i
ii
iii
RINGKASAN
Universitas Hassanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Ilmu Gizi
Mariska
“Analisis Kandungan Zat Pewarna Pada Pangan Jajanan Makanan Dan
Praktek Higiene Sanitasi Pada Penjamah Makanan Jajanan Di SD Negeri
Kompleks IKIP Kota Makassar”
(x + 68 Halaman + 7 Tabel + 2 Bagan + 4 Lampiran)
iv
KATA PENGANTAR
Segala Syukur dan Pujian bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan serta kasih setia yang besar akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Kandungan Zat Pewarna Pada Jajanan Makanan Dan Praktek Higiene
Sanitasi Penjaja Makanan Di SD Negeri Kompleks Ikip Kota Makassar”
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua (Yohanis Awi
Nerokou dan Chatarina M.E Karubaba) serta orang tua wali (Eddy Johan
Tetelepta dan Almh. Yohana Karubaba) yang telah tulus iklhas memberikan
kasih sayang, cinta, doa, perhatian, dukungan moral dan materil. Terimakasih
untuk semua waktu yang dihabiskan untuk mengasuh, mendidik, membimbing
dan mengiringi perjalanan hidup penulis. Terimakasih untuk semua untaian doa
yang tidak pernah putus agar penulis sukses dalam menjalani kehidupan
khususnya dalam proses menyelesaikan pendidikan. Teruntuk kakak, adik, dan
saudara tersayang, terimakasih atas canda tawa yang tercipta yang akhirnya
penulis sadari menjadi penyemangat bagi penulis.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan para Wakil Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat dan seluruh Staf Fakultas kesehatan Masyarakat.
2. Dr. dr. Citrakesumasari, M.Kes.,Sp.GK selaku ketua program studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Abdul Salam SKM., M.Kes selaku penasehat akademik yang
membimbing dan menasehati selama menempuh pendidikan di Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Dr. Aminuddin Syam, S.KM, M.Kes, M.Med.ED dan dr. Devintha
Virani, M.Kes, Sp.GK selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
5. Ibu Dr. Nuhaedar Jafar Apt, M.Kes selaku penguji I, St. Khadijah Hamid,
S.Gz.,M.Kes selaku penguji II, dan Bapak Muh. Fajaruddin Natsir, SKM.,
v
M.Kes selaku penguji III yang telah memberikan saran dan masukan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Ulfa Najamuddin S.si.,M.Kes dan Ibu Sabaria Manti Battung,
SKM.,M.Kes.,M.Sc yang telah memberikan saya bimbingan dan pelajaran dan
sangat membantu saya dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan para staf Program Studi Ilmu Gizi FKM Unhas yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan bantuan kepada penulis selama
menjalani perkuliahan.
8. Ibu Kepala Sekolah Fitriyani,S.Pd.,M.Pd dan Guru-guru SD Negeri Kompleks
IKIP Kota Makassar yang telah bersedia berpatisipasi dalam penelitian ini.
9. Teman-teman seangkatan Afirmasi Dikti 2013, terimakasih atas kebersamaan
yang terjalin diantara kita, yang sudah bersama-sama dari awal berjuang, tetap
jadi sodara dalam susah maupun senang, semoga tetap kompak, semoga
bahagia selalu dan tak saling melupakan, sukses selalu. Tuhan Memberkati
10. Teman-teman seangkatan Ilmu Gizi 2013, terimakasih atas kebersamaan
dalam perbedaan yang telah terjalin, semoga tidak pernah memudar.
11. Geng Thobias (Gloria Sembai, Herlina Epem, Natalia Rumpaisum, Angelina
Marin, Febiolla Baransano, Shelfiana Lhani Kurni, dan Rachel Madai)
Terimakasih untuk canda tawa, terlalu banyak cerita yang terukir, tetap jadi
sodara dalam susah maupun senang. Tuhan Memberkati.
12. Felix Fonataba. Yang selalu memberikan motivasi, yang selalu menjadi
penyemangat. Tetap semangat kuliahnya. Tuhan Memberkatimu.
13. Roslina Wanggai, Herlina Epem dan Glori N.R.C Sembai. Terimakasih untuk
kebersamaan yang terjalin selama perkuliahan, yang sama-sama berjuang,
susah senang dalam perkuliahan kita lewai bersama, terlalu banyak cerita yang
terukir di antara kita, sukses untuk kita berempat dan semoga tak saling
melupakan. Tuhan Memberkati.
14. Justice Assah dan Haslindah, Banyak cerita yang terukir selama perkuliahan,
semoga kita bahagia dan tak saling melupakan.
15. Untuk keluarga besar penulis dan semua pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung penulis mengucapkan banyak terimakasih.
vi
Untuk Holy Spirit sumber segala ilham selama penulisan skripsi ini, sumber
pengetahuan utama, sumber inspirasi, sumber semangat, sumber sukacita, sumber
kekuatan, kepada Dia, Yesus dan Allah Bapa di Surga. Kiranya Skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.Terimakasih.
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... ii
RINGKASAN ...................................................................................................... iv
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………....xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiii
viii
E. Tinjauan Umum Tentang Zat Pewarna Methanil Yellow dan Rhodamin B
.................................................................................................................. 21
G. Kerangka Teori......................................................................................... 33
B. Definisi Operasional................................................................................. 35
C. Hipotesis ................................................................................................... 36
C. Pembahasan .............................................................................................. 51
Tipis.................................................................................................. 55
A. Kesimpulan .............................................................................................. 66
B. Saran......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Karakteristik Jajanan Beserta Harga Perporsi atau Persatuan ............ 47
Tabel 5.3 Hasil Uji Kualitatif Pewarna (Rhodamin B dan Methanil Yellow)
Makassar ............................................................................................. 50
Makassar ............................................................................................. 51
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilokasi jualan, jalanan atau tempat umum, seperti area permukiman, pusat
harganya yang murah, mudah didapat, cita rasanya yang enak dan cocok
mutu gizi makanan yang dikonsumsi dan pada akhirnya akan meningkatkan
anak sekolah dasar. Konsumsi dan kebiasaan jajan anak turut mempengaruhi
kontribusi dan kecukupan energi dan zat gizinya yang berujung pada status
1
kepercayaan terhadap makanan (pantangan), preferensi terhadap makanan, dan
menuju masa remaja, sehingga asupan zat gizi yang cukup dengan
bahwa 40-44% dari sampel pangan jajanan anak sekolah yang diuji, tidak
mikroba dan atau bahan tambahan pangan yang melebihi batas. Permasalahan
Pangan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal
dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-
sekolah atau di kantin sekolah. Oleh karena itu, penjaja berperan penting
2
dalam penyediaan pangan jajanan yang sehat dan bergizi serta terjamin
kebutuhan kalori sehari yang berasal dari makanan jajanan jenis fast food dan
berbahaya atau penambahan bahan tambahan pangan yang tidak tepat oleh
tetapi harga murah melalui penggunaan zat pewarna makanan yang digunakan
2016).
3
Menurut data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun
ditemukannya dari 2.984 sampel yang diuji, 45% tidak memenuhi syarat
dilakukan pada 3.925 sampel produk PJAS yang terdiri dari es (mambo, loli),
untuk pengujian pewarna yang dilarang untuk pangan yaitu methanyl yellow
yang dilakukan pada 4.418 sampel produk PJAS yang terdiri dari es (mambo,
loli), minuman berwarna, sirup, jelly, agar-agar, mie, kudapan dan makanan
4
Rhodamin B dan metanil yellow merupakan zat warna sintetik yang
iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran
dapat menyebabkan iritasi pada mata jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Kuning metanil juga dapat bertindak sebagai tumor promoting agent dan
kimia) serta pangan siap saji yang belum memenuhi syarat hygiene dan
keamanan pangan, ketidak tahuan konsumen (anak-anak sekolah & guru) akan
5
Menurut Penelitan Febria Agustina, dkk (2009) terdapat 47,8 % hygiene
tidak baik dan 47,8 % responden yang memiliki sarana penjaja yang
lain adalah hygiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang
tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih. Salah
memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, khususnya dalam hal hygiene
Salah satu produk makanan dan minuman yang paling sering ditambahkan
dengan zat warna adalah makanan jajanan. Sampel makanan yang akan diteliti
6
dalam bahan makanan tersebut. Makanan jajanan yang dipilih adalah makanan
oleh peneliti pada bulan Maret 2017, SD Negeri Kompleks IKIP ini terdiri
menyediakan 3 kantin , dan tiap kantin tersebut memiliki beberapa sub kantin
didalamnya serta terdapat beberapa pedagang kaki lima yang berjualan tidak
Komplek IKIP letaknya cukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan
Dasan Negeri IKIP Makassar. Hal ini disebabkan karena penggunaan bahan
pewarna terlarang serta praktek higiene sanitasi penjamah yang kurang baik
tersebut pada pangan jajanan dapat memberikan dampak yang kurang baik
bagi kesehatan.
7
B. Rumusan Masalah
proses belajar mengajar dan berdampak pada prestasi belajar anak sekolah
dasar. Lebih lanjut lagi anak sekolah dasar masih dalam masa tumbuh
makanan yang mengandung zat yang berbahaya maka akan berpengaruh pada
kesehatan.
kantin sekolah yang kurang memenuhi syarat serta perilaku jajan anak sekolah
mengetahui :
C. Tujuan Penelitian
8
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
IKIP.
D. Manfaat Penelitian
pemerintah sebagai dasar untuk membuat aturan ataupun izin dalam hal ini
penggunaan pewarna.
2. Bagi masyarakat baik orang tua siswa maupun pihak sekolah agar lebih
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan
jasa boga, rumah makan atau restoran, dan hotel (Menkes, 2003).
minuman yang dipersiapkan atau dijual oleh pedagang kaki lima dan di
syarat kesehatan adalah jika tidak mengandung kuman pathogen serta tidak
kuman aerob dalam makanan tidak boleh melampaui jumlah angka kuman
pada makanan. Makanan jajanan memiliki harga relative murah dengan mutu
gizi yang tidak tinggi. Pada umumnya tingkat kebersihan makanan jajanan
sangat rendah, tetapi banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat. Secara
umum makanan yang disukai adalah makanan yang memenuhi selera atau
10
citarasa/idrawi, yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu dan tekstur (Rina
Yuliastuti, 2012).
Pangan jajanan atau streed food merupakan makanan dan minuman yang
dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan atau tempat-
tempat keramaian umum lainnya. Pangan jajanan memiliki aneka jenis dan
a. Makanan sepinggan
b. Makanan camilan
11
c. Minuman
antara lain : Dalam kemasan, misalnya teh, minuman sari buah, minuman
dasarnya makanan jajanan tidak dapat mengganti sarapan pagi atau makan
akan merasa kenyang karena padatnya kalori yang masuk dalam tubuh.
Sementara gizi seperti protein, vitamin, dan mineral masih sangat kurang.
energi yang hilang saat beraktifitas disekolah, adapun dampak negatif dari
12
dalam arti pengembangan makanan jajanan dapat meningkatkan sosial
e. Pemborosan
dan Gizi Pangan, Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang
13
membahayakan kesehatan manusia. Makanan yang sehat, aman dan bergizi
adalah makanan yang mengandung zat gizi yang diperlukan seorang anak
untuk hidup sehat dan produktif. Makanan tersebut harus bersih, tidak
bagi kesehatan. Gizi yang baik dan cukup akan membantu pertumbuhan dan
dapat berdampak pada kesehatan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sepanjang
penyebab lain, misalnya obat, kosmetika, dan lain-lain. Salah satu penyebab
status gizi yang berkaitan satu sama lain. Ditinjau dari mata rantai timbulnya
timbul di: (1) tingkat produksi, (2) tingkat pengolahan, dan (3) tingkat
14
C. Tinjauan Umum Tentang Bahan Tambahan Makanan
bahwa Bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
mempuyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan
makanan yang ditambahkan secara sengaja atau yang secara alami bukan
merupakan bagian dari bahan baku, untuk mempengaruhi dan menambah cita
rasa, warna, tekstur, dan penampilan dari makanan. Adapun Fungsi bahan
15
b. Untuk membuat makanan itu dapat diproduksi secara massal
e. Menghemat biaya.
Zat pewarna dibagi menjadi dua kelompok yaitu certified color dan
uncertified color. Perbedaan antara certified dan uncertified color adalah: bila
certified color merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye dan lake,
maka uncertified color adalah zat pewarna yang berasal dari bahan alami
(Winarno, 2004).
Zat pewarna yang termasuk dalam uncertified color ini adalah zat
mineral, walaupun ada juga beberapa zat pewarna seperti ß-karoten dan
16
warna sintetik diciptakan untuk berbagai jenis keperluan misalnya untuk
buatan yang mengandalkan bahan tambahan kimia, atau dari bahan yang
color atau certified color. Jenis-jenis pewarna sintesis dan contoh aplikasi
dilihat.
17
Tabel 2.1
Bahan Pewarna Sintesis yang Diperbolehkan Diindonesia
No. Indeks
Batas
Nama Warna (CI Contoh Bahan
No Maksimun
Pewarna No.) Makanan
Penggunaan
100 mg/kg
Es Krim dan sejenisnya. Kapri
1 Biru Berlian 42090 kalengan
100 mg/kg
Acar mentimun dalam botol
300 mg/kg
Minuman Ringan dan makanan 70 mg/kg
2 Cokelat HT 20285 cair.
Makanan lain 300 mg/kg
100 mg/kg
Es Krim dan sejenisnya
3 Eritrosin 45430 Jem dan jeli 200 mg/kg
Udang Beku 30 mg/kg
100 mg/kg
Es Krim dan sejenisnya.
4 Hijau FCF 42053 Acar Mentimun dalam Botol. 300 mg/kg
Jem dan Jeli
200 mg/kg
Minumana Ringan dan makanan 70 mg/kg
5 Hijau S 44090 cair. 300 mg/kg
Makanan lain. 300 mg/kg
100 mg/kg
Es krim dan sejenisnya.
6 mg/kg
Yoghurt beraroma dan produk
6 Indigotin 73015 yang dipanaskan setelah
fermentasi botol. Jem dan jeli.
Makanan lain.
200 mg/kg
300 mg/kg
Es Krim dan sejenisnya.
100 mg/kg
Yoghurt beraroma dan produk
7 Karmoisin 14720
yang dipanaskan setelah
57 mg/kg
fermentasi
100 mg/kg
Es krim dan sejenisnya. Acar
8 Kuning FCF 15985 mentimun dalam botol.
300 mg/kg
Marmalad
200 mg/kg
Kuning Es krim dan sejenisnya. 50 mg/kg
9 47005
Kuinolin Makanan lain
18
300 mg/kg
70 mg/L
Minuman Ringan dan Makanan
10 Merah Alura 16035
Cair. Makanan lain
300 mg/kg
70 mg/L
Minumana ringan dan makanan
cair.
48 mg/kg
11 Ponceau 4R 16255 Yoghurt beraroma dan produk
yang dipanaskan setelah
fermentasi. Buah pir kalengan.
200 mg/kg
100 mg/kg
Es Krim dan sejenisnya.
12 Tartrazin 19140 Jem dan jeli.
200 mg/kg
Marmalad
100 mg/kg
Sumber: SNI 01-0222-1995
Tabel 2.2
Bahan Pewarna Sintesis yang Dilarang Diindonesia
19
buatan, yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat pewarna yang umumnya bersifat
larut dalam air, sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan
untuk mewarnai bahan pangan. Sedangkan untuk zat pewarna lakes dibuat
melalui proses pengendapan dan absorpsi dyes pada radikal (Al dan Ca) yang
dilapisi dengan aluminium hidrat (Alumina). Lapisan alumina ini tidak larut
dalam air, sehingga lakes ini tidak larut pada hamper semua pelarut. Tabel 3
Tabel 2.3
Kelas-Kelas Zat Pewarna Buatan Menurut JECTA
Zat Pewarna Warna
Azo:
i. Tartazin Kuning
ii. Sunset yellow Orange
FCF Merah
iii. Allura Red AC (kekuningan)
iv. Ponceau 4R Merah
v. Red 2G Merah
vi. Azorubine Merah
vii. Fast Red E Merah
viii. Amaranth Merah (kebiruan)
ix. Brilliant Black Ungu
BN Kuning Coklat
x. Brown FK Coklat
Trialtrimetana:
xi. Brilliant blue
Biru
FCF
Biru
xii. Pantent Blue V
Biru kehijauan
xiii. Green S
Hijau
xiv. Fast Green FCF
Quinolin:
xv. Quinolin Yellow Kuning Kehijauan
Xanten:
xvi. Erythrosine Merah
Indigoid:
xvii. Indigoitine Biru Kemerahan
Sumber:Peraturan Menkes RI, Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988
20
E. Tinjauan Umum Tentang Zat Pewarna Methanil Yellow dan Rhodamin
berwarna kuning kecoklatan. Senyawa methanol yellow adalah suatu azo amin
aromatic yang memiliki bobot molekul 375,38 g/mol dan rumus molekul C 18
N14 NaO3 S. Beberapa sifatnya, antara lain adalah dapat larut dalam air dan
alkohol, agak larut dalam aseton, serta sedikit larut dalam benzene dan eter.
Pewarna ini memiliki beberapa nama sinonim, yaitu Acidid methanol yellow,
Acid
yellow 36, Brasilan metanil yellow, Acid yellow 36, C.I, Acid yellow 36
kuning pada makanan. Zat warna ini juga seringkali disalah artikan sebagai
salah satu bagian dari zat-zat makanan. Wujudnya padat kuning kecoklatan.
Methanil Yellow sebenarnya pewarna untuk tekstil dan cat. Namun sebagian
orang menggunakannya untuk mie basah, kerupuk, dan berbagai macam kue.
dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan larutan merah terang. Rhodamin
21
B disalah gunakan oleh sebagian orang untuk mewarnai kerupuk, terasi, dan
aneka kue. Padahal zat ini apabila termakan akan menimbulkan kanker hati
faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat
2004).
insekta, tikus dan partikel-partikel benda asing seperti kayu, metal. Pecahan
gelas dan lain-lain, tetapi yang terpenting adalah bebsa dari kontaminasi
22
Higiene sanitasi ini bermanfaat agar tercipta suatu lingkungan kerja yang
5. Menghindari pencemaran
Kualitas higiene dan sanitasi yang dipengaruhi oleh dua faktor utama,
Dari kedua factor tersebut, faktor penjamah makanan dipandang lebih penting
karena sebagai manusia, bersifat aktif yang mampu mengubah diri dan
sehat. Betapapun ketatnya peraturan telah dibuat dan dikeluarkan oleh suatu
usaha ditambah peralatan kerja dan fasilitas memadai, semua itu akan sia-sia
Makanan harus dikelola dengan baik dan benar agar tidak menyebabkan
23
yang baik yaitu dengan menerapkan prinsip higiene dan sanitasi makanan
harus dalam keadaan segar, tidak busuk, tidak rusak atau berjamur, tidak
mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun serta berasal dari sumber
yang resmi atau jelas. Untuk bahan makanan dalam kemasan atau hasil
pabrikan; mempunyai label dan merek, komposisi jelas, terdaftar dan tidak
kadaluwarsa.
serta bahan kimia berbahaya dan beracun. Bahan makanan yang disimpan
dahulu.
3. Pengolahan makanan
24
a. Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan
b. Peralatan yang digunakan harus tara pangan (food grade) yaitu aman
berbahaya dan beracun) serta peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak
pada suhu yang tepat baik suhu dingin, sangat dingin, beku maupun suhu
5. Pengangkutan makanan
25
teknik/cara pengangkutan, lama pengangkutan dan petugas pengangkut.
Hal ini untuk menghindari risiko terjadinya pencemaran baik fisik, kimia
maupun bakteriologis.
6. Penyajian makanan
organoleptik atau uji biologis atau uji laboratorium, hal ini dilakukan bila
5. Selalu mencuci tangan atau kaki dengan sabun sebelum dan sesudah
7. Pakaian kerja harus selalu bersih dan dipakai hanya pada waktu
bekerja.
26
8. Tenaga pengolah makanan harus memakai tutup kepala untuk
10. Bila bersin atau batuk, mulut atau hidung harus ditutup dengan sapu
tangan.
aspekaspek sebagai berikut : (1) Tenaga, (2) Dana, (3) Lokasi, (4) Fasilitas
ke dalam (sekolah) maupun ke luar yaitu kepada orang tua peserta didik
dan instansi yang berwenang/ terkait terutama bila terjadi hal-hal yang
27
1. Fasilitas Bangunan Kantin
keadaan tertutup. Kedua jenis kantin di atas harus memiliki sarana dan
a. Lantai kedap air, rata, halus tetapi tidak licin, kuat, dibuat miring
b. Dinding kedap air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak
28
c. Langit-langit terbuat dari bahan tahan lama, tidak bocor, tidak
dibersihkan.
d. Pintu, jendela dan ventilasi kantin dibuat dari bahan tahan lama.
dibersihkan.
terbuka harus mempunyai suplai air bersih yang cukup, baik untuk
pembersihan. Air bersih dapat diperoleh dari PAM maupun dari sumur.
yang sama, baik untuk kantin ruang tertutup maupun kantin ruang terbuka.
Ruang pengolahan selalu dalam keadaan bersih dan terpisah dari ruang
29
penyajian dan ruang makan. Ruang pengolahan atau persiapan makanan
penyiapan makanan.
tempat penyajian makanan seperti lemari display, etalase atau lemari kaca
dengan jelas. Tempat penyajian atau display makanan ini harus selalu
tertutup untuk melindungi makanan dari debu, serangga dan hama lainnya.
dapat digantung atau ditempatkan dalam wadah dan disajikan pada tempat
yang terlindungi dari sinar matahari langsung atau debu. Buah potong
dingin.
Kantin harus menyediakan meja dan kursi dalam jumlah yang cukup
dan nyaman. Meja dan kursi harus selalu dalam keadaan bersih, tidak
meja harus mudah dibersihkan. Untuk kantin dalam ruang tertutup, ruang
makan harus mempunyai ventilasi yang cukup agar udara panas dan
lembab dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar. Untuk kantin
30
yang menggunakan koridor, taman atau halaman sekolah sebagai tempat
terkena matahari langsung jika tidak ada atap), ada pertukaran udara, serta
harus ada sirkulasi udara. Penyimpanan bahan baku dan produk pangan
31
6. Peralatan Kantin
peralatan dari bahan stainless steel untuk pisau, panci, dan wajan.
7. Fasilitas Sanitasi
baik untuk kantin ruang tertutup maupun kanting ruang terbuka, yaitu:
a. Tersedia bak cuci piring dan peralatan dengan air bersih yang
d. Tersedia alat cuci/pembersih yang terawat baik seperti sapu lidi, sapu
ijuk, selang air, kain lap, sikat, kain pel, dan bahan pembersih seperti
32
harus bebas dari sampah. Jarak kantin dengan tempat penampungan
air, termasuk air limbah dan berfungsi dengan baik serta mudah
berfungsi untuk mengalirkan udara segar dan membuang limbah gas hasil
pemasakan makanan.
9. Fasilitas Lain-lain
baju kerja, tutup kepala, dan celemek berwarna terang, serta lap yang
G. Kerangka Teori
BTP
Pangan
Pewarn
Keamanan a
pangan Kehalalan
Higiene Higiene
dan Penjamah
Mutu Makanan
Sanitasi
jajanan Sanitasi
Ruang
Pengolaha
Sanitasindan
Kandungan Peralatan
Gizi
Penanganan
dan
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penyimpa
nan
Sumber: PPRI No 28, 2004 dan Permenkes, 2012 Fasilitas
Makanandan
Sanitasi
danMinu
Air
33man
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Bahan Tambahan
Makanan
(Pewarna Makanan) Keamanan Mutu
Pangan
Keterangan :
34
B. Definisi Operasial
35
C. Hipotesis
1. Terdapat zat pewarna sintetik pada pangan jajanan pada SDN Kompleks
IKIP.
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
laboratorium secara kualitatif, yaitu dengan melihat ada tidaknya zat pewarna
terlarang pada makanan jajanan anak sekolah serta higiene dan sanitasi
1. Populasi
2. Sampel
37
2. Unit analisis adalah jenis zat pewarna terlarang pada pangan jajanan di
Makassar.
sekolah dan pedagang kaki lima yang berada diarea sekolah) untuk
D. Instrument Penelitian
a. Kuisioner
Alat ini digunakan untuk menilai praktek hygiene dan sanitasi dari
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu chamber elusi,
timbangan analitik, gelas ukur, gelas kimia, corong pisah, labu takar, gelas
kimia, pipet tetes, lempeng tetes, pipet volum, bulb, spatula, batang
eter, lrutan NaOH 1%, larutan ammonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol
70%), asam asetat 10%, dan larutan ammonia 10% (yang dilarutkan dalam
38
etanol 70%), NaOH 10%, HCL, NH4OH, H2SO4, plat Kromatografi Lapis
c. Cara pengujian
96%.
air.
39
8. Kemudian angkat benang wol, pewarna dalam sampel akan
10. Didihkan sampai warna yang berada dalam benang wol luntur
11. Larutan basa yang didapatkan merupakan satu larutan uji yang
pembanding.
366 nm.
yang diperoleh.
40
6. Bandingkan nilai Rf sampe tiap bercak dengan nilai Rf standar
sampel.
etanol 96%.
masing-masing sampel.
air.
penangas air. Larutkan residu dari penguapan dalam 10ml air yang
41
8. Kemudian angkat benang wol, pewarna dalam sampel akan
etanol 70%).
10. Didihkan sampai warna yang berada dalam benang wol luntur atau
11. Larutan basa yang didapatkan merupakan satu larutan uji yang
3. Plat KLT diberi tanda 1 cm dari tepi bawah garis. Garis ini disebut
garis mula.
42
4. Kemudian larutan standar ditotolkan dengan jarak 1 cm dengan
larutan standar.
1. Pengolahan Data
2. Analisis Data
sanitasi.
3. Penyajian Data
Data yang dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk
43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Sekolah ini diresmikan pada bulan April
dikelola oleh IKIP Ujung Pandang. Sejalan dengan berakhirnya PPSP, maka
Pandang dengan nama SD Negeri Kompleks IKIP dan dibina oleh Pemerintah
Negeri Kompleks IKIP I dengan status yang sama. Selanjutnya, tahun 2003
bantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar dengan luas lahan 5.509 m²,
luas bangunan 1.072 m², status tanah hak pakai, status bangunan pinjaman dari
Lokasi SDN Kompleks IKIP Makassar berada pada lokasi yang strategis
44
kawasan bisnis atau pusat-pusat perbelanjaan serta banyak penjual makanan
Di dalam kantin sekolah ada yang menjual makanan sepinggan berupa nasi
ayam (bento), nasi kuning, mie ayam, dan bakso, selain makanan sepingan
nugget, sosis, nugget dan lain-lain) dan produk ekstruksi seperti sanck, coklat,
permen, kerupuk, dan lain-lain. Bukan hanya siswa yang berbelanja, orang
IKIP dapat membeli makanan jajanan di luar pagar sekolah yaitu penjaja
disekitar sekolah mangkal dari pagi sebelum jam sekolah hingga waktu pulang
1. Karakteristik Kantin
45
Tabel 5.1
Karakteristik Kantin di SD Negeri Komplek IKIP Kota Makassar
Jumlah Persentase
Variabel Kategori
(n=7) (%)
Kantin 7 100%
SMP 2 28,57%
Pendidikan
SMA 5 71,43%
2. Karakteristik Jajanan
Kompleks IKIP Kota Makassar beserta harga per satuan dan perporsinya.
46
Tabel 5.2
Karaktseristik Jajanan Beserta Harga Per Porsi atau Per Satuan
47
Berwarna kekuningan,
7 Nugget memilki tekstur yang agak Rp. 1.000
keras
Berwarna kekuningan ,
memiliki tekstur yang
8 Nasi Kuning Rp. 5.000
lembut dan agak sedikit
kenyal
Berwarna kekuningan,
terasa sedikit asin, tetapi
11 Kerupuk Rp. 1.000
memiliki tekstur yang
lembut
48
B. Hasil Penelitian
Pangan Jajanan
49
Tabel 5.3
Hasil Uji Kualitatif Pewarna (Rhodamin B dan Methanil Yellow) pada
Makanan Jajanan Di SDN Kompleks IKIP Kota Makassar
tipis (KLT) , diperoleh hasil pada hasil analisis yaitu Rhodamin B terdapat
2 sampel yang positif dan pada hasil analisis Methanil Yellow terdapat 1
pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai berikut:
50
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Higiene Sanitasi Pada Penjamah Makanan
Jajajan Di SD Negeri Kompleks IKIP Kota Makassar
Higiene Sanitasi N %
Memenuhi Syarat 3 42,86
Tidak Memenuhi Syarat 4 57,14
Total 7 100
Sumber: Data Primer,2017
C. Pembahasan
Lapis Tipis
51
menggunakan metode serapan benang wol. Prinsipnya adalah penarikan
zat warna dari sampel ke dalam benang wol bebas lemak dalam suasana
warna oleh suatu basa. Selanjutnya sampel ditotolkan pada kertas saring
dan dielusi hingga sempurna. Warna sampel secara visual merah muda
atau jingga serta nilai Rf yang sama atau hampir sama dengan Rf standar
benang wool. Hal ini dilakukan untuk menarik zat warna pada sampel ke
benang wol bebas lemak. Dalam suasana asam dengan pemanasan dan
lapis tipis (KLT) dan dielusi dalam Chamber (Dian Pertiwi, dkk 2011).
52
tinggi bercak 15 cm dan tinggi eluan 17 cm sehingga Rf yang dihasilkan
yang menghasilkan warna bercak merah muda terang dengan nilai Rf yang
merah muda terang dengan nilai Rf yang dihasilkan 0,9062. Selain itu
hasilnya negatif karena pada plat KLT yang dilihat tidak menunjukkan
menunjukkan adanya noda pada plat KLT, serta tidak menghasilkan warna
mencit dengan pemberian dosis Rhodamin B 150 ppm, 300 ppm, dan 600
jaringan hati dari normal ke patologis, yaitu perubahan sel hati menjadi
53
menjadi menurun dan sel kehilangan daya untuk mengeluarkan
2012).
waktu lama dan jumlah yang banyak pada manusia dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati atau kanker hati dengan cara menumpuk dilemak
akan berwarna merah atau merah muda (Dian Pertiwi, dkk 2011).
untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan
kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan, yang jelas berbahaya bagi
kesehatan, karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut.
54
dengan harga zat pewarna untuk pangan, juga warna dari zat pewarna
dipanaskan dalam oven pada suhu 90°C selama 1 jam untuk melepaskan
yang berisi fase gerak, yaitu nbutanol : asam asetat glasial : aquadest
55
dengan cara membagi jarak yang ditempuh zat terlarut dengan jarak yang
ditempuh pelarut.
plat KLT yang dilihat tidak menunjukkan bercak yang sama dengan
bercak baku Methanil Yellow serta tidak menunjukkan adanya noda pada
plat KLT, serta tidak menghasilkan warna kuning pada sinar UV 254 nm
Penelitian lain oleh Sigar,dkk tahun 2012 tentang Analisis Zat Warna
56
Pewarna sintetis yang dilarang di Indonesia yang didasarkan pada
hanya digunakan untuk pewarna industri tekstil (kain), kertas dan cat,
waktu lama dapat merusak jaringan hati. (Dian Pertiwi, dkk 2012).
jajanan yang memiliki kriteria higiene dan sanitasi yang memenuhi syarat
57
terhadap makanan, terutama apabila penjamah makanan sedang menderita
suatu penyakit.
dan atau bisul pada tubuhnya. Luka menyebabkan bakteri pada kulit akan
masuk ke bagian dalam kulit dan terjadilah infeksi. Adanya luka koreng
agar pakaian tetap bersih. Menurut Moehyi (1992) pakaian kerja yang
tidak terdapat debu atau kotoran yang melekat pada pakaian yang secara
rambut.
tetap bersih dan sehat. Setiap saat rambut berhubungan dengan dunia luar
58
seperti debu, panas, sinar violet, dan sebagainya yang menyebabkan
pencernaan, dan lain sebagainya) serta bukan carrier dari suatu penyakit
dan rapi. Pakaian yang digunakan untuk berdagang selain harus bersih dan
tangan terlebih dahulu melainkan kontak langsung dengan uang setelah itu
tangan dengan air hangat (jika ada); penggunaan sabun yang sesuai dan
59
penggosokan yang termasuk membersihkan di bawah kuku jari tangan
dari kuku tangan/jari, keringat yang dihasilkan sewaktu kerja, begitu juga
dengan uang yang selalu berpindah tangan, sangat rentan terhadap kotoran
2012).
bahwa peralatan yang kotor harus segera dicuci setelah digunakan dan
atau deterjen. Hal ini sesuai teori Purnawijayanti menyatakan bahwa bahan
60
Beberapa responden lainnya mengeringkan peralatan dengan
peralatan yang basah, Selain itu, peralatan yang sudah dicuci diletakkan di
dilakukan pada tempat terbuka dan tidak bersih serta penggunaan kain lap
pada saat mengeringkan piring, sendok dan garpu. Hal tersebut dapat
(Febry Agustina,2009).
higiene dan sanitasi. Dan untuk menjaga peralatannya yaitu peralatan yang
sudah dipakai harus segera dicuci dengan air bersih dan sabun, lalu
sudah bersih disimpan di tempat yang bebas dari pencemaran, dan dilarang
61
menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali
dipakai.
tidak menggunakan air yang berasal dari sumber yang memenuhi syarat.
Hasil yang sama juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Dwi
penampungan dan keadaan air secara fisik harus memenuhi syarat. Secara
fisik air bersih yang digunakan harus memenuhi kesehatan, hal ini tampak
dari keadan air yang jernih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa
(Nunik,2013). Jika sumber air tercemar maka dampak kurang baik bagi
melalui air yang digunakan untuk mencuci sayuran, buah, makanan dan
Hal ini serupa dengan penelitian Hidayat di dua propinsi yaitu Jawa
penutup makanan jajanan tidak ada atau kurang memadai, misalnya hanya
62
menyimpulkan bahwa di Palembang, sarana penjaja makanan berupa
lemari makanan yang dipajang di warung dan kantin sebagian besar dalam
keadaan tidak tertutup. Kalaupun ada, penutup itu hanya berupa kain bekas
gorden tipis yang jarang sekali dirapatkan terutama ketika tamu sedang
jalan akan sangat mudah terpapar debu dan asap kendaraan yang
kertas koran dan kantong kresek berwarna. Beberapa kertas non kemasan
koran karena pengetahuan yang kurang, padahal bahan yang panas dan
Menurut Sartono (2002) timbal terdapat pada kertas koran dan majalah
karena terdapat pada tinta cetak. Efek toksik timbal terutama pada otak
dan sistem saraf pusat. Akibat keracunan timbal ialah gangguan sistem
63
saraf pusat, saluran cerna dan dapat juga timbul anemia (Febry Agustina,
2009).
kotor dan berminyak. Air memiliki kaitan erat dengan kualitas makanan
(Nunik,2013).
Hal ini sama seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Tofani tahun
64
pencemar, sehingga peralatan atau alat pengolah makanan yang dicuci
penyakit bawaan air. Makanan dan air merupakan suatu media yang dapat
65
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Dari kesebelas sampel yang telah diuji, ditemukan ada 2 sampel yang
positif mengandung zat pewarna Rhodamin B yaitu sampel saos cireng dan
saos cimol dan 1 sampel yang positif mengandung zat pewarna Methanil
sanitasi.
B. Saran
1. Bagi pihak agar bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam memberikan
66
dagangannya dalam keadaan terbuka, menggunakan celemek saat
menjamah makanan.
4. Bagi orang tua siswa agar lebih memperhatikan jajanan yang sering dibeli
dari rumah.
67
DAFTAR PUSTAKA
Aci Debby, 2009. Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Tentang Gizi
Dan Keamanan Pangan Di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten
Bogor. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor.
Alsuhendra dan Ridawati,2013. Bahan Toksik Dalam Makanan. PT Remaja
Rosdakarya. ISBN 978-979-629-161-4.
Annis, 2014. Kandungan Zat Pewarna Sintesis Pada Makanan Dan Minuman
Jajanan Di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota
Tenggerang Selatan. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Islam Syarif Hidayatullah Negeri Jakarta.
Chindarwani,2007. Kajian Sistem Manajemen Keamanan Pangan Berbasis Iso
22000 Di Pt Nestle Indonesia, Kejayan Factory. Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Depkes RI. 1988. Permenkes RI No. 772/Menkes/Per/IX/1988. Tentang bahan
tambahan makanan (BTM).
Erna Sofiana, 2012. Higiene Dan Sanitasi Dengan Kontaminasi Escherichia coli
Pada Jajanan DiSekolah Dasar Kecamatan Tapos Depok. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Eka Lestari, 2015. Analisis Personal Hygiene Pada Penjual Makanan Tradisional
Gado-Gado Dikelurahan Pisangan Cempaka Putih dan Cireundeu Ciputat
Timur. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Negeri Jakarta.
Fina, 2012. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Sarana Sanitasi Kantin Di
Universitas Negeri Semaran. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.
Febria Agustina, Pambayun, R., Febry,F. 2009. Higiene dan Sanitasi Pada
Pedagang Makanan Jajanan Tradisional di Lingkungan Sekolah Dasar di
68
Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang ( on line) dari http://uppm.fkm.
unsri.ac.id.
Fajar Herianto, 2016. Pengendalian Mutu Produk Pendekatan Manual Gmp Ssop
Ikm Gula Kelapa Kristal. Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (Iain) Purwokerto.
Ghaida dan siti. Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Terkait Gizi Dan
Keamanan Pangan Di Jakarta Dan Sukabumi. Jurnal Gizi dan Pangan, 2010,
5(3): 148–157.
Kementerian Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Lily D H, 2016. Hygiene Sanitasi Dapur Dan Penjamah Makanan Pada Hotel Di
Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Kepariwisataan, Volume
10, No. 01.Halaman 14 – 29. P3M Politeknik Pariwisata Makassar.
Menkes. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004. Tentang Keamanan Pangan,
Mutu Dan Gizi Pangan. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Menkes, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/2003. Tentang Persyaratan Higiene Dan Sanitasi
Makanan Jajanan. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Nabila Sr. Paparan Btp Pengawet Dan Pemanis Pada Pangan Yang Dikonsumsi
Anak Usia Sekolah Di Kota Pekanbaru, Riau. Institut Pertanian Bogor
Bogor: 2015.
Ningsih, 2014. Penyuluhan Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman, Serta
Kualitas Makanan Yang Dijajakan Pedagang Di Lingkungan Sdn Kota
Samarinda. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas.
\Nunik Agustin Rahayu ,2013. Studi Deskriptif Karakteristik Higiene Dan
Sanitasi Pada Alat Pengolah Makanan Gado-Gado Di Lingkungan Pasar
Johar Kota Semarang Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Putra EA. Gambaran Kebiasaan Jajan Siswa Di Sekolah. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2009.
69
Pedoman Keamanan Pangan Disekolah Dasar. Direktorat Bina Gizi Ditjen Bina
Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Kementerian Kesehatan. 2011.
Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1988. II ed. Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 Tentang
Keamanan Mutu Dan Pangan Gizi. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Rizha, 2015. Upaya Penjamah Makanan Dalam Menjaga Kualitas Ditinjau Dari
Aspek Food Safety Pada Warung Makan Di Sekitar Universitas Negeri
Semarang. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.
Ratnani Rd, 2009. Bahaya Bahan Tambahan Makanan Bagi Kesehatan. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Momentum, Vol. 5, No. 1, April 2009.
Rina Yuliastuti, 2012. Analisis Karakterisktik Siswa, Karakteristik Orang Tua,
Dan Perilaku Konsumsi Jajanan Pada Siswa-Siswi SD Rambutan 04
Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Rifka Triasari, 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Jajanan pada
siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 02 Kota Depok. Jakarta. Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatuiah.
Siti Fathonah. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: UNNES Press.
Sigar dkk. 2012. Analisis Zat Warna Methanyl Yellow Dalam Minuman Es Sirup
Di Kawasan Kota Manado. Jurnal Penelitian;
Suci EST. Gambaran Perilaku Jajanan Murid Sekolah Dasar Di Jakarta.
Psikobuana. 2009;1;29-38.
Semito,2014. Hubungan Antara Pengetahuan, Pola Konsumsi Jajanan Dan
Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Kabupaten Cilacap. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Trika dan Ririh,2013. Higiene Dan Sanitasi Makanan Nasi Krawu Di Kecamatan
Gresik Kabupaten Gresik. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.7 No. 1.
70
Vheriani dan Yhona 2016. Kandungan Bahan Tambahan Pangan Berbahaya
Pada Makanan Jajanan Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Bantul. Jurnal
Gizi Dan Dietetik Indonesia .Januari 2016: Vol. 4, No. 1149-55.
Winarno, 2004. Keamanan Pangan. Jakarta: Penerbit Graha Media.
Cahyadi, W, 2005. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.
Wahyu Dwi Atmiati, 2012, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Keberadaan Bakteri Escherichia coli Pada Jajanan Es Buah Yang Dijual Di
Sekitar Pusat Kota Temanggung, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1,
Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1047-1053.
71
LAMPIRAN
72
KUESIONER HIGIENE SANITASI PANGAN
Nama TPM
Pemiliki
Alamat
Jenis TPM Makananan/Minuman Jajanan
73
1. Air yang digunakan untuk memasak dan mencuci berasal dari
1
sumber yang memenuhi syarat
2. Air yang digunakan dimasak terlebih dahulu/tidak
1
menggunakan bahan air mentah untuk diminum.
3. Bahan makanan yang digunakan berasal dari bahan mentah
1
yang segar dan dicuci terlebih dahulu
4. Bahan makanan tidak menggunakan bahan yang sudah
1
kadaluarsa (Lihat tanggal kadaluarsa).
5. Bahan makanan tidak mengandung BTP (Bahan Tambahan
1
Pangan) yang dilarang (Rhodamin B, Boraks, Formalin).
6. Menggunakan BTP yang diizinkan harus sesuai dengan takaran
1
misalnya: pemanis, pewarna, penyedap dll)
D. Makanan Jadi
1. Makanan di sajikan dalam keadaan tertutup 1
2. Menggunakan penutup yang bersih 1
3. Makanan di angkut dalam keadaan tertutup/terbungkus dan
1
tidak mencemari makanan
4. Makanan di sajikan tidak bersatu dengan bahan makanan
1
mentah
5. Makanan jadi yang sudah lebih dari 6 jam di panaskan
1
kembali
1
6. Mengambil makanan dengan menggunakan alat (penjepit dll)
E. Pewadahan/Alat Menjajakan
1
1. Wadah/tempat dapat melindungi dari debu dan serangga
1
3. Air pencucian piring/gelas diganti sesering mungkin
74
FOTO KEGIATAN
75
76
77
78
79
80