A. Definisi
Adanya persistensi virus hepatitis B (VHB) >6bulan, sehingga pemakaian istilah carrier sehat (healty carrier)
tidak dianjurkan lagi
B. Epidemiologi
Sedikitnya 75% dari seluruhnya 300 juta individu HBsAg positif menetap di seluruh dunia
Di asia sebagian besar pasien B kronik mendapat infeksi pada masa perinatal
1|1710211008
Aktivasi sel limfosit B dengan bantuan sel CD4+ akan menyebabkan produksi antibodi antara lain anti-
HBs, anti-HBc dan anti-Hbe. Fungsi anti-HBs adalah netralisasi partikel VHB bebas dan mencegah
masuknya virus ke dalam sel. Anti-HBs akan mencegah penyebaran virus dari sel ke sel.
Jika proses eliminasi virus kurang efisien, faktor virus : terjadinya imunotolerasi terhadap produks VHB,
hambatan terhadap CTL yang berfungsi melakukan lisis sel-sel terinfeksi, terjadinya mutan VHB yang
tidak memproduksi HBeAg, integrasi genom VHB dalam genom sel hati. Faktor pejamu antara lain :
faktor genetik, kurangnya produksi IFN, adanya antibodi terhadap antigen nukleokapsid, kelainan
fungsi limfosit, respons antiidiotipe, faktor kelamin atau hormonal
Persistensi infeksi VHB pada neonatus yang dilahirkan oleh ibu HBsAg dan HBeAg positif
Persistensi tersebut disebabkan adanya imunotoleransi terhadap HBAg yang masuk ke dalam tubuh
janin mendahului invasi VHB
D. Gambaran Klinis
Pada banyak kasus tidak didapatkan keluhan maupun gejala dan pemeriksaan tes faal hati hasilnya
normal
Pada sebagian hepatomegali atau bahkan splenomegali, eritema palmaris dan spider nevi, kenaikan
konsentrasi ALT, bilirubin normal, albumin serum umunya normal kecuali pada kasus yang parah
Manifestasi klinis hepatitis B kronik dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Hepatitis B kronik yang masih aktif. HBsAg (+) dengan DNA VHB >105 kopi/ml didapatkan kenaikan
ALT yang menetap atau intermiten. Tanda penyakit hati kronik. Pada biopsi hati didapatkan
gamabran peradangan yang aktif. HBeAg pasien dikelompokkan menjadi hepatitis B kronik HBeAg
positif dan hepatitis B kronik HBeAg negatif
Carrier VHB inaktif (Inactive HBV Carrier State). HBsAg positif dengan titer DNA VHB yang rendah
konsentrasi ALT normal dan tidak didapatkan keluhan. Pemeriksaan histologik kelainan jaringan
yang minimal. Perlu dilakukan pemeriksaan ALT berulang kali untuk waktu yang cukup lama.
E. Klasifikasi
Klasifikasi pada Hepatitis B Kronis dibagi berdasarkan fase :
1. Fase Imunotoleransi
Sistem imun tubuh toleran terhadap HBV (tidak terjadi reaksi imun) sehingga konsentrasi virus tinggi
dalam darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. Virus Hepatitis B berada dalam fase
replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi dan ALT normal.
2. Fase Imunoaktif/Immune Reaction (Clearance)
2|1710211008
Rekrutmen sel imun spesifik dan terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan konsentrasi
ALT. Peradangan terjadi akibat reaksi imun.
3. Fase Immune Control/Low Replication
Replikasi terjadi tetapi DNA HBV <2000 IU/mL. Peradangan hati ringan dengan HBeAb positif (antibodi
naik) dan HBeAg negatif.
4. Fase Reaktivasi/Immune Escape
Pada fase ini HBeAb positing dan HBeAg negatif, tetapi terjadi fluktuasi DNA HBV >2000 IU/mL diikuti
fluktuasi ALT. Peradangan hati sedang hingga parah atau bahkan fibrosis.
5. Fase HBsAg negatif/Occult infection
Titer HBsAg rendah hingga tidak terdeteksi, HBeAg negatif dan anti-HBe positif, konsentrasi ALT
normal. HBV menetap dalam tubuh tetapi tidak terdeteksi.
F. Diagnosis
1. Anamnesis
Mengetahui gejala klinis dan Faktor resiko penyakit
2. Pemeriksaan Fisik
Mengetahui gambaran fisik untuk menentukan tingkat keparahan penyakit
Apabila belum ada komplikasi :
- Mata ikterik
- Kulit terlihat kuning
- Nyeri tekan kuadran kanan atas
- Hepatomegali
3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Darah
Hitung darah lengkap untuk menegakkan akibat dari virus berupa peningkatan limfosit
- Pemeriksaan Serologi
4|1710211008
5|1710211008
G. Tata Laksana
AE, adverse event; CrCl, creatinine clearance; eGFR, estimated glomerular filtration rate;ETV, entecavir;HBeAg,
hepatitis B ‘e’ antigen;HBsAg, hepatitis B surface antigen;NA, nucleos(t)ide analogue; PegIFN, pegylated
interferon; TAF,tenofoviralafenamide; TDF, tenofovir disoproxil fumarate
H. Komplikasi
Hepatocellular carcinoma (HCC)
Liver Cirrhosis
Liver failure
Chronic active Hepatitis
I. Prognosis
J. Pencegahan
Vaksinasi
Hindari penggunaan jarum suntik bersama
6|1710211008
Hindari konsumsi alcohol karena akan memperparah infeksi
Makan makanan bergizi seimbang
Skrining wanita hamil dengan Antenatal care (ANC) for Hepatitis B. Apabila ditemukan positif,
vaksinasi dapat membantu mencegah penyebaran terhadap bayi.
7|1710211008
referensi
Longo, Dan L dan Fauci, Anthony S. 2014. Harrison Gastroenterologi & Hepatologi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing.
8|1710211008