Anda di halaman 1dari 153

HUBUNGAN FREKUENSI ANC DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA

IBU HAMIL DI PUSKESMAS TRAUMA CENTER SAMARINDA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

DI SUSUN OLEH :

Eka Noviana Anggraini

1811102411012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN

iv
HUBUNGAN FREKUENSI ANC DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
IBU HAMIL DI PUSKESMAS TRAUMA CENTER SAMARINDA

Eka Noviana Anggraini 1, Tri Wijayanti2

INTISARI

INTISARI. Latar belakang. Menurut Data yang dirilis World Health Organization (WHO)
ada sekitar 40% penyebab mortalitas ibu di negara berkembang ada kaitannya dengan
anemia pada masa kehamilan. Anemia pada masa kehamilan adalah salah satu masalah
kesehatan yang sering terjadi pada negara berkembang dengan tingkat presentase tinggi
pada masa kehamilan. Total penderita anemia atau kurangnya sel darah merah pada ibu
di masa kehamilannya di negara Indonesia mencapai presentase 70%. Didapatkan dari
data riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, presentase anemia atau
kurangnya sel darah merah ibu pada masa kehamilan di Indonesia sebesar 37,1% . Di
Kota Samarinda sepanjang Tahun 2011, dari seluruh puskesmas yang ada di samarinda
di peroleh dari data sebanyak 25% ibu hamil yang mengalami anemia dengan hb yang
kurang dari 11 gr%. Angka mortalitas Ibu di kota Samarinda pada tahun 2015 ada
sebanyak 76 per 100.000 kelahiran hidup yang mana ada peningkatan yang berarti
dibanding dengan AKI pada tahun 2014 yakni 50 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah
ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas kota Samarinda sebanyak 19.910. (Profil
Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di Puskesmas Trauma Center Samarinda berdasarkan wawancara dengan ibu
hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Trauma Center didapatkan 8 ibu pada
masa kehamilan yang sedang melakukan kunjungan ada sebanyak 4 ibu hamil yang
mengalami anemia atau HB<11 mg/dl.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dan menganalisa
hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Trauma Center Samarinda.
Metode. Desain dari penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik
murni atau survey yang artinya adalah pemaparan ataupun penggambaran dari sesuatu
hal, misalnya suatu keadaan, suatu kondisi, suatu situasi, suatu peristiwa, suatu
kegiatan, dan lain sebaganya. Pengambilan sampel pada proses penelitian ini
menggunakan kuesioner dan data demografi berdasarkan buku KIA.
Hasil penelitian dan kesimpulan hubungan frekuensi anc dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda tidak ada hubungan yang signifikan
antara frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Kata Kunci: Frekuensi ANC, Anemia

1
Mahasiswa Sarjana Keperawatan Alih Jenjang Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur (UMKT)
2
Dosen Pengampu Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

v
RELATIONSHIP FREQUENCY ANC WITH THE INCIDENCE OF ANEMIA IN
PREGNANT WOMEN IN PUSKESMAS TRAUMA CENTER SAMARINDA

Eka Noviana Anggraini 1, Tri Wijayanti2

ABSTRACT

Background. According to the World Health Organization's Data (WHO) mentions that
40% of mother mortality in developing countries is related to anemia in pregnancy.
Anemia in pregnancy is a major health problem in developing countries with a high
degree of pain in pregnant women. Total anemia sufferers in pregnant women in
Indonesia is 70%. Based on the results of basic health Research (Riskesdas) in 2013,
preconception of anemia in pregnant women in Indonesia amounted to 37.1%. In the city
of Samarinda throughout the year 2011, from all the health centers in Samarinda,
obtained from data as much as 25% of pregnant women who have an HB of less than 11
gr%. The maternal mortality rate in Samarinda in 2015 of 76 per 100,000 live births
showed a significant increase compared to AKI in 2014 i.e. 50 per 100,000 live births.
The number of expectant mothers visiting Samarinda City Health Center as much as
19,910. (Samarinda Health Profile year 2015). Based on preliminary study done at
Puskesmas Trauma Center Samarinda, based on an interview with a pregnant woman
who made a visit to Puskesmas Trauma Center was obtained 8 from the pregnant woman
who conducted the examination there are 4 pregnant mothers who have anemia or HB <
11 mg/dl.
The objective of research is to know the characteristics of pregnant women and to
analyze the relationship between the frequency of ANC and the incidence of aneima in
pregnant women in Puskesmas Trauma Center Samarinda.
The form of research. The study uses purely analytical descriptive research designs or
surveys that mean displaying or describing something, such as circumstances,
conditions, situations, events, activities, etc. Data retrieval in this study uses
questionnaires and demographic data based on KIA books.
Results of research and conclusion of frequency relation of ANC with the incidence of
anemia in pregnant women in Puskesmas Trauma Center Samarinda There is no
significant relationship between frequencies of ANC with the incidence of anemia in
pregnant women

Keywords: ANC frequency, Anemia

1
Bachelor of Nursing Student over the University of Muhammadiyah East Kalimantan
(UMKT)
2
Lecturer at Muhammadiyah University of East Kalimantan

vi
MOTTO

“When you lose something in your life, stop thingking


it’s a loss for you”
“It is a gift you have been given so you can get the right
path to where your are meant to go, not to where you
think you should have gone”

-Suze Orman-

vii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi

Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi

sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Perawat Strata I

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur .

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini tidak

mungkin akan terwujud apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak,

melalui kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ucapan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Setiaji Selaku Rektor Univeritas

Muhammadiyah Kalimantan Timur.

2. Bapak Ghozali MH., M. Kes, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

3. Ibu Ns. Dwi Rahmah F. M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Alih Jenjang Universitas Muhammadiyah Kalimantan

Timur.

4. Ibu Ns. Ni Wayan Wiwin, S.kep., M. Pd selaku Koordinator Mata

Kuliah Skripsi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

5. Ibu Ns.Pipit Feriani Daniyal, S.Kep. MARS selaku penguji proposal

penelitian ini yang selalu sabar dalam memberikan pengarahan dalam

penyusunan proposal penelitian ini.

viii
6. Ibu Ns. Tri Wijayanti, M. Kep Selaku dosen pembimbing dalam

penyusunan proposal penelitian ini yang selalu sabar dan memberikan

motivasi serta arahan dan ketelitian dalam menyusun proposal

penelitian ini.

7. Kepala Puskesmas Trauma Center Samarinda dr. Hj. Samriyani

Sabang, M. Kes beserta staf yang telah memberi izin untuk melakukan

penelitian di Puskesmas Terauma Center

8. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur yang telah memberikan pemikiran dan meluangkan

waktu untuk dunia pendidikan..

9. Kedua orang tua kami serta seluruh keluarga besar kami yang telah

memberikan dukungan baik yang bersifat moril maupun materi.

10. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan Alih Jenjang 2018

Univeritas Muhammadiyah Kalimantan Timur

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran untuk

kelancaran penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang berkepentingan.

Samarinda, 25 Juni 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ ii


LEMBAR PERSETUJUAN ......................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
INTISARI ................................................................................................... v
ABSTRACT .............................................................................................. vi
MOTTO ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
BAB I .........................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................8
E. Keaslian Penelitian ...........................................................................10
BAB II ......................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................11
A. Telaah Pustaka.................................................................................11
1. Konsep Dasar Anemia .............................................................11
2. Frekuensi Antenatal Care ........................................................28
B. Kerangka Teori .................................................................................45
C. Kerangka Konsep ...............................................................................45
D. Hipotesis Penelitian ..........................................................................46
BAB III .....................................................................................................48
METODE PENELITIAN............................................................................48
A. Desain Penelitian ..............................................................................48
B. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................49
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................52

x
D. Definisi Operasional..........................................................................52
E. Instrumen Penelitian .........................................................................54
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ..............................................................54
G. Teknik Pengumpulan Data................................................................55
1. Sumber Data ....................................................................................55
H. Teknik Analisa Data ..........................................................................58
I. Jalannya Penelitian...........................................................................61
J. Etika Penelitian .................................................................................63
K. Jadwal Penelitian ..............................................................................66
BAB IV .....................................................................................................67
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................67
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................67
B. Hasil Penelitian .................................................................................69
C. Pembahasan ....................................................................................74
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................95
BAB V ......................................................................................................97
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................97
A. Kesimpulan .......................................................................................97
B. Saran ................................................................................................100
Daftar Pustaka .......................................................................................102
LAMPIRAN ............................................................................................109
BIODATA PENELITI ..............................................................................110

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Oprasional ..................................................................53

Tabel 3. 2 Coding Karakteristik Responden .............................................57

Tabel 3. 3 Coding Variabel Dependen dan Independen ...........................57

Tabel 3. 4 Fixher Exact ............................................................................61

Tabel 3. 5 Jadwal Penelitian ....................................................................66

Tabel 4 1 Data demografi berdasarkan usia ibu hamil di lokasi penelitian

Puskesmas Trauma Center Samarinda ...................................69

Tabel 4 2 Data demografi berdasarkan pendidikan terakhir ibu hamil di

lokasi Puskesmas Trauma Center Samarinda .........................70

Tabel 4 3 Data demografi berdasarkan pendapatan terakhir ibu di lokasi

Puskesmas Trauma Center Samarinda ...................................70

Tabel 4 4 Data demografi berdasarkan usia kehamilan ibu di lokasi

penelitian Puskemas Trauma Center Samarinda .....................71

Tabel 4 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Frekuensi ANC Pada

Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda (n=174) ..72

Tabel 4 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Anemia Pada Ibu

Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda (n=174) ........72

Tabel 4 7 Hasil Analisa Hubungan Frekuensi ANC dengan Kejadian

Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center

Samarindan (n=174) ................................................................73

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori ...................................................................45

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep................................................................46

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap pasangan yang telah menikah pada umumnya

menginginkan anak segera mungkin serta menginginkan ibu dan bayi

yang dilahirkannya dalam keadaan sehat tanpa disertai dengan

komplikasi baik ketika hamil, proses persalinan serta setelah

persalinan. Di Indonesia sendiri tingkat kelahiran dalam kategori tinggi,

untuk mendukung proses kelahiran tersebut, maka ibu yang

melahirkan juga harus sehat, dengan cara rutin memeriksakan

kehamilannya di puskesmas terdekat atau rumah sakit agar

mengetahui masalah yang dihadapi oleh ibu dan janin. Kehamilan

membuat badan bekerja lebih keras dari biasanya, pernapasan dan

detak jantung menjadi lebih cepat dari biasanya, sebagai akibat wanita

hamil lebih cepat lelah. Wanita hamil sangat rentan terjadi komplikasi

dalam berbagai kondisi contohnya seperti anemia. (Krishna, 2013)

Menurut Depkes RI (2002) dalam Astuti (2016) ibu hamil

merupakan kelompok sasaran yang perlu mendapatkan perhatian

khusus, karena ibu hamil merupakan kelompok yang rentan untuk

masalah gizi (Depkes RI 2002). Salah satu masalah gizi yang banyak

terjadi pada ibu hamil adalah anemia, yang merupakan masalah gizi

mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia. Ibu hamil

1
2

dikatakan mengalami anemia kehamilan apabila kadar hemoglobin

(Hb) Kurang dari 11 gr%.

Berdasarkan kriteria WHO, di Asia Tenggara sendiri anemia

memiliki pravelansi tertinggi dibanding dengan Afrika, Amerika, Eropa,

Asia Pasifik dan Mediterania Timur, penyakit anemia atau kurangnya

sel darah merah merupakan masalah kesehatan tingkat berat, terjadi

pada lebih dari 40% dari populasi. Pravelansi anemia pada kehamilan

di Indonesia dilaporkan sebanyak 24,5%. Perempuan pada masa

kehamilan akan di diagnosis menderita anemia atau kurangnya sel

darah merah jika memiliki kadar Hb <11 gr/dl, karena pada masa

kehamilan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen lebih banyak serta

dapat mengakibatkan abortus pada masa kehamilan, lahir kurang

bulan, inersia uteri, dan mengakibatkan perdarahan pada masa

kehamilan atau persalinan, syok dan komplikasi lainnya (Yanti, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO) mengartikan anemia

atau kurangnya sel darah merah yang terjadi pada masa kehamilan

yang memiliki nilai hemoglobin <11 mg/dl pada trimester ke 1 serta ke

3 atau 10,5 mg/dL di saat trimester ke 2 atau kadar ht < 37 persen.

Menurut Data World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa

sekitar presentase 40% mortalitas ibu pada masa kehamilan ibu di

negara berkembang ada kaitannya dengan anemia atau kurangnya sel

darah merah pada masa kehamilan. Anemia atau kurangnya sel darah

merah adalah salah satu masalah utama yang terjadi pada Negara
3

berkembang dengan mayoritas menyerang ibu pada masa kehamilan.

Penderita anemia pada masa kehamilan di Indonesia yakni 7 dari 10

ibu hamil. Ketika hamil, peredaran darah yang berada pada tubuh ibu

yang sedang hamil akan terus meningkat, serta meningkatkan volume

plasma dalam darah dan jumlah peningkatan volume sel darah merah.

Semua yang terjadi akan menyebabkan terjadinya hemodilusi dan

berakibat penurunan hemoglobin. Kondisi ini akan memudahkan

terjadinya anemia pada masa kehamilan (Saptarini, I, 2015).

Tingginya pravelansi anemia pada ibu hamil merupakan masalah

yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia. Angka kematian ibu (AKI)

mencerminkan resiko yang dihadapi ibu selama masa kehamilan dan

melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,

kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran,

tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan prenatal obstetri

(Amalia, 2017).

Menurut Badan Kesehatan Dunia World Health Organization

(WHO) dalam penelitian Martini, S, dan Oktaviana, D, (2017) 40%

kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada

kehamilan. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator yang

peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)


4

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi

jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga di Kawasan

ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI

di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per

100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup,

serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000

kelahiran hidup.

Menurut M. Mazarul Islam (2018) semua kehamilan dianggap

membawa beberapa risiko komplikasi. Komplikasi selama kehamilan,

persalinan dan masa nifas yang penyebab kematian dan cacat pada

saat melahirkan anak. Menurut sebuah analisis sistematis oleh

Bangsa Bangsa (PBB) Angka Kematian Ibu Estimasi Inter-Agency

Group, pada tahun 2015 sekitar 830 wanita meninggal setiap hari

secara global akibat komplikasi selama kehamilan atau melahirkan,

sekitar 99% dari kematian ini terjadi di negara berkembang.

Dari data penelitian kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013,

prevalensi anemia atau kurangnya sel darah merah pada masa

kehamilan di Indonesia sebesar 37,1 %. Di Kota Samarinda sepanjang

Tahun 2011, dari seluruh puskesmas yang ada di Samarinda di

peroleh dari data sebanyak 25% ibu hamil yang mengalami hb kurang

dari 11 gr%. Angka mortalitas pada masa kehamilan di kota

Samarinda tahun 2015 sebesar 76 per 100.000 kelahiran hidup

menunjukkan adanya penambahan yang berarti di banding dengan


5

AKI pada tahun 2014 yakni 50 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah

ibu yang melakukan kunjungan hamil ke puskesmas kota Samarinda

sebanyak 19.910. (Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015).

Dari data diatas banyak faktor yang berperan dan ada kaitannya

dengan kejadian anemia pada ibu hamil seperti umur ibu hamil,

jenjang atau tingkat pendidikan, pendapatan yang diterima keluarga,

serta frekuensi Antenatal Care dimana pada usia ibu hamil, usia

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus

anemia atau kurangnya sel darah merah pada masa kehamilan

karena pada umur ibu yang sangat muda atau pada umur yang terlalu

tua sangat berpengaruh dan ada kaitannya dengan kasus kejadian

anemia, karena pada usia muda tersebut membutuhkan asupan nutrisi

lebih banyak, baik untuk pertumbuhan ibu hamil sendiri maupun janin

yang dikandungnya. Sedangkan ibu hamil yang berusia lebih dari 35

tahun memiliki imunitas atau daya tahan tubuh akan menurun

sehingga dapat memicu penyakit-penyakit yang lain, contohnya

adalah penyakti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit DM

atau diabetes mellitus, anemia atau kurangnya sel darah merah dan

peyankit-penyakit kronis lainnya yang akhirnya dapat mempengaruhi

kehamilan (Dafriyanti, 2012)

Menurut Depkes RI (2009), peran status ekonomi atau pendapatan

seseorang dalam pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap

kesehatan seseorang dan cenderung memiliki kekhawatiran akan


6

besarnya biaya untuk pemeriksaan, perawatan, kesehatan dan

persalinan. Ibu hamil yang memiliki pendapatan yang memadai akan

lebih mudah melakukan pemeriksaan kesehatan ibu maupun janin

yang dikandung, hal ini juga mempengaruhi seorang ibu untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Dalam hal ini perlu ditingkatkan lagi upaya bimbingan dan layanan

bagi ibu hamil dengan pendapatan yang relative rendah untuk

memanfaatkan fasilitas yang disediakan puskesmas seperti

posyandu, pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Sarana

diatas diharapkan setiap ibu hamil memiliki pengetahuan baik tanpa

memandang status ekonomi atau pendapatan seseorang.

Dari pemeriksaan mengenai frekuensi Antenatak Care (ANC) untuk

masa kehamilan yaitu para petugas kesehatan akan memberikan

pendidikan kesehatan secara ringkas terkait tentang informasi

Dari pemeriksaan Antenatal Care (ANC) untuk ibu hamil yaitu

petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang informasi

kehamilan seperti informasi gizi selama hamil dan ibu diberi tablet

tambah darah secara gratis serta diberikan informasi tablet tambah

darah tersebut yang dapat memperkecil terjadinya anemia selama

hamil. Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal

yang terpadu, komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling

kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI,

meminimalkan “missed opportunity“ pada ibu hamil untuk


7

mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan

berkualitas; mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit

terutama anemia (Depkes RI, 2009)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

Puskesmas Trauma Center Samarinda pada tanggal 4 April 2019,

didapatkan jumlah kunjungan dari tanggal 1 Januari sampai 2 April

2019 terdapat 307 kunjungan dan merupakan daerah yang memliki

perbatasan antara Samarinda kota dan Kabupaten Kukar yang

memiliki Puskesmas Loa Janan, dengan masyarakat Kukar yang lebih

memilih memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Trauma Center

Samarinda karena lokasinya lebih dekat dari pada Puskesmas Loa

Janan. Diantaranya terdapat 45,2% kasus anemia dengan Hb

<11gr/dl. Didapatkan data dari hasil wawancara kepada 8 ibu hamil

dengan melakukan ANC secara rutin dan lengkap namun didapatkan

data 4 ibu hamil tersebut rata-rata memiliki Hb < 11gr/dl

Berdasar uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui

Hubungan Pemeriksaan ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil Di Puskesmas Trauma Center Samarinda

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk

meneliti “Hubungan Frekuensi ANC Dengan Kejadian Anemia Pada

Ibu Hamil Di Puskesmas Trauma Center Samarinda”.


8

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Frekuensi ANC Dengan Kejadian

Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Trauma Center Samarinda

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil yang berkunjung di

puskesmas trauma center, meliputi: usia, tingkat pendidikan,

pendapatan keluarga dan usia kehamilan.

b. Mengidentifikasi frekuensi ANC (Antenatal Care) yang

berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil

c. Mengidentifikasi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas

Trauma Center Samarinda

d. Menganalisa hubungan frekuensi ANC (Antenatal Care)

dengan kejadian anemia pada ibu hamil Puskesmas Trauma

Center Samarinda

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta

bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian khususnya yang

Hubungan Frekuensi ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil Di Puskesmas Trauma Center Samarinda


9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini memberikan manfaat untuk menambah

pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil tentang

Hubungan Frekuensi ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil Di Puskesmas Trauma Center Samarinda

b. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya atau data bagi mahasiswa untuk

pembelajaran di perpustakaan Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

informasi serta memberi inovasi dalam pendidikan kesehatan

kepada ibu hamil tentang Hubungan Frekuensi ANC Dengan

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Trauma Center

Samarinda

d. Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman nyata dalam melakukan

penelitian dan dapat dijadikan sebagai dasar referensi untuk

penelitian selanjutnya

e. Bagi responden
10

Untuk memberikan informasi dan menambah wawasan untuk

mencegah komplikasi yang terjadi saat kehamilan.

E. Keaslian Penelitian

1. Hendrayani, dkk (2012), “Perilaku pemeriksaan antenatal sebagai

faktor risiko gizi ibu hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan tahun

2012”. Metode penelitian ini menggunakan case control. Kasus dan

kontrol ibu hamil yang tercatat di register ibu pada periode April-

Agustus 2012 di Puskesmas II Denpasar Selatan. Analisis data

dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat, bivariat dan

multivariat dengan uji statistik regresi logistik dengan metode

backward stepwise (Wald), karena skala data variabel tergantung

status anemia gizi ibu hamil adalah nominal dan variabel bebas

juga berskala nominal, kemudian data disajikan dalam bentuk

matrik, tabel dan narasi. Untuk menghilangkan efek variabel

confounding dan untuk mengetahui variabel yang memiliki risiko

paling besar dilakukan melalui pemilihan variabel penting.

2. Subardi, dkk (2011),”Pelayanan antenatal care dalam pengelolaan

anemia berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet

besi”. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan

pendekatan potong lintang. Lokasi penelitian adalah di Kabupaten

Asahan dengan penentuan lokasi di kecamatan secara stratified

random sampling. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu

hamil trimester II dan III di kecamatan terpilih. Analisis multivariat


11

digunakan untuk mengetahui hubungan variabel terikat dan variabel

tergantung serta pengganggu, dengan menguji secara bersama-

sama.

3. Saras, dkk (2015),”Hubungan keteraturan Antenatal care dengan

kejadian anemia di Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta tahun

2015”. Penelitian ini menggunakan metode survey analatik dengan

pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan

quota sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 38 responden.

Analisis data menggunakan kendall tau.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Konsep Dasar Anemia

a. Pengertian anemia

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel

darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar

hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan

perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai

kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dl dan pada wanita

sebagai hemoglobin kurang dari 11 gram/dl. (Proverawati, 2011)

Anemia sebenarnya adalah sebuah tanda dari proses

penyakit itu sendiri. Hal ini biasanya digolongkan baik kronis

atau akut. Anemia kronis terjadi selama jangka waktu panjang,

anemia akut terjadi dengan cepat (Proverawati, 2011).

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan

zat besi dan potensial membahayakan ibu dan anak (Manuaba,

2010)

b. Jenis - jenis Anemia

Secara umum, ada tiga jenis utama anemia, diklasifikasikan

menurut sel darah merah.

11
12

1) Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya, ini disebut

anemia mikrostik. Penyebab utama dari jenis ini defisiensi

besi (besi tingkat rendah) anemia dan thalassemia (kelainan

bawaan Hb).

2) Jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (tetapi

rendah dalam jumlah), ini disebut anemia normostik, seperti

anemia yang menyertai penyakit kronis atau anemia yang

berhubungan dengan penyakit ginjal.

3) Jika sel darah merah lebih besar dari normal maka disebut

anemia makrostik. Penyebab utama dari jenis ini adalah

anemia pernisiosa dan anemia yang berhubungan dengan

alkoholisme. (Proverawati, 2011)

c. Penyebab Anemia

Banyak kondisi medis dapat menyebabkan anemia.

Penyebab umum dari anemia meliputi :

1) Anemia dari perdarahan aktif

Kehilangan darah melalui menstruasi berat atau luka

dapat menyebabkan anemia. Kehilangan darah akut dari

perdarahan internal (dampak dari ulkus peptikum) atau

perdarahan eksternal (seperti trauma) dapat

menyebabkan anemia dalam kurun waktu yang sangat

singkat. Jenis anemia ini bisa mengakibatkan gejala parah

dan konsekuensi berat jika tidak segera ditangani.


13

2) Anemia defisiensi besi

Kebutuhan besi pada sumsum tulang untuk membuat

sel-sel darah merah. Iron memainkan peranan penting

dalam struktur yang tepat dari molekul hemoglobin. Jika

asupan besi terbatas atau tidak memadai karena asupan

diet yang buruk, anemia dapat terjadi sebagai hasilnya. Hal

ini disebut anemia kekurangan zat besi. Dalam berbagai

kasus, karena berlangsung kehilangan darah kronis, besi

juga hilang dari tubuh (sebagai bagian dari darah) pada

tingkat yang lebih tinggi dari biasanya dan dapat

mengakibatkan anemia kekurangan zat besi.

3) Anemia penyakit kronis

Setiap kondisi medis jangka panjang menyebabkan

anemia. Mekanisme yang tepat dari proses ini tidak

diketahui, tetapi setiap berlangsung lama dan kondisi

medis yang berkelanjutan seperti infeksi kronis atau kanker

dapat menyebabkan anemia.

4) Anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal

Ginjal mengeluarkan hormon eritroprotrin yang

membantu sum-sum tulang untuk membuat sel darah

merah. Pada orang dengan penyakit ginjal kronis (jangka

panjang), produksi hormon ini berkurang, dan ini pada

gilirannya mengurangi produksi sel darah merah,


14

menyebabkan anemia. Hal ini disebut anemia berkaitan

dengan penyakit ginjal kronis.

5) Anemia yang berhubungan dengan kehamilan

Peningkatan kadar cairan plasma selama kehamilan

mengencerkan darah (hemodilusi), yang dapat tercermin

sebagai anemia

6) Anemia yang berkaitan dengan gizi buruk

Banyak vitamin dan mineral diperlukan untuk membuat

sel-sel darah merah. Selain zat besi dan vitamin B12 dan

folat diperlukan untuk produksi hemoglobin yang tepat.

7) Anemia pernisiosa

Masalah dalam perut atau usus dapat menyebabkan

gangguan penyerapan vitamin B12. Hal ini dapat

menyebabkan anemia karena kekurangan vitamin B12

dikenal sebagai anemia pernisiosa.

8) Anemia sel sabit

Pada beberapa individu, masalahnya mungkin

berhubungan dengan produksi molekul hemoglobin

abnormal. Dalam kondisi ini masalah hemoglobin kualitatif,

atau fungsional. Molekul hemoglobin abnormal dapat

menyebabkan masalah pada integritas struktur sel darah

merah dan mereka mungkin menjadi berbentuk bulan sabit

(sel sabit)
15

9) Thalassemia

Thalasemia ini adalah kelompok lain penyebab

hemoglobin yang berhubungan dengan anemia. Terdapat

banyak jenis thalassemia, yang bervariasi dari yang ringan

(thalassemia minor) sampai berat (thalassemia mayor).

Thalassemia merupakan penyakit yang diwariskan, tetapi

mereka menyebabkan kelainan hemoglobin kuantitatif,

yang berarti jumlah cukup dari tipe molekul hemoglobin

yang benar dibuat.

10) Alkoholisme

Miskin gizi dan kekurangan vitamin dan mineral yang

berhubungan dengan alkoholisme. Alkohol sendiri juga

dapat menjadi racun bagi sum-sum tulang dan dapat

memperlambat produksi sel darah. Kombinasi faktor-faktor

ini dapat menyebabkan anemia pada pecandu alkohol.

11) Anemia terkait sum-sum tulang

Anemia mungkin berhubungan dengan penyakit yang

melibatkan sum-sum tulang. Beberapa kanker darah

seperti leukimia atau limpfoma dapat mengubah produksi

sel darah merah dan menyebabkan anemia. Proses

lainnya mungkin kanker dari organ lain menyebar ke sum-

sum tulang.
16

12) Anemia aplastik

Kadang beberapa infeksi virus parah dapat

mempengaruhi sum-sum tulang dan secara signifikan

mengurangi produksi sel-sel darah. Kemoterapi (obat

kanker) dan beberapa obat lainnya dapat menimbulkan

masalah yang sama.

13) Anemia hemolitik

Bentuk sel darah merah yang normal penting untuk

fungsinya. Anemia hemolitik adalah jenis anemia dimana

sel-sel darah merah pecah (hemolisis) dan menjadi

disfungsional. Jenis kerusakan juga mungkin terjadi pada

normal sel-sel darah merah dalam kondisi tertentu,

misalnya dengan katup jantung yang abnormal merusak

sel-sel darah atau obat-obat tertentu yang mengganggu

struktur sel darah merah.

14) Anemia yang berkaitan dengan obat

Obat banyak umum kadang-kadang dapat

menyebabkan anemia sebagai efek samping pada

beberapa individu. Mekanisme dengan mana obat dapat

menyebabkan anemia sangat banyak (hemolisis, toksisitas

sum-sum tulang) dan khusus untuk obat. Obat-obatan

yang paling sering menyebabkan anemia adalah obat

kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker. Obat


17

umum lainnya yang dapat menyebabkan anemia termasuk

obat kejang beberapa, obat transplantasi, pengobatan HIV,

beberapa obat malaria, beberapa antibiotik (penisilin,

kloramfenikol), obat anti jamur dan antihistamin

(Proverawati, 2011).

Macam-macam penyebab anemia yang terjadi dalam

kehamilan sebagai berikut :

a) Anemia defisiensi besi pada kehamilan

Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan

adalah karena kekurangan zat besi (anemia zat besi).

Penyebabnya karena asupan makanan tidak

memadai (terutama pada anak perempuan remaja),

tubuh tidak biasa menyerap zat besi, tubuh

kehilangan zat besi melalui darah, dan saat

seseorang mengalami kehamilan. Pada kehamilan,

biasanya dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh dan janin

yang terus meningkat, lalu diakibatkan pula dengan

adanya penyakit kronis yang diderita oleh ibu.

Kehilangan darah selama menstruasi juga menjadi

salah satu sebab terjadinya anemia.

b) Anemia defisiensi folat pada kehamilan

Defisiensi folat meningkatkan kecacatan pada

tabung saraf (medula spinalis di sum-sum tulang


18

belakang) dan mungkin sindrom alkohol janin.

Defisiensi terjadi pada 0,5 sampai 1,5 % wanita hamil,

dan jika kekurangan adalah moderat atau berat maka

akan mengalami anemia megaloblastik makrostik.

Jarang anemia berat dan glossitis terjadi.

c) Hemoglobinophati pada kehamilan

Beberapa penyakit genetik juga menyebabkan

anemia. Jika tubuh memiliki penyakit sel sabit atau

thalassemia, tubuh akan mengalami kesulitan

memproduksi sel darah merah yang sehat, sehingga

dapat menyebabkan anemia. Hemoglobinophati

selama kehamilan, khususnya penyakit sel sabit,

penyakit thalassemia, dapat memperburuk hasil

konsepsi ibu dan perinatal (untuk screening genetik).

Penyakit sel sabit yang telah ada sebelumnya,

terutama jika berat akan meningkatkan resiko infeksi

ibu (pneumonia paling sering dan endometritis),

hipertensi yang diakibatkan oleh kehamilan, gagal

jantung dan infark paru. Pembatasan pertumbuhan

janin, kelahiran premature dan berat lahir rendah

adalah biasa. Anemia selalu menjadi lebih parah pada

kehamilan lanjut. (Proverawati, 2011)


19

d) Faktor resiko anemia dalam kehamilan

Menurut Proverawati (2011) tubuh berada pada resiko tinggi

untuk menjadi anemia selama kehamilan jika :

1) Mengalami 2 kehamilan yang berdekatan

2) Hamil yang lebih dari 1 anak

3) Sering mual dan muntah karena sakit pagi hari

4) Tidak mengkonsumsi cukup zat besi

5) Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan

6) Hamil saat masih remaja

7) Kehilangan banyak darah (misalnya dari cedera atau selama

operasi)

e) Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin

1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan

(a) Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus,

persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang

janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman

dekompensasi cordis, molahidatidosa, hiperemesis

gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah

dini (KPD)

(b) Bahaya saat persalinan : gangguan his (kekuatan

mengejan), kala pertama dapat berlangsung lama dan

terjadi putus terlantar, kala dua berlangsung lama

sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan


20

operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio

plasenta dan perdarahan postpartum karena atonia

uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum

sekunder dan atonia uteri.

(c) Pada kala nifas : terjadi subinfolusi uteri menimbulkan

perdarahan postpartum, memudahkan infeksi

peurperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi

dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan,

anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.

2) Bahaya anemia terhadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap

berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia

akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh

sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan

dalam bentuk : abortus, kematian intrauterine, persalinan

prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran

dengan anemia, dapat terjadi cacat bawan, bayi mudah

mendapat infeksi sampai perinatal dan inteligensi rendah

(Manuaba, 2010)

f. Pencegahan anemia

Beberapa bentuk umum dari anemia yang paling mudah

dicegah dengan makanan yang sehat dan membatasi


21

penggunaan alkohol. Semua jenis anemia ini sebaiknya

dihindari dengan memeriksa diri ke dokter secara teratur dan

ketika masalah itu timbul. Darah pada lanjut usia secara rutin

diperintahkan oleh dokter untuk selalu dikontrol, bahkan jika

tidak ada gejala, sehingga dapat terdeteksi adanya anemia dan

meminta dokter untuk mencari penyebab yang mendasari

(Proverawati, 2011).

Pencegahan anemia pada kehamilan, nutrisi yang baik

adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia jika

sedang hamil atau mencoba menjadi hamil. Makan-makanan

yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau,

daging merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat membantu

memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang

diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin

untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan

folat. Pastikan tubuh mendapat setidaknya 27mg zat besi setiap

hari. Jika mengalami anemia selama kehamilannya, biasanya

dapat diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan

bahwa wanita hamil dicek pada kunjungan pertama kehamilan

untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011)

Untuk mengubah anemia defisiensi besi pada kehamilan,

yaitu dengan pemberian suplementasi zat besi (fero sulfat

biasanya secara oral 325 mg sekali/hari) biasanya secara rutin


22

pada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi

tubuh dan mencegah anemia yang mungkin timbul dari

perdarahan abnormal atau kehamilan berikutnya, dan semua

wanita hamil diberi folat 0,4 mg sekali/hari untuk mencegah

anemia defisiensi folat pada kehamilan, untuk wanita yang

memiliki janin dengan spina bifida harus minum 4.0 mg

sekali/hari, mulai sebelum konsepsi (Proverawati, 2011)

g. Batasan Anemia

Menurut Manuaba (2010) adalah sebagai berikut:

1. Hb 11g% tidak anemia

2. Hb 9-10 g% anemia ringan

3. Hb 7-8g% anemia sedang

4. Hb <7g% anemia berat

h. Tanda dan gejala anemia

Tanda dan gejala menurut Proverawati (2011) adalah sebagai

berikut:

1. Anemia ringan

Anemia ringan biasanya tidak menimbulkan gejala

apapun. Jika anemia secara perlahan terus menerus

(kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi

perubahan, dalam hal ini, mungkin tidak ada gejala apapun

sampai anemia menjadi berat.


23

Gejala anemia mungkin termasuk yang berikut:

a) Kelelahan

b) Penurunan energi

c) Kelemahan

d) Sesak napas

e) Palpitasi (rasa jantung balap atau pemukulan tidak teratur)

f) Tampak pucat

2. Anemia Berat

Beberapa tanda-tanda yang menunjukan anemia

berat pada seseorang dapat mencakup:

a) Perubahan warna tinja, yang termasuk tinja hitam dan

lengket dan berbau busuk, berwarna merah namun,

tampak berdarah jika anemia karena kehilangan darah

melalui saluran pencernaan

b) Denyut jantung cepat

c) Tekanan darah rendah

d) Frekuensi pernapasan cepat

e) Pucat atau kulit dingin

f) Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena

kerusakan sel darah merah

g) Murmur jantung

h) Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu

i) Nyeri dada
24

j) Pusing atau kepala terasa dingin (terutama ketika

berdiri atau dengan tenaga)

k) Kelelahan atau kekurangan energi

l) Sakit kepala

m) Tidak bisa berkonsentrasi

n) Sesak napas (khususnya selama latihan)

o) Nyeri dada, angina atau serangan jantung

p) Pingsan

Beberapa anemia mungkin memiliki gejala lainnya seperti:

a) Sembelit

b) Daya konsentrasi rendah

c) Kesemutan

d) Rambut rontok

e) Malaise (rasa umum merasa tidak nyaman)

f) Memburuknya masalah jantung

i. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil

menurut Astuti dan Ertiana (2018)

1. Faktor Dasar

a) Sosial ekonomi

Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang

baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik

dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan

meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas.


25

Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh

terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu

hamil (Sulistyawati, 2009).

b) Pengetahuan

Tingkat pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya,

makin tinggi pendidikan atau pengetahuannya, makin

tinggi kesadaran untuk mencegah terjadinya anemia.

c) Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk

mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya.

Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat

menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani

masalah gizi dan kesehatan keluarga.

2. Faktor tidak langsung

a) Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum

persalinan terutama pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia

defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal

nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada

keengganan ibu untuk menjalani pengawasan

antenatal.
26

b) Umur Ibu

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu

yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap

kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda (<20

tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena selain

digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan

dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang

sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua

diatas 30 tahun perlu energi yang besar juga karena

fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan

untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan

energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang

sedang berlangsung (Kristiyanasari, 2010).

3. Faktor Langsung

a) Kecukupan konsumsi tablet besi

Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk

menanggulangi anemia gizi besi yang diberikan

kepada ibu hamil.

b) Jarak kehamilan Ibu dikatakan terlalu sering

melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.

c) Paritas

Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu,

tanpa memperhatikan apakah bayi hidup atau mati.


27

Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan

anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi

d) Status gizi

Maulana (2010) kekurangan gizi tentu saja akan

menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu

dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang

mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan

terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan

pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu

pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan.

e) Penyakit Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia.

Infeksi itu umumnya adalah TBC, cacingan dan

malaria, karena menyebabkan terjadinya peningkatan

penghancuran sel darah merah dan terganggunya

eritrosit. Cacingan jarang sekali menyebabkan

kematian secara langsung, namun sangat

mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi

cacing akan menyebabkan malnutrisi dan dapat

mengakibatkan anemia defisiensi besi. Infeksi malaria

dapat menyebabkan anemia


28

2. Frekuensi Antenatal Care

a. Kunjungan ANC ( Antenatal Care )

1) Pengertian

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan

yang diberikan oleh perawat atau tenaga kesehatan

kepada wanita selama fase kehamilan, misalnya dengan

pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk

pertumbuhan dan perkembangan janin serta

mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran agar ibu

siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo

& Putrono, 2016)

Hal ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi dan

mengetahui masalah yang timbul selama masa

kehamilan sehingga kesehatan ibu dan bayi yang

dikandung akan sehat sampai persalinan. Pelayanan

Antenatal Care (ANC) dapat dipantau dengan kunjungan

ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Standar

pelayanan kunjungan ibu hamil paling sedikit 4 kali

dengan distribusi 1 kali pada triwulan pertama (K1), 1 kali

pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga (K4).

Kegiatan yang ada di pelayanan kesehatan Antenatal

Care (ANC) untuk ibu hamil yaitu petugas kesehatan

memberikan penyuluhan tentang informasi kehamilan


29

seperti informasi gizi selama hamil dan ibu diberi tablet

tambah darah secara gratis serta diberikan informasi

mengenai tablet tambah darah yang dapat memperkecil

terjadinya anemia pada masa kehamilan. Semakin sering

frekuensi seorang ibu melakukan pemeriksaan Antenatal

Care (ANC) maka semakin kecil kemungkinan terjadinya

komplikasi dalam kehamilan termasuk anemia. Depkes

RI (2009).

Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang

professional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu

hamil beserta janin yang dikandungnya. Pelayanan

antenatal yang dilakukan secara teratur dan

komprehensif dapat mendeteksi secara dini kelainan dan

risiko yang mungkin timbul selama kehamilan, sehingga

kelainan dan risiko tersebut dapat diatasi dengan cepat

dan tepat (Hardiyanti dalam Eka, 2018).

Menurut Bui (2016) Antenatal care (ANC) layanan

untuk wanita hamil oleh penyedia kesehatan terlatih

meningkatkan hasil kesehatan ibu dan anak. Ini adalah

salah satu intervensi yang paling penting dalam

memerangi kematian ibu dan bayi baru lahir dan dalam

mencapai Millennium Development Goals 4 dan 5.


30

2) Manfaat Pemeriksaan ANC

Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) pemeriksaan

antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan

janinnya, antara lain :

a) Bagi ibu

Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi

kehamilan dan mengurangi penyulit masa antepartum,

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jasmani

dan rohani ibu hamil dalam menghadapi proses

persalinan, dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca

persalinan dan untuk dapat memberikan ASI, dapat

melakukan proses persalinan secara aman.

b) Bagi Janin

Manfaat untuk janin adalah dapat memelihara

kesehatan ibu sehingga mengurangi kejadian

prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah.

3) Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Pemeriksaan antenatal care sangatlah dibutuhkan guna

memantau kondisi kesehatan ibu dan janinnya, sehingga

diperlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut

Saifudin (2007) dalam Ai Yeyeh & Yulianti (2014)

pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut :


31

a) Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14

minggu);

b) Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14–28

minggu);

c) Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai

kelahiran).

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar

ibu hamil melakukan paling sedikit empat kali kunjungan

untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut jadwal 1-1-2

yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester

pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester

kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester

ketiga (Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya

melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu

sebagai berikut :

a) Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)

K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang

pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan

pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu

hamil mengalami terlambat datang bulan. Adapun tujuan

pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah

sebagai berikut :

(1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan


32

(2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang

mungkin terjadi pada masa kehamilan, persalinan

dan nifas.

(3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang

mungkin di derita sedini mungkin.

(4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan

anak

(5) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup

sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan,

persalinan, nifas serta laktasi.

Pada kunjungan pertama juga merupakan

kesempatan untuk memberikan informasi bagi ibu hamil

supaya dapat mengenali faktor resiko ibu dan janin.

Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

(1) Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas

normal

(2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia,

karena selama kehamilan akan terjadi peningkatan

secret di vagina.

(3) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan

serat tinggi

(4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu

dengan tenaga kesehatan


33

(5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan

kebiasaannya.

Kunjungan pertama yang diharapkan untuk menyaring

dan mengobati anemia, sifilis, menyaring faktor-faktor

risiko dan kondisi medis yang dapat ditangani dengan

baik pada awal kehamilan dan memulai profilaksis jika

diperlukan (misalnya untuk anemia dan malaria)

direkomendasikan untuk diadakan pada akhir. (Zeini, A

2010)

b) Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)

Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali

sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan

pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :

(1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya

(2) Penapisan pre eklamsi gemelli, infeksi alat

reproduksi dan saluran perkemihan

(3) Mengulang perencanaan persalinan.

c) Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)

Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan

pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap 2 minggu jika

tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya


34

atau kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan

kehamilan trimester III yaitu :

(1) Mengenali adanya kelainan letak janin

(2) Memantapkan rencana persalinan

(3) Mengenali tanda - tanda persalinan.

Sedangkan menurut Manuaba (2000) dalam Wagiyo &

Putrono (2016) mengemukakan bahwa untuk mengetahui

perkembangan janin maka pemeriksaan kehamilan dilakukan

sesuai dengan standar pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan

kehamilan pertama dapat dilakukan setelah mengetahui

adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya

pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai

usia kehamilan 7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali

setelah usia kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada proses

persalinan. Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal

pemeriksaan dalam kondisi kehamilan yang normal, karena

biasanya penyulit kehamilan baru akan timbul pada trimester

ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak

normal, maka jadwal pemeriksaan kehamilan akan disesuaikan

dengan kondisi ibu hamil (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

4) Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC

Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan

menurut Wagiyo Putrono (2016) adalah sebagai berikut :


35

a) Timbang Berat Badan (T1)

Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil

melakukan kunjungan. Kenaikan berat bada normal pada

waktu kehamilan sebesar 0,5 kg per minggu mulai trimester

kedua.

b) Ukur Tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90

mmHg, apabila diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi

140/90 mmHg maka perlu diwaspadai adanya preeklamsi.

c) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari

tulang kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut

tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari pemeriksaan

tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan

usia kehamilan.

d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama

kehamilan(T4)

Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama

masa pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik

menurun 5 hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena

vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama

kehamilan (Indriyani, 2013)


36

e) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)

Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk

mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Penyakit

tetanus neonatorum yang disebabkan oleh masuknya

kuman Clostridium Tetani ke tubuh bayi merupakan

penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kematian bayi

dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang.

Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama

kehamilan, yaitu TT1 diberikan pada kunjungan awal dan

TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntukan TT1

(Bartini, 2012)

f) Pemeriksaan Hb (T6)

g) Pemeriksaan VDRL (T7)

h) Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan

payudara (T8)

i) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)

j) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)

Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi

mengenai rujukan apabila diketahui adanya masalah dalam

kehamilan termasuk rencana persalinan.

k) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)

l) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)


37

m) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis

gondok (T13)

n) Pemberian terapi anti - malaria untuk daerah endemis

malaria (T14)

Menurut Agan, anemia pada kehamilan dikaitkan

dengan parasitemia malaria. Tingkat keparahan anemia

berhubungan langsung dengan kepadatan parasitemia,

khususnya di antara primigravida. terapi antimalaria yang

membersihkan parasitemia tampaknya memiliki efek yang

lebih baik pada tingkat anemia.

3. Karakteristik Ibu Hamil

a. Usia

Usia menjadi faktor mempengaruhi terjadinya anemia pada

ibu hamil karena usia ibu yang terlalu muda dan terlalu tua

sangat mempengaruhi kejadian anemia, karena pada usia

muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak, baik untuk

pertumbuhan ibu hamil sendiri maupun janin yang

dikandungnya. Sedangkan kehamilan yang terjadi pada ibu

berusia lebih dari 35 tahun lebih banyak mengalami hipertensi,

diabetes melitus, anemia dan penyakit-penyakit kronis lainnya

yang akhirnya dapat mempengaruhi kehamilannya. (Dafroyanti,

2012).
38

Usia ibu yang ideal dalam kehamilan adalah pada kelompok

usia 20-35 tahun dan pada usia ini pula resiko terjadinya

komplikasi kehamilan sangat sedikit karena memiliki reproduksi

yang sehat. Hal ini terkait dengan kondisi biologis dan

psikologis ibu hamil.

Menurut Depkes RI (2009) umur atau usia adalah satuan

waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau

makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur

manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir

hingga waktu umur itu dihitung. Oleh yang demikian, umur itu

diukur dari tarikh lahir sehingga tarikh semasa (masa kini).

Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula

sehinggalah tarik semasa (masa kini).

Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009):

1) Masa remaja akhir = 17 - 25 tahun.

2) Masa dewasa awal = 26 - 35 tahun.

3) Masa dewasa akhir = 36 - 45 tahun.

4) Masa lansia awal = 46 - 55 tahun.

5) Masa lansia akhir = 56 - 65 tahun.

Wanita usia reproduksi telah didefinisikan menurut WHO

sebagai antara 15-49 tahun, dan ini merupakan lebih dari

seperlima populasi dunia dan berulang kali terpapar risiko

kehamilan dan melahirkan anak. Kesehatan ibu mengacu pada


39

kesehatan ibu-ibu selama kehamilan, persalinan dan itu

periode postpartum. Pemanfaatan layanan perawatan

kesehatan ibu adalah penting untuk deteksi dini ibu yang sakit

dan kematian selama kehamilan. Layanan kesehatan ibu

biasanya bersifat preventif dan pasien biasanya tidak sakit.

Pemanfaatan layanan kesehatan ibu jelas merupakan

strategi penting di mengurangi itu risiko terkait dengan

kehamilan dan melahirkan anak dalam kelompok usia ini.

Layanan perawatan kesehatan ibu yang penting selama

kehamilan termasuk perawatan antenatal, perawatan terampil

saat melahirkan dan perawatan postpartum dan ini diperlukan

untuk meningkatkan kesehatan yang baik. (M.D Dairo, 2010)

Menurut Amini (2018) bahwa mayoritas ibu hamil berada

pada usia produktif untuk hamil dan melahirkan yaitu usia 20-

35 tahun, usia tersebut organ-organ tersebut telah berfungsi

dengan baik dan siap untuk hamil dan melahirkan namun bila

dilihat dari segi psikologis pada kisaran usia tersebut masih

tergolong labil

b. Tingkat Pendidikan

Menurut Budiono (2009) pendidikan adalah pembelajaran

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang

yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya

melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan


40

sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga

memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu

sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti

“menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e,

berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke

luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara

orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap

pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti

prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi,

universitas atau magang.

Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada

peningkatan kemampuan berpikir dan kualitas pikir seseorang,

dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi

mampu mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya

terbuka untuk dapat menerima adanya perubahan atau hal-hal

baru dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan

rendah (Depkes RI, 2009).

Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah mempengaruhi

cara-cara menerima sebuah informasi sehingga pengetahuan

tentang anemia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal

tersebut menjadi terbatas, terutama pengetahuan tentang

pentingnya zat besi dalam kehamilan.


41

Tingkatan pendidikan menurut undang-undang No. 20 tahun

2003 adalah :

a) Pendidikan dasar (SD)

b) Pendidikan menengah pertama (SMP/MTS)

c) Pendidikan menengah atas (SMA)

d) Pendidikan tinggi (Universitas)

Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama,

yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi ke

dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah,

dan tinggi.

1) Jenjang

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan.

2) Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1

Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan

anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan


42

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

3) Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal

selama 9 (sembilan) yaitu Sekolah Dasar (SD) selama 6

tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3

tahun. Pendidikan dasar merupakan Program Wajib Belajar.

4) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan

lanjutan pendidikan dasar, yaitu Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun

waktu tempuh pendidikan.

5) Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

c. Pendapatan Keluarga

Pendapatan merupakan arus masuk bruto dari suatu manfaat

ekonomi yang muncul dari aktivitas normal perusahaan dalam

satu periode jika arus masuk itu mengakibatkan kenaikan

ekuitas, yang berasal dari kontribusi penanaman modal. (M.

Tuanakotta, 2000)
43

Pendapatan yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu

hamil adalah status ekonomi yang dimiliki. Menurut Depkes RI

(2009), peran status ekonomi atau pendapatan seseorang

dalam pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap

kesehatan seseorang dan cenderung memiliki kekhawatiran

akan besarnya biaya untuk pemeriksaan, perawatan, kesehatan

dan persalinan. Ibu hamil yang memiliki pendapatan yang

memadai akan lebih mudah melakukan pemeriksaan kesehatan

ibu maupun janin yang dikandung, hal ini juga mempengaruhi

seorang ibu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Dalam hal ini perlu ditingkatkan lagi upaya bimbingan dan

layanan bagi ibu hamil dengan pendapatan yang relative rendah

untuk memanfaatkan fasilitas yang disediakan puskesmas

seperti posyandu, pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA). Sarana diatas diharapkan setiap ibu hamil memiliki

pengetahuan baik tanpa memandang status ekonomi atau

pendapatan seseorang.

Penerimaan Daerah Kota Samarinda kurun waktu 2013

hingga 2016 mengalami fluktuasi, tahun 2013 realisasi

penerimaan daerah Kota Samarinda tercatat sampai 2,56 triliun

rupiah menjadi 2,31 triliun rupiah di tahun 2014. Akan tetapi

pada tahun 2015 realisasi penerimaan daerah mengalami

penurunan 2,23 triliun rupiah dan selanjutnya kembali


44

meningkat menyentuh angka 2,43 triliun rupiah pada tahun

2016. (Indikator Ekonomi Kota Samarinda, 2016).

Untuk upah minimum provinsi (UMP) untuk Kalimantan

Timur pada tahun 2019 Rp 2.747.561 sesuai dengan surat

edaran (SE) Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri.

Untuk upah minimum kota (UMK) samarinda di tahun 2019 Rp

2.868.082 perbulan dalam pembahasan. (Tribun Kaltim, 2018).

d. Usia Kehamilan

Menurut Susanti, (2008) dalam Septiawan, (2015) Usia

kehamilan memiliki rentang waktu 9 bulan kalender atau 40

minggu. Usia kehamilan dibagi menjadi tiga periode, yaitu:

1) Trimester I (minggu ke-1 sampai minggu ke-13)

2) Trimester II (minggu ke-14 sampai minggu ke-26)

3) Trimester III (minggu ke-27 sampai minggu ke-40)

Anemia pada kehamilan dilaporkan lebih sering terjadi Pada

trimester ke-2 kehamilan, sementara beberapa hasil penelitian

melaporkan anemia pada kehamilan lebih sering terjadi pada

trimester ke-3 kehamilan. Anemia pada kehamilan dilaporkan

lebih sering terjadi pada multigravida, sementara penelitian lain

melaporkan anemia lebih sering terjadi pada

grandemultigravida.(Sabrina, 2017)
45

B. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan hubungan antara teori-teori yang ingin

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian

(Notoatmodjo, 2007). Berikut kerangka teori yang akan diteliti :

Faktotr-faktor yang
mempengaruhi anemia:
Faktor dasar:
a. Sosial ekonomi
b. Pengetahuan
c. Pendidikan Kejadian Anemia pada
Faktor tidak langsung ibu hamil
a. Kunjungan ANC
b. Umur ibu
Faktor langsung : Yang diteliti
a. Kecukupan
konsumsi tablet besi
b. Jarak kehamilan
c. Paritas : Yang tidak diteliti
d. Status gizi
e. Frekuensi
Penyakit infeksi
ANC

Saifudin 2007 dalam Ai Yeyeh dan Yulianti 2014, Astuti dan Ertiana 2018

Gambar 2. 1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Peneliti menggunakan penelitian deskriptif untuk mendapatkan

gambaran yang transparan tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Adapun kerangka konsep

peneliti pada penelitian ini adalah pendekatan metode system dengan

akut yang lebih sistematis yang terjadi dari input, proses dan output
46

(Notoatmodjo,2010) maka kerangka konsep penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Frekuensi ANC (Saifuding 2007 dalam Ai


Yeyeh & Yulianti 2014): Kejadian anemia pada ibu hamil
1. Trimester 1 ( Kehamilan <14 minggu) 1 1. Hb 11g% tidak anemia
x pemeriksaan 2. Hb 9-10 g% anemia ringan
2. Trimester 2 (Kehamilan 14-28 minggu) 3. Hb 7-8g% anemia sedang
1 x pemeriksaan 4. Hb <7g% anemia berat
3. Trimester 3 (kehamilan 28- kelahiran) 2 (Manuaba 2010)
x pemeriksaan
5.
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan

penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan

antara dua variabel. Variabel bebas dan variabel terikat (Soekidjo,

2012).

Menurut Sugiyono (2010) hipotesis merupakan jawaban

sementara setiap rumusan masalah penelitian dimana masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara karna jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesa dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empiris.

Hipotesis/pertanyaan pada penelitian ini adalah :


47

1) Ha :“Ada hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di puskesmas Trauma Center Samarinda”.

2) H0 : “ Tidak ada hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di puskesmas Trauma Center Samarinda”.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2010) secara garis besar peneliti dapat

melakukan penelitian dari yang sifatnya ‘pasif’ hanya meneliti

subjek yang ada di suatu kancah sampai dengan jenis penelitian

yang menuntut peneliti untuk melakukan sesuatu.

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian

deskriptif analitik murni atau survey. Istilah “deskriptif “ berasal

dari istilah bahasa Inggris to describe yang berarti memaparkan

atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi,

situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai,

maka rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

korelatif antara variabel independen dan variabel dependen,

dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu

penelitian untuk mempelajari hubungan antar variabel dimana

pengukuran pada setiap subjek dilakukan satu kali atau

pengukuran pada setiap subjek yang dilakukan pada waktu yang

dianggap sama (Dahlan, 2014).

48
49

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Notoatmodjo (2010) populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Studi atau penelitiannya juga di sebut studi

populasi atau studi sensus.

Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin

melihat semua liku-liku yang ada didalam populasi. Oleh

karena subjeknya meliputi semua yang terdapat didalam

populasi, maka juga disebut sensus. Objek pada populasi

diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu

berlaku untuk seluruh populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang

melakukan kunjungan ke Puskesmas Trauma Center

Samarinda dengan kunjungan dari bulan Januari sampai April

2019 ada 307 ibu hamil.

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo 2010 berdasarkan garis besar

hanya ada dua jenis sampel, yakni sampel probabilitas

(probability sampel) atau sering disebut random sampel

(sampel acak) dan sampel nonprobabilitas (non probability


50

sampel). Pada prinsipnya tehnik atau metode pengambilan

sampel ini dibedakan menjadi dua yakni: teknik random

(acak) dan tehnik non random.

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil di wilayah

kerja puskesmas Trauma Center yaitu berjumlah responden

dengan rumus perhitungan besar sampel slovin dalam

Notoatmodjo (2010) sebagai berikut:

N
n =
1  N (e 2 )

Keterangan:

N : besar populasi

n : besar sampel

e : nilai kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan (e = 0,05)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh besar sampel sebagai

berikut:

307
n = 1+307 (0,052 )

n = 173,6 dibulatkan menjadi 174

Menurut Cohen (2007) dan Mahmud (2011) dalam Lestari

(2014) semakin besar sample dari besarnya populasi yang

ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah batas


51

minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 174

sampel. Sebagaimana dikemukakan oleh Baley dalam Lestari

(2014) yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang

menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel paling

minimum adalah 174.

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang

berkunjung ke Puskesmas Trauma Center Samarinda. Besar

sampel yang akan diambil dalam penelitian adalah 174 ibu

hamil.

3. Teknik Pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non probability sampling dengan teknik

sampling yang digunakan purposive sampling yaitu teknik

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan

atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan

tertentu. Teknik ini biasa dilakukan karena pertimbangan

misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana. Adapun

sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria yang di

tentukan, yaitu :

a. Inklusi

1) Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Trauma

Center

2) Bisa membaca dan menulis.


52

3) Bersedia untuk menjadi responden penelitian.

b. Eksklusi

1) Ibu hamil yang mengalami gangguan mental

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini mengambil lokasi di Puskesmas Trauma Center

Samarinda karena puskesmas ini memiliki pelayanan UGD,

rawat inap dan persalinan 24 jam, serta sesuai dengan hasil

studi pendahuluan

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2020

sampai dengan Mei 2020.

D. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variebel-

variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut

diberikan batasan atau “definisi operasional”. Definisi operasional

juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrument (alat ukur). (Notoatmodjo, 2010).

No Variabel Definisi Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


. Oprasiona
l
1 Frekuens Pemeriks Frekuensi anc Kuesioner Dengan Ordina
i aan dengan melihat dan kategori l
Antenatal sebelum buku KIA dan hasil wawancara 1 = Tidak
Care persalinan wawancara berisiko
terutama Usia Kehamilan 2 = Berisiko
53

pada a. < 14 minggu


pertumbu (Jika ibu pernah
han dan melakukan
perkemba kunjungan ANC
ngan janin 1 kali (Kode =
dalam 1)
Rahim. Jika ibu belum
pernah
melakukan
kunjungan ANC
(Kode = 2))
b. 14 - 28 minggu
(Jika ibu
melakukan
kunjungan ANC
1 kali (kode=1)
Jika ibu belum
pernah
melakukan
kunjungan ANC
(kode=2))
c. > 28 minggu –
kelahiran
(Jika ibu
melakukan
kunjungan ANC
2 kali (kode=1)
Jika ibu
melakukan
kunjungan ANC
1 kali (kode=2)
2. Anemia Kurangny Hasil observasi Melihat hasil 1= tidak Ordin
a sel-sel dengan pemeriksaan anemia al
darah pemeriksaan Hb: hasil HB di 2= anemia
merah di 1. Hb 11g% tidak Buku KIA ringan
dalam anemia dengan 3= anemia
darah dari kode =0 sedang
pada 2. Hb 9-10 g% 4= anemia
biasanya anemia ringan berat
dengan kode =1
3. Hb 7-8g%
anemia sedang
dengan kode = 2
4. Hb <7g%
anemia berat
dengan kode = 3
Tabel 3. 1 Definisi Oprasional
54

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner

yang diperoleh dari data demografi buku KIA yang telah baku, dan

hasil wawancara.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner

1. Kuesioner A

Berisi tentang identitas responden, berupa inisial ibu, umur ibu,

pendidikan terakhir ibu, pendapatan keluarga, usia kehamilan.

2. Kuesioner B

Berisi tentang frekuensi ANC dengan kuesioner terbuka,

mengambil data dari buku KIA serta melakukan wawancara

kepada responden

3. Kuesioner C

Berisi tentang anemia dengan melihat data pemeriksaan HB

terakhir di buku KIA dan memeriksakan langsung ke petugas

lab.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika

pernyataan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Namun

dalam melihat frekuensi ANC tidak perlu dilakukan uji validitas


55

karena hanya mengambil data demografi yang ada di buku KIA

dan wawancara pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas

Trauma Center

2. Reliabilitas

Pada kuesioner ini tidak perlu dilakukan uji reliabilitas,

karena tidak ada dilakukan uji validitas.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2

sumber data, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara

langsung dari sumbernya atau narasumber sebagai

responden yang langsung berhubungan dengan

penelitian ini mengenai hubungan frekuensi ANC

dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas

Trauma Center Samarinda

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari

Puskesmas Trauma Center Samarinda tentang jumlah

responden .

2. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara


56

pengumpulan data mengenai suatu masalah yang

umumnya banyak menyangkut kepentingan orang banyak.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan cara kuesioner yang didukung

wawancara dan observasi.

Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang

benar, ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus

dilalui (Notoatmodjo, 2010) yaitu :

a. Editing, yaitu proses yang dilakukan untuk menilai

kelengkapan data. Peneliti melakukan pengecekan

isian formulir atau kuisioner tentang kelengkapan

pengisian jawaban, jawaban dapat terbaca jelas, dan

jawaban relevan dengan pertanyaannya. Editing dapat

langsung dilakukan ditempat pengumpulan data

sehingga peneliti dapat langsung melengkapi

kekurangan yang ada.

b. Coding, yaitu pemberian kode pada jawaban setiap

kuisioner. Peneliti melakukan pengkodean jawaban

responden dengan mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan untuk

kemudian digunakan dalam pengolahan data.


57

Tabel 3. 2 Coding Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Coding


Usia
17 - 25 1
26 – 35 2
36 – 45 3
46 – 55 4
Pendidikan
SD 1
SMP 2
SMA 3
Universitas 4
Pendapatan Keluarga
< Rp 2.868.082 1
> Rp 2.868.082 2
Usia Kehamilan
< 13 Minggu 1
14 - 28 Minggu 2
> 28 Minggu 3

Tabel 3. 3 Coding Variabel Dependen dan Independen

Variabel Coding
Frekuensi ANC
>14 minggu kehamilan
1 kali pemeriksaan 1
Belum pernah 2
14-28 minggu kehamilan
1 kali pemeriksaan 1
Belum pernah 2
>28 minggu kehamilan
2 kali pemeriksaan 1
1 kali pemeriksaan 2
Anemia
Tidak Anemia (>11gr/dl) 1
Anemia Ringan (9-10gr/dl) 2
Anemia Sedang (7-8gr/dl) 3
Anemia Berat (<7gr/dl) 4

c. Entry data, merupakan suatu proses memasukkan data

ke dalam program pengolahan data untuk kemudian

dilakukan analisis data dengan menggunakan program

statistik dalam komputer. Setelah melakukan

pengkodean, peneliti memasukkan data ke dalam


58

program pengolah data statistik.

d. Cleaning, yaitu suatu kegiatan pembersihan seluruh

data agar terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan

analisis data. Peneliti memeriksa kembali seluruh

proses mulai pengkodean dan memastikan bahwa data

yang dimasukan telah benar sehingga analisis dapat

dilakukan dengan benar.

H. Teknik Analisa Data

1. Analisa univariat

Penelitian ini menggunakan tehnik analisa univariate

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian akan menghasilkan

analisa tentang distribusi frekuensi dan persentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2010).

Adapun langkah-langkah analisis data deskriptif

menghitung persentase (%) Skor Capaian Responden untuk

mengkaji permasalahan dalam penelitian ini maka dilakukan

pengelolaan data hasil skor capaian responden yang

didasarkan hasil dari masing-masng item pertanyaan untuk

setiap indikator dengan formulasi rumus persentase yang

dikemukakan oleh Purwanto (1991) dalam penelitian Lestari

(2014) sebagai berikut :


59

a. Presentase

𝐹
𝑃𝑟 = 𝑥 100 %
𝑁
Dengan :

Pr = Persentase capaian sampel

F = Frekuensi yang dicari

N = Sampel

b. Uji Normalitas

Uji normalitas pada ini untuk menentukan uji apakah

data terdistribusi normal atau tidak. Kegunaannya untuk

menentukan uji perbedaan yang akan dipakai pada

analisa bivariat.

Uji normalitas ini menggunakan one sample

kolmogorov smirnov test. Keputusan uji :

a) Jika nilai P value nya ≥ 0,05 maka dikatakan data

terdistribusi normal.

b) Jika nilai p value nya ≤ 0,05 maka dapat dikatakan

data tidak terdistribusi normal.

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan untuk

menghubungkan dua variabel yang diduga untuk

menghubungkan dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu


60

hamil. Didalam penelitian ini menggunakan analisa bivariat

dengan menggunakan uji statistik yang digunakan adalah chi

square. Jadi dapat diketahui ada atau tidak adanya

hubungan secara statistik dengan menggunakan program

komputer. Apabila nilai (p<0,05) maka H0 di tolak dan Ha

(hipotesis penelitian) diterima, yang artinya ada hubungan

antara variabel bebas dan terikat, dan apabila (p>0,05) maka

H0 diterima dan Ha (Hipotesa penelitian) ditolak berarti tidak

ada hubungan antara variable bebas dan terikat. Rumus uji

statistik chi square dengan tingkat kemaknaan α=0,05

dengan rumus dibawah ini (Notoatmodjo, 2010).

Rumus :

(0  E )
X2 
E

Keterangan:

X2: statistik chi square

O: Observasi

E: expected atau hasil yang diharapkan

syarat apabila digunakan uji chi square adalah

a. apabila penelitian digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel kategorik dengan kategorik yang skala

ukur ordinal atau nominal


61

b. apablia bentuk tabel 3x2 maka tidak boleh ada cell saja

yang mempunyai frekuensi harapan atau ezpected count

(Fh) kurang dari 5, tidak boleh lebih dari 20%

c. Tidak ada sel dengan frekuensi kenyataan atau disebut

juga actual count (FO) sebesar 0 (nol).

d. Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi, dimana pada

tabel 3x2 tersebut dijumpai nilai expected kurang dari 5,

maka yang digunakan adalah Fisher Exact Tes:

Kategori A Kategori B
Kelompok 1 A B A+B
Kelompok 2 C D C+D

A+C B+D N
Tabel 3. 4 Fixher Exact

(𝐴+𝐵)!(𝐶+𝐷)!(𝐴+𝐶 )!(𝐵+𝐷)
P= 𝑁!(𝐴)!(𝐵)!(𝐶 )!(𝐷)!

Kesimpulan jika P > α maka Ho diterima, jika P < α maka

Ho ditolak.

I. Jalannya Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari tiga tahapan, yaitu

sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Mengajukan judul proposal penelitian melalui koordinator

mata ajar metodologi penelitian pada bulan April 2019

untuk selanjutnya ditentukan satu judul sebagai judul


62

proposal penelitian dan dikonsulkan kepada pembimbing

untuk selanjutnya ditentukan sebagai judul proposal

penelitian.

b. Menyusun proposal penelitian pada bulan Mei yang terdiri

dari tiga bab berdasarkan literatur dari berbagai sumber,

pengalaman, studi pendahuluan dan penelitian lain yang

terkait dengan proposal penelitian.

c. Sidang proposal penelitian yang disetujui oleh dosen

pembimbing.

2. Tahap pengumpulan data

Setelah sidang proposal penelitian, kemudian peneliti

akan melakukan pengurusan perijinan kepada pihak

puskesmas Trauma Center. Setelah mendapatkan ijin, pada

bulan Mei 2019 akan melakukan pengumpulan data dengan

langkah sebagai berikut :

a. Peneliti mendatangi responden sebagai subyek penelitian

dan meminta kesediaan partisipasi dalam penelitian yang

dilakukan. Setiap subyek penelitian yang setuju dapat

menandatangani surat persetujuan lalu diminta mengisi

data identitas pasien sebagai subyek penelitian, apabila

data ada yang belum lengkap peneliti segera mendatangi

kembali subjek yang diteliti untuk melengkapi data yang


63

dibutuhkan dan meminta izin kepada responden untuk

mengisi kuesioner yang telah disiapkan.

b. Peneliti menunggu responden mengisi kuesioner agar jika

ada yang kurang dimengerti dapat dijelaskan.

c. Setelah responden menyerahkan kuesioner, diperiksa

kembali untuk memastikan kelengkapan isi kuesioner.

d. Setelah data mencukupi pembuatan laporan penelitian

segera dilaksanakan guna menyusun hasil penelitian.

3. Tahap penyusunan hasil penelitian

Data yang terkumpul lalu dianalisa dengan menggunakan

program komputer SPSS, setelah hasil analisa secara

statistik selesai dan dibuat laporan hasil penelitian dilanjutkan

dengan sidang skripsi dengan persetujuan pembimbing untuk

mempresentasikan hasil penelitian dihadapan penguji

J. Etika Penelitian

Etika penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak-hak ibu

hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda. Menurut

Nursalam (2014) etika penelitian yang digunakan dalam penelitian

adalah:

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan


64

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan

penderitaan kepada subjek khususnya jika

menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan

dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus

diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau

informasi yang telah diberikan, tidak akan

dipergunakan dalam hal – hal yang dapat merugikan

subjek dalam bentuk apapun.

c. Risiko

Peneliti harus hati – hati mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada

setiap tindakan

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek

mempunyai hak asasi memutuskan apakah mereka

bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya

sanksi apapun.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dan perlakuan yang

diberikan
65

Seseorang peneliti harus memberikan penjelasan

secara terperinci serta bertanggung jawab jika ada

sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Informed Consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara

lengkap tentang tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada

informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data

yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu.

3. Prinsip Keadilan

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum,

selama dan sesudah keikutsertaannya dalam

penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata

mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya

tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality).


66

K. Jadwal Penelitian

Proses pembuatan skripsi ini di laksanakan sejak bulan

September 2019 mulai dari penyusunan proposal penelitian,

kemudian sidang proposal penelitian dilaksanakan pada bulan

Februari 2020. Adapun pengumpulan data dilakukan selama

bulan, dari 25 Februari sampai dengan 15 Mei 2020.

Bulan Ke
No. Jenis Kegiatan
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
1 Pengajuan Judul
Penyusunan
2
Proposal
3 Seminar proposal
4 Revisi
5 Pengambilan Data
6 Pengolahan Data
Penyusunan Hasil
7
dan Pembahasan
8 Seminar Hasil

Tabel 3. 5 Jadwal Penelitian


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan

mengenai hubungan frekuensi ANC dengan kejadian anemia di

Puskesmas Trauma Center Samarinda Tahun 2020. Pengambilan data

dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dengan

jumlah sample 174 responden yang terdiri dari ibu hamil yang sedang

memeriksakan kandungannya di Puskesmas Trauma Center Samarinda,

dilaksanakan pada bulan Februari 2020-Mei 2020.

Pengolahan data dilakukan setelah data primer yang didapat

melalui kuesioner terhadap 174 responden terkumpul. Data mengenai

variabel bebas dikelompokkan berdasarkan sub variabel bebas. Hasil

penelitian disajikan dalam analisis univariat dan analisis bivariat. Pada

tahapan univariat disajikan gambaran distribusi frekuensi dari seluruh

variabel data yang diteliti. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada

tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Trauma Center adalah salah satu puskesmas yang

dibangun dalam rangka Pemerataan Pelayanan Kesehatan dan

Pembinaan Kesehatan Masyarakat Samarinda di tahun 2008.

67
68

Puskesmas Trauma Center adalah Puskesmas Perawatan 24 Jam

yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota

Samarinda yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di wilayah Kelurahan Simpang Tiga dan

Kelurahan Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir.

Puskesmas Trauma Center berfungsi sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga

dan masyarakat, pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam

pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam

upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Untuk mencapai

tujuan tersebut, Puskesmas Trauma Center telah melaksanakan

upaya kesehatan wajib yang meliputi promosi Kesehatan, Kesehatan

Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana,

Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Menular, Pengobatan

Sedangkan upaya kesehatan pengembangan yang

dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan

kemampuan Puskesmas Trauma Center, yang meliputi Kesehatan

Gigi dan Mulut, Kesehatan Usia Lanjut, Upaya Kesehatan Sekolah,

Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya kesehatan Kerja


69

Puskesmas Trauma Center bertanggung jawab terhadap 2

(dua) wilayah kerja yaitu Kelurahan Simpang Tiga dan Kelurahan Tani

Aman, yang berada di Kecamatan Loa Janan Ilir.

Wilayah kerja Puskesmas Trauma Center memiliki batas

wilayah kerja yaitu sebelah barat sungai Mahakam, sebelah selatan

kelurahan Loa Janan Ulu, kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah

timur kecamatan Palaran dan sebelah utara kelurahan Sengkotek.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Usia Responden

Tabel 4 1 Data demografi berdasarkan usia ibu hamil di lokasi


penelitian Puskesmas Trauma Center Samarinda

Umur Frekuensi %
17-25 55 31,6
26-35 86 49,4
36-45 32 18,4
46-55 1 0,6
Total 174 100
Sumber: Data primer

Pada tabel 4.1 dimana responden dalam penelitian ini

berjumlah 174 orang dengan 17-25 tahun sebanyak 55

responden (31,6%), usia 26-35 tahun sebanyak 86 responden

(49,4%), 36-45 tahun sebanyak 32 responden (18%) dan usia

46-55 tahun sebanyak 1 responden (0,6%)


70

b. Pendidikan

Tabel 4 2 Data demografi berdasarkan pendidikan terakhir ibu


hamil di lokasi Puskesmas Trauma Center Samarinda

Pendidikan Frekuensi %
SD 7 4,0
SMP 42 24,1
SMA 85 48,9
Universitas 40 23
Total 174 100
Sumber: Data primer

Pada tabel 4.2 diatas, dimana ibu yang menjadi responden

dalam penelitian ini berjumlah 174 orang dengan jenjang

terbanyak adalah SMA sebanyak 85 responden (48%),

kemudian SMP sebanyak 42 responden (24,1%), Universitas

sebanyak 40 responden (23,0%), dan SD sebanyak 7

responden (4,0%)

c. Pendapatan

Tabel 4 3 Data demografi berdasarkan pendapatan terakhir ibu di


lokasi Puskesmas Trauma Center Samarinda

Pendapatan Frekuensi %
≤ RP.2.868.082 / bulan 77 44,3
≥ RP.2.868.082 / bulan 97 55,7
Total 174 100
Sumber: Data primer

Dari tabel 4.3, dimana ibu yang menjadi respoden dalam

penelitian ini berjumlah 174 orang dengan jumlah pendapatan

terbanyak adalah lebih dari sama dengan Rp 2.868.082/ bulan

sebanyak 97 responden (55,7%) dan pendapatan kurang dari


71

sama dengan Rp 2.868.082 / bulan sebanyak 77 responden

(44,3%)

d. Usia Kehamilan

Tabel 4 4 Data demografi berdasarkan usia kehamilan ibu di lokasi


penelitian Puskemas Trauma Center Samarinda

Usia Kehamilan Frekuensi %


< 14 minggu 48 27,6
14-28 minggu 63 36,2
> 28 minggu 63 36,2
Total 174 100
Sumber: Data primer

Dari tabel 4.4 diatas, dimana ibu yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah sebanyak 174 orang dengan usia

kehamilan 14-28 minggu sebanyak 63 respoden (36,2%) dan

usia kehamilan >28 minggu sebanyak 63 responden (36,2%)

dan usia kehamilan <14 minggu sebanyak 48 responden

(27,6%),

2. Analisa Univariat

a. Variabel Independen (Frekuensi ANC)

Variabel indepeden pada penelitian ini adalah frekuensi ANC

ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilan di Puskesmas

Trauma Center Samarinda yang didapat oleh peneliti diperoleh

distribusi frekuensi berdasarkan kategori sebagai berikut:


72

Tabel 4 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Frekuensi ANC


Pada Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda (n=174)

Antenatal Care Frekuensi %


Tidak beresiko 126 72,4
Beresiko 48 27,6
Total 174 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden

berdasarkan frekuensi ANC yang tidak beresiko sebanyak 126

(72,4%) responden dan frekuensi ANC yang beresiko

sebanyak 48 (27,6%). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa

lebih dari setengah 126 (72,4%) responden memiliki frekuensi

ANC tidak beresiko.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah kejadian

anemia pada ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilan

sesuai dengan usia kehamilan di Puskesmas Trauma Center

Samarinda yang didapat oleh peneliti diperoleh distribusi

frekuensi berdasarkan kategori sebagai berikut:

Tabel 4 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Anemia Pada Ibu


Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda (n=174)

Kejadian Anemia Frekuensi %


Tidak Anemia 110 63,2
Anemia ringan 60 34,5
Anemia sedang 4 2,3
Total 174 100
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 174

responden berdasarkan tidak anemia sebanyak 110 (63,2%)


73

respoden, anemia ringan sebanyak 60 (34,5%) responden dan

anemia sedang sebanyak 4 (2,3%) responden. Dari hasil ini

dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden yaitu

110 (60,7%) responden dengan tidak anemia.

3. Analisa Bivariat

Analisa bivariate dilakukan setelah melakukan analisa data

secara univaruat (analisa yang dilakukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable) dan

kemudian dilanjutkan menganalisa data untuk mengidentifikasi

hubungan masing-masing variable independen dengan variable

dependen dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode

Fisher Exact Tes.

a. Hubungan Frekuensi ANC dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda tahun 2020

Tabel 4 7 Hasil Analisa Hubungan Frekuensi ANC dengan Kejadian


Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarindan
(n=174)

Anemia Total
Frekuensi Tidak Anemia Anemia Anemia P
ANC Anemia Ringan Sedang Berat N % Value
N % N % N % N %
Beresiko 23 13,2 25 14,4 0 0 0 0 48 27,6
Tidak
87 50 35 20,1 4 2,3 0 0 126 72,4 0,08
beresiko
Total 110 63,2 60 34,5 4 2,3 0 0 174 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7 diatas tentang hubungan frekuensi

ANC dengan kejadian anemia pada ibu habil di Puskesmas


74

Trauma Center Samarinda tahun 2019 menunjukkan sebanyak

87 (50%) responden tidak anemia yang memiliki frekuensi ANC

tidak beresiko, sebanyak 35 (20,1%) responden anemia ringan

dengan frekuensi ANC tidak beresiko, sebanyak 25 (14,4%)

responden tidak anemia dengan frekuensi ANC beresiko,

sebanyak 23 (13,2%) responden tidak anemia dengan

frekuensi ANC beresiko dan sebanyak 4 (2,3%) responden

memiliki anemia sedang dengan frekuensi ANC tidak beresiko .

Analisis hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Trauma Center

Samarinda dilakukan dengan menggunakan rumus Fisher

Exact dengan taraf signifikan α = 0,08 dengan nilai p = 0,08 >

0,05, sehingga H0 diterima. Artinya tidak ada hubungan yang

signifikan (bermakna) secara statistic antara frekuensi ANC

dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Trauma

Center Samarinda tahun 2020.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden

berusia 26-35 tahun dengan jumlah 86 (49,4%) responden dan

uisa 46-55 tahun dengan jumlah 1 (0,6%) responden. Kategori

umur menurut Depkes RI (2009), pada masa dewasa awal


75

terjadi pada umur 20-35 tahun. Dimana pada umur tersbut

termasuk golongan reproduksi sehat, sehingga lebih mudah

untuk mendapatkan kehamilan. Umur ibu yang paling aman

untuk hamil adalah 20-35 tahun karena pada wanita mulai

umur 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah benar-

benar siap untuk menerima kehamilan, juga pada umur

tersebut biasanya wanita sudah merasa siap untuk menjadi ibu.

Wanita usia reproduksi telah didefinisikan menurut WHO

sebagai antara 15-49 tahun, dan ini merupakan lebih dari

seperlima populasi dunia dan berulang kali terpapar risiko

kehamilan dan melahirkan anak. Kesehatan ibu mengacu pada

kesehatan ibu-ibu selama kehamilan, persalinan dan itu

periode postpartum. Pemanfaatan layanan perawatan

kesehatan ibu adalah penting untuk deteksi dini ibu yang sakit

dan kematian selama kehamilan. Layanan kesehatan ibu

biasanya bersifat preventif dan pasien biasanya tidak sakit.

Faktor usia merupakan faktor risiko kejadian anemia pada

ibu hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat

reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman

adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan

diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada

kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal

emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga


76

mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat

gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun

terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh

serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil

penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil)

berpengaruh terhadap kajadian anemia (Astriana Willy, 2017).

Menurut sulistyowati dalam Evi 2018 usia 20-35 tahun

merupakan usia yang dianggap aman untuk menjalani

kehamilan dan persalinan. Karena pada usia 35 tahun

merupakan keadaan yang dikategorikan dalam resiko tinggi

terhadap kelainan bawaan serta adanya penyulit selama masa

kehamilan dan persalinan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amini

dkk pada tahun 2018 yang berjudul “Umur ibu dan paritas

sebagai faktor risiko yang mempengaruhi kejadian anemia

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ampenan”

diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil yang diteliti berada

pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 43 orang (63,2%)

dan sebagian kecil berada pada kelompok usia >35 tahun

sebanyak 25 orang (36,8%) bahwa menunjukkan hasil analisis

chi square yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang


77

bermakna antara umur ibu dengan anemia (p value 0,017 <

0,05).

Sejalan dengan penelitian di Kolda Senegal oleh Diegane

T.J dkk pada tahun 2018 dengan judul penelitian “ Study of

Factors Associated with Anemia among Women in

Reproductive Age in Kolda (Senegal)” bahwa wanita dengan

usia 20-35 tahun menunjukkan 55,2% (atau 534 wanita) dari

wanita yang disurvei di wilayah Kolda adalah anemia. Dari

wanita anemia ini, 12,2% memiliki anemia berat dan 51%

memiliki anemia sedang. Didapatkan nilai p = 0,0001 (<0,05).

Asumsi peneliti, bahwa usia memiliki hubungan dengan

anemia karena pada usia >20 tahun kematangan biologis

sudah benar-benar matang. Usia mempengaruhi keadaan dan

kondisi rahim, tidak hanya rahim tetapi juga kesiapan mental.

b. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil sebagian

besar responden pendidikan terakhirnya ditingkat SMA

(Sekolah Menengah Atas) sebanyak 85 responden (48,9%)

dan distribusi terendah ditingkat SD sebanyak 7 (4,0%)

responden.

Menurut (Budiono, 2009) pendidikan adalah pembelajaran

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang

yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya


78

melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan

sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga

memungkinkan secara otodidak.

Pendidikan yang beresiko untuk terkena anemia adalah

pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah akan

mempengaruhi pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan

seperti anemia dan pemahaman yang memadai akan

berdampak pada kesehatan yang dialaminya. Sehingga dalam

memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang manfaat

pentingnya tablet tambah darah serta bahaya yang akan

ditimbulkan jika ibu tidak mematuhi untuk mengkonsumsi tablet

tambah darah selama kehamilan. Selain itu juga diperlukan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa. Selain

itu juga diperlukan adanya dukungan dari keluarga agar dapat

memotivasi dirinya untuk mengkonsumsi tablet tambah darah

selama kehamilan (Yuliatuti, dkk 2014)

Adapun menurut (Depkes RI, 2009) pendidikan yang

dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan

kemampuan berpikir dan kualitas berpikir seseorang, dengan

kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi mampu

mengambil keputusan yang lebih rasional, dan umumnya

terbuka untuk dapat menerima adanya perubahan atau hal-hal

baru dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan lebih


79

rendah. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah

mempengaruhi cara-cara menerima sebuah informasi sehingga

pengetahuan tentang anemia dan faktor-faktor yang

berhubungan dengan hal tersebut menjadi terbatas, terutama

pengetahuan tentang pentingnya zat besi dalam kehamilan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Bone pada

tahun 2019 dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang

Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil”

diperoleh bahwa berdasarkan hasil analisis uji statistik

dengan Chi Square didapatkan nilai ρ = 0,001 sehingga nilai

ρ = 0,001 < α = 0,05. Dengan nilai tersebut dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak atau terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Biru Kabupaten Bone.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Idaman (2013), tingkat pendidikan berhubungan dengan

kejadian anemia ibu hamil dengan p value =0,033<0,05 yang

berarti tingkat pendidikan mempunyai hubungan dengan tingkat

kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah

menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif, dan

berkesinambungan. Tingkat pendidikan itu sangat

mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi gizi. Tingkat

pendidikan ikut menentukan atau mempengaruhi mudah


80

tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan, semakin

tinggi pendidikan maka seseorang akan lebih mudah menerima

informasi gizi. Biasanya seorang ibu hamil yang berpendidikan

tinggi dapat menyeimbangkan pola konsumsinya. Apabila pola

konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan

tercukupi, sehingga kemungkinan besar bisa terhindar dari

masalah anemia

Asumsi peneliti, tingkat pendidikan mempengaruhi

terjadinya anemia karena mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang terhadap apa yang diperoleh, termasuk cara

berpikir, sikap dan perilaku terhadap menghadapi suatu

permasalahan.

c. Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden

memiliki penghasilan lebih dari Rp. 2.868.082 adalah

sebanyak 97 responden (55.7%) dan distribusi terkecil

responden memiliki pendapatan kurang dari Rp. 2.868.082

sebanyak 77 responden (44,3%)

Menurut Depkes RI (2009), peran status ekonomi atau

pendapatan seseorang dalam pelayanan kesehatan sangat

berpengaruh terhadap kesehatan seseorang dan cenderung

memiliki kekhawatiran akan besarnya biaya untuk

pemeriksaan, perawatan, kesehatan dan persalinan. Ibu hamil


81

yang memiliki pendapatan yang memadai akan lebih mudah

melakukan pemeriksaan kesehatan ibu maupun janin yang

dikandung, hal ini juga mempengaruhi seorang ibu untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini perlu

ditingkatkan lagi upaya bimbingan dan layanan bagi ibu hamil

dengan pendapatan yang relative rendah untuk memanfaatkan

fasilitas yang disediakan puskesmas seperti posyandu,

pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Sarana

diatas diharapkan setiap ibu hamil memiliki pengetahuan baik

tanpa memandang status ekonomi atau pendapatan

seseorang.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas

Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada tahun 2019 dengan

judul penelitian “Pengaruh Pengetahuan Ibu dan Pendapatan

Keluarga terhadap Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Gedongtataan Kabupaten

Pesawaran“ diperoleh hasil penelitian menggunakan uji chi

square menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara

pendapatan keluarga dengan kejadian anemia (p=0,048), ibu

hamil yang memiliki pendapatan keluarga kurang dari upah

minimum propinsi (UMP) akan berisiko 1,1 kali lebih besar

untuk menderita anemia dalam kehamilan.


82

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yuliansyah

tahun 2015 yang berjudul ”Hubungan pendapatan dan

konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Sukajaya Kecamatan Gunungan

Agung Tulang Bawang Barat Tahun 2014” Hasil uji chi square

didapatkan p value 0,011 (<0,05) berarti dapat disimpulkan

secara statistik dengan derajat kepercayaan 95%, diyakini ada

hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukajaya Kecamatan Gunung Agung Tulang Bawang

Barat Tahun 2014. Dan nilai OR = 8,211 (CI 95% 1,587-

42,482), dengan demikian responden dengan pendapatan

rendah berisiko untuk mengalami anemia 8,211 kali lebih

besar dibandingkan dengan responden yang pendapatan

keluarganya tinggi.

Asumsi peneliti, pendapatan keluarga dalam perbulan

berhubungan dengan terjadinya anemia karena mempengaruhi

jenis kebutuhan sehari-sehari termasuk pemenuhan kebutuhan

hidup, makanan untuk mencegah dan mengatasi anemia dalam

kehamilan

d. Usia Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil seimbang

antara ibu yang memiliki usia kandungan 14-28 minggu dan


83

distribusi terkecil usia kehamilan 28 minggu sebanyak 63

responden (36.2%).

Hal ini sesuai dengan teori Sabrina, CM 2017, anemia

pada kehamilan dilaporkan lebih sering terjadi pada trimester

ke-2 kehamilan, sementara beberapa hasil penelitian

melaporkan anemia pada kehamilan lebih sering terjadi pada

trimester ke-3 kehamilan. Anemia pada kehamilan dilaporkan

lebih sering terjadi pada multigravida, sementara penelitian

lain melaporkan anemia lebih sering terjadi pada

grandemultigravida.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Duoala

Cameroon oleh Essome Henri dan kawan-kawan pada tahun

2019 dengan judul penelitian “Hematological Profile and Risk

Factors of Anemia in Pregnant Women : A Cross Sectional

Descriptive and Analytical Study in Duoala Cameroon”

diperoleh hasil penelitian wanita yang berada di trimester

kedua kehamilannya dua kali lebih rentan mengalami anemia

dibandingkan dengan mereka yang pada trimester pertama

dan ketiga. Ini mungkin disebabkan oleh peningkatan volume

plasma ibu yang lebih tinggi (40% - 50%) relatif terhadap

massa sel darah merah (20% - 30%) dan menjelaskan

penurunan konsentrasi hemoglobin atau fakta bahwa seiring

meningkatnya usia kehamilan, wanita hamil menjadi lebih


84

lemah dan zat besi dalam darah dibagi dengan janin dalam

kandungan sehingga mengurangi kapasitas pengikatan zat

besi dari darah ibu. Dengan nilai p = 0,024 (<0,05) maka dapat

disimpulkan jika terdapat hubungan antara usia kehamilan

dengan kejadian anemia pada Ibu Hamil di Duoala Cameroon.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana

Mariza di Bandar Lampung tahun 2015 diperoleh bahwa, dari

19 responden tingkat Sosial Ekonomi rendah, yang mengalami

anemia sebanyak 14 orang (73,7%) sedangkan yang tidak

anemia sebanyak 5 orang (26,3%). Dari 11 responden tingkat

Sosial ekonomi tinggi, yang mengalami anemia sebanyak 2

orang (18,2%), sedangkan yang tidak anemia sebanyak 9

orang (81,8%). Hasil dari analisa menggunakan chi-square

didapatkan P-Value 0,011 sehingga P-Value <α (0,05) maka

Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan terdapat hubungan antara

Sosial Ekonomi dengan kejadian anemia

Asumsi peneliti, usia kehamilan berhubungan dengan

kejadian anemia. Di usia kehamilan kurang dari 28 minggu

atau pada trimester ke 1 ibu hamil lebih banyak mengalami

mual dan muntah, sehingga nutrisi yang masuk ke dalam

tubuh ibu dan janin menjadi kurang. Hal ini yang

menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil di usia

kehamilan kurang dari 28 minggu.


85

2. Analisis univariate

a. Variabel independen (Frekuensi ANC)

Berdasarkan tabel 4.5 bahwa responden berdasarkan

frekuensi ANC yang tidak beresiko sebanyak 126 (72,4%)

responden dan distribusi terendah dengan frekuensi ANC

yang beresiko sebanyak 48 (27,6%). Dari hasil penelitian

didapatkan bahwa lebih dari setengah ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya memiliki frekuensi yang tidak

beresiko.

Hal ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi dan

mengetahui masalah yang timbul selama masa kehamilan

sehingga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung akan sehat

sampai persalinan. Pelayanan Antenatal Care (ANC) dapat

dipantau dengan kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan

kehamilannya. Standar pelayanan kunjungan ibu hamil paling

sedikit 4 kali dengan distribusi 1 kali pada triwulan pertama

(K1), 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga

(K4). Kegiatan yang ada di pelayanan kesehatan Antenatal

Care (ANC) untuk ibu hamil yaitu petugas kesehatan

memberikan penyuluhan tentang informasi kehamilan seperti

informasi gizi selama hamil dan ibu diberi tablet tambah darah

secara gratis serta diberikan informasi mengenai tablet

tambah darah yang dapat memperkecil terjadinya anemia


86

pada masa kehamilan. Semakin sering frekuensi seorang ibu

melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) maka semakin

kecil kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan

termasuk anemia. Depkes RI (2009).

Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang

profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil

beserta janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal yang

dilakukan secara teratur dan komprehensif dapat mendeteksi

secara dini kelainan dan risiko yang mungkin timbul selama

kehamilan, sehingga kelainan dan risiko tersebut dapat diatasi

dengan cepat dan tepat (Hardiyanti dalam Eka, 2018).

Hal ini sejalan dengan penelitian Ariyani Rizqi (2016) yang

berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia

pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas

Mojolaban kabupaten Sukoharjo“ bahwa ibu hamil yang

berkunjung ke puskemas trimester ke III Distribusi frekuensi

Antenatal Care (ANC) bahwa seluruh ibu hamil rutin

memeriksakan kehamilannya (100%). Hal ini telah sesuai

dengan 12 keputusan Depkes (2009) bahwa dikatakan rutin

jika kunjungan frekuensi Antenatal Care (ANC) ≥ 4 kali

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wungkana yang berjudul “Hubungan frekuensi ANC dengan


87

kejadian anemia di Puskesmas Bahu Kota Manado” mengenai

ketaatan konsumsi tablet Fe di Puskesmas Bahu Kota Manado

ini, menghasilkan bahwa responden yang taat mengkonsumsi

tablet Fe sebanyak 29 orang (63%) dan yang tidak taat

mengkonsumsi tablet Fe hanya 17 orang (37%). Berdasarkan

hasil uji analisis pada analisis bivariat dengan menggunakan

Chi Square, frekuensi antenatal care dengan kejadian anemia

pada ibu hamil diperoleh probabilitas sebesar 0,137 dengan

p >0,05

Asumsi peneliti bahwa ibu hamil sejak awal kehamilan

sebaiknya memeriksakan kehamilannya, karena dapat melihat

kondisi perkembangan janin serta memantau kesehatan ibu.

Resiko untuk ibu melahirkan bayi dengan premature juga

berkurang.

b. Variabel dependen (Anemia)

Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa dari 174

responden yang terdiri dari ibu hamil yang sedang melakukan

kontrol kehamilan di Puskesmas Trauma Center Samarinda

berdasarkan kategori Kejadian Anemia pada ibu hamil yang

mengalami anemia sebanyak 69 responden dengan

presentase (39,7%) dan yang tidak mengalami anemia

sebanyak 105 responden dengan presentase (60,3%). Dari

hasil yang peneliti peroleh, dapat disimpulkan bahwa lebih dari


88

setengah responden yaitu sebanyak 105 (60,3%) responden

tidak mengalami anemia pada masa kehamilannya.

Anemia yang sering diderita oleh ibu hamil adalah anemia

defisiensi besi. Ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi

besi pada umumnya hanya memberi sedikit besi pada janin

yang dibutuhkan untuk kebutuhan metabolisme besi yang

normal. Gejala awal anemia defisiensi besi berupa badan

lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya

konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit,

stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang

terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu wajah, selaput

lendir, kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat.

Jikalau anemia berat, ibu bisa sesak napas bahakan lemah

jantung.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia

pada ibu hamil. Selain secara fisiologis, seorang ibu hamil akan

mengalami anemia jika selama masa kehamilan tidak menjaga

kesehatan dan akan menjadi lebih berat serta dapat

memberikan dampak yang sangat buruk, baik bagi janin

maupun bagi ibu hamil sendiri. Selain itu ada faktor lain yang

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil, yaitu nutrisi

yang tidak cukup, masukan zat besi yang tidak adekuat, serta

ketidakpatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe.


89

Sedangkan ibu hamil yang tidak mengalami anemia

disebabkan oleh kondisi tubuh yang sudah siap menerima

kehadiran calon buah hati. Tidak hanya kondisi tubuh seperti

rahim dan alat reproduksi lainnya, akan tetapi kondisi batin

seorang ibu yang telah menunjukkan adanya kesiapan dalam

menyambut buah hati. Kondisi yang peneliti maksud adalah

kondisi sehat secara lahir maupun batin seorang ibu dalam

menyambut buah hati.

Anemia merupakan penurunan jumlah sel darah merah atau

penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah sirkulasi atau

kadar hemoglobin kurang dari 12,0 g/dl pada wanita tidak hamil

dan kurang dari 10,0 g/dl pada wanita hamil (Varney, 2010).

Penyebab langsung kematian ibu yang 90% terjadi pada saat

persalinan dan segera setelah persalinan, yaitu perdarahan

(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%), dan

abortus (5%) (Depkes RI, 2010).

Anemia dalam kehamilan dapat berdampak buruk terhadap

mortalitas dan morbiditas ibu maupun bayi. Hasil dari

kehamilan dengan anemia diantaranya intra uterine growth

retardation (IUGR), lahir prematur, berat bayi lahir rendah

(BBLR), dan peningkatan risiko kematian neonatus. Efek

anemia kehamilan pada ibu diantaranya sesak nafas,

kelelahan, palpitasi, gangguan tidur, meningkatkan risiko


90

perdarahan saat persalinan, preeklamsia, dan sepsis (Huang,

2015).

Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen.

Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi

pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal,

angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka

kematian perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan

antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita

yang anemia dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita

yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak

anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat

ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus,

partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan

(perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap

infeksi dan stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan

pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan,

BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto, 2014)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fatimah tahun 2015 yang berjudul “Pelaksanaan antenatal care

berhubungan dengan anemia pada kehamilan trimester III di

Puskesmas Sedayu 1 Yogyakarta” bawah anemia hasil

penelitian yang telah dilakukan dari status anemia terlihat


91

responden yang tidak anemia sebanyak 32 orang (72,7%),

sedangkan yang anemia sebanyak 12 orang

(27,3%). Penyebab anemia pada kehamilan ada 2 faktor.

Faktor pertama langsung status anemia pada kehamilan

disebabkan oleh malnutrisi, kurang zat besi, malabsorpsi, dan

penyakit kronis (TB, malaria, cacingan, dan lain-lain).

Sedangkan faktor kedua tidak langsung antara lain dapat

disebabkan oleh umur ibu waktu hamil, pengetahuan tentang

anemia pada kehamilan, paritas, dan kualitas

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan

Asumsi peneliti, anemia dapat menyebabkan kehamilan ibu

memiliki resiko yang tidak baik untuk janin. Banyak resiko yang

terjadi apabila ibu mengalami anemia, misalnya ibu merasa

pusing, wajah nampak pucat. Mual dan muntah juga

menyebabkan anemia karena kekurangan asupan nutrisi untuk

ibu dan janin.

3. Analisa bivariate

Hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda

Berdasarkan tabel 4.7 diatas tentang hubungan antara

frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Trauma Center Samarinda menunjukkan sebanyak

87 (50%) responden memiliki frekuensi ANC tidak beresiko


92

dengan tidak anemia berarti setengah dari responden memiliki

frekuensi ANC yang baik dan distribusi terendah pada frekuensi

ANC tidak beresiko dengan anemia sedang sebanyak 4 (2,3%)

responden

Analisis hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Trauma Center

Samarinda dilakukan dengan menggunakan rumus Fisher exact

dengan taraf signifikan α = 0,08 dengan nilai p = 0,08 > 0,05,

sehingga H0 diterima. Artinya tidak ada hubungan yang

signifikan (bermakna) secara statistic antara frekuensi ANC

dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Trauma

Center Samarinda.

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang

diberikan oleh perawat atau tenaga kesehatan kepada wanita

selama fase kehamilan, misalnya dengan pemantauan

kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan

perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan

dan kelahiran agar ibu siap menghadapi peran baru sebagai

orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016)

Hal ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi dan

mengetahui masalah yang timbul selama masa kehamilan

sehingga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung akan sehat

sampai persalinan. Pelayanan Antenatal Care (ANC) dapat


93

dipantau dengan kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan

kehamilannya. Standar pelayanan kunjungan ibu hamil paling

sedikit 4 kali dengan distribusi 1 kali pada triwulan pertama (K1),

1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga (K4).

Kegiatan yang ada di pelayanan kesehatan Antenatal Care

(ANC) untuk ibu hamil yaitu petugas kesehatan memberikan

penyuluhan tentang informasi kehamilan seperti informasi gizi

selama hamil dan ibu diberi tablet tambah darah secara gratis

serta diberikan informasi mengenai tablet tambah darah yang

dapat memperkecil terjadinya anemia pada masa kehamilan.

Semakin sering frekuensi seorang ibu melakukan pemeriksaan

Antenatal Care (ANC) maka semakin kecil kemungkinan

terjadinya komplikasi dalam kehamilan termasuk anemia.

Depkes RI (2009).

Sejalan dengan penelitian Wungkana (2016) hasil uji

statistic analisis pada analisis bivariat dengan menggunakan Chi

Square, frekuensi antenatal care dengan kejadian anemia pada

ibu hamil diperoleh probabilitas sebesar 0,137 dengan p >0,05.

Hasil tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna

antara frekuensi antenatal care dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Bahu Kota Manado.

Hal ini sejalan dengan penelitian Anlaaku Peter dkk 2011

yang berjudul “Anemia in pregnancy and associated factors: a


94

cross sectional study of antenatal attendants at the Sunyani

Municipal Hospital, Ghana” bahwa ibu hamil yang melakukan

kunjungan ANC dan tidak mengalami anemia dengan nilai p =

0,07. Penelitian dengan menggunakan Analisis bivariat

dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Chi square untuk

menilai perbedaan yang signifikan antara anemia dan variabel

kategori. Regresi logistik biner digunakan untuk menilai faktor-

faktor yang terkait dengan anemia. Faktor dengan p <0,05 pada

95% CI dianggap signifikan secara statistik dan oleh karena itu

dimasukkan dalam model regresi logistik berganda. Artinya H0

di terima yang artinya tidak ada hubungan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Antono (2017)

Setelah dilakukan perhitungan maka ditemukan X2 hitung lebih

besar dari X2 tabel (6,2 > 3,84), maka H0 di tolak, sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara frekuensi

antenatal care dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester

III. Bila p hitung = 0,013 > p = 0,05 artinya Ho ditolak HI

diterima yaitu ada hubungan.

Asumsi peneliti, frekuensi ANC dalam penelitian ini tidak ada

hubungannya dengan kejadian anemia. Kejadian anemia pada

ibu hamil bisa saja tidak terjadi karena ibu hamil taat

mengkonsumsi tablet Fe, nutrisi yang cukup, mual dan muntah

tidak terjadi secara berlebih. Kejadian anemia bisa saja terjadi


95

karna faktor lain, misalnya karena paritas yang terlalu dekat,

atau ibu hamil yang lebih suka mengkonsumsi teh dengan

jumlah yang banyak.

D. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian ini masih terdapat beberapa

keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara

lain:

1. Metodologi Penelitian

a. Rancangan penelitian ini menggunakan desain Cross

Sectional, rancangan ini memiliki kelemahan pada

hubungan sebab akibat tidak dapat diketahui secara

langsung, akan tetapi hanya menggambarkan suatu

hubungan antara variabel bebas dan variabel terkait.

b. Analisa bivariat penelitian ini menggunakan uji Ficher

Exact, uji ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat

mengetahui kelompok mana yang memiliki resiko lebih

besar dibandingkan dengan kelompok lain. Ficher Exact

tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau

kecilnya korelasi dari variabel-variabel yang dianalisa, dan

pada dasarnya uji ini belum dapat menghasilkan

kesimpulan yang memuaskan.


96

2. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian dibuat dengan kuesioner dengan

mengambil data demografi responden.

3. Proses penelitian

Keterbatasan waktu, dalam penelitian ini sangat peneliti

rasakan karena adanya jadwal kuliah yang tidak menentu

sehingga peneliti melakukan penelitian tidak setiap hari,

penelitian ini dilakukan peneliti di luar jadwal kuliah.

Pengalaman peneliti sebagai peneliti pemula juga membuat

pembahasan hasil penelitian ini masih dirasa kurang

mendalam. Keterbatasan sumber pustaka, sumber-sumber

rujukan, jurnal-jurnal yang berasal dari hasil penelitian lain

sangat terbatas, sehingga pembahasan penelitian ini masih

kurang optimal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang “Hubungan

Frekuensi ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di

Puskesmas Trauma Center Samarinda”, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Karakteristik ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas trauma

center

a. Mayoritas usia ibu hamil yang memiliki usia 26-35 tahun

sebanyak 86 (49,4%) responden dan paling terendah usia 46-55

tahun sebanyak 1 (0,6%) responden. Menurut WHO sebagai

antara usia 15-49 tahun memiliki terpapar risiko kehamilan dan

melahirkan anak. Usia kurang dari 20 tahun juga mempengaruhi

terjadinya anemia karena fisiologis tubuh yang belum matang

serta mental yang belum siap menerima semuanya yang akan

dihadapi.

b. Mayoritas pendidikan menunjukkan karakteristik responden ibu

hamil yang memiliki pendidikan SMA sebanyak 85 (48,9%) dan

responden paling sedikit pendidikan SD sebanyak 7 (4,0%)

responden. Pendidikan yang beresiko untuk terkena anemia

97
98

adalah pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah akan

mempengaruhi pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan

seperti anemia dan pehamanan yang memadai akan

berdampak pada kesehatan yang dialaminya. (Yuliatuti, dkk

2014). Pendidikan terendah mempengaruhi cara pola pikir

seseorang dalam melakukan tindakan, begitu pula dengan

kesehatannya, bagaimana seseorang mendapat pendidikan

kesehatan dari petugas kesehatan.

c. Mayoritas pendapatan keluarga menunjukkan karakteristik

pendapatan lebih dari Rp 2868.082 / bulan sebanyak 97

(55,7%). Lebih dari setengah responden memiliki pendapatan

sesuai UMR. Pendapatan yang mempengaruhi terjadinya

anemia pada ibu hamil adalah status ekonomi yang dimiliki.

Menurut Depkes RI (2009), Peran status ekonomi atau

pendapatan seseorang dalam pelayanan kesehatan sangat

berpengaruh terhadap kesehatan seseorang dan cederung

memiliki kekhawatiran akan besarnya biaya untuk pemeriksaan,

perawatan, kesehatan dan persalinan.

d. Dari segi karakteristik usia kehamilan yang memiliki usia

kehamilan 14-28 minggu dan usai kehamilan lebih dari 28

minggu sebanyak 63 (36,2%) responden. Anemia pada

kehamilan dilaporkan lebih sering terjadi pada trimester ke 2

kehamilan, sementara beberaoa hasil penelitian melaporkan


99

anemia pada kehamilan lebih sering terjadi pada trimester ke 3

kehamilan. Anemia pada kehamilan dilaporkan lebih sering

terjadi pada multigravida, sementara penelitian lain melaporkan

anemia lebih sering terjadi pada grandemultigravida (Sabrina,

CM 2017).

2. Dari segi frekuensi ANC menunjukan responden ibu hamil dengan

frekuensi ANC yang tidak beresiko sebanyak 126 (72,4%)

responden. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari

setengah 126 (72,4%) responden memiliki frekuensi ANC tidak

beresiko.

Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan

pemeriksaan di Puskesmas Trauma Center tidak memiliki resiko

untuk terkena anemia. Karena lebih dari setengah responden

memiliki kunjungan ANC yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan oleh WHO.

3. Kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Trauma Center

sebanyak 110 (63,2%) responden tidak anemia. Didapatkan hasil

lebih dari setengah responden yang berkunjung ke Puskesmas

Trauma Center tidak mengalami anemia. Karena lokasi Puskesmas

yang berdekatan dengan pasar, sehingga respoden dengan mudah

untuk membeli makanan pokok terutama sayuran untuk memenuhi

vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.


100

4. Hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Trauma Center sebanyak 87 (50%) responden

yang tidak mengalami anemia dan frekuensi ANC yang tidak

beresiko dengan uji Fisher Exact nilai p = 0,08. Dapat disimpulkan

hampir dari setengah responden tidak ada risiko untuk terjadinya

anemia dan tidak ada hubungan frekuensi ANC dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda.

Karena ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas

Trauma Center memiliki frekuensi ANC yang memenuhi

pemeriksaan kehamilan serta lokasi yang berdekatan dengan pasar

sehingga respoden lebih mudah membeli makanan pokok yang ada

dipasar terutama sayuran yang lebih mudah didapatkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka disarankan

hal-hal sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat khususnya ibu hamil yang

berpengetahuan baik dalam melakukan pemeriksaan kehamilan

menjadi sumber informasi bagi ibu hamil yang lain yang masih

berpengetahuan cukup dan kurang. Sehingga ibu hamil dapat

mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi diri sendiri dan

janin.
101

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan menjadikan penelitian ini sebagai

bahan bacaan/referensi dan bahan informasi bagi mahasiswa untuk

pemecahan masalah khususnya tentang ibu hamil sehingga

siswa/siswi memiliki bekal pengetahuan tentang pentingnya

melakukan pemeriksaan ANC pada ibu hamil.

3. Bagi institusi kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Trauma

Center Samarinda dapat memberikan edukasi tentang kehamilan

pada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan

datang ke puskesmas terdekat dan memeriksakan kehamilannya

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

penelitian ini menjadi dua atau tiga variabel dengan

membandingkan kepatuhan konsumsi tablet Fe, keteraturan

pemeriksaan antenatal care.

5. Bagi responden

Diharapkan bagi responden dapat dijadikan untuk menambah

wawasan serta memberikan informasi kepada masyarakat yang

telah disampaikan oleh peneliti tentang resiko anemia pada ibu

hamil.
102

Daftar Pustaka

Ai Yeyeh &Yulianti (2014). Dokumentasi Kebidanan.Jakarta : Trans Info

Media

Amini Aulia, dkk (2018). Umur Ibu dan Paritas Sebagai Faktor Resiko

Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah

Kerja Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal. Vol 3 No. 2 hal. 108-

113 http://journal.ummat.ac.id/index.php/MJ/article/view/506/pdf

Amalia, Sri. (2017). Angka Kematian Ibu.

http://repository.ump.ac.id/4226/3/ diakses pada tanggal 22 April 2019

pukul 17.15

Anlaaku Peter, dkk (2017). Anemia in pregnancy and associated factors: a

cross sectional study of antenatal attendants at the Sunyani Municipal

Hospital, Ghana. Open Access BMC Research Note.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5553653/ diakses pada

tanggal 15 Juni 2020 pukul 15.10

Antono (2017). Hubungan Frekuensi Antenatal Care Dengan Kejadian

Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III DI RSUD Nganjuk Tahun 2017.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No.1. ISSN Cetak: 2303-1433.

https://ejurnaladhkdr.com

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Astuti, Dwi. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Undaan Lor Kabupaten Kudus.


103

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/6723 diakses

pada tanggal 05 April 2019 pukul 17.56

Astutik, Ertiana (2018). Anemia Dalam Kehamilan. CV. Pustaka Abadi:

Jawa Timur

Bartini,I. (2012).ANC.Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal.

Yogyakarta: Nuha Medika

Budiono, I. Pravelansi dan determinan Kejadian Anemia pada Ibu Haml di

Perkampungan Nelaya. Kemas- Volume 4/ No. 2 / Januari - Juni 2009

Bui TT, DKK (2016). Factors associated with four or more antenatal care

services among pregnant women: a cross-sectional survey in eight

South Central Coast provinces of Vietnam.International Journal of

Women’s Health. https://www.dovepress.com. Diakses pada tanggal 2

Nov 2019

Dairo, M.(2010) Factors Affecting The Utilization Of Antenatal Care

Service In Ibadan, Nigeria Vol. 12 No. 1Department of Epidemiology &

Medical Statistics, College of Medicine. Africa Journal Onlines.

https://ajol.info.com. Diakses pada tanggal 20 April 2020

Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta :

Depkes RI

Dewi, V,N,L. (2011). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika
104

Diegane T.J. et al. 2018. Study of Factors Associated with Anemia among

Women in Reproductive Age in Kolda (Senegal). Open Journal of

Obstetrics and Ginecology, DOI : 10.4236, no.8, hal. 688-699, ISSN :

2160-8806.

Essome Henri. Et al (2019). Hematological Profile and Risk Factors of

Anemia in Pregnant Women: A Cross Sectional Descriptive and

Analytical Study in Douala Cameroon. Open Journal of Obstetrics and

Gynecology. Hal 968-980. ISSN Online: 2160-8806. 0

http://www.scirp.org/journal/ojog diakses pada tanggal 15 Juni 2020

Evi Renata, dkk (2018). Karakteristik Ibu (Usia, Paritas, Pendidikan) Dan

Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III.

Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 1. Jawa Timur:

Medisains. www.ump.ac.id

Hendrayani, dkk (2012), “Perilaku pemeriksaan antenatal sebagai faktor

risiko gizi ibu hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan tahun 2012”,

Public Health and Preventive Medicine Archive, Vol. 1, No. 1, Juli

2013. https://academic.microsoft.com/paper/. Diakses pada tanggal 15

september 2019

Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika

Indikator Ekonomi Kota Samarinda tahun 2016. (2017).

https://samarindakotabps.go.id/publication/ diakses pada tanggal 10

Mei 2019
105

Islam MM, Masud MS (2018) Determinants of frequency and contents of

antenatal care visits in Bangladesh: Assessing the extent of

compliance with the WHO recommendations. Creative Commons

Attribution License. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0204752.

Diakses pada tanggal 2 Nov 2019

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014) . Pelayanan Kesehtan

Ibu Hamil.

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-

kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf. Diakses

pada tanggal 20 April 2019

Krishna, A. (2013). Mengenali Keluhan Anda. Jakarta: Informasi Medika

Lestari, R, A. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif Dan Komitmen

Organisasi Terhadap Efektifitas Implementasi Rencana Stratejik Pada

Madrasah Aliyah Di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

file:///D:/KTI%20/T_ADP_1202111_Chapter3.pdf diakses pada tanggal

29 April 2019

Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF.(2010). Ilmu kebidanan,

penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta:

EGC

Martini, S, dan Oktaviana, D. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Tablet Fe Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi


106

Nonterah A. Engelberth (2018) Descriptve epidemiology of anaemia

among pregnant women initatng antenatal

care in rural Northern Ghana. Hal. 1-7 African Journal of Primary

Health Care & Family Medicine. ISSN: 2071-2936 htp://www.phcfm.org

diakses pada tanggal 15 Juni 2020

Norman, F.( 2010). Dasar-dasar Genekologi dan Obstetri. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwon Prawirahardjo.

Proverawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Profil Kesehatan Kota Samarinda. (2015). Angka Kematian Ibu.

file:///D:/6472_Kaltim_Kota_Samarinda_2015.pdf Diakses pada

tanggal 20 Mei 2019.

Purwaningsih & Fatmawati (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013. www.depkes.go.id diakses

pada tanggal 4 Mei 2019 pukul 21.03

Rohmah, Nikmatur. (2010). Pendidikan Prenatal Upaya Promosi

Kesehatan Bagi Ibu Hamil. Depok: Gra Mata Publishing


107

Saptarini, I, dkk. (2015). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan

Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil di Kelurahan Kebon Kelapa

Bogor. file:///D:/KTI%20/4754-7577-1-SM.pdf Diakses pada tanggal 20

April 2019

Subardi, dkk (2011), Pelayanan antenatal care dalam pengelolaan anemia

berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. JURNAL

GIZI KLINIK INDONESIA. Vol. 8, No. 1, Juli 2011

https://academic.microsoft.com/paper/. Diakses pada tanggal Diakses

pada tanggal 15 september 2019

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukarni K.I., dan ZH, Margareth (2013). Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas.

Yogyakarta: Nuha Medika

Tanziha Ikeu, dkk (2016). Fakto Risiko Anemia Ibu Hamil Di Indonesia.

ISSN: 19781059. J.Gizi Pangan Vo. 11 No. 2 Hal: 143-152

TU Agan, Dkk. Prevalence of anemia in women with asymptomatic malaria

parasitemia at first antenatal care visit at the University of Calabar.

Teaching Hospital, Calabar, Nigeria. International Journal of Women’s

Health 2010:2 https://www.dovepress.com/ diambil pada 02-Nov-2019

Yanti, DAM. (2016). Faktor-faktor terjadinya anemia pada ibu primigravida

di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Lampung.

Wagiyo & Putrono (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal &

bayi baru lahir fisiologis dan patologis. Yogyakarta: CV. Andi


108

Wahyuni, E, S. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta:

Pustakabarupress

Wungkana, E. 2016. Hubungan antara Frekuensi Antenatal Care

dengan kejadian Anemia pada ibu hamil di puskesmas bahu kota

manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat ,Universitas Ratulangi

manado https://pdfs.semanticscholar.org

Yuliansyah Ahmd, dkk (2015). Hubungan Pendapatan Dan Konsumsi

Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukajaya Kecamatan Gunung Agung Tulang Bawang

Barat Tahun2014”. Jurnal Kesehatan Holisti. Vol 9. No. 2 Hal:80-84

Zeine A. et al (2010) Factors Influencing Antenatal Care service Utilization

In Hadiya Zone. Original article. Ethiop J Health Sci. Vol. 2o, No. 2

https://ajol.info.com. Diakses pada tanggal 20 April 2020


109

LAMPIRAN
BIODATA PENELITI

A. Data Pribadi

Nama : Eka Noviana Anggraini

Tempat, Tanggal lahir : Samarinda, 25 November 1994

Alamat Asal : Jl. Swadaya Rt. 29 No. 33 Kel. Handil Bakti

Kec. Palaran Kota Samarinda

Alamat di Samarinda : Jl. Swadaya Rt. 29 No. 33 Kel. Handil Bakti

Kec. Palaran Kota Samarinda

B. Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

 SD : Sekolah Dasar Yayasan Putra Tunas Harapan Sangasanga

Lulus Tahun 2006

 SMP : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sangasanga Lulus

Tahun 2009

 SMA : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sangasanga Lulus

Tahun 2012

 Diploma III: Akademi Keperawatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur Lulus Tahun 2015


PENJELASAN PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eka Noviana Anggraini

Program studi : S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan

Timur. Adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur,

yang akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Frekuensi ANC

Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Trauma Center

Samarinda”.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Trauma Center Samarinda.

Berdasarkan uraian diatas, maka saya meminta kesediaan ibu

untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dengan menandatangani

lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan dilembar kuesioner yang

telah disediakan. Jawaban dari responden hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian dan akan dijamin kerahasiaannya.

Samarinda, Februari 2020


Hormat Kami
(Peneliti)
SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb.
Yth : ibu
Di –
Tempat
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Eka Noviana Anggraini
Program studi : S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur
Bersama ini saya mohon dengan hormat, kesediaan ibu untuk
menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan dengan
judul “Hubungan Frekuensi ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil di Puskesmas Trauma Center Samarinda”.
Perlu saya sampaikan bahwa penelitian ini tidak akan merugikan
ibu, informasi yang diberikan dapat memberi manfaat bagi ilmu
keperawatan dan saya menjamin segala kerahasiaan yang berhubungan
dengan informasi yang diberikan.
Bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini saya
mohon kesediaan ibu untuk menandatanganin persetujuan yang telah
saya sediakan.
Demikian permintaan ini saya sampaikan atas perhatian dan
kerjasama yang diberikan kepada saya ucapkan terima kasih.
Wasalamualaikum Wr. Wb
Samarinda, Februari 2020

Hormat Kami

(Peneliti)
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama

saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian

yang akan dilakukan oleh Eka Noviana Anggraini mahasiswa S1

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, dengan judul

“Hubungan Frekuensi ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di

Puskesmas Trauma Center Samarinda”.

Saya memahami bahwa penelitian ini akan berguna bagi ilmu

keperawatan dan pelayanan kesehatan dan tidak akan berakibat negatif

bagi saya. Karena itu atas kesadaran saya sendiri bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

Samarinda, Februari 2020

Responden

(…………………..)
Kuesioner Penelitian

Nomor Responden : (diisi oleh peneliti)

Kuisioner A

I. Indentitas Responden

1. Inisial :

2. Umur : 17 - 25 tahun 26 - 35 tahun

36 - 45 tahun 46 - 55 tahun

56 - 65 tahun

3. Usia Kehamilan : <14 minggu 14-28 minggu

>28 minggu

4. Pendidikan : Tidak Sekolah SD SMP

SMA Universitas

5. Pendapatan keluarga : ≤ Rp 2.868.082/ bln

> Rp 2.868.082/ bln

Kuesioner B

II. Kunjungan Antenatal Care

1. Berapa kali ibu sudah melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan di puskesmas?

Trimester 1: belum pernah 1kali

Trimester 2: belum pernah 1 kali atau lebih

Trimester 3: 1 kali 2 kali atau lebih


2. Sebelum ke purskesmas apakah ibu sudah pernah memeriksakan

kehamilannya?

Pernah Belum pernah

jika pernah dimana?

Bidan Dokter Dukun

Berapa kali?......

Kuesioner C

1. Nilai HB:….
ANC Anemia
Jumlah
Trimester Coding HB Coding
Kunjungan
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 3 4 1 10 2
Trimester 1 4 1 11 1
Trimester 1 5 1 11 1
Trimester 1 3 1 12 1
Trimester 1 2 1 12 1
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 2 3 1 12 1
Trimester 1 1 1 10 2
Trimester 3 2 1 11 1
Trimester 1 1 1 10 2
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 3 3 1 10 2
Trimester 2 1 1 12 1
Trimester 2 1 1 13 1
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 1 1 1 14 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 3 1 2 10 2
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 1 2 1 11 1
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 3 1 2 11 1
Trimester 2 0 2 10 2
Trimester 2 0 2 12 1
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 2 0 2 11 1
Trimester 1 1 1 9 2
Trimester 3 1 2 11 1
Trimester 1 2 1 10 2
Trimester 2 2 1 10 2
Trimester 1 1 1 14 1
Trimester 2 2 1 11 1
Trimester 2 3 1 10 2
Trimester 2 3 1 12 1
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 1 2 1 10 2
Trimester 3 1 2 11 1
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 1 1 1 9 2
Trimester 1 1 1 10 2
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 1 2 1 11 1
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 2 3 1 10 2
Trimester 2 3 1 12 1
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 1 2 1 11 1
Trimester 2 2 1 10 2
Trimester 1 1 1 9 2
Trimester 2 0 2 11 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 1 1 1 10 2
Trimester 3 3 1 12 1
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 3 1 2 11 1
Trimester 1 4 1 12 1
Trimester 1 4 1 11 1
Trimester 3 3 1 13 1
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 3 1 2 11 1
Trimester 2 1 1 10 2
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 1 1 1 10 2
Trimester 1 5 1 12 1
Trimester 1 4 1 13 1
Trimester 3 1 2 13 1
Trimester 3 3 1 9 2
Trimester 1 3 1 11 1
Trimester 1 3 1 12 1
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 2 3 1 12 1
Trimester 1 1 1 13 1
Trimester 1 1 1 8 3
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 2 3 1 13,2 1
Trimester 3 2 1 12 1
Trimester 3 1 2 13 1
Trimester 2 0 2 10 2
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 2 0 2 10 2
Trimester 1 2 1 8 3
Trimester 2 2 1 11 1
Trimester 1 1 1 13 1
Trimester 3 3 1 13 1
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 2 2 1 10 2
Trimester 1 1 1 9 2
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 3 1 2 12 1
Trimester 1 1 1 9 2
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 3 2 1 11 1
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 3 3 1 13 1
Trimester 3 3 1 9 2
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 1 2 1 9 2
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 3 3 1 9 2
Trimester 2 2 1 9 2
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 3 2 1 9 2
Trimester 3 3 1 9 2
Trimester 2 0 2 9 2
Trimester 3 4 1 8 3
Trimester 2 3 1 8 3
Trimester 1 2 1 13 1
Trimester 2 3 1 13 1
Trimester 2 0 2 12 1
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 3 3 1 11 1
Trimester 3 3 1 11 1
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 1 1 1 9 2
Trimester 2 3 1 10 2
Trimester 1 2 1 9 2
Trimester 2 2 1 11 1
Trimester 3 3 1 11 1
Trimester 3 1 2 11,7 1
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 2 3 1 13 1
Trimester 2 0 2 13 1
Trimester 1 1 1 13 1
Trimester 2 2 1 10 2
Trimester 3 3 1 11 1
Trimester 1 1 1 12 1
Trimester 3 1 2 10 2
Trimester 3 3 1 10 2
Trimester 3 2 1 11 1
Trimester 3 3 1 12 1
Trimester 3 2 1 10 2
Trimester 2 3 1 13 1
Trimester 2 2 1 13 1
Trimester 3 1 2 13 1
Trimester 3 3 1 13,2 1
Trimester 3 2 1 11 1
Trimester 1 1 1 12,5 1
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 2 0 2 10 2
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 3 1 2 10 2
Trimester 2 2 1 12 1
Trimester 2 3 1 11 1
Trimester 3 3 1 11 1
Trimester 1 1 1 11 1
Trimester 3 1 2 9 2
Trimester 2 2 1 11 1
Trimester 1 1 1 10 2
Trimester 3 4 1 13,2 1
Trimester 1 2 1 10 2
Statistics

ANC HB

Valid 174 174


N
Missing 0 0
Mean 1.28 1.60
Median 1.00 2.00
Std. Deviation .448 .491
Minimum 1 1
Maximum 2 2
25 1.00 1.00

Percentiles 50 1.00 2.00

75 2.00 2.00

ANC

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak beresiko 126 72.4 72.4 72.4

Valid Beresiko 48 27.6 27.6 100.0

Total 174 100.0 100.0

HB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anemia 69 39.7 39.7 39.7

Valid tidak anemia 105 60.3 60.3 100.0

Total 174 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

ANC * HB 174 100.0% 0 0.0% 174 100.0%


ANC * HB Crosstabulation

HB Total

Anemia tidak anemia

Count 45 81 126

% within ANC 35.7% 64.3% 100.0%


Tidak beresiko
% within HB 65.2% 77.1% 72.4%

% of Total 25.9% 46.6% 72.4%


ANC
Count 24 24 48

% within ANC 50.0% 50.0% 100.0%


Beresiko
% within HB 34.8% 22.9% 27.6%

% of Total 13.8% 13.8% 27.6%


Count 69 105 174

% within ANC 39.7% 60.3% 100.0%


Total
% within HB 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 39.7% 60.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1- Point


(2-sided) (2-sided) sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 2.964 1 .085 .118 .061
b
Continuity Correction 2.397 1 .122
Likelihood Ratio 2.928 1 .087 .118 .061
Fisher's Exact Test .118 .061
Linear-by-Linear d
2.947 1 .086 .118 .061 .032
Association
c c c
McNemar Test .000 .000 .000
N of Valid Cases 174

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.03.
b. Computed only for a 2x2 table
c. Binomial distribution used.
b. The standardized statistic is -1.717.
Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for ANC (Tidak beresiko / Beresiko) .556 .283 1.089
For cohort HB = Anemia .714 .495 1.031
For cohort HB = tidak anemia 1.286 .942 1.755
N of Valid Cases 174
Buku
monitoring
Mata kuliah skripsi

Nama Mahasiswa : Eka Noviana Anggraini

NIM : 1811102411012

Judul Skripsi : “Hubungan Frekuensi ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Trauma Center Samarinda”

Pembimbing : Ns. Tri Wijayanti M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020

S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


Buku Monitoring
Mata kuliah skripsi

OLEH :

PENYUSUN

Ns. Milkhatun, M.Kep


Ns. Ni Wayan Wiwin A., S.Kep., M.Pd

EDITOR
Rusni Masnina, S.Kp., MPH

Ns. Siti Khoiroh Muflihatin, S.Pd.,


M.Kep Ns. Dwi Rahmah Fitriani,
M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN FARMASI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020

S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


Visi dan Misi Program Studi Ilmu Keperawatan

a. Visi
Pada tahun 2037, menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan Islami yang berbasis teknologi
informasi, unggul di bidang kegawatdaruratan dan berkontribusi terhadap penyelesaian
masalah sosial serta lingkungan.

b. Misi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan dan Farmasi Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur mengemban misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang Islami, unggul dibidang


kegawatdaruratan dan berbasis teknologi informasi yang peka terhadap
masalah kesehatan di masyarakat.
2. Mengembangkan riset dibidang keperawatan dan berkonstribusi dalam
penyelesaian masalah sosial dan lingkungan.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk pengabdian
masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran,
kemiskinan dan lingkungan.
4. Mengembangkan kerjasama di bidang keperawatan dengan berbagai pihak
yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.

c. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang berkarakter, berwawasan
dan berkemajuan, berpijak pada nilai-nilai keislaman dan mampu
memanfaatkan teknologi informasi yang berkonstribusi terhadap
pembangunan dan penyelesaian masalah sosial dan lingkungan.
2. Menghasilkan produk penelitian IPTEKS keperawatan berbasis teknologi
informasi dan ramah lingkungan.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam bidang keperawatan untuk
menjadi solusi khususnya pengangguran, kemiskinan dan lingkungan.
4. Menghasilkan kerjasama dalam catur dharma PT dibidang keperawatan
yang produktif dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik
dalam maupun luar negeri.

S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


d. Sasaran
1. Peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan tenaga keperawatan yang
unggul dibidang kegawatdaruratan berlandaskan Al Islam dan
KeMuhammadiyahan.
2. Pengembangan sumber daya manusia; dosen keperawatan dan tenaga
kependidikan.
3. Peningkatan penelitian dan publikasi ilmiah dosen
4. Peningkatan kerjasama sebagai wahana pendidikan baik dalam maupun
luar negeri.

S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


ALUR PROSES PELAKSANAAN SKRIPSI

MAHASISW
A
Pengajuan
bidang
peminatan Koord
Skripsi

DITOLA DITERIM
K A
Penerbitan SK
Pembimbing

Proses Bimbingan dengan


Pembimbing

Persetujuan Ujian Proposal oleh


Pembimbing

Koord Melengkapi dok. Persyaratan ujian MK


Skripsi Skripsi
Memberikan Undangan Seminar Ujian Ujian Proposal
& makalah minimal 3 hari Pada
Penguji

Revisi
Proposal

PENELITIA N
Proses Bimbingan dengan
Pembimbing

Persetujuan Ujian Hasil oleh


Pembimbing
Koord Melengkapi dok. dgn makalah yg sdh dittd
Skripsi pemb

Memberikan Undangan Seminar Ujian Ujian Sidang


& makalah minimal 3 hari Pada Skripsi
Penguji
Revisi
Skripsi

Pengumpulan Skripsi dan Format


Publikasi

Nb. Pengumpulan Soft file skripsi dan Naskah Publikasi yang sudah lolos uji flagiasi melalui
link http://ams2.nursing.id
S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
PROSES BIMBINGAN

Proses Bimbingan

Pembimbing memiliki tugas untuk membimbing dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Mampu bekerja sama dengan sesama pembimbing dan mahasiswa.


2. Mengedepankan kepentingan akademik dan kepentingan mahasiswa.
3. Melayani mahasiswa bimbingannya untuk menyelesaikan tugas akhir tepat
waktu
4. Menjadwalkan waktu bimbingan dan memberikan feedback laporan kepada
mahasiswa yang melaksanakan konsultasi selambat-lambatnya seminggu
setelah mahasiswa memasukkan bahan konsulan.
5. Konsultasi bimbingan minimal 10 kali

S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
S1 Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai