Anda di halaman 1dari 28

GIZI BURUK

Stephani Clarissa Sembiring


200131177
Pembimbing :
Dr. dr. Rina Amalia Caromina Saragih, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
PENDAHULUAN

Negara berkembang > negara maju

Covid-19 pada tahun 2020  global meningkat 15%


DEFINISI
Gizi buruk adalah kekurangan gizi yang
diakibatkan oleh asupan energi atau protein
yang tidak mencukupi

Gizi buruk adalah keadaan gizi anak yang ditandai dengan


satu atau lebih tanda berikut, yaitu
 sangat kurus,
 Pitting edema bilateral
 BB/PB atau BB/TB < -3 SD
 dan LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan)
ETIOLOGI
Malnutrisi Primer
Malnutrisi Sekunder
suplai makanan yang tidak
cukup oleh karena faktor : penyakit
Sosial, Ekonomi, Lingkungan.

Pengurangan
Asupan energi
yang tidak cukup
pengeluaran
restriksi energi total
pertumbuhan

berkurangnya Penurunan laju


lemak, otot, dan metabolisme
massa visceral basal
KLASIFIKASI GIZI BURUK
BERDASARKAN KOMPLIKASI
A. Gizi buruk tanpa B. Gizi buruk dengan komplikasi
komplikasi adanya satu atau lebih komplikasi berikut ini
- Anoreksia
- Dehidrasi berat
- Letargi atau penurunan kesadaran
- Demam tinggi
- Pneumonia berat
- Anemia berat
KLASIFIKASI BERDASARKAN GEJALA KLINIS

A. Marasmus
Marasmus terjadi disebabkan asupan kalori dan protein yang tidak cukup.
KLASIFIKASI BERDASARKAN GEJALA KLINIS
B. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh
asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun asupan protein yang inadekuat
KLASIFIKASI BERDASARKAN GEJALA KLINIS
C. Marasmik-Kwashiorkor
Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus kwashiorkor secara bersamaan.
A. Anamnesis
DIAGNOSIS
Anamnesis awal Anamnesis lanjutan
- Muntah/ diare - Riwayat ASI/ MP ASI

DIAGNOSIS
- Mata cekung - Riwayat pemberian makan
- Kencing - Adanya pitting edema bilateral atau tampak makin kurus
- Kapan tangan dan kaki - Pernah kontak dengan penderita campak/ TB
teraba dingin - Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
- Kesadaran menurun - Riwayat penyakit
- Berat lahir
- Riwayat tumbuh kembang
- Mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) dan melakukan
penimbangan rutin di Posyandu
- Riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A
- Penyebab kematian pada saudara kandung
- Keadaan sosial ekonomi
- Pendidikan orang tua
DIAGNOSIS
B. Pemeriksaan Fisik
Penentuan status gizi buruk
1. Berat badan dan panjang/ tinggi badan
2. Lingkar lengan atas (LiLA)
3. Pitting edema bilateral

KLASIFIKASI
EDEMA
C. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium diagnostik awal : pemeriksaan darah lengkap
(hitung sel darah merah dan apusan darah tepi), laju endap darah, elektrolit
serum, serta urinalisis dan kultur
 Pengukuran status gizi protein meliputi kadar serum albumin, retinol-binding
protein, prealbumin, transferin, kreatinin, dan kadar blood urea nitrogen
(BUN)
 Spesimen tinja
 Pemeriksaan tambahan lain
TATALAKSANA
A. Layanan Rawat Jalan
● untuk balita usia 6 – 59 bulan dengan gizi buruk TANPA komplikasi.
● Fasilitas kesehatan tingkat primer atau Puskesmas.
● kontrol seminggu sekali ke fasilitas kesehatan untuk
memantau/menilai kemajuan.

Pemberian Obat Kebutuhan gizi


● Antibiotik Energi : 150-220 kkal/kgBB/hari
Amoxicillin (15 mg/kg per oral setiap Protein : 4-6 g/kgBB/hari
8 jam) selama 5 hari Cairan : 150-200 ml/kgBB/hari
● Paracetamol
- Demam lebih dari 38°C Pemenuhan kebutuhan gizi dapat
- Bila demam >39°C rawat inap dilakukan dengan pemberian F-100
● Obat cacing atau RUTF
Penggunaan F-100
● F-100 dalam bentuk kering  2 hari
● Pada tahap awal:
- BB < 7 kg : hanya diberikan F-100
- BB ≥ 7 kg: 2/3 dari total kalori berupa F-100 + 1/3 makanan yang mengandung protein hewani
dan tinggi energi/minyak

Apabila menggunakan F-100 yang dibuat sendiri, maka suplemen zat gizi mikro harus diberikan sebagai
berikut:
Vitamin A
- dosis tinggi diberikan di hari ke-1 sesuai umur.
- defisiensi vitamin A atau campak dalam 3 bulan terakhir  pada hari ke 1,2, dan 15

Asam folat (5 mg pada hari pertama, dan selanjutnya 1 mg/hari).


Multivitamin (vitamin C dan vitamin B kompleks).
Zat besi (3 mg/kgBB/hari) setelah berat badan mengalami kenaikan
Penggunaan RUTF:
● Jumlah RUTF yang diberikan sesuai dengan berat badan anak dan diberikan untuk 7 hari.
● Jumlah RUTF dengan kandungan 500 kkal/bungkus (92g) yang diberikan sesuai dengan berat
badan pada balita gizi buruk
Kriteria Masuk Dan Keluar Layanan Rawat Jalan
Balita Gizi Buruk :
Tindakan berikut ini dilakukan sebelum balita keluar dari rawat jalan:
 Informasikan kepada ibu/pengasuh tentang hasil layanan rawat jalan.
 Berikan konseling ASI, MPASI (6 sampai <24 bln) dan makanan keluarga untuk balita
≥ 24 bulan, cara penyiapan dan pengolahan makanan
 Bila balita mendapatkan RUTF, maka berikan 7 kemasan RUTF sebagai jatah terakhir
 Bila balita mendapatkan F-100, maka diberikan jatah F-100 untuk 2 hari sesuai berat
badan terakhir
 Beri tahu pengasuh untuk kembali ke layanan rawat jalan bila kondisi balita kembali
memburuk
 Pastikan pengasuh memahami cara meneruskan pemberian F-100 atau RUTF untuk
balita.
B. Layanan Rawat Inap
Rumah sakit dan puskesmas rawat inap.
1. Hipoglikemia
● Beri 50 ml larutan glukosa 10% (1 sendok teh munjung gula pasir dalam
50 ml air) secara oral/NGT, segera dilanjutkan dengan pemberian
Formula 75 (F-75)
● ASI diteruskan
● letargis  berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus)
sebanyak 5 ml/kgbb, atau larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.
● Jika glukosa IV tidak tersedia, berikan 1 sendok teh gula di tambah 1 atau
2 tetes air dibawah lidah, dan ulangi setiap 20 menit.
● Monitoring setelah 30 menit jika masih hipoglikemia, ulangi pemberian
larutan glukosa 10%

2. Hipotermia
1. Menutup seluruh tubuh, termasuk kepala, dengan pakaian dan selimut.
2. Pemanas atau lampu di dekatnya
3. Metode kanguru
● Monitoring setiap 2 jam (30 menit jika menggunakan pemanas)
● Jika suhu aksilar >36,5ºC  STOP
3. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit
● Diare atau Urine output <<
● Beri ReSoMal secara oral atau melalui NGT
- Beri 5ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
- Selanjutnya, berikan Resomal 5-10ml/kgbb/jam berselang seling dengan F-75
dengan jumlah yang sama (setiap jam selama 10 jam)

● Beri ReSoMal setiap kali diare.


Anak <2 tahun diberi 50-100 ml
Anak ≥ 2 tahun diberi 100-200 ml.

● Syok infus cairan Ringer laktat dan dextrose 10% perbandingan 1:1 (RLG 5%)
● Monitor setiap 30 menit (2 jam)  tiap jam (10 jam)
● Pantau kelebihan cairan
4. Infeksi
● Amoksisilin (15mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari
● Terapi untuk penyakit infeksi sesuai
● Anak terdiagnosis menderita kecacingan: Pirantel Pamoat dosis tunggal
atau Albendazole dosis tunggal atau mebendazole 100 mg per oral dua kali
sehari selama 3 hari.
● Anak yang tidak terdiagnosis menderita cacingan: Mebendazole pada hari
ke 7 setelah di rawat inap

5. Defisiensi gizi mikro


Sama seperti rawat jalan
Zat besi tidak boleh diberikan pada fase awal, dan baru diberikan setelah
anak mempunyai nafsu makan yang baik dan mulai bertambah berat
badannya (biasanya pada minggu kedua, mulai fase rehabilitasi).
6. Pemberian makanan awal pada fase stabilisasi
● Diberi formulasi terapeutik F-75
● F-75 = 75kkal/100 ml dan mikronutrien

Hal yang penting diperhatikan pada pemberian makanan pada fase stabilisasi:
1. Makanan rendah osmolaritas, rendah laktosa, diberikan dalam jumlah sedikit tapi
sering
2. Makanan diberikan secara oral atau melalui NGT

Jumlah energi/kalori: 100kkal/kgbb/hari


Protein: 1-1,5 g/kgbb/hari.
Cairan: 130ml/kgbb/hari, bila ada edema diberi
100 ml/kgbb/hari

ASI dilanjutkan
Pemantauan setiap hari
7. Pemberian makan pada Fase Transisi
● Transisi ke layanan rawat jalan (bila tersedia) dan Transisi ke layanan
rawat inap (bila layanan rawat jalan tidak tersedia).
● Formulasi F-75 diganti menjadi F-100
● Formulasi tumbuh kejar (F-100) = 100kkal/100 ml dan 2,9 g
protein/100ml.
● Formulasi F-75 diganti menjadi F-100 dalam volume yang sama
seperti pemberian F-75 yang terakhir selama 2 hari
● Pada hari ke-3 jumlah F-100 dinaikkan sebanyak 10ml/kali pemberian
sampai anak tidak mampu menghabiskan /tersisa sedikit biasanya
(200 ml/kg/BB/hari).
8. Pemberian makan pada Fase Rehabilitasi
● Berikut kebutuhan zat gizi untuk anak gizi buruk menurut fase nya:

Pemberian RUTF atau F-100


Bila menggunakan RUTF : sama seperti pemberian RUTF
pada layanan rawat jalan
Timbang dan catat BB setiap 3 hari (gram/kgBB/hari)
9. Stimulasi sensorik dan emosional
● Ungkap kasih sayang dan lingkungan yang ceria
● Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit/hari
● Aktifitas fisik segera setelah balita cukup sehat
● Keterlibatan ibu dan anggota keluarga atau pengasuh sesering mungkin
● Pengasuh diajari berinteraksi positif dengan balita agar nafsu makannya meningkat

10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah


Bila anak keluar dari layanan rawat inap setelah sembuh maka anjurkan kontrol
teratur setelah pulang, 1x/minggu pada bulan pertama, 1x/2 minggu pada bulan
kedua, selanjutnya 1x/bulan selama 6 bulan atau lebih.
KOMPLIKASI
Jangka pendek Jangka pendek

PROGNOSIS
gagal tumbuh, hipoproteinemia, hipoalbuminemia, dan ketidakseimbangan
elektrolit yang parah  prognosis yang lebih buruk.

Pasien dengan HIV  yang lebih buruk


PENCEGAHAN
- Nutrisi prenatal dan perawatan prenatal yang baik
- Pentingnya menyusui pada tahun pertama kehidupan
- Menasihati orang tua tentang pengenalan makanan tambahan bergizi
yang tepat
- Konseling gizi sesuai usia
- Program suplementasi dan fortifikasi mikronutrien
- Perbaikan praktik higiene dan sanitasi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai