Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir dalam Praktik Lapangan
Keperawatan Keluarga pada Mata Kuliah Keperawatan Keluarga di Semester VII
Tahun Akademik 2023/2024
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya berupa kesempatan dan ilmu kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan keluarga menegnai "Asuhan
keperawatan keluarga pada Bapak D dengan masalah Hipertensi. Makalah ini kami buat
untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan keluarga pada semester 7 ini yang di
bimbing oleh Bpk. Ns. Moch Wachidin Nur Sugandi, S.Kep
Makalah ini telah melalui banyak sekali proses, hambatan, rintangan dan segala
hal namun berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah
membantu jalannya pembuatan makalah ini, kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini, serta kepada orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami. Kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami
mengucapkan permohonan maaf atas ketidaksempurnaan dari makalah dan kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan ada tugas-
tugas selanjutnya. Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap semua orang
khususnya bagi pembaca makalah ini dapat memberikan manfaat dan informasi
mengenai "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK D DENGAN
MASALAH HIPERTENSI, DI KELURAHAN BALONGSARI, KECAMATAN
RAWAMERTA, KABUPATEN KARAWANG”
Kelompok 05
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan
yang sangat serius saat ini. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7
kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan 3
kali lebih besar terkena serangan jantung. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat
dilakukan pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai
silent killer. Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan
masyarakat, sehingga membutuhkan penanggula-ngan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu (Imelda, Sjaaf, and Puspita 2020).
Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada negara
berkembang mencapai 40%, sedangkan di negara maju hanya 35%. Penderita hipertensi usia
dewasa di kawasan Asia Tenggara terdiri dari 36%. Menurut perwakilan WHO untuk
Indonesia mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita hipertensi sebesar
13%, baik pada pria maupun wanita (Imelda et al. 2020)
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada taun 2013, tetapi yang terdiagnosis
oleh tenaga kesehatan riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Adapun yang menandakan
bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau
pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Data kesehatan Indonesia tahun 2011
menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat
inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan
57,63% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012). Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Jawa Barat mencapai
29,4%. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain,
bahkan penyebab risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan ginjal (Riskesdas Jabar,
2013 dalam Darmawati and Dulgani 2019).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang dari hasil studi dokumentasi, didapatkan data pada tahun 2016 bahwa jumlah
penderita hipertensi di 50 Puskesmas Kabupaten Karawang pada tahun 2016 sebanyak
14,236 orang dan kasus terbanyak terdapat di Puskesmas Jatisari berjumlah 784 orang
(Dinkes Kabupaten Karawang dalam Darmawati and Dulgani 2019).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan: “bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga
yang mengalami hipertensi dengan masalah keperawatan ketidak efektifan manajemen
mandiri kesehatan keluarga di desa balonsari kecamatan rawamerta.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum: Untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami
hipertensi dengan masalah keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri
Kesehatan keluarga di desa balongsari kecamatan rawamerta
2. Tujuan khusus
Melakukan pengkajian pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga, merumuskan
intervensi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi, melakukan
implementasi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga, melakukan
evaluasi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga, melakukan
dokumentasi keperawatan pada keluarga yang mengalami hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidak efektifan manajemen mandiri Kesehatan keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik menunjukkan hasil
>140 mmHg dan tekanan darah diastolik menunjukkan hasil >90 mmHg(Manangkot
and Suindrayasa 2020). Hipertensi merupakan penyakit denegerative yang dapat
terjadi pada semua tingkat usia. Penyakit degenerative antara lain penyakit jantung,
strok dan penyakit pembunuh darah lainnya(Safitri and Pramono 2020). Hipertensi
merupakan faktor risiko penting untuk penyakit neurologis. Hipertensi kronis
merupakan faktor risiko utama untuk semua subtipe stroke, termasuk stroke iskemik,
perdarahan intraserebral, dan perdarahan subarachnoid. hipertensi telah menjadi
faktor risiko utama utama untuk penyakit kronis dan kematian.(Suprayitno, Sumarni,
and Islami 2020)
2. Etiologi hipertensi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder(Manangkot and Suindrayasa 2020).
3. Patofisiologi
Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh ventrikel
kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. Tahanan vaskuler perifer
berkaitan dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer. Makin sempit pembuluh
darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah, makin besar dilatasinya makin
tinggi kurang tahanan terhadap aliran darah. Jadi, semakin menyempit pembuluh
darah, semakin meningkat tekanan darah. Dilatasi dan konstraksi pembuluh –
pembuluh darah dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sistem renin-angiotensi.
Apabila sistem saraf simpatis dirangsang, ketekolamin, seperti epinefrin dan
norepinefrin akan dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan kontraksi
pembuluh darah, meningkatnya curah jantung, dan kekuatan kontraksi ventrikel.
Sama halnya pada sistem renin-angiotensin, yang apabila distimulasi juga
menyebabkan vasokontraksi pada pembulu-pembuluh darah.
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan yekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas
tekanan darah dalam jangka panjang. Sistem pengendalian pengendalian tekanan
darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari enam sistem reaksi cepat seperti
refleksi kardiovaskuler melalui sistem saraf, reflex kemoreseptor, respons iskemia,
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos,
sedangkan sistem pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara
sirkulai kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormone angiotensin dan
vasopressin. Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka
panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ.
b. Gejala yang lazim: gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri
kepala, kelelahan. Namun hal ini menjadi gejala yang terlazim pula pada
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Manifestasi klinis
pasien hipertensi diantaranya: mengeluh sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, gelisah, mual dan muntah, epistaksis, kesadaran menurun. Gejala
lainnya yang sering ditemukan: marah, telinga berdengung, rasa berat di
tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang.
5. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit hipertensi adalah tekanan darah
tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel arteri dan
mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya
organ tubu seperti jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar.
Hipertensi adalah factor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (strok,
transient ischemic attack), penyakit arteri coroner (infrak miokard, angina),
gagal ginjal, dementia dan atrial fibrilasi.(Ernawati, Fandinata, and
Permatasari 2020)
6. Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan hipertensi yang ada sehingga saat ini yaitu terdapat dua bagian
sebagai berikut (Righo and Romas 2014:24) :
Contoh obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti beta
blocker (propranolol HCL, Antenolol), Kalsium antagonis (amiodipin
besylat, amidopin maleat dilitiazem), Ace inhibilator (Kaptopril ). b. Non
Farmakologi (Bukan Obat-obatan).
3) Istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup akan memberikan kebugaran pada
tubuh sehingga dapat mengurangi beban yang ada pada tubuh kita.
Diet merupakan pola makan dan minum yang mengutamakan ketepatan asupan gizi
melalui berbagai makanan dan minuman. Pola makan yang sering disebut sebagai
diet sehat meliputi zat-zat gizi yaitu protein, karbohidrat, serat, air, vitamin dan
mineral(Irawati and Husni 2019:3).
Diet hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang ditujukan untuk membantu
menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.
Selain itu diet hipertensi juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko hipertensi
lainnya seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak (kolesterol) dan
asam urat dalam darah. Penderita hipertensi yang memiliki tekanan darah lebih dari
160/gram mmHg, selain memerlukan pemberian obat-obatan anti hipertensi juga
memerlukan terapi dietetik dan perubahan gaya hidup.(Ernawati, Fandinata, and
Permatasari 2020)
Penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk menerapkan pola makn sehat dalam
kehidupan sehari-harinya. Pola makan sehat yang dapat dilakukan adalah
menerapkan diet DASH (Dietary Approaches to stop Hypertension) dan mengurangi
konsumsi natrium (garam) dalam makanan. Diet DASH merupakan diet yang
dirancang untuk mencegah lonjakan tekanan darah, sehingga dapat mengatasi dan
mencegah hipertensi. Diet DASH menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi
makanan seperti, produk susu rendah lemak, ikan, ayam, dan kacang-kacangan
sekaligus mengurangi konsumsi daging merah, gula atau minuman yang
mengandung gula.(Fauziah et al. 2021)
C. Konsep Dasar Kepatuhan Diet
Kepatuhan diet merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan
rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam mengikuti jadwal
diet penderita. Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu
aturan dan perilaku yang disarankan. Kepatuhan ini dibedakan menjadi dua yaitu
kepatuhan penuh (total compliance) dimana pada kondisi ini penderita hipertensi
patuh secara sungguh-sungguh terhadap diet, dan penderita yang tidak patuh (non
compliance) dimana pada keadaan ini penderita tidak melakukan diet terhadap
hipertensi.(Fauziah et al. 2021)
a) Kepatuhan tinggi bila responden dapat menjawab 76%-100% dengan benar dari
total jawaban pertanyaan.
b) Kepatuhan sedang bila responden dapat menjawab 56%-75% dengan benar dari
total jawaban pertanyaan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
FORMAT PENULISAN
LAPORAN LENGKAP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data Umum
A. Nama Keluarga (KK): Bapak D
B. Usia KK: 29 tahun
C. Alamat dan Telepon: Rawagede 2 Balongsari RT.10, RW.04
D. Pendidikan KK: SMA (Sekolah Menengah atas)
E. Pekerjaan KK: Karyawan Indomaret
F. Komposisi Keluarga
Jenis Hubungan
No. Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
Kelamin dengan KK
1 Bpk. D Laki-laki Kepala 38 SMA Karyawan Beresiko
Keluarga
F1. Genogram
Bpk.D Ny.T
An.N
14
: Perempuan
: Menikah
: Meninggal
: Keturunan
: Pasien
: Tinggal Serumah
G. Tipe Keluarga : Nuclear Familly karena didalam satu keluarga ini tinggal Bapak D
sebagai kepala keluarga Bersama istrinya Ny.T dan memiliki 1 orang anak Perempuan
yaitu An.N
H. Suku: Bapak D dan sekeluarga mempunyai latar belakang suku Sunda dan Bapak D
merupakan orang asli desa balongsari. Bahasa yang digunakan Bahasa sunda tetapi
masi lancar dalam berbicara bahasa indonesia, budaya sosial khusus dalam keluarga
adalah saling menghormati antar anggota keluarga dan Masyarakat. Bapak D tidak
memiliki budaya yang bertentangan dalam Kesehatan. Namun terkait kebiasaan,
keluarga bapak D gemar Merokok yang membuat bapak D Beresiko Terkena Penyakit
Hipertensi.
I. Agama: Islam, seluruh anggota keluarga menganut agama islam dan memiliki
pandangan yang sama dalam praktik keyakinan beragama. Bapak D dan sekeluarga
berusaha untuk memenuhi kewajiban dalam kehidupan, yaitu ibadah sholat lima waktu.
Keluarga kurang menerapkan ajaran religious terkait Kesehatan.
15
Ekonomi keluarga: Pekerja kepala keluarga yaitu Karyawan Indomaret dan istrinya
bekerja sebagai pedagang kecil, membuka usaha warung di rumah bagian pinggir.
Menurut Ny.T, pendapatan nya cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga sehari-
hari. Pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan
dapur, biaya sekolah anak-anak, Listrik, air, bensin kendaraan, dll.
Status social: Ny.T mengatakan hubungan dengan tentangga sangat baik, suka
mengobrol dan mengikuti kegiatan Bersama Masyarakat sekitar dan bapaknya aktif
Dalam kegiatan tahunan seperti acara besar lomba 17 agustus, hari pahlawan dan
kegiatan lainnya
Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini: Anak pertama berumur 3 tahun saat ini
dan belum sekolah, keluarga ini berada pada tahap keluarga dengan anak usia balita
Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini: Bapak D mengatakan bahwa saat ini dirinya
Sering Merokok dan Saat dilakukan Pemeriksaan TTV Bapak D mempunyai tekanan
darah 130/100. Bapak D mengatakan bahwa dirinya menyukai minum kopi dan suka
bergadang, jarang berolahraga dan Bapak D mengatakan dirinya baik baik. Keluarga
termasuk istrinya yaitu Ny.T merasa tidak perlu berobat karena merasa dirinya baik
baik saja tetapi jika terjadi masalah serius keluarga akan pergi ke klinik terdekat.
II. Lingkungan
Karakteristik Rumah
Denah Rumah
Lingkungan disekitar rumah Tn.D para tetangga nya sangat baik dan ramah, istri Tn.D
yaitu Ny.T mempunyai hubungan yang baik dengan para tetangga namun ada beberapa
tetangga yang kerja buruh pabrik yang jarang ada dirumah, akan tetapi Ny.T masi
mengikuti acara pengajian di setiap hari kamis pagi hari, selanjutnya untuk Tn.D
biasanya ikut serta dating membantu jalan nya acara pernikahan tetangga komplek.
Selain itu, karena keliarga Tn.D membuka usaha warung, banyak tetangga yang
berkunjung kerumah keluarga tersebut untuk jajan di warung serta berbincang-bincang
dengan tetangga, hal tersebut jelas menunjukan bahwa tersapat hubungan baik yang
terjalin antara keluarga bapak D dengan para tetangga disekitar rumah nya.
18
.0
Ny.T (istri) adalah rumah dari kedua orang tuanya dan Tn.D (suami) pindah
kerumahnya saat menikah dengan Ny. T
Keluarga bapak D memiliki system pendukung yang berasal dari keluarga besarnya
yang tinggal berada disekitar rumah. Keluarga Bapak D juga saling mendukung satu
sama lain antar anggota, termasuk istri dan anak-anak nya Serta Bapaknya Ny. T
Sering Berkunjung untuk membantu anaknya
Struktur Peran
1. Peran Formal
Bapak D berperan sebagai kepala keluarga, Ibu T selain sebagai istri, juga sebagai
ibu dari anak-anak nya menjaga anak nya yang masi kecil dan merawatnya.
2. Peran Informal
Bapak D selalu Berkerja tetapi tidak menentu karena karyawan tidak ada jadwal
tetap, Disaat Bapak D sedang sibuk berkerja, terkadang Ibu T yang mengajari
anaknya dirumah karena masih kecil belum sekolah, hal tersebut menunjukan
bahwa Ibu T terkadang bertukar peran dengan bapak D.
berdiskusi dengan istrinya jika ada hal yang disampaikan tetapi tidak jelas maksudnya.
Terkait masalah kesehatan yang cenderung berisiko yg dialami bapaknya, Ibu T
menjelaskan saat ini mereka berusaha semampu mungkin agar bapak D agar selalu
menjaga kesehatannya, apabila bapak D sakit, ibu T membawa nya ke klinik terdekat
dan membeli obat di apotik.
Didalam keluarga ini, Keputusan tentang suatu hal diputuskan oleh bapak D baru
kemudian diberitaku kepada istri nya dan anak anak nya, bapak D Bersama sama
musyawarah terkait Keputusan yang diambil kepada istrinya.
Nilai dan norma yang dianut keluarga umumnya dilatarbelakangi oleh budaya sunda.
Sampai saat ini keluarga menerima nilai yang dianut dan tidak ada konflik nilai. Nilai
da norma yang dianut berpengaruh terhadap status Kesehatan keluarga. Bapak D
menanamkan nilai dan norma dalam setiap kehidupan yang mereka jalani.
A. Fungsi Afektif
Setiap anggota bapak D saling peduli dan menyayangi satu sama lain, fungsi afektif
keluarga baik, kasih saying yang diberikan kepada semua anggota keluarga
menyesuaikan dengan kebutuhan. Bentuk dukungan yang diberikan dalam keluarga
biasanya berbentuk verbal dengan saling menyemangati dan mendukung. Hubungan
keluarga sangat dekat. Bapak D sangat peduli dan selalu mengantarkan anak anak nya
pergi maupun menjemput dari sekolah. Keluarga saling terbuka jika mempunyai
masalah, keluarga pun peka terhadap sikap yang ditunjukan yang berkaitan dengan
perasaaan dan kebutuhan masing-masing anggota keluarga. Jika ada masalah dalam
keluarga, keluarga cenderung menyelesaikannya secara musyawarah. Terkait masalah
Kesehatan Bapak D, keluarga berusaha untuk mencari fasilitas Kesehatan apabila
bapak D mengalami gangguan Kesehatan, keluarga belum mengenal masalah
Kesehatan yang dialami oleh bapak D dan cara merawatnya.
B. Fungsi Sosialisasi
Bapak D selalu mengajarkan hal yang positif terhadap keluarganya untuk menjadi
manusia yang lebih baik di masa depannya. Untuk bersosialisasi dengan masyarakat
sekitar Bapak D sering mengikuti kegiatan di masyarakat. Keluarga menyadari bahwa
bersosialisasi dengan masyarakat sangat berguna dan memberikan banyak manfaat
20
terkait dengan peningkatan kemampuan sosial dan dukungan yang berikan pada Bapak
D untuk peningkatan perannya di masyarakat.
C. Fungsi Ekonomi
Ekonomi keluarga: Pekerja kepala keluarga yaitu buruh harian lepas dan istrinya
bekerja sebagai wirausaha, membuka usaha warung di rumah bagian pinggir. Menurut
Ny.T, pendapatan nya cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga sehari-hari.
Walaupun anak pertama belum bekerja, namun terbilang cukup. Pendapatan nya tidak
disebutkan. Pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
kebutuhan dapur, biaya sekolah anak-anak, Listrik, air, bensin kendaraan, dll.
Permasalahan kesehatan yang ada di keluarga Bapak D saat ini adalah pertama bapak
sering kali merokok dirumah dan sering kali menimbulkan banyak asap dirumah, ibu T
sudah tahu bahwa bapak D memiliki kebiasaan merokok bahkan sebelum menikah,
tetapi keluarga belum mengetahui secara detail apa itu efek dari bahaya merokok. dan
Bapak D mengaku jarang mengalami gejala Sakit yang dialami walaupun pada saat
pengukuran secara teratur Bapak D mempunyai TD 135/100 mmHg. Dan Keluarga
menyatakan apabila Bapak D mengalami gangguan langsung dibawa berobat ke klinik
dan dibawa ke apotik. Kemudian bapak D mengatakan suka makan makanan gorengan
dan kopi, pola makan kurang sehat, bapak D tidak mengerti cara diet hipertensi. Hal ini
yang saat ini dicoba untuk dirubah secara perlahan.
Stresor yang dimiliki keluarga saat ini adalah penghasilan Bapak D dan Ibu T untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Stressor lain nya yaitu ibu T mengatakan
saat ini hidupnya monoton, ibu T ingin pergi berlibur namun tidak bisa karena
harus selalu menjaga usaha warung nya.
Saat ini yang menjadi stressor jangka panjang adalah kondisi kesehatan Bapak D
dan masa depan anak nya yang pertama usia 3 tahun yang saat ini dibesarkan oleh
keluarga. Harapan besar dari Bapak D apabila besar nanti anaknya mampu hidup
mandiri dan menjadi anak yang diharapakan oleh keluarga.
Stresor yang dihadapi keluarga Bapak D membuatnya sedih namun tetap bisa
menerima keadaan. Menurut Bapak D saat ini yang ingin ia lakukan adalah tetap
berdoa pada Allah SWT untuk tetap sehat dan mampu mempersiapkan diri untuk
menghadapi masa tua yg sehat.
Strategi koping adaptif digunakan oleh Bapak D adalah bercerita dengan istrinya
begitupun sebaliknya, jika memiliki masalah, Bapak D juga mengungkapkan bahwa
masalah dengan anaknya lebih baik dipendam dan disimpan sendiri karena sudah tidak
ingin pertengkaran terjadi. Dan apabila anak-anak nya bertengkar satu sama lain, ibu c
berusaha melerai dengan baik-baik
22
D. Adaptasi Keluarga
Bapak D juga mengungkapkan bahwa masalah dengan anaknya lebih baik dipendam
dan disimpan sendiri
Bapak D hanya berharap diberikan kesehatan dan kesabaran yang lebih dari Allah SWT
sehingga masih bisa dapat berkumpul dengan keluarga dan dapat memaksimalkan ibadah
kepada Allah, ibu T berharap bisa mampu membiayai anak anak nya sekolah hingga tamat
menjadi anak yang sukses, dan juga berharap agar bapak D Dapat Membuka Usaha dan kelak
nanti menjadi sukses
23
Tidak ada gangguan nyeri haid tidak ada Tidak ada gangguan
penyakit ataupun masalah Menstruasi lancar, penyakit ataupun
terkadang keputihan masalah
8 Reproduksi
normal
BB, TB dan BB: 76 Kg, TB: 171 cm, BB: 66, TB: 165 BB: 13, TB: 82
12
IMT IMT: 24,3 IMT: 24,2 IMT: 19,4
Capillary
14 CRT < 3 detik CRT < 3 detik CRT < 3 detik
Refill
DO :
Bapak D :
TD : 135/100 MmHg
RR : 20 x/menit
N: 83 x/menit
DS:
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang Ketidakefektifan manajemen
hipertensi, hanya tahu sekedar tensi tinggi saja mandiri Kesehatan keluarga
- Keluarga mengatakan kurang mengerti tentang
(D.00293) NANDA
pencegahan dan perawatan anggota keluarga yang
(2021 – 2023)
darah tinggi dirumah
(Keluarga)
- Keluarga tidak melakukan pantrangan makan
asin yang tinggi garam
- Keluarga tidak pernah melakukan olahraga
ringan dirumah
- Bapak D tidak membatasi aktivitas dalam bekerja
dan masih beraktivitas layaknya orang sehat.
DO :
- Keluarga hanya mengerti dikit tentang penyakit
26
Hipertensi
- Keluarga tidak bisa menjawab pertanyaan tentang
pengertian penyakit, pencegahan hipertensi
- Bapak S : TD : 1305/100 mmHg
27
Total 5 3 2/3
28
29
Total 5 4
30
Waktu
Diagnosa Analisis intervensi
No pelaksana Evaluasi proses Paraf
Keperawatan
Obyektif :
- Keluarga menyimak
penjelasan yang
diberikan dan tampak
antusias bertanya
- Keluarga dapat
menjelaskan kembali
mengenai penyebab
hipertensi dari merokok
Analisis:
TUK 1 tercapai karena NOC
meningkat dari 2
(Pengetahuan terbatas) ke 4
(Pengetahuan banyak) yaitu:
1. Kisaran normal untuk
tekanan darah sistolik
2. Kisaran normal tekanan
darah diastolik
3. Komplikasi potensial
hipertensi
4. Tanda dan gejala
hipertensi
5. Diet yang dianjurkan
Perencanaan :
39
Rabu, 13
desember TUK 2
2023 - Menjelaskan kepada Subyektif :
10.00-11.30 klien dan keluarga - Klien dan keluarga
tentang akibat jika mengatakan sudah
sering merokok dan mengetahui komplikasi
jika tidak segera jika hipertensinya tidak
ditangani segera ditangani
- Membantu klien dan - Keluarga mengatakan
keluarga mengambil ingin mengatasi
keputusan terhadap hipertensi yang dialami
tindakan untuk Bapak D
mengatasi kebiasaan
merokok pasien Obyektif :
- Keluarga menyimak
penjelasan yang
diberikan
Analisis:
TUK 2 Tercapai karena NOC
meningkat dari 2 ke 4 yaitu:
1. Menunjukan
pengarahan diri dalam
membuat keputusan
2. Menyampaikan niat
untuk bertindak terkait
dengan keputusan
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK
3
Rabu, 13
desember TUK 3
2023 - Mengukur tekanan Subyektif :
13.00- darah klien dan - Klien mengatakan baru
didapatkan hasil di cek lagi tekanan
14.00
Bapak.S 135/100 darahnya
mmHg dan - Klien mengatakan ingin
- Menasehati pasien mengubah gaya hidup
untu meningkatkan agar tekanan darahnya
gaya hidup sehat dan tidak semakin tinggi
segera berhenti - Klien mengatakan akan
merokok mengurangi makanan
- Menginstruksikan gorengan
terkait dengan pola - Klien mengatakan akan
diet yang sehat yaitu berolahraga
diet rendah garam - Keluarga mengatakan
- Menganjurkan pasien akan membantu satu
melakukan olahraga sama lain untuk
dirumah jika rencana perawatan
senggang - Keluarga mengatakan
- Mendorong pasien akan membawa Bpk. D
dan keluarga untuk ke klinik jika terjadi
40
Analisis:
TUK 3 Tercapai karena NOC
meningkat dari 2 ke 4 yaitu:
1. Target tekanan darah
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke TUK
4
Rabu, 13
desember TUK 4
2023 - Menganjurkan Subyektif :
14.00- keluarga untuk - Keluarga mengatakan
menjaga kebersihan sudah menjaga
14.30 lingkungan kebersihan rumahnya
- Menganjurkan dengan cara membuang
keluarga untuk sampah pada tepatnya
menyesuaikan - Keluarga mengatakan
pencahayaan ruangan lampu dirumahnya
agar tidak terlalu sudah cukup
terang dan terlalu pencahayaannya tidak
gelap karena bisa terlalu terang atau gelap
menyebabkan cidera - Keluarga mengatakan
- Memotivasi keluarga jika bapak s tidur maka
untuk mengontrol tidak boleh berisik
suara ribut dan supaya bapak S tidak
ciptakan suasana terganggu
damai agar klien Obyektif :
dapat beristirahat Bapak S dan Keluarga
dengan nyaman menyimak penjelasan yang
- Menyesuaikan suhu diberikan
yang nyaman bagi Analisis:
klie TUK 4 tercapai karena NOC
sudah meningkat dari 2 ke 4
yaitu :
1. Lingkungan yang
kondusif untuk tidur
2. Kebersihan lingkungan
41
TUK 5
Rabu, 13 - Bantu pasien atau Subyektif :
desember keluarga memilih - Keluarga mengatakan
2023 profesional perawatan sudah tahu cara
14.30- kesehatan yang tepat mengakses layanan
- Informasikan pasien kesehatan
15.00 cara mengakses - Keluarga mengatakan
layanan emergensi akan membawa Ny.R
melalu telepon dan ke fasilitas pelayanan
layanan kendaraan, kesehatan
dengan tepat Obyektif :
- Keluarga menyimak
penjelasan yang
diberikan
Analisis:
TUK 5 Tercapai karena NOC
meningkat yaitu : Mengakses
pelayanan kesehatan perawatan
kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan
Perencanaan :
Intervensi dihentikan
42
Diagnosa Waktu
Evaluasi proses
No Keperawatan Pelaksanaan Analisis intervensi Paraf
lingkungan kebersihan
- Menganjurkan klien rumahnya
untuk menyesuaikan dengan cara
pencahayaan membuang
ruangan agar tidak sampah pada
terlalu terang dan tepatnya
terlalu gelap karena - Keluarga
bisa menyebabkan mengatakan
cidera lampu
- Memotivasi dirumahnya
keluarga untuk sudah cukup
mengontrol suara pencahayaanny
ribut dan ciptakan a tidak terlalu
suasana damai agar terang atau
klien gelap
dapat beristirahat Obyektif :
dengan nyaman Bapak S dan Keluarga
menyimak penjelasan
yang
diberikan
Analisis:
TUK 4 tercapai karena
NOC sudah meningkat
dari 2 ke 4 yaitu :
1. Lingkungan
yang kondusif
untuk tidur
2. Kebersihan
lingkungan
3. Tidak ada yang
berserakan
dilantai
4. Pencahayaan
ruangan
5. Tempat tidur
yang nyaman
6. Lingkungan
yang damai
7. Kontrol terhadap
suara ribut
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan ke
TUK
5
46
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil informasi
dari keluarga dengan pendekatan sistemaris untuk mengumpulkan data dan
menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan keluarga yang dibina. Pengkajian
ini meliputi beberapa aspek yang perlu dikaji antara lain: data umum yang meliputi
nama kepala keluarga, usia kepala keluarga, Alamat dan nomor telepon, Pendidikan
keluarga, pekerjaan kepala keluarga dan komposisi keluarga yang terdiri dari data
anggota keluarga seperti data istri dan anak-anaknya, kemudian mengkaji genogram,
tipe keluargga, agama, suku, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi
keluarga, mengkaji Riwayat dan tahap perkembangan keluarga dan data penunjang
keluarga seperti lingkungan denah rumah, karakteristik sosial dan struktur peran
keluarga, data pengkajian individu yang sakit (pemeriksaan fisik).
karakteristik keluarga yang dikaji yaitu keluarga bapak D dengan tipe keluarga
Nuclear family yang mempunyai 1 orang anak dengan perkembangan keluarga anak
usia balita, kemudian koping keluarga tersebut termasuk adaptif karena jika terjadi
suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan baik-baik dan mengambil keputusan
keluarga secara bersama-sama. Adapun data kegiatan perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan Masyarakat adaptif dan system pendukung keluarga, suami, istri
maupun anak saling mendukung satu sama lain.
Berdasarkan hasil pengkajian Permasalahan kesehatan yang ada di keluarga Bapak
D saat ini adalah pertama yaitu hipertensi yang sedang dialami oleh Bapak D. Untuk
masalah hipertensi, ibu D sudah tahu bahwa bapak D memiliki tekanan darah tinggi
sejak tahun 2022, tetapi keluarga belum mengetahui secara detail apa itu hipertensi
dan penyebab nya. dan Bapak D mengaku jarang mengalami gejala hipertensi yang
dialami walaupun pada saat pengukuran secara teratur Bapak s mempunyai TD
135/90 mmHg. Dan Keluarga menyatakan apabila Bapak D mengalami gangguan
langsung dibawa berobat ke klinik dan dibawa ke apotik. Kemudian bapak D
mengatakan suka makan makanan yang asin tinggi garam, gorengan dan kopi, pola
makan kurang sehat, bapak D tidak mengerti cara diet hipertensi.
48
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanda-tanda yang dikenali pada awal proses diagnostik dapat dipahami hanya jika ada
penjelasan yang masuk akal untuk tanda –tanda tersebut dengan konteks suatu situasi,
ini adalah proses berfikir aktif ketika perawat mengeksplorasi pengetahuan dalam
memorinya untuk mendapatkan kemungkinan penjelasan data (Nanda Nic & Noc,
2007):
Berdasarkan hasil skoring didapatkan diagnosa Perilaku cenderung beresiko total 3 2/3
dan diagnose ketidakefektifan mandiri Kesehatan keluarga mempunyai skor 4, maka dari
itu, diagnose ketidakefektifan mandiri Kesehatan keluarga menjadi diagnosis prioritas
pada kasus tersebut. Adapun pembahasan lebih lanjut yaitu:
3. IMPLEMENTASI
1) Diagnosa 1
TUK II yaitu menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang akibat jika
hipertensi jika tidak segera ditangani, memotivasi klien dan keluarga
mengambil keputusan terhadap tindakan untuk mengatasi hipertensi. Hasil
yang didapat yaitu keluarga ingin mengatasi hipertensi yang dialami Bapak
D
2) Diagnosa 2
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga, khususnya Bapak D
Skarena tidak melakukan pantrangan makanan diintervensi dengan cara
TUK 1 membantu keluarga mengenal masalah kesehatan dengan cara
mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga terkait diet yang disarankan
untuk penderita hipertensi kemudian menjelaskan makanan yang harus
dihindari untuk penderita hipertensi yaitu makanan asin. TUK II yaitu
Menjelaskan kepada klien tentang keuntungan membatasi makanan tinggi
garam dan embantu klien mengambil keputusan terhadap tindakan untuk
mengurangi makanan tinggi garam dan memberitahu untuk berhenti
merokok.
TUK III yaitu kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara memberitahu keluarga agar saling mengingatkan untuk
membatasi pasien merokok.
51
4. EVALUASI
Penulis dalam melakukan evaluasi berdasarkan hasil yang didapat setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1) Diagnosa 1
TUK I tecapai dibuktikan dengan keluarga mampu menjelaskan kembali
tentang pengertian, penyebab hipertensi, dan tanda dan gejala hipertensi.
TUK II tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu menyebutkan kembali
akibat lanjut hipertensi dan memutuskan mau merawat anggota keluarga
dengan hipertensi. TUK III tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu
menyebutkan kembali tentang perawatan hipertensi dengan cara mengurangi
makanan asin. TUK IV tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu
menyebutkan kembali cara merawat klien dengan hipertensi dan mampu
memodifikasi lingkungan untuk mencegah stress . TUK V tercapai
dibuktikan dengan keluarga mampu menyebutkan kembali manfaat dari
mengunjungi sarana fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi semua sudah
dilakukan dan ditemukan juga tingkat kemandirian keluarga meningkat maka
dari itu intervensi keluarga yang sudah dilakukan dikatakan efektif karena
tingkat kemandirian keluarga sudah meningkat
2) Diagnosa 2
TUK I tecapai dibuktikan dengan keluarga mampu menjelaskan kembali
tentang diet yang baik untuk hipertensi TUK II tercapai dibuktikan dengan
keluarga mampu menyebutkan kembali akibat dari tidak melakukan
pantangan makan dan memutuskan mau mengubah kebiasaan merokoknya
meskipun sulit. TUK III tercapai dibuktikan dengan keluarga akan
membatasi garam. TUK IV tercapai dibuktikan dengan keluarga mampu
menyebutkan kembali cara merawat klien dengan hipertensi dan mampu
52
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang cukup berbahaya karena tidak
menimbulkan gejala yang spesifik dan secara fisik. Banyak penderita hipertensi
yang baru saja menyadari hipertensinya pada 5 tahun terakhir dan didagnosis pada
kejadian layanan darurat. Sebagian besar penderita hipertensi tidak rutin mengecek
tekanan darahnya walaupun sudah mengetahui komplikasinya secara mendasar.
Begitu juga dengan kepatuhan minum obat, banyak penderita hipertensi yang tidak
patuh dalam minum obat karena hanya meminum obat disaat timbul gejala. Hal ini
menunjukkan kurangnya pemahaman penderita hipertensi terhadap penyakitnya.
Dari hasil pengkajian Bapak D mengatakan merasa pusing biasa saja dan sering
merasa pegal karena perkejaannya, tetapi setelah di lakukan pengkajian didapatkan
TD 135/90 mmHg dihari senin, kemudian turun menjadi 130/90 di hari rabu.
Didapatkan hasil pengkajian sering kali memakan makanan tinggi natrium dan
makan tidak beraturan serta setiap hari merokok sehingga bapak D tidak menyadari
bahwa dirinya tinggi beresiko terkena hipertensi
B. Saran
Diharapkan bagi keluarga dapat memberikan dukungan pada anggota keluarga yang
mengalami hipertensi untuk mengambil keputusan dalam tindakan pengelolaan
hipertensi Diharapkan intervensi ini dapat dilanjutkan oleh perawat kesehatan
masyarakat dalam mengatasi hipertensi dengan melibatkan anggota keluarga
disetiap intervensinya
54
DAFTAR PUSTAKA
Umeda, Miciko, Naryati, Misparsih, Muhdiana, Dedi Nurhayati, Wati Jumaiyah. 2021.
“Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta I.”
Ernawati, IIn, Selly Septi Fandinata, and Silfiana Nisa Permatasari. 2020. “Kepatuhan
Konsumsi Obat Pasien Hipertensi Dan Pengukuran Dan Cara Meningkatkan Kepatuhan.”
Graniti Anggota IKAPI, 1–85.
Darmawati, Irma, and Doni Dulgani. 2019. “Perawatan Diri Lansia Hipertensi Di Kelurahan
Cirejag Karawang.” Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing
Journal) 5(1):1–9. doi: 10.33755/jkk.v5i1.157.
Fauziah, Tambunan, Nurmayni, Rahayu Putri, Sari Pidia, and Suci Sari. 2021. Hipertensi Si
Pembunuh Senyap “Yuk Kenali Pencegahan Dan Penangananya.” Buku Saku.
Imelda, Imelda, Fidiariani Sjaaf, and Tri Puspita. 2020. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Air Dingin Lubuk Minturun.”
Health & Medical Journal 2(2):68–77. doi: 10.33854/heme.v2i2.532.
Suprayitno, Emdat, Sri Sumarni, and Isqi Lailatul Islami. 2020. “Gaya Hidup Berhubungan
Dengan Hipertensi.” Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan 10 (2): 66–70.
https://doi.org/10.24929/fik.v10i2.1120.