Anda di halaman 1dari 285

SKRIPSI

PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM


PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA

AULIA RAHMA NIGGA


K111 14 039

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan


gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
ii
iii
iv
RINGKASAN

Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Aulia Rahma Nigga


“Perilaku Pencegahan Hipertensi Dalam Program Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoramba”
(xv + 127 halaman + 6 tabel + 7 lampiran)

Hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadinya peningkatan tekanan


darah secara kronis (dalam jangka waktu yang lama) yaitu melebihi 140/90 mmHg.
Puskesmas Bontoramba merupakan puskesmas dengan data hipertensi tertinggi yakni
971 orang. Oleh karena itu, pemeriksaan hipertensi merupakan program utama GERMAS
di Kabupaten Jeneponto sejak tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perilaku pencegahan hipertensi dalam program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) di wilayah kerja Puskesmas Bontoramba.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Bontoramba pada tanggal 13 Februari - 13 Maret
2018. Adapun masyarakat yang telah mengikuti program GERMAS yakni sebanyak 219
orang. Terdapat 34 orang yang terdiri dari masyarakat hipertensi dan non hipertensi yang
diperoleh dengan menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data diperoleh
dengan melakukan wawancara mendalam (indepht interview) dan observasi dengan
informan menggunakan instrumen penelitian yakni pedoman wawancara dan lembar
observasi. Analisis data kualitatif dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data, kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Adapun teknik pemeriksaan
keabsahan data kualitatif menggunakan uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi
yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku masyarakat baik hipertensi
maupun non hipertensi untuk pencegahan hipertensi dalam program GERMAS di wilayah
kerja Puskesmas Bontoramba yakni niat sebagai bentuk pengendalian penyakit hipertensi
sejak dini. Adapun promosi kesehatan yang diperoleh melalui sosialisasi program
GERMAS di Puskesmas Bontoramba dilaksanakan sekali dalam seminggu oleh petugas
tetap dan petugas lain. Perlindungan umum dan khusus yang diperoleh melalui aktifitas
fisik yang dilakukan adalah aktifitas berat, ringan dan olahraga yaitu 1, 2, 3, 4, 6, dan 7
kali. Konsumsi buah dan sayur yakni 1-3 kali dengan jenis yang beragam. Sedangkan,
diagnosis awal dan perawatan tepat waktu yang diperoleh melalui pemeriksaan kesehatan
secara rutin dilakukan 1-2 kali dengan pemeriksaan tekanan darah dan laboratorium.
Saran bagi masyarakat agar turut berpartisipasi aktif dalam program
GERMAS dengan cara mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh tim
Puskesmas. Saran bagi Puskesmas Bontoramba agar lebih mengefektifkan penyuluhan
dan penyebaran informasi kesehatan terkait cara pencegahan penyakit hipertensi dalam
program GERMAS yang saat ini dicanangkan oleh pemerintah sehingga masyarakat
dapat berpartisipasi dalam rangka mewujudkan perilaku sehat.

Kata Kunci : Pencegahan, Hipertensi, GERMAS


Daftar Pustaka : 96 (1965 – 2017)

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan

hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang telah

mengajarkan umat manusia dari alam kebodohan menuju alam kepintaran seperti

sekarang ini dengan segala karunia-Nya.

Penelitian ini berjudul “Perilaku Pencegahan Hipertensi Dalam Program

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Di Wilayah Kerja Puskesmas

Bontoramba” yang tentunya dianalisis dari hasil pengumpulan data di lokasi

penelitian. Harapan penulis, semoga hasil penelitian mampu menjadi salah satu

referensi yang baik untuk meningkatkan upaya pencegahan dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

kekurangan dan dan keterbatasan, baik dari segi isi maupun cara penulisan.

Namun, bantuan dan dukungan dari beberapa pihak berupa materi maupun

dorongan moril, hingga pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

tulus dari hati kepada Prof. Dr. dr. H. Muh. Syafar, MS selaku pembimbing I

dan Dr. Mappeaty Nyorong, MPH selaku pembimbing II atas motivasi dan

masukan untuk berbuat yang terbaik dan menjadikan skripsi ini bermanfaat untuk

masa depan. Sebab dari arahan dan bimbingan kedua beliau sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

vi
Tidak lupa pula penulis haturkan kepada orang tua saya yang tercinta Ibunda

Nurhidayat Caya dan Ayahanda Alm. Samparaja Nigga, SE atas segala bentuk

dukungan, motivasi, doa, dan restu yang tak pernah henti untuk kelancaran dan

kesuksesan saya. Semoga gelar Sarjana yang saya perjuangkan saat ini menjadi

kado awal menuju sukses dan kebahagiaan bagi keluarga di masa mendatang. Tak

lupa pula terimakasih kepada saudara Ilfa Raehana Nigga, Ismy Syatirah Nigga

dan Humnah Reskiyah Nigga atas dukungan dan penyemangat meraih setiap

impian menuju kesuksesan.

Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan

kepada:

1. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes, selaku dekan beserta seluruh

dosen dan karyawan yang telah memberikan bantuan fasilitas serta bimbingan

selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Dr. Suriah, SKM., M. Kes, selaku ketua departemen Promosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku beserta seluruh dosen dan staf yang senantiasa memberikan

bantuan serta bimbingan selama penulis menyusun skripsi.

3. Dr. Healhty, SKM, M.Kes, Rismayanti, SKM., M.Kes dan Dr. Suriah,

SKM., M. Kes, selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan demi

kesempurnaan tulisan ini.

4. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, Pimpinan dan Petugas

Promosi Kesehatan Puskesmas Bontoramba, dan seluruh informan yang

vii
telah memberikan banyak bantuan dan dukungan selama penulis melakukan

penelitian.

5. Paman Tri Kamalsah Raden, ST yang senantiasa menjadi wali dalam

membimbing dan mendorong penulis selama mengikuti pendidikan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

6. Kakanda Mesra Rahayu, SKM., M.Kes dan Muh. Iqbal Ahmad, SKM.,

M.Kes yang tidak pernah bosan memberi motivasi yang menginspirasi untuk

pengembangan diri penulis. Terima kasih atas segala kebaikan dan

bantuannya selama ini terutama ilmu yang bermanfaat untuk perbaikan

penyusunan skripsi ini.

7. Kakanda Andi Muslimah Nurul Fitratullah, S. Pt., Yuni Atmy, S.S, dan

Nurinayah Sewang, S.Pd yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan

dan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

8. Kakanda Athen yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan dan

motivasi demi terselesaikannya skripsi ini dengan tepat waktu.

9. Teman-teman Srikandi, angkatan 2014 Peminatan PKIP FKM Unhas,

terimakasih atas segala kebersamaan dalam menempuh pendidikan dan

meraih cita-cita bersama, terima kasih atas segala kritik dan saran yang sangat

membangun bagi pribadi penulis.

10. Sahabat The Pinkers dan Barakele serta sahabat-sahabat yang setia menjadi

sejarah perjalanan penulis dalam menjalani pendidikan di FKM Unhas,

Terima kasih telah menjadi penyemangat dan motivasi penulis baik suka

maupun duka.

viii
11. Teruntuk rekan dan saudara perjuangan para pengurus Forma PKIP FKM

Unhas, HPMT Kom. Unhas, Tridarma UKM KPI Unhas, PIK Heart

Unhas, Volunter Lab. AVA FKM Unhas dan KPAJ Makasssar serta

KKN Reguler 96 Kec. Tompobulu yang telah menjadi rumah bagi penulis

dalam mengembangkan kemampuan penulis hingga mampu seperti sekarang

ini.

12. Saudara perjuangan VAMPIR 2014 dan kakanda REMPONG 2013 serta

adinda GAMMARA 2015 yang selalu menyemangati.

13. Adinda Sherly Sahar, Paramita, Resa Putri Pebriani, Sulfiana Amalia

Warda, Muliana Mursalim, Kurnia, Huzaira Nurul Azizah, Risma, Ayu,

Nani dan Chika yang setia memberi semangat kepada penulis untuk tetap

menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih telah

banyak membantu penulis.

Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT

dengan hal yang lebih baik, Amin. Sebab daya dan upaya yang penulis milikipun

asal hanya dari-Nya. Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari khilaf, penulis

menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, penulis memohon maaf dengan kerendahan hati menerima kritik dan saran

yang membangun dari pembaca. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan bagi bidang ilmu secara

khusus, serta teruntuk penulis sendiri sehingga dapat memberi kontribusi nyata

ix
bagi pendidikan dan penerapan ilmu di lapangan guna pengembangan lebih

lanjut.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 02 Mei 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN.....................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI.........................................................iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT......................................................iv
RINGKASAN ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN UMUM................................................................................. 8
A. Tinjauan Umum Tentang Perilaku ............................................................ 8
B. Tinjauan Umum Tentang Pencegahan (Prevention) ................................ 16
C. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi ....................................................... 20
D. Tinjauan Umum Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ................. 29
E. Tinjauan Umum Tentang Variabel yang Diteliti ...................................... 34
F. Kerangka Teori ........................................................................................ 38
BAB III KERANGKA KONSEP......................................................................... 40
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................................... 40
B. Pola Pikir Variabel Penelitian .................................................................. 42
C. Definisi Konseptual .................................................................................. 43
BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................................... 46
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 46
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 46

xi
C. Pemilihan Informan .................................................................................. 47
D. Pengumpulan Data ................................................................................... 48
E. Analisis Data ............................................................................................ 52
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 53
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 55
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................... 55
B. Karakteristik Informan ............................................................................. 58
C. Hasil Penelitian ......................................................................................... 61
D. Pembahasan .............................................................................................. 99
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 123
A. Kesimpulan ............................................................................................ 123
B. Saran ....................................................................................................... 126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Teori Perilaku Pencegahan Hipertensi ........................... 38


Gambar 1.2 Theory Reasoned Action (TRA) ..................................................... 41
Gambar 1.3 Teori Five Level of Prevention ....................................................... 42
Gambar 1.4 Kerangka Konsep Perilaku Pencegahan Hipertensi....................... 43
Gambar 1.5 Pelaksanaan Olahraga “Senam”...................................................... 95
Gambar 1.6 Konsumsi Buah dan Sayur Pada Kegiatan GERMAS................... 96
Gambar 1.7 Konsumsi Buah dan Sayur Informan Non Hipertensi................... 96
Gambar 1.8 Konsumsi Buah dan Sayur Informan Hipertensi........................... 97
Gambar 1.9 Pemeriksaan Tekanan Darah.......................................................... 98
Gambar 1.10 Pemeriksaan Laboratorium............................................................ 98
Gambar 1.11 Sarana (Tempat Pelaksanaan Olahraga “Senam”)......................... 98

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO-ISH...................................... 21


Tabel 1.2. Klasifikasi Hipertensi Pada Anak-Anak dan Dewasa...................... 21
Tabel 1.3. Matriks Pengumpulan Data Primer.................................................. 50
Tabel 1.4. Matriks Karakteristik Informan Penelitian....................................... 59
Tabel 1.5. Matriks Karakteristik Umur Informan Penelitian............................ 60
Tabel 1.6. Matriks Karakteristik Pekerjaan Informan Penelitian..................... 61

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1. Pedoman Wawancara


Lampiran 1.2. Lembar Observasi
Lampiran 1.3. Surat Izin Penelitian
Lampiran 1.4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 1.5. Matriks Wawancara
Lampiran 1.6. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 1.7. Riwayat Hidup

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita

oleh seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia. Hipertensi merupakan

kondisi medis dimana terjadinya peningkatan tekanan darah secara kronis

(dalam jangka waktu yang lama) yaitu melebihi 140/90 mmHg. Tekanan

darah yang selalu tinggi dan tidak diobati atau dicegah sejak dini, maka

sangat berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti retinopati,

penebalan dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner, pecahnya

pembuluh darah, stroke, bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak

(Katharina, et al. 2013).

Data World Health Organization (WHO), menunjukkan bahwa hipertensi

membunuh hampir 18 juta penduduk dunia setiap tahun. Hal tersebut sejalan

dengan Global Status Report on Non-communicable Disease yang

menyatakan bahwa 80% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak

menular. Penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian pertama

tersebut adalah penyakit kardiovaskuler dan faktor pemicu utamanya adalah

hipertensi (WHO, 2011).

Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju sebesar 35% dan di negara

berkembang sebesar 40% dari populasi dewasa (laki-laki dan perempuan).

Sedangkan pada tahun 2025 diperkirakan kasus hipertensi akan mengalami

peningkatan di negara berkembang sebesar 80%, hal ini didasarkan pada

1
angka penderita hipertensi dan bertambahnya jumlah penduduk saat ini

(WHO, 2013).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes) tahun 2013 menunjukkan

prevalensi penyakit hipertesi di Indonesia bukan hanya pada usia 40 tahun

saja, namun hipertensi dapat terjadi pula pada usia remaja yaitu umur 18

tahun ke atas sebesar 25,8%. Hal ini disebabkan oleh faktor genetik, jenis

kelamin, stress, obesitas, penggunaan obat hormonal, kebiasaan merokok dan

gaya hidup yang tidak sehat (Kemenkes, 2013).

Hasil Riskesdas tahun 2013, menunjukkan prevalensi hipertensi pada

umur ≥ 25 tahun di Sulawesi Selatan (Sulsel) sebanyak 28,1%. Dari data

tersebut hanya 10,3% hipertensi yang berhasil didiagnosis oleh tenaga

kesehatan. Survailans Penyakit Tidak Menular Bidang P2PL tahun 2013,

memperjelas bahwa masalah hipertensi di Sulsel cukup memprihatinkan,

pasalnya didapatkan penderita hipertensi esensial (primer) sebanyak 5.902

kasus, kemudian penderita hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 6.602 kasus,

sedangkan pada tahun 2015 terdapat penderita hipertensi sebanyak 7.202

kasus (Profil Dinkes, 2013-2015).

Penelitian Sinus, dkk (2014) menunjukkan bahwa niat pasien hipertensi

dalam upaya pencegahan/pengendalian hipertensi (perilaku diet hipertensi)

dipengaruhi oleh sikap dan dukungan keluarga. Dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa responden dengan sikap mendukung cenderung

berperilaku diet hipertensi patuh (62,1%), sedangkan responden yang

2
dukungan keluarga mendukung cenderung berperilaku diet hipertensi patuh

(82,8%).`

Penelitian Taufik (2012) menunjukkan bahwa terjadi perbedaan tekanan

darah sebelum dan setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah sistolik oleh

dokter sebesar 130 mmHg turun hingga menjadi 120 mmHg. Hal tersebut

disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor stres.

Penelitian yang dilakukan oleh Dadang dan Siti (2013) menunjukkan

bahwa terjadi perbedaan sebelum diberikan sosialisasi hipertensi dan setelah

diberikan sosialisasi hipertensi sebesar 56,3% menjadi 68,8%. Hal tersebut

dipengaruhi oleh adanya motivasi dari penderita hipertensi itu sendiri.

Hasil penelitian Aisyah dan Enny (2014), menunjukkan bahwa pemberian

jus mentimun dengan dosis 100 gram buah mentimun pada penderita

hipertensi selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali per hari terbukti dapat

menurunkan tekanan darah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Lovindy

(2014), menunjukkan bahwa pemberian jus mentimun dengan dosis 150 ml

(kalium 153 mg dan magnesium 11 mg) setiap selama 7 hari dapat

menurunkan tekanan darah sistol dan diastolik pada wanita dengan hipertensi

ringan.

Penelitian Kartika, dkk (2016), dikatakan bahwa aktivitas fisik yang

kurang sangat mempengaruhi terjadinya kejadian hipertensi. Hubungan yang

signifikan tersebut sangat beresiko terhadap usia ≥ 45 tahun, sebanyak 3,37

kali lebih berisiko untuk mengalami hipertensi.

3
Prevalensi penyakit hipertensi cenderung mengalami peningkatan di setiap

wilayah kerja puskesmas Kabupaten Jeneponto pada tahun 2017. Puskesmas

Bontoramba merupakan puskesmas dengan data hipertensi tertinggi yakni

971 orang. Dari data tersebut, hanya 219 orang yang melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin. Oleh karena itu, pemeriksaan hipertensi merupakan program

utama GERMAS di Kabupaten Jeneponto sejak tahun 2016. Program ini

sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat melakukan

pemeriksaan kesehatan dini agar dapat mencegah dan sebisa mungkin

terhindar dari berbagai penyakit mematikan akibat hipertensi (Dinkes

Jeneponto, 2017).

Program GERMAS merupakan gerakan pembagunan dan perbaikan

kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Program GERMAS ini terdiri dari enam

kegiatan utama yaitu peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi,

peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas

lingkungan dan peningkatan edukasi hidup sehat. Sedangkan fokus tahun

2016-2017 hanya tiga pilar, yaitu peningkatan aktivitas fisik (melakukan

aktivitas fisik), penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi

(konsumsi buah dan sayur), peningkatan pencegahan dan deteksi dini

penyakit (pemeriksaan kesehatan secara rutin) (Kemenkes, 2016).

4
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Bontoramba

tahun 2017, diketahui 73 orang mengikuti program GERMAS dari 219 orang

yang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin (pengukuran tekanan

darah). Terdapat 50 orang yang tidak hipertensi (normal) dan 23 orang yang

didiagnosis menderita hipertensi. Sehingga penelitian Perilaku Pencegahan

Hipertensi Dalam Program GERMAS di Wilayah Kerja Puskesmas

Bontoramba diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah hipertensi di

Kabupaten Jeneponto.

B. Rumusan Masalah

Masalah hipertensi di Kabupaten Jeneponto sedang diupayakan melalui

program GERMAS karena cenderung mengalami peningkatan terutama di

wilayah kerja Puskesmas Bontoramba. Program GERMAS diikuti oleh 73

orang, terdapat 50 orang yang tidak hipertensi dan 23 orang yang didiagnosis

menderita hipertensi. Apabila penyakit hipertensi tidak dicegah dan disadari

pada tahap dini maka dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti

jantung, ginjal, stroke, bahkan berujung pada kematian. berdasarkan data

komplikasi penyakit kardiovaskular 52% lebih banyak pada perempuan,

WUS Usia 25-45 tahun saat ini mulai banyak ditemukan hipertensi. Hal ini

menunjukkan bahwa wanita memerlukan perhatian khusus pada penyelesaian

masalah hipertensi. Maka rumusan masalah yang dijadikan dasar penelitian

adalah bagaimana cara mencegah penyakit hipertensi dalam Program

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Wilayah Kerja Puskesmas

Bontoramba?

5
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegahan

hipertensi dalam program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

(GERMAS) di wilayah kerja Puskesmas Bontoramba.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui niat masyarakat untuk melakukan pencegahan

sebelum dan setelah terkena hipertensi dalam Program Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

2) Untuk mengetahui promosi kesehatan yang didapatkan masyarakat

untuk melakukan pencegahan sebelum dan setelah terkena hipertensi

dalam Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

3) Untuk mengetahui perlindungan umum dan khusus terhadap

penyakit-penyakit tertentu yang dilakukan masyarakat untuk

melakukan pencegahan sebelum dan setelah terkena hipertensi dalam

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

4) Untuk mengetahui diagnosis awal dan perawatan tepat waktu yang

dilakukan masyarakat setelah terkena hipertensi untuk melakukan

pencegahan hipertensi dalam Program Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat (GERMAS).

6
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Diharapkan dapat dijadikan sarana pertukaran informasi dan dapat

digunakan sebagai bahan bantuan, pertimbangan serta pengembangan di

bidang kesehatan.

2. Bagi Keilmuan

Sebagai salah satu pencapaian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi

(pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) dalam bidang ilmu

kesehatan masyarakat serta dapat dijadikan bahan masukan/tambahan

pada penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta

pengalaman bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang didapatkan

selama dibangku kuliah sehingga dapat bermanfaat dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Umum Tentang Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku adalah semua tindakan atau

aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat

diamati. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme (makhluk hidup yang bersangkutan). Sedangkan dari segi

kepentingan kerangka analisis, perilaku adalah apa yang dikerjakan

oleh organisme tersebut baik dapat diamati secara langsung maupun

tidak langsung (Notoatmodjo, 2012).

2. Bentuk Perilaku

Menurut Teori Bloom (1908) yang dikutip dalam Notoatmodjo

(2010) membedakan perilaku dalam 3 domain perilaku yaitu: kognitif

(cognitive), afektif (affective) dan psikomotor (psychomotor). Untuk

kepentingan pendidikan praktis, teori ini kemudian dikembangkan

menjadi 3 ranah perilaku yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan

8
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

Ada 6 tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif

(Notoatmodjo, 2012), yaitu:

1) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Contoh: dapat

menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein

pada anak kita.

2) Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan suatu materi

tersebut secara benar. Contoh: dapat menjelaskan mengapa

harus makan makanan bergizi.

3) Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya). Contoh: dapat menggunakan

rumus-rumus statistik dalam perhitungan perhitungan hasil

penelitian.

4) Analisis (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan

suatu materi atau suatu objek ke dalam komponen-

9
komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contoh: dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan dan

sebagainya.

5) Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Contoh: dapat

menyusun, dapat merencanakan dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation), tingkat pengetahuan yang berkaitan

dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Contoh: dapat

membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan yang

kekurangan gizi.

b. Sikap (Attitude)

Menurut Notoatmodjo (2012), sikap merupakan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :

10
1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu

objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend tobehave).

Newcomb (1998), salah seorang psikolog sosial

menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap

merupakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi

tertutup. Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari

beberapa tingkatan, yaitu :

a) Menerima (receiving), yaitu sikap dimana seseorang

atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek).

b) Menanggapi (responding), yaitu sikap memberikan

jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau

objek yang dihadapi.

c) Menghargai (valuing), yaitu sikap dimana subjek atau

seseorang memberikan nilai yang positif terhadap

objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan

orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi

orang lain merespon.

11
d) Bertanggungjawab (responsible), sikap yang paling

tinggi tindakannya adalah bertanggungjawab terhadap

apa yang diyakininya.

c. Tindakan (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2012), tindakan adalah seseorang yang

mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan

penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya melaksanankan atau mempraktikkan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik) (Notoatmodjo, 2012).

Ada 3 tingkatan tindakan sebagai berikut:

1) Respon Terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang

benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator

tindakan tingkat pertama. Contoh: seorang ibu

memeriksakan kehamilannya tetapi masih menunggu

diingatkan oleh bidan atau tetangganya.

2) Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah

merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai tindakan

tingkat kedua. Contoh: seorang anak secara otomatis

menggosok gigi setelah makan, tanpa disuruh ibunya.

12
3) Adopsi

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah

dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut. Contoh: menggosok gigi, bukan sekedar gosok

gigi, melainkan dengan teknik-teknik yang benar.

3. Proses Adopsi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2012), dari pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a. Awareness: orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest: orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation: orang mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial: orang mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption: orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

13
Beberapa teori lain yang dapat menentukan atau mempengaruhi

perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan,

antara lain.

a. Teori Lawrence Green (1980)

Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh

dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan

faktor di luar perilaku (non-behavior causes). Selanjutnya perilaku

itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor.

1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan

nilai-nilai dan sebagainya.

2) Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya

fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud

dalam sikap dan peran petugas kesehatan atau petugas lain

yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat,

serta peraturan dan undang-undang yang berlaku.

b. Teori Snehandu B. Karr (1983)

Karr mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :

14
1) Adanya niat (intention), seseorang untuk bertindak sehubungan

dengan objek atau stimulus di luar dirinya.

2) Adanya dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social

support), dalam kehidupan seseorang di masyarakat, perilaku

orang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari

masyarakat di sekitarnya. Apabila perilaku tersebut

bertentangan atau tidak memperoleh dukungan dari masyarakat

maka ia akan merasa kurang atau tidak “nyaman”.

3) Terjangkaunya informasi (accessibility of information),

tersedianya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang

akan diambil oleh seseorang.

4) Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personal autonomy),

bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau

keputusan (personal autonomy).

5) Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action

situation), untuk bertindak apapun memang diperlukan suatu

kondisi dan situasi yang tepat. Kondisi dan situasi mempunyai

pengertian yang luas, baik fasilitas yang tersedia serta

kemampuan yang ada.

15
B. Tinjauan Umum Tentang Pencegahan (Prevention)

1. Pengertian Pencegahan (Prevention)

Pencegahan adalah suatu bentuk usaha atau tindakan yang

dilakukan secara dini sebelum suatu kejadian terjadi untuk mencegah

terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan (Noor, 2008).

Menurut (Leavell dan Clark, 1965) upaya preventif adalah sebuah

usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang

tidak diinginkan. Preventif secara etimologi berasal dari bahasa latin

pravenire yang artinya datang sebelum/antisipasi/mencegah untuk tidak

terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang luas preventif diartikan sebagai

upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinyan gangguan,

kerusakan, atau kerugian bagi seseorang.

2. Tahap-Tahap Pencegahan (Prevention)

Menurut Teori Leavell and Clark (1965), ada 5 tingkatan

pencegahan antara lain sebagai berikut :

1) Health Promotion

2) General and Specific Protection

3) Early Diagnosis and Prom Treatment

4) Disability Limitation

5) Rehabilitation.

Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan

penyakit, yaitu :

16
a. Pencegahan Tingkat Awal (Priemodial Prevention)

Pencegahan tingkat awal merupakan usaha mencegah

terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah

dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.Tujuan

primordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya

pola hidup social-ekonomi dan cultural yang mendorong

peningkatan risiko penyakit .upaya ini terutama sesuai untuk

ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yang dewasa

ini cenderung menunjukan peningkatannya.

b. Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)

Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) dilakukan

dengan dua cara: (1) menjauhkan agen agar tidak dapat kontak

atau memapar penjamu, dan (2) menurunkan kepekaan penjamu.

Intervensi ini dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase

prepatogenesis). Jika suatu penyakit lolos dari pencegahan

primordial, maka giliran pencegahan tingkat pertama ini

digalakan. Kalau lolos dari upaya maka penyakit itu akan segera

dapat timbul yang secara epidemiologi tercipta sebagai suatu

penyakit yang endemis atau yang lebih berbahaya kalau tumbul

dalam bentuk KLB.

Pencegahan tingkat pertama merupakan suatu usaha

pencegahan penyakit melalui usaha-usaha mengatasi atau

mengontrol faktor-faktor risiko dengan sasaran utamanya orang

17
sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum

(promosi kesehatan) serta usaha pencegahan khusus terhadap

penyakit tertentu.Tujuan pencegahan tingkat pertama adalah

mencegah agar penyakit tidak terjadi dengan mengendalikan agen

dan faktor determinan. Pencegahan tingkat pertama ini didasarkan

pada hubungan interaksi antara pejamu (host), penyebab (agent

atau pemapar), lingkungan (environtment) dan proses kejadian

penyakit.

c. Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)

Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau

yang terancam akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosis

dini untuk menemukan status patogeniknya serta pemberian

pengobatan yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan

tingkat kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit

menular dan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut,

mencegah komplikasi hingga pembatasan cacat. Usaha

pencegahan penyakit tingkat kedua secara garis besarnya dapat

dibagi dalam diagnosa dini dan pengobatan segera (early

diagnosis and promt treatment) serta pembatasan cacat.

Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah

menemukan penderita secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini

meliputi: (1) pemeriksaan berkala pada kelompok populasi

tertentu seperti pegawai negeri, buruh/pekerja perusahaan

18
tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara,

termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon

pegawai, calon tentara serta bagi mereka yang membutuhkan

surat keterangan kesehatan untuk kepentingan tertentu; (2)

penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini

untuk penyakit yang secara klinis belum tampak gejala pada

penduduk secara umum atau pada kelompok risiko tinggi; (3)

surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan

pelaporan sacara teratur dan terus-menerus untuk mendapatkan

keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat,

termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi.

d. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan

dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu,

dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau

mencegah terjadinya cacat serta program rehabilitasi. Tujuan

utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti

pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis,

tekanan darah tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah

terjadinya cacat maupun kematian karena penyebab tertentu, serta

usaha rehabilitasi.

Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik,

psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi

19
rehabilitasi fisik/medis (seperti pemasangan protese), rehabilitasi

mental (psychorehabilitation) dan rehabilitasi sosial, sehingga

setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif

dan berdaya guna.

C. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh

nadi arteri. Jantung berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit

pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa menuju

darah melalui arteri. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung

berdetak/berkontraksi memompa darah disebut tekanan sistolik.

Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua denyut nadi

disebut tekanan diastolik (Kowalski, 2010).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronik

akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada

pembuluh arteri, berkaitan dengan meningkatkan tekanan pada arterial

sistematik, baik diastolik maupun sistolik, atau bahkan keduanya secara

terus-menerus (Sutanto, 2010).

2. Klasifikasi Hipertensi

WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society

of Hypertension) mengelompokan hipertensi sebagai berikut:

20
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH

Kategori Tekanan darah Tekanan darah


Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub-group: perbatasan 160-179 100-109
Grade 2 (hipertensi sedang) > 180 >110
Grade 3 (hipertensi berat) ≥ 140 < 90
Sub-group: perbatasan 140-149 < 90

Sumber: Suparto (2010)

Tabel 1.2. Klasifikasi Hipertensi Pada Anak-Anak dan Dewasa

Kelompok Normal Hipertensi


Umur
>2 tahun < 104/70 > 112/74
3 - 5 tahun < 108/70 > 116/74
6 - 9 tahun 114/74 122/78
10 - 12 tahun 122/78 > 126/82
13 - 15 tahun 130/80 > 136/86
16 - 18 tahun 136/84 > 140/90
20 - 45 tahun 120-125/75-80 135/90
45 - 65 tahun 135-140/85 140/90-160/95
>65 tahun 150/85 160/90

Sumber : Battegay, dkk (2005)

3. Penyebab Hipertensi

Menurut Benson, dkk (2012), penyebab hipertensi yang sering kali

diantaranya aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang

21
menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan,

bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal,

kelenjar adrenal dan sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan

berat badan, tekanan psikologis, stres dan ketegangan bisa

menyebabkan juga hipertensi berdasarkan penyebabnya hipertensi

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah

hipertensi yang tidak jelas penyebabnya, hal ini ditandai dengan

terjadinya peningkatan kerja jantung akibat penyempitan

pembuluh darah tepi. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk

dalam kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari

faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan.

b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh

penyakit sistemik lain yaitu, seperti renal arteri stenosis,

hyperldosteronism, hyperthyroidism, pheochromocytoma,

gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya. Prevalensinya

hanya sekitar 5-10% dari seluruh penderita hipertensi.

4. Gejala Hipertensi

Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara

lain gejala ringan seperti :

1) Pusing atau sakit kepala,

2) Sering gelisah wajah merah tengkuk terasa pegal,

3) Mudah marah,

22
4) Telinga berdengung,

5) Sukar tidur,

6) Sesak napas,

7) Rasa berat ditengkuk,

8) Mudah lelah,

9) Vertigo,

10) Mata berkunang-kunang, dan

11) Mimisan (keluar darah dari hidung).

Sedangkan, menurut Crea (2008), gejala hipertensi adalah atau

cemas dan kepala pusing, dada berdebar-debar dan lemas, sesak nafas,

berkeringan dan pusing.

5. Faktor Risiko Hipertensi

Menurut Elsanti (2009), faktor risiko yang mempengaruhi

hipertensi yang dapat dan tidak dapat dikontrol, antara lain:

a. Faktor Risiko Tidak Dapat Dikontrol:

1) Jenis Kelamin

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada

usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita

setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi

adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan

hormone estrogen setelah menopause.

23
2) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan

darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai

tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih

muda. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati

mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus

benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi

banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering

terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan

terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.

3) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan

menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita

hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar

sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium

terhadap sodium individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita

hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga

dengan riwayat hipertensi.

b. Faktor Resiko Dapat Dikontrol:

1) Merokok

Fakta otentik menunjukan bahwa merokok dapat

menyebabkan tekanan darah tinggi. Kebanyakan efek ini

24
berkaitan dengan kandungan nikotin. Asap rokok (CO)

memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat

dari kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat

menurunkan kapasitas sel darah merah pembawa oksigen ke

jantung dan jaringan lainnya.

2) Status Gizi

Masalah kekurangan atau kelebihan gizi pada orang

dewasa merupakan masalah penting karena selain

mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu juga dapat

mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu,

pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara

berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan

mempertahankan berat badan yang ideal atau normal. Indeks

Massa Tubuh (IMT) adalah salah satu cara untuk mengukur

status gizi seseorang. Seseorang dikatakan kegemukan atau

obesitas jika memiliki nilai IMT ≥ 25.0. Obesitas merupakan

faktor risiko munculnya berbagai penyakit degeneratif,

seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes

melitus.

6. Diagnosis Hipertensi

Menurut Yogiantoro M, (2014), diagnosis hipertensi esensial

ditegakkan berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis

25
yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderita

hipertensi, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan, seperti

penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler dan lainnya,

riwayat penyakit dalam keluarga, gejala yang berkaitan dengan

penyakit hipertensi, perubahan aktifitas atau kebiasaan (merokok,

konsumsi makanan, riwayat dan faktor psikososial lingkungan

keluarga, pekerjaan dan lain-lain) (Yogiantoro M, 2014).

Dalam mendiagnosis seseorang terkena hipertensi dapat dilakukan

dua cara, yaitu:

1) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan pengukuran tekanan darah

pada penderita dalam keadaan nyaman dan relaks. Pengukuran

dilakukan dua kali atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian

diperiksa ulang dengan kontrolatera.

2) Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang penderita

hipertensi terdiri dari tes darah rutin, glukosa darah (sebaiknya

puasa), kolesterol total serum, kolesterol LDL dan HDL serum,

trigliserida serum (puasa), asam urat serum, kreatinin serum,

kalium serum, hemoglobin dan hematokrit, urinalisis dan

elektrokardiogram. Pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan

ekokardiogram, USG karotis dan femoral, foto rontgen, dan fundus

kopi (Yogiantoro M, 2014).

26
6. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbabagai

penyakit diantaranya adalah stroke hemorragik, penyakit jantung,

penyakit arteri koronaria anuerisma, gagal ginjal dan ensefalopati

hipertensi (Shanty, 2011).

a. Stroke

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena

berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba.

Jaringan otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat

berfungsi lagi. Kadang pula stroke disebut dengan CVA

(Cerebrovascular Accident). Hipertensi menyebabkan tekanan

yang lebih besar padda dinding pembuluh darah, sehingga dinding

pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah.

Demikian pula dengan hemorrhagik stroke juga dapat terjadi pada

bukan penderita hipertensi.

Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena

lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu

sebab tertentu, misalnya karena makanan atau faktor emosional.

Pecahnya pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat

menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapat

pasokanoksigen dan nutrisi yang dibawa melalui pembuluh darah

tersebut menjadi kekurangan nutrisi yang akan mati. Darah yang

27
tersembur dari pembuluh darah yang pecah tersebut juga dapat

merusak sel-sel otak yang berada disekitarnya.

b. Penyakit Jantung

Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi

terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sebagai akibatnya

terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi.

Kebutuhan oksigen oleh miokardium akan meningkatkan akibat

hipertrofi ventrikel, hal ini mengakibatkan peningkatkan beben

kerja jantung yang pada akhirnya menyebabkan angina dan infark

miokardium. Disamping itu juga secara sederhana dikatakan

peningkatan tekanan darah mempercepat aterosklerosis dan

arteriosklerosis.

c. Penyakit Arteri Koronaria

Hipertensi umumnya diakui sebagai faktor risiko utama

penyakit arteri koronaria, bersama dengan diabetes mellitus. Plak

terbentuk pada percabangan arteri yang kearah aterikoronaria kiri,

arteri koronaria kanan dan agar jarang pada arteri sirromflex.

Aliran darah kedistal dapat mengalami abstruksi secara permanen

maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plak atau

pengumpulan.

Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksiarteromasus

yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.

Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplai oksigen

28
yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri

koronaria.

d. Pelebaran Pembuluh Darah (Aneurime)

Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang

terpisah sehingga memungkinkan darah masuk. Pelebaran

pembuluh darah bisa timbul karena dinding pembuluh darah aorta

terpisah atau disebut aorta disekans. Kejadian ini dapat

menimbulkan penyakit aneurisme dimana gejalanya adalah sakit

kepala yang hebat, sakit di perut sampai ke pinggang belakang dan

ginjal. Aneurisme pada perut dan dada penyebab utamanya

pengerasan dinding pembuluh darah karena proses penuaan

(aterosklerosis) dan tekanan darah tinggi memicu timbulnya

aneurisme.

D. Tinjuan Umum Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

1. Pengertian Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah suatu tindakan

sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh

seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan

berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup (Kemenkes RI,

2016).

29
2. Tujuan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat

untuk berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk

hidup sehat.

2) Meningkatkan produktivitas masyarakat.

3) Mengurangi beban biaya kesehatan.

3. Ruang Lingkup Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka GERMAS pada tahun

2016 adalah peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan

gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan

kualitas lingkungan dan peningkatan edukasi hidup sehat.

Fokus kegiatan GERMAS pada tahun 2017 ada tiga yaitu :

a. Peningkatan Aktivitas Fisik

Tubuh manusia diciptakan Tuhan untuk bergerak, agar

manusia dapat melakukan aktivitas. Aktivitas fisik yang teratur

dan menjadi satu kebiasaan akan meningkatkan ketahanan

fisik. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan menjadi latihan fisik

bila dilakukan secara baik, benar, teratur dan terukur.Latihan

fisik dapat meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan

30
kebugaran. Latihan fisik yang dilakukan dengan mengikuti

aturan tertentu dan ditujukan untuk prestasi menjadi kegiatan

olahraga.

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan ketahanan

fisik,kesehatan dan kebugaran masyarakat. Selain itu sasaran

kegiatan adalah seluruh masyarakat terutama anak sekolah, ibu

hamil, pekerja dan lansia.

b. Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai

vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral

yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan

sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh

serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk

memperlancar pencernaan dan dapat menghambat

perkembangan sel kanker usus besar.

Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran

dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam menjaga

kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah.

Setiap orang dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan

300-400 gram perorang perhari bagi anak balita dan anak usia

sekolah, dan 400-600 gram perorang perhari bagi remaja dan

orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran

31
konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi

sayur.

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran

berperilaku hidup sehat melalui mengkonsumsi buah dan sayur

bagi seluruh lapisan masyarakat. Adapun sasaran kegiatan ini

adalah seluruh kalangan masyarakat.

c. Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit

Pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin merupakan

upaya promotif preventif yang diamanatkan untuk

dilaksanakan oleh bupati/walikota sesuai Permendagri no 18/

tahun 2016 dengan tujuan untuk: mendorong masyarakat

mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan melakukan

upaya pengendalian segera ditingkat individu, keluarga dan

masyarakat; mendorong penemuan faktor risiko fisiologis

berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi

darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera dan gangguan

mental; mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke

FKTP dan sistem rujukan lanjut.

Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

mendeteksi faktor risik bersama yang menjadi

penyebab terjadinya penyakit tidak menular terutama

jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru kronis

32
yaitu diet tidak sehat (kurang mengonsumsi sayur dan

buah, mengonsumsi makanan tinggi garam, gula,

lemak dan diet gizi tidak seimbang), kurang

beraktifitas fisik 30 menit setiap hari, menggunakan

tembakau/rokok serta mengonsumsi alkohol.

2) Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk

melakukan modifikasi perilaku berisiko tersebut

diatas menjadi perilaku hidup sehat mulai dari

individu, keluarga dan masyarakat sebagai upaya

pencegahan PTM.

3) Mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko

hipertensi dan diabetes melitus serta mendorong

rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk

ditatalaksana lebih lanjut sesuai standar.

4) Mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan

kematian prematur akibat penyakit tidak menular

karena ketidaktahuan/keterlambatan untuk mendeteksi

PTM utamanya hipertensi dan diabetes melitus pada

tahap dini.

5) Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya

para ibu untuk memeriksakan diri agar terhindar dari

kanker leher rahim dan kanker payudara dengan

deteksi dini tes IVA/SADANIS.

33
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu/ penduduk usia

>15 tahun dan seluruh Desa/Kelurahan di setiap Kabupaten/

Kota. Selain itu, kegiatan pemeriksaan/skrining kesehatan

secara rutin sebagai upaya pencegahan yang harus dilakukan

oleh setiap penduduk usia >15 tahun keatas untuk mendeteksi

secara dini adanya faktor risiko perilaku yang dapat

menyebabkan terjadinya penyakit jantung, kanker, diabetes

dan penyakit paru kronis, ganguan indera serta gangguan

mental.

E. Tinjauan Umum Tentang Variabel yang diteliti

1. Tinjauan Umum Tentang Niat

Menurut Albery & Munafo (2011), niat (intention) merupakan

perilaku yang ditentukan oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian

perilaku yang disadari. Kecenderungan untuk memilih melakukan

tindakan atau tidak, intensi (niat) ini ditentukan sejauh mana individu

memilih untuk melakukan perilaku tertentu mendapat dukungan dari

orang lain yang berpengaruh (Albery & Munafo, 2011).

Niat (intention) adalah kecenderungan untuk melakukan tindakan

terhadap objek. Niat dianggap sebagai sebuah “penangkap” atau

perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

Niat juga mengindikasikan seberapa keras seseorang mempunyai

kemauan untuk mencoba. Niat menunjukkan seberapa banyak upaya

yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu dari niat yang

34
berhubungan dengan perilaku selanjutnya. Niat berkaitan dengan

keinginan terhadap suatu hal yang biasanya diikuti oleh tingkah laku

yang mendukung keinginan tersebut (Chan, 1999).

Menurut Fishbein dan Ajzen (1980), niat terdiri dari empat elemen,

yaitu:

1) Tingkah laku yang spesifik,

2) Objek target diarahkannya tingkah laku,

3) Situasi dilakukan tingkah laku,

4) Waktu dilakukannya tingkah laku.

2. Tinjauan Umum Tentang Promosi Kesehatan

Menurut Green dalam (Notoatmodjo, 2012), promosi kesehatan

adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi

yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang direncanakan

untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi

kesehatan.

Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk

mencapai 3 hal, yaitu :

1) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat,

2) Peningkatan perilaku masyarakat,

3) Peningkatan status kesehatan masyarakat.

Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga

faktor utama, yaitu :

35
1. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi

pengetahuan dan sikap seseorang.

2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana,

prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan

perilaku.

3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat

bagi seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat,

undang-undang, peraturan-peraturan dan surat keputusan.

3. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Umum dan Khusus

Terhadap Penyakit-Penyakit Tertentu

Menurut Leavell dan Clark (1965), perlindungan umum dan khusus

terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)

adalah upaya untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu,

misalnya melakukan imunisasi, peningkatan keterampilan individu untuk

mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress

dan lain-lain.

Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu

(general and specific protection) merupakan tindakan yang masih

dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi

bibit penyakit pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi

sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada

seseorang yang sehat akan tetapi memiliki risiko tertentu.

36
4. Tinjauan Umum Tentang Diagnosis Awal dan Perawatan Tepat

Waktu

Menurut Leavell dan Clark (1965), diagnosis awal dan perawatan

tepat waktu (early diagnosis and prompt treatment) merupakan tindakan

menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan

segera dengan terapi yang tepat.

Tujuan utama dari tindakan diagnosis awal dan perawatan tepat waktu

adalah sebagai berikut :

1) Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan

penyakit menular dan tidak menular.

2) Mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan

orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

Diagnosis awal dan perawatan tepat waktu dapat dilakukan dengan

cara skrining. Skrining yang dimaksud adalah pemeriksaan tekanan

darah, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya

sehingga kita dapat mengetahui volume tekanan darah secara dini. Selain

itu, diagnosis awal dan perawatan tepat waktu dilakukan pula karena

rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan

dan penyakit maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi

di masyarakat. Bahkan kadang-kadang terdapat masyarakat sulit atau

tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.

37
F. Kerangka Teori

Kepercayaan
Keyakinan

 Kepercayaan
terhadap keuntungan Sikap
dan kerugian
 Evaluasi terhadap
hasil keuntungan
dan kerugian
Niat

Pre-Phatogenesis

Norma Keyakinan  Health


Norma
Promotion Perilaku
 Percaya terhadap Subjektif
 General &
sikap orang lain
Specific
untuk berperilaku
Protection
 Motivasi untuk
 Early
mematuhi sikap
Diagnosis
orang lain
Promt
Treatment

Phatogenesis

 Disability
Limitation
 Rehabilitation

Gambar 1.1 Kerangka Teori Perilaku Pencegahan Hipertensi dari Theory

Reasoned Action (TRA) (Fishbein & Ajzen, 1980), dan Teori Five Level of

Prevantion (Leavell & Clark, 1965)

38
Kerangka teori diatas merupakan modifikasi dari Theory Reasoned Action

(TRA) dan Teori Five Level of Prevention tentang perilaku pencegahan

hipertensi dalam program GERMAS dengan mengetahui sikap dan norma

subjektif yang diyakini serta melatarbelakangi keinginan melakukan

pencegahan hipertensi, sehingga melahirkan niat dari dalam diri masyarakat

untuk melakukan pencegahan hipertensi, sosialisasi GERMAS (promosi

kesehatan) yang didapatkan masyarakat sebelum melakukan melakukan

pencegahan hipertensi, setelah mengikuti sosialias GERMAS maka

masyarakat dapat melakukan perlindungan umum dan spesifik (aktivitas fisik

serta mengonsumsi buah dan sayur) dalam pencegahan hipertensi, kemudian

yang terakhir masyarakat mampu melakukan diagnosis awal dan perawatan

tepat waktu (pemeriksaan kesehatan secara rutin) terhadap dirinya setelah

melakukan perlindungan umum dan spesifik (aktivitas fisik serta

mengonsumsi buah dan sayur) agar mengetahui apakah dia tidak terkena

hipertensi, karena berdasarkan penelitian sebelumnya keenam komponen ini

sangat mempengaruhi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam

mencegah penyakit hipertensi.

BAB III

39
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan tiga pilar

yakni melakukan aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur serta pemeriksaan

kesehatan secara rutin merupakan salah satu langkah mengajak masyarakat

untuk meningkatka kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar

berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup serta terhindar

dari penyakit yang diderita mau penyakit yang tidak kita tahu sehingga dapat

terdeteksi secara dini, misalnya penyakit hipertensi.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kardiovaskuler

yang dapat dicegah dan diobati secara tuntas dengan mengendalikan faktor

penyebab dari hipertensi itu sendiri dengan menerapkan kebiasaan hidup

sehat. Masyarakat yang mau melakukan atau menerapkan perilaku hidup

sehat memiliki peluang besar untuk terhindar dari penyakit hipertensi

tersebut. Menerapkan kebiasaan hidup sehat dengan melakukan aktivitas

fisik, mengonsumsi buah dan sayur serta melakukan pemeriksaan kesehatan

secara rutin penting untuk diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit.

Ada berbagai alasan yang bisa menyebabkan seseorang melakukan

perilaku pencegahan penyakit hipertensi. Menurut Theory Reasoned Action

(TRA) dalam Priyoto (2014), mengatakan bahwa niat (intention) ditentukan

oleh sikap dan norma subjektif. Komponen pertama mengacu pada sikap

terhdap perilaku. Sikap ini merupakan hasil pertimbangan untung dan rugi

dari perilaku tersebut (outcome of the behavior). Di samping itu, komponen

40
norma subjektif mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan

apa yang dipikirkan orang-orang yang dianggap penting dan motivasi

seseorang untuk mengikuti pikiran tersebut.

Berikut teori Theory Reasoned Action (TRA) sebagai berikut :

Kepercayaan
Keyakinan
Sikap
 Kepercayaan
terhadap keuntungan
dan kerugian
 Evaluasi terhadap
hasil keuntungan Norma Niat Perilaku
dan kerugian Penting

Norma Keyakinan
Norma
 Percaya terhadap Subjektif
sikap orang lain
untuk berperilaku
 Motivasi untuk
mematuhi sikap
orang lain

Gambar 1.2 Theory Reasoned Action (TRA) (Fishbein & Ajzen, 1980),

Sumber (Priyoto, 2014)

Menurut Teori Five Level of Prevantion (Leavell & Clark, 1965),

mengatakan bahwa upaya pencegahan sesungguhnya (true prevention) atau

primary prevention terjadi pada periode prepatogenesis dan melibatkan:

health promotion dan specific protection. Kemudian pada tahap secondary

prevention bisa terjadi pada periode awal dan patogenesis. Yang termasuk

periode ini adalah early diagnosis and prompt treatment. Periode selanjutnya

41
dan patogenesis adalah disease control, termasuk didalamnya disability

limitation yaitu tindakan preventif agar akibat dan komplikasi penyakit bisa

diminimalkan. Serta periode pada tingkat tertiary prevention adalah

pencegahan dengan sasaran pada penderita penyakit tertentu, yang termasuk

didalamnya rehabilitation yaitu usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis

dan sosial seoptimal.

Berikut Teori Five Level of Prevantion (Leavell & Clark, 1965) sebagai

berikut :

Fase Pre-Pathogenesis Fase Pathogenesis

Promosi Perlindungan Diagnosis awal Pembatasan Rehabilitasi


Kesehatan umum & khusus dan perawatan kecacatan (Rehabilitation)
(Health terhadap tepat waktu (Disability
Promotion) penyakit-penyakit (Early Diagnosis Limitation)
tertentu (General Promt
and Specific Treatment)
Protection)

Gambar 1.3 Teori Five Level of Prevantion (Leavell & Clark, 1965),

Sumber (Adaptasi dari buku “Preventive medicine for the doctors in his

community” Leavell and Clark)

B. Pola Pikir Variabel Penelitian

Berdasarkan modifikasi teori disusunlah pola pikir variabel yang diteliti

sebagai berikut:

42
Niat

Promosi
Kesehatan
 Sosialisasi
program
GERMAS

Perlindungan
Umum & Spesifik Perilaku
 Aktivitas Fisik Pencegahan
 Konsumsi Hipertensi
Buah dan
Sayur

Diagnosis Awal
dan Perawatan
Tepat Waktu
 Pemeriksaan
Kesehatan
Secara Rutin

Gambar 1.4 Kerangka Konsep Perilaku Pencegahan Hipertensi

C. Definisi Konseptual

1. Niat

Niat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya keinginan

atau kemauan pada masyarakat untuk melakukan perilaku pencegahan

hipertensi baik sebelum dan setelah terkena hipertensi.

2. Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sosialisasi program GERMAS. Sosialisasi program GERMAS yang

dimaksudkan adalah bentuk sosialisasi yang diberikan kepada

43
masyarakat hipertensi dan non hipertensi yang telah mengikuti program

GERMAS.

3. Perlindungan Umum dan Khusus Terhadap Penyakit-Penyakit

Tertentu

Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melakukan aktivitas fisik

dan konsumsi sayur dan buah.

a. Aktivitas fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kebiasaan yang teratur yang dilakukan oleh masyarakat hipertensi

dan non hipertensi untuk meningkatkan ketahanan tubuhnya.

b. Konsumsi sayur dan buah yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pola konsumsi sayur dan buah yang menjadi sumber

pemenuhan serat pangan yang dilakukan oleh masyarakat

hipertensi dan non hipertensi untuk menjaga kenormalan tekanan

darah.

4. Diagnosis Awal dan Perawatan Tepat Waktu

Diagnosis awal dan perawatan tepat waktu yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Pemeriksaan kesehatan secara rutin yang dimaksud adalah bentuk

upaya mendeteksi faktor risiko hipertensi serta mendorong masyarakat

untuk melakukan upaya pengendalian setelah menderita hipertensi.

44
5. Perilaku Pencegahan Hipertensi

Perilaku pencegahan hipertensi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah segala bentuk perilaku pencegahan hipertensi yang dilakukan

oleh masyarakat baik sebelum terkena hipertensi dan setelah terkena

hipertensi agar tidak menjadi lebih parah (komplikasi hipertensi).

45
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi. Menurut penelitian fenomena yang dilakukan oleh Hursserl

(1859-1938), menyebutkan bahwa pendekatan fenomenologi diantaranya

yaitu: pengalaman subjektif atau fenomenologikal dan suatu studi tentang

kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Hal ini dapat dipahami bahwa

penelitian fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan

pada pengalaman-pengalaman manusia dancara manusia menginterpretasikan

pengalamannya.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang

perilaku pencegahan hipertensi dalam program GERMAS di wilayah kerja

Puskesmas Bontoramba.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian yang dipilih adalah wilayah kerja Puskesmas

Bontoramba yang terletak di Jalan Makam Raja-Raja Binamu No.

78, Kelurahan Bontoramba, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten

Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.

Pertimbangan mengambil lokasi penelitian di Puskesmas

Bontoramba, sebab Puskesmas Bontoramba merupakan salah satu

Puskesmas yang memiliki jumlah penderita hipertensi tertinggi yang ada

46
di Kabupaten Jeneponto, dan juga menjadi tempat pelaksanaan

GERMAS (pemeriksaan kesehatan secara rutin) yang ada di Kecamatan

Bontoramba.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dibagi dalam 2 tahap yakni tahap persiapan

penelitian dan tahap kegiatan penelitian. Tahap persiapan yaitu studi

pendahuluan untuk memperoleh data akurat dari lokasi penelitian serta

sebagai bahan untuk menyusun skripsi ini. Sedangkan pada tahap

pelaksanaan kegiatan penelitian yaitu dilaksanakan pada 13 Februari -

13 Maret 2018.

C. Pemilihan Informan

Pemilihan informan yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian

ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan,

memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat.

Informan biasa dalam penelitian ini yaitu penderita hipertensi yang ditentukan

dengan teknik snowball sampling, yaitu proses penentuan informan

berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti

dengan menggali informasi terkait topik penelitian yang diperlukan.

Penentuan informan awal dimulai dari data studi pendahuluan yang

didapatkan di Puskesmas Bontoramba yakni masyarakat yang telah mengikuti

kegiatan GERMAS sebanyak 34 orang, terdapat 24 orang yang tidak

menderita hipertensi dengan rata-rata tekanan darah 110 mmHg dan 10 orang

yang didiagnosis menderita hipertensi dengan rata-rata tekanan darah 140

47
mmHg. Kemudian kepada masyarakat yang telah mengikuti program

GERMAS dipilih menggunakan teknik snowball sampling. Pencarian

informan dihentikan setelah informasi penelitian dianggap sudah memadai.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali data dari berbagai

metode dan sumber untuk memperjelas informasi di lapangan. Adapun data

yang diperoleh berupa data primer. Data primer ini diperoleh dengan cara

observasi dan wawancara mendalam (indepth interview) pada masyarakat

yang telah mengikuti program GERMAS.

Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum dan setelah wawancara

mendalam kepada petugas Puskesmas Bontoramba dengan mengamati media

sosialisasi atau dokumen pendukung berupa buku panduan GERMAS yang

ada di Puskesmas Bontoramba dan tempat pelaksanaan sosialisasi GERMAS.

Sedangkan wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi

tentang niat, promosi kesehatan (sosialisasi GERMAS), perlindungan umum

dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (aktivitas fisik serta

mengonsumsi buah dan sayur), serta diagnosis awal dan perawatan tepat

waktu (pemeriksaan kesehatan secara rutin) dalam melakukan perilaku

pencegahan hipertensi.

Setelah berada di lokasi penelitian, peneliti melakukan wawancara di

Puskesmas kepada petugas Puskesmas (bagian Promkes) selanjutnya peneliti

mendatangi rumah informan dan menjelaskan maksud dan tujuan dari

kegiatan penelitian ini serta meminta persetujuan dan partisipasi untuk

48
dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini. Sebelum wawancara

mendalam, peneliti akan melakukan observasi fasilitas untuk mengamati

faktor-faktor yang memungkinkan menjadi alasan informan mengikuti

program GERMAS. Kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam

diawali pada petugas Puskesmas (bagian Promkes) kemudian diarahkan

kepada informan non hipertensi dan hipertensi yang telah mengikuti program

GERMAS. Kemudian peneliti mencari informan non hipertensi dan hipertensi

dengan teknik snowball sampling jadi dari informan pertama kemudian

memberikan informasi kepada peneliti terkait informan seterusnya.

Peneliti kembali melakukan pengumpulan data dengan teknik observasi

dan telaah dokumen setelah wawancara mendalam kepada beberapa

informan. Observasi dan telaah dokumen ini dilakukan untuk membuktikan

informasi yang disampaikan dalam wawancara mendalam sesuai atau tidak.

Berikut matriks pengumpulan data pada penelitian ini :

49
Tabel 1.3 Matriks Pengumpulan Data Primer

Metode Instrumen
No. Informan Variabel yang diteliti
Pengumpulan Data Penelitian

1. Petugas a. Latar belakang pelaksanaan sosialisasi GERMAS (aktivitas fisik, Wawancara mendalam Peneliti, pedoman
Puskesmas konsumsi buah dan sayur, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin). dan observasi wawancara,
Bontoramba b. Bentuk sosialisasi yang dilakukan dalam memperkenalkan GERMAS lembar observasi,
(aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, serta pemeriksaan dan handphone
kesehatan secara rutin) kepada masyarakat.
c. Bentuk pelaksanaan GERMAS (aktivitas fisik, konsumsi buah dan
sayur, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin) kepada masyarakat.
d. Dampak penerapan program GERMAS (aktivitas fisik, konsumsi
buah dan sayur, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin) bagi
masyarakat.

2. Masyarakat a. Niat dari masyarakat untuk melakukan pencegahan hipertensi dalam Wawancara mendalam Peneliti, pedoman
Hipertensi program GERMAS (aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, serta dan observasi wawancara,
pemeriksaan kesehatan secara rutin). lembar observasi,
b. Promosi kesehatan yang didapatkan masyarakat sebelum melakukan dan handphone
pencegahan hipertensi dalam program GERMAS (aktivitas fisik,
konsumsi buah dan sayur, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin).

50
c. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
yang dilakukan masyarakat dalam pencegahan hipertensi dalam
program GERMAS (aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, serta
pemeriksaan kesehatan secara rutin).
d. Diagnosis awal dan perawatan tepat waktu yang dilakukan
masyarakat dalam pencegahan hipertensi dalam program GERMAS
(aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, serta pemeriksaan
kesehatan secara rutin).

3. Masyarakat a. Niat dari masyarakat untuk melakukan pencegahan hipertensi dalam Wawancara mendalam Peneliti, pedoman
Non program GERMAS (aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, serta dan observasi wawancara,
Hipertensi pemeriksaan kesehatan secara rutin). lembar observasi,
b. Promosi kesehatan yang didapatkan masyarakat sebelum melakukan dan handphone
pencegahan hipertensi dalam program GERMAS (aktivitas fisik,
konsumsi buah dan sayur, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin).
c. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
yang dilakukan masyarakat dalam pencegahan hipertensi dalam
program GERMAS (aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, serta
pemeriksaan kesehatan secara rutin).

51
E. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012), menyatakan bahwa analisis data kualitatif

adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis dari data yang

diperoleh berdasarkan hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan hingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Milles and Huberman dalam Sugiyono (2012), mengemukakan

bahwa analisis data kualitatif terdiri atas 3 langkah, yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya.

Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya dalam analisis

data ini adalah display data atau penyajian data. Penyajian data yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan penyajian

data, maka memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.

52
3. Verifikasi Data (Conclusion Drawing/Data Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal oleh peneliti, tetapi

mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah bersifat

sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Apabila kesimpulan yang dikemukakan sejak pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2012).

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan

data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi. Terdapat 3

triangulasi dalam keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik

dan triangulasi waktu. Namun, dalam penelitian kualitatif jumlah informan

biasanya sedikit oleh karena itu agar validitas data tetap terjaga perlu

dilakukan beberapa strategi.

Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian kualitatif disebut

triangulasi yang meliputi triangulasi sumber dan metode Untuk menetapkan

keabsahan dalam penelitian ini hanya digunakan triangulasi sumber dan

metode.

Triangulasi metode adalah peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

53
Adapun metode pengumpulan data penelitian ini, yakni observasi dan

wawancara mendalam. Triangulasi metode dilakukan dengan cara

membandingkan (cross check) antara informasi yang diperoleh dengan

pengamatan langsung di lokasi penelitian dan informasi dari hasil wawancara

mendalam.

Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Triangulasi sumber akan dilakukan pada petugas Puskesmas Bontoramba,

penderita hipertensi, dan penderita non hipertensi. Triangulasi sumber

dilakukan dengan cara membandingkan (cross check) antara informasi dari

informan satu dengan informan yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk

memahami pandangan informan terkait dengan perilaku pencegahan

hipertensi dalam program GERMAS.

54
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian mengenai perilaku

pencegahan hipertensi dalam program gerakan masyarakat hidup sehat

(GERMAS) di wilayah kerja Puskesmas Bontoramba. Penelitian ini dilaksanakan

selama kurang lebih satu bulan pada tanggal 13 Februari 2018 sampai 13 Maret

2018 yang meliputi persiapan, pengumpulan data, serta pengolahan dan analisi

data. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam

(Indepth Interview) dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi

sebelum dan sesudah wawancara dengan menggunakan lembar observasi.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Puskesmas Bontoramba merupakan salah satu fasilitas kesehatan

tingkat pertama yang terletak di Kelurahan Bontoramba, Kecamatan

Bontoramba, Kabupaten Jeneponto. Batas wilayah kerja Puskesmas

Bontoramba adalah:

- Sebelah utara berbatasan denga Kabupaten Gowa

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tamalatea

- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Binamu

- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkala

Adapaun luas wilayah kerja Puskesmas Bontoramba adalah 86,31 km2

yang membawahi 12 desa/kelurahan yaitu sebagai berikut:

1. Kelurahan Bontoramba

55
2. Desa Balumbungan

3. Desa Bangkalaloe

4. Desa Barayya

5. Desa Bulusuka

6. Desa Batujala

7. Desa Bulusibatang

8. Desa Maero

9. Desa Kareloe

10. Desa Lentu

11. Desa Tanamawang

12. Desa Datara.

Berikut ini merupakan visi dan misi Puskesmas Bontoramba adalah

sebagai berikut:

a. Visi

“Puskesmas dengan Cipta Pelayanan Prima Menuju Masyarakat

Bontoramba Sehat dan Mandiri”

b. Misi

1) Memberikan pelayanan prima secara professional

2) Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan

kualitas pelayanan

3) Meningkatkan akses keterjangkauan masyarakat terhadap

pelayanan

56
4) Mengupayakan pengendalian penyakit dan penanggulangan

masalah kesehatan.

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bontoramba

menurut jenis kelamin menunjukkan jumlah penduduk terbanyak adalah

perempuan yaitu sebesar 17.510 jiwa, sedangkan jumlah penduduk laki-

laki sebanyak 16.997 jiwa (profil Puskesmas Bontoramba, 2017).

Keadaan sosial ekonomi dan budaya di wilayah kerja Puskesmas

Bontoramba cukup beragam, yaitu mulai dari agama, pendidikan, dan

mata pencaharian penduduk.

a. Agama

Agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Kecamatan

Bontoramba adalah beragama Islam yaitu 34.507 orang atau 100

persen beragama Islam. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan

Bontoramba cukup memadai karena terdapat 56 mesjid dan 10

surau/mushollah serta 23 pondok pengajian.

b. Pendidikan

Adapun jumlah tempat pendidikan di Kecamatan Bontoamba yaitu

terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Jumlah TK terdiri dari 6

sekolah. Tingkat SD, baik SD Negeri maupun SD Swasta sebanyak

15 sekolah. Tingkat SMP sebanyak 4 sekolah. Sedangkan

SMA/SMK sebanyak 5 sekolah. Selain itu terdapat pula sekolah

57
yang ada berada di bawah naungan Departemen Agama, yaitu

Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah.

c. Mata Pencaharian Penduduk

Dilihat dari sumber mata pencaharian menunjukkan bahwa dari

jumlah penduduk yang bekerja, sebanyak 6.495 orang adalah petani

pangan, sedangkan peternak sebanyak 2.232 orang. Pekerja yang

bekerja di luar sektor pertanian antara lain perdangan sebanyak 365

orang, bidang industry 532 orang, angkutan umum 2.659 orang dan

jasa sebanyak 471 orang. Adapun penduduk yang bekerja sebagai

Pegawai Negeri Sipil dan ABRI sebagai 331 orang.

B. Karakteristik Informan

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk

mengetahui perilaku pencegahan hipertensi dalam program gerakan

masyarakat hidup sehat (GERMAS) di wilayah kerja Puskesmas Bontoramba,

yang informasinya diperoleh melalui wawancara yang disebut dengan

informan. Adapun informan utama dalam penelitian ini adalah masyarakat

hipertensi dan non hipertensi yang dipilih berdasarkan karakteristik informan

yang sudah ditetapkan pada Bab IV. Informan selanjutnya yaitu petugas

puskesmas (petugas promosi kesehatan). Untuk lebih jelasnya, karakteristik

informan dapat dilihat pada tabel berikut:

58
Tabel 1.4
Karakteristik Informan Penelitian Perilaku Pencegahan
Hipertensi Dalam Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoramba
No. Nama Umur Jenis Pendidikan Pekerjaan Keterangan
(Thn) Kelamin Terakhir (mmHg)
1. TH 36 P SD IRT 110/70
2. HN 52 P SD IRT 110/80
3. NHH 33 P SMA IRT 110/80
4. NRB 45 P S1 Guru 120/70
5. SY 21 P SMA Pelajar 110/80
6. NF 22 P SMK Pelajar 110/70
7. SB 23 P SMK Petani 100/70
8. RH 26 P SMP IRT 110/70
9. KK 19 P SMA Pelajar 110/70
10. WN 24 P SD IRT 100/70
11. HT 38 P SD IRT 120/80
12. IN 38 P SD Petani 120/80
13. HS 32 P SD IRT 110/70
14. MR 39 P SMA IRT 110/80
15. NHA 44 P SMA IRT 100/70
16. DM 45 P SMA IRT 90/70
17. NB 52 P SMP IRT 130/90
18. BG 53 P SD Petani 110/80
19. RM 40 P SMP IRT 120/80
20. MRB 42 P SMA IRT 130/70
21. SK 36 P SD Petani 100/80
22. NS 46 P SD IRT 110/80
23. MA 30 P SMP IRT 100/80
24. SA 45 P SMEA IRT 140/90
25. BL 30 P SD Petani 140/90
26. SRB 44 P SMA Pedagang 140/80
27. RS 49 P SMP IRT 180/90
28. SK 43 P SMA Petani 140/90
29. RT 40 P SMA IRT 140/80
30. RMA 45 P SMA Pedagang 140/90
31. NHC 44 P SMA IRT 160/80
32. NHT 51 P SMEA IRT 140/70
33. STH 53 P MA IRT 140/90
34. SM 24 P S1 Petugas 120/70
PKM
Sumber: Data Primer, 2018

59
Berdasarkan tabel 1.4 diatas maka diketahui informan utama yang terlibat

dalam penelitian ini adalah 33 orang. Selain itu, ada juga informan yang

membantu menambah informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu 1

orang petugas Puskesmas (bagian Promkes). Jumlah informan secara

keseluruhan adalah 34 orang.

Tabel 1.5
Karakteristik Umur Informan Penelitian Perilaku Pencegahan
Hipertensi Dalam Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoramba
Umur Jumlah Persentase
(Tahun) (Orang) (%)
19 - 22 3 8.8
23 - 26 4 11.7
30 - 33 4 11.7
36 - 39 5 14.7
40 - 43 4 11.7
44 - 47 8 23.5
48 - 51 2 5.8
52 - 56 4 11.7
Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 1.5 diatas maka diketahui umur informan yang 19-22

tahun sebanyak 3 orang terdiri dari informan (non hipertensi), umur 23 - 26

tahun sebanyak 4 orang terdiri dari 3 informan (non hipertensi) dan 1 petugas

Puskesmas (bagian Promkes), umur 30 - 33 tahun sebanyak 3 orang terdiri dari

informan (non hipertensi), umur 36 - 39 tahun sebanyak 5 orang terdiri dari

informan (non hipertensi), umur 40 – 43 tahun sebanyak 2 terdiri dari informan

(non hipertensi), umur 44 – 47 tahun sebanyak 7 orang terdiri dari 4 informan

(non hipertensi) dan 3 informan (hipertensi), umur 48 - 51 tahun sebanyak 2

orang terdiri dari informan (hipertensi), serta umur 52 - 56 tahun sebanyak 4

orang terdiri dari 3 informan (non hipertensi) dan 1 informan (hipertensi).

60
Tabel 1.6
Karakteristik Pekerjaan Informan Penelitian Perilaku
Pencegahan Hipertensi Dalam Program Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoramba
Jenis Jumlah Persentase
Pekerjaan (Orang) (%)
IRT 21 61.7
Petani 6 17.6
Pedagang 2 5.8
Guru 1 2.9
Pelajar 3 8.8
Petugas 1 2.9
Puskesmas
Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 1.6 diatas maka diketahui pekerjaan informan yaitu

IRT sebanyak 21 terdiri dari 16 informan (non hipertensi) dan 5 informan

(hipertensi), Petani sebanyak 6 orang terdiri dari 4 informan (non hipertensi)

dan 2 informan (hipertensi), Pedagang sebanyak 2 orang terdiri dari informan

(hipertensi), Guru sebanyak 1 orang terdiri dari informan (non hipertensi),

Pelajar sebanyak 3 orang terdiri dari informan ( non hipertensi), serta Petugas

Puskesmas sebanyak 1 orang.

C. Hasil Penelitian

a. Hasil Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth interview) tentang

dimensi dan indikator penelitian maka diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Niat

Ada tiga hal yang diteliti untuk mengetahui niat masyarakat dalam

melakukan perilaku pencegahan hipertensi dalam program GERMAS,

61
yakni keinginan melakukan aktifitas fisik, keinginan mengonsumsi buah

dan sayur serta keinginan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

yang akan diuraikan sebagai berikut:

a) Keinginan melakukan aktifitas fisik

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan

masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik untuk pencegahan

hipertensi salah satunya dengan melakukan demi kebaikan dan

kesehatan dirinya sebagaimana dikemukakan oleh informan berikut:

“Iya, asalkan kebaikan ji pasti saya mau ji apalagi untuk kesehatan


ji”
(HS 32 tahun, 26 Februari 2018)

“iya, saya itu paling rajin kalau orang tua disini kalau tentang
kesehatan ji nak”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan

masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik dalam pencegahan

hipertensi yaitu menyadari pentingnya pencegahan dini penyakit

hipertensi guna terhindar dari penyakit hipertensi sejak dini

sebagaimana dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya, saya mau untuk melakukan itu dalam mencegah hipertensi dari
sekarang”
(MR 39 tahun, 26 Februari 2018)

“iya, saya berkeinginan melakukan aktifitas fisik dalam pencegahan


hipertensi dari sekarang”
(TH 36 tahun, 01 Maret 2018)

62
“iya, saya pasti mau karena selama ini saya bingung cara mencegah
supaya tidak kambuh lagi penyakitku”
(NHC 44 tahun, 09 Maret 2018)

“iya, saya berkeinginan untuk melakukan aktifitas fisik untuk


mencegah hipertensi karena saya penderita hipertensi”
(STH 53 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil wawancara mendalam dengan informan non hipertensi

menunjukkan bahwa ada beberapa alasan masyarakat ingin

melakukan aktifitas fisik dalam pencegahan hipertensi dengan

mengupayakan melakukan di waktu senggang (di luar jam kerja)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya, mau ja yang penting tidak ada ji pekerjaanku yang lain karena
aktifitas fisik yang ku tau itu setelah GERMAS olahraga ji”
(DM 45 tahun, 26 Februari 2018)

Berdasarkan hasil penelitian wawancara mendalam dengan

informan non hipertensi menunjukkan bahwa ada beberapa alasan

masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik dalam pencegahan

hipertensi karena setuju dengan konsumsi sayur dan buah

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya, saya mau ji karena bagus tawwa itu kegiatan GERMAS ka


karena ditensi ki, di kasi makan ki buah-buahan dengan olahraga”
(IN 38 tahun, 02 Maret 2018)

Salah satu hasil penelitian wawancara mendalam dengan

informan non hipertensi menunjukkan bahwa ada beberapa alasan

masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik dalam pencegahan

hipertensi karena mendukung kegiatan GERMAS di Puskesmas

sebagai Kader Posyandu harus menjadi contoh sekaligus penggerak

63
di masyarakat sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“iya, saya pasti ikut karena saya masuk kader Posyandu, jadi kalau
tidak ikut ka tidak ada mi yang arahkan ki orang untuk
ikut kegiatannya Puskesmas”
(SB 23 tahun, 02 Februari 2018)

Salah satu hasil penelitian wawancara mendalam dengan

informan hipertensi menunjukkan bahwa ada beberapa alasan

masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik dalam pencegahan

hipertensi yaitu menyukai olahraga sebagaimana yang dikemukakan

oleh informan berikut ini:

“iya, saya berkeinginan untuk melakukan aktifitas fisik dalam


pencegahan hipertensi karena tekanan darah sering naik,
apalagi saya suka olahraga”
(RMA 45 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi menunjukkan bahwa ada beberapa alasan masyarakat

ingin melakukan aktifitas fisik dalam pencegahan hipertensi dengan

terpapar informasi program GERMAS sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya, saya mau ji karena bagus kalau ada kegiatan GERMAS karena
ditensi ki, di kasi makan ki buah-buahan dengan olahraga”
(SK 43 tahun, 02 Maret 2018)

“iya, saya pasti mau ji nak karena yang saya tahu tentang aktifitas
fisik olahraga ji sama seperti yang di praktekkan waktu GERMAS”
(HT 44 tahun, 02 Maret 2018)

b) Keinginan mengonsumsi buah dan sayur

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan non

hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan masyarakat ingin

64
mengonsumsi buah dan sayur untuk pencegahan hipertensi salah

satunya mempercayai sayur dan buah memiliki gizi yang baik bagi

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“Iya, pasti mau ia karena biar tidak disuruh kalau sayur dan buah
makan jaki karena bagus ki bede gizinya”
(HS 51 tahun, 26 Februari 2018)

“iya, saya mau ji karena bagus kalau makan ki buah-buahan untuk


penyakit tekanan darah”
(SK 43 tahun, 02 Maret 2018)

Beberapa hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan

informan non hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan

masyarakat ingin mengonsumsi buah dan sayur untuk pencegahan

hipertensi dengan menyadari pentingnya pencegahan hipertensi

sejak dini sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut

ini:

“iya, karena hari-hari jaki makan ia. Ka bisa mi na cegah hipertensi


ka rutin jaki makan buah dengan sayur ia”
(NB 52 tahun, 26 Februari 2018)

“iya, saya berkeinginan mengonsumsi buah dan sayur dalam


pencegahan hipertensi dari sekarang”
(TH 36 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan masyarakat

ingin mengonsumsi buah dan sayur untuk pencegahan hipertensi

dengan memahami pentingnya kandungan gizi sayur dan buah bagi

penyakit hipertensi sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

65
“iya, mau ja karena bagus ki beng kalau makan buah dengan sayur
apalagi untuk orang hipertensi”
(HN 52 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan masyarakat ingin

mengonsumsi buah dan sayur untuk pencegahan hipertensi dengan

menyukai buah dan sayur sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“iya, saya pasti mau juga karena saya suka sekali makan pisang nak
dan bagus ki katanya untuk tekanan darah tinggi”
(HT 44 tahun, 02 Maret 2018)

“iya, saya itu kalau buah-buahan karena kusuka makan apalagi suka
ki naik darahkku”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

Selain itu, hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan

informan non hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan

masyarakat ingin mengonsumsi buah dan sayur untuk pencegahan

hipertensi dengan mengonsumsi demi kebaikan dan kesehatan

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya, saya mau ji katanya bagus ki beng kalau sering ki makan buah-
buahan ”
(IN 38 tahun, 02 Maret 2018)

c) Keinginan melakukan pemeriksaan tekanan darah

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mendalam

dengan informan diketahui bahwa ada beberapa alasan masyarakat

ingin melakukan pemeriksaan tekanan darah untuk pencegahan

66
hipertensi dengan merasakan gejala hipertensi sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya nak, selalu ja pergi periksa saya karena kalau pusing-pusing ka


pergi ka lagi ke Puskesmas”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan informan

diketahui bahwa ada beberapa alasan masyarakat ingin melakukan

pemeriksaan untuk pencegahan hipertensi ketika penyakit hipertensi

kambuh kembali sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“iya, saya mau ji karena saya sering ji pergi periksa. Saya pergi
periksa saat penyakitku kambuh lagi. Apalagi akhir-akhir ini, tidak
pernah normal tekanan darahku”
(SK 43 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan masyarakat ingin

melakukan pemeriksaan untuk pencegahan hipertensi dengan mencegah

penyakit hipertensi sejak dini sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“iya, saya berkeinginan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah


dalam pencegahan hipertensi karena saya sudah lama menderita
hipertensi”
(STH 53 tahun, 01 Maret 2018)

“iya, saya berkeinginan melakukan pemeriksaan tekanan darah


dalam pencegahan hipertensi karena tekanan darah sering naik”
(RT 40 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa ada beberapa alasan masyarakat ingin

melakukan pemeriksaan untuk pencegahan hipertensi yaitu selama

67
tidak mengganggu waktu kerja sebagaimana yang dikemukakan

oleh informan berikut ini:

“iya, saya mau kalau ada kesempatan untuk pergi periksa di


Puskesmas”
(RMA 45 tahun, 01 Maret 2018)

2. Aktifitas Fisik

Terdapat beberapa hal yang diteliti untuk mengetahui aktifias fisik

berat masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan hipertensi dalam

program GERMAS, yakni pelaksanaan aktifitas fisik berat, waktu

pelaksanaan aktifitas fisik berat, pelaksanaan aktifitas fisik ringan, waktu

pelaksanaan aktifitas fisik ringan, pelaksanaan olahraga, waktu

pelaksanaan olahraga, jenis olahraga yang akan diuraikan sebagai berikut:

a) Pelaksanaan aktifitas fisik berat

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi diketahui bahwa jumlah aktifitas fisik

berat yaitu 1 kali (misalnya: berjalan mencari penderita TB) dalam

pencegahan hipertensi sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“dalam seminggu, saya melakukan aktifitas fisik berat sebanyak 1 kali


yaitu mencari penderita TB”
(RT 40 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah aktifitas fisik

berat yaitu 2 kali dalam seminggu (misalnya: ke sawah) untuk

68
pencgahan hipertensi sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“kalau saya 2 kali ka, saya sering berjalan kaki ke sawah dalam
seminggu”
(MR 39 tahun, 26 Februari 2018)

“kalau pekerjaan berat yang biasa saya kerjakan dalam seminggu ke


sawah, biasa saya ke sawah hanya 2 kali saja”
(NHT 51 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah aktifitas fisik

berat yaitu 3 kali dalam seminggu (misalnya: ke sawah dan

menjahit pakaian) untuk pencegahan hipertensi sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau pekerjaan berat yang biasa saya kerjakan yaitu berkendara


motor untuk ambil barang karena saya menjual barang campuran ji.
Dalam seminggu, begitulah 3 kali ka pergi”
(HT 44 tahun, 02 Maret 2018)

“dalam seminggu biasa 3 kali ja pergi di sawahku, biasa pagi atau sore
karena pergiku ji liat-liat ki padiku”
(DM 45 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa jumlah aktifitas fisik berat yaitu

4 kali dalam seminggu (misalnya: berjalan ke kebun) untuk

pencegahan hipertensi sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“dalam seminggu, aktifitas fisik yang saya kerjakan sebanya 4


kali yaitu berjalan ke kebun”
(TH 36 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah aktifitas

69
fisik berat yaitu 6 kali (misalnya: menjual ikan di pasar dan

berdagang di sekolah) untuk pencegahan hipertensi sebagaimana

yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“pekerjaan berat yang biasa saya kerjakan ia menjual ikan di


pasar. Dalam seminggu, saya menjual ikan ke pasar sekitar 6 hari ”
(IN 38 tahun, 02 Maret 2018)

“kalau pekerjaan yang menurutku berat itu mengaja di sekolah. Saya


mengajar 6 hari berjualan ka ke sekolah juga”
(HSB 45 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah aktifitas

fisik berat yaitu 7 kali dalam seminggu (misalnya: berkendara

motor dan bekerja di kebun) untuk pencegahan hipertensi

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“pekerjaan berat itu yang sering kukerja berjalan ke ke kebun di


gunung, sekitar 7 kali dalam seminggu”
(BG 53 tahun, 28 Februari 2018)

b) Waktu pelaksanaan aktifitas fisik berat

Berdasarkan hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

melaksanakan aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan

hipertensi yaitu 10 menit (misalnya: bekerja di sawah)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau saya ke sawah kira-kira 10 menitlah karena sawah saya


dekat itu ada dibelakang rumah tapi saya menyebrang ke sungai”
(NHT 51 tahun, 01 Maret 2018)

70
Diketahui hasil penelitian wawancara mendalam dengan

informan hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

melaksanakan aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan

hipertensi yaitu 15 menit (misalnya: perjalanan ke sawah)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kira-kira 15 menit ji karena dibelakang rumah ji, tidak jauh ji”


(NHA 44 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan hipertensi

yaitu 25 menit (misalnya: perjalanan ke sawah dan mengambil

barang) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut

ini:

“perjalananku ke sawah ia tidak terlalu jauh ji, kira-kira 25 menit ji


kapang”
(NB 52 tahun, 26 Februari 2018)

“kalau pergi ka ambil barang biasa 25 menit ka nak baru sampai di


rumah”
(HT 44 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

melaksanakan aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan

hipertensi yaitu 30 menit (misalnya: berjalan kaki, berjalan ke

kebun dan berjalan ke sawah) sebagaimana yang dikemukakan

oleh informan berikut ini:

“Saya mencari penderita TB dengan berjalan kaki sekitar 30 menit”


(RT 40 tahun, 02 Maret2018)

71
“kalau itu, kurang lebih 30 menit perjalananku karena menyeberang
ka lewat sungai”
(DM tahun, 26 Febuari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan hipertensi

yaitu 40 menit (misalnya: perjalanan ke kebun) sebagaimana

yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“perjalananku ke kebun kira-kira 40 menit baru sampai ka di


kebunku”
(SB 23 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan hipertensi

yaitu 1 jam (misalnya: menjahit, perjalanan ke sawah dan kebun)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau saya menjahit, biasanya membutuhkan waktu 1 jam baru


berhenti ka terus lanjut menjahit lagi.
Jadi pekerjaanku saya banyak duduk”
(STH 53 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan hipertensi

yaitu 2 jam (misalnya: menjahit, perjalanan ke sawah dan kebun)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“perjalananku ke sawah sekitar 2 jam baru sampai ka”


(MR 39 tahun, 26 Februari 2018)

72
Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

melaksanakan aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan

hipertensi yaitu 5 jam (misalnya: menjual di pasar) sebagaimana

yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau saya menjual ikan di pasar, saya berangkat jam 7 pagi terus
pulang jam 11 siang”
(IN 38 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan hipertensi

yaitu 8 jam (misalnya: menjual di sekolah) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau saya menjual di pasar lama sekali ka nak, saya


berangkat pagi yaitu jam 7, saya pulang ke rumah jam 3 sore nak”
(SRB 44 tahun, 28 Februari 2018)

c) Pelaksanaan aktifitas fisik ringan

Berdasarkan hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan non hipertensi diketahui bahwa waktu

(jam/menit) melaksanakan aktifitas fisik berat dalam sehari untuk

pencegahan hipertensi yaitu 2 kali dalam seminggu (misalnya:

menimba air di sumur, mencuci) sebagaimana yang dikemukakan

oleh informan berikut ini:

“pekerjaanku yang ringan ia mengangkat air ji, kalau itu ia 2


kali”
(WN 24 tahun, 23 Februari 2018)

73
Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

melaksanakan aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan

hipertensi yaitu 3 kali dalam seminggu (misalnya: membersihkan

rumah, mencuci dan memasak air minum) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau pekerjaan ringan yang saya kerja itu menyapu ji, kalau
menyapu ia 3 kali ji saya kerjakan dalam seminggu ”
(NHC 44 tahun, 04 Maret 2018)

“kalau pekerjaan ringan ia memasak ji air kukerja, kalau itu


ia biasanya 3 kali salam seminggu”
(NHA 44 tahun, 26 Februari 2018)

“pekerjaan ringan yang biasa kulakukan mencuci ji, biasa


dalam seminggu 3 kali ka mencuci ia”
(DM 45 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

melaksanakan aktifitas fisik berat dalam sehari untuk pencegahan

hipertensi yaitu 7 kali dalam seminggu (misalnya: membersihkan

rumah/kamar kost, mencuci pakaian, memasak nasi, menyapu

halaman rumah dan membungkus gula) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“dalam seminggu, pekerjaan ringan yang saya kerjakan 7 kali


yaitu membersihkan halaman rumah karena sakit kepalaku liat kalau
ada yang kotor baik itu di atas rumah maupun di bawak d kolom
rumah. Jadi harus memang selalu dibersihkan setiap hari”
(STH 53 tahun, 01 Maret 2018)

d) Waktu pelaksanaan aktivitas fisik ringan

74
Berdasarkan hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

aktifitas fisik ringan yang dilakukan oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 3 menit (misalnya: membersihkan

rumah) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut

ini:

“kalau pekerjaanku selesai sekitar 3 menit nak, sebentar ji


karena pagi dan sore ji dibersihkan”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) aktifitas fisik

ringan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan

hipertensi yaitu 5 menit (misalnya: menyapu halaman rumah)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau itu ia setiap hari ka pagi dan sore, kira-kira 5


menit ji”
(NB 52 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) aktifitas fisik

ringan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan

hipertensi yaitu 15 menit (misalnya: menyapu lantai rumah)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“pekerjaan saya selesai kira-kira 15 menit saja karena saya


membersihkannya pada pagi dan sore hari”
(STH 53 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) aktifitas fisik

75
ringan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan

hipertensi yaitu 30 menit (misalnya: menimba air di sumur,

membersihkan rumah/kamar kost, memasak air minum,

memasak nasi, menyapu halaman rumah, membungkus gula dan

mencuci) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut

ini:

“kalau menyapu ia biasanya 30 menit ji saya kerja baru


selesai” (RH 34 tahun, 26 Februari 2018)

“kalau saya membungkus gula sekitar setengah jam mi itu


paling lama nak”
(SRB 44 tahun, 28 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) aktifitas fisik

ringan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan

hipertensi yaitu 40 menit (misalnya: menimba air di sumur)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“sekitar 40 menit kapang baru bisa selesai ka angkat air”


(WN 24 tahun, 23 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

aktifitas fisik ringan yang dilakukan oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 1 jam (misalnya: mencuci, memasak

nasi dan membersihkan rumah) sebagaimana yang dikemukakan

oleh informan berikut ini:

“kalau saya membersihkan rumah, kira-kira 1 jam barulah


semua pekerjaan saya selesai”
(NHT 51 tahun, 01 Februari 2018)

76
e) Pelaksanaan olahraga

Berdasarkan hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa

jumlah olahraga dalam seminggu yang dilakukan oleh

masyarakat untuk pencegahan hipertensi yaitu 1 kali (misalnya:

senam, peregangan otot dan jogging) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau olahraga yang kulakukan biasanya 1 kali ji satu minggu”


(RH 34 tahun,26 Februari 2018)

“dalam seminggu, 1 kali ja olahraga karena lebih banyak


waktuku mengasuh anak bela, tidak diperhatikan mi olahraga”
(NHH 33 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah olahraga

dalam seminggu yang dilakukan oleh masyarakat untuk

pencegahan hipertensi yaitu 2 kali (misalnya: peregangan otot

jalan santai, dan jogging) sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“olahraga yang biasa kukerja dalam seminggu yaitu 2 kali ji


karena capekka kalau pulang ka dari kebun”
(BL 30 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah olahraga

dalam seminggu yang dilakukan oleh masyarakat untuk

pencegahan hipertensi yaitu 3 kali (misalnya: 3 kali seminggu

77
(misalnya: jalan santai, peregangan otot) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau olahraga yang biasa saya kerjakan itu jalan-jalan pagi


ji, kira-kira 3 kali ji dalam seminggu kalau ada kesempatan”
(NHT 51 tahun, 01 Maret 2018)

“dalam seminggu, saya melakukan olahraga kira-kira 3 kali”


(TH 36 tahun, 01 Maret 2018)

Selain itu, hasil penelitian wawancara mendalam dengan

informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah

olahraga dalam seminggu yang dilakukan oleh masyarakat untuk

pencegahan hipertensi yaitu 7 kali (misalnya: jalan santai)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“saya olahraga setelah sholat subuh. Olahraga ku itu saya


joging sambil berdzikir nak, setiap hari ka itu dalam seminggu”
(HT 44 tahun, 02 Maret 2018)

“kalau olahraga ia saya rutin ka ia nak, pokoknya setiap hari ka


olahraga (7 kali) setiap selesai ka sholat subuh pergi ma jalan-jalan
pagi supaya bisa normal tekanan darahku nak”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

f) Waktu pelaksanaan olahraga

Berdasarkan hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa

waktu (jam/menit) melaksanakan olahraga dalam seminggu

untuk pencegahan hipertensi yaitu 3 menit seminggu (misalnya:

jalan santai) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“sebentar ji 3 menit ji kapang ka ada pi waktu luang kalau


pagi baru olahraga ka lagi”
(KK 19 tahun, 23 Februari 2018)

78
“itu ji nak, pagi-pagi tonji ku olahraga karena kalau sore
banyak pekerjaan nak, jadi 3 menit ji sehari nak”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

olahraga dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 5

menit seminggu (misalnya: jalan santai dan jogging)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“tidak lama ji, sekitar 5 menit ji kapang. Ka kalau capek ma


berhenti ma bela”
(NB 52 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

olahraga dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 10

menit (misalnya: peregangan otot dan jalan santai) sebagaimana

yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“sekitar 10 menit begitu, ka tidak terlalu jauh ji juga, asalkan


patantang ura’ bede na bilang orang Makassar”
(HS 32 tahun, 26 Februari 2018)

“kalau saya olahraga kira-kira 10 menit ji, sebentar ja karena


kalau capekka kukasi cepat ji baru berhenti ma”
(BL 30 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit)

melaksanakan olahraga dalam seminggu untuk pencegahan

hipertensi yaitu 15 menit (misalnya: jalan santai dan peregangan

otot) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

79
“kalau saya olahraga sekitar 15 menit, saya lari-lari di depan
rumah sampai perempatan nak”
(HT 44 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

olahraga dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 25

menit (misalnya: jalan santai) sebagaimana yang dikemukakan

oleh informan berikut ini:

“saya melakukan olahraga kira-kira 25 menit barulah saya berhenti


karena jaraknya tidak terlalu jauh hanya didepan rumah saja”
(STH 53 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

olahraga dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 30

menit (misalnya: senam) sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“kalau olahraga ka paling lama mi itu sekitar 30 menit karena


kalau berkeringat ma berhenti ma”
(HSB 45 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa waktu (jam/menit) melaksanakan

olahraga dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 1

jam seminggu (misalnya: peregangan otot, senam, dan bola voli)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“sekitar 1 jam ji tergantung dari arahan ji jg karena biasa


dimulai pagi atau dimulai sore”
(RH 34 tahun, 26 Februari 2018)

80
“saya olahraga sekitar 1 jam lamanya karena saya berhenti
ketika saya berkeringat betul”
(NF 22 tahun, 02 Maret 2018)

g) Jenis olahraga

Berdasarkan hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa

jenis olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu jalan santai sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“Kalau olahraga yang sering kulakukan ia jalan-jalan pagi


tapi sekali-kali juga senam tapi hari minggu pi di depan mesjid dengan
masyarakat”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jenis olahraga

yang dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi

yaitu peregangan otot sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“olahraga yang biasa kulakukan itu peregangan ji saya karena


itu mi paling gampang kurasa ”
(BL 30 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa jenis olahraga yang dilakukan

oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu senam

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“jenis olahraga yang kulakukan itu biasanya senam ji”


(RH 34 tahun, 26 Februari 2018)

81
Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa jenis olahraga yang dilakukan

oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu bola volly

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“jenis olahraga yang saya kerjakan yaitu bermain bola volly”


(NF 22 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

non hipertensi diketahui bahwa jenis olahraga yang dilakukan

oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu jogging

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“olahraga yang sering saya kerjakan yaitu jogging ji nak”


(HT 44 tahun, 02 Maret 2018)

“olahraga yang sering kukerja itu jogging ji”


(KK 19 tahun, 23 Februari 2018)

3. Konsumsi Buah dan Sayur

Terdapat beberapa hal yang diteliti untuk mengetahui konsumsi

buah dan sayur masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan

hipertensi dalam program GERMAS, yakni konsumsi buah dan sayur (per

hari) dan jenis konsumsi buah dan sayur, yang akan diuraikan sebagai

berikut:

a) Konsumsi buah (per hari)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa

jumlah konsumsi buah (per hari) masyarakat dalam pencegahan hipertensi

82
yaitu 1 kali (misalnya: buah pisang, jambu, dan rambutan) sebagaimana

yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“dalam sehari, palingan 1 kali ji karena kalau sibuk maki kuliah


tidak diperhatikan mi kodong makan buah-buahan”
(KK 19 tahun, 23 Februari 2018)

”dalam sehari, saya makan buah-buahan hanya 1 kali saja, itupun


kalau saya mau sekali untuk makan buah”
(SY 21 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan non

hipertensi diketahui bahwa jumlah konsumsi buah (per hari)

masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 2 kali (misalnya: buah

pisang, jambu, rambutan) sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“dalam sehari, 2 kali jaka makan yaitu biasa pagi dengan sore
makan maka pisang”
(DM 45 tahun, 26 Februari 2018)

“dalam sehari, saya makan buah sebelum dan sesudah saya makan nak”
(SRB 44 tahun, 28 Februari 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah konsumsi buah

(per hari) masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 3 kali

(misalnya: buah pisang, langsat, rambutan, pepaya, apel, dan

sarikaya) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“dalam sehari ia 3 kali ka makan nak, kalau selesai ka makan pasti


makan ka lagi buah-buahan nak”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

83
b) Jenis buah

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jenis

buah yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi

yaitu 1 kali (misalnya: buah pisang) sebagaimana yang dikemukakan

oleh informan berikut ini:

“yang paling sering kumakan itu pisang ji, tapi sekarang musim rambutan
jadi sering maka juga makan rambutan. Kalau pasar atau kalau ada
penjual sayur lewat na menjaul rambutan beli maka”
(DM 45 tahun, 26 Februari 2018)

“buah-buahan yang paling sering saya makan yaitu buah pisang, tapi
sekarang lagi musim rambutan jadi sering ka juga makan rambutan”
(SB 23 tahun, 02 Maret 2018)

Beberapa hasil penelitian wawancara mendalam dengan

informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jenis buah

yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 2 kali

(misalnya: buah pisang, rambutan, pepaya dan mangga) sebagaimana

yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“jenis buah yang saya konsumsi yaitu buah pisang dan buah pepaya”
(RMA 45 tahun, 01 Maret 2018)

“buah-buahan yang sering saya makan itu cuman 2 jenis yaitu buah
pisang dengan mangga”
(IN 38 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jenis buah yang

dikonsumsi oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 3 kali

(misalnya: buah pisang, rambutan, jambu, papaya, sarikaya dan

mangga) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

84
“buah-buahan yang biasa kumakan ia 3 jenis ji itu buah pisang,
jambu dengan rambutan karena musim rambutan sekarang”
(BG 53 tahun, 28 Februari 2018)

“jenis buah yang saya konsumsi yaitu buah sarikaya, pisang dan
pepaya”
(RT 40 tahun, 02 Maret 2018)

Selain itu, hasil penelitian wawancara mendalam dengan

informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jenis buah

yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu

4 kali (misalnya: buah pisang, rambutan, langsat, pepaya, sarikaya,

apel dan mangga) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“jenis buah-buahan yang biasa saya makan ia banyak nak seperti


langsat, rambutan, pisang, sarikaya”
(SRB 44 tahun, 28 Februari 2018)

“buah-buahan yang biasa kukonsumsi yaitu buah pisang, pepaya,


rambutan, langsat, dan apel”
(NHC 44 tahun, 04 Maret 2018)

c) Konsumsi sayur (per hari)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan non hipertensi diketahui bahwa jumlah konsumsi

sayur (per hari) masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 1 kali

(misalnya: sayur bening) sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“dalam sehari, saya makan sayur hanya 1 kali ji”


(NF 22 tahun, 02 Maret 2018)

“kalau sayur itu, saya makan pas pi makan siang”


(HS 32 tahun, 26 Februari 2018)

85
Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa jumlah konsumsi sayur (per hari)

masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 2 kali (misalnya: sayur

bening) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“dalam sehari, saya makan sayur kira-kira 2 kali makan”


(BL 30 tahun, 02 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jumlah konsumsi sayur

(per hari) masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 3 kali

(misalnya: sayur bening dan sayur kacang hijau) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“dalam sehari 3 kali makan ia jadi kalau makan pagi, siang


dengan malam pasti makan ki ia”
(NHA 44 tahun, 26 Februari 2018)

d) Jenis sayur

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara mendalam

dengan informan hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jenis

sayur yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi

yaitu 1 jenis (misalnya: sayur bening) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“sayur yang biasa saya makan hanya 1 jenis ji karena yang


gampang ji dibikin biasa kumasak bela”
(KK 19 tahun, 23 Februari 2018)

“sayur yang paling sering kumakan yaitu sayur bening yang dicampur
dengan daun kelor karena saya kusuka sekali sayur daun kelor deng”
(SB 23 tahun, 02 Maret 2018)

86
Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi dan non hipertensi diketahui bahwa jenis sayur yang

dikonsumsi oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 2

jenis (misalnya: sayur bening, sayur tumis dan sayur kacang hijau)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“sayur yang biasa ku makan hanya 2 jenis, yakni sayur bening dengan
yang ditumis-tumis, misalnya tumis kangkung toh karena anakku na suka
sekali tumis kangkung”
(DM 45 tahun, 26 Februari 2018)

“sayur yang biasa kumakan ada 2 jenis yaitu sayur bening dengan
sayur kacang hujau”
(HN 52 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan non

hipertensi diketahui bahwa jenis sayur yang dikonsumsi oleh

masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 3 jenis (misalnya:

sayur bening, sayur tumis dan sayur kacang hijau) sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“jenis sayur yang biasa ku makan ia nak, ada 3 macam yaitu sayur paria
kambu, sayur bening dengan sayur kacang”
(SRB 44 tahun, 28 Februari 2018)

4. Pemeriksaan kesehatan secara rutin

Terdapat beberapa hal yang diteliti untuk mengetahui pemeriksaan

kesehatan secara rutin masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan

hipertensi dalam program GERMAS, yakni pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan untuk mencegah hipertensi menjadi berat (per minggu), jenis

pemeriksaan kesehatan dan obat yang diterima setelah melakukan

87
pemeriksaan kesehatan untuk mencegah/menurunkan hipertensi, yang

akan diuraikan sebagai berikut:

a) Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah hipertensi

menjadi berat (per minggu)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara

mendalam dengan informan hipertensi diketahui bahwa jumlah

pemeriksaan kesehatan masyarakat dalam seminggu dalam

pencegahan hipetensi menjadi berat yaitu 1 kali (misalnya:

pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan laboratorium)

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“kalau dalam satu minggu biasa 1 kali ji nak, karena waktu


pasar pi baru pergi ka lagi periksa nak di Puskesmas”
(RS 49 tahun, 26 Februari 2018)

“dalam seminggu saya palingan 1 kali ji saya pergi periksa


karena biasa kasi takut-takut dokter”
(NHC 44 tahun, 04 Maret 2018)

“dalam seminggu, saya pergi periksa hanya 1 kali saja karena


kalau tidak kambuh untuk apa saya pergi periksa tekanan
darahku kan baik-baik ji toh”
(NHT 51 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa jumlah pemeriksaan kesehatan

masyarakat dalam seminggu dalam pencegahan hipetensi menjadi

berat yaitu 2 kali (misalnya: pemeriksaan tekanan darah dan

pemeriksaan laboratorium) sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

88
“dalam seminggu, saya memeriksakan tekanan darah saya kira-
kira 2 kali saja”
(RMA 45 tahun, 01 Maret 2018)

b) Jenis pemeriksaan kesehatan

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara

mendalam dengan informan hipertensi diketahui bahwa jenis

pemeriksaan kesehatan yaitu 1 kali (misalnya: pemeriksaan

tekanan darah) sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“jenis pemeriksaan yang saya dapatkan yaitu pemeriksaan tekanan


darah”
(STH 53 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa jumlah pemeriksaan kesehatan

masyarakat dalam seminggu dalam pencegahan hipetensi menjadi

berat yaitu 2 kali (misalnya: pemeriksaan tekanan darah dan

pemeriksaan laboratorium) sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“jenis pemeriksaan kesehatan yaitu pemeriksaan tekanan darah


dan laboratorium”
(RT 40 tahun, 02 Maret 2018)

c) Obat yang diterima setelah melakukan pemeriksaan kesehatan

untuk mencegah/menurunkan hipertensi

Berdasarkan beberapa hasil penelitian wawancara

mendalam dengan informan hipertensi diketahui bahwa alasan

masyarakat mendapatkan obat yang diterima setelah melakukan

pemeriksaan kesehatan untuk mencegah hipertensi yaitu untuk

89
menurunkan tekanan darah sebagaimana yang dikemukakan oleh

informan berikut ini:

“iya, saya di kasi obat setelah diperiksa sama dokter yaitu obat
captopril”
(NHC 44 tahun, 04 Maret 2018)

“iya, saya diberikan obat untuk menurunkan tekanan darah saya


ketika saya ke Puskesmas namun ketika saya diperiksa oleh
perawat itu, saya tidak diberikan obat”
(RMA 45 tahun, 01 Maret 2018)

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

hipertensi diketahui bahwa alasan masyarakat mendapatkan obat

yang diterima setelah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk

mencegah hipertensi yaitu tekanan darah tidak normal sebagaimana

yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya, saya dikasi obat untuk menurunkan tekanan darahku


karena akhir-akhir ini tidak pernah normal”
(SK 43 tahun, 02 Maret 2018)

5. Sosialisasi Program GERMAS

Terdapat beberapa hal yang diteliti untuk mengetahui sosialisasi

program GERMAS yang dilakukan petugas Puskesmas perilaku

pencegahan hipertensi dalam program GERMAS, yakni keinginan

melaksanakan sosialisasi program GERMAS di Puskesmas

Bontoramba, latar belakang pelaksanaan sosialisasi program

GERMAS di Puskesmas Bontoramba, pelaksanaan sosialisasi program

GERMAS dalam seminggu di Puskesmas Bontoramba, petugas tetap

yang ditugaskan untuk melaksanakan sosialisasi program GERMAS

dalam seminggu di Puskesmas Bontoramba, petugas lain mendapatkan

90
wewenang dari Kepala Puskesmas untuk melaksanakan sosialisasi

program GERMAS, bentuk penyampaian informasi pelaksanaan

sosialisasi program GERMAS dalam seminggu di Puskesmas

Bontoramba dan informasi yang disampaikan memberikan dampak

pada perubahan pola perilaku bagi masyarakat dalam pencegahan

hipertensi sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut :

a) Keinginan melaksanakan sosialisasi program GERMAS di

Puskesmas Bontoramba

Hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan

informan petugas Puskesmas diketahui bahwa alasan petugas

Puskesmas ingin melakukan sosialisasi program GERMAS untuk

pencegahan hipertensi yaitu menyadarkan masyarakat

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“Iya, saya berkeinginan melakukan sosialisasi GERMAS untuk


menyadarkan masyarakat”
(SM 24 tahun, 09 Maret 2018)

b) Latar belakang pelaksanaan sosialisasi program GERMAS di

Puskesmas Bontoramba

Hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan

informan petugas Puskesmas diketahui bahwa alasan yang melatar

belakangi pelaksanaan sosialisasi program GERMAS untuk

pencegahan hipertensi yaitu jumlah penderita hipertensi banyak

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

91
“banyaknya penderita hipertensi dalam setiap bulan, maka petugas
melaksanakan kegiatan GERMAS di desa atau wilayah kerja Puskesmas
Bontoramba untuk mengurangi angka
penderita hipertensi”
(SM 24 tahun, 09 Maret 2018)

c) Pelaksanaan sosialisasi program GERMAS dalam seminggu di

Puskesmas Bontoramba untuk mencegah hipertensi

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

petugas Puskesmas diketahui bahwa alasan petugas Puskesmas

melaksanakan sosialisasi yaitu sebanyak 1 kali pelaksanaan

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“saya melaksanakan sosialisasi program GERMAS hanya 1 kali


dalam seminggu di satu desa dan beberapa dusun yang terkait
didalamnya”
(SM 24 tahun, 09 Maret 2018)

d) Petugas tetap yang ditugaskan untuk melaksanakan sosialisasi

program GERMAS dalamm seminggu di Puskesmas Bontoramba

untuk mencegah hipertensi

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

petugas Puskesmas diketahui bahwa petugas tetap yang

ditugaskan untuk melaksanakan sosialisasi yaitu sebanyak 3 orang

petugas tetap sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“iya, terdapat petugas tetap yang melaksanakan program GERMAS


yaitu 3 orang”
(SM 24 tahun, 09 Maret 2018)

92
e) Petugas lain mendapatkan wewenang dari Kepala Puskesmas

untuk melaksanakan sosialisasi program GERMAS dalamm

seminggu di Puskesmas Bontoramba untuk mencegah hipertensi

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

petugas Puskesmas diketahui bahwa petugas lain mendapatkan

wewenang dari Kepala Puskesmas untuk melaksanakan sosialisasi

yaitu sebanyak 3 orang petugas lain sebagaimana yang

dikemukakan oleh informan berikut ini:

“iya, terdapat petugas lain yang turut serta dalam pelaksanaan


program GERMAS yaitu 3 orang”
(SM 24 tahun, 09 Maret 2018)

f) Bentuk penyampaian informasi pelaksanaan sosialisasi program

GERMAS dalam seminggu di Puskesmas Bontoramba untuk

mencegah hipertensi

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

petugas Puskesmas diketahui bahwa bentuk penyampaian

informasi pelaksanaan sosialisasi yaitu mengeluarkan surat tugas

sebagaimana yang dikemukakan oleh informan berikut ini:

“bentuk penyampain yang kami lakukan yaitu dengan mengeluarkan


surat tugas di desa yang akan di tempati untuk melaksanakan sosialisasi
dan kepala desa mengumpulkan masyarakatnya
untuk diberikan penyuluhan tentang GERMAS oleh petugas”
(SM 24 tahun, 09 Maret 2018)

93
g) Informasi yang disampaikan memberikan dampak pada perubahan

pola perilaku bagi masyarakat dalam pencegahan hipertensi

Hasil penelitian wawancara mendalam dengan informan

petugas Puskesmas diketahui bahwa informasi yang disampaikan

memberikan dampak pelaksanaan pada perubahan pola perilaku

bagi masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu perubahan

pola hidup sehat sebagaimana yang dikemukakan oleh informan

berikut ini:

“iya, misalnya masyarakat sudah mulai mengubah pola hidup dan


makanannya dalam setiap hari bahkan ingin melakukan
kegiatan olahraga di desanya”
(SM 24 tahun, 09 Maret 2018)

b. Hasil Observasi

a) Aktivitas Fisik

Berdasarkan hasil observasi aktifitas fisik yaitu olahraga

terdapat beberapa masyarakat (hipertensi dan non hipertensi) yang

mengikuti program GERMAS yang dilaksanakan di lapangan. Salah

satu jenis olahraga yang dilakukan oleh masyarakat adalah senam,

terdapat pada gambar dibawah ini:

94
Gambar 1.5 Pelaksanaan Olahraga “Senam”

b) Konsumsi Buah dan Sayur

Berdasarkan hasil observasi konsumsi buah dan sayur terdapat

beberapa masyarakat (hipertensi dan non hipertensi) yang rutin

mengonsumsi buah dan sayur, namun ada pula yang mengonsumsi

setelah mendapatkan informasi saat mengikuti program GERMAS.

Salah satu jenis buah yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah buah

pisang dan pepaya, sementara untuk sayur sendiri tim Puskesmas tidak

menyediakan contoh sayur yang wajib dikonsumsi oleh masyarakat,

terdapat pada gambar dibawah ini:

95
Gambar 1.6 Konsumsi buah dan sayur pada kegiatan GERMAS

Gambar 1.7 Konsumsi buah dan sayur informan non hipertensi

96
Gambar 1.8 Konsumsi buah dan sayur informan hipertensi

Berdasarkan hasil observasi pemeriksaan kesehatan secara rutin

yaitu pemeriksaan tekanan darah yang dihadiri oleh beberapa

masyarakat (hipertensi dan non hipertensi) yang mengikuti program

GERMAS, sedangkan pemeriksaan laboratorium dilakukan di

Puskesmas Bontoramba. Pelaksanaan pemeriksaan tekanan darah dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

97
Gambar 1.9 Pemeriksaan tekanan darah

Gambar 1.10 Pemeriksaan laboratorium

c) Sosialisasi Program GERMAS

Berdasarkan hasil observasi terkait sosialisasi Program

GERMAS yaitu penyuluhan (penyampaian yang dihadiri oleh

beberapa masyarakat (hipertensi dan non hipertensi) yang mengikuti

program GERMAS, sedangkan pemeriksaan laboratorium dilakukan

di Puskesmas Bontoramba. Pelaksanaan pemeriksaan tekanan darah

dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

98
Gambar 1.11 Sarana (tempat pelaksanaan olahraga “Senam”)

D. Pembahasan

1. Niat

Niat masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan hipertensi

dalam program GERMAS dibagi menjadi dua, keinginan melakukan

aktifitas fisik dan keinginan mengonsumsi buah dan sayur.

a. Keinginan melakukan aktifitas fisik

Ada beberapa alasan masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik

untuk pencegahan hipertensi salah satunya dengan melakukan demi

kebaikan dan kesehatan dirinya. Hal ini sejalan dengan penelitian

Farizati (2002) yang mengatakan bahwa aktifitas fisik yang terencana

dan terstruktur serta melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan

bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Alasan masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik lainynya sebagai

bentuk pencegahan hipertensi adalah menyadari pentingnya

pencegahan dini penyakit hipertensi guna terhindar dari penyakit

99
hipertensi sejak dini. Hal ini sejalan dengan penelitian Rika (2016)

tentang upaya pencegahan hipertensi mengatakan bahwa pencegahan

sebenarnya mampu memutus matarantai penatalaksanaan hipertensi

dan komplikasinya. Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan

berbagai cara diantaranya adalah dengan olahraga teratur, gizi

seimbang, penggunaan antihipertensi, dan pencegahan autoimunitas.

Kemudian, salah satu alasan masyarakat ingin melakukan aktifitas

fisik untuk pencegahan hipertensi yaitu mengupayakan melakukan

aktifitas fisik di waktu senggang (di luar jam kerja). Hal tersebut

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sellar & Boshoff (2006)

mengatakan bahwa aktivitas relaksasi di waktu senggang yang

dilakukan di Australia ini sebagai bentuk keterlibatan pada aktivitas

leisure. Pengalaman tentang kebebasan beraktivitas sangat diperlukan

dalam mendefinisikan aktivitas leisure yang dilakukan dengan penuh

kesadaran.

Alasan lain yang diungkapkan oleh masyarakat ingin melakukan

aktifitas fisik dalam pencegahan hipertensi karena setuju dengan

konsumsi sayur dan buah. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh

Khairunnisa, dkk (2012) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara sikap dengan kebiasaan konsumsi buah dan sayur

pada orang dewasa di Malaysia.

Bukan hanya alasan di atas, masyarakat ingin melakukan aktifitas

fisik dalam pencegahan hipertensi juga karena mendukung kegiatan

100
GERMAS di Puskesmas sebagai Kader Posyandu harus menjadi

contoh sekaligus penggerak di masyarakat. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Andy Dikson P, dkk (2017)

menyebutkan bahwa peran kader dalam kegiatan Posyandu terhadap

pembangunan kesehatan sangat dibutuhkan meliputi kegiatan

pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), pelayanan KB (Keluarga

Berencana), pelayanan imunisasi, pelayanan gizi, dan pelayanan

penanggulangan diare dan penyakit menular lainnya.

Selanjutnya, alasan masyarakat ingin melakukan aktifitas fisik

dalam pencegahan hipertensi yaitu masyarakat menyukai olahraga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angraini (2014) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara aktivitas fisik atau olahraga dengan kejadian

hipertensi.

Terakhir, yang menjadi alasan masyarakat ingin melakukan

aktifitas fisik dalam pencegahan hipertensi dengan terpapar informasi

program GERMAS. Hal ini sesuai dengan konsep opinion leader yang

memiliki asumsi bahwa ada dua proses yang berlangsung dalam

membantu menyukseskan program pemerintah yaitu pertama

mengenai penerimaan dan perhatian, dan yang kedua berkaitan dengan

respons dalam bentuk persetujuan atau penolakan terhadap upaya

mempengaruhi atau penyampaian informasi.

101
b. Keinginan mengonsumsi buah dan sayur

Alasan masyarakat ingin mengonsumsi buah dan sayur untuk

pencegahan hipertensi salah satunya mempercayai sayur dan buah

memiliki gizi yang baik bagi kesehatan. Hasil penelitian diatas sejalan

dengan penelitian Siti Hamidah (2015) menunjukkan bahwa buah dan

sayur merupakan bahan pangan yang penting. Kebutuhan ini dipenuhi

dengan menyediakan sayur dan buah secara beragam. Agar pemenuhan

gizinya dapat maksimal bagi kesehatan maka perlu memperhatikan

mutu dan keadaan bahan pangan baik saat dimakan mentah atau

dimasak.

Kemudian, yang menadi alasan masyarakat ingin mengonsumsi

buah dan sayur untuk pencegahan hipertensi dengan menyadari

pentingnya pencegahan hipertensi sejak dini. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Utsugi, dkk (2008) di Jepang

menunjukkan bahwa mengonsumsi buah dan sayur yang banyak

berhubungan rendahnya risiko untuk terkena penyakit hipertensi.

Alasan masyarakat ingin mengonsumsi buah dan sayur untuk

pencegahan hipertensi dengan memahami pentingnya kandungan gizi

sayur dan buah bagi penyakit hipertensi. Menurut hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penelitian dilakukan Aswatini, dkk. (2008)

untuk mengetahui pentingnya konsumsi sayuran dan buah untuk

kesehatan, masyarakat mengetahui bahwa konsumsi sayuran dan buah

102
baik untuk kesehatan karena sayuran dan buah mengandung zat gizi

dan vitamin.

Salah satu alasan masyarakat juga ingin mengonsumsi buah dan

sayur untuk pencegahan hipertensi yaitu dengan memahami manfaat

buah dan sayur. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Agus

(2004) yang mengatakan bahwa buah dan sayur merupakan bahan

pangan yang sangat memberi manfaat bagi tubuh. Tarutama untuk

mendukung kebutuhan akan vitamin. Vitamin merupakan kelompok

senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan protein,

karbohidrat maupun lemak.

Selain itu, salah satu alasan masyarakat ingin mengonsumsi buah

dan sayur untuk pencegahan hipertensi dengan mengonsumsi demi

kebaikan dan kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Parhati

(2011) yang mengatakan bahwa buah dan sayur mengandung banyak

vitamin serta mineral yang merupakan komponen gizi penting bagi

tubuh setiap manusia. Selain itu, buah merupakan sumber serat (fibre)

yang sangat berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh manusia.

Oleh karena itu, buah dan sayur merupakan salah satu kebutuhan yang

harus dipenuhi bagi kesehatan tubuh.

c. Keinginan melakukan pemeriksaan tekanan darah

Salah satu alasan masyarakat ingin melakukan pemeriksaan

tekanan darah untuk pencegahan hipertensi dengan merasakan gejala

hipertensi. Gejala yang sering ditemukan adalah sakit kepala, marah-

103
marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata

berkunang-kunang dan pusing (Tohaga, 2008).

Kemudian, alasan lain masyarakat ingin melakukan pemeriksaan

untuk pencegahan hipertensi ketika penyakit hipertensi kambuh

kembali. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

Martiningsih (2012) yang menjelaskan pentingnya seft care (perawatan

diri) bagi penderita hipertensi didukung oleh ukuran individu dalam

perilaku menjaga kesehatan setiap hari. Self care merupakan indikator

keberhasilan setiap individu. Jika self care baik maka dengan

sendirinya kekambuhan hipertensi akan dapat dikontrol dengan baik.

Alasan lain masyarakat ingin melakukan pemeriksaan untuk

pencegahan hipertensi dengan mencegah penyakit hipertensi sejak

dini. Diketahui bahwa penyakit hipertensi seringkali tidak

menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus

tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh

karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan

tekanan darah secara berkala (Sidabutar, 2009). Sehingga pemeriksaan

hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien

datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika telah

terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan

gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi

ginjal, gangguan fungsi kognitif/stroke (Wolff, 2006).

104
Selanjutnya, yang menjadi alasan masyarakat ingin melakukan

pemeriksaan untuk pencegahan hipertensi yaitu selama tidak

mengganggu waktu kerja. Hal ini tidak sejalan dengan pernyatan dari

Yusri (2015) yang mengatakan bahwa kesibukan dalam bekerja sangat

menyita waktu sehingga tidak sempat untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan. Padahal pemeriksaan kesehatan akan sangat berguna

sebagai pencegahan penyakit yang berpotensi menyerang organ-organ

tubuh seseorang, yang dapat menyebabkan cacat fisik dan mental,

bahkan kematian.

2. Aktifitas Fisik

Terdapat beberapa hal yang diteliti untuk mengetahui aktifias fisik

berat masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan hipertensi dalam

program GERMAS, yakni pelaksanaan aktifitas fisik berat, waktu

pelaksanaan aktifitas fisik berat, pelaksanaan aktifitas fisik ringan, waktu

pelaksanaan aktifitas fisik ringan, pelaksanaan olahraga, waktu

pelaksanaan olahraga, jenis olahraga yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan aktifitas fisik berat

Jumlah aktifitas fisik berat yaitu 1 kali (pencegahan hipertensi

dan 2 kali dalam seminggu (misalnya: ke sawah) untuk pencegahan

hipertensi dianggap kurang sehingga peredaran menjadi tidak lancar.

Nanun, ketika aktifitas fisik berat dilakukan sebanyak 3 kali dalam

seminggu (misalnya: ke sawah dan menjahit pakaian) untuk

pencegahan hipertensi ini dianggap standar. Hal ini sejalan dengan

105
pernyataan dari Setiawan (2008) yang menyebutkan bahwa aktifitas

fisik berat setidaknya dilakukan 3 kali per minggu. Hal ini dapat

melancarkan peredaran darah karena pembuluh darah menjadi lebar

dan membakar lemak.

Sedangkan, ketika jumlah aktifitas fisik berat yaitu 4 kali

dalam seminggu (misalnya: berjalan ke kebun) dan 6 kali (misalnya:

menjual ikan di pasar dan berdagang di sekolah) hingga 7 kali dalam

seminggu (misalnya: berkendara motor dan bekerja di kebun) untuk

pencegahan hipertensi dianggap berlebihan. Hal tersebut

mengakibatkan otot jantung bekerja lebi keras pada setiap kontraksi.

Makin keras usaha otot jantung memompa darah, makin besar pula

tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan

tahanan porifer yang menyebabkan kenaikan tekanan darah (Elsanti,

2009).

b. Waktu pelaksanaan aktifitas fisik berat

Adapun waktu (jam/menit) melaksanakan aktifitas fisik berat

dalam sehari untuk pencegahan hipertensi yaitu 10 menit (misalnya:

bekerja di sawah). Hal ini mengacu pada FITT yang merujuk pada

intensitas (seberapa berat aktifitas fisik yang harus dilakukan) yaitu

aktifitas fisik berat seharusnya dilakukan sekitar 10 menit per

minggu (Setiawan, 2008). Namun, untuk waktu (jam/menit)

melaksanakan aktifitas fisik berat untuk pencegahan hipertensi yaitu

15 menit (misalnya: perjalanan ke sawah), 25 menit (misalnya:

106
perjalanan ke sawah dan mengambil barang), 30 menit (misalnya:

berjalan kaki, berjalan ke kebun dan berjalan ke sawah), 40 menit

(misalnya: perjalanan ke kebun), 1 jam (misalnya: menjahit,

perjalanan ke sawah dan kebun), 2 jam (misalnya: menjahit,

perjalanan ke sawah dan kebun), 5 jam (misalnya: menjual di pasar)

dan 8 jam (misalnya: berdagang di sekolah) ini dianggap tidak

sejalan sebab sangat berlebihan yang dapat memompa pembuluh

darah.

c. Pelaksanaan aktifitas fisik ringan

Waktu (jam/menit) melaksanakan aktifitas fisik berat dalam

sehari untuk pencegahan hipertensi yaitu 2 kali dalam seminggu

(misalnya: menimba air di sumur, mencuci) dan 3 kali dalam

seminggu (misalnya: membersihkan rumah, mencuci dan memasak

air minum) dianggap masih kurang dalam melancarkan peredaran

darah. Namun, yang menjadi acuan pada FITT yang merujuk pada

intensitas (seberapa berat aktifitas fisik yang harus dilakukan) yaitu

aktifitas fisik berat seharusnya dilakukan sebanyak 5 kali per minggu

(Setiawan, 2008). Sedangkan, waktu (jam/menit) melaksanakan

aktifitas fisik berat dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi

yaitu 7 kali (misalnya: membersihkan rumah/kamar kost, mencuci

pakaian, memasak nasi, menyapu halaman rumah dan membungkus

gula) ini dianggap sangat keras sebab otot jantung akan memompa

secara berlebihan.

107
d. Waktu pelaksanaan aktivitas fisik ringan

Adapun waktu (jam/menit) aktifitas fisik ringan yang

dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu 3

menit (misalnya: membersihkan rumah), 5 menit (misalnya:

menyapu halaman rumah) dan 15 menit (misalnya: menyapu lantai

rumah). Hal ini dianggap belum cukup untuk melancarkan

peredaran darah. Sedangkan, 30 menit (misalnya: menimba air di

sumur, membersihkan rumah/kamar kost, memasak air minum,

memasak nasi, menyapu halaman rumah, membungkus gula dan

mencuci) dan 40 menit (misalnya: menimba air di sumur) hingga 1

jam (misalnya: mencuci, memasak nasi dan membersihkan rumah).

Hal ini pula dinggap lebih dalam pelaksanaan aktifitas fisik ringan

yang dapat membuat pederita hipertensi menjadi kelelahan. Namun,

waktu (jam/menit) aktifitas fisik ringan yang dilakukan oleh

masyarakat dalam pencegahan hipertensi sebaiknya dilakukan

sekitar 20 menit. Hal ini mengacu pada FITT yang merujuk pada

intensitas (seberapa berat aktifitas fisik yang harus dilakukan)

(Setiawan, 2008).

e. Pelaksanaan olahraga

Adapun jumlah olahraga dalam seminggu yang dilakukan

oleh masyarakat untuk pencegahan hipertensi yaitu 1 kali (misalnya:

senam, peregangan otot dan jogging) dan 2 kali (misalnya:

peregangan otot, jalan santai, dan jogging). Hal ini tidak sesuai

108
dengan yang tertera pada Pusat Data dan Informasi dari Kementian

Kesehatan tentang penatalaksaan hipertensi yang mengatakan

bahwa olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat

berupa jalan, berlari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan

frekuensi 3-5 x per minggu (Kemenkes, 2013).

Jumlah olahraga dalam seminggu yang dilakukan oleh

masyarakat untuk pencegahan hipertensi yaitu 3 kali seminggu

(misalnya: jalan santai, peregangan otot). Hal ini sejalan dengan

penelitian Divine (2006) menunjukkan bahwa frekuensi olahraga

yang baik yaitu bila seseorang melakukan olahraga dalam waktu

seminggu dilakukan 3-5 kali dan dilakukan secara teratur dengan

intensitas yang sedang dapat menurunkan tekanan darah.

Jumlah olahraga dalam seminggu yang dilakukan oleh

masyarakat untuk pencegahan hipertensi yaitu 7 kali (misalnya:

jalan santai). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari

Beevers. D, G (2002) mengatakan bahwa olahraga yang baik pada

penderita hipertensi harus ditingkatkan, yaitu dengan cara

melakukan olahraga yang sifatnya aerobik seperti jalan kaki,

jogging, bersepeda dan renang. Frekuensi yang dianjurkan adalah 5-

7 kali setiap minggu dengan lama berolahraga lebih dari 30 menit.

Hasil penelitian di atas tidak sesuai dengan anjuran pada

pedoman GERMAS (2016) yang mengatakan bahwa latihan fisik

sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval 3-5 kali

109
per minggu, agar meningkatkan kesehatan dan kebugaran perlu

dilakukan latihan fisik dan olahraga teratur, yang dapat dilakukan

secara perorangan atau berkelompok (Kemenkes, 2016).

Hasil observasi diketahui bahwa terdapat fasilitas yang

memungkinkan masyarakat hipertensi dan non hipertensi

melakukan olahraga pada saat pelaksanaan program GERMAS

berupa lapangan. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian

dari Wirjasantos (1984) mengungkapkan bahwa, “Fasilitas olahraga

adalah suatu bentuk yang permanen, baik untuk ruangan di dalam

maupun diluar. Misalnya: gymnasium (ruang senam), kolam renang,

lapangan-lapangan permainan, dan sebagainya”. Fasilitas olahraga

didalamnya terdiri dari sarana dan prasarana penunjang aktivitas

olahraga. Sarana sendiri merupakan salah satu unsur penting yang

harus tersedia dalam olahraga.

f. Waktu pelaksanaan olahraga

Adapun waktu (jam/menit) melaksanakan olahraga dalam

seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 3 menit seminggu

(misalnya: jalan santai), 5 menit seminggu (misalnya: jalan santai

dan jogging), dan 10 menit (misalnya: peregangan otot dan jalan

santai) dianggap kurang untuk melancarkan peredarah darah.

Sehingga, waktu (jam/menit) melaksanakan olahraga yang efektif

dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 15 menit

(misalnya: jalan santai dan peregangan otot), 25 menit (misalnya:

110
jalan santai) dan 30 menit (misalnya: senam). Penelitian lain

mengungkapkan bahwa latihan olahraga dengan intensitas sedang

selama 15-60 menit merupakan terapi efektif untuk hipertensi

ringan sampai sedang, dengan demikian, sebaiknya program

olahraga aerobik disertakan bersama dengan penurunan berat

badan dan pembatasan garam untuk secara optimal menurunkan

tekanan darah yang tinggi tanpa intervensi obat (Sherwood, 2001).

Sedangkan, waktu (jam/menit) melaksanakan olahraga

dalam seminggu untuk pencegahan hipertensi yaitu 1 jam seminggu

(misalnya: peregangan otot, senam, dan bola volly). hal ini berbeda

dengan pernyataan dari Miller (2006) yang menyebutkan bahwa

olahraga aerobic dengan tipe 2 dianggap akan membuat naik

turunnya denyut nadi secara mendadak.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat kesamaan

antara waktu pelaksanaan GERMAS yaitu olahraga dilakukan

sekitar 30 menit per hari (latihan fisik sebaiknya dilakukan 150

menit per minggu), namun terdapat pula perbedaan antara anjuran

pada pedoman GERMAS dengan informasi informan yaitu 3, 10,

25, 60 (menit) dengan interval 3-5 kali per minggu (Kemenkes,

2016).

g. Jenis olahraga

Adapun jenis olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dalam pencegahan hipertensi yaitu jalan santai. Hasil penelitian

111
diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudjaswandi,

dkk. (2003) yang mengatakan bahwa dengan melakukan aktivitas

fisik berupa olahraga ringan seperti berjalan selama 30-60 menit

dengan frekuensi 3-5 kali seminggu.

Salah satu jenis olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dalam pencegahan hipertensi yaitu peregangan otot. Penelitian yang

dilakukan oleh Baross, dkk. (2013) menyatakan bahwa latihan

isometrik seperti peregangan otot telah menunjukkan pengurangan

tekanan darah. Keuntungan melakukan latihan isometrik dalam

jangka waktu pendek secara kontinyu (2 menit), menyebabkan

tekanan darah dan denyut jantung mencapai nilai yang stabil.

Salah satu jenis olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dalam pencegahan hipertensi yaitu senam. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian dari Cerika (2011) mengatakan bahwa

latihan senam mampu menurunkan secara signifikan tekanan darah

pada penderita hipertensi stadium ringan dengan penurunan sebesar

3,346 % (sistol) dan 4,273 % (diastol).

Kemudian, jenis olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

dalam pencegahan hipertensi yaitu bola voli. Menurut Suharno

(1981) latihan adalah suatu proses mempersiapkan fisik dan mental

anak latih secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi optimal

dengan diberi beban latihan yang teratur, terarah, meningkat

berulang-ulang waktunya.

112
Selain itu, salah satu jenis olahraga yang dilakukan oleh

masyarakat dalam pencegahan hipertensi yaitu joging. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudik (2007) yang

mengatakan bahwa olahraga seperti joging, yang dilakukan selama

16 minggu akan mengurangi kadar hormon norepinefrin

(noradrenalin) dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf

yang dapat menaikkan tekanan darah.

3. Konsumsi Buah dan Sayur

Terdapat beberapa hal yang diteliti untuk mengetahui konsumsi

buah dan sayur masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan

hipertensi dalam program GERMAS, yakni konsumsi buah dan sayur (per

hari) dan jenis konsumsi buah dan sayur, yang akan diuraikan sebagai

berikut:

a. Konsumsi buah (per hari)

Adapun jumlah konsumsi buah (per hari) masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 1 kali (misalnya: buah pisang, jambu, dan

rambutan), 2 kali (misalnya: buah pisang, jambu, rambutan), 3 kali

(misalnya: buah pisang, langsat, rambutan, pepaya, apel, dan

sarikaya). Namun, hasil penelitian diatas berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Grodner, dkk (2004) dalam DASH (Dietary

Approach to Stop Hypertention) menganjurkan untuk mengonsumsi

buah sebanyak 4-5 porsi/hari.

113
b. Jenis buah

Adapun jenis buah yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 1 jenis (misalnya: buah pisang). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penyataan bahwa konsumsi pisang

ambon sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan

tekanan darah disebabkan karena pisang ambon banyak mengandung

tinggi kalium dan rendah natrium (Winarno,2009).

Salah satu jenis buah yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 2 jenis (misalnya: buah pisang, rambutan,

pepaya dan mangga). Kemudian, hasil observasi diketahui bahwa

terdapat buah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat (hipertensi dan

non hipertensi) saat pelaksanaan program GERMAS berupa buah

pisang dan pepaya. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Osim dan Anon tentang “pengaruh terapi diet

pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi” di Amerika dan India membuktikan bahwa buah-buahan

seperti pisang dapat menurunkan tekanan darah tinggi karena

kandungan kalium yang tinggi yang bekerja mirip obat antihipertensi

di dalam tubuh manusia. Penelitian lain tentang salah satu buah yaitu

buah pepaya mengatakan bahwa pepaya terbukti mengurangi beban

kerja jantung dan dapat menurunkan tekanan darah disebabkan karena

kandungan diuretik didalam pepaya yang memiliki efek antihipertensi

114
dengan meningkatkan pelepasan air dan garam natrium (Yuliza,

2014).

Jenis buah yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 3 jenis (misalnya: buah pisang, rambutan,

jambu, pepaya, sarikaya dan mangga). Jambu biji juga mengandung

kalium yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung,

mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi ke sel

tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Menurut

Dr. James Cerda, dengan memakan jambu biji 0,5-1 kg/hari selama

empat minggu, risiko terkena penyakit jantung dapat berkurang

sebesar 16% (Parimin, 2007). Selain itu, ekstrak buah srikaya

(Annona Squamosa L.) dapat menurunkan tekanan darah dari dosis 50

mg/kg bb hanya mampu menurunkan tekanan darah rata-rata sebesar

22 mmHg (Fitriani, dkk. 2017).

Jenis buah yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 4 jenis (misalnya: buah pisang, rambutan,

langsat, pepaya, sarikaya, apel dan mangga). Pemberian jus apel dosis

1x 100 gram dan 100 ml air mineral, dapat menurunkan kolesterol

darah pada pasien hipertensi dan pengaturan diet pada penderita

hiperkolesterol harus mengurangi asupan makanan yang dapat

meningkatkan kolesterol dalam darah (Rahman, dkk. 2012).

115
c. Konsumsi sayur (per hari)

Adapun jumlah konsumsi sayur (per hari) masyarakat dalam

pencegahan hipertensi yaitu 1 kali dan 2 kali (misalnya: sayur

bening), serta 3 kali (misalnya: sayur bening dan sayur kacang hijau).

Hasil penelitian diatas tidak sejalan dengan anjuran DASH (Dietary

Approach to Stop Hypertention) yang menganjurkan masyarakat

untuk mengonsumsi sayur sebanyak 4-5 porsi/hari (Grodner, dkk.

2004).

d. Jenis sayur

Jenis sayur yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam

pencegahan hipertensi beraneka ragam mulai dari 1 jenis (misalnya:

sayur bening), 2 jenis (misalnya: sayur bening, sayur tumis dan sayur

kacang hijau), dan 3 jenis (misalnya: sayur bening, sayur tumis dan

sayur kacang hijau). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Yuliani,

dkk (2014) yang menyebutkan bahwa sayuran yang dimasak dengan

cara perebusan dan pengukusan memiliki aktivitas antioksidan yang

tinggi dibandingkan tanpa pemanasan dan penumisan seperti sayur

bening dan sayur kacang hijau.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat informasi

informan yang sesuai sesuai dengan anjuran pada pedoman GERMAS

(2016) yang mengatakan bahwa Setiap orang dianjurkan konsumsi

sayuran dan buah-buahan 400-600 gram perorang per hari bagi

remaja dan orang dewasa. Sekitar 2/3 dari jumlah anjuran konsumsi

116
sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur, agar

meningkatkan kesadaran berperilaku hidup sehat melalui

mengkonsumsi buah dan sayur bagi seluruh lapisan masyarakat

(Kemenkes, 2016).

4. Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin

Terdapat beberapa hal yang diteliti untuk mengetahui konsumsi

buah dan sayur masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan

hipertensi dalam program GERMAS, yakni pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan untuk mencegah hipertensi menjadi berat (per minggu), jenis

pemeriksaan kesehatan dan obat yang diterima setelah melakukan

pemeriksaan kesehatan untuk mencegah/menurunkan hipertensi, yang

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah hipertensi

menjadi berat (per minggu)

Adapun jumlah pemeriksaan kesehatan masyarakat dalam

seminggu untuk pencegahan hipetensi menjadi berat yaitu 1 kali

(misalnya: pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan

laboratorium). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa

masyarakat yang masih kurang melakukan pemeriksaan.

Sedangkan, terdapat pula masyarakat yang sudah melakukan 2

kali (misalnya: pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan

laboratorium). Hal ini sesuai dengan penelitian Tohaga (2008) yang

mengatakan bahwa diagnosis pada hipertensi hanya dapat ditentukan

117
pada dua sampai tiga kali pemeriksaan pada waktu yang berbeda,

kecuali bila terdapat kenaikan tekanan darah yang terlalu tinggi atau

terdapat gejala klinis lain yang mendukung.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat ketidaksesuaian

antara informasi yang diberikan oleh informan dengan anjuran pada

pedoman GERMAS (2016) yang mengatakan bahwa pemeriksaan/

skrining kesehatan usia 15 tahun keatas dilakukan minimal dilakukan

satu tahun sekali. (Kemenkes, 2016).

b. Jenis pemeriksaan kesehatan

Adapun jenis pemeriksaan kesehatan yaitu 1 jenis (misalnya:

pemeriksaan tekanan darah). Untuk mengukur tekanan darah maka

perlu dilakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Pengukuran

tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Hasil observasi menunjukkan bahwa ada 1 jenis pemeriksaan yang

diterima oleh masyarakat (hipertensi dan non hipertensi) saat

pelaksanaan program GERMAS berupa pemeriksaan tekanan darah.

Diketahui bahwa parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan

darah yaitu tekanan maksimal pada dinding arteri selama kontraksi

ventrikel kiri, tekanan diastolik yaitu tekanan minimal selama

relaksasi, dan tekanan nadi yaitu selisih antara tekanan sistolik dan

diastolik (penting untuk menilai derajat syok) (Smeltzer & Bare,

2001).

118
Salah satu jenis pemeriksaan kesehatan masyarakat dalam

seminggu dalam pencegahan hipetensi menjadi berat yaitu 2 jenis

(misalnya: pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan

laboratorium). Pemeriksaan laboratorium rutin yang

direkomendasikan sebelum memulai terapi antihipertensi adalah

urinalysis, kadar gula darah dan hematokrit; kalium, kreatinin, dan

kalsium serum; profil lemak (setelah puasa 9-12 jam) termasuk

HDL, LDL, dan trigliserida, serta elektrokardiogram. Pemeriksaan

opsional termasuk pengukuran ekskresi albumin urin atau rasio

albumin/kreatinin. Pemeriksaan yang lebih ekstensif untuk

mengidentifikasi penyebab hipertensi tidak diindikasikan kecuali

apabila pengontrolan tekanan darah tidak tercapai (Depkes, 2006).

c. Obat yang diterima setelah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk

mencegah/menurunkan hipertensi

Adapun alasan masyarakat mendapatkan obat yang diterima

setelah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah

hipertensi yaitu untuk menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian

ini menunjukkan kesesuaian dengan teori dan penelitian sebelumnya

bahwa dengan pemberian Kaptopril dapat menurunkan tekanan darah

pasien hipertensi sebesar 29,16/11,83 mmHg (Baharuddin, 2013).

Selain itu, salah satu alasan masyarakat mendapatkan obat

yang diterima setelah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk

mencegah hipertensi yaitu tekanan darah tidak normal. Hasil

119
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra

(2012) yang mengatakan bahwa Kaptopril merupakan golongan ACE

Inhibitor yang bekerja dengan menghambat Angiotensin Converting

Enzyme (ACE) yang dalam keadaan normal bertugas menonaktifkan

Angiotensin I menjadi Angiotensin II (berperan penting dalam

regulasi tekanan darah).

5. Sosialisasi Program GERMAS

Adapun alasan petugas Puskesmas ingin melakukan sosialisasi

program GERMAS untuk pencegahan hipertensi yakni dengan

menyadarkan masyarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Dyah, dkk

(2016) menyatakan bahwa penyuluhan peningkatan pengetahuan tentang

hipertensi, menu makanan yang sesuai bagi penderita hipertensi, self-

monitoring dan aktifitas fisik serta pencatatan rutin bagi penderita

hipertensi ini perlu diadakan secara berkelanjutan agar pengetahuan dan

kesadaran masyarakat mengenai hipertensi dapat meningkat.

Hal yang melatar belakangi petugas Puskesmas ingin melakukan

sosialisasi program GERMAS untuk pencegahan hipertensi yakni jumlah

penderita hipertensi banyak. Hal ini sejalan dengan penelitian dari

Rahmadiana (2012) pemberian informasi kesehatan diharapkan dapat

mengurangi angka kejadian suatu penyakit, mengubah sikap, dan

memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup

sehat serta sebagai sarana promosi kesehatan.

120
Selain itu, pelaksanaan sosialisasi program GERMAS dalam

sebulan di Puskesmas Bontoramba untuk mencegah hipertensi yakni 1 kali

pelaksanaan. Hal ini sejalan dengan dengan Pedoman Promosi Kesehatan

yang menjelaskan bahwa durasi dan waktu pelaksanaan sosialisasi atau

penyuluhan efektifnya diselenggarakan setiap bulan sesuai jenis kegiatan

tertentu (Kemenkes, 2014).

Adapun petugas tetap yang ditugaskan untuk melaksanakan

sosialisasi program GERMAS dalamm seminggu di Puskesmas

Bontoramba untuk mencegah hipertensi yakni 3 orang petugas tetap

ditambah dengan 3 orang petugas lain sudah dianggap efektif dalam

penyebaran informasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pedoman

Promosi Kesehatan yang menjelaskan bahwa pengelolaan promosi

kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang mempunyai

kapasitas di bidang promosi kesehatan yang dipilih dari tenaga khusus

promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional penyuluh kesehatan

masyarakat atau PKM) (Kemeskes, 2007).

Adapun bentuk penyampaian informasi pelaksanaan sosialisasi

program GERMAS dalamm seminggu di Puskesmas Bontoramba untuk

mencegah hipertensi yakni dengan mengeluarkan surat tugas. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Finoza (2009) yang

mengemukakan bahwa informasi tertulis yang dapat dipergunakan

sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu.

121
Informasi yang disampaikan memberikan dampak pada perubahan

pola perilaku bagi masyarakat dalam pencegahan hipertensi yakni adanya

perubahan pola hidup sehat. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Alfino,

dkk (2015) yang menyatakan bahwa upaya mempertahankan pola hidup

sehat secara biologis yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi yaitu

dengan pola makan dan penggunaan garam, pola aktifitas fisik/olahraga,

menjaga berat badan agar tetap normal, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak

merokok, dan memeriksakan tekanan darah secara berkala.

E. Keterbatasan Peneliti

Pada penelitian ini yang menjadi keterbatasan peneliti yaitu tidak

digunakannya metode FGD (Focus Group Discussion) dalam

pengumpulan data penelitian. Namun, ketika digunakan metode ini,

kemungkinan besar memiliki pengaruh yang baik yakni dapat memberikan

kemudahan kepada peneliti dalam memperoleh informasi dari informan

tanpa harus melakukan kunjungan ke rumah-rumah informan.

122
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini tentang perilaku pencegahan

hipertensi dalam program gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) di

wilayah kerja Puskesmas Bontoramba. Maka dapat diambil kesimpulan

yaitu sebagai berikut:

1. Niat

Alasan masyarakat (hipertensi) ingin melakukan aktifitas fisik

sebagai bentuk pencegahan hipertensi yakni masyarakat ingin

melakukan untuk kebaikan dan kesehatan, mencegah penyakit

hipertensi sejak dini, sayur dan buah memiliki gizi yang baik,

merasakan gejala hipertensi, penyakit hipertensi kambuh, mencegah

penyakit hipertensi sejak dini, dan berusaha selama tidak mengganggu

waktu kerja.

Alasan masyarakat (non hipertensi) ingin melakukan aktifitas

fisik sebagai bentuk pencegahan hipertensi yakni melakukan demi

kebaikan dan kesehatan, menyadari pentingnya pencegahan dini

penyakit hipertensi, mengupayakan melakukan di waktu senggang (di

luar jam kerja), setuju dengan konsumsi sayur dan buah, dan

mendukung kegiatan germas di puskesmas serta sebagai Kader

Posyandu harus menjadi contoh sekaligus penggerak di masyarakat.

123
2. Aktifitas Fisik

Pelaksanaan aktifitas fisik masyarakata (hipertensi) dalam

seminggu berupa aktifitas fisik berat 1, 2, 3, 4 , 6 dan 7 kali dengan

frekuensi waktu 10, 25, 30 menit bahkan 1 jam hingga 5 jam.

Kemudian, untuk aktifitas fisik ringan dalam seminggu yaitu 3- 7 kali

per minggu dengan frekuensi waktu 3, 15, 30 menit hingga 1 jam.

Selanjutnya, untuk pelaksanaan olahraga dalam seminggu yaitu 1, 2, 3

hingga 7 kali dengan frekuensi 3, 10, 15, dan 25 menit berupa olahraga

jalan santai, peregangan otot dan jogging.

Pelaksanaan aktifitas fisik masyarakata (non hipertensi) dalam

seminggu berupa aktifitas fisik berat 2, 3, 4 , 6 dan 7 kali dengan

frekuensi waktu 15, 25, 30, 40 menit bahkan 1 jam hingga 8 jam.

Kemudian, untuk aktifitas fisik ringan dalam seminggu yaitu 2, 3

hingga 7 kali per minggu dengan frekuensi waktu 5, 10, 30, 40 menit

hingga 1 jam. Selanjutnya, untuk pelaksanaan olahraga dalam

seminggu yaitu 1, 2, 3 hingga 7 kali dengan frekuensi 3, 10, 15, dan 30

menit hingga 1 jam berupa olahraga jalan santai, peregangan otot,

senam, bola volly dan jogging.

3. Konsumsi Buah dan Sayur

Jumlah konsumsi buah dalam sehari oleh masyarakat (hipertensi)

untuk pencegahan hipertensi yaikni 1 - 3 kali dengan jenis buah yaitu

buah pisang, pepaya, rambutan, langsat dan apel). Jumlah konsumsi

buah dalam sehari oleh masyarakat (non hipertensi) untuk pencegahan

124
hipertensi yaikni 1, 2 dan 3 kali dengan jenis buah yaitu buah pisang,

pepaya, rambutan, langsat, jambu dan sarikaya).

Jumlah konsumsi sayur dalam sehari oleh masyarakat (hipertensi)

untuk pencegahan hipertensi yakni 3 kali dengan jenis sayur yaitu

sayur bening dan kacang hijau. Jumlah konsumsi sayur dalam sehari

oleh masyarakat (non hipertensi) untuk pencegahan hipertensi yakni 1-

3 kali dengan jenis sayur yaitu sayur bening, tumis kangkung, santan,

dan kacang hijau.

4. Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin

Jumlah pemeriksaan kesehatan masyarakat (hipertensi) dalam

seminggu untuk pencegahan hipertensi yakni 1-2 kali dengan jenis

pemeriksaan yaitu pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan

laboratorium. Kemudian, obat yang diterima setelah melakukan

pemeriksaan yakni untuk menurunkan tekanan darah dan tekanan

darah tidak normal.

5. Sosialisasi Program GERMAS

Sosialisasi program GERMAS di Puskesmas Bontoramba bertujuan

untuk menyadarkan masyarakat sebab jumlah penderita hipetensi yang

tinggi di wilayah kerja Puskesmas Bontoramba. Pelaksanaan

sosialisasi program GERMAS dalam seminggu di Puskesmas

Bontoramba untuk mencegah hipertensi yakni 1 kali pelaksanaan.

Terdapat petugas tetap yang ditugaskan untuk melaksanakan

sosialisasi program GERMAS dalam seminggu di Puskesmas

125
Bontoramba untuk mencegah hipertensi yakni 3 orang dibantu oleh 3

orang petugas lain. Bentuk penyampaian informasi pelaksanaan

sosialisasi program GERMAS yakni dengan mengeluarkan surat tugas

yang disampaikan memberikan dampak pada perubahan pola perilaku

bagi masyarakat dalam pencegahan hipertensi yakni perubahan pola

hidup sehat.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto (Bagian Promosi Kesehatan)

Diharapkan kepada Bagian Promosi Kesehatan agar terus

mensosialisasikan program GERMAS kepada masyarakat sehingga

masyarakat dapat mempertahankan niatnya dalam melakukan perilaku

hidup sehat.

2. Bagi Puskesmas Bontoramba

Diharapkan kepada Puskesmas Bontoramba agar lebih

mengoptimalkan penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan

terkait promosi kesehaatan, perlindungan umum dan khusus dan

pemeriksaan kesehatan secara rutin sesuai dengan program GERMAS

yang saat ini dicanangkan oleh pemerintah sehingga masyarakat dapat

berpartisipasi aktif dalam rangka mewujudkan perilaku sehat.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat agar turut berpartisipasi aktif dalam

program GERMAS dengan cara mengikuti setiap kegiatan yang

diadakan oleh tim Puskesmas sehingga masyarakat sadar dan mandiri

126
serta mampu terhindar dari penyakit hipertensi sejak dini dengan rutin

melakukan aktifitas fisik, mengonsumsi buah dan sayur serta

melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di pelayanan

kesehatan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti seanjutnya agar dapat melakukan

penelitian yang sama dengan menggunakan metode kuantitatif untuk

melihat jumlah presentasi masyarakat yang belum tersentuh oleh

program GERMAS.

127
DAFTAR PUSTAKA

Agus Krisno Budiyono, Moch. 2004. Dasar-dasar ilmu Gizi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

Agus, M. 2004. Manfaat Olahraga Renang Bagi Tubuh . Dalam: Kumpulan


Diktat Kuliah Kedokteran Olahraga. Malang: Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
Aisyah dan Probosari, Enny. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis
Sativus L) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Wanita Usia 40-60 Tahun. Semarang : Skripsi.
Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior. New York: Open university
Press.
Albery, I.P., dan Munafo, M.. 2011. Psikologi Kesehatan, Panduan Lengkap dan
Komperehensif Bagi Studi Psikologi Kesehatan. Jakarta : Mitra Setia.
Alfino. dkk. 2015. Upaya Penderita Hipertensi Untuk Mempertahankan Pola
Hidup Sehat. Surabaya: Jurnal Keperawatan Terapan Poltekkes Kemenkes
Malang.
Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:
Alfabeta.
Anggraini, 2014.Evaluasi Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien di Insalasi
Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya.

Aswatini, dkk. 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat dalam Konteks
Pemenuhan Gizi Seimbang. Jakarta: Pusat Penelitian Kependudukan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI).

Arum, Meilisha Djati, dkk. 2010. Peran Sikap, Norma Subjektif & Persepsi
Kendali Perilaku dalam Memprediksi Intensi Wanita Melakukan
Pemeriksaan Payudara Sendiri.Jakarta : Artikel Ilmiah.
Azwar, Saifudin. 2011. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Battegay, E. J., dkk. 2005. Hypertension Princeples and Practice. USE: Taylor &
Francis Group, LCC.
Baharuddin, dkk. 2013. Perbandingan Efektivitas Dan Efek Samping Obat Anti
Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi.
Makassar: Jurnal.
Baross, A. W., Willes, J. D., & Swaine, I. L. (2013). Double-Leg Isometric
Exercise Training In Older Men. Journal Of Sport Medicine.
Beevers, D. G. 2002. Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rakyat.
Benson, Herbert dan Casey, Aggie. 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta :
Kelompok Gramedia.
Creswell, J. W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar.
Chaeroniza, Yusri. 2015.Analisis Pengaruh Pelayanan Terhadap Kinerja
Keuwangan Rumah Sakit Bogor Medical Center. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Depkes RI, 2006, Pharmaceutical Care untuk Hipertensi. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI.
Depkes RI. 2013.Hasil Riskesdas. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Darmawan, Dadang dan Zulfa, Siti. 2013. Pengaruh Promosi Kesehatan
Terhadap Motivasi Pasien Hipertensi Tentang Pelaksanaan Diet Hipertensi
Di Poliklinik Penyakit Dalam Rs. Rajawali Bandung. Bandung : Jurnal.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosda
Kerja Offset.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawasi Selatan. 2014. Profil Kesehatan Provinsi
Sulawasi Selatan. Makassar : Dinkes Provinsi Sulsel.
__________. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sulawasi Selatan. Makassar :
Dinkes Provinsi Sulsel.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Sulawasi
Selatan. Jeneponto :Dinkes Kabupaten Jeneponto.
Divine, Jon G. (2006). Program Olah Raga Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:
Citra Aji Parama.
Elsanti, S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolestrol, Stroke, Hipertensi &
Serangan Jantung. Yogjakarta : Araska.
Farizati. 2002. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: IPH (Indonesia
Publishing House).
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa
NonJurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Fitriani, Dkk. 2017. Efek Ekstrak Buah Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Mencit (Mus Musculus). Palu: Jurnal
Akademika Kimia Universitas Tadulako.

Green, Lawrence W., dkk. 1980. Helath Education Planing A Diagnostik


Approach, The Johns Hapkins University. California : Mayfield Publishing
Company.
Grodner, M, dkk. 2004. Foundations and Clinical Applications of Nutrition
Nursing Approach. Trird Edition. Missouri: Mosby
Hamidah, Siti. 2015. Sayuran Dan Buah Serta Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Yogyakarta; Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.

Hospital Authority. 2016. Hypertensionfor Indonesian. Hong Kong : Article.


Karim Dr. Farizati MH, 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta.
Kartika, dkk. 2016. Asupan Lemak dan Aktivitas Fisik serta Hubungannya dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan. Jurnal Gizi dan Dietetik
Indonesia.

Katharina , Wolf et al, 2013. Physical Limits Of Cell Migration: Control By ECM
Space And Nuclear Deformation And Tuning By Proteolysis And Traction Force.
Netherlands : Article.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Pelaksanaan Promosi


Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Kemenkes RI.

______________. 2013. Hasil Riskesdas. Jakarta : Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
______________. 2014. Kerangka Acuan Pelaksanaan Promosi Kesehatan.
Jakarta : Kemenkes RI.
______________. 2016. Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS). Jakarta : Kemenkes RI.

Khairunnisa, IO, dkk. 2012. Factors Influencing Fruits and Vegetables


Consumption Behaviour Among Adults in Malaysia. Malaysia: Journal of
Agribusiness Marketing.

Kowalski, Robert. 2010. Terapi Hipertensi: Program 8 Minggu Menurunkan


Tekanan Darah Tinggi. Bandung: Qanita Mizan Pustaka.

Kozier, B. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.


Lass, Roger. 1974. Linguistic Orthogenesis: Scots Vowel Length and the English
Length Conspiracy. Amsterdam: North Holland.

Leavell and Clark. 1965. Preventive Medicine for the Doctors in His Community.
Edisi 3. New York: McGraw-Hill Inc.

Lebalado, Lovindy Putri. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis


Sativus L) Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Penderita
Hipertensi. Semarang :Artikel Ilmiah.

Lisiswanti, Rika dan Nur Aulia Dananda, Dea. 2016. Upaya Pencegahan
Hipertensi. Lampung: Skripsi Universitas Lampung.

Martiningsih. 2012. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya


hipertensi primer pada pasien di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bima
ditinjau dari perspektif keperawatan self-care Orem. Nusa Tenggara Barat :
Jurnal.

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat


dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Milles, B. Mathew dan Michael, Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumbertentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP.
Miller dan Connel, 2006. Kimia dan Etoksikologi Pencemaran, Jakarta: UI Press.
National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES). 2010. Surveys
and Data Collection Systems.Atlanta, GA: US Department of Health and
Human Services, CDC, National Center for Health Statistic.

Newcomb, A. F., dkk. 1998. Preadolescent Friendship dnd Peer Rejection As


Predictors of Adult Adjustment. Journal Child Development.

Noor, Nur Nasry. 2008. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

____________.2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Parimin. 2007. Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Patriana, P. 2007. Hubungan antara Kemandirian dengan Motivasi Bekerja


sebagai Pengajar Les Privat pada Mahasiswa Semarang. Semarang :
Skripsi.
Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan, dilengkapi dengan
Contoh Kuesioner.Yogyakarta : Nuha Medika.
Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Infodatin Hipertensi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Putra, Raden Ardhi. 2012. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi dengan
Metode ATC/ DDD pada Pasien Stroke Rawat Inap RSUD “B”. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta : Skripsi.
Rahman, Taufik. 2012. Perbedaan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi
Sebelum dan Sesudah Menjalani Pemeriksaan Oleh Dokter RSUD Simo
Boyolali. Surakarta: Skripsi.
Rahmadiana, M. 2012. Komunikasi Kesehatan: Sebuah Tinjauan. Jurnal
Psikogenesis.
Recky, Sinus, dkk. 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga,
Ketersediaan Sumber Bahan Makanan Diet Hipertensi Dengan Perilaku
Diet Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Balai Sepuak. Pontianak :
Jurnal.
Rismayanthi, Cerika. 2011. Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Melalui Senam Aerobik Low Impack. Yogyakarta: FIK-UNY.
Setiawan, dkk,. 2008. Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penerbit Plus.
Seller, Aggie & Boshoff Herbert (2006). Menurunkan Tekanan Darah. (Nirmala
Devi, Penerjemah). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Shanty, Meita. 2011. Silent Killer Deseases. Yogyakarta : Javalitera.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C., dan Bare, B. G., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

Smith, R. J. dan A., Mcsweeney. 2007. Charitable Giving: The Effectiveness of A


Revised Theory of Planned Behaviour Model in Predicting Donating
Intentions and Behaviour. Journal Of Community & Applied Social
Psychology.
Sudjaswandi, dkk. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewas Puskesmas
Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Riau: Faculty of Medicine-
University of Riau.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharno. 1981. Ilmu Coching Umum. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Sumekar Rengganis Wardani, Dyah Wulan. dkk. 2016. Peningkatan Pengetahuan


Pencegahan Hipertensi Pada Anggota Senam Lanjut Usia di Puskesmas
Rajabasa Indah Bandar Lampung. Lampung: Jurnal.

Suparto. 2010. Hubungan Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di


Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Surakarta : Tesis Universitas
Sebelas Maret.
Sutanto. 2009. Cegah & Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarya: Penerbit Andi.
Suthanaya, 2009. Analisis Aksesibilitas Penumpang Angkutan Umum Menuju
Pusat Kota Denpasar Di Provinsi Bali.Bali : Jurnal.
Sidabutar RP, Wiguno P. Hipertensi Essensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI.

Tohaga. E. 2008. Hipertensi, Gejala dan Komplikasi . Artikel

Tse, Andy Dikson P. dkk. 2017. Peran Kader Posyandu Terhadap Pembangunan
Kesehatan Masyarakat. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang :
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Winarno, F. G., S. 2009. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia: Jakarta.
Wirjasantosa. Kebijakan Retal. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta:
Universitas Indonesia.
World Health Oganization. 2011. Global Status Report on Non-communicable
Disease. Geneva, Switzerland: WHO Press.
Wolff, H. P. 2006. Hipertensi. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer, Gramedia.
Wrihatnolo, R.R. dan Dwidjowijoto, R.N. 2007. Manajemen pemberdayaan :
Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat.Jakarta :
PT Elex Media Komputindo.
Yessica, L. I. 2008. Fenomena Kemandirian pada Anak Tunggal. Semarang:
Skripsi.
Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta : Rajagrafindo
Persada.

Yudik, Prasetyo, 2007. Olahraga Bagi Penderita Hipertensi. Yogyakarta: Jurnal


FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
Yuliani, Fatma, dkk. 2014. Hubungan Berbagai Faktor Resiko Terhadap
Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
2. Padang: Jurnal Kesehatan Andalas.

Yuliza, Elsa, dkk. 2014. Efektivitas Sari Buah Pepaya Mengkal (Carica Papaya)
Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Riau: Universitas Riau.

Yogiantoro, M. 2014. Hipertensi Esensial dalam Ilmu Penyakit Dalam : Edisi IV,
Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran UI.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM


GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MASYARAKAT NON HIPERTENSI

A. Karakteristik Informan
1. Nama :……………………………………………...
2. Umur :.……………………………………………..
3. Jenis Kelamin :……………………………………………...
4. Status Pasangan :……………………………………………...
5. Alamat :……………………………………………...
6. Pendidikan Terakhir :……………………………………………...
7. Pekerjaan :……………………………………………...
8. No.HP :……………………………………………...
9. Tanggal Wawancara : _ _ / _ _ / _ _ _ _ (tgl/bln/thn)

B. Daftar Pertanyaan
 Pertanyaan Niat
Probing :
1. Apakah Anda berkeinginan untuk melakukan aktivitas fisik dalam
pencegahan hipertensi?
2. Apakah Anda berkeinginan untuk mengonsumsi buah dan sayur
dalam pencegahan hipertensi?

 Pertanyaan Aktivitas Fisik


Probing :
1. Berapa kali dalam seminggu Anda melakukan aktivitas fisik berat?
2. Berapa lama (jam, menit) Anda melakukan aktivitas fisik berat?
3. Berapa kali dalam seminggu Anda melakukan aktivitas fisik ringan?
4. Berapa lama (jam, menit) Anda melakukan aktivitas fisik ringan?
5. Berapa kali dalam seminggu Anda melakukan olahraga?
6. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit) Anda melakukan olahraga?
7. Apakah jenis olahraga yang Anda lakukan setiap hari?

 Pertanyaan Konsumsi Buah dan Sayur


Probing :
1. Berapa kali dalam sehari Anda mengonsumsi buah?
2. Berapa jenis buah yang Anda konsumsi?
3. Berapa kali dalam sehari Anda mengonsumsi?
4. Berapa jenis sayur yang Anda konsumsi?
PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MASYARAKAT HIPERTENSI

A. Karakteristik Informan
1. Nama :……………………………………………...
2. Umur :.……………………………………………..
3. Jenis Kelamin :……………………………………………...
4. Status Pasangan :……………………………………………...
5. Alamat :……………………………………………...
6. Pendidikan Terakhir :……………………………………………...
7. Pekerjaan :……………………………………………...
8. No.HP :……………………………………………...
9. Tanggal Wawancara : _ _ / _ _ / _ _ _ _ (tgl/bln/thn)

B. Daftar Pertanyaan
 Pertanyaan Niat
Probing :
1. Apakah Anda berkeinginan untuk melakukan aktivitas fisik dalam
pencegahan hipertensi?
2. Apakah Anda berkeinginan untuk mengonsumsi buah dan sayur
dalam pencegahan hipertensi?
3. Apakah Anda berkeinginan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin dalam pencegahan hipertensi?

 Pertanyaan Aktivitas Fisik


Probing :
1. Berapa kali dalam seminggu Anda melakukan aktivitas fisik berat?
2. Berapa lama (jam, menit) Anda melakukan aktivitas fisik berat?
3. Berapa kali dalam seminggu Anda melakukan aktivitas fisik ringan?
4. Berapa lama (jam, menit) Anda melakukan aktivitas fisik ringan?
5. Berapa kali dalam seminggu Anda melakukan olahraga?
6. Berapa lama (jam, menit) Anda melakukan olahraga?
7. Apakah jenis olahraga yang Anda lakukan setiap hari?

 Pertanyaan Konsumsi Buah dan Sayur


Probing :
1. Berapa kali dalam sehari Anda mengonsumsi buah?
2. Berapa jenis buah yang Anda konsumsi?
3. Berapa kali dalam sehari Anda mengonsumsi?
4. Berapa jenis sayur yang Anda konsumsi?

 Pertanyaan Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin


Probing :
1. Berapa kali dalam seminggu Anda melakukan pemeriksaan
kesehatan untuk mencegah hipertensi menjadi berat?
2. Apakah jenis pemeriksaan kesehatan yang Anda lakukan di
pelayanan kesehatan?
3. Apakah Anda diberikan obat setelah melakukan pemeriksaan
ksehatan untuk mencega/menurunkan hipertensi?
PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PETUGAS PUSKESMAS

A. Karakteristik Informan
1. Nama :……………………………………………...
2. Umur :.……………………………………………..
3. Jenis Kelamin :……………………………………………...
4. Status Pasangan :……………………………………………...
5. Alamat :……………………………………………...
6. Pendidikan Terakhir :……………………………………………...
7. Pekerjaan :……………………………………………...
8. No.HP :……………………………………………...
9. Tanggal Wawancara : _ _ / _ _ / _ _ _ _ (tgl/bln/thn)

B. Daftar Pertanyaan
 Pertanyaan Niat
Probing :
1. Apakah Anda bermaksud untuk melaksanakan sosialisasi program
GERMAS di Puskesmas Bontoramba dalam mencegah hipertensi
bagi masyarakat (non hipertensi dan hipertensi)?
2. Apakah yang melatarbelakangi Anda melaksanakan sosialisasi
program GERMAS di Puskesmas Bontoramba untuk mencegah
hipertensi bagi masyarakat (non hipertensi dan hipertensi)?
 Pertanyaan Sosialisasi Program GERMAS
Probing :
1. Berapa kali dalam seminggu Anda melaksanakan sosialisasi program
GERMAS di Puskesmas Bontoramba untuk mencegah hipertensi
bagi masyarakat (non hipertensi dan hipertensi)?
2. Apakah ada petugas tetap yang ditugaskan untuk melaksanakan
sosialisasi program GERMAS di Puskesmas Bontoramba dalam
mencegah hipertensi bagi masyarakat (non hipertensi dan
hipertensi)?
3. Apakah petugas yang lain mendapatkan wewenang dari Kepala
Puskesmas untuk melaksakan sosialisasi program GERMAS dalam
mencegah hipertensi bagi masyarakat (non hipertensi dan
hipertensi)?
4. Bagaimana bentuk penyampaian informasi pelaksanaan sosialsasi
program GERMAS kepada masyarakat (non hipertensi dan
hipertensi)?
5. Apakah informasi yang Anda sampaikan memberikan dampak pada
perubahan pola perilaku bagi masyarakat dalam pencegahan
hipertsnsi? (Berikan contoh perubahannya).
Lampiran 2. Lembar Observasi

PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM


GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
LEMBAR OBSERVASI

Observasi akan dilakukan dengan cara melihat fasilitas yang mendukung Perilaku
Pencegahan Hipertensi Dalam Program GERMAS Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bontoramba.
Hasil observasi akan dibandingkan dengan hasil wawancara.

Tanggal Observasi : 27/02/2018

Lokasi Observasi : Pelaksanaan GERMAS (2 Desa)

Pengamat : Aulia Rahma Nigga

Objek Observasi : Pemeriksaan tekanan darah

Hasil Pengamatan

Pengukuran tekanan darah dilakukan di tempat pelaksanaan program

GERMAS yaitu di desa Balumbungan dan desa Bangkalaloe. Pada

pelaksanaan GERMAS, terdapat 3 orang Perawat yang melakukan

pengukuran tekanan darah. Perawat tersebut mengukur tekanan darah peserta

GERMAS sebelum melakukan olahraga dan setelah melakukan olahraga.


PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
LEMBAR OBSERVASI

Observasi akan dilakukan dengan cara melihat fasilitas yang mendukung Perilaku
Pencegahan Hipertensi Dalam Program GERMAS Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bontoramba.
Hasil observasi akan dibandingkan dengan hasil wawancara.

Tanggal Observasi : 27/02/2018

Lokasi Observasi : Pelaksanaan GERMAS (2 Desa)

Pengamat : Aulia Rahma Nigga

Objek Observasi : Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang

Hasil Pengamatan

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang tidak dilakukan di lokasi

pelaksanaan GERMAS, namun dilaksanakan di Puskesmas Bontoramba.

Penderita hipertensi yang telah mengikuti program GERMAS diarahkan ke

Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kolesterol, gula darah, asam urat

dan Hb jika masyarakat memiliki tekanan darah tinggi. Misalnya, >180

mmHg.
PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
LEMBAR OBSERVASI

Observasi akan dilakukan dengan cara melihat fasilitas yang mendukung Perilaku
Pencegahan Hipertensi Dalam Program GERMAS Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bontoramba.
Hasil observasi akan dibandingkan dengan hasil wawancara.

Tanggal Observasi : 27/02/2018

Lokasi Observasi : Desa Balumbungan dan Desa Bangkalaloe

Pengamat : Aulia Rahma Nigga

Objek Observasi : Buah dan sayur dikonsumsi saat pelaksanaan GERMAS

Hasil Pengamatan

Saat pelaksanaan sosialisasi program GERMAS, tim Puskesmas

menyediakan buah pepaya untuk dikonsumsi oleh masyarakat setelah

melakukan olahraga atau saat istirahat sambil mendengarkan arahan atau

penyuluhan yang difasilitatori oleh Kepala Puskesmas. Buah yang

dikonsumsi oleh masyarakat dimaksudkan sebagai salah satu contoh buah

yang mudah dijangkau dan murah harganya.


PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
LEMBAR OBSERVASI

Observasi akan dilakukan dengan cara melihat fasilitas yang mendukung Perilaku
Pencegahan Hipertensi Dalam Program GERMAS Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bontoramba.
Hasil observasi akan dibandingkan dengan hasil wawancara.

Tanggal Observasi : 28/02/2018

Lokasi Observasi : Puskesmas Bontoramba

Pengamat : Aulia Rahma Nigga

Objek Observasi : Tempat pelaksanaan sosialisasi program GERMAS

Hasil Pengamatan

Pelaksanaan sosialisasi program GERMAS dilakukan di 2 desa yaitu desa

Balumbungan dan desa Bangkalaloe. Pada kegiatan GERMAS diikuti oleh

tim Puskesmas, aparat desa dan masyarakat. Pelaksanaan olahraga (senam)

dipandu oleh 3 instruktur senam yaitu (Kepala Puskesmas, Petugas Promkes

dan Kader Posyandu) kemudian Kepala Puskesmas memberikan arahan

mengenai program GERMAS dan masyarakat diarahkan untuk mengonsumsi

buah (pisang dan pepaya) yang disediakan oleh tim Puskesmas. Selanjutnya
PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM
masyarakat diarahkan untuk mengukur tekanan darahnya.
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI DALAM PROGRAM
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONTORAMBA
==========================================================
LEMBAR OBSERVASI

Observasi akan dilakukan dengan cara melihat fasilitas yang mendukung Perilaku
Pencegahan Hipertensi Dalam Program GERMAS Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bontoramba.
Hasil observasi akan dibandingkan dengan hasil wawancara.

Tanggal Observasi : 27/02/2018

Lokasi Observasi : Pelaksanaan GERMAS (2 Desa)

Pengamat : Aulia Rahma Nigga

Objek Observasi : Media Sosialisasi Program GERMAS

Hasil Pengamatan

Salah satu media yang digunakan pada saat sosialisasi program GERMAS

adalah media elektronik brerupa radio. Radio digunakan sebagai alat untuk

mengiringi olahraga senam. Kemudian, music diputar 1 kali untuk pemanasan,

setelah itu dimulailah senam dengan iringan musik yang berbeda-beda.


Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5. Matriks Wawancara

Matriks Hasil Penelitian Hipertensi

No. Informasi Inisial Emik Etik Reduksi

1. Keinginan melakukan “iya, saya itu paling rajin Masyarakat ingin Ada beberapa alasan
aktifitas fisik untuk kalau orang tua disini melakukan apapun masyarakat ingin
pencegahan hipertensi kalau tentang kesehatan ji demi kesehatannya. melakukan aktifitas
nak” Masyarakat juga fisik untuk pencegahan
sangat antusias dalam hipertensi yaitu:
RS mengikuti setiap
6. Masyarakat
program kesehatan
yang dilakukan oleh ingin
tim Puskesmas. melakukan
untuk kebaikan
“iya, saya pasti mau Selama ini masyarakat dan kesehatan
karena selama ini saya tidak tahu tentang cara 7. Mencegah
bingung cara mencegah mencegah penyakit penyakit
supaya tidak kambuh lagi hipertensi yang hipertensi sejak
penyakitku” dideritanya. Oleh dini
karena itu, masyarakat 8. Mencegah agar
ingin melakukan penyakit
NHC
apapun demi kebaikan kambuh
dirinya agar penyakit kembali
yang dideritanya tidak 9. Menyukai
kambuh lagi. olahraga

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


untuk melakukan aktifitas melakukan aktifitas
fisik untuk mencegah fisik dalam
hipertensi karena saya pencegahan penyakit
penderita hipertensi” hipertensi. Masyarakat
STH sangat menyadari 10. Terpapar
bahwa saat ini dia informasi
sedang menderita program
penyakit hipertensi. GERMAS

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


melakukan aktifitas fisik melakukan aktifitas
dalam pencegahan fisik dalam
RT hipertensi, insyaallah saya pencegahan penyakit
ikut kalau ada yang jaga hipertensi. Masyarakat
anakku karena masih akan melakukannya
kecil” ketika dia tidak sibuk
sebab dia memiliki
anak yang sangat
menyita waktunya
untuk melakukan
aktifitas fisik tersebut.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


untuk melakukan aktifitas melakukan aktifitas
fisik dalam pencegahan fisik dalam
hipertensi karena tekanan pencegahan penyakit
darah sering naik, apalagi hipertensi. Masyarakat
saya suka olahraga” sangat menyadari
bahwa saat ini dia
sedang menderita
RMA
penyakit hipertensi.
Selain itu, masyarakat
mengakui bahwa dia
sangat suka
berolahraga yang
dapat menyehatkan
dirinya.

“iya, saya mau ji asalkan Masyarakat ingin


saya tidak sibuk ji” melakukan apapun
demi kesehatannya
yang jelas dia tidak
memiliki kesibukan
yang dapat
menghambat dirinya
NHT
untuk melakukan
pencegahan penyakit
hipertensi.

“iya, saya mau ji karena Masyarakat ingin


bagus kalau ada kegiatan melakukan apapun
GERMAS karena ditensi ki, demi kesehatannya.
di kasi makan ki buah- Masyarakat sangat
buahan dengan olahraga” mendukung dengan
adanya program
GERMAS ini, sebab
SK
dia merasa diberi
kemudahan dalam
memperoleh pelayanan
kesehatan secara
gratis.

“iya, saya pasti mau ji nak Masyarakat ingin


karena yang saya tahu melakukan apapun
tentang aktifitas fisik demi kesehatannya.
HT olahraga ji sama seperti Pengetahuan
yang di praktekkan waktu masyarakat tahu
GERMAS” tentang aktifitas fisik
hanyalah olahraga. Dia
tahu karena dia
melihat apa yang
dipraktekkan paga
kegiatan GERMAS.

“iya, pasti mau ia karena Masyarakat ingin


bagus ki itu kalau ada melakukan apapun
kegiatan kesehatan” demi kesehatannya.
BL Masyarakat sangat
mendukung setiap
kegiatan dari tim
kesehatan.

2. Keinginan “iya, saya itu kalau buah- Masyarakat ingin Ada beberapa alasan
mengonsumsi buah dan buahan karena kusuka melakukan masyarakat ingin
sayur untuk pencegahan makan apalagi suka ki naik pencegahan hipertensi mengonsumsi buah dan
hipertensi darahkku” dengan rutin sayur dalam
mengonsumsi sayur pencegahan hipertensi
dan buah. Masyarakat yaitu:
mengakui bahwa
RS 1. Menyukai buah
dirinya sangat suka
mengonsumsi buah dan sayur
selama dia menderita 2. Mencegah
penyakit
hipertensi.
hipertensi sejak
“iya, saya mau karena Masyarakat ingin dini
saya sering ji beli buah melakukan 3. Percaya
yang bagus buat penyakit pencegahan hipertensi kandungan gizi
hipertensi” dengan rutin
mengonsumsi buah buah dan sayur
dan sayur karena itu baik
masyarakat percaya
NHC bahwa buah dan sayur
sangat baik untuk
penyakit hipertensi.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


untuk mengonsumsi buah melakukan apapun
STH
dan sayur dalam demi kesehatannya.
pencegahan hipertensi” Masyarakat percaya
bahwa dengan
mengonsumsi buah
dan sayur baik dalam
pencegahan hipertensi.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


mengonsumsi buah dan melakukan apapun
sayur dalam pencegahan demi kesehatannya.
hipertensi” Masyarakat percaya
bahwa dengan
RT mengonsumsi buah
dan sayur baik dalam
pencegahan hipertensi.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


untuk mengonsumsi buah melakukan
dan sayur dalam pencegahan hipertensi
pencegahan hipertensi dengan rutin
karena rutin mengonsumsi mengonsumsi buah
buah itu baik” dan sayur karena
RMA masyarakat percaya
bahwa buah dan sayur
sangat baik untuk
penyakit hipertensi.

“iya, saya mau ji karena Masyarakat ingin


konsumsi buah itu bagus melakukan apapun
untuk kesehatan kita” demi kesehatannya.
NHT Masyarakat percaya
dengan mengonsumsi
buah dan sayur bagi
kesehatan.

“iya, saya mau ji karena Masyarakat ingin


bagus kalau makan ki melakukan apapun
buah-buahan untuk demi kebaikannya.
penyakit tekanan darah” Masyarakat percaya
dengan mengonsumsi
SK buah dapat
menurunkan tekanan
darah.

“iya, saya pasti mau juga Masyarakat ingin


karena saya suka sekali melakukan apapun
makan pisang nak dan demi kebaikannya.
bagus ki katanya untuk Masyarakat percaya
tekanan darah tinggi” bahwa dengan rutin
mengonsumsi buah
pisang mampu
HT
menurunkan tekanan
darah tinggi.

“iya, saya pasti mau juga Masyarakat ingin


karena bagus beng kalau melakukan apapun
rajin ki makan buah dan demi kebaikannya.
BL sayur, apalagi untuk Masyarakat percaya
penderita hipertensi” dengan rutin
mengonsumsi buah
dan sayur sangat baik
untuk penderita
hipertensi.

Keinginan melakukan “iya nak, selalu ja pergi Masyarakat Ada beberapa alasan
pemeriksaan tekanan periksa saya karena kalau mengatakan bahwa masyarakat ingin
3. darah untuk pencegahan pusing-pusing ka pergi ka dirinya sering melakukan
hipertensi lagi ke Puskesmas” melakukan pemeriksaan tekanan
pemeriksaan ke darah untuk
Puskesmas. Namun dia pencegahan hipertensi
memeriksakan tekanan yaitu:
RS darahnya ketika
1. Merasakan
penyakitnya kambuh
seperti sakit kepala. gejala hipertensi
2. Penyakit
“iya, saya mau ji tapi Masyarakat ingin hipertensi
jarang ka pergi periksa di melakukan apapun kambuh
Puskesmas karena takut ka demi kebaikannya. 3. Mencegah
kalau na bilang dokter naik Namun, masyarakat ini penyakit
ki tensi ta” mengakui bahwa hipertensi sejak
NHC ketika dia dini
memeriksakan tekanan 4. Selama tidak
darahnya secara rutin mengganggu
dan tahu hasil tekanan waktu kerja
darahnya itu naik,
justru hasil itulah yang
membuatnya takut dan
khawatir.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


untuk melakukan melakukan
pemeriksaan tekanan pemeriksaan tekanan
darah dalam pencegahan darah untuk
hipertensi karena saya pencegahan hipertensi.
STH sudah lama menderita Sebab masyarakat
hipertensi” menyadari betul
tentang penyakit yang
sedang dideritanya.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


melakukan pemeriksaan melakukan
tekanan darah dalam pemeriksaan tekanan
pencegahan hipertensi darah untuk
karena tekanan darah pencegahan hipertensi.
RT sering naik” Masyarakat mengakui
bahwa akhir-akhir ini
tekanan darahnya tidak
pernah normal.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


untuk melakukan melakukan
pemeriksaan tekanan pemeriksaan tekanan
darah dalam pencegahan darah untuk
hipertensi tetapi saya pencegahan hipertensi.
jarang memeriksakan diri Namun, masyarakat
ke Puskesmas karena saya jarang memeriksakan
RMA
sibuk bekerja” tekanan darahnya ke
Puskesmas karena dia
mengaku sibuk
bekerja.

“iya, saya mau kalau ada Masyarakat ingin


kesempatan untuk pergi melakukan
periksa di Puskesmas” pemeriksaan tekanan
NHT darah untuk
pencegahan hipertensi
jika dia tidak memiliki
kesibukan.

“iya, saya mau ji karena Masyarakat ingin


saya sering ji pergi melakukan
periksa. Saya pergi periksa pemeriksaan tekanan
saat penyakitku kambuh darah untuk
lagi. Apalagi akhir-akhir pencegahan hipertensi
SK ini, tidak pernah normal karena masyarakat
tekanan darahku” mengakui kalua dia
rutin memeriksakan
dirinya ke Puskesmas.
Namun, masyarakat
memeriksakan tekanan
darahnya ketika
penyakitnya kambuh.

“iya, saya mau ji nak Masyarakat ingin


karena kalau sakit-sakit melakukan apapun
kepalaku pasti pergi lagi demi kesehatannya.
periksa karena kurasa Masyarakat mengakui
pasti naik lagi tekananku kalau dia
ini nak” memeriksakan tekanan
darahnya ketika dia
HT
merasa sakit kepala.
Masyarakat juga sudah
bisa memastikan kalua
gejala sakit kepala
adalah salah satu tanda
jikalau tekanan
darahnya pasti naik.

“iya, saya mau ji karena Masyarakat ingin


kalau sakit-sakit kepalaku melakukan
pasti pergi lagi periksa” pemeriksaan tekanan
darah ketika dia
merasakan gejala
BL penyakit hipertensi
seperti sakit kepala.

4. Pelaksanaan aktifitas “kalau pekerjaan berat Masyarakat mengaku Jumlah aktifitas fisik
fisik berat nak, tidak terlalu kerja ma, bahwa dirinya sudah berat masyarakat dalam
1 kali mami ka kerja tidak mengerjakan seminggu yaitu:
RS karena dilarang ka sama aktifitas fisik berat
1. 1 kali
suamiku selama sering selama dia menderita
naik tekanan darahku” penyakit hipertensi (misalnya:
karena dia dilarang berjalan
mencari
oleh suaminya.
penderita TB)
“kalau pekerjaan berat, Masyarakat mengaku 2. 2 kali
saya tidak pernah mi kerja bahwa dia tidak pernah (misalnya:
selama saya menderita mengerjakan aktifitas bekerja di
NHC hipertensi karena cepat ka fisik berat selama dia sawah)
lelah” menderita penyakit 3. 3 kali
hipertensi karena saya (misalnya:
merasa cepat lelah. menjahit
pakaian)
“dalam seminggu, saya Aktifitas fisik berat 4. 6 kali
melakukan pekerjaan berat yang dikerjakan oleh (misalnya:
STH kira-kira 3 kali yaitu masyarakat yaitu berdagang di
menjahit karena itu tommi menjahit, sekitar 3 kali sekolah)
saya pekerjaanku” selama seminggu. 5. 7 kali
“dalam seminggu, saya Aktifitas fisik berat (misalnya:
melakukan aktifitas fisik yang dikerjakan oleh bekerja di
berat sebanyak 1 kali yaitu masyarakat adalah kebun)
mencari penderita TB” mencari penderita TB
sebab masyarakat ini
RT merupakan kader TB.
Dalam seminggu,
masyarakat melakukan
pekerjaannya hanya 1
kali saja.

“dalam seminggu, Salah satu aktifitas


pekerjaan berat yang saya fisik berat yang
kerjakan yaitu berdagang dikerjakan oleh
di sekolah sekitar 6 kali” masyarakat adalah
berdagang di sekolah.
RMA Dia melakukan
pekerjaannya sekitar 6
kali selama seminggu.

“kalau pekerjaan berat Salah satu aktifitas


yang biasa saya kerjakan fisik berat yang
dalam seminggu ke sawah, dikerjakan oleh
NHT biasa saya ke sawah hanya masyarakat yaitu ke
2 kali saja” sawah. Pekerjaan ini
biasa dilakukan oleh
masyarakat sekitar 2
kali dalam seminggu.

“pekerjaan berat yang Salah satu aktifitas


biasa saya kerjakan ia fisik berat yang
SK menjual di pasar” masyarakat kerjakan
dalam seminggu yaitu
menjual di pasar.

Salah satu aktifitas


“kalau pekerjaan berat fisik berat yang
yang biasa saya kerjakan masyarakat kerjakan
yaitu berkendara motor yaitu berkendara
untuk ambil barang karena motor untuk
saya menjual barang mengangkut barang
campuran ji. Dalam dagangan sebab
seminggu, begitulah 3 kali masyarakat ini adalah
HT
ka pergi” pedagang kaki lima.
Dalam seminggu,
masyarakat
mengerjakan itu
sekitar 3 kali.

“Pekerjaan berat yang Masyarakat melakukan


kukerja dalam seminggu aktifitas fisik berat
yaitu 7 kali karena itu dalam seminggu yaitu
temani saya pekerjaanku sebanyak 7 kali, sebab
saya” itu merupakan
BL pekerjaan dari
masyarakat yang dia
kerjakan sehari-hari.

5. Waktu pelaksanaan “kalau perjalananku ke Salah satu aktifitas Waktu (jam/menit)


aktivitas fisik berat sawahku yang paling jauh fisik berat yang masyarakat melakukan
ia sekitar 2 jam ia nak” dikerjakan oleh aktifitas fisik berat
RS masyarakat adalah dalam pencegahan
berjalan ke sawah. hipertensi yaitu:
Perjalanan yang harus
1. 10 menit
ditempuh oleh
masyarakat sekitar 2 (misalnya:
jam. bekerja di
sawah)
“saya tidak pernah kerja Masyarakat mengakui 2. 25 menit
yang berat-berat lagi jd kalau dia sudah tidak (misalnya:
NHC saya tidak tahu berapa mengerjakan lagi mengambil
lama” aktiiftas fisik berat. barang)
3. 30 menit
“kalau saya menjahit, Masyarakat (misalnya:
biasanya membutuhkan mengerjakan berjalan kaki
waktu 1 jam baru berhenti pekerjaannya selama 1
STH ka terus lanjut menjahit jam lamanya untuk dan berjalan ke
lagi. Jai pekerjaanku saya menyelesaikan kebun)
banyak duduk” jahitannya. 4. 1 jam
(misalnya:
“Saya mencari penderita Masyarakat melakukan menjahit)
TB dengan berjalan kaki pekerjaannya yaitu 5. 5 jam
sekitar 30 menit” mencari penderita TB (misalnya:
RT dengan menempuh menjual di
perjalanan sekitar 30 pasar)
menit lamanya.

“pekerjaan saya selesai Masyarakat melakukan


sekitar 1 jam” pekerjaannya yaitu
RMA menjual jajanan di
Sekolah sekitar 1 jam.

“kalau saya ke sawah kira- Perjalanan yang harus


kira 10 menitlah karena ditempuh masyarakat
sawah saya dekat itu ada untuk sampai di sawah
dibelakang rumah tapi sekitar 10 menit saja,
saya menyebrang ke sebab sawah
NHT sungai” masyarakat itu terletak
di belakang rumahnya
namun masyarakat
harus menyeberangi
sungai terlebih dahulu
untuk sampai ke sawah
yang dituju.

“kalau saya menjual di Masyarakat melakukan


pasar, saya berangkat jam pekerjaannya dengan
7 terus pulang jam 10 menjual di pasar
SK pagi” sekitar 7 kali dalam
seminggu. Masyarakat
mengaku bahwa dia
berangkat jam 7 pagi
kemudian pulang jam
10 pagi.

“kalau pergi ka ambil Masyarakat melakukan


barang biasa 25 menit ka pekerjaannya dengan
nak baru sampai di mengambil barang.
HT rumah” Masyarakat
mengatakan bahwa dia
menempuh perjalanan
sekitar 25 menit untuk
sampai di rumah.

“kalau perjalananku ia Salah satu aktifitas


ada 30 menit baru fisik berat yang
sampaikan di kebun karena dikerjakan oleh
lumayan jauh yang saya masyarakat yaitu
pergi” berjalan ke kebun.
Perjalanan yang harus
ditempuh masyarakat
untuk sampai ke kebun
yaitu sekitar 30 menit
BL
karena kebun yang
masyarakat tempati
bekerja cukup jauh
dari rumahnya.

6. Pelaksanaan aktifitas “kalau pekerjaan ringan ia Salah satu aktifitas Jumlah aktifitas fisik
fisik ringan setiap hari nak (7 kali) fisik ringan yang ringan masyarakat
yaitu pagi dan sore karena masyarakat kerjakan dalam pencegahan
kalau tidak disapu kotor mi adalah membersihkan hipertensi yaitu:
depan rumah” rumah. Pekerjaan ini
RS masyarakat lakukan 1. 3 kali
(misalnya:
sekitar 7 kali dalam
seminggu yaitu pada membersihkan
rumah)
pagi dan sore hari.
2. 7 kali
“kalau pekerjaan ringan Salah satu aktifitas (misalnya:
yang saya kerja itu fisik ringan yang membersihkan
NHC menyapu ji, kalau menyapu masyarakat kerjakan rumah dan
ia 3 kali ji saya kerjakan adalah membersihkan mencuci
dalam seminggu ” rumah. Masyarakat pakaian)
melakukan pekerjaan
ini sebanyak 3 kali
dalam seminggu.

“dalam seminggu, Dalam seminggu,


pekerjaan ringan yang masyarakat melakukan
STH saya kerjakan 7 kali yaitu pekerjaannya sekitar 7
membersihkan halaman kali yaitu dengan
rumah karena sakit membersihkan rumah.
kepalaku liat kalau ada
yang kotor baik itu di atas
rumah maupun di bawak d
kolom rumah. Jadi harus
memang selalu dibersihkan
setiap hari”

“dalam seminggu, aktifitas Aktifitas fisik ringan


fisik ringan sebanyak 7 kali yang masyarakat
RT yaitu membersihkan kerjakan sebanyak 7
rumah” kali yaitu dengan
membersihkan rumah.

“dalam seminggu, “aktifitas fisik ringan


RMA pekerjaan ringan yang yang masyarakat
saya kerjakan yaitu kerjakan sebanyak 7
memasak sekitar 7 kali” kali yaitu dengan
memasak nasi”

“pekerjaan ringan yang Aktifitas fisik ringan


sering saya kerjakan yang sering
membersihkan rumah, saya masyarakat kerjakan
lakukan itu 7 kali dalam adalah membersihkan
seminggu” rumah. Dalam
NHT seminggu, masyarakat
mengerjakan
pekerjaannya sebanyak
7 kali.

“pekerjaan ringan yang Masyarakat melakukan


biasa saya kerja memasak” aktifitas fisik ringan
dengan memasak nasi.
Dalam seminggu,
masyarakat melakukan
SK pekerjaannya sekitar 7
kali.

“pekerjaan ringan yang Salah satu aktifitas


sering saya kerjakan yaitu fisik ringan yang
mencuci pakaian setiap masyarakat kerjakan
hari ka nak” yaitu mencuci pakaian.
Masyarakat
HT mengatakan bahwa dia
melakukan pekerjaan
ini sekitar 7 kali.

“pekerjaan ringan yang Salah satu aktifitas


biasa kukerja dalam fisik ringan yang
BL seminggu yaitu 7 kali dikerjakan oleh
dengan mencuci pakaian ” masyarakat yaitu
mencuci pakaian.
Dalam seminggu,
masyarakat melakukan
pekerjaannya sebanyak
7 kali.

7. Waktu pelaksanaan “kalau pekerjaanku selesai Masyarakat Waktu (jam/menit)


aktivitas fisik ringan sekitar 3 menit nak, mengatakan bahwa dia aktifitas fisik ringan
sebentar ji karena pagi dan menyelesaikan yang dilakukan oleh
sore ji dibersihkan” pekerjaanku sekitar 3 masyarakat dalam
menit. Dia mengakui pencegahan hipertensi
RS bahwa dia yaitu:
mengerjakannya hanya
1. 3 menit
sebentar yaitu pada
pagi dan sore hari. (misalnya:
membersihkan
“pekerjaanku baru selesai Masyarakat rumah)
kira-kira 30 menit” mengatakan bahwa dia 2. 15 menit
NHC mengerjakan (misalnya:
pekerjaannya sekitar membersihkan
30 menit. rumah)
“pekerjaan saya selesai Masyarakat 3. 30 menit
kira-kira 15 menit saja mengatakan bahwa dia (misalnya:
karena saya menyelesaikan memasak nasi)
membersihkannya pada pekerjaannya sekitar 4. 1 jam
STH
pagi dan sore hari” 15 menit. Dia (misalnya:
mengatakan bahwa dia membersihkan
melakukan rumah)
pekerjaannya 2 kali
sehari yaitu pada pagi
dan sore hari.

“Pekerjaan saya selesai Ketika masyarakat


kira-kira dalam waktu 30 mengerjakan
RT menit” pekerjaannya itu
membutuhkan waktu
30 menit.
“pekerjaan saya selesai Masyarakat
kira-kira 1 jam” menyelesaikan
pekerjaannya sekitar 1
RMA jam.

“kalau saya membersihkan Masyarakat


rumah, kira-kira 1 jam mengatakan bahwa dia
barulah semua pekerjaan mengerjakan
NHT saya selesai” pekerjaannya sekitar 1
jam barulah selesai
semua.

“kalau saya memasak Masyarakat


sekitar 1 jam baru selesai” mengerjakan
SK pekerjaannya sekitar 1
jam barulah selesai.

“kalau saya membersihkan Masyarakat


rumah, kira-kira 30 menit mengatakan bahwa dia
HT barulah semua pekerjaan mengerjakan
saya selesai” pekerjaannya sekitar 1
jam barulah selesai
semua.
“kalau mencuci ia ada 30 Pekerjaan yang
menit juga barulah selesai dilakukan oleh
semua” masyarakat sekitar 30
BL menit untuk
menyelesaikan
semuanya.

8. Pelaksanaan olahraga “kalau olahraga ia saya Masyarakat melakukan Jumlah olahraga dalam
rutin ka ia nak, pokoknya olahraga sekitar 7 kali. seminggu yang
setiap hari ka olahraga (7 Masyarakat dilakukan oleh
kali) setiap selesai ka mengatakan bahwa dia masyarakat dalam
sholat subuh pergi ma melakukan olahraga pencegahan hipertensi
RS jalan-jalan pagi supaya setelah sholat subuh yaitu:
bisa normal tekanan yaitu jalan santai agar
darahku nak” tekanan darahnya 1. 1 kali
(misalnya:
normal kembali.
joggimg)
“kalau olahraga saya tidak Masyarakat mengakui 2. 2 kali
pernah lakukan itu” bahwa dia tidak pernah (misalnya:
NHC melakukan olahraga. peregangan)
3. 3 kali
“dalam seminggu, saya Dalam seminggu, (misalnya: jalan
melakukan olahraga 3 masyarakat melakukan santai)
STH kali” olahraga 3 kali. 4. 7 kali
“dalam seminggu, saya Dalam seminggu, (misalnya: jalan
melakukan olahraga hanya masyarakat melakukan santai)
RT 1 kali saja” olahraga hanya 1 kali.

“dalam seminggu, saya Masyarakat melakukan


sering berolahraga olahraga sekitar 7 kali
RMA sebanyak 7 kali” dalam seminggu.

“kalau olahraga yang Salah satu olahraga


biasa saya kerjakan itu yang dikerjakan oleh
jalan-jalan pagi ji, kira- masyarakat adalah
kira 3 kali ji dalam jalan santai.
seminggu kalau ada Masyarakat mengakui
NHT kesempatan” bahwa dia
mengerjakannya
sekitar 3 kali jika dia
memiliki waktu luang.

“kalau olahraga ia, setiap Salah satu olahraga


hari ka jalan-jalan pagi” yang dikerjakan oleh
SK masyarakat adalah
jalan santai.

“saya olahraga setelah Salah satu olahraga


sholat subuh. Olahraga ku yang dilakukan oleh
itu saya joging sambil masyarakat adalah
berdzikir nak, setiap hari jogging. Masyarakat
ka itu dalam seminggu” mengatakan bahwa dia
HT melakukan olahraga
sebanyak 7 kali sambil
berdzikir setelah sholat
subuh.

“olahraga yang biasa Dalam seminggu,


kukerja dalam seminggu olahraga yang
yaitu 2 kali ji karena dikerjakan oleh
capekka kalau pulang ka masyarakat sekitar 2
dari kebun” kali. Masyarakat
BL mengakui bahwa
ketika dia lelah bekerja
di kebun, sehingga dia
melakukannya sangat
cepat.

9. Waktu pelaksanaan “itu ji nak, pagi-pagi tonji Masyarakat melakukan Waktu (jam/menit)
olahraga ku olahraga karena kalau olahraga sekitar 3 masyarakat melakukan
sore banyak pekerjaan nak, menit dalam sehari. olahraga dalam
RS jadi 3 menit ji sehari nak” Namun, dia pencegahan hipertensi
melakukannya hanya 1 yaitu:
kali soalnya pada sore
hari dia sibuk bekerja. 1. 3 menit
(misalnya: jalan
“kalau olahraga saya tidak Masyarakat santai)
pernah lakukan itu” mengatakan bahwa dia 2. 10 menit
NHC tidak pernah (misalnya:
melakukan olahraga. peregangan)
3. 15 menit
“saya melakukan olahraga Masyarakat melakukan
(misalnya: jalan
kira-kira 25 menit barulah olaharaga sekitar 25
santai)
saya berhenti karena menit barulah selesai
4. 25 meit
STH jaraknya tidak terlalu jauh sebab dia tidak terlalu
(misalnya: jalan
hanya didepan rumah jauh melakukannya.
santai)
saja”

“saya melakukan olahraga Masyarakat melakukan


sekitar 15 menit” olahraga sekitar 15
RT menit saja.

“saya berolahraga sekitar Masyarakat melakukan


15 menit barulah saya olahraga sekitar 15
RMA berhenti” menit setelah dia
berhenti untuk
melakukannya.

NHT “kalau saya olahraga Masyarakat melakukan


sekitar 25 menit, saya olahraga sekitar 25
mulai di depan rumah menit. Masyarakat
sampai mesjid ujung” mengerjakannya di
depan rumah sampai
ujung masjid.

“kalau olahraga ka, kira- Masyarakat melakukan


kira 15 menit baru berhenti olahraga sekitar 15
ma ka capek ki bela” menit. Jika masyarakat
SK sudah merasa lelah dan
cukup berolahraga
barulah dia berhenti.

“kalau saya olahraga Masyarakat melakukan


sekitar 15 menit, saya lari- olahraga sekitar 15
lari di depan rumah menit. Dia berolahraga
HT sampai perempatan nak” dari depan rumah
hingga ke perempatan
jalan.

“kalau saya olahraga kira- Masyarakat melakukan


kira 10 menit ji, sebentar ja olahraga sekitar 10
karena kalau capekka menit karena
BL kukasi cepat ji baru masyarakat merasa
berhenti ma” sangat lelah bekerja di
kebun pada pagi dan
sore hari, sehingga dia
jarang untuk
berolahraga.

10. Jenis olahraga “Kalau olahraga yang Salah satu olahraga Jenis olahraga yang
sering kulakukan ia jalan- yang dilakukan oleh dilakukan oleh
jalan pagi tapi sekali-kali masyrakat adalah jalan masyarakat dalam
RS juga senam tapi hari santai, namun pencegahan hipertensi
minggu pi di depan mesjid terkadang dia yaitu:
dengan masyarakat” melakukam senam
setiap hari minggu di
depan masjid. 1. Jalan santai
2. Peregangan
“kalau olahraga saya tidak Masyarakat mengakui
3. Jogging
pernah lakukan itu” bahwa dia tidak pernah
NHC melakukan olahraga.

“jenis olahraga yang saya Salah satu jenis


kerjakan yaitu jalan olahraga yang
STH santai” dilakukan oleh
masyarakat adalah
jalan santai.

“jenis olahraga yaitu jalan Salah satu jenis


santai di pagi hari” olahraga yang
dilakukan oleh
RT masyarakat adalah
jalan santai di pagi
hari.

“jenis olahraga yang saya Salah satu jenis


kerjakan yaitu jalan santai olahraga yang
RMA setiap pagi hari” dilakukan oleh
masyarakat adalah
jalan santai di pagi
hari.

“olahraga yang sering Salah satu olahraga


saya kerjakan hanya jalan- yang dilakukan oleh
NHT jalan pagi saja” masyarakat adalah
jalan santai.

“olahraga yang biasa Salah satu olahraga


kukerja jalan-jalan pagi ji” yang dilakukan oleh
SK masyarakat adalah
jalan santai.

“olahraga yang sering Salah satu jenis


saya kerjakan yaitu olahraga yang
HT jogging ji nak” dilakukan oleh
masyarakat adalah
jogging.

“olahraga yang biasa Salah satu jenis


kulakukan itu peregangan olahraga yang sering
ji saya karena itu mi paling masyarakat kerjakan
gampang kurasa ” yaitu peregangan.
Masyarakat merasa itu
BL merupakan salah satu
jenis olahraga yang
paling mudah dia
kerjakan di rumah.

11. Konsumsi buah “dalam sehari ia 3 kali ka Masyarakat Jumlah konsumsi buah
makan nak, kalau selesai mengatakan bahwa dia dalam sehari oleh
(per hari)
ka makan pasti makan ka mengonsumsi buah masyarakat untuk
RS lagi buah-buahan nak” sekitar 3 kali dalam pencegahan hipertensi
seminggu. Dia yaitu:
mengatakan bahwa dia
mengonsumsi buah
setelah dia makan. 1. 1 kali
(misalnya: buah
“dalam sehari saya Dalam sehari,
pisang)
konsumsi buah kira-kira 3 masyarakat
NHC 2. 3 kali
kali” mengonsumsi buah
(misalnya: buah
sekitar 3 kali.
pisang, pepaya,
“dalam sehari, saya Dalam sehari, rambutan dan
mengonsumsinya 3 kali masyarakat apel)
STH yaitu setiap saya selesai mengonsumsi buah
makan” sekitar 3 kali setelah
dia makan.

“dalam sehari, saya Dalam sehari,


mengonsumsi hanya 1 kali masyarakat
RT saja” mengonsumsi buah 1
kali.

“dalam sehari, saya Dalam sehari,


mengonsumsi hanya 1 kali masyarakat
RMA saja” mengonsumsi buah 1
kali.

NHT “dalam sehari, saya cuma Masyarakat


mengonsumsi 1 kali saja” mengonsumsi buah 1
kali dalam sehari.

“dalam sehari, saya makan Dalam sehari,


buah hanya sekali saja” masyarakat
SK mengonsumsi buah 1
kali.

“dalam sehari, saya Dalam sehari,


HT mengonsumsi hanya 1 kali masyarakat
saja” mengonsumsi buah 1
kali.

“dalam sehari, 1 kali ja Dalam sehari,


juga makan buah-buahan masyarakat hanya
karena tergantung kalau mengonsumsi buah
beli ka pasti makan ia” sekitar 1 kali juga.
Masyarakat
mengatakan bahwa dia
mengonsumsi buah
BL
tergantung persediaan
buah yang ada di
rumahnya. Itu
menunjukkan bahwa
dia akan mengonsumsi
buah ketika dia
membeli buah di
pasar, namun dia tidak
mengonsumsi ketika
dia tidak mengonsumsi
buah.

12. Jenis buah “buah yang biasa kumakan Masyarakat mengakui Jenis buah yang
ia pisang, langsat, apel bahwa dia dikonsumsi oleh
dengan rambutan nak jadi mengonsumsi buah masyarakat dalam
ada 4 jenis ji nak” sebanyak 4 jenis yaitu pencegahan hipertensi
RS buah pisang, yaitu:
rambutan, langsat dan
apel.
1. 1 jenis
“buah-buahan yang biasa Jenis buah yang
(misalnya: buah
kukonsumsi yaitu buah dikonsumsi oleh
pisang)
pisang, pepaya, rambutan, masyarakat adalah
2. 2 jenis
NHC langsat, dan apel” buah pisang, pepaya,
(misalnya: buah
langsat dan apel.
pisang dan
“jenis buah yang saya Salah satu jenis buah pepaya)
konsumsi yaitu buah yang sering 3. 3 jenis
pisang” dikonsumsi oleh (misalnya: buah
STH masyarakat adalah pisang,
buah pisang. sarikaya, dan
papaya)
“jenis buah yang saya Masyarakat 4. 4 jenis
konsumsi yaitu buah mengonsumsi 3 jenis (misalnya: buah
sarikaya, pisang dan buah yaitu buah papaya,
RT pepaya” sarikaya, pisang dan rambutan,
papaya. langsat dan
“jenis buah yang saya Salah satu jenis buah apel)
konsumsi yaitu buah yang dikonsumsi oleh
RMA pisang dan buah pepaya” masyarakat adalah
buah pisang dan
papaya.

“buah-buahan yang sering Salah satu jenis buah


saya konsumsi itu buah yang dikonsumsi oleh
NHT pisang” masyarakat adalah
buah pisang.

“buah-buahan yang sering Masyarakat mengakui


saya makan itu cuman 1 bahwa dia
jenis yaitu buah pisang. mengonsumsi buah
Kadang-kadang juga hanya 1 jenis yaitu
rambutan dan mangga” buah pisang saja.
SK Namun, terkadang dia
mengonsumsi buah
rambutan dan manga.

“buah-buahan yang sering Masyarakat


saya konsumsi itu buah mengatakan bahwa dia
HT pisang” mengonsumsi buah
hanya 1 jenis yaitu
buah pisang.
“buah-buahan yang Masyarakat
kumakan yaitu ada 3 jenis mengonsumsi buah
BL seperti buah pepaya, sebanyak 3 jenis, yaitu
pisang dan mangga” buah pisang, buah
papaya dan buah
manga.

13. Konsumsi sayur “dalam sehari saya makan Dalam sehari, Jumlah konsumsi sayur
sayur sekitar 3 kali yaitu masyarakat dalam sehari yang
(per hari) RS
saat makan pagi, siang dan mengonsumsi sayur dilakukan oleh
malam” sekitar 3 kali yaitu masyarakat untuk
pag, siang dan malam. pencegahan hipertensi
yaitu:
“setiap makan ka pasti Setiap makan ia pasti
makan sayur juga” mengkonsumsi sayur.
NHC
1. 3 kali
“dalam sehari, saya Dia mengkonsumsi (misalnya:
mengonsumsi sayur 3 kali” sayur 3 kali sehari. sayur bening
STH
dan sayur
“dalam sehari, saya Dalam sehari ia kacang hijau)
mengonsumsi sayur yaitu 3 mengkonsumsi sayur
RT kali” sebanyak 3 kali.

“dalam sehari, saya Masyarakat


mengonsumsi sayur mengkonsumsi sayur
sebanyak 3 kali karena sebanyak 3 kali dalam
setiap saya makan pasti sehari.
RMA makan sayur juga”

“dalam sehari, saya Dalam sehari ia


mengonsumsi setiap kali mengkonsumsi sayur 3
NHT makan yaitu 3 kali makan” kali.

SK “setiap kali saya makan Dia mengatakan setiap


pasti makan sayur” makan pasti
mengkonsumsi sayur.

“dalam sehari, saya Dia mengkonsumsi


mengonsumsi setiap kali sayur 3 kali dalam
HT makan yaitu 3 kali makan” sehari saat iya makan.

“dalam sehari, saya makan Dalam sehari,


sayur kira-kira 2 kali masyarakat
BL makan” mengatakan bahwa
dirinya mengonsumsi
sayur hanya 2 kali.

14. Jenis sayur “kalau dalam satu hari Iya mengatakan Jenis sayur yang
RS biasa 1 jenis ji nak, yaitu mengkonsumsi sayur dikonsumsi oleh
sayur bening ” biasa 1 jenis saja. masyarakat dalam
pencegahan hipertensi
“sayur yang biasa Iya mengatakan sering yaitu:
kumakan ia 1 jenis yaitu mengkonsumsi 1 jenis
NHC sayur bening ji” sayur yaitu sayur
bening.
1. 1 jenis
“jenis sayur yang saya Iya hanya (misalnya:
konsumsi hanya 1 jenis mengkonsumsi 1 jenis sayur bening)
STH yaitu sayur bening” sayur yaitu sayur 2. 2 jenis
bening. (misalnya:
sayur bening
“jenis sayur yang saya Iya sering konsumsi dan kacang
konsumsi yaitu sayur sayur bening. hijau)
RT bening”

“jenis sayur yang saya Iya hanya konsumsi


konsumsi yaitu sayur sayur bening dan sayur
RMA bening dan sayur kacang kacang hijau.
hijau”

“sayur yang biasa saya Dia hanya konsumsi 1


konsumsi hanya 1 jenis jenis sayur yaitu sayur
NHT yaitu sayur bening saja” bening.
“sayur yang sering saya Hanya 1 jenis sayur
makan hanya 1 jenis yaitu yang iya konsumsi
SK sayur bening ji” yaitu sayur bening.

“sayur yang biasa saya Dia hanya biasa


konsumsi hanya 1 jenis konsumsi 1 jenis sayur
HT yaitu sayur bening saja” yaitu sayur bening.

“sayur yang biasa Jenis sayur yang


kumakan ada hanya 1 jenis dikonsumsi oleh
BL yaitu sayur bening yang masyarakat ada 1 jenis
dicampur dengan kelor” yaitu sayur bening
yang dicampur dengan
daun kelor.

15. Pelaksanaan “kalau dalam satu minggu Dalam seminggu iya Jumlah pemeriksaan
pemeriksaan kesehatan biasa 1 kali ji nak, karena hanya pergi peiksa 1 kesehatan masyarakat
RS
untuk mencegah waktu pasar pi baru pergi kali pada saat hari dalam seminggu untuk
hipertensi menjadi berat ka lagi periksa nak di pasar. pencegahan hipertensi
(per minggu) Puskesmas” yaitu:

“dalam seminggu saya Dia pergi periksa 1 1. 1 kali


palingan 1 kali ji saya kali dalam seminggu (misalnya:
NHC pergi periksa karena biasa karna takut-takut pemeriksaan
kasi takut-takut dokter” dengan dokter. tekanan darah
“dalam seminggu, saya Dia melakukan dan
melakukan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan
kesehatan hanya 1 kali hanya 1 kali dalam laboratorium)
STH saja” seminggu. 2. 2 kali
(misalnya:
pemeriksaan
tekanan darah)
“dalam seminggu, saya 1 kali dalam seminggu
melakukan pemeriksaan iya melakukan
kesehatan hanya 1 kali” pemeriksaan di
RT puskesmas.

“dalam seminggu, saya Kira-kira 2 kali dalam


memeriksakan tekanan seminggu iya
darah saya kira-kira 2 kali memeriksakan tekanan
RMA saja” darahnya.

“dalam seminggu, saya Seminggu sekali


pergi periksa hanya 1 kali masyarakat rutin
saja karena kalau tidak memeriksakan
kambuh untuk apa saya kesehatannya.
pergi periksa tekanan
NHT darahku kan baik-baik ji
toh”

“dalam seminggu, saya Dalam seminggu


pergi periksa hanya 1 kali masyarakat hanya
SK saja” pergi memeriksakan
kesehatannya 1 kali.

“dalam seminggu, saya Dia pergi periksa saat


pergi periksa hanya 1 kali kambuh penyakitnya
saja karena kalau kambuh biasanya hanya 1 kali
HT lagi penyakitku pergi ka dalam seminggu.
lagi nak”

“dalam seminggu, saya Dalam seminggu,


pergi periksa hanya 1 kali masyarakat melakukan
saja karena kalau sakit lagi pemeriksaan sekitar 1
BL kepalaku baru ka pergi kali, ketika dia
lagi” merasakan sakit kepala
barulah dia pergi.

16. Jenis pemeriksaan “waktu pergi periksa di Di puskesmas dia Jenis pemeriksaan
kesehatan Puskesmas ia nak, di sering diperiksa kesehatan dalam
periksa Tekanan Darahku tekanan darah dengan pencegahan hipertensi
RS dengan Kolesterol karena kolesterol karna yaitu:
diambil darahku nak” diambil darahku. 1. 1 jenis
(misalnya:
“kalau pergi ka periksa di Masyarakat diberikan pemeriksaan
Puskesmas, dikasi ka pelayanan tekanan darah)
pelayanan yaitu pemeriksaan tekanan 2. 2 jenis
NHC pemeriksaan tekanan darah di puskesmas. (misalnya:
darah ji” pemeriksaan
tekanan darah
“jenis pemeriksaan yang Pemeriksaan yang dan
saya dapatkan yaitu sering didapatkan pemeriksaan
STH pemeriksaan tekanan masyarakat yaitu laboratorium)
darah” pemeriksaan tekanan
darah.

“jenis pemeriksaan Pemeriksaan yang


kesehatan yaitu sering kali didapatkan
RT pemeriksaan tekanan masyarakat yaitu
darah dan laboratorium” pemeriksaan tekanan
darah dan
laboratorium.

“jenis pemeriksaan yang Pemeriksaan yang


saya dapatkan hanya didapatkan masyarakat
RMA pemeriksaan tekanan hanya pemeriksaan
tekanan darah atau
darah atau tensi” tensi.

“pemeriksaan yang sering Pemeriksaan yang


saya dapatkan di didapatkan di
Puskesmas hanya puskesmas hanya
NHT pemeriksaan tekanan pemeriksaan tekanan
darah (tensi) saja” darah (tensi) saja.

“kalau pergi ka periksa di Rata-rata


Puskesmas atau Pustu, masyarakarat
saya ditensi saja. Itu ji mendapatkan
SK pelayanan yang saya pemeriksaan di pustu
dapatkan” atau puskesmas hanya
pemeriksaan tensi.

“pemeriksaan yang sering Masyarakat sering


saya dapatkan di mendapatkan
Puskesmas hanya pemeriksaan tekanan
pemeriksaan tekanan darah (tensi) dengan
darah (tensi) dengan laboratorium di
HT pemeriksaan puskesmas).
laboratorium”

“pemeriksaan yang sering Jenis pemeriksaan


saya dapatkan di Pustu yang didapatkan oleh
hanya pemeriksaan masyarakat hanya 1
BL tekanan darah (tensi)” jenis yakni
pemerikasaan tekanan
darah.

17. Obat yang diterima “iya nak, nakasi ja obat Setelah ia selesai di Ada beberapa alasan
setelah melakukan waktu ku sudah di periksa periksa oleh dokter iya masyarakat
pemeriksaan kesehatan nak” diberikan obat. mendapatkan obat
untuk RS setelah melakukan
mencegah/menurunkan pemeriksaan dalam
hipertensi “iya, saya di kasi obat Setelah ia diperiksa pencegahan hipertensi
setelah diperiksa sama oleh dokter ia yaitu:
NHC dokter yaitu obat diberikan obat jenis
captopril” captopril. 1. Menurunkan
tekanan darah
“iya, saya diberikan obat Iya diberikan obat 2. Tekanan darah
penurun darah” penurun darah saat tidak normal
STH sudah di periksa.

“iya, saya diberi obat Iya diberikan obat


untuk menurunkan tekanan setelah diperiksa untuk
RT darah” menurunkan tekanan
darah.

“iya, saya diberikan obat Dia sering


untuk menurunkan tekanan memeriksakan tekanan
darah saya ketika saya ke darahnya di puskesma
Puskesmas namun ketika dan di berikan obat
saya diperiksa oleh menurunkan tekanan
perawat itu, saya tidak darah tapi ketika ia
RMA diberikan obat” diperiksa oleh perawat
ia tidak di berikan
obat.

“iya, saya diberikan obat Ketika masyarakat


penurun darah” memeriksakan tekanan
NHT
darahnya,mereka di
berikan obat penurun
darah.

“iya, saya dikasi obat Ketika mereka


untuk menurunkan tekanan memeriksakan
darahku karena akhir- diri,mereka di berikan
SK akhir ini tidak pernah obat untuk
normal” menurunkan tekanan
darahnya yang tinggi.

“iya, saya diberikan obat Masyarakat mengataan


penurun darah” bahwa dia diberikan
HT obat penurun darah.

“iya, saya diberikan obat Masyarakat


mengatakan bahwa dia
penurun darah” diberikan obat oleh
petugas ketika dia
BL selesai diperiksa oleh
dokter.
Matriks Hasil Penelitian Non Hipertensi

No. Informasi Inisial Emik Etik Reduksi

1. Keinginan melakukan “Iya, asalkan kebaikan ji Masyarakat ingin Ada beberapa alasan
aktifitas fisik untuk pasti saya mau ji apalagi melakukan apapun demi masyarakat ingin
pencegahan hipertensi HS untuk kesehatan ji” kebaikan dan kesehatan melakukan aktifitas fisik
dirinya. untuk pencegahan
hipertensi yaitu:
“iya, mau ja saya ia kalau Masyarakat ingin
untuk kesehatan ta ji” melakukan apapun demi 6. Melakukan demi
WN kesehatannya. kebaikan dan
kesehatan
“iya, insyaallah mau ja Masyarakat ingin 7. Menyadari
karena masih muda ki toh melakukan apapun pentingnya
masa mau ki sakit” karena dia merasa Pencegahan dini
KK usianya masih muda penyakit hipertensi
untuk menderita 8. Mengupayakan
penyakit. Melakukan di
“iya, saya mau untuk Masyarakat ingin waktu senggang
melakukan itu dalam melakukan pencegahan (di luar jam kerja)
mencegah hipertensi dari hipertensi mulai dari 9. Setuju dengan
sekarang” sekarang. konsumsi sayur
MR
dan buah
“iya, pasti mau ki ka siapa Masyarakat ingin 10. Mendukung
NB mau sakit tekanan darah melakukan apapun demi kegiatan
tinggi ia” terhindar dari penyakit GERMAS di
hipertensi. Puskesmas
11. Sebagai Kader
“iya, mau ja ka untuk Masyarakat ingin Posyandu harus
kebaikan ji toh” melakukan apapun demi menjadi contoh
NHA kebaikan dirinya. sekaligus
“iya, mau ja yang penting Masyarakat ingin penggerak di
tidak ada ji pekerjaanku yang melakukan apapun yang Masyarakat
lain karena aktifitas fisik yang jelas dia tidak memiliki
DM ku tau itu setelah GERMAS pekerjaan karena
olahraga ji” aktifitas fisik yang dia
ketahui setelah
mengikuti program
GERMAS adalah
olahraga.

“iya, saya mau ji yang Masyarakat ingin


penting untuk kebaikan. melakukan apapun demi
Insyaallah saya bersedia” kebaikan dirinya. Dia
bersedia untuk
melakukan aktifitas fisik
RH untuk pencegahan
hipertensi.
“iya, mau ja asalkan tidak Masyarakat ingin
sibuk ja karena kalau petani melakukan apapun yang
banyak pekerjaannya” jelas dia tidak memiliki
kesibukan karena dia
merasa pekerjaan
BG sebagai petani memiliki
kesibukan yang cukup
padat.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


melakukan aktifitas fisik melakukan aktifitas fisik
dalam pencegahan hipertensi untuk pencegahan
TH dari sekarang” hipertensi mulai dari
sekarang.

“iya, mau ja karena kalau Masyarakat ingin


aktifitas fisik yang kutahu itu melakukan apapun demi
olahraga ji” kesehatanya. Dia
HN mengetahui bahwa salah
satu contoh aktifitas
fisik adalah olahraga.

”iya, saya berkeinginan untuk Masyarakat ingin


melakukan olahraga untuk melakukan apapun demi
kesehatanku nak” kesehatannya.
SRB Masyarakat merasa
bahwa salah satu bagian
dari aktifitas fisik adalah
olahraga”

“iya, saya mau ji karena “Masyarakat ingin


bagus tawwa itu kegiatan melakukan apapun demi
GERMAS ka karena ditensi kesehatannya.
IN ki, di kasi makan ki buah- Masyarakat sangat
buahan dengan olahraga” mendukung dengan
adanya program
GERMAS ini, sebab dia
merasa dimudahkan
serta diberi pelayanan
secara gratis oleh tim
Puskesmas.

“iya, pasti saya mau karena Masyarakat ingin


saya suka kalau ada seperti melakukan apapun demi
kegiatan GERMAS” kebaikannya.
Masyarakat sangat
mendukung setiap
NHH kegiatan yang
dilaksanakan oleh tim
Puskesmas seperti
program GERMAS ini.

“iya, saya berkeinginan untuk Masyarakat ingin


melakukan pencegahan melakukan aktifitas fisik
hipertensi karena bagus untuk mencegah
NRB tawwa itu kegiatan yang na penyakit hipertensi.
lakukan Puskesmas” Masyarakat sangat
mendukung setiap
kegiatan yang
dilaksanakan oleh tim
Puskesmas.

“iye, saya mau ja yang Masyarakat ingin


penting untuk kebaikan ji melakukan apapun demi
SY
kareng” kebaikannya.

“iya, saya pasti mau karena Masyarakat ingin


bagus ki kalau sering ki melakukan apapun demi
olahraga” kebaikannya.
NF Masyarakat percaya
bahwa rutin berolahraga
sangat baik untuk
kesehatannya.

“iya, saya pasti ikut karena Masyarakat ingin


saya masuk kader Posyandu, melakukan apapun demi
jadi kalau tidak ikut ka tidak kebaikannya.
ada mi yang arahkan ki orang Masyarakat mengetahui
untuk ikut kegiatannya bahwa dia termasuk
Puskesmas” kader Posyandu, jadi dia
merasa bahwa dia yang
SB akan mengarahkan
masyarakat yang lain
untuk ikut setiap
kegiatan Puskesmas.

2. Keinginan “Iya, pasti mau ia karena biar Buah dan sayur Ada beberapa alasan
mengonsumsi buah dan tidak disuruh kalau sayur dan dipercaya memiliki gizi masyarakat ingin
sayur untuk buah makan jaki karena yang baik sehingga mengonsumsi buah dan
pencegahan hipertensi HS bagus ki bede gizinya” masyarakat memiliki sayur untuk pencegahan
keinginan untuk selalu hipertensi yaitu:
mengonsumsinya.
1. Sayur dan buah
“iya, mau ja ia tapi jarang ka Masyarakat ingin memiliki gizi yang
makan ia” mengonsumsi buah dan baik
sayur. Namun, dia 2. Menyadari
WN kurang memperhatikan pentingnya
untuk mengonsumsinya. pencegahan
hipertensi sejak
“iya bah, yang jelas untuk Masyarakat ingin dini
kesehatan ta ji kenapa tidak melakukan apapun demi
mau dicegah dari sekarang kesehatannya. Dia 3. Memahami
ia” berpikir untuk mencegah pentingnya
KK hipertensi mulai dari kandungan gizi
sekarang dengan sayur dan buah
mengonsumsi buah dan bagi penyakit
sayur. hipertensi
4. Mengonsumsi
“iya, saya mau ji konsumsi Masyarakat ingin demi kebaikan dan
sayur dan buah untuk mengonsumsi buah dan kesehatan
MR
mencegah sebelum terkena sayur dengan alasan agar
hipertensi” dia bisa mencegah
terjadinya hipertensi.

“iya, karena hari-hari jaki Masyarakat percaya


makan ia. Ka bisa mi na bahwa dengan rutin
cegah hipertensi ka rutin jaki mengonsumsi buah dan
NB makan buah dengan sayur ia” sayur dapat mencegah
hipertensi.

NHA “iya, insyaallah mau ja yang Masyarakat ingin


penting kebaikan ji toh” melakukan apapun demi
kebaikan dirinya.

“iya, mau ka itu ia karena Masyarakat ingin


buah dan sayur dimakan ji melakukan apapun demi
toh baru bagus ji untuk kebaikannya karena dia
DM kesehatan” percaya bahwa dengan
mengonsumsi buah dan
sayur sangat baik untuk
kesehatan.

“iya, sama ji yang tadi. Yang Masyarakat ingin


penting untuk kebaikan. melakukan apapun demi
RH Insyaallah saya lakukan ji” kebaikan dirinya.

“iya, mau ja karena selalu ja Masyarakat ingin


beli buah-buahan” melakukan pencegahan
BG hipertensi dengan rutin
membeli buah dan sayur.

“iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin


mengonsumsi buah dan sayur melakukan pencegahan
dalam pencegahan hipertensi hipertensi mulai sejak
TH dari sekarang” dini dengan rutin
mengonsumsi buah dan
sayur.

“iya, mau ja karena bagus ki Masyarakat ingin


beng kalau makan buah melakukan apapun demi
dengan sayur apalagi untuk kesehatannya.
HN orang hipertensi” Masyarakat percaya
bahwa mengonsumsi
buah dan sayur sangat
baik untuk penderita
hipertensi.

“iya, saya mau ji nak karena Masyarakat ingin


saya suka sekali makan buah melakukan apapun demi
nak” kesehatannya.
Masyarakat mengakui
bahwa dirinya sangat
SRB menyukai buah-buahan
yang baik untuk tubuh.

“iya, saya mau ji katanya Masyarakat ingin


bagus ki beng kalau sering ki melakukan apapun demi
makan buah-buahan ” kesehatannya.
Masyarakat percaya
bahwa mengonsumsi
IN buah sangat baik untuk
kesehatan.

“iya, insyaallah saya mau Masyarakat ingin


karena selalu ja beli buah- melakukan apapun demi
buahan di pasar” kesehatannya.
Masyarakat mengatakan
bahwa dirinya rutin
NHH membeli buah di pasar.

“iya, pasti mau karena bagus Masyarakat ingin


ki kalau rajin ki makan buah melakukan apapun demi
dan sayur beng” kebaikannya.
Masyarakat percaya
dengan rutin
NRB mengonsumsi buah dan
sayur dapat mencegah
dari penyakit hipertensi.

“iye, saya mau ja yang Masyarakat ingin


penting untuk kebaikan ji melakukan apapun demi
kareng karena bagus beng itu kebaikannya.
SY kalau rajin ki makan buah” Masyarakat percaya
bahwa dengan rutin
mengonsumsi buah itu
bagus untuk kesehatan.

“iya, saya mau ji yang jelas Masyarakat ingin


untuk kebaikan ji juga” melakukan apapun demi
NF kebaikannya.

“iya, saya mau ji yang Masyarakat ingin


penting semua itu untuk melakukan apapun demi
SB
kesehatanku ji” kebaikannya.

3. Pelaksanaan aktifitas “iya sering, 3 kali dalam Pengetahuan masyarakat Jumlah aktifitas fisik berat
fisik berat semingga ka pergi ke sawah tentang aktifitas fisik dalam seminggu sebagai
HS karena kurasa pekerjaan berat yaitu berjalan kaki untuk pencgahan
beratku” ke sawah. Dia hipertensi yaitu:
mengatakan bahwa
aktifitas fisik berat yang 1. 2 kali dalam
dia kerjakan itu seminggu
(misalnya: ke
sebanyak 3 kali dalam
seminggu. sawah)
2. 3 kali dalam
“kalau pekerjaan berat ia ke Salah satu aktifitas fisik seminggu
sawah ji dikerja selama 7 kali berat yangmasyarakat (misalnya: ke
seminggu” kerjakan adalah berjalan sawah)
WN kaki ke sawah yang dia 3. 4 kali dalam
kerjakan sekitar 7 kali seminggu
setiap minggu. (misalnya:
berjalan ke kebun)
“setiap hari ka pergi kuliah ia Masyarakat merasa 4. 6 kali dalam
baru naik motor ka, kira-kira bahwa aktifitas fisik seminggu
7 kali dalam seminggu” berat yang dia kerjakan (misalnya:
adalah berkendara motor menjual ikan di
yang dia lakukan dalam pasar)
KK seminggu sebanyak 7 5. 7 kali dalam
kali. seminggu
(misalnya:
“kalau saya 2 kali ka, saya Salah satu aktifitas fisik berkendara motor
sering berjalan kaki ke sawah berat yang dilakukan dan ke kebun)
dalam seminggu” oleh masyarakat adalah
berjalan kaki ke sawah.
Aktifitas fisik berat yang
MR dia kerjakan dalam
seminggu hanya 2 kali.

“kalau ke sawah ia kadang- Salah satu aktifitas fisik


kadang jai a kira-kira 3 kali berat yang dilakukan
ji” oleh masyarakat adalah
berjalan kaki ke sawah.
Dia melakukan aktifitas
NB fisik berat ini sebanyak 3
kali dalam seminggu.

“kalau pekerjaan berat ia Masyarakat merasa


kurasa jalan ji ke sawah kira- bahwa aktifitas fisik
kira 7 kali dalam seminggu” berat yang dia kerjakan
NHA adalah berjalan kaki ke
sawah sekitar 7 kali.

“dalam seminggu biasa 3 kali Biasanya masyarakat


ja pergi di sawahku, biasa melakukan aktifitas fisik
pagi atau sore karena pergiku berat seperti berjalan
ji liat-liat ki padiku” kaki ke sawah sekitar 3
kali dalam seminggu.
DM Dia melakukannya setiap
pagi dan sore hari karena
dia hanya berkunjung
untuk melihat
tanamannya.

RH “aktifitas berat yang Salah satu aktifitas fisik


kulakukan ia ke sawah ji, berat yang dilakukan
dalam satu minggu 2 kali ji” oleh masyarakat adalah
berjalan kaki ke sawah.
Pekerjaan ini dia
kerjakan hanya 2 kali
dalam seminggu.

“pekerjaan berat itu yang Salah satu aktifitas fisik


sering kukerja berjalan ke ke berat yang dilakukan
kebun di gunung, sekitar 7 oleh masyarakat adalah
kali dalam seminggu” berjalan kaki ke kebun
yang derada di atas
gunung. Dia
mengerjakan pekerjaan
BG
ini sekitar 7 kali dalam
setiap minggunya.

“dalam seminggu, aktifitas Salah satu aktifitas fisik


fisik yang saya kerjakan berat yang dilakukan
sebanya 4 kali yaitu berjalan oleh masyarakat adalah
ke kebun” berjalan kaki ke kebun.
Masyarakat melakukan
TH pekerjaan ini sekitar 4
kali dalam seminggu.

“kalau pekerjaan berat yang Masyarakat ini sering


kukerja dalam seminggu kira- mengerjakan aktifitas
kira 3 kali” berat dengan bekerja di
HN sawah. Dalam seminggu,
dia berkunjung ke sawah
sebanyak 3 kali.

“pekerjaan berat yang biasa Masyarakat merasa


saya kerjakan sehari-hari bahwa aktifitas fisik
SRB menjual di pasar nak” berat yang sering
dikerjakan adalah
menjual di pasar.

“pekerjaan berat yang biasa Masyarakat merasa


saya kerjakan ia menjual bahwa aktifitas fisik
ikan di pasar. dalam berat yang sering
IN seminggu, saya menjual ikan dikerjakan adalah
ke pasar sekitar 6 hari ” menjual ikan di pasar.
Dalam seminggu,
masyarakat menjual ikan
sebanyak 6 kali per hari.

“pekerjaan berat yang biasa Aktifitas fisik berat yang


saya kerja mengasuh anak ji, biasa dikerjakan oleh
karena baru-baru sudah masyarakat yaitu
melahirkan” mengasuh anak.
Masyarakat mengatakan
itu berat karena dia baru
saja melahirkan
NHH
kemudian harus
mengasuh anak selama
beberapa jam.

“kalau pekerjaan yang Salah satu aktifitas fisik


menurutku berat itu mengaja berat yang
di sekolah. Saya mengajar 6 dikerjakannnya adalah
hari bar jalan ka ke sekolah mengajar di
juga”
NRB Sekolah. Masyarakat
mengatakan bahwa dia
mengajar selama 6 kali
dengan frekuensi 6 hari.

“dalam seminggu, saya ke Dalam seminggu,


kebun kira-kira 3 kali saja” masyarakat mengerjakan
SY pekerjaannya sekitar 3
kali dia ke kebun.

“dalam seminggu, saya ke Dalam seminggu,


sawah kira-kira 2 kali saja” masyarakat mengerjakan
NF
pekerjaannya sekitar 2
kali.

“dalam seminggu, pekerjaan Masyarakat mengatakan


berat yang saya kerjakan bahwa dia mengerjakan
yaitu berjalan ke kebun. pekerjaannya yaitu
Kalau ke sawah ia rutin berjalan ke kebun
setiap hari ka pergi karena itu sebanyak 7 kali dalam
SB tommi pekerjaanku saya” seminggu sebab
masyarakat mengakui
kalau itulah pekerjaan
yang dia geluti saat ini.

4. Waktu pelaksanaan “jauh ia yang kupergi kira- Masyarakat menempuh Waktu (jam/menit)
aktifitas fisik berat kira 1 jam ka biasa perjalanan menuju melaksanakan aktifitas
HS perjalananku baru sampai sawahnya sekitar 1 jam. fisik berat dalam sehari
ka” untuk pencegahan
hipertensi yaitu :
“kalau perjalananku ia ada Masyarakat harus
30 menit begitu karena jauh menempuh perjalanan 1. 15 menit
WN bela” sekitar 30 menit untuk (misalnya:
sampai ke sawah. perjalanan ke
sawah)
“sekitar 30 menit baru Perjalanan yang harus 2. 25 menit
sampai ka di kampus karena ditempuh informan (misalnya:
KK lumayan jauh ki rumahku dari untuk sampai di kampus perjalanan ke
kampus” sekitar 30 menit. sawah)
“perjalananku ke sawah Perjalanan yang harus 3. 30 menit
sekitar 2 jam baru sampai ditempuh masyarakat (misalnya:
ka” untuk sampai di sawah perjalanan ke
sekitar 2 jam. sawah)
MR 4. 40 menit
NB “perjalananku ke sawah ia Perjalanan yang harus (misalnya:
tidak terlalu jauh ji, kira-kira ditempuh masyarakat perjalanan ke
25 menit ji kapang” untuk sampai di sawah kebun)
tidak terlalu jauh yaitu 5. 1 jam (misalnya:
sekitar 25 menit. perjalanan ke
sawah dan kebun)
“kira-kira 15 menit ji karena Perjalanan masyarakat 6. 2 jam (misalnya:
dibelakang rumah ji, tidak untuk sampai di sawah perjalanan ke
tidak terlalu jauh sebab sawah)
jauh ji” sawah tersebut berada di 7. 5 jam (misalnya:
belakang rumah menjual di pasar)
NHA informan, sehingga 8. 8 jam (misalnya:
membutuhkan waktu menjual di
hanya 15 menit. Sekolah)

“kalau itu, kurang lebih 30 Masyarakat harus


menit perjalananku karena menempuh perjalanan
menyeberang ka lewat sekitar 30 menit dengan
DM sungai” melewati sungai.

“kalau perjalananku ke Masyarakat harus


sawah ia biasanya 30 menit ji menempuh perjalanan
RH “ sekitar 30 menit.

“paling lama mi itu 2 jam Perjalanan yang harus


baru sampai ka” ditempuh masyarakat
BG untuk sampai di sawah
sekitar 2 jam.

“perjalanan saya untuk Perjalanan yang harus


sampai ke kebun kira-kira 1 ditempuh masyarakat
jam” untuk sampai di kebun
TH sekitar 1 jam lamanya
karena kebunnya cukup
jauh dari rumah.
HN “kalau pekerjaan berat ia Masyarakat melakukan
kira-kira 30 menit ji” pekerjaan di sawah
sekitar 30 menit.

“kalau saya menjual di pasar Masyarakat merasa


lama sekali ka nak, saya bahwa sangat lama
berangkat pagi yaitu jam 7, mengerjakan pekerjaan
saya pulang ke rumah jam 3 ini karena dia berangkat
sore nak” dari rumah ke pasar
SRB sekitar jam 7 pagi,
kemudian dia baru
kembali ke rumahnya
pada jam 3 sore. Jadi,
masyarakat melakukan
aktifitas fisik berat
sekitar 8 jam.

“kalau saya menjual ikan di Masyarakat merasa


pasar, saya berangkat jam 7 bahwa dia mengerjakan
pagi terus pulang jam 11 pekerjaan berat ini
siang” sekitar 4 jam selama
seminggu karena dia
IN berangkat dari rumah
mulai jam 7 pagi hingga
jam 11 siang.

“kalau pekerjaanku ini ia Masyarakat mengerjakan


biasa 30 menit ka karena aktifitas fisik berat
kalau ada mi neneknya tersebut sekitar 30 menit
gentian maka mengasuh” lamanya, sebab dia
sering dibantu oleh
NHH ibunya ketika dia merasa
sudah lelah dalam
mengasuh anaknya.

“kalau berangkat ka jam 7 Masyarakat mengatakan


pulang jam 11 siang” bahwa dia berada di
Sekolah sekitar 5 jam
yaitu masyarakat
berangkat ke Sekolah
NRB pada jam 7 pagi
kemudian pulang jam 11
siang.

“perjalananku ke kebun Masyarakat menempuh


sekitar 1 jam baru saya perjalanan untuk sampai
SY sampai di sana” ke kebun sekitar 1 jam
lamanya.
“perjalananku ke sawah Perjalanan yang harus
sekitar 30 menitlah baru ditempuh masyarakat
sampai ka di sawahku karena untuk sampai ke kebun
NF jauh ki bela” sekitar 30 menit karena
masyarakat merasa
kebunnya sangatlah jauh
dari rumah.

“perjalananku ke kebun kira- Masyarakat harus


kira 40 menit baru sampai ka menempuh perjalanan
SB di kebunku” untuk sampai ke kebun
sekitar 40 menit.

5. Pelaksanaan aktifitas “kalau pekerjaan ringan yang Salah satu aktifitas fisik Jumlah aktifitas fisik
fisik ringan kukerja ia mengangkat air, ringan yang dikerjakan ringan dalam seminggu
kalau itu ia setiap hari ka oleh masyarakat adalah sebagai untuk pencgahan
lakukan” menimba air dari sumur hipertensi yaitu:
ke rumahnya. Pekerjaan
HS itu dia lakukan 7 kali 1. 2 kali dalam
dalam seminggu. seminggu
(misalnya:
menimba air di
“pekerjaanku yang ringan ia Masyarakat melakukan
sumur, mencuci)
mengangkat air ji, kalau itu ia aktifitas fisik ringan
WN 2. 3 kali dalam
2 kali” dengan menimba air dari
seminggu
sumur ke rumahnya
sekitar 2 kali setiap (misalnya:
minggunya. mencuci dan
memasak air
“pekerjaan ringan yang biasa Salah satu aktifitas fisik minum)
kukerja memberihkan kost ji ringan yang sering 3. 7 kali dalam
karena itu mi paling gampang dilakukan informan seminggu
dan bisa dikerja disela-sela adalah membersihkan (misalnya:
kuliah” kost karena dia seorang membersihkan
mahasiswa. Menurutnya, rumah/kamar kost,
inilah pekerjaan ringan mencuci, memasak
KK
yang bisa dikerjakan nasi, menyapu
disela waktu kuliahnya. halaman rumah
“kalau pekerjaan ringan yang Salah satu aktifitas fisik dan membungkus
sering kukerja mencuci, ringan yang sering gula)
dalam seminggu itu biasa 7 dilakukan informan
MR kali ka mencuci” adalah mencuci. Dalam
seminggu, pekerjaan itu
dia kerjakan sekitar 7
kali.

“kalau pekerjaan ringan yang Aktifitas fisik ringan


kulakukan ia menyapu yang dilakukan oleh
halaman ji, kira-kira 7 kali masyarakat yaitu
NB dalam seminggu” menyapu halaman
rumah. Dalam seminggu,
masyarakat melakukan
pekerjaan ini sekitar 7
kali.

“kalau pekerjaan ringan ia Salah satu aktifitas fisik


memasak ji air kukerja, kalau ringan yang sering
NHA itu ia biasanya 3 kali salam dilakukan informan
seminggu” adalah memasak air.
Dalam seminggu,
masyarakat ini
melakukannya hanya 3
kali saja.

“pekerjaan ringan yang biasa Aktifitas fisik ringan


kulakukan mencuci ji, biasa yang sering dilakukan
dalam seminggu 3 kali ka oleh masyarakat yaitu
mencuci ia” mencuci. Masyarakat ini
biasa melakukannya
DM sebanyak 3 kali dalam
seminggu.

“kalau pekerjaan ringan yang Masyarakat melakukan


kukerja ia menyapu ji, kalau aktifitas fisik ringan
menyapu ia setiap pagi” dalam kesehariannya
RH dengan menyapu.
Pekerjaan ini masyarakat
lakukan 7 kali dalam
seminggu.

“kalau mencuci ia setiap hari Salah satu aktifitas


ja ia lakukan itu” ringan yang masyarakat
lakukan adalah mencuci.
BG Dalam seminggu,
masyarakat
melakukannya sekitar 7
kali.

“dalam seminggu, aktifitas Masyarakat melakukan


fisik ringan yang saya aktifitas fisik ringan
kerjakan sebanyak 7 kali dengan mencuci. Dalam
TH yaitu mencuci” seminggu, masyarakat
melakukukannya sekitar
7 kali.

“kalau pekerjaan ringan yang Dalam seminggu,


biasa kukerja itu mencuci, masyarakat melakukan
kira-kira 7 kali dalam aktifitas fisik ringan
seminggu” seperti mencuci.
Masyarakat melakukan
HN pekerjaan ini sekitar 7
kali.
”kalau pekerjaan ringan yang Salah satu aktifitas fisik
saya kerjakan membungkus ringan yang dikerjakan
gula yang mau dijual di oleh masyarakat ini yaitu
SRB pasar nak” membungkus gula yang
akan dijual di pasar.
Masyarakat
mengerjakannya
sebanyak 7 kali.

“pekerjaan ringan yang biasa Salah satu aktifitas fisik


saya kerja ia memasak nasi” ringan yang dikerjakan
IN oleh masyarakat adalah
memasak nasi.

“kalau pekerjaan ringan ia Salah satu aktifitas fisik


yang biasa kukerja mencuci ringan yang dikerjakan
ji, kira-kira 7 kali itu karena oleh masyarakat adalah
setiap hari ka mencuci” mencuci. Masyarakat
mengatakan bahwa dia
NHH mencuci 7 kali dalam
seminggu.

“kalau pekerjaan ringan ia Salah satu aktifitas fisik


yang biasa kukerja mencuci ringan yang dikerjakan
NRB ji, kira-kira 2 kali dalam oleh masyarakat adalah
seminggu” mencuci. Masyarakat
mengatakan bahwa dia
mencuci 2 kali dalam
seminggu.

“dalam seminggu, saya Masyarakat mengatakan


menyapu sekitar 7 kali karena bahwa dia melakukan
SY setiap hari ka menyapu pekerjaannya sekitar 7
rumah” kali dalam seminggu.

“dalam seminggu, pekerjaan Aktifitas fisik ringan


ringan yang paling sering yang paling sering
kukerja yaitu memcuci dikerjakan oleh
NF pakaian, maksimal 2 kali ji” masyarakat adalah
mencuci pakaian.
Masyarakat melakukan
pekerjaannya sekitar 2
kali dalam seminggu.

“dalam seminggu, pekerjaan Salah satu aktifitas fisik


ringan yang paling sering ringan yang paling
saya kerjakan yaitu mencuci sering dikerjakan oleh
SB pakaian. Saya mencuci masyarakat adalah
sekitar 7 kali per hari” mencuci pakaian.
Masyarakat melakukan
pekerjaannya sekitar 7
kali dalam seminggu.

6. Waktu pelaksanaan “kalau mengangkat air ia Masyarakat mengerjakan Waktu (jam/menit)


aktivitas fisik ringan kira-kira 30 menit baru pekerjaannya sekitar 30 melaksanakan aktifitas
HS selesai kukerja” menit karena dia fisik ringan dalam
menimba air dari sumur pencegahan hipertensi
ke rumah. yaitu :

“sekitar 40 menit kapang Masyarakat mengerjakan


baru bisa selesai ka angkat pekerjaannya sekitar 40 1. 5 menit (misalnya:
WN air” menit karena dia menyapu halaman
menimba air dari sumur rumah)
ke rumah. 2. 10 menit
(misalnya:
“kalau membersihkan ka kost Masyarakat mengatakan menyapu lantai
30 menit pi baru selesai bahwa dia rumah)
KK semua kukerja” membersihkan kostnya 3. 30 menit
sekitar 30 menit barulah (misalnya:
selesai semua. menimba air di
“kalau mencuci ka sekitar 1 Masyarakat mengatakan sumur,
jam pi baru selesai ka, bahwa dia mencuci membersihkan
MR tergantung banyaknya selama 1 jam. rumah/kamar kost,
pakaian juga” Masyarakat mengatakan memasak air
juga kalau dia mencuci minum, menyapu
tergantung dari halaman rumah,
banyaknya pakaian yang membungkus gula
kotor. dan mencuci)
4. 40 menit
“kalau itu ia setiap hari ka Pekerjaan yang (misalnya:
pagi dan sore, kira-kira 5 masyarakat kerjakan menimba air di
NB menit ji” sekitar 5 menit karena sumur)
dia mengerjakannya 5. 1 jam (misalnya:
setiap 2 kali sehari yaitu mencuci dan
pada pagi dan sore hari. memasak nasi)
“paling lama mitu 30 menit Masyarakat mengerjakan
ka ditunggui sampai mendidih pekerjaannya sekitar 30
NHA toh” menit karena dia harus
menunggu sampai air
yang dia masak
mendidih betul.

“biasanya 1 jam ia, karena Masyarakat mengatakan


banyak saya cuci” bahwa dia mengerjakan
1 jam lamanya
DM tergantung banyaknya
pakaian yang dia cuci.

“kalau menyapu ia biasanya Salah satu pekerjaan


30 menit ji saya kerja baru yang dia kerjakan sekitar
RH selesai” 30 menit lamanya.

“kalau mencuci ka baru pi Masyarakat mengatakan


selesai sekitar 1 jam ia” bahwa dia mengerjakan
BG 1 jam lamanya.

“pekerjaan saya selesai Masyarakat mengatakan


biasanya 1 jam” bahwa dia mengerjakan
TH 1 jam lamanya.

“kalau mencuci ia, kira-kira Masyarakat melakukan


30 menit baru pi selesai pekerjaannya yaitu
HN semua” mencuci, selama 30
menit barulah semua
selesai.

“kalau saya membungkus Masyarakat melakukan


gula sekitar setengah jam mi pekerjaannya yaitu
SRB itu paling lama nak” membungkus gula,
sekitar 30 menit
lamanya.

“kalau saya memasak nasi Masyarakat melakukan


sekitar 1 jam baru selesai pekerjaannya yaitu
IN karena ditunggui” memasak nasi, sekitar 1
jam barulah selesai.
“kalau mencuci ka biasa 30 Masyarakat melakukan
menit baru selesai semua pekerjaannya selama 30
karena yang saya cuci menit karena pakaian
NHH pakaian bayi toh jadi harus yang dia cuci adalah
bersih” pakaian bayi.

“kalau mencuci ka kira-kira Masyarakat melakukan


30 menit baru bisa selesai pekerjaannya selama 30
NRB semua” menit barulah semua
selesai.

“pekerjaan saya selesai Masyarakat mengatakan


sekitar 10 menit karena 2 kali bahwa dia mengerjakan
menyapu dalam sehari yaitu pekerjaannya selama 10
pagi dengan sore” menit. Sebab dia
mengatakan kalau dia
SY menyapu sebanyak 2
kali yaitu pagi dan sore.

“kalau saya mencuci pakaian Masyarakat mengatakan


kira-kira ada 1 jam baru bahwa dia mengerjakan
NF selesai saya kerjakan” pekerjaannya selama 1
jam barulah selesai
semua.
“kalau mencuci ka kira-kira Masyarakat mengatakan
30 menit bisa mi selesai bahwa dia mengerjakan
SB semua saya kerjakan” pekerjaannya selama 30
menit baru selesai
semua.

7. Pelaksanaan olahraga “kalau olahraga yang kukerja Salah satu olahraga yang Jumlah olahraga dalam
ia jalan-jalan pagi ji, setiap masyarakat yang seminggu yang dilakukan
HS hari ka ia jalan-jalan pagi dikerjakan adalah jalan oleh masyarakat untuk
dari rumahku ke rumahnya santai” dia pencegahan hipertensi
mama” melakukannya sebanyak yaitu:
7 kali.
1. 1 kali seminggu
“dalam seminggu, kulakukan Dalam seminggu, (misalnya: senam,
itu olahraga ia kira-kira 3 masyarakat melakukan peregangan otot)
WN kali ja” olahraga sekitar 3 kali. 2. 2 kali seminggu
(misalnya: jalan
“kalau olahraga ia jarang ka Masyarakat mengakui santai, jogging dan
kira-kira 3 kali dalam bahwa dia jarang bola volly)
seminggu” melakukan olahraga 3. 3 kali seminggu
KK hanya sekitar 3 kali (misalnya: jalan
dalam seminggu. santai, peregangan
otot)
“Kalau olahraga di rumah Masyarakat melakukan 4. 7 kali seminggu
olahraga sekitar 7 kali (misalnya: jalan
MR setiap hari ka lakukan itu” dalam seminggu. santai)

“kalau olahraga ia yang Masyarakat melakukan


biasa kulakukan jalan-jalan olahraga sekitar 3 kali
NB pagi ji ke sana kemari di yaitu dengan jalan
depan rumahku, begitu 3 santai.
kali”

“dalam seminggu biasa 2 kali Dalam seminggu,


ja lari-lari di kolom rumah masyarakat melakukan
kalau pagi” olahraga hanya 2 kali
saja. Masyarakat
melakukan olahraga
NHA yaitu di kolom rumah
setiap pagi hari.

“kemarin-kemarin itu Masyarakat melakukan


olahraga setiap hari minggu olahraga sekitar 7 kali
DM di depan mesjid” dalam seminggu.

“kalau olahraga yang Dalam seminggu,


kulakukan biasanya 1 kali ji masyarakat melakukan
RH satu minggu” olahraga hanya 1 kali.
“kalau olahraga ia tidak Masyarakat mengakui
sering ji ia palingan 2 kali ji bahwa dia jarang
dalam seminggu” melakukan olahraga
BG yaitu sekitar 2 kali dalam
seminggu.

“dalam seminggu, saya Dalam seminggu,


melakukan olahraga kira-kira masyarakat melakukan
TH 3 kali” olahraga hanya 3 kali.

“kalau olahraga ia, sehari- Masyarakat melakukan


hari ja ia ka jalan-jalan olahraga sekitar 7 kali
HN subuh ji” dalam seminggu dengan
jalan santai.

“saya tidak pernah lakukan Masyarakat mengakui


olahraga selain yang bahwa dia tidak pernah
SRB GERMAS nak” melakukan olahraga
selain pada kegiatan
GERMAS.
IN “kalau olahraga ia, setiap Masyarakat melakukan
hari ka jalan-jalan pagi” olahraga sekitar 7 kali
dalam seminggu dengan
jalan santai pada pagi
hari setelah sholat subuh.

“dalam seminggu, 1 kali ja Masyarakat mengakui


olahraga karena lebih banyak bahwa dia jarang
waktuku mengasuh anak bela, melakukan olahraga
tidak diperhatikan mi karena dia lebih banyak
olahraga” menghabiskan waktunya
untuk mengasuh
anaknya. Masyarakat
NHH
mengatakan bahwa dia
olahraga hanya 1 kali
saja dalam seminggu.

“dalam seminggu, saya biasa Masyarakat mengatakan


olahraga hanya 1 kali ji itu bahwa dia melakukan
saya kerjakan di sekolah” olahraga di Sekolah
NRB yaitu hanya 1 kali saja
dalam seminggu.

“dalam seminggu, saya Dalam seminggu,


melakukan olahraga sekitar 3 masyarakat melakukan
SY kali saja” olahraga sekitar 3 kali.

“dalam seminggu, saya Masyarakat mengatakan


melakukan olahraga sekitar 2 bahwa dia olahraga
NF kali saja” hanya 2 kali saja dalam
seminggu.

“dalam seminggu, saya tidak Masyarakat mengatakan


pernah melakukan olahraga bahwa dia tidak pernah
selain berjalan ke kebunku melakukan olahraga
karena ridak pernah saya sebab dia sibuk bekerja
perhatikan” di sawah, sehingga dia
SB tidak pernah
memperhatikan untuk
melakukannya dalam
seminggu.

8. Waktu pelaksanaan “sekitar 10 menit begitu, ka Masyarakat melakukan waktu (jam/menit)


olahraga tidak terlalu jauh ji juga, olahraga sekitar 10 melaksanakan olahraga
HS asalkan patantang ura’ bede menit, yang jelas dalam seminggu untuk
na bilang orang Makassar” masyarakat sudah pencegahan hipertensi
meregangkan ototnya. yaitu:

“kalau olahraga ia tak Masyarakat mengakui 1. 3 menit seminggu


WN sebentar ji kadang 10 menit bahwa dirinya hanya (misalnya:
ji” melakukan olahraga jogging)
sekitar 10 menit saja. 2. 5 menit seminggu
(misalnya: jalan
“sebentar ji 3 menit ji kapang Masyarakat mengakui santai dan jogging)
ka ada pi waktu luang kalau bahwa dirinya hanya 3. 10 menit seminggu
pagi baru olahraga ka lagi” melakukan olahraga (misalnya: jalan
sekitar 3 menit saja. santai dan
Oalharga yang peregangan otot)
KK masyarakat lakukan pada 4. 15 menit seminggu
saat pagi hari. (misalnya:
peregangan otot)
“kalau olahraga ka itu Masyarakat melakukan 5. 30 menit seminggu
sampai 1 jam ji sampai olahraga sekitar 1 jam (misalnya: senam)
MR berkeringat terus ka” lamanya sampai 6. 1 jam seminggu
tubuhnya mengeluarkan (misalnya:
keringat. peregangan otot,
senam, dan bola
“tidak lama ji, sekitar 5 menit Masyarakat melakukan
voli)
ji kapang. Ka kalau capek ma olahraga sekitar 5 menit
NB berhenti ma bela” saja. Masyarakat
mengakui saat dia
olahraga dan sudah
merasa lelah dia akan
berhenti.

“Palingan 3 menit ji ka kalau Masyarakat melakukan


sudah ka itu masakka lagi olahraga sekitar 3 menit,
NHA air” setelah itu masyarakat
melanjutkan dengan
memasak air.

“sekitar 1 jam ji tergantung Masyarakat melakukan


dari arahan ji jg karena biasa olahraga sekitar 1 jam
dimulai pagi atau dimulai lamanya. Masyarakat
RH sore” mengatakan bahwa dia
melakukan olahraga
pada pagi dan sore hari.

“kalau olahraga ka kira-kira Masyarakat mengatakan


15 menit ji baru selesai ma” bahwa dia melakukan
BG olahraga sekitar 15
menit saja.

“kalau saya berolahraga Masyarakat berolahraga


biasanya memakan waktu 5 sekitar 5 menit, sebab
menit, karena saya jarang masyarakat mengakui
berolahraga lama” bahwa dirinya sangat
jarang untuk melakukan
TH olahraga.

“kalau olahraga ka sebentar Masyarakat berolahraga


ji, kira-kira 10 menit ji kalau sekitar 10 menit.
sudah ka sholat subuh” Masyarakat melakukan
HN olahraga setelah sholat
subuh.

“saya tidak tahu berapa lama Masyarakat mengakui


sebab saya tidak pernah bahwa dia tidak tahu
SRB melakukan olahraga nak” berapa lama dia
berolahraga sebab
dirinya tidak pernah lagi
melakukan olahraga.

“kalau olahraga ka, kira-kira Masyarakat melakukan


15 menit baru berhenti ma ka olahraga sekitar 15
IN capek ki” menit saja.

“kalau olahraga ka kira-kira Masyarakat berolahraga


10 menit ji selesai ma” sekitar 10 menit.
NHH Masyarakat mengakui
bahwa dia berhenti
untuk berolahraga ketika
dirinya sudah merasa
lelah.

“kalau olahraga ka paling Masyarakat melakukan


lama mi itu sekitar 30 menit olahraga sekitar 30
karena kalau berkeringat ma menit lamanya, dan
berhenti ma” ketika masyarakat sudah
mengeluarkan keringat
NRB dari tubuh pasti dia tidak
melanjutkannya lagi.

“olahraga yang sering saya Salah satu olahraga yang


kerjakan adalah peregangan, paling sering saya
kira-kira 10 menitlah” kerjakan adalah
peregangan. Masyarakat
mengatakan bahwa dia
SY melakukannya sekitar 10
menit saja.

“saya olahraga sekitar 1 jam Masyarakat mengatakan


lamanya karena saya berhenti bahwa dia melakukan
NF ketika saya berkeringat betul” olahraga sekitar 1 jam
lamanya, dan ketika
masyarakat sudah
mengeluarkan keringat
dari tubuh pasti dia tidak
melanjutkannya lagi.

“saya tidak tahu berapa lama Masyarakat mengakui


karena tidak pernah ka bahwa dia tidak tahu
SB olahraga” berapa dia berolahraga
sebab dia tidak pernah
melakukan olahraga.

9. Jenis olahraga “itu ji tadi yang saya bilang, Salah satu jenis olahraga Jenis olahraga yang
jalan-jalan pagi ji yang saya yang masyarakat dilakukan oleh
HS kerjakan” kerjakan adalah jalan masyarakat dalam
santai di pagi hari. pencegahan hipertensi
yaitu:
“olahraga yang sering Salah satu jenis olahraga
kulakukan itu ji yang jalan- yang masyarakat 1. Jalan santai
jalan pagi kalau sudah sholat kerjakan adalah jalan 2. Peregangan otot
subuh” santai di pagi hari. 3. Senam
Masyarakat melakukan 4. Bola voli
WN olahraga setelah sholat 5. Jogging
subuh.

“olahraga yang sering Salah satu jenis olahraga


kukerja itu jogging ji” yang masyarakat
KK
kerjakan adalah jogging.

“olahraga yang biasa Salah satu jenis olahraga


kulakukan ia peregangan ji” yang masyarakat
MR kerjakan adalah
peregangan.

“itu tonji jalan-jalan pagi ia Salah satu jenis olahraga


ka tidak sama mi dulu, yang masyarakat
sekarang tidak bisa ma kerjakan adalah jalan
terlalu lama jalan deng” santai di pagi hari.
Masyarakat mengakui
NB bahwa dia melakukan
olahraga ini cukup
singkat sebab dirinya
sudah tidak tahan untuk
berjalan jauh.

“yang biasa kulakukan ia Salah satu jenis olahraga


lari-lari ji di kolom rumah, ka yang masyarakat
itu ji paling gampang kerjakan adalah jogging.
NHA dilakukan” Olahraga ini masyarakat
lakukan di bawah kolom
rumahnya karena
menurutnya itulah salah
satu olahraga yang
paling gampang dia
kerjakan sehari-hari.

“yang joget-joget itu, setiap Salah satu jenis olahraga


hari minggu pi dilakukan ki” yang masyarakat
DM kerjakan adalah senam.

“jenis olahraga yang Salah satu jenis olahraga


kulakukan itu biasanya senam yang masyarakat
RH ji” kerjakan adalah senam
saja.

“olahraga yang biasa kukerja Jenis olahraga yang


ia peregangan ji” biasa masyarakat
BG kerjakan adalah
peregangan.

“jenis olahraga yang saya Salah satu jenis olahraga


kerjakan yaitu peregangan” yang masyarakat
TH kerjakan adalah
peregangan.

“olahraga yang biasa kukerja Salah satu jenis olahraga


HN itu jalan-jalan subuh ji” yang masyarakat
kerjakan adalah jalan
santai di pagi hari
setelah mengerjakan
sholat subuh.

“saya tidak tahu berapa lama Masyarakat mengakui


sebab saya tidak pernah bahwa dia tidak tahu
SRB melakukan olahraga nak” jenis olahraga apa sebab
dirinya tidak pernah
melakukan olahraga lagi.

IN “olahraga yang biasa kukerja Salah satu jenis olahraga


jalan-jalan pagi ji” yang masyarakat
kerjakan adalah jalan
santai di pagi hari.

NHH “olahraga yang biasa saya Salah satu jenis olahraga


kerja yaitu peregangan ji” yang masyarakat
kerjakan adalah
peregangan.

NRB “olahraga yang biasa saya Salah satu jenis olahraga


lakukan yaitu senam” yang masyarakat
kerjakan adalah senam.
“olahraga yang biasa saya “salah satu jenis
kerjakan hanya satu jenis olahraga yang
Y yaitu peregangan otot” masyarakat kerjakan
hanya 1 jenis yaitu
peregangan otot”

NF “jenis olahraga yang saya Jenis olahraga yang


kerjakan yaitu bermain bola biasa dikerjakan oleh
volly” masyarakat adalah
bermain voli ball.

“saya tidak tahu berapa lama Masyarakat mengakui


karena tidak pernah ka bahwa dirinya tidak tahu
SB olahraga” olahraga apapun sebab
dia tidak pernah
melakukan olahraga lagi.

10. Konsumsi buah (per “kalau makan buah kayaknya Masyarakat Jumlah konsumsi buah
hari) 1 kali ji” mengonsumsi buah (per hari) masyarakat
HS sekitar 1 kali dalam dalam pencegahan
seminggu. hipertensi yaitu:

“dalam sehari ia tak 2 kali ja Dalam sehari, masyaraa 1. 1 kali (misalnya:


makan karena mau pa baru mengonsumsi buah buah pisang,
makan ka lagi” hanya 2 kali karena dia jambu, rambutan
mengosumsi buah ketika pisang)
WN dia sangat 2. 2 kali (misalnya:
menginginkannya. buah rambutan dan
pisang)
“dalam sehari, palingan 1 Dalam sehari, 3. 3 kali (misalnya:
kali ji karena kalau sibuk masyarakat buang pisang,
maki kuliah tidak mengonsumsi buah langsat, rambutan,
KK diperhatikan mi kodong hanya 1 kali saja karena dan sarikaya)
makan buah-buahan” dia tidak pernah
memperhatikannya
sebab dia sangat sibuk
kuliah.

“setiap selesai ka makan Masyarakat mengakui


lanjut ka lagi makan buah- bahwa dia mengonsumsi
MR
buahan” buah sekitar 3 kali
setelah makan nasi.

“kalau buah pisang ia, kalau Masyarakat mengatakan


beli ka satu sisir pisang bahwa dia sering
goreng cepat ji habis karena membeli pisang untuk
NB dua orang ka makan ki, biasa digoreng. Dalam sehari,
2 kali ji sehari” masyarakat
mengonsumsinya sekitar
2 kali.
“dalam sehari, kalau ada Masyarakat mengakui
buah ku belli 1 kali tonji bahwa dia mengonsumsi
kumakan itupun mau sekali buah hanya 1 kali dalam
pa lagi makan” sehari tergantung ada
atau tidaknya persediaan
buah di rumahnya.
Namun, dia mengakui
bahwa dia sangat jarang
NHA untuk mengonsumsi
buah dia sangat malas
meskipun di rumahnya
terdapat buah-buahan.

“dalam sehari, 2 kali jaka Masyarakat


makan yaitu biasa pagi mengonsumsi buah
dengan sore makan maka sekitar 2 kali dalam
pisang” sehari yaitu di waktu
pagi dan sore hari.
DM Adapun buah yang
dikonsumsi oleh
masyarakat adalah jenis
buah pisang.

“kalau sehari-hari saya Dalam sehari,


biasanya 1 kali kapang, mau masyarakat
RH paka baru makan ka lagi” mengonsumsi buah
hanya 1 kali saja sebab
dia sangat malas untuk
mengonsumsi buah.

“kalau buah-buahan ia Masyarakat mengosumsi


palingan 1 kali ji dalam buah hanya 1 kali dalam
sehari, kalau ada makan ki sehari. Masyarakat
lagi” jarang mengonsumsi
buah karena dia sangat
BG malas untuk
mengonsumsinya.

“dalam sehari, saya Masyarakat


mengonsumsi buah sebanyak mengonsumsi buah
TH 3 kali” sebanyak 3 kali dalam
sehari.

“dalam sehari, 1 kali ja ia Dalam sehari,


makan mau pa lagi baru masyarakat
HN makan ka” mengonsumsi buah
sekitar 1 kali karena
masyarakat sangat malas
untuk mengonsumsi
buah.

“dalam sehari, saya makan Dalam sehari,


buah sebelum dan sesudah masyarakat
SRB saya makan nak” mengonsumsi buah
sekitar 2 kali yaitu
sebelum makan dan
setelah makan.

“dalam sehari, saya makan Dalam sehari,


buah hanya 1 kali saja” masyarakat
IN mengonsumsi buah
hanya 1 kali saja.

NHH “dalam sehari, saya makan Masyarakat


pisang hanya 1 kali ji” mengonsumsi buah
hanya 1 kali dalam
sehari.

“dalam sehari, saya konsumsi Masyarakat


buah kira-kira 3 kali “ mengonsumsi buah
NRB sekiar 3 kali dalam
seminggu.

”dalam sehari, saya makan Masyarakat


buah-buahan hanya 1 kali mengonsumsi buah
saja, itupun kalau saya mau hanya 1 kali dalam
SY sekali untuk makan buah” sehari. Masyarakat
mengakui bahwa dia
malas untuk
mengonsumsi buah-
buahan.

NF “dalam sehari, saya makan Dalam sehari,


pisang cuman 1 kali saja” masyarakat
mengonsumsi buah
hanya 1 kali.

“ dalam sehari, saya makan Masyarakat


buah hanya 1 kali saja” mengonsumsi buah
SB hanya 1 kali dalam
seminggu.

12. Jenis buah “buah yang kumakan itu dua Salah satu jenis buah Jenis buah yang
jenis ji, pisang dengan yang dikonsumsi oleh dikonsumsi oleh
rambutan ji “ masyarakat ada 2 jenis masyarakat dalam
HS yaitu buah pisang dan pencegahan hipertensi
buah rambutan. yaitu:

“kalau buah-buahan ia yang Jenis buah yang 1. 1 jenis (misalnya:


dikonsumsi oleh buah pisang)
paling sering 2 jenis ji” masyarakat yaitu ada 2 2. 2 jenis (misalnya:
jenis. buah pisang, buah
WN rambutan dan
“kalau buah-buahan ia Salah satu jenis buah mangga)
palingan 1 jenis buah yang sering dikonsumsi 3. 3 jenis (misalnya:
kumakan karena sibuk kuliah oleh masyarakat hanya 1 buah pisang,
ka bela” jenis karena masyarakat rambutan, langsat
KK
mengakui bahwa dia dan jambu)
sangat sibuk kuliah. 4. 4 jenis (misalnya:
buah pisang,
“buah-buahan yang biasa Jumlah buah yang sering rambutan, langsat,
kumakan ia pisang,langsat, dikonsumsi oleh dan sarikaya)
MR dan rambutan ji” masyarakat ada 3 jenis
yaitu bauh pisang,
rambutan dan langsat.

“1 jenis ji ka itu tommi Masyarakat mengakui


mudah didapat dan ada dijual bahwa buah yang dia
di pasar” konsumsi hanya 1 jenis
karena itulah buah yang
paling gampang dia
NB dapatkan dan hanya itu
pula yang tersedia atau
dijual di pasar.
“kalau buah ia yang paling Salah satu jenis buah
sering pisang ji kumakan” yang sering dikonsumsi
oleh masyarakat adalah
buah pisang. Jadi
masyarakat hanya
NHA mengonsumsi buah
sebanyak 1 jenis.

“yang paling sering kumakan Salah satu jenis uah yang


itu pisang ji, tapi sekarang sering dikonsumsi oleh
musim rambutan jadi sering masyarakat adalah buah
maka juga makan rambutan. pisang. Namun,
Kalau pasar atau kalau ada masyarakat mengataan
penjual sayur lewat na bahwa dia mengonsumsi
menjaul rambutan beli maka” buah tergantung dari
musim buah apa. Jadi,
DM ketika seperti saat ini
yang memang musim
rambutan, masyarakat
juga sering
mengonsumsi buah
rambutan. Masyarakat
mengatakan bahwa dia
membelinya di pasar
atau ketika penjual sayur
lewat di depan
rumahnya.

“kalau buah ia biasanya Jenis buah yang paling


pisang ji kumakan” sering dikonsumsi oleh
masyarakat adalah buah
RH pisang.

“buah-buahan yang biasa Jenis buah yang sering di


kumakan ia 3 jenis ji itu buah konsumsi oleh
pisang, jambu dengan masyarakat ada 3 jenis
rambutan karena musim yaitu buah pisang, buah
rambutan sekarang” jambu, dan rambutan.
Masyarakat mengatakan
bahwa dia mengonsumsi
BG
rambutan karena saat ini
adalah musim rambutan.

“jenis buah yang saya Jenis buah yang erring


konsumsi ada 2 jenis yaitu dikonsumsi oleh
TH buah pisang dan buah masyarakat adalah buah
papaya” pisang dan buah pepaya.
“buah-buahan yang biasa Salah satu jenis buah
kumakan itu hanya 2 jenis yang sering dikonsumsi
yaitu buah pisang dan buah oleh masyarakat ada 2
HN pepaya” jenis yaitu buah pisang
dan buah papaya.

“jenis buah-buahan yang Salah satu jenis buah


biasa saya makan ia banyak yang sering dikonsumsi
nak seperti langsat, oleh masyarakat adalah
SRB rambutan, pisang, sarikaya” buah pisang, rambutan,
langsat dan sarikaya.

“buah-buahan yang sering Salah satu jenis buah


saya makan itu cuman 2 jenis yang sering dikonsumsi
yaitu buah pisang dengan oleh masyarakat adalah
mangga” buah pisang dan buah
manga. Jadi, masyarakat
IN mengonsumsi 2 jenis
buah.

“buah-buahan yang paling Jenis buah yang paling


sering saya makan itu hanya sering dikunsumsi oleh
NHH buah pisang saja” masyarakat adalah buah
pisang.

“buah-buahan yang biasa Salah satu jenis buah


saya konsumsi itu ada 3 jenis, yang sering dikonsumsi
yaitu buah pisang, pepaya oleh masyarakat ada 3
NRB dengan rambutan” jenis yaitu buah pisang,
buah papaya, dan buah
rambutan.

“jenis buah yang paling Jenis buah yang paling


sering saya konsumsi adalah sering dikonsumsi oleh
SY buah pisang saja” masyarakat adalah buah
pisang.

“jenis buah-buahan yang Salah satu jenis buah


paling sering saya makan yang sering dikonsumsi
NF yaitu buah pisang ji” oleh masyarakat yaitu
buah pisang.

“buah-buahan yang paling Salah satu jenis buah


sering saya makan yaitu buah yang sering dikonsumsi
pisang, tapi sekarang lagi oleh masyarakat adalah
musim rambutan jadi sering buah pisang. Masyarakat
ka juga makan rambutan” mengatakan bahwa dia
mengonsumsi buah
tergantung musim buah,
seperti saat ini yang lagi
SB musim buah rambutan.

14. Konsumsi sayur (per “kalau sayur itu, saya makan Masyarakat Jumlah konsumsi sayur
hari) pas pi makan siang” mengonsumsi sayur (per hari) masyarakat
hanya 1 kali dalam dalam pencegahan
HS sehari yaitu saat hipertensi yaitu:
masyarakat makan siang.
1. 1 kali (misalnya:
“dalam sehari saya 1 kali ja Dalam sehari, sayur bening)
makan sayur” masyarakat 2. 3 kali (misalnya:
WN mengonsumsi sayur sayur bening)
hanya 1 kali saja.

“dalam sehari ia biasa 3 kali Dalam sehari,


makan sayur” masyarakat
KK mengonsumsi sayur
sebanyak 3 kali.

“setiap makan ka makan lagi Masyarakat


sayur baru 3 kali ka makan mengonsumsi sayur
dalam sehari” sekitar 3 kali dalam
sehari sebab dia
mengatakan bahwa dia
MR makan sebanyak 3 kali
sehari.

“setiap makan ki pasti makan Masyarakat mengatakan


ki sayur, percuma jaki masak bahwa setiap dia makan
kalau tidak dimakan jitu” pasti mengonsumsi
sayur. Masyarakat
mengatakan percuma dia
NB memasak sayur jika
tidak mengonsumsinya.

“dalam sehari 3 kali makan Dalam sehari,


ia jadi kalau makan pagi, masyarakat
siang dengan malam pasti mengonsumsi sayur
NHA makan ki ia” sebanyak 3 kali yaitu
pada waktu makan pagi,
siang dan malam.

DM “setiap makan ka pasti makan Masyarakat mengatakan


sayur karena 3 kali ki makan bahwa dia mengonsumsi
jadi makan terus ki sayur” sayur setiap kali dia
makan yaitu sebanyak 3
kali dalam sehari.

“setiap makan ka pasti makan Masyarakat mengatakan


lagi sayur karena ada ji toh” bahwa dia mengonsumsi
sayur setiap kali dia
makan yaitu sebanyak 3
RH kali dalam sehari.

“setiap makan ka pasti makan Masyarakat mengatakan


ki lagi sayur ia” bahwa dia mengonsumsi
sayur setiap kali dia
BG makan yaitu sebanyak 3
kali dalam sehari.

“Dalam sehari, saya Dalam sehari,


mengonsumsi sayur 3 kali masyarakat
yaitu setiap kali saya makan” mengonsumsi sayur
TH sekitar 3 kali dalam
sehari sebab setiap kali
dia makan pasti selalu
makan sayur.

“dalam sehari, 3 kali ka Dalam sehari,


makan karena setiap makan masyarakat
ka pasti makan sayur” mengonsumsi sayur
HN sebanyak 3 jenis karena
setiap kali dia akan pasti
makan sayur juga.
“dalam sehari, 3 kali ka Masyarakat
makan nak karena setiap mengonsumsi sayur
SRB akan ka pasti makan ka lagi” sekitar 3 kali dalam
sehari sebab setiap kali
dia makan pasti makan
sayur juga.

“setiap kali saya makan pasti Dalam sehari,


makan sayur” masyarakat
IN
mengonsumsi sayur
sekitar 3 kali saja.

“kalau sayur ia setiap makan Masyarakat mengatakan


ka pasti makan ka sayur” bahwa dia mengonsumsi
NHH
sayur sebanyak 3 kali
dalam sehari.

“saya kan 3 kali ki makan Masyarakat mengatakan


jadi setiap makan ka pasti bahwa dia mengonsumsi
makan sayur” sayur sekitar 3 kali
NRB dalam sehari yaitu setiap
kali makan pasti makan
sayur juga.

“saya makan sayur sekitar 3 Masyarakat mengatakan


kali sehari karena setiap saya bahwa dia mengonsumsi
makan tidak pernah lupa sayur sekitar 3 kali
untuk makan sayur” sehari sebab setiap kali
SY dia makan pasti makan
sayur juga.

“dalam sehari, saya makan Salah satu jenis sayur


sayur hanya 1 kali ji” yang paling sering
NF dikonsumsi oleh
masyarakat adalah sayur
bening saja. Dalam
kesehariannya
masyarakat hanya
mengonsumsi 1 jenis
sayur saja.

“saya makan 3 kali sehari Masyarakat mengatakan


karena tidak enak kalau tidak bahwa dia mengonsumsi
ada sayur ia” sayur sebanyak 3 kali
sehari sebab masyarakat
mengatakan bahwa dia
SB merasa tidak enak
makannya ketika tidak
mengonsumsi sayur
setiap kali dia makan.
15. Jenis sayur “kalau sayur ia biasa 1 jenis Masyarakat Jenis sayur yang
ji kumakan, sayur bening ji “ mengonsumsi hanya 1 dikonsumsi masyarakat
HS jenis sayur yakni hanya dalam pencegahan
sayur bening saja. hipertensi yaitu:

“yang paling sering kumakan Jenis sayur yang paling 1. 1 jenis (misalnya:
ia 1 jenis ji itu sayur bening” sering dikonsumsi oleh sayur bening)
masyarakat adalah sayu 2. 2 jenis (misalnya:
WN bening. Jadi, masyarakat sayur tumis dan
mengonsumsi sayur bening dan
hanya 1 jenis saja. kacang)
3. 3 jenis (misalnya:
“sayur yang biasa saya Jenis sayur yang sering sayur tumis,
makan hanya 1 jenis ji karena dikonsumsi oleh santan, kacang dan
yang gampang ji dibikin biasa masyarakat adalah sayur bening)
kumasak bela” bening karena dia
mengatakan bahwa
KK hanya sayur itu yang
paling gampang dia buat.

“sayur yang biasa kumakan Salah satu jeni sayur


ia 1 jenis ji itu mi sayur yang sering dikonsumsi
bening” oleh masyarakat adalah
MR sayur bening. Jadi,
masyarakat
mengonsumsi 1 jenis
sayur saja.

“kalau jenis na ia 1 ji, sayur Salah satu jenis sayur


bening tonji ka jarang ka saya yang biasa dikonsumsi
masak yang pake santanga” oleh masyarakat adalah
sayur bening.
Masyarakat mengatakan
NB bahwa dia sangat jarang
mengonsumsi sayur
yang memiliki santan.

“jenis sayur yang biasa Salah satu jenis sayur


kumasak ia bening, tumis yang sering dikonsumsi
dengan santan karena tidak oleh masyarakat adalah
bagus juga kalau itu-itu terus sayur bening, sayur
dalam seminggu” tumis dan sayur santan.
Masyarakat percaya
bahwa tidak bagus jika
NHA
dalam seminggu tidak
mengonsumsi sayur.

“sayur yang biasa ku makan Masyarakat mengakui


hanya 2 jenis, yakni sayur bahwa dia sering
bening dengan yang ditumis- mengonsumsi sayur 2
tumis, misalnya tumis jenis yaitu sayur bening
kangkung toh karena anakku dan sayur tumis seperti
na suka sekali tumis sayur tumis kangkung
DM kangkung” karena anaknya sangat
menyukai sayur tersebut.

“kalau sayur ia 1 jenis ji, Masyarakat


sayur bening ji biasa mengonsumsi sayur
kumasak” hanya 1 jenis saja.
Masyarakat mengakui
bahwa dia sering
RH memasak sayur bening
sebab dia sangat
menyukainya.

“sayur yang biasa kumakan Salah satu jenis sayur


ia sayur bening tonji” yang biasa dikonsumsi
BG oleh masyarakat hanya 1
jenis yaitu sayur bening.

“kalau sayur ia hanya 1 jenis Masyarakat mengatakan


yang selalu kumakan” bahwa dia mengonsumsi
RM sayur hanya 1 jenis yaitu
sayur bening.

“jenis sayur yang saya Salah satu jenis sayur


konsumsi hanya 1 jenis yaitu yang sering dikonsumsi
TH sayur bening” oleh masyarakat adalah
sayur bening. Jadi,
masyarakat hanya
mengonsumsi 1 jenis
saja.

“sayur yang biasa kumakan Masyarakat sering


ada 2 jenis yaitu sayur bening mengonsumsi sayur
dengan sayur kacang hujau” dengan 2 jenis yaitu
HN sayur bening dan sayur
kacag hijau.

“jenis sayur yang biasa ku Salah satu jenis sayur


makan ia nak, ada 3 macam yang sering dikonsumsi
yaitu sayur paria kambu, oleh masyarakat ada 3
SRB sayur bening dengan sayur jenis yaitu sayur paria
kacang” kambu, sayur bening dan
sayur kacang.

“sayur yang sering saya Masyarakat mengatakan


makan hanya 1 jenis yaitu bahwa dia mengonsumsi
IN sayur bening ji” sayur hanya 1 jenis yaitu
sayur bening.

“sayur yang biasa saya Masyarakat sering


makan ia itu hanya 1 jenis mengonsumsi hanya 1
NHH yakni sayur bening ji” jenis sayur yaitu sayur
bening saja.

“sayur yang biasa kumakan Masyarakat mengatakan


ia ada 3 jenis yaitu sayur bahwa terdapat 3 macam
bening, sayur tumis dan sayur sayur yang sering
NRB kacang” dikonsumsi oleh
masyarakat yaitu sayur
benin, sayur tumis dan
sayur kacang.

“jenis sayur yang biasa saya Salah satu jenis sayur


makan adalah sayur bening, ang sering dikonsumsi
sayur kacang dan sayur oleh masyarakat adalah
SY santan” sayur kacang, sayur
tumis dan sayur santan.

“jenis sayur yang paling Jenis sayur yang paling


sering saya makan yaitu sering dikonsumsi oleh
NF masyarakat hanya 1 jenis
sayur bening ji” yaitu sayur bening.

“sayur yang paling sering Salah satu jenis sayur


kumakan yaitu sayur bening yang paling sering
yang dicampur dengan daun dikonsumsi oleh
kelor karena saya kusuka masyarakat adalah sayur
sekali sayur daun kelor deng” bening yang dicampur
dengan daun kelor
karena masyarakat
SB
mengakui bahwa dia
sangat menyukai sayur
yang dicampur dengan
daun kelor.
Matriks Hasil Penelitian Informan Petugas Puskesmas

No. Informasi Inisial Emik Etik Reduksi

1. Keinginan “Iya, saya berkeinginan Masyarakat ingin Ada beberapa alasan


melaksanakan melakukan sosialisasi melakukan sosialisasi petugas Puskesmas ingin
sosialisasi program SM GERMAS untuk menyadarkan program GERMAS guna melakukan sosialisasi
GERMAS di masyarakat” menyadarkan program GERMAS untuk
Puskesmas Bontoramba masyarakat. pencegahan hipertensi
untuk pencegahan yaitu:
hipertensi
1. Menyadarkan
2. Latar belakang “banyaknya penderita Salah satu alasan yang masyarakat
pelaksanaan sosialisasi hipertensi dalam setiap melatar belakangi kami 2. Jumlah pendeita
program GERMAS di bulan, maka petugas melaksanakan sosialisasi hipetensi yang
Puskesmas Bontoramba SM melaksanakan kegiatan program GERMAS di banyak
untuk pencegahan GERMAS di desa atau desa atau wilayah kerja 3. 1 kali pelaksanaan
hipertensi wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Bontoramba 4. 3 orang petugas tetap
Bontoramba untuk untuk mengurangi angka 5. 3 orang petugas lain
mengurangi angka penderita penderita hipertensi dan 6. Mengeluarkan surat
hipertensi dan non non hipertensi. tugas
hipertensi” 7. Perubahan pola hidup
sehat
3. Pelaksanaan sosialisasi “saya melaksanakan Tim Puskesmas
program GERMAS sosialisasi program GERMAS melaksanakan sosialisasi
dalam seminggu di hanya 1 kali dalam sebulan program GERMAS
Puskesmas Bontoramba SM di satu desa dan beberapa hanya 1 kali dalam
untuk mencegah dusun yang terkait sebulan di satu desa dan
hipertensi didalamnya” beberapa dusun yang
terkait dengan sosialisasi
program GERMAS.

4. Petugas tetap yang “iya, terdapat petugas tetap Terdapat petugas tetap
ditugaskan untuk yang melaksanakan program yang melaksanakan
melaksanakan SM GERMAS yaitu 3 orang” program GERMAS di
sosialisasi program masayarakat yakni 3
GERMAS dalamm orang.
seminggu di Puskesmas
Bontoramba untuk
mencegah hipertensi

5. Petugas lain “iya, terdapat petugas lain Terdapat petugas lain


mendapatkan yang turut serta dalam yang turut serta dalam
wewenang dari Kepala pelaksanaan program pelaksanakan program
Puskesmas untuk SM GERMAS yaitu 3 orang” GERMAS di masyarakat
melaksanakan yakni 3 orang.
sosialisasi program
GERMAS dalamm
seminggu di Puskesmas
Bontoramba untuk
mencegah hipertensi

6. Bentuk penyampaian “bentuk penyampain yang Salah satu bentuk


informasi pelaksanaan kami lakukan yaitu dengan penyampaian yang
sosialisasi program mengeluarkan surat tugas di dilakukan oleh tim
GERMAS dalamm SM desa yang akan di tempati Puskesmas dalam
seminggu di Puskesmas untuk melaksanakan menyampaikan
Bontoramba untuk sosialisasi dan kepala desa informasi dengan
mencegah hipertensi mengumpulkan mengeluarkan surat
masyarakatnya untuk tugas di desa yang akan
diberikan penyuluhan tentang kami tempati untuk
GERMAS oleh petugas” melakukan sosialisasi
agar kepala desa
mengumpulkan
masyarakatnya untuk
diberikan penyuluhan
tentang GERMAS.

7. Informasi yang “iya, misalnya masyarakat Informasi yang


disampaikan sudah mulai mengubah pola disampaikan
memberikan dampak hidup dan makanannya memberikan dampak
pada perubahan pola SM dalam setiap hari bahkan kepada masyarakat.
perilaku bagi ingin melakukan kegiatan Misalnya, masyarakat
masyarakat daam olahraga di desanya” sudah mulai mengubah
perilakunya dengan
pencegahan hipertensi menerapkan pola hidup
sehat dan memakan
makanan yang bergizi
bahkan dia ingin
melakukan olahraga di
desanya.
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan
Wawancara dengan informan hipertensi

Wawancara dengan informan non hipertensi


Wawancara dengan informan pelaksana program GERMAS
Lampiran 7. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP

Nama : AULIA RAHMA NIGGA


NIM : K11114039
Tempat/Tanggal Lahir : Pokobulo, 02 Mei 1996
Agama : Islam
Suku : Makassar
Alamat : Jl. Politeknik (Pintu Nol Unhas)
HP : 082197226159
Email : auliarahma2596@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Bukti Pokobulo
2. SD Negeri No.17 Pokobulo
3. SMP Negeri 1 Bontoramba
4. SMA Negeri 1 Tamalatea
5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Riwayat Organisasi :
1. Keluarga Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
2. Anggota Dewan Pengawas Organisasi Forum Mahasiswa Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku (Forma PKIP) FKM Unhas Periode 2016/2017
3. Koordinator Dewan Pengawas Organisasi Forum Mahasiswa Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku (Forma PKIP) FKM Unhas Periode 2017/2018
4. Volunteer Laboratorium Audio Visual Aids (AVA) FKM Unhas Periode
2017/2018
5. Staf Divisi Kajian Unit Kegiatan Mahasiswa Keilmuan dan Penalaran Ilmiah
Universitas Hasanuddin Periode 2017/2018
6. Anggota Bidang Keperempuanan dan Kerohanian Himpunan Pelajar Mahasiswa
Turatea Periode 2017/2018
7. Anggota Divisi Diklat Pusat Informasi dan Konseling Health Education And
Reproduktif Tenegeer (PIK HEART) Universitas Hasanuddin Periode 2017/2018
8. Anggota Anak Muda Indonesia Cabang Kabupaten Jeneponto Periode 2018/2019
9. Volunteer Komunitas Peduli Anak Jalanan Makassar (KPAJ Makassar) Periode
2018/2019

Anda mungkin juga menyukai