Anda di halaman 1dari 168

Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

MODUL
KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh:
Ns. Bachtiar Safrudin., M.Kep., Sp.Kep.Kom

PROGRAM STUDI SARJA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

1
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

VISI DAN MISI

VISI
Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan yang Islami, berbasis
teknologi informasi, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berkonstribusi terhadap
penyelesaian masalah sosial serta lingkungan.

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang Islami, unggul dibidang
kegawatdaruratan dan berbasis teknologi informasi serta peka terhadap masalah
kesehatan di masyarakat.
2. Mengembangkan riset dibidang keperawatan dan berkonstribusi dalam
penyelesaian masalah sosial dan lingkungan.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dalam bentuk
pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya
pengangguran, kemiskinan dan lingkungan.
4. Mengembangkan kerjasama di bidang keperawatan dengan berbagai pihak yang
saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.

TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang berkarakter, berwawasan dan
berkemajuan serta berpijak pada nilai-nilai keIslaman dan KeMuhammadiyahan.
2. Menghasilkan penelitian keperawatan yang bermutu, dengan pendanaan yang
bersumber dari dalam dan luar universitas.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi dalam masalah
kesehatan, sosial dan lingkungan.

2
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

4. Menghasilkan kerjasama dalam catur dharma perguruan tinggi yang produktif dan
saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.

SASARAN
1. Peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan tenaga keperawatan yang unggul
dibidang kegawatdaruratan berlandaskan Al Islam dan KeMuhammadiyahan.
2. Pengembangan sumber daya manusia; dosen keperawatan dan tenaga kependidikan.
3. Peningkatan penelitian dan publikasi ilmiah dosen.
4. Peningkatan kerjasama sebagai wahana pendidikan baik dalam maupun luar negeri.

KATA PENGANTAR

3
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur (UMKT) merupakan program pendidikan keperawatan yang menyelenggarakan
pendidikan keprofesian pada salah satu tahapan pendidikannya.
Mahasiswa pada tahap pendidikan ini diberi pengalaman belajar yang dapat
mengembangkan keterampilan teknikal dan pemecahan masalah, keterampilan
intelektual, dan keterampilan interpersonalnya.Lulusannya adalah perawat sarjana
Keperawatan (S.Kep) yang mampu menganalisa pelayanan keperawatan berdasarkan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, serta menggunakan metodologi
keperawatan berlandaskan etika keperawatan.
Proses pembelajaran menunjukkan adanya kontinuitas antara teori dan praktik
yang didapatkan melalui pengalaman belajar di kelas yang mendukung pertumbuhan
dan pembinaan kemampuan profesional.Kegiatan pembelajaran memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk mampu menyusun asuhan keperawatan yang dipelajari pada
tahap pendidikan sebelumnya dengan sikap dan keterampilan profesional.
Profesionalitas praktik keperawatan ditumbuhkan dan dibina melalui pemberian
pengalaman dalam pengambilan keputusan klinik, yang merupakan penerapan secara
terintegrasi kemampuan penalaran saintifik dan penalaran etik (Husin, 1992). Menurut
Schweek and Gebbie (1996) Praktik klinik merupakan “the heart of the total
curriculum plan”. Hal ini berarti unsur yang paling utama dalam pendidikan
keperawatan adalah bagaimana proses pembelajaran dikelola di lahan praktik. Untuk
itu perlu disiapkan panduan pembelajaran klinik bagi mahasiswa dan juga bagi dosen
pembimbing klinik dan preseptor sehingga asuhan keperawatan yang menitikberatkan
pada kualitas melalui terciptanya suatu lingkungan belajar
yang sarat dengan model peran (role model) dapat diwujudkan.

4
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Modul panduan pembelajaran akademik Program Studi Ilmu Keperawatan ini


adalah merupaka saran yang di buat untuk memberikan peserta didik panduan dalam
menjalankan perkuliahan dalam mata ajar keperawatan Keluarga.

Waassalamu’alaikum Wr.Wb.

Hormat Kami

TIM Penyusun

5
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

DAFTAR ISI

Visi dan Misi ............................. ............................. 02


Kata Pengantar ....................................................... 04
Daftar Isi ................................................................ 06
Pendahuluan ......................................................... .. 07

BAB I Pengantar Keperawatan Keluarga ……................. 13


Latihan ......................................................... 23
Rangkuman .................................................... 24
Tes Fomatif ................................. .................. 25

BAB II Struktur, Fungsi dan Peran Keluarga ……......... 33


Latihan ......................................................... 41
Rangkuman.................................................... 42
Tes Fomatif ................... ................................ 43

BAB II Paradigma Keperawatan Keluarga …….............. 53


Latihan ......................................................... 65
Rangkuman .................................................... 66
Tes Fomatif .................................................. . 67

BAB IV Perspektif Keperawatan Keluarga ……............. 72


Latihan ......................................................... 90
Rangkuman .................................................... 90
Tes Fomatif .................................................. . 91

BAB V Pelayanan Keperawatan Keluarga ……................ 93


Latihan ......................................................... 100
Rangkuman ............................................. ....... 100
Tes Fomatif .................................................. . 101
BAB VI Peran Perawat Keluarga …….......................... 106

6
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Latihan ......................................................... 112


Rangkuman ....................... ............................. 112
Tes Fomatif .................................................. . 112

BAB VII Tatanan Pelayanan Keperawatan Keluarga ........ 119


Latihan ......................................................... 126
Rangkuman .................................................... 126
Tes Fomatif .................................................. . 126

BAB VIII Teori dan Model Keperawatan Keluarga …….. 131


Latihan ......................................................... 147
Rangkuman .................................................... 147
Tes Fomatif .................................................. . 148

BAB IX Model Calgary dan Friedman……..................... 153


Latihan ............................................ ............. 166
Rangkuman .................................................... 166
Tes Fomatif .................................................. . 168

Daftar Pustaka ......................................................... 169


Riwayat Penulis ...................................................... 170

7
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Fokus mata kuliah Keperawatan Keluarga adalah yang meliputi pasangan


keluarga yang baru menikah, keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan balita,
keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dewasa dan
masalah-masalah keluarga yang terkait dengan masalah kesehatan yang lazim di
Indonesia. Kegiatan belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.
Modul keperawatan keluarga dengan capaian pembelajaran konsep keluarga yang
akan membahas teori keluarga seperti: konsep keluarga (pengertian, tipe keluarga,
bentuk keluarga, ciri keluarga, struktur keluarga, tugas dan perkembangan keluarga),
kesehatan keluarga, konsep keluarga sejahtera, asuhan keperawatan keluarga pada tiap
tahapan perkembangan keluarga. Teori yang dipelajari peserta didik akan menjadikan
mahasiswa mempu memahami konsep-konsep asuhan keperawatan keluarga dalam
berbagai lingkup maslah dan agregatnya.

RELEVANSI

Modul ini merupakan bentuk target pencapain pembelajaran sehingga mahasiswa akan
memahami konsep dasar keperawatan keluarga serta dapat mengaplikasikan secara
klinik pada saat mealkukan praktek atau pengalaman belajar dilahan praktek dalam
lingkup masalah asuhan keperawatan keluarga seperti keperawatan medical bedah,
maternitas, anak, jiwa dalam konteks komunitas.

8
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

TUJUAN INSTRUKSIOAL

A. Capaian Prodi (CP)


Capaian Pembelajaran Program Studi Ilmu Keperawatan yang terkait mata
kuliah Keperawatan Keluarga:
1. CP-ST (Capaian Pembelajaran Sikap dan Tata Nilai)
a. [ST-3] Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
b. [ST-7] Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial terhadap asyarakat
dan lingkungan.
c. [ST-10] Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri.
d. [ST-14] Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang
dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan
menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan,
serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi
tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai
dengan lingkup tanggungjawabnya
2. CP-KU (Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum)
a. [KU-1] Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan
yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara
dengan standar kompetensi kerja profesinya.
b. [KU-2] Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan
pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
kreatif

9
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

c. [KU-3] Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan


karya desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan
prosedur baku, serta kode etik profesinya yang dapat diakses oleh
masyarakat akademik.
d. [KU-12] Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
3. CP-KK (Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus)
a. [KK-9] Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan
memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga
/pendamping/penasehat utnuk mendapatkan persetujuan keperawatan
yang menjadi tanggung jawabnya
b. [KK-15] Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat,
profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka
kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat
4. CP-PP (Capaian Pembelajaran Penguasaaan Pengetahuan)
a. [PP-2] Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values)
b. [PP-6] Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik
c. [PP-7] Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan
sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level
primer, sekunder dan tertier
B. Capain Mata Kuliah
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata kuliah keperawatan
komunitas mahasiswa memiliki kemampuan:
1. Menjelaskan latar belakang perlunya keperawatan Komunitas
2. Menjelaksan paradigm keperawatan komunitas
3. Menjelaskan konsep model praktek keprawatan komunitas

10
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

4. Menjelaskan peran dan fungsi keperawatan komunitas.


5. Menjelaskan konsep ergonomic
6. Menjelaskan konsep epidemiologi keperawatan komunitas
7. Menjelaskan konsep biomonitoring
8. Menjelaskan konsep UKS
9. Menjelaskan konsep puskesmas
10. Menjelaskan konsep

PETUJUK BELAJAR
 Petujuk belajar yang digunakan dalam modul ini, dimana mahasiswa akan :
1. Mepelajari latar belakang perlunya keperawatan Komunitas
2. Mempelajari paradigm keperawatan komunitas
3. Mempelajari konsep model praktek keprawatan komunitas
4. Mempelajari peran dan fungsi keperawatan komunitas.
5. Mempelajari konsep ergonomic
6. Mempelajari konsep epidemiologi keperawatan komunitas
7. Mempelajari konsep biomonitoring
8. Mempelajari konsep UKS
9. Menjelaskan konsep puskesmas

11
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

10. Menjelaskan konsep


Kegiatan Belajar
BAB I

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KE LUARGA

Waktu : 100 Menit

PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang
dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak
yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus
sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti
pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan dibahas tentang konsep
keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia. Agar masyarakat Indonesia
hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam
keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit
dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat

12
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi
sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan
kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga
dapat menerima. Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan
untuk melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami arti/definisi dari keluarga


2. Mengetahui dan memahami tipe/bentuk dari keluarga
3. Mengetahui dan memahami siapa pemegang kekuasaaan tertinggi dalam
keluarga
4. Mengetahui tugas perkembangan keluarga

13
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Pengantar Keperawatan Keluraga

A. PENGERTIAN
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986)
Keluarga dan pengertian keperawatan keluarga keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan keadaan saling
ketergantungan (Departemen kesehatan, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di satukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Balion dan
Maglaya, 1989).
Pengertian keempat diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang

14
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya
masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan: menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).

B. TIPE ATAU JENIS KELUARGA


Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional
dan keluarga non tradisional.
1. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
a. Nuclear family atau
Keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan
anak kandung atau anak adopsi.
b. Extended family atau keluarga besar
Adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.
c. Dyad family

15
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu
rumah tanpa anak.
d. Single parent family
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan anak (kandung
atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e. Single adult
Adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
f. Keluarga usia lanjut
Adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah lanjut usia.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya
: dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

16
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

2. Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :


a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family

17
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

C. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas


Perkembangan Keluarga
Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus
kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
1. Pasangan baru (married couple)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
danmeninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa
berartipsikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal denganorang tuanya.

18
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian


peran danfungsi.Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaansendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun
pagi dan sebagainya. Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-
laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga, istri dan keluarga sendiri.
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah (preschool age)
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 Tahun) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi

19
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar


keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah (school age)
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja (teenage)
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

20
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (launching center)


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung
dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan (middle age parents)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut (aging family members)
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

21
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat


e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

LATIHAN

1. Jelaskan defenisi keluarga ?


2. Jelaskan defenisi keperawatan keluarga ?
3. Jelaskan bentuk keluarga tradisional dan keluarga non tradisional ?
4. Jelaskan tugas perkembangan keluarga :
a. Pasangan baru menikah
b. Keluarga childberaing
c. Keluarga dengan anak preschool
d. Keluarga dengan anak sekolah’
e. Keluarga dengan usia remaja
f. Keluarga dengan usia dewasa
g. Keluarga usia pertengahan
h. Keluarga usia lansia
5. Bapak Ali tinggal bersama istri dengan 2 orang anak (usia 7 tahun dan 2 tahun)
dan mertua. Bapak Ali mengeluh, sudah lebih 3 minggu batuk-batuk tidak sembuh,
tidak nafsu makan, dan berat badan mengalami penurunan. Hasil pemeriksaan di
Puskesmas, Bpk Ali menderita TB Paru. Bapak Ali tinggal di daerah lingkungan
yang padat, kumuh, dan kotor. Masyarakat yang tinggal di daerah tersebut jarang
kerja bakti dan peduli, sehingga menimbulkan masalah kesehatan.
a. Bila melihat keluarga Bapak Ali, termasuk ke dalam tipe apakah keluarganya?
b. Termasuk dalam tugas perkembangan apakah keluarga bapak Ali?

22
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

c. Rumuskan tugas keluarga bidang kesehatan bapak Ali yang harus dijalankan
berkaitan dengan TB Paru yang dialami Bapak Ali.
d. Fungsi komunitas apa, yang tidak jalan di lingkungan Bapak Ali?

Petunjuk Jawaban Latihan Soal 5


1. Tipe keluarga pada keluarga bapak Ali adalah tipe keluarga extended family,
keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain, yaitu ibu mertua.
2. Tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah.
3. Tugas keluarga Bapak Ali yang harus dijalankan terkait dengan penyakit TB yang
diderita adalah:
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal penyakit TB yang dialami bapak Ali;
b. Kemampuan keluarga membuat keputusan untuk mengatasi penyakit TB;
c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita TB;
d. Kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang dapat mencegah
penularan TB paru;
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
penyakit TB.
4. Fungsi komunitas yang tidak dilakukan lingkungan bapak Ali adalah fungsi
partisipasi.

RANGKUMAN

23
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem


keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat terdiri atas dua atau lebih
individu yang saling tergantung satu dengan yang lain terhadap berbagai dukungan,
antara lain dukungan emosional dan ekonomi. Keluarga mempunyai lima fungsi yang
harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, lima fungsi tersebut adalah fungsi
afektif, sosialisasi, ekonomi, reproduksi dan perawatan kesehatan. Selama siklus
kehidupan, keluarga memiliki delapan tahap perkembangan keluarga. Setiap tahap
perkembangan merupakan periode kritis, artinya keluarga perlu memahami dan
menyesuaikan tugas perkembangan yang harus dilaksanakan di setiap tahap
perkembangan

TES FORMATIF

24
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

1. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di satukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan,
ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Siapa pencetus pengertian keluarga di atas?
a. Marilyn M. Friedman
b. Bailon dan Maglaya
c. Duvall
d. Supryitna
e. WHO
2. Bapak X mempunyai seorang istri dan seorang anak yang tinggal bersama dalam
satu rumah. Saudara Bapak X dan istrinya tidak ada yang tinggal dengan keluarga
Bapak. X. Tipe keluarga bapak X adalah....
a. Nuclear family
b. Extended family
c. Dyadic family
d. Single parent
e. Single adult
3. Sebuah keluarga terdiri atas seorang dewasa saja karena tidak menikah, disebut
tipe keluarga....
a. Nuclear family
b. Dyadic family
c. Single parent
d. Single adult
b. Extended family
4. Perawat sedang melakukan kunjungan rumah di sebuah keluarga dengan TB Paru.
Perawat mendapatkan banyak orang di rumah tersebut, selain bapak, ibu dan anak,

25
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

ada dua saudaranya yang juga tinggal bersama. Tipe keluarga tersebut merupakan
tipe keluarga....
a. Nuclear family
b. Extended family
c. Dyadic family
d. Single parent
b. Single adult
5. Anak N dari keluarga Bp. X sering menderita diare, karena orangtuanya kurang
memberikan perhatian dan kasih sayang. Hal ini berarti terjadi gangguan pada
fungsi keluarga....
a. Afektif
b. Sosialisasi
c. Ekonomi
d. Reproduksi
e. Pendidikan
6. Suami istri yang baru menikah berkonsultasi dengan perawat, karena ingin
menunda mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga yang baru menikah ini
adalah....
a. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
b. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
c. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar
e. Mendiskusikan penggunaan KB
7. Keluarga terdiri atas seorang bapak tinggal dengan dua orang anak, masing masing
satu tahun. Istri bapak tersebut meninggal satu tahun yang lalu karena menderita
TB paru. Apakah tahapan perkembangan keluarga tersebut diatas?

26
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

a. Keluarga dengan anak todler


b. Keluarga dengan anak balita
c. Keluarga dengan anak sekolah
d. Keluarga dengan anak remaja
e. Keluarga dengan anak usia dewasa
8. Keluarga adalah sebuah system dan kumpulan dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya menurut
a. Logan’s (1979)
b. Raisner (1980)
c. WHO (1969)
d. Salvicion dan celis (1998)
e. Depkes (1988)
9. Dalam keluarga tuan S memiliki 4 anggota keluarga yang terdiri dari Ny S sebagai
rumah tangga, kedua anaknya wahyu dan uni beserta tuan S sendiri sebagai kepala
keluarga. tipe keluarga ini adalah
a. Extended Family
b. Nuclear Family
c. Reconstituted nuclear
d. Dyadic nuclear
e. Commuter Married
10. Bentuk keluarga yang terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya
(poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri), disebut
keluarga?
a. Keluarga Gabungan (Composite Family)
b. Keluarga inti (Nuclear Family)
c. Keluarga besar (Extended Family)

27
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d. Keluarga Campuran (Blended Family)


e. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
11. Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 25 tahun)
merupakan tahap siklus kehidupan keluarga yang ke…
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
12. Dibawah ini merupakan tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap II,
kecuali…
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
c. Mengintegrasi anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-
anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
e. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek dan nenek.
13. Keluarga Berencana merupakan tugas pada tahap…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
14. Keluarga adalah unit dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah atau atap

28
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut pernyataan di atas di kemukakan


oleh :
a. Balium dan maglaya
b. Helvie,1981
c. Berges, 1969
d. Departemen Kesehatan R.I 1998
b. Saemuanya benar
15. Seorang wanita pernah menikah dan sekarang tinggal sednrii. Wanita tersebut
tidak adanya keinginan untuk kawin lagi. Jenis keluarga pada wanita tersebut
disebut dengan ?
a. Single adult
b. Commuter married
c. Dual cariier
d. Single parent
e. Dyadic nuclear

Kunci Jawaban
1. A
2. A
3. D
4. B
5. A
6. D
7. C
8. E
9. B

29
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

10. A
11. C
12. C
13. A
14. D
15. A

A.
B. GlOSORIUM
C.

Childberaing Familiy : Keluarga dengan kelahiran anak pertama.


Keperawatan : Perawat (bahasa Inggris: nurse, berasal dari bahasa
Latin: nutrix yang berarti merawat atau memelihara)
adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan
individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai,
memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang
optimal dan berfungsi.
Tugas perkembangan : Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya
mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila
mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan
mengalami.

30
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z., (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.

Andarmoyo, S., (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Bailon, S.G, dan Maglaya, A.S. (1973). Family Health Nursing : The Process.
Philippiness : UP College on Nursing Dilliman

Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health


nursing.Third edition. California: Appleton & Lange.

Effendy, Nasrul., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.


Jakarta: EGC

Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.


Saunders.

Friedman. (1998). Family Nursing : Theory and Assesment .(ed.4). Connecticut :


Appleton-Century -Cropts.

Friedman, (1998). Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik, Edisi 3, Jakarta: EGC.

Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint


Carolus.
Nies, M.A., McEwen M. (2014). Community/Public Health Nursing. 6th edition.
Saunders: Elsevier Inc.

Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:


Rieka Cipta.

Stanhope M. & Lancaster J. (2013). Foundation of Nursing in the


Community:Community-Oriented Practice, 4th edition. Mosby:Elsevier Inc.

Suprajitno. (2004), Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.

31
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Kegiatan Belajar
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA (FUNGSI DAN


STRUKTUKTUR KELUARGA)

 100 Menit

PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang
dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak
yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus
sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti
pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan dibahas tentang konsep
keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia. Agar masyarakat Indonesia
hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam
keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit
dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat

32
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi
sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan
kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga
dapat menerima. Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan
untuk melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami fungsi keluarga


2. Mengetahui dan memahami peran keluarga
3. Mengetahui dan memahami peran anggota keluarga
4. Mengetahui dan memahami stuktur keluarga

Peran, Fungsi dan Struktur Keluarga

A. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku

33
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam


keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah.
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut.
1. Pelaksana Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana
Adalah memberikan pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan, mulai pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya
keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif, preventif, kuratif, serta
rehabilitatif.
2. Pendidik Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik

34
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Adalah mengidentifikasi kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan,


merencanakan, dan melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat
berperilaku sehat secara mandiri.
3. Konselor Peran dan fungsi perawat sebagai konselor
Adalah memberikan konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu
untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga
4. Kolaborator Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator
Adalah melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan
penyelesaian masalah kesehatan di keluarga
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
1. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting
dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat
dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan
sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan
sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah
kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga
untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan

35
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus utama


adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang
cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat
yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.

B. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998), didefinisikan sebagai hasil atau
konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan
erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;
1. Fungsi Afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian
kaum dewasa, memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggota keluarga.
2. Sosialisai dan fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak-anak yang
bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif,
dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
3. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan
menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi yang memadai
dan mengalokasikan sumber-sumber tersebut secara efektif.
5. Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik-
pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.
Fungsi keluarga secara umum adalah
1. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

36
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

2. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
5. Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

C. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

37
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
Dari struktur keluarga diatas, maka dapat dipahami bahwa struktur keluarga
memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.

D. Perawatan Kesehatan Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya

38
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah


satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.

E. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga


1. Tujuan umum :
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya
2. Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

39
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

F. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara. Friedman (1981) :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu
muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada.

LATIHAN

1. Coba identifikasi tindakan perawat berdasarkan peran dan fungsinya sebagai


pendidik di keluarga dengan salah satu anggota menderita TB Paru!
2. Jelaskan sasaran dari pelayanan keperawatan keluarga!
3. Sebutkan tujuan dari keperawatan keluarga!
4. Jelaskan peran perawat yang harus dilaksanakan apabila ditemukan data klien
dan keluarga tidak mampu mengambil keputusan!
5. Jelaskan contoh peran perawat sebagai kolaborator!

40
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Petunjuk Jawaban Latihan


1. Pendidik. Peran perawat sebagai pendidik adalah memberikan pengetahuan
dalam rangka mengubah perilaku klien dan keluarga.
2. Sasaran dari pelayanan keperawatan keluarga, yaitu keluarga yang mengalami
masalah kesehatan, yang tidak mampu dan belum terpapar pelayanan
kesehatan.
3. Tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah merujuk dari kemampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan sampai mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Peran perawat sebagai konselor.
5. Melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan.

RANGKUMAN
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Tujuan
keperawatan keluarga Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarganya
Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan untuk dapat mencapai tujuan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam
pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Tudas kesehatan
keluarga: 1) mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga, 2)
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, 3) memberikan
keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda, 4) mempertahankan
41
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian


anggota keluarga dan 5) mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada

TES FORMATIF
1. Keluarga Bapak. S menjelaskan bahwa penyebab penyakit diare anaknya adalah
karena jajan sembarangan. berdasarkan data tersebut, keluarga Bapak S mampu….
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan yang tepat
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
e. Memodifikasi lingkungan
2. Keluarga Ibu Y memantau pengobatan anaknya yang sakit TB paru. berdasarkan
tujuan keperawatan keluarga, ibu y mampu….
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan yang tepat
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan yang sehat
e. Memutuskan tindakan
3. Perawat melaksanakan pemeriksaan tekanan darah pada kelompok masyarakat
yang berisiko terjadinya tekanan darah, termasuk tindakan apakah pemeriksaan
tersebut….
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder

42
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

c. Pencegahan tersier
d. Peran sebagai kolaborator
e. Peran edukator
4. Perawat melaksanakan kunjungan rumah pada klien stroke untuk melakukan
rehabilitasi fisik, termasuk tindakan apakah kegiatan tersebut….
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegahan tersier
d. Peran sebagai kolaborator
e. Peran edukator
5. Perawat melaksanakan kunjungan rumah pada keluarga dengan ibu hamil yang
telah melakukan ANC secara teratur. Sasaran pelayanan keperawatan keluarga
yang telah dilaksanakan oleh perawat tersebut adalah keluarga....
a. Berisiko
b. Sakit
c. Sehat
d. Dengan tindak lanjut
e. Masalah kesehatan
6. Perawat melakukan pelayanan keperawatan keluarga pada salah satu anggota
keluarga dengan TB Paru yang belum rutin berobat. Sasaran pelayanan
keperawatan keluarga yang telah dilaksanakan oleh perawat tersebut adalah
keluarga....
a. Berisiko
b. Sehat
c. Miskin
d. Dengan tindak lanjut

43
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

e. Masalah kesehatan
7. Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dengan salah satu
anggota keluarga lansia. Sasaran pelayanan keperawatan keluarga yang telah
dilaksanakan oleh Perawat tersebut adalah keluarga....
a. Berisiko
b. Sakit
c. Miskin
d. Dengan tindak lanjut
e. Masalah kesehatan
8. Perawat melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga Bp. X yang menderita
diabetes mellitus, maka Perawat sedang melakukan peran sebagai....
a. Pendidik
b. Konselor
c. Kolaborator
d. Pelaksana
e. Advocat
9. Perawat melakukan kunjungan rumah pada sebuah keluarga dengan HIV-AIDS.
Perawat merujuk pasien ke pelayanan kesehatan. Apakah peran yang dilakukan
oleh perawat tersebut….
a. Pendidik
b. Counselor
c. Kolaborator
d. Pelaksana
e. Pemberi askep
10. Seorang perempuan 78 tahun tinggal bersama anak perempuan dan seorang cucu
yang berusia 20 tahun. Hasil pengkajian klien merasa sedih karena cucunya sudah

44
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

sebulan tidak pulang dan tidak ada kabar.Anaknya mengalami retardasi mental,
sudah lama berpisah dengan suaminya.Klien tidak tahu harus meminta bantuan
kepada siapa.Apa penyebab terjadinya kenakalan remaja pada keluarga tersebut?
a. Salah pergaulan
b. Terlalu di manja
c. Kurangnya pengetahuan
d. Harga diri rendah situasional
e. Kurangnya peran ayah/laki-laki
11. Bapak Ali seorang kepala rumah tangga dikeluarganya. Bp. Ali memiliki seorang
istri dan seorang anak yang masih dalam proses menyusui. sebagai pengambil
keputusan, Bapak Ali selalu memutuskan masalah dalam keluarganya dengan cara
diam dan tanpakomunikasi dengan anggota keluarganya. Bapak Ali terlalu cuek
dengan istrinya yangmengurus rutinitas rumah tangganya hanya seorang diri.
Sehingga masalah yang adadalam keluarga tidak dibicarakan secara terbuka. Hal
ini salah satu pengkajian padastuktur keluarga apa?
a. Struktur kekuatan keluarga
b. Struktur peran keluarga
c. Struktur peran
d. Fungsi keluarga
e. Nilai dan norma
12. Perawat berkunjung disebuah keluarga. Dalam keluarga tersebut terdapak bapak
X berumur 35 tahun dan Ibu Y berumur 30 tahun serta dua orang anak perempuan.
Bapak X menceritakan bahwa seminggu yang lalu di ukur tekanan darah 150/90
mmHg. Tingkat pencegahan apa yang dapat dilakukan dalam keluarga tersebut
untuk mencegah dampak yang lebih jauh ?
a. Pencegahan Primer

45
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

b. Pencegahan sekunder
c. Melakukan skrining
d. Pencegahan tersier
e. Rehabilitasi
13. Perawat berkunjung disebuah keluarga. Dalam keluarga tersebut terdapak
bapak X berumur 35 tahun dan Ibu Y berumur 30 tahun serta dua orang anak
perempuan. Bapak X menceritakan bahwa seminggu yang lalu di ukur tekanan
darah 150/90 mmHg. Tingkat pencegahan apa yang dapat dilakukan dalam
keluarga tersebut untuk mencegah dampak yang lebih jauh.
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan sekunder
c. Melakukan skrining
d. Pencegahan tersier
e. Rehabilitas
14. Bapak X dan Ibu X merupakan pasangan yang telah menjadi keluarga bahagia
yang telah menikah 4 tahun lalu. Keluarga ini telah memiliki seorang anak yang
erusia 4 tahun. Fungsi dari orang tua di sini harus mampu memenuhi tuntutan baru
dalam perawatan dan pengasuhan bayi. Sedangkan perawat sendiri bertugas
mengkaji peran menjadi orang tua. Dari kasus tersebut keluarga Bapak X telah
memasuki perkembangan keluarga pada tahap?
a. Keluarga pasangan baru
b. Childbearing family
c. Keluarga dengan anak prasekolah
d. Keluarga dengan anak sekolah
e. Keluarga dengan anak remaja

46
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

15. Bapak A dan Ibu P merupakan pasangan yang telah menjadi keluarga bahagia yang
telah menikah 5 tahun lalu. Keluarga ini telah memiliki seorang anak yang berusia
2,5 tahun. Fungsi dari orang tua di sini harus mampu memenuhi tuntutan baru
dalam perawatan dan pengasuhan bayi. Sedangkan perawat sendiri bertugas
mengkaji peran menjadi orang tua. Dari kasus diatas keluarga Tn. A telah
memasuki perkembangan keluarga pada tahap?
a. Keluarga pasangan baru
b. Childbearing family
c. Keluarga dengan anak prasekolah
d. Keluarga dengan anak sekolah
e. Keluarga dengan anak remaja
16. Bapak Ali seorang kepala rumah tangga dikeluarganya. Bp. Ali memiliki seorang
istri dan seorang anak yang masih dalam proses menyusui. sebagai pengambil
keputusan, Bapak Ali selalu memutuskan masalah dalam keluarganya dengan cara
diam dan tanpakomunikasi dengan anggota keluarganya. Bapak Ali terlalu cuek
dengan istrinya yangmengurus rutinitas rumah tangganya hanya seorang diri.
Sehingga masalah yang adadalam keluarga tidak dibicarakan secara terbuka. Hal
ini salah satu pengkajian padastuktur keluarga apa?
a. Struktur kekuatan keluarga
b. Struktur peran keluarga
c. Struktur peran
d. Fungsi keluarga
e. Nilai dan norma

17. Keluarga Bapak S adalah seorang kepala keluarga dengan istri Ibu N, mereka
memiliki seorang anak bernama An. K (4 tahun). Bp S adalah seorang yang suka

47
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

berteman dan membantu orang sekitar yang sedang kesulitan. Oleh karena
itu Bapak S menginginkan anaknya juga memiliki perhatian pada lingkungan
sekitar. Bapak S sering membawa An. K pergi bermain ke tetangga dan mulai
membiarkan anaknya bermain di luar rumah. Fungsi keluarga apakah yang sedang
dijalankan Bapak S?
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi perawatan kesehatan
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi reproduksi
18. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi keluarga dalam pengkajian
keperawatran keluarga adalah
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi perawatan kesehatan
d. Fungsi rekreasi
e. Fungsi reproduksi
19. Manakah yang termasuk fungsi internal keluarga?
a. Fungsi sosialisasi
b. Fungsi reproduksi
c. Fungsi ekonomi
d. Fungsi perawatan kesehatan
e. Fungsi afektif

20. Keluarga bapak S berasal dari jawa Tengah. Bapak S mengatakan mendapatkan
warisan untuk usaha karean beliau adalah anak laki-laki sehingga mendapat

48
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

warisan paling besar. Mengacu pada model tersebut keluarkan bapak S menganut
system ?
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matrilokal.
d. Patrilokal
e. Patriamatrilokal
Kunci Jawaban
1. A
2. C
3. B
4. C
5. C
6. D
7. A
8. A
9. C
10. E
11. B
12. A
13. A
14. C
15. B
16. B
17. B
18. D

49
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

19. E
20. A

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z., (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.

Andarmoyo, S., (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Bailon, S.G, dan Maglaya, A.S. (1973). Family Health Nursing : The Process.
Philippiness : UP College on Nursing Dilliman

Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health


nursing.Third edition. California: Appleton & Lange.

Effendy, Nasrul., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.


Jakarta: EGC

Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.


Saunders.

Friedman. (1998). Family Nursing : Theory and Assesment .(ed.4). Connecticut :


Appleton – Century – Cropts.

Friedman, (1998). Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik, Edisi 3, Jakarta: EGC.

Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint


Carolus.

Nies, M.A., McEwen M. (2014). Community/Public Health Nursing. 6th edition.


Saunders: Elsevier Inc.

Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:


Rieka Cipta.

50
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Stanhope M. & Lancaster J. (2013). Foundation of Nursing in the


Community:Community-Oriented Practice, 4th edition. Mosby:Elsevier Inc.

Suprajitno. (2004), Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.

BAB III

PARADIGMA KEPERAWATAN KELUARGA


51
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

 100 Menit

PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang
dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak
yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus
sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti
pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan dibahas tentang konsep
keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia. Agar masyarakat Indonesia
hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam
keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit
dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi
sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan

52
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan


kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga
dapat menerima. Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan
untuk melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami defenisi paradigm dan paragidma keperawatan


2. Mengetahui dan memahami fungsi paradigma
3. Mengetahui dan memahami teori yang mendasari paradigma keperawatan

Paradigma Keperawatan Keluarga

A. PARADIGMA DAN PARADIGMA KEPERAWATAN


1. Paradigma menurut Ferguson adalah pola pikir dalam memahami dan
menjelaskan aspek-aspek teertentu dari setiap kenyataan.
2. Paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan cara
pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, member makna,
menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena
kehidupan manusia (Poerwanto, 1997)
3. Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu.
Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku.
Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna,

53
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan (Cit Gaffar, 1997)
4. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan (Junaidi, 1999)
5. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, member makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan
6. Paradigma menurut Adam Smith (1975) adalah cara bagaimana kita
memandang dunia.
7. Menurut Poerwanto paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki
nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunannya untuk dapat memiliki
pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai sesuatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi
keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara
langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam suatu profesi tersebut.

B. FUNGSI PARADIGMA
Paradigma memiliki fungsi antara lain :
1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan
organisasi profesi.

54
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

2. membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita


dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar
kita.
Keperawatan menurut American Nurse Association (ANA) adalah
diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah kesehatan baik
yang sifatnya aktual maupun potensial.
Keperawatan menurut ICN adalah rumusan yang dibuat berdasarkan
keputusan terhadap fenomena yang merupakan fokus dari intervensi keperawatan.
Keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan, dituntut untuk
lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan-
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin maju pesat,
dengan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan
masyarakat yang semakain tinggi terhadap pelayanan keperawatan.

C. TEORI YANG MENDASARI PARADIGMA KEPERAWATAN.


1. Middle Range Nursing Theory
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah
satu faktor yang meemnuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu
tenaga keperawatan berada di tatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional
agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam
memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu
memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual
dan cultural.

55
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Dalam keperawatan kita mengenal empat komponen yang merupakan


pola dasar dari teori-teori keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi :
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan.
Manusia terus-menerus berinteraksi dengan lingkungannya dalam upaya
mempertahankan kesehatannya.
2. Konsep Manusia
Manusia sebagai biopsikososiospiritual dan kultur mempunyai sejumlah
kebutuhan yang harus dipenuhi bila gagal terjadi ketidakseimbangan maka
muncul masalah kesehatan.
a. Komponen biologi manusia mencakup keadaan jasmani, terpadu dalam
sistem organ yang mempunyai fungsi masing-masing yang mengalami
proses tumbuh kembang.
b. Komponen psikologis manusia mempunyai unsur kepribadian: Id (aspek
bio), ego (aspek psikologi), sper ego (aspek social)
c. Komponen sosial manusia berhubungan alam lingkungan sekitar,
berhubungan dengan masyarakat yang mempunyai system dan nilai-nilai
tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku.
d. Komponen spiritual manusia memiliki keyakinan terhadap kepercayan
Tuhan YME dimana manusia menyembah dan sembahyang kepada Tuhan
melalui agamanya masing-masing, dapat memberi rasa aman, bahagia, dan
rasa berharga.
e. Komponen kultur manusia meliputi adat istiadat dari setiap daerah.
Karakteristik manusia terdiri dari: Intelektual (kecerdasan atau
kemampuan adaptasi manusia terhadap hal-hal yang baru atau pengalaman
baru), emosi, spiritual, sosial budaya, Lingkungan dan Fisik. Cara perawat
memandang klien dapat dijelaskan sebagai berikut:

56
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

a. Individu sebagai klien


Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social, spiritual dan kultur. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi KMD (kebutuhan dasar
manusia).
Adapun kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang diperlukan
manusia untuk kelangsungan hidupnya. Karakteristik umum kebutuhan
dasar manusia:
1) Semua individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama namun
dipengaruhi oleh sosial budaya dimana dia hidup. Persepsi tentang
kebutuhan berbeda-beda dipengaruh oleh pengalaman belajar dan
standar budaya.
2) Pemenuhan kebutuhan relative sangat tergantung pada prioritas tiap
individu.
3) Kebutuhan dasar pada umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan
dapat ditunda
4) Bila individu gagal memenuhi kebutuhan maka akan terjadi
ketidakseimbangan homeostatis dan dapat menyebabkan sakit.
5) Suatu kebutuhan dapat muncul oleh stimulasi internal dan eksternal
6) Respon individu terhadap kebutuhan dan tak terpenuhinya keutuhan
dapat berbeda.
7) Beberapa kebutuhan sebagian berhubungan jika beberapa kebutuhan
tidak terpenuhi kebutuhan lain juga tidak terpenuhi.
Dalam cara memilih kebutuhan dan prioritas kebutuhan dipengaruhi
pengalaman dan nilai budaya.
b. Keluarga sebagai klien

57
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat


secara trus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah
satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki atau mengabaikan masalah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri.
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan penyakit pada salah
satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut.
4) Dalam merawat pasien sebagai individu, keluarga tetap berperan
sebagai pengambil keputusan dalam perawatannya.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
usaha-usaha kesehatan masyarakat.
6) Masyarakat sebagai klien
7) Masyarakat adalah suatu pranata yang terbentuk karena interaksi anatara
manusia dan budaya dalam lingkungannya, bersifat dinamis dan terdiri
dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang mempunyai
tujuan dan norma sebagai sistem nilai.
Konsep Holism Manusia
Suatu bentuk pendekatan yang digunakan perawat untuk memecahan
masalah-masalah kesehatan dengan cara memerhatikan dan
mempertimbangkan unsur-unsur biologis, psikologis, dan sosial

58
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

3. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial,
spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Sebagai suatu
profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan
keperawatan yang dilakukan. Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut
pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai
makhluk biopsikososialspiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan
dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan
menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta
menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat
universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit,
etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan
serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam
arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Kosep kesehatan
Sehat menurut WHO adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental,
dan sosial dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan
kelemahan.

59
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Menurut UU No. 23/1992 sehat adalah keadaan sejahtera badan


(jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Jadi sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan
eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor
lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual
dan spiritual dan proses penyakit. Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah
faktor-faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi
kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Ciri-ciri orang yang sehat adalah memiliki faktor internal dan eksternal
yang seimbang. Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan antara lain:
a. Politik yang mencakup keamanan, penekanan, dan penindasan.
b. Perilaku manusia mencakup kebutuhan, kebiasaan, dan adat istiadat.
c. Keturunan mencakup genetik, kecacatan, etnis, faktor resiko, dan ras.
d. Pelayanan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif dan
rehabilitatif.
e. Lingkungan yang meliputi tanah, udara dan air.
f. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan.
Sakit menurut Zaidin Ali adalah suatu keadaan yang mengganggu
keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologi (mental), sosial
dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan
kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Menurut kozie, kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang
akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan. Faktor-faktor
yang dapat meningkatkan angka sesakitan adalah

60
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

a. Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap


Diabetes Melitus, mempunyai resiko tinggi terkena diabetes pula.
b. Usia
c. Kelahiran cacat atau kelainan kontenital resikonya meningkat pada wanita
yang melahirkan diatas usia 35 tahun.
d. Fisiologi
e. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin.
Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung.
f. Gaya hidup
g. Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb.
h. Lingkungan
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status
kesaehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala
hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat
seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung
pada factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan
sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara
dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita
bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi
apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam
area sehat (wellness area).
5. Konsep Lingkungan
a. Pengertian lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (
kawasan dsb) yang termasuk didalamnya.

61
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap


perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status
ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi,
sosial, budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :
1) Lingkungan dalam terdiri dari:
a) Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi
pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang
lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang
cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat
tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b) Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor
untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.

62
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Komunikasi dengan psasien dipandang dalam suatu konteks


lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan
secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien
yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana
dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c) Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang
spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan
secara khusus
2) Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara,
suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )

63
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara


terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan
tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat
dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita
kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak
penyakit-penyakit.
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana
apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu
sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari
orang lain.keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana
jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang
bersih.

LATIHAN

1. Jelaskan Defenisi Paradigma secara umum ?


2. Jelaskan Defenisi paradigma keperawatan menurut ahli ?
3. Jelaskan konsep paradigma dari aspek manusia ?
4. Jelaskan tetang konsep sehat sakit ?
5. Bagiaman pengaruh paradigma keperawatan dalam asuhan keperawatan
keluarga

64
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

RANGKUMAN
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak
pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan
keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara
individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.

TES FORMATIF

1. Bapak. A dan Ibu B mengalami keretakan hubungan semenjak keduanya terlalu


fokus padaurusan karir masing-masing. Akibatnya mereka lalai dalam pengasuhan
putra mereka dansering memperdebatkan kewajiban mereka dalam hal pengasuhan
anak. Masalah tersebut membuat mereka kini menjadi jarang berkomunikasi.
Aspek dari model Neuman mengalami gangguan adalah ?
a. Rekonstitusi
b. Garis pertahanan fleksibel
c. Multidimensi

65
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d. Psikologis
e. Struktur dasar
2. Cara bagaimana kita memandang dunia. Merupakan defenisi paradigm menurut ?
a. Adma Smith (1975)
b. Cit gaffar (19997)
c. Poerwanto (1997)
d. Junaidi (1999)
e. Ferguson (1978)
3. Fungsi paradikma keperawatan, dibawah ini adalah, kecuali.. ?
a. Menyelesaikan persoalan profesi keperawatan/ organisasi
b. Menyelesaikan persoalan aspek pendidikan
c. Meyelesaikan aspek persoalan pelayanan
d. Membnatu memahami masyarakatdunia keperawatan
e. Membantu pemerintah dalam meningktakna pembanguan
4. Komponen manusia dari aspek psikologis sebagai pembentuk unsur kepribadian
yakni
a. Id
b. Ego
c. Super ego
d. Psikologis aspek
e. Social ego
5. Adapun kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia
untuk kelangsungan hidupnya. Karakteristik umum kebutuhan dasar manusia yang
bener, kecuali?
a. Semua individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama

66
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

b. Pemenuhan kebutuhan relative sangat tergantung pada prioritas tiap


individu.
c. Kebutuhan dasar pada umumnya harus dipenuhi, beberapa kebutuhan dapat
ditunda
d. Bila individu gagal memenuhi kebutuhan maka akan terjadi
ketidakseimbangan homeostatis dan dapat menyebabkan sakit.
e. Suatu kebutuhan dapat muncul oleh stimulasi eksternal
6. Alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu, kecuali ?
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki atau mengabaikan masalah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri.
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan penyakit pada salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut.
d. Dalam merawat pasien sebagai individu, orang yang sakit berperan sebagai
pengambil keputusan.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
usaha-usaha kesehatan masyarakat.
8. Keluarga bapak S dimana sitri yakni Ibu B usia 45 tahun menderita hipertensi
sejak 1 tahun lalu, keluarga hanya membeli obat di apotik atau pada saat ada
posyandu lansia saja. Ibu B mengatakan tidak pernah dating ke Puskesamas
karena jaraknya jauh. Dari maslah diatas factor yang mempengaruhi maslah
kesehatan adalah ?
a. Keturunan

67
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

b. Perilaku
c. Pelayanna kesehatan
d. Social ekonomi
e. Politik
Kunci Jawaban
1. D
2. A
3. E
4. B
5. E
6. D
7. B
A.
B. GLOSARIUM
C.

Holisme : Suatu pemikiran yang menyatakan bahwa sistem alam semesta, baik
yang bersifat fisik, kimiawi, hayati, sosial, ekonomi, mental-psikis,
dan kebahasaan, serta segala kelengkapannya harus dipandang sebagai
sesuatu yang utuh dan bukan merupakan kesatuan dari bagian-bagian
yang terpisah

Paradigma : Model utama, pola atau metode (untuk meraih beberapa jenis tujuan).
Seringkali paradigma merupakan sifat yang paling khas atau dasar dari
sebuah teori atau cabang ilmu. Menurut konteks, artinya bisa: (dalam
epistemologi) sebuah paradigma ilmiah Kuhnian paradigm

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z., (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.

Andarmoyo, S., (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

68
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Bailon, S.G, dan Maglaya, A.S. (1973). Family Health Nursing : The Process.
Philippiness : UP College on Nursing Dilliman

Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health


nursing.Third edition. California: Appleton & Lange.

Effendy, Nasrul., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.


Jakarta: EGC

Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.


Saunders.

Friedman. (1998). Family Nursing : Theory and Assesment .(ed.4). Connecticut :


Appleton – Century – Cropts.

Friedman, (1998). Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik, Edisi 3, Jakarta: EGC.

Gaffar, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. EGC, Jakarta

Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint


Carolus.

Nies, M.A., McEwen M. (2014). Community/Public Health Nursing. 6th edition.


Saunders: Elsevier Inc.

Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:


Rieka Cipta.

Stanhope M. & Lancaster J. (2013). Foundation of Nursing in the


Community:Community-Oriented Practice, 4th edition. Mosby:Elsevier Inc.

Sumijatun, (2010). Konsep Dasar menuju Keperawatan Profesional.Trans Info


Media. Jakarta.

Suprajitno. (2004), Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.

69
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Kegiatan Belajar
BAB IV

BAB IV PERSPEKTIF KEPERAWATAN KELUARGA

 100 Menit

PENDAHULUAN
Menurut Hanson dan Heims, yang melaporkan sebuah survei pada
sekolah keperawatan di Amerika Serikat yang mereka lakukan terkait cakupan
keperawatan keluarga di sekolah tersebut, terdapat perkembangan pemaduan
muatan keperawatan keluarga dan ketrampilan klinis ke dalam program
keperawatan pascasarjana dan sarjana.
Masih belum jelas muatan apa yang tepat diberikan untuk program
sarjana dan pascasarjana dan bagaimana cara mengajarkan ketrampilan klinis.
70
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Tidak ada kesepakatan mengenai fokus program sarjana dan pascasarjana


terkait dengan keperawatan keluarga. Akan tetapi, terdapat beberapa konsensus
bahwa praktik keperawatan tingkat lanjut pada keperawatan keluarga
melibatkan pembelajaran muatan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
bekerja dengan seluruh keluarga dan individu anggota keluarga secara
bersamaan.
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia
Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami trends issue keperawatan keluarga


2. Mengetahui dan memahami peran perawat dalam meyikapi trends dan issue
3. Mengetahui dan memahami peluag perawat dalam menyikati trends dan issue
dalam keperawatan keluarga
4. Mengetahui dan memahami program pemerintah dalam pelaksanaan
keperawatan keluarga.

71
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Perspektif Keperawatan Keluraga

A. Trend dan Issue Keperawatan Keluarga


Menurut Friedman dkk (2013), terhadap literatur dan diskusi profesional
dengan kolega di bidang keperawatan keluarga terdapat 8 issue penting dalam
keperawatan keluarga saat ini:
1. Issue Praktik
a. Kesenjangan bermakna antara teori dan penelitian serta praktik klinis.
Kesenjangan antara pengetahuan yang ada dan penerapan
pengetahuan ini jelas merupakan masalah di semua bidang dan spesialisasi
di keperawatan, meskipun kesenjangan ini lebih tinggi di keperawatan
keluarga. Keperawatan yang berpusat pada keluarga juga masih dinyatakan
ideal dibanding praktik yang umum dilakukan. Wright dan Leahey
mengatakan bahwa faktor terpenting yang menciptakan kesenjangan ini
adalah cara perawat menjabarkan konsep masalah sehat dan sakit. Hal ini
merupakan kemampuan “berkir saling mempengaruhi”: dari tingkat
individu menjadi tingkat keluarga (saling memengaruhi).
Penulis lain yaitu Bowden dkk menyoroti menyoroti bahwa
kecenderungan teknologi dan ekonomi seperti pengurangan layanan dan
staf, keragaman dalam populasiklien yang lebih besar. Sedangkan menurut
Hanson kurangnya alat pengkajian keluarga yang komperehensif dan
strategi intervensi yang baik, perawat terikat dengan model kedokteran
(berorientasi pada individu dan penyakit), dan sistem pemetaan yang kita
lakukan serta sistem diagnostik keperawatan menyebabkan penerapan
perawatan yang berfokus pada keluarga sulit diwujudkan.

72
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

b. Kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga menjadi lebih mudah untuk


diintegrasikan dalam praktik.
Dalam beberapa tahun ini, terjadi restrukturisasi pelayanan kesehatan
besarbesaran, yang mencakup perkembangan pesat sistem pengelolaan
perawatan berupa sistem pemberian layanan kesehatan yang kompleks,
multiunit, dan multilevel sedang dibentuk. Sebagian dari restrukturisasi ini
juga termasuk kecenderungan pasien dipulangkan dalam “keadaan kurang
sehat dan lebih cepat” dan pengurangan jumlah rumah sakit, pelayanan dan
staf, serta pertumbuhan pelayanan berbasis komunitas. Perubahan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kerja dan kelebihan beban kerja dalam
profesi keperawatan. Waktu kerja perawat dengan klien individu dan klien
keluargamenjadi berkurang. Oleh karena itu, mengembangkan cara yang
bijak dan efektif untuk mengintegrasikan keluarga ke dalam asuhan
keperawatan merupakan kewajiban perawat keluarga.
Menurut Wright dan Leahey, mengatasi kebutuhan ini dengan
menyusun wawancara keluarga selama 15 menit atau kurang. Pencetusan
gagasan dan strategi penghematan waktu yang realistik guna mempraktikan
keperawatan keluarga adalah isu utama praktik dewasa ini.
c. Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan
kepada keluarga.
Berdasarkan pembincangan dengan perawat dan tulisan yang disusun
oleh perawat keluarga, terdapat kesepakatan umum bahwa peralihan
kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan ke pasien atau
keluarga perlu dilakukan.
Menurut Wright dan Leahey dalam Robinson, mengingatkan kita
bahwa terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang lebih besar dalam

73
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

hubungan antara perawat dan keluarga, hubungan kolaboratif yang lebih


baik, dan pemahaman yang lebih baik akan keahlian keluarga.
Perkembangan penggunaan Internet dan email telah memberikan
banyakkeluarga informasi yang dibutuhkan untuk belajar mengenai
masalah kesehatan dan pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen telah
memengaruhi pasien dan keluarga untuk melihat diri mereka sebagai
konsumen, yang membeli dan mendaptkan layanan kesehatan seperti
layanan lain yang mereka beli. Dilihat dari kecenderungan ini, anggota
keluarga sebaiknya diberikan kebebasan untuk memutuskan apa yang baik
bagi mereka dan apa yang mereka lakukan demi kepentingan mereka
sendiri.
d. Bagaimana bekerja lebih efektif dengan keluarga yang kebudayaannya
beragam.
Kemungkinan, isu ini lebih banyak mendapatkan perhatian di
kalangan penyedia pelayanan kesehatan, termasuk perawat, dibandingkan
isu lainnya pada saat ini.
Kita tinggal di masyarakat yang beragam, yang memiliki banyak cara
untuk menerima dan merasakan dunia, khusunya keadaan sehat dan sakit.
Dalam pengertian yang lebuh luas, budaya (termasuk etnisitas,
latarbelakang agama, kelas sosial, aliasi regional dan politis, orientasi
seksual, jenis kelamin, perbedaan generasi) membentuk persepsi kita, nilai,
kepercayaan, dan praktik.
Faktor lainnya, seperti pengalaman sehat dan sakit, membentuk cara
kita memandang sesuatu. Meskipun terdapat semua upaya tersebut guna
dapat bekerja lebih efektif dengan keluarga yang beragam, memberikan

74
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

perawatan yang kompeten secara budaya tetap menjadi tantangan yang


terus dihadapi.
e. Globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru yang
menarik bagi perawat keluarga.
Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai
globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan
menarik utnuk belajar mengenai intervensi serta program yang telah
diterapkan oleh negara lain guna memberikan perawatan yang lebih baik
bagi keluarga.
Globalisasi adalah proses bersatunya individu dan keluarga karena
ikatan ekonomi, politis, dan profesional. Globalisasi mempunyai dampak
negatif yang bermakna bagi kesehatan yaitu ancaman epidemi diseluruh
dunia seperti HIV/AIDS menjadi jauh lebih besar. Akan tetapi sisi
positifnya, pembelajaran yang diperoleh perawat amerika dari perawat di
seluruh dunia melalui konferens internasional, perjalanan, dan membaca
literatur kesehatan internasional memberikan pemahaman yang
bermanfaat. Sebagai contoh, di Jepang, pertumbuhan keperawatan keluarga
sangat mengesankan. Di sana, perawat telah mengembangkan kurikulum
keperawatan keluarga di sekolah keperawatan dan telah menghasilkan teori
keperawatan yang berfokus pada keluarga dan sesuai dengan nilai dan
konteks Jepang.
Menurut Sugishita, keperawatan keluarga mengalami pertumbuhan
yang pesat di Jepang, yang ditandai dengan publikasi dan upaya penelitian
yang dilakukan di Jepang. Negara lain, seperti Denmark, Swedia, Israel,
Korea, Chili, Meksiko, Skotlandia, dan Inggris juga mengalami kemajuan

75
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

bermakna di bidang kesehatan keluarga dan keperawatan keluarga. Kita


harus banyak berbagi dan belajar dari perawat di beberapa negara ini.
2. Isu Pendidikan
Menurut Hanson dan Heims, yang melaporkan sebuah survei pada sekolah
keperawatan di Amerika Serikat yang mereka lakukan terkait cakupan
keperawatan keluarga di sekolah tersebut, terdapat perkembangan pemaduan
muatan keperawatan keluarga dan ketrampilan klinis ke dalam program
keperawatan pascasarjana dan sarjana.
Masih belum jelas muatan apa yang tepat diberikan untuk program sarjana
dan pascasarjana dan bagaimana cara mengajarkan ketrampilan klinis. Tidak
ada kesepakatan mengenai fokus program sarjana dan pascasarjana terkait
dengan keperawatan keluarga. Akan tetapi, terdapat beberapa konsensus bahwa
praktik keperawatan tingkat lanjut pada keperawatan keluarga melibatkan
pembelajaran muatan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan
seluruh keluarga dan individu anggota keluarga secara bersamaan.
Perawat keluarga dengan praktik tingkat lanjut dapat bekerja sebagai
terapis keluarga pada keluarga yang bermasalah. Akan tetapi, masih belum jelas
muatan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dalam keperawatan keluarga
untuk para perawat yang dipersiapkan di program praktik tingkat lanjut lainnya
(program perawat spesialis klinis dan praktisi). Bahasan lebih lanjut mengenai
cakupan dan level muatan dan ketrampilan klinis perlu dilakukan.
3. Isu Penelitian
Di bidang keperawatan keluarga, perawat peneliti telah membahas hasil
kesehatan dan peralihan keluarga yang terkait dengan kesehatan. Teori
perkembangan, teori stres, koping, dan adaptasi, teori terapi keluarga, dan teori
sistem telah banyak memandu penilitian para perawat penilti keluarga.

76
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Penelitian dilakukan lintas disiplin, yang menunjukkan bahwa “tidak ada


satupun disiplin yang memiliki keluarga” menurut Gillis dan Kna dalam
Friedman dkk (2013). Kelangkaan penelitian keperawatan yang nyata terletak
di bidang studi intervensi. Menurut Kna dalam Friedman dkk (2013) kurangnya
studi intervensi dalam keperawatan keluarga “mengejutkan.”
Menurut Janice Bell dalam editor journal of family nursing, dalam editorial
“Wanted: Family Nursing Intervention,” mengeluhkan mengenai kurangnya
naskah penelitian intervensi keperawatan yang ia terima untuk dikaji. Dengan
tidak memadainya jumlah studi intervensi, kita mengalami kekurangan bukti
ilmiah yang dibutuhkan untuk mendukung evikasi strategi dan program
keperawatan keluarga. Selain itu, dibutuhkan penelitian keperawatan keluarga
yang sebenarnya: sebagian besar penelitian keperawatan keluarga sebenarnya
merupakan penelitian yang terkait dengan keluarga (yang berfokus pada
anggota keluarga), bukan penelitian keluarga (yang berfokus pada seluruh
keluarga sebagai sebuah unit).
4. Isu kebijakan
Kebutuhan akan lebih terlibatnya perawat keluarga dalam membentuk
kebijakan yang memengaruhi keluarga.
Hanson, dalam bahasannya mengenai reformasi pelayanan kesehatan,
mendesak perawat keluarga lebih terlibat di tiap level sistem politis guna
menyokong isu keluarga. Kami setuju dengan beliau. Praktisnya, semua
legislasi domestik yang dikeluarkan di tingkat lokal, negara bagian atau
nasional mempunyai dampak pada keluarga. Sebagai advokat keluarga, kita
perlu baik secara sendiri-sendiri maupun bersama menganalisis isu dan
kebijakan yang tengah diusulkan dan membantu merumuskan dan
mengimplementasikan kebijakan dan regulasi yang positif. Mendukung calon

77
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

dewan yang mendukung calon keluarga dan menjadi relawan untuk melayani
komisi kesehatan dan komisi yang terkait dengan kesehatan dan dewan
organisasi adalah jalan penting lain untuk “membuat suatu perbedaan”. Kita
perlu mendukung keluarga agar mempunyai hak mendapatkan informasi,
memahami hak dan pilihan mereka, serta lebih cakap dalam membela
kepentingan meraka sendiri.

B. Peran Perawat Dalam Menyikapi Trend dan Issue


Dalam kemajuan teknologi ini seorang perawat mempunyai peran yang
besar, baik di masyarakat maupun di rumah sakit. Peran perawat sebagai educator
seperti memberikan informasi kepada klien mengenai tindakan yang akan
diberikan. Juga sebagai care giver dalam memberikan layanan kesehatan
menggunakan dan memanfaatkan teknologi telehealth guna mempermudah dan
meningkatkan hasil kerja dalam memberikan layanan asuhan keperawatan.
Sebagai change agent teknologi sebelumnya perawat merupakan tenaga
yang paling sering berhubungan dengan pasien oleh karena itu setiap sistem
teknologi yang baru maka perawat harus mempu mengusai dan menerapkannya.
Perawat saat ini harus mampu mencari informasi terbaru mengenai dunia
teknologi kesehatan agar tidak ketinggalan zaman. Dengan mempelajarinya maka
kita akan mengetahui bagaimana cara mengoperasikan teknologi baru dan mampu
memanfaatkannya di dunia kesehatan.

C. Peluang Keperawatan Memanfaatkan Trend dan Issue Tersebut untuk


Meningkatkan Pelayanan Keperawatan
Perawat perlu menyadari bahwa kesulitan dan beban keperawatan sangat
banyak sehingga diperlukan secepat mungkin dalam merawat pasien khususnya

78
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

pasien stroke. Telehealth merupakan salah satu sarana yang memungkinkan para
profesional keperawatan/kesehatan mempunyai kemampuan untuk menawarkan
layanan ini kepada keluarga dari kejauhan. Home telehealth bisa efektif dalam
tidak hanya menilai kebutuhan perawatan kesehatan korban stroke dan
keperawatan, tetapi juga dalam memberikan dukungan informasi dan emosional
kepada mereka. Kesiapan terhadap telehealth tampaknya tergantung pada:
1. Keperawatan dan keamanan rumah;
2. Waktu yang tepat layanan yang ditawarkan;
3. Kebutuhan yang dirasakan untuk keperawatan;
4. Tingkat beban keperawatan.
Metode beban keperawatan menilai, yang mungkin berguna dalam
memprediksi kesiapan mereka terhadap layanan telehealth, telah tersedia.
Penilaian kenyamanan klien dengan dan kepentingan dalam teknologi serta
keterbatasan pendengaran dan visual juga mungkin penting dalam penerimaan dan
penggunaan telehealth. Identikasi potensial untuk penggunaan, kesiapan dan
penerimaan telehealth sangat penting sebelum mengembangkan, melaksanakan
dan mengevaluasi programprogram menggunakannya.
Perbedaan tingkat pengalaman dan harapan antara perawat dan keperawatan
mungkin telah menyebabkan disparitas dengan kepuasan mereka dalam kinerja
peralatan telehealth. Pelatihan perawat dan keperawatan untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi yang tepat sesuai dengan teknologi dan membantu
mereka untuk mencapai tingkat minimal kenyamanan dengan telehealth adalah
penting untuk menggunakan dan keefektifannya.
Pelayanan keperawatan di masa ke depan akan memanfaatkan
perkembangan tekhnologi informasi, misalnya mengaplikasikan telehealth.
telehelath dalam keperawatan bisa dikembangkan untuk digunakan dalam bidang

79
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

pendidikan maupun bidang pelayanan keperawatan. Dalam bidang pelayanan


keperawatan telehealth dapat membantu kegiatan asuhan keperawatan pada pasien
di rumah atau dikenal dengan home care.
Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah
atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan
keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah
dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan
Menurut hukum, Telehalth juga diperbolehkan jika perawat sudah
mempunyai SIP atau SIPP, dalam PERMENKES RI No.
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktek
perawat BAB I Pasal 1 nomor 3 dijelaskan bahwa Surat Izin Praktek Perawat yang
selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk melakukan praktek keperawatan secara perorangan dan/atau berkelompok.
BAB II Pasal 3 Nomor 1 dijelaskan setiap perawat yang menjalankan praktek
wajib memiliki SIPP. Telehealth juga biasa digunakan untuk berkomunikasi antar
petugas kesehatan dengan jarak jauh jika perawat tersebut belum memiliki
pengalaman yang luas guna untuk memberikan diagnosa atau pemberian obat
kepada pasien dengan benar.
Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telehealth dalam bidang
keperawatan banyak sakali tantangan dan hambatannya misalnya: faktor biaya,
sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.
Penggunaan telehealth dalam keperawatan itu diperbolehkan, karena kita
boleh menggunakan telehealth dalam berkomunikasi keperawatan jarak jauh.
Karena untuk mempermudah berkomunikasi dan memberi asuhan keperawatan
pasien dirumah (home care).

80
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Dengan kemajuan teknologi di bidang keperawatan terutama telehealth


maka beban kerja perawat akan berkurang, memangkas waktu dan biaya yang
digunakan. Telehealth sangat besar peluangnya untuk diterapkan di Indonesia yang
memiliki wilayah yang sangat luas dan tidak memungkinkan jika dilakukan
kunjungan rumah. Telehealth merupakan inovasi baru di dunia keperawatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Repubublik Indonesia dengan jumlah
penderita stroke yang cukup tinggi.

D. Program-program pemerintah dalam pelaksanaan keperawatan keluarga


1. Kartu Indonesia Sehat (KIS)
KIS yang diluncurkan tanggal 3 November 2014 merupakan wujud
program Indonesia Sehat di bawah Pemerintahan Presiden Jokowi. Program ini
1) menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat
manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan; 2)
perluasan cakupan PBI termasuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan Bayi Baru Lahir dari peserta Penerima PBI; serta 3) Memberikan
tambahan Manfaat berupa layanan preventif, promotif dan deteksi dini
dilaksanakan lebih intensif dan lebih terintegrasi.
2. Nusantara Sehat (NS)
Sebagai bagian dari penguatan pelayanan kesehatan primer untuk
mewujudkan Indonesia Sehat Kemenkes membentuk program Nusantara Sehat
(NS). Di dalam program ini dilakukan peningkatan jumlah, sebaran, komposisi
dan mutu Nakes berbasis pada tim yang memiliki latar belakang berbeda mulai
dari dokter, perawat dan Nakes lainnya (pendekatan Team Based). Program NS
tidak hanya berfokus pada kegiatan kuratif tetapi juga pada promitif dan

81
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

prefentif untuk mengamankan kesehatan masyarakatdan daerah yang paling


membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita membangun dari pinggiran.
3. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat
Satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga
terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut
dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu
keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati
adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga.
Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
e. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
f. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.
h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing
indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.

82
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus


diadakan atau dikembangkan, yaitu:
a. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
1) Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa
family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan)
data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan
akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan:
mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta
perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
2) Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada
keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer
tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang
hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang
menderita hipertensi, dan lain-lain.
b. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
a) Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
b) Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus
group discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
c) Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan
lain-lain).

83
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d) Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,


rembug desa, selapanan, dan lain-lain.
c. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
a) Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader
Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
b) Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.
Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat Yang dimaksud satu keluarga
adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana
dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek
dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri
lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau
tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan
Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk
penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama
tersebut adalah sebagai berikut. Keluarga mengikuti program Keluarga
Berencana (KB) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan Bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif Balita
mendapatkan pemantauan pertumbuhan Penderita tuberkulosis paru
mendapatkan pengobatan sesuai standar Penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan Anggota keluarga tidak ada yang merokok Keluarga
sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Keluarga
mempunyai akses sarana air bersih Keluarga mempunyai akses atau
menggunakan jamban sehat Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan
penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan

84
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga


yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus
diadakan atau dikembangkan, yaitu: Instrumen yang digunakan di tingkat
keluarga. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan
keluarga. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut. Profil
Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang
merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data
individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat
(akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data
individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan:
mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta
perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan
balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain). Paket Informasi Keluarga
(selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk
lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang
dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga
yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita
hipertensi, dan lain-lain.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat
berupa forum-forum berikut. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di
wilayah kerja Puskesmas. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal
dengan fokus group discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.

85
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-


lain). Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,
rembug desa, selapanan, dan lain-lain. Sedangkan keterlibatan tenaga dari
masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-
tenaga berikut. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader
Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan lain-lain. Pengurus organisasi
kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna,
pengelola pengajian, dan lain-lain.
d. Peran Pemaku Kepentingan
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
di tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1) Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga
oleh Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).
2) Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga
pengelola data Puskesmas.
3) Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan
menyusun rencana Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.
4) Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh
Pembina Keluarga.
5) Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar
gedung) oleh tenaga teknis/profesional Puskesmas.
6) Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh
tenaga pengelola data Puskesmas.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam
langkah-langkah manajemen Puskesmas yang mencakup P1

86
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

(Perencanaan), P2 (Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-


Pengendalian-Penilaian).

e. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit
Pelaksana Teknis/Puskesmas adalah mengupayakan dengan
sungguhsungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam rangka
pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber
daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.
f. Peran Dinas Kesehatan Provinsi
Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan
Puskesmas secara umum adalah memfasilitasi dan mengoordinasikan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya untuk berupaya
dengan sungguh-sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan
pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran
utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan,
serta pemantauan dan pengendalian.
g. Peran Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren sebagaimana UU No.
23 Tentang Pemerintahan Daerah berwenang untuk: (a) menetapkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan
urusan pemerintahan; (b) melaksanakan pembinaan dan pengawasan

87
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


daerah, selain juga pengembangan sumber daya, koordinasi dan
bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.
h. Peran dan tangung jawab lintas sektor
Dengan Pendekatan Keluarga diukur dengan Indeks Keluarga
Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak
indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga
tersebut akan mengarah kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin
banyak keluarga yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akan semakin
dekat tercapainya Indonesia Sehat.
Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga sangat ditentukan oleh
peran dan tanggung jawab sektor-sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas
sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat ikut berperan dalam program
ini misalnya Kementerian PDT, Kemendikbud, Kemenristekdikti,
Kemenpan & RB, Kemenkominfo, Kemendagri/Pemda, Kemenperindag,
Kemenaker, Kemenag, BKKBN, TNI dan POLRI.

LATIHAN

1. Jelaskan indikator keluarga sehat yang anda pahami


2. Coba anda jelaskan trends issue keperawatan keluarga
3. Coba anda jelakan kembali peran perawat dalam meyikapi trends dan issue
4. Coba ada ceitakan bagiaman peluang perawat dalam menyikati trends dan
issue dalam keperawatan keluarga
5. Coba analisa program pemerintah dalam pelaksanaan keperawatan keluarga

88
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

RANGKUMAN

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar


utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan
kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan
peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya.
Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

TES FORMATIF
1. Seorang mahasiswa Sarjana keperawatan yang berdinas di ruang perawatan
dalam bagain praktek klinik. Saat melakukan observasi kegiatan dimana
perawat melakukan tidakan injeksi inta selang, mahasiwsa melihat perawat
tidak meggunakan handscoon, perlak pengalas dan hanya menyampaikn ke
pasien akan dilakukan injeksi. Fenomena tersebut merupakan issue yang
disebut dengan ?
a. Kesenjangan teori dan praktek
b. Kesenjangan modifikasi yang dilakukan perawat
c. Integrasi praktek real lapangan

89
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d. Modifikasi efektif dalam tindakan


e. Bagaiman bekerja efektif dan efesien

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Depkes. http://www.depkes.go.id/article/print/15020400002/program-
indonesia-sehat-untuk-atasi-masalah-kesehatan.html

Depkes. http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-
indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga.htm

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Makhfudli, F. E. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wahid Iqbal Mubarak, N. C. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep


dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Friedman,dkk. (2013) Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, &


Praktik. Jakarta: EGC

Stikesypib. 2019. Isu Terbaru dalam Keperawatan Keluarga

90
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Kegiatan Belajar
BAB V

PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA

 100 Menit

PENDAHULUAN
Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang
rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk
bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses
keperawatan. Menurut Yura dan Walsh (1978), “proses keperawatan
merupakan inti dan sari dari keperawatan”. Proses adalah suatu aksi gerak yang
dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju
pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses
pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan
individu, keluarga, kelompok atau komunitas
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya pada
keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah
klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang
erat. Akan tetapi, hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada
keluarga sebagai objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan.
Beberapa alasan penting meyakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi

91
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

focus sentral dari keperawatan keluarga, yaitu : Dalam sebuah unit keluarga,
disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu atau
lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan.
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
anggotanya. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada
peningkatan, perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling
keluarga serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang
diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan.
Upaya menemukan kasus merupakan suatu alasan bagus lainnya untuk
memberikan perawatan kesehatan keluarga. Keperawatan kesehatan
masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal
dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).Keluarga yang sehat adalah
keluarga yang membantu anggota keluarga untuk mencapai tuntutan-tuntutan
bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi fungsi-fungsi
keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat
perkembangan keluarga (Friedman,2002).

92
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami trends issue keperawatan keluarga


2. Mengetahui dan memahami peran perawat dalam meyikapi trends dan issue
3. Mengetahui dan memahami peluag perawat dalam menyikati trends dan issue
dalam keperawatan keluarga
4. Mengetahui dan memahami program pemerintah dalam pelaksanaan
keperawatan keluarga.

Pelayanan Keperawatan Keluraga

A. Pengertian
Konsep pelayanan keperawatan keluarga adalah pelayanan holistik
yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi tindakan keperawatan dan memobilisasi sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain
termasuk pemberi pelayanan kesehatan dari sektor lain di komunitas.
Keperawatan keluarga adalah area kekhususan yang mengaplikasikan
berbagai konsep dan teori keluarga dalam keperawatan yang bersinggungan
dengan berbagai spesisalisasi keperawatan lainnya.

93
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

B. Tujuan Pelayanan Keperawatan Keluarga


Tujuan umum dari pelayanan keperawatan keluarga adalah
mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan menangani
masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya. Tujuan
khusus dari pelayanan keperawatan adalah Keluarga mampu melaksanakan
tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah
kesehatannya, meliputi:
1. Mengenai masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggita
keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil
keputusan dalam keluarga (suprajitno, 2004). Menurut Notoadmojo (2003)
diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui
sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal
masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang
dialami pasien. Contohnya apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan
gejala hipertensi yang diderita oleh anggota keluarganya.
2. Membuat keputusan secara tepat dan cepat dalam mengatasi masalah
kesehatan
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yag mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat

94
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

(Suprajitno, 2004). Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan


system akan melibatkan lembaga kesehatan professional ataupun praktisi
local (dukun) dan sangat bergantung pada :
a. Apakah masalah dirasakan oleh keluarga?
b. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dihadapi salah satu anggota keluarga?
c. Apakah kepala keluarga takut akibat akibat terapi yang dialakukan
terhadap salah satu angghota keluargaya?
d. Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
e. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk mampu menjangkau
fasilitas kesehatan?
Contohnya keluarga akan segera memutuskan untuk memeriksakan anaknya
yang demam kepelayanan kesehatan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran
atau tanggung jawabnya secara penuh. Pemberian perawatan secara fisik
merupakan beban yang paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman
1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan
dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki
kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui
dapat dikaji:
a. Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
b. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang
perawatan yang diperlukan pasien?

95
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

c. Bagaiman sikap keluarga terhadap pasien? (aktif mencari informasi


tentang perawatan terhadap pasien).
Contohnya keluarga mampu merwat anggota keluarga yang sakit TB
paru.
4. Memodifikasi lingkungan yang kondusif sehingga mampu mempertahankan
kesehatan dan memelihara pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota
keluarga.
a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki sekitar lingkungan
rumah
b. Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya
c. Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan.
Contohnya keluarga membersihkan rumah ,menjaga kenyamanan
lingkungan untuk seluruh anggota keluarga.
5. Menciptakan hubungan timbal balik antara keluarga dengan sumber daya
kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan.
Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada aggota
keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantra atau dukun.
Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam menfaatkan sarana
kesehatan perludikaji tentang:
a. Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau
keluarga
b. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c. Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
d. Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga

96
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam


memanfaatkan fasilitas kesehatn yang ada. Hambatan yang dapat muncul
terutama komunikasi (bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas
kesehatan. Pengalamn yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika
berhadapan denga petugas kesehatan. Contohnya keluarga memanfaatkan
puskesmas,rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk anggota
keluarganya yang sakit.

C. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga


1. Keluarga Sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi masih
memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan
tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama
pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Keluarga Risiko Tinggi dan Rawan Kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat di definisikan jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga, dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
3. Keluarga Yang Memerlukan Tindak Lanjut
Keluarga yang memerluka tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehtan misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.

97
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

RANGKUMAN
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Ini berarti keluarga
merupakan kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga
selama 24 jam penuh. Menurut Mubarok (2007) peran keluarga adalah mampu
mengenal masalah kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu
melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi
lingkungan rumah, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Konsep pelayanan keperawatan keluarga yang komprehensif merupakan
suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan
sistematis. Dimana dalam proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada
focus perawatannya. Perbedaan focus perawatan tergantung pada konseptualisasi
keluarga. Dalam prakteknya, proses keperawatan keluarga menggunakan dua
tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan
keperawatan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses
keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan
pengkajian dan anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah keluarga
dan individu (diagnosa keperawatan ), rencana perawatan, intervensi dan evaluasi
perawatan.

TES FORMATIF

98
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

1. Perempuan 68 tahun periksa ke puskesmas yang tidak jauh dari rumahnya karena
asam urat kambuh. Nyeri membuat tidak bisa bekerja seperti biasa. Pasien jarang
memeriksakan penyakitnya, hanya minum jamu dan membeli obat di warung.
Pasien masih sering makan bayam tetapi menghindari jeroan dan emping.
Dari kasus diatas apa tugas perawatan keluarga yang perlu di lakukan perawat
komunitas...
a. Merawat anggota yang sakit
b. Memanfaatkan fasilitas pengobatan
c. Modifikasi lingkungan sehat
d. Mengambil keputusan
e. Mengenal masalah
2. Yang termasuk tingkatan keperawatan keluarga level 1 adalah 1. Keluarga menjadi
latar belakang individu/anggota keluarga 2. Fokus pelayanan keperawatan:
individu 3. Individu/anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi 4. Keluarga
akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.
a. 1, 2, dan 3 benar
b. 1 dan 3 benar
c. 2 dan 4 benar
d. 4 benar
e. Semua benar/salah
3. Seorang perawat melakukan tindakan kepada klien yang menderita DM dengan
memberikan Pendidikan kesehatan terkait pentingnya menjaga kebersihan kaki
dan kebersihan lantai rumah. Klien diminta untuk menggukan sandal untuk
menjaga agar kaki tidak lecet. Keluarga juga diminta untuk menjaga kebersihan
rumah terutama lantai agar tidak ada genanga air atau pecahan kaca yang beresiko

99
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

menimbulkan cidera. Berdasarkan kasus, apakah jenis implementasi yang dilaukan


oleh perawat?
a. Memodifikasi lingkungan fisik
b. Memodifikasi lingkungan social
c. Memodifikasi lingkungan psikologis
d. Melakukan adaptasi lingkungan
e. Melakukan upaya pemeliharaan ksehatan
4. Dirumah keluarga Bapak B, perawat melakukan intervensi kepada Bapak B yang
sedang mengalami penyakit TBC dengan memberi pendidikan Kesehatan
mengenai pentingnya Ventilasi rumah tn.B Harus selalu terbuka pagi dan Siang
hari agar kuman TBC dapat mati. Pada hari sebelumnya, perawat tersebut
mengajarkan batuk efektif pada Bapak B. Intervensu yang dilakukan perawat
tersebut menurut florence Merupakan tindakan?
a. Modifikasi lingkungan
b. Penyembuhan pasien
c. Efektivitas ventilasi
d. Peningkatan kesehatan pasien
e. Adaptasi lingkungan
5. Perempuan 68 tahun periksa ke puskesmas yang tidak jauh dari rumahnya karena
asam urat kambuh. Nyeri membuat tidak bisa bekerja seperti biasa. Pasien jarang
memeriksakan penyakitnya, hanya minum jamu dan membeli obat di warung.
Pasien masih sering makan bayam tetapi menghindari jeroan dan emping. Dari
kasus diatas apa tugas perawatan keluarga yang perlu di lakukan perawat
komunitas...
a. Merawat anggota yang sakit
b. Memanfaatkan fasilitas pengobatan

100
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

c. Modifikasi lingkungan sehat


d. Mengambil keputusan
e. Mengenal masalah
6. Seorang perawat melakukan kunjungan keluarga dan salah satu anggota keluarga
menderita hipertensi. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan
keluarga terkait pentingnya menjaga pola makan dengan menghindari makanan
tinggi garam dan berlemak, hindari merokok serta mengelola stress. Berdasarkan
kasus, apakah jenis implementasi yang dilakukan oleh perawat ?
a. Memodifikasi lingkungan fisik
b. Memodifikasi lingkungan sosial
c. Memodifikasi lingkungan psikologis
d. Melakukan upaya pemeliharaan kesehatan
e. Melakukan adaptasi lingkungan
7. Dirumah keluarga Bapak B, perawat melakukan intervensi kepada Bapak B yang
sedang mengalami penyakit TBC dengan memberi pendidikan Kesehatan
mengenai pentingnya Ventilasi rumah tn.B Harus selalu terbuka pagi dan Siang
hari agar kuman TBC dapat mati. Pada hari sebelumnya, perawat tersebut
mengajarkan batuk efektif pada Bapak B. Intervensu yang dilakukan perawat
tersebut menurut florence Merupakan tindakan?
a. Modifikasi lingkungan
b. Penyembuhan pasien
c. Efektivitas ventilasi
d. Peningkatan kesehatan pasien
e. Adaptasi lingkungan
8. Seorang perawat keluarga mempunyai klien di suatu keluarga. Bila klien atau salah
satuanggota keluarga klien sakit, maka tindakan yang dilakukan adalah membawa

101
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

ke dukun.Mereka lebih mempercayai dukun ketimbang petugas kesehatan, mereka


percaya dukunbisa menyembuhkan segala penyakit. Ditinjau dari tugas kesehatan
keluarga menurut Bailon dan Maglaya, tugas kesehatan keluarga manakah yang
terganggu?
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan menjadi lingkungan suasana rumah yang sehat
e. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat
9. Seorang perawat melakukan kunjungan keluarga dan salah satu anggota keluarga
menderita hipertensi. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan
keluarga terkait pentingnya menjaga pola makan dengan menghindari makanan
tinggi garam dan berlemak, hindari merokok serta mengelola stress. Berdasarkan
kasus, apakah jenis implementasi yang dilakukan oleh perawat ?
a. Memodifikasi lingkungan fisik
b. Memodifikasi lingkungan sosial
c. Memodifikasi lingkungan psikologis
d. Melakukan upaya pemeliharaan kesehatan
e. Melakukan adaptasi lingkungan
Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. B
4. A
5. B
6. D
7. A
8. E
102
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

9. D

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan


Masyarakat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.

Go Nursing. 2008. Keperawatan Keluarga Sebuah Pengantar.


http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/07/keperawatan-keluarga-
sebuah-pengantar/. 09-10-2010.

Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing


teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC

Kegiatan Belajar
BAB VI

103
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

PERAN PERAWAT KELUARGA

 100 Menit

PENDAHULUAN
Pembangunan manusia seutuhnya dimulai sejak saat pembuahan dan
berlangsung sepanjang masa hidupnya dan tidak dapat dilepaskan dari seluruh
segi kehidupan keluarga di mana ia dibesarkan. Pembangunan masyarakat
sangat tergantung kepada kehidupan keluarga yang menjadi bagian inti dari
masyarakat itu, sehingga keluarga memiliki nilai strategis dalam pembangunan
nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya.
Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini
yang berada dalam kondisi prasejahtera, merupakan kewajiban kita semua
untuk meningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera. Untuk
mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya
pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi
kesehatannya. Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yang
profesional mempunyai andil yang cukup besar dan sangat diharapkan dalam
mewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut sehingga terciptalah suatu
keluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat dan negara
yang sejahtera pula.

TUJUAN

Mengetahui dan memahami peran perawat keluarga

104
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Peran Perawat Keluarga

Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain
dalam hal ini perawat (Peran perawat, 1989). Peran menurut Kozier, Barbara (1995)
Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan sosial yang
diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.Tetapi kadang peran
ini tidak dapat dijalankan oleh masing- masing dengan baik. Ada beberapa anak yang
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yanng lain sedangkan
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah ( Setyowati dan
Muwarni, 2008).
Peran perawat keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Pendidik
Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu,
keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut
perawat harus mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan
contoh yang positif tentang kesehatan. Fokus pengajaran perawat dalam
mendidik keluarga adalah
1. Penanaman perilaku hidup sehat
2. Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet
3. Olahraga

105
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

4. Pengelolaan atau manajemen stres


5. Pendidikan tentang proses penyakit dan pengobatannya
6. Pendidikan tentang penggunaan obat
7. Pendidikan tentang perawatan mandiri.
Contoh :
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai diare
yang meliputi proses terjadinya diare, cara mengatasi diare dan cara pencegahan
diare. Karena salah satu peran perawat adalah pendidik, maka perawat haruslah
memberikan pendidikan kesehatan.
B. Konsultan dan Kolaborasi
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat maka
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap
terbuka dan dapat dipercaya. Perawat juga harus bekerja sama dengan lintas
program maupun secara lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan keamanan
keluarga untuk mencapai kesehatan dan keamanan keluarga yang optimal.
Contoh :
Perawat mendengarkan berbagai keluhan pasien dan keluarga dalam
menghadapi masalah yang sedang dihadapi dalam kesehatan, setelah itu
perawat memberikan nasehat dan saran serta membangun hubungan baik
dengan pasien dan keluarga agar terjadi saling percaya antara perawat, pasien
dan keluarga. Perawat juga berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain didalam
mengatasi permasalahan.
C. Pemberi Pelayanan Kesehatan/Pelaksana Kesehatan
Perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala sesuatu,
khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.

106
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang


kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus memberikan
penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun kelompok dalam
masyarakat.
Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang
professional kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang
diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan,
serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif',
"curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu metodologi
pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah
sebagai subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya
tindakan, pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-
sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras dalam
penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS ".
Peranan sebagai pelaksana dapat berupa Clinical Nurse Specialist
(CNS) dan Family Nurse Practitioner ( FNP ). CNS atau perawat spesialis klinik
memberikan pelayanan pada tingkat individu , keluarga, kelompok dan bentuk
tanggung jawab peran ini adalah melalui upaya promotif dan preventiv dalam
kaitannya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. perawat spesialis
klinik memberikan perawatan kesehatan pada klien, biasanya di unit rawat jalan
atau tempat praktek komunitas dengan masalah yang kompleks dan
memberikan perhatian pada gejala non patologis, kenyamanan dan perawatan
komprehensif, contoh ; manajemen alergi, akupressur dan pemberian anestesi.
Sementara FNP memberikan perawatan ambulasi untuk keluarga biasanya
berkolaborasi dengan dokter keluarga. perawat dalam kelompok memenuhi

107
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

kebutuhan perawatan kesehatan umum, mengatasi masalah kesehatan dengan


memberikan perawatan langsung dan memberi bimbingan atau konseling
kepada keluarga, contoh lain keluarga berencana dan kontrasepsi.
Contoh :
Perawat memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan kepada pasien dengan
intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien serta memberikan bimbingan atau
konseling kepada keluarga.
D. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan ”home visit” atau kunjungan rumah yang
teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kebutuhan
keamanan klien dan keluarga. Contoh : Perawat melakukan tindakan home care
E. Role Model
Perilaku yg ditampilkan perawat dpt dijadikan panutan. Panutan ini
digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS. Menampilkan
profesionalisme dlm bekerja. Contoh : Perawat mencontohksn cara hidup sehat.

F. Fasilitator
Perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap pemenuhan
kebutuhan keamanan klien dan keuarga sehingga faktor risiko dalam
ketidakpemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi. Contoh : Perawat
memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan pasien dalam proses penyembuhan
G. Modifikasi Lingkungan
Perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat dalam
menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan. Contoh : Perawat mengajak
masyarakat menerapkan lingkungan sehat, dengan menyediakan tempat

108
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

sampah yang dibedakan baik sampah organik maupun sampah non organik,
pengelolaan sanitasi dan penanaman pohon.
H. Manajer
Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola
pelayan, maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya sesuai dengan konsep managemen keperawatan dalam kerangka
paradigma keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam memantau
dan menjamin kualitas asuhan keperawatan serta organisasi dan mengendalikan
sistem yankes. Contoh : Perawat yang bertugas sebagai kepala ruangan
mengkoordinir dan memantau sistem pelayanan kesehatan dan menjamin
kualitas asuhan keperawatan secara tim maupun individu.
I. Penemu Kasus
Perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di
masyarakat dan dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, bahkan
mengancam kesehatan. Selanjutnya penelitian dilaksanakan untuk menemukan
faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut
melalui kegiatan penelitian dan hasilnya akan diaplikasikan dalam praktek
keperawatan. Contoh : Perawat melakukan penelitian di masyarakat mengenai
suatu penyakit yang sedang terjadi di masyarakat tersebut. (Djuhaeni, H. 1995)

LATIHAN

Sebutkan peran perawat keluarga yang ada pahami dan jelaskan contohnya ?

109
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

RANGKUMAN

Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan baik oleh


individu, keluarga maupun masyarakat terhadap perawat sesuai
kedudukannya dalam sistem pelayanan kesehatan. Ada 9 peran perawat
kesehatan keluarga yang dapat dilakukan, meskipun ada beberapa masalah
ataupun kendala didalam peran perawat tersebut, tetapi masih bisa
ditanggulangi dan diperbaiki.

TES FORMATIF

1. Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 5 tahun dengan keluhan mual
muntah sejak tiga hari yang lalu, satu hari sebelumnya ibu sudah membawa
anaknya berobat ke puskesmas, dari pemeriksaan fisik didapatkan baahwa turgor
kulit jelek dan ditemukan tanda-tanda dehidrasi. Perawat puskesmas segera
memberikan dan mendampingi ibu tersebut untuk dibawa ke rumah sakit terdekat
untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Apa peran perawat tersebut ketika
melakukan perawatan kesehatan pada pasien tersebut?
a. Advokat
b. Pendidik
c. Kolaborator
d. Fasilitator
e. Konselor

110
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

2. Seorang perawat mengujungungi keluarga bapak S yang sebelumnya mausk


rumah sakit satu minggu lalu akibat hipertensi. Saat dilakukan kunjungan rumah
bapak S sedang makan dengan menggunakan sayu santan puscuk singkong dan
ikan asin, kemudian perawat melakukan pemeriksaan TD didapatkan TD 160/90
mmHg. Tidakan apa yang harus dilakukan perawat senagai perannya dalam
melakukan perawatan kesehatan pada pasien tersebut?
a. Advokat
b. Pendidik
c. Kolaborator
d. Fasilitator
e. Konselor
3. Seorang perawat melakukan kujungan rumah pada keluarha diman aterdapat
Perempuan usia 19 tahun post partum satu hari lalu, cemas karena ASI belum
keluar. Bayinya menangis saat disusukan. Hasil pemeriksaan tampak pailla
mammae menonjol keluar. Perawat mengajarkan perawatan dan teknik menyusui
kepada pasien. Apakah peran perawat keluarga tersebut?
a. Change Agen
b. Advokator
c. Konsultan
d. Pendidik
e. Pemeberi pelayanan
4. Seorang perempuan dengan usia 40 tahun dirawat di RSJ karena sering
bicara kacau dan tidak jelas. Dari hasil wawancara, pasien mengatakan ia sering
pusing dan sakit kepala, tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun pada malam
hari dan sulit memulai untuk tidur lagi, pasien sering amnesia. Perawat
memberikan argumentasi kepada dokter untuk tidak diberikan tindakan medis

111
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

sekarang karena akan merugikan pasien sebelum mengetahui diagnosa dan


pemeriksaan lain yang belum didapatkan hasilnya. Apakah peranan perawat pada
kasus diatas?
a. Peneliti
b. Pendidik
c. Pembela
d. Pengelola
e. Konsultan
5. Seorang laki-laki berusia 39 tahun dibawa keluarga ke Puskesmas
disekitar tempat tinggal. Keluarga mengatakan pasien sering berbicara sendiri,
senyum sendiri dan kadang susah tidur. Dalam 2 minggu terakhir pasien tampak
pendiam dan mengurung diri. Keluarga mengatakan jika pasien sangat jarang
keluar rumah karena sering dibully lingkungan sekitar tidak mendukung. Perawat
mengadakan perencanaan tindakan dengan cara melakukan kerjasama,
perubahan yang terarah dan sistematis sesuai metode MPKP yang ada di
puskesmas dan masyarakat. Apakah peran perawat pada kasus pasien tersebut?

a. pemberi asuhan
b. pembaharu
c. konsultan
d. pendidik
e. pembela
6. Pengkajian didalam suatu desa menunjukkan data : 33% masyarakat
mengalami hipertensi; 25% masih produktif, 20% mengalami stroke ringan; 45%
Pendidikan tidak tamat SD; Masyarkat biasa menyediakan keseharian dengan
makanan tinggi natrium dan masakan asin; Masyarakat belum pernah diberikan

112
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

pendidikan ataupun informasi tentang kesehatan. Apakah peran utama perawat


pada kasus tersebut?
a. Conselor
b. Educator
c. Motivator
d. Care giver
e. Advocator
7. Perawat menunjukkan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan
palayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta
meningkatkan kualitas hidup klien. Peran perawat komunitas diatas sebagai?

a. Pendidik
b. Advokat
c. Role model
d. Manajemen kasus
e. Motivator
8. Perawat mempunyai tugas untuk sanggup menunjukkan warta yang
memungkinkan klien menciptakan pilihan dan mempertahankan autonominya.
Peran perawat keluarga diatas sebagai?
a. Pendidik
b. Advokat
c. Role model
d. Manajemen kasus
e. Care giver
9. Perawat kesehatan keluarga seharusnya sanggup menjadi panutan bagi tiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan tugas yang
diharapkan. Peran perawat keluarga diatas sebagai?

113
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

a. Pendidik
b. Advokat
c. Role model
d. Manajemen kasus
e. Motivator
10. Ibu Anis dirawat post operasi hernia H+3, sekarang Ibu. Anis merasa sangat
gerah, haus,dan nyeri pada bagian luka operasi dan pinggang belakang. Menurut
Ibu. Anis nyeri pada daerah pinggul diakibatkan oleh bekas anestesi yang
dilakukan sebelum operasi dan rasanya sangat sakit sekali sehingga Ibu Anis
minta perawat untuk minta penjelasan terkait nyeri post anestesi yang
dialaminya. Peran perawat apakah yang sedang dijalankan oleh perawat saat ini?
a. Pendidik
b. Konsultan
c. Advocat
d. Pengelola
e. Pelaksana
11. Perawat melaksanakan kunjungan rumah untuk mengumpulkan data pada klien
yang baru terdiagnosis TB paru, peran apakah yang dilakukan oleh perawat
tersebut….
a. Pelaksana
b. Pendidik
c. Kolaborator
d. Advokat
e. Pemberi askep

Kunci Jawaban

114
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

1. C
2. B
3. D
4. C
5. B
6. B
7. D
8. A
9. C
10. B
11. A

DAFTAR PUSTAKA

Bastable,B. Susan. (2002). Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGC.

Djuhaeni, H. (1995). Peran Perawat Dalam Pembinaan Keluarga Sejahtera.

Harnilawati .(2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulsel : Pustaka As-
salam

Friedman, MM, Bowden, O & Jones, M. 2013.Family Nursing : Theory and Practice .
Philadelphia : Appleton&Lage.

Mubarak, Wahit Iqbal, 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV Sagung


seto.

Keputusan mentri kesehatan No, 908 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan
keperawatan keluarga.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7.Jakarta : Salemba Medika.

115
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Riasmini, Ni Made, dkk. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan .Jakarta : Universitas


Indonesia (UI-Press).

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kegiatan Belajar
BAB VII

TATANAN PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA

 100 Menit

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, maka visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah

116
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

“masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan” dengan misi meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarkat termasuk swasta
dan masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan;
menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; menciptakan tata
kelola kepemerintahan yang baik. Guna mencapai visi dan misi tersebut
Kementerian Kesehatan menetapkan strategi:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global;
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu, dan
berkeadilan serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif dan
preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan jaminan social kesehatan nasional;
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM Kesehatan yang
merata dan bermutu;
5. Meningkatkan ketersedian, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sedian
farmasi, alat kesehatan dan makanan; dan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya guna
dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang
bertanggung jawab.
Dalam rangka mengatasi permasalahan kesehatan yang cukup kompleks,
pelayanan keperawatan keluarga mempunyai peran strategis dan daya ungkit yang
tinggi dalam upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui

117
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

pemberdayaan keluarga kea rah kemandirian dalam bidang kesehatan sehingga


terbentuk keluaarga yang sehat.

TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami ruang lingkup pelayanan keperawatan keluarga


2. Mengetahui dan memahami kegiatan pokok pelayanan keperawatan keluarga
3. Mengetahui dan memahami pengelolaan pelayanan keperawatan keluarga

Tatanan Pelayanan Keperawatan Keluarga

A. Ruang Lingkup Pelayanan Keperawatan Keluarga


Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien
sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Lingkup
pelayanan keperawatan keluarga mencakup: (KMK No.908 2010 Tentang
Pelayanan Keperawatan Keluarga)
1. Promosi Kesehatan.
Upayah promotif di lakuan untuk meningkatkan kesehatan
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
118
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

e. Olahraga secara teratur


f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Pencegahan penyakit (upayah preventif).
Upayah Preventif di tunjukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat
melalui kegiatan :
a. Imunisasi missal terhadap bayi,balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3. Intervensi keperawatan unutk proses penyembuhan (Upayah Preventif).
Upayah preventif ditunjukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan :
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindakan lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Pemulihan kesehatan(Rahabilitatif).

119
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Upayah rehabilitatif merupakan upayah pemulihan kesehatan bagi penderita-


penderita yang di rawat di rumah ,maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik
dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan :
a. Latihan fisik baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penederita-penderita tertentu
misalnya TBC, latuhan nafas dan batuk, penderita stroke : fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan perawat
5. Upayah resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu
penyakit, misalnya kusta, AIDS atau kelompok-kelompok masyarakat khusus
seperti wanita tuna susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita. hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan!batasan yang jelas dan dapat
dimengerti.

B. Kegiatan pokok pelayanan keperawatan keluarga


Berdasarkan dengan lingkup pelayanan keperawatan keluarga maka kegiatan
pelayanan keperawatan yang dilakukan mencakup : (KMK No.908 2010 Tentang
Pelayanan Keperawatan Keluarga)
1. Melaksanakan tindakan keperawatan (nursing treatment) sesuai kebutuhan
perkembangan keluarga. Contohnya; pada kasus down syndrome harus
120
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

melakukan tindakan kolaborasi dengan fisioterapi , ahli gizi dan keluarganya,


mengenai terapi apa yang akan diberikan dan gizi makanan seperti apa,
2. Melakukan tindakan kolaborasi dengan tim kesehatan terkait, seperti medic,
gizi, fisioterapi, dan lain-lain. Contoh : seperti pada kasus down syndrome harus
melakukan tindakan kolaborasi dengan fisioterapi,ahli gizi dan keluarga,
mengenai terapi apa yang akan di berikan dan gizi seperti apa.
3. Melakukan observasi (pengamatan) dan pemantauan status kesehatan anggota
keluarga. Contoh : melihat kebiasaan sehari-hari seperti mencuci tangan
mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin, olahraga,istirahat dan melakukan
check up secara berkala
4. Melakukan control infeksi di rumah (infection control). Contoh : Memberikan
pengetahuan mengenai penyebab,pencegahan dari virus seperti mencuci tangan
5. Melakukan konseling baik yang bersifat dukungan atau kritikal. Contohnya :
Memberikan Informasi mengenai kesehatan.lingkungan rumah seperti dengan
gerakan 3M
6. Melibatkan keluarga dalam penanganan masalah kesehatan anggotanya dan
pamantauan keteraturan atau kepatuhan klien dan keluarga melaksanakan
intervensi keperawatan dan pengobatan., contohnya; pemberian insulin oral
maupun injeksi.
7. Melakukan kegiatan rujukan terutama kasus kontak serumah. Contoh
:kepatuhan penderita TBC maupun anggota keluarga dalam pemeriksaan
rutinnya
8. Melakukan perawatan tindak lanjut serta penilaian hasil., contohnya;pada
penderita HIV yang meminum obat rutinnya HRV

121
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

9. Melakukan kolaborasi lintas program dan lintas sector unutk meningkatkan


pelayanan keperawatan keluarga. Contohnya : Berkerjasama dengan bidang
kesehatan lainnya seperti kesmas,kesling dan ahli gizi
10. Melakukan keperawatan kesehatan di rumah (Home Care). Contohnya : seperti
perawatan luka ( Ganti Perban)
11. Melakukan pendokumentasian pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga.
Contoh : mencatat hasil dari tindakan pelayanan yang telah diberikan

C. PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA


Pengelolaan pelayanan keperawatan keluarga dapat terselenggara dengan baik,
maka diperlukan langkah-langkah yang dapat di pahami oleh penyelenggara,
sasaran, dan regulator. (KMK No.908 2010 Tentang Pelayanan Keperawatan
Keluarga).

1. Kebijakan
a. Peningkatan jangkauan pelayanan.
b. Penetapan prioritas sasaran pelayanan.
c. Penggerakan dan pemberdayaan keluarga dan lingkungan.
d. Peningkatan kualitas pelayanan.
e. Pemantapan tatanan pelayanan keperawatan keluarga.
f. Peningkatan pembiayaan pelayanan keperawatan keluarga.
2. Strategi
a. Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, dan pengembangan system
legilasi dan regulasi, komitmen politik, koordinasi, kemitraan, dan
profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan keperawatan
keluarga.

122
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

b. Meningkatkan demand pentingya kesehatan keluarga melalui; KIE,


kampanye, dan pemberdayaan.
c. Meningkatkan penyediaan/supply seperti; Public Health Nursing Kit,
Home Care Kit serta dukungan administrasi.
3. Program
a. Melakukan penilaian/kaji ulang dan pengembangan legislasi, regulasi,
norma, pedoman, standar, dan kriteria pelayanan keperawatan keluarga.
b. Mengembangkan perencanaan, dan pengelolaan kebutuhan peralatan
pelayanan keperawatan keluarga (Home Care).
c. Melakukan advokasi, sosialisasi, dan koordinasi pada pengambil
keputusan serta penyelenggara upaya kesehatan keluarga yang lainnya.
d. Meningkatkan kemampuan teknis pelayanan keperawatan keluarga pada
petugas kesehatan di tingkat Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan rumah
sakit.
e. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan keluarga di Puskesmas dan
rumah sakit, dengan menerapkan standar pelayanan keperawatan keluarga.
f. Mengembangkan dan memperkuat Sistem Informasi Manajemen
pelayanan keperawatan keluarga pada setiap jenjang administrasi
kesehatan secara terpadu.
g. Meningkatkan koordinasi/jejaring lintas program/sector. Perguruan tinggi,
profesi, LSM, swasta dan kemitraan dengan penyelenggara pelayanan
keperawatan keluarga.
h. Mengembangkan profesionalisme SDM dan mningkatkan IPTEK dalam
penyelenggaraan pelayanan keperawatan keluarga.
i. Mengembangkan system pembiayaan pelayanan keperawatan keluarga.

123
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

j. Melaksanakan pembinaan pelayanan keperawatan keluarga sejak dini serta


pelayanan keperawatan bagi sasaran pelayanan.
k. Mendorong peran aktif pihak swasta, media, akademis, dan unsur lainnya
untuk melakukan bimbingan kesehatan dan pelayanan keperawatan
keluarga.
l. Menggerakan pemerintah local untuk menggali sumber daya dan
meningkatkan pelayanan yang professional.
m. Pengadaan sarana-prasarana dan logistic pelayanan keperawatan keluarga
n. Pendayagunaan dan pengembangan penyediaan sarana-prasarana dan
logistic pelayanan keperawatan keluarga.
4. Pengorganisasian
Pengorganisasian Program Pelayanan Keperawatan Keluarga pada
berbagai jenjang organisasi mulai dari tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat
kabupaten/kota sampai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan. Tanggung jawab
setiap unsur organisasi sesuai jenjang administrasi adalah sebagai berikut :
a. Provinsi
Menindaklanjuti kebijakan/ketentuan Pemerintah Pusat (Kementerian
Kesehatan) sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.
b. Kabupaten/kota
Mengimplementasikan kebijakan sesuai dengan kondisi daerah, serta
melaksanakan jejaring kerja.
c. Rumah Sakit
Mengimplementasikan kebijakan sesuai dengan kondisi, serta
melakukan pelaporan dan pencatatatn (RB 1). Melakukan pembinaan dan
pengawasan.
d. Puskesmas/Puskesmas Pembantu

124
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Mengimplementasikan kebijakan sesuai dengan kondisi daerah,


melakukan pencatatan dan pelaporan (LB 4) serta melaksanakan jejaring
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan keluarga.
1. Unit Home Care/Praktik Swasta
Melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan keluarga serta melakukan
pencatatan dan pelaporan.

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN


(KMK No.908 2010 Tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga)
1. Pencatatan
Mencakup proses dokumentasi terhadap pengelolaan pelayanan dan
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga.
1. Pencatatan pengelolaan pelayanan keperawatan keluarga
a. Lembar persetujuan klien/keluarga (Informed Consent)
b. Jadwal kunjungan rumah
c. Pertemuan tim
d. Tindakan tim
e. Lembar pengobatan
f. Rujukan kasus dari pemberi pelayanan ke sarana kesehatan lain
g. Penghentian perawatan di rumah
2. Pencatatan asuhan keperawatan
Menggunankan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan menggunakan system
checklist berdasarkan masalah kesehatan.
2. Pelaporan
Materi yang dilaporkan mencakup :

125
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

1. Jumlah keluarga yang dikunjungi/diberikan pembinaan dan jenis masalah


kesehatannya.
2. Kegiatan pelayanan keperawatan keluarga.
3. Jumlah klien yang meninggal dan penyebab kematian.
4. Perkembangan tingkat kemandirian keluarga.
5. Perkembangan tingkat kemampuan keluarga dalam penanganan masalah
kesehatan sesuai dengan kaidah kesehatan.
6. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.

RANGKUMAN

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan upaya yang mempunyai daya unkit


besar terhadap keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, khususnya dalam
mengatasi masalah kesehatan yang semakin kompleks dan memenuhi tuntunan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Pelayanan
keperawatan keluarga diberikan tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan sehingga menghasilkan pelayanan yang sesuai dengan masalah kesehatan
dan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan budaya setempat.
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien
sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Lingkup

126
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

pelayanan keperawatan keluarga mencakup promosi kesehatan, Pencegahan penyakit,


intervensi keperawatan untuk proses penyembuhan, pemulihan kesehatan.
Pengelolaan pelayanan keperawatan keluarga dapat terselenggara dengan baik,
maka diperlukan langkah-langkah yang dapat di pahami oleh penyelenggara, sasaran,
dan regulator.

DAFTAR PUSTAKA

Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Mentri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 908/MENKES/SK/VII/2010 Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Keperawatan Keluarga.

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/PERAN%PERAWAT%20DLM%20YANKES%20SBY
%20NOP%2011.pdf
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/37559236/KEL_4_ASKEP_KE
LUARGA.doc

127
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Kegiatan Belajar
BAB VIII

TEORI DAN KERANGKA KONSEP KEPERAWATAN


KELUARGA

 100 Menit

PENDAHULUAN
Keluarga merupakan lingkungan social yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tiggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, sdibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan
kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi
hubungan anak dengan lingkungannya.
128
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit,


sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan.
Menurut Yura dan Walsh (1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari
keperawatan”.
Sebagai seorang perawat/calon perawat tentunya kita harus mengetahui etika
dan hukum dalam profesi kita sebagai landasan kita untuk bekerja memberikan
layanan keperawatan kepada masyarakat sehingga kita dijauhkan dari hal-hal yang
tidak diinginkan.Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu
objek etika adalah tingkah laku manusia

TUJUAN

1. Mengetahui bagaimana teori dan kerangka konsep keperawatan keluarga


2. Mengetahui bagaimana pertimbanga etik dalam keperawatan keluarga
3. Mengetahui bagaimana kebijakan yang di peroleh keperawatan keluarga

TEORI DAN KERANGKA KONSEP KEPERAWATAN


KELUARGA

A. Teori dan kerangka konsep keperawatan keluarga

Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan


kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan
praktik keperawatan.

129
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam


suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa
menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang
tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme
koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai
pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya
merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi
individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan
tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.
Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya
sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien) Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia
sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat,
dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus
penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama
lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau
aspek komplementer.
Teori keperawatan dan model konseptual
▪ Orientasi system.
- system periaku dari Johnson
▪ Orientasi perkembangan.
- model konseptual perawtan diri dari Orem
▪ Orientasi interaksi dan system.

130
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

- model adaptasi dari Roy


- model system terbuka dari King
▪ Orientasi system dan perkembangan.
- model proses kehidupan dari Roger.
1. Model Konseptual Perawatan Diri dari Orem.
Teori orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system
perawatan berorientasi pada individu. Individu (klien) dianggap sebagai
penerimaan asuhan kepaerawatanyang utama. Keluarga dipandang sebagai
factor syarat dasar bagi anggota keluarga (klien) atau sebagai kontek utama di
mana individu berfungsi. Perawat juga membantu memberi perawatan yang
tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak
mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai individu
dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983).
Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di
gabungkan ke dalam model praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan
tetapi, melaksanakan tugas untuk menguraikan bagaimana struktur, fungsi dan
perkembangan keluarga dapat diartikulasika dengan model dari Orem. Karena
unit analisis membedakan antara dua teori tersebut, artikulasi yang diuraikan
Tadych tersebut bersifat pelengkap meskipun filosofi perawatan diri cukup
relevan dengan keperawatan keluarga, konsep saat ini dari Orem tidak
memberikan konsep mendasar untuk bekerja dengan keluarga sebagai klien.
Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan mengapa terdapat kekurangan dari
kemampuan penerapan model dari orem pada keluarga sebagai sebuah unit
adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda dengan untuk
individu. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan dalam upaya untuk
menggunakan syarat-syarat perawatan diri yang berorientasi pada individu dari

131
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Orem untuk mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya seperti ini sangat


diperlukan, seingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk beerja dengan
keluarga sebagai klien.
2. Model System Terbuka dari King.
King memandang keluarga sebagai system social dan konsep utama
dalam modelnya.Keluarga diperlukan baik sebagai kontek maupun klien.
King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi
perawat bila terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan
mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sakit (1983 hal. 1982). King terus
menguraikan modelnya sebagai perawat pembantu untuk membantu anggaota
keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi maslah dan megambil keputusan,
karena model tersebut beroriantasi padasistemdan intervensi dengan perluasan
isi keluarga yang lebih jauh, model tersebut cukup bermanfaat dalam
keperawatan keluarga.
3. Model Adaptasi dari Roy.
Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok,
organisasi, social, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan focus
praktik keperawatan, karena para perawat mengkaji orang sebagai system yang
adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan focus
perawatan. Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal, konstektual
dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal
275). Perbaikan dan perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat
diperlukan,tetapi terdapat kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar dari
model ini keperawatan keluarga Karena itu teori adaptasi dati Roy tampaknya
juga tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan atau menjelaskan fenomena
keperawatan keluarga,padahal Roy mengatakan bahwa masalah keperawatan

132
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

melibatkan mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon


yang tidak efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat
diperluas hingga keunit keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak
efektif menimbulkan masalah-masalah yag berubungan dengan fungsi keluarga
(Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah teori ini menekankan promosi
kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam menipulasi lingkungan
mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti yang penting daam kesehatan.
4. Model Teori Betty Newman
a. Pengertian model health care system
Model konseptual betty neuman ini memberi penekanan pada penurunan
stres dengan cara memperkiuat garis pertahanan diri yang bersifat:
Fleksibel, normal dan Resisten (Intervensi diarahkan terhadap ketiga garis
pertahanan tesebut yang terkait dengan tiga level prevensi)
b. Konsep Utama
Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan.
Yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :
1) Tekanan
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan
Neuman tentang tekanan yaitu :
Intra Personal : Secara individu atau perorangan.
Inter Personal : Antara individu yang satu dengan individu yang lain
lebih dari satu.
Ekstra Personal : Di luar individu
2) Struktur Pokok Sumber Energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.

133
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

3) Tingkat Ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.
4) Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di
batas normal.
5) Gangguan Pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6) Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7) Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
8) Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi menjadi :
a) Pencegahan primer
Sebelum terjadi tindakan
b) Pencegahan sekunder
Ketika terjadi tindakan
c) Pencegahan tersier
Adaptasi atau pengaruh kerusakan
d) Penyesuain Kembali
Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik interpersonal.
Intra personal dan ekstra personal
c. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Atau Keluarga
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri

134
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut


dengan terfokus pada empat intervensi yaitu:
1) Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang
bersifat fleksibel yang berupa : Pendidikan kesehatan,
mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan
kesehatan.
2) Intervensi yang bersifat prevensi
1) Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
Deteksi dini gangguan kesehatan
Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll
2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu
misalnya: konseling pra nikah.
3) Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4) Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu.
5) Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitative
untuk gagguan pada garis pertahanan resisten dapat berupa:
1) Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran
perawat.
Misal: melatih klien duduk atau berjalan
2) Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.

135
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

3) Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk


penyelesaian masalah.
4) Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas
program dan lintas sektor.
d. Perkembangan Sistem Model Neuman
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara
pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia
secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara
dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik
dari lingkungan internal maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola
organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka
kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau
kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin
keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem
secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan
sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai
faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut
sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi

136
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang
dapat diidentifikasi.
5. Model Proses Kehidupan dari Roger.
Dalam teori Roger, focus dari keperawatan adalah pada proses
kehidupan umat mausia. Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan
interaksi simfonis anatara manusia dan lingkungannya (Meleis 1985). Dalam-
dalam tulisan yang terdahulunya dari tahun 1970 hingga 1980, roger tidak
berbicara tentang keluarga. Tetapi pada tahun1983 Roger menegaskan bahwa
model konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada
induvidu. Bagi Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang
energi keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat empat dimensi,negentropik,
yang menjadi focus studi dalam keperawatan.Wall (1981) secara jelas
memperlihatkan kongruensi dan aplikabilasi teori Roger untuk pengkajian
keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan konsep Roger
tentang saing melengkapi, resonansi dan helicy untuk meguraikan system
keluarga. Peninggalan Roger ini secara jelas dikaitkan dengan teori sistem
umum dan karena orientasi ini maka ada suatu kesesuaian antara teori
keperawatan dari Roger dan keperawatan keluarga.

B. Pertimbangan kode etik dalam keperawatan keluarga

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, kode etik yang


digunakan berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan oleh PPNI melalui
Munas PPNI VI. Dalam kode etik tersebut perawat perlu memelihara hubungan
yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan profesi.
Standar praktik asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan hasil Rapimnas
PPNI, yang terdiri dari :

137
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

1. Standar praktik professional


Standar I : Pengkajian Keperawatan
Standar II : Diagnosis Keperawatan
Standar III : Perencanaan Keperawatan
Standar IV : Pelaksanaan tindakan keperawatan
Standar V : Evaluasi
2. Standar kinerja professional
Standar I : Jaminan mutu
Standar II : Pendidikan
Standar III : Penilaian kinerja/penimbangan prestasi
Standar IV : Kesejawatan
Standar V : Etik
Standar VI : Kolaborasi
Standar VII : Riset
Standar VIII : Pemanfaatan sumber
Perawat yang memberikan asuhan keperawatan keluarga mempunyai peran
dan fungsi :
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien (keluarga)
dengan menggunakan proses keperawatan.
2. Sebagai advokat klien (keluarga) perawat berfungsi sebagai penghubung
antara klien dan tenaga kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan
klien, membela kepentingan klien, dan membantu keluarga untuk
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
3. Sebagai pendidikan klien perawat membantu klien meningkatkan kesehatan
melalui pemberitahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan

138
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

medik yang diterima sehingga keluarga dapat menerima tanggung jawab


terhadap hal-hal yang diketahui.
4. Sebagai coordinator perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan
potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan keluarga secara
terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun
tumpang tindih.
5. ebagai kolabolator perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan
keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan
keperawatan guna memenuhi kebutuhan dasar keluarga.
6. Sebagai pembaru perawat mengadakan inovasi dalam cara berfikir,
bersikap, bertingkah laku, dan meningkatkan keterampilan keluarga agar
menjadi sehat.
7. Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan
yang diharapkan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga dan
kepuasan perawat dalam melaksanakan tugas.
Secara umum, perawat yang memberikan asuhan keperawatan keluarga
mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan,
meningkatkan ilmu pengetahuan, dan meningkatkan diri sebagai profesi
(meningkatkan keterampilan professional yang dimiliki intelektual, teknis,
dan interpersonal). Tanggung jawab memberi asuhan keperawatan keluarga
dengan menggunakan pendekatan metodologi proses keperawatan meliputi
:
1) Membantu keluarga memperoleh kembali kesehatannya.
2) Membantu keluarga yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
3) Membantu keluarga menerima kondisi anggota keluarga yang tidak
dapat disembuhkan.

139
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

4) Membantu anggota keluarga yang menghadapi ajal untuk diperlakukan


secara manusiawi.

C. Prinsip etik dalam keperawatan keluarga

1. Pengertian etika
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani : “etos” yang berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut kamus Webster, etik adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Jadi etika
adalah ilmu tentang kesusilaan yg menentukan bagaimana sepatutnya manusia
hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip
yg menentukan tingkah laku yg benar, yaitu Baik, buruk , Kewajiban, dan
tanggungjawab.
Pandangan tentang etika menurut ahli
a. Ahli filosofi : etika sebagai suatu studi formal tentang moral
b. Ahli sosiologi : memandang etika sebagai adat istiadat,kebiasaan dan
budaya dlm berperilaku
c. Dokter : memenuhi harapan profesi dan masyarakat serta dapat melakukan
kegiatan yg spesifik thd pasiennya
d. Perawat : etika adalah suatu pedoman yg digunakan dalam pemecahan
masalah/ pengambilan keputusan etis baik dlm area praktik, pendidikan,
administrasi maupun penelitian
e. Seperangkat nilai-nilai dan norma norma moral yang menjadi pegangan
dari seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
laku(Bertens,1977)

140
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

f. Prinsip-prinsip moral yang disepakati bersama oleh suatu kesatuan


masyarakat, yang menuntun perilaku individu dalam berhubungan dengan
individu lain di masyarakat(Darwin,1999)
2. Falsafah etika keperawatan
Keperawatan berpandangan bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan
titik sentral setiap upaya pembangunan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien/pasien pada
berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang
serta tanggung jawabnya. Paradikma keperawatan.
Pradima keperawatan terdiri yakni :
a. Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pribadi
yang utuh dan unik, mempunyai aspek bio-psiko–sosiokultural–spiritual.
Manusia sebagai sistem terbuka yang selalu berinteraksi dan berespon
terhadap lingkungan, mempunyai kemampuan untuk mempertahankan
integritas diri melalui mekanisme adaptasi.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi dinamis manusia dalam rentang sehat sakit yang
merupakan hasil interaksi dengan lingkungan.
c. Lingkungan

141
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d. Lingkungan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan


manunusia, baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar
(eksternal).
e. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik
sehat atau sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Etika dalam keperawatan keluarga mencakup :
a. Otonomi (Autonomy) : Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri
b. Berbuat baik (Beneficience) : Melakukan hal-hal yang baik untuk orang
lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan
orang lain/pasien.
c. Keadilan (Justice) : Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et
all, 1991). Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua
individu. Artinya individu mendapat tindakan yang sama mempunyai
kontribusi yang relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience) : Tindakan/ prilaku yang tidak
menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang lain.(Aiken, 2003).
e. Kebebasan (freedom) : Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan
sesuatu tanpa tekanan atau paksaan pihak lain (Facione et all,
1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik

142
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

f. Kejujuran (Veracity) : Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.


Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
g. Menepati janji (Fidelity) : Peduli pada pasien merupakan komponen paling
penting dari praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam kondisi
terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi
asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik,
memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional
h. Karahasiaan (Confidentiality) : Melindungi informasi yang bersifat
pribadi, prinsip bahwa perawat menghargai semua informsi tentang pasien
dan perawat menyadari bahwa pasien mempunyai hak istimewa dan semua
yang berhubungan dengan informasi pasien tidak untuk disebarluaskan
secara tidak tepat (Aiken, 2003).
i. Akuntabilitas (Accountability) : Akuntabilitas merupakan standar yang
pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang
tidak jelas atau tanpa terkecuali.

D. Kebijakan dan legislasi dalam pelayanan kesehatan keluarga.

1. UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat 2 ditulis bahwa


penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan
dan atau perawatan. Ayat 3 berbunyi pengobatan atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. UU kesehatan No 23 tahun 1992
3. PP no 32 1996, tentang tenaga kesehatan, permenkes 920 / 1986, tentang
pelayanan medis swasta.
4. Kepmenkes 647/200 tentang registrasi dan praktek perawat.
5. Pasal 12

143
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

a) Kesehatan keluarga diselanggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat


kecil bahagia dan sejahtera
b) Kesehatan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi
kesehatan suami isteri dan anggota keluarga lainnya
6. Pasal 13
a) Kesehatan suami istri diutamakan pada upaya pengaturan kelahiran dalam
rangka menciptakan keluarga yang sehat dan harmonis

LATIHAN

1. Jelaskan model teori keperawatan menurut :


a. Orem
b. Friedman
2. Sebut dan jelaskan kebijakan dan legislasi dalam keperawatan keluarga
3. Sebut dan jelaskan prinsip etik dalam keperawatan keluarga ?

RANGKUMAN

Teori-teori keperawatan keluarga dibutuhkan perawat keluarga untuk


melaksanakan asuhannya kepada keluarga. Serta Sebagai seorang
perawat/calon perawat tentunya kita harus mengetahui etika dan hukum dalam
profesi kita sebagai landasan kita untuk bekerja memberikan layanan
keperawatan kepada masyarakat sehingga kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak
diinginkan.

144
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

TES FORMATIF

1. Seorang laki-laki 34 tahun dirawat di dipuskesmas dalam dengan keluhan panas


tinggi sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan laboratorium menunjukan pasien
menderita DHF . Pada saat perawat datang pasien bertanya tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut perawat menjwab " hasilnya baik-baik saja pak.
Apakah prinsif etik yang dilanggar oleh perawat tersebut?
a. Nonmalificence
b. Beneficence
c. Autonomy
d. Veracity
e. Fidelity
2. Seorang perawat komunitas sedang melakukan intervensi pembinaan
pada kelompok ibu balita dengan gizi kurang, dalam melaksanakan tugasnya
selalu memberikan yang terbaik, melindungi hak-hak klien, membuat rasa nyaman

145
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

pada balita serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Apakah aspek legal
etik yang dijalankan oleh perawat diatas ?
a. Confidentiality.
b. Non-malefisience
c. Respect for autonomi.
d. Beneficience (do good).
e. Veracity (Truthfullness & honesty)
3. Seorang perawat sedang melakukan pembinaan posyandu di suatu wilayah, dalam
menjalankan tugasnya selalu memberitahukan tentang maksud dan tujuannya,
dalam hal ini perawat menyadari bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan
penjelasan dan berhak pula untuk menolak. Apakah aspek legal etik yang sedang
dijalankan perawat ditas ?
a. Respect for autonomi
b. Non-Maleficence
c. Confidentiality.
d. Beneficience.
e. Justice.
4. Seorang laki-laki berusia 60 tahun, tinggal bersama keluarga. Hasil
pengkajian ditemukan nyeri dan bengkak pada daerah persendian, cepat lelah,
senang makan kacang kacangan. Hasil pemeriksaan fisik TD:130/80 mmHg, BB
65kg, TB 160 cm, asam urat 10 mg%. klien menolak untuk dilakukan tindakan
keperawatan pemberian kompres hangat. Apakah prinsip etik yang harus perawat
terapkan terhadap kasus diatas?
a. Justice
b. veracity
c. otonomy

146
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

d. Beneficience
e. Nonmaleneficience
5. Adanya stimulus turunnya hujan lebat pada komunitas pinggir sungai, persepsi
penduduk terhadap banyaknya curah hujan mengingatkan mereka terhadap
bencana banjir pd waktu yang lalu, kesadaran mereka terhadap pencegahan dan
penanggulangan banjir dan kecemasannya terhadap ancaman berkontribusi
terhadap rencana mereka untuk penyelamatan dan meminta proteksi atau mencari
bantuan. Kasus tersebut diatas sesuai dengan teori menurut?
a. Imogene King
b. Calista Roy
c. dorothy Orem
d. Betty Neuman
e. Friedman
6. Keinginan komunitas untuk melindungi arif balig cukup akal dari merokok
(stimulus internal) dan kebijakan kota melarang menjual produksi tembakau
terhadap generasi muda (stimulus eksternal); kombinasi kedua hal tersebut timbul
larangan generasi muda membeli rokok (mekanisme koping), jadinya rendahnya
persentase merokok pada populasi tersebut.
Kasus tersebut diatas sesuai dengan teori menurut?
a. Imogene King
b. Calista Roy
c. Dorothy Orem
d. Betty Neuman
e. Friedman
7. Dalam Kasus Buyat, komunitas tidak mempunyai kemampuan mengenal ancaman
memakan masakan (ikan) yang mengandung Merkuri, perawat komunitas harus

147
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

membantu komunitas menyadari risiko dan identifikasi sumber masakan lain.


Perawat komunitas juga harus sanggup membantu melobi pemerintah tempat
Minahasa dan Industri Newmount untuk mengurangi polusi Merkuri dan
membersihkan sungai dari limbah serta mencegah pembuangan limbah ke sungai.
Kasus tersebut diatas sesuai dengan teori menurut?
a. Imogene King
b. Calista Roy
c. Dorothy Orem
d. Betty Neuman
e. Friedman
8. Model ini membahas tentang aktivitas seorang individu melaksanakan sesuatu
untuk dirinya dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.
Model konseptual keperawatan diatas adalah?
a. Adaptation
Model
b. Environme
ntal Model
c. Health
Care
System
Model
d. Self Care
Model
e. NursingM
odel

148
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

9. Model ini membahas tentang penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri yang bersifat fleksibel; normal dan resisten.
Model konseptual keperawatan diatas adalah?
a. Adaptation Model
b. Environmental Model
c. Health Care System Model
d. Self Care Model
e. Nursing Model
Kunci Jawaban
1. D
2. D
3. A
4. C
5. B
6. B
7. C
8. D
9. C

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Makhfudli, F. E. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

149
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Setiadi.2008.konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga.graha ilmu:Yogyakarta

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga:aplikasi dalam praktik.EGC:Jakarta

Wahid Iqbal Mubarak, N. C. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan


Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Kegiatan Belajar
BAB IX

MODEL CALGARY AND FRIEDMAN

 100 Menit

PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas kepala
150
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan M. Friedman
berpendapat bahwa keluarga merupakan sekumpulan dari dua orang atau lebih
yang hidup secara bersama yang memiliki keterkaitan aturan dan emosional dan
memiliki peran masing masing sebagai bagian adari keluarga. Keluarga
berperan dalam membentuk kebudayaan yang sehat sehigga diharapkan akan
tercipta tatanan masyarakat yang baik melalui keluarga. Keluarga dijadikan
sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan
saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi
pula keluarga keluarga lain yang ada di sekitarnya. Pemberian pelayanan
keperawatan kepada keluarga memerlukan gambaran yang dapat digunakan
sebagai tuntunan dalam pemberian pelayanan keperawatan keluarga secara
maksimal. Keperawatan sebagai disiplin ilmu memiliki model yang dapat
diaplikasikan pada suatu praktik keperawatan keluarga. Model konseptual
Keperawatan Pengkajian Friedman ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pemberian pelayanan keperawatan bagi keluarga sehingga dapat
mewujudkan pelayanan keluarga yang baik dan maksimal.

TUJUAN

1. Mengertahui seperti apa model keperawatan menurut Calgery dan Friedman.


2. Mengetahui seperti apa struktur keluarga dalam model keperawatan keluarga.
3. Mengetahui seperti apa tipe dan bentuk keluarga dalam model keperawatan
keluarga.
4. Mengetahui Seperti apa proses dan strategi koping keluarga dalam model
keperawatan keluarga.

151
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Model Calgary dan Friedman

A. Model Calgary
Komunikasi merupakan teori bagaimana individu melakukan interaksi
secara berkelanjutan. Konsep berubah menjadikan kerangka kerja bahwa
perubahan satu anggota keluarga akan mempengaruhi kesehatan anggota
keluarga yang lainnya.

1. Model intervensi keluarga Calgary : tiga domain fungsi keluarga

a. Kognitif : intervensi diarahkan pada domain kognitif fungsi keluarga


memberikan ide, pendapat, informasi atau pendidikan baru tentang
masalah atau resiko kesehatan tertentu.
Beberapa contoh, antara lain: memberikan informasi/pendapat, menilai
ulang kognitif, memberikan penkes dan mengeksternalisasi masalah.
Selain itu pertanyaan intervensi dapat dirumuskan untuk memicu
perubahan didalam domain kognitif fungsi keluarga.
b. Affektif : tindakan keperawatan diarahkan pada domain affektif
fungsi keluarga yang ditujukan untuk membantu keluarga yang
memiliki respon emosi yang tinggi sehingga dapat menghentikan
upaya penyelesaian masalah mereka.
Beberapa contoh, antara lain : memfalidasi/menornalisasi respon
emosi, menceritakan pengalaman sakit dan menggambarkan
dukungan keluarga. Pertanyaan intervensi dapat disusun untuk
mempengaruhi perubahan didalam domain affektif fungsi keluarga.

152
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

c. Perilaku : strategi keperawatan diarahkan untuk membantu anggota


keluarga untuk berinteraksi/berperilaku secara berbeda antara satu
dengan yang lain serta dengan orang lain diluar keluarga.
Beberapa contoh, antara lain : mendorong anggota keluarga sebagai
pemberi asuhan, mendorong istirahat dan menciptakan kebiasaan.
Pertanyaan intervensi dapat dianjurkan untuk menimbulkan
perubahan didalam domain perilaku fungsi keuarga.

2. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
1) Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan
instruksi?
2) Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan
dan perasaan-perasaan mereka dengan jelas?
3) Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons
dengan baik terhadap pesan?
4) Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan ?
5) Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?
6) Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak
langsung ?
7) Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam
keluarga ? (langsung atau tidak langsung)
8) Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga ?
9) Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif
atau keduanya ?

153
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

10) Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung


dalam keluarga ?
11) Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-
pesan penting ? (langsung atau tidak langsung)
12) Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam
pola-pola komunikasi keluarga ?
13) Adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang tertutup
untuk didiskusikan ?
b. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
1) Struktur peran formal : posisi peran formal apa pada setiap
anggota keluarga, gambarkan bagaimana setiap anggota
keluarga melakukan peran-peran formal mereka. Adakah
konflik peran dalam keluarga.
2) Struktur peran informal : adakah peran-peran informal dalam
keluarga, siapa yang memainkan peran-peran tersebut, berapa
kali peran-peran tersebut sering dilakukan atau bagaimana
peran-peran tersebut dilaksanakan secara konsisten ? tujuan
peran-peran informal yang dijalankan keluarga apa ?
d. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

154
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya, dan perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

155
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah


kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah :
a) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah
b) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami
d) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit
e) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan
f) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada
g) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
h) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah
3) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
a) Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat,
penyebaran, komplikasi prognosa, dan cara perawatannya).

156
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

b) Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sikap dan


perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
c) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan perawatan.
d) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada
dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
sumber keuangan / financial, fasilitas fisik, psikososial).
4) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji
adalah :
a) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga
yang dimiliki.
b) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat
pemeliharaan lingkungan.
c) Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene
sanitasi.
d) Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan
penyakit.
e) Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi.
f) Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga.
5) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan di masyarakat, hal
yang perlu dikaji adalah :
a) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan.

157
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

b) Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-keuntungan


yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan.
c) Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
dan fasilitas kesehatan.
d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas kesehatan.
e) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga
d. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah :
1) Berapa jumlah anak.
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.

e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah
:
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
f. Fungsi pendidikan
Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam pendidikan
selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau masyarakat sekitar.

158
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

g. Fungsi religious
Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan
dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
h. Fungsi rekreasi
Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan keluarga untuk
melakukan rekreasi secara bersama baik di luar dan di dalam rumah,
juga tentang kuantitas yang dilakukan.

B. Model Friedman

1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyaiperan masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Keadaan ini perlu disadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan
yang berarti (Friedman, 2010)
Keluarga menurut Burges (1963) dalam Friedman (2010) adalah
sekumpulan yang disatukan oleh ikatan perkawinan darah dan ikatan
adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga dan adanya interkasi dan komunikasi satu sama lain dalam
peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-laki, saudara
perempuan, saudara dan saudari.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan perkawinan dimana anggota keluarga

159
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

saling berinterksi dan berkomunikasi antara satu sama lain yang masing-
masing mempunyai peran sosial untuk mencapai tujuan hidup yang sama.

2. Fungsi Keluarga

Friedman, (2010) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu


a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Fungsi afektif berhubungan fungsi
internal keluarga diantaranya perlindungan psikososial dan dukungan
terhadap anggotanya. Sejumlah penelitian penting dilakukan untuk
memastikan pengaruh positif kepribadian yang sehat dan ikatan
keluarga pada kesehatan serta kesejahteraan individu.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta
memberikan status pada anggota keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Memenuhi sandang, papan, pangan maka keluarga memerlukan
sumber keuangan. Fungsi ini sulit dijalankan pada keluarga dibawah
garis kemiskinan. Perawat bertanggung jawab mencari sumber-sumber
masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan status kesehatan
klien.

160
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

e. Fungsi perawatan kesehatan


Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan. Fungsi keperawatan kesehatan bukan
hanya fungsi esensial dan dasar keluarga namun fungsi yang
mengemban fokus sentral dalam keluarga yang berfungsi dengan baik
dan sehat. Akan tetapi, memenuhi fungsi perawatan kesehatan bagi
semua anggota keluarga dapat sulit akibat tantangan eksternal dan
internal.
Pratt (1976, 1982) menunjukan bahwa alasan keluarga
mengalami kesulitan memberikan perawatan keluarga bagi anggota
mereka terletak pada (a) struktur keluarga dan (b) sistem pelayanan
kesehatan. Pratt meneukan bahwa saat keluarga memiliki asosiasi yang
luas dengan organisasi, terlibat dalam aktivitas umum, dan
menggunakan sumber komunitas, mereka memanfaatkan pelayanan
perawatan kesehatan dengan lebih cepat. Selain itu praktik kesehatan
personal meningkat saat suami secara aktif terlibat dalam urusan internal
keluarga , termasuk masalah yang berkenaan dengan sistem pelayanan
kesehatan.
f. Tipe dan Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga menurut Friedman (2010) adalah Berikut ini akan
disampaikan berbagai tipe keluarga : tradisional dan nontradisional.
g. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan proses komunikasi
2) Pola interaksi keluarga yang berfungsi: bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif.

161
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

3) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi social yang diberikan.
4) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah
perilaku orang lain kearah positif.
h. Struktur Peran Keluarga
Peran-peran keluarga sangat penting, dan merupakan peran
sentral yang setiap orang harus dipelajari agar dapat dimainkan secara
sukses, sedangkan untuk berfungsinya individu secara sukses
melainkan juga keberhasilan fungsi keluarga.
1) Peran formal
Sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny
keluarga membagi peran secara mereka kepada anggota keluarga
seperti cara masyarakat membagi peran-perannya. Peran formal
yang biasa dalam keluarga yaitu peran sebagai peran pencari nafkah,
ibu rumah tangga pengasuh dan lain-lain.
2) Peran informal
Peran informal mempunyai tuntuan yang berbeda tidak terlalu
didasarkan pada atribut-atribut /kepribadian anggoata keluarga
ondividual. Dengan demikian, seorang anggota keluarga mungkin
menjadi penengah, berupaya mencari penyelesaian apabila ada
anggota keluarga yang konflik.
3) Nilai dan norma
Nilai adalah keyakinan abadi yang berfungsi sebagai pedoman

162
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

umum bagi perilaku dan dalam keluarga nialiu-nilai tersebut


membimbing perkembangan aturan-aturan dan nilai-nilai keluarga
yang lebih spesifik daripada norma-norma keluarga.
Norma adalah rasa perilaku yang dianggap menjadi tahu dari
masyarakat tertentu dan pola-pola perilaku semacam ini didasarkan
pada nilai-nilai keluarga dan itu merupakan modal perilaku.
i. Proses dan Strategi Koping Keluarga
1) Proses dan strategi koping keluarga
Strategi koping perilaku, kognitif, dan emosional keluarga serta
individu diartikan sebagai masalah atau situasi khusus. Perbedaan
situasi dan masalah membutuhkan pemecahan yang berbeda: yaitu,
respon koping yang berbeda perlu diterapkan.
2) Strategi koping keluarga internal
Dalam strategi ini , tiga jenis strategi koping intra-keluarga yang
umum dibahas yaitu strategi hubungan keluarga, kognitif, dan
komunikasi.
a) Strategi hubungan : Mengandalkan kelompok keluarga
kebersamaan yang lebih besar, fleksibilitas peran.
b) Strategi kognitif : Normalisasi, pengendalian makna masalah
dengan pembingkaian ulang dan penilaian pasif, pemecahan
masalah bersama, mendapatkan informasi dan pengetahuan.
c) Strategi komunikasi : Terbuka dan jujur, menggunakan humor
dan tawa.
3) Strategi koping keluarga eksternal

163
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Strategi koping keluarga eksternal dalam memelihara jalinan


komunitas yang aktif dan menggunakan sistem dukungan sosial
serta strategi spiritual.

LATIHAN

1. Jelaskan model cargary dalam keperawatan keluarga


2. Jelaskan model Friedman dalam keperawatan keluarga

RANGKUMAN
Salah satu tujuan penting dari keperawatan keluarga adalah membantu
keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas
perkembangan individu dan keluarga. Untuk mencapai tujuan ini, perawat
keluarga harus mampu membantu keluarga untuk mencapai dan
mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dari anggota
keluarga secara individual dan fungsi keluarga yang optimum. Friedman
mencoba membuat suatu format pengkajian keluarga yang mampu menggali
aspek-aspek yang penting dalam membantu keluarga dengan didasari oleh tiga
teori utama yaitu teori perkembangan keluarga, teori sistem dan teori struktural
fungsional.

Bila bekerja dengan keluarga atau individu yang bermasalah, teori


perkembangan keluarga membantu para profesional kesehatan keluarga
berpikir tentang siklus kehidupan keluarga yang telah membentuk konteks
164
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

dimana masalah-masalah keluarga dan individu terjadi. Sedangkan teori sistem


lebih memandang keluarga sebagai suatu sistem sosial yang hidup. Keluarga
merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang
mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung, yang
diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
tertentu yakni fungsi-fungsi keluarga. Perspektif struktural fungsional yang
diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan mengakui pentingnya
interaksi antara keluarga dengan lingkungan eksternal dan internal.

Pendekatan perkembangan dibutuhkan untuk memberikan informasi


tentang perkembangan keluarga dan tugas-tugas siklus kehidupan, menguji
perubahan-perubahan dalam kehidupan keluarga dari waktu ke waktu dan
mengkaji bagaimana sebuah keluarga menangani tugas-tugas perkembangan.
Pendekatan sistem umum yang diterapkan pada keluarga juga diperlukan untuk
memandang proses adaptasi dan komunikasi dalam keluarga. Analisa struktural
fungsional cenderung mengemukakan suatu pandangan terhadap keluarga yang
bersifat statis, sementara itu teori perkembangan dan teori sistem menangani
peruabahan dari waktu ke waktu dengan baik. Ketiga teori ini saling
melengkapi dalam format pengkajian keluarga Friedman untuk membantu
perawat keluarga memberikan asuhan keperawatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing theory & their work (8 th ed). The CV Mosby
Company St. Louis. Toronto. Missouri: Mosby Elsevier. Inc.

Ali, H. Z., (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.


165
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Andarmoyo, S., (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Bailon, S.G, dan Maglaya, A.S. (1973). Family Health Nursing : The Process.
Philippiness : UP College on Nursing Dilliman

Clark, M.J., (1999) Nursing in the community: dimensions of community health


nursing.Third edition. California: Appleton & Lange.

Effendy, Nasrul., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2.


Jakarta: EGC

Freeman, R., Heirinch, J. (1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.


Saunders.

Friedman. (1998). Family Nursing : Theory and Assesment .(ed.4). Connecticut :


Appleton-Century -Cropts.

Friedman, (1998). Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik, Edisi 3, Jakarta: EGC.

Luan, B. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint


Carolus.
Nies, M.A., McEwen M. (2014). Community/Public Health Nursing. 6th edition.
Saunders: Elsevier Inc.

Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta:


Rieka Cipta.

Stanhope M. & Lancaster J. (2013). Foundation of Nursing in the


Community:Community-Oriented Practice, 4th edition. Mosby:Elsevier Inc.

Suprajitno. (2004), Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : Penerbit EGC.

166
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

BIODATA PENULIS

Nama Ns. Bachtiar Safrudin., M.Kep.,


Sp.Kep.Kom
Tempat Tanggal Lahir Rengat, 12 November 1987
Email Mbs143@UMKT.ac.id

167
Mata Kuliah: Keperawatan Keluarga

Alamat Girirejo RT 24 Keluahan Lempake


Samarinda
No HP 081390571375
Riwayat Pendidikan SDN 060 Tani Makmur Tahun 1998
SMPN 09 Rengat Barat Tahun 2001
SMAN 02 Kendal Tahun 2004
Stikes Kendal tahun 2008
Unimus Tahun 2011
Universitas Indonesia tahun 2017

168

Anda mungkin juga menyukai