Oleh :
REZKIA ANANDA
16.14201.30.48
Oleh :
REZKIA ANANDA
16.14201.30.48
Rezkia Ananda
Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia
dewasa dengan pasien hipertensi
(xv + 29 halaman, 6 tabel, 1 bagan, 6 lampiran)
Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit yang tidak menular atau biasa
disebut silent killer dengan tekanan darah diatas rata-rata normal atau 140/90 mmHg,
hal tersebut terjadi ketika jantung bekerja lebih cepat dalam memompa darah
keseluruh tubuh sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat. Salah satu terapi
yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan darah adalah dengan cara
nonfarmakologis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kembali pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia dewasa dengan pasien
hipertensi.
Metode penelitian yang digunakan berupa kuantitatif dengan pendekatan
systematic review dengan pencarian menggunakan database. Kriteria inklusi yang
digunakan adalah jurnal intervensi untuk mengatasi masalah tekanan darah pada
pasien hipertensi dengan studi design Quasi Experimental Pre-Post test dengan
sampel pasien hipertensi dengan usia dewasa (≥ 18 keatas). Tahun jurnal yang
digunakan adalah 2015-2020.
Hasil penelitian pada 6 jurnal didapatkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam
memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
dengan nilai p-value sebesar 0,001 dengan batas kepercayaan 0,05.
Kesimpulan menunjukkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat terdapat
pengaruh tekanan darah pada pasien hipertensi.
iii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
NURSING STUDY PROGRAM
Student Thesis, August 2020
Rezkia Ananda
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
I. BIODATA
No. Hp : 082177040484
Email : rezkiaananda123@gmail.com
- Ayah : Hermanto
- Ibu : Nurmala
vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Motto :
“Hidup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang kau harus terus bergerak ”
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat
dan ridho – Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang menggunakan Studi
Literatur dengan judul “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nilai
Tekanan Darah Pada Usia Dewasa dengan Pasien Hipertensi”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan pada Jurusan
Dalam penyusunan skripsi ini saya menyadari bahwa peyusunan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada orang –
orang yang telah berpartisipasi baik langsung maupun tidak langsung dalam
1. Dr. Amar Muntaha, SKM., M.Kes Selaku Ketua STIK Bina Husada Palembang.
2. Ns. Kardewi, S.Kep., M.Kes Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Sekolah Tinggi
3. Ns. Sutrisari Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep Selaku Ketua Program Studi
4. Ns. Romliyadi, S.Kep., M.Kes., M.Kep Selaku Dosen Pembimbing yang telah
skripsi.
ix
5. Ns. Isrizal, S.Kep., M.Kes., M.Kep Selaku Dosen Penguji 1 yang telah
6. Ns. Yofa Anggriani, S.Kep., M.Kes., M.Kep Selaku Dosen Penguji 2 yang telah
kekurangan baik segi isi maupun teknik penyusunan. Dan dengan hati yang ikhlas
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi sempurnanya penyusunan skripsi ini dimasa yang akan datang dan berharap
semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmat serta Hidayah- Nya atas
bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Akhir
kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Pertanyaan penelitian ...........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................7
xi
3.2.2 Nilai rata – rata tekanan darah sesudah dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam pada responden...........................................................................23
3.2.3 Perbandingan sebelum dan sesudah saat diberikan intervensi teknik
relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia dewasa
dengan pasien hipertensi ................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Artikel (Cahyanti, dkk. 2019) Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Rsud Dr Soeratno Gemolong
tahun 2018.
2. Artikel (Lisavina Juwita & Ela Efriza. 2018) Pengaruh nafas dalam terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi.
3. Artikel (Anggraini, Yanti. 2020) Efektifitas teknik relaksasi nafas dalam terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi di Jakarta.
4. Artikel (Hartanti, dkk. 2016) Terapi rekasasi napas dalam menurunkan tekanan
darah pasien hipertensi.
5. Artikel (Luti, Baharudin. 2019) Efektifitas teknik relaksasi nafas dalam (deep
breathing) dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas
cibatu kabupaten garut.
6. Artikel (Rasyidah, az. 2018) Pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah salah satu jenis penyakit yang tidak menular dan terjadi
ketika tekanan terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Hipertensi merupakan salah satu
pada orang dewasa dikawasan Afrika mencapai angka 40% hingga 50%, sedangkan
dikawasan Amerika terdapat sekitar 75 juta orang dewasa atau 32%. Kematian yang
disebabkan karena tekanan darah tinggi dikawasan Amerika mencapai 410,000 orang
dengan setiap harinya terdapat 1,100 orang meninggal yang diakibatkan tekanan
dunia dengan mencapai angka 1,13 milyar orang yang artinya 1 dari 5 orang didunia
mengalami prevalensi hipertensi berkisar diantara 18% sampai 25% (Yonaya, 2016).
sekitar 25% dari total penduduk dewasa. Diperkirakan kasus prevalensi hipertensi
1
2
pada penduduk di usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1%, pada usia 31-44 tahun sebesar
31,6%, pada usia 45-54 tahun sebesar 45,3%, sedangkan pada umur 55-64 tahun
Nasional, salah satu yang tertinggi berada pada Provinsi Bangka Belitung 30,9%.
meningkat setiap tahunnya berdasarkan data diatas, terdapat 60% penderita hipertensi
(RISKESDAS, 2018).
hipertensi pada tahun 2015 penderita hipertensi sebanyak 204,213 orang, pada tahun
2016 penderita hipertensi sebanyak 225,305 orang dan pada tahun 2017 penderita
hipertensi sebanyak 229,365 orang. Prevalensi penyakit hipertensi dari tahun ke tahun
meningkat sebanyak 8,530 orang, pada tahun 2016 penderita hipertensi meningkat
sebanyak 8,686 orang, sedangkan pada tahun 2017 penderita hipertensi meningkat
darah. Namun sebenarnya bukan hanya terapi farmakologi yang bisa menurunkan
tekanan darah, tetapi terapi non farmakologi juga bisa menurunkan tekanan darah
seseorang. Dengan menerapkan teknik relaksasi nafas dalam dapat membuat tubuh
menjadi lebih tenang dan lebih rileks, nafas lambat menahan inspirasi secara
teknik relaksasi nafas dalam sebaiknya dilakukan 3-4 kali dalam sehari dengan jangka
dilakukan oleh Cahyanti tentang pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi baik sedang maupun berat,
peneliti tersebut mengatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan
Tekanan darah merupakan suatu keadaan yang terjadi pada saat pembuluh
darah menyempit secara tidak normal, dimana ketika jantung memompa darah lebih
cepat untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh maka penahan pada pembuluh darah
meningkat. Tekanan darah akan meningkat secara terus – menerus yang disebabkan
kelamin, usia, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah).
Selain itu terdapat faktor perilaku seperti diet dalam penggunaan garam berlebihan,
pengaruh dari terapi relaksasi nafas dalam untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p value pada
tekanan darah sistolik 0,001 dan nilai p value pada tekanan darah diastolik 0,001.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam cukup
efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi, teknik relaksasi nafas
dalam secara otomatis dapat memberikan rangsangan pada sistem saraf simpatis
nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di tempat
Puskesmas Dasan Agung Mataram, didapatkan hasil rata-rata tekanan darah sebelum
dan sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam. Sebelum dilakukan relaksasi nafas
dalam sistolik dan diastolik 152,35 mmHg dan 97,08 mmHg dan tekanan darah
sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam adalah sistolik 137,03mmHg dan
diasolik 81,01 mmHg. Didapatkan hasil p value 0,000 maka disimpulkan adanya
5
pengaruh pada relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
Penelitian serupa dilakukan oleh Rini Tri Hastuti dan Insiyah tahun 2015
diberikan intervensi teknik relaksasi nafas dalam dengan p-value 0.000 (<0.005) pada
tekanan darah sistolik dan diastolik. Sebelum dilakukan intervensi teknik relaksasi
nafas dalam nilai tekanan darah pada sistolik 177,33 mmHg dan nilai tekanan darah
pada diastolik 95,87 mmHg dan pada saat dilakukan intervensi teknik relaksasi nafas
dalam nilai yang terdapat pada sistolik yaitu 173,20 mmHg dan nilai pada diastolik
Penelitian yang sama dilakukan oleh Jayadi, 2017 tentang perbedaan tekanan
darah sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan sesudah dilakukan teknik
Ungaran Timur, didapatkan hasil tekanan darah sebelum dilakukan teknik relakssi
sistolik 148 mmHg dan diastolik 93,2 mmHg dan hasil sesudah diberikan teknik
relaksasi nafas dalam yaitu sistolik 133 mmHg dan diastolik 80 mmHg. Terdapat
hasil p value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan tekanan darah
melakukan penelitian tentang pemberian terapi teknik relaksasi nafas dalam terhadap
6
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi terdapat hasil bahwa adanya
pengaruh terhadap penurunan tekanan darah saat diberikan teknik relaksasi nafas
dalam dan sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi,
maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
1. Bagaimana nilai rata- rata tekanan darah sebelum dilakukan teknik relaksasi
2. Bagaimana nilai rata- rata tekanan darah sesudah dilakukan teknik relaksasi
teknik relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia dewasa
4. Apakah ada pengaruh tekanan darah sebelum dan sesudah saat diberikan
intervensi teknik relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia
intervensi teknik relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada
METODE PENELITIAN
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Strategi Pencarian
8
9
Diagram 2.1
Diagram Alur PRISMA (2009)
Identifikasi judul
dan disaring
n = 14
pubmed dan science direct n=3, database google scholar n=3560 dari ketiga database
berjumlah n=38 artikel yang sesuai dengan kata kunci. Kemudian peneliti melakukan
artikel yang disaring berdasarkan kriteria inklusi, tahun penelitian sebanyak 26 artikel
dan disaring lagi berdasarkan judul dan abstrak sebanyak 14 artikel. Peneliti
melakukan skrinning sesuai dengan full teks dan mendapatkan 6 artikel yang akan
Tabel 2.2
Kriteria Inklusi
Tabel 2.3
Kriteria Eksklusi
Penelitian kualitas atau kelayakan pada peneliti ini didasarkan pada data
(artikel penelitian) dengan teks lengkap (full text) dengan memenuhi kriteria yang
telah di tentukan (kriteria inklusi) dan kriteria eksklusi. Kriteria kualitas pada
Tabel 2.4
Kriteria Kualitas Studi
Pencarian Literatur Dipublikasikan dari jurnal yang terindeks SINTA dan
GARUDA, GOOGLE SCHOLAR, serta MEDIA
NELITI, Pubmed, Science Direct, Proquest
Batas Pencarian 2015 - 2020
Skrining/ Penyaringan Full teks dengan penulis
Abstraksi Data Satu orang mengabstraksi data sementara yang lain
memverifikasi
Resiko Penilaian Bias Satu orang menilai sementara yang lain memverifikasi
Apakah dua penulis akan secara Ya
mandiri menilai studi
Proses penilaian Full teks
Bagaimana perbedaan pendapat Perbedaan pendapat akan dikelola oleh orang yang ahli
akan dikelelola
Alat penilai resiko bias/ alat penilai -
kualitas studi
12
kedalam Microsoft word. Data akan diekstraksi oleh satu reviewer (mahasiswa) dan
Tabel 2.5
Ekstraksi Data
Info Umum Info Khusus
No Nama Penulis Negara Tahun Kriteria Inklusi Item RQ
Publikasi
1. Luluk Cahyanti, Indonesia 2019 Seluruh pasien Pra
Febryanto hipertensi di eksperiment
RSUD. dr. dengan desain
Soeratno one-group
Gemolong dengan pretest
sampel sebanyak posttest
25 pasien
2. Lisavina Juwita & Indonesia 2018 Jumlah sampel Quasy
Ela Efriza adalah 10 orang eksperimen
dengan kriteria dengan
inklusi usia 45-55 pendekatan
tahun one group
pretest dan
postest
3. Yanti Anggraini Indonesia 2020 Pasien hipertensi Eksperimental
yang bersedia dengan jenis
melakukan teknik desain one
relaksasi nafas group pretest-
dalam 3x sehari posttest
13
3.1 Hasil
MEDIA NELITI. Pubmed, dan Science Direct. Menggunakan kata kunci pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usai dewasa dengan
pasien hipertensi, tahun penerbitan jurnal terkait minimal tahun 2015, didapatkan
hasil 6 jurnal terkait dengan penelitian. Di bawah ini dijabarkan hasil literature review
14
15
Tabel 3.1
Karakteristik Studi Tinjauan Sistematis “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nilai
Tekanan darah Pada Usia Dewasa Dengan Pasien Hipertensi”
Metode (Desain,
Volume, Tujuan
No Author Thn Judul Sampel, Variabel, Hasil Penelitian Database
Angka Penelitian
Instrumen, Analisis)
1. Luluk Cahyanti, 2019 Vol.6 Pengaruh Teknik Untuk D: pra experiment Menggunakan SPSS SCHOLAR
Febriyanto, No. 1 Relaksasi Nafas mengetahui dengan desain one dengan nilai p value http://jurnal.
Dosen Akper Dalam Terhadap pengaruh group pretest posttest <0,000 (signifikan) akperkridah
Krida Husada Penurunan teknik S: Seluruh pasien yang menunjukkan usada.ac.id/i
Kudus, Tekanan Darah relaksasi nafas hipertensi di RSUD dr. ada pengaruh teknik ndex.php/jp
Mahasiswa Pada Pasien dalam terhadap Soeratno Gemolong relaksasi nafas dalam k/article/vie
Akper Krida Hipertensi Di Rsud penurunan dengan sampel terhadap penurunan w/63
Husada Dr. Soeratno tekanan darah sebanyak 25 pasien tekanan darah.
Gemolong Tahun pada pasien V: penurunan tekanan Tekanan darah pada
2018 hipertensi darah dan teknik sistolik sebelum dan
relaksasi nafas dalam sesudah dilakukan
I: instrument yang teknik relaksasi nafas
digunakan pada dalam yaitu 153,80
penelitian yaitu mmHg dan 142,56
menggunakan alat mmHg, sedangkan
ukur berupa nilai tekanan darah
sphygmomanometer pada diastolik yaitu
digital dengan merk 94,40 mmHg dan
Arm Style J-003 84,80 mmHg
dengan standar SOP
(standar operasional
prosedur) dan lembar
16
observasi pengukuran
tekanan darah post test
dan pre test
A: accidental sampling
2. Juwita, L dan 2018 Vol. 1, Pengaruh Nafas Untuk D: quasi eksperiment Hasil penelitian SCHOLAR
Efriza No.2 Dalam Terhadap mengetahui dengan pendekatan dengan jumlah sampel file:///C:/Us
Tekanan Darah pengaruh one group pre test dan 10 orang didapatkan ers/user/Do
Pada Pasien teknik post test penurunan tekanan wnloads/26
Hipertensi relaksasi nafas S: sampel adalah 10 darah dari rata- rata 3-1522-2-
dalam terhadap orang dengan kriteria pada tekanan darah PB%20(1).p
nilai tekanan inklusi usia 45-55 sistolik sebelum dan df
darah pada tahun sesudah diberi
pasien V: usia dalam rentang relaksasi nafas dalam
hipertensi 30-65 tahun, sakit yaitu 149,20 menjadi
kepala, sulit tidur dan 141,69 sedangkan
gelisah rata-rata tekanan
I: instrument yang darah diastolik
digunakan adalah tensi sebelum dan sesudah
meter air raksa sebagai diberi relaksasi nafas
alat untuk mengukur dalam yaitu 89,24
tekanan darah dan menjadi 83,39
lembar observasi
A: analisis univariat
dan bivariat dengan uji
t-test dependen
17
3. Yanti Anggraini 2020 Vol 5 No Efektifitas teknik Untuk D: eksperimental Hasil penelitian SCHOLAR
1 tahun relaksasi nafas mengetahui dengan jenis desain menunjukkan bahwa file:///C:/Us
2020 dalam terhadap upaya One Group Pretest- adanya pengaruh ers/user/Do
tekanan darah pada penurunan Posttest efektifitas teknik wnloads/28
pasien hipertensi di tekanan darah S: responden 30 pasien relaksasi nafas dalam 06-7106-1-
Jakarta dengan teknik hipertensi terhadap tekanan PB%20(1).p
relaksasi nafas V: variabel yang darah pada pasien df
dalam pada digunakan dalam hipertensi di tempat
pasien penelitian ini adalah RSU UKI dan
hipertensi tekanan darah sistolik Puskesmas dengan p
dan diastolik sebagai value 0,000 (<0,05).
variabel dependen dan Sebelum melakukan
teknik relaksasi nafas teknik relaksasi nafas
dalam sebagai variabel dalam tekanan darah
independent sistolik pada pasien
I: instrument yang hipertensi sebanyak
digunakan yaitu tensi 56,7% pada stage 2
meter air raksa sebagai dan tekanan darah
alat untuk mengukur diastolik pada
tekanan darah dan sebanyak 36,7% pada
lembar observasi stage 1, sesudah
untuk mengumpulkan dilakukan teknik
data karakteristik relaksasi nafas dalam
beserta beserta hasil tekanan darah pada
pengukuran tekanan sistolik menjadi
darah responden normal sebanyak
A: analisa univariat 56,7% dan diastolik
menggunakan SPSS turun menjadi normal
frekuensi dan analisa sebanyak 76,7%
18
6. Rasyidah az 2018 Volume Pengaruh slow Untuk D: desain penelitian Hasil penelitian SCHOLAR
7 No 2 deep breathing mengatahui menggunakan quasi menunjukkan nilai http://jkt.pol
terhadap tekanan pengaruh slow experiment dengan tekanan darah sistolik tekkes-
darah pada deep breathing pendekatan one group p value sebesar 0,000 mataram.ac.
penderita hipertensi terhadap pre test and post test dengan tekanan darah id/index.ph
di Puskesmas tekanan darah S: sampel sebanyak 17 diastolik 0,166 dengan p/home/arti
Simpang IV Sipin pada penderita responden tingkat kepercayaan cle/view/26
Kota Jambi hipertensi V: terapi relaksasi 95% dengan α 5%
nafas dalam pada (0,05) dengan ini
pasien hipertensi membuktikan bahwa
I: instrument yang adanya pengaruh
digunakan teknik relaksasi nafas
menggunakan alat dalam efektif dalam
tensi meter dengan menurunkan tekanan
standart SOP dan darah
membagikan lembar
kuisioner
A: analisis Uji
Wilcoxon
21
Dari ke 6 artikel yang di riview didapatkan hasil bahwa teknik relaksasi nafas
dalam terhadap nilai tekanan darah didapatkan adanya pengaruh pada saat melakukan
teknik relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi, penulis tidak menemukan hasil
3.2 Pembahasan
3.2.1 Nilai rata – rata tekanan darah sebelum dilakukan teknik relaksasi
Menurut peneliti yang dilakukan oleh Luluk, dkk pada tahun 2019
didapatkan nilai rata – rata pada tekanan darah sebelum dilakukan tindakan relaksasi
nafas dalam pre sistol sebesar 153,80 mmHg dan tekanan darah pre diastole sebesar
94,40 mmHg.
Berdasarkan peneliti yang dilakukan oleh Lisavina dan Ela (2018) bahwa
pasien hipertensi sebelum dilakukan tindakan relaksasi nafas dalam dengan rentang
nilai sistolik sebesar 147,05 – 151,35 mmHg dan diastolik sebesar 87,06 – 91,43
mmHg.
tindakan mayoritas responden memiliki tekanan darah sistolik pada stage 2 yaitu
56,7% dengan nilai rata- rata 161 mmHg. Untuk tekanan darah diastolik mayoritas
tindakan relaksasi nafas dalam nilai tekanan darah sistolik sebesar 156,46 mmHg dan
teknik relaksasi nafas dalam atau deep breathing dalam menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi didapatkan bahwa sebelum melakukan teknik relaksasi nafas
dalam nilai tekanan darah sistolik sebesar 174,41 mmHg dan nilai tekanan darah
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
di Kota Jambi didapatkan hasil bahwa sebelum melakukan tindakan relaksasi nafas
dalam nilai sistolik sebesar 151,18 mmHg dan nilai diastolik sebesar 91,18 mmHg.
dialami oleh pasien hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor usia dan faktor
makanan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia ≥18 tahun
keatas.
23
3.2.2 Nilai rata – rata tekanan darah sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
nilai rata – rata tekanan darah pada ≥18 tahun keatas sesudah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam yaitu sebesar 142,56 mmHg dengan standar post sistolik 11,676
dan nilai tekanan darah pada diastolik yaitu sebesar 84,80 mmHg dengan standar post
diastol 12,203.
mengatakan bahwa adanya penurunan nilai rata – rata pada tekanan darah sesudah
diberikan teknik relaksasi nafas dalam sistolik yaitu 141,69 mmHg dan diastolik yaitu
83,39 mmHg.
bahwa nilai responden sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mengalami
penurunan menjadi 120 mmHg dan rata- rata nilai diastolik sesudah dilakukan teknik
bahwa nilai sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sistolik mengalami
penurunan sebesar 138 mmHg dan nilai diastolik sebesar 86,46 mmHg.
bahwa sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sistolik sebesar 154,71 mmHg
dan nilai tekanan darah pada diastolik sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
bahwa sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sistolik sebesar 140,00 mmHg
Tekanan darah pada pasien hipertensi terdapat dua terapi yaitu terapi
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam. Untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam ini diantaranya ditempat yang tenang dan nyaman sehingga responden dapat
melakukan dengan rileks dan dapat tercapai tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam
pengaruh saat diberikan teknik relaksasi nafas dalam, responden akan mengalami
keregangan otot dan merasakan rileks pada tubuh saat diberikan teknik relaksasi
tersebut.
relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia dewasa
mean sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi nafas dalam yaitu pre systole
153,80 mmHg dengan standar deviasi 9,211 dan post systole 142,56 mmHg dengan
25
standar deviasi 11,676 nilai mean pre diastole 94,40 mmHg dengan standar deviasi
10,206 dan post diastole 84,80 mmHg dengan standar deviasi 12,203.
perbandingan nilai mean sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi nafas
dalam yaitu pre systole 149,20 mmHg dengan standar deviasi 3,010 dan post systole
141,69 mmHg dengan standar deviasi 2,365 nilai mean pre diastole 89,24 mmHg
dengan standar deviasi 3,053 dan post diastole 83,39 mmHg dengan standar deviasi
2,378.
mean sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi nafas dalam yaitu pre systole
161,00 mmHg dan post systole 120,00 mmHg dan nilai mean pre diastole 92,00
nilai mean sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi nafas dalam yaitu pre
systole 156,46 mmHg dan post systole 138,00 mmHg dengan selisih 18,46 nilai mean
pre diastole 93 mmHg dan post diastole 84,46 mmHg dengan selisih 6,54.
mean sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi nafas dalam yaitu pre systole
174,41 mmHg dengan standar deviasi 19,706 dan post systole 154,71 mmHg dengan
standar deviasi 7,171 nilai mean pre diastole 103,82 mmHg dengan standar deviasi
14,412 dan post diastole 89,41 mmHg dengan standar deviasi 5,040.
26
nilai mean sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi nafas dalam yaitu pre
systole 151,18 mmHg dan post systole 140,00 mmHg nilai mean pre diastole 91,18
Menurut Tawang (2017) yang berjudul pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi sedang - berat di Kandou
mengatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi cara ini sangat efektif. Terapi ini sangat baik dilakukan setiap
hari, karena dapat membantu relaksasi otot tubuh terutama pada pembuluh darah
perbandingan sebelum dan sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam pada
pasien hipertensi, karena ketika seseorang menarik nafas perlahan maka akan terjadi
3.2.4 Pengaruh tekanan darah sebelum dan sesudah saat diberikan intervensi
teknik relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia
bahwa terdapat nilai pengaruh yang signifikan dalam penurunan tekanan darah
27
sebelum dan sesudah diterapkan teknik relaksasi nafas dalam nilai nilai p-value
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lisavina dan Ela (2018) bahwa
nilai p value pada tekanan darah sistolik sebesar 0,000 dan nilai p value diastolik
sebesar 0,000 dapat disimpulkan tingkat kepercayaan 95% diyakini yang berarti
adanya pengaruh pada relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah.
value 0,000 (0,05) dengan tekanan darah sistolik pada stage 2 sebesar 56,7% dan
tekanan darah diastolik sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam turun menjadi
value pada tekanan darah sistolik sebesar 0,001 dan nilai p value diastolik sebesar
0,001 dari tingkat kepercayaan 95% dengan p value 0,05 yang berarti adanya
bahwa adanya penurunan tekanan darah sehingga didapatkan nilai p value pada
sistolik sebesar 0,000 atau (p<α = 0,05) dan nilai p value pada diastolik sebesar 0,000
value pada tekanan darah sistolik sebesar 0,000 dan nilai p value diastolik sebesar
0,166 dengan p value tekanan darah diastolik 0,05 yang berarti adanya pengaruh pada
dalam maka transmitter yang bekerja pada otak akan menghambat dan memutus
rangsangan sehingga akan mengurangi tingkat stress pada responden dan dengan
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam ini dapat menurunkan aktivitas pada saraf
menjadi rileks.
relaksasi nafas dalam sebelum dan setelah dilakukan tindakan relaksasi nafas dalam
dan efektif dalam menurukan tekanan darah pada pasien hipertensi karna dari kerja
teknik relaksasi nafas dalam ini penurunan denyut jantung dan kontraksi pada
jantung. Hal ini dikarenakan, ketika kita melakukan teknik relaksasi nafas dalam
dengan rileks dan tenang maka penurunan seksresi pada hormon CRH (cortocotropin
4.1 Kesimpulan
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia dewasa
1. Sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi didapatkan
relaksasi nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia dewasa dengan
pasien hipertensi.
4. Adanya pengaruh sebelum dan sesudah saat diberikan intervensi teknik relaksasi
nafas dalam terhadap nilai tekanan darah pada usia dewasa dengan pasien
hipertensi.
29
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz & Musrifatul. (2016) Buku ajar ilmu keperawatan dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Anggraini, Yanti. (2020) ‘Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tekan
Buntan , Dkk. (2019) ‘Faktor-faktor risiko kejadian hipertensi nelayan di Desa Mala
Cahyanti, Dkk. (2019) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nilai
.id/index.php/jpk/article/view/63.
CDC. (2016) ‘Division for heart and stroke prevention: High blood pressure fact
Dinkes. (2017) Profil kesehatan provinsi sumatera selatan. Available at: https://ww
w.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://dinkes.palembang.go
id/tampung/dokumen/dokumen-150274.pdf&ved=2ahUKEwiU042UyOrAh
WHT30KHUQtAp4QFjABegQIDRAC&usg=AOvVaw1sbXkP0857y-y80s
Hartanti, Dkk. (2016) ‘Terapi Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi’, Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), Vol. IX, No. 1, ISSN :
1978-3167.
jain, Ritu. (2017) Pengobatan Alternatif Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta: PT.
Jayadi . (2017) ‘Tentang perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan
Juwita, L & Ela Efriza. (2018) ‘Pengaruh Nafas Dalam Terhadap Tekanan Darah
Muttaqin, Arif. (2015) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurman, Muttaqin. (2017) ‘Efektifitas Antara Terapi Relaksasi Otot Progresif Dan
Putra, W. S. (2015) Sehat dengan terapi refleksi & herbal di rumah sendiri.
University.
Sentana (2015) ‘Tentang pengaruh relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan
kota wilayah selatan kota Kediri’, Jurnal stikkes rs baptis Kediri, Vol.4,
No.1.
etail/hypertension.
No. 3.
LAMPIRAN
JPK P-ISSN 2355-8040
Jurnal Profesi Keperawatan Vol. 6 No. 1 Januari 2019
Akademi keperawatan Krida Husada Kudus
Luluk Cahyanti1
Febriyanto2
1
Dosen Akper Krida Husada Kudus
2
Mahasiswa Akper Krida Husada Kudus
Email:lulukabbas.lc@gmail.com
ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi suatu masalah kesehatan
yang serius dan perlu diwaspadai. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang di tunjukkan melalui angka
sistolik dan diastolik. Tekanan darah di ukur menggunakan alat sphygmomanometer
digital. Tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi dapat diatasi dengan terapi
farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi adalah teknik
relaksasi nafas dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunana tekanan darah pada pasien hipertensi.
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah pra experiment dengan desain one grup
pretest posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi di
RSUD dr. Soeratno Gemolong dengan sampel sebanyak25pasien. pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Data yang
didapatkan kemudian diolah menggunakan uji beda yaitu paired sample T-test dengan
tingkat kepercayaan yang diambil sebesar 95% dengan α<5% (0,05). Hasil penelitian
dengan SPSS menunjukkan Ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah
sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi.
Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
dalam sebesar 153,80 mmHg dan 142,56 mmHg. Sedangkan pada tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah sebesar 94,40 mmHg dan 84,80 mmHg. Ada pengaruh
yang signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam pada pasien hipertensi yaitu p value 0,000 (p< 0,000).
PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat (Rata-Rata Tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi di RSUD dr.
Soeratno Gemolong)
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 25 pasien hipertensi
rata-rata tekanan darah sistol sebelum dilakukan tindakan teknik relaksasi nafas
dalam adalah 153,80 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastol sebelum
dilakukan tindakan teknik relaksasi nafas dalam adalah 94,40 mmHg. Sedangkan
rata-rata tekanan darah sistol sesudah dilakukan tindakan teknik relaksasi nafas
dalam adalah 142,56 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastol sesudah
dilakukan tindakan teknik relaksasi nafas dalam adalah 84,80 mmHg. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik
SARAN
Saran dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Responden
Pasien dengan hipertensi sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah
secara rutin tanpa menunggu adanya gejala lain yang muncul. Dan rutin untuk
melakukan terapi non farmakologi berupa teknik relaksasi nafas dalam untuk
menurunkan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahdah, Nurul. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes (Mendeteksi, Mencegah,
dan Mengobati dengan Cara Medis dan Herbal). Yogyakarta: Multi press. 2011.
2. WHO. Cardiovascular diseases (CVDs). 2015
3. Putra, W. S. Sehat dengan Terapi Refleksi & Herbal di Rumah Sendiri.
Yogyakarta: Kata hati. 2015
4. Carpenito, L. J. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC.
2009
5. Potter, Perry. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 3. Jakarta: Salemba
Medika. 2009
6. Alimansur, M,. Anwar M. C. Efek Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 November 2013
ISSN 2303- 1433
7. Putra, E. K,. Dkk. Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten
Magetan, Skripsi. 2013
8. Tawang, E., dkk. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Sedang-Berat Di Ruang Irina C BLU
Prof. DR. R. D. Kandau Manado. Ejournal keperawatan Vol. 1 No. 1 Agustus
2013
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index
ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh teknik nafas dalam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Metode penelitian
ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan one group pre test dan post test. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua pasien hipertensi DiWilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi yang berjumlah
474 orang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 10 orang. Hasil
penelitian didapatkan perbedaan rata-rata tekanan darah diastolik adalah 9,400 dengan standar deviasi
3,748 dan nilai p=0,000. Ada pengaruh nafas dalam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi yang
diberi teknik nafas dalam wilayah kerja Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi. Diharapkan dapat melakukan
teknik nafas dalam 1 kali sehari selama 15 menit dan dilakukan 1 kali sehari selama 15 menit dan dilakukan
di tempat yang nyaman.
51 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Juwita, L & Efriza, E (2018). RNJ. 1(2) : 51-59
Rata-rata tekanan darah sistolik pada pasien pada pasien hipertensi sebelum teknik nafas
hipertensi sebelum teknik nafas dalam di dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari
Wilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari Kota Kota Bukittinggi Tahun 2015 adalah 89,24
Bukittinggi Tahun 2015 adalah 149,20 dengan dengan standar deviasi 3,053. Dari hasil estimasi
standar deviasi 3,010. Dari hasil estimasi interval interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini
dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien
tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi hipertensi sebelum teknik nafas dalam berada
sebelum teknik nafas dalam berada pada pada rentang nilai 87,06-91,43. Dengan nilai
rentang nilai. 147,05-151,35. Dengan tekanan diastolik minimal adalah 85 dan maksimal adalah
darah sistolik minimal adalah 144 dan maksimal 93.
adalah 155. Rata-rata tekanan darah diastolik
Rata-rata tekanan darah sistolik pada pasien pada rentang nilai 81,68-85,09. Dengan tekanan
hipertensi sesudah pemberian teknik nafas darah diastolik minimal adalah 80 dan maksimal
dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari adalah 87.
Kota Bukittinggi Tahun 2015 adalah 141,69
dengan standar deviasi 2,365. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini Analisa Bivariat
rata-rata tekanan darah sistolik pada pasien Rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien
hipertensi sesudah teknik nafas dalam berada hipertensi sebelum dan sesudah teknik nafas
pada rentang nilai 139,99-143,38. Dengan dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari
tekanan darah sistolik minimal adalah 137 dan Kota Bukittinggi Tahun 2015 adalah 5,857
maksimal adalah 146. dengan standar deviasi 1,006. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini
rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien
Rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah teknik nafas
hipertensi sesudah pemberian teknik nafas dalam berada pada rentang nilai 5,138 – 6,577.
dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari Dengan tekanan darah diastolik sebelum nilai
Kota Bukittinggi Tahun 2015 adalah 83,39 minimal adalah 85 dan maksimal adalah 93.
dengan standar deviasi 2,378. Dari hasil estimasi Dengan tekanan darah diastolik sesudah nilai
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini minimal adalah 80 dan maksimal adalah 87. Nilai
rata-rata tekanan darah diastolik pada pasien p=0,000.
hipertensi sesudah teknik nafas dalam berada
Tabel 2 Perbedaan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Sebelum dan Sesudah Pemberian Teknik Nafas Dalam
54 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Juwita, L & Efriza, E (2018). RNJ. 1(2) : 51-59
Garam bersifat mengikat air sehingga ekskresi penelitian. Setiap responden mengalami
cairan tubuh meningkat, kondisi ini penurunan yang berbeda-beda tergantung
mengakibatkan darah menjadi kental, tekanan konsentrasi dan respon tubuh responden.
darah pun menjadi meningkat Selain itu, Selama penelitian, semua responden
penyebab lainnya adalah stress, karena ketika mampu berkonsentrasi, namun butuh waktu
stress, meningkatkan tegangan aliran dan tempat yang nyaman untuk menciptakan
pembuluh darah sehingga vasokontriksi, maka konsentrasi responden. Selama penelitian tidak
terjadi peningkatan tekanan darah secara ditemukan hambatan yang berarti, namun ada
bertahap. Responden mengatakan untuk beberapa responden yang lebih suka bercerita
mengatasi hipertensi yang dialaminya, hal yang kepada peneliti, sehingga sulit untuk mengajak
dilakukan adalah mengonsumsi obat-obatan responden berkonsentrasi. namun dibawah
antihipertensi, mengonsumsi ramuan herbal bimbingan peneliti dan komunikasi yang baik
dan istirahat. Tidak ada satu pun responden membuat semua responden melakukan teknik
yang sebelumnya pernah mencoba teknik nafas dalam dengan konsentrasi yang baik.
nafas dalam untuk menurunkan hipertensi yang Responden melakukan teknik nafas dengan
dialaminya. teratur selama 15 menit di sore hari dibawah
Sesudah diberikan teknik nafas dalam bimbingan dan arahan peneliti. Responden
semua responden mengalami penurunan mengatakan akan melakukan nafas dalam
tekanan darah. Semua responden antusias secara teratur sesuai yang telah diajarkan serta
mengikuti gerakan teknik nafas dalam yang responden merasa senang melakukannya
dibimbing langsung oleh peneliti. Sebelumnya, karena gerakannya mudah dan tanpa biaya
responden diajak berbincang-bincang seputar namun hasilnya bermanfaat mengurangi
keluhan yang dirasa dan diagnosa hipertensi keluhan yang selama ini dirasakan dan tanpa
yang dialami, didapatkan semua responden efek samping.
tidak mengetahui teknik nafas dalam mampu Nafas dalam merupakan tindakan yang
menurunkan tekanan darah. Responden dapat menimbulkan relaksasi bagi pasien,
diminta mengisi format persetujuan menjadi tindakan ini menggunakan pernafasan
responden. Langkah selanjutnya responden diafragma dengan cara udara dihembuskan
bersama peneliti memutuskan tempat untuk lewat bibir seperti meniup (Sigalingging, 2013).
melakukan teknik nafas dalam, dalam ruangan Relaksasi nafas dalam kebebasan mental dan
yang nyaman dengan aliran oksigen yang fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
lancar melalui ventilasi terbuka atau ruangan relaksasi nafas dalam ini menganjurkan klien
terbuka yang tenang dan nyaman bagi untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-
responden. Responden disugesti untuk paru dengan udara menghembuskan secara
melepaskan masalah yang dipikirkan, perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki,
kosongkan pikiran responden hingga perut, dan punggung, serta mengulang hal
merasakan kenyamanan. Responden diminta yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga
menarik nafas dalam melalui hidung dan paru- didapat rasa nyaman, tenang dan rileks (Aziz
paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3 2006, p.221).
selanjutnya perlahan-lahan udara dihembuskan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
melalui mulut, tindakan ini dilakukan selama 15 yang dilakukan Suwardianto (2011) yang
menit. berjudul Pengaruh terapi relaksasi napas
Dari 10 responden sesudah pemberian dalam (deep breathing) terhadap perubahan
teknik nafas dalam, didapatkan 6 responden tekanan darah pada penderita hipertensi di
mengatakan rasa gelisah tidak lagi dirasakan Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri
dan 4 responden mengatakan sakit kepala didapatkan Tekanan darah sistolik sesudah
berkurang. Semua responden mengalami terapi relaksasi nafas dalam (deep breathing)
penurunan tekanan darah setiap kali pada penderita hipertensi kelompok
melakukan teknik nafas dalam selama 7 hari eksperimen yaitu 136,00 mmHg, 138,00
56 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Juwita, L & Efriza, E (2018). RNJ. 1(2) : 51-59
mmHg, 130,00 mmHg, 146,00 mmHg, dan Mekanisme relaksasi nafas dalam
136,09 mmHg. Tekanan darah diastolik (deep breathing) pada sistem pernafasan
sesudah terapi relaksasi nafas dalam (deep berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi
breathing) pada penderita hipertensi kelompok pernafasan dengan frekuensi pernafasan
eksperimen yaitu 82,00 mmHg, 72,00 mmHg menjadi 6-10 kali per menit sehingga terjadi
dan 92,00 mmHg, mode-nya yaitu 82,00 peningkatan regangan kardiopulmonari.
mmHg, dan 90,00 mmHg, dan mean-nya Stimulasi peregangan diarkus aorta dan sinus
adalah 83,00 mmHg. karotis diterima dan diteruskan oleh saraf
Penelitian ini sejalan dengan penelitian vagus ke medula oblongata (pusat regulasi
yang dilakukan Tawaang (2013) yang berjudul kardiovaskuler), selanjutnya merespon
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terjadinya peningkatan refleks baroreseptor.
terhadap penurunan tekanan darah pada Impuls aferen dari baroreseptor mencapai
pasien hipertensi sedang-berat di ruang Irin AC pusat jantung yang akan merangsang aktivitas
Blu Prof. Dr. R. D. Kandou menyatakan ada saraf parasimpatis dan menghambat pusat
penurunan tekanan darah yang signifikan simpatis (kardioakselerator), sehingga
sesudah dilakukan teknik relaksasi napas menyebabkan vasodilatasi sistemik, penurunan
dalam pada penderita hipertensi sedang-berat denyut dan daya kontraksi jantung. Sistem
kelompok eksperimen, nilai sistolik mengalami saraf parasimpatis yang berjalan ke SA node
penurunan sebesar 165,77mmHg / 90,00 melalui saraf vagus melepaskan
mmHg untuk hari ke-1, sedangkan hari ke-2 neurotransmitter asetilkolin yang menghambat
terjadi penurunan sebesar 149,33 mmHg/84,00 kecepatan depolarisasi SA node, sehingga
mmHg. terjadi penurunan kecepatan denyut jantung.
Perangsangan system saraf parasimpatis ke
Analisa Bivariat bagian-bagian miokardium lainnya
mengakibatkan penurunan kontraksilitas,
Terjadi penurunan tekanan darah volume sekuncup, curah jantung yang
setelah melakukan nafas dalam, hal ini terjadi menghasilkan suatu efek inotropik negative.
karena ketika menarik nafas dalam (ekspirasi Keadaan tersebut mengakibatkan penurunan
dan inspirasi) terjadi peregangan volume sekuncup, dan curah jantung. Pada
kardipulmonari, peregangan ini akan otot rangka beberapa vasomotor mengeluarkan
disampaikan impuls ke otak (pusat regulasi asetilkolin yang menyebabkan dilatasi
kardiovaskuler) yang merangsang saraf pembuluh darah. Akibat dari penurunan curah
parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi jantung, kontraksi serat-serat otot jantung, dan
sistemik (seluruh tubuh) termasuk jantung. volume darah membuat tekanan darah menjadi
Suplai oksigen ke semua organ diseluruh tubuh menurun (Suwadianto Heru, 2011).
terpenuhi, hal ini mengakibatkan denyut Penelitian ini sejalan dengan penelitian
jantung menurun, penurunan curah jantung, yang dilakukan Tawaang (2013) yang berjudul
serta dilatasi pembuluh darah sehingga terjadi pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
penurunan tekanan darah. Sebelum diberikan terhadap penurunan tekanan darah pada
teknik nafas dalam semua responden pasien hipertensi sedang-berat di ruang Irin AC
mengalami hipertensi stadium 1. Keluhan Blu Prof. Dr. R. D. Kandou menggunakan uji
hipertensi yang dialami responden adalah Wilcoxon Signed Rank didapatkan nilai p=0,05.
seperti sakit kepala, sulit tidur dan gelisah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Hipertensi yang dialami responden disebabkan yang dilakukan oleh Armunanto (2013) berjudul
oleh berbagai faktor seperti konsumsi makanan pengaruh terapi imajinasi terpimpin terhadap
berkolesterol, aktivitas fisik kurang baik, dan perubahan tekanan darah pada pasien
stress. Sesudah diberikan teknik nafas dalam hipertensi di Kelurahan Karangsari Kabupaten,
semua responden mengalami penurunan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.
tekanan darah. Hasil uji statistik menunjukkan nilai value
57 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2
Juwita, L & Efriza, E (2018). RNJ. 1(2) : 51-59
59 | R N J
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS
DALAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI DI JAKARTA
Yanti Anggraini
Dosen Prodi DIII Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia,yanti. anggraini@uki.ac.id
Riwayat Artikel:
Tanggal di Publikasi: Juli 2020 Hipertensi merupakan penyakit the silent killer yang mengakibatkan 7.5
Kata kunci: juta kematian diseluruh dunia. Di RSU UKI Jakarta ditemukan 1.066
Pasien hipertensi pasien hipertensi. Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara
Teknik relaksasi farmakologi dan non farmakologi. Pentalaksanaan non farmakologi
Tarik nafas dalam dengan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam. Tujuan penelitian
Tekanan darah adalah mengetahui upaya penurunan tekanan darah dengan teknik
relaksasi nafas dalam pada pasien hipertensi. Jenis penelitian
eksperimental desian One Group Pretest-Posttest. Pasien berjumlah 30
responden dipilih dengan random sampling di RSU UKI dan Puskesmas
Kelurahan Cawang Jakarta Timur dari desember 2019- februari 2020.
Hasil: adanya perbedaan tekanan darah sistolik dan sistolik sebelum dan
sesudah intervensi teknik relaksasi nafas dalam (p=0.000), ada hubungan
usia terhadap tekanan darah diastolik (p=0.043) dan ada hubungan
makanan berlemak tinggi terhadap tekanan darah diastolik (p=0.037).
Kesimpulan: Teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi selama empat hari dan direkomendasikan
perawat mengajarkan tarik nafas dalam dan memotivasi pasien untuk
latihan mandiri di rumah.
41
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
42
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Penelitian juga dilakukan denga independen. Instrumen yang digunakan
Puskesmas Kelurahan Cawang Jakarta dalam penelitian ini adalah tensi meter
Timur karena ditemukan penanganan air raksa sebagai alat untuk mengukur
pasien hipertensi lebih banyak dengan tekanan darah dan lembar observasi
menggunakan farmakologi dan pasien untuk mengumpulkan data karakteristik
jarang melakukan teknik relaksasi nafas beserta hasil pengukuran tekanan darah
dalam karena pasien kurang memahami responden. Responden diukur tekanan
cara melakukan teknik relaksasi nafas darah dalam posisi duduk kemudian
dalam dengan baik sehingga pasien diberi latihan teknik relaksasi nafas
jarang latihan teknik relaksasi nafas dalam selama 15 menit.Latihan teknik
dalam dirumah dan mengakibatkan relaksasi nafas dalam dilakukan tiga kali
tekanan darah meningkat. Tujuan dalam sehari selama empat hari.Hari
penelitian ini adalah untuk mengetahui terakhir sesudah latihan teknik relakasi
efektifitas teknik relaksasi nafas dalam nafas dalam dilakukan pengukuran
terhadap tekanan darah pada pasien tekanan darah sistolik dan diastolik pada
hipertensi. sore hari. Untuk analisa univariat
menggunakan SPSS frekuensi dan
METODE PENELITIAN analisa bivariat pre-test & post-test
Jenis penelitian ini merupakan menggunakan uji wilxocon serta untuk
penelitian Eksperimental dengan jenis uji hubungan menggunakan uji korelasi
desian One Group Pretest-Posttest kendall.
dimana kelompok perlakukan diukur
tekanan darah sebelum dan sesudah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan intervensi teknik relaksasi
nafas dalam selama empat hari.Populasi Tabel 1. Karakteristik Responden
penelitian ini adalah pasien hipertensi
yang berkunjung ke RSU UKI dan
Puskesmas Kelurahan Cawang.Kriteria
inklusi adalah pasien hipertensi yang
bersedia melakukan teknik relaksasi
nafas dalam tiga kali sehari, pasien yang
mengalami rawat inap di RSU UKI dan
paisen yang berkunjung ke poli
Puskesmas Kelurahan Cawang.Kriteria
eksklusi adalah pasien yang tidak
bersedia melakukan Teknik Relaksasi
nafas dalam secara rutin dan pasien yang
tidak rutin mengkonsumsi obat
hipertensi.
Besar sampel dalam penelitian ini
berjumlah 30 pasien hipertensi yang
dipilih secara random sampling.Variabel
yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
tekanan darah sistolik dan diastolik
sebagai variabel dependen dan teknik
relaksasi nafas dalam sebagai variabel
43
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Tabel 2. Kataristik Tekanan Darah Tabel 5. Uji Hubungan Teknik
Relaksasi Dengan Usia, Jenis
Kelamin, Pekerjaan, IMT, Merokok,
Olahraga, Kebiasaan Makanan
Berlemak dan Asin
44
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
maksimum 210 mmHg.Untuk tekanan diastolic dengan p-value 0.000 (<0.005).
darah diastolik, mayoritas pada Dalam penelitian ini didapatkan sebelum
hipertensi stage 1 (36.7%) dan nilai rata- dilakukan intervensi teknik relaksasi
rata 92 mmHg.Tekanan darah sistolik tarik nafas dalam nilai rata-rata tekanan
minimum 76 mmHg dan maksimum 120 darah sistolik berada pada 177,33
mmHg. mmHg dan nilai rata-rata tekanan darah
Sesudah dilakukan teknik diastolik 95.87 mmHg. Setelah
relaksasi nafas dalam, mayoritas dilakukan intervensi teknik relaksasi
reponden memiliki tekanan darah tarik nafas dalam nilai rata-rata tekanan
sistolik normal (56.7%) dan nilai rata- darah sistolik berada pada 173.20
rata 120 mmHg.Tekanan darah sistolik mmHg dan nilai rata-rata tekanan darah
minimum 100 mmHg dan maksimum diastolik 90.00 mmHg.
160 mmHg.Untuk tekanan darah Menurut Kozier, ERb, Berman &
diastolik, mayoritas tekanan darah Snyder (2011: hal. 314), teknik relaksasi
responden normal (76.7%) dan nilai dapat menurunkan konsumsi oksigen,
rata-rata 74.33 mmHg.Tekanan darah metabolism, frekuensi pernafasan,
sistolik minimum 64 mmHg dan frekuensi jantung, tegangan otot dan
maksimum 90 mmHg. tekanan darah sistolik dan diastolik.
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan Teknik relaksasi nafas dalam
ada perbedaan signifikan tekanan darah memungkinkan pasien mengendalikan
sistolik dan diastolik sebelum dan respons tubuhnya terhadap ketegangan
sesudah intervensi teknik relaksasi nafas dan kecemasan.
dalam dengan p-value 0.000 (< 0.005) Teknik relaksasi nafas dalam
dengan dibuktikan sebelum dilakukan dilakukan dengan cara pasien menarik
intervensi tekanan darah sistolik nafas dalam dan mengisi paru-paru
mayoritas pada stage 2 dengan nilai rata- dengan udara. Pasien disuruh
rata 161 mmHg.Sesudah dilakukan mengeluarkan udara pelan-pelan dan
intervensi, tekanan darah sistolik tubuh dilemaskan, konsentrasi sampai
mayoritas kembali normal dengan nilai merasakan enak.Kemudian bernafas
rata-rata 120 mmHg.Untuk tekanan seperti biasa, anjurkan nafas dalam lagi
darah diastolik, sebelum dilakukan dan keluarkan dengan pelan-pelan baru
intervensi teknik relaksasi tarik nafas kaki dilemaskan, kemudian lemaskan
dalam mayoritas pada hipertensi stage 1 bagian tangan, perut dan punggung
dengan nilai rata-rata 92 mmHg.Sesudah setelah selesai rileks dan anjurkan napas
dilakukan intervensi, tekanan darah secara teratur (A. Aziz & Musrifatul,
diastolik mayoritas kembali normal 2016).
dengan nilai rata-rata 74.33 mmHg. Pada tabel 5 didapatkan ada
Hasil penelitian ini sesuai dengan hubungan antara usia terhadap tekanan
penelitian yang dilakukan Rini Tri darah diastolik sesudah intervensi teknik
Hastuti dan Insiyah (2015) terhadap 30 Relaksasi nafas Dalam dengan p-value
orang pasien hipertensi Puskesmas 0.043 (<0.05) dan ada hubungan antara
Bendosari Kabupaten Sukoharjo, makanan berlemak terhadap tekanan
didapatkan adanya perbedaan signifikan darah diastolik sesudah intervensi teknik
sebelum dan sesudah intervensi teknik relaksasi Nafas Dalam dengan p-value
relaksasi nafas dalam pada tekanan 0.037 (<0.05). Tidak ada hubungan
daraah sistolik dan tekanan darah antara usia terhadap tekanan darah
45
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
sistolik (p-value= 0.394), merokok sel tubuh. Lemak dari makanan berada
terhadap tekanan darah sistolik (p- dalam berbagai bentuk dan samar.
value= 0,342), merokok terhadap Asupan kolesterol dan lemak jenuh yang
tekanan darah diastolik (p-value=0.529), tinggi berkaitan dengan perkembangan
olahraga terhadap tekanan darah sistolik PJK yang ditandai dengan tekanan darah
(p-value= 0.351), olahraga terhadap tinggi (hipertensi).
tekanan darah diastolik (p-value=
0.977), IMT terhadap tekanan darah KESIMPULAN DAN SARAN
sistolik (p-value= 0.320), IMT terhadap Hasil penelitian ini menunjukkan
tekanan darah diastolik (p-value= bahwa adanya efektifitas teknik
0.056), Makanan berlemak terhadap relaksasi Tarik nafas dalam terhadap
tekanan darah sistolik (p-value= 0.802), tekanan darah pada pasien hipertensi di
makanan asin terhadap tekanan darah RSU UKI dan Puskesmas Kelurahan
sistolik (p-value= 0.942), dan makanan Cawang dengan p-value 0.000 (<0.05)
asin terhadap tekanan darah diastolik (p- dimana sebelum terapi tehnik relaksasi
value= 0.864). tarik nafas dalam, tekanan darah sistolik
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pada hipertensi stage 2
hubungan antara usia terhadap tekanan sebanyak 56.7% dan tekanan darah
darah diastolik sesudah intervensi teknik diastolik mayoritas pada hipertensi stage
Relaksasi nafas Dalam dengan p-value 1 sebanyak 36.7%. Sesudah dilakukan
0.043 (<0.05). Menurut Black & Hawks intervensi, tekanan darah sistolik turun
(2014: hal. 82), usia adalah faktor resiko menjadi normal sebanyak 56.7% dan
yang tidak dapat dimodifikasi dan diastolik turun menjadi normal sebanyak
mempengaruhi risiko serta keparahan 76.7%. Ada hubungan antara usia
penyakit jantung koroner yang ditandai terhadap tekanan darah diastolik sesudah
dengan tekanan darah tinggi intervensi teknik Relaksasi nafas Dalam
(hipertensi). Pada usia yang lebih tua, dengan p-value 0.043 (<0.05) dan
wanita yang mengalami serangan makanan berlemak terhadap tekanan
jantung memiliki kemungkinan darah diastolik sesudah intervensi teknik
kematian akibat serangan jantung dua relaksasi nafas dalam dengan p-value
kali lebih besar dibandingkan pria. 0.037 (<0.05).
Hasil dari tabel 5 menunjukkan Saran pada penelitian ini adalah
ada hubungan antara makanan berlemak bagi tenaga kesehatan khususnya
terhadap tekanan darah diastolik sesudah perawat dan mahasiswa perawat agar
intervensi teknik relaksasi nafas dalam mengajarkan intervensi keperawatan
dengan p-value 0.037 (<0.05).Hal ini yaitu teknik relaksasi tarik nafas dalam
dibuktikan oleh Black & Hawks (2014: kepada pasien hipertensi selama empat
hal.83) makanan berlemak mengandung hari dan memotivasi pasien untuk
kolesterol yang bersirkulasi di darah melakukan teknik relaksasi nafas dalam
dalam kombinasi dengan trigeliserida di rumah secara mandiri.
dan fosfolipid terikat protein. Kompleks
ini disebut dengan DAFTAR PUSTAKA
lipoprotein.Lipoprotein berfungsi untuk American Heart Association.(2019).
LDL yang memiliki konsentrasi Heart Disease and Stroke
kolesterol yang paling tinggi dan Statistics-2019 At-a-Glance. 1-5.
ttps://healthmetrics.heart.org/wp-
mengangkut kolesterol endogen ke sel-
46
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 5 No 1 Tahun 2020
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
content/uploads/2019/02/At-A- Healthcare Professionals. 1-81.
Glance-Heart-Disease-and-Stroke- Kumaran Book
Statistics-–-2019.pdf House.https://www.researchgate.ne
t/publication/327418169_HYPER
A. Aziz & Musrifatul. (2016). Buku TENSION_The_Silent_Killer
Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta: Salemba Medika.
47
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No. 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167
Abstrak. Hipertensi merupakan salah satu penyakit pada sistem kardiovaskuler yang
memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Tekanan darah tinggi pada pasien
hipertensi dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan non farmakologis. Salah satu terapi
non farmakologis adalah terapi relaksasi napas dalam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas terapi relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien dengan hipertensi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi
di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi KabupatenPekalongan sebanyak 20 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-random (non probability)
Sampling dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat penurunan tekanan darah respondensetelah diberikan terapi relaksasi nafas
dalamyaitu tekanan darah sistolik sebesar 18,46 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar
6,54 mmHg. Analisis statistik dengan menggunakan paired sample T-test dengan tingkat
kepercayaan yang diambil sebesar 95% dengan r 5% (0,05), didapatkan nilai Œvalue
tekanan darah sistolik 0,001 dan Œvalue tekanan darah diastolik 0,001. Hal ini menunjukkan
terapi relaksasi napas dalam efektif menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.
Penelitian ini merekomendasikan terapi relaksasi napas dalam efektif digunakan dalam
menurunkan tekanan darah (sistolik dan diastolik) pada pasien hipertensi.
Kata Kunci: relaksasi, nafas dalam, tekanan darah, hipertensi
Baharudin Lutfi S
Dosen Program Studi Keperawatan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
baharudinlutfis@gmail.com
ABSTRAK
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan
dan organ-organ tubuh secara terus menerus lebih dari suatu periode. Peningkatan tekanan
darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan
pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
serta dapat menyebabkan komplikasi lainnya. Tatalaksana hipertensi dapat dilakukan dalam
dua kategori yaitu dengan farmakologi dan non farmakologis. Dalam konsep keperawatan,
penurunan tekanan darah pada hipertensi dapat menggunakan penatalaksanaan dengan
penerapan non farmakologi, salah satunya teknik nafas dalam. Mengidentifikasi efektifitas
tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing). Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan metode penelitian quasi eksperimen dengan memberikan
intervensi terhadap subjek penelitian dengan jumlah responden sebanyak 34 orang responden.
Penelitian ini menunjukan bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik pada pasein
hipertensi setelah diberikan intervensi tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing), hasil uji
statistik menggunakan paired T-test didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05)
membuktikan bahwa tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing) efektif dalam menurunkan
tekanan darah sistolik pasien hipertensi di Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut. Pada tekanan
darah diastolik pasien hipertensi juga mengalami penurunan tekanan darah setelah diberikan
intervensi tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan nilai p-value sebesar 0,000
(p<0,05) yang membuktikan bahwa tehnik relaksasi nafas dalam juga efektif dalam
menurunkan tekanan darah diastolik pasien hipertensi di Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut.
Penelitian ini merekomendasikan tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing) sebagai
alternatif penatalaksanan non farmakologi pada pasien hipertensi karena efektif dalam
menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik.
34
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
35
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
nilai tekanan darah sistolik sebesar 14,412 dalam menurunkan tekanan darah pasien
dengan standar deviasi 5,040. Hasil uji hipertensi yang menunjukan adanya
statistik didapatkan nilai p value 0,000 penurunan tekanan darah pasien setelah
(p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan diberikan terapi relaksasi nafas dalam yaitu
yang bermakna antara nilai tekanan darah tekanan darah sistolik sebesar 18,46 mmHg
diastolik sbelum dan sesudah intervensi dan tekanan darah diastolik sebesar 6,54
tehnik relaksasi nafas dalam (deep mmHg. Analisa statistik dengan
breathing). menggunakan paired sampel T-test
didapatkan nilai p value tekanan darah
PEMBAHASAN
sistolik 0,001 (p<α=0,05) dan p value
Melihat dari hasil data diatas penulis
tekanan darah diastolik 0,001 (p<α=0,05).
berpendapat bahwa adanya perbedaan
Hal ini menunjukan terapi relaksasi nafas
tekanan darah sistolik dan diastolik pada
dalam efektif menurunkan tekanan darah
pasien hipertensi sebelum dan sesudah
pasien hipertensi.
diberikan intervensi merupakan hasil dari
Prosedur teknik relaksasi nafas
proses yang telah dilakukan oleh responden
dalam dan guided imagery yaitu dengan
melalui intervensi tehnik relaksasi nafas
cara menciptakan lingkungan yang tenang,
dalam (deep breathing). Hal tersebut
selanjutnya jaga privasi pasien, usahakan
diperkuat dengan hasil uji statistik dengan
tangan dan kaki responden dalam keadaan
mengunakan paired sampel T-test
rileks, kemudian minta pasien untuk
didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05)
memejamkan mata dan usahakan agar
pada tekanan darah sistolik, dan nila p
pasien berkonsentrasi, minta pasien
value 0,000 (p<0,05) pada tekanan darah
menarik nafas melalui hidung secara
diastolik. Dengan demikian terdapat
perlahan-lahan sambil menghitung dalam
perbeadaan yang bermakna antara nilai
hati “hirup, dua, tiga”, selama responden
tekanan darah sistolik dan diastolik
memejamkan mata kemudian minta pasien
sebelum dan sesudah diberikan intervensi
untuk membayangkan hal-hal yang
tehnik relaksasi nafas dalam (deep
menyenangkan atau keindahan, minta
breathing) pada pasien hipertensi di
responden untuk menghembuskan udara
Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut.
melalui mulut dan membuka mata secara
Hasil ini sesuai dengan penelitian
perlahan-lahan sambil menghitung dalam
Rita (2016) tentang terapi relaksasi napas
38
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
hati “hembuskan, dua, tiga”, minta pasien tehnik relaksasi nafas dalam (deep
untuk mengulangi lagi sama seperti breathing) memiliki nilai rata-rata 174,41
prosedur sebelumnya sebanyak tiga kali sedangkan tekanan darah diastolik pasien
selama lima menit. hipertensi sebelum diberikan intervensi
Kerja dari terapi ini mampu tehnik nafas dalam (deep bretahing)
memberikan pereganggan kardiopulmonari memiliki nilai rata-rata 103,82.
(Izzo, 2008). Stimulasi peregangan di arkus Tekanan darah sistolik pasien
aorta dan sinus karotis diterima dan hipertensi sesudah diberikan intervensi
diteruskan oleh saraf vagus ke medula tehnik relaksasi nafas dalam (deep
oblongata (pusat regulasi kardiovaskuler), breathing) memiliki nilai rata-rata 154,71
dan selanjutnya terjadinya peningkatan sedangkan tekanan darah diastolik pasien
refleks baroreseptor. Impuls aferen dari hipertensi sesudah diberikan intervensi
baroreseptor mencapai pusat jantung yang tehnik nafas dalam (deep breathing)
akan merangsang saraf parasimpatis dan memiliki nilai rata-rata 89,41.
menghambat pusat simpatis, sehingga Dapat diambil kesimpulan bahwa
menjadi vasodilatasi sistemik, penurunan tehnik relaksasi nafas dalam (deep
denyut dan kontraksi jantung. breathing) efektif dalam menurukan
Perangsangan saraf parasimpatis ke bagian- tekanan darah pada pasien hipertensi di
bagian miokardium lainnya mengakibatkan Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut.
penurunan kontraktilitas, volume sekuncup
SARAN
menghasilkan suatu efek inotropik negatif.
Bagi pelayanan kesahatan dalam
Keadaan tersebut mengakibatkan
megatasi permasalahan pasien terutama
penurunan volume sekuncup dan curah
dalam penatalaksanaan sebuah kasus agar
jantung. Pada otot rangka beberapa serabut
tidak selalu berfokus kepada medis dan
vasomotor mengeluarkan asetilkolin yang
farmakologis saja alangkah lebih baiknya
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
dikolaborasikan dengan penatalaksanaan
akibatnya membuat tekanan darah menurun
non medis dan non farmakologis. Dengan
(Muttaqin, 2009).
harapan permasalahan pasien bisa cepat
KESIMPULAN teratasi dan bisa menjadi pendidikan
Tekanan darah sistolik pasien kesehatan bagi pasien dalam mengatasi
hipertensi sebelum diberikan intervensi
39
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
Infodatin. (2014). Pusat Data dan Sutanto, P, H (2016). Analisa Data Pada
Informasi. Jakarta: Kementerian Bidang Kesehatan. Jakarta :
Kesehatan Republik Indonesia. Rajawali Pers
41
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018
https://doi.org/10.30644/rik.v7i2.178
Rasyidah AZ
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu, Jambi
Email : syidahaz84@gmail.com
Abstrak
Latar belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit pada sistem kardiovaskuler yang
memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Tekanan darah tinggi pada pasien
hipertensi dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan non farmakologis.Salah satu terapi non
farmakologis adalah terapi relaksasi napas dalam. Data kasus hipertensi di Puskesmas
Simpang IV Sipin pada tahun 2015 sebanyak 1193 kasus meningkat menjadi 2026 kasus pada
tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh slow deep breathing
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Simpang IV Sipin.
Metode : Penelitian ini merupakan quasi exsperimen dengan pendekatan one group pre test
and post test. Sampel penelitian adalah penderita hipertensi dengan jumlah sampel sebanyak
17 responden dan diambil secara Purposive sampling.Pengumpulan data dengan
menggunakan alat ukur spygnomano meter air raksa dan melakukan slow deep
breathing.Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji
wilxocon.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan tekanan darah responden
setelah diberikan slow deep breathing yaitu tekanan darah sistolik sebesar 11,18 mmHg dan
tekanan darah diastolik sebesar 2,94 mmHg. Hasil analisis dengan menggunakan uji wilxocon
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan α 5% (0,05) didapat nilai p-value tekanan darah
sistolik 0,000 dan tekanan darah diastolik 0,166). Hal ini menunjukkan slow deep breathing
memiliki pengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik, tetapi tidak memiliki pengaruh
terhadap tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi.
Kesimpulan dan Saran : kesimpulan menunjukkan adanya pengaruh slow deep breathing
terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi.
Diharapkan perawat dapat memberikan latihan slow deep breathing sebagai manajemen non
farmakologi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi primer.
Abstract
Background: Hypertension is one of the diseases of the cardiovascular system that has high
mortality and morbidity. High blood pressure in hypertensive patients can be treated with
pharmacological and nonpharmacological therapy. One of the non-pharmacological treatments
is deep breathing relaxation therapy. Data of hypertension cases at Simpang IV Sipin Public
Health Center in 2015 as many as 1193 cases increased to 2026 cases in 2016. The purpose
of this study was to determine the effect of slow deep breathing on blood pressure in
hypertensive patients at Simpang IV Sipin Public Health Center.
Method: This study is a quasi exsperimen with one group pre test and post test approach. The
sample of this research is hypertension patient with 17 respondent and taken by purposive
sampling. Collecting data using spygnomano meter mercury meter and doing slow deep
breathing. Data analysis was done by univariate and bivariate using wilxocon test.
Results: The results showed that there was a decrease in blood pressure of respondents after
given slow deep breathing ie systolic blood pressure of 11.18 mmHg and diastolic blood
pressure of 2.94 mmHg. Result of analysis by using wilxocon test with 95% confidence level
with α 5% (0,05) got p-value value of systolic blood pressure 0.000 and diastolic blood pressure
0,166). This indicates that slow deep breathing has an effect on the decrease in systolic blood
pressure, but has no effect on diastolic blood pressure in hypertensive patients.
155
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018
Conclusion and Suggestion: conclusion shows the effect of slow deep breathing on blood
pressure of hypertensive patients at Simpang IV Sipin Public Health Center, Jambi City. It is
expected that nurses can provide slow deep breathing exercise as non-pharmacological
management in providing nursing care in primary hypertensive patients.
Keywords: Hypertension, Slow Deep Breathing
156
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018
breathing terhadap tekanan darah pada Rata-rata tekanan darah sebelum dan
penderita hipertensi. Populasi dalam setelah intervensi adalah sebagai berikut:
penelitian ini sebanyak 2026 penderita
hipertensi di Puskesmas Simpang IV Sipin Tabel 2: Hasil Analisis Rata-rata Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Sebelum dan Setelah Intervensi
Kota Jambi tahun 2016 dan jumlah sampel
Slow Deep Breathing di Wilayah Kerja Puskesmas
dalam penelitian ini sebanyak 17 Simpang IV Sipin Tahun 2017.
responden.Penelitian dilakukan pada
tanggal 3 s/d 23 Juli. Pengumpulan data Tekanan Darah Rerata p-value n
dengan melakukan pengukuran tekanan Sistolik Pre Test 151,18 0,000 17
darah menggunakan sphygnomanometer air Post Test 140,00
Diastolik Pre test 91,18 0,166 17
raksa dan melakukan slow deep breathing.
Post test 88,24
Data dianalisis dengan menggunakan uji
Wilcoxon.
Hasil uji wilxocon pre test dan post test
tekanan darah sistolik memiliki nilai p-value
HASIL = 0,000 sehingga disimpulkan bahwa ada
1. Univariat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum dan setelah
Gambaran tekanan darah sebelum diberikan slow deep breathing.
dan setelah diberikan slow deep breathing Hasil uji wilxocon pre test dan post test
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : tekanan darah diastolik memiliki nilai p-value
= 0,166 sehingga disimpulkan bahwa tidak
Tabel 1:Hasil Tekanan Darah Sebelum dan Setelah ada perbedaan yang signifikan antara rata-
Diberikan Slow deep Breathing di Wilayah Kerja rata tekanan darah sistolik sebelum dan
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2017
setelah diberikan slow deep breathing
Nilai Pre Test Post Test
Statistik PEMBAHASAN
Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik
a. Gambaran Tekanan Darah Pre-test
Terendah 140,0 80,0 130,0 70,0 dan Post-test
Tertinggi 210,0 110,0 180,0 100,0 Berdasarkan hasil penelitian
Rata-rata 151,18 91,18 140,0 88,24 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan
Median 140,0 90,0 140,0 90,0
darah sistolik sebelum diberikan latihan slow
Standar 19,648 9,275 14,142 7,276
deep breathing adalah 151,18 mmHg dan
Deviasi menurun menjadi 140,0 mmHg setelah
diberikan latihan slow deep breathing. Rata-
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata tekanan darah diastolik sebelum
tekanan darah pre test diperoleh nilai diberikan latihan slow deep breathing adalah
91,18 mmHg dan berubah menjadi 88,24
terendah sistol 140 dan diastol 80, nilai
mmHg setelah diberikan latihan slow deep
tertinggi sistol 210 dan diastol 110, rata-rata breathing.
sistol 151,18 dan diastol 91,18, median sistol Penelitian ini didukung oleh Tawang
140 dan diastol 90, standar deviasi sistol (2013) yang menyatakan bahwa tehnik
19,648 dan diastol 9,275. relaksasi nafas dalam sangat efektif
Kemudian tekanan darah post test menurunkan tekanan darah pada pasien
diperoleh nilai terendah sistol 130 dan hipertensi (6) Pernapasan diafragma sampai
diastol 70, nilai tertinggi sistol 180 dan saat ini menjadi metode relaksasi yang
diastol 100, rata-rata sistol 140 dan diastol mudah dalam pelaksanaanya.Terapi
88,24, median sistol 140 dan diastol 90, relaksasi teknik pernapasan diafragma ini
standar deviasi sistol 14,142 dan diastol sangat baik untuk di lakukan setiap hari oleh
7,276. penderita tekanan darah tinggi, agar
2. Bivariat
157
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018
membantu relaksasi otot tubuh terutama otot menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
pembuluh darah sehingga mempertahankan sehingga keadaan menjadi rileks.Keadaan
elastisitas pembuluh darah arteri sehingga rileks ini dapat mempengaruhi HPA axis,
dapat membantu menurunkan tekanan hipotalamus (CRF menurun), pituitari (ACTH
darah. menurun) dan medula katekolamin yang
Selama ini penanganan hipertensi mengakibatkan penurunan tekanan darah(8)
lebih menekankan pada terapi farmakologi Relaksasi dengan mengatur frekuensi
dan jarang diberikan terapi pernafasan antara 8-12 kali per
nonfarmakologis.Terapi nonfarmakologis menitmemberi pengaruh berupa
dapat berupa olahraga, diit rendah garam, menurunnya konsumsi oksigen oleh sel-sel
penurunan berat badan, teknik tubuh dan meningkatnya kadar CO2 plasma.
relaksasi/nafas dalam, dan lain-lain.Slow Peningkatan kadar CO2 plasma
Deep Breathing (SDB) atau nafas dalam merangsang refleks baroreseptor, yang
saat ini banyakdirekomendasikan sebagai kemudian menurunkan aktivitas simpatis
salah satu teknik yang bisa digunakan pada jantung (menurunkan kontraktilitas
menurunkan atau mengontrol tekanan miokard) sehingga mengurangi stroke
darah. SDB adalah berupa suatu keadaan volume dan menurunkan tekanan sistole.
inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan Berdasarkan hasil penelitian
frekuensi pernafasan menjadi 6-10 kali per didapatkan bahwa latihan slow deep
menit sehingga terjadi peningkatan breathing dapat digunakan sebagai terapi
regangan kardiopulmonari (7). nonfarmakologi pada pasien hipertensi
selain mudah dilakukan, slow deep
b. Pengaruh Slow Deep Breathing breathing juga efektif dalam menurunkan
terhadap Penurunan Tekanan Darah tekanan darah penderita hipertensi. .
Sistolik pada Penderita Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai c. Pengaruh Slow Deep Breathing
p-value = 0,000 hal tersebut menunjukkan terhadap Penurunan Tekanan Darah
bahwa ada pengaruh slow deep breathing Diastolik pada Penderita Hipertensi
terhadap penurunan tekanan darah sistolik Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
pada penderita hipertensi di wilayah kerja nilai p-value = 0,166 hal tersebut
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi. menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
Hasil penelitian ini sejalan dengan slow deep breathing terhadap penurunan
penelitian yang dilakukan oleh Hastuti tekanan darah diastolik pada penderita
(2014) di Puskesmas Bendosari, hasill uji hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
statistik dengan menggunaka uji paired t-test Simpang IV Sipin Kota Jambi.
pada tekanan darah sistole didapatkan nilai Hasil penelitian ini sejalan dengan
p=0,000, berarti padaalpha 5% terlihat ada penelitian yang dilakukan oleh Anugraheni
perbedaan yang signifikan antara rata-rata (2017) diperoleh hasil bahwa tidak ada
tekanan darah pada pasien hipertensi pengaruh slow deep breathing terhadap
sebelum dan sesudah tindakan terapi tehnik tekanan darah diastolik pada lansia di
nafas dalam (deep breathing), yaitu Ho wilayah kerja Puskesmas Purwosari dengan
ditolak dan Ha diterima yang berarti ada nilai p-value = 0,052. Hasil penelitian ini juga
pengaruh pemberian terapi tehnik nafas sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(deep breathing) terhadap penurunan oleh Hidayat (2010) yang menunjukkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
Pada teknik relaksasi terjadi terapi non farmakologi dengan penurunan
penurunan aktivitas saraf simpatis sehingga tekanan diastolik pada kelompok
158
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2
Desember 2018
159