Anda di halaman 1dari 17

Rangkuman

Tatalaksana gizi buruk


RAWAT JALAN pada Balita Usia 6-59 Bulan Gizi
Buruk
• Antibiotika spekt. luas diberikan saat pertama kali balita masuk rawat
jalan, walaupun tidak ada gejala klinis infeksi:
• Amoksisilin (15 mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari.
• Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 38°C. Pantau
suhu tubuh balita dan bila demam > 39°C, rujuk balita ke rawat inap.
• Kebutuhan gizi untuk balita gizi buruk tanpa komplikasi:
• Energi: 150-220 kkal/kgBB/hari.
• Protein: 4-6 g/kgBB/hari.
• Cairan: 150-200 ml/kgBB/hari

Pemenuhan kebutuhan gizi ini dapat dilakukan dengan pemberian F-100 atau RUTF.
F-100
• F-100 dalam bentuk kering (susu, gula, minyak) diberikan untuk
keperluan 2 hari, karena pada suhu ruang hanya dapat bertahan 2 x
24 jam. Mineral mix diberikan terpisah
• Pada tahap awal, balita yang beratnya kurang dari 7 kg hanya diberi F-
100. Bila BB ≥ 7 kg, maka dapat diberikan 2/3 dari total kebutuhan
kalori berupa F-100, sisanya diberikan berupa makanan yang
mengandung tinggi protein hewani dan tinggi energi/minyak.
Jika tenaga kesehatan menggunakan F-100 yang dibuat sendiri,
maka suplementasi zat gizi mikro harus diberikan sebagai berikut:

• Vitamin A:
• Bila tidak ditemukan tanda defisiensi vitamin A atau tidak ada riwayat campak 3 bulan
terakhir, maka vitamin A dosis tinggi diberikan di hari ke-1 sesuai umur.
• Bila ditemukan tanda defisiensi vitamin A, seperti rabun senja atau ada riwayat campak
dalam 3 bulan terakhir, maka vitamin A diberikan dalam dosis tinggi sesuai umur, pada
hari ke-1, hari ke-2 dan hari ke-15.
• Suplemen zat gizi mikro diberikan setiap hari paling sedikit selama 2 minggu:
• Asam folat (5 mg pada hari pertama, dan selanjutnya 1 mg/hari).
• Multivitamin (vitamin C dan vitamin B kompleks).
• Zat besi (3 mg/kgBB/hari) setelah berat badan mengalami kenaikan.
Dibutuhkan waktu 2-4 minggu untuk koreksi anemia dan 1-3 bulan untuk
menyimpan cadangan besi dalam tubuh
Bila menggunakan RUTF:
- Lakukan tes nafsu makan, sebaiknya setiap kunjungan dengan menggunakan RUTF
 jika nafsu makan tidak baik rawat inap
- Berikan RUTF pada balita secara perlahan

- Jumlah RUTF yang diberikan sesuai dengan berat badan balita dan diberikan untuk
7 hari.
- Contoh RUTF:
- mengandung 500 kkal/bungkus (92 g) atau 545 kkal/100 g (lihat Tabel 5 dan 6).
Pemberian zat gizi mikro:
Obat cacing (diberikan pada - mendapatkan RUTF  tidak perlu
kunjungan/minggu kedua, bila balita
tidak menerima obat cacing dalam 6 tambahan suplementasi zat gizi mikro
bulan terakhir). (seperti vitamin A, asam folat, zat besi,
seng dan tembaga) karena telah
terkandung dalam RUTF.
- Pemberian vitamin A dosis tinggi diberikan
pada hari ke-1, ke-2 dan ke-15, hanya bila
ditemukan tanda-tanda defisiensi vitamin
A atau ada riwayat campak dalam tiga
bulan terakhir dengan dosis:

- kurang dari 6 bulan: 50.000 SI;


- bayi 6-12 bulan: 100.000 SI;
- balita > 12 bulan:200.000 SI.
RAWAT INAP pada Usia < 6 Bulan Gizi Buruk

• Antibiotika spekt. luas diberikan saat pertama kali balita masuk rawat
jalan, walaupun tidak ada gejala klinis infeksi:
• Amoksisilin (15 mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari.
• Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 38°C. Pantau
suhu tubuh balita dan bila demam > 39°C, rujuk balita ke rawat inap.
• Kebutuhan gizi untuk balita gizi buruk tanpa komplikasi:
• Energi: 150-220 kkal/kgBB/hari.
• Protein: 4-6 g/kgBB/hari.
• Cairan: 150-200 ml/kgBB/hari

semua bayi di bawah 6 bulan dengan gizi buruk menjalani rawat inap, walaupun tidak ada komplikasi (atau diatas 6
bulan tapi BB <4 kg  rawat inap)
Tatalaksana bayi kurang dari 6 bulan dengan gizi
buruk berdasarkan status pemberian ASI
• Ada kemungkinan pemberian ASI:
• bayi masih mendapat ASI tapi kurang gizi;
• bayi sudah tidak mendapat ASI tetapi ibu masih ingin menyusui;
• bayi sudah berhenti menyusu (misalnya: ibu meninggal), tetapi ada ibu
pesusuan yang dapat memberikan ASI.
• TIDAK ada kemungkinan pemberian ASI:
• bayi tidak pernah mendapat ASI dan ibu tidak mau mencoba relaktasi;
• bayi sudah berhenti menyusu dan ibu tidak mau relaktasi, tidak ada ibu
pesusuan;
• tidak ada ibu dan ibu pesusuan.
Ada kemungkinan pemberian ASI
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi
- Atasi hipoglikemia - Formula yang digunakan - Menurunkan jumlah
- Jumlah formula tetap (130 ml/kgBB/hari) tetap sama. formula yang diberikan;
- Segera berikan F-75/F-100 yang diencerkan; atau - Mengupayakan agar - Mempertahankan
bila keduanya tidak ada, berikan formula dan semakin banyak kenaikan berat badan,
teruskan pemberian setiap 2-3 jam mendapatkan ASI - Melanjutkan pemberian
- terapi gizi dengan cangkir, suplementer (mampu - Secara bertahap ASI
menghisap), atau drip-drop atau NGT diharapkan bayi hanya
Mampu hisap: mendapat ASI ketika
- 1 jam sebelum F-75/F-100 yang diencerkan/formula pulang
 beri ASI selama ±20 menit. Lakukan siang dan
malam; (formula = makanan utama, ASI = makanan Naik 10 g/hari
tambahan). F100 encer stop
Tidak mampu hisap BB naik 20 g/hari
- Perah asi minimal 8x/hari ±20-30 menit, walaupun Tidak naik
dapat sedikit; F100 encer ↓ bertahap ¼
F100 encer↑ 75% (3/4
- ASI perah diberi dg drip-drop/ cangkir/NGT;  ½ s/d ASI jd lebih banyak
jatah slm 2-3 hri)
- bila bayi cukup kuat atau mampu menghisap, bantu
ibu
Tidak ada asi/ berhenti menyusui
- Relaktasi, beri formula
TIDAK Ada kemungkinan pemberian ASI
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi
- Amox 15 mg/kg/kali per 8 jam slm 5 - Hanya f100 encer - Hanya f100 encer
hari, jika BB <3 kg  per 12 jam - Naik 1/3 vol dari stabilisasi - Vol 2x jumlah stabilisasi
- vitamin A 50.000 SI dosis tunggal pada Alih rehabilitasi Kriteria sembuh/selesai rawat:
hari 1; - Nafsu makan baik (habis - Z-Skor BB/PB ≥ -2 SD selama 3
- Folat 2,5 mg dosis tunggal; formula min 90%) hari berturut-turut
- Sulfas ferosus: diberikan segera setelah - Edema hilang - Tidak ada edema selama 2
bayi dapat menghisap dengan baik dan - Min 2 hari di fs transisi minggu23
berat badan naik - Tidak ada masalah medis - klinis baik, anak sadar dan tidak
Diet : ada masalah medis
- F-75 atau F-100 yang diencerkan, per - Saat pulang, F-100 encer dapat
oral  atau cangkir/NGT diganti dengan formula bayi
- Jika dengan edema harus selalu diberi standar
F-75 pada Fase Stabilisasi;
Alih transisi
- Kembalinya nafsu makan
- Edema menghilang/ berkurang (+3->
+2)
RAWAT INAP usia 6-59 bulan dengan komplikasi dan/atau edema +3 atau dengan berat kurang dari 4 kg
Hipoglikemia (<54 mg/dl) Dehidrasi
- 50 ml larutan glukosa 10% oral/ngt - JANGAN pakai infus, kecuali dehid
- Lanjut F75 per 2 jam selama 24 jam, berat
siang malam, min 2 hari - RESOMAL oral/NGT
- *jika ada ASI  beri diluar jadwal - 5 ml/kg tiap 30 menit utk 2 jam
pertama
F75 - Resomal 5-10 ml/kg/jam selang-seling
- *jika tidak sadar  IV d10% 5 ml/kg, F75 vol sama slm 10 jam
atau larutan d10/ gula 50 ml per - Lanjut F75 setiap 2 jam
NGT, jika tidak ada IV: beri 1 sdt gula - Jika masih diare, beri resomal tiap diare
diberi air 1-2 tts, beri dibawah lidah (<2th: 50-100 ml, >2 th:100-200 ml)
jgn ditelan, ulang per 20 menit
- Cek GDS ulang 30 menit, tx lagi jika
<54, dan jika ada hipotermia, tx
suhu, mgkin hipoglikemia krn suhu

1 sach mineral-mix + air  20 ml


Tx Infeksi Kenaikan BB
- Tanpa komplikasi amox 15 mg/kg/8 - KURANG naik <5g/kg/hari atau < 50
jam slm 5 hari g/kg/minggu
- SEDANG naik 5-10 g/kg/hari
- Dengan komplikasi:
- Ampisilin (50 mg/kg IM atau IV setiap 6 - BAIK > 10 g/kg/hari atau ≥50 g/kg/minggu
jam) selama 2 hari, dilanjutkan amox
Kriteria pulang
oral (25-40 mg/kg setiap 8 jam selama
5 hari); ditambah - Tidak ada komplikasi medis,
- Gentamisin (7.5 mg/kg IM atau IV) 1x1 - Edema berkurang
selama 7 hari - Nafsu makan baik
- Klinis baik
Kriteria sembuh
- LiLA ≥ 12.5cm (hijau) dan/atau
- Skor-Z BB/PB (atau BB/TB) ≥ -2 SD
- Tidak ada edema, klinis baik

Anda mungkin juga menyukai