MINI PROJECT
Disusun oleh :
dr. Kania Kanistia
Pendamping :
dr. Sri Murdiyah Hidayati, MH.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan mini project yang berjudul
“Identifikasi dan Prioritas Masalah Ketidakpatuhan Berobat Penderita Hipertensi
di RW 05 Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kejaksan melalui
Pendataan Keluarga Sehat Tahun 2017”.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu kegiatan dalam pelaksanaan Dokter
Internsip di Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon periode Desember 2017 – April
2018. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Junny Setyawati, M.KM selaku Kepala Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon
2. dr. Sri Murdiyah Hidayati, MH selaku pembimbing Dokter Internsip di
Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon
3. Seluruh Staff di Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon
4. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan
Kota Cirebon
5. Kepada semua pihak yang sudah memberi saran dalam pembuatan laporan
ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk perbaikan mini project ini. Akhir kata penulis mengharapkan mini
project ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi
dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan
pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi
penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama
masalah morbiditas dan mortalitas. Terjadinya transisi epidemiologi ini
disebabkan terjadinya perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan
struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi gaya hidup tidak sehat,
misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanan tinggi lemak dan kalori,
serta konsumsi alkohol yang diduga merupakan faktor risiko PTM
(Balitbangkes, 2006).
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius
saat ini adalah hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan/atau
diastolik 90 mmHg atau lebih pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
minimal lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Pusdatin,
2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam
dua faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur,
genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga
dan lain-lain. Munculnya hipertensi memerlukan faktor risiko tersebut terjadi
secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu
faktor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi
(Armilawati, 2007).
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Angka kejadian hipertensi
di seluruh dunia mencapai 1 milyar orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat
hipertensi terjadi setiap tahunnya (Depkes RI, 2008). Berdasarkan Riskesdas
2013, prevalensi hipertensi di Indonesia hasil pengukuran pada umur ≥18
tahun sebesar 25,8 persen (Riskesdas, 2013). Hipertensi juga menjadi
penyebab kematian nomor tiga pada semua umur di Indonesia, yakni
mencapai 6,8% setelah stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5%). Berdasarkan
data profil Puskesmas Kejaksan tahun 2016, hipertensi termasuk kedalam 10
besar penyakit terbanyak di Puskesmas Kejaksan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui faktor-
faktor apa saja yang berkaitan terhadap tingginya angka kejadian penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan dan dikemas dengan judul
“Identifikasi dan Prioritas Masalah Ketidakpatuhan Berobat Penderita
Hipertensi di RW 05 Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Kejaksan melalui Pendataan Keluarga Sehat Tahun 2017”.
B. Rumusan Masalah
Apakah penyebab ketidakpatuhan berobat penderita hipertensi di RW 05
Kelurahan Kesenden wilayah kerja UPT Puskesmas Kejaksan?
A. Keadaan Geografi
Puskesmas Kejaksan merupakan salah satu puskesmas yang berada di
Kota Cirebon. Wilayah kerja Puskesmas Kejaksan terletak di pusat kota
perdagangan dan jasa. Secara keseluruhan wilayah kerja Puskesmas Kejaksan
mempunyai akses yang mudah dijangkau dikarenakan wilayah Puskesmas
Kejaksan ada di wilayah perkotaan.
Batas wilayah Kelurahan Kesenden yang merupakan wilayah kerja
Puskesmas Kejaksan adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Kejaksan
3. Sebelah Timur : Laut Jawa
4. Sebelah Barat : Kelurahan Sukapura
Waktu
Jarak ke Jumlah Jumlah Jumlah
NO RW tempuh ke
puskesmas RT rumah KK
puskesmas
1 1 ± 75m ± 5 Menit 7 318 342
Dari tabel di atas, jarak ke puskesmas yang terjauh 600 m dan terdekat
50 m, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas kesehatan
yaitu Puskesmas Kejaksan relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 10
menit dan waktu tempuh yang terdekat 3 menit ini diukur dengan
menggunakan kendaraan roda 2 sedangkan jumlah RT ada 48, adapun jumlah
rumah yang terbanyak terdapat di RW 11 dengan jumlah rumah sebanyak 354
rumah dengan jumlah KK terbanyak juga yaitu sebanyak 468.
B. Keadaan Kependudukan / Demografi
Kependudukan / demografi merupakan gambaran situasi penduduk dan
hal yang berkaitan dengan masalah yang menyangkut kependudukan serta
menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan yang ada di
masyarakat, gambaran situasi kependudukan tersebut diantaranya berupa:
1. Jumlah penduduk dan komposisi penduduk
Data jumlah dan komposisi penduduk berupa pembagian
berdasarkan gender laki-laki dan perempuan disertai klasifikasi umur, hal
ini merupakan faktor penting karena dapat diketahui berapa jumlah
penduduk usia produktif yang ada di wilayah Puskesmas Kejaksan.
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk di Wilayah UPTD Puskesmas Kejaksan
No RW Jumlah KK Jumlah Penduduk
1 01 Kesenden 342 1.815
2 02 Krucuk 331 1.863
3 03 Kesenden 240 1.334
4 04 Krucuk 240 1.394
5 05 Kebon Benteng Timur 132 896
6 06 Kramat 232 1.093
7 07 Kendrunan Barat 108 440
8 08 Kendrunan Timur 310 1.665
9 09 Kebon Melati 197 1.011
10 10 Samadikun Selatan 561 2.472
11 11 Samadikum Utara 468 2.374
JUMLAH 3.161 16.357
2. Tingkat pendidikan
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan sangat
berpengaruh dalam menilai hasil cakupan kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas, karena faktor pengetahuan masyarakat biasanya dinilai dari
tinggi atau rendahnya pendidikan
Tabel 2.3. Tingkat Pendidikan di Wilayah UPTD Puskesmas Kejaksan
TINGKAT PENDIDIKAN
Laki-laki Perempuan
No RW Tidak Tidak
Aka Lain Akad Lain-
tamat SD SMP SMA PT Jml tamat SD SMP SMA PT J
demi – lain emi lain
SD SD
1 Kesenden 38 120 118 198 47 521 35 141 95 154 85 5
Jumlah 177 1033 769 1851 179 307 70 4386 558 835 700 1278 207 176 62 38
Masyarakat
Jumlah Miskin Jumlah KK
No RW
Penduduk Keseluruhan
Jumlah %
1 01 Kesenden 1.886 668 36,80 342
2 02 Krucuk 1.907 507 27,21 331
3 03 Kebon Benteng Barat 1.362 262 19,64 240
4 04 Kebon Benteng Tengah 1.419 239 17,14 240
5 05 Kebon Benteng Timur 901 141 15,74 132
6 06 Kramat 1.101 215 19,67 232
7 07 Kedrunan Barat 469 58 13,18 108
8 08 Kedrunan Timur 1.715 290 17,42 310
9 09 Kebon Melati 988 190 18,79 197
10 10 Samadikun Selatan 2.569 1392 56,31 561
11 11 Samadikun Utara 2.448 879 37,03 468
Jumlah 16.765 4.841 25,36 3.161
4. Mata Pencaharian
Mata Pencaharian
No RW Peternak/ PNS Lain- Jumlah
Petani Pedagang Buruh Wiraswasta
Pengrajin POLRI lain
1 01 Kesenden 100 50 36 63 182 431
2 02 Krucuk 62 67 96 41 93 359
3 03 Kebon Benteng
28 36 59 203 326
Barat
4 04 Kebon Benteng
35 30 2 22 32 145 266
Tengah
5 05 Kebon Benteng
6 25 17 79 127
Timur
6 06 Kramat 100 11 5 132 139 387
7 07 Kedrunan Barat 15 5 1 12 13 135 180
8 08 Kedrunan Timur 52 49 45 85 130 361
9 09 Kebon Melati 20 16 25 51 101 2013
10 10 Samadikun Selatan 2 40 18 168 462 690
11 11 Samadikun Utara 12 17 7 56 138 127 357
Jumlah 0 432 285 10 376 799 1796 5497
Tabel 2.5. Mata Pencaharian Penduduk
Data ini untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Kejaksan, dimana dapat dilihat jumlah pekerja
atau penduduk yang produktif.
5. Jumlah Penduduk Kelompok Rentan/ Khusus
Informasi mengenai penduduk kelompok rentan sangat diperlukan,
kelompok ini merupakan kelompok sasaran dari program pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Dari data ini dapat diketahui
jumlah wanitas usia subur, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, bayi, balita, siswa sekolah dan usila. Dimana kelompok ini
merupakan indikator keberhasilan yang dilihat dari jumlah hasil cakupan
kegiatan dari para programer.
Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Kelompok Rentan/ Khusus
Neo Bayi Balita
No RW PUS WUS Bumill Bulin Busui
0-28 0-11 12-50 bl
1 01 Kesenden hr
29 bl
22 99 200 404 41 35 29
2 02 Krucuk 23 15 82 178 349 29 30 23
03 Kebon
3 14 25 63 113 258 13 11 14
Benteng Barat
04 Kebon
4 12 18 52 98 267 12 12 12
Benteng Tengah
05 Kebon
5 6 19 66 55 144 3 6 6
Benteng Timur
6 06 Kramat 14 14 50 132 265 19 12 14
7 07 Kedrunan 7 20 26 42 89 7 2 7
8 Barat
08 Kedrunan 11 17 46 135 336 6 11 11
9 Timur
09 Kebon Melati 15 19 42 69 164 13 11 15
10 10 Samadikun 59 15 134 363 756 76 75 59
11 Selatan
11 Samadikun 31 24 97 253 547 40 42 30
Utara Jumlah 221 208 757 1.63 3.579 259 247 226
8
C. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Tabel 2.7. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Klasifikasi Posyandu
Jumlah Jumlah Jumlah
Purnama
Pratama
Mandiri
No Nama RW Kader
Madya
Posyandu Posbindu Battra
1 01 Kesenden 2 1 12 16 2
2 02 Krucuk 3 2 6 17 3
03 Kebon Benteng
3 1 1 2 11 1
Barat
04 Kebon Benteng
4 1 1 2 9 1
Tengah
05 Kebon Benteng
5 1 1 1 8 1
Timur
6 06 Kramat 1 1 0 6 1
7 07 Kedrunan Barat 1 1 2 7 1
8 08 Kedrunan Timur 1 1 3 10 1
9 09 Kebon Melati 1 1 3 11 1
10 Samadikun
10 2 1 3 10 2
Selatan
11
11 Samadikun Utara 2 1 4 10 2
Jumlah 16 12 38 115 0 7 3 6
5 Program KIA Rp 0
10 KCMS Rp. 0
Tenaga Farmasi
PNS : 3
9 (Apoteker / Asisten 1/2 1 – 3 (lebih)
Apoteker)
Tenaga
10 2 Sukwan 2 0 – 3 (kurang 1)
Administrasi
11 Pekarya Kesehatan 2 PNS : 2 2 – 2 (sesuai)
Lain-lain (Ka
pusk, Ka Sub Bag
12 2 PNS : 3
TU, Fungsional
tertentu, )
BAB III
SUBJEK DAN METODOLOGI
A. Metode
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan metode penelitian yang
digunakan adalah survei dengan teknik wawancara terpimpin dengan
kuesioner tertutup.
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian potong
lintang (cross sectional) untuk mengetahui gambaran data demografi
keluarga dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi pada RW 05
wilayah kerja UPT Puskesmas Kejaksan.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat : Wilayah kerja UPT Puskesmas Kejaksan RW 05 Kebon
Benteng Timur, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan,
Kota Cirebon.
Waktu : Desember 2017 – Januari 2018
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dengan menggunakan
kuesioner Keluarga Sehat pada kepala keluarga di RW 05 wilayah
kerja UPT Puskesmas Kejaksan.
b. Populasi
1) Kriteria Inklusi :
a) Keluarga yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas.
b) Anggota keluarga yang berusia lebih dari sama dengan 15
tahun.
c) Anggota keluarga yang menderita darah tinggi.
2) Kriteria Eksklusi :
a) Keluarga tidak yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas.
b) Anggota keluarga yang tidak berusia lebih dari sama dengan
15 tahun.
c) Anggota keluarga yang tidak menderita darah tinggi.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
whole sampling. Jumlah sampel yang didapatkan pada penelitian ini
adalah sebanyak 151 kepala keluarga di RW 05 wilayah kerja UPT
Puskesmas Kejaksan.
4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data demografi
anggota keluarga yang menderita hipertensi di RW 05 wilayah kerja UPT
Puskesmas Kejaksan, data tersebut meliputi :
Data Demografi :
a) Hubungan anggota keluarga
Definisi operasional :hubungan antar anggota keluarga
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dibedakan menjadi KK, istri/suami, anak,
menantu, cucu, orang tua, famili lain,
pembantu, lainnya.
Skala ukur : nominal
b) Usia
Definisi operasional : usia sejak lahir hingga ulang tahun terakhir
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dinyatakan dalam kelompok usia
1) Anak (5-11 tahun)
2) Remaja awal (12-16 tahun)
3) Remaja akhir (17-25 tahun)
4) Dewasa awal (26-35 tahun)
5) Dewasa akhir (36-45 tahun)
6) Lansia awal (46-55 tahun)
7) Lansia akhir (56-65 tahun)
8) Manula (> 65 tahun)
Skala ukur : ordinal
c) Jenis kelamin
Definisi operasional :jenis kelamin pada saat dilahirkan
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dibedakan menjadi laki-laki (L) dan
perempuan (P)
Skala ukur : nominal
d) Status perkawinan
Definisi operasional :status yang menunjukan hubungan antar
suami dengan istri
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dibedakan menjadi belum kawin, kawin,
cerai hidup, cerai mati.
Skala ukur : nominal
e) Pendidikan terakhir
Definisi operasional : jenjang pendidikan yang terakhir
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dinyatakan dalam kelompok pendidikan
1) Tidak pernah sekolah
2) Tidak tamat SD
3) Tamat SD/MI
4) Tamat SMP/MTS
5) Tamat SMA/MA
6) Tamat D1/D2/D3
7) Tamat PT
Skala ukur : nominal
f) Pekerjaan
Definisi operasionl :profesi yang dijalani sehari-hari
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dinyatakan dalam kelompok pekerjaan
berdasarkan
1) Tidak kerja
2) Sekolah
3) PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD
4) Pegawai swasta
5) Wiraswasta/Pedagang/Jasa
6) Petani
7) Nelayan
8) Buruh
9) Lainnya
Skala ukur : nominal
g) Diagnosis darah tinggi/hipertensi
Definisi operasional :anggota keluarga yang ditetapkan menderita
darah tinggi/hipertensi oleh dokter
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dibedakan menjadi YA atau TIDAK
Skala ukur : nominal
h) Pengobatan darah tinggi/hipertensi secara teratur
Definisi operasional :penderita darah tinggi/hipertensi yang
meminum obat secara teratur
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dibedakan menjadi YA atau TIDAK
Skala ukur : nominal
i) Pemeriksaan tekanan darah
Definisi operasional :anggota keluarga yang diukur tekanan
darahnya (sistolik dan diastolik) oleh tenaga
kesehatan
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dibedakan menjadi YA atau TIDAK
Skala ukur : nominal
j) Hasil pemeriksaan tekanan darah
Definisi operasional : angka yang menunjukkan hasil pengukuran
tekanan darah
Cara ukur :pengukuran dengan menggunakan
tensinometer
Standar :dinyatakan dalam hasil sistolik/diastolik
Skala ukur : ordinal
B. Analisis Hasil
Berdasarkan hasil survei PIS-PK pada 151 keluarga di RW 05 wilayah
kerja UPT Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon bulan Januari – Februari 2018,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.1 Indikator Keluarga Sehat
Indikator T Y N
Keluarga mengikuti program KB *) 43 56 52
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 1 0 150
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 1 5 145
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 2 5 144
Pertumbuhan Balita dipantau 7 16 128
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 1 1 149
Penderita hipertensi yang berobat teratur 51 29 71
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak 0 1 150
ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 72 79 0
Keluarga sudah menjadi anggota JKN 29 112 0
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air 0 151 0
bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban 0 151 0
keluarga
Keterangan
N : Nihil (tidak ada sasaran)
Y : Ya
T : Tidak
Data tersebut kemudian dikelompokkan menjadi Keluarga Sehat dan
Keluarga Tidak Sehat dimana Keluarga Sehat terdiri dari jumlah nilai N
dititambah nilai Y, sedangkan Keluarga Tidak Sehat terdiri dari jumlah nilai
T. Hasil pengelompokkan Keluarga Sehat dan Tidak Sehat yaitu sebagai
berikut :
Tabel 3.2. Persentase Keluarga Sehat dan Keluarga Tidak Sehat
Indikator Keluarga Keluarga
Sehat (%) Tidak
Sehat (%)
Keluarga mengikuti program KB *) 71,52 28,48
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 99,34 0,66
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 99,34 0,66
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 98,68 1,32
Pertumbuhan Balita dipantau 95,36 4,64
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 99,34 0,66
Penderita hipertensi yang berobat teratur 66,23 33,77
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak 100,00 0,00
ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 52,32 47,68
Keluarga sudah menjadi anggota JKN 74,17 25,83
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air 100,00 0,00
bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban 100,00 0,00
keluarga
Man Material
Kurangnya kesadaran
Kebijakan pembatasan
dan motivasi masyarakat
jumlah obat yang diberikan
untuk berobat secara
pada pasien hipertensi
rutin
Penderita hipertensi
tidak berobat
teratur
1. Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
Minimnya sosialisasi yang belum berjalan sebagaimana semestinya
atau promosi kesehatan
2. Belum ada pencatatan atau pendataan khusus
yang bersifat persuasif
bagi masyarakat terkait yang dilakukan secara aktif dan berkala untuk
pengobatan Hipertensi menyasar penderita hipertensi
3. Peningkatan jumlah pasien yang berobat di
Market Method
Puskesmas membuat penderita Hipertensi malas
mengantri apabila hanya sekedar untuk kontrol
tekanan darah dan mengambil obat
Pusat Data dan Informasi. 2014. Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.