Anda di halaman 1dari 49

PENANGANAN BALITA

GIZI BURUK

dr. Asih Retno Wulandhari, SpA


RSUD dr. Haryoto Lumajang
17 Maret 2022
PROPORSI STATUS GIZI BURUK DAN GIZI
KURANG BERDASARKAN RISKESDAS
2018
PROPORSI STATUS GIZI BURUK DAN GIZI
KURANG MENURUT PROVINSI
BERDASARKAN RISKESDAS 2018
KLASIFIKASI GIZI BURUK
 BERDASARKAN KRITERIA WHO
 BERDASARKAN ADA TIDAK NYA KOMPLIKASI
KLASIFIKASI GIZI BURUK

MENURUT WHO
(2013)

Usia kurang dari 6 bulan dgn BB/PB Usia 6-59 bulan dgn BB/TB kurang
kurang dari -3 SD dari -3 SD
Atau Atau
Edema bilateral yang bersifat pitting LILA kurang dri 11,5 cm
Atau
Edema bilateral yang bersifat pitting
KLASIFIKASI GIZI BURUK
TANPA KOMPLIKASI DENGAN KOMPLIKASI

• LiLA <11,5 cm u/ balita • Sama dgn klasifikasi tanpa


berusia 6-59 bln komplikasi ditambah satu atau
• BB/PB (atau BB/TB) kurang dari lebih keadaan di bwh ini
-3 SD • Anoreksia
• Adanya edema bilateral • Dehidrasi berat
dengan derajat +1 atau +2 • Letargi atau penurunan
kesadaran
• Demam tinggi
• Pneumonia berat
• Anemia berat
KLASIFIKASI EDEMA PADA BALITA GIZI
BURUK
DAMPAK GIZI BURUK
FAKTOR RESIKO TERJADI NYA GIZI
BURUK
• Bayi prematur
• Bayi aterm tetapi kecil masa kehamilan
BAYI < 6 •

Penyakit /Kelainan bawaan
Pola asuh yang tidak menunjang proses
BULAN tumbuh kembang

• Asupan makanan
• Infeksi
BALITA 6-59 •

Ketersediaan jamban dan air bersih
Kondisi lingkungan berkaitan dengan
BULAN polusi
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN
PENGELOLAAN GIZI BURUK
TERINTEGRASI
TATALAKSANA GIZI BURUK
PADA BALITA
Bb < 4 kg
RAWAT INAP PADA BALITA
GIZI BURUK
FASE STABILISASI
 Pada fase ini di prioritaskan penanganan
kegawatdaruratan yang mengancam jiwa

◦ Hipotermia
◦ Hipoglikemia
◦ Dehidarsi dan gangguan keseimbangan elektrolit
◦ Infeksi
HIPOGLIKEMIA
PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA
GIZI BURUK SAAT RAWAT INAP
Kebutuhan gizi balita gizi buruk
FASE STABILISASI
 Menggunakan F-75
 Diberikan dalam jumlah sedikit tapi sering
 Diberikan secara oral atau melalui NGT jika

balita menghabiskan F-75 < 80%


Jumlah dan frekwensi pemberian F-
75 pada balita gizi buruk dengan
edema
FASE TRANSISI
 Fase transisi dimulai ketika :

◦ Komplikasi medis teratasi


◦ Tidak ada hipoglikemia
◦ Nafsu makan pulih
◦ Edema berkurang
FASE TRANSISI
 F-75 diganti dengan F-100 dlm volume yang
sama dengan pemberian F-75 terakhir,
diberikan selama 2 hari

 Hari ke 3  F-100 dinaikkan sampai


mencapai 200ml/kgbb/hari dan protein 4-
6g/kgbb/hari
FASE REHABILITASI
 Setelah fase transisi, balita mendapatkan
perawatan lanjutan ke fase rehabilitasi di
layanan rawat jalan

 Energi 150-200kkal/kgBB/hari
 Protein  4-6g/kgBB/hari
PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA
GIZI BURUK SAAT RAWAT JALAN
 Balita gizi buruk usia 6-59 bulan dgn nafsu
makan yang baik tanpa komplikasi dapat
menjalani rawat jalan

 Kontrol 1 minggu sekali  untuk memantau


kemajuan

 Menggunakan F-100

 Kebutuhan gizi
◦ Energi  150-200 kkal/kgBB/hari
◦ Protein  4-6 g/kgBB/hari
◦ Cairan  150-200 ml/kgBB/hari
 F-100 dalam bentuk kering diberikan hanya
untuk 2 hari saja, karena dalam suhu ruang
hanya bertahan 2 hari

 Pada tahap awal:


◦ Balita BB < 7 kg  hanya diberi F-100 saja
◦ Balita BB 7 kg  F-100 diberikan sebanyak 2/3 dari
total kebutuhan kalori, sisa nya berupa makanan
yang tinggi protein hewani dan energi atau lemak
Cara pembuatan F-100
Kriteria keluar layanan rawat jalan
HAMBATAN PERTUMBUHAN (GROWTH
FALTERING)

 Sebelum mengalami gizi kurang atau gizi


buruk, balita terlebih dahulu mengalami
growth faltering, yang ditandai dengan

◦ Berat badan naik tidak optimal


◦ Berat badan tidak naik
◦ Berat badan turun
 Masalah gizi buruk masih merupakan
tantangan besar yang mendesak untuk
ditangani mengingat dampak buruk yang
ditimbulkan nya

 Upaya penanggulangan gizi buruk yang tepat


baik di faskes primer maupun di faskes
rujukan diharapkan dapat menurunkan
prevalensi balita dengan gizi buruk.
Bebas dari gizi buruk

Terimakasih

49

Anda mungkin juga menyukai