Anda di halaman 1dari 31

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

KETIDAKPATUHAN BEROBAT PENDERITA HIPERTENSI


DI RW 05 KELURAHAN KESENDEN
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KEJAKSAN
MELALUI PENDATAAN KELUARGA SEHAT
TAHUN 2017

MINI PROJECT

Disusun oleh :
dr. Kania Kanistia

Pendamping :
dr. Sri Murdiyah Hidayati, MH.

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE DESEMBER 2017 – APRIL 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan mini project yang berjudul
“Identifikasi dan Prioritas Masalah Ketidakpatuhan Berobat Penderita Hipertensi
di RW 05 Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kejaksan melalui
Pendataan Keluarga Sehat Tahun 2017”.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu kegiatan dalam pelaksanaan Dokter
Internsip di Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon periode Desember 2017 – April
2018. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Junny Setyawati, M.KM selaku Kepala Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon
2. dr. Sri Murdiyah Hidayati, MH selaku pembimbing Dokter Internsip di
Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon
3. Seluruh Staff di Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon
4. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan
Kota Cirebon
5. Kepada semua pihak yang sudah memberi saran dalam pembuatan laporan
ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk perbaikan mini project ini. Akhir kata penulis mengharapkan mini
project ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan.

Cirebon, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I ......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................2
BAB II ....................................................................................................................4
A. Keadaan Geografi .......................................................................................4
B. Keadaan Kependudukan/Demografi ..........................................................6
C. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) .......................................10
D. Data 10 Besar Penyakit ................................................................................11
E. Keuangan dan Pembiayaan .........................................................................12
F. Tenaga Kerjaa Puskesmas Kejaksan ...........................................................13
BAB III .............................................................................................................14
A. Metode ........................................................................................................14
B. Analisis Hasil ..............................................................................................18
C. Prioritas Masalah ........................................................................................20
D. Analisa Penyebab Masalah .........................................................................21
E. Prioritas Penyebab Masalah .........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................26
LAMPIRAN .........................................................................................................27
Lampiran 1 .......................................................................................................27
Lampiran 2 .......................................................................................................28
Lampiran 3 .......................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi
dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan
pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) meliputi
penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama
masalah morbiditas dan mortalitas. Terjadinya transisi epidemiologi ini
disebabkan terjadinya perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan
struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi gaya hidup tidak sehat,
misalnya merokok, kurang aktivitas fisik, makanan tinggi lemak dan kalori,
serta konsumsi alkohol yang diduga merupakan faktor risiko PTM
(Balitbangkes, 2006).
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius
saat ini adalah hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan/atau
diastolik 90 mmHg atau lebih pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
minimal lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Pusdatin,
2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam
dua faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur,
genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga
dan lain-lain. Munculnya hipertensi memerlukan faktor risiko tersebut terjadi
secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu
faktor risiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi
(Armilawati, 2007).
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Angka kejadian hipertensi
di seluruh dunia mencapai 1 milyar orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat
hipertensi terjadi setiap tahunnya (Depkes RI, 2008). Berdasarkan Riskesdas
2013, prevalensi hipertensi di Indonesia hasil pengukuran pada umur ≥18
tahun sebesar 25,8 persen (Riskesdas, 2013). Hipertensi juga menjadi
penyebab kematian nomor tiga pada semua umur di Indonesia, yakni
mencapai 6,8% setelah stroke (15,4 %) dan tuberkulosis (7,5%). Berdasarkan
data profil Puskesmas Kejaksan tahun 2016, hipertensi termasuk kedalam 10
besar penyakit terbanyak di Puskesmas Kejaksan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui faktor-
faktor apa saja yang berkaitan terhadap tingginya angka kejadian penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan dan dikemas dengan judul
“Identifikasi dan Prioritas Masalah Ketidakpatuhan Berobat Penderita
Hipertensi di RW 05 Kelurahan Kesenden Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Kejaksan melalui Pendataan Keluarga Sehat Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah
Apakah penyebab ketidakpatuhan berobat penderita hipertensi di RW 05
Kelurahan Kesenden wilayah kerja UPT Puskesmas Kejaksan?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis masalah ketidakpatuhan berobat penderita
hipertensi yang berada di RW 05 wilayah kerja UPT Puskesmas
Kejaksan.
b. Untuk menentukan rencana tindak lanjut pada penderita hipertensi yang
tidak patuh berobat di RW 05 wilayah kerja UPT Puskesmas Kejaksan.
2. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi penulis
Menambah informasi dan wawasan penulis mengenai masalah
ketidakpatuhan berobat penderita hipertensi di RW 05 wilayah kerja
UPT Puskesmas Kejaksan.
2. Manfaat bagi puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan informasi
dalam menyusun kebijakan dan strategi program-program kesehatan
terutama yang berhubungan dengan masalah.
3. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian diharapkan bisa dijadikan data awal untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi
Puskesmas Kejaksan merupakan salah satu puskesmas yang berada di
Kota Cirebon. Wilayah kerja Puskesmas Kejaksan terletak di pusat kota
perdagangan dan jasa. Secara keseluruhan wilayah kerja Puskesmas Kejaksan
mempunyai akses yang mudah dijangkau dikarenakan wilayah Puskesmas
Kejaksan ada di wilayah perkotaan.
Batas wilayah Kelurahan Kesenden yang merupakan wilayah kerja
Puskesmas Kejaksan adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Kejaksan
3. Sebelah Timur : Laut Jawa
4. Sebelah Barat : Kelurahan Sukapura

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kejaksan


Kelurahan Kesenden terdiri dari 11 RW dan 48 RT, letak UPTD
Puskesmas Kejaksan berada di wilayah RW 02 Krucuk, sebelah utara Pusat
Kota Cirebon dengan jarak + 1 Km dengan waktu tempuh + 5 menit
menggunakan kendaraan roda empat. Luas wilayah Kelurahan Kesenden
seluas 12,5 Ha.
Tabel 2.1. Situasi Geografis di wilayah Puskesmas Kejaksan Tahun 2016

Waktu
Jarak ke Jumlah Jumlah Jumlah
NO RW tempuh ke
puskesmas RT rumah KK
puskesmas
1 1 ± 75m ± 5 Menit 7 318 342

2 2 ± 50m ± 3 Menit 5 213 331

3 3 ± 150m ± 7 Menit 6 178 240

4 4 ± 300m ± 10 Menit 4 172 240

5 5 ± 250m ± 10 Menit 3 110 132

6 6 ± 100m ± 7 Menit 5 174 232

7 7 ± 300m ± 8 Menit 3 80 108

8 8 ± 400m ± 10 Menit 5 254 310

9 9 ± 500m ± 10 Menit 4 127 197

10 10 ± 600m ± 10 Menit 3 280 561

11 11 ± 600m ± 10 Menit 3 354 468

Jumlah 48 2260 3.161

Dari tabel di atas, jarak ke puskesmas yang terjauh 600 m dan terdekat
50 m, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas kesehatan
yaitu Puskesmas Kejaksan relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 10
menit dan waktu tempuh yang terdekat 3 menit ini diukur dengan
menggunakan kendaraan roda 2 sedangkan jumlah RT ada 48, adapun jumlah
rumah yang terbanyak terdapat di RW 11 dengan jumlah rumah sebanyak 354
rumah dengan jumlah KK terbanyak juga yaitu sebanyak 468.
B. Keadaan Kependudukan / Demografi
Kependudukan / demografi merupakan gambaran situasi penduduk dan
hal yang berkaitan dengan masalah yang menyangkut kependudukan serta
menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan yang ada di
masyarakat, gambaran situasi kependudukan tersebut diantaranya berupa:
1. Jumlah penduduk dan komposisi penduduk
Data jumlah dan komposisi penduduk berupa pembagian
berdasarkan gender laki-laki dan perempuan disertai klasifikasi umur, hal
ini merupakan faktor penting karena dapat diketahui berapa jumlah
penduduk usia produktif yang ada di wilayah Puskesmas Kejaksan.
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk di Wilayah UPTD Puskesmas Kejaksan
No RW Jumlah KK Jumlah Penduduk
1 01 Kesenden 342 1.815
2 02 Krucuk 331 1.863
3 03 Kesenden 240 1.334
4 04 Krucuk 240 1.394
5 05 Kebon Benteng Timur 132 896
6 06 Kramat 232 1.093
7 07 Kendrunan Barat 108 440
8 08 Kendrunan Timur 310 1.665
9 09 Kebon Melati 197 1.011
10 10 Samadikun Selatan 561 2.472
11 11 Samadikum Utara 468 2.374
JUMLAH 3.161 16.357

2. Tingkat pendidikan
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan sangat
berpengaruh dalam menilai hasil cakupan kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas, karena faktor pengetahuan masyarakat biasanya dinilai dari
tinggi atau rendahnya pendidikan
Tabel 2.3. Tingkat Pendidikan di Wilayah UPTD Puskesmas Kejaksan

TINGKAT PENDIDIKAN
Laki-laki Perempuan
No RW Tidak Tidak
Aka Lain Akad Lain-
tamat SD SMP SMA PT Jml tamat SD SMP SMA PT J
demi – lain emi lain
SD SD
1 Kesenden 38 120 118 198 47 521 35 141 95 154 85 5

2 Krucuk 52 122 105 246 34 559 37 161 54 196 29 4


Kebon
3 Benteng 7 75 47 184 35 57 1 406 8 77 78 172 20 38 3
Barat
Kebon
4 Benteng 6 2 2 10 2 3 1 1
Tengah
Kebon
5 Benteng 3 15 24 70 22 37 171 23 34 83 18 5 1
Timur
6 Kramat 5 62 40 146 13 20 66 352 2 44 43 154 8 15 61 3
Kedrunan
7 5 9 65 3 33 115 3 9 18 61 3 25 1
Barat
Kedrunan
8 5 45 65 230 15 60 3 423 3 50 40 154 17 40 1 3
Timur
9 Kebon Melati 1 46 39 141 32 28 287 3 54 49 124 27 21 2
Samadikun
10 36 399 164 323 31 953 443 178 241 23 8
Selatan
Samadikun
11 30 138 156 246 12 7 589 24 96 45 180 5 2 3
Utara

Jumlah 177 1033 769 1851 179 307 70 4386 558 835 700 1278 207 176 62 38

3. Jumlah Penduduk dan KK miskin


Informasi tentang jumlah penduduk miskin yang ada di wilayah
Puskesmas berpengaruh terhadap kegiatan program yang dilaksanakan,
karena ada program tertentu yang mempunyai sasaran dari penduduk
miskin, misalnya program gizi yang mempunyai kegiatan PMT bagi balita
gizi buruk dari keluarga miskin.
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk dan KK Miskin

Masyarakat
Jumlah Miskin Jumlah KK
No RW
Penduduk Keseluruhan
Jumlah %
1 01 Kesenden 1.886 668 36,80 342
2 02 Krucuk 1.907 507 27,21 331
3 03 Kebon Benteng Barat 1.362 262 19,64 240
4 04 Kebon Benteng Tengah 1.419 239 17,14 240
5 05 Kebon Benteng Timur 901 141 15,74 132
6 06 Kramat 1.101 215 19,67 232
7 07 Kedrunan Barat 469 58 13,18 108
8 08 Kedrunan Timur 1.715 290 17,42 310
9 09 Kebon Melati 988 190 18,79 197
10 10 Samadikun Selatan 2.569 1392 56,31 561
11 11 Samadikun Utara 2.448 879 37,03 468
Jumlah 16.765 4.841 25,36 3.161

4. Mata Pencaharian

Mata Pencaharian
No RW Peternak/ PNS Lain- Jumlah
Petani Pedagang Buruh Wiraswasta
Pengrajin POLRI lain
1 01 Kesenden 100 50 36 63 182 431
2 02 Krucuk 62 67 96 41 93 359
3 03 Kebon Benteng
28 36 59 203 326
Barat
4 04 Kebon Benteng
35 30 2 22 32 145 266
Tengah
5 05 Kebon Benteng
6 25 17 79 127
Timur
6 06 Kramat 100 11 5 132 139 387
7 07 Kedrunan Barat 15 5 1 12 13 135 180
8 08 Kedrunan Timur 52 49 45 85 130 361
9 09 Kebon Melati 20 16 25 51 101 2013
10 10 Samadikun Selatan 2 40 18 168 462 690
11 11 Samadikun Utara 12 17 7 56 138 127 357
Jumlah 0 432 285 10 376 799 1796 5497
Tabel 2.5. Mata Pencaharian Penduduk
Data ini untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Kejaksan, dimana dapat dilihat jumlah pekerja
atau penduduk yang produktif.
5. Jumlah Penduduk Kelompok Rentan/ Khusus
Informasi mengenai penduduk kelompok rentan sangat diperlukan,
kelompok ini merupakan kelompok sasaran dari program pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Dari data ini dapat diketahui
jumlah wanitas usia subur, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, bayi, balita, siswa sekolah dan usila. Dimana kelompok ini
merupakan indikator keberhasilan yang dilihat dari jumlah hasil cakupan
kegiatan dari para programer.
Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Kelompok Rentan/ Khusus
Neo Bayi Balita
No RW PUS WUS Bumill Bulin Busui
0-28 0-11 12-50 bl
1 01 Kesenden hr
29 bl
22 99 200 404 41 35 29
2 02 Krucuk 23 15 82 178 349 29 30 23
03 Kebon
3 14 25 63 113 258 13 11 14
Benteng Barat
04 Kebon
4 12 18 52 98 267 12 12 12
Benteng Tengah
05 Kebon
5 6 19 66 55 144 3 6 6
Benteng Timur
6 06 Kramat 14 14 50 132 265 19 12 14
7 07 Kedrunan 7 20 26 42 89 7 2 7
8 Barat
08 Kedrunan 11 17 46 135 336 6 11 11
9 Timur
09 Kebon Melati 15 19 42 69 164 13 11 15
10 10 Samadikun 59 15 134 363 756 76 75 59
11 Selatan
11 Samadikun 31 24 97 253 547 40 42 30
Utara Jumlah 221 208 757 1.63 3.579 259 247 226
8
C. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Tabel 2.7. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Klasifikasi Posyandu
Jumlah Jumlah Jumlah

Purnama
Pratama

Mandiri
No Nama RW Kader

Madya
Posyandu Posbindu Battra

1 01 Kesenden 2 1 12 16 2
2 02 Krucuk 3 2 6 17 3
03 Kebon Benteng
3 1 1 2 11 1
Barat
04 Kebon Benteng
4 1 1 2 9 1
Tengah
05 Kebon Benteng
5 1 1 1 8 1
Timur
6 06 Kramat 1 1 0 6 1
7 07 Kedrunan Barat 1 1 2 7 1

8 08 Kedrunan Timur 1 1 3 10 1

9 09 Kebon Melati 1 1 3 11 1
10 Samadikun
10 2 1 3 10 2
Selatan
11
11 Samadikun Utara 2 1 4 10 2

Jumlah 16 12 38 115 0 7 3 6

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di Wilayah Puskesmas


Kejaksan diantaranya yaitu terdapat 16 Posyandu, 12 Posbindu, 38 Batra, dan
118 kader dan klasifikasi Posyandu yang masuk dalam kategori yaitu 0
Pratama, 7 Madya, 3 Purnama, 6 Mandiri.
D. Data 10 Besar Penyakit
Data Pola Penyakit yaitu 10 besar penyakit di Puskesmas Kejaksan
adalah seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.8. Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Semua Golongan Umur di
Puskesmas Kejaksan Tahun 2016
E.
Kasus Baru
No Nama Penyakit
Jumlah %
1 ISPA 13.591 33,1
2 Diare 929 2,3
3 S.Kulit 2.292 5,6
4 Dyspesia 3.767 9,2
5 Hypertensi 3.796 9,2
6 Myalgia 4.195 10,2
7 Rematik 2.725 6,6
8 DM 1.992 4,8
9 Pneumonia 28 0,1
10 Faringitis 746 1,8
11 Conjungtivitis 409 1,0
12 TB Paru 34 0,1
13 S Telinga 67 0,2
14 Atritis 318 0,8
15 Demam tak diketahui penyebabnya 1.147 2,8
16 Cepalgia 1.280 3,1
17 Penyakit gusi 832 2,0
18 Caries Gusi 763 1,9
19 Penyakit Mata 198 0,5
20 Asma 18 0,0
21 Penyakit lain-lain 1.983 4,8
F. Keuangan dan Pembiayaan Kesehatan
Tabel 2.9. Pembiayaan Kesehatan di UPTD Puskesmas Kejaksan Tahun 2016
No Jenis Sumber Biaya Jumlah

1 Pelayanan Kesehatan (Retribusi) Rp. 76.775.750

2 Program P2P Rp. 0

3 Program Kesling Rp. 50.000

4 Program Gizi Rp. 63.000.000

5 Program KIA Rp 0

6 Program UKS/UKAR Rp. 0

7 Program PHN Rp. 0

8 Program Lansia Rp. 0

9 RSBM Rp. 19.173.000

10 KCMS Rp. 0

11 BOK Rp. 187.086.000

12 JKN Rp. 920.001.867

Jumlah Rp. 1.266.086.617

Sumber dana pembiayaan operasional Puskesmas Kejaksan di tahun


2016 berasal dari pengembalian retribusi, program, RSBM, Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) dan JKN.
Sedangkan kebutuhan obat yang ada di Puskesmas berasal dari Dinas
Kesehatan dan dari dana JKN melalui Gudang Farmasi Kotamadya Cirebon.
Setiap bulan petugas farmasi melakukan analisa kebutuhan obat dan
mengajukan permohonan obat kepada Dinas Kesehatan.
Ketersediaan obat dibandingkan dengan kebutuhan sudah sesuai dengan
pola penyakit yang terdapat di Puskesmas Kejaksan. Karena di dalam
permintaan obat sudah menggunakan perhitungan stock optimum yang
mengacu pada pemakaian obat pada bulan sebelumnya. Manajemen
penyimpanan yang ada di Puskesmas menggunakan metode FIFO (First In
Fisrt Out) hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kadaluarsa obat
karena tidak terkontrol pengeluarannya.
G. Tenaga Kerja Puskesmas Kejaksan
Tabel 2.10. Jumlah Tenaga Berdasarkan Jenis Tenaga di Puskesmas Kejaksan Tahun
2016
Yang ada Status Keterangan
No Rincian Variabel
sekarang kepegawaian (Standar – yang ada)
Dokter atau
doketer layanan
1 2 PNS : 2 1 – 2 (Lebih)
primer (Dokter
umum)
2 Dokter gigi 1 PNS : 1 1 – 1 (sesuai)
Perawat / perawat PNS : 6 / 1
3 7/1 5 – 8 (lebih)
gigi Magang : 1
PNS : 2
4 Bidan 6 PTT : 3 4 – 6 (lebih)
Magang : 1
Tenaga Kesehatan
5 1 PNS : 1 2 – 1 (kurang 1)
Masyarakat
Tenaga Kesehatan
6 1 PNS : 1 1 – 1 (sesuai)
Lingkungan
Ahli Tenaga
7 Laboratorium 1 PNS : 1 1 – 1 (sesuai)
Medik
8 Tenaga Gizi 1 PNS : 1 1 – 1 (sesuai)

Tenaga Farmasi
PNS : 3
9 (Apoteker / Asisten 1/2 1 – 3 (lebih)
Apoteker)
Tenaga
10 2 Sukwan 2 0 – 3 (kurang 1)
Administrasi
11 Pekarya Kesehatan 2 PNS : 2 2 – 2 (sesuai)
Lain-lain (Ka
pusk, Ka Sub Bag
12 2 PNS : 3
TU, Fungsional
tertentu, )
BAB III
SUBJEK DAN METODOLOGI

A. Metode
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan metode penelitian yang
digunakan adalah survei dengan teknik wawancara terpimpin dengan
kuesioner tertutup.
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian potong
lintang (cross sectional) untuk mengetahui gambaran data demografi
keluarga dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi pada RW 05
wilayah kerja UPT Puskesmas Kejaksan.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat : Wilayah kerja UPT Puskesmas Kejaksan RW 05 Kebon
Benteng Timur, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan,
Kota Cirebon.
Waktu : Desember 2017 – Januari 2018
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dengan menggunakan
kuesioner Keluarga Sehat pada kepala keluarga di RW 05 wilayah
kerja UPT Puskesmas Kejaksan.
b. Populasi
1) Kriteria Inklusi :
a) Keluarga yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas.
b) Anggota keluarga yang berusia lebih dari sama dengan 15
tahun.
c) Anggota keluarga yang menderita darah tinggi.
2) Kriteria Eksklusi :
a) Keluarga tidak yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas.
b) Anggota keluarga yang tidak berusia lebih dari sama dengan
15 tahun.
c) Anggota keluarga yang tidak menderita darah tinggi.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
whole sampling. Jumlah sampel yang didapatkan pada penelitian ini
adalah sebanyak 151 kepala keluarga di RW 05 wilayah kerja UPT
Puskesmas Kejaksan.
4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data demografi
anggota keluarga yang menderita hipertensi di RW 05 wilayah kerja UPT
Puskesmas Kejaksan, data tersebut meliputi :
Data Demografi :
a) Hubungan anggota keluarga
Definisi operasional :hubungan antar anggota keluarga
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dibedakan menjadi KK, istri/suami, anak,
menantu, cucu, orang tua, famili lain,
pembantu, lainnya.
Skala ukur : nominal
b) Usia
Definisi operasional : usia sejak lahir hingga ulang tahun terakhir
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dinyatakan dalam kelompok usia
1) Anak (5-11 tahun)
2) Remaja awal (12-16 tahun)
3) Remaja akhir (17-25 tahun)
4) Dewasa awal (26-35 tahun)
5) Dewasa akhir (36-45 tahun)
6) Lansia awal (46-55 tahun)
7) Lansia akhir (56-65 tahun)
8) Manula (> 65 tahun)
Skala ukur : ordinal
c) Jenis kelamin
Definisi operasional :jenis kelamin pada saat dilahirkan
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dibedakan menjadi laki-laki (L) dan
perempuan (P)
Skala ukur : nominal
d) Status perkawinan
Definisi operasional :status yang menunjukan hubungan antar
suami dengan istri
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dibedakan menjadi belum kawin, kawin,
cerai hidup, cerai mati.
Skala ukur : nominal
e) Pendidikan terakhir
Definisi operasional : jenjang pendidikan yang terakhir
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dinyatakan dalam kelompok pendidikan
1) Tidak pernah sekolah
2) Tidak tamat SD
3) Tamat SD/MI
4) Tamat SMP/MTS
5) Tamat SMA/MA
6) Tamat D1/D2/D3
7) Tamat PT
Skala ukur : nominal
f) Pekerjaan
Definisi operasionl :profesi yang dijalani sehari-hari
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar :dinyatakan dalam kelompok pekerjaan
berdasarkan
1) Tidak kerja
2) Sekolah
3) PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD
4) Pegawai swasta
5) Wiraswasta/Pedagang/Jasa
6) Petani
7) Nelayan
8) Buruh
9) Lainnya
Skala ukur : nominal
g) Diagnosis darah tinggi/hipertensi
Definisi operasional :anggota keluarga yang ditetapkan menderita
darah tinggi/hipertensi oleh dokter
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dibedakan menjadi YA atau TIDAK
Skala ukur : nominal
h) Pengobatan darah tinggi/hipertensi secara teratur
Definisi operasional :penderita darah tinggi/hipertensi yang
meminum obat secara teratur
Cara ukur : ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dibedakan menjadi YA atau TIDAK
Skala ukur : nominal
i) Pemeriksaan tekanan darah
Definisi operasional :anggota keluarga yang diukur tekanan
darahnya (sistolik dan diastolik) oleh tenaga
kesehatan
Cara ukur :ditanyakan dengan menggunakan kuesioner
Standar : dibedakan menjadi YA atau TIDAK
Skala ukur : nominal
j) Hasil pemeriksaan tekanan darah
Definisi operasional : angka yang menunjukkan hasil pengukuran
tekanan darah
Cara ukur :pengukuran dengan menggunakan
tensinometer
Standar :dinyatakan dalam hasil sistolik/diastolik
Skala ukur : ordinal
B. Analisis Hasil
Berdasarkan hasil survei PIS-PK pada 151 keluarga di RW 05 wilayah
kerja UPT Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon bulan Januari – Februari 2018,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.1 Indikator Keluarga Sehat
Indikator T Y N
Keluarga mengikuti program KB *) 43 56 52
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 1 0 150
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 1 5 145
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 2 5 144
Pertumbuhan Balita dipantau 7 16 128
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 1 1 149
Penderita hipertensi yang berobat teratur 51 29 71
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak 0 1 150
ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 72 79 0
Keluarga sudah menjadi anggota JKN 29 112 0
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air 0 151 0
bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban 0 151 0
keluarga
Keterangan
N : Nihil (tidak ada sasaran)
Y : Ya
T : Tidak
Data tersebut kemudian dikelompokkan menjadi Keluarga Sehat dan
Keluarga Tidak Sehat dimana Keluarga Sehat terdiri dari jumlah nilai N
dititambah nilai Y, sedangkan Keluarga Tidak Sehat terdiri dari jumlah nilai
T. Hasil pengelompokkan Keluarga Sehat dan Tidak Sehat yaitu sebagai
berikut :
Tabel 3.2. Persentase Keluarga Sehat dan Keluarga Tidak Sehat
Indikator Keluarga Keluarga
Sehat (%) Tidak
Sehat (%)
Keluarga mengikuti program KB *) 71,52 28,48
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 99,34 0,66
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 99,34 0,66
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 98,68 1,32
Pertumbuhan Balita dipantau 95,36 4,64
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 99,34 0,66
Penderita hipertensi yang berobat teratur 66,23 33,77
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak 100,00 0,00
ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 52,32 47,68
Keluarga sudah menjadi anggota JKN 74,17 25,83
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air 100,00 0,00
bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban 100,00 0,00
keluarga

Suatu indikator dengan persentase dibawah 80% dianggap tidak


memenuhi indikator kelurga sehat. Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwa terdapat 4 indikator yang jumlahnya di bawah 80% diantaranya:
1. Anggota keluarga tidak ada yang merokok (52.32%)
2. Penderita hipertensi yang berobat teratur (66.23%)
3. Keluarga mengikuti program KB (71.52%)
4. Keluarga sudah menjadi anggota JKN (74.17%)
C. Prioritas Masalah
Indikator keluarga sehat dengan persentase di bawah 80% dianggap
sebagai suatu problem kesehatan yang perlu ditindaklanjuti. Untuk
menentukan tindak lanjut suatu masalah harus ditentukan prioritas
masalahnya terlebih dahulu, salah satunya dengan metode USG dimana
metode ini dilakukan dengan menggunakan teknik scoring. Prosesnya
dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari suatu masalah (urgency),
keseriusan masalah yang dihadapi (seriousness), serta kemungkinan
bekembangnya masalah tersebut semakin besar (growth).
1. Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
2. Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap kesehatan masyarakat. Semakin tinggi dampak masalah yang
ditimbulkan maka semakin serius masalah tersebut.
3. Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin
prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.
Berikut hasil penentuan prioritas masalah di RW 05 Kelurahan
Kesenden:
Tabel 3.3. Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Kriteria USG
Skor
Indikator Jumlah
U S G
Penderita Hipertensi yang 70 114 83 267
berobat teratur
Anggota keluarga tidak 65 64 65 194
merokok
Keluarga mengikuti 60 64 52 176
program KB
Berdasarkan penentuan masalah dengan kriteria Urgency, Seriousness,
Growth yang dilakukan pada 20 orang perwakilan warga RW 05, maka
didapatkan masalah yang paling utama yaitu penderita hipertensi yang
berobat teratur dengan skor 267.

D. Analisa Penyebab Masalah


1. Analisis Penyebab Masalah dengan Pendekatan Sistem
Dalam menganalisis penyebab masalah secara menyeluruh
digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output,
outcome, serta environment. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan
pendekatan sistem tersebut, dapat ditelusuri secara retrospektif hal-hal
yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan.
Tabel 3.4. Tabel Analisa Penyebab Masalah
No. Input Masalah
1 Man Kurangnya kesadaran dan motivasi masyarakat untuk
berobat secara rutin
2 Market Minimnya sosialisasi atau promosi kesehatan yang
bersifat persuasif bagi masyarakat terkait pengobatan
hipertensi
3 Money Tidak ada data
4 Method 1. Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) yang
belum berjalan sebagaimana semestinya
2. Belum ada pencatatan atau pendataan khusus yang
dilakukan secara aktif dan berkala untuk menyasar
penderita hipertensi
3. Peningkatan jumlah pasien yang berobat di
Puskesmas membuat penderita Hipertensi malas
mengantri apabila hanya sekedar untuk kontrol
tekanan darah dan mengambil obat
5 Material Kebijakan pembatasan jumlah obat yang diberikan pada
pasien hipertensi
2. Analisis Penyebab Masalah dengan Fishbone Analysis

Man Material

Kurangnya kesadaran
Kebijakan pembatasan
dan motivasi masyarakat
jumlah obat yang diberikan
untuk berobat secara
pada pasien hipertensi
rutin
Penderita hipertensi
tidak berobat
teratur
1. Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
Minimnya sosialisasi yang belum berjalan sebagaimana semestinya
atau promosi kesehatan
2. Belum ada pencatatan atau pendataan khusus
yang bersifat persuasif
bagi masyarakat terkait yang dilakukan secara aktif dan berkala untuk
pengobatan Hipertensi menyasar penderita hipertensi
3. Peningkatan jumlah pasien yang berobat di
Market Method
Puskesmas membuat penderita Hipertensi malas
mengantri apabila hanya sekedar untuk kontrol
tekanan darah dan mengambil obat

Gambar 3.1. Analisis Penyebab Masalah Menggunakan Fishbone Analysis


E. Prioritas Penyebab Masalah
Penyebab masalah yang sudah ditentukan selanjutnya diurutkan prioritasnya
dengan menggunakan paired comparison.
Tabel 3.5. Prioritas Penyebab Masalah
No. Huruf Penyebab Masalah
1. A Kurangnya kesadaran dan motivasi masyarakat untuk
berobat secara rutin
2. B Minimnya sosialisasi atau promosi kesehatan yang bersifat
persuasif bagi masyarakat terkait pengobatan hipertensi
3. C Prolanis yang belum berjalan sebagaimana semestinya
4. D Belum ada pencatatan atau pendataan khusus yang dilakukan
secara aktif dan berkala untuk menyasar penderita hipertensi
5. E Peningkatan jumlah pasien yang berobat di Puskesmas
membuat penderita hipertensi malas mengantri apabila hanya
sekedar untuk kontrol tekanan darah dan mengambil obat
6. F Kebijakan pembatasan jumlah obat yang diberikan pada
pasien hipertensi

Tabel 3.6. Paired Comparison


A B C D E F Horisontal
A A A D A A 4
B B D B B 3
C D C C 2
D D D 2
E E 1
F -
Vertikal - 0 0 3 0 0
Horisontal 4 3 2 2 1 -
Total 4 3 2 5 1 0
Tabel 3.7. Tabel Pareto
Frekuensi %
Huruf Masalah Frekuensi %
Kumulatif Kumulatif
D Belum ada pencatatan atau 5 33.33 5 33.33
pendataan khusus yang
dilakukan secara aktif dan
berkala untuk menyasar
penderita hipertensi
A Kurangnya kesadaran dan 4 26.67 9 60.00
motivasi masyarakat untuk
berobat secara rutin
B Minimnya sosialisasi atau 3 20.00 12 80.00
promosi kesehatan yang
bersifat persuasif bagi
masyarakat terkait
pengobatan Hipertensi
C Prolanis yang belum berjalan 2 13.33 14 93.33
sebagaimana semestinya
E Peningkatan jumlah pasien 1 6.67 15 100
yang berobat di Puskesmas
membuat penderita
Hipertensi malas mengantri
apabila hanya sekedar untuk
kontrol tekanan darah dan
mengambil obat
F Kebijakan pembatasan 0 0 15 100
jumlah obat yang diberikan
pada pasien hipertensi
Gambar 3.2. Grafik Analisis Pareto

Berdasarkan analisis Pareto penyebab masalah yang nilainya kurang


dari sama dengan 80 % memiliki daya ungkit untuk menyelesaikan masalah.
Penyebab masalah dengan nilai kurang dari sama dengan 80% diantaranya:
1. Belum ada pencatatan atau pendataan khusus yang dilakukan secara aktif
dan berkala untuk menyasar penderita hipertensi.
2. Kurangnya kesadaran dan motivasi masyarakat untuk berobat secara rutin.
3. Minimnya sosialisasi atau promosi kesehatan yang bersifat persuasif bagi
masyarakat terkait pengobatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Armilawati. 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi.


Makasar: Bagian Epidemiologi FKM UNHAS.

Balitbangkes, Depkes RI. 2006. Operational study an integrated community-


based intervention program on common risk factors of major non-
communicable diseases in Depok-Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2008. Pedoman Teknis; Penemuan dan Tatalaksana Penyakit


Hipertensi. Indonesia Sehat. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular. Dirjen P&PL.

Pusat Data dan Informasi. 2014. Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Perkembangan Penyakit Degeneratif. Jakarta:


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai