A. Definisi
Marasmus adalah suatu kondisi yang terutama disebabkan oleh kekurangan kalori dan energi.
B. Epidemiologi
Sekitar 30% manusia mengalami 1 atau lebih dari bentuk malnutrisi
Hampir 50juta anak dibawah 5th menderita kekurangan energi dan protein (marasmus), dan
setengahnya meninggal karena kekurangan gizi.
Sekitar 80% dari anak-anak yang kekurangan gizi tinggal di Asia, 15% di Afrika, dan 5% di Amerika Latin.
C. Etiologi
Pemasukan makanan yang sangat kurang
Infeksi
Prematuritas
Tidak mendapat cukup ASI
Penyakit saat neonatus
Sosial ekonomi
D. Gambaran Klinis
Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Cengeng, rewel
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar)
Perut cekung
Iga gambang
Sering disertai:
Penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
Diare kronik atau konstipasi/susah buang air
1|1710211008
E. Klasifikasi
Untuk tingkat puskesmas penentuan KEP yang dilakukan dengan menimbang BB anak dibandingkan
dengan umur dan menggunakan KMS dan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS (lampiran 1)
KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning
KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di Bawah Garis Merah (BGM).
KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median WHO-NCHS. Pada KMS tidak ada
garis pemisah KEP berat/Gizi buruk dan KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat/gizi buruk
digunakan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS (lampiran 1)
2|1710211008
F. Diagnosis
Untuk diagnosis dan perawatan marasmus, tidak diperlukan evaluasi lebih lanjut selain evaluasi klinis.
Sebagian besar hasil lab tidak ada perubahan signifkan. Tes laboratorium yang diadaptasi dari WHO meliputi
Glukosa darah : hipoglikemia hadir jika kadarnya leih rendah dari 3mmol/L
Pemeriksaan dan kultur urin, Multisix : >10 leukosit/high-power field is indivative dari infeksi
Pemeriksaan feses : parasit dan darah mengindikasi adanya disentri
Albumin : tidak terlalu berguna untuk diagnosis, tapi berguna untuk prognosis; jika albumin <35g/L,
sintesis protein secara besar-besaran terganggu.
Elektrolit : biasanya ditenukan hiponatremia
G. Tata Laksana
Dalam proses pelayanan KEP berat/Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu fase stabilisasi, fase transisi, dan fase
rehabilitasi. Petugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana yang sesuai untuk setiap fase.
Tata laksana ini digunakan pada pasien Kwashiorkor, Marasmus maupun Marasmik-Kwashiorkor.
Bagan dan jadwal pengobatan sebagai berikut:
6|1710211008
Vaksinasi Campak bila anak belum diimunisasi dan umur sudah mencapai 9 bulan
Catatan :
Mengingat pasien KEP berat/Gizi buruk umumnya juga menderita penyakit infeksi, maka lakukan
pengobatan untuk mencegah agar infeksi tidak menjadi lebih parah. Bila tidak ada perbaikan atau
terjadi komplikasi rujuk ke Rumah Sakit Umum.
Diare biasanya menyertai KEP berat/Gizi buruk, akan tetapi akan berkurang dengan sendirinya pada
pemberian makanan secara hati-hati. Berikan metronidasol 7,5 mg/Kgbb setiap 8 jam selama 7 hari.
Bila diare berlanjut segera rujuk ke rumah sakit
Keterangan :
Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan pemberian formula bisa
lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)
7|1710211008
Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti/Modisco ½ dalam sehari,
maka berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik (dibutuhkan ketrampilan petugas)
Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada hari ke 5
s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam
Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)
8|1710211008
Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:
Formula WHO 100/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
Protein 4-6 gram/kg bb/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO 100/Pengganti/Modisco 1,
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
9|1710211008
Berikan setiap hari :
Tambahan multivitamin lain
Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat atau sirup besi dengan
dosis sebagai berikut :
Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosis tunggal sebagai
berikut :
UMUR ATAU BERAT BADAN PIRANTEL PAMOAT (125mg/tablet)
(DOSIS TUNGGAL)
4 bulan sampai 9 bulan (6-<8 Kg) ½ tablet
9 bulan sampai 1 tahun (8-<10 Kg) ¾ tablet
1 tahun sampai 3 tahun (10-<14 Kg) 1 tablet
3 Tahun sampai 5 tahun (14-<19 Kg) 1 ½ tablet
11 | 1 7 1 0 2 1 1 0 0 8
12 | 1 7 1 0 2 1 1 0 0 8
13 | 1 7 1 0 2 1 1 0 0 8
14 | 1 7 1 0 2 1 1 0 0 8
H. Komplikasi
Gangguan petumbuhan dan perkembangan, anemia defisiensi besi, retardasi mental dan fisik permanen.
I. Prognosis
Ad bonam pada tatalaksana yang adekuat.
15 | 1 7 1 0 2 1 1 0 0 8
Kwashiorkor
Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
Perubahan status mental, apatis, dan rewel
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Sering disertai :
penyakit infeksi, umumnya akut
anemia
diare.
Marasmik – Kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klnik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U
<60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.
16 | 1 7 1 0 2 1 1 0 0 8
referensi
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/10/ped-tata-kurang-protein-pkm-rt.doc
https://emedicine.medscape.com/article/984496-overview
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/BUKU-GIZI-BURUK-I-2011.pdf
17 | 1 7 1 0 2 1 1 0 0 8