Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
OLEH :
NIM : PO5303212200213
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
OLEH :
NIM : PO5303212200213
Telah Disetujui Untuk Diujikan Di Depan Dewan Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Prodi Keperawatan Waikabubak
Pada Tanggal,
Pembimbing
ANDERIAS T. ORA,SKM.,M.KES
NIP :
Mengetahui
NIP. 197508102001122001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang di kenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal
120/80 mmHg. Hipertensi ialah penyakit yang sering muncul pada pelayanan
kesehatan primer dengan memiliki risiko morbiditas serta mortalitas yang terus
meningkat selaras dengan naiknya tingkatan tekanan sistolik lebih dari sama dengan
140/90% mmHg dan diastolik lebih dari dan sama dengan 90 mmHg diakibatkan oleh
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi sering disebut dengan silent killer
atau pembunuh diam-diam karena orang yang mempunyai penyakit hipertensi sering
tanpa gejala.(Masyarakat & Dahlan, 2022)
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi naik karena
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
terganggu sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya(Fernalia, Buyung
Keraman, 2021).
Menurut Word Health Orgazation (WHO) ada sekitar 1,13 miliar penduduk
di seluruh dunia mengidam hipertensi, yang berarti 1 dan 3 penduduk di dunia
terdiagnosa hipertensi, jumlah orang yang terdiagnosa hipertensi. hal ini terus
meningkat setiap tahunnya, dan pada tahun 2025 di perkirakan akan ada 1,5 miliar
orang akan hipertensi. Dan 10,44 juta orang adalah jumlah orang yang meninggal
diperkirakan untuk setiap tahunya diakibatkan oleh hipertensi dan
komplikasinya(Wulan Sulastri Marbun, 2022)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
hipertensi pada penduduk > 18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar
25,8% di bandingkan data riskesdas tahun 2018 sebesar 34,11% ditemukan adanya
peningkatan. (Sulistiani et al., 2021).
Menurut Sakinah (2020) prevalensi hipertensi hasil pengukuran pada
penduduk umur >18 Tahun di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu
provinsi yang mengalami peningkatan yang mencapai 7,2% atau 76.130 kasus. dari
Angka ini menempatkan hipertensi sebagai penyakit tertinggi keempat di provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) (Sakinah et al., 2020)
Berdasarkan dari data hasil prevalensi penyakit hipertensi di kabupaten
Sumba Barat pada (tahun 2019 ) jumlah kasus hipertensi adalah 22,34% atau 2.234
kasus, dan pada (tahun 2020 ) adalah 32,67% atau 3.267 kasus, dan di (tahun 2021)
yaitu 32,67% atau 3.267 kasus ( Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat).
Indikasi dari peningkatan kasus hipertensi di masyarakat salah satunya karena
minimnya perhatian keluarga terhadap pencegahan dan perawatan anggota keluarga
yang mempunyai penyakit hipertensi. Keberhasilan perawat terhadap penderita
hipertensi tidak luput dari peran keluarga, dimana keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat merupakan klien keperawatan dan keluarga sangat berperan dalam
menentukan cara asuhan yang di perlukan anggota yang sakit. Bila dalam keluarga
tersebut salah satu anggotanya mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam
keluarga akan terpengaruh, penderita hipertensi biasanya kurang mendapatkan
perhatian keluarga, apabilah dalam keluarga kurang pengetahuan tentang perawatan
hipertensi, maka berpengaruh dalam keperawatan yang tidak maksimal. Hipertensi
yang sering menyebabkan gangguan pada kebutuhan dasar manusia, maka sering
terjadi memicu masalah keperawatan individu maupun keluarga misalnya gangguan
kebutuhan rasa aman nyaman.
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang terkadang tidak menunjukan suatu
gejala terkadang pada penderita tertentu dapat mengalami gangguan rasa nyaman
pada beberapa dimensi ( biologis, psikologis, sosial, dan spritual ). Pada dimensi
biologis penderita dapat mengalami pusing. Saat tekanan dara dapat meningkat, maka
lapisan otak akan rusak, kerusakan inilah yang membuat terjadinya penyumbatan
pembulu darah yang membawa darah menuju otak. Dan pada dimensi psikologis
penderita mengalami penurunan kemampuan dalam mengenali marah, hal ini
kemungkinan dikarenakan pada penderita hipertensi tidak dapat mengendali stress
dengan baik, hal ini membuat otak mengeluarkan amarah sebagai responnya. Pada
dimensi sosial penderita mengalami ketidaknyamanan atau kesulitan dalam
sosialisasi, hal ini dikarenakan penderita hipertensi mengalami ketidak percayaan diri
dengan citra diri yang renda. Pada dimensi spritual penderita mengalami
ketidaknyamanan perkembangan diri yang menurun, hal ini dikarenakan terlambatnya
untuk melakukan aktivitas yang dapat membangun suatu kegiatan yang bisa membuat
dirinya berkembang seperti pusing, dan cemas.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mengajukan proposal
ini melakukan studi kasus tentang asuhan keperawatan keluarga dalam pemunuhan
kebutuhan rasa aman nyaman pada pasien dengan hipertensi di wilayah kerja
puskesmas puu weri kabupaten sumba barat.
B.Rumusan Masalah
“Bagaimana Gambaran Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Dengan
hipertensi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman di wilayah kerja
puskesmas puu weri kabupaten sumba barat pada tahun 2023?
C.Tujuan Studi Kasus
“Mampu memberikan Asuhan Keparawatan keluarga Pada Pasien Dengan hipertensi
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman di wilayah kerja puskesmas puu
weri kabupaten sumba barat.
D.Manfaat Studi Kasus
1. Institusi pelayanan kesehatan (RS)
Pihak institusi pelayanan kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif melalui pendekatan holistik dengan melibatkan peran serta anggota
keluarga dalam proses pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai sesuai
tujuan.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
Membantu pergerakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamik serta
menambah literatur ilmu teknologi terapan dalam bidang keperawatan keluarga
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman.
3. Individu
Induvidu dapat memperoleh asuhan keperawatan yang komprehensif melalui
pendekatan holistik yang diterapkan melalui proses keperawatan.
4. Penulis
Dapat memperoleh pengalaman yang nyata dalam menerapkan asuhan
keperawatan keluarga pada pasien dengan hipertensi dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Candra Kurniati, F. F. (2022). Konseptualisasi dan penentuan kriteria-kriteria kenyamanan. 5(1),
1–9. https://doi.org/htt://journal.itny.ac.id./index,php/rekaruan/index
Dwi Mutia Sari, Nilawati Putri, Rani Riska, Wulandari, S. J. (2020). PERBANDINGAN FREKUENSI
DENYUT JANTUNG BURUNG MERPATI (Columba livia) DENGAN HAMSTER (Tscherskia triton)
BERDASARKAN RUANG JANTUNG Dwi. Jurnal Jumpa, 7(2), 1–4.
Fernalia, Buyung Keraman, R. S. P. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF
CARE MANAGEMENT PADA PASIEN HIPERTENSI Fernalia1,. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(1),
1–9. https://doi.org/: https://doi.org/10.31539/jks.v5i1.2906
Hasanudin Sirait, M. S. (2021). PEMBERDAYAN SISTEM ROBOTIK GUNA PENDETEKSI DENYUT
JANTUNG MANUSIA (pp. 1–16).
Imas Siti Patimah, W. G. (2019). TRANSFORMASI BENTUK DAN FUNGSI KELUARGA DI DESA
MEKARWANG. SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 4(1), 1–14.
https://doi.org/10.24198/jsg.v4i1.23405
Joni Adison & Suryadi. (2020). PERANAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN ANAK
KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN. Jurnal Inovasi
Penelitian, 1(6), 1–8.
jumlah kasus 10 penyakit terbanyak kabupaten sumbah barat, 2019 Number of casse of the most
diseases in sumba barat regency, 2019. (n.d.). 1–137.
Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyaki di Kabupaten Sumba Barat, 2021 Number of Cases of the Most
Diseases in Sumba Barat Regency, 2021 Jenis. (n.d.). 1–347.
Madepan Mulia. (2018). PELAKSANAAN TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN: MENGENAL
MASALAH HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA. JOURNA ADI HUSADA
NURSING, 4(2), 1–6.
Masyarakat, F. K., & Dahlan, U. A. (2022). EDUKASI PENYAKIT HIPERTENSI WARGA DUKUH GEBANG
KABUPATEN GUNUNGKIDUL Jurnal BUDIMAS ( ISSN : 2715-8926 ). 04(02), 1–6.
Mayasari Rahmadhani Fakultas. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI KAMPUNG BEDAGAI KOTA PINANG THE. Jurnal Kedokteran
STM (Sains Dan Teknologi Medik) ISSN, IV(I), 1–11.
https://doi.org/https://ojsfkuisu.com/index.php/stm/index Jurnal
Novi Yulianti, Ulpawati, S. (2022). Efektifitas rebusahan daun seledri trhadap penderita hipertensi
pada lansia. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 13(01), 1–4. https://doi.org/https://stikes-
yogyakarta.e-journal.id/JKSI
Nurhandayani, F. (2022). Optimalisasi fungsi keluarga dalam pencegahan fenomena kehamilan yang
tidak diinginkan pada remaja. JURNAL COMM-EDU, 5(1), 1–8.
Puji Lestari dan Poerwanti Hadi Pratiwi. (2018). PERUBAHAN DALAM STRUKTUR KELUARGA. Jurusan
Pendidikan Sosiologi, 7(1), 1–22. https://doi.org/10.21831/dimensia.v7i1.21053
Research & Learning in Nursing Science. (2021). FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI
DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR. 5(1), 12.
Rya Anastasya Siregar1, N. S. B. (2022). PENYULUHAN TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA
LABUHAN LABO KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA TAHUN 2022. 4(1), 1–10.
Sakinah, S., Ratu, J. M., & Weraman, P. (2020). Hubungan antara Karakteristik Demografi dan
Pengetahuan dengan Self Management Hipertensi Pada Masyarakat Suku Timor: Penelitian
Cross sectional. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA FORIKES” (Journal of Health Research
“Forikes Voice”), 11(3), 245. https://doi.org/10.33846/sf11305
Sulistiani, N., Surury, I., Masyarakat, M. K., Jakarta, U. M., Masyarakat, D. K., & Jakarta, U. M. (2021).
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pegawai di Pusdiklat Pajak
Kemanggisan Jakarta Barat Tahun 2021. JURNAL KESEHATAN, 15(2), 1–10.
https://doi.org/https://doi.org/10.32763/juke .v15i2.42
SUSIANI, SONNY PRIAJAYA, A. S. (2019). ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI PUSKEMAS BATANG BERUH
KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI TAHUN 2019. ILMIAH SIMANTEK, 3(3), 1–15.
Telaumbanua, A. C., & Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan Dan Edukasi Tentang Penyakit Hipertensi.
Jurnal Abdimas Saintika, 3(1), 1–6. https://doi.org/10.30633/jas.v3i1.1069
Tiara Trias Tika. (2021). PENGARUH PEMBERIAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) PADA
PENYAKIT HIPERTENSI : SEBUAH STUDI LITERATUR. Jurnal Medika Hutama, 03(1), 1–6.
http://www.jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/263/177
Ulzim Fajar, M. Y. (2020). PERAN LEMAK EPIKARDIAL PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER STABIL.
Jurnal Human Care, 5(2), 1–11.
Wiwiek Hidayati Jaya, Ambo Anto, M. S. A. (2022). Hubungan Tipe Keluarga. An Idea Health Journal,
2(02), 1–4. https://doi.org/10.53690/ihj.v2i02.97
Wulan Sulastri Marbun, L. M. N. H. (2022). PENYULUHAN KESEHATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI
DEWASA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN HIPERTENSI. 6(1), 1–11.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jks.v6i1.4170
Yuliaji Siswanto*, , Sigit Ambar Widyawati, Alya Asyura Wijaya, B. D. S., & Karlina. (2020). Hipertensi
pada Remaja di Kabupaten Semarang Yuliaji. JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 1(1), 1–7.
https://doi.org/https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jppkmi Hipertensi
Jumlah Kasus penyakit hipertensi i di Kabupaten Sumba Barat, 2020 Number of Cases of the Most
Diseases in Sumba Barat Regency, 2020 Jenis. (2020). https://sumbabaratkab.bps.go.id
Jumlah Kasus penyakit hipertensi Di Kabupaten Sumba Barat, 2021 Number of Cases of the Most
Diseases in Sumba Barat Regency, 2021. ). https://sumbabaratkab.bps.go.id
Jumlah Kasus hipertensi Kabupaten Sumbah Barat, 2019 Number of Casse of the
Most Diseases in Sumba Barat Regency, 2019) https://sumbabaratkab.bps.go.id
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
Tiara Trias Tika. (2021). PENGARUH PEMBERIAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) PADA
PENYAKIT HIPERTENSI : SEBUAH STUDI LITERATUR. Jurnal Medika Hutama, 03(1), 1–6.
http://www.jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/263/177
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi juga dapat sebabkan oleh dua penyabab yaitu, hipertensi primer dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan salah satu penyabab penyakit
hipertensi paling terbanyak yakni sekitar 95% dari seluruh penyebab hipertensi
sekitar 5% dan dari seluruh penyakit hipertensi merupakan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan hipertensi dimana etiologynya tidak dapat di ketahui.
Sedangkan hipertensi sekunder terjadi pada proses penyakit lainnya, yaitu: seperti
penyakit parenkim ginjal atau aldosteronisme primer. Faktor yang mempengaruhi
hipertensi adalah jenis kelamin, umur, genetik, kurang olahraga, stress, obesitas, pola
menurun masyarakat akan percaya khasiat alaminya suatu obat tradisional dalam
melakukan penyembuhan terhadap penyakit.(Tiara Trias Tika, 2021)
2. Klasifikasi (Rya Anastasya Siregar1, 2022)
Klasifikasi berdasarkan etiologi
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah suatu penyakit yang penyebabnya tidak
diketahui. Hipertensi jenis ini pada umumnya terjadi karena genetik, tidak
memiliki gejala, dan dapat terdekteksi menderita hipertensi setelah
bertahun-tahun lamanya.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi jenis ini penyebabnya dapat di tentukan melalui tanda-tanda
seperti kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjer tiroid, penyakit
kelainan adrena
Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi
Tabel 2.1 kalsifikasi hipertensi
Faktor resiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi dapat di bagi menjadi dua
faktor yaitu faktor yang di ubah dan faktor yang tidak bisa dapat di ubah (Research &
Learning in Nursing Science, 2021)
Selain terbagi dalam rongga – rongga aspek lain yang harus perlu diketahui bahwa
pada jantung memiliki struktur yang menybabkan darah tidak kembali ketempat sebelumnya
sehingga akan memegang peranan ini adalah klep jantung yang berada di antara atrium dan
ventrikel.
Di antara serambi kiri dan serambi kiri terdapat dua buah klep, sedangkan di antara
atrium kanandan serambi kanan memiliki tiga klep. Pemberian nama klep jantung didasarkan
pada jumlah klep tersebut. Jika jumlahnya dua makah digunakan bi, jika digunakan tiga maka
digunakan kata tri, klep/katup dalam bahasa latin tersebut valvula bikuspidalis, sedangkan
tiga klep disebut dengan valvulatrikuspidalis. Selain dua klep tersebut masih ada lagi yang
disebut valvula semilunaris yang berbentuk bulan sabit yang berfungsi agar darah tidak
kembali ke jantung.
Kondis bilik kiri jantung mengalami pengembangan terbesar di sebut dengan keadaan
sistole. Pada kondisi ini kecepatan aliran darah yang tertinggi. Sedangkan pada waktu bilik
kiri mengempis maksimum disebut dengan diastole. Orang dewasa memiliki perbandingan
sistole/diastole adalah 120/80. Jantung dapat mengembang dan mengempis karena karakter
dari otot jantung
2. Pembuluh darah
Menurut prescillia dan Bauldof ( 2019 ) terdapat beberapa pembuluh darah yang
penting dan besar pada jantung yaitu:
1. Arteri
Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan ( intima,
media, adventisia ) yang membawah darah mengandung oksigen dari
jantung ke oksigen.
2. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang
mevaskulerisasi kapiler.
3. Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula ( pembuluh darah
yang lebih besar dan bertekanan lebih renda di bandingkan dengan
arteriol ), di mana gizi dan sisa pembuangan mengalami pertikaran.
4. Venula
Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
5. Vena
Vena adalah pembulu yang berkapisitas – besar, dan bertekanan renda yang
membalikan darah yang tidak berisi oksigen ke jantung
b. Fisiologi
1. Siklus jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama
jantung. Dalam bentung yang paling sederhana, dan siklus jantung juga
dapat berkerja lewat mekanisme secara berulang ulang serta
berlangsung terus menerus. Dengan terdapat mekanisme yang secara
berulang-ulang hingga dapat nampak denyut jantung tersebut. Lewat
mekanisme yang berselang seling, jantung berkontraksi untuk
mengosongkan isi jantung serta melaksanakan relaksasi guna pengisian
darah. Dan siklus jantung terdiri dari 4 ruangan ialah 2 atrium serta 2
ventrikel yang telah dipisahkan oleh sesuatu septum sehingga terjadi
ruangan-ruangan yang terpisah sempurna. Seacara siklus, jantung
melaksanakan suatu periode sistol ialah periode dikalah berkontraksi
serta meluangkan isinya ( darah ). Periode diastol ialah periode yang
melaksanakan relaksasi serta pengisapan darah pada jantung. (Dwi
Mutia Sari, Nilawati Putri, Rani Riska, Wulandari, 2020)
2. Konsep tekanan darah
tekanan darah Blood pressure yang menyatakan bahwa tekanan darah
tinggi hipertensi.pada umumnya tekanan darah meningkat secara
perlahan diiringi bertambahnya usia. Hipertensi merupakan tekanan
darah persisten dimana tekanan pada sistolik diatas 140 mmHg dan
pada diastolik diatas 90 mmHg. Dan tekanan pada arteri terdiri atas
tekanan sistolik, tekanan diastolik. Tekanan sistolik yaitu tekanan
maksimum dari darah yang mengalir pada arteri saat ventrikel
berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg. Tekanan diastolik yaitu
tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya
sekitar 60-90 mmHg. (Novi Yulianti, Ulpawati, 2022)
Patofisiologi
Mekanisme merupakan suatu hal yang dapat mengontrol konstriksi dan
relaksasi pada sehingga pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada
medulla di otak. Dari pusat vasomotorini bermula jaraf saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis
ke ganglia simpatis di toraks dan abdoman. Rangsangan pusat vasomotor dan
hantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-18 ganglion, yang
merangsang ke keserabus saraf paska ganglion ke pembuluh darah, di mana
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respons pembuluh darah terhadap ransangan vasokonstriktor. Klien dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskinpun tidak di ketahui
lebih jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaaan ketika
system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons ransangan
emosi, kelenjer adrenal juga dapat teransang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyreksi epineprin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyereksi kartisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah,
vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
meyebabkan pelepasan renin. Maka dari itu Renin yang dapat di lepaskan
meransang pembentukan angiotensi yang kemudian di ubah menjadi
angiotensi, vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya meransang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal, hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler.
Semua faktor tersebut cenderung penyebab hipertensi. (Novi Yulianti,
Ulpawati, 2022)
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi menurut (SUSIANI, SONNY PRIAJAYA,
2019) di bagi menjadi :
1) Tidak ada gejalah
Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak merasakan perubahan
pada kondisi tubuh, seringkali hal ini mengakibatkan banyak penderita
hipertensi mengabaikan kondisinya karena memang gejalah yang tidak di
rasakan.
2) Gajala lazim
Gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri kepala dan kelelahan.
Beberapa pasien memerlukan pertolongan medis karena mereka mengeluh
sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisa, mual, munta,
epitaksis, kesadaran menurun. Hipertensi yang menahun dan tergolong
hipertensi berat biasanya akan menimbulkan keluhan yang sangat nampak
yaitu :
Mengeluh sakit kepala
Lemas, kelelahan
Sesak nafas
Gelisa
Mual
Muntah
Kesadaran menurun
Komplikasi
Komplikasi yang timbul merupakan peyakit yang sangat serius dan berdampak
pada psikologis penderita karena kualitas hidupnya rendah terutama pada
kasus stroko, gagal ginjal dan gagal jantung: menurut, (Yuliaji Siswanto* et
al., 2020)
1. Stroke
Penyakit stroke ini merupakan penyakit yang dapat di karenakan
pendarahan tekanan tinggi pada otak. Apa bila aliran darah ke daerah
yang di salurkan kedarahnya dapat menurun dan dapat di sebabkan
karena arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan
menebal. Saat artery otak mengalami anterosklorosis dapat menjadi
lemah, sakit kepalah mendadak, hemiparasis, dan penurunan
kesadaran.
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah suatu akibat gangguan secara progresif oleh
tekanan darah tinggi pada kapiler ginjal, nefronakan terganggu, darah
akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal di akibatkan kerusakan
pada glemolurus. Gagal ginjal ini dapat menyebabkan kematian ke
pada pasien yang berakibat penyakit
3. Gagal jantung
Gagal jantung merupakan kondisi dimana ketika jantung melemahkan
sehingga tidak dapat memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh.
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja. Tetapi lebih sering terjadi
pada orang berusia diatas 65 tahun.
Penatalaksanaan
Menurut, (Telaumbanua & Rahayu, 2021)
Maksud dari mendeteksi penatalaksanaan dalam penyakit hipertensi adalah
untuk menanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi hidup. Pola hidup
sehat dari penurunan dara tinggi. Pemberian terapi farmakologi dapat di tunda
pada pasien hipertensi pada derajat 1 dengan resiko komplikasi penyakit
kardiovaskular rendah. Jika dalam 4-6 bulan tekanan darah belom mencapai
target atau terdapat faktor resiko penyakit kardiovaskular lainnya maka
pemberian medikamentosa sebaiknya dimulai.
Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup
1. Non-formakologis, antara lain:
Pengaturan diet
Diet merupakan salah satu diet yang direkomendasikan diet ini
pada intinya dapat menganadung makanan kaya sayur dan
buah, serta produk yang lemak. Pememrinta dapat
merekomendasikan diet hipertensi merupakan pembatasan
pemakain garam dapur ½ sendok the pada per hari dan
pengggunaan makanan yang mengandung natrium seperti soda
kue. Makanan yang di hindari yakni otak, ginjal, paru, jantung,
daging kambing, makanan yang di olah penggunaan garam
natrium ( kue, kerupuk, kripik, dan makanan yang kering dan
asin).
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan merupakan suatu hal dalam target
penurunan berat badan perlahan hingga mencapai berat badan
ideal dengan cara terapi nutrisi medis dan meningkatkan
aktifitas fisik dengan latihan jasmani.
Olah raga
Olah raga secara rekomendaskan terkait olahraga yakni olah
raga secara teratur sebanyak 30 menit / hari, minimal 3hari/
minggu.
Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting
untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap
rokok di ketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung
Pencegahan
a. Berhenti merokok
b. Pertahankan gaya hidup sehat
c. Belajar untuk rileks dan kendalikan stress
d. Batasi mengkonsumsi alkohol
e. Penjelasan mengenai hipertensi
f. Jika sudah menggunakan obat hipertensi terus penggunaannya
secara teratur
g. Periksa tekanan dara secara teratur
B. Konsep Kebutuhan Rasa Aman Nyaman
1). Pengertian kenyamanan
Menurut (Ayu Candra Kurniati, 2022). Kenyamanan merupakan suatu keadaan
seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik dan sosial dan
juga dari pengertian ini dapat di bagi menjadi 3 yaitu :
a. Kenyamanan fisik, merupakan suatu kenyamanan rasa sejahtera atau
nyaman secara fisik.
b. Kenyamanan lingkungan, ialah dimana rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan beradap tasi dengan lingkungan.
c. Kenyamanan sosial, adalah suatu dimana keadaan rasa sejahtera atau rasa
nyaman dengan situasi sosialnya.
4).
Dalam buku standar diagnosis keperawatan indonesia ( PPNI,2016 ) penyebab gangguan rasa
aman nyaman yaitu :
a. Gejalah penyakit
b. Kurang pengendalian situasonal atau lingkungan
c. Ketidak adekuatan sumber daya ( misalnya, dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan ).
d. Lurang privasi.
e. Gangguan stimulasi lingkungan.
f. Efek samping terapi ( misalnya, medikasi, radikasi dan kemoterapi).
g. Gangguan adaptasi kehamilan.
6). Gejalan dan tanda gangguan rasa aman nyaman
Gejala dan tanda gangguan rasa aman nyaman ( mual ) dapat di bagi menjadi 2 yaitu sebagai
berikut ( PPNI, 2016 ):
a. Gejala dan tanda mayor :
Data subjektif :
1). Mengelu tidak nyaman
2). Mengelu mual
3). Mengelu mau muntah
4). Tidak ada rasa ingin makan
5). Data subjektif: ( tidak tersedia ).
Data subjektif ;
1). Keluarga berbentuk kembali ( dyadik familly ) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2). Orang tua tunggal ( single parent family ) adalah keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dan anak – anak akibat penceraian.
3). Ibu dengan anak tanpa perkawinan ( the undemaried teenage mother ).
4). Orang dewasa ( laki-laki atau perempuan ) yang tinggal sendiri tanpa menikah
5). Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya ( the non marital heterexual
cohabiting familly ) biasanya dapat di jumpai pada daerah kumuh perkotaan,
tetapi pada akhirnya dinikahkan oleh pemerintah daerah meskipun usia pasangan
tersebut telah dua demi status anak-anaknya.
6). Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama ( gay and
lesbian family )
Menurut Puji Lestari dan Poerwanti Hadi Pratiwi, tahun (2018) Struktur dalam
keluarga dianggap dapat menjadikan institusi keluarga sebagai sistem kesatuan. Ada tiga
elemen utama dalam struktur internal keluarga yang saling kait mengait yaitu;
a. Status sosial.
Berdasarkan status sosial, keluarga nuklir biasanya distruktur oleh tiga struktur
utama, yaitu: bapak/ suami, ibu/ isteri, dan anak-anak. Struktur ini dapat pula berupa
figur-figur seperti: “pencari nafkah”, ibu rumah tangga, anak balita, anak sekolah,
remaja, dan lain-lain.
b. Fungsi sosial.
Konsep peran sosial dalam teori ini menggambarkan peran dari masing-masing
individu atau kelompok menurut status sosialnya dalam sebuah sistem sosial.
c. Norma sosial.
Norma sosial adalah sebuah peraturan yang menggambarkan bagaimana
sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sosialnya. Seperti halnya
fungsi sosial, norma sosial adalah standar tingkah laku yang diharapkan oleh setiap
aktor. Aspek.