Cicely Williams pada tahun 1933 melukiskan suatu sindrom yang sering ditemukan pada anak di Ghana. Dimana diduga terdapat defisiensi bahan makanan yaitu defisiensi protein. Penyakit ini terdapat pada: Anak dari golongan penduduk yang berpenghasilan rendah. Pengetahuan yang kurang tentang nilai bahan makanan. Cara pemeliharaan anak. Ketakhayulan.
Kwashiorkor adalah suatu bentuk kurang gizi disebabkan oleh kekurangan protein. Istilah "kwashiorkor" berasal dari kata yang digunakan di Ghana yang berarti "disease of a baby deposed from the breast when the next one is born.
1. 2. 3. 4. 5.
Peranan Diet Peranan Faktor Sosial Peranan Kepadatan Penduduk Peranan Infeksi Peranan Kemiskinan
> 60 % < 60 %
Kategori 0
1
2 3
90 80 %
80 70 % < 70 %
90 -80 %
80 70 % < 70 %
Klasifikasi Bengoa
BB/ U (%)
Kategori
KEP I KEP II
90 -76 75 -61
KEP III
Kategori
BB/ U (%)
< 90 %
89 75 % 74 60 % < 60 %
Gejala Klinis/ Laboratoris Edema Dermatosis Edema disertai Dermatosis Perubahan pada rambut Hepatomegali Albumin serum atau protein total serum/ g % < 1.00 1. 1.49 < 3.25 3.25 3.99 4.00 4.75
Angka 3 2 6 1 1 7 6 5 4
1.50 1.99
2.00 2.49
2.50 2.99 3.00 3.49 3.50 3.99 > 4.00
4.75 5.49
5.50 6.24 6.25 6.99 7.00 7.74 > 7.75
3
2 1 0
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Gejala terpenting ialah pertumbuhan yang terganggu Perubahan mental Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun yang berat. Gejala gastrointestinal Perubahan rambut sering dijumpai Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar
7. 8. 9. 10.
Pembesaran hati Anemia ringan Kelainan kimia darah Biopsi hati ditemukan perlemakan
OEDEMA
FLAK SIGN
Defisiensi vitamin A
Tuberculosis paru
Bronkopneumonia
Askariasis
-Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut -Cengeng, rewel jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok -Perubahan status mental, apatis, dan rewel -Pembesaran hati -Otot mengecil (hipotrofi) -Kelainan kulit berupa crazy -Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar) -Perut cekung pavement -Iga gambang
dermatosis
-Sering disertai : - penyakit infeksi - anemia - diare.
Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa
tidak mencolok.
Pemeriksaan Fisik: -Pedal edema -Perut yang buncit -Rambut rontok -Gangguan pertumbuhan -Depigmentasi kulit
yang rendah
-Kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi -Kadar kolesterol serum merendah -Uji turbiditas timol meninggi -Kekurangan asam amino -Penurunan kalium
-Radiologi
-Pemeriksaan sumsum tulang -SADT
dan dermatitis
-Iritabilitas dan anoreksia.
KULIT Pellagra
1. 2. 2. 3.
5.
6. 7.
8.
9. 10.
No
FASE
STABILISASI
TRANSISI
REHABILITA SI
Hari ke 2-7
Minggu ke-2
Minggu ke 3-7
3
4 5 6 7
Dehidrasi
Elektrolit Infeksi Mulai Pemberian makanan Tumbuh kejar (Meningkatkan Pemberian Makanan)
-----------------
--------------------------------------- ----------------- -------------------- ----------------- ----------------- -------------------------------------- ----------------- ----------------- ----------------
8 9 10
rendah)
Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian. Anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Makanan saring/ cair 2 - 3 jam sekali (sadar). Berikan air gula dengan sendok (masih mau minum). Berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk (gangguan kesadaran).
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360C. Anak harus dihangatkan: -Ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas. -Membungkus anak dengan selimut tebal, dan meletakkan lampu didekatnya.
Dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur setiap setengah jam sekali. Suhu normal& stabil tetap bungkus (selimut/ pakaian rangkap) HIPOTERMI
klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/ Gizi buruk dengan dehidrasi
adalah :
Ada riwayat diare sebelumnya Mata cekung Tangan dan kaki teraba dingin
Anak sangat kehausan Nadi lemah Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap jam sekali tanpa berhenti. Rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan
sendok Jika masih mau minum. (ReSoMal -> Oralit, encerkan 2x)
Rehidrasi intravena (infus) cairan Ringer Laktat/ Glukosa 5 % dan NaCL dengan perbandingan 1:1 Tidak dapat minum
Berikan :
Makanan tanpa diberi garam/ rendah garam Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X ( dengan penambahan 1 liter air ) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula
Bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral dalam bentuk makanan lumat/ lunak
BERAT BADAN Beri 2 kali sehari selama 5 hari Tablet dewasa 80 trimetoprim mg + Tablet Anak 20 trimetoprim mg + Sirup/5ml 40 trimetoprim mg +
400
mg
100
mg
200
mg
sulfametoksazol
sulfametoksazol
2,5 ml
2,5 ml
sampai
12
2 5 ml 5 ml
-Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma basal saja.
-Formula khusus seperti Formula WHO 75/ modifikasi/ Modisco yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus
Jumlah yang diberikan dan sisanya Banyaknya muntah Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja Berat badan (harian) Selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita dengan edema , mula-mula berat badannya akan berkurang kemudian berat badan naik
Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase rehabilitasi :
Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).
1. Frekuensi nafas
2. Frekuensi denyut nadi Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi > 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian formula.
Fase rehabilitasi (minggu ke 3-7) anak diberi : -Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering
100/pengganti/Modisco 1 dengan
jumlah tidak terbatas dan sering. -Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari -Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari -Protein 4-6 gram/kg bb/hari Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula WHO
-Protein 4-6 g/kgbb/hari
100/Pengganti/Modisco 1, karena
FASE STABILISASI
FORMULA PENGGANTI
WHO
75
ATAU
FASE TRANSISI
FORMULA
WHO
75
FORMULA
PENGGANTI FASE REHABILITASI :
WHO
100
ATAU
Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan mineral.
Berikan setiap hari : Tambahan multivitamin lain Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :
UMUR
TABLET
SIRUP BESI
DAN
BERAT BADAN
BESI/FOLAT
Sulfas ferosus 200 mg Berikan + 0,25 mg Asam Folat sehari Berikan sehari 3 kali
tablet
5 tablet
5 ml (1 sendok teh)
tahun
tablet
tablet
1 tablet
1 tablet
Umur
Kapsul Vitamin A
Kapsul Vitamin A
200.000 IU
100.000 IU
1 kapsul
1 kapsul
9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya berikan :
-Kasih sayang
Bila berat badan anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas atau bidan di desa.
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah pasien dipulangkan dan ikuti pemberian makanan dan aktifitas bermain.
Pelayanan di PPG untuk memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasehat pemberian makanan dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di posyandu/puskesmas.
pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
Ibu memberikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil dan sering kepada anak sesuai dengan kebutuhan
B. Tingkat Posyandu /PPG Anjurkan ibu memberikan makanan kepada anak di rumah sesuai usia anak, jenis makanan yang diberikan mengikuti anjuran makanan Perlu mendapat makanan tambahan pemulihan (PMT-P) dengan komposisi gizi mencukupi minimal 1/3 dari kebutuhan 1 hari, yaitu : Energi 350 400 kalori Protein 10 -15 g Bentuk makanan PMT-P Makanan yang diberikan berupa : -Kudapan (makanan kecil) yang dibuat dari bahan makanan setempat/lokal. -Bahan makanan mentah berupa tepung beras,atau tepung lainnya, tepung susu, gula minyak, kacang-kacangan, sayuran, telur dan lauk pauk lainnya
Cara penyelenggaraan
(PPG) atau
-Seminggu sekali kader melakukan demonstrasi pembuatan makanan pendamping ASI/makanan anak, dan membagikan makanan tersebut kepada anak balita KEP, selanjutnya kader membagikan paket bahan makanan mentah untuk kebutuhan 6 hari.
C. Tingkat Puskesmas
Tata laksana diet pada balita KEP berat/gizi buruk ditujukan untuk memberikan makanan tinggi energi, tinggi protein, dan cukup vitamin mineral secara
bertahap, guna mencapai status gizi optimal. Ada 4 (empat) kegiatan penting
dalam tata laksana diet, yaitu : pemberian diet, pemantauan, dan evaluasi, penyuluhan gizi, serta tindak lanjut.
Pemberian diet balita KEP berat/gizi buruk harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
Melalui 3 fase yaitu : fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi Kebutuhan energi mulai 100-200 kal/Kgbb/hari Kebutuhan protein mulai 1-6 g/Kgbb/hari
Jumlah cairan 130-200 ml/kgbb/hari, bila ada edema dikurangi menjadi 100 ml/Kg bb/hari
Timbang berat badan sekali seminggu, bila tidak naik kaji penyebabnya (asupan gizi
Bila asupan zat gizi kurang, modifikasi diet sesuai selera. Bila ada gangguan saluran cerna (diare, kembung,muntah) menunjukkan bahwa formula tidak sesuai dengan kondisi anak, maka gunakan formula rendah atau bebas lactosa dan hipoosmolar, misal: susu rendah laktosa, formula tempe yang ditambah tepung-tepungan.
Kejadian hipoglikemia : beri minum air gula atau makan setiap 2 jam
Selalu memberikan contoh menu Mempromosikan ASI bila anak kurang dari 2 tahun Memperhatikan riwayat gizi Mempertimbangkan sosial ekonomi keluarga
Merencanakan
Merencanakan
kunjungan rumah
pemberdayaan keluarga
KOMPLIKASI
Semakin muda usia anak mengalami malnutrisi maka prognosis buruk. Penanganan secara prognosis baik. Jika pengobatan tidak diberikan atau terlambat, kondisi ini bisa mengancam jiwa.
Tindakan
pencegahan
penyakit
KEP
bertujuan
untuk
Ada berbagai macam cara intervensi gizi, masing-masing untuk mengatasi satu atau lebih dari satu factor dasar penyebab KEP
Meningkatkan hasil produksi pertanian Penyediaan makanan formula yang mengandung tinggi protein dan tinggi energy untuk anak-anak yang disapih
Pendidikan gizi
Pendidikan dan pemeliharaan kesehatan
Peningkatan kapasitas kerja manusia Peningkatan kesejahteraan rakyat Pemerataan pendapat yang lebih baik
Diperbaiki dengan:
-Terapi dietetik -Pemberian antibiotika setempat maupun sistemik -Membersihkan jaringan-jaringan yang sudah nekrotis
-Rekonstruksi plastik
Berikan vitamin A oral pada hari 1, 2, 14 ( usia < 6 bulan, 50.000 IU: usia 6-12
bulan 100.000 IU: anak-anak 200.000 IU). Jika dosis pertama sudah diberikan,
obati pada hari 1 dan 14 saja. Jika mata menunjukkan tanda-tanda peradangan atau ulserasi, berikan perawatan tambahan berikut untuk mata yang terkena
Tetes mata kloramfenikol atau tetrasiklin, 2-3 jam selama 7-10 hari Tetes mata atropine 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari Tutup dengan bantalan mata Perban mata
Kwashiorkor merupakan gangguan bentuk akut anak malnutrisi protein ditandai dengan edema, moon face, iritabilitas, anoreksia, ulserasi dermatosis, dan pembesaran hati dengan infiltrat lemak dimana prevalensinya paling banyak terdapat pada anak dibawah lima tahun, ibu yang sedang mengandung serta menyusui dan pada negara berkembang, area tropik serta subtropik (seperti Africa, Asia dan Amerika Selatan), di area dimana terdapat kelaparan, persediaan makanan yang terbatas serta pengetahuan yang kurang.
Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk.
Malnutrisi energy protein merupakan masalah gizi yang multifaktorial, sehingga tindakan pencegahan mengurangi insiden dan menurunkan angka kematian, maka untuk mencegah bisa dilakukan beberapa langkah antara lain: Penyuluhan pada masyarakat mengenai gizi seimbang, Pemantauan tumbuh kembang dan
penentuan status gizi secara berkala, Mencari kemungkinan adanya pantangan makanan, Perlunya bahan
makanan bergizi baik disamping kuantitas, Mengobati infeksi karena adanya interaksi sinergis antara malnutrisi energy protein dengan infeksi, Mengadakan kerjasama antara pemerintah dengan dinas kesehatan setempat untuk mendidik tenaga-tenaga kesehatan, Melakukan penyuluhan tentang Keluarga Berencana kepada masyarakat, Penyediaan bahan makanan di Puskesmas untuk perbaikan gizi terutama kepada keluarga dengan gizi buruk, Mengadakan kerjasama dengan dinas pertanian untuk mengajari masyarakat cara bercocok tanam.
THANK YOU