Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN “HIPERTENSI”

DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUU WERI

KABUPATEN SUMBA BARAT

Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

OLEH :

STENLY LANGO DIDU

NIM : PO5303212200213

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAIKABUBAK

2023

HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN “HIPERTENSI”

DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUU WERI

KABUPATEN SUMBA BARAT

Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

OLEH :

STENLY LANGO DIDU

NIM : PO5303212200213

Telah Disetujui Untuk Diujikan Di Depan Dewan Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Prodi Keperawatan Waikabubak
Pada Tanggal,

Pembimbing

ANDERIAS T. ORA,SKM.,M.KES

NIP :

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan Waikabubak

ULY AGUSTINE, S.Kp.,M.Kep

NIP. 197508102001122001

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang di kenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal
120/80 mmHg. Hipertensi ialah penyakit yang sering muncul pada pelayanan
kesehatan primer dengan memiliki risiko morbiditas serta mortalitas yang terus
meningkat selaras dengan naiknya tingkatan tekanan sistolik lebih dari sama dengan
140/90% mmHg dan diastolik lebih dari dan sama dengan 90 mmHg diakibatkan oleh
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi sering disebut dengan silent killer
atau pembunuh diam-diam karena orang yang mempunyai penyakit hipertensi sering
tanpa gejala.(Masyarakat & Dahlan, 2022)
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi naik karena
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
terganggu sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya(Fernalia, Buyung
Keraman, 2021).
Menurut Word Health Orgazation (WHO) ada sekitar 1,13 miliar penduduk
di seluruh dunia mengidam hipertensi, yang berarti 1 dan 3 penduduk di dunia
terdiagnosa hipertensi, jumlah orang yang terdiagnosa hipertensi. hal ini terus
meningkat setiap tahunnya, dan pada tahun 2025 di perkirakan akan ada 1,5 miliar
orang akan hipertensi. Dan 10,44 juta orang adalah jumlah orang yang meninggal
diperkirakan untuk setiap tahunya diakibatkan oleh hipertensi dan
komplikasinya(Wulan Sulastri Marbun, 2022)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
hipertensi pada penduduk > 18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar
25,8% di bandingkan data riskesdas tahun 2018 sebesar 34,11% ditemukan adanya
peningkatan. (Sulistiani et al., 2021).
Menurut Sakinah (2020) prevalensi hipertensi hasil pengukuran pada
penduduk umur >18 Tahun di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu
provinsi yang mengalami peningkatan yang mencapai 7,2% atau 76.130 kasus. dari
Angka ini menempatkan hipertensi sebagai penyakit tertinggi keempat di provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) (Sakinah et al., 2020)
Berdasarkan dari data hasil prevalensi penyakit hipertensi di kabupaten
Sumba Barat pada (tahun 2019 ) jumlah kasus hipertensi adalah 22,34% atau 2.234
kasus, dan pada (tahun 2020 ) adalah 32,67% atau 3.267 kasus, dan di (tahun 2021)
yaitu 32,67% atau 3.267 kasus ( Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat).
Indikasi dari peningkatan kasus hipertensi di masyarakat salah satunya karena
minimnya perhatian keluarga terhadap pencegahan dan perawatan anggota keluarga
yang mempunyai penyakit hipertensi. Keberhasilan perawat terhadap penderita
hipertensi tidak luput dari peran keluarga, dimana keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat merupakan klien keperawatan dan keluarga sangat berperan dalam
menentukan cara asuhan yang di perlukan anggota yang sakit. Bila dalam keluarga
tersebut salah satu anggotanya mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam
keluarga akan terpengaruh, penderita hipertensi biasanya kurang mendapatkan
perhatian keluarga, apabilah dalam keluarga kurang pengetahuan tentang perawatan
hipertensi, maka berpengaruh dalam keperawatan yang tidak maksimal. Hipertensi
yang sering menyebabkan gangguan pada kebutuhan dasar manusia, maka sering
terjadi memicu masalah keperawatan individu maupun keluarga misalnya gangguan
kebutuhan rasa aman nyaman.
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang terkadang tidak menunjukan suatu
gejala terkadang pada penderita tertentu dapat mengalami gangguan rasa nyaman
pada beberapa dimensi ( biologis, psikologis, sosial, dan spritual ). Pada dimensi
biologis penderita dapat mengalami pusing. Saat tekanan dara dapat meningkat, maka
lapisan otak akan rusak, kerusakan inilah yang membuat terjadinya penyumbatan
pembulu darah yang membawa darah menuju otak. Dan pada dimensi psikologis
penderita mengalami penurunan kemampuan dalam mengenali marah, hal ini
kemungkinan dikarenakan pada penderita hipertensi tidak dapat mengendali stress
dengan baik, hal ini membuat otak mengeluarkan amarah sebagai responnya. Pada
dimensi sosial penderita mengalami ketidaknyamanan atau kesulitan dalam
sosialisasi, hal ini dikarenakan penderita hipertensi mengalami ketidak percayaan diri
dengan citra diri yang renda. Pada dimensi spritual penderita mengalami
ketidaknyamanan perkembangan diri yang menurun, hal ini dikarenakan terlambatnya
untuk melakukan aktivitas yang dapat membangun suatu kegiatan yang bisa membuat
dirinya berkembang seperti pusing, dan cemas.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mengajukan proposal
ini melakukan studi kasus tentang asuhan keperawatan keluarga dalam pemunuhan
kebutuhan rasa aman nyaman pada pasien dengan hipertensi di wilayah kerja
puskesmas puu weri kabupaten sumba barat.

B.Rumusan Masalah
“Bagaimana Gambaran Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Dengan
hipertensi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman di wilayah kerja
puskesmas puu weri kabupaten sumba barat pada tahun 2023?
C.Tujuan Studi Kasus
“Mampu memberikan Asuhan Keparawatan keluarga Pada Pasien Dengan hipertensi
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman di wilayah kerja puskesmas puu
weri kabupaten sumba barat.
D.Manfaat Studi Kasus
1. Institusi pelayanan kesehatan (RS)
Pihak institusi pelayanan kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif melalui pendekatan holistik dengan melibatkan peran serta anggota
keluarga dalam proses pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai sesuai
tujuan.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
Membantu pergerakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamik serta
menambah literatur ilmu teknologi terapan dalam bidang keperawatan keluarga
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman.
3. Individu
Induvidu dapat memperoleh asuhan keperawatan yang komprehensif melalui
pendekatan holistik yang diterapkan melalui proses keperawatan.
4. Penulis
Dapat memperoleh pengalaman yang nyata dalam menerapkan asuhan
keperawatan keluarga pada pasien dengan hipertensi dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Candra Kurniati, F. F. (2022). Konseptualisasi dan penentuan kriteria-kriteria kenyamanan. 5(1),
1–9. https://doi.org/htt://journal.itny.ac.id./index,php/rekaruan/index
Dwi Mutia Sari, Nilawati Putri, Rani Riska, Wulandari, S. J. (2020). PERBANDINGAN FREKUENSI
DENYUT JANTUNG BURUNG MERPATI (Columba livia) DENGAN HAMSTER (Tscherskia triton)
BERDASARKAN RUANG JANTUNG Dwi. Jurnal Jumpa, 7(2), 1–4.
Fernalia, Buyung Keraman, R. S. P. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF
CARE MANAGEMENT PADA PASIEN HIPERTENSI Fernalia1,. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(1),
1–9. https://doi.org/: https://doi.org/10.31539/jks.v5i1.2906
Hasanudin Sirait, M. S. (2021). PEMBERDAYAN SISTEM ROBOTIK GUNA PENDETEKSI DENYUT
JANTUNG MANUSIA (pp. 1–16).
Imas Siti Patimah, W. G. (2019). TRANSFORMASI BENTUK DAN FUNGSI KELUARGA DI DESA
MEKARWANG. SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 4(1), 1–14.
https://doi.org/10.24198/jsg.v4i1.23405
Joni Adison & Suryadi. (2020). PERANAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN ANAK
KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN. Jurnal Inovasi
Penelitian, 1(6), 1–8.
jumlah kasus 10 penyakit terbanyak kabupaten sumbah barat, 2019 Number of casse of the most
diseases in sumba barat regency, 2019. (n.d.). 1–137.
Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyaki di Kabupaten Sumba Barat, 2021 Number of Cases of the Most
Diseases in Sumba Barat Regency, 2021 Jenis. (n.d.). 1–347.
Madepan Mulia. (2018). PELAKSANAAN TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN: MENGENAL
MASALAH HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA. JOURNA ADI HUSADA
NURSING, 4(2), 1–6.
Masyarakat, F. K., & Dahlan, U. A. (2022). EDUKASI PENYAKIT HIPERTENSI WARGA DUKUH GEBANG
KABUPATEN GUNUNGKIDUL Jurnal BUDIMAS ( ISSN : 2715-8926 ). 04(02), 1–6.
Mayasari Rahmadhani Fakultas. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI KAMPUNG BEDAGAI KOTA PINANG THE. Jurnal Kedokteran
STM (Sains Dan Teknologi Medik) ISSN, IV(I), 1–11.
https://doi.org/https://ojsfkuisu.com/index.php/stm/index Jurnal
Novi Yulianti, Ulpawati, S. (2022). Efektifitas rebusahan daun seledri trhadap penderita hipertensi
pada lansia. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 13(01), 1–4. https://doi.org/https://stikes-
yogyakarta.e-journal.id/JKSI
Nurhandayani, F. (2022). Optimalisasi fungsi keluarga dalam pencegahan fenomena kehamilan yang
tidak diinginkan pada remaja. JURNAL COMM-EDU, 5(1), 1–8.
Puji Lestari dan Poerwanti Hadi Pratiwi. (2018). PERUBAHAN DALAM STRUKTUR KELUARGA. Jurusan
Pendidikan Sosiologi, 7(1), 1–22. https://doi.org/10.21831/dimensia.v7i1.21053
Research & Learning in Nursing Science. (2021). FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI
DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR. 5(1), 12.
Rya Anastasya Siregar1, N. S. B. (2022). PENYULUHAN TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA
LABUHAN LABO KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA TAHUN 2022. 4(1), 1–10.
Sakinah, S., Ratu, J. M., & Weraman, P. (2020). Hubungan antara Karakteristik Demografi dan
Pengetahuan dengan Self Management Hipertensi Pada Masyarakat Suku Timor: Penelitian
Cross sectional. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA FORIKES” (Journal of Health Research
“Forikes Voice”), 11(3), 245. https://doi.org/10.33846/sf11305
Sulistiani, N., Surury, I., Masyarakat, M. K., Jakarta, U. M., Masyarakat, D. K., & Jakarta, U. M. (2021).
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pegawai di Pusdiklat Pajak
Kemanggisan Jakarta Barat Tahun 2021. JURNAL KESEHATAN, 15(2), 1–10.
https://doi.org/https://doi.org/10.32763/juke .v15i2.42
SUSIANI, SONNY PRIAJAYA, A. S. (2019). ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI PUSKEMAS BATANG BERUH
KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2019. ILMIAH SIMANTEK, 3(3), 1–15.
Telaumbanua, A. C., & Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan Dan Edukasi Tentang Penyakit Hipertensi.
Jurnal Abdimas Saintika, 3(1), 1–6. https://doi.org/10.30633/jas.v3i1.1069
Tiara Trias Tika. (2021). PENGARUH PEMBERIAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) PADA
PENYAKIT HIPERTENSI : SEBUAH STUDI LITERATUR. Jurnal Medika Hutama, 03(1), 1–6.
http://www.jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/263/177
Ulzim Fajar, M. Y. (2020). PERAN LEMAK EPIKARDIAL PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER STABIL.
Jurnal Human Care, 5(2), 1–11.
Wiwiek Hidayati Jaya, Ambo Anto, M. S. A. (2022). Hubungan Tipe Keluarga. An Idea Health Journal,
2(02), 1–4. https://doi.org/10.53690/ihj.v2i02.97
Wulan Sulastri Marbun, L. M. N. H. (2022). PENYULUHAN KESEHATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI
DEWASA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN HIPERTENSI. 6(1), 1–11.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jks.v6i1.4170
Yuliaji Siswanto*, , Sigit Ambar Widyawati, Alya Asyura Wijaya, B. D. S., & Karlina. (2020). Hipertensi
pada Remaja di Kabupaten Semarang Yuliaji. JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 1(1), 1–7.
https://doi.org/https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jppkmi Hipertensi
Jumlah Kasus penyakit hipertensi i di Kabupaten Sumba Barat, 2020 Number of Cases of the Most
Diseases in Sumba Barat Regency, 2020 Jenis. (2020). https://sumbabaratkab.bps.go.id
Jumlah Kasus penyakit hipertensi Di Kabupaten Sumba Barat, 2021 Number of Cases of the Most
Diseases in Sumba Barat Regency, 2021. ). https://sumbabaratkab.bps.go.id

Jumlah Kasus hipertensi Kabupaten Sumbah Barat, 2019 Number of Casse of the
Most Diseases in Sumba Barat Regency, 2019) https://sumbabaratkab.bps.go.id
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

Tiara Trias Tika. (2021). PENGARUH PEMBERIAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) PADA
PENYAKIT HIPERTENSI : SEBUAH STUDI LITERATUR. Jurnal Medika Hutama, 03(1), 1–6.
http://www.jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/263/177

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Hipertensi


1. Defenisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang sering terjadi pada tekanan darah
tinggi dengan tekanan sistolik lebih dari sama dengan 140/90 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari dan sama dengan 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istrahat dan tenang. Hipertensi juga
merupakan suatu penyakit dengan tingkat penderita paling terbannyak di dunia.
Lebih dari 1.13 miliar orang terkena hipertensi. Sebanyak 2/3 penderita yang terkena
hipertensi tinggal di negara berkembang salah satunya Indonesia. Di perkirakan pada
tahun 2025, sebanyak 1,56 miliar orang akan terkena hipertensi. (Tiara Trias Tika,
2021)

Hipertensi juga dapat sebabkan oleh dua penyabab yaitu, hipertensi primer dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan salah satu penyabab penyakit
hipertensi paling terbanyak yakni sekitar 95% dari seluruh penyebab hipertensi
sekitar 5% dan dari seluruh penyakit hipertensi merupakan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan hipertensi dimana etiologynya tidak dapat di ketahui.
Sedangkan hipertensi sekunder terjadi pada proses penyakit lainnya, yaitu: seperti
penyakit parenkim ginjal atau aldosteronisme primer. Faktor yang mempengaruhi
hipertensi adalah jenis kelamin, umur, genetik, kurang olahraga, stress, obesitas, pola
menurun masyarakat akan percaya khasiat alaminya suatu obat tradisional dalam
melakukan penyembuhan terhadap penyakit.(Tiara Trias Tika, 2021)
2. Klasifikasi (Rya Anastasya Siregar1, 2022)
 Klasifikasi berdasarkan etiologi
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah suatu penyakit yang penyebabnya tidak
diketahui. Hipertensi jenis ini pada umumnya terjadi karena genetik, tidak
memiliki gejala, dan dapat terdekteksi menderita hipertensi setelah
bertahun-tahun lamanya.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi jenis ini penyebabnya dapat di tentukan melalui tanda-tanda
seperti kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjer tiroid, penyakit
kelainan adrena
 Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi
Tabel 2.1 kalsifikasi hipertensi

 Faktor – faktor penyebab hipertensi

Faktor resiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi dapat di bagi menjadi dua
faktor yaitu faktor yang di ubah dan faktor yang tidak bisa dapat di ubah (Research &
Learning in Nursing Science, 2021)

a. Faktor yang tidak bisa di ubah


I. Umur
Usia merupakan faktor penyebab hipertensi dengan pravalensi tertinggi
yaitu karena rentang usia 30-40 tahun
II. Jenis kelamin
revalensi terjadi hipertensi pria sama dengan wanita. Namun wanita masih
cukup aman sebelom menopause.karena wanita rentang terkena penyakit
kardiovaskeler, hipertensi salah satunya. Wanita yang menopause
terlindungi oleh hormone estrogen yang berperan meningkat kadar HBL
yang merupakan faktor perlindungan dalam mencega terjadinya proses
aterosklerosis.
III. Riwayat keluarga
Hipertensi juga di kaitkan dengan factor riwayat keluarga dimana bila orang
tua mempunyai penyakit Hipertensi maka besara kemungkinan akan turun
pada anakanaknya, apabilah kedua orang tua sama -sama menderita
hipertensi maka anakanaknya lebih besar beresiko terkena hipertensi
b. Faktor yan dapat dirubah (Mayasari Rahmadhani Fakultas, 2021)
 Status gizi
Status gizi berat badan berlebihan merupakan suatu bahaya bagi
kesehatan, maka diperlukan pemantauan status gizi dan edukasi nutrisi
pada pasien hipertensi untuk mencega progresifitas dari penyakit
hipertensi dan komplikasi lebih lanjut dari hipertensi.
 Diabetes militus
Diabetes ini merupakan gangguan kesehatan dan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh tingginya kadar gula ( glukosa ) dalam darah akibat
kekurangan insulin atau ressistensi.
 Pola makan
Pola makan akan terpengruh untuk kesehatan tubuh kita, pola makan yang
tinggi akan daging merah dan olahan, makanan akan cepat saji dan
berlemak dan makanan penutup yang manis ( distres ) dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah, namun pola diet kaya dengan sayuran, dan
mengkonsumsi makanan asin, garam dapat bersifat yang mengikat cairan.
Jadi jika kita makan garam dalam waktu lama, bisa menyebabkan tekanan
darah meningkat.
 Aktifitas fisik
Aktifitas secara teori mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin
sering seseorang melakukan aktifitas fisik maka akan semakin kecil resiko
terkena hipertensi. Aktifits fisik yang di lakukan secara teratur dan tepat
dengan frekuensi dan lamanya waktu yang sesuwai akan membantu
seseorang menurunkan tekanan darahnya.dan juga pentebab
 Stres
Merupakan suatu keadaan ketegangan fisik serta mental atau kondisi yang
dapat dialami seseorang yang bisa mempengaruhi emosi, proses berfikir,
dan juga stress merupakan kecemasan, jika sesuatu yang mengancam
kelenjar otak pituitari akan mengirimkan hormon kelenjer endokrin
kedalam darah, hormon ini berfungsi mengaktifkan hormon adrenalin dan
hidrokortison agar tubuh bisa yang cukup kedalam organ dan jaringan
tubuh.
 Rokok
Penilitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh irene megawatu umbas (
2019 ) yang menyakatan bahwa terdapat hubungan antara merokok dan
kejadian hipertensi, hal ini terjadi karena pada rokok terdapat nikotin yang
disrap dalam pembuluh darah kecil di paru- paru sehingga diedarkan di
otak.
 Mengkonsumsi alkohol
Penelitian ini sejalan yang di lakukan bahwa terdapat yang signitif antara
konsumsi alkohol dan hipertensi, karena alkohol dapat merangsang
epinefrin atau adrenalin yang menyebabkan arteri menyusup dan
menyebabkan penumpukan air dan nitrium yang di akibatkannya. Pada
hipertensi, peningkatan konsumsi alkohol. Efek kadar panjang akan
meningkatkan kadar kartisol dalam darah sehingga aktifitas renin
angiotensi aldosteron system ( RAAS) yang berfungsi peningkatan darah
dan cairan tubuh meningkat, konsumsi alkohol meningkat volume sel
darah merah sehingga keketalan meningkat dan menyebabkan hipertensi
 Anatomi dan fisiologi jantung
a) Anatomi jantung. menurut (Ulzim Fajar, 2020)
1. Jantung
kardiovaskuler, salah satunya adalah lingkar perut abnormal sebagai
cermin obesitas sentral berhubungan dengan kadar low densyti lipoprotein
yang tinggi dengan pasien dengan penyakit jantung korener dengan odd
ratio 2,64 daripada hanya sekedar index masa tubuh. System
kardiovaskiler terdiri atas jantung, pembulu darah dan limfe yang
berfungsi dalam transport oksigen, nutrisi, serta zat-zat pentinguntuk
didistribusikan ke salurang tubuh serta mengangkut zat-zat hasil
metabolisme di keluarkan ( fikriani, 2018). Jantung merupakan yang
terletak di rongga dada ( thoraks ) di sekitar tulang dada (sternum) berada
di setelah arterior dari vertibrae. Organ jantung memiliki berat sekitar 7-
15 ons ( 200-425 gram ) atau serta dengan kepalan tangan dan mampu
memompa darh di setiap harinya sebanyak 100.000 kali sampai dengan
7.571liar
Dinding jantung mempunyai 3 lapisan (Ulzim Fajar, 2020) yaitu :
a. Epikardium merupakan lapisan tertular,memiliki struktur yang sama
dengan perikardium vesceral.
b. Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang
berperan menentukan kekuatan kontraksi.
c. Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan
endotel yang melapis bagian dalam jantung dan menutupi katup
jantung.
Jantung mempunyai empat katup, yaitu: (Hasanudin Sirait, 2021)
1. Trikupidalis
2. Mitralis ( katup AV )
3. Pulmonalis ( katup semilunaris )
4. Aorta ( katup semilunaris )
Gambar 2.1 anatomi jantun ( hasanudin sirait, 2021)

Selain terbagi dalam rongga – rongga aspek lain yang harus perlu diketahui bahwa
pada jantung memiliki struktur yang menybabkan darah tidak kembali ketempat sebelumnya
sehingga akan memegang peranan ini adalah klep jantung yang berada di antara atrium dan
ventrikel.

Di antara serambi kiri dan serambi kiri terdapat dua buah klep, sedangkan di antara
atrium kanandan serambi kanan memiliki tiga klep. Pemberian nama klep jantung didasarkan
pada jumlah klep tersebut. Jika jumlahnya dua makah digunakan bi, jika digunakan tiga maka
digunakan kata tri, klep/katup dalam bahasa latin tersebut valvula bikuspidalis, sedangkan
tiga klep disebut dengan valvulatrikuspidalis. Selain dua klep tersebut masih ada lagi yang
disebut valvula semilunaris yang berbentuk bulan sabit yang berfungsi agar darah tidak
kembali ke jantung.

Kondis bilik kiri jantung mengalami pengembangan terbesar di sebut dengan keadaan
sistole. Pada kondisi ini kecepatan aliran darah yang tertinggi. Sedangkan pada waktu bilik
kiri mengempis maksimum disebut dengan diastole. Orang dewasa memiliki perbandingan
sistole/diastole adalah 120/80. Jantung dapat mengembang dan mengempis karena karakter
dari otot jantung

2. Pembuluh darah
Menurut prescillia dan Bauldof ( 2019 ) terdapat beberapa pembuluh darah yang
penting dan besar pada jantung yaitu:
1. Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan ( intima,
media, adventisia ) yang membawah darah mengandung oksigen dari
jantung ke oksigen.
2. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang
mevaskulerisasi kapiler.
3. Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula ( pembuluh darah
yang lebih besar dan bertekanan lebih renda di bandingkan dengan
arteriol ), di mana gizi dan sisa pembuangan mengalami pertikaran.
4. Venula
Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
5. Vena
Vena adalah pembulu yang berkapisitas – besar, dan bertekanan renda yang
membalikan darah yang tidak berisi oksigen ke jantung
b. Fisiologi
1. Siklus jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama
jantung. Dalam bentung yang paling sederhana, dan siklus jantung juga
dapat berkerja lewat mekanisme secara berulang ulang serta
berlangsung terus menerus. Dengan terdapat mekanisme yang secara
berulang-ulang hingga dapat nampak denyut jantung tersebut. Lewat
mekanisme yang berselang seling, jantung berkontraksi untuk
mengosongkan isi jantung serta melaksanakan relaksasi guna pengisian
darah. Dan siklus jantung terdiri dari 4 ruangan ialah 2 atrium serta 2
ventrikel yang telah dipisahkan oleh sesuatu septum sehingga terjadi
ruangan-ruangan yang terpisah sempurna. Seacara siklus, jantung
melaksanakan suatu periode sistol ialah periode dikalah berkontraksi
serta meluangkan isinya ( darah ). Periode diastol ialah periode yang
melaksanakan relaksasi serta pengisapan darah pada jantung. (Dwi
Mutia Sari, Nilawati Putri, Rani Riska, Wulandari, 2020)
2. Konsep tekanan darah
tekanan darah Blood pressure yang menyatakan bahwa tekanan darah
tinggi hipertensi.pada umumnya tekanan darah meningkat secara
perlahan diiringi bertambahnya usia. Hipertensi merupakan tekanan
darah persisten dimana tekanan pada sistolik diatas 140 mmHg dan
pada diastolik diatas 90 mmHg. Dan tekanan pada arteri terdiri atas
tekanan sistolik, tekanan diastolik. Tekanan sistolik yaitu tekanan
maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat ventrikel
berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg. Tekanan diastolik yaitu
tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya
sekitar 60-90 mmHg. (Novi Yulianti, Ulpawati, 2022)

 Patofisiologi
Mekanisme merupakan suatu hal yang dapat mengontrol konstriksi dan
relaksasi pada sehingga pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada
medulla di otak. Dari pusat vasomotorini bermula jaraf saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis
ke ganglia simpatis di toraks dan abdoman. Rangsangan pusat vasomotor dan
hantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-18 ganglion, yang
merangsang ke keserabus saraf paska ganglion ke pembuluh darah, di mana
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respons pembuluh darah terhadap ransangan vasokonstriktor. Klien dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskinpun tidak di ketahui
lebih jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaaan ketika
system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons ransangan
emosi, kelenjer adrenal juga dapat teransang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyreksi epineprin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyereksi kartisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah,
vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
meyebabkan pelepasan renin. Maka dari itu Renin yang dapat di lepaskan
meransang pembentukan angiotensi yang kemudian di ubah menjadi
angiotensi, vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya meransang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal, hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler.
Semua faktor tersebut cenderung penyebab hipertensi. (Novi Yulianti,
Ulpawati, 2022)

Sumber : aspianis, 2016

 Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi menurut (SUSIANI, SONNY PRIAJAYA,
2019) di bagi menjadi :
1) Tidak ada gejalah
Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak merasakan perubahan
pada kondisi tubuh, seringkali hal ini mengakibatkan banyak penderita
hipertensi mengabaikan kondisinya karena memang gejalah yang tidak di
rasakan.
2) Gajala lazim
Gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri kepala dan kelelahan.
Beberapa pasien memerlukan pertolongan medis karena mereka mengeluh
sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisa, mual, munta,
epitaksis, kesadaran menurun. Hipertensi yang menahun dan tergolong
hipertensi berat biasanya akan menimbulkan keluhan yang sangat nampak
yaitu :
 Mengeluh sakit kepala
 Lemas, kelelahan
 Sesak nafas
 Gelisa
 Mual
 Muntah
 Kesadaran menurun
 Komplikasi
Komplikasi yang timbul merupakan peyakit yang sangat serius dan berdampak
pada psikologis penderita karena kualitas hidupnya rendah terutama pada
kasus stroko, gagal ginjal dan gagal jantung: menurut, (Yuliaji Siswanto* et
al., 2020)
1. Stroke
Penyakit stroke ini merupakan penyakit yang dapat di karenakan
pendarahan tekanan tinggi pada otak. Apa bila aliran darah ke daerah
yang di salurkan kedarahnya dapat menurun dan dapat di sebabkan
karena arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan
menebal. Saat artery otak mengalami anterosklorosis dapat menjadi
lemah, sakit kepalah mendadak, hemiparasis, dan penurunan
kesadaran.
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah suatu akibat gangguan secara progresif oleh
tekanan darah tinggi pada kapiler ginjal, nefronakan terganggu, darah
akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal di akibatkan kerusakan
pada glemolurus. Gagal ginjal ini dapat menyebabkan kematian ke
pada pasien yang berakibat penyakit
3. Gagal jantung
Gagal jantung merupakan kondisi dimana ketika jantung melemahkan
sehingga tidak dapat memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh.
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja. Tetapi lebih sering terjadi
pada orang berusia diatas 65 tahun.
 Penatalaksanaan
Menurut, (Telaumbanua & Rahayu, 2021)
Maksud dari mendeteksi penatalaksanaan dalam penyakit hipertensi adalah
untuk menanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi hidup. Pola hidup
sehat dari penurunan dara tinggi. Pemberian terapi farmakologi dapat di tunda
pada pasien hipertensi pada derajat 1 dengan resiko komplikasi penyakit
kardiovaskular rendah. Jika dalam 4-6 bulan tekanan darah belom mencapai
target atau terdapat faktor resiko penyakit kardiovaskular lainnya maka
pemberian medikamentosa sebaiknya dimulai.
Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup
1. Non-formakologis, antara lain:
 Pengaturan diet
Diet merupakan salah satu diet yang direkomendasikan diet ini
pada intinya dapat menganadung makanan kaya sayur dan
buah, serta produk yang lemak. Pememrinta dapat
merekomendasikan diet hipertensi merupakan pembatasan
pemakain garam dapur ½ sendok the pada per hari dan
pengggunaan makanan yang mengandung natrium seperti soda
kue. Makanan yang di hindari yakni otak, ginjal, paru, jantung,
daging kambing, makanan yang di olah penggunaan garam
natrium ( kue, kerupuk, kripik, dan makanan yang kering dan
asin).
 Penurunan berat badan
Penurunan berat badan merupakan suatu hal dalam target
penurunan berat badan perlahan hingga mencapai berat badan
ideal dengan cara terapi nutrisi medis dan meningkatkan
aktifitas fisik dengan latihan jasmani.
 Olah raga
Olah raga secara rekomendaskan terkait olahraga yakni olah
raga secara teratur sebanyak 30 menit / hari, minimal 3hari/
minggu.
 Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting
untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap
rokok di ketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung
 Pencegahan
a. Berhenti merokok
b. Pertahankan gaya hidup sehat
c. Belajar untuk rileks dan kendalikan stress
d. Batasi mengkonsumsi alkohol
e. Penjelasan mengenai hipertensi
f. Jika sudah menggunakan obat hipertensi terus penggunaannya
secara teratur
g. Periksa tekanan dara secara teratur
B. Konsep Kebutuhan Rasa Aman Nyaman
1). Pengertian kenyamanan
Menurut (Ayu Candra Kurniati, 2022). Kenyamanan merupakan suatu keadaan
seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik dan sosial dan
juga dari pengertian ini dapat di bagi menjadi 3 yaitu :
a. Kenyamanan fisik, merupakan suatu kenyamanan rasa sejahtera atau
nyaman secara fisik.
b. Kenyamanan lingkungan, ialah dimana rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan beradap tasi dengan lingkungan.
c. Kenyamanan sosial, adalah suatu dimana keadaan rasa sejahtera atau rasa
nyaman dengan situasi sosialnya.

2). Pemunuhan kebutuhan rasa aman nyaman

Menurut (Ayu Candra Kurniati, 2022). mengatakan bahwa rasa nyaman


merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman
( kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari ), kelegaan ( kebutuhan
yang telah terpenuhi ), dan transenden. Kenyamanan seharusnya dapat di pandang secara
holistik yang mencakup empat aspek yaitu :

 fisik berhubungan sesasai tubuh


 Sosial berhubungan dengan interpersonal dan keluarga
 Psikospiratual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri seseorang
yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
 Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia
seperti cahaya bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat di artikan perawat telah
memberikan kekuatan, dan harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan, bantuan.

3). Pengertian gangguan rasa aman nyaman

4).

5). Penyebab gangguan rasa aman nyaman

Dalam buku standar diagnosis keperawatan indonesia ( PPNI,2016 ) penyebab gangguan rasa
aman nyaman yaitu :
a. Gejalah penyakit
b. Kurang pengendalian situasonal atau lingkungan
c. Ketidak adekuatan sumber daya ( misalnya, dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan ).
d. Lurang privasi.
e. Gangguan stimulasi lingkungan.
f. Efek samping terapi ( misalnya, medikasi, radikasi dan kemoterapi).
g. Gangguan adaptasi kehamilan.
6). Gejalan dan tanda gangguan rasa aman nyaman
Gejala dan tanda gangguan rasa aman nyaman ( mual ) dapat di bagi menjadi 2 yaitu sebagai
berikut ( PPNI, 2016 ):
a. Gejala dan tanda mayor :
Data subjektif :
1). Mengelu tidak nyaman
2). Mengelu mual
3). Mengelu mau muntah
4). Tidak ada rasa ingin makan
5). Data subjektif: ( tidak tersedia ).

b. Data dan tanda minor

Data subjektif ;

1). Merasa asam di mulut


2). Sensasi panas / dingin
3). Sering menelan
Data objektif :
1). Saliva meningkat
2). Pucat
3). Diaphoresis
4). Takikardi

C. Konsep Teori Keperawatan Keluarga


1. Pengertian keluarga
pengertian keluarga merupakan keluarga yang terdiri dari Bapak dan ibu karena
keduanya pemain penting dalam memberikan pengaru bagi kita. Pendidikan juga bisa
di dapatkan anak dalam keluarga. Sedangkan keluarga merupakan salah satunya
kesatuan sosial terkecil yang terdiri atas suami dan istri dengan di sertai atau belom
adanya anak-anak yang didahului oleh ikatan pernikahan. Dan juga keluarga adalah
lingkungan pertama bagi anak. Di dalam lingkungan kelurga anak pertama-tama
mendapatkan berbagai pengaru ( nilai). Oleh karena itu, maka dari itu keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan
ibu dalam keluarga sebagai pendidikan dan anak sebagai seterdidiknya. Jika suatu hal
ank terpaksa tidak tinggal di lingkungan keluarga yang hidup bahagia, anak tersebut
masa depannya akan mengalami kesulitan baik di sekolah, masyarakat maupun kelak
sebagai suami istri di dalam lingkungan kehidupan keluarga. (Joni Adison & Suryadi,
2020)
Keluarga adalah suatu sistem interaksi yang mana tiap komponennya memiliki
batasan yang selalu berubah dan derajat ketahan untuk berubah yang bervariasi.
Keluarga akan melalui suatu proses perubahan yang menghasilkan tekanan seluruh
anggotanya karena setiap anggotanya tumbuh dan berkembang. Keluarga harus
mempersiapkan diri untuk merespon perubahan kebutuhan anggotanya dari waktu ke
waktu, bersiap untuk kejadian yang tidak di rencanakan tidak melibatkan anggotanya,
dan bersiap untuk menghadapi tekanan yang dari luar sistem.(Puji Lestari dan
Poerwanti Hadi Pratiwi, 2018)

2). Tipe keluarga


a. keluarga inti menurut (Wiwiek Hidayati Jaya, Ambo Anto, 2022)
Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan ank yang di peroleh dari
keturunan.
b. keluarga besar
Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyaihubungan darah seperti kakek, nenek, paman, dan bibi.
Menurut (Imas Siti Patimah, 2019)Pengelompokan tipe keluarga selain kedua di atas
berkembang menjadi enam, yaitu :

1). Keluarga berbentuk kembali ( dyadik familly ) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.

2). Orang tua tunggal ( single parent family ) adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dan anak – anak akibat penceraian.
3). Ibu dengan anak tanpa perkawinan ( the undemaried teenage mother ).

4). Orang dewasa ( laki-laki atau perempuan ) yang tinggal sendiri tanpa menikah

5). Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya ( the non marital heterexual
cohabiting familly ) biasanya dapat di jumpai pada daerah kumuh perkotaan,
tetapi pada akhirnya dinikahkan oleh pemerintah daerah meskipun usia pasangan
tersebut telah dua demi status anak-anaknya.

6). Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama ( gay and
lesbian family )

3). Tahap perkembangan


Tahap perkembangan keluarga merupakan tantangan emosional dan intelektual yang
harus dihadapi oleh sebuah keluarga. Sebuah keluarga akan berkembang dari segi sebuah
pernikahannya maupun penambahan anggota keluarga baru lewat hadirnya keturunan.
Dan ada juga gambaran tugas perkembangan kelurga dapat di lihat sesuai tahap
perkembangannya, yaitu :

a. keluarga permula atau pasangan baru.

Tugas dari perkembangan keluarga permula antara lain dapat membina


hubungan harmonis dan adanya kepuasan dengan bersama untuk membangun
perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan dengan orang lain
dengan berhubungan secara jaringan persaudaraan secara harmonis,
merencanakan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk tua.

b. Keluarga sedang mengasu anak ( anak tertua bayi sampai 30 bulan ).


Dapat membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan sebagai
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek, nenek dan
bersosialisasikan dengan lingkungan memberikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.
c. Keluarga dengan anak usia pra-sekolah ( anak tertua berumur 2-0 tahun )
Tugas dari perkembangan keluarga pada tahap ke tiga ini yaitu memenuhi
kebutuhan keluarg, mensosialisasikan anak, mentigrasikan anak sementara dan
tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga dan luar keluraga, menanamkan dan norma kehidupan,
mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan keluarga,
memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah ( anak tertua usia 6-13 tahun ).
Orang tuah harus dapat mensosialisasikan anaktermasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya.
e. Keluarga besama dengan anak remaja ( anak tertua umur 13-20 tahun ) .
Tugas dari perkembangan keluarga pada tahap lima yaitu : Menyimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja dewasa dan mandiri.
f. Keluarga yang terlepas anak usia dewasa muda ( mencakup aank pertama dan
anak terakhir yang meninggalkan rumah ).
Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga yang
didapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui
hubungan perkawinan.
g. Orang tua usia pertengahan ( tanpa batasan, pensiun ).
Tugas dari perkembangan keluarga pada tahap tuju yaitu harus dapat
menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, kemudian
mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penu arti dari orang tua dan
lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, dan juga harus menjaga keintiman,
dan merencanakan kegiatan yang akan datang memperhatikan kesehatan masing-
masing pasangan, harus tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.
h. Keluarga masa pensiun dan lansia.
Dapat mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyusuiakan
terhadapa pendapat yang menurun, mempertahan hubungan perkawinan,
menyusuiakan diri terhadap koping yang digunakan keluarga dan juga
perkembangan keluarga.

4). Struktur keluarga

Menurut Puji Lestari dan Poerwanti Hadi Pratiwi, tahun (2018) Struktur dalam
keluarga dianggap dapat menjadikan institusi keluarga sebagai sistem kesatuan. Ada tiga
elemen utama dalam struktur internal keluarga yang saling kait mengait yaitu;

a. Status sosial.
Berdasarkan status sosial, keluarga nuklir biasanya distruktur oleh tiga struktur
utama, yaitu: bapak/ suami, ibu/ isteri, dan anak-anak. Struktur ini dapat pula berupa
figur-figur seperti: “pencari nafkah”, ibu rumah tangga, anak balita, anak sekolah,
remaja, dan lain-lain.
b. Fungsi sosial.
Konsep peran sosial dalam teori ini menggambarkan peran dari masing-masing
individu atau kelompok menurut status sosialnya dalam sebuah sistem sosial.
c. Norma sosial.
Norma sosial adalah sebuah peraturan yang menggambarkan bagaimana
sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosialnya. Seperti halnya
fungsi sosial, norma sosial adalah standar tingkah laku yang diharapkan oleh setiap
aktor. Aspek.

5). Fungsi keluarga

Menurut Nurhandayani, ( 2022) fungsi keluarga diantaranya :

 Fungsi Agama, menanamkan nilai-nilai kegamaan terutama dalam pembentukan


kepribadian dan mengajak anggota keluarga dalam kehidupan beragama.
 Fungsi Sosial Budaya, gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia, budaya
ini menerapkan pekerjaan dikerjakan secara bersama-sama, hal ini menjadikan
pekerjaan yang susah menjadi ringan. Budaya juga meningkatkan kerukunan baik
antar anggota keluarga maupun dengan keluarga lainnya.
 Fungsi Cinta Kasih, perwujudan cinta kasih dalam lingkungan keluarga dilakukan
dengan berbagai cara. Secara umum, keluarga mewujudkan dengan menunjukkan
kasih sayang kepada pasangan, anak, dan keluarga lainnya. Perwujudan lainnya
adalah tidak pilih kasih/adil kepada semua anak dalam anggota keluarga.
 Fungsi Perlindungan, perlindungan non fisik dapat berupa tidak berkata kasar pada
anak maupun pasangan, tidak membentak, tidak memaki, dsb. sedangkan
perlindungan fisik dapat berupa pelukan pada pasangan atau anak.
 Fungsi Reproduksi, secara umum penanaman nilai-nilai fungsi reproduksi dalam
lingkungan keluarga dilakukan dengan menjaga kebersihan organ reproduksi dan
menghindari pergaulan bebas.
 Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, menyekolahkan dan mengursuskan anak menjadi
penanaman nilai-nilai fungsi sosialisasi dan pendidikan yang paling banyak
dilakukan oleh keluarga. Hal ini memperlihatkan bahwa keluarga sudah sadar
pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya.
 Fungsi Ekonomi, secara umum keluarga memahami dan menanamkan nilai-nilai
ekonomi dalam keluarga dengan menabung. Budaya menabung yang diterapkan
sejak dini akan menjadikan anak berbudaya hemat di masa depannya nanti.
 Fungsi Lingkungan, secara umum keluarga menerapkan fungsi lingkungan dengan
cara membersihkan lingkungan sekitar, seperti menyapu, membuang sampah pada
tempatnya, mencuci piring dan lain sebagainya.
6). Tugas keluarga dibidang kesehatan
Menurut Madepan Mulia tahun ( 2018). Keluarga mempunyai tugas maupun bidang
kesehatan yang perlu di pahami dan di lakukan dan juga kesanggupan keluarga
melaksanakan fungsi keperawatan kesehatan keluarga dapat dilihat dari lima tugas
keluarga di bidang kesehatan yang dilaksanaka. Pelaksanaan lima tugas keluarga
dibidang kesehatan tersebut meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segalah sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian,
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perluh memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat untuk anggota keluarganya
untuk dapat menjamin kesehatan maupun meningkatkan kesehatan.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga. Keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada ketika ada anggota
keluarga yang sakit.

Anda mungkin juga menyukai