Anda di halaman 1dari 70

The Correlation Between Frequency of Previous

Caesarean Section with Incidence of Placenta Previa at


RSIA Pertiwi Makassar Period of 2015-2017

Hubungan Frekuensi Riwayat Seksio Sesarea dengan


Kejadian Plasenta Previa di RSIA Pertiwi kota Makassar
Periode Tahun 2015-2017

Oleh:

Amelia Astrid Mulyadi


10542064515

Skripisi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar sarja kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

DATA MAHASISWA:

Nama Lengkap : Amelia Astrid Mulyadi


Tanggal Lahir : Ambon, 21 Agustus 1997
Tahun Masuk : 2015
Peminatan : Kedokteran klinik
Nama Pembimbing Akademik : dr. Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Dito Anurogo, M.Sc

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam

penulisan skripsi yang berjudul :

“HUBUNGAN FREKUENSI RIWAYAT SEKSIO SESAREA DENGAN


KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSIA PERTIWI KOTA MAKASSAR
PERIODE TAHUN 2015-2017”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka

saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Makassar, 06 Maret 2019

Amelia Astrid Mulyadi


NIM. 10542 0645 15
FACULTY OF MEDICINE
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Undergraduate Thesis, 06 March 2019
1
Amelia Astrid Mulyadi, 2Dito Anurogo
1
Faculty of Medicine Student, Universitas Muhammadiyah Makassar
10542064515
2
Supervisor

“The Correlation Between Frequency of Previous


Caesarean Section with Incidence of Placenta Previa at
RSIA Pertiwi Makassar Period of 2015-2017.”
( ix + 47 pages + 3 tables + 3 charts + 8 Appendices)

ABSTRACT

BACKGROUND : Caesarean section is an action by incision in the uterine or


abdominal wall to delivery a fetus. According to WHO data shows that cesarean
section in countries averaging 5-15% of 1000 pregnancies. Placenta previa is a
placental abnormality, that is implanted in the lower segment of the uterus so that
it closes the birth canal. Placenta previa is the cause of antepartum bleeding in
maternal. In a study conducted, the percentage of placenta previa with 1 prior
caesarean section is 2.63% and with 2 prior cesarean section is 16.6%.
OBJECTIVE : This study aims to determine the correlation between frequency of
previous caesarean section with incidence of placenta previa.
METHOD : This study is an analytical study using a case control approach to find
out the correlation between the frequency of previous cesarean section with the
incidence of placenta previa in RSIA Pertiwi Makassar period 2015-2017. The
population in this study were all the mothers that giving birth at RSIA Pertiwi in
2015-2017. The sample in the study amounted to 48 and used a comparison of case
samples and control samples (1: 1), 48 mothers experienced with placenta previa
and 48 mothers did not experience with placenta previa.
RESULTS : Distribution of sample results showed that mothers with > 2 prior
cesarean section and having placenta previa amounted to 11 cases (22.9%), mothers
with > 2 prior cesarean section and not having placenta previa amounted to 3 cases
(6.3%). Mothers who did not have a history of cesarean section or with <2 prior
cesarean section and had placenta previa amounted to 37 cases (77.1%) and mothers
who did not have a history of cesarean section or with <2 prior cesarean section and
had no placenta previa amounted to 45 cases (93.8%). The results of the chi-square
obtained a value of P = 0.021.
CONCLUSION : There was correlation between frequency of previous caesarean
section and placenta previa.
KEY WORDS : Caesarean section, Placenta previa.
REFERENCE: 30 (2009-2017)

i
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, 06 Maret 2019
1 2
Amelia Astrid Mulyadi, Dito Anurogo
1
Mahasiswi Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar
10542064515
2
Pembimbing

“HUBUNGAN FREKUENSI RIWAYAT SEKSIO SESAREA DENGAN


KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RSIA PERTIWI KOTA MAKASSAR
PERIODE TAHUN 2015-2017.”
( ix + 47 halaman + 3 tabel + 3 grafik + 8 lampiran)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Seksio sesarea adalah tindakan dengan melakukan insisi


atau sayatan pada dinding uterus atau abdomen untuk mengeluarkan janin. Data
dari WHO menunjukkan bahwa tindakan seksio sesarea di sebuah negara rata-rata
5-15% dari 1000 kehamilan. Plasenta previa adalah kelainan letak plasenta, yaitu
pada segmen bawah uterus sehingga menutup jalan lahir. Plasenta previa menjadi
penyebab terjadinya perdarahan antepartum pada ibu. Dalam studi yang telah
dilakukan, persentase plasenta previa dengan riwayat seksio sesarea 1 kali adalah
2,63% dan dengan riwayat seksio sesarea 2 kali adalah 16,6%.
TUJUAN : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi riwayat
seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa.
METODE : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan
pendekatan case control untuk mengetahui mengetahui hubungan frekuensi riwayat
seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa di RSIA Pertiwi kota Makassar
periode 2015-2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di
RSIA Pertiwi tahun 2015-2017 dengan sampel penelitian berjumlah 48 sampel dan
menggunakan perbandingan sampel kasus dan sampel kontrol (1:1) dimana 48 ibu
dengan mengalami plasenta previa dan 48 ibu tidak mengalami plasenta previa.
HASIL : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan riwayat seksio
sesarea > 2x dan mengalami plasenta previa sebanyak 11 kasus (22,9%), ibu dengan
riwayat seksio sesarea > 2x dan tidak mengalami plasenta previa sebanyak 3 kasus
(6,3%). Kemudian ibu yang tidak memilik riwayat seksio sesarea atau dengan
riwayat seksio sesarea < 2x dan mengalami plasenta previa sebanyak 37 kasus
(77,1%) dan ibu yang tidak memilik riwayat seksio sesarea atau dengan riwayat
seksio sesarea < 2x dan tidak plasenta previa sebanyak 45 kasus (93,8%). Hasil uji
statistik chi-square didapatkan nilai P = 0,021.
KESIMPULAN : Terdapat hubungan antara riwayat seksio sesarea dengan
kejadian plasenta previa.
KATA KUNCI : Seksio sesarea, plasenta previa.
REFERENSI : 30 (2009-2017)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar dokter di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Saya menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Untaian rasa terima kasih saya haturkan terkhusus kepada orang tua saya,
ayah saya Mulyadi dan ibu saya Elianur, adik-adik saya Muh. Iftikar dan Mufarrizal
yang senantiasa memberikan semangat dan kasih sayang yang tak terhingga, selalu
memberikan dukungan dan semangat serta do’a yang membuat saya bisa sampai ke
titik ini untuk menyelesaikan pendidikan preklinik saya dengan baik.

Saya menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan


kesempatan kepada saya untuk memperoleh ilmu pengetahuan di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. dr. H. Mahmud Ghaznawie Ph.D, Sp. PA(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
3. dr. Dito Anurogo, M.Sc selaku dosen pembimbing saya yang telah
meluangkan waktu, dan pikiran untuk mengarahkan dan membantu saya
dalam penyusunan skripsi ini
4. dr. Miftahul Akhyar, Ph.D,. Sp.M dan dr. Dara Ugi, M.Kes selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan, nasehat, dan kritikan yang
membangun dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag, selaku dosen penguji dan pembimbing AIK
yang telah memberikan masukan dan saran tentang bagaimana pandangan
islam yang berkaitan dengan dunia kedokteran.

iii
6. Teman-teman Angkatan 2015 “Sinoatrial” yang selalu saling mengingatkan
dan menyemangati dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman kelompok skripsi saya yaitu Rasdiana FB. Matong dan
Wahyudi yang telah bersama dan setia menemani selama pembuatan skripsi
ini.
8. Sahabat-sahabat saya yaitu Nurul Masynaeni dan St. Maryam Nurdin yang
senantiasa memberikan doa, dukungan, dan semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat saya yaitu Jihan, Anti, Kak Azizah, Ria, Eis, Ica, Uci, Eka,
Firah, Kak Asma dan Innah yang selalu memberi semangat dan dorongan
untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah memberikan semangat dan dukungan.

Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan


semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, 03 Maret 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERNYATAAN PENGESAHAN

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

RIWAYAT HIDUP

ABSTRACT ........................................................................................................ i

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Seksio sesarea ........................................................................................... 6

1. Definisi seksio sesarea ......................................................................... 6

2. Klasifikasi seksio sesarea ..................................................................... 6

3. Indikasi seksio sesarea ......................................................................... 7

4. Kontraindikasi seksio sesarea .............................................................. 8

B. Plasenta previa ......................................................................................... 8

1. Definisi plasenta previa ....................................................................... 8

2. Klasifikasi plasenta previa ................................................................... 9

3. Indisensi ............................................................................................... 9

4. Etiologi ............................................................................................... 10

5. Patofisiologi ....................................................................................... 11

6. Gejala klinik ....................................................................................... 12

7. Diagnosis ............................................................................................ 13

8. Penanganan ........................................................................................ 14

C. Hubungan riwayat seksio dengan kejadian plasenta previa ................... 15

D. Tinjauan Keislaman ............................................................................... 17

E. Kerangka Teori ...................................................................................... 21

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 22

B. Definisi Operasional ............................................................................... 22

C. Hipotesis ................................................................................................. 23

vi
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian ..................................................................................... 25

B. Metode Penelitian ................................................................................... 26

C. Teknik Pengambilan Sampel ..........................................,....................... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 27

E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 30

F. Etika Penelitian ........................................................................................ 32

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 33

B. Analisis Univariat ................................................................................... 35

C. Analisis Bivariat ..................................................................................... 37

BAB VI PEMBAHASAN

A. Hubungan Riwayat Seksio Sesarea dengan Plasenta Previa ..................... 39

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 41

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 42

B. Saran ...................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 43

LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................ 21

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 22

Gambar 4.1 Alur Penelitian ................................................................................. 28

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Plasenta Previa ................................................. 35

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Riwayat Seksio Sesarea ................................... 36

Tabel 5.3 Hubungan Frekuensi Riwayat Seksio Sesarea dengan Kejadian Plasenta

Previa ................................................................................................ 37

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses yang fisiologi di mana terjadi upaya

pengeluaran janin dan plasenta yang dapat hidup. Janin dan plasenta yang

keluar ini, merupakan hasil konsepsi dari uterus. Hasil konsepsi tersebut

dikeluarkan melalui vagina ke dunia luar. Munculnya komplikasi yang

mempersulit persalinan menjadi faktor risiko terjadinya kematian ibu sehingga

memerlukan penanganan yang serius untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

Persalinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, pervaginam atau persalinan

normal dan tindakan bedah atau seksio sesarea yakni dengan melakukan insisi

pada dinding perut dan uterus. Syarat dilakukannya tindakan seksio sesarea

yaitu uterus dalam keadaan normal dan berat janin tidak di bawah 500 gram1.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tindakan seksio

sesarea dalam persalinan di sebuah negara yaitu standar rata-ratanya pada setiap

1.000 kelahiran sekitar 5-15%2. Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia

juga terus mengalami peningkatan. Menurut Data Survei Demografi dan

Kesehatan Nasional (SDKI) dari tahun 1991-2007 terjadi peningkatan dari

persalinan dengan tindakan seksio sesarea yaitu 1,3-6,8%. Persalinan dengan

tindakan seksio sesarea memiliki tingkat persentase yang tinggi di kota yaitu

11% dan hanya 3,9% di desa3. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2013 menunjukkan bahwa kelahiran dengan tindakan seksio sesarea sepanjang

tahun 2010-2013 sebesar 9,8% dari 49.603 kelahiran, dengan proporsi tertinggi

1
berada di daerah DKI Jakarta yaitu 19,9% dan terendah di daerah Sulawesi

Tenggara yaitu sekitar 3,3%4.

Data yang didapatkan dari RSIA Pertiwi kota Makassar, pada tahun

2015 jumlah ibu yang melakukan seksio sesarea sebanyak 1081 orang, jumlah

ibu yang mengalami plasenta previa sebanyak 52 orang dan jumlah ibu yang

mengalami plasenta letak rendah sebanyak 14 orang. Pada tahun 2016 jumlah

ibu yang melakukan seksio sesarea sebanyak 1006 orang, jumlah ibu yang

mengalami plasenta previa sebanyak 63 orang dan jumlah ibu yang mengalami

plasenta letak rendah sebanyak 18 orang. Dan pada tahun 2017 jumlah ibu yang

melakukan seksio sesarea sebanyak 938 orang, yang mengalami plasenta previa

sebanyak 13 orang dan jumlah ibu yang mengalami plasenta letak rendah

sebanyak 3 orang.

Seksio sesarea adalah tindakan dengan melakukan insisi atau sayatan

pada dinding abdomen dan uterus untuk melahirkan janin. Menurut WHO

Global Survey on Maternal and Perinatal Health di 23 negara, terjadi

peningkatan sekitar 0,01-2,10% untuk seksio sesarea tanpa indikasi medis.

Sepatutnya tindakan seksio sesarea disarankan ketika persalinan pervaginam

memiliki potensi untuk menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi5.

Plasenta previa adalah kelainan letak plasenta, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga terjadi penutupan sebagian atau seluruh jalan lahir6.

Prevalensi plasenta previa baru-baru ini diperkirakan sekitar 0,5% dari semua

kehamilan, dan peningkatan ini berkorelasi dengan peningkatan angka seksio

sesarea.

2
Plasenta previa mempersulit 0,4-0,8% dari semua kehamilan dan

dikaitkan dengan kelahiran darurat (emergency delivery) melalui seksio sesarea

dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi7. Plasenta previa menjadi

penyebab terjadinya perdarahan antepartum yang jika tidak mendapat

penanganan segera bisa mengakibatkan syok bahkan kematian pada ibu.

Kejadian plasenta previa mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya frekuensi riwayat seksio sesarea. Dalam studi yang dilakukan,

persentase plasenta previa dengan riwayat seksio sesarea 1 kali adalah 2,63%

dan dengan riwayat seksio sesarea 2 kali adalah 16,6%18.

Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya plasenta

previa antara lain umur ibu, paritas, endometrium yang cacat (bekas persalinan

yang berulang-ulang, riwayat seksio sesarea, kuretase dan manual plasenta)8 .

Adanya luka atau bekas luka pada endometrium akibat tindakan seksio sesarea

sebelumnya menyebabkan penipisan jaringan pada daerah endometrium yang

mengakibatkan kurangnya vaskularisasi di daerah tersebut. Daerah yang kurang

vaskularisasinya bukan merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan dari

plasenta, sehingga plasenta akan mencari jaringan lain yang lebih banyak

vaskularisasinya, misalnya pada segmen bawah uterus, sehingga

mengakibatkan terjadinya plasenta previa9. Risiko terjadinya plasenta previa

pada kehamilan dengan riwayat seksio sesarea dilaporkan antara 1,5 dan 6 kali

lebih tinggi daripada kehamilan dengan riwayat pervaginam sebelumnya10.

Karena masih tingginya angka kejadian perdarahan antepartum dan

tindakan seksio sesarea yang menjadi penyebab terjadinya plasenta previa,

3
maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai hubungan frekuensi riwayat

seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa di RSIA Pertiwi kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diteliti

“Apakah ada hubungan frekuensi riwayat seksio sesarea dengan kejadian

plasenta previa di RSIA Pertiwi Kota Makassar periode tahun 2015-2017? ”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan frekuensi riwayat seksio sesarea dengan

kejadian plasenta previa pada ibu hamil di RSIA Pertiwi kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui ibu hamil dengan riwayat seksio sesarea >2 kali

yang mengalami plasenta previa di RSIA Pertiwi kota Makassar

periode tahun 2015-2017.

b. Untuk mengetahui ibu hamil dengan riwayat seksio sesarea <2 kali

yang mengalami plasenta previa di RSIA Pertiwi kota Makassar

2015-2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti untuk mengembangkan

dan meningkatkan keterempilan dan ilmu pengetahuan mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan seksio sesarea dan plasenta previa.

4
2. Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumber bacaan dan referensi

dalam proses pembelajaran serta dapat memberikan gambaran atau

informasi bagi peneliti berikutnya berkaitan dengan hubungan frekuensi

seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini bisa membantu masyarakat terkhusus ibu

hamil yang mempunyai riwayat persalinan dengan tindakan seksio sesarea

agar selalu memeriksakan kesehatan kandungannya sebagai antisipasi agar

tidak terjadinya plasenta previa.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Seksio Sesarea

1. Definisi

Seksio sesarea adalah proses untuk mengeluarkan janin dengan

membuat sayatan atau insisi pada dinding uterus melalui dinding

abdomen11. Definisi lain dari seksio sesarea adalah pembedahan

obstetrik yang dilakukan melalui insisi pada dinding abdomen dan

segmen bawah uterus. Seksio sesarea merupakan satu dari sepuluh

operasi besar yang paling umum dengan kejadian yang berbeda di

berbagai wilayah di dunia dan rumah sakit12.

2. Klasifikasi

Terdapat 2 klasifikasi dari seksio sesarea, yaitu:11,13

a. Seksio sesarea klasik

Merupakan suatu teknik pembedahan dengan melakukan

insisi pada bagian segmen atas uterus atau dibagian korpus uteri.

Teknik ini dilakukan apabila segen bawah uterus sulit untuk dicapai,

misalnya karena terjadi perlekatan pada kandung kemih akibat dari

pembedahan sebelumnya, mioma pada segmen bawah uters atau

karsinoma serviks yang invasif. Kelemahan dari teknik ini,

penyembuhan dari luka insisi relatif sulit dan memungkinkan untuk

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen, janin berukuran

besar dan terletak melintang terutama apabila ketuban sudah pecah

6
dan bahu terjepit jalan lahir, dan pada sebagian kasus plasenta previa

dangan implantasi anterior.

b. Seksio sesarea transperitonel profunda

Merupakan suatu teknik pembedahan dengan melakukan

insisi pada bagian segmen bawah uterus. Insisi yang dilakukan

melintang konkaf kira-kira 10 cm. Teknik ini memiliki beberapa

keunggulan, seperti kesembuhan luka lebih baik dan tidak

menimbulkan banyak perlekatan. Namun karena insisi yang

dilakukan secara melintang, jika tidak hati-hati maka bisa

menimbulkan risiko terputusnya arteri uterina yang bisa

menyebabkan perdarahan lebih banyak.

3. Indikasi

Indikasi dilakukannya seksio sesarea apabila tidak dimungkinkan

dilakukannya persalinan pervaginam secara aman yang mungkin bisa

menyebabkan risiko pada ibu ataupun janin. Adapun indikasinya,

yaitu:11

a. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior),

b. Preeklapmsi berat atau eklampsia,

c. Disproporsi sefalo-pelvis, yaitu ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin,

d. Rupur uteri mengancam,

e. Partus lama (prolonged labor),

f. Partus tak maju (obstructed labor),

7
g. Berat bayi sekitar 4000 gram atau lebih,

h. Malpresentasi atau malposisi, yaitu letak bayi di dalam rahim

tidak memungkinkan untuk dilakukannya persalinan

pervaginam,

i. Gawat janin.

4. Kontraindikasi.16

a. Janin mati,

b. Syok,

c. Anemia berat,

d. Kelainan kongenital,

e. Infeksi piogenik pada dinding abdomen.

B. Plasenta Previa

1. Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya abnormal yaitu

pada segmen bawah uterus yang mengakibatkan tertutupnya sebagian

atau seluruh jalan lahir (ostium uteri interna)8.

Semakin bertambah besarnya uterus dan meluasnya segmen bawah

uterus ke arah proksimal, memungkinkan plasenta yang berimplantasi

di daerah segmen bawah uterus ikut berpindah mengikuti perluasan dari

segmen bawah uterus seolah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri

juga akan mendatar dan meluas pada persalinan kala satu dan akan

mengubah luas dari pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta.

Fenomena ini akan berpengaruh pada klasifikasi dari plasenta previa

8
saat dilakukan pemeriksaan, baik dengan USG maupun dengan

pemeriksaan digital6.

2. Klasifikasi

Plasenta previa diklasifikasikan berdasarkan pembukaan jalan lahir

pada waktu tertentu dengan melakukan perabaan jaringan plasenta.

Dibagi atas 4, yaitu:6

a. Plasenta previa totalis : Plasenta menutupi seluruh ostium uteri

internum.

b. Plasenta previa parsial : Plasenta menutupi sebagian ostium uteri

internum.

c. Plasenta previa marginalis : Plasenta yang tepinya berada tepat

pada tepi ostium uteri internum.

d. Plasenta previa letak rendah : Plasenta yang letaknya di bagian

segmen bawah uterus, di mana tepinya berjarak < 2 cm dari

ostium uteri internum.

3. Insidensi

Di Amerika Utara prevalensi plasenta previa sekitar 2,9% per 1.000

kehamilan, dibandingkan dengan prevalensi global yaitu 5,2% per 1.000

kehamilan. Prevalensi tertinggi secara internasional yaitu pada wanita

Asia yang prevalensinya secara keseluruhan yaitu 12,2% per 1.000

kehamilan14.

9
4. Etiologi
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Namun ada

beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya plasenta

previa, yaitu:8

a. Usia

Pada primigravida dengan usia >35 tahun lebih sering daripada

primigravida dengan usia < 25 tahun8. Alasannya belum jelas,

tetapi mungkin disebabkan oleh perubahan sklerotik pada arteri

intamyometrial yang terjadi akibat bertambahnya usia, sehingga

mengurangi suplai darah ke plasenta26. Teori lain mengatakan

primigravida usia <20 tahun, produksi hormon progesteron

masih kurang dan korpus luteum bereaksi lamabat, sehingga

mempengaruhi pematangan endometrium, khususnya daerah

fundus uteri. Sedangkan pada primigravida >35 tahun terjadi

penurunan fungsi sistem fisiologi terutama sitem reproduksi,

mengakibatakn aliran darah ke endometrium tidak merata

sehingga plasenta tumbuh meluas mencari tempat untuk

mencukupi kebutuhannya dan bisa mencapaia atau mendekati

ostium uteri interna27.

b. Multiparitas

Sering terjadi pada wanita multiparitas. Ini diakibatkan karena

vaskularisasi pada endometrium berkurang karena menipisnya

endometrium akibat implantasi pada kehamilan sebelumnya atau

10
terjadi atrofi pada desidua. Vaskularisasi yang kurang,

menyebabkan plasenta tumbuh luas untuk mencukupi kebutuhan

janin. Plasenta yang tumbuh meluas, akan mendekati atau bisa

menutupi ostium unteri internum27.

c. Endometrium cacat

Adanya luka di endometrium akibat persalinan yang berulang,

riwayat seksio sesarea, abortus, kuretase, dan manual plasenta.

Peningkatan tindakan operasi seksio sesarea mengalami

peningkatan diseluruh dunia. Ruptur uteri, plasenta previa dan

plasenta akreta diketahui berpotensi untuk menyababkan

komplikasi yang mengancam jiwa, walaupun kondisi ini masih

jarang. Komplikasi yang terjadi mengalami peningkatan seiring

dengan meningkatnya jumlah wanita dengan riwayat operasi

pada uterus25. Adanya jaringan parut di uterus akibat bekas

tindakan seksio sesarea, kuretase, dan miomektomi berperan

dalam proses terjadinya peradangan dan atrofi pada

endometrium yang semuanya dipandang sebagai faktor risiko

untuk terjadinya plasenta previa20.

d. Merokok

Pada wanita perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih

tinggi dua kali lipat. Hipoksemia akibat karbon monoksida hasil

pembakaran rokok akan menyebabakan plasenta menjadi

hipertrofi sebagai upaya kompensasi.

11
5. Patofisiologi

Teori menyebutkan bahwa plasenta yang berimplantasi di dearah

segmen bawah rahim diakibatkan oleh karena tidak memadainya

vaskularisasi dari desidua. Bisa juga diakibatkan oleh adanya proses

radang atau atrofi. Plasenta yang ukurannya terlalu besar akan tumbuh

melebar sampai ke segmen bawah uterus dan menutupi ostium uteri

internum6.

Pembentukan segmen bawah uterus berlangsung secara progresif

pada trimester ketiga. Serviks yang mendatar dan mebuka akan

menyebabakan plasenta yang implanstasinya di daerah segmen bawah

uterus mengalami laserasi. Hal ini yang menyebabkan perdarahan.

Serviks yang tidak bisa berkontrasi secara adekuat juga akan

mempermudah terjadinya perdarahan6.

6. Gejala Klinik

Wanita yang mengalami perdarahan pervagianam setelah kehamilan

28 minggu harus dicurigai sebagai plasenta previa. Selain itu, darah

yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri juga merupakan

gejala utama dari plasenta previa. Semakin tua usia kehamilan, segmen

bawah uterus akan semakin melebar dan serviks mulai membuka.

Plasenta yang implantasinya abnormal atau berada di segmen bawah

uterus tidak dapat mengikuti pembentukan segmen bawah uterus dan

pembukaan serviks sehingga terjadi robekan pada pembuluh darah di

plasenta yang menyebabkan terjadinya perdarahan6.

12
Terjadinya perdarahan di bagian segmen bawah uterus relatif

dipermudah dan diperbanyak oleh karena ketidak mampuan serabut otot

pada daerah segmen bawah uterus dan serviks untuk berkontraksi

menghentikan perdarahan. Makin rendah letak plasenta, makin dini

terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, perdarahan plasenta previa

totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah yang

perdarahannya terjadi pada waktu mulai persalinan6.

7. Diagnosis

a. Anamnesis

Kehamilan dengan usia > 28 minggu dengan keluhan

perdarahan pervaginam tanpa sebab, tidak sakit dan berulang8.

b. Pemeriksaan

(1) Inspeksi

(a) Kondisi ibu bisa dalam keadaan normal atau syok.

Tanda vital menunjukkan penuruhan tekanan darah,

nafas cepat, dan denyut nadi meningkat9.

(b) Melihat perdarahan yang keluar : banyak, sedikit,

darah beku8.

(2) Palpasi abdomen

Bagian terendah dari janin belum memasuki pintu

atas panggul, tinggi fundus uteri sesuai dengan usia

kehamilan9.

13
(3) Pemeriksaan inspekulo

Untuk mengetahui sumber perdarahan, apakah

bersasal dari ostium uteri eksternum, atau dari serviks

atau dari vagina8.

(4) Pemeriksaan dalam

Untuk menegakkan diagnosis plasenta previa dengan

cara melakukan perabaan langsung plasenta melalui

kanalis servikalis. Hati-hati dalam melakukan

pemeriksaan ini, karena bisa menimbulkan perdarahan

yang banyak6.

(5) Ultrasonografi

USG transvaginal memiliki tingkat akurasi yang

tinggi dibandingkan USG transabdominal untuk melihat

lokasi plasenta. Jadi bu yang suspek plasenta previa pada

usia gestatasi 20 minggu dengan USG abdomen harus

dikonfirmasi lagi dengan menggunakan USG

transabdominal15.

8. Penanganan

a. Penanganan pasif

(1) Ibu harus di rawat di rumah sakit sejak terjadinya perdarahan

sampai hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya

plasenta previa atau sampai persalinan6.

(2) Pemeriksaan hemoglobin, hematokrit secara berkala.

14
(3) Bila janin dalam keadaan baik dan kondisi ibu

memungkinkan, maka usia ditunggu hingga sampai 37

minggu.

b. Penanganan aktif

(1) Persalinan pervaginam.

(a) Amniotomi.

Keuntungan dilakukannya amniotomi adalah, bagian

terendah janin akan menjadi tampon untuk menekan

plasenta yang berdarah dan mengurangi perdarahan.

Setelah dilakukan amniotomi, beri oksitosin drips 2,5-5

satuan dalam 500 cc dextrosa 5%8.

(b) Memasang cunam Willet Gausz pada kulit kepala janin

dengan beban kira-kira 50-100 gram8.

(c) Versi Braxton-Hicks dilakukan bila bayi letak sungsang.

Kaki bayi diikat dengan kasa, kemudian disambungkan

dengan katrol yang diberi beban 50-100 gram8.

(2) Persalinan paraabdominal.

Tindakan seksio sesarea, jika hasil pemeriksaan

didapatkan plasenta previa total, perdarahan yang banyak

dan tidak berhenti dengan tindakan-tindakan yang ada8.

C. Hubungan Riwayat Seksio Sesarea dengan Kejadian Plasenta Previa.

Meningkatnya kejadian plasenta previa tidak terlepas dari tingginya

persalinan dengan tindakan seksio sesarea. Selain itu, usia ibu dan

15
multiparitas juga menjadi faktor risiko meningkatnya kejadian plasenta

previa.

Faktor risiko riwayat seksio sesarea dimasukkan karena pada

pemeriksaan kasus plasenta previa didapatkan luka pada endometrium yang

menyebabkan jaringan endometrium menjadi tidak sehat. Ditambah dengan

vaskularisasi yang sedikit dan miometrium yang tipis, sehingga bukan

tempat yang cocok untuk plasenta berimplantasi.

Kejadian plasenta previa mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya frekuensi riwayat seksio sesarea. Dalam studi yang

dilakukan, persentase plasenta previa dengan riwayat seksio sesarea 1 kali

adalah 2,63% dan dengan riwayat seksio sesarea 2 kali adalah 16,6%17.

Penelitian yang dilakukan pada 153 pasien yang sebelumnya

melakukan seksio sesarea. Didapatkan ada peningkatan risiko plasenta

previa dengan peningkatan frekuensi seksio sesarea yaitu, 13,5% dengan

riwayat 1 kali seksio sesarea, 22,5% dengan 2 kali seksio sesarea, 28%

dengan riwayat 3 kali seksio sesarea dan 50% dengan 4 kali riwayat seksio

sesarea18.

Berbagai peneliti membandingkan kejadian plasenta previa pada

kelahiran kedua dengan riwayat persalinan pertama melalui seksio sesarea

atau pervaginam. Penelitian yang dilakukan oleh Lydon et al, insidensi

plasenta previa pada kelahiran kedua dengan riwayat seksio sesarea pada

kehamilan pertama yaitu 2,5%, sedangkan dalam studi Nielsen et al,

insidensi plasenta previa di kelompok yang sama yaitu 1,22%.17

16
D. Tinjauan Keisalaman

Kehamilan terjadi karena adanya satu sel yang sudah dibuahi. Sel

tersebut nantinya akan terbentuk jika sperma dan sel telur bersatu di dalam

saluran (tuba fallopi) yang bersambung dengan rahim, yang pada akhirnya

menyebabkan kehamilan.

Allah SWT berfirman dalam (Q.S ‘Abasa : (80) : 18 – 22)28 :

Terjemahnya :

“Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?. Dari setetes mani, Dia

menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian jalannya Dia mudahkan.

Kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya. Kemudian jika Dia

menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.” (Q.S ‘Abasa : (80) : 18 –

22)

Kata menentukannya pada ayat diatas mempunyai makna bahwa

Allah SWT telah menentukan fase terjadinya seorang manusia, apakah

normal atau diikuti dengan komplikasi yang mempersulit proses

kejadiannya. Adapun makna lainnya yaitu, rezeki, umur dan nasib dari

masing-masing individu telah Allah SWT tentukan.

17
Allah SWT berfirman dalam (Q.S Ar-R’ad : (13) : 8)28 :

Terjemahnya :

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan,

apa yang kurang sempurna, dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan

segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya.” (Q.S Ar-Ra‘d: (13) : 8)

Dalam Tafsir al-Jalalain dijelaskan bahwa Allah SWT mengetahui

apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apakah laki-laki atau

perempuan, apakah kandungan itu berisi satu atau kembar dan lain

sebagainya (dan apa yang kurang sempurna), kekurangan (pada

kandungan), tentang masa kandungan (dan apa yang lebih) daripada masa

kandungan itu30.

Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya pada dunia

medis sudah mampu memprediksi jenis kelamin janin pada kandungan ibu,

apakah laki-laki atau perempuan sekalipun tidak mutlak.

18
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan terjadi

melalui beberapa fase. Allah SWT berfirman dalam (Q.S Al-Mukminun :

(23) : 12 – 14)28 :

Terjemahnya :

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati

(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami

jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,

lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami

menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta

yang paling baik.” (Q.S Al-Mukminun : (23) : 12 – 14)

Ayat diatas menjelaskan proses kejadian manusia. Di katakan juga

terdapat tujuh tahapan proses kejadian manusia sampai ia lahir di bumi.

Apabila manusia hendak memikirkan dan merenungkan mengenai

segala sesuatu yang terkait dengan penciptaannya, pasti ia akan mendapati

petunjuk yang jelas bahwa semua itu ada yang menciptakan, mengatur dan

membentuknya29.

19
Allah SWT berfirman dalam (Q.S Al-Ahqaf : (46) : 15)28 :

Terjemahnya :

“Dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada

dua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan

melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai

menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah

dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku,

berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah engka

limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat

berbuat kebajikan yang Engkau Ridhai; dan berilah aku kebajikan yang akan

mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau,

dan sungguh, akun termasuk orang muslim,”. (Q.S Al-Ahqaf : (46) : 15)

Ayat tersebut menjelaskan tentang proses kelahiran, di mana sang ibu

telah mengandung dan melahirkannya dengan susah payah, maka hendaklah

manusia berbakti kepada kedua orangtuanya.

20
E. Kerangka Teori

Usia

Multiparitas Merokok

Plasenta previa

Riwayat abortus Riwayat SC


dan kuretase

Gambar 2.1

Keterangan :

: Diteliti : Tidak diteliti

Sumber : Mochtar (2012)

21
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka kerangka konsep penelitian ini adalah :

>2 kali Riwayat


SC
Plasenta previa

<2 kali Riwayat


SC

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 3.1

B. Definisi Operasional

1. Frekuensi riwayat seksio sesarea

a. Definisi : Frekuensi riwayat seksio sesarea adalah besarnya kejadian

persalinan yang dilakukan dengan tindakan operasi melalui insisi

pada dinding abdomen dan dinding uterus yang dicatat sesuai data

rekam medik.

b. Alat ukur : Rekam medik.

c. Cara ukur : Rekam medik.

d. Skala ukur : Nominal.

22
e. Kriteria objektif :

(1) >2 kali riwayat SC,

(2) <2 kali riwayat SC.

2. Plasenta previa

a. Definisi : Plasenta previa adalah perdarahan antepartum yang terjadi

oleh karena tertutupnya jalan lahir (ostium uteri internum) akibat

plasenta yang berimplantasi di segmen bawah uterus, tercatat di

rekam medik berdasarkan hasil diagnosis dokter.

b. Alat ukur : Rekam medik.

c. Cara ukur : Rekam medik.

d. Skala ukur : Nominal.

e. Kriteria objektif :

(1) Plasenta previa,

(2) Tidak plasenta previa.

C. Hipotesis

1. Hipotesis Null (H0)

a. Tidak ada hubungan antara riwayat seksio sesarea >2 kali

dengan kejadian plasenta previa.

b. Tidak ada hubungan antara riwayat seksio sesarea <2 kali

dengan kejadian plasenta previa.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan antara riwayat seksio sesarea >2 kali dengan

kejadian plasenta previa.

23
b. Ada hubungan antara riwayat seksio sesarea <2 kali dengan

kejadian plasenta previa.

24
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan sumber dari data sekunder berupa

rekam medik yang di ambil di RSIA Pertiwi kota Makassar.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 dan lokasi

penelitian dilaksanakan di RSIA Pertiwi kota Makassar.

1. Populasi penelitian

Semua ibu bersalin di RSIA Pertiwi kota Makassar periode tahun

2015-2017.

a. Kelompok kasus

Ibu yang di diagnosis dengan plasenta previa.

b. Kelompok kontrol

Ibu yang tidak didiagnosis dengan plasenta previa.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang diteliti. Sampel dalam

penelitian adalah subjek dalam populasi penelitian yang memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a. Kelompok kasus

(1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

pada populasi target dan pada populasi terjangkau.

25
(a) Responden dengan kehamilan atau partus anak ke-2 dan

seterusnya.

(b) Mengalami plasenta previa.

(2) Kriteria eksklusi.

Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi

kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab.

(a) Pasien yang catatan rekam mediknya hilang, rusak, atau

tidak dapat dibaca serta tidak lengkap.

b. Kelompok kontrol

(1) Kriteria inklusi

(a) Responden dengan kehamilan atau partus anak ke-2 dan

seterusnya.

(b) Tidak mengalami plasenta previa.

(2) Kriteria eksklusi

(a) Pasien yang catatan rekam mediknya hilang, rusak, atau

tidak dapat dibaca serta tidak lengkap.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi analitik,

dengan pendekatan case control yaitu suatu penelitian yang dilakukan

dengan identifikasi kelompok dengan efek atau penyakit tertentu (kasus)

dan kelompok tanpa efek (kontrol). Kemudian secara retrospective

(penelusuran ke belakang) ditelusur faktor risiko yang dapat menerangkan

mengapa kasus terkena efek, sedangkan kontrol tidak.

26
C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

teknik consecutive sampling, di mana subyek yang ada secara berurutan dan

memenuhi kriterua pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah

subyrk yang diperlukan terpenuhi.22 Data tersebut didapatkan dari rekam

medik pasien yang diambil di RSIA Pertiwi kota Makassar periode tahun

2015-2017.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang diperoleh adalah data sekunder, di mana peneliti

mengambil rekam medik pasien.

2. Instrumen

Instrumen pengambilan data meliputi:

a. Rekam medik.

b. Pena.

c. Kertas.

3. Prosedur pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data sekunder yaitu

dengan rekam medik pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan

menganalisis status pasien di ruang rekam medik RSIA Pertiwi kota

Makassar periode tahun 2015-2017.

27
4. Alur penelitian

Rekam medik

Pengumpulan data
(Kriteria inklusi dan
eksklusi)

Pengolahan data

Kesimpulan

Saran

Gambar 4.1
Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung menggunakan

rumus uji hipotesis terhadap dua populasi tidak berpasangan, yaitu22 :

(𝑍𝛼√2𝑝𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2)2


𝑛1 = 𝑛2
(𝑃1 − 𝑃2)

Keterangan :

 Kesalahan tipe 1 = 5%

𝑍𝛼 = 1,960

 Kesalahan tipe II = 20%

𝑍𝛽 = 0,842

 P2 = Proporsi pajanan pada kelompok kasus sebesar 63% = 0,63

28
 Q2 = 1 - P2

Q2 = 1 – 0,63 = 0,37

 P1 = P2 + 0,20

P1 = 0,63 + 0,20 = 0,83

 Q1 = 1 – P1

Q1 = 1 – 0,83 = 0,17

(𝑃1+𝑃2)
 P = Proporsi total =
2

0,83+0,63
P=
2

P = 0,73

 Q=1–P

Q = 1 – 0,73 = 0,27

Nilai di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus yaitu sebagai berikut :

(𝑍𝛼√2𝑝𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2)2


𝑛1 = 𝑛2
(𝑃1 − 𝑃2)

(1,960√2𝑥0,73𝑥0,27 + 0,842 √0,83𝑥0,17 + 0,63𝑥0,37)2


=
(0,83 − 0,63)

(1,960√0,394 + 0,842 √0,141 + 0,233)2


=
0,2

29
(1,960√0,394 + 0,842 √0,374)2
=
0,2

(1,960𝑥0,627 + 0,842𝑥0,611)2
=
0,2

(2,587 + 0,514)2
=
0,2

(3,101)2
=
0,2

= 48

Jadi, besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 48.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan data

(1) Editing

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kelengkapan data

pasien.

(2) Coding

Pada tahap ini data yang terkumpul diberi kode atau simbol

untuk memudahkan proses pengolaan data.

(3) Tabulating

Dilakukan penyusunan data dalam bentuk tabel untuk

mempermudah pengolaan data.

30
(4) Entry

Selanjutnya data-data yang sudah dikumpulkan dimasukkan

ke dalam program statistik untuk proses analitik.

b. Analisis data21

(1) Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan

untuk memperoleh informasi terkait kategorik yang

berisiko dari variabel dependen dan dari masing-masing

variabel independen.

(2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

yang signifikan antara dua variabel yaitu dependen dan

independen, dan juga untuk menghitung besar risiko

dengan menggunakan Prevalence Odss Ratio (OR). Uji

signifikan antara data yang diobservasi dengan data yang

diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan (𝛼 <

0,05) yang artinya apabila didapatkan p < 𝛼 maka ada

hubungan yang signifikan antara dua variabel. Jika nilai

p > 𝛼 berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara

variabel dalam penelitian ini.

31
F. Etika Penelitian

1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan ke RSIA Pertiwi kota

Makassar sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.

2. Anonimity

Menjaga kerahasiaan identitas responden yang terdapat dalam rekam

medik, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar

pengumpulan data.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden akan dijamin oleh peneliti.

32
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah RSIA Pertiwi Makassar

RSIA Pertiwi Makassar ialah satu dari sekian Layanan Kesehatan

milik Pemkot Kota Makassar yang berbentuk RSIA, di urus oleh Pemda

Provinsi dan tercatat kedalam Rumah Sakit Kelas B. Layanan Kesehatan

ini telah teregistrasi sejak 27/01/2015 dengan Nomor Surat Izin

08552/yankes-2/VI/2000 dan Tanggal Surat Izin 22/06/2010 dari

DINKES Prov. Sulawesi Selatan dengan Sifat Perpanjang, dan berlaku

sampai 22 juni 2010 s/d 22 juni 2015. Setelah mengadakan proses

AKREDITASI RS seluruh Indonesia dengan proses pentahapan III (16

Pelayanan) akhirnya diberikan status Tingkat Utama Akreditasi Rumah

Sakit. RSIA ini berlokasi di Jl. Jend. Sudirman NO. 14, Makassar, Kota

Makassar, Indonesia.

Tujuannya adalah terciptanya system pelayanan yang efisien dan

efektif, terlaksananya pelayanan administrasi RS yang

profesional,meningkatnya minat masyarakat dalam penggunaan RS,

tersedianya tenaga dengan motivasi dan dedikasi yang tinggi,

terciptanya kerjasama dengan mitra kerjasama untuk peningkatan jenis

pelayanan, terlaksananya pengembangan jenis pelayanan kesehatan.

33
2. Visi dan Misi RSIA Pertiwi

Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana

RSIA Pertiwi Makassar harus dibawa dan berkarya secara produktif,

inovatif konsisten serta antisipatif terhadap perubahan. Visi tidak lain

adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang

berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Dengan mengacu pada

batasan tersebut. Visi RSIA Pertiwi Makassar adalah “Unggul Dalam

Pelayanan Dan Pengolahan”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, RSIA Pertiwi Makassar

mencanangkan 6 misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional.

b. Promosi dalam rangka pemberdayaan Rumah Sakit Khusus Daerah

Ibu dan Anak Pertiwi oleh Masyarakat.

c. Menerapkan/Pengelolaan Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan

Anak Pertiwi yang berhasil.

d. Mengembangkan jenis kegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak

dalam rangka pengembangan Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan

Anak Pertiwi.

e. Meningkatkan motivasi kerja petugas dalam memberikan pelayanan

prima menuju kemandirian.

f. Mengembangkan kerjasama dengan mitra kerja dalam rangka

pengembangan Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

34
3. Fasilitas Layanan Kesehatan

Adapun fasilitas layanan kesehatan di RSIA Pertiwi Makassar,

yaitu:

a. Pelayanan Rawat Jalan,

b. Pelayanan Rawat Inap,

c. Pelayanan Rawat Darurat,

d. Pelayanan Intensif,

e. Pelayanan Bedah Sentral,

f. Pelayanan Laboratorium,

g. Pelayanan Radiologi,

h. Pelayanan Farmasi,

i. Pendidikan dan Pelatihan.

B. Analisis Univariat

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 orang yang terdiri dari 48

ibu dengan riwayat seksio sesarea dan mengalami plasenta previa dan 48

ibu dengan riwayat sesksio sesarea tetapi tidak mengalami plasenta previa.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Plasenta Previa di RSIA Pertiwi


Makassar Periode Tahun 2015-2017

Jumlah
Kategori
Frekuensi (n) Persentase (%)
Plasenta Previa 48 50
Tidak Plasenta Previa 48 50

Total 96 100
Sumber : Data sekunder

35
Berdasarkan tabel frekuensi plasenta previa di atas, dapat diketahui

bahwa ibu yang mengalami plasenta previa berjumlah 48 orang (50%) dan

ibu yang tidak mengalami plasenta previa berjumlah 48 orang (50%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Riwayat Seksio Sesarea di RSIA Pertiwi


Makassar Periode Tahun 2015-2017

Jumlah
Kategori
Frekuensi (n) Persentase (%)
Riwayat SC >2x 14 14,6
Tidak ada SC atau <2x SC 82 85,4

Total 96 100
Sumber : Data sekunder

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki

riwayat seksio sesarea >2 kali berjumlah 14 orang (14,6%) dan ibu yang

tidak memiliki riwayat seksio sesarea atau dengan riwayat seksio <2 kali

berjumlah 82 orang (85,4%).

36
C. Analisis Bivariat

Tabel 5.3 Hubungan Frekuensi Riwayat Seksio Sesarea dengan

Kejadian Plasenta Previa di RSIA Pertiwi Makassar Periode Tahun

2015-2017

Plasenta Previa
Tidak
Riwayat SC Plasenta Previa Plasenta pValue
OR
Previa
N % N %
Riwayat SC >2x 11 22,9 3 6,3
Tidak ada SC atau 0,021
37 77,1 45 93,8 4,459
<2x SC
Total 48 100 48 100
Sumber : Data Sekunder

Pada tabel diatas, menunjukkan bahwa ibu dengan riwayat seksio

sesarea >2 kali dan mengalami plasenta previa presentasenya lebih besar

yakni (22,9%) dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat seksio

sesarea >2 kali tetapi tidak mengalami plasenta previa (6,3%). Sedangkan,

ibu yang tidak memiliki riwayat seksio sesarea atau dengan riwayat seksio

sesarea <2 kali dan mengalami plasenta previa presentasenya lebih kecil

(77,1%) dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat seksio

sesarea atau dengan riwayat seksio sesarea <2 kali dan tidak mengalami

plasenta previa presentasenya (93,8%).

Dari hasil uji chi square didapatkan nilai P value = 0,021 (P < 0,05).

Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, terdapat hubungan yang

signifikan antara frekuensi riwayat seksio sesarea dengan kejadian

37
plasenta previa, maka dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai

Odss Ratio (OR) : 4,459, yang artinya ibu dengan frekuensi riwayat seksio

sesarea >2 kali berisko untuk mengalami plasenta previa 4,4 kali di

bandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat seksio sesarea atau dengan

riwayat seksio sesarea <2 kali.

38
BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSIA Pertiwi Kota

Makassar dari bulan Oktober 2018 sampai dengan bulan Desember 2018, peneliti

mengambil sampel 48 ibu yang didiagnosa plasenta previa dan 48 ibu yang tidak

mengalami plasenta previa atau 1:1.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan riwayat seksio sesarea

dengan kejadian plasenta previa yang telah dilakukan dan diolah secara statistik,

didapatkan nilai P value = 0,021 (P < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang

signifikan antara frekuensi riwayat seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara riwayat seksio sesarea dengan kejadian

plasenta previa, dengan nilai P value= 0,002 dan pada penelitian tersebut

didapatkan pula bahwa ibu dengan riwayat seksio sesarea 1 kali (2,63%) lebih

berisiko mengalami plasenta previa dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki

riwayat seksio sesarea sebelumnya (1,75%), dan pada ibu yang memiliki riwayat

seksio sesarea 2 kali (16,6%) risikonya lebih besar untuk mengalami plasenta previa

dibandingkan dengan ibu yang hanya memiliki riwayat seksio sesarea 1 kali17.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini yaitu (Ayesha Saukat et

all, 2009), mendapatkan bahwa terjadi peningkatan risiko plasenta previa seiring

dengan meningkatnya tindakan seksio sesarea, yaitu (13,5%) pada ibu dengan

riwayat seksio sesarea 1 kali, (22,5%) pada ibu dengan riwayat seksio sesare 2 kali,

39
(28%) pada ibu dengan riwayat seksio sesare 3 kali dan (50%) pada ibu dengan

riwayat seksio sesarea 4 kali18.

Penelitian yang dilakukan oleh Lydon et all, menunjukkan bahwa insidensi

plasenta previa pada kelahiran kedua dengan riwayat seksio sesarea pada kehamilan

pertama yaitu 2,5%, sedangkan dalam studi Nielsen et al, insidensi plasenta previa

di kelompok yang sama (kelahiran kedua dengan riwayat seksio sesarea pada

kehamilan pertama) yaitu 1,22%.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dengan terjadinya plasenta previa

adalah adanya riwayat seksio sesarea sebelumnya. Penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ihab M. Usta et al, 2005) pada 347 kasus

plasenta previa menunjukkan adanya peningkatan kejadian plasenta previa dengan

riwayat seksio sesarea sebelumnya. Hasil yang didapatkan pada penelitian tersebut

yaitu, plasenta previa pada pasien dengan riwayat seksio sesarea 1 kali yaitu 1,9%

dan plasenta previa pada pasien dengan riwayat seksio sesarea 2 kali yaitu 15,6%17.

Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya

yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat

seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa tetapi berisiko untuk mengalami

plasenta previa dengan nilai P value= 0,32719.

40
Keterbatasan Penelitian

Peneliti hanya meneliti satu faktor dari ibu yang dapat mempengaruhi

kejadian plasenta previa. Faktor ibu yang lain yang dapat mempengaruhi kejadian

plasenta previa berupa usia, paritas dan riwayat abortus tidak diteliti. Dan peneliti

hanya mengambil data sekunder pasien.

41
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa :

1. Kejadian plasenta previa meningkat pada ibu dengan riwayat seksio

sesarea > 2 kali.

2. Riwayat seksio sesarea mempengaruhi terjadinya plsenta previa.

3. Terdapat hubungan antara frekuensi riwayat seksio sesarea dengan

kejadian plasenta previa di RSIA Pertiwi kota Makassar.

B. Saran

1. Diharapkan ibu hamil bisa lebih memperhatikan kondisi kehamilannya

dengan rajin melakukan kujungan antenal care agar bisa dilakukan

diagnosis dan penaganan jika ada gejala selama kehamilan.

2. Bagi pihak RSIA Pertiwi kota Makassar diharapkan dapat melakukan

skrinning pada ibu hamil, terutama pada masalah kehamilan plasenta

previa agar tidak terjadi komplikasi placenta akreta.

3. Diharapkan peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitian

mengenai seksio sesarea dengan kejadian plasenta previa ini dengan

metode yang berbeda, sehingga tidak mengulangi kekurangan-

kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawiroharjo, Sarwono., Winkjoastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4.

Jakarta : PT. Bina Pustaka Indonesia; 2010.

2. Gibbons L, Belizán JM, Lauer JA, Betrán AP, Merialdi M, Althabe F. The

global numbers and costs of additionally needed and unnecessary caesarean

section sperformed per year: overuse as a barrier to universal coverage

[Internet]. Vol. 30, World health report. Geneva, Switzerland;

2010.Available:

http://www.who.int/healthsystems/topics/financing/healthreport/30Csectio

ncosts.

3. Badan Pusat Statistik., BKKBN., Kementerian Kesehatan., Macro Inc.

Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. BKKBN,

Departemen Kesehatan, Macro Calverton Mary Land; 2008

4. Kementerian Kesehatan. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013

[Internet]. Jakarta : Badan Litbang Kesehatan; 2013. Available from:

http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/LaporanRiskesda

s2013 .PDF

5. Sury, Tati. Persentase Operasi Caesaria di Indonesia Melebihi Standard

Maksimal, Apakah Sesuai Indikasi Medis? Buletin Penelitian Sistem

Kesehatan – Vol. 15 No. 4 Oktober 2012: 331–338

6. Chalik, T.M.A. Perdarahan pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan, Dalam

: Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo; 2010

43
7. Escbach, S., Ruiter, L, Burgers, M., Rengerink, K.O., Pampus, M.G., Goes,

B., et al. A Prediction model for emergency caesarean section in women

with plasenta previa. American journal of Obstetrics and Gynecology; 2015

8. Mochtar, Rustam.Sinopsis Obstetri: Sinopsis Fisiologi-Obstetri Patologi.

Jilid I Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2012.

9. Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F,. Perdarahan

antepartum, Dalam : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Edisi

2, Jakarta : EGC; 2010.

10. Gurol-Urganci, L., Cromwell, D.A., Edozien, L.C., Smith, G.CS., Onwere,

C., Mahmood, T.A., et al. Risk of Placenta previa in second birth after firts

birth cesarean section : a pupulation-based study and meta-analysis. Journal

BMC Preganancy ang Childbirth; 2011.

11. Mochtar, Rustam.Sinopsis Obstetri: Sinopsis Fisiologi-Obstetri Patologi.

Jilid II Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2012.

12. El-Ardath, M.A., Izetbegovic, S., Djualabic, A., Hozic, A. Incidence of

Cesarean Ssection at the Departement of Gynecology and Obstetrics of

Hospital in Travnik During 2012. Journal of the Academy of Medical

Science of Bosnia and Herzegovina; 2014.

13. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC.Williams Obstetrics.

23rd eds Vol.1. San Fransisco: The McGraw-Hill Companies; 2013

14. Cresswell JA, Ronsmans C, Calvert C, Filippi V. Prevalence of placenta

praevia by world region : a systematic review and meta-analysis. Trop Med

Int Health. 18:712–24; 2013

44
15. Antenatal Management of Low Lying Placenta Clinical Guidlines. Mid

Essex Hospital Services; 2017

16. Rasjidi, I. Manual Seksio Sesarea dan Laparotomi Kelainan Adeneksa.

Jakarta : Sagung Seto; 2009

17. Swetha, Bellala. Study on Association of Placenta Previa with Previous

Cesarean Section Pregnancy. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences

– Volume 15, Issue 5 Ver. IV Mei : 60-63; 2016

18. Ayesha Shaukat, Fareed Zafar, Samina Asghar, Nighat, Ansa Ayoob ,

Nafeesa Ambreen, Ayesha Rahim Zenab Aziz. Frequency of Placenta

Previa with Previous C-Section. Department of Surgery, Obstetrics &

Gynaecology, Sir Ganga Ram Hospital/Fatima Jinnah Medical College

Lahore- Vol. 3 No.3, Jul-Sept; 2009.

19. Lismiati. Hubungan Paritas dan Riwayat SC dengan Kejadian Plasenta

Previa pada Ibu Bersalin di RSUD Abdoel Moeloek Provinsi Lampung;

2016.

20. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;

2014

21. Lapau, Prof.Dr.Buchari, dr. MPH. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2013

22. Sastroasmoro, Prof.DR.Sudigdo, dr. SP.A(K). Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto; 2011

45
23. M,Matalliotakis, dr., A Velegrakis., GN, Goulielmos., E, Niraki., AE,

Patelarou., I, Matalliotakis. Association of Placenta Previa with a History of

Previous Caesarian Deliveries and Indication for a Possible Role of a

Genetic Component. Departement of Obstetrics and Gynecology,

Venizeleio General Hospital, Heraklion, Greece,. Section of Molecular

Pathology and Human Genetics, Departement of Internal Medicine, School

of Medicine, University of Crete, Herakloin, Crete, Greece,. Departement

of Nursing, Technological and Educational Institute of Crete, Heraklion,

Greece. Balkan Journal of Medical Genetics. Dec; 20(2): 5-10; 2017

24. Bakker, Ronan MD. Plasenta Previa. Departenment of Obstetrics and

Gynecology, Virginia Commonwealth University Health System; 2017

25. Belachew, Johanna., Eurenius, Karin., Muliclutvica, Ajlana., Axelsson,

Ove. Placenta Location, Postpartum Hemorrhage and Retained Placenta in

Women with a Previous Cesarean Section delivery: a Prospective Cohort

Study. Departement of Women’s Children Health and Centre for Clinical

Research Sormland, Uppsala University, Uppsala, Swedan. Uppsala Journal

of Medicine Sciences. Aug; 122(3): 185-189; 2017

26. Rose S, Aul Anne,. Gopalan, Ushadevi. Correlation of maternal age with

placenta previa. Departemen of Obstetrics and Gynecology Medical

College and Hospital, Rathinamangalam, Chennai, India. Vol 3, No 99;

2015

27. Rita. Hubungan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru Tahun 2015. Bangkinang; 2016

46
28. Al-Quran dan terjemahannya; 2013

29. Thalbah, dkk. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis (Kemukjizatan

Penciptaan Manusia). Jilid 2. Jakarta: PT. Sapta Sentosa; 2010

30. Available from URL: https://risalahmuslim.id/quran/ar-rad/13-8/

47
RIWAYAT HIDUP

Nama : Amelia Astrid Mulyadi

Tempat/Tanggal Lahir : Ambon, 21 Agustus 1997

Ayah : Mulyadi, S.KM., M.Kes

Ibu : Elianur, S.KM., DESS

Agama : Islam

Alamat : Jln. Tamangapa Raya III, Pesona Prima Griya F2/1

Email : ameliaastridm98@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

 TK Aisyiah Bustanul Athfal Tallo’ (2002-2003)

 SD Negeri Kalukuang III Makassar (2003-2009)

 SMP Negeri 19 Makassar (2009-2012)

 SMA Negeri 13 Makassar (2012-2015)


NO NO RM DIAGNOSA RIWAYAT PERSALINAN
1 86911 PP Totalis Post SC 1x
2 89867 PP Totalis Post SC 2X
3 85919 PP Totalis Post SC 1x
4 88819 PP Totalis Post SC 1x
5 101523 PP Totalis Post SC 1x
6 99024 PP Totalis Post SC 1x
7 85132 PP Totalis Post SC 1x
8 92542 PP Totalis Post SC 1x
9 94331 PP Totalis Post SC 1x
10 99037 PP Totalis Post SC 1x
11 89828 PP Totalis Post SC 1x
12 100654 PP Totalis Post SC 2X
13 80089 PP Totalis Post SC 1x
14 78157 PP Totalis Post SC 2X
15 56698 PP Totalis Post SC 2X
16 95977 PP Totalis Post SC 1x
17 82761 PP Totalis Post SC 1x
18 97961 PPLR Post SC 2X
19 75443 PP Totalis Post SC 1x
20 70440 PP Totalis Post SC 3X
21 74515 PP Totalis Post SC 2X
22 90519 PP Totalis Post SC 1x
23 89072 PP Totalis Post SC 2X
24 97762 PP Totalis Post SC 1x
25 84395 PP Totalis Post SC 1x
26 88364 PP Totalis Post SC 1x
27 80324 PP Totalis Post SC 2X
28 67239 PP Totalis Post SC 2X
29 74929 PP Totalis Post SC 1x
30 80017 PP Totalis Post SC 1x
31 90614 PPLR Post SC 2X
32 87582 PP Totalis Post SC 1x
33 78223 PPLR Post SC 1x
34 79647 PP Totalis Post SC 1x
35 75239 PPLR Post SC 1x
36 99791 PPLR Post SC 1x
37 97486 PP Totalis Post SC 1x
38 85711 PP Totalis Normal
39 98710 PP Totalis Normal
40 99965 PP Totalis Normal
41 91163 PP Totalis Normal
42 78518 PPLR Normal
43 89328 PP Totalis Normal
44 76766 PPLR Normal
45 83606 PP Totalis Normal
46 81117 PP Totalis Normal
47 82180 PP Totalis Normal
48 94581 PP Totalis Normal
49 73193 Tidak PP Post SC 1x
50 73498 Tidak PP Post SC 2x
51 73801 Tidak PP Post SC 1x
52 73881 Tidak PP Post SC 2x
53 73737 Tidak PP Post SC 1x
54 81392 Tidak PP Post SC 2x
55 74703 Tidak PP Post SC 1x
56 50108 Tidak PP Normal
57 66293 Tidak PP Normal
58 79111 Tidak PP Normal
59 83109 Tidak PP Normal
60 82123 Tidak PP Normal
61 80262 Tidak PP Normal
62 75139 Tidak PP Normal
63 81257 Tidak PP Normal
64 81194 Tidak PP Normal
65 80411 Tidak PP Normal
66 80368 Tidak PP Normal
67 78852 Tidak PP Normal
68 79519 Tidak PP Normal
69 92333 Tidak PP Normal
70 92388 Tidak PP Normal
71 70618 Tidak PP Normal
72 91530 Tidak PP Normal
73 91440 Tidak PP Normal
74 50872 Tidak PP Normal
75 84825 Tidak PP Normal
76 84736 Tidak PP Normal
77 85578 Tidak PP Normal
78 86359 Tidak PP Normal
79 86348 Tidak PP Normal
80 86950 Tidak PP Normal
81 84969 Tidak PP Normal
82 87983 Tidak PP Normal
83 85161 Tidak PP Normal
84 89240 Tidak PP Normal
85 89158 Tidak PP Normal
86 90047 Tidak PP Normal
87 85019 Tidak PP Normal
88 86199 Tidak PP Normal
89 101375 Tidak PP Normal
90 101343 Tidak PP Normal
91 100424 Tidak PP Normal
92 100424 Tidak PP Normal
93 99404 Tidak PP Normal
94 99785 Tidak PP Normal
95 99184 Tidak PP Normal
96 99179 Tidak PP Normal
Frequency Table

Plasenta Previa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Plasenta Previa 48 50.0 50.0 50.0

Tidak Plasenta Previa 48 50.0 50.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

RiwayatSC

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Riwayat SC >2x 14 14.6 14.6 14.6

Tidak ada SC atau <2x SC 82 85.4 85.4 100.0

Total 96 100.0 100.0


Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

RiwayatSC * Plasenta Previa 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

RiwayatSC * Plasenta Previa Crosstabulation

Plasenta Previa

Tidak Plasenta
Plasenta Previa Previa Total

RiwayatSC Riwayat SC >2x Count 11 3 14

col % of Plasenta Previa 22.9% 6.3% 14.6%

% of Total 11.5% 3.1% 14.6%

Tidak ada SC atau <2x SC Count 37 45 82

col % of Plasenta Previa 77.1% 93.8% 85.4%

% of Total 38.5% 46.9% 85.4%

Total Count 48 48 96

col % of Plasenta Previa 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%


Chi-Square Tests

Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.352a 1 .021

Continuity Correctionb 4.098 1 .043

Likelihood Ratio 5.642 1 .018

Fisher's Exact Test .040 .020

Linear-by-Linear Association 5.296 1 .021

N of Valid Cases 96

a. 0 cells (,0%) expf < 5. Min exp = 7,00...

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for RiwayatSC 4.459 1.158 17.179


(Riwayat SC >2x / Tidak ada
SC atau <2x SC)

For cohort Plasenta Previa = 1.741 1.211 2.504


Plasenta Previa

For cohort Plasenta Previa = .390 .141 1.085


Tidak Plasenta Previa

N of Valid Cases 96

Anda mungkin juga menyukai