Anda di halaman 1dari 102

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT


HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WARA UTARA KOTA, KOTA PALOPO

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

SRI HANDAYANI NOBER


C 121 11 113

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“ Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo” .

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam mencapai

gelar sarjana keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Andi Asadul Islam, Sp., Bs selaku dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Prof. dr. Rosdiana Natzir selaku wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

3. Dr. Werna Nontji, S.Kp.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Imu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

4. Yuliana Syam, S. Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing I dan Rini

Rachmawaty, S.Kep.,Ns.,MN.,Ph.D selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, saran, dan motivasi sehingga skripsi ini

selesai tepat pada waktunya.

v
5. Abdul Majid, S.Kep.,Ns.,SpKMB selaku penguji I dan Hapsah,

S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan kritik dan

sarannya demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Akbar Harisa, S.Kep.,Ns.,MN selaku penasihat akademik yang selalu

membimbing dan memberi nasehat bagi penulis selama berada di Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin.

7. Ayah (Nober Parenden) dan ibu (Rannu Mangeke) penulis yang senantiasa

mendidik, memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis boleh

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak-kakak dan adik-adik saya (Dian, A. Baso, Kiki, Tia, Ayu, Bayam,

Atting dan Neil) atas dukungan, semangat dan motivasi yang diberikan

kepada penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh Dosen dan staf Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan,

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar yang telah banyak

membantu selama proses perkuliahan.

10. Staf perpustakaan PSIK FK Unhas, Andi Nur Awang, S.Hum. yang telah

membantu menyediakan literature-literatur dan semangat serta dukungan

yang membantu dalam penyelesaian skripsi.

11. Kepada Kepala dan pegawai Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo yang

memberikan izin penelitian di wilayah kerja Puskesmas wara Utara Kota,

Kota Palopo.

v
12. Warga-warga Kecamatan Wara Utara Kota yang meluangkan waktunya dan

bersedia menjadi responden untuk penelitian penulis.

13. Kepada Seluruh Keluarga tercinta paman dan tante ( Adrianus P., Yanri A.,

mama poso, mama bidan, papa lamasi ) yang selalu memberikan dukungan,

semangat, dan bantuan serta dorongan untuk kesuksesan penulis.

14. Saudara-saudaraku dalam Tuhan dari kelompok Kecil Rogate ( Melinda

Trisna Pulung, Gita Tombe, Ima Natha, Suryani, Ni Putu Prayoni Roshita,

Hildayati Ekaputri dan Dearesty Lakaba) atas dukungan, dorongan dan

semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Adik-adik PA ku yang terkasih Prisil, Nelce, dan Seli terima kasih untuk

setiap doa dalam penyelesaian skripsi ini.

16. Teman-teman INJEKSI 2011 khususnya ( Novi, Arma, Munawarah,

Arbatasiah, Wika, Nurul Asmi, Hildayanti, dan Andres) terima kasih atas

semangat, dorongan dan saling mendukung sebagai teman seperjuangan.

17. Teman-teman dari PMK FK-FKG Unhas ( Kak Iswan, kak Dwicky, Kak

Feby, Rani, Priska, Ririn, Anggi, Krisna, Montho, Yesti, Tesa, Devin, Ayu,

Tini, dan adik-adik pengurus yang mungkin belum disebutkan namanya)

terima kasih atas doa, semangat, dan motivasi yang diberikan untuk

penyelesaian skripsi ini.

18. Teman-teman KKN Ang. 47 Posko Lebbotengae ( Mute, Wa Ode Nur,

Nurlaila, Dian, Suci, Dilla, Lily, Izzah, Syarif, dan Adnan ) dan warga

v
Lebbotengae terima kasih atas dukungan, inspirasi dan semangat yang

diberikan kepada penulis.

18. Sahabatku yang terkasih Maria Frameita Asri, Linda Christiani S., Datu

Angreyni, Natalia Sara, Fradita Rusli dan teman-teman IPA 3 SMAN 2

Palopo atas dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Hanya doa dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan

membalas kebaikan bapak, ibu, saudara, dan teman-teman sekalian. Akhir kata

semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Makassar, April 2015

Penulis

v
ABSTRAK

Sri Handayani Nober, C12111113, FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TINGKAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA
UTARA KOTA, KOTA PALOPO, Dibimbing oleh Yuliana Syam dan Rini Rachmawaty. (xii +
57 Halaman + 8 Tabel + 2 Bagan + 10 Lampiran)

Latar belakang : Hipertensi menjadi masalah utama pada lanjut usia karena sering ditemukan
menjadi faktor utama penyakit stroke dan penyakit jantung. Ada beberapa faktor yang
berhubungan dengan hipertensi pada lansia diantaranya peran keluarga, peran petugas kesehatan
perawat), dan karakteristik lansia.

Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia
di wilayah Kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo.

Desain : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sampel yang dipilih berdasarkan
teknik consecutive sampling dengan mengambil lansia hipertensi berjumlah 44 sampel dilakukan
mulai tanggal 05 maret-13 maret 2015. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan alat pengukur
tekanan darah (tensi meter). Uji bivariat menggunakan pearson correlation, dan uji multivariat
menggunakan hierarchical regression.

Hasil : Dari penelitian ini diperoleh hasil rata-rata lansia menderita hipertensi tahap 2 dengan
sistolik 163 dan diastolik 98. Sedangkan rata-rata keluarga berperan baik dengan nilai 103 dan
rata-rata petugas kesehatan (perawat) berperan baik dengan nilai 70. Selain itu didapatkan bahwa
tidak terdapat korelasi yang signifikan terhadap peran keluarga dengan nilai p= 0,218 dan 0,215.
Tidak ada korelasi yang signifikan terhadap peran petugas kesehatan dengan nilai p= 0,438 dan
0,484. Kemudian pada karakteristik lansia didapatkan bahwa terdapat korelasi terhadap usia
dengan nilai p= 0,029 dan 0,120, tidak terdapat korelasi terhadap jenis kelamin dengan nilai p=
0,265 dan 0,372, terdapat korelasi yang signifikan terhadap riwayat pendidikan dengan nilai p=
0,049 dan 0,014 dan tidak terdapat korelasi yang signifikan terhadap riwayat pekerjaan dengan
nilai p= 0, 069 dan 0,074.

Kesimpulan & saran : Peran keluarga dan peran perawat tidak dapat mencegah meningkatnya
tekanan darah karena usia responden juga mempengaruhi tekan darah. Selain itu, gaya hidup
responden juga sangat berperan dalam peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, responden
perlu melakukan gaya hidup sehat dan mengikuti setiap saran yang diberikan keluarga dan
perawat.

Kata Kunci : Hipertensi, peran keluarga, peran petugas kesehatan (perawat), karakteristik lansia
Sumber literatur : 23 (2000-2014)

v
ABSTRACT

Sri Handayani Nober, C12111113, Factors Related to the Level of Hypertension in Elderly Health
Work Area North Wara Town, Palopo City, Guided by YulianaSyam and Rini Rachmawaty (xii +
57 pages + 8 Table + 2 Chart + 10 + Appendix)

Background : Hypertension is a major problem in the elderly because it is often found to be the main
factors of stroke and heart disease. There are several factors associated with hypertension in the elderly
include the role of the family, the role of nurse health workers), and the characteristics of the elderly.

Objectives : To know the related to the level of hypertension in ederly health work area North Wara
Town, Palopo city.

Design : This research using cross-sectional design, the samples were selected based on consecutive
sampling technique by taking elderly hypertension amounted to 44 samples was conducted from 05
March-13 March 2015. The research instrument in the form of a questionnaire and a blood pressure
gauge (tension meter). Using the Pearson correlation test bivariate, and multivariate analysis using
hierarchical regression.

Results : From the result of this study the average elderly suffering from stage 2 hypertension with
systolic and diastolic 163 98. While the average family plays well with the value of 103 and average
health workers (nurses) plays well with values obtained 70. In addition, that there is no significant
correlation to the role of families with p = 0.218 and 0.215. There is no significant correlation to the
role of health workers with p = 0.438 and 0.484. Then on the characteristics of the elderly showed that
there is a correlation with age, with p = 0.029 and 0.120, there is no correlation with gender, with p =
0.265 and 0.372, there is a significant correlation to the history of education with a value of p = 0.049
and 0.014, and there is no correlation significant employment history with p = 0, 069 and 0,074.
From this treatment we get the result, there is a difference in average pain scale before and after doing
elderly gymnastics. The average pain scale before elderly gymnastics is 3,48 while the average pain
scale after elderly gymnastics is 3,01 with the difference in averge pain scale is 0,042 and the elderly
gymnastics that doing regularly for five times significantly influential in lowering the scale of joint
pain with score p=0,000 significant (p<0,05).

Conclusions and Recommendations : The role of the family and the nurse's role could not prevent
the increase in blood pressure due to the age of the respondents also affect blood pressure. In addition,
respondents' lifestyle also play an important role in increasing blood pressure. Therefore, the
respondent needs to maintain a healthy lifestyle and follow any advice given families and caregivers.

Keywords : Hypertension, the role of the family,the role of health workers (nurses), the characteristics
of the elderly
Bibliography :23 (2000-2014)

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN……………………………………………. i

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI …………………………………….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...……………………………………………. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN………………….. iv

KATA PENGANTAR ……………………………. ………………………… v

ABSTRAK ………………………………………………………………….... ix

ABSTRACT……………………………………...…………………………… x

DAFTAR ISI ………...……………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL ……..……………………………………………………... xiv

DAFTAR BAGAN …...……………………………………………………….. xv

DAFTAR LAMPIRAN ……..………………………………………………... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia ………………………………. 9


1. Defenisi ………………………………………………………….. 9
2. Perubahan Kardiovaskular ………………………………………. 9
B. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi ………………………………. 11
1. Pengertian Hipertensi ………………………………………….. 11
2. Klasifikasi Hipertensi ………………………………………….. 12

xi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi ………………………………… 13
4. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Hipertensi ………………. 13
C. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Tingkat Hipertensi Pada
Lansia …………………………………………………………….. 16
1. Peran Keluarga ……………………………………………….. 16
2. Peran Petugas Kesehatan …………………………………….. 17
3. Karakteristik Lansia …………………………………………. 19

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep …………………………………………………. 22


B. Hipotesis …………………………………………………………… 23

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ……………………………………………... 24


B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….. 24
C. Populasi Sampel …………………………………………………... 24
D. Alur Penelitian …………………………………………………….. 27
E. Variabel Penelitian ………………………………………………… 28
F. Defenisi Oprasional dan Kriteria Ojektif ………………………….. 28
G. Instrumen Penelitian ………………………………………………. 30
H. Pengelolaan Data dan Analisis Data ………………………………. 31
I. Etika Penelitian ……………………………………………………. 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………………….. 36


B. Pembahasan ………………………………………………………… 41
C. Keterbatasan Peneliti ……………………………………………….. 54

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………. 56
B. Saran …………………………………………………………………57

xi
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Lansia

Tabel 4.2 Tabel coding Karakteristik Lansia

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Lansia di


Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo

Tabel 5.2 Distribusi Tekanan Darah pada Responden di Puskesmas Wara


Utara Kota, Kota Palopo

Tabel 5.3 Distribusi Keluarga Terhadap Tingkat Hipertensi di Wilayah Kerja


Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo

Tabel 5.4 Distribusi Petugas Kesehatan (perawat) Terhadap Tingkat


Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota
Palopo

Tabel 5.5 Uji Korelasi Pearson Hubungan peran keluarga, peran petugas
kesehatan (perawat), dan karakteristik lansia dengan tingkat
hipertensi (tekanan darah sistolik) pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo

Tabel 5.6 Uji Korelasi Pearson Hubungan peran keluarga, peran petugas
kesehatan (perawat), dan karakteristik lansia dengan tingkat
hipertensi (tekanan darah diastolik) pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ………………………………… 22

Bagan 4.1 Alur Penelitian ………………………………………………. 27

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan peneliti

Lampiran 2 Formulir informed consent

Lampiran 3 Data Demografi Responden

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Master table

Lampiran 6 Hasil Analisis SPSS

Lampiran 7 Lembar Persetujuan Penelitian

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses menua merupakan proses alamiah yang tidak dapat

dihindari. Pada lanjut usia (lansia) terjadi proses degenerative

(kemunduran akibat proses menua) sehingga fungsi seluruh system tubuh

dapat menurun (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang

dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka

mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley & Beare,

2007).

Seiring berkembangnya derajat kesehatan dan kesejahteraan

penduduk maka berpengaruh pada peningkatan UHH (umur harapan

hidup) di Indonesia. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) 2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun diperkirakan

menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah

28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi

peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun

(dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) (Kementrian kesehatan

Republik Indonesia, 2013).

Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan karena

kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan

masyarakat yang meningkat.Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia

1
sebesar 9,77% dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020

diperkirakan jumlah usia lanjut sebesar 11,34% dengan usia harapan hidup

71,1 tahun (Effendi & Makhfudli, 2009).

Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi akibat proses

degeneratif (penuaan) sehingga banyak timbul masalah penyakit kronis

pada lansia(Kemenkes RI, 2013). Terjadi perubahan yang terjadi terhadap

lansia, khususnya pada sistem kardiosvakuler yang terjadi antara lain

katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun

(menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurun,

serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer seningga tekanan

darah meningkat (hipertensi) (Maryam et al, 2008).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.

Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan

meningkatnya umur maka tekanan darah akan meningkat. Hipertensi

menjadi masalah utama pada lanjut usia karena sering ditemukan dan

menjadi faktor utama terjadinya stroke dan penyakit jantung dan

serebrovaskuler (Nugroho, 2000).Hipertensi atau yang lebih sering dikenal

dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana

tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau optimal yaitu 120

mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penyakit ini

dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui

dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksa tekanan darahnya.

Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus

2
bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan

penyebab utama gagal ginjal kronik ( purnomo dikutip dalam Agrina, Rini,

& Hairitama, 2011).

Berdasarkan laporan rumah sakit melalui sistem Informasi Rumah

Sakit (SIRS) tahun 2010 rumah sakit yang mengirim laporan untuk rawat

jalan dari seluruh penyakit rawat jalan pada kelompok usia 45-64 tahun

dan 65 tahun yang paling tinggi adalah hipertensi esensial (Kemenkes RI,

2013). Prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan meningkat berdasarkan

kelompok umur yaitu pada kelompok umur 45-54 tahun prevalensi

hipertensi yaitu 38,3% pada kelompok umur 55-64 tahun prevalensi yaitu

47,8% pada kelompok 65-74 tahun prevalensi yaitu 53,5%. Semakin

bertambahnya usia maka prevalensi hipertensi juga semakin meningkat

(Depkes, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di

Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo, didapati dari 181 populasi

lansia, hipertensi menempati urutan pertama yang diderita oleh lansia di

daerah tersebut yaitu sebanyak 78 orang.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Putra, Hidayat, dan Aisyah

(2008) dengan judul hubungan peran keluarga dalam perawatan kesehatan

terhadap status kesehatan lansia diwilayah kerja Puskesmas Mojo

Kecamatan Gubeng Surabayadidapatkan adanya hubungan antara peran

dengan status kesehatan lansia yang sangat berpengaruh sehingga dapat

berdampak terhadap kesehatan lansia. Peran keluarga dalam perawatan

kesehatan memang perlu ditingkatkan mengingat kondisi lansia yang

3
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Selain itu, dari hasil

penelitian ini juga didapatkan bahwa peran keluarga sangat berpengaruh

terhadap status kesehatan lansia dan disimpulkan bahwa apabila peran

keluarga baik maka status kesehatan lansia akan baik. Demikian pula

apabila peran keluarga kurang maka status kesehatan lansia juga buruk.

Adapun Peran keluarga antara lain sebagai motivator, edukator dan

fasilitator terhadap lansia.

Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap perawatan

kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan kesehatan, pencegahan,

pengobatan, sampai dengan rehabilitasi. Contohnya keluarga yang peduli

akan kesehatannya akan memperhatikan pemberian makanan dengan gizi

seimbang pada anggotanya (Effendi & Makhfudli, 2009).

Selain itu, meningkatnya jumlah populasi lansia, maka seharusnya

care giver yang diberikan kepada lansia semakin meningkat. Dalam hal

ini, selain peran dari keluarga, hal yang dapat mempengaruhi kesehatan

lansia adalah peran petugas kesehatan. Salah satu petugas kesehatan yang

cukup berperan dalam perawatan lansia adalah perawat. Dalam merawat

lansia, perawat memberikan asuhan keperawatan lansia dimana fokus

utamanya adalah peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan

menjaga psikis lansia agar tetap stabil (Azizah, 2011).

Pada penelitian Githa, Yasa dan Sudiantara (2012) yang bertujuan

untuk meneliti tugas keluarga dan perilaku pencegahan komplikasi

hipertensi pada lansia menjelaskan bahwa perilaku pencegahan komplikasi

4
hipertensi pada lansia, didapatkan data dari 40 responden terdapat 31

responden atau 77,5% berperilaku baik dalam mencegah terjadinya

komplikasi hipertensi. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikanantara tugas keluarga di bidang kesehatan dengan perilaku

pencegahan komplikasi hipertensi pada lansia, sedangkan dalam penelitian

yang akan dilakukan, bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang

berhubungan dengan status kesehatan lansia dengan hipertensi di wilayah

kerja puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik

untuk melakukan penelitian “ faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas Wara Utara

Kota, Kota Palopo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat memberi dasar bagi

peneliti ingin mengetahui

1. Apakah peran keluarga berhubungan dengan tingkat hipertensi pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo.

2. Apakah peran petugas kesehatan lansia berhubungan dengan tingkat

hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota,

Kota Palopo.

3. Apakah karakteristik lansia berhubungan dengan tingkat hipertensi

pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota

Palopo.

5
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas Wara Utara Kota,

Kota Palopo “.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya peran keluarga pada lansia dengan hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo.

b. Diketahuinya peran petugas kesehatan pada lansia dengan

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota

Palopo.

c. Diketahuinya karakteristik lansia dengan hipertensi pada lansia di

wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo.

d. Diketahuinya hubungan peran kerluarga dengan tingkat hipertensi

pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota

Palopo.

e. Diketahuinya hubungan peran petugas kesehatan dengan tingkat

hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara

Kota, Kota Palopo.

f. Diketahuinya hubungan karakteristik lansia dengan tingkat

hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara

Kota, Kota Palopo.

6
g. Diketahuinya hubungan peran keluarga dengan tingkat hipertensi

pada lansia berdasarkan karakteristik lansia di wilayah kerja

Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo.

h. Untuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan dengan

tingkat hipertensi pada lansia berdasarkan karakteristik lansia di

wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai informasi dan pembelajaran dalam rangka menambah

wawasan pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dalam

bidang penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat hipertensi pada lansia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman yang berharga dalam rangka

memperluas pengetahuan peneliti dan mengaplikasikan ilmu yang

telah didapat selama kuliah.

b. Bagi Perawat

Sebagai sumber informasi untuk menambah ilmu

pengetahuan khususnya di keperawatan gerontik dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

7
c. Bagi Puskesmas

Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia agar dapat

memaksimalkan pelayanan kesehatan terhadap lansia khususnya

lansia hipertensi.

d. Bagi Bidang Akademik

Sebagai masukan untuk memperluas dan memperkaya lagi materi

gerontik.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia

1. Definisi

Penuaan merupakan proses normal dari perubahan yang

berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut

sepanjang hidup. Usia tua merupakan fase akhir dari rentang

kehidupan. Definisi lanjut usia beragam tergantung dari pandangan

individu. Orang tua berusia 35 tahun dapat dianggap tua bagi anaknya

dan muda bagi orangtuanya. Orang sehat, aktif berusia 65 tahun

mungkin menganggap usia 75 tahun sebagai permulaan

lansia(Smeltzer & Bare, 2001).

Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah usia pertengahan (middle

age) 45-59 tahun, lansia (ederly) 60-70 tahun, dan lansia sangat tua

(very old) di atas 90 tahun (Nugroho, 2006).

2. Perubahan Pada Kardiovaskular

a. Jantung

Perubahan struktural yang normal dari penuaan yang terjadi

pada jantung dan sistem vaskular mengakibatkan

kemampuannya untuk berfungsi secara efisien menurun. Katup

jantung menjadi lebih tebal dan kaku, dan jatung serta arteri

kehilangan elastisitasnya. Timbunan kalsium dan lemak

berkumpul didalam dinding arteri(Smeltzer & Bare, 2001).

9
Meski fungsi dipertahankan dalam keadaan normal, tetapi

sistem kardiovaskular berkurang cadangannya, dan

kemampuannya merespon stres menurun. Curah jantung saat

istirahat (frekuensi jantung [FJ] x volume sekuncup) menurun

sekitar 1 % per tahun setelah usia 20. Dalam jantung

maksimum juga berkurang tiap tahun (Smeltzer & Bare, 2001).

Jantung memiliki sistem alat pacu jantung alami yang

mengontrol detak jantung. Alat pacu jantung alami (SA node)

kehilangan beberapa sel. Perubahan ini dapat menyebabkan

denyut jantung sedikit lebih lambat. Terjadi sedikit peningkatan

ukuran jantung terutama ventrikel kiri.Dinding jantung

menebal, sehingga mengakibatkan ruang jumlah darah

mengalami penurunan meskipun terjadi peningkatan ukuran

jantung secara keseluruhan dan kinerja jantung dalam

memompa menjadi lambat (Dugdale, 2012).

Perubahan pada EKG antara lansia mengalami sedikit

perbedaan dengan EKG pada orang dewasa. Irama yang

abnormal (aritmia) seperti atrial fibrilasi lebih sering terjadi

pada orang yang lebih tua. Hal tersebut dikarenakan penyakit

jantung yang dialami lansia.

b. Pembuluh darah

Dalam (Dugdale, 2012) menjelaskan bahwa reseptor

yang disebut baroreseptor mengontrol tekanan darah untuk

10
membuat tekanan darah cukup konstan ketika kita

melakukan aktivitas. Tetapi pada proses penuaan

baroreseptor menjadi kurang sensitif. Hal ini membuat

lansia mengalami hipotensi ortostatik, suatu kondisi dimana

tekanan darah lansia menurun saat tidak melakukan

aktivitas. Hal ini membuat lansia mengalami pusing karena

aliran darah ke otak berkurang.

Terjadi penebalan dinding kapiler yang dapat

menyebabkan tingkat pertukaran nutrisi dan limbah

menjadi lambat. Arteri utama dari jantung (aorta) menjadi

lebih tebal, kaku, dan kurang fleksibel. Hal ini berhubungan

dengan perubahan pada jaringan ikat dari dinding

pembuluh darah. Kemudian membuat tekanan darah

meningkat dan membuat jantung bekerja lebih keras,

hingga akhirnya terjadi penebalan otot jantung (hipertrofi).

Arteri lain juga menebal dan kaku. Secara umum,

kebanyakan lansia mengalami peningkatan moderat dalam

tekanan darah.

B. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari

140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah

tinggi menjadi bermasalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten

11
karena membuat sistem sirkulasi dan organ mendapat suplai darah

(termasuk jantung dan otak) menjadi tegang (Palmer & William,

dikutip dalam Mubin, Samiasih, & Hermawanti, 2010).

Penyakit hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang

berbahaya karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan

berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya, sehingga

pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan

rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak berbahaya dari

hipertensi ketika menyebabkan gangguan organ seperti gangguan

fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif/stroke.

Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup pada

penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit

degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian. Tekanan darah tinggi

yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra keras,

akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah

jantung, ginjal, otak, dan mata ( wolff dikutip dalam, Mubin, Samiasih,

& Hermawanti, 2010).

2. Klasifikasi Hipertensi

The Joint National Committee 7 dikutip dalam kemenkes RI (2013)

menggolongkan hipertensi sebagai berikut :

a. Normal

Sistol : 120 mmHg

Diastol : 80 mmHg

12
b. Pre hipertensi

Sistol : 120-139 mmHg

Diastol : 80-89 mmHg

c. Hipertensi tahap 1

Sistol : 140-159 mmHg

Diastol : 90-99 mmHg

d. Hipertensi tahap 2

Sistol : ≥160 mmHg

Diastol : ≥100 mmHg

3. Tanda dan Gejala Hipertensi

Pada pemeriksaan fisik, tidak akan dijumpai kelainan apapun selain

tekanan darah yang tinggi, namun kita dapat melihat tanda dan

gejalanya melalui perubahan yang terjadi pada retina mata, seperti

pendarahan eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah,

dan apabila pada kasus berat maka terjadi edema pupil (Smeltzer &

Bare, 2002). Selain itu, pada penderita hipertensi akan mengalami sakit

kepala dan nyeri pada bagian belakang kepala dan leher. Kemudian

penderita akan mengalami perasaan lelah dan lesu dan akan mengeluh

karena perasaan pusing saat duduk tegak ataupun berbaring. Demikian

pula jantung akan berdebar-debar (Anderson, 2011).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi

Lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan

oleh hipertensi primer. Walaupun hipertensi primer belum diketahui

13
penyebabnya, tetapi dari beberapa data-data penelitian telah ditemukan

beberapa faktor-faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi,

antara lain :

a. Faktor Keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika

orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah

akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah pria

umumnya lebih tinggi dibanding wanita.

c. Kebiasaan Hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya

hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau

makanan berlebihan, stres dan pengaruh lain. Faktor tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.) Konsumsi garam yang tinggi

Dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa

hipertensi jarang diderita oleh suku bangsa atau penduduk

dengan konsumsi garam yang rendah. Dunia kedokteran

juga telah membuktikan bahwa pembatasan konsumsi

garam dapat menurunkan tekanan darah, dan pengeluaran

14
garam (natrium) oleh obat deuretik (pelancar kencing) akan

menurunkan tekanan darah lebih lanjut.

2.) Kegemukan atau makan berlebihan

Dari penelitian kesehatan yang banyak dilaksanakan

terbukti bahwa ada hubungan antara kegemukan (obesitas)

dan hipertensi. Meskipun mekanisme bagaimana

kegemukan menimbulkan hipertensi belum jelas, tetapi

sudah terbukti penurunan berat badan dapat menurunkan

tekanan darah.

3.) Stres atau ketegangan jiwa

Telah kita ketahui bahwa stres atau ketegangan jiwa (rasa

tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa

bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal

melepaskan hormon adrenalin dan memacu janting

berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan

darah akan meningkat.

4.) Pengaruh lain

Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya

tekanan darah adalah sebagai berikut.

a.) Merokok, karena merangsang sistem adrenergik

dan meningkatkan tekanan darah.

b.) Minum alkohol.

15
c.) Minum obat-obatan, seperti Ephedrin,

Prednison, Epinefrin(Gunawan, 2001).

C. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada

lansia

1. Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari

seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi

harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang

diharapkan seseorang dalam konteks keluarga (Setiadi, 2008). Pada

penelitian Putra, Hidayat, & Aisyah (2008) menjelaskan tiga hal

yang menjadi peran keluarga dalam perawatan kesehatan lansia,

antara lain :

a. Motivator

Keluarga memberikan dorongan dan motivasi kepada lansia

agar mereka dapat menjaga kesehatan lansia dengan baik.

b. Edukator

Dalam hal ini, keluarga memberikan health education

kepada lansia, sehingga lansia dapat mengetahui apa yang

patut dilakukan dan tidak dapat dilakukan dalam

mempertahankan kesehatannya.

c. Fasilitator

Keluarga memfasilitasi lansia dengan instansi kesehatan

dalam perawatan kesehatan. Dalam hal ini, keluarga dapat

16
mengetahui bagaimana cara untuk mempertahankan status

kesehatan lansia. Selain itu, keluarga memberikan dana

kepada lansia untuk memenuhi kebutuhan perawatan

kesehatan lansia seperti pengontrolan kesehatan di

puskesmas, memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk

menunjang kesehatan lansia.

2. Peran Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan atau tenaga kesehatan adalah setiap

orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Undang-undang

Republik Indonesia, 2009). Dalam hal menjaga status kesehatan

lansia khususnya lansia dengan hipertensi, perawat memiliki andil

yang cukup besar. Perawat memberikan asuhan keperawatan

terhadap lansia dengan bertujuan agar perawat dapat

mempertahankan dan menjaga derajat kesehatan lansia (Azizah,

2011).

Menurut Azizah (2011), perawat memiliki 4 peran

dalam merawat lansia yaitu :

a. Care giver

Pada peran ini, perawat diharapkan mampu memberikan

pelayanan keperawatan kepada lansia. Selain itu, perawat

17
memperhatikan lansia dalam konteks sesuai kehidupan lansia.

Perawat menggunakan proses keperawatan untuk

mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah

fisik sampai pada psikologi.

b. Client advocate

Pada peran ini perawat bertanggung jawab dalam

menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan

dan memberikan informasi lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (inform consent) atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepadanya. Dengan melakukan hal

tersebut maka perawat dapat melindungi hak-hak klien,

dikarenakan klien berinteraksi dengan banyak petugas

kesehatan. Akan tetapi, perawat merupakan petugas kesehatan

yang paling lama berinteraksi dengan klien.

c. Conselor

Di sini perawat bertugas untuk mengidentifikasi lansia

dalam masalah psikologi yang sedang dialami lansia tersebut.

Kemudian perawat mulai memberikan konseling atau

bimbingan penyuluhan kepada lansia atau keluarga dalam

mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman

yang lalu dan pemecahan masalah difokuskan pada masalah

kesehatan.

d. Edukator

18
Dalam hal ini, perawat dapat memberikan pembelajaran

atau informasi kesehatan terhadap lansia atau keluarga lansia

guna untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

lansia.

3. Karakteristik lansia

a. Jenis Kelamin

Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa pria pada

umumnya lebih mudah terserang hipertensi dibandingkan

dengan wanita. Faktor ini disebabkan karena gaya hidup pria

yang rata-rata lebih tidak terkontrol dibandingkan wanita,

seperti kebiasaan merokok, bergadang, stress kerja, hingga

pola makan tidak teratur. Sedangkan wanita, rata-rata akan

mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah mengalami

masa menopause sekitar <45 tahun (Sudarmoko, dikutip dalam

Nugroho, 2013).

b. Usia

Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang – orang

berusia diatas 40 tahun, namun saat ini tidak menutup

kemungkinan diderita oleh orang usia muda. Sebagian besar

hipertensi primer terjadi pada usia 25-45 tahun dan hanya pada

20% terjadi dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. Hal ini

disebabkan karena orang pada usia produktif jarang

memperhatikan kesehatan, seperti pola makan dan pola hidup

19
yang kurang sehat seperti merokok (Dhianningtyas &

Hendrati, dikutip dalam Anggara & Prayitno, 2012).Usia, dari

berbagai penelitian yang didapatkan bahwa semakin tinggi

usiaseseorang maka makin tinggi pula tekanan darahnya. Pada

umumnya hipertensi pada pria terjadi diatas usia 31 tahun,

sedangkan wanita terjadi setelah usia 45 tahun atau setalah

menopause (Nugroho, 2013).

c. Riwayat pekerjaan terakhir

Orang dengan pekerjaan yang berat, sering lembur, dan

kurang istirahat akan sangat beresiko terkena hipertensi

(Sudarmoko, dikutip dalam Nugroho,2013). Pria yang

mengalami pekerjaan penuh tekanan, seperti memiliki jabatan

yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang

pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang

lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekan

mereka yang jabatannya lebih sedikit tanggung jawab mereka

(Muahammadum, dikutip dalam Nugroho, 2013).

d. Riwarat pendidikan terakhir

Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan

madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah

(MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah

merupakan lanjutan pendidikan dasar.Pendidikan menengah

20
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan

menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah

menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah

menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan

(MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi

merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh

pendidikan tinggi.Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan

sistem terbuka (UU RI No 20, dikutip dalam Pertiwi, 2013).

Pada penelitian Anggara dan Prayitno (2012) yang

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang

Barat mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan pendidikan

dengan tekanan darah menyatakan bahwa penyakit hipertensi

cenderung tinggi pada orang yang berpendidikan rendah dan

menurun sesuai dengan peningkatan pendidikan.

21
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka,

maka skema menggambarkan tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Wara Utara Kota Palopo.

Variabel independen Variabel

dependen

Faktor Keturunan

Ciri Perseorangan

Kebiasaan Hidup
Tingkat Hipertensi pada Lansia

Peran Keluarga

Peran Petugas Kesehatan

Karakteristik lansia

1. Jenis kelamin
2. Riwayat pekerjaan terakhir
3. Riwayat pendidikan terakhir
4. Usia

22
Keterangan:

: Variabel yang diteriti

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel perancu

Bagan 3.1 kerangka konsep penelitian

Pada bagan 3.1 terlihat variabel independen berupa faktor faktor

yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia yaitu faktor

keturunan, cirri perseorangan, kebiasaan hidup, peran keluarga, dan

peran petugas kesehatan.Namun pada penelitian ini, peneliti hanya

ingin melihat hubungan dari faktor peran keluarga dan peran petugas

kesehatan dengan tingkat hipertensi lansia. Selain itu, untuk melihat

hubungan dari faktor peran keluarga terhadap variabel dependen

berdasarkan variabel perancu berupa karakteristik lansia yang terdiri

dari jenis kelamin, riwayat pekerjaan terakhir, riwayat pendidikan

terakhir dan usia lansia.

B. Hipotesis

1. Ada hubungan peran keluarga dengan tingkat hipertensi pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo.

2. Ada hubungan peran petugas kesehatan dengan tingkat hipertensi

pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo.

3. Ada hubungan karakteristik lansia (usia, jenis kelamin, riwayat

pendidikan, riwayat pekerjaan) dengan tingkat hipertensi pada

lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo

23
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dipakai adalah “ Cross Sectional “ yaitu

desain penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungann

antarvariabel independen dan variabel dependen yang diidentifikasi pada

satu satuan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor

yang berhubungan dengan status kesehatan lansia dengan hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara

Kecamatan Wara Utara Kota Palopo.Waktu penelitian ini dilaksanakan

pada bulan 05 Maret-13 Maret 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia dengan hipertensi

yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo

sebanyak 78 orang.

24
2. Sampel

Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus penentuan sampel

untuk rancangan cross sectional (Supardi & Rustika, 2013) sebagai

berikut:

n= N

1+Nd2

= 78

1+78(0,1)2

= 44 lansia

Keterangan:

n : jumlah sampel minimal

N : jumlah populasi

d : besar kesalahan pemilihan sampel (10%)

jumlah sampel minimum dalam penelitian ini berdasarkan dari rumus

tersebut adalah 44 orang. Penentuan sampel pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode consecutive sampling, yaitu suatu metode

pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu yang

ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang

diinginkan terpenuhi (Dharma, 2013).Penelitian akan dilakukan di wilayah

Puskesmas Wara Utara di Kota Palopo, jika peneliti mendapatkan sampel

sesuai dengan kriteria maka dapat dijadikan sebagai sampel penelitian

sampai jumlah yang ditentukan terpenuhi. Adapun dalam pengambilan

sampel dengan menyesuaikan kriteria dibawah ini:

25
a. Kriteria inklusi

1) Lansia dengan hipertensi

2) Lansia yang tinggal bersama keluarga

3) Lansia yang berusia minimal 60 dan maksimal 90.

4) Lansia yang mampu berkomunikasi dengan baik

5) Lansia yang mampu berbahasa Indonesia dan palopo

6) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

1) Lansia yang mengalami demensia berat

2) Lansia yang menderita sakit berat

3) Lansia yang tidak dapat ditemui selama jadwal penelitian yang

telah ditentukan

26
D. Alur penelitian

Menentukan populasi yaitu 78 orang (N=78)

Menentukan sampel dengan menggunakan metode consecitive sampling yang


memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi ( n= 44 orang)

Setelah mendapat izin penelitian kemudian berkunjung ke puskesmas dan


setiap rumah responden

Menjelaskan kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan, tujuan


serta manfaatnya. Setelah responden setuju kemudian diberikan lembar
persetujuan untuk ditanda tangani.

Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan metode


wawancara terpimpin

Pengolahan dan analisis data

Penyajian data dan


kesimpulan

27
E. Variabel Peneltian

1. Identifikasi variabel

a. Variabel Indepeden pada penelitian ini yaitu: peran keluarga,

peran petugas kesehatan.

b. Variable dependen pada penelitian ini yaitu: tingkat hipertensi

pada lansia.

c. Variabel perancu pada penelitian ini yaitu : karakteristik lansia

2. Definisi operasional dan kriteria objektif

a. Peran Keluarga

1. Peran keluarga adalah salah satu faktor yang berhubungan

dengan tingkat hipertensi pada lansia dimana keluarga turut

berperan dalam perawatan lansia seperti motivator dimana

keluarga memberikan dukungan atau dorongan untuk hidup

sehat, edukator dimana keluarga member beberapa

pengetahuan tentang kesehatan, dan fasilitator dimana keluarga

memfasilitasi dalam hal biaya atau kebutuhan lain untuk

mengontrol kesehatan lansia dengan hipertensi.

2. Kriteria objektif

Nilai minimum 10 dan nilai maksimum 120.

Ket : Semakin tinggi skor maka semakin baik peran keluarga

b. Peran Petugas Kesehatan

1. Peran petugas kesehatan adalah keterlibatan petugas kesehatan

sebagai care giverdimana perawat memberikan asuhan

28
keperawatan, client advocate dimana perawat memberikan

inform consent dalam setiap tindakan keperawatan, konselor

dimana perawat menjadi pendengar keluhan dan memberikan

saran dalam hal kesehatan lansia, dan edukator dimana perawat

sebagai pemberi informasi kesehatan terhadap lansia untuk

mengontrol kesehatan lansia dan perawatan lansia yang

hipertensi.

2. Kriteria objektif

Nilai minimum 10 dan nilai maksimum 80.

Ket : Semakin tinggi skor maka semakin baik peran petugas

kesehatan.

c. Tingkat Hipertensi Lansia

1. Tingkat hipertensi pada lansia

2. Kriteria objektif

a.) Pre Hipertensi : 130/80 mmHg – 139/89 mmHg

b.) Hipertensi tahap 1 : 140/90 mmHg – 150/99 mmHg

c.) Hipertensi tahap 2 : ≥160 mmHg/100 mmHg

29
d. Karakteristik Lansia

Variabel Defenisi Operasional Skala Level


Pengukuran
Karakteristik Salah satu faktor Jenis Kelamin 1 : laki-laki
Lansia yang mempengaruhi 2 : Perempuan
status kesehatan
lansia dimana Usia _
karakteristik lansia
menjadi patokan Riw. Pekerjaan 1 : IRT
untuk menilai peran terakhir 2 : swasta
keluarga. 3 : petani
5 : dan lain-lain

Riw. Pendidikan 1 : tidak sekolah


terakhir 2 : SD
3 : SMP
4 : SMA
5 : perguruan
tinggi
1.

F. Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner baku dan kuesioner yang

dibuat sendiri oleh peneliti. Untuk mengetahui hubungan peran keluarga

dalam tingkat hipertensi pada lansia, peneliti menggunakan kuesioner baku

yang diperoleh dari kuesioner Yenni (2011) tentang hubungan keluarga

dengan karakteristik lansia dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi

di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Bukittinggi dengan nilai

Cronbach’s alpha 0,949. Dan pada kuesioner peran petugas kesehatan,

peneliti menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti, namun

sebelum digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan

30
reabilitasnya. Dari hasil uji validitas didapatkan nilai Cronbach’s alpha

0,946.

Bentuk pernyataan kuesioner peran keluarga dengan jumlah 30

pertanyaan dan kuesioner peran petugas kesehatan dengan jumlah 20

pertanyaan menggunakan skala Likert dengan pernyataan positif dan

negatif. Setiap pernyataan memiliki empat pilihan dengan kriteria jawaban

4= selalu, 3=sering, 2= jarang,1= tidak pernah untuk pernyataan positif

dan sebaliknya 1= selalu, 2=sering, 3=jarang, 4= tidak pernah untuk

pernyataan negatif.Sementara itu untuk mengukur karakteristik lansia,

peneliti melakukan pengambilan data berupa demografi responden, dan

untuk mengukur status kesehatan lansia, peneliti melakukan pengukuran

tekanan darah dengan menggunakan tensi.

G. Pengolahan data dan analisis data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), ada empat proses pengolahan data

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Editing

Dilakukan setelah semua data terkumpul, kemudian

dilakukan penyuntingan berupa pengecekan kelengkapan dan

perbaikan isian kuesioner.

b. Coding

Untuk memudahkan pengimputan data maka perlu

dilakukan coding, dimana semua hasil yang diperoleh

31
disederhanakan dengan member simbol atau kode pada setiap

kriteria atau jawaban pada saat pengisian kuesioner.

Variabel Skala Coding

Jenis kelamin Nominal Laki-laki : 1

Perempuan : 2

Usia Rasio Koding diisi secara

kontinyu.

Riwayat pekerjaan terakhir Nominal IRT : 1

PNS : 2

Swasta : 3

Petani : 4

Dll : 5
Riwayat pendidikan Nominal Tidak Sekolah : 1

terakhir SD : 2

SMP : 3

SMA : 4

Perguruan Tinggi : 5

c. Data Entry

Setelah dilakukan coding data dimasukkan kedalam master

table dan diinput kedalam program komputerisasi.

32
d. Pembersihan data atau cleaning

Setelah semua data selesai dimasukkan, selanjutnya

dilakukan pengecekan untuk kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan, setelah itu dilakukan koreksi atau pembersihan

data.

2. Analisa Data

a. Analisa univariat

Analisa ini untuk mengetahui variable-variabel yang ada

dalam penelitian. Variabel yang akan dianalisis yaitu variable pada

peran keluarga dalam perawatan kesehatan terhadap status

kesehatan lansia berupa frekuensi, mean dan SD.

b. Analisa bivariat

Analisis ini menggunakan SPSS dengan uji

pearsoncorrelation untuk mengetahui pengaruh peran keluarga

dalam perawatan kesehatan terhadap status kesehatan lansia.

c. Analisa regresi hirarki berganda

Analisa ini melakukan regresi hirarki berganda.Analisa ini

memungkinkan peneliti untuk menentukan urutan tetap masuk ke

dalam variabel agar dapat mengendalikan efek kovariat atau untuk

menguji pengaruh dari prediktor tertentu terhadap variabel

independen.

33
H. Etik Penelitian

Penelitian yang berkaitan dengan manusia sebagai objek penelitian,

wajib mempertimbangkan etika penelitian agar tidak menimbulkan

masalah etik yang dapat merugikan maupun peneliti (Komisi Nasional

Etik Penelitian Kesehatan, 2011). Etik penelitian yang harus dipenuhi oleh

peneliti yaitu :

a. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (Respect for

person)

Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat

dan martabat manusia.Responden memiliki kebebasan untuk

menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomi).Lembar

pesetujuan (Informed consent) diberikan kepada responden sebelum

penelitian dilaksanakan.Peneliti menjelaskan tentang kegiatan, maksud

dan tujuan penelitian dilakukan. Bila responden menyatakan setuju dan

bersedia diteliti, maka lembar persetujuan ditanda tangani dan bila

responden menolak utuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

b. Keadilan (Justice)

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa

penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, dan hati-hati dan

dilakukan secara profesional.Penelitian ini dilakukan dengan

memberikan perlakuan yang adil pada setiap responden, tidak terdapat

34
perlakuan yang berat sebelah, dan tidak diskriminatif terhadap

responden.

c. Asas Kemanfaatan (Beneficiency)

Penelitian yang dilakukan memiliki asas manfaat (beneficence),

agar dapat diberi tindakan oleh pihak yang terkait setelah mengetahui

pengaruhperan keluarga dalam perawatan kesehatan terhadap status

kesehatan lansia.Kemudian meminimalisir resiko/dampak yang

merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficience).

d. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (Respect

for privacy and confidentiality).

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden,

tetapi hanya member kode. Informasi yang diberikan oleh responden

akan dijamin kerahasiaannya, peneliti hanya akan menggunakan

kelompok data sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Bila data

telah digunakan maka data tersebut akan segera dimusnahkan oleh

peneliti.

35
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data penelitianini dilaksanakan mulai tanggal 5 Maret

2015 sampai dengan tanggal 13 Maret 2015. Pelaksanaan penelitian ini

bertempat di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota kota Palopo dengan

menggunakan metode penelitian crosectional. Data diperoleh dengan

menggunakan kuesioner peran keluarga dan kuesioner peran petugas

kesehatan yang terdiri dari data demografi, pertanyaan mengenai peran

keluarga dalam merawat lansia dengan hipertensi dan pertanyaan mengenai

peran petugas kesehatan dalam perawatan lansia dengan hipertensi. Sampel

penelitian ini adalah 44 orang lansia dengan hipertensi, sampel yang diambil

adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan

menggunakan teknik concecutive sampling.

Sebelum kuesioner peran petugas kesehatan yang terdiri dari 20

pertanyaan diberikan kepada respoden, terlebih dahulu dilakukan uji validitas

dan reabilitas terhadap 15 responden dan dihasilkan nilai cronbach’s alpha

sebesar 0,964 yang dikategorikan sangat bagus.Sebelum memulai penelitian,

peneliti meminta izin kepada responden dengan menjelaskan tentang

penelitianyang diadakan, setelah responden setuju, mereka diberi lembar

persetujuan untuk ditandatangani, kemudian dilakukan pengisian kuesioner

dengan metode wawancara terpimpin.Setelah semua data terkumpul, data

36
tersebut kemudian diolah dan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada
Lansia di Puskemas Wara Utara Kota, Kota Palopo, tahun 2015
(n=44)

Karakteristik Descriptive statistics


Umur, Mean (±SD) 66,75 (±6.7)
Jenis kelamin :
Laki-laki n (%) 18 (40,9%)
Perempuan n (%) 26 (59,1%)

Riwayat pendidikan
Tidak sekolah n(%) 1 (2,3%)
SD n (%) 7 (15,9%)
SMP n(%) 9 (20,5%)
SMA n (%) 17 (38,6%)
PT n (%) 10 (22,7%)

Riwayat Pekerjaan
IRT n (%) 13 (29,5%)
PNS n (%) 18 (40,9%)
Swasta n (%) 9 (20,5%)
Petani n (%) 2 (4,5%)
Dll n (%) 2 (4,5%)
Data Primer, 2015

b. Tekanan Darah Responden

Tabel 5.2
Distribusi tekanan darah Responden Pada Lansia di Puskemas
Wara Utara Kota, Kota Palopo, tahun 2015 (n=44)
Tekanan Darah Descriptive statistics
Sistolik, Mean (±SD) 163,41 (±23,4)
Diastolik, Mean (±SD) 98,86 (±9,6)

Data Primer, 2015

Tabel 5.1 dan 5.2 menunjukkan distribusi data demografi

responden yang ditinjau dari karakteristik yaitu umur, jenis kelamin,

riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan tekanan darah

37
responden.Rata-rata responden berumur 66,75 tahun dan 26 responden

(59,1%) adalah perempuan. Riwayat pendidikan responden terbanyak

adalah SMA yakni 17 responden (38,6%) . Kemudian Riwayat

pekerjaan terbanyak adalah PNS yakni 18 responden (40,9%). Dan

responden memiliki tekanan darah rata-rata sistolik yaitu 163,41 dan

diastolik 98,86 yang berarti responden rata-rata menderita hipertensi

tahap 2.

c. Peran Keluarga

5.3Distribusi peran keluarga terhadap tingkat hipertensi pada lansia di


wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo, tahun 2015
(n=44)

Descriptive statistics
Peran Keluarga, Mean 103,64 (±11,4)
(±SD)

Data primer 2015

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa rata-rata nilai peran

keluarga responden yaitu 103,64 yang berarti berperan baik.

d. Peran Petugas Kesehatan

5.4Distribusi peran petugas kesehatan terhadap tingkat hipertensi pada


lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo,
tahun 2015 (n=44)

Descriptive statistics
Peran perawat, Mean (±SD) 70,34 (±10,3)

Data primer 2015

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata peran

perawat responden adalah 70,34 yang berarti berperan baik.

38
2. Analisa Bivariat

a. Hubungan peran keluarga, peran petugas kesehatan

(perawat), dan karakteristik lansia dengan tingkat

hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara

Utara Kota, Kota Palopo.

Tabel 5.6 Uji Korelasi Pearson Hubungan peran keluarga, peran petugas
kesehatan (perawat), dan karakteristik lansia dengan tingkat hipertensi
(tekanan darah sistolik) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara
Kota, Kota Palopo (n=44)

T. Sistolik Sig. p value


Peran keluarga 0,120 0,218
Peran perawat -0,024 0,438
Karakteristik lansia :
Usia 0,287 0,029*
Jenis kelamin -0,097 0,265
Riw. Pendidikan -0,264 0,042*
Riw. Pekerjaan 0,227 0,069
“. Correlation is significant at the 0,01 (2-tailed)

Data Primer, 2015


Tabel 5.6 menunjukkan tidak ada korelasi

yang signifikan antara peran keluarga dengan tekanan darah sistolik

dengan nilai p= 0,218. Tabel ini juga menunjukkan tidak ada

korelasi yang signifikan antara peran perawat dengan tekanan darah

sistolik dengan nilai p= 0,438. Kemudian dilihat dari karakteristik

lansia, terdapat korelasi yang signifikan antara usia dengan tekanan

darah sistolik dengan nilai p= 0,029. Sedangkan nilai pearson

correlation 0,287 menunjukkan bahwa semakin tinggi umur lansia

maka semakin berpengaruh terhadap tekanan darah lansia. Tidak

terdapat korelasi yang signifikan antara jenis kelamin dengan

tekanan darah sistolik dengan nilai p= 0,265. Selanjutnya, terdapat

39
hubungan yang signifikan antara riwayat pendidikan dengan tekanan

darah sistolik dengan nilai p= 0,042, sedangkan nilai pearson

correlation -0,264 menunjukkan bahwa semakin rendah riwayat

pendidikan lansia maka berpengaruh terhadap tekanan darah lansia.

Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara riwayat pekerjaan

dengan tekanan darah sistolik dengan nilai p= 0,069.

Tabel 5.7Uji Korelasi Pearson Hubungan peran keluarga, peran petugas


kesehatan (perawat), dan karakteristik lansia dengan tingkat hipertensi
(tekanan darah diastolik) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wara
Utara Kota, Kota Palopo (n=44)

T. diastolic Sig. p value


Peran keluarga 0,122 0,215
Peran perawat 0,006 0,484
Karakteristik lansia :
Usia 0,195 0,120
Jenis kelamin -0,050 0,372
Riw. Pendidikan -0,329 0,014*
Riw. Pekerjaan 0,222 0,074
“. Correlation is significant at the 0,01 (2-tailed)

Data Primer, 2015


Tabel 5.7 menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan

antara peran keluarga dengan tekanan darah diastolik dengan nilai

p= 0,215. Tabel ini juga menunjukkan tidak ada korelasi yang

signifikan antara peran perawat dengan tekanan darah diastolik

dengan nilai p= 0,484. Kemudian dilihat dari karakteristik lansia,

terdapat tidak korelasi yang signifikan antara usia dengan tekanan

darah diastolik dengan nilai p= 0,120. Tidak terdapat korelasi yang

signifikan antara jenis kelamin dengan tekanan darah sistolik

dengan nilai p= 0,372. Selanjutnya, terdapat hubungan yang

signifikan antara riwayat pendidikan dengan tekanan darah sistolik

40
dengan nilai p= 0,014 dengan nilai pearson correlation -0,329 yang

menunjukkan bahwa semakin rendah riwayat pendidikan lansia

maka semakin berpengaruh terhadap tekanan darah lansia. Tidak

terdapat korelasi yang signifikan antara riwayat pekerjaan dengan

tekanan darah sistolik dengan nilai p= 0,074.

B. Pembahasan

1. Peran Keluarga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden

yaitu lansia lebih banyak memiliki peran keluarga yang baik di

bandingkan dengan kurang.Adapun nilai rata-rata dari peran

keluarga adalah 103,64 yang berarti berperan baik.

Kesehatan lansia adalah suatu keadaan yang sempurna baik

kondisi, fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit

atau kelemahan. Semakin tua, maka lansia akan mengalami

kemunduran dalam bidang kemampuan fisik sehingga

mengakibatkan timbulnya gangguan dalam kesehatannya. Oleh

sebab itu, diperlukan peran keluarga untuk dapat membantu

kebutuhan lansia terutama dalam segi kesehatan (Putra, Hidayat, &

Aisyah, 2008). Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara

normatif dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat

memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku

spesifik yang diharapkan seseorang dalam konteks keluarga (Setiadi,

2008).

41
2. Peran Petugas Kesehatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden

yaitu lansia lebih banyak mengatakan bahwa petugas kesehatan

khususnya perawat memiliki peran yang baik dibandingkan yang

kurang. Adapun nilai rata-rata dari peran petugas kesehatan

(perawat) adalah 70,34 yang berarti berperan baik.

Petugas kesehatan atau tenaga kesehatan adalah setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan (Undang-undang Republik Indonesia,

2009). Dalam hal menjaga status kesehatan lansia khususnya lansia

dengan hipertensi, perawat memiliki andil yang cukup besar.

Perawat memberikan asuhan keperawatan terhadap lansia dengan

bertujuan agar perawat dapat mempertahankan dan menjaga derajat

kesehatan lansia (Azizah, 2011).

3. Karakteristik Lansia

a. Usia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia responden rata-

rata 66,75 tahun dengan responden yang berumur paling muda 60

tahun dan paling tua 90 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa

UHH (usia harapan hidup) di wilayah kerja Puskesmas Wara

Utara Kota, Kota Palopo berada pada rentan usia 60-74 tahun

42
sesuai dengan UHH di Indonesia yaitu 70,6 tahun pada tahun

2009 (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010). Selain itu, rata-rata

tekanan darah responden yaitu sistolik 163,41 dan diastolik 98,86

yang berarti sesuai dengan standar The Joint National Committee

7 bahwa tekanan darah tersebut termasuk dalam hipertensi tahap 2

(Kemenkes RI, 2013).

Secara biologis pada lansia mengalami proses penuaan secara

terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik

yaitusemakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian (Putra, Hidayat, & Aisyah, 2008).

Ditemukan prevalensi hipertensi lebih sering terjadi menurut

peningkatan usia dan biasanya terjadi pada usia ≥ 40 tahun. Hal

ini disebabkan tekanan atrial yang meningkat sesuai dengan

bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta serta adanya

proses degeneratif yang lebih sering pada usia tua (Anggara &

Prayitno, 2012).

b. Jenis Kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata

responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak

dibandingkan laki-laki. Adapun jumlah responden perempuan

sebanyak 26 responden (59,1%) dan laki-laki sebanyak 18

responden (40,9%).

43
Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa pria pada

umumnya lebih mudah terserang hipertensi dibandingkan wanita.

Hal ini dikarenakan gaya hidup laki-laki yang tidak terkontrol

seperti merokok, begadang, stress kerja, hingga pola makan tidak

teratur. Akan tetapi, wanita akan mengalami resiko peningkatan

hipertensi setelah mengalami menopause yang biasa terjadi pada

usia diatas 45 tahun (Nugroho, 2013).

c. Riwayat Pendidikan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden

memiliki riwayat pendidikan SMA dan yang paling rendah adalah

tidak sekolah. Adapun jumlah responden yang SMA sebanyak 17

responden (38,6%), PT sebanyak 10 responden (22,7%), SMP

sebanyak 9 responden (20,5%), SD sebanyak 7 responden

(15,9%), dan tidak sekolah sebanyak 1 responden (2,3%).

Tingkat pendidikan berpengaruh pada gaya hidup sehat dengan

tidak merokok tidak minum alcohol dan lebih sering berolahraga.

Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah,

disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada pasien yang

berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit dan lambat

menerima informasi penyuluhan yang diberikan petugas

kesehatan sehingga berpengaruh pada pola hidup ataupun perilaku

hidup sehat (Anggara & Prayitno, 2012).

44
d. Riwayat Pekerjaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden

memiliki riwayat pekerjaan PNS dan yang paling rendah yaitu

petani dan lain-lain (tukang dan tentara ) . Adapun jumlah

responden yang memiliki riwayat pekerjaan PNS sebanyak 18

responden (40,9%), IRT sebanyak 13 responden (29,5%), Swasta 9

responden (20,5%), petani sebanyak 2 responden (4,5%), dan lain-

lain sebanyak 2 responden (4,5%).

Pekerjaan juga berpengaruh terhadap hipertensi.Orang dengan

pekerjaan berat, sering lembur, dan kurang istirahat sangat beresiko

terkena hipertensi. Orang yang mengalami pekerjaan penuh

tekanan, misalnya memiliki jabatan yang menuntut tanggung jawab

yang besar akan dan lebih tinggi jam kerjanya sangat beresiko

mengalami hipertensi (Nugroho, 2013).

4. Hubungan peran keluarga dengan tingkat hipertensi pada lansia

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa hampir sebagian besar

lansia di wilayah kerja puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo

menunjukkan bahwa dari 44 lansia, rata-rata memiliki peran

keluarga yang baik. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak

menunjukkan korelasi yang signifikan antara peran keluarga dengan

tingkat hipertensi pada lansia dengan nilai p= 0,218 dan 0,215 atau

lebih besar dari α.

45
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Herlinah, Wiarsih, dan Rekawaty (2013) menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian

hipertensi pada lansia.Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara

normatif dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat

memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku

spesifik yang diharapkan seseorang dalam konteks keluarga (Setiadi,

2008). Pada penelitian yang dilakukan oleh Putra, Hidayat, dan

Aisyah (2008) peran keluarga berperan sangat baik.

Pada penelitian ini pula didapatkan bahwa keluarga yang

berperan baik memiliki jumlah yang relatif tinggi daripada keluarga

yang berperan kurang.Akan tetapi, peran keluarga yang baik tidak

berarti tekanan darah lansia dapat terkontrol dengan baik.Hal ini

disebabkan karena ketidakpatuhan lansia terhadap motivasi, edukasi

yang dilakukan oleh keluarga.Ketidakpatuhan responden terhadap

peran yang dilakukan keluarga ini sependapat dengan Nisfiani

(2014) ketidakpatuhan lansia terhadap pencegahan hipertensi yang

dilakukan keluarga berpengaruh terhadap resiko hipertensi pada

lansia.Selain itu, lansia tetap mengonsumsi makanan yang tidak

disarankan oleh keluarga seperti makanan yang berkadar garam

tinggi dan daging.Meskipun keluarga selalu memperingatkan lansia

untuk tidak mengonsumsi makanan tersebut, lansia tetap tidak

mematuhi larangan lansia.Akibat dari mengonsumsi makanan

46
tersebut adalah hipertensi yang dialami oleh lansia menjadi tidak

stabil dan bahkan bertambah parah.Bahaya dari mengonsumsi

makanan tersebut sependapat dengan dengan Anggraini (2008)

menyatakan bahwa pengaruh asupan garam (natrium) terhadap

timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma,

curah jantung, dan tekanan darah.Konsumsi natrium berlebih

menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler

ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler

meningkat.Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebub

menyebabkan meningkatnya volume darah. Kemudian diameter

arteri mengecil menyebabkan jantung harus memompa lebih keras

untuk mendorong volume darah yang semakin meningkat melalui

ruang yang sempit menyebabkan hipertensi.

5. Hubungan peran petugas kesehatan dengan tingkat hipertensi

pada lansia

Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kerja

puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo menunjukkan bahwa dari

44 lansia, rata-rata memiliki peran keluarga yang baik. Akan tetapi

hasil penelitian ini tidak menunjukkan korelasi yang signifikan

antara peran petugas kesehatan (perawat) dengan tingkat hipertensi

pada lansia dengan nilai p= 0,438 dan 0,484 atau lebih besar dari α.

47
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian penelitian

yang dilakukan oleh Sutrisno dengan judul pengaruh edukasi

perawat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Purwodadi Kabupaten

Grobogan menyatakan bahwa terdapat pengaruh edukasi perawat

terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi.Perawat

mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pelayanan

kesehatan.Salah satu peran perawat yang sangat penting adalah

sebagai educator, dimana pembelajaran merupakan dasar dari Health

Education yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan

tingkat pencegahan.Perawat harus mampu memberikan pendidikan

kesehatan pada pasien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit,

pemulihan dari penyakit, menyusun program pendidikan kesehatan

serta memberikan informasi yang tepat dalam pemberian pendidikan

kesehatan.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa peran petugas kesehatan

(perawat) relative berperan baik dibandingkan berperan kurang.Akan

tetapi, peran perawat yang baik juga tidak menjamin kestabilan

tekanan darah pada lansia hipertensi. Ketidakpatuhan lansia terhadap

peran yang dilakukan oleh perawat akan berpengaruh pada tekanan

darah lansia (Nisfiani, 2014).

48
6. Hubungan karakteristik lansia dengan tingkat hipertensi pada

lansia

a. Usia

Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah

kerja puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo menunjukkan

bahwa dari 44 lansia, usia responden rata-rata adalah 66,75 tahun

dengan rata-rata tekanan darah 103,64 dan 98,86. Berdasarkan

analisa statistik dengan menggunakan uji pearson correlation

diperoleh nilai p= 0,029 dan 0,120atau lebih besar dari nilai α.

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan

antara usia dan tingkat hipertensi pada lansia pada tekanan darah

sistolik tetapi tidak terdapat korelasi yang signifikan pada tekanan

dara diastolik . Hasil analisa statistikyang diperoleh juga sama

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggara dan

Prayitno dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan

tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat 2012

yang mengatakan bahwa umur berpengaruh terhadap kejadian

hipertensi. Hal ini disebabkan karena orang pada usia produktif

jarang memperhatikan kesehatan, seperti pola makandan pola

hidup yang kurang sehat seperti merokok. Usia, dari berbagai

penelitian yang didapatkan bahwa semakin tinggi usia seseorang

maka makin tinggi pula tekanan darahnya. Pada umumnya

49
hipertensi pada pria terjadi diatas usia 31 tahun, sedangkan wanita

terjadi setelah usia 45 tahun atau setalah menopause (Nugroho,

2013).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Herlinah, Wiarsih,

dan Rekawaty 2013 mendapatkan hasil lansia yang menderita

hipertensi adalah lansia yang berusia antara 60-74 tahun (86,9%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasurungan

(2002) menyebutkan bahwa usia 60 – 68 tahun berpeluang terjadi

hipertensi 2,18 kali. Hipertensi pada lansia disebabkan karena

proses penuaan dimana terjadi perubahan sistem kardiovaskuler,

katup mitral, dan aorta mengalami sklerosis, dan penebalan,

miokard menjadi kaku dan lambat dalam berkontratilitas.

Kemampuan memompa jantung harus bekerja lebih keras

sehingga terjadi hipertensi.

b. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah

kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo menunjukkan

bahwa lansia yang bejenis kelamin perempuan sebanyak 28

responden (59,1%) dan laki-laki 18 responden (40,9%).

Berdasarkan analisa statistik dengan menggunakan uji pearson

correlation diperoleh nilai p= 0,265 dan 0,372 atau lebih besar

dari nilai α. Hasil ini menunjukkanbahwa tidak ada korelasi yang

50
signifikan antara jenis kelamin dan tingkat hipertensi pada

lansia.Hasil analisa statistik yang diperoleh juga sama dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini et.al dengan judul

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada

pasien yang berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang

periode januari sampai juni tahun 2008 bahwa tidak terdapat

hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian

hipertensi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Anggara

dan Prayitno (2013) bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis

kelamin dan tekanan darah.Berbagai hasil penelitian menyebutkan

bahwa pria pada umumnya lebih mudah terserang hipertensi

dibandingkan dengan wanita. Faktor ini disebabkan karena gaya

hidup pria yang rata-rata lebih tidak terkontrol dibandingkan

wanita, seperti kebiasaan merokok, bergadang, stress kerja,

hingga pola makan tidak teratur. Sedangkan wanita, rata-rata akan

mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah mengalami masa

menopause sekitar <45 tahun (Sudarmoko, dikutip dalam

Nugroho, 2013). Akan tetapi, pada penelitian Lai,S. W., et.al

(2000) melaporkan bahwa jumlah lansia wanita lebih banyak

menderita hipertensi dibandingkan lansia laki-laki. Hal ini

disebabkan karena kepatuhan yang dimiliki lansia wanita kurang

patuh daripada lansia laki-laki.

51
c. Riwayat Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah

kerja Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo menunjukkan

bahwa responden yang SMA sebanyak 17 responden (38,6%), PT

sebanyak 10 responden (22,7%), SMP sebanyak 9 responden

(20,5%), SD sebanyak 7 responden (15,9%), dan tidak sekolah

sebanyak 1 responden (2,3%). Berdasarkan analisa statistik

dengan menggunakan uji pearson correlation diperoleh nilai p=

0,049 dan 0,014 atau lebih kecil dari nilai α. Hasil ini

menunjukkan bahwa terdapatkorelasi yang signifikan antara

riwayat pendidikan dan tingkat hipertensi pada lansia. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggara dan

Prayitno (2013) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara pendidikan dan hipertensi.Hal ini juga sejalan

dengan hasil Riskesdas (2007) yang menyatakan bahwa penyakit

hipertensi cenderung tinggi pda pendidikan rendah dan menurun

sesuai dengan peningkatan pendidikan. Hubungan ini semata-

mata tidak diakibatkan perbedaan tingkat pendidikan, tetapi

tingkat pendidikan berpengaruh pada gaya hidup sehat dengan

tidka merokok, tidak minum alcohol, dan lebih sering

berolahraga. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang

52
rendah disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien dan

lambat menerima informasi penyuluhan.

d. Riwayat Pekerjaan

Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah

kerja puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo menunjukkan

bahwa dari 44 lansia, jumlah responden yang memiliki riwayat

pekerjaan PNS sebanyak 18 responden (40,9%), IRT sebanyak 13

responden (29,5%), Swasta 9 responden (20,5%), petani sebanyak

2 responden (4,5%), dan lain-lain sebanyak 2 responden (4,5%).

Berdasarkan analisa statistik dengan menggunakan uji pearson

correlation diperoleh nilai p= 0,069 dan 0,074 atau lebih besar

dari nilai α. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang

signifikan antara riwayat pekerjaan dengan tingkat hipertensi pada

lansia.

Hasil analisa statistik yang diperoleh juga sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan Purniawaty dengan judul determinan

penyakit hipertensi di Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan

Riskesdas tahun 2010 bahwa tidak terdapat hubungan antara

pekerjaan dengan hipertensi. Dan penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggara dan Prayitno

(2012) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara

pekerjaan dan tekanan darah.Karena pekerjaan berpengaruh

53
kepada aktifitas fisik seseorang.Orang dengan pekerjaan yang

berat, hipertensi (Sudarmoko, dikutip dalam Nugroho,2013).

7. Hubungan Peran Keluarga dengan tingkat hipertensi pada

lansia berdasarkan Karakteristik Lansia

Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kerja

puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo menunjukkan bahwa dari

tidak terdapat hubungan antara peran keluarga dengan tingkat

hipertensi berdasarkan karakteristik lansia dengan nilai p= 0,939 dan

0,963.

8. Hubungan peran petugas kesehatan dengan tingkat hipertensi

pada lansia berdasarkan karakteristik lansia

Distribusi responden berdasarkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kerja

puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo menunjukkan bahwa dari

tidak terdapat hubungan antara peran perawat dengan tingkat

hipertensi berdasarkan karakteristik lansia dengan nilai p= 0,731 dan

0,577.

C. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan.Pada saat melakukan

penelitian, peneliti hanya mengambil sampel dari lansia yang terdaftar di

Puskesmas sehingga jumlah sampel penelitian ini kurang untuk

mengetahui labih jauh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi

54
pada lansia. Kemudian peneliti melakukan penelitian terhadap responden

setelah responden melakukan senam lansia sehingga data yang diambil

menjadi bias. Selain itu keterbatasan peneliti mengumpulkan responden di

Puskesmas dan tempat tinggal responden.

55
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada 45 responden mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Wara Utara Kota, Kota Palopo :

1. Secara keseluruhan rata-rata lansia menderita hipertensi tahap 2

dengan hasil yaitu sistolik 164,41 dan diastolik 98,86.

2. Secara keseluruhan peran keluarga terhadap lansia hipertensi

dikategorikan baik yaitu 95,5 % dengan nilai rata-rata 103,64.

3. Secara keseluruhan peran petugas kesehatan (perawat) terhadap lansia

hipertensi dikategorikan baik yaitu 88.6% dengan nilai rata-rata 70,34.

4. Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara peran keluarga dengan

tingkat hipertensi pada lansia.

5. Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara peran petugas kesehatan

dan tingkat hipertensi pada lansia.

6. Pada Karakteristik lansia terdapat dua variabel yang memiliki korelasi

yang signifikan dengan tingkat hipertensi yaitu usia dan riwayat

pendidikan. Sementara dua variabel lainnya tidak memiliki korelasi

yang signifikan dengan tingkat hipertensi pada lansia.

7. Tidak terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan

tingkat hipertensi pada lansia berdasarkan karakteristik lansia.

56
8. Tidak terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan (perawat)

dengan tingkat hipertensi pada lansia berdasarkan karakteristik lansia.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menjadi data awal

untuk pengembangan riset selanjutnya dalam melakukan penelitian

terkait dengan penelitian tersebut dengan sampel seluruh lansia baik itu

yang terdaftar ataupun tidak terdaftar.Selain itu diharapkan juga

peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain seperti pola

makan lansia dan kepatuhan lansia terhadap diet hipertensi yang

mereka lakukan.

2. Bagi bidang akademik

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat sebagai bahan bacaan

dan sumber informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa.

3. Bagi Puskesmas

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan sebagai

informasi dan saran yang dapat dimanfaatkan oleh puskesmas untuk

untuk perbaikan kesehatan lansia selanjutnya.

4. Bagi Keluarga

Diharapkan keluarga fokus dalam membatasi karakteristik gaya hidup

lansia dan memperhatikan kepatuhan lansia.

57
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, C. R. (2011). Petunjuk modern kepada kesehatan. Bandung: Indonesia


Publishing Hause.

Anggara, Febby Haendra Dwi & Prayitno, Nanang. (2012). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang
Barat tahun 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan, vol.5(1), p.20-25.

Depkes RI, 2009, Laporan hasil riset kesehatan dasar riskesdas Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Jakarta.

Dugdale, David C. (2012). Aging changes in the heart and blood vessel, Medline
Plus, diakses tanggal 10 Januari 2015,
<http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/004006.htm>.

Effendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas : Teori dan
praktik dalam keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.

Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan masyarakat . Jakarta: EGC.

Githa, I Wayan, Yasa, I Dewa Putu Gede Putra, Sudiantara, Ketut (2012). Tugas
keluarga dan perilaku pencegahan komplikasi hipertensi pada lansia,
Jurnal Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar, p. 1-7.

Gunawan, L. (2001). Hipertensi : Tekanan darah tinggi. Kanisius: Yogyakarta.

Lembar Negara Republik Indonesia (2009). Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 36 Tahun 2009, diakses tanggal 29 Januari 2015,
<http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2009/36TAHUN2009UU.htm>.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2009). Berdiri tegak, lantang bicara,
kalahkan osteoporosis, Pusat Komunikasi Publik, diakses tanggal 10
Januari 2015, <http://www.depkes.go.id/article/view/404/berdiri-tegak-
bicara-lantang-kalahkan-osteoporosis.html>.

Kemenkes RI (2013). Gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia, Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013). Hipertensi, Pusat Data dan


Informasi Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nugroho, Bramadi. (2013). Karakteristik hipertensi di RSU Wisma Rini periode
Januari-Maret 3013, Jurnal RSU Wisma Rini, p.1-16.

Nugroho, W. (2006). Komunikasi dalam keperawatan gerontik. Jakarta: ECG.

Putra, Andi Mahardika, Hidayat, A.Aziz Alimul, & Aisyah, Siti (2008).
Hubungan peran keluarga dalam perawatan kesehatan terhadap status
kesehatan lansia di wilayah kerja Puskesmas Mojo Kecamatan Gubeng
Surabaya, Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UM Surabaya, p.39-46.

Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Keperawatan medikal bedah. Jakarta:


ECG.

Supardi, S., & Rustika. (2013). Buku ajar metodologi riset keperawatan. Jakarta:
CV. Trans Info Medika
Yenni. (2011). Hubungan dukungan keluarga dan karakteristik lansia dengan
kejadian stoke pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Perkotaan Bukittinggi. Tesis diterbitkan. Depok: Program Pasca Sarjana
Universitas Indonesia.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Selamat pagi Ibu/Bapak, nama saya Sri Handayani Nober mahasiswi Ners A
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Saya
akan melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan status
kesehatan lansia dengan hipertensi di wilayah kera puskesmas ara Utara Kota
Palopo ”. Penelitian yang akan saya lakukan bertujuan untuk mengetahui Faktor-
faktor yang berhubungan dengan status kesehatan lansia dengan hipertensi di
wilayah kera puskesmas ara Utara Kota Palopo.

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota
Palopo, yang akan diikuti oleh lansia dengan hipertensi. Penelitian ini dapat
memberikan masukan bagi keluarga dan petugas kesehatan untuk meningkatkan
perannya dalam perawatan kesehatan lansia.Partisipasi Anda dalam penelitian ini
adalah secara sukarela dan tidak ada bayaran selama Anda ikut berpartisipasi.
Partisipasi Anda dalam penelitian ini dan informasi yang Anda berikan tidak akan
diungkapkan kepada siapapun dan kuisioner yang telah anda isi tidak akan
disebarluaskan kepada siapapun.

Palopo,…./…../20…

Peneliti, Responden,

(Sri Handayani Nober) (……………………)


LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Riwayat Pekerjaan Terakhir :

Riwayat Pendidikan Terakhir :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan

penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini yang berjudul :

“Pengaruh peran keluarga dalam perawatan kesehatan terhadap status kesehatan

lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wara Utara Kota Palopo”

Palopo,…/…../20…

Peneliti Responsen

(Sri Handayani Nober) (…………………..)


DATA DEMOGRAFI

Petunjuk Pengisian
a. Jawablah pertanyaan sesuai dengan petunjuk

b. Untuk soal nomor 1,2,3 dan 5 isilah titik-titik sesuai dengan identitas anda
c. Untuk soal no. 4-6 berilah tanda checklist √ pada kotak yang disediakan.

1. No. Responden (Lansia) :

2. Nama (inisial) :

3. Umur :

4. Jenis kelamin : Laki-laki

Perempuan

5. Pendidikan terakhir : Tidak sekolah SD

SMP SMA

Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan terakhir : IRT PNS Swasta

Petani

Dan lain-lain, sebutkan :…….


Kuesioner Penelitian

A. Hubungan peran keluarga dengan tingkat hipertensi pada lansia

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


Pernah
1. Keluarga merawat anda dengan
penuh kasih sayang.

2. Keluarga mengajak anda


berdiskusi mengenai hipertensi.

3. Keluarga mendorong anda untuk


rajin memeriksakan tekanan
darahnya di puskesmas atau
posyandu lansia.

4. Keluarga menanyakan anda


mengenai masalah-masalah yang
anda hadapi.

5. Keluarga mendorong anda untuk


berpikir positif.

6. Keluarga kurang mendukung anda


untuk bersosialisasi dengan lansia
lain yang ada di sekitar
lingkungan anda.

7. Keluarga mengabaikan anda


untuk menyelesaikan masalah
yang anda hadapi.

8. Keluarga mengabaikan semua


keluhan-keluhan anda .
9. Keluarga kurang memperhatikan
anda untuk mengontrol dan
memperhatikan berat badan agar
tidak terlalu gemuk.

10. Keluarga mengabaikan saran yang


anda utarakan.

11. Keluarga menjelaskan kepada


anda tentang pentingnya menjaga
kesehatan bagi penderita lansia.

12. Keluarga menjelaskan kepada


anda mengenai bahaya merokok
bagi penderita hipertensi..

13. Keluarga menjelaskan kepada


anda mengenai bahaya
mengkonsumsi makanan yang
berkadar garam tinggi bagi
penderita hipertensi.

14, Keluarga menjelaskan kepada


anda mengenai pentingnya
olahraga secara teratur.

15. Keluarga menjelaskan kepada


anda mengenai pentingnya
mengontrol kesehatan di
puskesmas setiap bulan.

16. Keluarga tidak menjelaskan


kepada anda mengenai manfaat
berpikir positif/tenang bagi
penderita hipertensi.
17. Keluarga tidak menjelaskan
kepada anda mengenai pentingnya
mengkonsumsi buah-buahan.

18. Keluarga tidak menjelaskan


kepada anda mengenai pentingnya
mengkonsumsi sayur-sayuran.

19. Keluarga tidak menyarankan


kepada anda untuk mengikuti
kegiatan kesehatan yang diadakan
di puskesmas.

20. Keluarga tidak menjelaskan


kepada anda tentang pentingnya
mengkonsumsi obat secara
teratur.

21. Keluarga kurang memperhatikan


jumlah kadar garam pada
makanan yang anda konsumsi.

22. Keluarga menyediakan Anda


bahan bacaan seperti buku/koran.

23. Anda mendanai biaya kesehatan


Anda sendiri tanpa bantuan
keluarga.

24. Keluarga menyediakan Anda obat


anti hipertensi di rumah.

25. Keluarga tidak mengajak Anda


untuk merelaksasikan pikiran
seperti rekreasi atau menonton tv.
26. Keluarga menjaga suasana rumah
untuk tetap tenang.

27. Keluarga kurang menjaga


kebersihan tempat tidur dan
kamar Anda.

28. Keluarga mengantarkan Anda


untuk mengontrol kesehatan di
puskesmas atau posyandu lansia.

29. Keluarga tidak memiliki ventilasi


yang cukup di rumah anda.

30. Keluarga menemani anda untuk


berolahraga.
B. Hubungan peran petugas kesehtan (Perawat) dengan tingkat hipertensi

pada lansia.

NO. Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


Pernah
1. Perawat memberikan senyuman
ramah kepada Anda.

2. Perawat menggunakan nada dan


bahasa yang halus saat
berkomunikasi dengan Anda.

3. Perawat menanyakan keluhan-


keluhan Anda mengenai kesehatan
Anda.

4. Perawat tidak memberikan


masukan dalam mengatasi keluhan
Anda.

5. Perawat tidak memberitahukan


kepada Anda mengenai obat-obat
yang Anda konsumsi.

6. Perawat menyarankan Anda untuk


sering berpikiran positif.

7. Perawat tidak memberitahukan


Anda mengenai penting
lingkungan yang tenang untuk
Anda.

8. Perawat tidak memberitahukan


kepada Anda mengenai manfaat
memeriksakan tekanan darah
setiap bulan.
9. Perawat langsung memberikan
obat kepada Anda tanpa
menjelaskan manfaatnya.
10. Perawat menyarankan Anda untuk
sesekali merilekskan pikiran
seperti rekreasi bersama keluarga
atau menonton TV.

11. Perawat mengadakan penyuluhan


kesehatan khususnya hipertensi di
lingkungan tempat tinggal Anda.

12. Perawat menyarakan Anda untuk


mengurangi kadar garam dalam
makanan Anda.

13. Perawat tidak menginformasikan


bahaya merokok terhadap
penderita hipertensi.

14. Perawat menyarankan Anda untuk


tidak terlalu lelah dalam
beraktivitas.

15. Perawat tidak memberitahukan


Anda untuk rajin berolahraga.

16. Perawat tidak menyarankan Anda


untuk tidur tepat waktu.

17. Perawat tidak memberitahukan


kepada Anda untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang
berlemak seperti daging atau
goring-gorengan.
18. Perawat Tidak memberitahukan
kepada Anda mengenai makanan
yang seharusnya dikonsumsi
penderita hipertensi.
19. Perawat mengajarkan memberikan
saran-saran kepada Anda untuk
mengatasi hipertensi.

20. Perawat menjelaskan kepada Anda


mengenai tujuan dari setiap
tindakan kesehatan yang diberikan
kepada Anda.
MASTER TABEL

A. Data Deografi

no umur jenis kelamin kategori jk st pernikahan kategori pendidikan kategori pekerjaan kategori TD Kategori td
1 60 p 2 menikah 1 sd 2 irt 1 140/100 1
2 61 p 2 menikah 1 sma 4 pns 2 150/100 1
3 66 l 1 menikah 1 sma 4 pns 2 150/90 1
4 60 p 2 menikah 1 sma 4 irt 1 140/100 1
5 75 l 1 menikah 1 pt 5 pns 2 140/100 1
6 63 p 2 janda 2 pt 5 pns 2 170/90 2
7 70 L 1 menikah 1 pt 5 pns 2 200/90 2
8 60 P 2 menikah 1 smp 3 irt 1 150/100 1
9 63 p 2 menikah 1 sma 3 irt 1 140/80 1
10 60 p 2 menikah 1 sma 3 irt 1 140/90 1
11 64 p 2 menikah 1 pt 5 swasta 3 160/100 2
12 70 l 1 menikah 1 Sma 4 pns 2 140/90 1
13 69 l 1 menikah 1 sma 4 pns 2 160/90 2
14 61 l 1 menikah 1 pt 5 pns 2 150/100 1
15 79 l 1 menikah 1 pt 5 pns 2 160/100 2
16 64 l 1 menikah 1 pt 5 pns 2 190/100 2
17 67 p 2 menikah 1 sd 2 irt 1 190/100 2
18 67 p 2 menikah 1 sma 4 irt 1 150/100 1
19 73 l 2 menikah 1 smp 3 swasta 3 140/100 1
20 68 l 2 menikah 1 smp 3 TNI 5 160/90 2
21 76 l 2 menikah 1 pt 5 pns 2 150/90 1
22 65 l 1 menikah 1 sma 4 pns 2 170/100 2
23 64 l 1 menikah 1 sd 2 petani 4 160/100 2
24 70 l 1 menikah 1 smp 3 supir 5 230/120 2
25 90 p 2 janda 2 tdk sekolah 1 irt 1 240/120 2
26 60 p 2 menikah 1 sma 4 irt 1 160/80 2
27 64 l 1 menikah 1 sma 4 pns 2 160/90 2
28 61 p 2 menikah 1 sd 2 petani 4 220/120 2
29 64 p 2 menikah 1 sma 4 swasta 3 150/90 1
30 62 p 2 menikah 1 sma 4 irt 1 160/110 2
31 63 l 1 menikah 1 sma 4 swasta 3 180/100 2
32 69 p 2 menikah 1 smp 3 irt 1 160/90 2
33 60 p 2 menikah 1 sd 2 irt 1 180/120 2
34 76 p 2 janda 2 sma 4 pns 2 150/100 1
35 82 p 2 janda 2 sma 4 swasta 3 160/100 2
36 60 l 1 menikah 1 pt 5 swasta 3 150/100 1
37 72 l 1 menikah 1 sma 4 swasta 3 180/120 2
38 69 p 2 menikah 1 smp 3 swasta 3 150/100 1
39 69 p 2 janda 2 sma 4 irt 1 180/100 2
40 60 l 1 menikah 1 sd 2 swasta 3 150/100 1
41 72 l 1 duda 3 sma 4 pns 2 160/100 2
42 67 p 2 menikah 1 sd 2 irt 2 150/100 1
43 62 p 2 menikah 1 smp 3 1rt 2 160/90 2
44 60 l 1 menikah 1 pt 5 pns 2 160/100 2

Keterangan :

Jenis Kelamin Status Pernikahan Riwayat Pendidikan Riwayat Pekerjaan

1: Laki-laki 1 : Menikah 1 : Tidak Sekolah 1 : IRT

2: Perempuan 2 : Janda 2 : SD 2 : PNS

3 : Duda 3 : SMP 3 : Swasta

4 : SMA 4 : Petani

5 : PT 5 : Dll

Kategori Tekanan Darah

1 : Hipertensi Tahap 1

2: Hipertensi Tahap 2
B. Peran Keluarga
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20
4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4
4 4 2 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4
3 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4
3 3 2 4 4 4 4 4 1 4 1 1 1 3 2 1 1 1 2 4
4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3
3 3 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4
4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 1 1 1 1 1 4 1 4 2 3 1 1 1 1 1
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 3 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4
4 2 3 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4
4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 4 1 4 4 3 4 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 2 4 1 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
2 2 3 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4
3 3 2 4 4 4 4 1 1 4 1 1 2 1 2 3 1 1 2 1
4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 total kategori kode
4 4 4 2 4 4 4 2 1 4 102 baik 1
4 4 2 4 4 4 4 1 4 1 102 baik 1
4 4 1 4 4 3 4 1 4 1 100 baik 1
1 4 1 1 1 1 1 2 4 1 67 kurang 2
4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 107 baik 1
4 4 1 4 4 3 3 1 3 1 97 baik 1
4 4 1 4 4 3 3 4 4 1 107 baik 1
4 4 1 4 4 3 3 2 3 1 103 baik 1
4 4 1 4 4 4 3 3 1 1 102 baik 1
4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 109 baik 1
4 4 1 1 4 1 4 1 1 1 65 kurang 2
4 4 1 4 4 4 4 3 3 1 107 baik 1
4 4 1 4 4 3 4 3 3 1 100 baik 1
4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 101 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 107 baik 1
4 4 1 4 4 4 4 4 3 1 108 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 110 baik 1
4 4 1 4 3 3 3 3 3 1 95 baik 1
4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 109 baik 1
4 4 1 4 4 4 4 3 3 1 98 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 114 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 111 baik 1
4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 108 baik 1
4 3 4 4 4 4 3 3 3 1 108 baik 1
4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 97 baik 1
1 4 4 4 4 3 3 3 3 1 104 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 109 baik 1
4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 111 baik 1
4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 111 baik 1
4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 108 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 111 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 110 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 108 baik 1
4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 110 baik 1
4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 109 baik 1
4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 109 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 111 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 113 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 109 baik 1
4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 106 baik 1
4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 110 baik 1
4 4 1 4 4 3 4 4 4 1 103 baik 1
3 1 1 1 3 2 2 4 1 1 64 baik 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 110 baik 1
C. Peran Petugas Kesehatan (Perawat)
pp1 pp2 pp3 pp4 pp5 pp6 pp7 pp8 pp9 pp10 pp11 pp12 pp13 pp14 pp15
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 1 4 2 4 1 2 3 4 4 3 4
3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4
3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 1 2 2 3 1 1 1 1 1 4 1 1
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 1 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 1 3 1 1 1 3 4 4 4 1 1
4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 4 1 4 1 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 1 1 1 3
3 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4
3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 3 3 1 1 1 3 1 3 1 3
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
pp16 pp17 pp18 pp19 pp20 total kategori kode
4 4 4 4 3 77 baik 1
4 4 4 4 1 65 baik 1
4 4 3 3 1 60 baik 1
4 4 4 4 1 70 baik 1
4 4 4 3 1 61 baik 1
4 4 4 4 4 74 baik 1
4 4 4 4 4 78 baik 1
4 4 1 1 3 40 kurang 2
4 4 4 4 3 78 baik 1
4 4 4 4 3 78 baik 1
4 4 3 4 3 71 baik 1
4 4 4 4 3 72 baik 1
4 1 1 1 1 48 kurang 2
4 4 4 4 3 77 baik 1
4 4 4 4 3 78 baik 1
4 4 4 4 4 77 baik 1
4 4 4 4 3 79 baik 1
4 4 4 4 3 72 baik 1
4 4 4 4 3 75 baik 1
4 4 4 4 4 78 baik 1
4 4 4 4 3 74 baik 1
4 4 4 4 3 78 baik 1
4 1 1 4 3 49 kurang 2
3 3 3 3 3 60 baik 1
3 3 3 3 3 60 baik 1
1 4 1 3 1 47 kurang 2
4 4 4 3 1 66 baik 1
4 4 4 4 3 77 baik 1
4 4 4 4 4 74 baik 1
3 4 3 4 3 72 baik 1
4 4 4 4 4 73 baik 1
4 4 4 4 4 80 baik 1
4 4 4 4 3 73 baik 1
4 4 4 4 4 80 baik 1
4 4 4 4 3 79 baik 1
4 4 3 4 4 77 baik 1
4 4 4 4 3 72 baik 1
4 4 4 4 4 77 baik 1
4 4 3 4 4 79 baik 1
4 4 4 3 1 66 baik 1
1 1 4 4 1 48 kurang 2
4 4 3 4 1 74 baik 1
4 4 4 3 4 73 baik 1
4 4 3 4 4 79 baik 1
cies

Statistics

umur tekanandarahsis tekanandarahdias totalpk totalpp

lid 44 44 44 44 44

ssing 0 0 0 0 0

66.75 163.41 98.86 103.64 70.34

n 6.731 23.422 9.697 11.443 10.350

1.355 1.729 .717 -2.666 -1.492

Skewness .357 .357 .357 .357 .357

60 140 80 64 40

90 240 120 114 80

cy Table

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

9 20.5 20.5 20.5

3 6.8 6.8 27.3

2 4.5 4.5 31.8

3 6.8 6.8 38.6

5 11.4 11.4 50.0

1 2.3 2.3 52.3

1 2.3 2.3 54.5

3 6.8 6.8 61.4

1 2.3 2.3 63.6

4 9.1 9.1 72.7

3 6.8 6.8 79.5

2 4.5 4.5 84.1

1 2.3 2.3 86.4

1 2.3 2.3 88.6

2 4.5 4.5 93.2

1 2.3 2.3 95.5

1 2.3 2.3 97.7


0 1 2.3 2.3 93.2

0 1 2.3 2.3 95.5

0 1 2.3 2.3 97.7

0 1 2.3 2.3 100.0

tal 44 100.0 100.0

tekanandarahdias

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

2 4.5 4.5 4.5

12 27.3 27.3 31.8

0 24 54.5 54.5 86.4

0 1 2.3 2.3 88.6

0 5 11.4 11.4 100.0

tal 44 100.0 100.0

totalpk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

1 2.3 2.3 2.3

1 2.3 2.3 4.5

1 2.3 2.3 6.8

1 2.3 2.3 9.1

2 4.5 4.5 13.6

1 2.3 2.3 15.9

0 2 4.5 4.5 20.5

1 1 2.3 2.3 22.7

2 3 6.8 6.8 29.5

3 2 4.5 4.5 34.1

4 1 2.3 2.3 36.4

6 1 2.3 2.3 38.6

7 4 9.1 9.1 47.7

8 5 11.4 11.4 59.1

9 6 13.6 13.6 72.7


1 2.3 2.3 11.4

3 6.8 6.8 18.2

1 2.3 2.3 20.5

1 2.3 2.3 22.7

2 4.5 4.5 27.3

1 2.3 2.3 29.5

1 2.3 2.3 31.8

4 9.1 9.1 40.9

3 6.8 6.8 47.7

4 9.1 9.1 56.8

1 2.3 2.3 59.1

6 13.6 13.6 72.7

6 13.6 13.6 86.4

4 9.1 9.1 95.5

2 4.5 4.5 100.0

tal 44 100.0 100.0

m
rt
cy Table

jeniskelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

ki-laki 18 40.9 40.9 40.9

rempuan 26 59.1 59.1 100.0

tal 44 100.0 100.0

riwpendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

ak sekolah 1 2.3 2.3 2.3

7 15.9 15.9 18.2

p 9 20.5 20.5 38.6


riwpekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

13 29.5 29.5 29.5

s 18 40.9 40.9 70.5

asta 9 20.5 20.5 90.9

ani 2 4.5 4.5 95.5

2 4.5 4.5 100.0

tal 44 100.0 100.0

ons

Correlations

umur jeniskelamin riwpendidikan riwpekerjaan totalpk totalpp tekanandarahsis tekan

Pearson Correlation 1 -.017 -.006 .078 .185 .020 .287

Sig. (2-tailed) .911 .967 .617 .228 .898 .059

N 44 44 44 44 44 44 44

Pearson Correlation -.017 1 -.370* -.292 -.264 .213 -.097

Sig. (2-tailed) .911 .013 .054 .084 .165 .531

N 44 44 44 44 44 44 44

n Pearson Correlation -.006 -.370* 1 -.017 -.037 .130 -.262

Sig. (2-tailed) .967 .013 .914 .810 .401 .085

N 44 44 44 44 44 44 44

Pearson Correlation .078 -.292 -.017 1 .105 .006 .227

Sig. (2-tailed) .617 .054 .914 .497 .967 .138

N 44 44 44 44 44 44 44

Pearson Correlation .185 -.264 -.037 .105 1 .082 .120

Sig. (2-tailed) .228 .084 .810 .497 .599 .437

N 44 44 44 44 44 44 44

Pearson Correlation .020 .213 .130 .006 .082 1 -.024

Sig. (2-tailed) .898 .165 .401 .967 .599 .877

N 44 44 44 44 44 44 44

hsis Pearson Correlation .287 -.097 -.262 .227 .120 -.024 1

Sig. (2-tailed) .059 .531 .085 .138 .437 .877

N 44 44 44 44 44 44 44

hdias Pearson Correlation .195 -.050 -.329* .222 .122 .006 .591**

Anda mungkin juga menyukai