Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengurangan
Asupan energi
yang tidak cukup
pengeluaran
restriksi energi total
pertumbuhan
A. Marasmus
Marasmus terjadi disebabkan asupan kalori dan protein yang tidak cukup.
KLASIFIKASI BERDASARKAN GEJALA KLINIS
B. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh
asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun asupan protein yang inadekuat
KLASIFIKASI BERDASARKAN GEJALA KLINIS
C. Marasmik-Kwashiorkor
Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus kwashiorkor secara bersamaan.
A. Anamnesis
DIAGNOSIS
Anamnesis awal Anamnesis lanjutan
- Muntah/ diare - Riwayat ASI/ MP ASI
DIAGNOSIS
- Mata cekung - Riwayat pemberian makan
- Kencing - Adanya pitting edema bilateral atau tampak makin kurus
- Kapan tangan dan kaki - Pernah kontak dengan penderita campak/ TB
teraba dingin - Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
- Kesadaran menurun - Riwayat penyakit
- Berat lahir
- Riwayat tumbuh kembang
- Mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) dan melakukan
penimbangan rutin di Posyandu
- Riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A
- Penyebab kematian pada saudara kandung
- Keadaan sosial ekonomi
- Pendidikan orang tua
DIAGNOSIS
B. Pemeriksaan Fisik
Penentuan status gizi buruk
1. Berat badan dan panjang/ tinggi badan
2. Lingkar lengan atas (LiLA)
3. Pitting edema bilateral
KLASIFIKASI
EDEMA
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium diagnostik awal : pemeriksaan darah lengkap
(hitung sel darah merah dan apusan darah tepi), laju endap darah, elektrolit
serum, serta urinalisis dan kultur
Pengukuran status gizi protein meliputi kadar serum albumin, retinol-binding
protein, prealbumin, transferin, kreatinin, dan kadar blood urea nitrogen
(BUN)
Spesimen tinja
Pemeriksaan tambahan lain
TATALAKSANA
A. Layanan Rawat Jalan
● untuk balita usia 6 – 59 bulan dengan gizi buruk TANPA komplikasi.
● Fasilitas kesehatan tingkat primer atau Puskesmas.
● kontrol seminggu sekali ke fasilitas kesehatan untuk
memantau/menilai kemajuan.
Apabila menggunakan F-100 yang dibuat sendiri, maka suplemen zat gizi mikro harus diberikan sebagai
berikut:
Vitamin A
- dosis tinggi diberikan di hari ke-1 sesuai umur.
- defisiensi vitamin A atau campak dalam 3 bulan terakhir pada hari ke 1,2, dan 15
2. Hipotermia
1. Menutup seluruh tubuh, termasuk kepala, dengan pakaian dan selimut.
2. Pemanas atau lampu di dekatnya
3. Metode kanguru
● Monitoring setiap 2 jam (30 menit jika menggunakan pemanas)
● Jika suhu aksilar >36,5ºC STOP
3. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit
● Diare atau Urine output <<
● Beri ReSoMal secara oral atau melalui NGT
- Beri 5ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
- Selanjutnya, berikan Resomal 5-10ml/kgbb/jam berselang seling dengan F-75
dengan jumlah yang sama (setiap jam selama 10 jam)
● Syok infus cairan Ringer laktat dan dextrose 10% perbandingan 1:1 (RLG 5%)
● Monitor setiap 30 menit (2 jam) tiap jam (10 jam)
● Pantau kelebihan cairan
4. Infeksi
● Amoksisilin (15mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari
● Terapi untuk penyakit infeksi sesuai
● Anak terdiagnosis menderita kecacingan: Pirantel Pamoat dosis tunggal
atau Albendazole dosis tunggal atau mebendazole 100 mg per oral dua kali
sehari selama 3 hari.
● Anak yang tidak terdiagnosis menderita cacingan: Mebendazole pada hari
ke 7 setelah di rawat inap
Hal yang penting diperhatikan pada pemberian makanan pada fase stabilisasi:
1. Makanan rendah osmolaritas, rendah laktosa, diberikan dalam jumlah sedikit tapi
sering
2. Makanan diberikan secara oral atau melalui NGT
ASI dilanjutkan
Pemantauan setiap hari
7. Pemberian makan pada Fase Transisi
● Transisi ke layanan rawat jalan (bila tersedia) dan Transisi ke layanan
rawat inap (bila layanan rawat jalan tidak tersedia).
● Formulasi F-75 diganti menjadi F-100
● Formulasi tumbuh kejar (F-100) = 100kkal/100 ml dan 2,9 g
protein/100ml.
● Formulasi F-75 diganti menjadi F-100 dalam volume yang sama
seperti pemberian F-75 yang terakhir selama 2 hari
● Pada hari ke-3 jumlah F-100 dinaikkan sebanyak 10ml/kali pemberian
sampai anak tidak mampu menghabiskan /tersisa sedikit biasanya
(200 ml/kg/BB/hari).
8. Pemberian makan pada Fase Rehabilitasi
● Berikut kebutuhan zat gizi untuk anak gizi buruk menurut fase nya:
PROGNOSIS
gagal tumbuh, hipoproteinemia, hipoalbuminemia, dan ketidakseimbangan
elektrolit yang parah prognosis yang lebih buruk.