Anda di halaman 1dari 6

ILMU KOMUNITAS

MUNTABER

Dosen pembimbing : M. Zul Azhri., S.KM., M.Kes.


Oleh Kelompok 2 :
1.
2.
3.
4.

Alria Ajizah D
Berianata Ayu P
Cindy Ayu P
Denis Arinda P

(141.0008)
(141.0026)
(141.0028)
(141.0030)

5.
6.
7.
8.

Dinda Ayu N
Ellyna Sari
Kharisma
Miftachul Rizal H

(141.0036)
(141.0040)
(141.0054)
(141.0064)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


TAHUN 2015-2016

MUNTABER
1. Pengertian muntaber
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana
seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu
dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah
atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada
usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum
sekuat orang dewasa.
Muntaber merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan seseorang mengalami
muntah dan berak secara bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan yang satu
ini tidak segera diatasi maka bisa dengan cepat membawa seseorang pada kondisi yang
membahayakan jiwanya.
Penderita muntaber harus diberikan minum secara teratur untuk menekan gejala
dehidrasi. Minum air putih biasa tidak cukup untuk penderita muntaber. Minuman untuk
penderita muntaber harus mempunyai kombinasi yang cocok antara gula, garam dan air.
Minuman seperti ini bisa didapatkan di toko obat. Beberapa minuman seperti minuman
olahraga dan teh tidak memenuhi kandungan gula, garam dan air yang cukup sehingga
tidak baik untuk penderita diabetes. Biasanya kepanikan terjadi jika ada salah satu
anggota keluarganya terlihat mengalami gejala muntaber. Jika kita melihat hal itu terjadi,
tak perlu panik tetapi segeralah bertindak cepat. Pertolongan pertama dapat dilakukan
dengan memberikan larutan gula garam dengan segera begitu terlihat adanya gejalagejala muntaber agar tidak terjadi dehidrasi.

2. Faktor yang mempengaruhi muntaber


Muntaber dapat disebabkan oleh adanya peradangan pada usus yang disebabkan oleh
bakteri atau penyakit lain seperti pprotozoa, cacing dan jamur. Selain itu muntaber juga
bisa disebabkan keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bahan kimia
ataupun bakteri. Penyakit bisa mewabah akibat lingkungan hidup yang kurang bersih dan
makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Selain itu muntaber juga bisa
disebabkan oleh suatu virus yang dinamakan vibrio parahaemolyticus
a. Faktor agent
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus,
parasit lain ( jamur, cacing, protozoa ), keracunan makanan atau minuman yang
disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan
atau kekurangan protein.
Bakteri E. Coli adalah penyebab muntaber. E. Coli adalah bakteri yang dari dahulu
kala sudah ada di dalam tubuh manusia khususnya di dalam sistem pencernaan dan
tidak menimbulkan penyakit. Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan
oleh Vibrio Parahaemolyticus .
b. Faktor host
Usia : penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua
hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum
sekuat orang dewasa.
Jenis kelamin : laki-laki dan juga perempuan
Ras : di negara yang lingkungannya kurang bersih, seperti negara berkembang

c. Faktor environment
Kondisi lingkungan yang kurang bersih dan sehat sehingga masih ada penyebab
bakteri muntaber selain itu kurangnya kesadaran sosial terhadap kebersihan dan
makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri.
Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk
berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan
lingkungan menjadi kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber.
d. Port of Entry and Exit
1. Melalui cairan dari mulut (muntah),yang kurang bersih membersihkanya
2. Melalui secret dari anus yang belum bersih,dan air yang dikunakan ikut tercemar
karena muntaber menyebar melalui air
e. Tranmisi
Muntaber memang sangat mudah menular terutama melalui air, sehingga bila ada
salah satu anggota keluaga yang terkena muntaber atau tetangga usahakan untuk
mencegah faktor penularan tersebut.
3. Cara mencegah penyakit muntaber
a. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup
b. Penggunaan air bersih untuk minum
c. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar
d. Menjaga kebersihan jamban keluarga
e. Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapur

f. Menjaga kebersihan peralatan makan


g. Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
h. Memisahkan perangkat anggota keluarga yang terkena muntaber supaya tidak
menular kepada yang lain
i. Jika kitaa mempunyai bayi, maka berikan asi ekslusif sampai dengan 6 bulan dan
melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun ertama kehidupan serta sebisa mungkin
menghindari susu botol
4. Pengobatan penyakit muntaber
a. Pemberian cairan oralit
b. Tetap berikan makanan dan minuman lain
c. Segera bawa ke dokter, apabila pertolongan pertama tidak berhasil atau belum
membaik
d. Antibiotika jenis metronidazol yang dikombinasikan dengan ( Sulfametoksazol dan
Trimetoprim )
5. Memberantas penyakit muntaber
a. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup agar bakteri
tidak dapat masuk ke tubuh kita karena tubuh kita sedang dalam keadaan sehat
b. Penggunaan air bersih untuk minum, dan yang pastinya air minum yang benar-benar
matang
c. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar
d. Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya
e. Menjaga kebersihan jamban keluarga
i

f. Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapur dan selokan air
g. Menjaga kebersihan peralatan makan
h. Mencuci sayuran, buah dan bahan makanan sebelum dimasak
i. Jika punya bayi, berikan ASI ekslusif sampai 2 tahun
j. Hidup bersih dan sehat ( kesadaran masing-masing )
6. Siklus muntaber
Lingkungan kurang bersih bakteri/virus masuk ke dalam makanan masuk dalam
tubuh berkembang di usus inflamasi diare frekuensi BAB meningkat
distensi abdomen muntaber
Referensi
Azwar,A., 1997. Pengantar Epidemiologi, PT. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Soemirat, J., 1996. Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai