Anda di halaman 1dari 10

PEMBERIAN NUTRISI

NUTRISI ENTERAL PADA NEONATUS


Batasan
Nutrisi enteral (NE) merupakan cara memenuhi kebutuhan nutrisi sebagian atau
seluruhnya untuk pertumbuhan bayi dan mempertahankan integritas struktur traktus
gastrointestinal.
Trophic feeding atau disebut juga gut priming, sebagai pemberian makanan dalam
jumlah yang sangat kecil (1020 mL/kgBB/hr) ditujukan untuk menginduksi maturasi
usus.
Manfaat pemberian NE sejak dini:
Meningkatkan jumlah hormon usus
Mengurangi intoleransi makanan
Nutrisi enteral penuh dapat segera dilakukan
Meningkatkan BB
Meningkatkan retensi kalsium dan fosfor
Pemberian parenteral lebih singkat

Pedoman Pemberian Trophic Feeding


Dimulai segera sesudah lahir, idealnya hr ke-2 atau ke-3
Menggunakan kolostrum atau formula pada volume 1020 mL/kg/hr,
selang 3, 4, 6, atau 8 jam
Pada bayi stabil hemodinamik, tidak ada NEC/ileus
Kebutuhan Nutrisi Neonatus
Kalori
Untuk mempertahankan BB, 5060 kkal/kgBB/hr
Untuk meningkatkan BB, 100120 kkal/kgBB/hr bagi BCB (meningkatkan 15
30 g/hr) dan 110140 kkal/kg/hr untuk BKB
Karbohidrat
Kebutuhan sekitar 4050% total kalori
Protein
Kebutuhan sekitar 2,254,0 g/kgBB/hr untuk memenuhi 716%
kebutuhan kalori
Lemak
Kebutuhan 3 g/kgBB/hr (4050% total kalori)
Vitamin dan mineral
Cairan

Kriteria Memulai Pemberian Nutrisi Enteral


Tidak ada sekresi oral yang berlebihan
Perut lembut dan tidak cembung
Pernapasan <60/mnt
Nutrisi Enteral Bayi Kurang Bulan
ASI
ASI yang difortifikasi, untuk energi, protein, vitamin, dan mineral agar lebih
cocok untuk BKB, diberikan sesudah bayi toleran terhadap 100 mL/kg
ASI
Formula kurang bulan
Nutrisi Enteral Bayi Cukup Bulan
ASI
Formula cukup bulan
Metode Pemberian
Selang nasogastrik/orogastrik
Bayi <34 mgg, bayi yang refleks hisapnya lemah atau
Transpilorik
Bayi dengan intoleransi terhadap NGT/OGT, risiko aspirasi, masalah
residu dan regurgitasi lambung yang berat, gangguan anatomis
saluran
cerna
Gastrostomi
Bayi dengan gangguan neurologis, bayi yang tidak dapat menetek untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan hidrasi
Tabel 164 Pedoman Pemberian Tube Feeding
Berat Badan Lahir (g)

Dosis Awal (mL/kgBB)

<800

10

8001.000

1020

1.0011.250

20

1.2511.500

30

1.5011.800

3040

1.8012.500

40

>2.500

50

Target volume yang diinginkan 140160 mL/kgBB/hr

Bibliografi
1. Chaudhari S, Kadam S. Total parenteral nutrition in neonates.
Indian Pediatr. 2006;43:95364.
2. Ellard D, Anderson DM. Nutrition. Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR, penyunting. Manual of neonatal care.
Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott Williams & Willkins; 2008.
hlm. 11436.
3. Ellard DM, Anderson DM. Nutrition. Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Hansen AR, Stark AR, penyunting. Manual of
neonatal care. Edisi ke-7. Philadelphia: Lippincott Wiliams &
Wilkins; 2012. hlm. 23062.
4. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, penyunting. Neonatology:
management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs.
Edisi ke-7. New York: McGraw-Hill Education; 2013.
738

NUTRISI PARENTERAL PADA NEONATUS


Batasan
Nutrisi parenteral (NP) merupakan cara untuk memenuhi persyaratan nutrisi, sebagian
atau seluruhnya untuk bayi yang tidak dapat menoleransi pemberian asupan enteral.
Dapat diberikan secara sentral melalui kateter yang ditempatkan pada vena kava
superior atau vena kava inferior atau secara perifer melalui vena perifer.
Nutrisi parenteral total (NPT) adalah pemberian berbagai zat gizi atau nutrisi (lemak,
karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral) melalui intravena yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik dan pertumbuhan.
Indikasi
Indikasi pemberian NP sebagai berikut:
BKB yang diperkirakan tidak dapat menoleransi pemberian asupan enteral
secara penuh dalam waktu 37 hr
Bayi yang dicurigai atau pasti mengalami enterokolitis nekrotikans dan
diperkirakan mendapat nutrisi parenteral eksklusif selama >3 hr
Bayi sesudah operasi dan tidak dapat asupan untuk jangka waktu yang panjang
Bayi dengan anomali gastrointestinal seperti gastroschizis, meconium ileus,
short bowel syndrome, EKN, ileus paralitik
Bayi yang tidak naik BB-nya sesudah mendapatkan pemberian asupan secara
enteral
Manajemen
Kebutuhan Cairan
Cairan dimulai dari 6080 mL/kgBB/hr pada BCK dan 80100 mL/kgBB/hr
pada bayi prematur, kemudian dinaikkan 1020 mL/hr hingga maks.
Bergantung pada maturitas dan kondisi lingkunga yang
memengaruhi
kehilangan cairan dari kulit. Kenaikan cairan pada
akhir minggu berturut-turut
120150 mL/kgBB/hr pada BCK dan 130
180 mL/kgBB/hr pada bayi
prematur. European Society for
Pediatric Gastroenterology, Hepatology and
Nutrition (ESPGHAN) tahun
2005 merekomendasikan kebutuhan cairan
berdasarkan
proses
adaptasi cairan neonatus sebagai berikut

Tabel 165 Kebutuhan Cairan Minggu Pertama

Usia(hr)

Bayicukup
bulan

60120

80120

100130

120150

140160

140180

Bayikurang 6080
bulan,BBL
1.500g

80100

100120

120150

140160

140180

Bayikurang 8090
bulan,BBL
<1.500g

100110

120130

130150

140160

160180

Rekomendasi Na+, K+, Cl (meq/kgBB/hr)


Na+: 03, K+: 02, Cl: 05
Kehilangan berat badan yang diharapkan bergantung pada kondisi pengobatan (asupan
cairan) dan kelembapan
Penyesuaian yang hati-hati diperlukan pada BBLSR pada awitan diuresis dan pada penderita
poliuria
Suplementasi K hanya pada saat sesudah diuresis

Tabel 166 Kebutuhan Cairan dan Elektrolit pada Periode Pertengahan


Usia Kehamilan
Berat Badan

Asupan
(ml/kgBB/hr)

Asupan Na+
(meq/kgBB/hr)

Asupan K+
(meq/kgBB/hr)

Asupan Cl
(meq/kgBB/hr)

BCB

140-170

2-5

1-3

2-3

1.500 g

140-160

3-5

1-3

3-5

<1.500g

140-160

2-3

1-2

2-3

BKB

Tabel 167 Rekomendasi Asupan Cairan dan Elektrolit pada Periode


Usia
Kehamilan

Asupan
(ml/kgBB/hr)

Asupan Na
(meq/kgBB/hr)

Asupan K+
(meq/kgBB/hr)

Cukup Bulan

140-160

2-3

1,5-3

Kurang Bulan

140-160

3-5

2-5

Kebutuhan Kalori
Pembagian sumber kalori yang ideal: karbohidrat 5055%, protein 1015%,
lemak 3035%. Larutan glukosa 10% mengandung energi sebesar 0,34
kkal mL
atau mengandung 3,4 kkal/g, larutan lemak 10% mengandung 1 kkal/mL
dan
larutan lemak 20% mengandung 2 kkal/mL
Jumlah asupan kalori harian 90100 kkal/kgBB/hr
Untuk BBLSR, kalori harus ditingkatkan perlahan-lahan
Hari 13 5055 kkal/kgBB/hr
Hari 35 6575 kkal/kgBB/hr
Hari 57 8590 kkal/kgBB/hr
Kalori yang berasal dari protein tidak boleh >15% dan kalori dari lipid tidak
boleh >50% dari total asupan kalori
Kebutuhan Glukosa
Karbohidrat utama yang digunakan pada nutrisi parenteral yaitu glukosa.
Kecepatan pemberian glukosa pada bayi prematur 46 mg/kgBB/mnt, 8
12
mg/kgBB/mnt pada BBLSR dan 8 mg/kgBB/mnt
pada
BCB,
kemudian
kecepatan ditingkatkan per harinya hingga1215 mg/kgBB/mnt
untuk 23 mgg
sesudah lahir hingga tercapai euglikemia
Jangan memberikan infus dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari D12,5%
dari alur infus perifer. Gunakan akses vena sentral untuk konsentrasi
yang lebih tinggi
Jika terjadi hiperglikemia, turunkan laju infus glukosa. Kemudian, jika perlu,
turunkan jumLah infus glukosa
Kebutuhan Protein
Protein merupakan komponen fungsional dan struktural sel tubuh.
Bayi prematur tang tidak mendapatkan kebutuhan nutrisi terutama protein
sesuai kecepatan pertumbuhan janin intrauterin. Bayi prematur yang
tidak
mendapat kecukupan protein akan menimbulkan dampak jangka pendek
berupa
kerentanan terhadap infeksi, peningkatan keperluan bantuan ventilasi,
serta
gangguan akibat radikal bebas. Dampak jangka panjang meliputi retriksi
pertumbuhan, defisit neurokognitif, serta rentan terhadap penyakit
kardiovaskular
Diperlukan larutan asam amino yang mengandung taurin. Setiap gramnya
mengandung 4,0 kkal

Kebutuhan protein sesuai berat badan adalah yang diberikan setelah hari
pertama; 12 g/kgBB/hr pada bayi VLBW (very low birth weight), berat
lahir
<1.250 g membutuhkan 22,4 g/kgBB/hr, berat lahir 1.2501.500 g
membutuhkan 2 g/kgBB/hr dan berat lahir >1.500 g
membutuhkan 2 g/kgBB
hr, dengan target pencapaian 3,54 g/kgBB/hr
Rasio kalori protein dengan nonprotein tidak boleh melebihi 1:25.
Turunkan kandungan protein dalam nutrisi parenteral jika BUN
serum (prerenal azotemia) atau dengan asidosis metabolik
Kebutuhan Lipid
Intralipid 20% (minyak kedelai, fosfolipid telur dan 2,25% gliserol) merupakan
pilihan dan setiap gramnya mengandung 10 kkal
Menurut usia kehamilan, mulai 0,51,0 g/kgBB/ hr dan tingkatkan 0,5 g/kgBB/
hr hingga maks. 3 g/kgBB/hr
Kalori dari lemak tidak boleh >50% total kalori
Berikan perlahan-lahan selama 2024 jam
Gunakan secara hati-hati (atau dengan lajur min. 0,51,0 g/kgBB/hr) pada bayi
yang mengalami sepsis, penyakit paru yang parah, penyakit hepatik,
ikterus,
dan trombositopenia
Jika kadar trigliserida serum >200 mg hentikan intralipid dan jika
>150 mg turunkan laju infus intralipid
Pemantauan Nutrisi Parenteral Bayi
Anjuran jadwal pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral termasuk parameter
yang dinilai dalam tabel berikut

Tabel 168 Pemantauan Nutrisi Parenteral


Parameter

Frekuensi

Pengukuran Laboratorium

Elektrolit serum

3-4x/mgg awal, kemudian mingguan

Urea Darah

3x/mgg awal, kemudian mingguan

Kalsium, magnesium, phosporus

3x/mgg awal, kemudian mingguan

Glukosa

2x/hr

Glukosa Urin

Tiap hari

Protein

Tiap mgg

Tes Fungsi Hati

Tiap mgg

Hematokrit

Tiap mgg

Trigliserida serum

4jam sesudah peningkatan dosis kemudian


mingguan

Pemeriksaan Fisis

Berat Badan

Harian

Intake/Output

Harian

Inspeksi tempat insersi (bengkat, ekstravasasi)

Harian

Pengukuran antropometris

Tiap minggu

Kurva pertumbuhan

Tiap minggu

Melanjutkan ke Pemberian Asupan Oral


Pengeluaran ASI secara rutin hingga pemberian asupan secara oral sudah
tercapai merupakan hal penting untuk membantu ibu mempertahankan
kecukupan produksi ASI. Perubahan pemberian asupan parenteral
menjadi
enteral yang bersumber dari payudara dan atau puting dapat
dimulai dan
ditingkatkan secara bertahap, segera sesudah bayi
menunjukkan refleks
mengisap dan menelan yang cukup untuk
memperoleh asupan secara oral tanpa
mengalami kelelahan atau apnea

Penyulit
Penyulit yang dapat terjadi berkaitan dengan pemberian nutrisi
parenteral:
Penyulit yang berkaitan dengan kateter, antara lain sepsis, infeksi kulit lokal
dan slough, trombosis, dan chylothorax
Penyulit metabolik: hiperglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, asidosis,
osteopenia, kerusakan hati, dan kolestasis
Bibliografi
1. Aerde JEV. In preterm infant, does supplementation of carnitine
to parenteral nutrition improve the following clinical outcomes:
growth, lipid metabolism and apneic spells? Paediatr Child
Health. 2004;9:573.
2. Chaudhari S, Kadam S. Total parenteral nutrition in neonates.
Indian Pediatr. 2006;43:95364.
3. Chawla D, Thukral A, Agarwal R, Deorari AK, Paul VK. Parenteral
nutrition. Indian J Pediatr. 2008;75(4):37783.
4. Deshnande G, Simmer K. Lipid for parenteral nutrition in
neonates. Curr Clin Nutr Metab Care. 2011;14:14550.
5. El-Hassan NO, Kaiser JR. Parenteral nutrition in the neonatal
intensive care unit. Neo Rev. 2011;12:1808.
6. Ellard D, Anderson DM. Nutrition. Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR, penyunting. Manual of neonatal care.
Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott Williams & Willkins; 2008.
hlm. 11436.
7. Ellard DM, Anderson DM. Nutrition. Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Hansen AR, Stark AR, penyunting. Manual of
neonatal care. Edisi ke-7. Philadelphia: Lippincott Wiliams &
Wilkins; 2012. hlm. 23062
8. Fusch C, Bauer K, Bohles HJ, Jochum F, Koletzo B, Krawinkel M,
dkk. Guidelines on parenteral nutrition. GMS. 2009;7:123.
9. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, penyunting. Neonatology:
management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs.
Edisi ke-7. New York: McGraw-Hill Education; 2013.
10. Kerner JA, Poole RL. The use of IV fat in neonates. Nutr Clin Pract.
2006;21:37480.
743
11. Koletzo B, Goulet O, Hunt J, Krohn K, Shamir R. Guideline on
paediatric parenteral nutrition of the European Society of
Paediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition and
Metabolisme (ESPEN), supported by the European Society of

Paediatric Research (ESPR). J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2005;


28:11320.
12. Ziegler EE. Meeting the nutritional needs of the low birth weight
infant. Ann Nutr Metab. 2011;58:818.

Anda mungkin juga menyukai