Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

LITERATUR REVIEW PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PENGETAHUAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANUYOSO
KABUPATEN LUMAJANG

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Uji Kompetensi Nasional Khusus


Retaker Perawat Katagori Kompeten Bersyarat

Oleh:

Peserta dari DPD PPNI Kabupaten Lumajang

Nama: Lukmanto, S.Kep.Ns


No. Ujian: 723220398309830663

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


DEWAN PENGURUS WILAYAH
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
PROVINSI JAWA TIMUR
2022

1
PERSETUJUAN KEPALA UPT PUSKESMAS RANUYOSO

Laporan kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul “Literatur Review pada


Pasien Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Defisit Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranuyoso Kabupaten Lumajang” telah disetujui pada:
Tanggal : 21 Februari 2022
Jam : 08:10-09.00
Tempat : UPT Puskesmas Ranuyoso Lumajang

Menyetujui,
Kepala UPT Puskesmas Ranuyoso pelaksana pengabdian masyarakat

AIDA KUSTIANI, A.Md. Keb. Lukmanto, S.Kep, Ns.


NIP. 19700608 199001 2 001 NIM :1514901124

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Literatur
Rivew pada Pasien Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Defisit Pengetahuan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranuyoso Kabupaten Lumajang”.
Saya menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan
dapat selesai tepat pada waktunya, untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapakan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya dan keluarga yang lain (istri tercinta), terima kasih telah
memberika kepercayaan, do’a, dan dukungan selama ini kepada saya.
2. Ibu Aida selaku kepala puskesmas ranuyoso yang telah mengijinkan saya dalam
penyelesaian tugas makalah ini.
3. Rekan-Rekan Puskesmas Ranuyoso Lumajang.

3
DAFTAR ISI

Judul Makalah

Lembar Persetujuan

Kata Pengantar.......................................................................................................3

DAFTAR ISI...........................................................................................................4

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................18

BAB 4 SATUAN ACARA PENYULUHAN..........................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................

DAFTAR PUTAKA.................................................................................................

DOKUMENTASI.....................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN

4
1.1 Latar Belakang

Gaya hidup sehat merupakan kebutuhan fisiologis yang hinarki, kebutuhan manusia
paling dasar untuk dapat mempertahankan hidup termasuk menjaga agar tubuh tetap
bugar dan sehat serta terbebas dari berbagai macam penyakit. Penyakit yang sering
muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat salah satunya yaitu hipertensi (Sufa, 2017).
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-pembuluh darah yang
sangat tinggi merupakan pengangkut darah dari jantung yang memompa darah ke
seluruh jarngan dan organ-organ tubuh (Aryatiningsih, 2018).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan sekitar 1,13
Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan
diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan
komplikasinya (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk
umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 34,1%. Prevalensi hipertensi tertinggi
di Kalimantan Selatan 44,1% dan terendah di Papua Barat 22,2%). Provinsi Jawa Barat,
Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat dan Kalimantan Barat
merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi dari angka
nasional. Provinsi Jawa Barat 39,6%; Kalimantan Timur 39,3%; Jawa Tengah 37,6%;
Jawa Timur mempunyai prevalensi sebesar 36,3%; Sulawesi Barat 34,7%; Kalimantan
Tengah 34,5% (KEMENKES, Riskesdas, 2019). Prevalensi hipertensia berdasarkan
hasil pengukuran tekanan darah pada umur 18 Tahun ke Atas menurut Provinsi Jawa
Timur telah mencapai 36,3% dari total penduduk, dengan proporsi laki-laki 32,7% dan
perempuan 39.7% (KEMENKES, Riskesdas, 2019).

Prevalensi hipertensia pelayanan kesehatan penderita hipertensi menurut jenis


kelamin, kecamatan, dan puskesmas Kabupaten Lumajang telah mencapai 29,7%.
Jumlah penderita hipertensi dengan jenis kelamin perempuan lebih tinggi daripada laki-

5
laki. Dengan proporsi perempuan 143,9% dan laki-laki 134%. berdasarkan wilayah
penderita hipertensi terbanyak terdapat diwilayah kecamatan lumajang di puskesmas
rogotrunan sejumlah 23,1%. Dan pada penderita hipertensi terendah terdapat di
kecamatan candipuro di puskesmas penanggal 6,3%. Sedangkan untuk puskesmas
ranuyoso terdapat 13,6% penderita hipertensi, akan tetapi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan hanya 10%. atau dengan kata lain sebanyak 16,1% kasus hipertensi dalam
masyarakat di puskesmas ranuyoso belum terdiagnosis dan belum mendapatkan
pelayanan kesehatan (KEMENKES, Profil kesehatan kabupaten lumajang, 2020).
Masyarakat masih banyak belum mengerti tentang penyakit hipertensi terutama
dikalangan sudah lanjut usia, diakibatkan minimnya informasi dan juga dikarenakan
ketidakpahaman tentang penyakit hipertensi yang dialaminya. Bagi masyarakat yang
perduli dengan penyakit hipertensi akan lebih banyak mengetahui tentang hipertensi,
sehingga sikap yang ditunjukkan masyarakat untuk dapat mengendalikan tekanan darah.
Selain itu juga, faktor usia, latar belakang pendidikan mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan juga
semakin tinggi. Pengetahuan penderita hipertensi akan sangat berpengaruh pada sikap
untuk patuh berobat karena semakin tinggi pengetahuan maka keinginan untuk patuh
berobat juga semakin meningkat (Simanjuntak E.Y, 2022).
Hal yang paling penting untuk penanganan hipertensi adalah bagaimana seseorang
tersebut mampu menunjukkan perilaku sehat terhadap upaya-upaya hipertensi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah pengaturan pola makan, aktifitas fsik,
kontol kesehatan dan pengolahan dan kepatuhan pengobatan. tujuan kontrol tekanan
darah secara teratur adalah untuk memonitoring tekanan darah, dan mencegah
terjadinya komplikasi (nurhidayati, 2018).
Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk menulis tentang “Literatur Rivew pada Pasien
Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Defisit Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranuyoso Kabupaten Lumajang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, maka rumusan masalah adalah


“Bagaimana Asuhan Keperawatan komunitas pada pasien hipertensi dengan masalah

6
keperawatan defisit pengetahuan di wilayah kerja puskesmas ranuyoso kabupaten
lumajang?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Peneliti mampu mengidentifikasi Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa
Hipertensi dengan masalah keperawatan Defisit Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranuyoso Kabupaten Lumajang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Menggambarkan pengkajian keperawatan, Diagnosis Keperawatan, Perencanaan
Keperawatan, Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan dengan
diagnosa Hipertensi dengan masalah keperawatan Defisit Pengetahuan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranuyoso Kabupaten Lumajang.

1.4 Metode

Jenis penelitian ini adalah deskriptif studi kasus. Populasi penelitian ini yaitu
klien hipertensi di Puskesmas Ranuyoso. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dan
keluarga pasien dengan kasus hipertensi dengan masalah defisit pengetahuan tentang
hipertensi berjumlah ±15 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data
defisit pengetahuan dengan wawancara dan menggunakan kuesioner kepatahuan dan
pengobatan. Gambaran asuhan keperawatan hipertensi dengan defisit pengetahuan
terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi hingga evaluasi.

7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Hipertensi


2.1.1 Definisi
Hipertensi hasil pengukuran mengikuti kriteria JNC VII yaitu bila
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang (KEMENKES, Riskesdas, 2019).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus
lebih dari satu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Aspani, 2014).

2.1.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan yaitu:


1. Hipertensi Primer
a. Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi
untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika
memiliki riwayat keluarga yang memiliki tekanan darah tinggi.
b. Jenis kelamin dan usia
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat, faktor
ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
c. Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan berkembangnya
hipertensi.Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi
konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya

8
didalam tubuh.Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada
volume darah.Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang
menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan
darah didalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah
meningkat.
d. Tekanan Darah
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal)
dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
e. Gaya Hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pola hidup sehat, seperti menghindari faktor
pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah
rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa puntung
rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi
alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan
tekanan darah. Pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta
untuk menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan
pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.

2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskularrena, yang terjadi akibat stenosi
arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.
Stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi
pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan
angiostenin II. Angiostenin II secara lansung meningkatkan tekanan darah dan
secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorb sinatrium.
Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena
diangkat, tekanan darahakan kembali ke normal (Aspani, 2014).

9
2.1.3 Manifestasi klinis

Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.


Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan
impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas
nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor
risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Perbedaan hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi
dibutuhan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang
bersosiasi dengan peningkatan berat badan. Faktor gaya hidup (perubahan
pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan dilur rumah),
Penurunan frekuensi atau intensits aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat kelurga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial labilits tekanan darah, mendengkur, protatisme, kram otot,
kelemahan, penurunan berat badan, palpitsi, intoleransi panas, edema,
gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasion, obesitas sentral, wajah
membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlaran, dan
tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hpertensi
sekunder (Adrian, 2019).

10
2.1.4 Pathway Hipertensi

Umur> 50 Sex Genetik Merokok Emosi Gaya hidup


tahun Wanita

Perubahan Konsumsi asin- Konsumsi Jarang


fungsional Perubahan Perubahan Merangsang asin mak.berlemak Berolahraga
pembuluh darah hormonal membran PD SS Simpatis
perifer

Cardiac Output Merusakendotel


Kerusakan PD
Penurunan meningkat
membrane PD
elastisitas PD

Atherosklerosis
Arteriosklerosis

Kompleksitas HIPERTENSI Gaya hidup yang tidak sehat (kurang gerak/ kurang
perawatan olahraga)
dan pengobatan HT ,makan yang tidak terkontrol : terlalu asin dan berlemak,
Kurang terpapari nformasi merokok)
Kompleksitas pelayanan Perilaku kesehatan
cenderung berisiko

Defisiensi pengetahuan
Manajemen kesehatan
Tidak efektif

11
2.1.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara


modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi.
Penatalaksanaan hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai
macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu:
1. Mempertahankan berat badan ideal
Mengatasiobesitas juga dapat dilakukan dengan melakukan diet
rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil
menurunkan berat badan 2,5–5 kg maka tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmHg.
2. Kurangi asupan Natrium
Penguramgan konsumsi garam menjadi ½ sendok the/hari dapat
menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic
sebanyak 2,5 mmHg. Diet yang mengandung kalium dan kalsium
Pertahankan asupan diet potassium (>90 mmol (3500 mg)/hari) dengan cara
konsumsi diet tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk,
apel, kacang-kangan, kentang dan diet rendah lemak dengan cara mengurangi
asupan lemak jenuh dan lemak total. Sedangkan kalium dapat menurunkan
tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama
urin. Dengan mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari,
seseorang bisa mencapai asupan potassium yang cukup.
3. Penurunan Stress
Stress memang tidakmenyebabkan hipertensi yang menetap namun
jika episode stresssering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang
sangat tinggi.
4. Penghentian Rokok
Merokok dihubungkan dengan efek presor, dengan peningkatan
tekanan darah sekitar 107 mmHg pada pasien hipertensi 15 menit setelah
merokok dua batag. Efek itu semakin kuat jika minum kopi. Selain itu,
merokok juga menurunkan efek anthihiertensi beta blocker. Oleh karena itu
semua pasien hipertensi yang merokok harus mendapatkan konseling.
5. Olahraga / Aktivitas
Olahraga dinamis sedang (30-45 menit, 3-4 kali/minggu) efektif
dalam menemukan tekanan darah pada pasien hipertensi dari orang
normotensi pada umunya. Olahraga ringan lebih efektif dalam menurunn
teknan darah daripada olahraga yang memerlukan tenaga banyak, misalnya
lari atau jogging dapat menurunan tekanan darah sistolik kira-kira 4-8 mmHg.
Olahraga isometri seperti angka berat dapat mempunyai efek stresor dan arus
dihindari.
6. Relaksasi
Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang
didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Relaksasi
ini mampu menghambat stress atau ketegangan jiwa yang dialami seseorang
sehingga tekanan darah tidak meninggi atau turun. Dengan demikian relaksasi
akan membuat kondisi seseorang dalam keadaan rilaks atau tenang. Dalam
mekanisme autoregulasi, relasasi dapat menurunkan tekanan darah melalui
penurunan denyut jantung dan TPR (Corwin, 2009). Ada emapat mcam
relaksasi, yaitu : relaksasi otot, pernafasan diafragma, meditasi dan relaksasi
perilaku.

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan


atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang
diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu.
Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017) pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Jadi pengetahuan
adalah berbagai macam hal yang diperoleh seseorang melalui panca indera.

2.2.2 Pengertian Defisit Pengetahuan

Defisit pengetahuan merupakan ketiadaan atau defisiensi infomasi


kognitif yang berkaitan dengan topik atau hal tertentu. Batasan karakteristik
defisit pengetahuan adalah ketidak akuratan melakukan tes, ketidakakuratan
mengikuti perintah, dan kurang pengetahuan. Faktor yang berhubungan
dengan defisit pengetahuan adalah gangguan fungsi kognitif, gangguan
memori, kurang informasi, kurang minat untuk belajar, kurang sumber
pengetahuan, dan salah pengertian terhadap orang lain.

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan


dapat dipengaruhi beberapa faktor, Yaitu:

13
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (formal maupun nonformal)
dan berlangsung seumur hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
akan semakin banyak menerima informasi dan semakin banyak pula
pengetahuan yang akan didapat. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang
yang memiliki pendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan
rendah pula, karena pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan
formal, namun dapat juga diperoleh dari pendidikan nonformal.
2. informasi
Informasi adala sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan bahwa informasi adalah sebagai transfer pengetahuan.
Informasi dapat dijumpa dalam kehidupa sehari-hari, yang dapat kita peroleh
dari pengamatan maupun data dari dunia sekitar kita, serta diteruskan
melalui komunikasi, pendidikan formal, dan non formal. Informasi dapat
mencakup data, teks, gambar, suara, dan kode.
3. Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Budiman &
Riyanto,2013).
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan akan
berpengaruh pada proses masuknya pengetahuan kepada individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi
timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh individu.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Pengalaman yang semakin
banyak maka akan memberikan lebih banyak keahlian dan keterampilan.
Pengetahuan dan keterampilan yang terus diasah dengan variasi kasus dapat
menambah pengetahuan.

6. Usia

14
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang,
semakin bertambah usia maka akan berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin berkembang.Lain
halnya dengan seseorang lanjut usia yang mengalami gangguan fungsi
kognitif sehingga pola pikir berkurang.

3.1 Konsep Asuhan Keperawatan

3.1.1 Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya
untuk digunakan untuk menentukan masalah keperawatan yang muncul pada
penderita. Hal-hal yang perlu dikaji adalah identitas klien menanyakan nama,
umur, tempat tinggal dan agama yang dianut pasien.
3.1.2 Keluhan utama
Menanyakan tentang gangguan yang dirasakan klien sehingga perlu
pertolongan, keluhan yang harus diperhatikan antara lain nyeri kepala,
pusing, sesak napas, cepat lelah dan batuk.
3.1.4 Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan
dengan penyakit yang dirasakan saat ini. Dengan adanya nyeri kepala, pusing,
batuk.
3.1.5 Riwayat kesehatan dahulu
Menanyakan apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya.

4.1 Diagnosa keperawatan


Menurut teori, diagnosa keperawatan yang muncul pada penderita hipertensi
adalah:
1. Defisit pengetahun berhubungan dengan ketidakthuan menemukan sumber
informasi.
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakpercayaan terhadap kemampuan
diri mengatasi masalah.

5.1 Intervensi Keperawatan

15
SDKI SLKI SIKI
Kode Diagnosa Kode Luaran Kode Intervensi
D.01 Defisit L.1211 Tingkat pengetahuan I.12383 Edukasi
1 pengetahuan 1. Perilaku sesuai kesehatan
berhubungan anjuran dari menurun Observasi :
dengan menjadi meningkat 1.Identifikasi
ketidaktahuan 2. Verbalisasi minat kesiapan dan
menemukan dalam belajar kemampuan
sumber dari menurun menerima
informasi menjadi meningkat informasi
3. Kemampuan 2.Identifikasi
menggambarkan faktor faktor
pengalaman yang dapat
sebelumnya yang meningkatkan
sesuai dengan dan
topik dari menurunkan
menurun menjadi motivasi
meningkat perilaku hidup
4.Perilaku sesuai bersih dan
dengan pengetahuan sehat
dari menurun Terapeutik :
menjadi 1.Sediakan
meningkat materi dan
5.Pertanyaan tentang media
masalah yang pendidikan
dihadapi dari kesehatan
meningkat menjadi 2.Jadwalkan
menurun pendidikan
6.Persepsi yang kesehatan
keliru terhadap sesuai
masalah dari kesepakatan
meningkat menjadi 3.Berikan
menurun kesempatan
7.Menjalani untuk bertanya
pemeriksaan yang
tidak tepat dari Edukasi :
meningkat 1.Jelaskan
16
menjadi menurun faktor resiko
8. Perilaku dari yang dapat
memburuk mempengaruhi
menjadi kesehatan
membaik 2.Ajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat

6.1 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat
melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
Berdarsarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk
melaksanakan intervensi.

7.1 Evaluasi Keperawatan


Tahap penilaian evaluasi adalah perbandingan yang sistemtis
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
diterapkan, dilakuan dengan cara bersambungan dengan melibatkan
klien, keluarga dan tenaga kesehatannya. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan klien mencapai tujuan yang disesuaikan
dengan kriteria hasil pada perencanaan

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN


17
A. ANALISIS MASALAH

Tabel 3.1 Analisis Masalah Kesehatan Di Puskesmas Ranuyoso


Kabupaten Lumajang.
No Analisa Etiolog Problem
Data i
1 DS: - Ketidakefektifan Manajem
Dari 10 orang yang dikaji oleh penulis pola perawatan en
terdapat 7 orang menderita Hipertensi kesehatan kesehata
DO: n tidak
1. Berdasarkan hasil survei di efektif
Puskesmas Ranuyoso, hanya 10%
yang mengetahui tentang
Hipertensi
2. Dari total 10 orang pasien
rawat, terdapat 5 yang
terdiagnosa Hipertensi
3. 100% masyarakat tidak
pernah periksa ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat
(polindes dan pustu)

B. PRIORITAS MASALAH

Tabel 3.2 Prioritas Masalah Kesehatan Di Puskesas Ranuyoso Kabupaten Lumajang.


No Diagnosa Keperawatan A B C D E F Total Prioritas
1. Manajemen kesehatan tidak Efektif 2 2 3 3 3 3 16 1

C. PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI


18
3.3 Perencanaan: Masalah; Tujuan umum; Tujuan khusus dan indicator evaluasi;
serta Rencana Tindakan

Diagnosis Tujuan dan


No Sasaran Rencana Kegiatan
Keperawatan Kriteria
Hasil
1. Manajemen TUM: Seluruh 1. Lakukan
kesehatan tidak Setelah pasien dan koordinasi
efektif dilakukan keluarga dengan pasien
tindakan pasien di dan keluarga
keperawatan lingkungan pasien
selama 2x24 Puskesmas 2. Lakukan
Jam, Ranuyoso skrining
diharapkan Kabupaten tekanan
manajemen Lumajang. darah
kesehatan 3. Sediakan
meningkat. materi dan
media
TUK: pendidikan
Meningkatkan kesehatan
penget ahuan 4. Jadwalkan dan
dalam me lakukan
nangani masalah pendidikan
kesehatan kesehatan tentang
hipertensi melalui HT dan cara
penyuluhan dan pengendaliannya
demonstrasi cara menggunakan
penatalaksanaan CERDIK sesuai
hipertensi. kesepakatan
denganwarga
Kriteria Hasil: a. Cek

Kognitif: kesehatan
Mengetahui dan secara rutin
memahami bahaya b. Enyahkan

hipertensi. asap rokok


dan
19
. polusiudara
Afektif: Memiliki c. Rajin aktifitasfisik
persepsi positif d. Dietsehat
tentang tindakan e. Istirahatcukup
untuk mengurangi f. Kendalikanstres
faktor risiko 5. Lakukan
hipertensi. pendidikan
kesehatan tentang
perawatan dan
Psikomotor : pengobatan
Mampu hipertensi
menerapkan 6. Melakukan
program perawatan monitoring
untuk menangani terhadap program
hipertensi. posyandulansia
7. Monitoring dan
evaluasi :
a. Kognitif
b. Afektif
c. Psikomotor

20
.No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
1 Manajemen 18,19 februari 1. Melakukan koordinasi dengan Pasien 1. Evaluasi struktur:
. Kesehatan tidak efektif 2022 dan keluarga pasien untuk 2. Kontrak waktu telah dilakukan sebelum
melaksanakan kegiatan pendidikan pelaksanaan implementasi
kesehatan 3. Pra planning kegiatan telah disusun
2. Menggali pengetahuan warga dengan sebelum pelaksanaan implementasi
mengisi kuisioner pre test 4. Materi edukasi dan leaflet telah disusun
3. Melakukan pendidikan kesehatan sebelum pelaksanaan implementasi
tentang hipertensi
4. Memberikan edukasi kesehatan 5. Evaluasi proses:
tentang pentingnya ke pelayanan 6. Pelaksanaan implementasi dilaksanakan
kesehatan di Puskesmas Ranuyoso Kabupaten
5. Melakukan pengukuran tekanan Lumajan
darah 7. Pelaksanaan implementasi secara face
6. Melakukan monitoring dan evalusi too face sebagai edukasi pada pasien
kognitif, afektif, dan psikomotor dan keluarga pasien
8. Peserta yang hadir dalam pelaksanaan
implementasi ± 5-10 orang
9. Pelaksanaan kegiatan tetap menerapkan
protokol kesehatan
10. Peserta antusias dengan kegiatan/
implementasi keperawatan yang
diberikan
11. Dalam proses pelaksanaan
implementasi
12. sedikit mengalami hambatan terkait
sarana dan prasarana
13. Kesulitan menentukan waktu
pelaksanaan mengingat sebagian
peserta adalahkeluarga pasien.

22
No. Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
18,19 februari 1. Memberikan Pendidikan kesehatan 1. Evaluasi hasil:
2022 tentang hipertensi dengan program 2. Peserta paham dengan edukasi yang
CERDIK, perawatan dan pengobatan diberikan
hipertensi 3. Peserta dapat mengikuti dan memahami
2. Memberikan cara pengolahan dan praktek jus seledri dan rebusan daun
pengobatan menggunakan jus seledri salam
dan rebusan daun salam 4. Evaluasi struktur:
5. Kontrak waktu telah dilakukan sebelum
pelaksanaan implementasi
6. Pra planning kegiatan telah disusun
sebelum pelaksanaan implementasi
7. Evaluasi proses:
8. Pelaksanaan implementasi dilaksanakan
di Puskesmas Ranuyoso Kabupaten
Lumajang
9. Pelaksanaan implementasi secara face
too face sebagai edukasi pada pasien

23
dan keluarga pasien
10. Peserta yang hadir dalam pelaksanaan
implementasi ± 5-10 orang
11. Pelaksanaan kegiatan tetap menerapkan
protokol kesehatan
12. Peserta antusias dengan kegiatan/
implementasi keperawatan yang
diberikan

24
RENCANA TINDAK LANJUT

Diharapkan pendidikan kesehatan yang telah diberikan dapat dipahami dan


diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dengan cara
mencegah dan mengobati penyakit hipertensi menggunakan TOGA yaitu jus seledri
dan rebusan daun salam. Yang merupakan salah satu cara memanfaatkan tanaman
obat keluarga yang ada dan mudah didapat dilingkungan sekitar. Tidak lupa kegiatan
ini juga mengikuti protokol kesehatan supaya terhindar dari penularan covid-19.
BAB 4. SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan :Mengontrol Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Hipertensi “CERDIK”

Sasaran : pasien dan keluarga pasien di puskesmas Ranuyoso

Hari, tanggal : Jumat, 19-20 februari 2022

Jam : 20.00 WIB

Waktu : ± 30 menit

Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas ranuyoso

I. ANALISA SITUASI
A. Sasaran/ Peserta penyuluh

1) pasien

2) keluarga pasien

3) Jumlah peserta ± 10 orang

B. Penyuluh

1) Mampu berkomunikasi dengan baik

2) Mempunyai pengetahuan tentang hipertensi

3) Mampu membuat peserta penyuluh paham tentang hipertensi

4) Menjelaskan tentang hipertensi

C. Ruangan

1) Ruang Tunggu Puskesmas ranuyoso

2) Ruangan cukup baik, dapat menampung ± 10 orang

3) Penerangan, ventilasi, dan fasilitator cukup baik yang disertai suasana kondusif
untuk terlaksananya kegiatan penyuluhan.

26
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan lansia dapat memahami


tentang pendidikan kesehatan hipertensi program CERDIK sebagai upaya penurunan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.

2.Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah proses pendidikan kesehatan hipertensi program CERDIK sebagai upaya


penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi, diharapkan lansia mampu:

1. Menjelaskan pengertian Hipertensi


2. Menjelaskan pengertian CERDIK
3. Menjelaskan tentang diet yang tepat pada pasien hipertensi
4. Menjelaskan perawatan pada pasien hipertensi

III. TOPIK MATERI

1. Pengertian Hipertensi
2. Pengertian CERDIK
3. Diet Hipertensi
4. Perawatan Hipertensi

IV. MATERI PENYULUHAN


(Terlampir).

V. MEDIA
1. Leaflet

VI. METODE
1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Demonstrasi

27
VII. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan
Tahap
No TIK Metode Waktu
Kegiatan Penyuluh Peserta

1 Pendahuluan Mengucapkan salam Perkenalan Mendengarkan Ceramah 3 Menit

Menggali pengetahuan Menanyakan kepada peserta Memperhatikan dan Menjawab


mengenai tingkat pengetahuan pertanyaan

Menyamakan persepsi dengan


Apersepsi dan Relevansi
peserta
Menjawab pertanyaan

Menjelaskan tujuan umum


Menjelaskan tujuan umum dan
dan tujuan khusus Mendengarkan dan Memperhatikan
khusus

2 Penyajian Pengertian hipertensi Menyebutkan Pengertian hipertensi Mendengarkan dan memperhatikan Ceramah 10 menit

Klasifikasi hipertensi Menyebutkan Klasifikasi hipertensi

Penyebab hipertensi Menyebutkan penyebab hipertensi

28
Tanda dan gejala hipertensi Menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi
Cara mencegah dan
pengobatan hipertensi Menyebutkan cara mencegah dan
pengobatan hipertensi

3 Penutup Evaluasi kegiatan Mengevaluasi kegiatan Mendengarkan dan menjawab Tanya 7 menit
jawab dan
Membuat kesimpulan Menyampaikan kesimpulan Mendengarkan kesimpulan
diskusi
Tindak lanjut Menindak lanjuti kepahaman Sanggup mengaplikasikan dan
mengenai penyuluhan yang telah menggunakannya
disampaikan
Doa

29
Lampiran

PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas
normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari satu periode, dengan tekanan
sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
2. Pengertian program CERDIK
Program CERDIK terdiri dari Cek Kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
Olahraga, Diet, Istirahat yang cukup dan Kelola stress. Cek kesehatan berkala dalam hal ini adalah
mengukur tekanan darah. Mengukur tekanan darah diperlukan pada pasien hipertensi untuk
mengontrol tekanan darah secara berkala serta dapat mendeteksi awal risiko komplikasi hipertensi.
Rutin Mengukur tekanan darah yaitu lebih dari satu kali serta didukung dengan menghindari faktor
yang dapat menyebabkan hipertensi dan komplikasinya.
Selain itu faktor lain adalah rokok. Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi hipertensi. Oleh
karena itu diperlukan edukasi agar dapat menghindari kebiasan merokok karena merokok memiliki
risiko 2,7 kali lebih besar terhadap terjadinya hipertensi.
Rajin Olahraga merupakan salah satu faktor yang dapat membantu dalam mengontrol tekanan darah.
Salah satu olahraga yang dilaksanakan oleh puskesmas adalah dengan senam lansia yang dilakukan
setiap hari jumat untuk pasien prolanis prolanis puskesmas tersebut. Senam dapat mempengaruhi
tekanan darah pada lansia. Selain senam, aktifitas fisik atau berolahraga secara rutin juga dapat
mengontrol tekanan darah. Rajin berolahraga dan makan dengan pola makan yang sehat perlu
dilakukan untuk mengontrol tekanan darah.
Pola makan yang tidak sehat seperti garam dan lemak dapat mempengaruhi kesehatan dan memicu
perkembangan penyakit hipertensi. Selain itu pola tidur memiliki pengaruh lebih besar terhadap
penyakit hipertensi dibandingkan dengan umur dan jenis kelamin. Pola tidur yang buruk memiliki
risiko 9,022 kali lebih besar terserang hipertensi dibandingkan dengan yang memiliki pola tidur baik.
Hal ini karena terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Pola tidur yang baik dan mengelola pikiran agar tidak stres merupakan faktor yang penting juga
dalam menjaga kesehatan. Stres dapat memicu terjadinya kenaikan tekanan darah dengan cara

30
menstimulasi saraf simpatis dan curah jantung yang mengakibatkan tekanan darah meningkat,
3. Diet hipertensi
Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi. Prinsip diet
yang dianjurkan adalah gizi seimbang : Membatasi gula, garam, cukup buah, sayuran, kacang-
kacangan, biji-bijian, makanan rendah lemak jenuh, menggantinya dengan unggas dan ikan yang
berminyak.
Dianjurkan untuk makan buah dan sayur 5 porsi per-hari, karena cukup mengandung kalium yang
dapat menurunkan tekanan darah. Kalium klorida 60- 100 mmol/hari akan menurunkan tekanan
darah sistolik (TDS) 4,4 mmHg dan tekanan darah diastolik (tdd) 2,5 mmHg.

Pedoman gizi seimbang pada hipertensi:


Garam / Natrium klorida Makanan berlemak
Batasi garam < 5gram (1 sendok teh) perhari Batasi daging berlemak, lemak susu dan minyak
Kurangi gram saat memasak goreng (1.5- 3 sendok makan perhari)
Membatasi makanan olahan dan cepat saji Ganti sawit/ mintak kelapa dengan zaitun, kedelai,
jagung, lobak atau minyak sunflower
Ganti daging lainnya dengan ayam (tanpa kulit)
Buah-buahan dan sayuran
5 porsi (400-500 gram) buah- buahan dan Ikan
sayuran perhari Makan ikan sedikitnya 3 x perminggu
(1 porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, Utamakan ikan berminyak seperti tuna, makarel,
mangga, pisang atau 3 sendok makan sayur salmon
yang sudah dimasak)

31
B. Penatalaksanaan Hipertensi/ Perawatannya
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat- obatan ataupun
dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi
asupan garam tidak lebih dari sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari
minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita
hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan frekuensi 3-5
x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk
pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter
keluarga anda.
1. Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh pen de rita hipertensi adalah:
Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripikdan
makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan
dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pada makanan cepat saji dan
yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah
serat mulai menjamur terutama di kota-kota besardi Indonesia. Dengan mengetahui gejala
dan faktor risiko terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan
dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga
komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. J. (2019). Dianosa dan tatalaksana terbaru pada dewasa. Hipertensi Esensial, hal. 172-
178.
Aryatiningsih, D. &. (2018). Kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Harapan Raya Pekanbaru. Jurnal Ipteks Terapan, 64.
Aspani, R. (2014). Asuhan keperawatan klien gangguan kardiovaskuler. Jakarta: EGC.
Kemenkes. (2019). Hipertensi Dunia. Dipetik februari 10, 2022, dari
www.p2ptm.kemenkes.go.id.: www.p2ptm.kemenkes.go.id.
KEMENKES. (2019). Riskesdas. Dipetik 02 11, 2022, dari Laporan Nasional Riskesdas 2018:
www.LAPORAN NASIONAL RISKESDAS 2018.go.id.
KEMENKES. (2019). Riskesdas. Dipetik 02 11, 2022, dari Laporan Provinsi Jawa Timur:
www.LAPORAN PROVINSI JAWA TIMUR RISKESDAS 2018.go.id.
KEMENKES. (2020). Dipetik februari 11, 2022, dari Profil kesehatan kabupaten lumajang:
www.profilkes_Kab_Lumajang_Tahun_20201.pdf.com
nurhidayati, i. (2018). penderita hipertensi dewasa lebih patuh dari pada lansia dalam minum
obat penurun tekanan darah. jurnal kesehatan masyarakat indonesia, Volume 13, Nomor
2, 1-5.
Simanjuntak E.Y, S. H. (2022). pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dengan pengendalian
tekanan darah. Jurnal Indogenius, 10-17.
Sufa, S. C. (2017). Tren gaya hidup sehat dan saluran komunikasi pelaku pola makan food
combining. Jurnal komunikasi profesonal, 105-120.

33

Anda mungkin juga menyukai