Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA PADA AGREGAT DEWASA : FOKUS MASALAH KESEHATAN
HIPERTENSI DI KELURAHAN BALONGSARI KECAMATAN
RAWAMERTA KABUPATEN KARAWANG

11 DESEMBER 2023 – 16 DESEMBER 2023

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir dalam Praktik Lapangan
Keperawatan Keluarga pada Mata Kuliah Keperawatan Keluarga di Semester VII
Tahun Akademik 2023/2024

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Bagus Chandra Harun 43313142012000


4
Surya Pratama 43313142012003
1
Tedi Firmansyah 43313142012003
3
Siti Saadah 43313142012003
0
Nurhasanah 43313142012001
9
Wahyu Anindita 43313142012003
8
Witri Wahyu Ningsih 43313142012003
9
Indah Aprilia 43313142012001
1

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS HORIZON INDONESIA

JL.PANGKAL PERJUANGAN KM 1 BYPASS KARAWANG 41316

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya berupa kesempatan dan ilmu kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan keluarga menegnai "Asuhan
keperawatan keluarga pada Bapak D dengan masalah Hipertensi. Makalah ini kami buat
untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan keluarga pada semester 7 ini yang di
bimbing oleh Bpk. Ns. Moch Wachidin Nur Sugandi, S.Kep

Makalah ini telah melalui banyak sekali proses, hambatan, rintangan dan segala
hal namun berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah
membantu jalannya pembuatan makalah ini, kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini, serta kepada orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami. Kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami
mengucapkan permohonan maaf atas ketidaksempurnaan dari makalah dan kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan ada tugas-
tugas selanjutnya. Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap semua orang
khususnya bagi pembaca makalah ini dapat memberikan manfaat dan informasi
mengenai "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK D DENGAN
MASALAH HIPERTENSI, DI KELURAHAN BALONGSARI, KECAMATAN
RAWAMERTA, KABUPATEN KARAWANG”

Karawang, 11 Desember 2023

Kelompok 05
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan
yang sangat serius saat ini. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7
kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan 3
kali lebih besar terkena serangan jantung. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat
dilakukan pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai
silent killer. Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan
masyarakat, sehingga membutuhkan penanggula-ngan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu (Imelda, Sjaaf, and Puspita 2020).

Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada negara
berkembang mencapai 40%, sedangkan di negara maju hanya 35%. Penderita hipertensi usia
dewasa di kawasan Asia Tenggara terdiri dari 36%. Menurut perwakilan WHO untuk
Indonesia mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita hipertensi sebesar
13%, baik pada pria maupun wanita (Imelda et al. 2020)

Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada taun 2013, tetapi yang terdiagnosis
oleh tenaga kesehatan riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Adapun yang menandakan
bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau
pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Data kesehatan Indonesia tahun 2011
menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat
inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan
57,63% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012). Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Jawa Barat mencapai
29,4%. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain,
bahkan penyebab risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan ginjal (Riskesdas Jabar,
2013 dalam Darmawati and Dulgani 2019).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang dari hasil studi dokumentasi, didapatkan data pada tahun 2016 bahwa jumlah
penderita hipertensi di 50 Puskesmas Kabupaten Karawang pada tahun 2016 sebanyak
14,236 orang dan kasus terbanyak terdapat di Puskesmas Jatisari berjumlah 784 orang
(Dinkes Kabupaten Karawang dalam Darmawati and Dulgani 2019).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan: “bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga
yang mengalami hipertensi dengan masalah keperawatan ketidak efektifan manajemen
mandiri kesehatan keluarga di desa balonsari kecamatan rawamerta.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum: Untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami
hipertensi dengan masalah keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri
Kesehatan keluarga di desa balongsari kecamatan rawamerta
2. Tujuan khusus
Melakukan pengkajian pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga, merumuskan
intervensi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi, melakukan
implementasi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga, melakukan
evaluasi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga, melakukan
dokumentasi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Hipertensi

1. Definisi hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik menunjukkan hasil
>140 mmHg dan tekanan darah diastolik menunjukkan hasil >90 mmHg(Manangkot
and Suindrayasa 2020). Hipertensi merupakan penyakit denegerative yang dapat
terjadi pada semua tingkat usia. Penyakit degenerative antara lain penyakit jantung,
strok dan penyakit pembunuh darah lainnya(Safitri and Pramono 2020). Hipertensi
merupakan faktor risiko penting untuk penyakit neurologis. Hipertensi kronis
merupakan faktor risiko utama untuk semua subtipe stroke, termasuk stroke iskemik,
perdarahan intraserebral, dan perdarahan subarachnoid. hipertensi telah menjadi
faktor risiko utama utama untuk penyakit kronis dan kematian.(Suprayitno, Sumarni,
and Islami 2020)

2. Etiologi hipertensi

Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder(Manangkot and Suindrayasa 2020).

a. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang terjadi tanpa penyakit medis


yang mendasari.

b. Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang diakibatkan oleh penyakit


atau obat-obatan tertentuPatofisiolog

3. Patofisiologi

Tubuh memiliki metode pengendalian tekanan darah. Pertama adalah reseptor


tekanan di berbagai orang yang dapat mendeteksi perubahan kekuatan maupun
kecepatan kontraksi jantung, serta resistensi total terhadap tekanan tersebut. Kedua
adalah ginjal yang bertanggung jawab atas penyesuaian tekanan darah dalam jangka
panjang melalui sistem renin-anggiotensin yang melibatkan banyak senyawa kimia.
Kemudian sebagai respons terhadap tingginya kadar kalium atau angiotensin, steroid
aldosteron dilepaskan dari kelenjar adrenal, yang salah satunya berada di puncak
setiap ginjal, dan meningkatkan retensi (penahanan) natrium dalam tubuh.

Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh ventrikel
kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. Tahanan vaskuler perifer
berkaitan dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer. Makin sempit pembuluh
darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah, makin besar dilatasinya makin
tinggi kurang tahanan terhadap aliran darah. Jadi, semakin menyempit pembuluh
darah, semakin meningkat tekanan darah. Dilatasi dan konstraksi pembuluh –
pembuluh darah dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sistem renin-angiotensi.
Apabila sistem saraf simpatis dirangsang, ketekolamin, seperti epinefrin dan
norepinefrin akan dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan kontraksi
pembuluh darah, meningkatnya curah jantung, dan kekuatan kontraksi ventrikel.
Sama halnya pada sistem renin-angiotensin, yang apabila distimulasi juga
menyebabkan vasokontraksi pada pembulu-pembuluh darah.

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan yekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas
tekanan darah dalam jangka panjang. Sistem pengendalian pengendalian tekanan
darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari enam sistem reaksi cepat seperti
refleksi kardiovaskuler melalui sistem saraf, reflex kemoreseptor, respons iskemia,
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos,
sedangkan sistem pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara
sirkulai kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormone angiotensin dan
vasopressin. Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka
panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ.

Jantung secara terus-menerus bekerja memompakan darah ke seluruh organ tubuh.


Jika tanpa gangguan, porsi tekanan yang dibutuhkan sesuai dengan mekanisme
tubuh. Namun, akan meningkat begitu ada hambatan. Inilah yang menyebabkan
tekanan darah meningkat. Semakin besar hambatannya, tekanan darah akan semakin
tinggi.(Umeda, Miciko, Naryati, Misparsih, Muhdiana, Dedi Nurhayati 2021)
4. Tanda dan gejala hipertensi

Menurut (Nisa 2017)hipertensi tanda dan gejala dibedakan menjadi:

a. Tidak Bergejala: maksudnya tidak ada gejala spesifik yang dapat


dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan
arteri oleh dokter yang memeriksa, jika kelainan arteri tidak diukur, maka
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa

b. Gejala yang lazim: gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri
kepala, kelelahan. Namun hal ini menjadi gejala yang terlazim pula pada
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Manifestasi klinis
pasien hipertensi diantaranya: mengeluh sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, gelisah, mual dan muntah, epistaksis, kesadaran menurun. Gejala
lainnya yang sering ditemukan: marah, telinga berdengung, rasa berat di
tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang.

5. Komplikasi

Hipertensi yang tidak teratasi dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya

a. Payah jantung. Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi


jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi
ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.

b. Strok. Hipertensi adalah factor penyebab utama terjadinya strok, karena


tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang
sudah lama menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak,
maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian. Strok juga
dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di pembuluh
yang sudah menyempit.

c. Kerusakan ginjal. Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran


darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh.
Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan
membuangnya kembali ke darah.
d. Kerusakan pengeliatan.Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah di mata, sehingga mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur atau
buta. Pendarahan pada retina mengakibatkan pandangan menjadi kabur,
kerusakan organ mata dengan memeriksa fundus mata untuk menemukan
perubahan yang berkaitan dengan hipertensi yaitu retinopati pada hipertensi.
Kerusakan yang terjadi pada bagian otak, jantung, ginjal dan juga mata yang
mengakibatkan penderita hipertensi mengalami kerusakan organ mata yaitu
pandangan menjadi kabur.

Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit hipertensi adalah tekanan darah
tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel arteri dan
mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya
organ tubu seperti jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar.
Hipertensi adalah factor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (strok,
transient ischemic attack), penyakit arteri coroner (infrak miokard, angina),
gagal ginjal, dementia dan atrial fibrilasi.(Ernawati, Fandinata, and
Permatasari 2020)

6. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium; Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel


terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia. BUN/ kreatinin: memberikan informasi
tentang 12 perfusi/fungsi ginjal. Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus
hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. Urinalisa:
darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c. EKG: dapat menunjukan pola regangan, di mana luas, peninggian gelombang


dalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

d. IU: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal, perbaikan


ginjal.

e. Poto dada: menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran


jantung(Fauziah et al. 2021)
7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi yang ada sehingga saat ini yaitu terdapat dua bagian
sebagai berikut (Righo and Romas 2014:24) :

a. Farmakologi (Obat-obatan). Secara garis besar terdapat beberapa hal yang


perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi
yaitu: Mempunyai efektifitas yang tinggi. Mempunyai toksitasi dan efek
samping yang ringan atau minimal. Memungkinkan penggunaan obat secara
oral. Tidak menimbulkan intoleransi. harga obat relative murah sehingga
terjangkau oleh klien

b. Memungkinkan penggunaan jangka Panjang

Contoh obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti beta
blocker (propranolol HCL, Antenolol), Kalsium antagonis (amiodipin
besylat, amidopin maleat dilitiazem), Ace inhibilator (Kaptopril ). b. Non
Farmakologi (Bukan Obat-obatan).

1) Diet. Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat


menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adsoteron dalam plasma.

2) Aktivitas. Klien disarankan untuk beradaptasi pada kegiatan dan disesuaikan


dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan sepertiberjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.

3) Istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup akan memberikan kebugaran pada
tubuh sehingga dapat mengurangi beban yang ada pada tubuh kita.

4) Kurangi stress. Mengurangi tingkat stress yang berlebihan dapat memberikan


penurunan pada ketegangan otot syaraf sehingga akan mengurangi setidaknya
keadaan seperti peningkatan tekanan darah (hipertensi)

B. Konsep Dasar Diet Hipertensi


1. Pengertian diet hipertensi

Diet merupakan pola makan dan minum yang mengutamakan ketepatan asupan gizi
melalui berbagai makanan dan minuman. Pola makan yang sering disebut sebagai
diet sehat meliputi zat-zat gizi yaitu protein, karbohidrat, serat, air, vitamin dan
mineral(Irawati and Husni 2019:3).

Diet hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang ditujukan untuk membantu
menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.
Selain itu diet hipertensi juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko hipertensi
lainnya seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak (kolesterol) dan
asam urat dalam darah. Penderita hipertensi yang memiliki tekanan darah lebih dari
160/gram mmHg, selain memerlukan pemberian obat-obatan anti hipertensi juga
memerlukan terapi dietetik dan perubahan gaya hidup.(Ernawati, Fandinata, and
Permatasari 2020)

2. Jenis diet hipertensi

Penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk menerapkan pola makn sehat dalam
kehidupan sehari-harinya. Pola makan sehat yang dapat dilakukan adalah
menerapkan diet DASH (Dietary Approaches to stop Hypertension) dan mengurangi
konsumsi natrium (garam) dalam makanan. Diet DASH merupakan diet yang
dirancang untuk mencegah lonjakan tekanan darah, sehingga dapat mengatasi dan
mencegah hipertensi. Diet DASH menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi
makanan seperti, produk susu rendah lemak, ikan, ayam, dan kacang-kacangan
sekaligus mengurangi konsumsi daging merah, gula atau minuman yang
mengandung gula.(Fauziah et al. 2021)
C. Konsep Dasar Kepatuhan Diet

1. Pengertian kepatuhan diet

Kepatuhan diet merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan
rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam mengikuti jadwal
diet penderita. Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu
aturan dan perilaku yang disarankan. Kepatuhan ini dibedakan menjadi dua yaitu
kepatuhan penuh (total compliance) dimana pada kondisi ini penderita hipertensi
patuh secara sungguh-sungguh terhadap diet, dan penderita yang tidak patuh (non
compliance) dimana pada keadaan ini penderita tidak melakukan diet terhadap
hipertensi.(Fauziah et al. 2021)

2. Faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan Menurut(Dewi et al. 2018),


faktorfaktor yang memengaruhi kepatuhan yaitu :

a) Faktor Komunikasi Berbagai komunikasi anatara seseorang dengan keluarganya


dapat memengaruhi tingkat kepatuhan, misalnya dengan komunikasi yang lancar
maka seseorang akan patuh dalam menjalani pengobatan.

b) Pengatahuan Tingkat pengetahuan akan menentukan seseorang dalam melakukan


suatu tindakan. Seseorang yang mempunyai tingak pengetahuan yang tinggi akan
patuh dalam menjalani pengobatan. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan
merupakan sarana penting dimana dalam memberikan penyuluhan terhadap
penderita diharapkan penderita menerima penjelasan dari tenaga kesehatan.

3. Kategori tingkat kepatuhan

Menurut(Romadhon, Saibi1, and Nasir 2020), pengukuran kepatuhan dapat


dikatagorikan menjadi tiga yaitu :

a) Kepatuhan tinggi bila responden dapat menjawab 76%-100% dengan benar dari
total jawaban pertanyaan.

b) Kepatuhan sedang bila responden dapat menjawab 56%-75% dengan benar dari
total jawaban pertanyaan.

c) Kepatuhan rendah bila responden dapat menjawab


13

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENULISAN
LAPORAN LENGKAP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum
A. Nama Keluarga (KK): Bapak D
B. Usia KK: 29 tahun
C. Alamat dan Telepon: Rawagede 2 Balongsari RT.10, RW.04
D. Pendidikan KK: SMA (Sekolah Menengah atas)
E. Pekerjaan KK: Karyawan Indomaret
F. Komposisi Keluarga
Jenis Hubungan
No. Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
Kelamin dengan KK
1 Bpk. D Laki-laki Kepala 38 SMA Karyawan Beresiko
Keluarga

2 Ny. T Perempuan Istri 28 SMP IRT Beresiko

3 An.N Perempuan Anak ke-1 3 Belum Sekolah Belum Bekerja Sehat

F1. Genogram

Bpk.D Ny.T

An.N
14

F2. Keterangan Genogram


: Laki-Laki

: Perempuan

: Menikah
: Meninggal

: Keturunan

: Pasien

: Tinggal Serumah

G. Tipe Keluarga : Nuclear Familly karena didalam satu keluarga ini tinggal Bapak D
sebagai kepala keluarga Bersama istrinya Ny.T dan memiliki 1 orang anak Perempuan
yaitu An.N

H. Suku: Bapak D dan sekeluarga mempunyai latar belakang suku Sunda dan Bapak D
merupakan orang asli desa balongsari. Bahasa yang digunakan Bahasa sunda tetapi
masi lancar dalam berbicara bahasa indonesia, budaya sosial khusus dalam keluarga
adalah saling menghormati antar anggota keluarga dan Masyarakat. Bapak D tidak
memiliki budaya yang bertentangan dalam Kesehatan. Namun terkait kebiasaan,
keluarga bapak D gemar Merokok yang membuat bapak D Beresiko Terkena Penyakit
Hipertensi.

I. Agama: Islam, seluruh anggota keluarga menganut agama islam dan memiliki
pandangan yang sama dalam praktik keyakinan beragama. Bapak D dan sekeluarga
berusaha untuk memenuhi kewajiban dalam kehidupan, yaitu ibadah sholat lima waktu.
Keluarga kurang menerapkan ajaran religious terkait Kesehatan.
15

J. Status Sosial Ekonomi Keluarga:

Ekonomi keluarga: Pekerja kepala keluarga yaitu Karyawan Indomaret dan istrinya
bekerja sebagai pedagang kecil, membuka usaha warung di rumah bagian pinggir.
Menurut Ny.T, pendapatan nya cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga sehari-
hari. Pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan
dapur, biaya sekolah anak-anak, Listrik, air, bensin kendaraan, dll.

Status social: Ny.T mengatakan hubungan dengan tentangga sangat baik, suka
mengobrol dan mengikuti kegiatan Bersama Masyarakat sekitar dan bapaknya aktif
Dalam kegiatan tahunan seperti acara besar lomba 17 agustus, hari pahlawan dan
kegiatan lainnya

K. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Rekreasi keluarga: keluarga mengatakan bahwa liburan rekreasi ke tempat kolam


renang Bersama anak-anak nya, dan jalan jalan keliling desa jika ada waktu luang di
akhir pekan.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

 Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini: Anak pertama berumur 3 tahun saat ini
dan belum sekolah, keluarga ini berada pada tahap keluarga dengan anak usia balita

 Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi: tahap keluarga yang


belum terpenuhi yaitu tahap anak mulai keluar dari rumah atau tahap pelepasan
menjadi dewasa, ditahap perkembangan ini keluarga perlu turut mendukung dan
memfasikitasi anak-anak untuk menuju kehidupan yang lebih mandiri
16

 Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini: Bapak D mengatakan bahwa saat ini dirinya
Sering Merokok dan Saat dilakukan Pemeriksaan TTV Bapak D mempunyai tekanan
darah 130/100. Bapak D mengatakan bahwa dirinya menyukai minum kopi dan suka
bergadang, jarang berolahraga dan Bapak D mengatakan dirinya baik baik. Keluarga
termasuk istrinya yaitu Ny.T merasa tidak perlu berobat karena merasa dirinya baik
baik saja tetapi jika terjadi masalah serius keluarga akan pergi ke klinik terdekat.

 Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya


Ny. T Mengatakan Dirinya Mempunyai Keturunan DM Dari Kedua Orang Tuanya,
NY. T Suka Menghabiskan Makanan Dirumah Jika Keluarga tidak ada yang
memakananya, Ny. T Juga terkadang mengkonsumsi sesuatu yang manis manis, Saat
dilakukan Pemeriksaan Gula Darah Oleh Perawat Ny. T Memiliki Gula darah
sebanyak 122 miligram/desiliter, Ny. T Memiliki Resiko Terkena DM Karena
Keturunan Dari Kedua Orang tuanya.
17

II. Lingkungan

 Karakteristik Rumah

Denah Rumah

P2. Keterangan Denah Rumah

 Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Lingkungan disekitar rumah Tn.D para tetangga nya sangat baik dan ramah, istri Tn.D
yaitu Ny.T mempunyai hubungan yang baik dengan para tetangga namun ada beberapa
tetangga yang kerja buruh pabrik yang jarang ada dirumah, akan tetapi Ny.T masi
mengikuti acara pengajian di setiap hari kamis pagi hari, selanjutnya untuk Tn.D
biasanya ikut serta dating membantu jalan nya acara pernikahan tetangga komplek.
Selain itu, karena keliarga Tn.D membuka usaha warung, banyak tetangga yang
berkunjung kerumah keluarga tersebut untuk jajan di warung serta berbincang-bincang
dengan tetangga, hal tersebut jelas menunjukan bahwa tersapat hubungan baik yang
terjalin antara keluarga bapak D dengan para tetangga disekitar rumah nya.
18

.0

 Mobilitas Geografis Keluarga

Ny.T (istri) adalah rumah dari kedua orang tuanya dan Tn.D (suami) pindah
kerumahnya saat menikah dengan Ny. T

 Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Acara syukuran atau tahlilan Bersama tetangga, acara undangan pernikahan


sekeluarga, pengajian rutin Bersama tetangga, dan perkumpulan keluarga bermain ke
tempat liburan kolam renang rawa sikut.

 Sistem Pendukung Keluarga

Keluarga bapak D memiliki system pendukung yang berasal dari keluarga besarnya
yang tinggal berada disekitar rumah. Keluarga Bapak D juga saling mendukung satu
sama lain antar anggota, termasuk istri dan anak-anak nya Serta Bapaknya Ny. T
Sering Berkunjung untuk membantu anaknya

III. Struktur Keluarga

 Struktur Peran

1. Peran Formal

Bapak D berperan sebagai kepala keluarga, Ibu T selain sebagai istri, juga sebagai
ibu dari anak-anak nya menjaga anak nya yang masi kecil dan merawatnya.

2. Peran Informal

Bapak D selalu Berkerja tetapi tidak menentu karena karyawan tidak ada jadwal
tetap, Disaat Bapak D sedang sibuk berkerja, terkadang Ibu T yang mengajari
anaknya dirumah karena masih kecil belum sekolah, hal tersebut menunjukan
bahwa Ibu T terkadang bertukar peran dengan bapak D.

 Pola Komunikasi Keluarga

Bapak D berusaha untuk menerapkan pola komunikasi fungsional dalam keluarga


dengan berkomunikasi secara jelas, mengekspresikan emosi dan berkomunikasi secara
terbuka kepada Ibu T dan bahkan terbuka dengan semua yg dimilikinya seperti media
social dan sebagainya, Bapak D juga sangat terbuka ke anak-anak nya. Bapak D selalu
19

berdiskusi dengan istrinya jika ada hal yang disampaikan tetapi tidak jelas maksudnya.
Terkait masalah kesehatan yang cenderung berisiko yg dialami bapaknya, Ibu T
menjelaskan saat ini mereka berusaha semampu mungkin agar bapak D agar selalu
menjaga kesehatannya, apabila bapak D sakit, ibu T membawa nya ke klinik terdekat
dan membeli obat di apotik.

 Struktur Kekuatan Keluarga

Didalam keluarga ini, Keputusan tentang suatu hal diputuskan oleh bapak D baru
kemudian diberitaku kepada istri nya dan anak anak nya, bapak D Bersama sama
musyawarah terkait Keputusan yang diambil kepada istrinya.

 Nilai dan Norma Budaya

Nilai dan norma yang dianut keluarga umumnya dilatarbelakangi oleh budaya sunda.
Sampai saat ini keluarga menerima nilai yang dianut dan tidak ada konflik nilai. Nilai
da norma yang dianut berpengaruh terhadap status Kesehatan keluarga. Bapak D
menanamkan nilai dan norma dalam setiap kehidupan yang mereka jalani.

IV. Fungsi Keluarga

A. Fungsi Afektif

Setiap anggota bapak D saling peduli dan menyayangi satu sama lain, fungsi afektif
keluarga baik, kasih saying yang diberikan kepada semua anggota keluarga
menyesuaikan dengan kebutuhan. Bentuk dukungan yang diberikan dalam keluarga
biasanya berbentuk verbal dengan saling menyemangati dan mendukung. Hubungan
keluarga sangat dekat. Bapak D sangat peduli dan selalu mengantarkan anak anak nya
pergi maupun menjemput dari sekolah. Keluarga saling terbuka jika mempunyai
masalah, keluarga pun peka terhadap sikap yang ditunjukan yang berkaitan dengan
perasaaan dan kebutuhan masing-masing anggota keluarga. Jika ada masalah dalam
keluarga, keluarga cenderung menyelesaikannya secara musyawarah. Terkait masalah
Kesehatan Bapak D, keluarga berusaha untuk mencari fasilitas Kesehatan apabila
bapak D mengalami gangguan Kesehatan, keluarga belum mengenal masalah
Kesehatan yang dialami oleh bapak D dan cara merawatnya.

B. Fungsi Sosialisasi

Bapak D selalu mengajarkan hal yang positif terhadap keluarganya untuk menjadi
manusia yang lebih baik di masa depannya. Untuk bersosialisasi dengan masyarakat
sekitar Bapak D sering mengikuti kegiatan di masyarakat. Keluarga menyadari bahwa
bersosialisasi dengan masyarakat sangat berguna dan memberikan banyak manfaat
20

terkait dengan peningkatan kemampuan sosial dan dukungan yang berikan pada Bapak
D untuk peningkatan perannya di masyarakat.

C. Fungsi Ekonomi

Ekonomi keluarga: Pekerja kepala keluarga yaitu buruh harian lepas dan istrinya
bekerja sebagai wirausaha, membuka usaha warung di rumah bagian pinggir. Menurut
Ny.T, pendapatan nya cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga sehari-hari.
Walaupun anak pertama belum bekerja, namun terbilang cukup. Pendapatan nya tidak
disebutkan. Pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
kebutuhan dapur, biaya sekolah anak-anak, Listrik, air, bensin kendaraan, dll.

D. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga

Permasalahan kesehatan yang ada di keluarga Bapak D saat ini adalah pertama bapak
sering kali merokok dirumah dan sering kali menimbulkan banyak asap dirumah, ibu T
sudah tahu bahwa bapak D memiliki kebiasaan merokok bahkan sebelum menikah,
tetapi keluarga belum mengetahui secara detail apa itu efek dari bahaya merokok. dan
Bapak D mengaku jarang mengalami gejala Sakit yang dialami walaupun pada saat
pengukuran secara teratur Bapak D mempunyai TD 135/100 mmHg. Dan Keluarga
menyatakan apabila Bapak D mengalami gangguan langsung dibawa berobat ke klinik
dan dibawa ke apotik. Kemudian bapak D mengatakan suka makan makanan gorengan
dan kopi, pola makan kurang sehat, bapak D tidak mengerti cara diet hipertensi. Hal ini
yang saat ini dicoba untuk dirubah secara perlahan.

1) Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan: Keluarga mengatakan bahwa Bapak D


mempunyai risiko hipertensi tetapi tidak tahu mengenai hipertensi hanya tahu
sebatas tensi tinggi saja, Keluarga tidak mengetahui penyebab hipertensi yang
dialami dan bagaimana cara mengatasinya. Keluarga mengatakan kurang
mengerti tentang pencegahan dan perawatan anggota keluarga yang hipertensi
dirumah

2) Mengambil Keputusan merawat: Keluarga belum mampu mengambil keputusan


yang berkaitan dengan upaya pengobatan atau perawatan jika terjadi hipertensi.

3) Keluarga Merawat: Keluarga tidak mengetahui bagaimana cara merawat


penderita hipertensi dan tidak tahu cara mengatasi. Bapak D juga mengatakan
hanya merasa pusing saja dan hanya membeli obat di warung terdekat

4) Modifikasi Lingkungan Keluarga mengerti cara memelihara kebersihan rumah


dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Keluarga selalu membersihkan halaman
di sekitar rumah dan selalu membuang sampah di tempat sampah sehingga
21

tercipta lingkungan yang bersih.

5) Memanfaatkan Fasilitas Layanan Kesehatan Fasilitas yang terdekat rumahnya


adalah klinik akan tetapi keluarga bapak D apabila ada yang sakit tidak
diperiksakan ke pelayanan kesehatan puskesmas/rumah sakit/ Saat ada anggota
keluarga yang sakit, keluarga biasanya mengkonsumsi obat di apotik atau
warung terdekat. Keluarga tidak tahu bagaimana prosedur berobat di
puskesmas.

V. Stress dan Koping Keluarga

A. Stressor yang Dimiliki

1. Stressor jangka Pendek

Stresor yang dimiliki keluarga saat ini adalah penghasilan Bapak D dan Ibu T untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Stressor lain nya yaitu ibu T mengatakan
saat ini hidupnya monoton, ibu T ingin pergi berlibur namun tidak bisa karena
harus selalu menjaga usaha warung nya.

2. Stressor Jangka Panjang

Saat ini yang menjadi stressor jangka panjang adalah kondisi kesehatan Bapak D
dan masa depan anak nya yang pertama usia 3 tahun yang saat ini dibesarkan oleh
keluarga. Harapan besar dari Bapak D apabila besar nanti anaknya mampu hidup
mandiri dan menjadi anak yang diharapakan oleh keluarga.

B. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi/Stressor

Stresor yang dihadapi keluarga Bapak D membuatnya sedih namun tetap bisa
menerima keadaan. Menurut Bapak D saat ini yang ingin ia lakukan adalah tetap
berdoa pada Allah SWT untuk tetap sehat dan mampu mempersiapkan diri untuk
menghadapi masa tua yg sehat.

C. Strategi Koping yang Digunakan

Strategi koping adaptif digunakan oleh Bapak D adalah bercerita dengan istrinya
begitupun sebaliknya, jika memiliki masalah, Bapak D juga mengungkapkan bahwa
masalah dengan anaknya lebih baik dipendam dan disimpan sendiri karena sudah tidak
ingin pertengkaran terjadi. Dan apabila anak-anak nya bertengkar satu sama lain, ibu c
berusaha melerai dengan baik-baik
22

D. Adaptasi Keluarga

Stresor yang dirasakan oleh keluarga terutama Bapak D menimbulkan dampak


hipertensi. Bapak D sudah mampu beradaptasi dengan peran yang harus dijalankan saat
ini. Bapak D dan Ibu T saat ini sedang fokus untuk membesarkan anaknya sendiri
menjadi dewasa dan motivasinya agar anaknya sukses di sekolah dan mempunyai
pendidikan baik.

E. Adaptasi yang Disfungsional

Bapak D juga mengungkapkan bahwa masalah dengan anaknya lebih baik dipendam
dan disimpan sendiri

VI. Harapan Keluarga

Bapak D hanya berharap diberikan kesehatan dan kesabaran yang lebih dari Allah SWT
sehingga masih bisa dapat berkumpul dengan keluarga dan dapat memaksimalkan ibadah
kepada Allah, ibu T berharap bisa mampu membiayai anak anak nya sekolah hingga tamat
menjadi anak yang sukses, dan juga berharap agar bapak D Dapat Membuka Usaha dan kelak
nanti menjadi sukses
23

VII. Pemeriksaan Fisik dan Ujian Laboratorium Sederhana


No Pemeriksaan Bapak Ibu Anak Ke-1

Bentuk kepala simetris, Bentuk kepala simetris, Bentuk kepala


distribusi rambut merata, distribusi rambut simetris, distribusi
sedikit terlihat uban, tidak merata, sedikit terlihat rambut merata, tidak
ada nyeri di kepala, tidak uban, tidak ada nyeri di ada nyeri di kepala,
1 Kepala
ada benjolan ataupun kepala, tidak ada tidak ada benjolan
masalah benjolan ataupun ataupun masalah
masalah

Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


2 Leher kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid tiroid tiroid

Bentuk simetris antara Bentuk simetris antara Bentuk simetris antara


telinga kanan dan kiri, telinga kanan dan kiri, telinga kanan dan kiri,
tidak ada tidak ada tidak ada
3 Telinga
gangguan pendengaran, gangguan pendengaran, gangguan pendengaran
namun sedikit ada kotoran telinga tampak bersih
telinga

Sklera putih, konjungtiva Sklera putih, Sklera putih,


tidak anemis, tidak ada konjungtiva tidak konjungtiva tidak
lesi atau pembengkakan anemis, tidak ada lesi anemis, tidak ada lesi
mata, respon terhadap atau pembengkakan atau pembengkakan
cahaya masih baik, luas mata, respon terhadap mata, respon terhadap
4 Mata
lapang pandang baik. cahaya masih baik, luas cahaya masih baik,
Tidak menggunakan lapang pandang baik, luas lapang pandang
kacamata tidak menggunakan baik, tidak
kacamata menggunakan
kacamata

Bentuk bibir Bentuk bibir Bentuk bibir


simetris, mukosa lembab, simetris, mukosa simetris, mukosa
tidak ada gangguan lembab, tidak ada lembab, tidak ada
penciuman, gigi rapih gangguan gangguan
namun terdapat karang penciuman, gigi penciuman, rapih
Mulut dan
5 gigi, hidung tidak ada geraham berlubang, ada bersih tidak ada yang
Hidung
sumbatan karang gigi, hidung bolong. Hidung tidak
tidak terdapat sumbatan ada sumbatan

Normal, tidak ada Normal,tida kada Normal, tidak


penyakit pernafasan, penyakit pernafasan, ada penyakit
Dada dan
6 namun detak jantung pernafasan,
Paru-Paru
sedikit cepat
24

Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan


7 Abdomen pada abdomen pada abdomen pada abdomen

Tidak ada gangguan nyeri haid tidak ada Tidak ada gangguan
penyakit ataupun masalah Menstruasi lancar, penyakit ataupun
terkadang keputihan masalah
8 Reproduksi
normal

Lancar, 4-5 BAK 3x sehari, BAB 1x BAK dan BAB tidak


kali/ hari BAK, sehari, tidak ada diare, ada masalah, BAB 1-2
9 Eliminasi tidak diare, tidak tidak konstipasi, x/ hari
konstipasi. eliminasi lancar BAK 5-6x/ hari
berwarna kuning jernih
Turgor kulit elastis dan Turgor kulit elastis dan Turgor kulit elastis dan
berwarna coklat berwarna berwarna coklat
10 Integumen
kuning langsat

Kekuatan otot 5 Telapak kaki Kekuatan otot 5


ekstremitas atas dan terkadang nyeri jika ekstremitas atas dan
bawah. terlalu lama diberi bawah.
tekanan, kekuatan otot 5
Muskuloskel
11 baik ekstremitas atas
etal
dan
bawah. Postur tubuh
tegak

BB, TB dan BB: 76 Kg, TB: 171 cm, BB: 66, TB: 165 BB: 13, TB: 82
12
IMT IMT: 24,3 IMT: 24,2 IMT: 19,4

Tanggal 11/12/2023 Tanggal 11/12/2023


TD: 130/100 mmhg TD: 120/80 mmHg Tidak diukur
N: 82 x/menit N: 80 x/menit
RR: 23 x/menit RR: 20 x/menit

13 TTV Tanggal 12/12/2020 Tanggal 12/12/2023


TD: 135/100 mmHg TD: 110/70 mmHg
N: 83 x/menit N:82 x/menit
RR: 20 x/menit RR: 20/menit

Capillary
14 CRT < 3 detik CRT < 3 detik CRT < 3 detik
Refill

Tanggal 12/12/2023: Tanggal 12/12/2023: Tidak diukur


Laboratorium Gula darah: 100 mg/dL Gula darah: 122 mg/dL
15
Sederhana Asam urat: 10.2 Asam urat: 6.2
gr/dL(tinggi) gr/dL normal
25

VIII. Analisis Data


No. Data Masalah Keperawatan
1 DS : Perilaku kesehatan
- Bapak D mengatakan sering mengkonsumsi cenderung beresiko
makanan gorengan, pada Bapak D (00188)
- Bapak D Mengatakan Sering Merokok dan bapak NANDA (2021-2023)
D Merupakan Perokok Berat (Individu di
- Bapak D mengatakan tidak pernah melakukan keluarga)
pemeriksaan kesehatan karena merasa dirinya baik
baik saja
- Bapak D Mengatakan Sering Bergadang karena
dirinya kerja shift malam dan tidur tidak teratur
- Bapak D Mengatakan Sering Minum Kopi Agar
Tidak Mengantuk Saat Berkerja

DO :
Bapak D :
TD : 135/100 MmHg
RR : 20 x/menit
N: 83 x/menit

DS:
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang Ketidakefektifan manajemen
hipertensi, hanya tahu sekedar tensi tinggi saja mandiri Kesehatan keluarga
- Keluarga mengatakan kurang mengerti tentang
(D.00293) NANDA
pencegahan dan perawatan anggota keluarga yang
(2021 – 2023)
darah tinggi dirumah
(Keluarga)
- Keluarga tidak melakukan pantrangan makan
asin yang tinggi garam
- Keluarga tidak pernah melakukan olahraga
ringan dirumah
- Bapak D tidak membatasi aktivitas dalam bekerja
dan masih beraktivitas layaknya orang sehat.

DO :
- Keluarga hanya mengerti dikit tentang penyakit
26

Hipertensi
- Keluarga tidak bisa menjawab pertanyaan tentang
pengertian penyakit, pencegahan hipertensi
- Bapak S : TD : 1305/100 mmHg
27

SKORING PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERESIKO

No Kriteria Bobot Total Pembenaran


1 Sifat masalah: 1 3/3x1 =1 Bapak D mengatakan
Sejahtera (3) sering merokok dan
Defisit kesehatan (3) mengkonsumsi makanan
Ancaman kesehatan (2) gorengan dan tidak
Faktor risiko (1) pernah cek tensi darah
sehingga menyebabkan
darah tingginya tidak
terkontrol, Bapak D
Mengatakan Sering
bergadang karena
perkejaannya

2 Kemungkinan diubah: 2 1/2x2 = Kemungkinan dapat


Mudah (2) 1 diubah 1 yaitu Sebagian
Sebagian (1) karena Keluarga berifat
Tidak dapat (0) kooperatif dan bersedia
mengikuti pendidikan
kesehatan, hal tersebut
menjadi peluang agar
masalah dapat diubah

3 Kemungkinan dicegah: 1 2/3x1=2/3 Masalah dicegah cukup


Tinggi (3) namun bapak D masih
Cukup (2) suka MErokok dan cukup
Rendah (1) sulit berhenti merokok

4 Menonjolnya masalah: 1 2/2x1= 1 Merubah gaya hidup dan


Membutuhkan perhatian segera melaksanakan hidup sehat
(2) harus segera dilakukan
Tidak membutuhkan perhatian agar tidak terjadi
segera (1) hipertensi dan masalah
Tidak dirasakan sebagai kesehatan yang serius
masalah atau kondisi yang pada keluarga
membutuhkan perubahan (0)

Total 5 3 2/3
28
29

KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN MANDIRI KESEHATAN KELUARGA

No Kriteria Bobot Total Pembenaran


1 Sifat masalah: 1 3/3x1 =1 Bapak D mengatakan
Sejahtera (3) Suka Merokok lebih dari
Defisit kesehatan (3) 5thn dan tidak merasakan
Ancaman kesehatan (2) apa apa dan istrinya
Faktor risiko (1) hanya membiarkannya
saja karena merasa baik
baik saja
2 Kemungkinan diubah: 2 1/2x2=1 Keluarga tidak tahu
Mudah (2) tentang hipertensi,
Sebagian (1) fasilitas layanan
Tidak dapat (0) kesehatan dapat diakses
oleh
keluarga

3 Kemungkinan dicegah: 1 3/3x1=1 Pengaturan pola hidup


Tinggi (3) serta peningkatan
Cukup (2) motivasi keluarga dapat
Rendah (1) membantu mencegah
masalah terjadi

4 Menonjolnya masalah: 1 2/2x1= 1 Keluarga mengatakan


Membutuhkan perhatian segera tidak ada masalah untuk
(2) saat ini dan hanya
Tidak membutuhkan perhatian merasakan beberapa
segera (1) gejala saja
Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi yang
membutuhkan perubahan (0)

Total 5 4
30

I. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas


No Domain Kelas Kode Diagnosis Keperawatan

1 Promosi Kesehatan Manajemen (D.0029


Kesehatan 3) Ketidakefektifan manajemen mandiri
Kesehatan keluarga

2 Promosi Kesehatan Manajemen (00188)


Kesehatan Perilaku Kesehatan cenderung
beresiko
31

II. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


No
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Kode

Ketidakefektifan TUK 1 : TUK1: keluarga dapat mengenal


manajemen Keluarga mampu masalah kesehatan nya
mandiri mengenal masalah Level 1 : Domain 3 : Perilaku
kesehatan kesehatan. Level 2 : S Pendidikan pasien
Domain 5 : Kondisi Level 3 : Intervention : Pendidikan
keluarga
kesehatan yang diterima Kesehatan (5510)
(D.0293) Level 2 : U Kesehatan dan Mengembangkan dan menyediakan
NANDA (2021 kualitas hidup intruksi dan pengalaman
– 2023) Outcome : Pengetahuan : belajar untuk memfasilitasi perilaku
(Keluarga) Manajemen Hipertensi adaptasi yang disengaja
(1837) yang kondusif bagi kesehatan pada
Tingkat pemahaman yang individu, keluarga,
disampaikan tentang kelompok atau komunitas
tekanan darah tinggi, 1. Tentukan pengetahuan kesehatan
pengobatan dan dan gaya hidup perilaku sehat ini
pencegahan pada keluarga
komplikasinya 2. Rumuskan tujuan dalam program
Dipertahankan pada 2 pendidikan kesehatan
(Pengetahuan 3. Kembangkan materi pendidikan
terbatas) ditingkatkan ke 4 tertulis yang tersedia dan sesuai
(Pengetahuan banyak) dengan audiens
1. Kisaran normal 4. Berikan ceramah untuk
untuk tekanan menyampaikan informasi
darah sistolik 5. Berikan diskusi kelompok
2. Kisaran normal 6. Libatkan keluarga dalam
tekanan darah perencanaan dan rencana
diastolik 7. implementasi gaya hidup atau
3. Komplikasi modifikasi perilaku kesehatan
potensial hipertensi
4. Tanda dan gejala
hipertensi
5. Diet yang
dianjurkan
6. Strategi untuk
mengubah
kebiasaan diet
7. Strategi untuk
membatasi intake
sodium
32

TUK 2: Keluarga dapat mengambil


TUK 2 : keputusan
Keluarga mampu Level 1 : Domain 3 : Perilaku
mengambil keputusan Level 2 : R Bantuan koping
Domain 4 : Pengetahuan Level 3 : Intervention : Dukungan
tentang kesehatan pengambilan
prilaku keputusan (5250)
Level 2 : Q Perilaku sehat Menyediakan informasi dan dukungan
Outcome : Partisipasi bagi pasien terkait
dalam keputusan dengan pengambilan keputusan yang
perawatan berhubungan dengan
Kesehatan Keterlibatan perawatan kesehatan
pribadi dalam memilih dan 1. Bantu pasien untuk
mengevaluasi pilihan mengklarifikasi nilai dan harapan
perawatan kesehatan untuk yang mungkin akan membantu
mencapai luaran yang dalam membuat pilihan yang
diinginkan di pertahankan penting dalam hidup
pada 2, ditingkatkan 2. Informasikan kepada pasien
ke 4 mengenai pandangan – pandangan
1. Menunjukan atau solusi alternatif dengan cara
pengarahan diri yang jelas dan mendukung
dalam membuat 3. Bantu pasien mengidentifikasi
keputusan keuntungan dan kerugian dari
2. Mencari informasi setiap alternatif pilihan
yang terpercaya 4. Berikan informasi sesuai
3. Mendefiniskan permintaan pasien
pilihan yang 5. yang dibutuhkan
tersedia 6. informasi yang dibutuhkan
4. Menyampaikan
niat untuk
bertindak terkait
dengan keputusan
TUK 3: Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
TUK 3 : Keluarga Level 1 : Domain 2 : Fisiologis kompleks
mampu merawat anggota Level 2 : N Manajemen Perfusi Jaringan
keluarga Level 3 : Intervention : Manajemen
yang sakit Hipertensi (4162)
Domain 6 : Kesehatan Pencegahan dan penanganan level tekanan
Keluarga darah yang lebih tinggi dari normal
Level 2 : X Kesejahteraan 1. Dapatkan riwayat kesehatan
keluarga pasien secara detail untuk
Outcome : Keparahan menentukan tingkat resiko pasien.
hipertensi (2112) 2. Identifikasi kemungkinan
Keparahan tanda dan gejala penyebab dari hipertensi
karena peningkatan 3. Nasihati pasien dengan klasifikasi
tekanan darah yang kronis tahap 2 dan tanpa kondisi
dipertahankan pada 2 komorbid (misalnya gagal jantung,
(Besar) ditingkatkan ke 4 diabetes, penyakif ginjal) untuk
(Tidak ada) mempraktikan modifikasi gaya
1. Peningkatan tekanan hidup dan untuk menggunakan
darah sistol terapi pengobatan yang tepat
2. Peningkatan tekanan (misalnya kombinasi angiotensin
darah diastol converting enzyme inhibitor,
angiotensin receptor blocker, beta
blocker, calcium chancel blocker).
4. Intruksikan terkait dengan pola
diet yang sehat.
33

5. Intruksikan untuk melakukan


aktivitas fisik (misalnya latihan
30-45 menit perhari)
6. Instruksikan terkait dengan
kebiaasaan gaya hidup yang
berkontribusi yang harus dihindari
(misalnya penggunaan tembakau
dan semua bentuk alkohol)
7. Instruksikan pasien modifikasi
gaya hidup terkait tidur dan pola
istirahat (misalnya 8 jam per
malam di rekomendasikan)
8. Instruksikan pasien dan keluarga
untuk mengambil peran aktif
dalam mengelola proses penyakit
(misalnya indikasi pengobatan dan
pemberian pengobatan,
memelihara diet yang tepat,
latihan dan kebiasaan sehat,
berhenti merokok,n menurunkan
stress, menurunkan berat badan,
menurunkan intake garam,
menurunkan konsumsi alkohol,
meningkatkan latihan, sesuai
indikasi)
9. Instruksikan pasien dan keluarga
pada penggunaan pengobatan dan
indikasi
10. Dukung pasien dan keluarga untuk
memelihara daftar pengobatan saat
ini dan melakukan cek
kesejahteraan rutin, mengunjungi
rumah sakit, atau di rawat di
rumah sakit
11. Instruksikan pasien untuk
mengenal dan menghindari situasi
yang menyebabkan peningkatan
tekanan darah (misalnya stress
atau putusnya penanganan obat

TUK 4: Keluarga mampu memodifikasi


TUK 4 : lingkungan
Keluarga mampu Level 1 : Domain 1 : Fisiologis : Dasar
memodifikasi lingkungan Level 2 : E Peningkatan kenyamanan fisik
Domain 5 : Kondisi Level 3 : Intervention : Manajemen
kesehatan yang diterima lingkungan :
Level 2 : U Kesehatan dan Kenyamanan (6482)
kualitas hidup Manipulasi lingkungan pasien untuk
Outcome : Status mendapatkan
kenyamanan : Lingkungan kenyamanan yang optimal
Kenyamanan dan 1. Hindari gangguan yang tidak perlu
keamanan lingkungan dan berikan untuk waktu istirahat
sekelilingnya 2. Ciptakan lingkungan yang tenang
dipertahankan pada 2, dan mendukung
ditingkatkan ke 4 3. Sediakan lingkungan yang aman
1.Lingkungan yang dan bersih Pertimbangkan sumber
kondusif untuk tidur sumber ketidaknyamanan
2. Kebersihan lingkungan 4. Sesuaikan suhu ruangan yang
3. Tidak ada yang paling menyamankan individu,
34

berserakan dilantai jika memungkinkan


4. Pencahayaan ruangan 5. Hindari paparan dan aliran udara
5. Tempat tidur yang yang tidak perlu, Sesuaikan
nyaman pencahayaan untuk memenuhi
6. Lingkungan yang damai kebutuhan kegiatan individu
7. Kontrol terhadap suara
ribut TUK 5: Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan
TUK 5 : kesehatan
Keluarga mampu Level 1 : Domain 1 : Keluarga
memanfaatkan fasilitas Level 2 : Y Mediasi sistem kesehatan
pelayanan kesehatan. Level 3 : Intervention : Panduan sistem
Domain 5 : Kondisi pelayanan
kesehatan yang diterima kesehatan ( 7400)
Level 2 : U Kesehatan dan Memfasilitasi pasien mengenai lokasi dan
kualitas hidup penggunaan
Outcome : Perilaku layanan kesehatan yang tepat
memahami kesehatan 1. Bantu pasien atau keluarga
(2015) memilih profesional perawatan
Tindakan pribadi untuk kesehatan yang tepat
mendapatkan , memahami 2. Informasikan pasien cara
dan mengakses layanan emergensi
mengevaluasi informasi melalu telepon dan layanan
terkait dengan kesehatan, kendaraan, dengan tepat
sakit dan ketersediaan 3. Dorong konsultasi dengan
pelayanan untuk membuat profesional perawatan kesehatan
keputusan perawatan lainnya, dengan tepat
dipertahankan pada 2, 4. Koordinasikan rujukan ke
ditingkatkan ke 4 penyedia layanan Kesehatan yang
1. Mengakses pelayanan relevan
kesehatan perawatan
kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan
35

Diagnosa NOC NIC


No
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Kode
Perilaku TUK 1 : Keluarga dapat TUK 1: Keluarga dapat mengenal
kesehatan mengenal masalah masalah kesehatan nya
cenderung kesehatan Level 1 : Domain 1 : Fisiologis : Dasar
beresiko Domain 4 : Pengetahuan Level 2 : D Dukungan nutrisi
(00188) tentang kesehatan & Level 3 : Intervention : Pengajaran :
NANDA (2021 perilaku Peresepan diet (5612)
– 2023) Level 2 : GG Pengetahuan Mempersiapkan pasien agar dapat
(Individu di kondisi kesehatan mengikuti diet yang telah disarankan
keluarga) Outcome : Pengetahuan : 1. Mengkaji pengetahuan pasien dan
Diet yang disarankan keluarga terkait diet yang
Tingkat pemahaman yang disarankan
disampaikan tentang diet 2. Kaji pola makan pasien saat ini
yang direkomendasikan dan sebelumnya, termasuk
oleh seorang profesional makanan yang disukai dan pola
kesehatan untuk kondisi makan saat ini
kesehatan tertentu 3. Menginstruksikan pasien tentang
dipertahankan pada 2 makanan yang dilarang dan
(Pengetahuan terbatas) diperbolehkan
ditingkatkan ke 4 4. Membantu pasien dan keluarga
(Pengetahuan banyak). dalam pemilihan menu diet
1.Diet yang dianjurkan 5. Membantu pasien dan keluarga
2.Makanan yang dalam mengganti menu dengan
diperbolehkan dalam diet makanan favorit Melibatkan
Makanan yang dihindari keluarga dalam pengaturan menu
dalam diet diet

TUK 2 : TUK 2: Keluarga mampu mengambil


Keluarga mampu keputusan
mengambil keputusan Level 1 : Domain 3 : Perilaku
Domain 4 : Pengetahuan Level 2 : R Bantuan koping
tentang kesehatan & Level 3 : Intervention : Dukungan
prilaku pengambilan
Level 2 : Q Perilaku sehat keputusan (5250)
Outcome : Partisipasi Menyediakan informasi dan dukungan
dalam keputusan bagi pasien terkait
perawatan dengan pengambilan keputusan yang
kesehatan berhubungan dengan
Keterlibatan pribadi dalam perawatan kesehatan
memilih dan mengevaluasi 1. Bantu pasien untuk
pilihan perawatan mengklarifikasi nilai dan harapan
kesehatan untuk mencapai yang mungkin akan membantu
luaran dalam membuat pilihan yang
yang diinginkan di penting dalam hidup
pertahankan pada 2 (Jarang 2. Informasikan kepada pasien
menunjukan), ditingkatkan mengenai pandangan – pandangan
ke 4 (sering menunjukan) atau solusi alternatif dengan cara
1. Menunjukan pengarahan yang jelas dan mendukung
diri dalam membuat 3. Bantu pasien mengidentifikasi
36

keputusan keuntungan dan kerugian dari


2. Mencari informasi yang setiap alternatif pilihan
terpercaya 4. Berikan informasi sesuai
3. Mendefiniskan pilihan permintaan pasien yang
yang tersedia dibutuhkan
4. Menyampaikan niat
untuk bertindak terkait
dengan
Keputusan

TUK 3: Keluarga mampu merawat


TUK 3 : Keluarga anggota keluarga yang sakit
mampu merawat anggota Level 1 : Domain 1 : Fisiologis : Dasar
yang Level 2 : D Dukungan Nutrisi
sakit Level 3 : Intervention : Konseling Nutrisi
Domain IV: Pengetahuan (5246)
tentang kesehatan & Penggunaan proses menolong (dengan
perilaku cara) interaktif yang berfokus pada
Level 2 : Q Perilaku sehat kebutuhan modifikasi diet
Outcome : Perilaku patuh : 1. Bina hubungan terapeutik
Diet yang disarankan berdasarkan rasa percaya dan
(1622) saling menghormati
Tindakan pribadi untuk 2. Kaji asupan makanan dan
mengikuti rekomendasi kebiasaan makan pasien
makanan dan intake cairan 3. Fasilitasi untuk mengidentifikasi
oleh seorang profesional perilaku makan yang harus diubah
kesehatan untuk kondisi 4. Gunakan standar gizi yang bisa
kesehatan tertentu diterima untuk membantu pasien
dipertahankan pada 2 mengevaluasi asupan diet yang
(Jarang menunjukan) adekuat
ditingkatkan ke 4 (Sering 5. Berikan informasi mengenai
menunjukan) perlunya modifikasi diet bagi
1. Berpartisipasi dalam kesehatan, pembatasan garam
menetapkan tujuan diet
yang
bisa dicapai dengan
profesional kesehatan
2. Memilih makanan dan
cairan yang sesuai dengan
diet yang ditentukan
3. Memakan makanan yang
sesuai dengan diet yang
ditentukan
4. Menghindari makanan
dan minuman yang tidak
diperbolehkan dalam diet
5. Mengikuti rekomendasi
dalam tahap diet TUK 4: Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
TUK 4 : Level 1 : Domain 1 : Fisiologis : Dasar
Keluarga mampu Level 2 : E Peningkatan kenyamanan fisik
memodifikasi lingkungan Level 3 : Intervention : Manajemen
Domain 5 : Kondisi lingkungan :
kesehatan yang diterima Kenyamanan (6482)
Level 2 : U Kesehatan dan Manipulasi lingkungan pasien untuk
kualitas hidup mendapatkan kenyamanan yang optimal
Outcome : Status 1. Hindari gangguan yang tidak perlu
kenyamanan : Lingkungan dan berikan untuk waktu istirahat
37

Kenyamanan dan 2. Ciptakan lingkungan yang tenang


keamanan lingkungan dan mendukung
sekelilingnya 3. Sediakan lingkungan yang aman
dipertahankan pada 2 dan bersih
(Banyak terganggu), 4. Pertimbangkan sumber sumber
ditingkatkan ke 4 (Sedikit ketidaknyamanan
terganggu). 5. Sesuaikan suhu ruangan yang
1. Lingkungan yang paling menyamankan individu,
kondusif untuk tidur jika memungkinkan
2. Kebersihan lingkungan 6. Hindari paparan dan aliran udara
3. Tidak ada yang yang tidak perlu
berserakan dilantai 7. Sesuaikan pencahayaan untuk
4. Pencahayaan ruangan memenuhi kebutuhan kegiatan
5. Tempat tidur yang individu
nyaman
6. Lingkungan yang damai
7. Kontrol terhadap suara
ribut TUK 5: Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
TUK 5 : Level 1 : Domain 1 : Keluarga
Keluarga mampu Level 2 : Y Mediasi sistem kesehatan
memanfaatkan fasilitas Level 3 : Intervention : Panduan sistem
pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan ( 7400)
Domain 5 : Kondisi Memfasilitasi pasien mengenai lokasi dan
kesehatan yang diterima penggunaan layanan kesehatan yang tepat
Level 2 : U Kesehatan dan 1. Bantu pasien atau keluarga
kualitas hidup memilih profesional perawatan
Outcome : Perilaku kesehatan yang tepat
memahami kesehatan 2. Informasikan pasien cara
(2015) mengakses layanan emergensi
Tindakan pribadi untuk melalu telepon dan layanan
mendapatkan , memahami kendaraan, dengan tepat
dan 3. Dorong konsultasi dengan
mengevaluasi informasi profesional perawatan kesehatan
terkait dengan kesehatan, lainnya, dengan tepat
sakit dan ketersediaan 4. Koordinasikan rujukan ke
pelayanan untuk membuat penyedia layanan kesehatan yang
keputusan perawatan relevan
dipertahankan pada 2
(Jarang
menunjukan), ditingkatkan
ke 4 (sering menunjukan).
1. Mengakses pelayanan
kesehatan perawatan
kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan
38

III. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Waktu
Diagnosa Analisis intervensi
No pelaksana Evaluasi proses Paraf
Keperawatan

1 Ketidakefektifan Rabu, 13 TUK 1 Subyektif : Bagus


manajemen desember 1. Mengkaji pengetahuan - Keluarga mengatakan Chandra
mandiri kesehatan 2023 keluarga tentang Bahaya belum mengerti tentang
keluarga 10.00-11.30 Merokok Bahaya Merokok
NANDA (2021 2. Melakukan pendidikan - Keluarga mengatakan
– 2023) kesehatan tentang hipertensi adalah
(Keluarga) Bahaya Merokok tekanan darah tinggi
- Menjelaskan Bahaya - Keluarga mengatakan
Merokok penyebab dari
- Menjelaskan Penyakit hipertensi yaitu Makan
Yang Ditimbulkan Asin dan tidak
Dari Merokok mengetahui merokok
- Menjelaskan dapat menyebabkan
Kerugian dari hipertensi
Merokok - Keluarga dapat
- Menjelaskan menyebutkan 3 dari 6
komplikasi Dari tanda dan gejala
merokok hipertensi yaitu mudah
. lelah, sakit kepala,
jantung berdebar
- Keluarga sekarang
mengetahui kalau
merokok berbahaya dan
dapat menyebabkan
hipertensi

Obyektif :
- Keluarga menyimak
penjelasan yang
diberikan dan tampak
antusias bertanya
- Keluarga dapat
menjelaskan kembali
mengenai penyebab
hipertensi dari merokok

Analisis:
TUK 1 tercapai karena NOC
meningkat dari 2
(Pengetahuan terbatas) ke 4
(Pengetahuan banyak) yaitu:
1. Kisaran normal untuk
tekanan darah sistolik
2. Kisaran normal tekanan
darah diastolik
3. Komplikasi potensial
hipertensi
4. Tanda dan gejala
hipertensi
5. Diet yang dianjurkan
Perencanaan :
39

Intervensi dilanjutkan ke TUK


2 Bagus
Chandra

Rabu, 13
desember TUK 2
2023 - Menjelaskan kepada Subyektif :
10.00-11.30 klien dan keluarga - Klien dan keluarga
tentang akibat jika mengatakan sudah
sering merokok dan mengetahui komplikasi
jika tidak segera jika hipertensinya tidak
ditangani segera ditangani
- Membantu klien dan - Keluarga mengatakan
keluarga mengambil ingin mengatasi
keputusan terhadap hipertensi yang dialami
tindakan untuk Bapak D
mengatasi kebiasaan
merokok pasien Obyektif :
- Keluarga menyimak
penjelasan yang
diberikan
Analisis:
TUK 2 Tercapai karena NOC
meningkat dari 2 ke 4 yaitu:
1. Menunjukan
pengarahan diri dalam
membuat keputusan
2. Menyampaikan niat
untuk bertindak terkait
dengan keputusan
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK
3

Rabu, 13
desember TUK 3
2023 - Mengukur tekanan Subyektif :
13.00- darah klien dan - Klien mengatakan baru
didapatkan hasil di cek lagi tekanan
14.00
Bapak.S 135/100 darahnya
mmHg dan - Klien mengatakan ingin
- Menasehati pasien mengubah gaya hidup
untu meningkatkan agar tekanan darahnya
gaya hidup sehat dan tidak semakin tinggi
segera berhenti - Klien mengatakan akan
merokok mengurangi makanan
- Menginstruksikan gorengan
terkait dengan pola - Klien mengatakan akan
diet yang sehat yaitu berolahraga
diet rendah garam - Keluarga mengatakan
- Menganjurkan pasien akan membantu satu
melakukan olahraga sama lain untuk
dirumah jika rencana perawatan
senggang - Keluarga mengatakan
- Mendorong pasien akan membawa Bpk. D
dan keluarga untuk ke klinik jika terjadi
40

melakukan cek masalah


kesehatan rutin - Klien mengatakan Bagus
- Menjelaskan kepada dirinya tidak boleh Chandra
pasien situasi yang sering merokok dan
menyebabkan makan makanan sehat
peningkatan tekanan
darah (misalnya stress
atau kebiasaan makan Obyektif :
makanan tidak sehat) - Klien tampak terkejut
mengetahui tensinya
tinggi karena tidak
pernah di cek lagi
- Keluarga menyimak
penjelasan yang
diberikan
- Keluarga tampak
Antusias

Analisis:
TUK 3 Tercapai karena NOC
meningkat dari 2 ke 4 yaitu:
1. Target tekanan darah
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK
4

Rabu, 13
desember TUK 4
2023 - Menganjurkan Subyektif :
14.00- keluarga untuk - Keluarga mengatakan
menjaga kebersihan sudah menjaga
14.30 lingkungan kebersihan rumahnya
- Menganjurkan dengan cara membuang
keluarga untuk sampah pada tepatnya
menyesuaikan - Keluarga mengatakan
pencahayaan ruangan lampu dirumahnya
agar tidak terlalu sudah cukup
terang dan terlalu pencahayaannya tidak
gelap karena bisa terlalu terang atau gelap
menyebabkan cidera - Keluarga mengatakan
- Memotivasi keluarga jika bapak s tidur maka
untuk mengontrol tidak boleh berisik
suara ribut dan supaya bapak S tidak
ciptakan suasana terganggu
damai agar klien Obyektif :
dapat beristirahat Bapak S dan Keluarga
dengan nyaman menyimak penjelasan yang
- Menyesuaikan suhu diberikan
yang nyaman bagi Analisis:
klie TUK 4 tercapai karena NOC
sudah meningkat dari 2 ke 4
yaitu :
1. Lingkungan yang
kondusif untuk tidur
2. Kebersihan lingkungan
41

3. Tidak ada yang


berserakan dilantai Bagus
4. Pencahayaan ruangan Chandra
5. Tempat tidur yang
nyaman
6. Lingkungan yang
damai
7. Kontrol terhadap suara
ribut
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK
5

TUK 5
Rabu, 13 - Bantu pasien atau Subyektif :
desember keluarga memilih - Keluarga mengatakan
2023 profesional perawatan sudah tahu cara
14.30- kesehatan yang tepat mengakses layanan
- Informasikan pasien kesehatan
15.00 cara mengakses - Keluarga mengatakan
layanan emergensi akan membawa Ny.R
melalu telepon dan ke fasilitas pelayanan
layanan kendaraan, kesehatan
dengan tepat Obyektif :
- Keluarga menyimak
penjelasan yang
diberikan
Analisis:
TUK 5 Tercapai karena NOC
meningkat yaitu : Mengakses
pelayanan kesehatan perawatan
kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan
Perencanaan :
Intervensi dihentikan
42

Diagnosa Waktu
Evaluasi proses
No Keperawatan Pelaksanaan Analisis intervensi Paraf

2 Perilaku kesehatan Kamis, 14 TUK 1 Subyektif : Bagus


Cenderung Desember - Mengkaji - Bapak D Chandra
beresiko 2023 pengetahuan pasien mengatakan
10.00-11.30 dan keluarga terkait sebelumnya
diet yang tidak tahu
disarankan untuk pantrangan
penderita hipertensi makan untuk
yaitu diet rendah penderita
garam hipertensi
- Menjelaskan - Bapak D
makanan yang harus mengatakan
dihindari untuk selalu
penderita hipertensi mengkonsumsi
yaitu garam dan gorengan sejak
makanan berlemak dulu dan
- Menjelaskan sekarang
makanan yang - Bapak
diperbolehkan Dmengatakan
untuk penderita sudah
hipertensi yaitu nasi memahami
merah, susu rendah makanan yang
lemak, sayuran, boleh dan tidak
buah buahan boleh di
konsumsi pada
penderita
hipertensi
Obyektif :
Klien menyimak
penjelasan yang
diberikan Analisis:
TUK 1 Tercapai karena
NOC meningkat dari 2
ke 4 yaitu :
1. Diet yang
dianjurkan
2. Makanan
yang
diperbolehka
n
dalam diet
3. Makanan
yang
dihindari
dalam
diet
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke
TUK
2
43

Kamis, 14 Subyektif : Bagus


Desember TUK 2 - Bapak S sudah Chandra
2023 - Menjelaskan kepada mengetahui
11.30-11.45 klien tentang keuntungan
keuntungan membatasi
membatasi makanan makanan tinggi
tinggi garam garam untuk
- Membantu mengontrol
klien mengambil hipertensi
keputusan terhadap - Bapak
tindakan untuk mengatakan
mengurangi makanan ingin
tinggi garam mengurangi
makanan yang
tinggi
garam
Obyektif :
Klien menyimak
penjelasan yang
diberikan dan tampak
antusias bertanya
Analisis:
TUK 2 Tercapai karena
NOC sudah meningkat
dari 2 ke 4 yaitu :
1. Menunjukan
pengarahan diri dalam
membuat keputusan
2. Menyampaikan
niat untuk bertindak
terkait dengan
keputusan
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke
TUK
3

Kamis, 14 TUK 3 Subyektif : Bagus


Desember - Mengaji kebiasaan - Bapak D Chandra
2023 makan pasien mengatakan
11.45-12.00 - Menganjurkan untuk biasa makan
membatasi konsumsi dengan makanan
- garam digoreng dan
- Mengajarkan diet sering
dash mengkonsumsi
- Memberi tahu makanan asin
manfaat pembatasan - Bapak D
garam yaitu dapat mengatakan
mengontrol tekanan akan membatasi
darah agar tidak makanan asin
44

semakin tinggi - dengan bantuan


keluarga
- Bapak D
mengatakan tahu
manfaat
membatasi
garam
Obyektif :
-Klien dan Keluarga
menyimak penjelasan
yang
diberikan
Analisis:
TUK 3 Tercapai karena
NOC meningkat yaitu
2. Berpartisipasi
dalam
menetapkan
tujuan die yang
bisa dicapai
dengan
profesional
kesehatan
3. Memilih
makanan dan
cairan yang
sesuai dengan
diet yang
ditentukan
4. Memakan
makanan yang
sesuai dengan
diet yang
ditentukan
5. Menghindari
makanan dan
minuman yang
tidak
diperbolehkan
dalam diet
6. Mengikuti
rekomendasi
dalam
tahap diet
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke
TUK
4

Kamis, 14 TUK 4 Subyektif : Bagus


Desember - Menganjurkan klien - Keluarga Chandra
2023 untuk menjaga mengatakan
13.00-13.30 kebersihan sudah menjaga
45

lingkungan kebersihan
- Menganjurkan klien rumahnya
untuk menyesuaikan dengan cara
pencahayaan membuang
ruangan agar tidak sampah pada
terlalu terang dan tepatnya
terlalu gelap karena - Keluarga
bisa menyebabkan mengatakan
cidera lampu
- Memotivasi dirumahnya
keluarga untuk sudah cukup
mengontrol suara pencahayaanny
ribut dan ciptakan a tidak terlalu
suasana damai agar terang atau
klien gelap
dapat beristirahat Obyektif :
dengan nyaman Bapak S dan Keluarga
menyimak penjelasan
yang
diberikan
Analisis:
TUK 4 tercapai karena
NOC sudah meningkat
dari 2 ke 4 yaitu :
1. Lingkungan
yang kondusif
untuk tidur
2. Kebersihan
lingkungan
3. Tidak ada yang
berserakan
dilantai
4. Pencahayaan
ruangan
5. Tempat tidur
yang nyaman
6. Lingkungan
yang damai
7. Kontrol terhadap
suara ribut
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke
TUK
5
46

Kamis, 14 TUK 5 Subyektif :


Desember - Informasikan pasien - Klien
2023 cara mengakses mengatakan
13.30-14.00 layanan sudah tahu
- emergensi melalu cara
telepon dan layanan mengakses
- kendaraan, dengan layanan
tepat - kesehatan
- Dorong konsultasi - Klien
dengan profesional mengatakan
- perawatan kesehatan belum mau
lainnya berkonsultasi
dengan
- profesional
perawatan
kesehatan
lainnya
Obyektif :
- Klien
menyimak
penjelasan
yang diberikan
Analisis:
TUK 5 belum Tercapai
karena NOC sudah
meningkat dari 2 ke 4
yaitu :
1. Mengakses pelayanan
kesehatan perawatan
kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan
Perencanaan :
Intervensi dihentikan
47

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

1. PENGKAJIAN
Pengkajian keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil informasi
dari keluarga dengan pendekatan sistemaris untuk mengumpulkan data dan
menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan keluarga yang dibina. Pengkajian
ini meliputi beberapa aspek yang perlu dikaji antara lain: data umum yang meliputi
nama kepala keluarga, usia kepala keluarga, Alamat dan nomor telepon, Pendidikan
keluarga, pekerjaan kepala keluarga dan komposisi keluarga yang terdiri dari data
anggota keluarga seperti data istri dan anak-anaknya, kemudian mengkaji genogram,
tipe keluargga, agama, suku, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi
keluarga, mengkaji Riwayat dan tahap perkembangan keluarga dan data penunjang
keluarga seperti lingkungan denah rumah, karakteristik sosial dan struktur peran
keluarga, data pengkajian individu yang sakit (pemeriksaan fisik).
karakteristik keluarga yang dikaji yaitu keluarga bapak D dengan tipe keluarga
Nuclear family yang mempunyai 1 orang anak dengan perkembangan keluarga anak
usia balita, kemudian koping keluarga tersebut termasuk adaptif karena jika terjadi
suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan baik-baik dan mengambil keputusan
keluarga secara bersama-sama. Adapun data kegiatan perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan Masyarakat adaptif dan system pendukung keluarga, suami, istri
maupun anak saling mendukung satu sama lain.
Berdasarkan hasil pengkajian Permasalahan kesehatan yang ada di keluarga Bapak
D saat ini adalah pertama yaitu hipertensi yang sedang dialami oleh Bapak D. Untuk
masalah hipertensi, ibu D sudah tahu bahwa bapak D memiliki tekanan darah tinggi
sejak tahun 2022, tetapi keluarga belum mengetahui secara detail apa itu hipertensi
dan penyebab nya. dan Bapak D mengaku jarang mengalami gejala hipertensi yang
dialami walaupun pada saat pengukuran secara teratur Bapak s mempunyai TD
135/90 mmHg. Dan Keluarga menyatakan apabila Bapak D mengalami gangguan
langsung dibawa berobat ke klinik dan dibawa ke apotik. Kemudian bapak D
mengatakan suka makan makanan yang asin tinggi garam, gorengan dan kopi, pola
makan kurang sehat, bapak D tidak mengerti cara diet hipertensi.
48

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanda-tanda yang dikenali pada awal proses diagnostik dapat dipahami hanya jika ada
penjelasan yang masuk akal untuk tanda –tanda tersebut dengan konteks suatu situasi,
ini adalah proses berfikir aktif ketika perawat mengeksplorasi pengetahuan dalam
memorinya untuk mendapatkan kemungkinan penjelasan data (Nanda Nic & Noc,
2007):
Berdasarkan hasil skoring didapatkan diagnosa Perilaku cenderung beresiko total 3 2/3
dan diagnose ketidakefektifan mandiri Kesehatan keluarga mempunyai skor 4, maka dari
itu, diagnose ketidakefektifan mandiri Kesehatan keluarga menjadi diagnosis prioritas
pada kasus tersebut. Adapun pembahasan lebih lanjut yaitu:

Diagnosa keperawatan yang muncul.


1) Ketidakefektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga
Ketidakefektifan manajemen mandiri kesehatan keluarga adalah
Penatalaksanaan gejala, program pengobatan, konsekuensi fisik, psikososial,
dan spiritual serta perubahan gaya hidup yang tidak memuaskan karena
hidup salah satu atau lebih anggota keluarga dengan gangguan kronis.
Diagnosa tersebut dapat ditegakan jika ada data batasan karakteristik yaitu
Penurunan perhatian terhadap penyakit pada salah satu atau lebih anggota
keluarga, Gagal melakukan Tindakan untuk mengurangi factor resiko pada
salah satu atau lebih anggota keluarga, dan Pilihan tidak efektif dalam hidup
sehari-hari untuk memenuhi tujuan kesehatan unit keluarga. Alasan diagnose
tersebut diangkat karena sesuai dengan Batasan karakteristik yaitu Keluarga
gagal melakukan Tindakan untuk mengurangi factor resiko pada salah satu
anggota keluarga, pilihan tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk
memenuhi tujuan
Kesehatan berhubungan dengan kesulitan mengelola program kesehatan,
Keluarga mengatakan kurang mengerti tentang pencegahan dan perawatan
anggota keluarga yang hipertensi dirumah dan data obyektif yaitu Pasien
Susah Untuk berhenti Merokok karen Sudah Kecanduan, Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan tentang pengertian penyakit, pencegahan, perawatan
dan pengobatan hipertensi. Tekanan darah Bapak S : 135/90 MmHg 2)
Perilaku Kesehatan cenderung beresiko

Perilaku Kesehatan cenderung beresiko adalah Hambatan kemampuan untuk


mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang memperbaiki tingkat
49

kesejahteraan. Diagnosa tersebut dapat ditegakan jika ada data batasan


karakteristik yaitu Tidak menerima perubahan status kesehatan, Gagal
melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan, dan Gagal mencapai
pengendalian optimal. Alasan diagnose tersebut diangkat karena ditemukan
tanda-tanda yang mendukung yaitu secara subyektif yaitu Bapak D
mengatakan sering mengkonsumsi makanan asin tinggi garam, bapak D
mengatakan makanan hambar jika tidak memakai bumbu asin yang banyak
dan Bapak D mengatakan Sering Merokok dan Bapak D mengatakan Sering
Bergadang dan bahkan jarang mengntrol tekanan darahnya, dan data
obyektif yaitu: TD : 135/90 MmHg, RR : 20 x/menit, N: 83 x/menit.

3. IMPLEMENTASI

1) Diagnosa 1

Ketidakefektifan manajemen mandiri kesehatan keluarga pada keluarga


Bapak.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi. tindakan yang dilakukan kepada
keluarga:

TUK 1 melakukan pendidikan kesehatan hipertensi dengan cara mengkaji


pengetahuan keluarga tentang hipertensi, menjelaskan apa itu hipertensi,
menjelaskan penyebab hipertensi, menjelaskan tanda dan gejala hipertensi,
menjelaskan pengobatan hipertensi, menjelaskan pencegahan hipertensi,
menjelaskan diet yang dapat diberikan pada hipertensi. Setelah dilakukan
penyuluhan didapatkan hasil pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
bertambah sehinggal NOC meningkat.

TUK II yaitu menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang akibat jika
hipertensi jika tidak segera ditangani, memotivasi klien dan keluarga
mengambil keputusan terhadap tindakan untuk mengatasi hipertensi. Hasil
yang didapat yaitu keluarga ingin mengatasi hipertensi yang dialami Bapak
D

TUK III yaitu dengan pendidikan kesehatan tentang merawat anggota


keluarga dengan cara Menasehati pasien untuk meningkatkan gaya hidup
sehat dan untuk menggunakan terapi pengobatan yang tepat,
Menginstruksikan terkait dengan pola diet yang sehat yaitu diet rendah
50

garam, Memotivasi pasien untuk melakukan olahraga, Menginstruksikan


pasien dan keluarga untuk mengambil peran aktif dalam mengelola proses
penyakit (misalnya pemberian pengobatan, memelihara diet yang tepat,
latihan dan kebiasaan sehat, menurunkan stress, menurunkan berat badan,
menurunkan intake garam, mendorong pasien dan keluarga untuk melakukan
cek kesehatan rutin, menjelaskan kepada pasien situasi yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah (misalnya stress atau putusnya penanganan obat.

TUK IV tentang kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yaitu


dengan cara Mengintruksikan kepada klien dan keluarga untuk Mengatur
diet (yaitu: menyediakan makanan protein tinggi; menyarankan
menggunakan bumbu dan rempah-rempah sebagaialternatif untuk garam,
menyediakan pengganti gula; menam- bah atau mengurangi kalori,
menambah atau mengurangi vita- min, mineral, atau suplemen), sesuai
kebutuhan.

TUK V yaitu dengan menjelaskan manfaat kunjungan ke sarana fasilitas


kesehatan yaitu mendapatkan pengobatan untuk hipertensi agar dapat segera
teratasi.

2) Diagnosa 2
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga, khususnya Bapak D
Skarena tidak melakukan pantrangan makanan diintervensi dengan cara
TUK 1 membantu keluarga mengenal masalah kesehatan dengan cara
mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga terkait diet yang disarankan
untuk penderita hipertensi kemudian menjelaskan makanan yang harus
dihindari untuk penderita hipertensi yaitu makanan asin. TUK II yaitu
Menjelaskan kepada klien tentang keuntungan membatasi makanan tinggi
garam dan embantu klien mengambil keputusan terhadap tindakan untuk
mengurangi makanan tinggi garam dan memberitahu untuk berhenti
merokok.

TUK III yaitu kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara memberitahu keluarga agar saling mengingatkan untuk
membatasi pasien merokok.
51

TUK IV yaitu tentang kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan


dengan cara memotivasi untuk mengganti kebiasaan yang tidak diinginkan
dengan kebiasaan yang diinginkan yaitu mengurangi makanan asin dan
membantu klien untuk berhenti merokok atau mengurangi rokok hariannya
TUK V yaitu dengan menjelaskan manfaat kunjungan ke sarana fasilitas
kesehatan yaitu mendapatkan pengobatan untuk hipertensi agar dapat segera
teratasi. Penulis tidak mendapatkan hambatan karena keluarga kooperatif.

4. EVALUASI
Penulis dalam melakukan evaluasi berdasarkan hasil yang didapat setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1) Diagnosa 1
TUK I tecapai dibuktikan dengan keluarga mampu menjelaskan kembali
tentang pengertian, penyebab hipertensi, dan tanda dan gejala hipertensi.
TUK II tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu menyebutkan kembali
akibat lanjut hipertensi dan memutuskan mau merawat anggota keluarga
dengan hipertensi. TUK III tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu
menyebutkan kembali tentang perawatan hipertensi dengan cara mengurangi
makanan asin. TUK IV tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu
menyebutkan kembali cara merawat klien dengan hipertensi dan mampu
memodifikasi lingkungan untuk mencegah stress . TUK V tercapai
dibuktikan dengan keluarga mampu menyebutkan kembali manfaat dari
mengunjungi sarana fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi semua sudah
dilakukan dan ditemukan juga tingkat kemandirian keluarga meningkat maka
dari itu intervensi keluarga yang sudah dilakukan dikatakan efektif karena
tingkat kemandirian keluarga sudah meningkat

2) Diagnosa 2
TUK I tecapai dibuktikan dengan keluarga mampu menjelaskan kembali
tentang diet yang baik untuk hipertensi TUK II tercapai dibuktikan dengan
keluarga mampu menyebutkan kembali akibat dari tidak melakukan
pantangan makan dan memutuskan mau mengubah kebiasaan merokoknya
meskipun sulit. TUK III tercapai dibuktikan dengan keluarga akan
membatasi garam. TUK IV tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu
menyebutkan kembali cara merawat klien dengan hipertensi dan mampu
52

memodifikasi lingkungan untuk mencegah stress . TUK V tercapai


dibuktikan dengan keluarga mampu menyebutkan kembali manfaat dari
mengunjungi sarana fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi semua sudah
dilakukan dan ditemukan juga tingkat kemandirian keluarga meningkat maka
dari itu intervensi keluarga yang sudah dilakukan dikatakan efektif karena
tingkat kemandirian keluarga sudah meningkat.
53

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang cukup berbahaya karena tidak
menimbulkan gejala yang spesifik dan secara fisik. Banyak penderita hipertensi
yang baru saja menyadari hipertensinya pada 5 tahun terakhir dan didagnosis pada
kejadian layanan darurat. Sebagian besar penderita hipertensi tidak rutin mengecek
tekanan darahnya walaupun sudah mengetahui komplikasinya secara mendasar.
Begitu juga dengan kepatuhan minum obat, banyak penderita hipertensi yang tidak
patuh dalam minum obat karena hanya meminum obat disaat timbul gejala. Hal ini
menunjukkan kurangnya pemahaman penderita hipertensi terhadap penyakitnya.

Dari hasil pengkajian Bapak D mengatakan merasa pusing biasa saja dan sering
merasa pegal karena perkejaannya, tetapi setelah di lakukan pengkajian didapatkan
TD 135/90 mmHg dihari senin, kemudian turun menjadi 130/90 di hari rabu.
Didapatkan hasil pengkajian sering kali memakan makanan tinggi natrium dan
makan tidak beraturan serta setiap hari merokok sehingga bapak D tidak menyadari
bahwa dirinya tinggi beresiko terkena hipertensi

B. Saran
Diharapkan bagi keluarga dapat memberikan dukungan pada anggota keluarga yang
mengalami hipertensi untuk mengambil keputusan dalam tindakan pengelolaan
hipertensi Diharapkan intervensi ini dapat dilanjutkan oleh perawat kesehatan
masyarakat dalam mengatasi hipertensi dengan melibatkan anggota keluarga
disetiap intervensinya
54

DAFTAR PUSTAKA
Umeda, Miciko, Naryati, Misparsih, Muhdiana, Dedi Nurhayati, Wati Jumaiyah. 2021.
“Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta I.”
Ernawati, IIn, Selly Septi Fandinata, and Silfiana Nisa Permatasari. 2020. “Kepatuhan
Konsumsi Obat Pasien Hipertensi Dan Pengukuran Dan Cara Meningkatkan Kepatuhan.”
Graniti Anggota IKAPI, 1–85.
Darmawati, Irma, and Doni Dulgani. 2019. “Perawatan Diri Lansia Hipertensi Di Kelurahan
Cirejag Karawang.” Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing
Journal) 5(1):1–9. doi: 10.33755/jkk.v5i1.157.
Fauziah, Tambunan, Nurmayni, Rahayu Putri, Sari Pidia, and Suci Sari. 2021. Hipertensi Si
Pembunuh Senyap “Yuk Kenali Pencegahan Dan Penangananya.” Buku Saku.
Imelda, Imelda, Fidiariani Sjaaf, and Tri Puspita. 2020. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun.”
Health & Medical Journal 2(2):68–77. doi: 10.33854/heme.v2i2.532.
Suprayitno, Emdat, Sri Sumarni, and Isqi Lailatul Islami. 2020. “Gaya Hidup Berhubungan
Dengan Hipertensi.” Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan 10 (2): 66–70.
https://doi.org/10.24929/fik.v10i2.1120.

Anda mungkin juga menyukai