Anda di halaman 1dari 16

Penugasan II Materi Inti 5

Kelompok II SULAWESI TENGGARA


Puskesmas Bukit Wolio Indah
Puskesmas Maligano
KASUS 2
• Gadis, perempuan, 7 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan 2 hari demam disertai batuk-pilek dan berat
badannya sulit naik. Setiap bulan naiknya hanya 1- 2 ons (100-200 g). Bayi Gadis lahir normal dengan berat-lahir 2700
g, panjang lahir 46 cm. Sampai saat ini Gadis masih mendapat ASI dan sejak umur 5 bulan sudah diberi bubur saring 1x,
pisang kerok 1/2 buah dan biskuit marie 1 keping. Gadis kurang kuat menyusu, saat menyusu sering berhenti berkali-
kali dan tampak terengah-engah. Gadis merupakan anak pertama. Tidak ada gangguan kesehatan ibu selama kehamilan.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan seorang bayi 7 bulan, tampak sakit sedang, sadar, tampak sangat kecil untuk usianya
dan sangat kurus. BB: 3.850 g, PB: 60 cm, suhu 36,8oC, frekuensi nafas 44x/menit, frekuensi nadi 102x/menit. Faring
hiperemik, tonsil T1-T1. Torak simetris, iga menonjol, iktus kordis melebar di garis midklavikula interkostal IV kiri.
Jantung terdengar bising pansistolik derajat III. Paru dalam batas normal. Abdomen cekung, Hepar ¼-¼, permukaan
rata, tepi tajam; limpa tidak teraba. Ektremitas: otot hipotrofik, tidak ada edema.
• Pertanyaan :
1. Apa diagnosis bayi Gadis ini? Jelaskan alasannya
2. Apa kemungkinan faktor penyebabnya?
3. Bagaimana tatalaksana bayi Gadis?
4. Kapan bayi Gadis dapat keluar dari rawat inap?
BB/TB

BB: 3.850 g, PB: 60 cm


BB/U

BB: 3.850 g, Usia 7 bulan


PB/U

PB: 60 cm, Usia 7 bulan


DIAGNOSIS

1. NUTRITIONAL MARASMUS
Terdapat Iga menonjol, perut cekung, Ekstremitas otot
hipotrofik.

2. PJB ASIANOTIK (VSD)


Tanda Klinis : Tumbuh kembang berkurang, mudah capek
(saat menyusu sering berhenti berkali-kali dan tampak terengah-
engah), radang saluran pernafasan dan biasanya berulang,
terdapat bising pansistolik, , iktus kordis melebar di garis
midklavikula interkostal IV kiri (pembesaran ventrikel)
Status Gizi

Anak berada di Status Gizi Buruk


BB / TB : < -3 SD ( Status Gizi Buruk )
BB / U : < -3SD (Status Gizi Sangat Kurang)
PB / U : < -3 SD (Kategori Sangat Pendek)
PENYEBAB

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, penyebabnya karena


pasien memiliki penyakit penyerta PJB asianotik (Ventriketl Septal
Defect)
Tatalaksana Bayi

• Formula
• Antibiotika: Amoksisilin diberikan
15mg/kgBB/kali setiap 8 jam
selama 5 hari sedangkan untuk
bayi dengan berat badan di bawah
3 kg diberikan setiap 12 jam.
• Vitamin A 100.000 IU Untuk Hari I
Fase stabilisasi
• Asam folat 2,5 mg dosis tunggal
• Sulfas ferosus
• Multivitamin (Vitami C dan Bcomp)
FASE STABILISASI

10 jam Berikutnya
Pemberian 2 jam pertama

Awal 30 60 90 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Waktu 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00

Glukosa 10%
50 - - - - - - - - - - - - - -
(oral)

F-100 encer 11.25 11.25 11.25 11.25 45 - 45 - 45 - 45 - 45 -


Bayi < 6 bulan gizi buruk, dan TIDAK ADA kemungkinan
pemberian ASI dan
Balita gizi buruk > 6 bulan dengan BB < 4 kg

Tujuan tata laksana pada keadaan ini adalah


bayi gizi buruk mendapat makanan pengganti
yang aman dan sesuai untuk pemulihan gizi.
Bayi dipulangkan dengan pemberian formula
dan pengasuh memahami cara penyiapan dan
pemberian formula yang aman.
Tatalaksana:  Beri susu formula bayi/ F-100
 Bayi mendapat formula yang diencerkan/ F-75 (bila ada
(susu formula bayi/ F-100 edema) 130 ml/kgBB/hari, setiap
yang diencerkan) 200ml/ Fase 2-3 jam. Formula dapat diberikan
KgBB/hari atau 2 kali Stabilisasi dengan menggunakan cangkir,
jumlah yang diberikan teknik drip-drop atau NGT.
pada Fase Stabilisasi  Jumlah F-75 atau F-100 yang diencerkan
Fase
untuk pemenuhan kalori dapat dilihat pada lampiran 5.2
Transisi
150 kkal/kgBB/hari. Fase
 Tabel 5.2 digunakan untuk Rehabilitasi  Jumlah formula dinaikkan1/3
menentukan jumlah formula yang jumlah yang diberikan pada
diberikan pada bayi yang tidak
mendapat ASI. Fase Stabilisasi untuk
pemenuhan kalori 110 – 130
Kriteria untuk beralih dari Fase Transisi ke Fase kkal/kgBB/hari (volume dari
Rehabilitasi 130 ml/kgBB/hari menjadi
a) Nafsu makan baik: bayi menghabiskan minimal
175 ml/kgBB/hari).
90% formula.
b) Minimal 2 hari berada di Fase Transisi.  Lampiran 5.2 digunakan untuk
c) Kondisi klinis baik, bayi sadar dan tidak ada menentukan jumlah F-100 yang
komplikasi medis. 13
diencerkan.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
PEMANTAUAN
Pemantauan tidak berbeda baik pada Fase Stabilisasi, Transisi dan
\
Rehabilitasi, baik bagi bayi dengan ASI maupun tanpa ASI.

Parameter yang harus dipantau dan dicatat dalam rekam medik:


a. Berat badan ditimbang setiap hari menggunakan alat timbang
dengan ketelitian 10g
b. Derajat edema (0 sampai +3)
c. Kesadaran dan tanda vital (suhu,frekuensi nafas dan nadi diukur
minimal 2 kali/hari
d. Gejala klinis: pilek, batuk, muntah, defekasi, dehidrasi,
pembesaran hati
e. Hal-hal lain yang perlu dicatat, misal menolak makan, rute asupan
makanan (oral, NGT atau parenteral), transfusi
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita
Kriteria pindah ke layanan rawat jalan

1. Kondisi klinis baik, bayi sadar dan tidak ada komplikasi medis Jika ada kondisi klinis dapat di
terapi sesuai penyakit penyerta hingga kondisi stabil.
2. Tidak ada edema
3. Kenaikan berat badan minimal 20 g/hari atau > 5g/KgBB/ hari selama 5 hari berturut-turut
4. Ibu dan bayi mendapatkan akses ke pelayanan rawat jalan
5. Ibu sudah mendapat konseling menyusui dan gizi seimbang untuk ibu menyusui (untuk bayi
yang mendapat ASI Ekskusif).
6. Ibu sudah mendapat konseling cara penyiapan dan pemberian formula serta pemberian makan
sesuai umur.
7. Ibu/pengasuh dan keluarga dapat mengakses susu formula untuk terapi gizi secara
berkelanjutan (untuk bayi yang tidak mendapat ASI).

Anda mungkin juga menyukai