Anda di halaman 1dari 121

SKRIPSI

HUBUNGAN BERAT BADAN DAN POLA DIET DENGAN


TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS AIR DINGIN PADANG
TAHUN 2017

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

FINA OKTAVIANI
BP.1311311067

DOSEN PEMBIMBING

Hema Malini, S.Kp, MN, PhD


Ns. Windy Freska, S.Kep, M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatNya yang

selalu dicurahkan kepada seluruh makhlukNya. Salawat serta salam dikirimkan

kepada Nabi Muhaammad SAW. Alhamdulillah dengan nikmat dan hidayahNya,

penulis telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul Hubungan Berat Badan

dan Pola Diet Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin

Padang Tahun 2017.

Terima kasih yang sebesar – besarnya saya ucapkan kepada Ibu Hema Malini,

S.Kp, MN, PhD dan Ibu Ns. Windy Freska, S.Kep, M.Kep sebagai pembimbing saya,

yang telah dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing saya dalam menyusun

skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga juga disampaikan kepada Pembimbing

Akademik saya, Ibu dr. Susmiati, M.Biomed yang telah banyak memberi motivasi,

nasehat dan bimbingan selama saya mengikuti perkuliahan di Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas. Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih pada :

1. Ibu Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M. Kes selaku Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas.

2. Ibu Ns. Yanti Puspita Sari, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

3. Dewan penguji yang telah memberikan kritik beserta saran demi kebaikan

skripsi ini.

v
4. Seluruh dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang telah

memberikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan.

5. Orang tua dan keluarga yang selama ini selalu memberikan dukungan

maksimal dan do’a tulus kepada peneliti dalam seluruh tahapan proses

penyusunan skripsi ini..

6. Sahabat tercinta, teman dekat dan teman – teman angkatan A 2013 Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas dalam kekompakan, semangat dan

kebersamaan yang diberikan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran

dan kritik yang kontruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan

selanjutnya.

Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juli 2017

Fina Oktaviani

vi
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
SKRIPSI, JULI 2017

Nama : Fina Oktaviani


No BP: 1311311067

Hubungan Berat Badan Dan Pola Diet Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017

ABSTRAK

Kasus kejadian hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang meningkat dari


tahun 2016 ke tahun 2017. Pada tahun 2016 penyakit hipertensi berada pada 10
penyakit terbanyak di Puskesmas Air Dingin Padang dan pada tahun 2017 dari bulan
Januari-Maret hipertensi berada pada urutan ke-3 penyakit terbanyak di Puskesmas
Air Dingin Padang. Terjadinya peningkatan kasus hipertensi di Puskesmas Air
Dingin Padang disebabkan karena berat badan responden berlebih dan jenis makanan
yang dikonsumsi responden yaitu makanan yang mengandung lemak tinggi. Tujuan
umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan berat badan dan pola diet dengan
tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017.
Jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan desain penelitian survei analitik cross
sectional. Sampel diambil secara purposive sampling, dengan jumlah sampel 146.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebahagian besar responden memiliki berat
badan overweight yaitu 63 responden (43.2%), dan sebahagian besar responden
memiliki pola diet yang tidak baik yaitu 98 responden (67,1%) dengan rata-rata
tingkat tekanan darahnya 143.22 mmHg yaitu 83 responden (56,8%). Sehingga
terdapat hubungan antara berat badan dan pola diet (p = 0,029 dan r = 0,181), dan
terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan dan pola diet dan tekanan darah
(p = 0,012 dan r=0,209). Perlu adanya penyuluhan terkait faktor penyebab hipertensi
seperti menjaga berat badan dan pola diet dengan baik, sehingga masyarakat dapat
menjaga dan mengatur pola hidupnya sesuai dengan pola hidup yang sehat.

Kata kunci: Berat badan, hipertensi, pola diet, tekanan darah,


Daftar Pustaka : 55 (2002-2016)

vii
UNDERGRADUATE NURSING PROGRAM
FACULTY OF NURSING
ANDALAS UNIVERSITY
SKRIPSI, JULY 2017

Name : Fina Oktaviani


No.BP : 1311311067

Relationship of Body Weight and Dietary Pattern with Blood Pressure of Patients
Hypertension at Air Dingin Health Public Padang 2017

ABSTRACT

The prevalence of hypertension at Air Dingin Health Public Padang


increased from 2016 to 2017.On 2016 disease hypertension be on 10 disease with the
highest proportion at Air Dingin Health Public Padang and then in the 2017 of along
january-march hypertension ranked 3rd disease was found at Air Dingin Health
Public Padang. The increasing of hypertension incidence at Air Dingin Health Public
Padang because of respondents excess body weight and types of food consumed
respondents that is food containing fat high. General purpose of this study to
determine the relationship of body weight and dietary pattern with blood pressure in
hypertensive patients at Air Dingin health public padang 2017. The kind of research
was quantitative with the design research analytic cross sectional. Using purposing
sampling, the number of samples were 146. The result showed that the majority of
respondents have weight overweight is 63 respondents (43,2%) and the majority of
having a dietary pattern that does not goodly was 98 respondent (67,1%) with an
average blood pressure level 143.22 mmHg is 83 respondents (56,8%). There was the
relationship between body weight and dietary pattern (p = 0,029 and r = 0,181) and
there was meaningful relationship between body weight and dietary pattern and
blood pressure (p = 0,012 and r = 0,209). It is recommended for health care
provider to socialize the causes of hypertension like keeping body weight and dietary
pattern, so people can maintain and arrange life pattern in accordance with healthy
lifestyle.

Keywords : Body weight, hypertension, dietary pattern, blood


pressure Bibliography : 55 (2002-2016)

viii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam..................................................................................i


Halaman Prasyarat Gelar.................................................................................ii
Lembar Persetujuan Pembimbing....................................................................iii
Lembar Penetapan Panitia Penguji..................................................................iv
Ucapan Terima Kasih......................................................................................v
Abstrak............................................................................................................vii
Abstract............................................................................................................viii
Daftar Isi..........................................................................................................ix
Daftar Tabel.....................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................9
C. Tujuan Penelitian.................................................................................9
1. Tujuan Umum................................................................................9
2. Tujuan Khusus...............................................................................9
D. Manfaat Penelitian...............................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................12


A. Hipertensi............................................................................................12
1. Defenisi Tekanan Darah................................................................12
2. Defenisi Hipertensi........................................................................13
3. Klasifikasi Hipertensi....................................................................14
4. Etiologi Hipertensi.........................................................................15
5. Faktor Resiko Hipertensi...............................................................16
6. Penatalaksanaan Hipertensi...........................................................22
B. Berat Badan.........................................................................................23
1. Defenisi Berat Badan.....................................................................23
2. Klasifikasi Berat Badan.................................................................24
3. Faktor Yang Mempengaruhi Berat badan.....................................25
4. Hubungan Berat Badan dengan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi......................................................................................25
C. Pola Diet..............................................................................................27
1. Defenisi Diet..................................................................................27
2. Klasifikasi......................................................................................28
3. Hubungan Pola Diet dengan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi......................................................................................30

BAB III KERANGKA KONSEP.................................................................32


A. Kerangka Teori....................................................................................32
B. Kerangka Konsep................................................................................35
C. Hipotesis Penelitian.............................................................................36

ix
BAB IV METODE PENELITIAN...............................................................37
A. Jenis Penelitian....................................................................................37
B. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................37
C. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................39
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional.....................................40
E. Instrumen Penelitian............................................................................42
F. Etika Penelitian....................................................................................43
G. Metode Pengumpulan Data.................................................................44
H. Pengolahan Data..................................................................................46
I. Teknik Analisa Data............................................................................47

BAB V HASIL PENELITIAN......................................................................49


A. Gambaran Umum Penelitian...............................................................49
B. Karakteristik Responden.....................................................................50
C. Uji Normalitas Data.............................................................................50
D. Analisa Univariat.................................................................................52
E. Analisa Bivariat...................................................................................53

BAB VI PEMBAHASAN..............................................................................55
A. Analisa Univariat.................................................................................55
B. Analisa Bivariat...................................................................................62

BAB VII PENUTUP......................................................................................72


A. Kesimpulan..........................................................................................72
B. Saran....................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................75

LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian........................................................................81
Lampiran 2. Anggaran Dana Penelitian..........................................................82
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian....................................................................83
Lampiran 4. Surat Telah Selesai Penelitian.....................................................84
Lampiran 5. Kartu Bimbingan Proposal dan Skripsi.......................................85
Lampiran 6. Lembar Permohonan Menjadi Responden..................................87
Lampiran 7. Informed Consent........................................................................88
Lampiran 8. Instrumen Penelitian...................................................................89
Lampiran 9. Master Tabel...............................................................................96
Lampiran 10. Hasil Uji Statistik......................................................................104
Lampiran 11. Curiculum Vitae........................................................................110

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Standar JNC-VIII (2015)........15


Tabel 2.2 Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan WHO (2011) .
24 Tabel 4.1 Definisi Operasional...................................................................41
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik..................................................50
Tabel 5.2 Uji Normalitas.................................................................................51
Tabel 5.3 Rata-Rata Berat Badan, Pola Diet Dan Tekanan Darah..................52
Tabel 5.7 Uji Spearman...................................................................................53
Tabel 5.8 Uji Korelasi Parsial.........................................................................54

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah

melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika

jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

dan volume darah yang bersirkulasi dan elastisitas pembuluh darah mempengaruhi

tekanan darah. Apabila tekanan darah tinggi akan menyebabkan gangguan pada tubuh

seperti terjadinya penyakit hipertensi (Vaughans, 2013).

Hipertensi merupakan penyakit yang menjadi perhatian di banyak negara di

dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang, karena hipertensi seringkali

menjadi Penyakit Tidak Menular (PTM) yang sering menyebabkan kematian

(Anggara, 2012). Di Indonesia, tren kematian akibat PTM meningkat dari 37% di

tahun 1990 menjadi 57% di tahun 2015 (Depkes, 2016)

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), menunjukkan bahwa

prevalensi kejadian hipertensi di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4%

masyarakat dunia mengidap hipertensi angka ini kemungkinan akan meningkat

menjadi 29,2% di tahun 2030. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di

negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang. Prevalensi hipertensi

tertinggi berada di daerah Afrika yaitu 46% orang dewasa berusia di atas 25 tahun

1
2

telah didiagnosis hipertensi, sehingga hipertensi masih menjadi permasalahan

kesehatan didunia yang membutuhkan perhatian (WHO, 2013).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana prevalensi

hipertensi pada tahun 2013 mencapai 25,8%, yang berarti terdapat 65 juta jiwa

masyarakat Indonesia yang menderita hipertensi (Riskesdas, 2013). Di Sumatera

Barat pada tahun 2013 terdapat 232.274 kasus hipertensi yang terdeteksi melalui

pengukuran tekanan darah. Berdasarkan kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat

terdapat enam kabupaten/kota yang memilik angka tertinggi penderita hipertensi yaitu

kota Bukittinggi (41,8%), Kota Padang (29%), Kota Solok (25%), Kabupaten 50

Kota (22,2%), Kabupaten Padang Pariaman (20,2%) (Riskesdas, 2013).

Tingginya prevalensi kejadian hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor

baik faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang

dapat dikontrol antaranya stres, diet, rokok, dan medikasi. Faktor yang tidak dapat

dikontrol diantaranya usia, gender dan ras (Vaughans, 2013). Ada beberapa faktor

yang tidak dapat dimodifikasi yaitu faktor genetika, usia, etnis dan faktor lingkungan

dan faktor yang dapat dimodifikasi yaitu pola diet, berat badan, merokok dan stres

(Herwati, 2014).

Berat badan merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi yang dapat

dikontrol. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) berat badan

diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu berat badan kurus (underweight) (BMI

<18,5 kg/m2), berat badan normal (BMI 18,5-24,9), berat badan berlebih (overweight)

(BMI 25-29,9), dan obesitas (BMI ≥ 30) (WHO, 2011). Pada tahun 2014 lebih dari
3

1,9 miliar orang dewasa berusia ≥ 18 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan

600 juta diantaranya mengalami obesitas (WHO, 2014). Penelitian epidemiologi

membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi

(AS, 2010).

Menurut Barasi (2009), ada beberapa mekanisme yang menjelaskan eratnya

kaitan antara akumulasi lemak yang berlebih didalam tubuh (obesitas) dengan

meningkatnya tekanan darah yaitu bertambahnya volume darah sebagai akibat

peningkatan retensi garam yang disebabkan oleh efek antinatriuretik dari kenaikan

kadar insulin. Perubahan kadar hormon yang mempengaruhi regulasi tekanan darah,

produksi kortisol oleh jaringan adiposa meningkat, leptin dan angiotensin yang

dilepaskan dari jaringan adiposa menimbulkan efek hipertensi secara langsung.

Saat kadar lemak didalam tubuh meningkat akan terjadi penurunan

kemampuan jaringan adiposa untuk merespon sinyal regulator (pengatur), sehingga

akan mengakibatkan meningkatnya kadar lipid dalam sirkulasi serta resiko

penimbunan lemak. Penimbunan lemak tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah

menyempit, jaringan lemak akan menekan pembuluh darah, sehingga tidak bisa

mengembang secara sempurna (kurang elastis). Dampaknya aliran darah ke seluruh

tubuh pun terganggu. Hal ini memaksa jantung memompa darah lebih keras, sehingga

tekanan darah meningkat dan terjadilah penyakit hipertensi (Khasanah, 2012).

Selain terjadi kepada seseorang yang memiliki berat badan berlebih atau

obesitas hipertensi juga dapat terjadi kepada seseorang yang memiliki berat badan

kurang maupun berat badan normal ini diikuti dengan faktor stres, genetik, pola
4

makan dan aktivitas fisik yang dapat meninimbulkan terjadinya hipertensi (AS,2010).

Untuk mengetahui seseorang memiliki berat badan yang berlebih atau tidak, dapat

dilihat dari perhitungan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT).

Berdasarkan beberapa penelitian independen Indeks Massa Tubuh (IMT)

disepakati sebagai standar yang diterima untuk menentukan berat badan (Black &

Hawks, 2014). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan formula matematis yang

bertalian dengan lemak tubuh orang dewasa yaitu berat badan (kg), dibagi kuadrat

tinggi badan (m2) (Arisman, 2010). Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) mencerminkan

adiposit dan berkaitan erat dengan presentase lemak tubuh manusia.

Menurut Nieky, dkk (2014), dalam penelitiannya bahwa seseorang yang

obesitas memiliki potensi untuk mengidap darah tinggi, karena pembuluh darah arteri

ataupun vena kemungkinan besar dipenuhi lemak, dan menyebabkan tekanan darah

semakin meningkat. Sehingga terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT)

dengan tekanan darah. Menurut Anggara & Prayitno (2013), seseorang yang obesitas

akan mengalami peningkatan tekanan darah 2-6 kali lebih tinggi dibanding seseorang

dengan berat badan normal dan cenderung mengalami hipertensi.

Hipertensi terjadi akibat dari gaya hidup dan faktor lingkungan. Seseorang

yang memiliki pola makan tidak terkontrol dan mengakibatkan berat badan

meningkat atau bahkan terjadi obesitas merupakan pencetus awal timbulnya penyakit

tekanan darah tinggi atau hipertensi (AS, 2010). Para ahli umumnya bersepakat

bahwa faktor resiko yang utama meningkatnya hipertensi adalah perilaku atau gaya

hidup (life style), dimana gaya hidup berkaitan dengan pola makan yang menjadi
5

penyumbang utama terjadinya hipertensi seperti diet tinggi garam, diet tinggi lemak

(AS, 2010).

Pola makan berkaitan dengan diet yang merupakan faktor yang dapat

dimodifikasi pada pasien hipertensi. Diet adalah pilihan makanan yang lazim

dimakan seseorang atau suatu populasi penduduk (Back, 2002). Diet yang dapat

dimodifikasi pada penderita hipertensi seperti diet rendah garam atau rendah natrium,

rendah lemak. Namun pada zaman sekarang masyarakat cenderung mengkonsumsi

makanan yang mengandung natrium lebih atau diet tinggi garam seperti makanan

yang diawetkan, garam dapur serta bumbu penyedap ini penyumbang utama

terjadinya hipertensi (AS, 2010).

Diet tinggi lemak dapat menyebabkan penumpukan pada pembuluh darah

sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Diet seperti ini tidak lepas dari

prilaku di Indonesia pada umumnya yang berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi

makanan asin setiap hari, dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur 93,6% dan

24,5% dan ini merupakan salah satu penyebab dan faktor resiko meningkatnya

penderita hipertensi, untuk itu pasien hipertensi harus mengontrol diet dengan

melakukan diet rendah garam, diet rendah lemak (Herwati, 2013).

Sebuah organisasi penelitian Commonwealth Scientific and Industrial

Research Organisation (CSIRO) menyebutkan bahwa salah satu diet yang dianjurkan

untuk penderita kardiovaskuler khususnya hipertensi adalah CSIRO Healthy Diet

yaitu diet rendah lemak, tinggi sayuran dan buah-buahan (CSIRO, 2017). Menurut

Dobson et,al (1993), CSIRO Healthy Diet bertujuan untuk membantu pasien untuk
6

memperbaiki aspek dietnya dengan mengurangi konsumsi lemak dan garam dan

tinggi serat.

Menurut Dewi (2015), dalam penelitiannya bahwa semakin tinggi seseorang

mengkonsumsi makanan tinggi lemak maka makin beresiko mengalami penyakit

hipertensi, karena semakin banyak lemak dalam tubuh maka akan menyebabkan

terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah dan akan menyebabkan

tersumbatnya pembuluh darah dan akan memperberat kerja jantung.

Diet Dietary approaches to stop hypertension (DASH) juga merupakan salah

satu diet yang dapat mengatasi tekanan darah, yang merupakan diet sayuran serta

buah yang banyak mengandung serat pangan (30 gram/hari) dan mineral tertentu

(kalium, magnesium serta kalsium) sementara asupan garamnya dibatasi (Hartono,

2006). Sebuah studi intervensi besar-besaran pada DASH mengungkapkan bahwa

pola diet kaya buah-buahan dan sayuran, dan juga dalam produk susu rendah lemak,

yang memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang sedikit dapat mengurangi

risiko hipertensi (Qin,et al, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang pada

tahun 2016 terdapat 22 Puskesmas di Kota Padang dengan jumlah penduduk ≥ 18

tahun sebanyak 623.376 jiwa dan dari jumlah penduduk tersebut dilakukan

pemeriksaan tekanan darah terhadap 343.837 jiwa dan didapatkan sebanyak 7881

penduduk menderita hipertensi. Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang

menunjukkan wilayah kerja Puskesmas Air Dingin merupakan salah satu wilayah

tertinggi yang memiliki pasien hipertensi yaitu sebanyak 518 orang (DKK Padang,
7

2016). Berdasarkan data yang didapatkan peneliti dari Puskesmas Air Dingin,

terdapat peningkatan penyakit hipertensi dari tahun 2016 ke tahun 2017. Dimana

pada tahun 2016 hipertensi berada pada 10 penyakit terbanyak yang ada di

Puskesmas Air Dingin yaitu sebanyak 4114 orang dan pada tahun 2017 dari bulan

Januari-Maret hipertensi berada pada urutan ke-3 penyakit terbanyak di Puskesmas

Air Dingin dengan jumlah kunjungan pasien hipertensi sebanyak 814 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan April 2017

di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin Padang, melalui observasi dan wawancara

dengan beberapa penderita hipertensi terdapat 5 dari 10 penderita hipertensi memiliki

berat badan berlebih dimana IMT mereka ≥ 25 dan 3 orang lainnya memiliki berat

badan normal namun tekanan darah mereka ≥140/90 mmHg, dan 5 dari 10 orang

mengatakan tidak melakukan diet dengan baik ini dikarenakan kebiasaan mereka

yang sering mengkonsumsi makanan berlemak seperti santan, rendang ,dan

mengkonsumsi garam berlebih setiap harinya. Dari 10 penderita hipertensi 7

diantaranya mengalami tekanan darah ≥140/90 mmHg, dan 3 orang lainnya

mengalami tekanan darah ≤140/90 mmHg.

Masih tingginya prevalensi hipertensi di Indonesia karena masih banyak

masyarakat yang tidak mengontrol faktor resiko hipertensi. seperti berat badan dan

diet. Apabila sesorang memiliki berat badan berlebih maka akan menyebabkan

terjadinya penumpukan lemak dan ini menimbulkan tekanan darah meningkat, dan

obesitas atau berat badan berlebih merupakan pencetus terjadinya hipertensi

(AS,2010).
8

Menurut Herwati (2013), seseorang yang memiliki berat badan normal atau

berat badan kurang juga beresiko memiliki tekanan darah tinggi dikarenakan adanya

faktor stres dan aktivitas fisik. Dimana stres cenderung menyebabkan kenaikan darah

untuk sementara waktu jika stres telah berlalu maka tekanan darah biasanya akan

kembali normal. Dan kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga dan juga pola makan

yang tidak baik, juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Perubahan gaya

hidup seperti perubahan pola makan menjurus makanan siap saji yang mengandung

banyak lemak, protein, dan tinggi garam tetapi rendah serat pangan, membawa

konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit degeneratif seperti

hipertensi.

Selain gaya hidup kebiasaan makan juga mempengaruhi tekanan darah,

dimana kebiasaan masyarakat Sumatera Barat yang sering mengkonsumsi makanan

yang berlemak seperti rendang, gulai dan kebiasaan mengkonsumsi garam berlebih

yang dapat menimbulkan tekanan darah meningkat. Ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Syahrini, dkk tentang faktor-faktor risiko hipertensi primer yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan berlemak

dengan kejadian hipertensi (Syahrini, Setyawan, Udiyono, 2012). Untuk

menstabilkan tekanan darah penderita hipertensi harus melakulan diet dengan baik

seperti diet rendah garam, diet rendah lemak dan tinggi serat.

Maka berdasarkan latar belakang diatas peneliti telah melakukan penelitian

tentang “Hubungan Berat Badan dan Pola Diet dengan Tekanan Darah Penderita

Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017”.


9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas maka dapat dirumuskan

permasalahannya adalah apakah ada hubungan berat badan dan pola diet dengan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun

2017”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan berat badan dan pola diet dengan tekanan darah

penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui nilai rata-rata tekanan darah di Puskesmas Air Dingin Padang

Tahun 2017.

b. Diketahui nilai rata-rata berat badan di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun

2017.

c. Diketahui nilai rata-rata pola diet hipertensi di Puskesmas Air Dingin

Padang Tahun 2017.

d. Diketahui hubungan berat badan dengan pola diet penderita hipertensi di

Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017.

e. Diketahui hubungan berat badan dan pola diet dengan tekanan darah

penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017.


10

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan untuk diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang

pengaruh berat badan dan pola diet dengan tekanan darah pada pasien hipertensi,

sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dan pertimbangan dalam pemberian

asuhan keperawatan dan pemberian pendidikan maupun promosi kesehatan

kepada pasien penderita hipertensi agar prevalensi hipertensi di Indonesia

berkurang.

2. Bagi Puskesmas

Pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat penderita

hipertensi tentang pola diet sehat bagi penderita hipertensi. Untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat puskesmas sebagai salah satu pemberi pelayanan

kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait faktor

penyebab hipertensi seperti berat badan dan pola diet. yang baik

3. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada responden

tetang berat badan mereka termasuk kedalam berat badan kurus, normal,

overweight atau obesitas. Dan dapat melihat bagaimana gambaran pola diet

mereka apakah pola makan mereka sehat atau tidak. Diharapkan dengan
11

penelitian ini responden juga mengetahui informasi tentang penyebab yang

terjadi apabila berat badan dan pola diet mereka tidak baik.

4. Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

informasi untuk penelitian selanjutnya dan sebagai tambahan kepustakaan

mengenai hubungan berat badan dan pola diet dengan tekanan darah penderita

hipertensi.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan informasi untuk penelitian selanjutnya. Serta

memberikan informasi baru tentang penelitian mengenai hubungan berat badan

dan pola diet dengan tekanan darah penderita hipertensi sehingga dapat

menjadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam membuat

sebuah karya ilmiah.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Hipertensi

1. Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri akibat

fenomena siklus, yang digambarkan sebagai resiko tekanan sistolik terhadap

diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang terjadi saat ventrikel

berkontraksi. Dan tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat

jantung beristirahat (Smeltzer & Bare, 2002). Tekanan puncak terjadi saat

ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah

tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat nilai normal tekanan darah

pada orang dewasa berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg dengan

rata-rata tekanan darah normal 120/80 mmHg.

Tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap

satuan luas dinding pembuluh. Bila seseorang mengatakan bahwa tekanan dalam

pembuluh adalah 100 mmHg hal itu berarti bahwa daya yang dihasilkan cukup

untuk mendorong kolom air raksa melawan gravitasi sampai setinggi 100 mm

(Guyton & Hall, 2008). Tekanan darah juga didefinisikan sebagai kekuatan

lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung

(Potter & Perry, 2005). Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-

dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan

12
13

darah menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat ini. Hemodinamika

adalah suatu keadaan dimana tekanan darah dan aliran darah dapat

mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh (Muttaqin, 2012).

2. Definisi Hipertensi

Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan tekanan darah persisten dimana

tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 95 mmHg

(Smeltzer & Bare, 2002). Hipertensi juga didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90

mmHg (Price & Wilson, 2005). Hipertensi merupakan suatu keadaan

peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus-menerus yang disebabkan

oleh satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal (Levine & Fodor, 2003).

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120

mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering

menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan

semakin tingginya tekanan darah (Muttaqin, 2012). Menurut JNC hipertensi

terjadi apabila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (Wijaya & Putri 2013 ;

Tagor, 2003). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali

pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko
14

yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah

secara normal.

3. Klasifikasi Hipertensi

a. Klasifikasi berdasarkan etiologi

1) Hipertensi Esensial (Primer)

Hipertensi primer atau hipertensi essensial (idiopatik) adalah hipertensi

yang penyebabnya tidak diketahui. Hampir 90-95% penderita hipertensi.

termasuk hipertensi primer. Beberapa faktor yang berpengaruh dalan

terjadinya hipertensi esensial, seperti: faktor genetik, stres dan psikologis,

serta faktor lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan

berkurangnya faktor asupan kalium atau kalsium). Peningkatan tekanan

darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda hipertensi primer.

Umumnya gejala baru terlihat setelah terjadi komplikasi pada organ target

seperti: ginjal, mata, otak dan jantung (Wijaya & Putri, 2013).

2) Hipertensi Sekunder

Pada 5-10% kasus hipertensi merukapan penyebab hipertensi

sekunder, penyebabnya dan patofisiologi dapat diketahui dengan jelas

sehingga lebih mudah untuk dikendalikan dengan obat-obatan. Penyebab

hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor,

diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelainan endokrin lainnya seperti


15

obesitas, resisitensi insulin, hipertiroidisme, dan obat-obatan seperti

kontrasepsi oral dan kortikosteroid (Wijaya & Putri, 2013).

b. Klasifikasi berdasarkan derajat tekanan darah

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan JNC VIII (2015)

Derajat Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Pre-hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 Atau 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥ 160 Atau ≥ 100

4. Etiologi Hipertensi

Etiologinya banyak faktor dengan penyebab yang tidak dapat diidentifiksi,

tetapi beberapa yang umumnya terlibat berkaitan dengan homeostatik. Tekanan

darah tetap tinggi dan terus naik dari waktu ke waktu karena peningkatan

progresif dan terus-menerus dalam resistensi arteri perifer. Kenaikan terus-

menerus dalam resistansi arteri adalah karena retensi ginjal yang tidak sesuai

terhadap garam dan air atau ketidaknormalan pada dinding pembuluh.

Kondisi tingkat keparahan berhubungan langsung dengan adanya jumlah dan

besarnya faktor resiko, lamanya keberadaan faktor-faktor risiko, dan adanya

status penyakit yang menyertainya. Tingkat keparahan komplikasi hipertensi

meningkat saat tekanan darah, baik sistolik dan diastolik meningkat (Black &

Hawks, 2014).
16

5. Faktor Resiko Hipertensi

Faktor- faktor risiko dapat digolongkan menjadi risiko yang dapat diubah

dan risiko yang tidak dapat diubah.

a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah:

1) Riwayat Keluarga (genetik)

Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu pada

seseorang dengan riwayat hipertensi pada keluarga, beberapa gen

mungkin berinteraksi dengan yang lainnya dan juga lingkungan yang

dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu ke waktu.

Kecenderungan genetis yang membuat keluarga tertentu lebih rentan

terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan peningkatan kadar

natrium intraselular dan penurunan rasio kalsium natrium, yang lebih

sering ditemukan pada orang berkulit hitam. Seseorang dengan usia tua

yang memiliki hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi

dari pada usia muda (Wijaya & Putri, 2013).

2) Usia

Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30 – 50 tahun.

Peristiwa hipertensi meningkat dengan usia 50-60, klien yang berumur

lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

Penelitian epidemiologi begaimanapun juga telah menunjukkan

prognosis yang lebih buruk pada klien yang hipertensinya mulai pada

usia muda. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya terjadi pada orang


17

yang berusia lebih dari 50 tahun, dengan hampir 24% dari semua

orang terkena pada usia 80 tahun. Diantara orang dewasa, pembacaan

TDS lebih baik daripada TDD karena merupakan prediktor yang lebih

baik untuk kemungkinan kejadian dimasa depan seperti penyakit

jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal muda

(Wijaya & Putri, 2013).

3) Jenis Kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum

menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh

hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)

yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya

proses aterosklerosis. Efek perlindungan esterogen dianggap sebagai

penjelasan adanya imunitas wanita usia premonopause. Pada

premonopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon

esterogen tersebut yang selama ini melindungi pembuluh darah dari

kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon esterogen tersebut

berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita alami, yang umumnya

mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun muda (Wijaya & Putri,

2013).
18

4) Etnis

Statistik mortalitas mengindikasikan bahwa angka kematian pada

wanita dewasa berkulit putih dengan hipertensi lebih rendah yaitu pada

angka 4,7%, pria berkulit putih pada tingkat terendah berikutnya yaitu

6,3% dan pria berkulit hitam pada tingkat terendah berikutnya yatu

22,5% angka kematian tertinggi pada wanita berkulit hitam pada angka

29,3%. Alasan peningkatan prevalensi hipertensi di antara orang berkulit

hitam tidaklah jelas, akan tetapi peningkatannya dikaitkan dengan kadar

renin yang lebih rendah sensitivitas yang lebih besar terhadap

vasopressin, tingginya asupan garam, dan tingginya stress lingkungan

muda (Wijaya & Putri, 2013).

b. Faktor Risiko Yang Dapat Diubah

1) Stres

Stres meningkatkan resistensi vascular perifer dan curah jantung serta

menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Dari waktu ke waktu

hipertensi dapat berkembang. Stresor bisa dari banyak hal, mulai dari

suara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnya suplai oksigen, panas,

dingin, trauma, pengerahan tenaga berkepanjangan, respon pada

peristiwa kehidupan, obesitas, usia tua, obat-obatan, penyakit,

pembedahan dan pengobatan medis dapat memicu respons stres.

Rangsangan berbahaya ini dianggap oleh seseorang sebagai ancaman

atau dapat menyebabkan bahaya, kemudian sebuah respon


19

psikopatologis “melawan-atau-lari” (fight or flight) diprakarsai didalam

tubuh. Jika repons stres menjadi berlebihan atau berkepanjangan,

disfungsi organ sasaran atau penyakit akan dihasilkan. Sebuah laporan

dari lembaga stress amerika (American Institute of stress)

memperkirakan 60% sampai 90% dari seluruh kunjungan perawatan

primer meliputi keluhan yang berhubungan dengan stres muda (Wijaya

& Putri, 2013).

Stres diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. apabila stres

berlangsung lama dapat mengakibatkan tingginya tekanan darah yang

menetap. Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara

waktu dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa kembali normal.

Peristiwa yang mendadak yang menyebabkan stres dapat meningkatkan

tekanan darah, namun akibat stres berkelanjutan dapat menimbulkan

hipertensi belum dapat dipastikan (AS, 2010)

2) Berat Badan

Berat badan merupakan faktor yang dapat diubah dari peningkatan

tekanan darah. Berat badan yang berlebih (> 25% diatas BB ideal)

dikaitkan dengan perkembangan tekanan darah tinggi (Udjianti, 2011).

Berat badan yang berlebih (overweight atau obsesitas) akan

memperberat kerja jantung untuk memompa darah. Organ - organ vital

lain juga mendapatkan beban akibat banyaknya lemak didalam tubuh.


20

Akhirnya semua kondisi tersebut saling terkait menimbulkan hipertensi

dan penyakit lainnya (Wijaya & Putri, 2013).

Penelitian epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas

merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. pada penyelidikan

dibuktika bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien

obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita

yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara,

ini menyebabkan ada hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila

berat badan meningkat diatas berat badan ideal maka resiko hipertensi

juga meningkat (AS, 2010)

3) Diet

Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung dapat

berhubungan dengan berkembangnya tekanan darah tinggi (Udjianti,

2011). Mengkonsumsi makanan tinggi lemak akan menyebabkan

timbulnya plak yang tersusun di pembuluh darah atau disebut

aterosklerosia. Pertambahan plak dapat terjadi dipembuluh darah apa

saja. Jika terjadi diarteri koroner jantung seseorag akan beresiko

mengalami serangan jantung. Makanan yang berlemak tinggi, kolesterol

tinggi sodium juga mengakibatkan kecendrungan hipertensi (Vaughans,

2013). Masukan garam dari makanan bagi kebanyakan orang melampaui

kebutuhan fisiologis tubuh. Sumber utama garam adalah makanan yang


21

sudah diolah. Salah satu faktor menaikkan tekanan darah pada sebagian

orang adalah konsumsi garam yang tinggi (Back, 2011).

Konsumsi Natrium bisa menjadi faktor penting dalam perkembangan

hipertensi esensial. Paling tidak 40% dari klien yang akhirnya terkena

hipertensi akan sensitive terhadap garam dan kelebihan garam mungkin

menjadi penyebab pencetus hipertensi pada individu ini. Diet tinggi

garam mungkin menyebabkan pelepasan hormone natriuretik yang

berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung meningkatkan tekanan

darah. Muatan natrium juga menstimulasikan mekanisme vasopressor

didalam System Saraf Pusat (SSP). Penelitian juga menunjukan bahwa

asupan diet rendah kalsium, kalium dan magnesium dapat berkontribusi

dalam pengembangan hipertensi (Black & Hawks, 2014).

4) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik seperti olahraga dapat menurunkan tekanan darah

untuk beberapa jam sesudahnya. Seseorang yang senang berolahraga

cendrung mengkonsumsi makanan sehat, tidak merokok dan tidak

mengkonsumsi alkohol, walaupun olahraga memiliki efek langsung

terhadap penurunan tekanan darah. Seseorang sebaiknya berolahraga

secara teratur dan secukupnya dari pada melakukannya secara

berlebihan dan tidak teratur). Olahraga yang tidak cukup dapat

menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas yang merupakan

faktor terjadinya hipertensi (Thomas et al, 2002 : Potter & Perry 2005).
22

6. Penatalaksanaan Hipertensi

a. Pengobatan Farmakologi

Tujuan utama dari farmakologi adalah mengurangi morbiditas dan

mencegah terjadinya komplikasi. Keputusan untuk memulai pengobatan

antihipertensi berdasarkan pada derajat hipertensi, terdapatnya manifestasi

klnis penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ target dan terdapatnya

penyakit penyerta yang memperberat kondisi pasien. Penatalaksanaan

hipertensi dengan obat dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan

sesuai dengan kebutuhan dan usia. Pemberian obat juga harus dapat

melindungi pasien terhadap peningkatan tekanan darah saat bangun tidur

(Riaz, 2012).

Obat-obatan yang digunakan dalam terapi hipertensi adalah (Riaz, 2012):

diuretik meliputi tiazide, diuretik hemat kalium, dan loop diuretik, agen

penghambat alpha-andrenergik dan beta –adrenergik, vasodilatator peripheral,

kalsium khannel blocker, non dihydropyridine, angiotensin-konverting

enzyme (ACE) inhibitor, antagonis reseptor angiotensin II, antagonis

aldesteron.

b. Penatalaksanaan nonfamakologi

Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sanga

penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi.

Penatalaksanaan hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari:


23

mempertahankan berat badan ideal, mengurangi asupan natrium (sodium),

membatasi konsumsi alkohol, mengkonsumsi K dan Ca dengan baik, tidak

merokok, dan penurunan stres.

Di Indonesia hipertensi termasuk kedalam penyakit tidak menular yang

perlu diperhatikan dimana setiap tahunnya prevalensi hipertensi meningkat.

Ini dikarenakan faktor-faktor hiperteni baik faktor yang dapat dimodifikasi

maupun faktor yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya berat badan,

genetik, usia, jenis kelamin, diet, stres dan aktifitas fisik (Vaughans, 2013).

B. Berat Badan

1. Definisi Berat Badan

Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam

keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun, berat badan diukur

dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram (kg). Dengan mengetahui

berat badan, dapat diperkirakan tingkat kesehatan atau gizi seseorang saat

sekarang, dan bila dilakukan secara periodik, yaitu sebulan sekali akan dapat

memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang

ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh. Berat badan dipakai

sebagai indikator untuk mengetahui keadaan gizi seseorang. Pada orang normal

berat badan merupakan keadaan yang stabil karena asupan makanan akan

disesuaikan dengan pengeluaran energi melalui aktivitas pusat “makan” dan


24

“kenyang” yang tekoordinir didalam hipotalamus. Tanda-tanda yang mengatur

interaksi pusat-pusat ini mencakup berbagai faktor, dan kontrol jangka panjang

dan pendek dianggap operatif. Apapun mekanisme sistem secara normal efisien

melebihi periode berbulan-bulan sampai bertahun - tahun.

2. Klasifikasi Berat Badan

Perbandingan (rasio) berat badan/tinggi badan sering digunakan untuk menilai

berat badan pada orang dewasa, untuk mengetahui apakah berat badannya

tergolong kurus, normal, lebih atau obesitas. Perbandingan ini dinamakan Indeks

Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT adalah berat badan

dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Rumusnya

adalah sebagai berkut (Almatsier, et al, 2011) :

( )
IMT = (

Untuk mengklasifikasikan berat badan digunakan pengukuran Body Mass

Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT). Berdasarkan Index Massa Tubuh

(IMT) untuk penduduk Indonesia menjadi kurus, normal, dan berat badan

lebih/obesitas (Riskesdas, 2013).

Tabel 2.2 Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut WHO (2011)

Kategori IMT Risiko Penyakit


Kurus (underweight) <18,5 kg/m2 Rendah
Berat badan normal 18,5-24,9 Rata-rata
Berat badan berlebih 25-29,9 Meningkat
(overweight)
Obesitas ≥30 Berbahaya
25

3. Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu faktor yang dapat dikontrol untuk

menghindari terjadinya penyakit yang berbahaya seperti jantung dan stroke,

untuk itu perlu adanya pengontrolan pada berat badan. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi peningkatan berat badan atau akumulasi lemak didalam tubuh

adalah:

a. Genetik

Efek genetik bersifat kompleks dan poligeni dengan kemungkinan

diturunkan 20-40%. Itulah sebabnya orangtua yang memiliki berat badan

yang berlebih cenderung memiliki anak-anak yang memiliki berat badan

berlebih.

b. Lingkungan

Makanan yang mengandung lemak yang tinggi, tinggi kalori, dan gaya

hidup yang jarang berolahraga dapat meningkatkan lemak didalam tubuh.

(Davey, 2005).

4. Hubungan Berat Badan dengan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Berat badan merupakan salah satu faktor yang dapat diubah pada tekanan

darah penderita hipertensi. berat badan yang berlebih (overweight atau obesitas)

merupakan resiko terjadinya berbagai penyakit dan gangguan tubuh seperti


26

penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan kolesterol darah tinggi dan juga

meningkatkan risiko terhadap penyakit osteoarthritis (Almatsier, et al, 2011)

Menurut Barasi (2009), ada beberapa mekanisme yang menjelaskan eratnya

kaitan antara akumulasi lemak yang berlebih didalam tubuh (obesitas) dengan

meningkatnya tekanan darah yaitu bertambahnya volume darah sebagai akibat

peningkatan retensi garam yang disebabkan oleh efek antinatriuretik dari

kenaikan kadar insulin. Perubahan kadar hormon yang mempengaruhi regulasi

tekanan darah, produksi kortisol oleh jaringan adiposa meningkat, leptin dan

angiotensin yang dilepaskan dari jaringan adiposa menimbulkan efek hipertensi

langsung.

Saat kadar lemak didalam tubuh meningkat akan terjadi penurunan

kemampuan jaringan adiposa untuk merespon sinyal regulator (pengatur),

sehingga akan mengakibatkan meningkatnya kadar lipid dalam sirkulasi serta

resiko penimbunan lemak. Penimbunan lemak tersebut dapat menyebabkan

pembuluh darah menyempit, jaringan lemak akan menekan pembuluh darah,

sehingga tidak bisa mengembang secara sempurna (kurang elastis). Dampaknya

aliran darah ke seluruh tubuh pun terganggu. Hal ini memaksa jantung memompa

darah lebih keras, sehingga tekanan darah meningkat dan terjadilah penyakit

hipertensi (Khasanah, 2012).

Mengkonsumsi lemak yang berlebih merupakan salah satu bentuk pola

makan yang tidak baik bagi penderita hipertensi, dimana akan menyebabkan

peningkatan tekanan darah. Tingkat tekanan darah merupakan sifat kompleks


27

yang ditentukan oleh interaksi berbagai faktor genetik, lingkungan dan

demografik yang mempengaruhi dua variabel hemodinamik yaitu curah jantung

dan resistensi perifer total. Total curah jantung dipengaruhi oleh volume darah

sementara volume darah sangat bergantung pada homeostasis natrium.

Penurunan ekskresi natrium pada keadaan tekanan arteri normal mungkin

merupakan peristiwa awal dalam hipertensi esensial dimana penurunan ekskresi

natrium dapat menyebabkan meningkatnya volume cairan, curah jantung dan

vasokontriksi perifer sehingga tekanan darah meningkat. mengkonsumsi natrium

(Robbins, 2004).

C. Pola Diet

1. Definisi Diet

Diet adalah pilihan makanan yang lazim di maka seseorang atau suatu

populasi penduduk (Back, 2011). Diet merupakan suatu kebiasaan makan dan

minum seseorang, diet seseorang dapat bervariasi dari hari ke hari, pengolahan

makanan memberi efek besar pada kandungan makanan yang mereka makan.

Diet yang menyebabkan terjadinya hipertensi adalah diet tinggi garam dan diet

tinggi lemak. Diet seperti ini merupakan suatu bentuk pola makan yang salah,

faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi.

makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah

tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah karena mengandung natrium dalam

jumlah yang berlebih (AS, 2010)


28

Natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi.

mengkonsumsi natrium yang berlebihan menyebabkan konsentrasi natrium

didalam cairan ekstraseluler meningkat. untuk menormalkannya cairan

intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya

volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi (AS, 2010).

Diet yang baik pada penderita hipertensi adalah diet yang ditujukan untuk

membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah

menuju batas normal. Beberapa penelitian menjelaskan pengaturan pola makan

dengan pelaksanaan diet dapat memperkecil resiko hipertensi dibandingkan

dengan yang tidak mengatur pola makan.

2. Klasifikasi

Pengaturan diet dan asupan makanan mengacu kepada perencanaan pola

makan CSIRO Healthy Diet yaitu diet rendah lemak, rendah garam, tinggi

sayuran dan buah-buahan (CSIRO, 2017).

Menurut Dalimartha, dkk (2008), untuk membantu menaggulangi tekanan

darah tinggi dengan pola diet makanan baik dan seimbang, secara garis besar ada

empat macam diet:

a. Diet rendah garam

Ada tiga macam diet rendah garam (sodium) yaitu; 1). Diet ringan,

boleh mengkonsumsi 1,5-3 gram sodium pehari, senilai dengan 3,75-7,5


29

gram garam dapur, 2). Diet menengah, boleh mengkonsumsi kurang dari

0,5-1,5 gram sodium per hari, senilai dengan 1,25-3,75 gram garam perhari,

3). Diet berat, hanya boleh mengkonsumsi kurang dari 0,5 gram sodium atau

kurang dari 1,25 gram garam dapur per hari. Tujuan diet rendah garam untuk

membantu menghilangkan retensi (penahan) air dalam jaringan tubuh

sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas

Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan

menurunkan berat badan bagi penderita yang kegemukan. Beberapa yang

harus diperhatikan dalam mengatur diet ini yaitu; 1). Hindari penggunaan

lemak hewani, margarin, dan mentega terutama goreng-gorengan atau

makanan yan digoreng dengan minyak, 2). Batasi konsumsi daging, hati,

limpa, dan jenis jeroan lainnya serta seafood (udang, kepiting), minyak

kelapa, dan kelapa (santan), 3). Gunakan susu skim untuk pengganti susu

full cream, 4). Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jensi kacang-

kacangan lainnya, 5). Batasi konsumsi kuning telur paling banyak tiga butir

dalam seminggu, 6). Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-

manis seperti; sirup, kue, biskuit, dll, 7). Lebih banyak mengkonsumsi

sayuran dan buahan

c. Diet tinggi serat

Penderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengkonsumsi

makanan berserat tinggi beberapa contoh jenis makanan yang mengandung


30

serat tinggi; 1). Golongan buah-buahan seperti; jambu biji, belimbing, jambu

kol, kedondong, anggur, markisa, papaya, jeruk, mangga, apel, semangka dan

pisang, 2). Golongan sayuran seperti; daun bawang, jamur, bawang putih,

daun dan kulit melinjo, buah kelor, daun kacang panjang, kacang panjang,

daun singkong, daun ubi jalar, lobak, tomat, kangkung, touge, buncis, pare,

kol, wartel, bayam dan sawi, 3). Golongan protein nabati seperti: kacang

tanah, kacang hujau, kacang kedelai, kacang merah, dan biji-bijian (beras

merah, jagung).

d. Diet rendah kalori jika kelebihan berat badan

Orang yang berat badannya lebih akan beresiko tinggi terkena

hipertensi. Demikian juga orang yang berusia diatas 40 tahun.

Penanggulangan hipertensi dapat diakukan dengan pembatasan asupan kalori

dengan mengurangi asupan kalori sekitar 25% dan menu makanan harus

seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

3. Hubungan Pola Diet dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Diet merupakan suatu kebiasaan makan dan minum seseorang. Seseorang

yang memiliki kebiasaan buruk pada pola makan akan berdampak pada tekanan

darahnya. Dimana pada seseorang yang terbiasa mengkonsumsi diet tinggi garam

dan diet tinggi lemak akan meningkatkan tekanan darahnya. Dimana faktanya

asupan garam merupakan faktor penting yang memiliki hubungan utama dengan
31

terjadinya hipertensi dalam beberapa situasi (AS, 2010). Menurut Qin, (2014),

ada hubungan positif antara asupan garam dan tekanan darah tinggi.

Asupan garam berlebih menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh

karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan

volume dan tekanan darah. Diet tinggi lemak juga akan menyebabkan terjadinya

peningkatan tekanan darah. Makanan berlemak tinggi dan berkolesterol tinggi

terkait dengan munculnya plak yang tersusun di pembuluh darah, disebut

aterosklerosis. Pertambahan plak dapat terjadi di pembuluh darah apa saja, dan

akan mengakibatkan kecenderungan hipertensi ( Vaughans, 2013)


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang

didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan darah dikatakan normal apabila

berada pada 120/80 mmHg. Nilai 120-139/80-89 mmHg dianggap sebagai

prehipertesi (National High Blood Pressure Education Progress, NHBPEP, 2003)

(Parry & Potter, 2005). Peningkatan tekanan darah secara progresif akan

menyebabkan seseorang semakin beresiko untuk menderita penyakit hipertensi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu faktor yang dapat dikontrol dan

faktor yang tidak dapat dikontrol.

Beberapa faktor risiko yang tidak dapat dikontrol seperti genetik, usia, jenis

kelamin, dan ras. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikontrol berhubungan dengan

faktor lingkungan berupa perilaku atau gaya hidup seperti berat badan berlebih

(overweight atau obesitas), kurang aktivitas atau kurang olahraga, stres, dan konsumsi

makanan. Konsumsi makanan yang memicu terjadinya hipertensi diantaranya adalah

konsumsi makanan asin, konsumsi makanan manis, dan konsumsi makanan berlemak

(Bustan, 2007). Menurut Vaughans (2013), tingginya prevalensi kejadian hipertensi

disebabkan oleh banyak variabel baik variabel yang dapat dikonrol dan faktor yang

tidak dapat dikontrol. Variabel yang dapat dikontrol antaranya stres, diet, rokok, dan

medikasi. Variabel yang tidak dapat dikontrol diantaranya usia, gender dan ras.

32
33

Berat badan merupakan salah satu faktor yang dapat dikontrol pada penderita

hipertensi. Berat badan sangat erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah,

karena semakin besar massa tubuh atau berat badan yang berlebih maka semakin

banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan

tubuh. Ini berarti bahwa volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi

meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri (AS, 2010).

Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa berat badan berlebih atau obesitas

merupakan ciri khas pada populasi hipertensi. Untuk menilai berat badan seseorang

termasuk kedalam kategori kurus, normal, lebih atau obesitas maka digunakan

perbandingan (rasio) berat badan/tinggi badan yang dinamakan Indeks Massa Tubuh

(IMT) atau Body Mass Index (BMI) (WHO, 2011).

Selain berat badan, meningkatnya tekanan darah juga disebabkan karena faktor

diet yaitu diet tinggi garam dan diet tinggi lemak (Udjianti, 2011). Mengkonsumsi

makanan tinggi lemak akan menyebabkan timbulnya plak yang tersusun di pembuluh

darah atau disebut aterosklerosis. Pertambahan plak dapat terjadi dipembuluh darah

apa saja. Jika terjadi di arteri jantung koroner seseorang akan beresiko mengalami

serangan jantung. Makanan yang berlemak tinggi, kolesterol tinggi, dan sodium

tinggi juga mengakibatkan kecendrungan terjadinya hipertensi (Vaughans, 2011).

Para ahli umumnya bersepakat bahwa faktor resiko yang utama meningkatnya

hipertensi adalah perilaku atau gaya hidup (life style), prilaku di Indonesia pada

umumnya kurang makan buah dan sayur 93,6% dan 24,5% yang berusia di atas 10

tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, ini merupakan salah satu penyebab
34

dan faktor resiko meningkatnya penderita hipertensi (Herwati, 2013). Mengkonsumsi

makanan tinggi garam merupakan faktor penting dalam patogenesis hipertensi.

Garam dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan

di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari yang setara dengan

110 mmol natrium atau 2400 mg/hari. Asupan natrium akan meningkat menyebabkan

tubuh merentensi cairan yang meningkatkan volume darah (AS, 2010). Lembaga

Penelitian Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO)

menyebutkan bahwa salah satu diet yang dianjurkan untuk penderita kardiovaskuler

salah satunya hipertensi adalah CSIRO Healthy Diet yaitu diet rendah lemak, rendah

garam, tinggi sayuran dan buah-buahan (CSIRO, 2017).


35

Faktor yang mempengaruhi


tekanan darah hipertensi:
Faktor yang tidak dapat diubah:
 Usia
 Jenis Kelamin
 Etnis Tekana
 Genetik

Hiper
Faktor yang dapat diubah: tensi
 Berat Badan : IMT
 Pola Diet:
Diet rendah garam, diet
rendah lemak, dan diet
tinggi serat
 Aktivitas Fisik
 Stres

Tabel 3.1. Kerangka Teori Penelitian

Sumber: AS (2010), WHO (2011), Vaughans (2011), Parry & Potter (2005)

B. Kerangka Konsep

Berikut ini adalah skema kerangka konsep untuk mengetahui hubungan berat

badan dan pola diet dengan tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas Air

Dingin Padang Tahun 2017.


36

Variable Independen Variabel Dependen

Berat Badan :IMT

Pola Diet Darah

Penderita

Tabel 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep penelitian maka dapat dirumuskan bahwa hipotesa

sebagai berikut:

Ha1 : ada hubungan antara berat badan dan pola diet penderita hipertensi di

Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017.

Ha2 : ada hubungan antara berat badan dan pola diet dengan tekanan darah penderita

hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini adalah survei analitik cross sectional yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

time approach). Pada penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel

dependen, dimana variabel independennya adalah berat badan dan pola diet, dan

variabel dependennya adalah tekanan darah penderita hipertensi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan berat badan dan pola diet dengan tekanan

darah penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017.

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut populasi

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota

dari suatu himpunan yang ingin diketahui karakteristiknya berdasarkan inferensi

atau generalisasi (Supardi & Rustika, 2013). Populasi penelitian ini adalah pasien

yang berkunjung di Puskesmas Air Dingin yaitu rata-rata pasien yang berkunjung

pada bulan Januari- Maret sejumlah 271 orang.

37
38

2. Sampel

Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel merupakan bagian populasi yang

akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Maka besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Lameshow

(Hidayat, 2014) :

≈ 146 Orang

Keterangan :
n = Besar sampel

N = Jumlah populasi

= Nilai standar normal α = 0,05 (1,96)

p = Perkiaan proporsi prevalensi kejadian di Kota Padang menurut

Riskesdas (2013) adalah 29%, p = 0,29

d = Tingkat kepercayaan /ketepatan yang diinginkan (d = 0,05)


39

Jadi jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 146 orang, sampel diambil

dengan teknik pengambilan purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri, atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

Adapun kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah:

 Pasien yang terdiagnosa hipertensi

 Bersedia menjadi responden

 Klien yang bisa baca tulis dan berkomunikasi dengan baik

 Responden yang tinggal di daerah Wilayah Kerja Puskesmas Air

dingin Adapun kriteria eklusi sampel dalam penelitian ini adalah:

 Responden yang mengalami komplikasi penyakit lain seperti jantung, DM,

gagal ginjal

 Responden yang mengalami kelumpuhan

 Tidak kooperatif

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun 2017,

penelitian ini dilakukan dari bulan Februari- Juni 2017.


40

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (Independent)

Variabel bebas, sebab, dan mempengaruhi variabel lain. Variabel independent

dalam peneitian ini adalah berat badan dan pola diet

b. Variabel terikat (Dependent)

Variabel tergantung, terikat, akibat, terpengaruhi oleh variabel lain. Variabel

dependent dalam penelitian ini adalah tekanan darah penderita hipertensi.


41

2. Defenisi Operasional Variabel

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur
Tekanan Tekanan yang Observasi Sphygmomanome Interval Pengukuran
darah ditimbulkan ter dan stetoskop Tekanan
pada dinding darah
arteri dalam
mmHg

Berat Massa tubuh Observasi Timbangan berat Interval Pengukuran


Badan meliputi otot, badan dan IMT dalam
tulang, lemak, lembar pencatatan Kg/m2
cairan tubuh,
organ, dan
lain-lain yang
diukur
menggunakan
timbangan

Pola Diet Pilihan Wawancara Kuisoner Short Ratio  0-21


makanan yang terpimpin Fat  >21
lazim dimakan Qustionare
(SFQ)
seseorang atau
suatu populasi
penduduk
penderita
hipertensi
42

E. Instrument Penelitian

Di dalam pegumpulan data dengan cara apapun, selalu diperlukan suatu alat yang

disebut instrument pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

1. Lembar Persetujuan

Digunakan sebagai bukti kesediaan responden penelitian

2. Lembar Observasi

Pada lembar observasi ini terbagi atas 2 yaitu:

a. Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah ini mengunakan stetoskop dan sphymomanometer.

b. Pengukuran Berat Badan

Pengukuran berat badan ini menggunakan pengukuran Indeks Massa Tubuh

(IMT), menggunakan timbangan berat badan dan tinggi badan.

3. Kuisoner Angket Penelitian

Daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana

responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal wawancara) memberikan

jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Dengan demikian

kuesioner sering juga disebut “daftar pertanyaan” (formulir) (Notoatmodjo,

2010).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data demografi dan

Kuesioner Short Fat Questinare (SFQ) yaitu kuesioner tentang gambaran pola

diet atau pola makan seseorang. SFQ berasal dari jurnal penelitian Dobson, et al
43

(1993) yang mengacu kepada CSIRO Healthy Diet yang terdiri dari 21

pertanyaan, dan telah digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu oleh Dewi

(2015).

Semua pernyataan dalam kuisoner disusun dalam bentuk pernyataan positif

dan terdapat 5 pilihan jawaban dengan rentang skor 4 sampai 0. Pola diet

dikatakan baik jika skornya antara 0 sampai 21 dan dikategorikan tidak baik jika

skornya > 21.

F. Etika Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etik sebagai berikut:

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed consent)

Sebelum lebar persetujuan diberikan kepada responden, peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian. Kemudian lembar persetujuan diberikan kepada

responden dengan mempertimbangkan kriteri inklusi. Jika responden menolak

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormatinya. Namun selama

penelitian tidak ada peneliti mendapatkan responden yang menolak.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Penelitian tidak mencantumkan nama responden pada lembar hasil penelitian

dan hanya menggunakan inisial untuk menjaga kerahasiaan responden.


44

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti dan lembar pengisisan

responden disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

4. Keadlilan (Justice)

Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan hak responden untuk

mendapatkan perlakuaan yang sama baik sebelum, saat maupun sesudah

berpartisipasi dalam penelitian.

5. Kejujuran (Honesty)

Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan

metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur dalam kekurangan atau

kegagalan metode yang dilakukan.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui hasil penelitian secara langsung terhadap objek

yang diteliti. Data primer pada penelitian ini adalah berat badan, pola diet dan

tekanan darah penderita hipertensi.

2. Data Sekunder

Data yang didapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian. Dimana

data sekunder penelitian ini adalah data dari Dinas Kesehatan Kota Padang dan

data dari Puskesmas Air Dingin.


45

3. Tahap Pengumpulan Data Awal

Peneliti meminta surat izin kepada bagian akademik yang ditujukan ke Dinas

Kesehatan Kota Padang. Setelah peneliti mendapatkan surat izin penelitian dari

Dinas Kesehatan Kota Padang yang ditujukan ke Puskesmas Air Dingin Padang,

kemudian peneliti menyerahkan surat izin tersebut kepada Pimpinan Puskesmas

Air Dingin Padang. Kemudian setelah mendapatkan surat persetujun dari

Pimpinan Puskesmas Air Dingin Padang peneliti melakukan pengambilan data

awal.

4. Cara Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data peneliti meminta kepada responden penderita

hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang yang sesuai dengan kriteria inklusi

untuk menjadi responden. Lalu peneliti membina hubungan saling percaya

dengan responden. Setelah itu responden diorientasikan terhadap penelitian.

Kemudian peneliti memberikan surat persetujuan menjadi responden kepada

responden dan meminta responden menandatangani surat tersebut. Lalu peneliti

memeriksa tekanan darah responden dengan sphygmomanometer dan stetoskop.

Lalu peneliti memeriksa berat badan dan tinggi badan responden dengan alat

ukur timbangan berat badan dan tinggi badan. Kemudian peneliti memberikan

kuisoner kepada responen untuk mengetahui identitas dan pola diet responden

dan peneliti mengumpulkan kuisoner yang telah diisi responden.


46

H. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul kemudia dioalah dengan bantuan komputer yaitu

pengolahan SPSS dengan tahapan sebagai berikut (Notoadmodjo 2010) :

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Terlebih dahulu dilakukan penyuntingan (editing) terhadap hasil wawancara

atau angket. Setelah melakukan editting peneliti tidak menemukan data yang

kurang atau missing data

2. Pengkodean Data (Coding)

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng

”kodean” atau ”coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis kelamin: 1= laki-laki, 2=

perempuan

3. Memasukkan Data (Entry)

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angkat atau huruf) dimasukkan kedalam program atau “software”

komputer.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Setelah semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, maka dicek kembali untuk melihat kemungkinan–kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.


47

5. Tabulasi Data (Tabulating)

Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi (persentase) dari variabel

dan sub variabel yang diteliti.

I. Teknik Analisa Data

Menurut Notoadmodjo (2010), analisa data suatu penelitian, biasanya melalui

prosedur bertahap antara lain:

1. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisa univariat tergantung dari

jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median

dan standar deviasi. Pada penelitian ini analisa univariatnya adalah veriabel berat

badan, veriabel pola diet yang merupakan data numerik dan veriabel tekanan

darah yang merupakan data numerik.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Dan analisa bivariat pada

penelitian ini adalah veriabel berat badan dan tekanan darah penderita hipertensi

dan variabel pola diet dan tekanan darah penderita hipertensi. dengan uji partial

correlation suatu metode pengukuran keeratan hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat dengan salah satu variabel bersifat konstan atau tetap

(Sunyoto & Setiawan, 2013).


48

Nilai korelasi (r) berkisar 0 sampai 1 atau bila dengan disertai arahnya

nilainya antara : -1 sampai dengan +1

r = 0 Tidak ada hubungan linier

r = -1 Hubungan berpola linier negatif sempurna

r = +1 Hubungan berpola linier positif sempurna (Pallant, J., 2013)

Tingkat kemaknaan (α) 95% (0,05), maka jika nilai p < 0,05 berarti ada

hubungan bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen. Bila

nilai p ≥ 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna antara variabel independen

dengan variabel dependen.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Air Dingin Padang dari tanggal 8

Juni-22 Juni 2017. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

laki-laki dan perempuan yang mengalami penyakit hipertensi di Puskesmas Air

Dingin Padang Tahun 2017. Banyaknya responden dalam penelitian ini adalah 146

orang yang memenuhi kriteria inklusi.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Short Fat

Questinare (SFQ) dan lembar observasi dengan cara mengukur Indeks Massa Tubuh

(IMT) dan tekanan darah responden. Indeks Massa Tubuh (IMT) responden diukur

dengan menggunakan timbangan berat badan dan meteran, sedangkan tekanan darah

diukur dengan menggunakan spygmomanometer dan stetoskop. Pengumpulan data

dilakukan oleh peneliti dan hasil penelitian disajikan dalam dua bagian, yaitu analisa

univariat dan analisa bivariat.

49
50

B. Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang dilakukan pada responden penderita hipertensi di

Puskesmas Air Dingin Padang peneliti mendapatkan frekuensi (f) dan persentase (%)

dari karakteristik jenis kelamin dan umur responden . Untuk lebih jelasnya pada tabel

5.1 disajikan distribusi frekuensi dari jenis kelamin dan umur

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Penderita Hipertensi Di Puskesmas


Air Dingin Lubuk Minturun Padang Tahun 2017(n=146)

No. Karakteristik Responden Jumlah (%)


1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 46 31.5
b. Perempuan 100 68.5
2. Umur
a. 36-45 tahun 15 10.3
b. 46-55 tahun 68 46.6
c. 56-65 tahun 35 24.0
d. >65 tahun 28 19.0
TOTAL 146 100.0

Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa sebahagian besar responden

penderita hipertensi adalah perempuan dengan jumlah 100 orang (68.5%). Hampir

separuh dari responden penderita hipertensi berusia 46-55 tahun dengan jumlah 68

orang (46.6%).

C. Uji Normalitas Data

Pada penelitian ini variabel dependen adalah tekanan darah dan variabel

independen berupa berat badan dan pola diet, dan akan diuji normalitasnya untuk

menentukan jenis hipotesis yang akan digunakan. Instrumen yang digunakan untuk
51

menguji normalitas sebaran data adalah instrumen analitik, yaitu Kolmogrov-

Smirnov, karena jumlah sampel yang digunakan >50 (Dahlan, 2011).

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Hubungan Berat Badan dan Pola Diet Dengan
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin
Padang Tahun 2017 (n=146)

Kolmogorov-Smirnova
Statistik Df Sig.
Pola Diet 0.121 146 0.000
Berat Badan 0.125 146 0.000
Tekanan Darah 0.252 146 0.000

Tabel 5.2, menunjukkan hasil uji normalitas instrumen analitik yaitu, uji

Kolmogrov-Smirnov. Berdasarkan uji tersebut, variabel dependen tekanan darah dan

variabel independen pola diet dan berat badan memiliki nilai <0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ketiga data tersebut memiliki sebaran data tidak terdistribusi

normal. Karena sebaran data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji alternatif

korelasi Spearman untuk variabel berat badan dengan pola diet dan menggunakan uji

korelasi parsial untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan berat badan, pola diet

dengan tekanan darah.


52

D. Analisa Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 146 responden penderita

hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang menunjukkan bahwa rata-rata tekanan

darah, berat badan dan pola diet dikatakan tidak baik. Untuk lebih jelasnya pada tabel

5.3 disajikan nilai rata-rata, nilai minimum dan nilai maksimum responden

Tabel 5.3 Rata-Rata Tekanan Darah, Berat Badan Dan Pola Diet Pada
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun
Padang Tahun 2017 (n=146)

Variabel n Min Max Mean Std.


Deviation
Tekanan Darah 146 130 180 143.22 11.741
Berat Badan 146 13.8 34.1 24.005 4.1302
Pola Diet 146 15 42 26.45 6.688

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan darah

responden penderita hipertensi adalah 143.22 mmHg dengan tekanan darah minimum

130 mmHg, tekanan darah maksimum 180 mmHg, dan standar deviasi 11,741. Rata-

rata berat badan responden melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah

24.005 kg/m2 dengan berat badan minimum adalah 13.8 kg/m 2, berat badan

maksimum adalah 34.1 kg/m2 dan standar deviasi 4.1302. Rata-rata pola diet

penderita hipertensi adalah 26.45 dengan pola diet minimum adalah 15, pola diet

maksimum adalah 42 dan standar deviasi adalah 6.688.


53

E. Analisa Bivariat

Pada penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui kemaknaan,

kekuatan arah hubungan antara berat badan dan pola diet dilakukan uji Spearman,

dan mengetahui kemaknaan dan kekuatan arah hubungan antara berat badan, pola diet

dan tekanan darah dilakukan uji korelasi parsial

1. Hubungan Berat Badan dengan Pola Diet

Hasil penelitian yang dilakukan pada 146 responden penderita hipertensi di

Puskesmas Air Dingin Padang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

berat badan dan pola diet. Pola makan yang tidak baik dapat mempengaruhu

berat badan. Untuk lebih jelasnya pada tabel 5.4 disajikan nilai hubungan,

kekuatan dan arah hubungan antar variabel.

Tabel 5.4 Hubungan Berat Badan dengan Pola Diet Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun Padang Tahun 2017
(n=146)

Variabel r P (value)
Pola diet 0,181 0,029
Berat badan

Berdasarkan hasil uji statistik Spearman pada tabel 5.7 diatas diperoleh bahwa

nilai p = 0,029. Oleh karena, P (value) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan dengan pola diet, dengan

r=0,181 yaitu arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah.


54

2. Hubungan Berat Badan, Pola Diet dengan Tekanan Darah

Hasil penelitian yang dilakukan pada 146 responden penderita hipertensi di

Puskesmas Air Dingin Padang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

berat badan dan pola diet dengan tekanan darah. Pola makan yang tidak baik dan

berat badan yang berlebih dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Untuk

lebih jelasnya pada tabel 5.5 disajikan nilai hubungan, kekuatan dan arah

hubungan antar variabel berat badan, pola diet dengan tekanan darah.

Tabel 5.5 Hubungan Berat Badan, Pola Diet dengan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun
Padang Tahun 2017 (n=146)

Variabel C Pola Diet Berat Badan


Tekanan Darah Pola Diet r 1.000 .209
P (value) . .012
Df 0 143
Berat Badan r .209 1.000
P (value) .012 .
Df 143 0

Berdasarkan hasil uji statistik korelasi parsial pada tabel 5.8 diatas diperoleh

bahwa nilai p = 0,012. Oleh karena, P (value) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan dan pola diet dengan tekanan

darah dengan r = 0,209 yaitu arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Tekanan Darah

Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dari 146 responden penderita

hipertensi di Puskesmas Air Dingin Padang sebahagian besar (56.8%) responden

memiliki tekanan darah 140-159 mmHg. Dari 146 responden rata-rata memiliki

tekanan darah yaitu 143.22 mmhg dengan standar deviasi 11.741. Ini

menggambarkan bahwa sebaran nilai tekanan darah pada responden berada di

sekitar 140-159 mmHg dan termasuk kedalam kategori hipertensi derajat I.

Masih banyaknya responden yang memiliki tekanan darah pada kategori

hipertensi derajat I dikarenakan faktor-faktor penyebab hipertensi.

Faktor-faktor penyebab hipertensi diantaranya berat badan, pola makan,

aktivits fisik, stres, usia, jenis kelamin. Faktor berat badan dan pola makan

merupakan faktor yang dapat diubah pada pasien hipertensi, namun sebahagian

responden memiliki tekanan darah tinggi akibat tidak melakukan perubahan

kepada berat badan dan pola makannya. Sedangkan faktor jenis kelamin dan

umur merupakan faktor yang tidak dapat diubah pada pasien hipertensi, namun

jenis kelamin dan umur dapat mempengaruhi tekanan darah mereka.

Berdasarkan hasil penelitian ini pada tabel 5.1, didapatkan bahwa dari 146

responden penderita hipertensi, didapatkan sebahagian besar (68,5%) responden

55
56

berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Nieky (2014), dimana responden yang menderita hipertensi sebahagian

besar berjenis kelamin perempuan dimana, 42 responden (66.7%) berjenis

kelamin perempuan dan 21 responden (33.3%) berjenis kelamin laki-laki.

Lebih tingginya prevalensi perempuan dari laki-laki disebabkan karena

adanya perubahan hormon esterogen pada perempuan, yang mana akan

menyebabkan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). High Density

Lipoprotein (HDL) berfungsi untuk membantu merawat pembuluh darah. Pada

perempuan yang akan mengalami monopause, mereka akan mulai kehilangan

hormon esterogen, ini menyebabkan semakin besar resiko terjadinya peningkatan

tekanan darah.

Menurut Wijaya & Putri (2013), wanita sebelum mengalami menopause

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High

Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)

yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses

aterosklerosis. Efek perlindungan esterogen dianggap sebagai penjelasan adanya

imunitas wanita usia premonopause. Setelah wanita mengalami masa

premonopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon esterogen

yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus

berlanjut dimana hormon esterogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan

umur wanita alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun

muda.
57

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa hampir separuh (46.6%) responden

berusia 46-55 tahun. Dalam penelitian Komaling (2015), didapatkan bahwa

hampir separuh (33%) responden penderita hipertensi berusia > 45-55 tahun.

Banyaknya responden yang berusia 46-55 tahun menderita hipertensi karena

pengaruh dari degenerasi. Semakin bertambahnya umur maka akan

mempengaruhi sistem pada tubuh. Tubuh akan mengalami penurunan

metabolisme, termasuk tejadinya penurunan pada sistem fisiologi peredaran

darah terutama pembuluh darah. Terjadinya penurunan pada pembuluh darah

akan menyebabkan peningkatan pada tekanan darah.

Pada usia diatas 46 tahun biasanya seseorang akan mengalami peningkatan

tekanan darah yang berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah (Potter &

Perry, 2005). Terjadinya perubahan struktural dan fungsional pada sistem

pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi

pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang

pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah (Smeltzer & Bare, 2001).

2. Berat Badan

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa, dari 146 responden penderita

hipertensi didapatkan hasil ukur Indeks Massa Tubuh (IMT) responden rata-rata

yaitu 24.005 Kg/m2 dengan standar deviasi 4.1302. Ini menunjukkan bahwa nilai
58

sebaran data pada responden penderita hipertensi berada pada nilai mendekati

mean yaitu dengan rata-rata 24.005 Kg/m2. Hampir separuh (43.2%) responden

memiliki berat badan pada kategori overweight. Dalam penelitian Nieky (2014),

menunjukkan bahwa rata-rata responden termasuk dalam kategori Indeks Massa

Tubuh (IMT) overweight dengan jumlah responden 39 responden (61,9%)

Hampir separuh responden memiliki berat badan overweight, disebabkan

karena berlebihnya asupan lemak didalam tubuh. Tingginya kadar lemak akan

mengakibatkan terjadinya penimbunan lemak didalam tubuh, sehingga

menyebabkan pembuluh darah menyempit dan membuat kerja jantung

meningkat. Meningkatnya kerja jantung akan beresiko terjadinya peningkatan

tekanan darah. Menurut Wijaya & Putri (2013), berat badan berlebih (overweight

atau obsesitas) akan memperberat kerja jantung untuk memompa darah. Organ -

organ vital lain juga mendapatkan beban akibat banyaknya lemak didalam tubuh.

Akhirnya semua kondisi tersebut saling terkait menimbulkan hipertensi dan

penyakit lainnya.

Berdasarkan karakteristik responden didapatkan bahwa sebahagian besar

(68.5%) responden berjenis kelamin perempuan. Dari sebahagian besar (68.5%)

responden 43.2% responden memiliki rata-rata berat badan berlebih

(overweight/obesitas). Pada penelitian Nieky (2014), juga menunjukkan bahwa

sebahagian besar (66.7%) responden yang berjenis kelamin perempuan, (61.9%)

responden memiliki berat badan pada kategori overweight. Banyaknya

perempuan yang mengalami berat badan berlebih disebabkan karena proses


59

degeneraif dimana perempuan akan mulai kehilangan 30-50% massa otot total

pada usia 45 tahun dan akan digantikan dengan lemak tubuh.

Menurut Nurmalina (2011), banyaknya perempuan yang mengalami berat

badan berlebih karena proses penuaan, dimana metabolisme tubuh secara alami

akan melambat dan mobilitas yang rendah mempercepat proses penggantian

massa otot dengan lemak tubuh. Penurunan massa otot membantu untuk

mengurangi konsumsi kalori dan hampir setiap makanan diubah menjadi lemak.

Kelebihan berat badan pada perempuan setengah baya adalah terutama karena

faktor usia dan gaya hidup.

Berdasarkan hasil penelitian ini pada karakteristik responden didapatkan

hampir separuh dari responden penderita hipertensi berusia 46-55 tahun dengan

jumlah 68 orang (46.6%). Dari 46.6% responden yang berusia 46-55 tahun rata-

rata responden memiliki berat badan yang berlebih (overweight). Terjadinya

peningkatan umur dengan meningkatnya berat badan pada responden,

dikarenakan semakin meningkatnya usia maka akan terjadi penurunan

metabolisme, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya konsumsi pangan.

Terjadinya penurunan metabolisme pada tubuh akan menyebabkan penurunan

fungsi sistem di dalam tubuh. Apabila penurunan fungsi sistem pada tubuh

diikuti dengan peningkatan asupan lemak dan penurunan aktifitas fisik maka

akan terjadi penumpukan lemak didalam tubuh dan menyebabkan terjadinya

berat badan yang berlebih (overweight/obesitas).


60

Menurut Resni (2012), semakin bertambahnya usia maka harus diikuti dengan

penurunan asupan kalori karena semakin bertambahnya usia maka kebutuhan

lemak berkurang dan pada usia lanjut mengalami perubahan proporsi jaringan

lemak. Apabila bertambahnya usia tidak diimbangi dengan penurunan asupan

kalori maka terjadinya obesitas atau kegemukan. Namun hal ini tergantung pada

kondisi kesehatan, berat badan aktual, dan tinggi rendahnya tingkat aktivitas fisik

seseorang.

3. Pola Diet

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebahagian besar

(67,1%) responden memiliki pola diet tidak baik. rata-rata pola diet responden

adalah 26.45 dengan satndar deviasi 6.688. ini menunjukkan bahwa sebaran data

pada responden mendekati nilai rata-rata dimana sebahagian responden memiliki

pola diet 26.45. Banyaknya responden yang melakukan pola diet tidak baik

karena kebiasaan responden yang sering mengkonsumsi gorengan, santan yang

pekat, daging dan mengkonsumsi garam setiap harinya namun tidak diikuti

dengan konsumsi serat yang tinggi. Diet seperti ini merupakan suatu bentuk pola

makan yang salah.

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa makanan yang sering dikonsumsi

oleh responden adalah makanan yang berminyak dan makanan yang mengandung

santan yang pekat seperti gulai, gorengan, makanan yang mengandung garam,

kulit ayam serta daging. Didapatkan bahwa pada kategori mengkonsumsi


61

gorengan memiliki skor tertinggi yaitu 370. Hampir separuh (47.9%) responden

yang menjawab mengkonsumsi makanan berminyak 1-2 kali seminggu.

Mengkonsumsi santan yang pekat juga masih menjadi kebiasaan responden

dimana hampir separuh (49.3%) responden mengkosumsi santan 1-2 kali

seminggu. Selain mengkonsumsi gorengan dan santan, mengkonsumsi makanan

tinggi garam juga merupakan kebiasaan pada responden. Hampir separuh

(36.3%) responden menggunakan garam >2 kali seminggu. Ini merupakan suatu

bentuk pola diet yang tidak sehat yang dilakukan oleh responden.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Herwati (2014), didapatkan bahwa lebih

dari separuh (56.4%) responden mempunyai pola diet kurang baik. Dimana

sebagian besar (70.5%) responden sering makan gorengan, santan yang pekat,

daging sapi, otak, jeroan dan sebahagian besar (69.23%) responden sering

mengkonsumsi garam berlebih.

Menurut Dalimartha (2008), mentega terutama goreng-gorengan atau

makanan yang digoreng dengan minyak merupakan sumber makanan yang

mengandung lemak dan kolesterol tinggi dan termasuk bentuk pola makan yang

tidak sehat. Pola makan tidak sehat seperti ini jika dilakukan dalam jangka waktu

panjang maka akan berdampak bagi kesehatan tubuh seperti meningkatnya kasus

kegemukan serta penyakit degeneratif (AS, 2010). Survei kesehatan yang

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Indonesia terbukti bahwa adanya peningkatan

tingkat konsumsi garam, gula dan juga lemak yang berlebihan pada masyarakat

setiap tahunnya karena pengaruh makanan yang dikonsumsi (Riskesdas, 2013).


62

Rendahnya mengkonsumsi serat seperti buah dan sayur juga merupakan

bentuk pola diet yang tidak baik. Pada responden didapatkan hampir separuh

(44.5%) responden mengkonsumsi 2 buah buahan ukuran sedang perhari dan

mengkonsumsi sayuran ½ mangkok sampai 1 mangkok sayuran perhari (41.1%).

Seseorang dikatakan mengkonsumsi serat dengan baik apabila makan 2-3 porsi

(mangkok) buah dan 3-4 porsi (mangkok) sayuran setiap hari bagi perempuan

dan bagi laki-laki membutuhkan 3-4 porsi buah dan 4-5 porsi sayuran setiap hari.

Maka dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya asupan serat yang didapatkan

oleh responden.

Menurut Widyaningrum (2012), mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-

buahan dalam porsi yang memadai akan menjadi sumber asupan antioksidan bagi

tubuh. Dalam hal ini, antioksidan mampu menangkap radikal bebas dan

mencegah proses kerusakan pembuluh darah.

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan Berat Badan dengan Pola Diet

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa melalui uji korelasi Spearman didapatkan

nilai p = 0,029, dan r = 0,181. Apabila P (value) < 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara berat badan dengan pola diet,

dengan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah. Adanya hubungan

antara berat badan dan pola diet karena, pola diet merupakan salah satu faktor
63

yang mempengaruhi berat badan. Pada penelitian ini didapatkan dari sebahagian

besar (67,1%) responden memiliki pola diet tidak baik hampir separuh (43.2%)

responden memiliki IMT 25-29.9 dengan kategori berat badan overweight.

Dalam penelitian Qin (2014), menunjukkan bahwa dari sebahagian besar

responden yang memiliki pola diet tidak baik, hampir separuh (39.4%) responden

memiliki berat badan berlebih (overweight/obesitas). Ini membuktikan bahwa

seseorang yang melakukan pola diet yang tidak baik akan menimbulkan

terjadinya berat badan berlebih (overweight/obesitas).

Terjadinya berat badan berlebih pada responden yang melakukan pola diet

tidak baik karena terjadinya penimbunan lemak didalam tubuh. Terjadinya

penimbunan lemak disebabkan karena pola makan responden yang tidak baik.

Hampir separuh (47.9%) responden sering mengkonsumsi gorengan, dan hampir

separuh (49.3%) responden juga sering mengkonsumsi santan seperti gulai.

Gorengan dan santan merupakan makanan yang mengandung lemak. Tingginya

asupan lemak didalam tubuh akan menyebabkan terjadinya penumpukan lemak

dan ini akan menimbulkan berat badan berlebih.

Menurut Davey (2005), makanan yang mengandung lemak yang tinggi, tinggi

kalori, dan gaya hidup yang jarang berolahraga dapat meningkatkan lemak

didalam tubuh. Pada penelitian yang dilakukan oleh Herwati (2014),

menyebutkan bahwa hampir separuh responden mengkonsumsi makanan

mengandung lemak (kolesterol) setiap minggu, akan menyebabkan terjadinya

penumpukan lemak didalam tubuh dan menyebabkan berat badan berlebih.


64

Konsumsi lemak pada tubuh penting tapi dalam jumlah dan jenis yang tepat,

Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) merekomendasikan kecukupan angka

konsumsi lemak 25-35% total kebutuhan kalori harian masing-masing individu

(Mulyati, 2015). Apabila konsumsi lemak lebih dari kebutuhan tubuh maka akan

terjadi peningkatan akumulasi lemak didalam tubuh dan pembuluh darah arteri

ataupun vena kemungkinan besar dipenuhi oleh lemak yang menumpuk.

Lemahnya hubungan antara berat badan dan pola diet dikarenakan masih

banyak faktor yang mempengaruhi berat badan seperti aktifitas fisik dan genetik

Dimana pada hasil penelitian diapatkan bahwa dari 74 responden yang memiliki

berat badan berlebih 19 orang diantaranya memiliki berat badan berlebih namun

pola diet mereka baik. Ini dikarenakan faktor genetik atau faktor lainnya yang

membuat berat badan mereka berlebih. Dimana melalui hasil wawancara

ditemukan bahwa beberapa responden memiliki keturunan (genetik) berat badan

kurus.

Menurut Davey (2005), efek genetik bersifat kompleks dan poligeni dengan

kemungkinan diturunkan 20-40% kepada anak, itulah sebabnya orangtua yang

memiliki berat badan yang berlebih cenderung memiliki anak-anak yang

memiliki berat badan berlebih. Adanya faktor genetik pada seseorang yang

memiliki berat badan berlebih biasanya terkait dengan gaya hidup dalam

keluarga termasuk pola asuh orangtua.

Menurut Andriani & Kartika, (2011), orangtua yang memberikan pola asuh

makan yang salah dalam keluarga akan mengakibatkan anggota keluarga lain
65

seperti anak juga mempunyai perilaku makan yang salah. Apabila kebiasaan pola

makan ini terjadi dalam waktu panjang akan mengakibatkan anggota keluarga

mengalami berat badan berlebih. Dan nantinya beresiko mengalami penyakit

kardiovaskular seperti hipertensi pada saat anak beranjak dewasa.

Kecenderungan orangtua memiliki pola makan yang tidak sehat kemungkinan

terjadi akibat dari kurangnya pengetahuan orangtua tentang pola makan yang

sehat. Pada penelitian ini peneliti menemukan bahwa ada sebahagian responden

yang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui bagimana pola makan yang

sehat. Setiap harinya responden mengkonsumsi makanan dengan pola makan yan

tidak sehat seperti responden makan dengan gulai ditambah dengan ikan balado

namun tidak diiringi dengan sayur. Ini juga diakibatkan karena kebiasaan

masyarakat dimana pada masyarakat di minangkabau mereka sudah terbiasa

mengkonsumsi makanan yang bersantan seperti gulai dan gorengan. Pola makan

yang seperti ini akan menyebabkan berat badan responden berlebih dan beresiko

terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Masih rendahnya pengetahuan responden tentang pola makan yang sehat,

diakrenakan kurangnya informasi yang didapatkan responden. Dimana

kurangnya informasi responden tentang pola makan sehat maka perlu adanya

penyuluhan atau promosi kesehatan dari pemberi pelayanan kesehatan seperti

puskesmas. Puskesmas harus memberikan penyuluhan tentang bentuk pola

makan yang sehat kepada responden, agar pengetahuan responden tentang pola

makan meningkat.
66

2. Hubungan Berat Badan, Pola Diet dengan Tekanan Darah

Pada tabel 5.5 dapat dilihat hasil analisa korelasi parsial tentang hubungan

berat badan, pola diet dengan tekanan darah. Pada uji korelasi parsial didapatkan

nilai r= 0,209 dengan p = 0,012 (α < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara berat badan, pola diet dengan tekanan darah

dimana hubungan tersebut lemah. Sedangkan arah hubungan adalah positif

artinya semakin besar berat badan dan nilai pola diet seseorang maka akan

semakin meningkat tekanan darahnya.

Berat badan dan pola diet merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

tekanan darah. Dari hasil penelitian 146 responden penderita hipertensi

didapatkan sebahagian besar (56.8%) responden memiliki tekanan darah 140-

159 mmHg yaitu pada hipertensi derajat I. Dengan rata-rata tekanan darah

responden adalah 143.22 mmHg. Hampir separuh (43.2%) responden memiliki

IMT 25-29.9 dengan kategori berat badan overweight. Rata-rata IMT adalah 24

Kg/m2. Pada pola diet sebahagian besar (67.1%) responden memiliki pola diet

yang tidak baik, dengan rata-rata skor pola diet responden adalah 26.45.

Pada penelitian ini banyaknya responden yang mengalami peningkatan

tekanan darah, dikarenakan faktor berat badan dan pola diet yang tidak baik.

Seseorang yang melakukan pola diet yang tidak baik akan menimbukan

peningkatan berat badan. Berat badan seseorang berlebih karena adanya

peningkatan lemak didalam tubuh dan menimbulkan penumpukan lemak.

Penumpukan lemak terjadi diseluruh tubuh termasuk pada pembuluh darah.


67

Apabila penumpukan lemak terjadi pada pembuluh darah maka akan

menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan kerja jantung

meningkat, sehingga akan beresiko terjadinya hipertensi.

Pada hasil penelitian ini melalui analisa kuesioner didapatkan sebahagian

besar responden sering mengkonsumsi gorengan 1-2 kali seminggu,

mengkonsumsi santan/gulai 1-2 kali seminggu, mengkonsumsi garam > 2 kali

seminggu. Kebiasaan pola makan responden seperti ini akibat dari faktor

lingkungan. Lingkungan tempat tinggal responden yang mayoritas penduduk

bersuku Minangkabau menyebabkan responden sering mengkonsumsi makanan

tinggi lemak, seperti gulai, dendeng dan ikan balado yang menjadikan tidak

baiknya pola diet responden. Pola diet seperti ini akan menyebabkan terjadinya

berat badan berlebih dan beresiko terjadinya penyakit hipertensi.

Menurut Herwati (2014), pada masyarakat Sumatra Barat mereka terbiasa

mengkonsumsi makanan kolesterol lebih tinggi, sering mengkonsumsi daging

sapi berupa rendang, lemak jenuh tinggi (otak, paru, minyak). Kebiasaan makan

seperti ini menyebabkan masyarakat suku minang jauh lebih banyak berpotensi

menderita penyakit hipertensi, jantung koroner, penyakit stroke dari pada suku-

suku lain di Indonesia

Dalam penelitian Qin (2014), menyebutkan terdapat hubungan yang antara

berat badan dan pola diet dengan peningkatan tekanan darah. Dimana subyek

dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang melakukan pola diet tidak sehat

lebih mungkin untuk memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan mereka dengan
68

berat badan normal dan melakukan pola diet sehat. Ini terjadi karena lebih dari

separuh (56.3%) populasi mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi

garam.

Para ahli umumnya bersepakat bahwa faktor resiko yang utama meningkatnya

hipertensi adalah perilaku atau gaya hidup (life style), dimana gaya hidup

berkaitan dengan pola makan yang menjadi penyumbang utama terjadinya

hipertensi seperti diet tinggi garam, diet tinggi lemak. Hipertensi terjadi akibat

dari gaya hidup dan faktor lingkungan. Seseorang yang memiliki pola makan

tidak terkontrol dan mengakibatkan berat badan meningkat atau bahkan terjadi

obesitas merupakan pencetus awal timbulnya penyakit tekanan darah tinggi atau

hipertensi (AS, 2010)

Kebiasaan mengkonsumsi garam berlebih akan meningkatkan resiko tekanan

darah semakin meningkat, dimana menurut Back (2011), salah satu faktor

meningkatnya tekanan darah pada sebagian orang adalah konsumsi garam yang

tinggi. Apabila mengkonsumsi garam yang tinggi selama bertahun-tahun akan

meningkatkan tekanan darah karena kadar sodium dalam sel-sel otot halus pada

dinding arteri juga meningkat. Kadar sodium yang tinggi ini memudahkan

masuknya kalsium ke dalam sel-sel tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan

arteriol berkontraksi dan menyempit pada lingkar dalamnya sehingga terjadi

peningkatan tekanan darah.

Selain konsumsi garam, konsumsi lemak yang tinggi juga akan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Menurut Vaughans (2013),


69

mengkonsumsi makanan tinggi lemak akan menyebabkan timbulnya plak yang

tersusun di pembuluh darah atau disebut aterosklerosia. Timbulnya plak akan

mnyebabkan terjadinya berat badan berlebih (overweight/obesitas). Pada

penelitian epidemiologi berat badan yang berlebih merupakan ciri khas pada

pasien hipertensi. Curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas

dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai

berat badan normal dengan tekanan darah yang setara, ini menyebabkan ada

hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas

berat badan ideal maka resiko hipertensi juga meningkat (AS, 2010).

Namun pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa hampir separuh 37.0%

responden memiliki berat badan normal dan sebahagian kecil 12.3% responden

memiliki berat badan kurus. Dimana didapatkan hasil bahwa responden yang

memiliki IMT 17.2 dengan kategori berat badan kurus dan nilai pola diet 21

dengan kategori pola diet baik. Dimana kebiasaan responden dalam

mengkonsumsi santan kurang dari 1 kali seminggu dan mengkonsumsi gorengan

1-2 kali seminggu masih memiliki tekanan darah 150/100 mmHg. Ini

membuktikan bahwa seseorang yang memiliki berat badan normal atau kurus

juga dapat mengalami tekanan darah tinggi. Tingginya tekanan darah pada

responden yang memiliki berat badan kurus atau berat badan normal

kemungkinan terjadi akibat adanya faktor stres atau faktor genetik.

Menurut AS (2010), selain terjadi kepada seseorang yang memiliki berat

badan berlebih atau obesitas hipertensi juga dapat terjadi kepada seseorang yang
70

memiliki berat badan kurang maupun berat badan normal ini diikuti dengan

faktor stres, genetik, pola makan dan aktivitas fisik yang dapat meninimbulkan

terjadinya hipertensi.

Pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk

melakukan kegiatan makan secara sehat. Menurut Bobak (2006), pola makan

sehat adalah mengkonsumsi makanan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan

gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat mencapai

keseimbangan gizi maka setiap orang harus mengkonsumsi minimal satu jensi

bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat, protein

hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.

Dan bagi penderita hipertensi diet yang baik adalah diet yang ditujukan

untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah

menuju batas normal. Sebuah organisasi penelitian Commonwealth Scientific and

Industrial Research Organisation (CSIRO) menyebutkan bahwa salah satu diet

yang dianjurkan untuk penderita kardiovaskuler khususnya hipertensi adalah

CSIRO Healthy Diet yaitu diet rendah lemak, tinggi sayuran dan buah-buahan

(CSIRO, 2017).

CSIRO Healthy Diet bertujuan untuk membantu pasien untuk memperbaiki

aspek dietnya dengan mengurangi konsumsi lemak dan garam dan tinggi serat.

Dan beberapa penelitian menjelaskan pengaturan pola makan dengan

pelaksanaan diet dapat memperkecil resiko hipertensi dibandingkan dengan yang

tidak mengatur pola makan. Untuk itu perlu adanya pemahaman dan penyuluhan
71

kepada pasien tentang diet yang sehat, pola makan yang sehat serta akibat yang

terjadi apabila tidak melakukan pola makan yang sehat. Sehingga nantinya dapat

mengurangi resiko terjadinya hipertensi di masyarakat khususnya masyarakat

yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Padang.


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Air Dingin Lubuk

Minturun Padang Tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa:

1. Hampir separuh responden penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin padang

memiliki rata-rata berat badan overweight.

2. Sebahagian besar responden penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin

padang memiliki rata-rata pola diet yang tidak baik.

3. Sebahagian besar responden penderita hipertensi di Puskesmas Air Dingin

padang memiliki rata-rata tekanan darah pada kategori hipertensi derajat I.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan dengan pola diet dengan

arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan, pola diet dengan tekanan

darah dengan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah.

72
73

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada penderita hipertensi di Puskesmas

Air Dingin Lubuk Minturun Padang Tahun 2017 terdapat beberapa saran yaitu:

1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang pola diet

sehat bagi penderita hipertensi. Untuk meningkatkan pengetahuan responden

perlu adanya promosi kesehatan melalui penyuluhan secara langsung minimal

setiap 2 kali sebulan. Dan promosi kesehatan melalui media seperti brosur yang

ditempel di ruang tunggu atau leaflet yang diberikan kepada pasien setelah

konsultasi sehingga responden lebih memahami informasi tentang penyakit

hipertensi dan pola diet yang baik bagi penderita hipertensi, sehingga pasien

dapat dapat memahami dietnya dan dapat menerapkan diet yang telah dianjurkan

terkait dengan penyakit hipertensi.

2. Bagi Responden

Pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan responden sebagai informasi

tentang berat badan,pola diet dan tekanan darah. Sehingga bagi responden yang

memiliki pola diet yang tidak baik dapat mengubah pola dietnya dengan pola diet

yang sehat seperti mengurangi makanan yang bersantan, makanan gorengan dan

mengkonsumsi garam. Selain itu diharapkan responden untuk selalu mengontrol

tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas setiap minggunya.


74

Agar tekanan darah responden dapat lebih stabil dan terkontrol sehingga tidak

terjadinya resiko komplikasi penyakit lain.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran tentang faktor-faktor yang

memepengaruhi hipertensi. Karena masih tinggginya angka prevalensi kejadian

hipertensi di Indoneia sehingga perlu adanya upaya bagi perawat sebagai salah

satu pemberi pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi atau pelayanan

kepda pasien penderita hipertensi. sehingga pasien yang mengalami hipertensi

dapat mengontrol pola makan dan berat badannya sehingga resiko terjadinya

hipertensi berkurang.

4. Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

informasi untuk penelitian dalam bidang kesehatan terutama dalam bidang

keperawatan dan sebagai tambahan kepustakaan mengenai hubungan berat badan

dan pola diet dengan tekanan darah penderita hipertensi.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan informasi baru tentang penelitian mengenai

hubungan berat badan dan pola diet dengan tekanan darah penderita hipertensi

sehingga dapat menjadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Dan

diharapkan dilakuknnya penelitian mengenai hubungan berat badan dan pola diet

dengan penyakit lainnya seperti Penyakit Jantung Koronner (PJK), Diabetes

Mellitus (DM), dll.


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Andria, K. M. (2013). Hubungan Antara Perilaku Olahraga, Stress Dan Pola Makan

Dengan Tingkat Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Kelurahan

Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes 1(2):111-

117. 20 April 2017 (11:10).

Anggara, F. H & Prayitno, N. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012.

Jurnal Ilmiah Kesehatan 5(1). 25 April 2017 (14:46).

Arisman. (2011). Obesitas, Diabetes Mellitus & Dislipidemia:Konsep, Teori, dan

Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC.

AS, M. (2010). Hidup Bersama Hipertensi Seringai Darah Tinggi Sang Pembunuh

Sekejap. Yogyakarta: In-Noobs.

Back, M. E. (2011). Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya Dengan Penyakit-Penyakit

Untuk Perawat & Dokter. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Barasi, M. E. (2009). At A Glance Ilmu Nutrisi. Jakarta: Erlangga.

Bertalina & Muliani (2016). Hubungan Pola Makan, Asupan Makanan Dan Obesitas

Sentral Dengan Hipertensi Di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.

Jurnal Kesehatan 7(1): 34-45. 27 Juni 2017 (14:00)

75
76

Black, J. M & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medical Bedah Manajemen Klinis

Untuk Hasil Yang Diharapkan, edisi 8, buku 2. Jakarta : Salemba Medika.

Bobak, D.M. & Spongberg, A.S. (2006). Polycylic Aromatic Hydrocarbon

Characterization From Point And Non-Point Sources In Other Creek, OH:

Sigma Xi Graduate Research Symposium At The University Of Toledo,

Toledo, OH. 26 juni 2017 (12:05)

Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta

Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO). (2017).

https://www.csiro.au/en/Research/Health/CSIRO-diets/CSIRO-Healthy-Diet.

25 April 2017 (15:45).

Dalimartha, S. dkk. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.

Davey,P. (2005). Aglance Medicine. Jakarta: Erlangga.

Departemen Kesehatan RI. (2006). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi.

30 Februari 2017 (15:05).

Departemen Kesehatan RI. (2014). Infodatin Hipertensi. http://www. depkes. go.

id/article/view/14010200004/hipertensi.html. 30 Februari 2017 (14:45).

Dewi, P. S. (2015). Hubungan Aktivitas Fisik dan Asupan Lemak Dengan Kejadian

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2015. Padang. 27

Februari 2017 (21:50)

Dien, N. K., Mulyadi., & Kundre, R. M. (2014). Hubungan Indeks Massa Tubuh

(Imt) Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik


77

Hipertensi Dan Nefrologi Blu Rsup Prof. Dr.R. D. Kandou Manado. Jurnal

Keperawatan 2(2). 25 Februari 2017 (20:18).

Dinas Kota Padang. (2016). Jumlah Penderita Hipertensi Tahun 2016. Padang.

Dobson, A. J., et al . (1993). Short Fat Questionnaire: A Self-Administered Measure

of Fat-Intake Behaviour, Australian Journal Of Public Health 17(2). 25 April

2017 (18:50).

Gibney, M.J., et al. (2009). Gizi Kesehatan Masayarakat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran

Guyton, A. C & Hall, J.E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hartono, A. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

Herwati. (2013). Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita Hipertensi Berdasarkan

Pola Diet dan Kebiasaan Olahraga Di Padang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan

Masyarakat 8(1). Padang. 30 Februari 2017 (19:50)

Hidayat, A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

JNC-7. (2003). The Seventh Report Of The Joint National Committee Prevention,

Detection, Evaluation, And Treatment Of High Blood Pressure. JAMA 289 hal:

2560-2571.

JNC-8. (2015). Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC-8 Guideline

Recommendations. Alabama pharmacy ASSOCIATION. 30 Mei 2017 (15:30).

Khasanah, N. (2012). Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan.

Yogyakarta : Laksana.
78

Kumala. M. (2014). Peran Diet Dalam Pencegahan Dan Terapi Hipertensi. Journal

Of Medicine 13(1) 50–61. 1 Maret 2017 (20:05).

Levine & Fodor. (2003). Buku Pintar Menanaklukkan Hipertensi. Jakarta: Ladang

Pustaka Media.

Mahmudah, dkk (2015). Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun

2015. Jurnal Biomedika. 8(2). 30 Juni 2017 (10:10)

Mulyati, S.( 2015). Metode Therapeutic Lifestyle Changes Untuk Manajemen Berat

Badan. 42(5). 28 Juni 2017 (20:15)

Muttaqin, A. (2012). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

System Kardiovaskular jil1, 238 hlm. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novian, A. (2013). Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

27 Februari 2017 (14:20).

Nurrahmani, U. (2011). Stop hipertensi. Yogyakarta: Familia.

Perry, A & Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses

dan Praktik 1 ed.4. Jakarta: EGC.

Price & Wilson. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Qin, Y. et al. (2014). Association of dietary pattern and body weight with blood

pressure in Jiangsu Province, China. BMC Public Health. 14 : 948. 31 Januari

2017 (13:15).

Riaz, K. (2012). Hypertension Treatment and Management. Medscape Reference.


79

Riskesdas. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Robbins. (2004). Buku Ajar Patologi Edisi 7 vol 2. Penerbit Buku kedokteran: EGC

Sheps, S.G. (2005). Mayo Clinic Hipertensi. Jakarta: PT.Intisari Mediatama

Smeltzer, S & Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.Jakarta :

Buku Kedokteran EGC.

Sunyoto, D & Setiawan, A. (2013). Buku Ajar Statistika Kesehatan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Supardi, S & Rustika. (2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperwatan. Jakarta:

CV.Trans Info Media.

Susilo, Y. & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi Edisi 1.

Yogyakarta: Andi.

Syahrini, N., Setyawan, E. H., & Udiyono, A. (2012). Faktor-Faktor Risiko

Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang.

http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm. 30 Februari 2017 (11:20).

Udjianti, W. J. (2011). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Vaughans, B.W. (2013). Keperawatan Dasar Edisi 1. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Widyaningrum, S. (2012). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia (Studi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember.

http://bagian gizi kesehatan masyarakat fakultas kesmas universitas jember

//journal.org. 26 Juni 2017 (13:07)


80

World Health Organization. (2011). Global Health and Aging. Switzerland: World

Health Organization. 30 Februari 2017 (20:10).

World Health Organization. (2013). A Global Brief on Hypertension (Silent Killer

Global Public Health Crisis). Switzerland: World Health Organization. 30

Februari 2017 (20:20).

World Health Organization. (2014). Global Status Report on Noncommunicable

Diseases 2014. Switzerland: World Health Organization. 30 Februari 2017

(20:35).

Wujaya, A. S & Putri, Y. M. (2013). KMB 1 Keperawatan Medical Bedah

(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.


81

Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Nama : Fina Oktaviani

No. Bp 1311311067

HUBUNGAN BERAT BADAN DAN POLA DIET DENGAN TEKANAN DARAH PENDERITA
HIPERTENSI DI PUSKESMAS AIR DINGIN PADANG TAHUN 2017

No. Kegiatan Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17 Jul-17


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul Penelitian
2 ACC Judul Penelitian
3 Penyusunan Proposal Penelitian
4 Persiapan Seminar Ujian Proposal
5 Seminar Ujian Proposal
6 Perbaikan proposal
7 Penelitian
8 Pengolahan Data
9 Penyusunan Laporan Penelitian
10 Seminar Laporan Penelitian
11 Perbaikan Laporan Penelitian
82

Lampiran 2

ANGGARAN DANA PENELITIAN

Peneliti : Fina Oktaviani

BP : 1311311067

Judu : Hubungan Berat Badan Dan Pola Diet Dengan Tekanan Darah

Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun

2017

No Keterangan Biaya
1 Print proposal Rp. 130.000,00
2 Penggandaan proposal dan instrument penelitian Rp . 200.000,00
3 Dana ujian proposal dan ujian skripsi Rp. 300.000,00
4 Pelaksanaan penelitian Rp. 50.000,00
5 Penyusunan dan perbaikan skripasi Rp. 150.000,00
6 Print dan penggandaan skripsi Rp. 250.000,00
Jumlah Rp. 1.080.000,00

Padang, Juli 2017

Peneliti

Fina Oktaviani
83

Lampiran 3
84

Lampiran 4
85

Lampiran 5
86
87

Lampiran 6

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak/ Ibu Calon Responden
di
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas semester VIII :
Nama : Fina Oktaviani
No BP : 1311311067
Akan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Berat Badan Dan
Pola Diet Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air
Dingin Padang Tahun 2017”
Penelitian ini tidak akan merugikan Bapak/Ibu, karena kerahasiaan semua
informasi yang diberikan akan dijaga. Apabila Bapak/ Ibu menyetujui, dengan ini
saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk menandatangani lembar persetujuan.
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/ Ibu sebagai partisipan, saya ucapkan
terima kasih.

Padang, Juni 2016


Peneliti

Fina Oktaviani
88

Lampiran 7

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Setelah mendapatkan permohonan dan penjelasan dari yang bersangkutan, saya

yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian

yang dilakukan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, yang bernama

Fina Oktaviani (No. BP 1311311067) dengan judul “Hubungan Berat Badan Dan

Pola Diet Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air

Dingin Padang Tahun 2017”.

Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari

siapapun.

Padang, Juni 2017

Responden

(........................................)
89

Lampiran 8

KUISONER PENELITIAN

HUBUNGAN BERAT BADAN DAN POLA DIET DENGAN TEKANAN


DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS AIR DINGIN
PADANG TAHUN 2017

Kode Responden : (diisi oleh peneliti)

Tanggal Pengisian:

A. Data Demografi
Petunjuk Pengisian:
Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban atau lingkari sesuai dengan
identitas Bapak/Ibu
1. Nama Responden : (inisial)
2. Usia : Tahun
3. Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan

B. Tekanan Darah
Tekanan darah = mmHg

C. Berat Badan
Berat badan = Kg
Tinggi Badan = Cm
IMT = (diisi oleh peneliti)
90

D. Pola Diet Hipertensi


Keterangan:
Pernyataan dibawah ini mengenai komponen asupan makanan yang Bapak/Ibu
konsumsi.. Lingkari pada alternatif jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan
pola diet Bapak/Ibu Terdapat 5 kriteria jawaban yang disediakan untuk setiap
pernyataan:

1. Seberapa sering anda memakan makanan yang digoreng menggunakan


minyak atau mentega?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
2. Seberapa sering anda memakan makanan bersantan?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
3. Seberapa sering anda menambahkan mentega atau minyak kedalam sayuran,
nasi atau mie?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
91

4. Seberapa sering anda memakan sayuran yang digoreng atau dimasak dengan
minyak?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
5. Berapa kali dalam seminggu anda memakan daging atau ayam?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
6. Seberapa sering anda memakan roti bakery/basah , kue atau biscuit yang
manis?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
7. Seberapa sering dalam seminggu anda memakan kentang goreng panas?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
8. Bagaimana anda biasanya memasak daging?
4. digoreng
3. ditumis
92

2. dipanggang/ dibakar dengan tambahan minyak/lemak


1. dipanggang/dibakar tanpa tambahan minyak/lemak
0. memakan daging kadang-kadang atau tidak pernah
9. Bagaimana anda mengoleskan mentega/margarine pada roti?
4. tebal
3. sedang
2. Tipis
0. tidak menggunakan mentega/margarine
10. Berapa kali dalam seminggu anda memakan coklat atau snack manis?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
11. Berapa kali dalam seminggu anda memakan kerupuk, jagung goreng atau
kacang?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
12. Seberapa sering anda memakan krim mayonase/saus sambal?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
93

13. Seberapa sering anda memakan es krim?


4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
14. Apa jenis susu yang anda gunakan?
4. kental
3. fullcream
2. fullcream dan rendah lemak
1. rendah lemak
0. tidak pernah minum susu
15. Seberapa banyak kulit ayam anda makan?
2. semua atau hamper semua kulitnya
1. sebagian dari kulitnya
0. tidak memakan kulit ayam
16. Seberapa banyak lemak pada daging anda makan?
2. semua atau hampir semua
1. sebagian dari lemak
0. tanpa lemak/vegetarian
17. Bagaimana konsumsi buah anda seriap hari?
4. jarang mengkonsumsi buah tiap hari
3. kurang dari 2 buah buahan ukuran sedang
2. 2 buah buahan ukuran sedang
1. 5 buah buahan ukuran sedang
0. lebih dari 5 buah buahan ukuran sedang
18. Bagaimana konsumsi sayuran anda setiap hari?
4. jarang mengkonsumsi sayuran perhari
2. kurang dari ½ mangkok sayuran perhari
94

1. ½ mangkok sampai 1 mangkok sayuran perhari


0. lebih dari 1 mangkok sayuran perhari
19. Seberapa sering anda mengkonsumsi ikan asin?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
20. Seberapa sering anda menggunakan garam dalam makanan yang anda
konsumsi?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
21. Seberapa sering anda memakan keju?
4. lebih dari 6 kali perminggu
3. 3-5 kali perminggu
2. 1-2 kali perminggu
1. kurang dari 1 kali perminggu
0. tidak pernah
95

LEMBARAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN IMT

No. Kode Responden Tekanan Darah IMT( BB/TB)


(mmHg)
96

Lampiran 9
Master Tabel

Hubungan Berat Badan Dan Pola Diet Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2017
Karakeristik IMT Pola Diet
Kriter
No TD Kriteria BB TB Kriteria jml
ia
Nama Usia JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
18.7
1 Ny. K 53 2 140/90 2 156 19 2 3 2 2 2 1 3 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 20 1
26.8
2 Ny.H 56 2 150/80 2 157 27 3 3 2 3 3 2 2 3 0 2 1 3 2 1 0 0 0 4 2 2 1 1 37 2
26.5
3 Ny.E 52 2 140/80 2 161 27 3 3 2 3 3 2 2 3 0 2 1 2 1 1 0 1 1 4 2 3 1 1 38 2
19.6
4 Ny.N 65 2 150/80 2 152 20 2 2 3 2 2 2 1 3 0 2 1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 23 2
27.4
5 Tn.J 47 1 140/90 2 150 27 3 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 16 1
19.6
6 Ny.F 46 2 130/90 1 155 20 2 4 2 2 3 1 3 2 4 0 3 1 1 0 0 0 0 2 2 1 4 0 35 2
17.2
7 Tn.M 50 1 150/100 2 171 17 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 0 1 4 1 1 0 21 1
30.5
8 Tn.D 43 1 150/90 2 143 31 4 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 4 0 32 2
25.2
9 Ny.P 39 2 150/90 2 157 25 3 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 17 1
26
10 Ny.W 46 2 130/80 1 158 26 3 2 2 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 3 0 26 2
21.7
11 Tn.J 52 1 140/100 2 150 22 2 3 2 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 2 0 21 1
16.4
12 Tn.U 48 1 150/90 2 158 16 1 4 2 3 2 1 2 3 4 0 2 2 0 0 0 1 2 3 1 3 3 0 38 2
17.1
13 Ny.I 54 2 140/90 2 156 17 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 2 1 1 2 1 0 21 1
16.8
14 Tn.J 38 1 130/80 1 159 17 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 0 1 4 1 1 0 21 1
25.4
15 Ny.C 53 2 140/90 2 155 25 3 4 2 3 2 1 2 3 4 0 2 2 0 0 0 1 2 3 1 3 3 0 38 2
26.7
16 Ny.N 56 2 130/80 1 155 27 3 2 1 2 2 1 0 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 16 1
97

23.1
17 Ny.S 48 2 140/80 2 160 23 2 3 2 3 2 2 2 1 0 2 0 1 1 0 0 0 0 3 2 0 0 1 25 2
22.2
18 Ny.J 67 2 150/90 2 153 22 2 4 2 2 3 1 2 2 0 2 1 2 0 0 3 0 0 2 1 0 0 0 27 2
17.1
19 Ny.D 72 2 180/90 3 143 17 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 0 0 2 0 0 2 1 0 0 0 17 1
26.5
20 Ny.M 53 2 130/90 1 151 27 3 2 3 2 2 2 2 2 0 2 1 2 1 0 3 0 1 2 1 2 0 0 30 2
25.8
21 Ny.N 65 2 130/90 1 146 26 3 2 1 1 2 1 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 2 0 0 0 18 1
13.8
22 Ny.W 62 2 130/90 1 150 14 1 3 1 2 2 1 1 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 3 2 1 1 0 23 2
26.9
23 Tn.M 42 1 150/90 2 163 27 3 3 3 2 2 1 3 1 4 2 2 2 0 1 0 2 2 2 4 1 3 0 40 2
26.9
24 Ny.L 48 1 160/100 3 153 27 3 3 2 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 3 1 1 3 0 23 2
17.3
25 Tn.R 53 1 140/80 2 161 17 1 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 3 0 31 2
27.6
26 Tn.A 52 1 130/90 1 158 28 3 2 1 2 2 2 3 1 0 3 2 1 0 0 1 0 0 2 2 0 0 0 24 2
31
27 Ny.L 64 2 130/90 1 147 31 4 3 2 2 2 3 1 1 4 2 1 2 1 0 1 0 0 2 1 0 1 0 29 2
26.1
28 Ny.N 56 2 170/90 3 134 26 3 3 2 2 2 1 3 1 0 2 1 2 0 0 0 0 0 4 4 0 1 0 28 2
19.7
29 Ny.W 48 2 140/90 2 151 20 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2 1 2 2 1 0 0 0 3 2 1 1 1 37 2
21.4
30 Ny. E 54 2 140/90 2 145 21 2 3 3 2 2 2 2 1 4 2 2 3 1 1 0 1 0 4 1 0 0 1 35 2
30.5
31 Ny.A 62 2 150/90 2 146 31 4 2 2 1 1 2 2 1 0 2 2 1 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 20 1
26.7
32 Ny.N 60 2 160/90 3 144 27 3 2 2 2 2 2 2 1 0 0 3 1 0 0 0 0 0 4 3 1 2 0 27 2
26.2
33 Tn.A 57 1 140/100 2 145 26 3 2 1 2 2 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0 4 2 0 1 0 21 1
27.9
34 Tn.R 54 1 140/100 2 154 28 3 3 2 2 2 2 2 0 4 2 1 2 1 0 1 1 1 2 1 1 0 0 30 2
25.9
35 Ny.A 65 2 130/90 1 147 26 3 3 2 2 1 2 1 0 0 2 2 3 0 0 2 0 0 4 2 0 0 0 26 2
18
36 Tn.A 65 1 150/90 2 159 18 1 2 2 2 2 1 1 1 0 2 3 1 0 0 0 0 0 3 2 0 0 0 22 2
25
37 Ny.M 56 2 130/100 1 148 25 3 3 2 1 1 2 2 1 0 0 3 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 20 1
18.8
38 Tn.A 78 1 140/100 2 162 19 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 3 3 0 0 1 0 0 2 2 1 1 0 24 2
98

21.4
39 Ny.J 50 2 140/90 2 144 21 2 2 1 2 2 1 3 1 0 2 2 1 0 0 1 0 0 1 2 0 0 0 21 1
27.1
40 Ny.K 47 2 130/80 1 144 27 3 2 2 1 1 2 2 1 4 0 1 1 2 1 1 0 0 2 2 0 1 1 27 2
26.4
41 Ny.N 63 2 170/100 3 148 26 3 3 3 2 2 2 2 1 4 0 1 2 0 1 1 1 0 1 2 2 1 1 32 2
25.7
42 Ny.D 57 2 160/90 3 145 26 3 3 2 2 2 1 3 1 4 3 3 2 1 0 0 1 0 2 2 1 1 1 35 2
22.4
43 Tn.L 53 1 150/90 2 158 22 2 3 2 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 3 0 27 2
26.4
44 Ny.H 51 2 140/90 2 157 26 3 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 2 1 1 2 2 0 22 2
23.3
45 Tn.T 51 1 130/80 1 153 23 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 0 1 1 1 1 2 0 20 1
22.6
46 Ny.C 41 2 140/100 2 150 23 2 3 2 2 3 1 3 2 0 0 3 1 1 0 0 0 0 2 2 1 2 1 29 2
27.5
47 Ny..S 54 2 140/90 2 154 28 3 4 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 4 0 33 2
17.4
48 Ny.E 51 2 150/90 2 165 17 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 2 1 0 17 1
30
49 Tn.S 55 1 160/100 3 168 30 4 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 4 0 32 2
18.2
50 Tn.O 62 1 130/90 1 167 18 1 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 2 2 0 18 1
26.2
51 Ny.D 39 2 130/90 1 145 26 3 2 3 2 2 2 3 0 0 2 3 1 0 0 1 0 0 1 2 0 0 0 24 2
26
52 Ny.J 49 2 130/90 1 142 26 3 3 1 2 2 3 1 1 3 2 3 3 1 0 3 0 0 2 2 1 2 0 35 2
28.3
53 Ny.W 49 2 160/90 3 152 28 3 3 3 2 2 2 2 1 4 2 1 3 1 0 0 0 0 3 2 2 1 0 34 2
23.9
54 Ny.K 62 2 140/90 2 151 24 2 2 2 2 2 1 2 1 0 2 1 1 0 0 1 0 0 2 2 2 3 0 26 2
26.5
55 Ny.N 53 2 150/100 2 150 27 3 3 2 1 1 2 2 1 0 2 1 3 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 28 2
22
56 Ny.R 45 2 160/90 3 158 22 2 3 2 3 3 2 1 2 4 0 1 3 1 0 0 1 1 2 2 0 1 0 32 2
25.7
57 Ny.M 50 2 130/90 1 150 26 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2 1 3 1 0 1 1 1 1 1 37 2
20.9
58 Ny.Y 43 2 140/90 2 147 21 2 2 1 1 1 1 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 18 1
20.4
59 Ny.E 53 2 130/100 1 162 20 2 3 2 2 2 2 2 1 0 2 2 3 2 1 0 1 1 2 1 2 2 1 34 2
23.8
60 Tn.D 55 1 160/90 3 160 24 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 3 1 28 2
99

26.1
61 Ny.E 45 2 130/90 1 152 26 3 3 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 1 0 0 0 0 2 2 1 1 1 28 2
26.3
62 Ny.A 67 2 140/90 2 154 26 3 2 1 1 1 1 3 0 0 2 2 2 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 19 1
21.8
63 Ny.S 75 2 130/90 1 148 22 2 2 1 1 1 1 2 0 0 2 2 1 0 0 3 0 0 3 1 1 0 0 21 1
26.9
64 Tn.R 67 1 140/100 2 153 27 3 2 2 1 1 2 1 0 0 2 1 2 0 0 0 0 0 2 1 1 0 0 18 1
24.4
65 Ny.N 54 2 140/90 2 158 24 2 3 3 2 2 2 1 0 0 2 1 2 1 0 0 1 0 3 2 1 0 0 26 2
28.6
66 Ny.A 58 2 160/100 3 143 29 3 3 2 2 3 3 2 1 4 2 2 2 1 0 0 1 0 3 2 1 1 0 35 2
26.9
67 Ny.B 63 2 140/100 2 151 27 3 2 2 2 2 2 1 0 0 2 3 3 0 0 2 1 0 2 1 1 0 0 26 2
22.8
68 Ny.N 53 2 130/80 1 158 23 2 3 2 1 2 2 3 0 0 2 2 3 1 1 3 0 0 1 2 0 0 1 29 2
20.5
69 Ny.S 52 2 140/90 2 149 21 2 3 1 1 2 3 2 1 0 2 1 2 0 0 0 0 0 4 2 0 0 0 24 2
19.6
70 Ny.N 69 1 130/90 1 150 20 2 2 1 1 1 2 2 0 0 2 3 1 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 19 1
17.7
71 Tn.J 91 1 130/90 1 160 18 1 2 2 2 2 1 3 0 0 0 2 3 0 0 3 0 0 3 2 0 0 0 25 2
21.8
72 Ny.J 73 2 130/90 1 149 22 2 2 1 1 2 2 1 0 0 2 3 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 19 1
26.7
73 Ny.N 43 2 140/100 1 155 27 3 3 3 2 3 2 2 0 4 2 2 2 1 1 0 1 0 2 2 1 1 1 35 2
28.3
74 Tn.F 74 1 130/100 1 150 28 3 3 2 1 2 1 1 0 0 2 3 3 0 0 3 0 0 4 2 0 0 0 27 2
24.4
75 Ny.E 50 2 140/90 2 150 24 2 2 3 2 2 3 2 1 4 2 2 3 1 1 0 1 1 2 2 0 1 1 36 2
21.2
76 Ny.S 55 2 170/90 3 160 21 2 4 2 2 2 1 2 1 4 2 2 1 0 0 0 2 2 2 2 1 3 1 36 2
20.4
77 Tn.Y 49 1 140/100 2 158 20 2 2 2 1 1 2 2 2 0 2 2 1 1 1 0 0 1 3 1 1 3 0 28 2
20.7
78 Tn.D 53 1 150/90 2 163 21 2 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 4 0 32 2
28.2
79 Tn.J 52 1 140/100 2 167 28 3 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 2 0 22 2
21.1
80 Ny.A 53 2 160/90 3 165 21 2 3 2 2 1 2 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 3 0 28 2
28
81 Ny.I 54 2 140/90 2 143 28 3 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 2 1 2 1 0 0 21 1
23.6
82 Tn.I 46 1 150/80 2 157 24 2 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 4 0 32 2
100

19.2
83 Ny.H 54 2 170/90 3 157 19 2 3 2 2 1 1 4 2 4 2 2 2 0 1 0 1 2 2 1 1 3 0 36 2
26.5
84 Tn.M 42 1 150/90 2 160 27 3 3 3 2 2 1 3 1 4 2 2 2 0 1 0 2 2 2 2 1 3 0 38 2
31.1
85 Tn.R 53 1 140/80 2 162 31 4 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 3 0 31 2
20
86 Ny.L 48 2 160/100 3 156 20 2 3 2 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 1 3 1 1 3 0 23 2
22
87 Ny.I 43 2 140/100 2 159 22 2 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 3 0 31 2
17.3
88 Ny.O 53 2 150/90 2 160 17 1 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 2 1 2 1 1 0 20 1
20
89 Tn.P 47 1 140/90 2 155 20 2 3 3 3 2 2 3 2 0 0 1 2 0 1 4 0 2 2 0 1 3 0 34 2
26.1
90 Tn.J 51 1 130/90 1 152 26 3 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 0 19 1
23.2
91 Tn.K 50 1 130/80 1 168 23 2 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 2 1 0 17 1
29.6
92 Ny.E 45 2 140/100 2 150 30 3 4 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 4 0 33 2
25.3
93 Tn.O 55 1 130/90 1 150 25 3 2 2 1 1 2 2 2 0 2 2 1 1 1 0 0 1 3 1 1 3 0 28 2
22.1
94 Ny.K 57 2 150/90 2 156 22 2 2 2 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 3 0 26 2
22
95 Ny.A 62 2 140/90 2 158 22 2 3 2 2 3 1 3 2 0 0 3 1 1 0 0 0 0 2 2 1 2 1 29 2
22.7
96 Ny.D 45 2 150/90 2 160 23 2 3 3 2 1 2 3 3 0 0 2 2 1 1 0 1 2 2 0 3 3 0 34 2
22.8
97 Tn.S 48 1 140/90 2 168 23 2 4 2 2 2 1 2 1 4 2 2 1 0 0 0 2 2 2 2 1 3 1 36 2
20.4
98 Ny.M 60 2 130/80 1 155 20 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 0 19 1
30.1
99 Ny.N 51 2 160/100 3 152 30 4 4 2 2 2 1 3 2 4 0 3 1 1 0 0 0 0 2 2 1 3 0 33 2
26.4
100 Tn.S 52 1 130/90 1 167 26 3 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 1 1 2 1 1 2 1 0 20 1
17.7
101 Ny.R 55 2 140/90 2 160 18 1 3 2 2 2 1 3 1 0 2 2 2 0 1 0 2 2 2 0 1 3 0 31 2
20.8
102 Ny.A 50 2 150/90 2 159 21 2 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 2 1 1 2 1 0 21 1
20.4
103 Ny.U 47 2 140/90 2 161 20 2 2 2 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 3 0 26 2
26.1
104 Ny.Y 67 2 150/90 2 150 26 3 2 3 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 0 3 0 0 2 2 0 0 0 26 2
101

25
105 Ny.S 63 2 140/100 2 148 25 3 2 1 1 2 1 3 0 0 3 2 2 0 0 1 0 0 4 4 1 1 1 29 2
21.7
106 Ny.R 62 2 150/100 2 150 22 2 2 1 1 1 1 2 0 0 2 2 1 0 0 2 1 0 3 2 0 0 0 21 1
27.1
107 Ny.J 91 2 160/100 3 145 27 3 2 1 1 1 1 3 0 0 2 3 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 18 1
22.5
108 Ny.N 48 2 140/90 2 155 23 2 2 2 2 3 2 3 0 4 2 2 2 1 1 0 1 1 2 2 1 1 1 35 2
29.1
109 Ny.S 53 2 140/90 2 148 29 3 1 3 2 3 2 1 1 4 2 3 2 1 0 3 0 0 1 1 0 1 0 31 2
27.7
110 Ny.N 60 2 140/100 2 147 28 3 2 1 2 2 1 3 0 0 2 2 2 0 0 1 0 0 1 2 0 0 0 21 1
21.4
111 Ny.R 60 2 130/90 1 144 21 2 2 1 1 1 1 1 0 0 2 2 0 0 0 3 0 0 3 2 0 0 0 19 1
18.4
112 Ny.Y 67 2 140/90 2 138 18 1 2 1 1 1 2 1 0 0 2 2 1 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 21 1
32.1
113 Ny.N 68 2 140/100 2 154 32 4 3 1 1 2 2 2 1 0 2 1 1 0 0 1 1 0 2 2 1 1 0 24 2
20.7
114 Tn.E 69 1 130/90 1 171 21 2 2 2 2 2 2 1 0 0 0 1 3 1 0 0 1 0 3 2 0 1 0 23 2
22
115 Ny.Y 63 2 140/100 2 159 22 2 3 2 2 1 2 2 1 4 2 1 1 0 1 1 0 1 3 2 1 0 1 31 2
27.1
116 Ny.D 73 2 130/90 1 146 27 3 2 1 1 1 2 2 0 0 2 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 16 1
25.6
117 Ny.R 48 2 130/80 1 151 26 3 3 2 2 3 2 2 0 4 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 37 2
26.8
118 Ny.Z 50 2 140/90 2 147 27 3 3 3 2 2 2 1 0 0 2 2 2 1 1 1 1 0 2 1 0 0 1 27 2
26.9
119 Ny.J 57 2 140/100 2 160 27 3 2 1 1 1 1 3 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 3 2 1 1 0 20 1
28.3
120 Ny.W 49 2 150/100 2 152 28 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 2 2 1 1 3 0 0 4 2 2 1 0 40 2
30.4
121 Ny.J 49 2 140/90 2 155 30 4 3 2 2 3 3 3 0 4 2 2 3 1 1 0 1 0 2 2 1 2 1 38 2
22.7
122 Ny.N 52 2 130/90 1 148 23 2 2 3 2 2 1 2 1 0 3 3 2 1 0 1 0 0 2 1 0 0 1 27 2
26.9
123 Tn.R 64 1 150/90 2 162 27 3 3 3 2 2 2 1 0 4 0 1 2 0 0 1 0 0 3 2 1 1 0 28 2
28.8
124 Tn.R 62 1 150/90 2 154 29 3 2 2 1 1 1 2 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 17 1
27.8
125 Ny.G 47 2 140/90 2 152 28 3 2 3 3 3 2 2 2 0 3 3 3 2 1 0 0 1 3 4 2 2 1 42 2
16.9
126 Ny.L 65 2 170/100 2 161 17 1 2 1 2 2 3 2 0 0 2 3 3 0 0 3 1 0 3 1 1 0 0 29 2
102

18.3
127 Ny.M 43 2 140/100 2 153 18 1 3 1 2 3 1 1 0 0 2 3 3 1 0 3 1 1 3 4 2 0 0 34 2
20.8
128 Ny.E 51 2 140/90 2 159 21 2 2 1 1 2 2 1 0 0 2 3 1 0 0 1 1 0 2 1 0 0 0 20 1
15.2
129 Tn.S 80 1 130/90 1 152 15 1 2 2 1 1 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 0 15 1
28.2
130 Tn.H 70 1 130/90 1 148 28 3 1 3 1 1 2 3 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 20 1
26
131 Ny.I 57 2 140/100 2 158 26 3 3 3 1 3 3 1 0 4 2 1 3 1 0 1 0 0 1 2 0 0 1 30 2
22.7
132 Ny.Y 51 2 130/90 1 148 23 2 2 1 1 1 2 3 0 0 2 2 1 0 0 1 0 0 3 2 0 0 0 21 1
34.1
133 Ny.K 51 2 140/100 2 148 34 4 2 3 2 2 2 3 1 0 2 3 2 0 0 2 1 0 3 2 1 1 0 32 2
20.5
134 Ny.N 75 2 150/100 2 145 21 2 1 3 2 3 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 2 1 1 1 0 19 1
27.3
135 Ny.A 61 2 140/90 2 147 27 3 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 16 1
20.4
136 Ny.R 61 2 140/90 2 154 20 2 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 17 1
27.6
137 Tn.A 66 1 160/90 3 146 28 3 3 2 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 2 1 1 1 2 1 22 2
26.9
138 Tn,R 66 1 130/90 1 152 27 3 2 2 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 1 1 3 0 27 2
19
139 Ny.N 73 2 170/100 3 146 19 2 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 1 1 2 1 0 17 1
27.4
140 Tn.B 62 1 140/90 2 153 27 3 2 2 2 1 1 2 2 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 3 0 26 2
26.8
141 Ny.N 78 2 170/100 3 137 27 3 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 1 1 1 2 2 0 21 1
26.9
142 Tn.B 72 1 160/90 3 151 27 3 3 2 1 0 2 2 1 4 0 1 2 0 1 2 1 0 1 4 1 1 0 29 2
32.1
143 Ny.Y 66 2 150/90 2 140 32 4 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 1 2 1 1 2 1 1 22 2
18.4
144 Tn.M 67 1 150/90 2 161 18 1 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 0 1 2 0 1 1 1 1 2 0 20 1
22.9
145 Ny.M 69 2 170/100 3 143 23 2 2 2 2 1 1 1 2 0 0 1 2 0 1 3 1 0 1 1 1 1 0 23 2
31.5
146 Tn.Y 68 1 160/90 3 160 32 4 4 2 2 2 1 2 1 4 2 2 1 0 0 0 2 2 2 2 1 3 1 36 2

TOTAL 370 268 242 222 216 278 144 130 193 233 261 54 65 140 86 91 305 213 128 193 32
103

KETERANGAN
:
Jenis Kelamin Pola Tekan I JK= Jenis kelamin

1= Laki-laki 1= baik 1= Prehipertensi 1= Berar badan kurus BB= Berat badan


Pola Diet Hipertensi Berat badan
2= Perempuan 2= tidak baik 2= derajat I 2= normal TB= Tinggi Badan
Hipertensi
3= derajat II 3= Overweight TD= Tekanan Darah
4= Obesitas
82

Lampiran 10

HASIL UJI STATISTIK

Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden

Statistics

jenis kelamin Umur

N Valid 146 146


Missing 0 0

Mean 1.68 56.51

Median 2.00 54.00

Std. Deviation .466 10.022

Minimum 1 38

Maximum 2 91

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 46 31.5 31.5 31.5

Perempuan 100 68.5 68.5 100.0

Total 146 100.0 100.0


105

Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 36-45 15 10.3 10.3 10.3

46-55 68 46.6 46.6 56.8

56-65 35 24.0 24.0 80.8

>65 28 19.2 19.2 100.0

Total 146 100.0 100.0

Uji Normalitas Data

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent n Percent N Percent

Tekanan Darah 146 100.0% 0 .0% 146 100.0%


pola diet 146 100.0% 0 .0% 146 100.0%

berat badan 146 100.0% 0 .0% 146 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tekanan darah .252 146 .000 .868 146 .000


pola diet .121 146 .000 .959 146 .000

berat badan .125 146 .000 .975 146 .009

a. Lilliefors Significance Correction


106

Rata-Rata Berat Badan, Pola Diet Dan Tekanan Darah

Statistics

Tekanan darah berat badan pola diet

N Valid 146 146 146

Missing 0 0 0

Mean 143.22 24.005 26.45


Median 140.00 25.000 26.00

Std. Deviation 11.741 4.1302 6.688


Minimum 130 13.8 15

Maximum 180 34.1 42

Frekuensi Dan Persentase Tekanan Darah

TekananSDarah

N Valid 146

Missing 0

Mean 143.22

Median 140.00
Std. Deviation 11.741

Minimum 130
Maximum 180
107

klasifikasi tekanan darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Prehipertensi 39 26.7 26.7 26.7

Hipertensi Derajat I 83 56.8 56.8 83.6

Hipertensi Derajat II 24 16.4 16.4 100.0

Total 146 100.0 100.0

Frekuensi Dan Persentase Berat Badan

S
t
N Vali a 146
d t
Mean i 0
s
Std. t24.00
i 5
Deviati

Klasifikasi berat badan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Berat Badan Kurus 18 12.3 12.3 12.3

Berat Badan
54 37.0 37.0 49.3
Normal

Overweight 63 43.2 43.2 92.5

Obesitas 11 7.5 7.5 100.0

Total 146 100.0 100.0


108

Frekuensi Dan Persentase Pola Diet

Statistics

Pola Diet

N Valid 146

Missing 0

Mean 26.45

Median 26.00

Std. Deviation 6.688

Minimum 15
Maximum 42

pola diet
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0-21 48 32.9 32.9 32.9

>21 98 67.1 67.1 100.0

Total 146 100.0 100.0

Uji Bivariat

 Berat badan dan Pola Diet (Uji Spearman)

Correlations

pola diet berat badan

Spearman's rho pola diet Correlation Coefficient 1.000 .181*

Sig. (2-tailed) . .029

N 146 146

berat badan Correlation Coefficient .181* 1.000

Sig. (2-tailed) .029 .

N 146 146

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


109

 Berat Badan, Pola Diet Dengan Tekanan Darah (Uji Korelasi Parsial)
Correlations

Control Variables pola diet berat badan

tekanan darah pola diet Correlation 1.000 .209

Significance (2- . .012

tailed) 0 143

Df

berat badan Correlation .209 1.000

Significance (2-tailed) .012 .

Df 143 0
110

Lampiran 11

CURIKULUM VITAE

Nama : Fina Oktaviani

Tempat/ Tgl lahir : Padang/ 23 Oktober 1995

Agama : Islam

Negeri Asal : Padang

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Syamsuar (alm)

Nama Ibu : Kartini

Alamat : Komp. Pemda Blok F. No 26 Sei.Lareh Lubuk minturun,

Padang

Riwayat Pendidikan

a. SDN 40 Sei.Lareh Lubuk Minturun tahun 2000 – 2007

b. SMPN 2 Padang tahun 2007 – 2010

c. SMAN 2 Padang tahun 2010 – 2013

d. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang 2013-sekarang


111

Anda mungkin juga menyukai