ada biaya untuk membeli
rumah.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:
Bapak sering mengikuti pelaksanaan kerja bakti, ibu tidak mengikuti
pengajian, anak tertua tidak mengikuti kegiatan karang taruna.
e. System Pendukung Keluarga:
Setiap ada keluarga yang sakit, tetangga selalu menjenguk dengan
memberikan dana sukarela.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Keluarga sering komunikasi mengenai kebutuhan setiap hari dan
masalah pendidikan anak.
b. Struktur Kekuatan Keluarga:
Dukungan moral dan material, kasih sayang serta perhatian selalu
diberikan oleh keluarga. Namun, perihal masalah pribadi anak tertua
kurang terbuka terhadap orang tua (cenderung introvert).
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)

Mungkin saja anda mengalami kesulitan saat belajar, tapi anda akan menerima
kemudahan setelah anda memahami dan menerapkan apa yang anda telah pelajari tadi
Modul Keperawatan Keluarga 226

- Suami tidak menjalankan peran sebagai pencari nafkah. Ayah An. R


bekerja di Arab sejak An. R bersekolah TK atau kira-kira berumur 5
tahun dan kembali ke Indonesia saat An. R kelas dua SMP, jadi
ayah An. R bekerja di Arab selama kurang lebih 9 tahun.
- Istri sibuk berjualan dipasar sehingga waktu untuk mengurus anak
kurang optimal, hal itu terlihat setiap berangkat sekolah anak-anak
tidak disiapkan sarapan, sepulang jualan ibu ke BRI atau tidur siang
atau mencuci baju.
- Tugas suami selama dirumah mengantar adik ke sekolah, berjualan
dipasar, membantu mencuci piring.
- Istri berjualan dipasar (jam 05.00-10.00).
- Tugas anak pertama : menyapu, menjaga adik, mencuci baju sendiri.
An. R mendapatkan uang saku sekolah sebesar Rp 7.000,- yang
diberikan setiap hari.
- Anak kedua tidak mendapatkan tugas.

d. Nilai dan Norma Keluarga


Keluarga Bp. B selalu mengajarkan pada anak-anaknya untuk selalu
menjalankan ibadah (sholat lima waktu)

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga Bp.B hidup saling menyanyangi satu sama lain
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga selalu hidup rukun.

Jangan buang hari-hari anda tanpa mempelajari sesuatu, karena itu berarti menutup hari
dengan kegagalan
Modul Keperawatan Keluarga 227

b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : anak-anak lebih dekat


dengan ibu, alasan karena mereka merasa ibu lebih bijak dalam
memberikan solusi saat anak mempunyai masalah.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
ayah sebagai kepala keluarga, namun dalam mengambil keputusan
ibu lebih dominan
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : berbincang-bincang bersama-
sama
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : ayah turut serta dalam kegiatan
kerja bakti
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya : ibu cemas terhadap kondisi anaknya, ibu
khawatir penyakit anaknya serius (misalnya seperti kanker) dan
berbahaya
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat : keluarga (khususnya ibu) membawa anak pertama ke dokter
terkait masalah menstruasi yang tidak teratur.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : ibu
membelikan anak pertama jamu untuk mengatasi gangguan
menstruasi.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
keluarga tidak mampu memelihara lingkungan rumah sehat, hal itu
terlihat dari tatanan didalam rumah yang tidak rapi sehingga anak

Semakin banyak ilmu yang anda pelajari, semakin besar peluang anda untuk menerima
hasil yang lebih besar.
Modul Keperawatan Keluarga 228

merasa tidak nyaman dengan kondisi rumahnya yang sekarang ini


karena si anak merasa sesak dan panas.
Keluarga Bp. B bertempat tinggal dirumah kontrakan selama 11
tahun (saat anak pertama bersekolah TK sampai seakarang) tetapi
tahun depan mereka akan pindah rumah dikarenakan kontrakan
rumah tersebut telah habis waktunya dan ada kemungkinan berencana
untuk mengontrak lagi karena keluarga belum mempunyai biaya
untuk membeli rumah sendiri.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
: keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik (sering
berobat ke dokter praktek).

d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : dua
b) Akseptor : ya - yang digunakan - lamanya -
c) Akseptor : belum, alasannya : ibu tidak ada kemauan menjadi
akseptor KB
d) Keterangan lain : -
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : penghasilan keluarga
(1.000.000-1.500.000) penghasilan tersebut digunakan untuk biaya
sekolah anak, kebutuhan makan sehari-hari, iuran listrik dan air, dll.

Belajar memang tidak mudah. Tapi hidup tanpa memiliki ilmu jauh lebih berat dan
menyengsarakan
Modul Keperawatan Keluarga 229

b) Pemanfaatan sumber di masyarakat


Keluarga Bp. B khususnya ibu B mampu menggunakan sumber dii
masyarakat misalnya ibu B memanfaatkan lokasi rumahnya yang
dekat dengan pasar dengan cara berdagang di pasar.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : anak tertua stres dengan tugas sekolah dan
gangguan menstruasi yang diderita sekarang.
b. Stressor jangka panjang : keluarga stres saat ayah kehilangan pekerjaan
c. Respon keluarga terhadap stressor : tidak begitu memberi solusi
d. Strategi koping : anak tertua mengatasi stres dengan main
komputer/internet
e. Strategi adaptasi disfungsional : anak tertua tidak sampai melakukan
hal-hal negatif dalam menghadapi stres, hal tersebut ditunjang dengan
keikutsertaan anak dalam kegiatan ekstrakulikuler basket di sekolah
secara aktif.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi : Gizi belum cukup seimbang karena jarang makan sayur dan
buah tetapi anak kedua masih minum susu (dancow).
Upaya lain :Tidak ada upaya lain

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas
Nama : An. R

Waktu dan tenaga yang anda habiskan untuk belajar, akan selalu melahirkan sesuatu yang
berguna bagi kehidupan anda
Modul Keperawatan Keluarga 230

Umur :15 tahun


L/P :P
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :pelajar
b. Keluhan atau riwayat penyakit saat ini :Menstruasi tidak teratur
c. Riwayat penyakit sebelumnya :
An. R mengalami menarche saat kelas 1 SMP, menstruasi terjadi secra
teratur sampai dengan kelas 3 SMP. Namun setelah itu menstruasi tidak
teratur, tiap kali menstruasi lamanya satu bulan, tidak nyeri, periksa ke
dokter dan melakukan USG dan mendapatkan terapi hormon, namun
tidak mengalami perubahan karena tidak pernah kontrol rutin alasannya
tidak ada (ibu adalah orang pertama yang memutuskan untuk
memeriksakan anaknya ke dokter)
d. Tanda-tanda vital: TD: 120/80 mmHg
e. System Cardiovaskuler: Tidak ada masalah
f. System Respirasi : Tidak ada masalah
g. System Gastrointestinal (GI Tract): Tidak ada masalah
h. System Persyarafan : Tidak ada masalah
i. System Muskuloskeletal:Tidak ada masalah
j. System Genitalia :
An. R mengalami menstruasi tidak teratur sejak kelas tiga SMP dan
sebelum menstruasi diawali dengan keputihan tetapi masih dalam batas
normal, setiap kali menstruasi lamanya satu bulan, intervalnya dua
sampai tiga bulan, tidak disertai nyeri, tidak disertai pusing, namun An.
R merasa lebih mudah lelah dan merasa cemas

Beli masa depan anda dengan ilmu. Dan bekerjalah dalam perusahaan yang bernama
‘belajar’ agar anda mendapat gaji berupa ilmu yang melimpah
Modul Keperawatan Keluarga 231

IX. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya: anak tertua berharap menstruasi dapat
teratur.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada: berharap bisa mendapatkan
pengetahuan tentang menstruasi.

FORMAT PEMERIKSAAN FISIK

No. Pemeriksaan An.A


Kepala Rambut hitam dan besih
TTV TD = 70/120mmHg
HR= 84x/menit
RR=21x/menit
Suhu=37°C
BB, TB, PB BB= 63 Kg
TB= 167 cm
Mata Pupil isokor, konjungtiva merah muda, sekret (-)
Hidung Bentuk normal, tidak ada gangguan pencuiman,
tidak bersekret.
Leher Pembesaran tyroid (-),Pembesaran tyroid (-),,
benjolan (-)
Dada Bunyi jantung dan paru normal
Perut Kembung (-), tidak ada keluhan
Tangan Tidak ada keluhan
Kaki Tidak ada keluhan

Lembar Koreksi

bukan hanya kehidupan anda yang dimudahkan saat anda rajin belajar, tapi juga
kehidupan orang lain
Modul Keperawatan Keluarga 232

Ada sebuah mata uang yang selalu berlaku disetiap masa dan itu adalah ilmu dan
keterampilan. Jika anda tidak memiliki keduanya, maka anda tidak bisa membeli apapun
Modul Keperawatan Keluarga 233

Belajar akan memberikan anda pemahaman baru, sehingga anda bisa bisa menghadapi
tantangan baru yang membentang di depan
Modul Keperawatan Keluarga 234

2). Dari hasil pengkajian di atas, dokumentasikan minimal 2 diagnosa


kemudian lakukan skoring, intervensi, implementasi menggunakan
format askep keluarga. (boleh menambahkan data yang
mendukung untuk menganggkat diagnosa)

Belajarlah hal-hal kecil setiap hari, tapi rutin terjadi setiap hari. Lakukan peningkatan
kecil setiap hari, hal tersebut akan berarti sangat banyak beberapa tahun yang akan datang
Modul Keperawatan Keluarga 235

Keberuntungan itu bisa di prediksi. Karena keberuntungan selalu mendatangi orang-orang


yang berilmu
Modul Keperawatan Keluarga 236

Jika anda tidak mau bekerja keras di usia tua anda, maka belajarlah dengan keras di usia
muda, sehingga anda bisa bekerja secara cerdas di usia produktif anda
Modul Keperawatan Keluarga 237

Jangan iri terhadap orang yang lebih sukses dari anda, jika anda tidak mau belajar sama
keras dengan mereka
Modul Keperawatan Keluarga 238

Jaga terus motivasi anda untuk belajar. Jaga seakan-akan hidup mati anda tergantung
padanya
Modul Keperawatan Keluarga 239

Jadikan diri anda senang dalam belajar, sehingga anda selalu termotivasi dalam belajar,
sehingga anda dimudahkan dalam belajar
Modul Keperawatan Keluarga 240

4. EVALUASI AFEKTIF
1 Disiplin
2 Kreatif
3 Bertanggungjawab
4 Berfikir Kritis
5 Tepat Waktu

Bersyukurlah pada apa yang anda mliki; maka anda akan mendapatkan lebih banyak.
jika tidak mengfokuskan pada apa yang tidak anda miliki, maka anda tidak akan dan tidak akan pernah
merasa cukup
Modul Keperawatan Keluarga 241

5. DAFTAR REFERENSI
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health care Nursing : Theory,
Practice, and Research 4th edition. Philadelpia : F. A davis Company
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MEn
Kes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas
Setiawati, Santun, Agus Citra Dermawan. 2008. Penuntun Praktis Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media

PJMK FASILITATOR

(...........................................) (...........................................)

Jangan sediakan waktu untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk dan ceroboh. Sukses tersedia bagi
kita yang bisa memanfaatkan waktu secara bijak. Mari berencana dan kerjakan mulai dari sekarang
Modul Keperawatan Keluarga 242

MIND MAPPING

DEFINISI

Mind maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk


menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel
saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan
hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan
gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan
merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.
Buzan (2006: 5) mengemukakan bahwa mind map akan memberi
pandangan menyeluruh pada pokok masalah atau area yang luas. Selain itu
Modul Keperawatan Keluarga 243

juga, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan


dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada, begitu juga
dapat mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat. Serta dapat
mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan
terobosan kreatif baru. Mind map juga tentunya menyenangkan untuk dilihat,
dibaca, dicerna dan di ingat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan
informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan
dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat
sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Semua peta pikiran
mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya memiliki
struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis
lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang
sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak.Mind Maping
pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris.
Beliau adalah penemu Mind Map (Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak,
pendiri Klub Pakar (Brain Trust) dan pencipta konsep Melek Mental. Mind
map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta
menghadapi ujian.
Dalam redaksi yang berbeda, menurut Inichael Inichalko
mengemukakan bahwa mind map akan mengaktifkan seluruh otak;
membereskan akal dan kekusutan mental; memungkinkan kita berfokus pada
pokok bahasan; membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah; memberi gambaran yang jelas pada
keseluruhan dan perincian; memungkinkan kita mengelompokkan konsep dan
Modul Keperawatan Keluarga 244

membantu kita membandingkannya; dan mensyaratkan kita untuk


memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan
informasi tentangnya dan ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

MANFAAT MIND MAPING

1. Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah


2. Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi
yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
3. Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
4. Lebih mudah dipahami dan diingat. Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
5. Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak
keseluruhan struktur Mind mapping, sehingga mempermudah proses
pengingatan.
6. Mudah melihat gambaran keseluruhan
7. Masing-masing Mind mapping sangat unik, sehingga mempermudah
proses pengingatan.
8. Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci
9. Ditinjau dari segi waktu Mind maping juga dapat mengefisienkan
penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Hal ini utamanya
disebabkan karena metode ini dapat menyajikan gambaran menyeluruh
atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, Mind
maping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola
pencatatan linear yang memakan waktu menjadi pencatatan yang efektif
yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh individu.
Modul Keperawatan Keluarga 245

10. Membantu otak untuk: mengatur,mengingat,membandingkan dan


membuat hubungan.
11. Memudahkan penambahan informasi baru.

KELEMAHAN MIND-MAPING

Tentunya di samping banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari


pembelajaran mind map. Namun tidak menutup kemungkinan kelemahannya
pun tentunya ada. Adapun kelemahan-kelemahan pembelajaran mind map ini
adalah;
Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak memiliki hubungan
dengan ingatan.
Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak perlu.
Waktu terbuang untuk cari kata kunci pengingat.
Hubungan kata kunci pengingat terputus oleh kata-kata yang memisahkan.
Kata kunci pengingat terpisah oleh jarak.

HAL PENTING DALAM MEMBUAT MIND MAPING


1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah
Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran sejarah
kemerdekaan Indonesia, maka tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih
berkaitan dengan tema utama
Dari tema utama Sejarah Indonesia, maka tema-tema turunan dapat terdiri
dari: Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll.
Modul Keperawatan Keluarga 246

3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna
atau symbol
Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema turunan kedua,
ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan
yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau
cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk menggambarkan hubungan
diantara tema-tema turunan tersebut. Pola-pola hubungan ini akan
membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta
Pikiran yang telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai
dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan
Peta Pikiran yang miskin warna.
4. Gunakan huruf besar
Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin
penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam
gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan
huruf kecil. Penggunaan huruf kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang
sifatnya menjelaskan poin kunci
5. Buat peta pikiran dikertas polos dan hilangkan proses edit
Ide dari Peta Pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan
kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi Peta Pikiran
pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan
modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah
sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita
pelajari.
Modul Keperawatan Keluarga 247

6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema


Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan
penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu.
Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan
menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin
penting. Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk
penambahan tema.

Daftar Pustaka

Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Modul Keperawatan Keluarga 248

Anda mungkin juga menyukai