Anda di halaman 1dari 222

SKRIPSI

DETERMINAN KEJADIAN UNMET NEED KB PADA


PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI SULAWESI SELATAN
(PERBANDINGAN ANTARA WILAYAH URBAN & RURAL)

MAGFIRAH JIDAR
K111 14 305

DEPARTEMEN BIOSTATISTIK/KKB
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
SKRIPSI

DETERMINAN KEJADIAN UNMET NEED KB PADA


PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI SULAWESI SELATAN
(PERBANDINGAN ANTARA WILAYAH URBAN & RURAL)

MAGFIRAH JIDAR
K111 14 305

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN BIOSTATISTIK/KKB
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
ii
RINGKASAN

Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Biostatistik/KKB
Makassar, Februari 2018

Magfirah Jidar
“DETERMINAN KEJADIAN UNMET NEED KB PADA PASANGAN USIA
SUBUR (PUS) DI SULAWESI SELATAN (PERBANDINGAN ANTARA
WILAYAH URBAN & RURAL)”
(ix + 111 halaman + 2 gambar + 18 tabel + 6 grafik + 6 lampiran)

Unmet need merupakan kelompok wanita yang sebenarnya sudah tidak ingin
mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilannya sampai dengan 24
bulan namun tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilannya.
Di Provinsi Sulawesi Selatan angka unmet need lebih tinggi dari angka secara
nasional (8,5%) yaitu sebesar 14,3% yang terdiri dari 7,1% yang ingin
menjarangkan kehamilan dan yang tidak ingin anak lagi sebesar 7,2%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB
pada PUS antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan umur, pendidikan, tingkat ekonomi, jumlah anak hidup, riwayat
penggunaan kontrasepsi, umur kawin pertama, paparan media, dan kunjungan
petugas KB. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari data PMA tahap I.
Penelitian ini berdesain cross sectional study dengan sampel sebanyak 1100 WUS
15-49 tahun yang dipilih secara acak bertingkat dua tahap.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kejadian unmet need KB pada
PUS berdasarkan pendidikan di wilayah rural (p = 0,016) sedangkan urban (p =
0,071) tidak ada perbedaan, ada perbedaan kejadian unmet need KB pada PUS
berdasarkan tingkat ekonomi di wilayah urban (p = 0,037) sedangkan rural (p =
0,09) tidak ada perbedaan, ada perbedaan kejadian unmet need KB pada PUS
berdasarkan jumlah anak hidup di wilayah urban (p = 0,011) sedangkan rural (p =
0,322) tidak ada perbedaan. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada
PUS berdasarkan umur, riwayat penggunaan kontrasepsi, umur kawin pertama,
paparan media dan kunjungan petugas KB baik di wilayah urban maupun rural.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi penentu kebijakan dan instansi
terkait bahwa yang menjadi fokus program KB khususnya di wilayah rural pada
kelompok PUS berpendidikan rendah yaitu melakukan KIE KB dengan metode
diskusi kelompok pada PUS. Kemudian perhatian juga sebaiknya diberikan
kepada PUS yang memiliki jumlah anak hidup dengan rata-rata 3 orang dan yang
masih berada pada tingkat ekonomi rendah, khususnya di wilayah urban. Bagi
peneliti selanjutnya agar mengembangakan penelitian ini dengan penambahan
variabel lainnya seperti variabel pekerjaan, keinginan memiliki anak dan diskusi
dengan pasangan mengenai KB.
Daftar Pustaka : 83 (1998-2017)
Kata Kunci : Unmet need, PUS, urban, rural

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas berkat

Rahmat, Hikmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Determinan Kejadian Unmet Need KB pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Sulawesi Selatan (Perbadingan antara Wilayah Urban

& Rural)”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan

dukungan dan doa dari berbagai pihak. Penghargaan dan ucapan terima kasih

yang teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang tua yakni Bapak (Alm)

Drs. H. M. Jidar Barahima, M.M. dan Ibu Hj. Mutmainna Gella yang memberikan

doa dan dukungan tanpa henti serta kasih sayang yang sangat berarti bagi penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan segala hormat penulis ucapakan terima kasih atas segala bantuan

baik secara materil maupun moril kepada berbagai pihak:

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Bapak Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

3. Ibu Dr. Masni, Apt., MSPH dan Ibu Prof. Dr. A. Ummu Salmah, SKM., M.Sc

sebagai pembimbing yang sentiasa meluangkan waktunya yang sangat

berharga untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

iv
4. Bapak Ruslan, SKM., MPH. selaku Penasihat Akademik yang menngayomi

penulis selama menempuh pendidikan di FKM Unhas.

5. Bapak dr. Muhammad Ikhsan, MS., PKK, Ibu Dr. Suriah, SKM., M.Kes dan

Ibu Jumriani Ansar, SKM., M.Kes selaku penguji yang telah meluangkan

waktunya dalam memberi kritik dan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan

berbagi pengalaman yang sangat berharga selama penulis menempuh

pendidikan di FKM Unhas.

7. Seluruh Staf FKM atas segala bantuan yang diberikan, terkhusus kepada Ibu

Feny sebagai staf Departemen Biostatistik/KKB yang telah memberikan

banyak bantuan kepada penulis.

8. Kakak-Kakak tercinta Mursidah Jidar, SE., Siti Rahmaniar Jidar, SH.,

Jusmarani Jidar, A.Md, Akun., Sarjan Burhan, SH, M. Agyl Pradana, S.Pt.,

serta keponakanku Nabila, Abilqy, dan Dika yang senantiasa memberikan doa

dan dukungan kepada penulis.

9. Teman-teman Burengers (Ummul, Diana, Nelly, Suci, Erika, Irma, dan

Elvira) yang telah bersama mulai awal kuliah di FKM.

10. Teman-teman Kesmas C (Kece) yang tidak bisa penulis ketik satu per satu.

11. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Biostatistik/KKB (Tachul, Putri, Eva,

Mey, Neno, Rusmi, Uji, Ayrin, Inna, Wanti, Yanti, Kartini, Bat, Mage) yang

telah menemani dan banyak membantu selama penulis menempuh pendidikan

di FKM.
12. Teman-Teman yang selalu setia menemani Miftachul Hajar, Puspita, Pu,

Mey, Dayen, dan Nelly.

13. Teman-Teman PBL Posko IX Desa Bontorappo, Kec. Tarowang, Kab.

Jeneponto (Ummul, Ikka, Ayu, Ida, Novtod, Ina, Cakra, Restu) senantiasa

bersama untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Desa Bontorappo.

14. Teman-teman KKN Reguler Kel. Galung Maloang, Kec. Bacukiki, Kota

Parepare (Husnul, Dani, Fira, Yuni, Ugha) yang bersama selama 1 bulan lebih

15. Teman-teman dan adik-adik pengurus Himastik 2017-2018 dalam berbagi

pengalaman berorganisasi dan memberikan dukungan kepada penulis,

permohonan maaf pula penulis ucapkan kepada segenap pengurus atas segala

kesalahan yang penulis lakukan selama bersama di Himastik.

16. Kakak-Kakak yang tidak bisa penulis ketik satu per satu namanya yang

senantiasa memberikan informasi yang sangat berharga kepada penulis.

17. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis lisankan maupun tuliskan yang

telah memberikan bantuannya selama ini.

Saya menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Penulis

berharap tulisan ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik dan member manfaat.

Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
RINGKASAN ........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................10
C. Tujuan Penelitian .............................................................................10
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................13
A. Tinjauan Umum tentang Unmet Need .............................................13
B. Tinjauan Umun tentang Keluarga Berencana ..................................19
C. Tinjauan Umum tentang Kontrasepsi ..............................................24
D. Tinjauan Umum tentang Wilayah Urban dan Rural ........................30
E. Tinjauan Umun tentang Variabel yang Diteliti ................................33
F. Kerangka Teori ................................................................................46
BAB III KERANGKA KONSEP ..........................................................................47
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ..........................................47
B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ......................................53
C. Hipotesis Penelitian..........................................................................57
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................61
A. Jenis dan Desain Penelitian ..............................................................61
B. Lokasi dan Waktu ............................................................................61
C. Populasi dan Sampel ........................................................................62
D. Pengolahan dan Penyajian Data .......................................................64

v
E. Analisis Data ....................................................................................65
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................69
A. Hasil Penelitian ................................................................................69
B. Pembahasan ......................................................................................91
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................108
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................109
A. Kesimpulan ....................................................................................109
B. Saran ...............................................................................................110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 : Kerangka Teori Penelitian


2. Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai/Skor Kritria Wilayah Urban dan Rural .......................................32


Tabel 5.1 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Umur di Wilayah
Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015 ...............................70
Tabel 5.2 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Jumlah Anak
Hidup di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015 72
Tabel 5.3 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need dan Pernah
Menggunakan Kontraepsi Berdasarkan Alat Kontrasepsi Terakhir
Digunakan di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan
2015 .....................................................................................................74
Tabel 5.4 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need dan Pernah
Menggunakan Kontrasepsi Berdasarkan Alasan Berhenti
Menggunakan Alat Kontrasepsi di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015 .........................................................................75
Tabel 5.5 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Umur Kawin
Pertama di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
.............................................................................................................76
Tabel 5.6 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Kejadian Unmet Need
Berdasarkan Umur di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi
Selatan 2015 ........................................................................................78
Tabel 5.7 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian Unmet
Need dan Pendidikan di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi
Selatan 2015 ........................................................................................79
Tabel 5.8 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015 .........................................................................80
Tabel 5.9 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian Unmet
Need dan Tingkat Ekonomi di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015 .........................................................................81
Tabel 5.10 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Tingkat Ekonomi di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015 .........................................................................82
Tabel 5.11 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Kejadian Unmet Need
Berdasarkan Jumlah Anak Hidup di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015 ..........................................................83
Tabel 5.12 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian Unmet
Need dan Riwayat Penggunaan Kontrasepsi di Wilayah Urban dan
Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015 ...............................................84
Tabel 5.13 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Riwayat Penggunaan Kontrasepsi di Wilayah Urban dan
Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015 ................................................86

vii
Tabel 5.14 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Kejadian Unmet Need
Berdasarkan Umur Kawin Pertama di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015 ..........................................................86
Tabel 5.15 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian Unmet
Need dan Paparan Media di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015 .........................................................................88
Tabel 5.16 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Paparan Media di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015 .........................................................................89
Tabel 5.17 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian Unmet
Need dan Kunjungan Petugas KB di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015 ..........................................................90
Tabel 5.18 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Kunjungan Petugas KB di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015 .........................................................91
DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Pendidikan di


Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015 .............. 71
Grafik 5.2 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Tingkat Ekonomi
di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015 .......... 71
Grafik 5.3 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian Unmet
Need di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
............................................................................................................ 73
Grafik 5.4 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need Berdasarkan
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015 ......................................................... 74
Grafik 5.5 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need Berdasarkan
Paparan Media di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan
2015 .................................................................................................... 77
Grafik 5.6 Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need Berdasarkan
Kunjungan Petugas KB di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015 ........................................................................ 77

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Rumah Tangga PMA2020/Indonesia Round 1


Lampiran 2 : Kuesioner Wanita PMA2020/Indonesia Round 1
Lampiran 3 : Persetujuan Penggunaan Data PMA/2020
Lampiran 4 : Master Tabel
Lampiran 5 : Hasil Analisis
Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Unmet need merupakan kelompok wanita yang sebenarnya sudah

tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilannya

sampai dengan 24 bulan namun tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk

mencegah kehamilannya. Secara sederhana unmet need didefinisikan sebagai

adanya kebutuhan dari masyarakat yang ingin melaksanakan program KB

tetapi keinginan mereka dalam menjalankan program tersebut tidak terpenuhi

(USAID, 2009).

Tingginya angka unmet need merupakan fenomena kependudukan

yang menjadi satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan dalam

pembangunan gerakan keluarga berencana pada masa mendatang. Unmet

need bukan hanya menjadi masalah dalam program keluarga berencana di

Indonesia, akan tetapi juga dihadapi di tiap belahan dunia. Diperkirakan

unmet need antara 5-33% di negara-negara Asia, 6-40% di negara Amerika

Latin dan Karibia, dan 13-38% di negara Sub Sahara Afrika (Moreland dalam

Yarsih, 2014).

Terdapat 146 juta wanita di seluruh dunia dengan usia 15-49 tahun

yang sudah menikah atau dalam satu ikatan tergolong unmet need Keluarga

Berencana pada tahun 2010. Jumlah mutlak perempuan menikah, baik yang

telah menggunakan kontrasepsi ataupun tidak diperkirakan berkembang dari

900 juta pada tahun 2010 menjadi 962 juta pada tahun 2015. Diproyeksikan

1
2

sekitar 222 juta perempuan khususnya di negara-negara berkembang ingin

menunda atau menghentikan kelahirannya tetapi tidak memakai alat

kontrasepsi apapun yang disebut dengan kejadian unmet need (WHO, 2012).

Kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi masih terlalu tinggi,

diperkirakan 225 juta perempuan di negara-negara berkembang ingin

menunda atau membatasi kelahirannya, tetapi tidak menggunakan metode

kontrasepsi apapun. Di Afrika, 23,2% wanita mengalami unmet need KB

untuk kontrasepsi modern. Sedangkan prevalensi kontrasepsi di Asia,

Amerika Latin, dan Karibia masih relatif tinggi dengan jumlah unmet need

masing-masing yaitu 10,9% dan 10,4% (UNDESA, 2015).

Faktor wilayah tempat tinggal memainkan peran penting dalam

berbagai program, termasuk dalam keberhasilan program KB. Berdasarkan

fakta yang terlihat, terjadi perbedaan kejadian unmet need antara wilayah

urban dan rural di Rajasthan, India. Kejadian unmet need di wilayah rural

Rajasthan lebih tinggi dibanding di wilayah urban. Ada beberapa alasan hal

tersebut bisa terjadi, yaitu terjadinya kesenjangan antara permintaan dan

penawaran pelayanan Keluarga Berencana atau terjadinya kesenjangan antara

penyedia layanan Keluarga Berencana dengan akseptor. Selain itu, faktor

yang dianggap menjadi penyebab tingginya kejadian unmet need di wilayah

rural Rajasthan yaitu keterbatasan otonomi perempuan dalam keluarga dan

suami sebagai pengambil keputusan dalam penerimaan Keluarga Berencana.

Dalam banyak kasus di wilayah rural, wanita mengakui bahwa mereka belum

siap untuk hamil, akan tetapi pasangan mereka tidak menggunakan alat
3

kontrasepsi apapun untuk mencegah kehamilan. Berbeda di wilayah urban,

dengan ketersediaan fasilitas dan pelayanan yang memadai, maka angka

kejadian unmet need relatif rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di Rajasthan, diketahui bahwa persentase tertinggi kejadian unmet

need dengan alasan untuk menjarangkan kehamilan terjadi di bagian barat

Rajasthan yaitu sebesar 7,6% dan persentase tertinggi kejadian unmet need

dengan alasan untuk membatasi kehamilan terjadi di bagian timur laut

Rajastan sebesar 11,5%. Kedua wilayah tersebut masuk dalam kategori

wilayah rural (Raj, et. al., 2013).

Berdasarkan studi yang dilakukan di Sub Sahara Afrika, menunjukkan

hasil bahwa kejadian unmet need pada Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah

rural lebih tinggi dibandingkan di wilayah urban. Berdasarkan data dari

Demographic and Health Surveys (DHS), diketahui bahwa terjadi

kesenjangan unmet need dengan masing-masing persentase perbandingan di

wilayah urban rural meliputi Kenya (17%, 27%), Lesotho (20%, 34%),

Tanzania (17%, 24%), Uganda (23%, 36%), dan Malawi (23%, 29%).

Berdasarkan perbandingan tersebut, disimpulkan bahwa persentase total

permintaan penggunaan alat kontrasepsi lebih tinggi di wilayah urban

dibanding wilayah rural. Perbedaan tersebut terjadi karena terdapatnya

kemudahan akses pelayanan KB di wilayah urban, keinginan untuk memiliki

banyak anak di wilayah rural, dan fasilitas pendidikan yang lebih memadai di

wilayah urban (Hailemariam dan Haddis, 2011).


4

Program KB di Indonesia telah diakui secara nasional dan

internasional sebagai salah satu program yang telah berhasil menurunkan

angka fertilitas secara nyata. Berdasarkan data SDKI 2007, diketahui bahwa

jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu selama masa reproduksinya (Total

Fertility Rate) sebesar 2,6 kemudian pada tahun 2012 tetap pada angka

tersebut. Meskipun hal tersebut belum mencapai target yang telah

dicanangkan pada Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015

menurun menjadi 2,1 (RPJM 2015-2019).

Pemberian pelayanan alat kontrasepsi merupakan suatu upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas keluarga. Selama dua dasawarsa,

pelayanan kontrasepsi dalam pembangunan KB di Indonesia telah

memperoleh hasil yang cukup menggembirakan. Berdasarkan data dari SDKI

2007 program KB dinyatakan berhasil. Hal tersebut ditandai dengan

meningkatnya prevalensi penggunaan metode kontrasepsi oleh Wanita Usia

Subur (WUS), yaitu sebesar 57,4% pada tahun 2003 menjadi 61,4% pada

tahun 2007.

Tingginya angka unmet need masih menjadi salah satu masalah dalam

pelaksanaan program KB di Indonesia. Dampak dari tingginya angka unmet

need yaitu menyebabkan angka fertilitas yang tinggi pula. Apabila angka

unmet need tinggi, hal ini dapat menyebabkan jumlah kelahiran yang semakin

besar dan tak terkendali. Indonesia menjadi salah satu negara berkembang

dengan jumlah penduduk yang besar. Data sensus dari tahun ke tahun

memperlihatkan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk yang kian


5

meningkat. Berdasarkan data sensus tahun 2010, jumlah penduduk di

Indonesia sebesar 230 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49%,

dan data sensus tahun 2012 menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah

244,2 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar

1,49%. Melihat data tersebut, dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin

banyak dan terjadi ledakan penduduk di tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta

jiwa. Hal ini tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar, mengingat

ledakan penduduk ini masuk pada tantangan demografi di samping struktur

kependudukan usia kerja mencapai 64% sehingga penduduk pencari kerja

bertambah besar, pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban, mobilitas

penduduk yang timpang dan disparitas penduduk miskin (Rismawati, 2013).

Dampak lain yang ditimbulkan dari unmet need KB adalah Angka

Kematian Ibu (AKI) yang terus meningkat. Angka Kematian Ibu di Indonesia

masih dinilai tinggi, meskipun telah mengalami penurunan yaitu dari 359 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 190 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2013. Akan tetapi, angka tersebut belum dapat mencapai

target MDGs pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,

2012).

Secara nasional di Indonesia, data SDKI menunjukkan adanya

penurunan persentase unmet need pada wanita usia 15-49 tahun yang

membutuhkan pelayanan KB, yaitu dari 9,1% pada tahun 2007 kemudian

mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 8,5%. Sedangkan untuk

prevalensi pemakaian kontrasepsi mengalami peningkatan dari 61,4% pada


6

tahun 2007 kemudian meningkat menjadi 61,9% pada tahun 2012. Walaupun

demikian, persentase ini belum cukup mencapai target unmet need KB pada

RPJM 2014 sebesar 6,5%. Hal tersebut juga belum dapat memenuhi sasaran

strategis MDGs yaitu menurunkan angka unmet need dari 9,1% menjadi 5%

(Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh, angka unmet need tertinggi terjadi di

Maluku (22,4%), Sulawesi Barat (17,4%), Nusa Tenggara Timur (17,4%),

Papua (16,6%), dan Papua Barat (15,8%). Berdasarkan data tersebut,

BKKBN selanjutnya akan memfokuskan penggarapan KB di 10 Provinsi

penyangga utama, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa

Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan

(BKKBN, 2014).

Di Provinsi Sulawesi Selatan angka unmet need lebih tinggi dari

angka unmet need secara nasional (8,5%) yaitu sebesar 14,3% yang terdiri

dari 7,1% yang ingin menjarangkan kehamilan namun tidak menggunakan

alat kontrasepsi dan yang tidak ingin anak lagi namun juga tidak

menggunakan alat kontrasepsi yaitu sebesar 7,3% (SDKI, 2012). Kabupaten

atau kota dengan angka unmet need tertinggi di Sulawesi Selatan adalah

Toraja Utara (26,5%), Bulukumba (19,37%), dan Bone (18,75%) (BKKBN

Provinsi Sulsel, 2014).

Unmet need KB merupakan permasalahan yang bersifat

multidimensional karena dipengaruhi berbagai faktor seperti karakteristik

demografi, sosial ekonomi, sikap dan akses pelayanan (Stephenson, 2008).


7

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya kejadian unmet need

pada Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu berkaitan dengan umur ibu, tingkat

pendidikan, pendapatan, pekerjaan, jumlah anak dan dukungan suami. Selain

beberapa faktor tersebut, tingginya kejadian unmet need juga dipengaruhi

oleh kecemasan dan ketakutan terhadap efek samping yang ditimbulkan, serta

ketidaknyamanan dalam penggunaan alat kontrasepsi.

Umur ibu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kejadian

unmet need. Hasil SDKI 2007 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan dengan tingkat keyakinan 95% antara umur ibu dengan status

unmet need. Penelitian yang dilakukan Stesia Nanlohy (2016) di Kecamatan

Panakkukang Kota Makassar menemukan bahwa umur memengaruhi

kejadian unmet need KB karena semakin tinggi umur semakin tinggi pula

kebutuhan seorang wanita akan kontrasepsi.

Peningkatan kejadian unmet need KB juga dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan ibu. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu

hal, termasuk keikutsertaan dalam program KB. Hal ini disebabkan oleh

seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih

mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru (BKKBN, 2009). Menurut

penelitian yang dilakukan Wahab (2014) di Kelurahan Siantan Tengah

Kecamatan Pontianak Utara ditemukan bahwa pengetahuan berperan dalam

pengambilan keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Semakin tinggi


8

pengetahuan ibu, semakin tinggi pula perannya dalam penggunaan

kontrasepsi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tiara (2011) dengan

menganalisis data SDKI 2007, diketahui bahwa tingkat ekonomi yang

merupakan salah satu faktor sosiodemografi memiliki makna yang

berhubungan dengan kejadian unmet need. Keputusan mengenai jumlah anak

adalah hak dari orang tua tetapi harus disesuaikan dengan kesanggupan untuk

memenuhi kewajibannya. Dua orang anak merupakan jumlah yang ideal

dalam sebuah keluarga. Akan tetapi, masih banyak keluarga yang

menganggap bahwa anak merupakan investasi yang sangat berharga.

Penelitian Ismail dan Fitria (2010) menemukan bahwa adanya hubungan yang

bermakna antara jumlah anak dengan terjadinya unmet need KB. Responden

dengan jumlah anak >2 orang berpeluang menjadi unmet need KB 1,68 kali

dibanding responden dengan jumlah anak yang sedikit. Penelitian yang sama

pada kejadian unmet need KB berdasarkan jumlah anak hidup menunjukkan

jumlah anak dengan kriteria banyak sebesar 34,2%, memberi kontribusi

18,2% terjadinya kejadian unmet need. Bukan hanya itu, efek samping juga

memberi pengaruh terhadap kejadian unmet need (Usman, 2013).

Faktor lain yang memengaruhi kejadian unmet need adalah riwayat

pemakaian kontrasepsi. Mahmud (2010) dalam penelitiannya menemukan

bahwa hasil prevalensi unmet need 7,4% dipengaruhi oleh efek samping dari

penggunaan kontrasepsi sebelumnya.


9

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Husnah (2011) di Kota

Makassar menyimpulkan bahwa ada hubungan antara penerimaan informasi

KB dengan unmet need KB. Semakin banyak informasi yang diperoleh

mengenai alat kontrasepsi, maka semakin besar pula kecenderungan wanita

untuk memakai alat kontrasepsi. Hasil penelitian yang dilakukan Katulistiwa

dkk. (2013) di Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso menemukan

bahwa wanita yang menikah pada umur 20-29 tahun berisiko 1,2 kali lebih

besar untuk mengalami unmet need KB dibandingkan dengan yang menikah

umur <20 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Iswarti (2009) di

Indonesia, diketahui bahwa kunjungan Petugas Lapagan KB (PLKB) dalam 6

bulan terakhir berpengaruh secara signifikan terhadap kesertaan penggunaan

alat kontrasepsi.

Penelitian yang dilakukan Sumini et. al. (2009) mengatakan bahwa

wilayah tempat tinggal berpengaruh terhadap kejadian unmet need, yaitu

faktor pemberi dari segi pemberi pelayanan kesehatan, responden yang

tinggal di desa lebih banyak memperoleh informasi terkait kontrasepsi

dibandingkan yang tinggal di kota. Berdasarkan hasil penelitian Meekers, et.

al. (2016) diketahui bahwa jumlah Wanita Usia Subur yang mengalami unmet

need lebih banyak di wilayah rural sebesar 82,7%.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Islam et. al. (2013) di

Bangladesh diketahui bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian

unmet need KB yang dibedakan berdasarkan wilayah urban dan rural. Faktor

yang secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian unmet need KB dengan


10

alasan menjarangkan dan membatasi kelahiran di wilayah rural Bangladesh

yaitu riwayat penggunaan kontrasepsi, diskusi tentang KB dengan pasangan,

jumlah anak hidup, keinginan memiliki anak, umur, serta pendidikan.

Sedangkan di daerah urban Bangladesh, faktor yang berpengaruh terhadap

kejadian unmet need yaitu umur, keinginan memiliki anak, riwayat

penggunaan kontrasepsi, dan diskusi tentang KB dengan pasangan.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui

determinan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di

Sulawesi Selatan dengan membandingkan antara wilayah urban dan rural.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian yaitu apakah ada perbedaan kejadian unmet need KB pada

Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi

Sulawesi Selatan berdasarkan umur, pendidikan, tingkat ekonomi, jumlah

anak hidup, riwayat penggunaan kontrasepsi, umur kawin pertama, paparan

media, dan kunjungan petugas KB.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan

Usia Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan.
11

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan umur.

b. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan pendidikan.

c. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan tingkat ekonomi.

d. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan jumlah anak hidup.

e. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi.

f. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan umur kawin pertama.

g. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan paparan media.


12

h. Mengetahui perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan kunjungan petugas KB.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi atau

masukan bagi penentu kebijakan program KB nasional, dapat menjadi

bahan evaluasi pelaksanaan program maupun perencanaan program, serta

dapat meningkatkan pelayanan persediaan alat kontrasepsi sehingga

Pasangan Usia Subur (PUS) dapat mencegah kehamilan yang tidak

diinginkan khususnya di Sulawesi Selatan.

2. Manfaat Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau

referensi untuk penelitian selanjutnya tentang determinan kejadian unmet

need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang secara khusus

membandingkan antara wilayah urban dan rural dengan menggunakan data

PMA (Performance Monitoring and Accountability).

3. Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga bagi

peneliti sendiri dalam mengembangkan pengetahuan dan penyelesaian

studi pada jurusan Biostatistik/KKB Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Unmet Need

1. Pengertian Unmet Need

Unmet need merupakan proporsi wanita kawin yang dilaporkan

mempunyai seluruh anak yang diinginkan maupun tidak diinginkan akan

tetapi tidak menggunakan kontrasepsi, walaupun mereka tidak

terlindungi dari risiko kehamilan. Berdasarkan pada konsep Westoff,

menguraikan timbulnya unmet need ketika wanita tidak menggunakan

kontrasepsi, sanggup memahami secara fisiologi yaitu tidak terlindungi

dari risiko kehamilan. Unmet need didefinisikan sebagai kelompok yang

sebenarnya sudah tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan

kehamilannya sampai dengan dua tahun, namun tidak menggunakan alat

kontrasepsi untuk mencegah kehamilannya (Maulana, 2009).

Unmet need KB adalah wanita yang membutuhkan KB tetapi tidak

terpenuhi. Pasangan Usia Subur (PUS) bukan peserta KB yang ingin

menunda untuk memiliki anak selama dua tahun lebih dan tidak ingin

memiliki anak lagi merupakan sasaran pelayanan KB yang belum

terlayani (BKKBN, 2016).

2. Kategori Unmet Need Keluarga Berencana

Manifestasi unmet need KB menurut Haryanti (1993) dapat

dikategorikan sebagai berikut:

13
14

a. Wanita menikah usia subur dan tidak hamil, menyatakan tidak ingin

mempunyai anak lagi dan tidak memakai alat kontrasepsi seperti

IUD, pil, suntikan, implant, obat vaginal dan kontrasepsi mantap

untuk suami atau dirinya sendiri.

b. Wanita menikah usia subur dan tidak hamil, menyatakan ingin

menunda kehamilan berikutnya dan tidak menggunakan alat

kontrasepsi sebagaimana tersebut di atas.

c. Wanita yang sedang hamil dan kehamilan tersebut tidak dikehendaki

lagi serta pada waktu sebelum hamil tidak menggunakan alat

kontrasepsi.

d. Wanita yang sedang hamil dan terjadi kehamilan tersebut tidak

sesuai dengan waktu yang dikehendaki dan sebelum hamil tidak

menggunakan alat kontrasepsi.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Unmet Need KB

a. Faktor predisposing (Predispossing factors)

Faktor predisposing ini meliputi umur, pendapatan, pendidikan,

jumlah anak, pengetahuan, sikap yaitu meliputi:

1) Umur

Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan

atau diadakan) (Hoetomo, 2005). Umur adalah usia yang menjadi

indikator dalam kedewasaan di setiap pengambilan keputusan

untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap

pengalamannya. Umur seseorang akan memengaruhi perilaku


15

sedemikian besar, karena semakin lanjut umurnya, maka semakin

lebih bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih

berbakti dari usia muda (Notoatmodjo, 2010).

Hubungan antara umur dengan kejadian unmet need

dilaporkan oleh Weinstein bahwa pada Kyrgistan Demmografi

and Health Survey ditemukan, umur berhubungan dengan

kejadian unmet need KB untuk pembatasan kelahiran (limiting

need), sedangkan penjarangan (spacing) tidak terdapat hubungan

(Weistein,1998). Mawajdeh (1997) pada Jordan Population and

Family Planning Health Survey (JPFPHS) menemukan kejadian

unmet need KB pada umur dengan kategori muda (<20) dan tua

(>35) lebih tinggi dibandingkan dengan umur dengan kategori 25-

30 tahun.

2) Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah penghasilan seluruh anggota

keluarga. Pendapatan berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan

keluarga, penghasilan yang tinggi dan teratur membawa dampak

positif bagi keluarga karena seluruh kebutuhan sandang, pangan,

papan dan transportasi serta kesehatan dapat terpenuhi. Akan

tetapi tidak demikian dengan keluarga yang pendapatannya

rendah, mereka akan cenderung mengakibatkan keluarga

mengalami kekurangan dalam memenuhi kebutuhan


16

kehidupannya yang salah satunya adalah pemelihaaan kesehatan

(Soekanto, 2006).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti dan

Djutaharta di Indonesia tahun 2004 juga diperoleh kesimpulan

bahwa PUS yang berbeda di tingkat kesejahteraan menengah

hingga teratas memiliki kemungkinan lebih kecil mengalami

kejadian unmet need dibandingkan mereka yang hidup pada

tingkat menengah ke bawah dan terbawah (Prihastuti, 2004).

3) Pendidikan

Pendidikan juga memengaruhi pola berpikir seseorang

terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan yang tinggi

seseorang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah

baru seperti penerimaan, pembatasan jumlah anak, dan keinginan

terhadapat jenis kelamin tertentu. Pendidikan juga dapat

meningkatkan kesadaran wanita terhadap manfaat yang dapat

dinikmati bila dia mempunyai jumlah anak sedikit. Wanita yang

berpendidikan lebih tinggi cenderung membatasi jumlah kelahiran

dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan atau

berpendidikan rendah (Tirtarahardja, 2005).

Survey Demografi dan Kesehatan (DHS) yang dilakukan di

Benin Afrika Barat ditemukan bahwa kejadian Unmet Need

ditemukan tinggi pada wanita dengan latar pendidikan rendah.


17

4) Jumlah anak

Jumlah anak adalah banyaknya hitungan anak yang

dimiliki. Jumlah anak menuju pada kecenderungan dalam

membentuk besar keluarga yang diinginkan. Dengan demikian,

besar keluarga akan meningkat seiring dengan peningkatan

jumlah anak, karena setiap keluarga berupaya untuk mencapai

jumlah anak dengan menggunakan caranya sendiri (Bulatao &

Lee, 1983).

Hasil studi Usman, dkk, (2013), menemukan bahwa jumlah

anak berhubungan dengan kejadian unmet need KB dimana

diperoleh hasil nilai p = 0,031 (p<0,05). Berdasarkan analisis

regresi, dapat diketahui bahwa unmet need KB dengan variabel

umur, pendapatan, kegagalan alat kontrasepsi sebelumnya dan

jumlah anak secara bersama-sama berpengaruh terhadap unmet

need KB yang dapat menyebabkan kejadian kehamilan yang tidak

diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kejadian unmet

need KB sebagai faktor independen tidak dapat berdiri sendiri

dalam memengaruhi kejadian kehamilan yang tidak diinginkan.

Ibu yang mengalami kejadian unmet need KB dapat memengaruhi

terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga ibu yang

unmet need KB bisa saja mendapatkan anak yang tidak diinginkan

sehingga besar kemungkinan dia akan melakukan aborsi.


18

5) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan atau aktivitas seorang untuk

memperoleh penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari. Dimana pekerjaan tersebut sangat erat dengan

kehidupan sehari-hari dalam memenuhi hidup. Haryanto

menyatakan dalam hal status pekerjaan ibu, ternyata ibu yang

tidak bekerja mempunyai peluang menjadi unmet need lebih besar

dibandingkan ibu yang bekerja (Hartanto, 2004).

b. Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor pendukung yaitu akses pelayanan kesehatan yang dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan dan transportasi. Keterjangkauan

pelayanan KB baik dari pelayanan dan jarak ke pelayanan kesehatan

membuat para Pasangan Usia Subur (PUS) masih banyak yang

belum terpenuhi sepenuhnya dalam penggunaan alat kontrasepsi atau

KB yang sekaligus mencerminkan masih rendahnya kualitas

pelayanan KB (Aruan, 2011).

c. Faktor pendorong (reinforcing factors)

Faktor pendorong yaitu dukungan suami. Dukungan keluarga

adalah sikap, tindakan dan pemerimaan keluarga terhadap

anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).


19

Persetujuan suami merupakan salah satu variabel sosial budaya

yang sangat berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi bagi

kaum wanita sebagai istri secara khusus, dan di dalam keluarga

secara umumnya. Budaya patrilinieal yang menjadikan pria sebagai

kepala keluarga banyak dianut sebagain besar pola keluarga di dunia

menjadikan referensi suami terhadap fertilitas dan pandangan serta

pengetahuannya terhadap program KB akan sangat berpengaruh

terhadap keputusan di dalam keluarga untuk menggunakan alat atau

cara KB tertentu. Sehingga di dalam beberapa penelitian, variabel

penolakan atau persetujuan dari suami terbukti berpengaruh terhadap

kejadian unmet need dalam rumah tangga.

B. Tinjauan Umun tentang Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (BKKBN, 2007)

Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization)

Expert Committe 1970 adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur


20

interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam

hubungan dengan umur suami atau istri, serta menentukan jumlah anak

dalam keluarga.

Secara umum Keluarga Berencana (KB) dapat diartikan sebagai

suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa

sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya.

2. Sejarah Keluarga Berencana

Keluarga berencana bukanlah sesuatu yang baru, karena menurut

catatan dan tulisan yang berasal dari Mesir kuno, Yunani kuno, Tiongkok

kuno dan India, hal ini telah dipraktekkan berabad-abad yang lalu, namun

caranya masih kuno dan primitif. Cara keluarga berencana yang pertama

dilakukan adalah dengan jalan berdoa dan memakai jimat anti hamil,

sambil meminta dan berharap supaya wanita jangan hamil. Pada zaman

Yunani kuno, Soranus dan Ephenus membuat tulisan ilmiah tentang cara

menjarangkan kelahiran yaitu mengeluarkan semen (air mani) dengan

membersihkan vagina dengan kain dan minyak setelah selesai melakukan

hubungan seksual. Selain itu, ada juga yang memasukkan rumput, daun-

daunan, atau sepotong kain perca ke dalam vagina untuk menghalangi

masuknya sperma ke dalam rahim pada waktu akan melakukan hubungan

seksual (Setya dkk., 2009).

Gerakan keluarga berencana bermula dari kepeloporan beberapa

tokoh baik di dalam maupun di luar negeri. Awal abad 19 di Inggris,

upaya keluarga berencana muncul atas prakarsa Maria Stopes (1880-


21

1950) yang menaruh perhatian terhadap kesehatan ibu. Maria Stopes

menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan kaum buruh di Inggris.

Dia menyarankan pemakaian cap dari karet, dikombinasikan dengan

supositoria yang mengandung bubuk kinine; dapat juga spons yang

dibubuhi sabun bubuk (Wiknjosastro, 2002).

Margareth (1883-1966) merupakan pelopor Keluarga Berencana

modern yang dikenal dengan program birth control-nya di Amerika

Serikat. Margareth menganjurkan untuk menggunakan kondom atau cap

yang dikombinasikan dengan penyemprotan setelah senggama. Pada

tahun 1917 didirikan National Birth Control League dengan Margareth

sebagai ketuanya. Sejak saat itulah berdiri perkumpulanperkumpulan

keluarga berencana di seluruh dunia, termasuk di Indonesia

(Wiknjosastro, 2002).

Di Indonesia keluarga berancana modern mulai dikenal pada tahun

1953. Pada tanggal 23 Desember 1957 berdirilah sebuah wadah dengan

nama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan

merupakan pelopor pergerakan keluarga berencana nasional. PKBI

memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui cara mengatur

atau menjarangkan kehamilan, mengobati kemandulan dan memberi

nasehat perkawinan. Kegiatan penerangan dan pelayanan sangat terbatas,

karena banyaknya kesulitan dan hambatan yang melarang

penyebarluasan gagasan Keluarga Berencana (Wiknjosastro, 2002).


22

Berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB

tahun 1967, maka dibentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional

(LKBN) sebagai lembaga semi pemerintah. Pada tahun 1970, ditetapkan

sebagai Badan Pemerintah melalui Keppres no.8 tahun 1970 dan diberi

nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang

bertanggung jawab kepada presiden, dan bertugas mengkoordinasikan

perencanaan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan program keluarga

berencana (Wiknjosastro, 2002).

3. Visi dan Misi Keluarga Berencana


Visi program keluarga berencana nasional adalah untuk

membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi

pelaksanaan program KB dimasa mendatang untuk mencapai keluarga

berkualitas tahun 2015.

Visi program KB ini menekankan pentingnya upaya menghormati

hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan

kualitas keluarga. Visi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam enam

misi, yaitu :

a. Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil

berkualitas.

b. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan,

kemandirian, dan ketahanan keluarga.

c. Menigkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

d. Meningkatkan promosi, perlindungan, dan upaya mewujudkan hak-

hak reproduksi.
23

e. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan

kesetaraan keadilan gender melalui program KB.

f. Mempersiapkan SDM yang berkualitas sejak pembuahan dalam

kandungan sampai dengan usia lanjut (Saifuddin, 2006).

4. Sasaran Keluarga Berencana

a. Sasaran langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya antara 15-49

tahun. Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif

melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat

mengakibatkan kehamilan, PUS diharapkan secara bertahap menjadi

peserta KB yang aktif lestari sehingga memberikan efek langsung

penurunan fertilitas.

b. Sasaran tidak langsung

1) Kelompok remaja 15-19 tahun, remaja ini memang bukan

merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara

langsung tetapi merupakan kelompok yang berisiko untuk

melakukan hubungan seksual akibat telah berupaya promotif

dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak

diinginkan serta kejadian aborsi.

2) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan,

instansi-instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh

masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dukungannya

dalam pelembagaan NKKBS.


24

3) Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi

(Bappenas, 2009).

C. Tinjauan Umum tentang Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau

melawan, sedangkan “konsepsi” adalah pertemuan antar sel telur (sel

wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan

kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari dan mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel yang matang

dengan sel sperma tersebut (Simbolon, 2010 dalam Husnah 2011).

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah

hubungan intim. Cara kontrasepsi caranya tidak permanen, dan

memungkinkan pasangan untuk mendapatkan kembali anak apabila

diinginkan (Suzilawati, 2009).

Pada dasarnya fungsi dan cara kerja alat kontrasepsi ada tiga

karakter utama, yaitu Pertama: Sebagai penghambat (barrier), yakni

mencegah sperma bertemu dengan sel telur, sehingga tidak terjadi

pembuahan (konsepsi), seperti IUD, diafragma, tissue KB, dan kondom.

Kedua: Yang bersifat melalui proses kimia seperti pil, suntikan, dan

implant. Ketiga: melalui proses alamiah, di antaranya dengan pemberian

air susu ibu (ASI) secara sempurna.

Secara umum persyaratan untuk kontrasepsi ideal (Saifuddin, 2006)


25

adalah sebagai berikut :

a. Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi berat bila digunakan.

b. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai dengan aturan maka

dapat mencegah terjadinya kehamilan.

c. Tidak memerlukan motivasi terus menerus

d. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh

lingkungan budaya di masyarakat

e. Terjangkau harganya oleh masyarakat

f. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan

kembali kesuburannya, kecuali kontrasepsi mantap.

2. Tujuan Kontrasepsi

Pemilihan kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan

kontrasepsi, yaitu:

a. Menunda kehamilan

Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan

untuk menunda kehamilannya. Metode yang dipilih hendaknya

memiliki reversibilitas dan efektivitas tinggi. Kontrasepsi yang

sesuai antara lain pil, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR),

maupun kontrasepsi alamiah.

b. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan)

Masa saat istri berusia 20-35 tahun adalah saat yang paling

baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 2-4 tahun.

Untuk itu sebaiknya dipilih alat kontrasepsi denga reversibilitas dan


26

efektivitas yang cukup tinggi, dapat dipakai 2-4 tahun, dan tidak

menghambat produksi air susu ibu (ASI).

c. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi)

Saat usia istri diatas 35 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri

kesuburan setelah mempunyai 2 anak. Ciri kontrasepsi yang

diperlukan memiliki efektivitas tinggi, reversibilitas rendah, dapat

dipakai untuk jangka panjang, dan tidak menyebabkan efek

samping. Kontrasepsi yang sesuai ialah kontrasepsi mantap

(vasektomi/tubektomi).

3. Jenis-Jenis Kontrasepsi

Berbagai jenis metode atau alat kontrasepsi dibagi menjadi

(Trisnawarman dalam Aryanti, 2010):

a. Kontrasepsi Sterilisasi

Merupakan pencegahan kehamilan dengan mengikat sel

indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria

(vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog

atau dokter kandungan. Sangat efektif apabila ingin melakukan

pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor

usia.

b. Kontrasepsi Teknik

1) Coitus Interuptus (senggama terputus)

Merupakan ejakulasi yang dilakukan diluar vagina. Faktor

kegagalan biasanya terjadi pada metode ini karena ada sperma


27

yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau

terlambat menarik penis keluar.

2) Sistem Kalender (pantang berkala)

Metode yang tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu

kedisplinan dan pengertian antar suami istri karena sperma

maupun sel telur mampu bertahan hidup sampai dengan 48 jam

setelah ejakulasi. Faktor kegagalan yag biasanya terjadi pada

metode ini karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi)

atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.

3) Menyusui

Metode kontrasepsi alami yang dilakukan selama 3 bulan setelah

melahirkan, saat bayi minum ASI dan menstruasi belum terjadi,

maka secara otomatis tidak akan terjadi kehamilan. Tetapi jika

ibu hanya menyusui kurang dari 6 jam per hari, maka

kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

c. Kontrasepsi Mekanik

1) Kondom

Alat kontrasepsi yag terbuat dari latex. Terdapat kondom pria

maupun wanita serta fungsi sebagai pemblokir sperma.

Kegagalan pada umumnya terjadi karena kondom tidak dipasang

sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah

ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah

ke dalam vagina.
28

2) Spermatisida

Alat kontrasepsi yang menggunakan bahan kimia aktif untuk

membunuh sperma, berbentuk cairan, krim, atau tisu vagina

yang harus dimasukkan kedalam vagina 5 menit sebelum

senggama. Pada metode ini kegagalan sering terjadi karena

waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang

digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu

6 jam setelah senggama.

3) Vaginal Diafragma

Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut

rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum

senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus

digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas

80%.

4) IUD (Intra Uterine Device)

Merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan polyethylene

yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang

di mulut rahim. Kelemahan alat kontrasepsi ini yaitu bisa

menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan

diluar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari

biasanya.

d. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum


29

sesuai dengan petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap

blisternya, suntikan, susuk (implan) yang ditanam untuk periode

tertentu, koyo KB, atau spiral berhormon.

Kontrasepsi hormonal terdiri dari :

1) Pil Kombinasi Oral Contraception (OC)

Pil kombinasi merupakan kombinasi dosis rendah estrogen

progesteron. Penggunaan kontrasepsi pil kombinasi estrogen dan

progesteronatau yang hanya terdiri dari progesteron saja

merupakan penggunaan kontrasepsi terbanyak.

2) Suntik KB

Suntik KB mengandung hormon sintetik. Cara pemakaiannya

dengan menyuntikkan zat hormonal ke dalam tubuh. Zat

hormonal yang terkandung dalam cairan suntikan dapat

mencegah kehamilan dalam waktu tertentu. Biasanya

penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan.

3) Susuk KB (Implan)

Implan terdiri dari kapsul silastik, setiap kapsulnya berisi

levornorgestrel sebanyak miligram dengan panjang 3 cm dan

diameter 2,4 cm. Kemasan implan dirancang agar isinya tetap

steril selama masa yang ditetapkan asalkan kemasannya tidak

rusak atau terbuka. Kapsul yang dipasang harus dicabut

menjelang akhir masa 5 tahun. Pemasangan implan hanya

dilakukan petugas klinik yang terlatih secara khusus (dokter,


30

bidan, dan paramedik) yang dapat melakukan pemasangan dan

pencabutan implan. Terdapat dua jenis implan yaitu norplant dan

implan.

4) Koyo KB

Koyo KB digunakan dengan ditempelkan di kulit setiap minggu.

Kekurangannya adalah menimbulkan reaksi alergi bagi yang

memiliki sensitif dan kurang cocok untuk digunakan pada

daerah beriklim tropis.

5) Air Susu Ibu (ASI)

Selama menyusui produksi ASI dapat meningkatkan hormon

progesteron.

D. Tinjauan Umum tentang Wilayah Urban dan Rural

1. Pengertian Wilayah Urban (Perkotaan)

Wilayah urban (perkotaan) adalah status suatu wilayah administrasi

setingkat desa/kelurahan yang memenuhi kriteria klasifikasi wilayah

perkotaan.

2. Pengertian Wilayah Rural (Pedesaan)

Wilayah rural (pedesaan) adalah status suatu wilayah administrasi

setingkat desa/kelurahan yang belum memenuhi kriteria klasifikasi

wilayah perkotaan.
31

3. Kriteria Wilayah Urban dan Rural

Kriteria wilayah perkotaan adalah persyaratan tertentu dalam hal

kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan

keberadaan/asks pada fasilitas perkotaan yang dimiliki suatu

desa/kelurahan untuk menentukan status perkotaan suatu desa/kelurahan.

Ada beberapa fasilitas perkotaan, yaitu:

a. Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK)

b. Sekolah Menengah Pertama

c. Sekolah Menengah Umum

d. Pasar

e. Pertokoan

f. Bioskop

g. Rumah Sakit

h. Hotel/Bilyar/Diskotek/Panti Pijat/Salon

i. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Telepon

j. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Listrik

Penentuan nilai/skor untuk menetapkan sebagai wilayah perkotaan

dan pedesaan atas desa/kelurahan adalah:

a. Wilayah perkotaan, apabila dari kepadatan penduduk, persentase

rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas

perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilai/skor sepuluh atau

lebih.
32

b. Wilayah pedesaan, apabila dari kepadatan penduduk, persentase

rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas

perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilai/skor di bawah.

Nilai/skor kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian,

dan keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan yang dimiliki ditetapkan

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Nilai/Skor Kritria Wilayah Urban dan Rural


Kriteria Keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan
Kepadatan Nilai/ Persentase Nilai/ Fasilitas Perkotaan Kriteria Nilai/
Penduduk Skor Rumah Skor Skor
per km2 Tangga
Pertanian
< 500 1 >70,00 1 a. Sekolah Taman
Kanak-Kanak • Ada atau 1
500 – 2 50,00- 2 b. Sekolah ≤ 2,5 km*)
1249 69,99 Menengah • > 2,5 km*) 0
Pertama
1250- 3 30,00- 3 c. Sekolah
2499 49,99 Menengah
Umum
2500- 4 20,00- 4 d. Pasar • Ada atau 1
3999 29,99 ≤ 2 km*)
4000- 5 15,00- 5 e. Pertokoan • > 2 km*) 0
5999 19,99
6000- 6 10,00- 6 f. Bioskop • Ada atau 1
7499 14,99 ≤ 5 km*)
7500- 7 5,00- 9,99 7 g. Rumah Sakit • > 5 km*) 0
8499
> 8500 8 <5,00 8 h. Hotel/Bilyar/Di • Ada 1
skotek/Pantai • Tidak Ada 0
Pijat/Salon
i. Persentase RT • ≥ 8,00 1
Telepon • < 8,00 0
j. Persentase RT • ≥ 9,00 1
Listrik • < 9,00 0
*)
Catatan: Jarak tempuh diukur dari Kantor Desa/Kelurahan

Sumber: BPS, 2010


33

E. Tinjauan Umun tentang Variabel yang Diteliti

1. Umur

Umur merupakan usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja

(Husnah, 2011).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), umur adalah lamanya waktu

yang dijalani seseorang untuk hidup yang ditentukan sampai ulang

tahun terakhir orang tersebut yang diukur dalam tahun berjalan. Umur

dapat diartikan sebagai waktu yang dilalui oleh manusia untuk

melakukan suatu proses tumbuh dan berkembang sejak dilahirkannya

baik secara fisik, psikologi, sosial dan reproduksi.

Berdasarkan usia subur atau masa reproduksi wanita,

Siswosudarmo, dkk membagi usia wanita dalam tiga periode, yaitu

(Sumaila, 2011):

a. Usia < 20 Tahun (Usia Reproduksi Muda)

Pada periode ini wanita dianjurkan untuk menunda kehamilan

sampai sekurang-kurangnya berusia 20 tahun karena pada periode ini

wanita belum mempunyai kemampuan mental dan sosial yang cukup

untuk mengurus anak.

b. Usia 20-35 Tahun (Usia Reproduksi Sehat)

Periode ini merupakan usia ideal untuk hamil dan melahirkan,

namun pada periode ini diharapkan wanita dapat menjarangkan


34

kehamilan dengan jarak dua kehamilan antara empat sampai lima

tahun.

c. Usia > 35 Tahun (Usia Reproduksi Tua)

Kehamilan dan persalinan pada periode usia ini tidak hanya berisiko

tinggi terhadap anak tetapi juga ibunya. Morbiditas dan mortalitas

ibu dan anak meningkat dengan tajam pada periode usia ini sehingga

diharapkan menggunakan kontrasepsi mantap.

Umur merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kejadian

unmet need. Penelitian yang dilakukan Pesona (2011) di Kecamatan

Anreapi Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat menemukan bahwa

umur merupakan faktor penyebab unmet need KB, karena semakin tinggi

umur semakin tinggi kebutuhan wanita akan kontrasepsi.

Faktor umur seseorang berpengaruh signifikan terhadap pemenuhan

kebutuhan kontrasepsinya. Kelompok perempuan usia muda dan tua

berisiko tinggi untuk mengalami unmet need KB karena kelompok ini

tidak menyadari bahwa mereka memiliki potensi komplikasi selama

kehamilan. Hasil penelitian di Gorontalo menunjukkan bahwa umur

muda berisiko 21,8 kali lebih besar mengalami kejadian unmet need KB

dibandingkan dengan umur yang lebih dari49 tahun (Takwim, 2010).

Unmet need KB terdapat pada kelompok umur 20-24 tahun (40,7%).

Dalam penelitian, 81,3% dari wanita dalam kelompok unmet need

dengan usia 15-29 tahun. Prevalensi unmet need secara signifikan lebih

tinggi pada kelompok usia di bawah umur 30 tahun. Kelompok umur 15-
35

19 tahun untuk menjarangkan kehamilan sebesar 13% lebih tinggi

dibandingkan untuk membatasi jumlah anak (Patil et. al., 2010).

2. Pendidikan

Pengertian menurut Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut : “Pendidikan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang

akan datang”.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat

(Immanuella, 2011).

Berdasarkan Tap.MPR No.II/MPR/1993, tentang GBHN dijelaskan

bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan,

mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertinggi

semangat kebangsaan agar tumbuh manusia-manusia pembangunan

yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung

jawab atas pembangunan bangsa.

Adapun tujuan pendidikan terbagi atas empat, yaitu (Pesona, 2011):

a. Tujuan umum pendidikan nasional yaitu untuk membentuk manusia


36

Pancasila.

b. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga

pendidikan tertentu untuk mencapainya

c. Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau mata pelajaran.

d. Tujuan instruksional yaitu tujuan materi kurikulum yang berupa

bidang studi terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan,

terdiri atas tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional

khusus.

Dari segi mendapatkannya, Fakhrurrozi (dalam Sumaila, 2011)

membagi pendidikan menjadi:

a. Pendidikan Informal

Merupakan proses belajar yang relatif tidak disadari yang kemudian

menjadi kecakapan dan sikap hidup sehari-hari. Misalnya

pendidikan dirumah, tempat ibadah, lapangan permainan,

perpustakaan, media cetak, elektronik dan sosial.

b. Pendidikan Formal

Merupakan pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan

tujuan dan bahan ajar yang dirumuskan secara jelas dan

diklasifikasikan secara tegas. Misalnya, jenjang pendidikan sekolah

(TK, SD, SMP, SMA, dan PT).

c. Pendidikan Non formal

Merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja tetapi

tidak memenuhi syarat untuk termasuk dalam jenjang pendidikan


37

formal. Misalnya les, kursus dan lain-lain.

Tingkat pendidikan akan mengubah sikap dan cara berpikir ke arah

yang lebih baik, dan juga tingkat kesadaran yang tinggi yang akan

memberikan kesadaran lebih tinggi berwarga negara serta memudahkan

bagi pengembangan. Adapun jenjang pendidikan terdiri atas 3 yaitu

(Pesona, 2011):

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk

hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan dasar. Pendidikan dasar pada prinsipnya

merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar bagaimana

kehidupan, baik untuk pribadi maupun masyarakat.

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikan

dasar diselenggarakan di SMA atau satuan pendidikan sederajat.

Pendidikan menengah dalam hubungan kebawah berfungsi sebagai

lanjutan perluasan pendidikan dasar dan dalam hubungan keatas

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi

maupun memasuki dunia kerja. Pendidikan menengah terdiri

atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa,

pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan.

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah


38

yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Satuan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut

perguruan tinggi yang berbentuk akademik, politeknik, sekolah

tinggi, institut atau universitas.

Tingkat pendidikan merupakan dasar pengembangan daya nalar

seseorang dan jalan untuk memudahkan seseorang untuk menerima

motivasi. Pendidikan dikategorikan rendah bila hanya sampai pada

tingkat SMP dan dikategorikan tinggi apabila sampai pada tingkat SMA

dan seterusnya (Ngatimin dalam Sumaila, 2011).

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka transformasi

pengetahuan, teknologi dan budaya yang sifat pembaharuan akan mudah

dan cepat diterima. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan

oleh Suseno (2011) mengemukakan bahwa pendidikan berpengaruh

secara signifikan terhadap kejadian unmet need.

Berdasarkan laporan akhir evaluasi pelayanan KB (2011), unmet

need cenderung menurun dengan meningkatnya taraf pendidikan dan

kesejahteraan. Unmet need untuk membatasi kelahiran banyak dijumpai

pada masyarakat dengan taraf pendidikan rendah (tidak sekolah dan

tidak tamat SD), masing-masing sebesar 7,7% dan 6,2%. Wanita yang

menggunakan kontrasepsi implan lebih muda tapi lebih berpendidikan


39

daripada wanita dengan unmet need (Asnake, 2013).

3. Tingkat Ekonomi

Tingkat ekonomi keluarga merupakan tingkatan mengenai

karakteristik latar belakang rumah tangga yang digunakan sebagai

pendekatan untuk mengukur standar hidup rumah tangga dalam jangka

panjang. Tingkat ekonomi ini berdasarkan pada data karakteristik

perumahan dan kepemilikan barang, jenis sumber air minum, fasilitas

toilet dan karakteristik lain terkait dengan status sosial ekonomi rumah

tangga (BPS, 2013).

Variabel tingkat ekonomi dikategorikan berdasarkan perhitungan

indeks kekayaan. Indeks ini berdasarkan atas data karakteristik

perumahan dan kepemilikan barang, sumber air minum, fasilitas toilet

dan karakteristik lain terkait dengan tingkat ekonomi rumah tangga.

Dalam menyusun indeks, setiap barang atau fasilitas diberi penimbangan

berdasakan prinsip komponen analisis, serta jumlah skor atas aset atau

fasilitas rumah tangga yang dimiliki distandarisasi sehingga mengikuti

distribusi normal dengan rata-rata adalah nol dan standar deviasi yaitu

satu.

Setiap fasilitas rumah tangga kemudian ditetapkan skornya,

kemudian semua skor dijumlahkan untuk setiap rumah tangga.

Selanjutnya setiap individu diurutkan sesuai dengan skor total dari suatu

rumah tangga dimana mereka tinggal. Rumah tangga yang terpilih

sebagai sampel kemudian dibagi ke dalam kuintil mulai dari tingkat


40

terendah sampai tingkat tertinggi. Indeks kekayaan atau tingkat ekonomi

dibuat dalam bentuk kuintil yang terdiri atas 5 kategori, yaitu sangat

miskin, miskin, menengah, kaya, dan sangat kaya (SDKI, 2007). Pada

distribusi populasi penelitian unmet need KB di Sulawesi Selatan

ditemukan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu responden yang

memiliki tingkat ekonomi sangat kaya sebanyak 877 responden atau

sebesar 39,5%. Sedangkan jumlah responden terkecil adalah responden

dengan tingkat ekonomi sangat miskin sebanyak 199 responden atau 9%.

Keadaan ekonomi baik tinggi maupun rendah akan berpengaruh

terhadap kemajuan dan perkembangan program KB. Kemajuan program

KB sangat erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk

menggunakan alat kontrasepsi. Keberhasilan program KB berpengaruh

positif pada perekonomian negara. Hal tersebut dikarenakan dengan

anggota keluarga yang sedikit maka kebutuhan lebih tercukupi

dankesejahteraan dalam keluarga lebih terjamin (Rohmawati, 2013).

4. Jumlah Anak Hidup

Jumlah anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh

seorang wanita dari hasil perkawinannya dengan pasangan yang sah dan

masih hidup serta menjadi tanggungan keluarga (Nirwana, 2007). Jumlah

anak yang pada kenyataannya dimiliki oleh beberapa pasangan di

beberapa wilayah yaitu lebih dari 3 orang anak. Apabila hal ini dapat

diatasi dengan kesertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB,

maka akan berpengaruh terhadap angka fertilitas. Perhatian terhadap


41

kejadian unmet need tidak hanya diberikan pada PUS kelompok umur

muda, akan tetapi perlu juga pada kelompok umur tua yang masih

memerlukan penggarapan secara intensif. Berdasarkan fakta yang

didapatkan, diperoleh informasi bahwa ternyata jumlah anak ideal yang

dikemukakan oleh kelompok umur tua cukup tinggi (Leli dan Maria,

2009).

Hasil studi Usman dkk. (2013), menemukan bahwa jumlah anak

berhubungan dengan kejadian unmet need KB dimana diperoleh hasil

nilai p = 0,031 (p<0,05). Berdasarkan analisis regresi, dapat kita lihat

bahwa unmet need KB dengan variabel umur, pendapatan, kegagalan alat

kontrasepsi sebelumnya dan jumlah anak secara bersama-sama

berpengaruh terhadap unmet need KB yang dapat menyebabkan kejadian

kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor

kejadian unmet need KB sebagai faktor independen tidak dapat berdiri

sendiri dalam memengaruhi kejadian unmet need.

5. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Saat ini, ada banyak perempuan yang memilih untuk tidak

menggunakan kontrasepsi karena khawatir tentang risiko kesehatan dan

efek samping dari berbagai metode, atau mereka menemukan metode

kontrasepsi yang terlalu nyaman untuk digunakan. Adapun hambatan

untuk pelaksanaan program Keluarga Berencana yang efektif dan

mengurangi kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet need) untuk

kontrasepsi bertahan karena berbagai alasan, yaitu:


42

a. Seorang wanita tidak percaya bahwa dia berada pada risiko untuk

hamil.

b. Tidak ada informasi tentang metode kontrasepsi, atau adanya

kekhawatiran tentang risiko kesehatan dan efek samping kontrasepsi.

c. Tidak tersedia atau berbagai metode yang tidak tersedia.

d. Pasangannya atau anggota keluarga dekat yang menentang metode

KB.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hedrina (2011) diketahui

bahwa ada alasan penyebab unmet need di Kelurahan Kayu Kubu yaitu

kesalahan dalam pemakaian alat kontrasepsi berakibat pada terjadinya

gangguna kesehatan, sehingga perempuan mengambil keputusan untuk

tidak akan lagi memakai alat kontrasepsi apapun karena mereka

berpendapat pemakaian alat kontrasepsi akan mengganggu kesehatan

mereka dan jika pemakaian alat kontrasepsi dihentikan maka kesehatan

mereka tidak akan lagi terganggu.

6. Umur Kawin Pertama

Umur kawin pertama adalah umur pada saat wanita melakukan

perkawinan secara hukum dan biologis yang pertama kali (BPS, 2012).

Usia perkawinan dalam suatu pernikahan berarti umur terjadinya

hubungan kelamin antara individu pria dan wanita yang terkait dalam

suatu lembaga perkawinan dengan berbagi ketentuan mengenai hak dan

kewajiban dari masing-masing individu. Pada masyarakat yang sedang

berkembang, usia perkawinan pertama cenderung muda sehingga nilai


43

fertilitasnya tinggi. Dengan kata lain semakin cepat usia kawin pertama,

semakin besar kemungkinan mempunyai anak (Singarimbun, 1996).

Wanita berumur 10 tahun ke atas yang melangsungkan perkawinan,

akan melalui suatu proses biologis, yaitu melahirkan sampai dengan masa

menopause. Oleh karena itu, umur perkawinan pertama dianggap

memengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang

wanita menikah, maka semakin panjang usia reproduksinya dan semakin

besar pula kemungkinannya melahirkan anak (Apriyanti dkk, 2014).

Menurut BKKBN (2011) yang mengutip pendapat Mosley dan Chen

(1984), umur kawin pertama merupakan salah satu indikator demografi

yang penting, karena berkaitan dengan permulaan wanita “kumpul”

pertama, yang memungkinkan wanita dapat hamil dan melahirkan.

Umumnya wanita yang menikah pada usia muda mempunyai masa

reproduksi yang lebih panjang, yang dapat berakibat pada angka kelahiran

yang lebih tinggi dibanding wanita yang menikah pada usia lebih tua. Di

Indonesia perkawinan mempunyai hubungan yang kuat dengan fertilitas,

yaitu semakin muda umur kawin pertama, maka semakin tinggi

fertilitasnya.

7. Paparan Media

Media cetak maupun elektronik mampu memberi informasi yang

dapat diterima masyarakat, sehingga seorang yang lebih sering terpapar

media massa (TV, radio, dan lainnya) akan memperoleh informasi lebih

banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi


44

media. Media juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

opini dan kepercayaan individu.

Penelitian dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan

bahwa faktor unmet need yaitu dukungan suami dan paparan informasi.

Wanita yang mengakses media massa baik televisi, radio maupun surat

kabar dapat mengurangi risiko kehamilan tidak diinginkan (Geda and

Lako, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh dari Nepal Demographic

and Health Survey (NDHS) bahwa mereka yang mengakses informasi

melalui radio mengurangi risiko (OR=0,63) untuk mengalami kehamilan

yang tidak diinginkan dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar

informasi melalui radio. Sumber informasi dapat diterima ole pria untuk

meningkatkan pengetahuan tentang KB melalui berdiskusi dengan istri

tentang jenis kontrasepsi yang dapat digunakan media televisi, koran,

majalah (Berhane et. al., 2011).

8. Kunjungan Petugas KB

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani, dkk.

(2012) diketahui bahwa masih banyak akseptor KB yang menentukan

metode yang dipilih berdasarkan informasi dari akseptor lain. Sebagian

petugas kesehatan kurang melakukan konseling dan pemberian informasi

yang menyebabkan kurangnya pengetahuan dalam hal memilih alat

kontrasepsi. Akan tetapi, masyarakat masih mentolerir pelayanan KB,

meskipun belum seluruhnya memenuhi syarat pelayanan yang berkualitas.

Informasi yang baik dari petugas membantu dalam hal memilih dan
45

menentukan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Informasi yang

baik akan memberikan kepuasan yang berdampak pada penggunaan alat

kontrasepsi yang lebih lama sehingga mencegah terjadinya kejadian

unmet need.

Pemberian informasi dalam program KB lebih dikenal dengan istilah

KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) KB. KIE merupakan suatu

kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dengan penyebaran informasi

yang mempercepat terjadinya perubahan perilaku di masyarakat. Adapun

bentuk dari KIE KB yaitu berupa penyuluhan dan kunjungan oleh petugas

KB (Lina dkk., 2012).


46

F. Kerangka Teori

Karakteristik Wanita Usia Subur


G.
(WUS)

- Wilayah (Kota/Desa)
-H.Pendidikan WUS
- Pendidikan Suami
-I. Umur
- Umur Saat Perkawinan
- Tingkat Kekayaan
- Status Perkawinan
- Pekerjaan WUS
- Pekerjaan Suami
- Jumlah Anak Hidup
- Keinginan Memiliki Anak
- Paparan Media Massa
- Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
UNMET NEED
- Diskusi tentang KB dengan
KB
pasangan

Sumber: Modifikasi Meekers, D., et.


al. (2016), Islam, R., et. al. (2013),
dan Mekkonen, et. al. (1998).

Pelayanan Kesehatan

KIE (Komunikasi, Informasi,


Edukasi) KB
- Penyuluhan KB
- Kunjungan Petugas KB

Sumber: Lina, dkk. (2012)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi dari Meekers, D., et. al. (2016), Islam, R., et. al. (2013),
Mekkonen, et. al. (1998), Lina, dkk. (2012).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Unmet need didefinisikan sebagai kesenjangan antara niat wanita usia

produktif dengan perilaku penggunaan kontrasepsi. Kebutuhan KB yang tidak

terpenuhi (unmet need) merupakan fenomena yang banyak terjadi di negara-

negara yang sedang berkembang dan merupakan suatu kondisi yang dapat

terjadi pada wanita menikah dalam usia reproduksi.

Seorang wanita yang tidak ingin hamil namun tidak mau

menggunakan kontrasepsi termasuk dalam kategori unmet need. Angka

kesakitan dan kematian ibu yang tinggi dapat dicegah dengan upaya

pemenuhan kebutuhan keluarga berencana bagi wanita sehingga kehamilan

yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) dan

persalinan yang berisiko dapat dikurangi.

Beberapa faktor yang diperkirakan menjadi determinan kejadian

unmet need antara lain umur, pendidikan, tingkat ekonomi, jumlah anak

hidup, riwayat penggunaan kontrasepsi, umur kawin pertama, paparan media,

dan kunjungan petugas KB yang oleh peneliti dijadikan sebagai variabel

independen, sedangkan perbedaan kejadian unmet need di wilayah urban dan

rural dijadikan sebaga variabel dependen. Adapun masing-masing variabel

diuraikan sebagai berikut:

47
48

1. Umur

Umur adalah lamanya waktu yang dijalani seseorang untuk hidup

ditentukan sampai ulang tahun terakhir orang tersebut yang diukur dalam

tahun berjalan. Umur berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

untuk menggunakan kontrasepsi. Hal ini berkaitan dengan masa

reproduksi (kesuburan) wanita yang mana umur melahirkan paling tepat

bagi seorang perempuan yaitu antara umur 20-30 tahun (Rismawati,

2013).

Menurut Sariyati, dkk. (2015) terjadinya unmet need dapat terjadi

pada berbagai umur baik pada umur reproduksi muda maupun reproduksi

tua. Dalam penelitiannya, kejadian unmet need paling banyak adalah

responden yang berusia >35 tahun. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan, responden beranggapan bahwa pada umur reproduksi tua

sudah bukan masa reproduktif lagi dan menganggap diri respoonden

sudah tua sehingga kemungkinan untuk terjadi kehamilan sangat kecil.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi

peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan memengaruhi pola

berpikir pragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan, dengan

pendidikan yang tinggi seseorang dapat lebih mudah untuk menerima ide

atau masalah baru seperti penerimaan, pembatasan jumlah anak, dan

keinginan terhadap jenis kelamin tertentu. Pendidikan juga akan


49

meningkatkan kesadaran wanita terhadap manfaat yang dapat dinikmati

bila ia mempunyai jumlah anak sedikit. Wanita yang berpendidikan lebih

tinggi cenderung membatasi jumlah kelahiran dibandingkan dengan yang

tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah (Soekanto, 2006).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2011) di Kota

Kediri menunjukkan hasil uji statistik dengan uji chi square

menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap

unmet need (p<0,05).

3. Tingkat Ekonomi

Berdasarkan penelitian Mashfufah (2006) ada hubungan yang

signifikan antara tingkat ekonomi/kekayaan dengan penggunaan alat

kontrasepsi. Berdasarkan nilai OR, diketahui bahwa responden yang

tingkat ekonominya rendah mempunyai peluang menggunakan

kontrasepsi 2,66 kali dibandingkan dengan responden yang tingkat

ekonominya tinggi dengan memiliki peluang menggunakan kontrasepsi

sebanyak 2,85 kali.

4. Jumlah Anak Hidup

Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran tergantung

kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin

menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu

dan juga umur anak yang masih hidup. Semakin sering seorang wanita

melahirkan anak, maka akan semakin memiliki risiko kematian dalam

persalinan. Hal ini berarti jumlah anak akan sangat memengaruhi


50

kesehatan ibu dan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga secara

maksimal (Mantra, 2006).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Uljanah (2016) menemukan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara jumlah anak masih hidup

dengan kejadian unmet need di Desa Adiwerna. Berdasarkan perhitungan

Odds Ratio memperoleh hasil bahwa responden yang memiliki anak

banyak berisiko 2,645 kali mengalami kejadian unmet need dibanding

yang memiliki anak sedikit.

5. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Riwayat penggunaan kontrasepsi dimulai dari penggunaan alat

kontrasepsi yang kemudian mengakibatkan gangguan pada kesehatan

seseorang. Penggunaan alat kontrasepsi membuat perempuan lebih

memahami dan bisa mengambil tindakan yang tepat dalam mengatasi

berbagai permasalahan kesehatan yang timbul pada dirinya. Akan tetapi,

saat ini telah banyak perempuan yang lebih memilih untuk tidak

menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan kekhawatiran mengenai

efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan alat kontrasepsi.

Riwayat pemakaian kontrasepsi KB memberikan kontribusi terhadap

tingginya kejadian unmet need KB. Dalam penelitian yang dilakukan

Lata (2012) menyimpulkan bahwa hasil prevalensi unmet need

dipengaruhi oleh efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi

sebelumnya.
51

6. Umur Kawin Pertama

Pada umumnya, hubungan seksual pertama kali dilakukan bertepatan

dengan perkawinan pertama, karena biasanya seseorang akan melakukan

hubungan seksual jika sudah ada ikatan perkawinan. Hubungan seksual

merupakan awal seseorang berisiko hamil. Dengan demikian umur kawin

pertama merupakan indikator sosial dan demografi yang penting. Suatu

masyarakat yang kebanyakan wanitanya melakukan perkawinan pertama

pada umur muda, angka kelahirannya lebih tinggi dibandingkan dengan

masyarakat yang wanitanya melakukan perkawinan pertama pada umur

lebih tua (SDKI, 2012).

Menurut Mekonnen, et. al. (1998), umur perempuan pada saat

menikah menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kejadian unmet

need KB dengan tingkat signifikansi sebesar p<0,001.

7. Paparan Media

Paparan media dapat memengaruhi tingkat pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang. Menurut Lawrence Green (1980), pengetahuan

dan sikap seseorang terhadap kesehatan merupakan salah satu faktor

predisposisi yang memengaruhi perilaku seseorang.

8. Kunjungan Petugas KB

Kunjungan petugas KB dapat memengaruhi penggunaan kontrasepsi

pada Pasangan Usia Subur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Iswarti (2009) di Indonesia, diketahui bahwa kunjungan Petugas Lapagan


52

KB (PLKB) dalam 6 bulan terakhir berpengaruh secara signifikan

terhadap kesertaan penggunaan alat kontrasepsi.

Berdasarkan konsep pemikiran variabel seperti yang

dikemukakan di atas maka disusunlah pola pikir variabel yang diteliti

sebagai berikut:

Pola Pikir Variabel yang Diteliti

Umur

Pendidikan

Tingkat Ekonomi

Jumlah Anak
Hidup

Riwayat Kejadian Unmet Need


Penggunaan KB di Wilayah Urban
Kontrasepsi dan Rural

Umur Kawin
Pertama

Paparan Media

Kunjungan
Petugas KB

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


53

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Faktor Geografis (Wanita Usia Subur di wilayah Urban dan Rural)

Faktor geografis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Wanita

Usia Subur yang berada di wilayah urban/kota dan Wanita Usia Subur

yang berada di wilayah rural/desa.

a. Wilayah Urban/Kota

Bila suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan memenuhi

persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah

tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, sarana pendidikan

formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.

b. Wilayah Rural/Desa

Bila suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan belum

memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk,

persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan,

sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.

Kriteria Objektif:

Wilayah Urban/Kota : Responden yang berada di wilayah urban/kota di

Provinsi Sulawesi Selatan (Bulukumba,

Makassar, Maros, Palopo, Parepare, Sidenreng

Rappang).

Wilayah Rural/Desa : Responden yang berada di wilayah rural/desa di

Provinsi Sulawesi Selatan (Bantaeng, Barru,

Bone, Enrekang, Gowa, Jeneponto, Kepulauan


54

Selayar, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara,

Pangkajene dan Kepulauan, Pinrang, Sinjai,

Soppeng, Takalar, Tana Toraja, Toraja Utara,

Wajo).

2. Unmet Need

Unmet need kelompok wanita yang sebenarnya sudah tidak ingin

mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilannya sampai

dengan 24 bulan namun tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk

mencegah kehamilannya.

Kriteria Objektif:

Unmet Need : Responden yang bukan peserta KB ingin

menjarangkan kehamilan dan sudah tidak ingin

memiliki anak lagi namun tidak menggunakan

alat kontrepsi.

Met Need : Responden yang merupakan peserta KB.

3. Umur

Umur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lama hidup

responden pada saat penelitian berdasarkan ulang tahun terakhir yang

dibagi berdasarkan usia subur atau masa reproduksi wanita.

4. Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah selesai

mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu sekolah sampai akhir

dengan mendapatkan ijazah.


55

Kriteria Objektif:

Tinggi : Responden memiliki tingkat pendidikan terakhir

minimal Sekolah Menengah Atas (SMA).

Rendah : Responden memiliki tingkat pendidikan terakhir

atau tamat di bawah tingkat Sekolah Menengah

Atas (SMA) yaitu tidak pernah sekolah, tidak

tamat SD, SD, dan SMP.

5. Tingkat Ekonomi

Tingkat ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kepemilikan barang berharga dari suatu keluarga yang diukur dengan

indeks kekayaan kuintil dengan kategori sangat miskin, miskin,

menengah, kaya, dan sangat kaya (PMA/2020).

Kriteria Objektif:

Tinggi : Responden memiliki tingkat ekonomi yaitu kaya

dan sangat kaya.

Menengah : Responden memiliki tingkat ekonomi menengah.

Rendah : Responden memiliki tingkat ekonomi yaitu

miskin dan sangat miskin.

6. Jumlah Anak Hidup

Jumlah anak hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

banyaknya anak repsonden yang pernah dilahirkan dan masih hidup pada

saat penelitian berlangsung.


56

7. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Riwayat penggunaan kontrasepsi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pemakaian kontrasepsi yang digunakan sebelumnya oleh

responden, apakah responden pernah menggunakan atau tidak.

Kriteria Objektif:

Pernah : Bila sebelumnya responden pernah menggunakan

alat kontrasepsi.

Tidak Pernah : Bila sebelumnya responden tidak pernah

menggunakan alat kontrasepsi.

8. Umur Kawin Pertama

Umur Kawin Pertama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

umur pada saat responden melakukan perkawinan secara hukum dan

biologis yang pertama kali.

9. Paparan Media

Paparan media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah informasi

yang diperoleh responden dari media massa (televisi, radio, dan surat

kabar/majalah) mengenai alat kontrasepsi.

Kriteria Objektif:

Terpapar : Bila responden pernah memperoleh informasi

mengenai alat kontrasepsi dari salah satu media

massa (televisi, radio, dan surat kabar/majalah).

Tidak Terpapar : Bila responden tidak pernah memperoleh

informasi mengenai alat kontasepsi dari salah


57

satu media massa (televisi, radio, dan surat

kabar/majalah).

10. Kunjungan Petugas KB

Kunjungan petugas KB yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pernah atau tidaknya responden mendapat kunjungan kader, petugas KB

atau petugas kesehatan untuk membicarakan kontrasepsi dalam waktu 12

bulan terkahir.

Kriteria Objektif:

Pernah : Bila responden pernah mendapat kunjungan dari

kader, petugas KB atau petugas kesehatan untuk

membicarakan kontrasepsi dalam waktu 12 bulan

terkahir.

Tidak Pernah : Bila responden tidak pernah mendapat kunjungan

dari kader, petugas KB atau petugas kesehatan

untuk membicarakan kontrasepsi dalam waktu 12

bulan terkahir.

C. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak ada perbedaan determinan kejadian unmet need KB pada

Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi

Sulawesi Selatan berdasarkan umur.


58

b. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan pendidikan.

c. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan tingkat ekonomi.

d. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan jumlah anak hidup.

e. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi.

f. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan umur kawin pertama.

g. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan paparan media.

h. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan kunjungan petugas KB.


59

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan umur.

b. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan pendidikan.

c. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan tingkat ekonomi.

d. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan jumlah anak hidup.

e. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi.

f. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan umur kawin pertama.

g. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan

berdasarkan paparan media.


60

h. Ada perbedaan determinan kejadian unmet need KB pada Pasangan

Usia Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan berdasarkan kunjungan petugas KB.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder dari

data PMA (Performance Monitoring and Accountability) tahap I. Desain penelitian

yang digunakan adalah cross sectional study yang dilakukan dengan cara

membandingkan variabel independen dengan variabel dependen pada waktu yang

sama. Variabel dependen adalah kejadian unmet need KB di wiayah urban dan rural

sedangkan variabel independen adalah umur, pendidikan, jumlah anak hidup, riwayat

penggunaan kontrasepsi, umur kawin pertama, paparan media, dan kunjungan

petugas KB.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan peneliti yaitu di

Provinsi Sulawesi Selatan karena angka unmet need KB di Provinsi Sulawesi

Selatan masuk dalam kategori di atas rata-rata nasional. Penelitian ini

menggunakan data dari survei PMA (Performance Monitoring and

Accountability) yaitu survei yang dilaksanakan secara khusus di Provinsi

Sulawesi Selatan yang mencakup seluruh kabupaten (24 kabupaten/kota) di

wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pada setiap rumah tangga terpilih yang

dilaksanakan pada bulan Juli 2015.

61
62

2. Waktu Analisis

Analisis ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

November 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS)

yang berumur antara 15-49 tahun di Provinsi Sulawesi Selatan yang

tercatat dalam data hasil survei PMA yaitu 2221 orang.

2. Sampel

a. Unit Observasi

Unit observasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur

(WUS) berdasarkan data PMA (Performance Monitoring and

Accountability) yang ditetapkan berdasarkan kriteria berikut:

1) Wanita Usia Subur (WUS) berumur antara 15-49 tahun pada

saat wawancara dilaksanakan.

2) Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita yang berpasangan

atau hidup bersama pada saat wawancara dilaksanakan.

3) Tidak dalam keadaan hamil pada saat wawancara dilaksanakan.

4) Data yang digunakan merupakan data yang lengkap untuk

semua variabel, data yang tidak lengkap dan tidak direspon

dikeluarkan dari sampel.


63

b. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah variabel independen

dan variabel dependen sesuai dengan definisi operasional.

c. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dari populasi penelitian dilakukan oleh PMA

(Performance Monitorong and Accountability) dengan cara stratified

two stage sampling yaitu penarikan sampel secara stratifikasi dua

tahap.

Tahap pertama memilih sejumlah wilayah pencacahan (blok

sensus) yaitu memilih sejumlah klaster/blok sensus dengan

Probability Proportionate to Size (PPS) dengan jumlah rumah tangga

dari blok sensus menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 25 sampel

klaster untuk estimasi Provinsi Sulawesi Selatan dan 35 sampel

klaster untuk Kota Makassar.

Tahap kedua yaitu memilih Wanita Usia subur (WUS) di

wilayah pencacahan terpilih. Pada tahap ini dipilih sejumlah 35-40

WUS yang berumur 15-49 tahun di setiap klaster terpilih yaitu 25 blok

sensus dengan cara systematic random sampling.

3. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini yang diperoleh sesuai dengan

kriteria sampel yang telah ditetapkan sebesar 1100 orang, dengan 780

orang di wilayah urban dan 320 orang di wilayah rural.


64

D. Pengolahan dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Data diperoleh dari survei PMA (Performance Monitoring and

Accountability) yaitu survei yang dilakukan melalui wawancara tatap

muka dengan menggunakan kuesioner berstruktural pada perangkat

smartphone. Survei ini dirancang untuk menghasilkan estimasi parameter

prevalensi tingkat nasional, sehingga cakupan wilayah survei seluruh

provinsi di Indonesia.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi

program SPSS (Statistical Packages for the Social Sciences) versi 22

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Coding

Adapun langkah-langkah dalam coding data, sebagai berikut:

1) Pembuatan daftar variabel

2) Pembuatan daftar coding

3) Pemindahan isi list variabel ke dalam daftar coding

4) Pembuatan program entri atau tabulasi data sesuai dengan daftar

variabel.

b. Editing

Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran pada

setiap data hasil survei PMA untuk memastikan bahwa tidak ada

kesalahan dan data yang kosong pada setiap variabel.


65

c. Entry

Melakukan pemindahan data hasil survei PMA ke dalam

lembar kerja program SPSS sesuai dengan variabel yang diteliti.

d. Cleaning

Melakukan pengecekan kembali terhadap semua data PMA

yang telah dipindahkan dalam lembar kerja SPSS untuk melihat

adanya kemungkinan kesalahan dalam proses pemindahan data.

Langkah yang dilakukan yaitu analisis data sesuai frekuensi,

kemudian melihat data yang missing dan dibersihkan.

Selanjutnya melakukan analisis univariat yaitu analisis distribusi

frekuensi yang terkait dengan tujuan penelitian dan analisis

bivariat yaitu analisis yang berkaitan dengan variabel

independen dan variabel dependen penelitian dengan

menggunakan tabulasi silang (crosstab) antara variabel.

2. Penyajian Data

Data yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS

selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk membahas

hasil penelitian.

E. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui analisis distribusi

frekuensi presentase tunggal terkait tujuan penelitian.


66

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan determinan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara

wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan dengan

menggunakan uji t independen dan uji Chi-Square (X2).

Pada uji t independen bertujuan untuk membandingkan/membedakan

apakah kedua sampel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk

mengujji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang

merupakan perbandingan dua rata-rata sampel). Uji ini digunakan pada

variabel umur, jumlah anak hidup, dan umur kawin petama.

Rumus uji t independen dibedakan menjadi dua kelompok yaitu uji t

dengan variansi homoge dengan variansi heterogen. Uji untuk

mengetahui homogeny atau heterogennya kedua variansi adalah uji F

dengan rumus sebagai berikut (Stang, 2014):

𝑆12
F hit. = 2 , 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
𝑆2

Dimana 𝑆12 = varians sampel 1, 𝑆22 = varians sampel 2

Rumus uji t independen dengan variansi homogen adalah sebagai

berikut:

𝑋̅1 − 𝑋̅2 (𝑛1 −1) 𝑠12 + (𝑛2 −1)𝑠22


t hit. = s= √
𝑠 1 1 𝑛1 + 𝑛2 − 2
√𝑛 + 𝑛
1 2

Rumus untuk uji t independen dengan variansi heterogen adalah

sebagai berikut:
67

𝑋̅1 − 𝑋̅2
t hit. =
𝑠
𝑠12 𝑠22

𝑛1 + 𝑛2

Dimana:

̅̅̅1 = rata-rata sampel 1, 𝑋


𝑋 ̅̅̅2 = rata-rata sampel 2

𝑆12 = varians sampel 1, 𝑆22 = varians sampel 2

n1 = besar sampel 1, n2 = besar sampel 2

Kemudian, untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen yang berdata kategori, maka digunakan uji Chi-

Square. Uji ini digunakan pada variabel pendidikan, tingkat ekonomi,

riwayat penggunaan kontrasepsi, paparan media, dan kunjungan petugas

KB. Jika baris (r) = 2 dan kolom (k) = 2 atau disebut tabel 2x2 dan n >

140. Maka rumus yang digunakan adalah (Stang, 2014):

𝑛 2
𝑛 (|𝑎𝑑 − 𝑏𝑐| − 2)
𝑋2 =
(𝑎 + 𝑏)(𝑐 + 𝑑)(𝑎 + 𝑐)(𝑏 + 𝑑)

Sedangkan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen jika merupakan tabel k x k (mempunyai 3 sampel

bebas), maka rumus yang digunakan adalah:

𝑟 𝑘
2
(𝑂𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗)2
𝑋 = ∑∑
𝐸𝑖𝑗
𝑖=1 𝑗=1

Dimana :

Oij = Observasi baris ke-i kolom ke-j


68

Eij = Nilai Expected baris ke-i kolom ke-j

Menurut Chochran (1954) penggunaan uji X2 untuk tabel k x k

harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Nilai Expected (E) yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari

20%

b) Tidak ada sel yang mempunyai nilai Expected (E) sama

dengan 0.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

November 2017. Adapun unit sampel dalam penelitian ini adalah semua

Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertempat tinggal di Provinsi Sulawesi

Selatan dan terbagi ke dalam wilayah urban dan rural. Sedangkan unit analisis

adalah kejadian unmet need KB di wilayah urban dan rural dengan variabel

independen yaitu umur, pendidikan, tingkat ekonomi, jumlah anak hidup,

riwayat penggunaan kontrasepsi, umur kawin pertama, paparan media, dan

kunjungan petugas KB. Besar sampel yang diperoleh berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan yaitu 1100 orang, 780 orang di wilayah urban dan 320

orang di wilayah rural.

Data yang dikumpulkan yaitu data sekunder, diperoleh dari survei

PMA (Performance Monitoring and Accoutability) yaitu survei yang

dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner

berstruktur pada perangkat smartphone. Berdasarkan data yang telah

diperoleh, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian, dan disajikan dalam bentuk tabel

disertai narasi sebagai penjelasan dari tabel. Adapun hasilnya sebagai berikut

69
70

1. Analisis Univariat

a. Umur

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan umur di

wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada

tabel 5.1:

Tabel 5.1
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Umur
di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Umur PUS Urban Rural
Mean ±SD 35,47 ±8 tahun 34,83 ± 8 tahun
Maksimum 49 tahun 49 tahun
Minimum 16 tahun 16 tahun
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata umur Pasangan Usia

Subur (PUS) di wilayah urban lebih tinggi dibandingkan di wilayah

rural dengan umur maksimum dan minimum yang sama.

b. Pendidikan

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan pendidikan

di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan

bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) yang tinggal di wilayah urban

mayoritas pendidikan terakhirnya yaitu SMA sebesar 41,7% dan

paling sedikit tidak pernah sekolah (1,2%). Sedangkan Pasangan Usia

Subur (PUS) yang tinggal di wilayah rural mayoritas pendidikan

terakhirnya yaitu SD sebesar 34,1% dan paling sedikit tidak pernah

sekolah dan pendidikan akademi sebesar 3,4%, dapat dilihat pada

grafik 5.1:
71

Grafik 5.1
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Pendidikan
di Wilayah Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015

Urban Rural

41.7
34.1
25.6
16 17.8 21.6 18.7
11.9
1.2 4 4.6 3.4

Tidak Pernah SD SMP SMA Akademi PT


Sekolah

Sumber: Data Sekunder, 2015

c. Tingkat Ekonomi

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan tingkat

ekonomi di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan dapat

dilihat pada grafik 5.2:

Grafik 5.2
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Tingkat
Ekonomi di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015

Urban Rural
53.8

24.7 26.9 27.2


22.2 19.1
10.6 7.2
3.3 5

Sangat Miskin Miskin Menengah Kaya Sangat Kaya

Sumber: Data Sekunder, 2015


72

Grafik 5.2 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

yang tinggal di wilayah urban mayoritas berada pada tingkat ekonomi

menengah ke atas sebesar 91,6%. Kemudian untuk Pasangan Usia

Subur (PUS) yang tinggal di wilayah rural, mayoritas berada pada

tingkat ekonomi menengah ke bawah yaitu sebesar 73,8%.

d. Jumlah Anak Hidup

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan jumlah

anak hidup di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dilihat pada tabel 5.2:

Tabel 5.2
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Jumlah
Anak Hidup di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Jumlah Anak Hidup
Urban Rural
PUS
Mean ±SD 2 ±1 anak 2 ± 2 anak
Maksimum 8 anak 9 anak
Minimum 0 anak 0 anak
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

baik di wilayah urban maupun rural memiliki jumlah anak yang

sama, yaitu kurang lebih 2 orang anak. Perbedaannya terletak pada

jumlah anak terbanyak yang dimiliki, lebih tinggi di wilayah rural

sebanyak 9 anak dan di wilayah urban 8 anak.

e. Unmet Need

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kejadian

unmet need di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dilihat pada grafik 5.3:


73

Grafik 5.3
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian
Unmet Need di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Urban Rural

82.8
74.4

25.6
17.2

Unmet Need Met Need

Sumber: Data Sekunder, 2015

Grafik 5.3 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

yang mengalami kejadian unmet need di wilayah urban (25,6%) lebih

tinggi dibanding di wilayah rural (17,2%).

f. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need

berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi di wilayah urban dan

rural Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa Pasangan Usia

Subur (PUS) yang saat ini tidak menggunakan kontrasepsi (unmet

need) di wilayah urban maupun rural mayoritas pernah menggunakan

kontrasepsi, akan tetapi persentasenya lebih tinggi di wilayah rural

dibandingkan di wilayah urban, dapat dilihat pada grafik 5.4:


74

Grafik 5.4
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need
Berdasarkan Riwayat Penggunaan Kontrasepsi di
Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015

Urban Rural
72.5 72.7

27.5 27.3

Pernah Tidak Pernah

Sumber: Data Sekunder, 2015

Adapun distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet

Need dan pernah menggunakan kontrasepsi berdasarkan alat

kontrasepsi terakhir yang digunakan di wilayah urban dan rural

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need dan
Pernah Menggunakan Kontraepsi Berdasarkan Alat
Kontrasepsi Terakhir Digunakan di Wilayah Urban
dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Alat Kontrasepsi Urban Rural
PUS n % n %
Implan 0 0 1 2,5
Suntikan (1 Bulan) 9 6,2 2 5
Suntikan (3 Bulan) 8 5,5 7 17,5
Kondom Pria 2 1,4 0 0
Pil 9 6,2 3 7,5
Senggama Terputus 4 2,8 2 5
Tidak Menjawab 113 77,9 25 62,5
Jumlah 145 100 40 100
Sumber: Data Sekunder, 2015
75

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa di wilayah urban penggunaan

tertinggi pada jenis suntikan (11,7%) dan terendah kondom pria

(1,4%), sedangkan pada wilayah rural penggunaan tertinggi pada

jenis suntikan (22,5%) dan terendah pada implan (2,5%).

Adapun distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet

Need dan pernah menggunakan kontrasepsi berdasarkan alasan

berhenti menggunakan alat kontrasepsi di wilayah urban dan rural

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.4:

Tabel 5.4
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) yang Unmet Need dan
Pernah Menggunakan Kontrasepsi Berdasarkan Alasan
Berhenti Menggunakan Alat Kontrasepsi di Wilayah
Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Alat Kontrasepsi Urban Rural
PUS n % n %
Jarang Berhubungan
4 2,8 5 12,5
Seksual/Suami Jauh
Ingin Hamil 0 0 2 5
Ingin Alat/Cara yang
1 0,7 1 2,5
Lebih Efektif
Tidak Ada Alat/Cara
1 0,7 0 0
yang Tersedia
Masalah Kesehatan 8 5,5 4 10
Takut Efek Samping 4 2,8 1 2,5
Tidak Nyaman 1 0,7 1 2,5
Pasrah pada Tuhan 1 0,7 0 0
Mengganggu Proses
5 3,4 0 0
Tubuh
Lainnya 6 4,1 1 2,5
Tidak Menjawab 114 78,6 25 62,5
Jumlah 145 100 40 100
Sumber: Data Sekunder, 2015
76

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

yang Unmet Need dan pernah menggunakan kontrasepsi di wilayah

urban kebanyakan berhenti menggunakan alat kontrasepsi karena

masalah kesehatan (5,5%) sedangkan di wilayah rural kebanyakan

beralasan jarang berhubungan seksual/suami jauh (12,5%).

g. Umur Kawin Pertama

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan umur

kawin pertama di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dilihat pada tabel 5.5:

Tabel 5.5
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Umur
Kawin Pertama di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Umur Kawin
Urban Rural
Pertama PUS
Mean ±SD 22,32 ±5 tahun 21,03 ± 5 tahun
Maksimum 40 tahun 44 tahun
Minimum 15 tahun 15 tahun
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

yang tinggal di wilayah urban memiliki rata-rata umur kawin pertama

lebih tinggi dibanding wilayah rural. Umur kawin pertama

maksimum PUS di wilayah rural lebih tinggi dibanding urban.

h. Paparan Media

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan paparan

media di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan

menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) yang tinggal di

wilayah urban mayoritas terpapar media mengenai alat kotrasepsi


77

yaitu 79,2%, sedangkan Pasangan Usia Subur (PUS) yang tinggal di

wilayah rural mayoritas tidak terpapar media mengenai alat

kontrasepsi yaitu 51,3%, dapat dilihat pada grafik 5.5:

Grafik 5.5
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Paparan
Media di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Urban Rural

79.2

48.8 51.3

20.8

Terpapar Tidak Terpapar

Sumber: Data Sekunder, 2015

i. Kunjungan Petugas KB

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kunjungan

petugas KB di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dilihat pada tabel grafik 5.6:

Grafik 5.6
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kunjungan
Petugas KB di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Urban Rural
87.9 80.9

12.1 19.1

Pernah Tidak Pernah

Sumber: Data Sekunder, 2015


78

Grafik 5.6 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

yang tinggal baik di wilayah urban maupun rural sebagian besar tidak

pernah mendapat kunjugan petugas KB dengan persentase di urban

sebesar 87,9% dan rural 80,9%.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji t

independen dan uji Chi-Square yang disajikan dalam bentuk tabulasi

silang.

a. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Umur

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan kejadian unmet

need KB berdasarkan umur di wilayah urban dan rural Provinsi

Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.6:

Tabel 5.6
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Kejadian
Unmet Need Berdasarkan Umur di Wilayah Urban
dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Umur PUS Kejadian Unmet Need Uji t
Independen
(Mean ± SD) Unmet Need Met Need
Urban 35,98 ± 8 tahun 35,30 ± 8 tahun p = 0,309
Rural 34,67 ± 7 tahun 34,86 ± 8 tahun p = 0,881
Unmet Need p = 0,298
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

dengan kejadian unmet need KB di wilayah urban memiliki rata-rata

umur lebih tinggi yaitu 35,98 ± 8 tahun dibanding di wilayah rural

yaitu 34,67±7 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t


79

independen untuk wilayah urban diperoleh nilai p value = 0,309

(p>0,05) dan untuk wilayah rural nilai p value = 0,881 (p>0,05) yang

berarti umur bukan determinan kejadian unmet need KB baik di

wilayah urban maupun rural Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga

dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, tidak ada perbedaan kejadian

unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan umur

di wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan

khusus untuk kejadian unmet need yang membandingkan antara

wilayah urban dan rural diperoleh nilai p = 0,298 yang artinya tidak

ada perbedaan umur pada PUS di wilayah urban dan rural

b. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Pendidikan

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kejadian

unmet need KB dan pendidikan di wilayah urban dan rural Provinsi

Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.7:

Tabel 5.7
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian
Unmet Need dan Pendidikan di Wilayah Urban
dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Urban
Pendidikan Unmet Need Met Need Total Uji X2
PUS n % n % n %
Tinggi 141 27,8 366 72,2 507 100
p = 0,071
Rendah 59 21,6 214 78,4 273 100
Jumlah 200 25,6 580 74,4 780 100
Rural
Pendidikan Unmet Need Met Need Total Uji X2
PUS n % n % n %
Tinggi 31 23,7 100 76,3 131 100
p = 0,016
Rendah 24 12,7 165 87,3 189 100
Jumlah 55 17,2 265 82,8 320 100
Sumber: Data Sekunder, 2015
80

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

dengan kejadian unmet need KB baik di wilayah urban maupun

rural, mayoritas berada pada kategori pendidikan tinggi yaitu 27,8%

di wilayah urban dan 23,7% di wilayah rural. Berdasarkan hasil uji

statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p value

= 0,071 (p>0,05) untuk wilayah urban dan untuk wilayah rural

diperoleh nilai p value = 0,016 (p<0,05), yang berarti pendidikan

merupakan determinan kejadian unmet need KB hanya di wilayah

rural Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Ho ditolak, ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan

Usia Subur (PUS) berdasarkan pendidikan di wilayah rural Provinsi

Sulawesi Selatan.

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) terkhusus pada kejadian

unmet need KB yang membandingkan antara wilayah urban dan

rural berdasarkan pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan dapat

dilihat pada tabel 5.8:

Tabel 5.8
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Pendidikan Urban Rural Total Uji X2
PUS n % n % n %
Tinggi 141 70,5 31 56,4 172 67,5
p = 0,069
Rendah 59 29,5 24 43,6 83 32,5
Jumlah 200 100 55 100 255 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

khusus pada kejadian unmet need KB baik di wilayah urban maupun


81

rural, mayoritas berada pada kategori pendidikan tinggi yaitu 70,5%

di wilayah urban dan 56,4% di wilayah rural. Khusus untuk kejadian

unmet need yang membandingkan antara wilayah urban dan rural

diperoleh nilai p = 0,069 yang artinya tidak ada perbedaan tingkat

pendidikan pada PUS di wilayah urban dan rural.

c. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Tingkat

Ekonomi

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kejadian

unmet need KB dan tingkat ekonomi di wilayah urban dan rural

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.9:

Tabel 5.9
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian
Unmet Need dan Tingkat Ekonomi di Wilayah
Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Urban
Unmet
Tingkat Met Need Total Uji X2
Need
Ekonomi PUS
n % n % n %
Tinggi 174 27,5 458 72,5 632 100
Menengah 13 15,7 70 84,3 83 100 p = 0,037
Rendah 13 20 52 80 65 100
Jumlah 200 25,6 592 74,4 780 100
Rural
Unmet
Tingkat Met Need Total Uji X2
Need
Ekonomi PUS
n % n % n %
Tinggi 19 22,6 65 77,4 84 100
Menengah 15 21,1 56 78,9 71 100 p = 0,090
Rendah 21 12,7 144 87,3 165 100
Jumlah 55 17,2 265 82,8 320 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

dengan kejadian unmet need KB baik di wilayah urban maupun


82

rural, sebagian besar PUS berada pada tingkat ekonomi tinggi yaitu

27,5% di wilayah urban dan 22,6% di wilayah rural. Berdasarkan

hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square untuk wilayah

urban maka diperoleh nilai p value = 0,037 (p<0,05) dan untuk

wilayah rural diperoleh nilai p value = 0,090 (p>0,05), yang berarti

tingkat ekonomi merupakan determinan kejadian unmet need KB

hanya di wilayah urban Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak, ada perbedaan kejadian unmet need

KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan tingkat ekonomi

di wilayah urban Provinsi Sulawesi Selatan.

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) terkhusus pada kejadian

unmet need KB yang membandingkan antara wilayah urban dan

rural berdasarkan tingkat ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dilihat pada tabel 5.10:

Tabel 5.10
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet
Need Berdasarkan Tingkat Ekonomi di Wilayah Urban dan Rural
Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Tingkat Urban Rural Total Uji X2
Ekonomi
n % n % n %
PUS
Tinggi 174 87 19 34,5 193 75,7
p = 0,000
Menengah 13 6,5 15 27,3 28 11
Rendah 13 6,5 21 38,2 34 13,3
Jumlah 200 100 55 100 255 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa khusus untuk kejadian unmet

need di wilayah urban mayoritas berada pada tingkat ekonomi tinggi

yaitu 87% sedangkan di wilayah rural mayoritas berada pada tingkat


83

ekonomi rendah yaitu 38,2%. Khusus untuk kejadian unmet need

yang membandingkan tingkat ekonomi antara wilayah urban dan

rural diperoleh nilai p = 0,000 yang artinya ada perbedaan tingkat

ekonomi pada PUS di wilayah urban dan rural.

d. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Jumlah Anak

Hidup

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan kejadian unmet

need KB berdasarkan jumlah anak hidup di wilayah urban dan rural

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.11:

Tabel 5.11
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Kejadian Unmet
Need Berdasarkan Jumlah Anak Hidup di Wilayah
Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Jumlah Anak Kejadian Unmet Need
Hidup PUS Uji t
Unmet Need Met Need Indepeden
(Mean ± SD)
Urban 3 ± 1 anak 2 ± 1 anak p = 0,011
Rural 3 ± 2 anak 2 ± 2 anak p = 0,322
Unmet Need p = 0,784
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

dengan kejadian unmet need KB di wilayah urban dan rural memiliki

rata-rata 3 orang anak. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji t

independen diperoleh nilai p value = 0,011 (p<0,05) dan di wilayah

rural diperoleh nilai p value = 0,322 (p>0,05), yang berarti jumlah

anak hidup merupakan determinan kejadian unmet need KB hanya di

wilayah urban Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak, ada perbedaan kejadian unmet need


84

KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan jumlah anak

hidup di wilayah urban Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan

khusus untuk kejadian unmet need yang membandingkan antara

wilayah urban dan rural diperoleh nilai p = 0,784 yang artinya tidak

ada perbedaan jumlah anak hidup pada PUS di wilayah urban dan

rural.

e. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Riwayat

Penggunaan Kontrasepsi

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kejadian

unmet need KB dan riwayat penggunaan kontrasepsi di wilayah

urban Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.12:

Tabel 5.12
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian
Unmet Need dan Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
di Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015
Urban
Riwayat Unmet
Met Need Total Uji X2
Penggunaan Need
Kontrasepsi
n % n % n %
PUS
Pernah 145 25 435 75 580 100 p = 0,546
Tidak Pernah 55 27,5 145 72,5 200 100
Jumlah 200 25,6 580 74,4 780 100
Rural
Riwayat Unmet
Met Need Total Uji X2
Penggunaan Need
Kontrasepsi
n % n % n %
PUS
Pernah 40 15,9 211 84,1 251 100 p = 0,341
Tidak Pernah 15 21,7 54 78,3 69 100
Jumlah 55 17,2 265 82,8 320 100
Sumber: Data Sekunder, 2015
85

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa persentase kejadian unmet

need KB lebih tinggi terdapat pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang

tidak pernah menggunakan kontrasepsi baik di wilayah urban

maupun rural, dengan 27,5% di wilayah urban dan 21,7% di wilayah

rural.

Berdasarkan hasil uji statistik untuk wilayah urban dengan

menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,546

(p>0,05) dan di wilayah rural diperoleh nilai p value = 0,341

(p>0,05) yang berarti riwayat penggunaan kontrasepsi bukan

determinan kejadian unmet need KB baik di wilayah urban maupun

rural Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Ho diterima, tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada

Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan riwayat penggunaan

kontrasepsi antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi

Selatan.

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) terkhusus pada kejadian

unmet need KB yang membandingkan antara wilayah urban dan

rural berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi di Provinsi

Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa khusus untuk kejadian unmet

need diketahui mayoritas PUS pernah menggunakan alat kontrasepsi

baik di wilayah urban (72,5%) dan rural (72,7%). Khusus untuk

kejadian unmet need yang membandingkan antara wilayah urban dan

rural diperoleh nilai p = 1,000 yang artinya tidak ada perbedaan


86

riwayat penggunaan kontrasepsi pada PUS di wilayah urban dan

rural, dapat dilihat pada tabel 5.13:

Tabel 5.13
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Riwayat Penggunaan Kontrasepsi di Wilayah
Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Riwayat Urban Rural Total Uji X2
Penggunaan
Kontrasepsi n % n % n %
PUS
p = 1,000
Pernah 145 72,5 40 72,7 185 72,5
Tidak Pernah 55 27,5 15 27,3 70 27,5
Jumlah 200 100 55 100 255 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

f. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Umur Kawin

Pertama

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan kejadian unmet

need KB berdasarkan umur kawin pertama di wilayah urban Provinsi

Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel 5.14:

Tabel 5.14
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Kejadian Unmet
Need Berdasarkan Umur Kawin Pertama di Wilayah
Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Umur Kawin
Kejadian Unmet Need Uji t
Pertama PUS
Independen
(Mean ± SD) Unmet Need Met Need
Urban 22,55 ±5 tahun 22,24 ±5 tahun p = 0,426
Rural 21,69 ± 5 tahun 20,89 ±5 tahun p = 0,271
Unmet Need p = 0,227
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.14 menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)

dengan kejadian unmet need KB di wilayah urban memiliki rata-rata


87

umur kawin pertama lebih tinggi dibanding rata-rata umur kawin

pertama di wilayah rural dengan selisih kurang lebih satu tahun.

Berdasarkan hasil uji statistik di wilayah urban dengan uji t

independen diperoleh nilai p value = 0,426 (p>0,05) dan di wilayah

rural diperoleh nilai p value = 0,271 (p>0,05) yang berarti umur

kawin pertama bukan determinan kejadian unmet need KB di

wilayah urban dan rural Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho diterima, tidak ada perbedaan kejadian unmet

need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan umur kawin

pertama antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan.

Sedangkan khusus untuk kejadian unmet need yang membandingkan

antara wilayah urban dan rural diperoleh nilai p = 0,227 yang artinya

tidak ada perbedaan umur kawin pertama pada PUS di wilayah urban

dan rural.

g. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Paparan

Media

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kejadian

unmet need KB dan paparan media di wilayah urban dan rural

Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan

Usia Subur (PUS) dengan kejadian unmet need KB baik di wilayah

urban maupun rural sudah terpapar media mengenai alat kontrasepsi,

sebesar 27,2% di wilayah urban dan 20,5% di wilayah rural.

Berdasarkan hasil uji statistik untuk wilayah urban dengan


88

menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,068

(p>0,05) dan di wilayah rural diperoleh nilai p value = 0,165

(p>0,05) yang berarti paparan media bukan determinan kejadian

unmet need KB baik di wilayah urban maupun rural Provinsi

Sulawesi Selatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima,

tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia

Subur (PUS) berdasarkan paparan media antara wilayah urban dan

rural di Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat pada tabel 5.15:

Tabel 5.15
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian
Unmet Need dan Paparan Media di Wilayah Urban
dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Urban
Unmet
Paparan Media Met Need Total Uji X2
Need
PUS
n % n % n %
Terpapar 168 27,2 450 72,8 618 100
p = 0,068
Tidak Terpapar 32 19,8 130 80,2 162 100
Jumlah 200 25,6 580 74,4 780 100
Rural
Unmet
Paparan Media Met Need Total Uji X2
Need
PUS
n % n % n %
Terpapar 32 20,5 124 79,5 156 100
p = 0,165
Tidak Terpapar 23 14 141 86 164 100
Jumlah 55 17,2 265 82,8 320 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) terkhusus pada kejadian

unmet need KB yang membandingkan antara wilayah urban dan

rural berdasarkan paparan media di Provinsi Sulawesi Selatan dapat

dilihat pada tabel 5.16:


89

Tabel 5.16
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Paparan Media di Wilayah Urban
dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Paparan Media Urban Rural Total Uji X2
PUS n % n % n %
Terpapar 168 84 32 58,2 200 78,4
p = 0,000
Tidak Terpapar 32 16 23 41,8 55 21,6
Jumlah 200 100 55 100 255 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.16 menunjukkan bahwa khusus untuk kejadian unmet

need diketahui bahwa mayoritas PUS sudah terpapar media baik di

wilayah urban (84%) dan rural (58,2%). Khusus untuk kejadian

unmet need yang membandingkan antara wilayah urban dan rural

diperoleh nilai p = 0,000 yang artinya ada perbedaan paparan media

pada PUS di wilayah urban dan rural.

h. Perbedaan Kejadian unmet Need KB berdasarkan Kunjungan

Petugas KB

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kejadian

unmet need KB dan kunjungan petugas KB di wilayah urban dan

rural Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa mayoritas

PasanganUsia Subur (PUS) di wilayah urban dengan kejadian unmet

need KB tidak pernah mendapat kunjungan petugas KB sebesar

26,2%, sedangkan PUS di wilayah rural mayoritas pernah mendapat

kunjungan petugas KB sebesar 26,2%.

Berdasarkan hasil uji statistik untuk wilayah urban dengan

menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,364

(p>0,05) dan untuk wilayah rural diperoleh nilai p value = 0,058


90

(p>0,05), yang berarti kunjungan petugas KB bukan determinan

kejadian unmet need KB baik di wilayah urban maupun rural

Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima, tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada

Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan kunjungan petugas KB

antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan, dapat

dilihat pada tabel 5.17:

Tabel 5.17
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kejadian
Unmet Need dan Kunjungan Petugas KB di Wilayah
Urban dan Rural Provinsi Sulawesi Selatan 2015
Urban
Kunjungan Unmet
Met Need Total Uji X2
Petugas Need
KB n % n % n %
Pernah 20 21,3 74 78,7 94 100
Tidak p = 0,364
180 26,2 506 73,8 686 100
Pernah
Jumlah 200 25,6 580 74,4 780 100
Rural
Kunjungan Unmet
Met Need Total Uji X2
Petugas Need
KB n % n % n %
Pernah 16 26,2 45 73,8 61 100
Tidak p = 0,058
39 15,1 220 84,9 259 100
Pernah
Jumlah 55 17,2 265 82,8 320 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) terkhusus pada kejadian

unmet need KB yang membandingkan antara wilayah urban dan

rural berdasarkan kunjungan petugas KB di Provinsi Sulawesi

Selatan dapat dilihat pada tabel 5.18:


91

Tabel 5.18
Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Unmet Need
Berdasarkan Kunjungan Petugas KB di
Wilayah Urban dan Rural Provinsi
Sulawesi Selatan 2015
Kunjungan Urban Rural Total Uji X2
Petugas KB n % n % n %
Pernah 20 10 16 29,1 36 14,1
p = 0,001
Tidak Pernah 180 90 39 70,9 219 85,9
Jumlah 200 100 55 100 255 100
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 5.18 menunjukkan bahwa khusus untuk kejadian unmet

need diketahui bahwa mayoritas PUS tidak pernah mendapat

kunjungan petugas KB baik di wilayah urban (90%) dan rural

(70,9%). Khusus untuk kejadian unmet need yang membandingkan

antara wilayah urban dan rural diperoleh nilai p = 0,001 yang artinya

ada perbedaan kunjungan petugas KB pada PUS di wilayah urban

dan rural.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian unmet

need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah urban dan rural di

Provinsi Sulawesi Selatan. Faktor yang diteliti antara lain umur, pendidikan,

tingkat ekonomi, jumlah anak hidup, riwayat penggunaan kontrasepsi, umur

kawin pertama, paparan media, dan kunjungan petugas KB.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 255 (23,2%) wanita

Pasangan Usia Subur (PUS) yang masuk kategori unmet need, yang terdiri

dari 107 wanita PUS (9,7%) untuk menjarangkan kehamilan dan sebanyak
92

148 wanita PUS (13,5%) yang ingin membatasi kehamilan atau tidak ingin

memiliki anak lagi. Untuk mendapatkan gambaran secara lebih jelas, akan

diuraikan berdasarkan variabel yang diteliti sebagai berikut:

1. Umur
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) umur merupakan lamanya

waktu yang dijalani seseorang untuk hidup yang ditentukan sampai ulang

tahun terakhir orang tersebut yang diukur dalam tahun berjalan. Umur bisa

saja diartikan sebagai waktu yang dilewati oleh setiap manusia untuk

melakukan sebuah proses tumbuh kembang yang dilalui sejak dilahirkan

baik secara fisik, psikologi, sosial dan reproduksi.

Notoadmodjo (2010) mengemukakan bahwa umur merupakan salah

satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang, termasuk pula dalam

keputusan untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi. Diasumsikan bahwa

mereka yang berumur muda memiliki peluang lebih besar untuk

menggunakan alat kontrasepsi dibanding dengan wanita yang berumur tua.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada perbedaan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah

urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan umur. Begitu

pula khusus untuk kejadian unmet need, diketahui bahwa tidak ada

perbedaan pada variabel umur antara wilayah urban dan rural. Diketahui

rata-rata umur PUS di wilayah urban sekitar 36 tahun. Berdasarkan masa

reproduksi wanita, umur tersebut masuk kategori reproduksi tua. Pada

masa itu, kebanyakan PUS beranggapan bahwa pada umur tersebut sudah

bukan masa reproduktif lagi dan menganggap diri mereka sudah tua
93

sehingga kemungkinan untuk terjadi kehamilan sangat kecil. Akan tetapi

anggapan tersebut tidak tepat, secara teoritis pada umur >35 tahun bukan

merupakan masa berhentinya reproduksi seorang wanita tetapi masih dapat

terjadi kehamilann, masa seorang wanita dapat bereproduksi yaitu berumur

15-49 tahun.

Meskipun rata-rata umur PUS di wilayah rural tidak jauh berbeda

dengan di wilayah urban, namun rata-rata umur PUS di wilayah rural yang

berkisar 35 tahun dan umur tersebut masuk kategori reproduksi sehat. Pada

masa ini, diasumsikan bahwa PUS masih ingin mempunyai anak sehingga

tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu, PUS memiliki

kekhawatiran jika menggunakan alat kontrasepsi akan mengakibatkan

tidak bisa lagi memiliki anak.

Hasil penelitian mengenai determinan umur terhadap kejadian unmet

need di wilayah urban sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ulsafitri dan Fastin tahun 2015 di Kelurahan Tarok Dipo Kecamatan

Guguk Panjang Kota Bukittinggi yang menurut BPS masuk klasifikasi

perkotaan (urban) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara umur responden dengan kejadian unmet need KB (p =

0,500). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Begum, et. al.

(2014) di wilayah perkotaan Mumbai menyatakan bahwa umur ibu

merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi kejadian unmet need

dengan nilai p = 0,0001.


94

Kemudian hasil penelitian mengenai determinan umur terhadap

kejadian unmet need di wilayah rural tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Katulistiwa, dkk. (2014) di Kecamatan Klabang,

Kabupaten Bondowoso yang merupakan wilayah perdesaan (rural) di Jawa

Timur, dimana ditemukan bahwa umur ibu berhubungan dengan kejadian

unmet need (p = 0,003). Sedangkan penelitian yang sejalan dilakukan oleh

Porouw (2015) di Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo yang menurut BPS

masuk klasifikasi perdesaan (rural) menemukan bahwa umur ibu tidak

berhubungan dengan kebutuhan Keluarga Berencana (KB) yang tidak

terpenuhi (unmet need) dengan nilai p = 0,256.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan

pengetahuan atau persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal,

termasuk dalam keikutsertaan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Hal

tersebut menyebabkan seseorang dengan pendidikan tinggi akan lebih luas

pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan

baru (BKKBN, 2007).

Pendidikan dapat memengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan (Tirtarahardja, dkk., 2005). Pendidikan

merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi pengetahuan dan

sikap terhadap metode kontrasepsi. Orang yang berpendidikan tinggi akan


95

memberikan respon yang lebih rasional, lebih kreatif, dan lebih terbuka

terhadap usaha-usah pembaharuan (Rochjati, 2003).

Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa ada perbedaan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah

urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan pendidikan.

Meskipun terjadi perbedaan, akan tetapi persentase terbesar berada pada

kategori sama yaitu pada pendidikan tinggi, meskipun lebih tinggi di

daerah urban. Hasil berbeda didapatkan dari khusus untuk kejadian unmet

need, diketahui bahwa tidak ada perbedaan pada variabel pendidikan

antara wilayah urban dan rural. Hal ini dikarenakan PUS mayoritas berada

pada kategori pendidikan tinggi, di atas 50%, baik di wilayah urban

maupun rural.

Hasil analisis mengenai kejadian unmet need di wilayah urban

menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin besar

kejadian unmet need. Semakin mengetahui tentang alat kontrasepsi maka

semakin tinggi seseorang untuk tidak menggunakan suatu alat kontrasepsi.

Hasil analisis ini tidak sejalan dengan bebrapa teori yang mengemukakan

bahwa semakin tinggi pendidikan semakin rendah kejadian unmet need.

Hal tersebut bisa disebabkan karena PUS sudah megetahui bagaimana

mencegah kehamilan secara alami sehingga tidak memiliki keinginan

untuk menggunakan kontrasepsi. Apalagi paparan informasi lebih luas dan

cepat untuk diketahui oleh PUS. Selain itu, seseorang bisa juga tidak

menggunakan kontrasepsi karena memiliki pengalaman negatif mengenai


96

efek samping penggunaan kontrasepsi, sehingga meskipun pendidikan

seseorang tinggi, masih bisa terjadinya unmet need.

Berbeda dengan kejadian unmet need berdasarkan pendidikan di

wilayah rural menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan PUS maka

semakin rendah kejadian unmet need. Ibu yang berpendidikan rendah

memiliki pemahaman yang kurang tentang informasi yang diterimanya

mengenai Keluarga Berencana (KB), sehingga peluang ibu yang

berpendidikan rendah akan semakin tinggi mengalami unmet need.

Hasil penelitian mengenai determinan pendidikan terhadap kejadian

unmet need di wilayah urban sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nanlohy (2017) di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar yang

termasuk klasifikasi perkotaan menurut BPS mengemukakan bahwa tidak

ada hubungan pendidikan dengan kejadian unmet need KB dengan nilai p

= 0,729. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2011) di

Kota Kediri diketahui bahwa pendidikan berpengaruh secara signifikan

terhadap unmet need (p<0,05).

Selanjutnya di wilayah rural, hasil penelitian mengenai determinan

pendidikan terhadap kejadian unmet need tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Katulistiwa, dkk. (2014) Kecamatan Klabang,

Kabupaten Bondowoso yang menemukan bahwa variabel pendidikan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemenuhan kebutuhan

kontrasepsi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Paramita, dkk.

(2017) di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember yang termasuk


97

klasifikasi perdesaan (rural) di pulau Jawa sejalan dengan penelitian ini

bahwa tingkat pendidikan berhubungan secara signifikan dengan unmet

need KB (p = 0,000).

3. Tingkat Ekonomi

Tingkat ekonomi merupakan suatu tingkatan mengenai latar

belakang rumah tangga dalam suatu keluarga yang digunakan untuk

mengukur standar hidup rumah tangga dalam jangka panjang. Tingkat

ekonomi yang diukur tersebut berdasarkan pada data karakteristik

perumahan dan kepemilikan barang, jenis sumber air minum, fasilitas

toilet dan karakteristik lain terkait dengan status sosial ekonomi rumah

tangga tersebut (BPS, 2012).

Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa ada perbedaan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah

urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan tingkat ekonomi.

Begitu pula khusus untuk kejadian unmet need, diketahui bahwa ada

perbedaan pada variabel tingkat ekonomi antara wilayah urban dan rural.

Perbedaan tersebut terjadi karena jenis pekerjaan PUS yang akan

memengaruhi tingkat ekonomi di wilayah urban dan rural. Pada wilayah

urban, jenis pekerjaan lebih beragam dan bergerak di bidang pemerintahan

dan industri dengan pendapatan yang lebih tinggi pula. Sedangkan di

wilayah rural, lapangan pekerjaan yang tersedia biasanya terbatas,

sebagian besar pada bidang pertanian dengan pendapatan yang tidak

menentu. Meskipun demikian, baik di wilayah urban maupun rural


98

sebagian besar PUS dengan kejadian unmet need berada pada kategori

tingkat ekonomi tinggi, walaupun di wilayah urban lebih tinggi dibanding

wilayah rural.

Hasil penelitian mengenai determinan tingkat ekonomi terhadap

kejadian unmet need di wilayah urban sejalan dengan penelitian oleh Islam

et. al. (2013) di wilayah urban Bangladesh diperoleh hasil bahwa indeks

kekayaan atau tingkat ekonomi behubungan secara signifikan dengan

kejadian unmet need dengan nilai p<0,01. Kemudian penelitian yang

dilakukan oleh Sudha et. al. (2017) di wilayah urban Puducherry pada

tahun 2017 tidak sejalan dengan penelitian ini yang menemukan bahwa

tingkat ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian

unmet need (p = 0,128).

Kemudian hasil penelitian tentang determinan tingkat ekonomi

terhadap kejadian unmet need di wilayah rural tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Islam et. al. di wilayah rural Bangladesh

ditemukan bahwa indeks kekayaan atau tingkat ekonomi berhubungan

secara signifikan dengan kejadian unmet need dengan nilai p<0,001.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Nyauchi and Omedi di wilayah rural

Kenya juga tidak sejalan dengan penelitian ini yang menemukan hasil

bahwa indeks kekayaan rumah tangga berpengaruh secara signifikan

dengan kejadian unmet need dengan nilai p<0,01.


99

4. Jumah Anak Hidup

Jumlah anak hidup adalah banyaknya hitungan anak yang dimiliki.

Jumlah anak menuju pada kecenderungan dalam membentuk besar

keluarga yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut, besar keluarga akan

meningkat seiring dengan peningkatan jumlah anak karena setiap keluarga

berupaya untuk mencapai jumlah anak dengan menggunakan caranya

sendiri (Bulatao and Lee, 1983).

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa ada perbedaan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah

urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan jumlah anak

hidup. Berbeda pada khusus untuk kejadian unmet need, diketahui bahwa

tidak ada perbedaan pada variabel umur antara wilayah urban dan rural.

Hal ini dikarenakan PUS memiliki jumlah anak hidup yang sama yaitu

kurang lebih 3 orang baik di wilayah urban maupun rural.

Hasil analisis mengenai kejadian unmet need di wilayah urban

menunjukkan bahwa semakin besar jumlah anak hidup maka semakin

kecil jumlah kejadian unmet need. Wanita yang sudah memiliki minimal

satu orang anak cenderung untuk menjarangkan kelahiran. Apabila wanita

sudah memiliki dua anak atau lebih memiliki keinginan untuk membatasi

kelahiran. Artinya, semakin besar jumlah anak akan memberi peluang

menurunkan terjadinya unmet need karena semakin banyak jumlah anak

yang dimiliki, maka akan semakin besar kemungkinan wanita tersebut

telah mencapai preferensi fertilitasnya (Isa, 2009).


100

Hal yang berbeda terjadi pada kejadian unmet need di wilayah rural

menunjukkan bahwa semakin besar jumlah anak hidup maka semakin

besar jumlah kejadian unmet need. Berdasarkan Triana (2010), pada saat

jumlah anak masih sedikit, keinginan suami untuk menambah anak

mendominasi pilihan pasangan. Di Ethopia sebanyak 6,3% suami

menginginkan anak dalam jumlah banyak, meskipun rata-rata anak hidup

mencapai 3, alasannya karena anak merupakan asset, baik secara ekonomi

maupun sosial. Hal tersebut sering terjadi pada masyarakat tradisional,

jumlah anak ideal di masyarakat tradisional menurut Wilopo sekitar 4-8

anak. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2007, di Indonesia terdapat 41%

wanita kawin dan 48% pria kawin berkeinginan untuk memiliki anak lagi.

Keinginan untuk menghentikan kelahiran pada wanita tersebut meningkat

setelah mempunyai dua anak atau lebih (BPS, 2007). Selain itu, di wilayah

rural kebanyakan PUS menginginkan untuk memiliki anak yang lebih

banyak. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, yang menemukan

bahwa jumlah anak terbanyak di wilayah rural lebih tinggi dibanding

wilayah urban yaitu 9 orang anak.

Hasil penelitian mengenai determinan jumlah anak hidup terhadap

kejadian unmet need di wilayah urban sejalan dengan penelitian Huda

(2016) di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, Kecamatan Semarang

Utara merupakan wilayah perkotaan menurut klasifikasi BPS yang

menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara jumlah anak hidup dengan

kejadian unmet need KB (p = 0,02). Kemudian penelitian lain yang


101

dilakukan oleh Sudha, et. al. (2017) di wilayah urban Puducherry tidak

sejalan dengan hasil penelitian ini yang menemukan bahwa jumlah anak

hidup tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian unmet need (p

= 0,058).

Kemudian hasil penelitian mengenai determinan jumlah anak hidup

terhadap kejadian unmet need di wilayah rural tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Katulistiwa, dkk. (2014) di Kecamatan

Klabang, Kabupaten Bondowoso yang menemukan bahwa variabel jumlah

anak hidup tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian unmet

need dengan nilai p = 0,001. Penelitian serupa yang dilakukan oleh

Nyauchi and Omedi tahun 2014 di wilayah rural Kenya menunjukkan hal

yang juga tidak sejalan dengan penelitian ini dengah hasil bahwa jumlah

anak hidup berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian unmet need

(p<0,01).

5. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Riwayat penggunaan kontrasepsi memberikan kontribusi terhadap

tingginya kejadian unmet need KB. Dalam penelitian yang dilakukan Lata

(2012) menyimpulkan bahwa hasil prevalensi unmet need dipengaruhi oleh

efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada perbedaan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah

urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan riwayat

penggunaan kontrasepsi. Begitu pula khusus untuk kejadian unmet need,


102

diketahui bahwa tidak ada perbedaan pada variabel riwayat penggunaan

kontrasepsi antara wilayah urban dan rural.

Sebagian besar PUS pernah menggunakan alat kontrasepsi baik di

wilayah urban maupun rural, artinya bahwa kejadian unmet need lebih

cenderung terjadi pada PUS yang pernah menggunakan alat kontrasepsi.

Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan

bahwa kejadian unmet need lebih banyak ditemukan pada PUS yang

memiliki riwayat pernah menggunakan alat kontrasepsi.

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai alat kontrasepsi yang

terakhir digunakan, diketahui bahwa sebagian besar PUS baik di wilayah

urban maupun rural menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek

seperti suntik dan pil, sedangkan metode kontrasepsi jangka panjang

seperti implant jarang digunakan, sehingga kecenderungan PUS untuk

berhenti menggunakan suatu alat kontrasepsi lebih tinggi. Kemudian

berdasarkan alasan PUS berhenti menggunakan alat kontrasepsi di wilayah

urban dikarenakan masalah kesehatan sedangkan di wilayah rural sebagian

besar beralasan jarang berhubungan seksual/suami jauh.

Hasil penelitian mengenai determinan riwayat penggunaan

kontrasepsi terhadap kejadian unmet need di wilayah urban tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah pada tahun 2016 di

Kuningan, Jawa Barat yang merupakan wilayah urban menurut klasifikasi

BPS menemukan bahwa riwayat penggunaan kontrasepsi berhubungan

dengan kejadian unmet need pada perempuan Pasangan Usia Subur (PUS).
103

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Islam, et. al. pada tahun 2013 di

wilayah urban dan rural Bangladesh ditemukan hasil yang tidak sejalan

dengan penelitian ini, bahwa baik di wilayah urban maupun rural variabel

riwayat penggunaan kontrasepsi berhubungan secara signifikan dengan

kejadian unmet need dengan nilai p<0,001.

6. Umur Kawin Pertama

Hubungan seksual pertama kali dilakukan bertepatan dengan

perkawinan pertama, karena biasanya seseorang akan melakukan

hubungan seksual jika sudah ada ikatan perkawinan. Hubungan seksual

merupakan awal seseorang berisiko hamil. Dengan demikian umur kawin

pertama merupakan indikator sosial dan demografi yang penting (SDKI,

2012).

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada perbedaan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah

urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan umur kawin

pertama. Begitu pula khusus untuk kejadian unmet need, diketahui bahwa

tidak ada perbedaan pada variabel umur kawin pertama antara wilayah

urban dan rural Hal ini dikarenakan bahwa rata-rata umur kawin pertama

di wilayah urban hampir sama dengan rata-rata umur kawin pertama di

wilayah rural. Apabila dikaitkan dengan tingkat pendidikan, berdasarkan

data yang diperoleh diketahui bahwa PUS dengan kejadian unmet need

baik di wilayah urban maupun rural berada pada kategori pendidikan

tinggi. Diasumsikan bahwa wanita pada saat ini kebanyakan memilih


104

untuk memperoleh pendidikan terlebih dahulu sebelum menikah dan

melakukan perkawinan.

Hasil penelitian mengenai determinan umur kawin pertama terhadap

kejadian unmet need di wilayah urban tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mekonnen et. al. tahun 1993 di wilayah urban Addis

Ababa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

umur kawin pertama responden dengan kejadian unmet need KB

(p<0,001). Kemudian hasil penelitian yang dilakukan Katulistiwa, dkk.

(2014) di Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso yang sejalan

dengan penelitian ini kejadian unmet need di wilayah rural menyatakan

bahwa umur kawin pertama ternyata tidak terdapat perbedaan yang

signifikan dalam pemenuhan kebutuhan kontrasepsi dengan nilai p =

0,560.

7. Paparan Media

Media cetak maupun media elektronik memiliki pengaruh yang

penting dalam memberikan informasi mengenai alat kontrasepsi pada

Pasangan Usia Subur (PUS). Media berpengaruh besar dalam membentuk

suatu pendapat dan membangun kepercayaan dalam diri seseorang.

Keterpaparan informasi mengenai alat kontrasepsi menjadi salah satu

faktor penting dalam mengatasi masalah kebutuhan kontrasepsi yang tidak

terpenuhi. Informasi mengenai alat kontrasepsi tidak hanya didapatkan

dari petugas KB saja, melainkan dari berbagai media. Kemajuan di bidang

teknologi saat ini memudahkan setiap orang untuk mengakses informasi,


105

baik yang berada di daerah perkotaan maupun pedesaan, misalnya

mengenai jenis alat kontrasepsi yang tepat untuk digunakan, kelebihan dan

kekurangan suatu alat kontrasepsi, manfaat menggunakan alat kontrasepsi,

serta lain sebagainya.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada perbedaan

kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) antara wilayah

urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan paparan media.

Hasil analisis mengenai kejadian unmet need di wilayah urban dan rural

menunjukkan bahwa semakin tinggi keterpaparan PUS terhadap media

maka semakin besar pula kejadian unmet need. Hal tersebut terjadi karena

informasi yang diperoleh dari media bisa saja tidak lengkap dan tidak

akurat sehingga menjadikan PUS memiliki keraguan untuk menggunakan

salah satu alat kontrasepsi. Selain itu, informasi yang berkembang di

media bukan hanya mengenai keuntungan dari penggunaan alat

kontrasepsi, ada pula informasi mengenai efek samping yang ditimbulkan

yang bisa membuat PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi tertentu.

Hasil berbeda diperoleh khusus untuk kejadian unmet need,

diketahui bahwa ada perbedaan pada variabel paparan media antara

wilayah urban dan rural. Hal ini dikarenakan lebih banyaknya PUS yang

terpapar media mengenai alat kontrasepsi di wilayah urban dibanding

rural. Hal ini bisa dilihat dari penyebaran informasi yang lebih cepat dan

teknologi yang tersedia lebih memadai di wilayah urban.


106

Hasil analisis mengenai determinan paparan media terhadap kejadian

unmet need di wilayah urban tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Islam et. al. di wilayah urban Bangladesh pada tahun 2013

menemukan bahwa paparan media memiliki hubungan secara signifikan

dengan kejadian unmet need dengan nilai p<0,001. Kemudian hasil

analisis di wilayah rural tidak sejalan dengan penelitian oleh Nyauchi and

Omedi di wilayah rural Kenya pada tahun 2014 menunjukkan bahwa

keterpaparan media berhubungan secara signifikan terhadap kejadian

unmet need (p<0,01).

8. Kunjungan Petugas KB

Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting

dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang

berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas di

samping sumber daya yang lainnya. Informasi yang baik akan memberikan

kepuasan yang berdampak pada penggunaan alat kontrasepsi yang lebih

lama sehingga mencegah terjadinya kejadian unmet need (Handayani,

dkk., 2012).

Berdasarkan hasil uji statistik dapat diketahui bahwa tidak ada

perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS)

antara wilayah urban dan rural di Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan

kunjungan petugas KB. Hal ini dapat terjadi karena sebagian petugas KB

kurang melakukan konseling dan penyampaian informasi lainnya yang


107

menyebabkan kurangnya pengetahuan dalam hal memilih alat kontrasepsi

bagi PUS.

Menurut hasil analisis yang diperoleh diketahui bahwa sebagian

besar PUS dengan kejadian unmet need tidak pernah dikunjungi oleh

petugas KB. Hal ini disebabkan penduduk yang tinggal di wilayah urban

memiliki aktivitas di luar rumah seperti pekerjaan yang berbeda-beda

sehingga waktu yang dimiliki di rumah terbatas, bisa saja petugas KB

datang untuk menyampaikan informasi kepada PUS akan tetapi mereka

sedang berada di tempat lain . Sedangkan di wilayah rural sebagian besar

PUS pernah mendapat kunjungan petugas KB meskipun tidak bermakna

secara statistik, di wilayah rural suasana kekeluargaan dan kebersamaan

lebih erat dan aktivitas penduduk yang tidak terlalu sibuk dibanding di

wilayah urban sehingga sosialisasi atau kunjungan untuk memberi

informasi mengenai alat kontrasepsi lebih mudah untuk dilakukan.

Hasil berbeda diperoleh dari khusus untuk kejadian unmet need,

diketahui bahwa ada perbedaan pada variabel kunjungan petugas KB

antara wilayah urban dan rural. Hal ini dikarenakan sebagian besar PUS

yang unmet need, tidak pernah mendapat kunjungan petugas KB, baik di

wilayah urban maupun rural.

Hasil penelitian mengenai determinan kunjungan petugas KB

terhadap kejadian unmet need di wilayah urban tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ulsafitri dan Fastin pada tahun 2015 di

Kelurahan Tarok Dipo Bukittinggi menemukan bahwa terdapat hubungan


108

yang signifikan antara informasi dari tenaga kesehatan dengan kejadian

unmet need KB. Kemudian untuk wilayah rural, hasil penelitian sejalan

dengan Rachmayani pada tahun 2015 yang menemukan bahwa tidak ada

hubungan variabel kunjungan petugas KB dengan kejadian unmet need.

C. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan yang ditemukan peneliti dalam penelitian ini

yaitu keterbatasan variabel yang berkaitan dengan kejadian unmet need yang

dapat diteliti karena data yang digunakan merupakan data sekunder dari data

PMA/2020 tahun 2015. Selain itu, pada data PMA ini banyak pula ditemukan

data yang tidak terisi yang menyebabkan berkurangnya jumlah sampel yang

dapat diambil dalam penelitian.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan umur antara wilayah urban dan rural, artinya umur

bukan determinan kejadian unmet need di wilayah urban maupun rural

Sulawesi Selatan.

2. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan pendidikan di wilayah rural, sedangkan urban tidak

ada perbedaan, artinya pendidikan merupakan determinan kejadian unmet

need hanya di wilayah rural Sulawesi Selatan.

3. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan tingkat ekonomi di wilayah urban, sedangkan rural

tidak ada perbedaan, artinya vtingkat ekonomi merupakan determinan

kejadian unmet need hanya di wilayah urban Sulawesi Selatan.

4. Ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan jumlah anak hidup di wilayah urban, sedangkan rural

tidak ada perbedaan, artinya jumlah anak hidup merupakan determinan

kejadian unmet need hanya di wilayah urban Sulawesi Selatan.

109
110

5. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi antara wilayah urban

dan rural, artinya riwayat penggunaan kontrasepsi bukan determinan

kejadian unmet need di wilayah urban maupun Sulawesi Selatan.

6. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan umur kawin pertama antara wilayah urban dan rural,

artinya umur kawin pertama bukan merupakan determinan kejadian

unmet need baik di wilayah urban maupun rural Sulawesi Selatan.

7. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan paparan media antara wilayah urban dan rural, artinya

paparan media bukan determinan kejadian unmet need di wilayah urban

maupun rural Sulawesi Selatan.

8. Tidak ada perbedaan kejadian unmet need KB pada Pasangan Usia Subur

(PUS) berdasarkan kunjungan petugas KB antara wilayah urban dan

rural, artinya kunjugan petugas KB bukan merupakan determinan

kejadian unmet need baik di wilayah urban maupun rural di Provinsi

Sulawesi Selatan.

B. Saran

1. Salah satu hal yang menjadi fokus dalam program KB khususnya di

wilayah rural Provinsi Sulawesi Selatan yaitu pada kelompok PUS

dengan pendidikan rendah yaitu dengan melakukan penyuluhan dan


111

penyebaran informasi mengenai KB dengan metode diskusi kelompok

pada PUS.

2. Fokus perhatian program KB juga sebaiknya diberikan kepada PUS yang

memiliki jumlah anak hidup dengan rata-rata 3 orang, khususnya di

wilayah urban Provinsi Sulawesi Selatan karena pada wilayah ini jumlah

anak hidup bermakna terhadap kejadian unmet need.

3. Program KB di Provinsi Sulawesi Selatan tidak hanya ditujukan untuk

wilayah rural dengan penduduk rata-rata berada pada tingkat ekonomi

rendah, tetapi juga harus mulai memfokuskan pada wilayah urban,

khususnya pada PUS yang masih berada pada tingkat ekonomi rendah.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangakan penelitian

mengenai kejadian ummet need dengan penambahan variabel lainnya

seperti variabel pekerjaan, keinginan memiliki anak dan diskusi dengan

pasangan mengenai KB.


DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, dkk., 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Nilai Anak dengan
Fertilitas Pasangan Perkawinan Usia Muda. Jurnal Studi Sosial
Universitas Lampung, 2 (3).

Aruan, R., 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Unmet Need KB di Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur
tahun 2011.

Asnake M. et. al., 2013. Addressing unmet need for long-acting family planning
in Ethopia: Uptake of single-rod progestogen contraceptive implants
(implanon) and characteristics of users. Internasional Journal of
Gynecology and Obstetrics.

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2007. Provinsi


Sulawesi Selatan.

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2011.


Kontribusi Peserta KB Baru terhadap Peningkatan Peserta KB Aktif dan
Penurunan Angka Kelahiran di Indonesia. Jakarta.

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2014. Analisis


Tindak Lanjut SDKI Tahun 2012. Jakarta

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2014. Angka


Unmet Need di Sulawesi Selatan Menurut Kabupaten/Kota. Provinsi
Sulawesi Selatan.

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2016. Rapat


Kerja Kesehatan Nasional 2016 Gelombang II. Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS), 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Bappenas, 2009. Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan.


Jakarta.

Begum, S., et. al., 2014. Prevalence of Unmet Need for Contraception in urban
slum communities, Mumbai. International Journal of Reproduction,
Contraception, Obstetrics and Gynecology, 3(3), p. 627-630.

Bulatao, R. dan Lee, 1998. The Unmet Need for Contraception in Developing
Countries.
Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Green, L., et. al., 1980. Health Education Planning. California: Mayfield
Publishing Company.

Hailemariam, A., dan F. Haddis, 2011. Factors Affecting Unmet Need for
Family Planning in Sothern Nations, Nationalities and Peoples Region,
Ethiopia. Ethiop J Health Sci, 21 (2), p. 77-89.

Handayani, L., dkk., 2012. Peningkatan Informasi tentang KB: Hak Kesehatan
Reproduksi yang Perlu Diperhatikan oleh Program Pelayanan Keluarga
Berencana. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 15 (3), Hal. 289-297.

Hartanto, H., 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Haryanti, R., 1993. Manifest and Latent Unmet Need for Family Planning in
Indonesia. East West Center: East West Population Institute Honolulu.

Hedrina, E., 2011. Faktor Determinan Unmet Need suatu Studi di Kelurahan
Kayu Kubu Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukit Tinggi. Diakses dari
http://pasca.unand.ac.id. tanggal 13 September 2017.

Hoetomo, 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar.

Huda, A., 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Unmet


Need Keluarga Berencana di Puskesmas Bandarharjo Kecamatan
Semarang Utara. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Muhammadiyah, Semarang.

Husnah, 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Unmet Need di


Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar. Skripsi sarjana. Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Isa, M., 2009. Determinan Unmet Need Keluarga Berencana di Indonesia


(Analisis Data SDKI 2007). Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi.
Universitas Indonesia, Depok.

Islam, R., et. al., 2013. Unmet Need for Family Planning: Experience from
Urban and rural Areas in Bangladesh. Public Health Research, 3(3), p.
37-42.

Ismail, A. B. dan Fitria, D., 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Kelurahan Sampaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara Tahun 2010.
Iswarati, 2009. Pengaruh Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) KB terhadap
Pelayanan KB di Indoensia. Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi.

Katulistiwa, R., dkk., 2013. Determinan Unmet Need KB pada Wanita Menikah
di Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso (Determinants for Family
Planning Among Married Women at Klabang Sub District in
Bondowoso). e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2 (2), Hal. 277-284.

Kemenkes RI, 2014. Infodatin Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Diakses
dari http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi:pusdatin-
info-datin.html. tanggal 10 September 2017.

Konsep RPJMN 2015-2019 Pembangunan Bidang Kependudukan dan Keluarga


Berencana. Kementerian PPN/Bappenas.

Lata K., 2012. Prevalence and determinants of unmet need for family planning in
Kishanganj district, Bihar, India. Global Journal of Medicine and Public
Health.

Leli A. dan Maria, 2009. Penggarapan Kelompok Unmet Need di Pare-Pare


Sulawesi Selatan. Diakses dari http://www.nkknb.go.id tanggal 15
September 2017.

Lina, K., dkk., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan ber-KB


Pasangan Usia Subur Suami Istri Keluarga Ekonomi Rendah di Desa
Rawamangun Kab. Luwu Utara.

Mantra, I. B., 2006. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maulana, H. D. J., 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran.

Mashfufah, U., 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Pemakaian Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur di Daerah Tertinggal
(SDKI 2002-2003). Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Indonesia.

Mawajdeh, S., 2006. Demographic Profil and Predictors of Unmet Need for
Family Planning among Jordanian Woman. Journal Family Planning
Reproductive Health Care.

Meekers, D., et. al, 2016. Using Survey Data to Identify Opportunities to Reach
Women with An Unmet Need for Family Planning: he Example of
Madagascar. AIMS Public Health, 3 (3), p. 629-643.
Mekkonen, Y., et. al, 1998. High-Risk Birth, Fertility Intention, and Unmet Need
in Addis Ababa. Ethiop Journal Health Dev, 12 (2), p. 103-109.

Nanlohy, S., 2017. Determinan Kejadian Unmet Need Keluarga Berencana di


Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Skripsi sarjana. Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Nirwana, 2007. Faktor-Faktro yang Berhubungan dengan Keikutsertaan ber-KB


pada Pasangan Usia Subur Keluarga Miskin di Kecamatan Wara Kota
Palopo. Jurnal Politeknik Kesehatan Palopo.

Notoadmodjo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurjannah, S. T., 2016. Kejadian Unmet Need pada Perempuan Pasangan Usia
Subur di Kuningan Jawa Barat. Jurnal Bidan “Midwife Journal”, 2(1),
Hal. 23-33.

Nyauchi, B. dan G. Omedi, 2014. Determinants of Unmet Need for Family


Planning among Women in Rural Kenya. African Population Studies,
28(2), p. 999-1008.

Paramita, D. F., dkk., 2017. Hubungan antara Otonomi Perempuan dan Persepsi
terhadap Pelayanan Konseling KB dengan Unmet Need KB pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. e-
Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(5), Hal. 22-30.

Patil, et. al., 2010. Unmet Needs for Contraception in Married Women in a
Tribal Area of India. Malaysian Journal of Public Health Medicine 2010,
10 (2), hal. 44-51.

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 tentang


Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia (Sumatera).

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 tentang


Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia (Jawa).

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 tentang


Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia (Bali, Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua).

Pesona, I. C., 2011. Studi tentang Kebutuhan Kontrasepsi yang Tidak Terpenuhi
(Unmet Need) di Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar
Sulawesi Barat Tahun 2011. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar.
PMA (Performance Monitoring and Accountability), 2015. Kerangka Acuan
Performance Monitoring and Accountability 2020 (PMA 2020). Johns
Hopkins Bloomberg School of Public Health. Bill & Melinda Gates
Institute for Population and Reproductive Health.

Porouw, H. S., 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan


Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi (Unmet Need) di Kecamatan
Sipatana Kota Gorontalo. Jurnal Politeknik Kesehatan Kemenkes
Gorontalo.

Prihastuti, D., 2004. Analisis Lanjut SDKI 2002-2003, Kecenderungan


Preferensi Fertilitas, Unmet Need, dan Kehamilan Tidak Diharapkan di
Indonesia. BKKBN.

Rachmayani, A. N., 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Penggunaan Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur (WUS) di Provinsi
Sumatera Utara. Skripsi Sarjana. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Raj, S., et. al., 2013. Regional Variations in Unmet Need of Family Planning in
Rajasthan. Health and Population Perspectives and Issues, 36 (1 & 2), p.
26-44.

Rismawati, S., 2013. Unmet Need: Tantangan Program Keluarga Berencana


dalam Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030. Magister Kebidanan
Fakultas Kedokteran UNPAD. Bandung.

Rochjati, P., 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga.

Rohmawati, E. dkk., 2011. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah


Penyuluhan tentang Kontrasepsi Implan (Studi pada WUS di RW IV
Desa Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang). Diakses dari
http://jurnal.unimus.ac.id. tanggal 26 September 2017.

Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina


Pustaka Sarwono Prawirahardjo.

Sariyati, S., dkk., 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet
Need pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta. Jurnal Ners
dan Kebidanan Indonesia, 3 (3), Hal. 123-128.

Setya, A., dkk., 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta:


Mitra Cendikia.
Soekanto, S., 2006. Sosiologi `suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Stang, 2014. Cara Praktis Penentuan Uji Statistik dalam Penelitian Kesehatan
dan Kedokteran. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Stephenson, R., 2008. Community and Health Facility Influences on


Contraeptive Method Choice in the Eastern Cape, South Afrika.
American Journal of Public Health, 97 (7), p. 1233-1240.

Sudha, V., et. al., 2017. Unmet Need for Contraception among Urban Women: a
Cross Sectional Study in Puducherry. International Journal of
Community Medicine and Public Health, 4(5), p. 1494-1499.

Sumaila, T., 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tidak


Terpenuhinya Kebutuhan KB (Analisis Lanjut Data Riskesdas Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2010). Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sumini, 2009. Analisa Lanjut SDKI 2007: Kontribusi Pemakaian Alat


Kontrasepsi terhadap Fertilitas. Puslitbang KB dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), 2007. Unmet Need dan


Kebutuhan Pelayanan KB di Indonesia.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), 2012. Data Kejadian Unmet


Need di Indonesia. BPS Jakarta.

Suseno, M. R., 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kebutuhan


Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi (Unmet Need for Family
Planning) di Kota Kediri. Jurnal Kebidanan Panti Wilana, 2 (1).

Takwim, 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Unmet Need


Keluarga Berencana di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2010. Skripsi
sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Tiara, A. D., 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Unmett Need KB:
Analisis Data 2007. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Indonesia.

Tirtaraharja, et. al., 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Triana, V., 2010. Hambatan Psikososial dan Niat Keluarga Berencana pada
Wanita dengan Kebutuhan Pelayanan Kontrasepsi yang Tidak Terpenuhi
(Unmet Need). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Uljanah, K., dkk., 2016. Hubungan Faktor Risiko Kejadian Unmet Need KB
(Keluarga Berencana) di Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna,
Kabupaten Tegal, Triwulan III Tahun 2016. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 4 (4), Hal. 204-212.

Ulsafitri, Y. dan R. N. Fastin, 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS). Jurnal LPPM Stikes
YARSI Sumatera Barat.

UN DESA, 2015. World Contraceptive. Diakses dari www.who.int# tanggal 10


September 2017.

USAID, 2009. Issue Brief: Unmet Need for Family Planning. Washington DC.

Usman, L., 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Unmet Need KB
pada Pasangan Usia Subur di Kota Gorontalo. Jurnal Masyarakat
Epidemiologi Indonesia, 1 (3).

Wahab, R., dkk., 2014. Hubungan antara Faktor Pengetahuan Istri dan
Dukungan Suami terhadap Kejadian Unmet Need KB pada Pasangan Usia
Subur di Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara Tahun
2014.

Weistein, K. I., 1998. Fertility Preference. Demographic and Health Survey


Research Institute of Obstertic and Pediactric.

WHO, 2012. Global Health Observatory: Unmet need for Family Planning
(Suituation and Trends). Diakses dari http://www.who.int. tanggal 13
September 2017.

Wiknjosastro, H., 2002. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga Cetakan Keempat.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirokardjo

Yarsih, R., 2014. Hubungan Sosiodemografi, Sikap dan Dukungan Suami


dengan Unmet Need Keluarga Berencana di Desa Amplas Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi sarjana. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, Medan.
LAMPIRAN
Lampiran 1

HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Rumah Tangga


NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

IDENTIFIKASI
Silakan catat informasi identifikasi berikut sebelum wawancara dimulai.

Sudah berapa kali Anda mengunjungi 1 kali ........................................................... 1


A rumah tangga ini? 2 kali ........................................................... 2
3 kali ........................................................... 3
Nama pewawancara: Apakah ini nama
Anda?
[ODK akan menampilkan nama yang terkait
dengan nomer seri telepon.]
Ya ............................................................... 1
Centang tombol di sebelah nama, jika nama
Tidak ........................................................... 0
tersebut adalah nama Anda dan pilih ‘ya’ di
AB sini. Jangan centang tombol jika nama
tersebut bukan nama Anda dan pilih ‘tidak’
di sini (tekan lama untuk menghilangkan
jawaban di sebelah nama, jika perlu).
Masukkan nama Anda (pewawancara) di
bawah ini. Nama Pewawancara
Silakan masukkan nama Anda
Tanggal dan waktu saat iniakan muncul di
layar ODK Skip ke
Ya ............................................................... 1
B Tidak ........................................................... 0
HQ-D
Apakah tanggal dan waktu ini benar? jika Ya

Tanggal Bulan Tanggal Tahun


C Masukkan tanggal dan waktu yang benar
Waktu Jam Menit
PROVINSI ODK akan menampilkan daftar seluruh
D provinsi di sampel survei.
ODK akan menampilkan daftar
D KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA yang sesuai dengan
PROVINSI yang dipilih.
ODK akan menampilkan daftar KECAMATAN
D KECAMATAN yang sesuai dengan KABUPATEN/KOTA yang
dipilih.
ODK akan menampilkan daftar
D DESA/KELURAHAN DESA/KELURAHAN yang sesuai dengan
KECAMATAN yang dipilih.
D Blok Sensus

Nomor Urut/Nomor Struktur


E Silakan masukkan nomorurut dari formulir
listing rumah tangga.
Nomor Urut rumah tangga
F Silakan masukkan nomor rumah tangga dari
formulir listing rumah tangga.
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


Cek: Apakah Anda sudah pernah
mengirimkan formulir untuk struktur dan
rumah tangga ini? Ya ............................................................... 1
Jangan menduplikasi formulir apapun Tidak ........................................................... 0
kecuali untuk membetulkan kesalahan
dalam formulir sebelumnya.
PERINGATAN: Hubungi supervisor Anda dahulu sebelum mengirimkan formulir ini
lagi.
Ada anggota rumah tangga baru dalam
formulir ini .................................................... 1
Saya membetulkan kesalahan dalam
CEK: Mengapa Anda mengirimkan formulir sebelumnya .................................... 2
formulir ini lagi? Formulir sebelumnya hilang sebelum
dikirim .......................................................... 3
Pilih semua yang sesuai.
Saya telah mengirim formulir yang
sebelumnya tapi supervisor mengatakan
belum diterima ............................................. 4
Alasan lain ................................................... 5
Apakah anggota rumah tangga dan Skip ke
Ya ............................................................... 1 HQ32
G responden ada dan bersedia
Tidak ........................................................... 0 jika
diwawancarai hari ini? Tidak

PERSETUJUAN SETELAH PEMBERITAHUAN


Temukan anggota rumah tangga yang mampu menjawab. Bacakan salam pada layar berikut ini.
Selamat pagi/siang/malam. Nama saya ________________________________ dan saya bekerja untuk
BKKBN yang bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara, Universitas Gadjah Mada, Universitas
Hasanuddin, dan Badan Pusat Statistik. Kami sedang melakukan survei lokal tentang berbagai masalah
kesehatan. Kami akan sangat menghargai keikutsertaan Anda dalam survei ini. Informasi ini akan
membantu kami dalam menginformasikan pemerintah untuk merencanakan pelayanan kesehatan yang
lebih baik. Survei ini biasanya membutuhkan waktu antara 15 hingga 20 menit. Informasi apa pun yang
Anda berikan akan sangat dijaga kerahasiaannya dan tidak akan ditunjukkan kepada orang lain selain
anggota tim survei kami.
Keikutsertaan dalam survei ini adalah sukarela, dan jika kita sampai pada pertanyaan yang tidak ingin
Anda jawab, mohon beritahu saya dan saya akan melanjutkan ke pertanyaan berikutnya; atau Anda dapat
menghentikan wawancara setiap saat. Namun, kami berharap Anda akan ikut serta dalam survei ini
karena tanggapan Anda adalah penting.
Saya akan bertanya kepada Anda tentang keluarga dan anggota rumah tangga Anda lainnya. Kami juga
akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada anggota rumah tangga perempuan yang berusia antara
15 dan 49 tahun.
Pada saat ini, apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai survei ini?

Berikan salinan Formulir Persetujuan


kepada responden dan jelaskan. Lalu Skip ke
Ya ............................................................... 1 HQ32-
H tanyakan: jika
Tidak ........................................................... 0
Dapatkah saya memulai wawancara Tidak
sekarang?
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


Tanda tangan responden
Dapatkan tanda tangan:
Mintalah responden untuk menandatangani
atau menandai kotak sebagai persetujuan
atas keikutsertaan mereka.
Centang kotak:☐
Tanda tangan pewawancara
I Masukkan nama Anda sebagai saksi proses
persetujuan.
Nama responden
J
Silakan masukkan nama depan responden.
HouseholdQuestionnaire

BAGIAN 1 – Daftar Anggota Rumah Tangga


Sekarang saya akan mengajukan pertanyaan tentang semuaanggota rumah tangga atau siapapun yang tidur di rumah ini
tadi malam, silahkan catat informasi berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8
Umur Apakah [NAM
(tahun) memperoleh j
No Jika kurang Responden wanita
Nama Hubungan dengan kepala ID Apakah orang ini anggota rumah tangga atau
Jenis kelamin dari 1 Status perkawinan yang memenuhi
depan rumah tangga Keluarga apakah dia tidur di rumah ini tadi malam?
tahun, syarat
masukkan
0.
Program

BPJS
Kepala Rumah Tangga .. 1
Istri/Suami ...................... 2 Kartu Indonesi
Ya ........ 1
Menikah……….………1 Anak .............................. 3 Anggota rumah tangga yang semalam tidur di
Tidak .... 0 Kartu
Hidup bersama dg Menantu ......................... 4 rumah ............................................................ 1
Sejahtera
Pasangan……………..2 Cucu .............................. 5 Anggota rumah tangga yang semalam TIDAK
Laki-laki .......... 1 ODK akan Kartu Indonesi
Cerai hidup…………...3 Orang tua ....................... 6 tidur di rumah................................................. 2
Perempuan .... 2 menentukan dan
Cerai mati……………..4 Mertua ........................... 7 Tamu yang semalam menginap di
menampilkan apakah Jamkesda/ J
Belum menikah.………5 Kakak/adik ..................... 8 rumah ............................................................ 3 Jamkesmas
memenuhi
Tidak ada jawaban...-99 Lainnya .......................... 9 Tidak ada jawaban ......................................-99 Asuransi kese
syarat/tidak
Tidak tahu ................... -88
Tidak ada jawaban ...... -99 Tidak Memiliki

Tidak tahu
Tidak ada jawa
1
2
3
4
5
Setelah memasukkan informasi untuk satu anggota rumah tangga, prompt di bawah ini ditanyakan untuk mengaktifkan ‘looping script’ untuk
memasukkan informasi anggota rumah tangga yang lain.
Apakah ada anggota rumah tangga lainnya
Ya .................................................................................................................. 1
9 atau adakah orang lain yang menginap di
Tidak .............................................................................................................. 0
rumah ini tadi malam?
BACALAH DENGAN KERAS: Ada [JUMLAH
Ya .................................................................................................................. 1 Skip ke HQ10 Jika
ANGGOTA RUMAH TANGGA YANG Tidak
Tidak .............................................................................................................. 0
DIMASUKKAN] anggota rumah tanggayang
HouseholdQuestionnaire

bernama [NAMA SEMUA ANGGOTA RUMAH


TANGGA YANG DIMASUKKAN]. Apakah
daftar anggota rumah tangga ini sudah
lengkap?
Jangan lupa untuk memasukkan semua anak
dalam rumah tangga.
Bagian 2 –Karakteristik Rumah Tangga
Sekarang saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan tentang karakteristik rumah
tangga Anda.
NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP
Tolong sebutkan barang-barang yang Ya Tidak
Anda miliki. Apakah rumah tangga Anda
memiliki: Listrik? ...........................................................................................
1 0
Radio? ...........................................................................................
1 0
Baca semua tipe barang dan pilih semua
Televisi? ........................................................................................
1 0
yang sesuai. Gulir ke bawah untuk melihat
Telepon? .......................................................................................
1 0
semua pilihan.
Handphone (HP)? .........................................................................
1 0
Lemari es? ................................................................
1 0
Sepeda? ...................................................................
1 0
10 Jika suatu barang dilaporkan rusak tapi Sepeda motor? .........................................................
1 0
hanya sementara, pilih barang tersebut. Jika
Sampan? ..................................................................
1 0
rusak menetap, jangan pilih barang tersebut.
Perahu motor? ..........................................................
1 0
Gerobak yang ditarik hewan
(Sado, Cidomo, Dokar, Andong,
Bendi)? .....................................................................
1 0
Mobil/truk? ................................................................
1 0
Kapal? ......................................................................
1 0
Tidak satupun di atas ................................................
-77
Tidak ada jawaban ................ -99
11a Apakah rumah tangga ini memiliki hewan
Skip ke
ternak, atau unggas? Ya ..................................................................1
HQ-12
Tidak ..............................................................0 jika
Hewan ternak ini dapat dipelihara di mana
Tidak
saja, tidak harus di rumah dan
pekarangannya.
11b Berapa banyak hewan berikut ini yang Lembu/sapi:
dimiliki oleh rumah tangga?
Sapi perah/Kerbau:
Kuda/Keledai
Bisa diisi dengan angka 0. Masukkan -88
jika responden tidak tahu, dan masukkan -
99 jika responden tidak memberikan Kambing/ domba
jawaban.
Rumah tangga ini dapat memelihara hewan Babi
ternak di mana saja, tetapi hewan ternak
tersebut harus merupakan milik rumah Unggas
tangga.

12a HQ12a. Apakah rumah tangga ini


Skip ke
memelihara hewan ternak, terlepas dari Ya ..................................................................1
HQ-13
siapapun peliliknya,DI RUMAH DAN Tidak ..............................................................0 Jika
PEKARANGAN? Tidak

Rumah dan pekarangan termasuk struktur


dan halaman di sekitar struktur.

12b Berapa banyak hewan berikut ini yang Ternak lokal


HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


dipelihara oleh rumah tangga DI RUMAH Sapi/sapi perah/
DAN PEKARANGAN? lembu/kerbau
Bisa diisi dengan angka 0. Masukkan -88 Kuda/Keledai
jika responden tidak tahu, dan masukkan -
99 jika responden tidak memberikan Kambing/ domba
jawaban.
Babi
Rumah tangga ini tidak perlu memiliki hewan
ternak yang dicatat di sini. Ayam/burung/unggas

Bagian 3 – Pengamatan Rumah Tangga


Silakan amati lantai, atap dan dinding luar.
Lantai Alami
Tanah/Pasir .......................................... 1
Lantai Sederhana
Kayu/Papan .......................................... 2
Bambu .................................................. 3
Bahan bangunan utama lantai rumah
13 Lantai Jadi
Amati.
Parket ................................................... 4
Keramik/Marmer/Granit ........................ 5
Ubin/Tegel/Teraso ................................ 6
Semen/Bata merah............................... 7
Lainnya ................................................. 8
Atap Alami
Jerami/Ijuk/Daun-daunan ..................... 1
Atap Sederhana
Kayu/Sirap ............................................ 2
Bambu .................................................. 3
Bahan utama atap rumah Atap Jadi
14
Amati. Seng ..................................................... 4
Asbes .................................................... 5
Genteng ................................................ 6
Beton .................................................... 7
Genteng Logam .................................... 8
Lainnya ................................................. 9
Dinding Alami
Bambu .................................................. 1
Batang Kayu ......................................... 2
Bahan utama dinding luar rumah Dinding Jadi
15
Amati. Anyaman Bambu .................................. 3
Kayu ..................................................... 4
Tembok ................................................. 5
Lainnya ................................................. 6
Bagian 4 – Air, Sanitasidan Kebersihan
Sekarang saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan tentang air, sanitasi dan kebersihan.
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


Skip ke
HQ-19
jika
Ya ............................................................... 1 Tidak,
Apakah Anda memiliki tempat untuk cuci Tidak ........................................................... 0 Tidak
16 tahu,
tangan? Tidak tahu................................................ -88
Tidak ada jawaban ......................................... -99 Tidak
ada
jawaba
n
Skip ke
Bisakah Anda menunjukkannya pada Ya ..............................................................1 HQ-19
17 jika
saya? Tidak ..........................................................0
Tidak
18 Di tempat cuci tangan tersebut, amati Ya Tidak
apakah: Ada sabun ......................................................................................
1 0
Ada sumber air: air bak ..................................................................
1 0
Ada sumber air: air keran
(mengalir) .......................................................................................
1 0
Tempat cuci tangan dekat dengan
WC/kakus/toilet .........................................................
1 0
Tidak satupun di atas ...................................
-77
19 Sumber air mana saja yang digunakan Ya Tidak
rumah tangga ini sehari-hari untuk Pipa/kran
berbagai keperluan sepanjang tahun? Dialirkan ke dalam rumah ............... 1 0
Dialirkan ke halaman ...................... 1 0
Bacakan semua pilihan dan pilih semua yang
Kran umum ......................................
1 0
sesuai. Gulir ke bawah untuk melihat semua
Sumur pompa atau sumur bor ................ 1 0
pilihan.
Sumur galian
Sumur terlindung ............................. 1 0
Sumur tidak terlindung ..................... 1 0
Mata air
Mata air terlindung ...........................1 0
Mata air tidak terlindung .................. 1 0
Air hujan ..................................................
1 0
Truk tangki air..........................................
1 0
Gerobak air..............................................
1 0
Air permukaan
(Sungai/Bendungan/Danau/Kolam/
Sungai Kecil/Kanal/Saluran Irigasi) .........
Air kemasan ............................................
1 0
Air isi ulang ..............................................
1 0
Tidak ada jawaban .................. 1 0
-99
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


20 Apa sumber UTAMA AIR MINUM untuk Pipa/kran
rumah tangga ini? Dialirkan ke dalam rumah .............. 1
Dialirkan ke halaman ..................... 2
Pilihan dari HQ19: [ODK akan
Kran umum .................................... 3
menampilkan daftar sumber air yang
Sumur pompa atau sumur bor .............. 4
dipilih di HQ19]
Sumur galian
Bacakan pilihan yang dipilih di HQ19. Sumur terlindung ........................... 5
Sumur tidak terlindung ................... 6
Mata air
Mata air terlindung ......................... 7
Mata air tidak terlindung ................ 8
Air hujan ................................................ 9
Truk tangki air...................................... 10
Gerobak air.......................................... 11
Air permukaan
(Sungai/Bendungan/Danau/Kolam/Sungai
Kecil/Kanal/
Saluran Irigasi) .................................... 12
Air kemasan ........................................ 13
Air isi ulang .......................................... 14
Tidak ada jawaban …..........................-99
21 Apa SUMBER UTAMA AIR UNTUK Pipa/Kran
PENGGUNAAN LAINNYA, seperti Dialirkan ke dalam rumah .............. 1
memasak dan cuci tangan untuk rumah Dialirkan ke halaman ..................... 2
tangga ini? Kran umum .................................... 3
Sumur pompa atau sumur bor .............. 4
Pilihan dari HQ19: [ODK akan
Sumur galian
menampilkan daftar sumber air yang
Sumur terlindung ........................... 5
dipilih di HQ19]
Sumur tidak terlindung ................... 6
Bacakan pilihan yang dipilih di HQ19. Mata air
Mata air terlindung ......................... 7
Mata air tidak terlindung ................ 8
Air hujan ................................................ 9
Truk tangki air...................................... 10
Gerobak air.......................................... 11
Air permukaan
(Sungai/Bendungan/Danau/Kolam/Sungai
Kecil/Kanal/
Saluran Irigasi) .................................... 12
Air kemasan ........................................ 13
Air isi ulang .......................................... 14
Tidak ada jawaban .............................-99
Pertanyaan HQ 22 sampai HQ 25 akan menanyakan tentang masing-masing sumber air
yang dipilih pada HQ19. Sumber air tersebut adalah :
[ODK akan menampilkan daftar sumber air yang dipilih di HQ19.]
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


22 Anda mengatakan bahwa Anda Ya Tidak
menggunakan [SUMBER AIR]. Apakah Minum .............................................................................................
1 0
rumah tangga Anda menggunakan air dari Memasak ........................................................................................
1 0
sumber tersebut untuk: Hewan ternak .................................................................................
1 0
Berkebun / bertani ..........................................................................
1 0
Usaha bisnis .................................. 1 0
Mencuci.................................. 1 0
Tidak ada jawaban ........................ -99
23 Apakah [SUMBER AIR] biasanya tersedia: Tersedia sepanjang tahun ..................... 1
Tersedia sebagian besar waktu dalam setahun .............................
Bacakan semua pilihan dengan keras.
Tersedia sebagian kecil waktu dalam setahun ................................
Tidak ada jawaban .............................-99

24 Dalam rentang waktu satu tahun, saat Selalu tersedia....................................... 1


[SUMBER AIR] tersebut seharusnya Kadang-kadang tersedia dan dapat
tersedia, apakah Anda bisa mendapatkan diperkirakan/diprediksi .......................... 2
air dari [SUMBER AIR] tersebut? Kadang-kadang tersedia tetapi tidak dapat
diperkirakan/diprediksi .......................... 3
Tidak ada jawaban .............................-99
Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk pergi ke [SUMBER AIR], mengambil
air, dan kembali lagi ke rumah?
_________
25 Bisa diisi dengan angka 0. Ubah jawaban Menit
dalam satuan menit. Termasuk waktu
menunggudalam antrian. Masukkan -88 jika
responden tidak tahu, dan masukkan -99 jika
responden tidak memberikan jawaban.
Apakah rumah tangga Anda mempunyai
kebun?
Ya ............................................................... 1
26
Tidak ........................................................... 0
Kebun adalah tempat untuk menanam sayur-
sayuran.
27 Apakah anggota rumah tangga Anda Ya Tidak
menggunakan fasilitas WC/kakus/toilet
berikut? WC/toilet yang dihubungkan ke:
Sistem saluran pembuangan ..................................................
Bacakan semua pilihan dan pilih semua yang
Tangki septik ...........................................................................
1 0
digunakan. Gulir ke bawah untuk melihat
Tempat lain .............................................................................
1 0
semua pilihan.
Tidak tahu / Tidak yakin ..........................................................
1 0
Kakus/cubluk dengan pipa
ventilasi udara ................................................................................
1 0
Kakus/Cubluk dengan pijakan kaki ................................................
1 0
Kakus/Cubluk tanpa pijakan kaki ...................................................
1 0
WC/toilet kompos ...........................................................................
1 0
WC/toilet ember / pispot .................................................................
1 0
WC/toilet gantung ...........................................................................
1 0
Tidak ada fasilitas / semak /
Kebun/halaman ..............................................................................
1 0
Sungai/parit.................................... 1 0
Tidak ada jawaban......................... -99
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


28 Apa fasilitas WC/kakus/toilet UTAMA yang
digunakan anggota rumah tangga Anda? WC/toilet yang dihubungkan ke:
Sistem saluran pembuangan ......... 1
HQ27: [[ODK akan menampilkan daftar
Tangki septik .................................. 2
fasilitas WC/kakus/toilet yang dipilih di
Tempat lain .................................... 3
HQ27 selections]
Tidak tahu / Tidak yakin ................. 4
Fasilitas utama dipilih dari jawaban HQ 27. Kakus/cubluk dengan pipa ventilasi
udara ..................................................... 5
Kakus/Cubluk dengan pijakan kaki ....... 6
Kakus/Cubluk tanpa pijakan kaki .......... 7
WC/toilet kompos/pispot ....................... 8
WC/toilet ember..................................... 9
WC/toilet gantung ................................ 10
Lainnya ................................................ 11
Tidak ada fasilitas / semak /
Kebun/halaman ................................... 12
Sungai/parit .........................................13
Tidak ada jawaban .............................-99
Pertanyaan HQ 29 akan menanyakan tentang masing-masing fasilitas sanitasi yang
dipilih di HQ27. Fasilitas tersebut termasuk:
[ODK akan menampilkan daftar fasilitas sanitasi yang dipilih di HQ27.]
Seberapa sering rumah tangga Anda Selalu ......................................................... 1
menggunakan: [JENIS FASILITAS Hampir selalu ............................................. 2
29 WC/TOILET]? Kadang-kadang .......................................... 3
Hanya untuk penggunaan biasa dalam rumah Jarang ........................................................ 4
tangga. Tidak ada jawaban .................................. -99
Skip ke
HQ-30
Tidak berbagi dengan rumah tangga lain .. 1 jika
Apakah fasilitas WC/toilet ini juga Dipakai bersama oleh <10 rumah tangga .. 2 memili
h
29b digunakan oleh rumah tangga lainnya Dipakai bersama oleh ≥ 10 rumah tangga . 3 jawaba
atau digunakan oleh umum? Dipakai untuk umum. ................................ 4 n kode
Tidak ada jawaban .................................. -99 1
selain
2
29c Masukkan jumlah rumah tangga yang
menggunakan fasilitas WC/toilet ini
secara bersama-sama (termasuk rumah
tangga Anda).
[JENIS FASILITAS WC/TOILET]
Jika pilihan jawaban HQ29b adalah nomor 2,
maka isiannya adalah harus angka antara 2 Jumlah rumah tangga
sampai10.
Jika 10 atau lebih, geser kembali ke HQ29b
dan pilih “dipakai bersama oleh ≥ 10 rumah
tangga.”
Masukkan -99 jika responden tidak
memberikan jawaban.
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


30 Berapa jumlah orang dalam rumah tangga
Anda yang menggunakan semak/kebun
untuk buang air besar ketika berada di
rumah atau di tempat kerja?

Jumlah orang
Jumlah anggota rumah tangga ini adalah
x orang. Masukkan -88 jika responden
tidak tahu, masukkan -99 jika responden
tidak memberikan jawaban.

CEK HQ 3: Apakah ada anggota rumah tangga yang berusia kurang atau sama dengan 5 Skip
tahun (balita)? ke
HQ-32
jika
Tidak
31 Ya Tidak
Untuk semua anak di bawah usia lima
Menggunakan WC/toilet/ kakus .....................................................
tahun: Apa cara yang digunakan rumah
Dibiarkan saja di tempat ................................................................
1 0
tangga ini, jika ada, untuk membuang tinja
Dikubur di halaman / kebun ...........................................................
1 0
anak?
Dibuang di WC/toilet ......................................................................
1 0
Apakah ada yang lain? Dibuang dengan sampah ...............................................................
1 0
Dibuang dengan air limbah ............................................................
1 0
Jangan bacakan kemungkinan/pilihan
Digunakan untuk pupuk .................................................................
1 0
jawaban.
Dibakar ...........................................................................................
1 0
Tidak tahu..................................................................................
1 0 -99
Tidak ada jawaban .......................................
-88
-99
Mintalah ijin untuk mengambil foto bagian
depan rumah tangga. Ya ..................................................................1
32
Apakah Anda mendapat persetujuan Tidak .............................................................. 0
untuk mengambil foto?
Ucapkan terima kasih kepada responden atas waktu yang diberikan.
Pertanyaan untuk responden telah selesai, tetapi masih ada pertanyaan lagi untuk Anda selesaikan di luar
rumah.
LOKASI DAN HASIL KUESIONER

Ambillah titik GPS di dekat pintu masuk


K CATAT LOKASI
rumah. Catat lokasi ketika akurasi lebih
kecil dari 6 m.

Skip ke
HQ-M-
CEK 32: Ijin untuk mengambil foto? Qjika
Tidak
AMBIL FOTO
L Pastikan tidak ada orang di dalam foto
PILIH FOTO
HouseholdQuestionnaire

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP


Sudah berapa kali Anda mengunjungi 1 kali ........................................................... 1
M rumah tangga ini? 2 kali ........................................................... 2
3 kali ........................................................... 3
Selesai ........................................................ 1
Tidak ada anggota rumah tangga di
rumah atau tidak ada responden yang
mampu menjawab pada saat kunjungan ... 2
Ditangguhkan ............................................. 3
Hasil kuesioner Ditolak ........................................................ 4
N Selesai sebagian ........................................ 5
Catat hasil Kuesioner Rumah Tangga Bangunan kosong atau alamat bukan
tempat tinggal ............................................. 6
Bangunan dirobohkan ................................ 7
Bangunan tidak ditemukan......................... 8
Seluruh anggota rumah tangga pergi
Untuk jangka waktu yang lama .................. 9
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

IDENTIFIKASI

A Apakah Anda berada di rumah tangga yang Ya .................................................... 1


benar? Tidak ................................................ 0
Ini adalah foto dari bagian depan rumah yang
diambil selama pengisian Kuesioner Rumah
Tangga.
[ODK akan menampilkan foto yang diambil selama
pengisian Kuesioner Rumah Tangga yang terkait
dengan Kuesioner Wanita ini]

B Nama anda: Ya .................................................... 1


[Nama pewawancara dari Kuesioner Rumah Tidak ................................................ 0
Tangga]
Apakah ini nama anda?

Masukkan nama anda di bawah ini. Nama Pewawancara


Silahkan masukkan nama Anda

C Tanggal dan waktu saat ini. [ODK akan Ya .................................................... 1 Skip ke


E jika Ya
menampilkan di layar] Tidak ................................................ 0
Apakah tanggal dan waktu ini benar?

D Masukkan tanggal dan waktu yang benar. Tanggal Bulan Tanggal Tahun

Waktu Jam Menit

E Informasi berikut berasal dari Kuesioner Rumah Ya .................................................... 1


Tangga. Harap periksa untuk memastikan bahwa Tidak ................................................ 0
Anda memang mewawancarai respondenyang
benar.
[ODK akan menampilkanProvinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan, Desa/Kelurahan, dan Blok Sensus,
Nomor Struktur, danNomor Rumah Tangga yang
telah dimasukkan dalam Kuesioner Rumah Tangga
yang terkait dengan Kuesioner Wanita ini.]
Apakah informasi di atas benar?
Lampiran 2

HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

CEK: Anda seharusnya sedang mewawancarai Ya .................................................... 1


[Nama Responden]. Apakah sudah benar? Tidak ................................................ 0
Jika salah mengeja nama, pilih “ya” di sini dan
perbarui nama di pertanyaan “J.”
Jika ini adalah orang yang salah, Anda memiliki dua
pilihan:
(1) keluar dan abaikan perubahan pada formulir ini.
Lalu buka formulir yang benar.
atau
(2) temukan dan wawancarai orang yang namanya
muncul di atas
.

F Apakah responden ada dan bersedia untuk Ya .................................................... 1 jika


Tidak
diwawancarai hari ini? Tidak ................................................ 0
lanjut ke
L

G Seberapa kenal anda dengan responden? Sangat kenal baik ............................ 1


Kenal baik ........................................ 2
Tidak terlalu kenal ........................... 3
Tidak kenal ...................................... 4

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


Temukan wanita usia 15-49 tahun yang terkait dengan Kuesioner Wanita ini. Wawancara harus dilakukan di
tempat yang tidak terdengar oleh orang lain. Bacakan salam berikut ini:

Selamat pagi/siang/malam. Nama saya ________________________________ dan saya diberi tugas untuk
BKKBN yang bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara, Universitas Gadjah Mada, Universitas
Hasanuddin, dan Badan Pusat Statistik. Kami sedang melakukan survei lokal yang menanyakan tentang
berbagai masalah kesehatan reproduksi pada wanita. Kami akan sangat menghargai keikutsertaan Anda
dalam survei ini. Informasi ini akan membantu pemerintah untuk merencanakan pelayanan kesehatan yang
lebih baik. Survei ini biasanya membutuhkan waktu antara 15 hingga 20 menit. Informasi apa pun yang Anda
berikan akan sangat dijaga kerahasiaannya dan tidak akan ditunjukkan kepada orang lain selain anggota tim
survei kami.

Keikutsertaan dalam survei ini adalah sukarela, dan jika sampai pada pertanyaan yang tidak ingin Anda
jawab, mohon beritahu saya dan saya akan melanjutkan ke pertanyaan berikutnya; atau Anda dapat
menghentikan wawancara setiap saat. Namun, kami berharap Anda akan ikut serta dalam survei ini karena
pendapat Anda adalah penting.

Sekarang, apakah Anda memiliki pertanyaan mengenaisurvei ini?

H Berikan salinan Formulir Persetujuan kepada Ya .................................................... 1 Jika


‘tidak’
responden dan jelaskan. Lalu tanyakan: Tidak ................................................ 0
Lanjut ke
Dapatkah saya memulai wawancara sekarang? L
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

Tanda tangan Responden DAPATKAN TANDA TANGAN:


Mintalah responden untuk menandatangani atau
Centang kotak: ☐
menandai kotak sebagai persetujuan atas
keikutsertaan mereka.

I Nama pewawancara: [Nama pewawancara


dariKuesioner Rumah Tangga]
Masukkan nama Anda sebagai saksi proses
persetujuan.

J Nama responden
Anda dapat memperbaiki ejaan nama jika terdapat
kesalahan, tetapi Anda harus mewawancarai orang
yang namanya muncul di bawah ini.

Bagian 1 – Latar Belakang Responden, Status Perkawinan, Karakteristik Rumah Tangga


Sekarang saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan tentang latar belakang dan kondisi sosial ekonomi
Ibu/Saudari.

0 Bulan dan tahun berapa Ibu/Saudari lahir? Bulan:


Usia pada listing rumah tangga adalah
[USIA]. Tahun:

1 Berapa umur Ibu/Saudari pada ulang tahun Umur:


terakhir?

2 Apa jenjang sekolah tertinggi yang pernah Tidak pernah sekolah ...................... 0
Ibu/Saudari duduki? Sekolah Dasar ................................. 1
Sekolah Lanjutan Tkt Pertama ........ 2
Sekolah Lanjutan Tkt Kedua ........... 3
Akademi/DI/DII/DIII .......................... 4
Universitas ....................................... 5
Tidak ada jawaban ....................... -99

3 Apakah Ibu/Saudarisaat ini berstatus menikah Tidak, tidak pernah berpasangan .... 0 jika
Tidak,
atau hidup bersama dengan seorang lelaki Ya, menikah..................................... 1
tidak
sebagaimana pasangan yang menikah? Ya, hidup bersama seorang lelaki ... 2 pernah
Tidak sedang berpasangan: berpasan
Probing :Jika tidak,tanyakan apakah responden gan
Cerai hidup ...................................... 3
bercerai, berpisah, atau menjanda. lanjut ke
Cerai mati ........................................ 4
8
Tidak ada jawaban ....................... -99

4 Berapa kaliIbu/Saudari pernah menikah atau Hanya sekali .................................... 1 jika


Hanya
hidup bersama dengan pasangan? Lebih dari sekali............................... 2
sekali
Tidak ada jawaban ....................... -99 lanjutkan
ke 5b
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

5a Bulan dan tahun berapa Ibu/Saudari mulai hidup Bulan:


dengan suami/pasangan yang PERTAMA?
Masukkan Jan 2020 jika responden tidak
memberikan jawaban. Tahun:

[Jika ≤15 tahun saat tanggal pernikahan ODK akan Ya .................................................... 1


menampilkan:] Tidak ................................................ 0
CEK: Berdasarkan jawaban yang Anda
masukkan di FQ5a, responden mungkin berusia
15 tahun atau lebih muda pada saat pernikahan
pertamanya.Apakah yang Anda masukkan pada
FQ5a benar?

5b Sekarang saya ingin bertanya mengenai waktu Bulan:


Ibu/Saudari mulai hidup bersama
suami/pasangan Ibu/Saudari yang SEKARANG.
Di bulan dan tahun berapakah itu?
Tahun:
Masukkan Jan 2020 jika responden tidak
memberikan jawaban.

[Jika ≤15 tahun saat tanggal pernikahan ODK akan Ya .................................................... 1


menampilkan:] Tidak ................................................ 0
CEK: Berdasarkan jawaban yang Anda
masukkan di FQ5a, responden mungkin berusia
15 tahun atau lebih muda pada saat
pernikahannya ini atau pernikahan
terakhirnya.Apakah yang Anda masukkan pada
FQ5b benar?

CEK 3:Saat ini menikah/hidup bersama? Ya .................................................... 1 jika


Tidak
Tidak ................................................ 0
lanjut ke
8

6 Apakah suami/pasangan Ibu/Saudari memiliki Ya .................................................... 1


istri lain atau hidup bersama wanita lain seperti Tidak ................................................ 0
pasangan yang menikah? Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban………………..-99

7 Apakah saat ini suami/pasanganIbu/Saudari Hidup dengan responden ................ 1


tinggal bersama Ibu/Saudari atau tinggal di Tinggal di tempat lain ...................... 2
tempat lain? Tidak ada jawaban ....................... -99

Bagian 2 - Reproduksi, Kehamilan &Preferensi Fertilitas


Sekarang saya ingin bertanya mengenai semua riwayat melahirkan yang Ibu/Saudari alami.

8 Sudah berapa kali Ibu/Saudarimelahirkan? Jumlah kelahiran Jika 0


Lanjut ke
Masukkan - -99 jika responden tidak memberikan 13, Jika
jawaban. 0 merupakan jawaban yang mungkin. 1, lanjut
ke 9.
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

Apakah semua kelahiran tersebut merupakan Ya .................................................... 1


kelahiran hidup? Tidak ................................................ 0
Jika tidak,kembali dan ubahlah FQ8 untuk mencatat
kelahiran hidup saja.

8a Kapan Ibu/Saudari melahirkan bayi hidup untuk Bulan Tahun


PERTAMA kali?
Catat bulan dan tahun kelahiran pertama. Jika perlu,
Bulan dan tahun dapat ditentukan dengan
menghitung maju atau mundur dari peristiwa yang
diingat.
Masukkan Jan 2020 jika responden tidak
memberikan jawaban.

9 Kapan TERAKHIR kali Ibu/Saudari melahirkan Bulan Tahun jika tidak


pada
bayi hidup?
tahun
Catat bulan dan tahun kelahiran pertama. Jika perlu, lalu ,
dan/ atau
Bulan dan tahun dapat ditentukan dengan Q8
menghitung maju atau mundur dari peristiwa yang adalah 1
diingat. lanjutt ke
Masukkan Jan 2020 jika responden tidak 11
memberikan jawaban.

10 Kapan Ibu/Saudari melahirkan sebelum yang Bulan Tahun


terakhir kali?
Catat bulan dan tahun kelahiran pertama. Jika perlu,
Bulan dan tahun dapat ditentukan dengan
menghitung maju atau mundur dari peristiwa yang
diingat.
Masukkan Jan 2020 jika responden tidak
memberikan jawaban.

11 Apakah bayi / anak terakhir Ibu/Saudari saat ini Ya .................................................... 1 Jika Ya


lanjut ke
masih hidup? Tidak ................................................ 0
13
Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban………………..-99

12 Kapan bayi/anak terakhir Ibu/Saudari meninggal Bulan Tahun


dunia?
Catat bulan dan tahun kelahiran pertama. Jika perlu,
Bulan dan tahun dapat ditentukan dengan
menghitung maju atau mundur dari peristiwa yang
diingat.
Masukkan Jan 2020 jika responden tidak
memberikan jawaban.

13 Kapan haid terakhirIbu/Saudari dimulai? Hari lalu:


HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

Jika Anda memilih hari, minggu, bulan, atau tahun, Minggu lalu:
Anda akan memasukkan nilai untuk X pada layar
berikutnya. Bulan lalu:
Masukkan 0 hari untuk hari ini, bukan 0
Tahun lalu:
minggu/bulan/tahun.
Menopause / Histerektomi............... 1
Sebelum kelahiran terakhir .............. 2
Tidak pernah haid ............................ 3
Tidak ada jawaban ....................... -99

14 Apakah Ibu/Saudari sekarangsedang hamil? Ya .................................................... 1 jika


Tidak
Tidak ................................................ 0
atau
Tidak yakin ...................................... 2 Tidak
Tidak ada jawaban ....................... -99 yakin,
lanjut ke
16

15 Sudah berapa bulan kehamilan Ibu/Saudari saat Jumlah bulan


ini?
Kelahiran terakhir adalah: [Tanggal kelahiran
terakhir]
Catat jumlah bulan kehamilan yang lengkap.
Masukkan -88 jika responden tidak tahu, masukkan -
99 jika responden tidak memberikan jawaban.

CEK 14:Sedang hamil? Ya .................................................... 1 16a jika


tidak
Tidak ................................................ 0
16b jika
ya

16a Sekarang saya ingin mengajukan beberapa Ingin anak/anak lagi......................... 1 Skip ke
17a jika
pertanyaan tentang waktu yang akan datang. Tidak lagi/tidak ingin anak ............... 2
1 dan 18
Tidak dapat hamil ............................ 3 untuk
Apakah Ibu/Saudari ingin mempunyai anak / Belum memutuskan/Tidak tahu .... -88 jawaban
anak lagi atau Ibu/Saudari lebih memilih untuk Tidak ada jawaban ....................... -99 lainnya
tidak mempunyai anak / anak lagi?

16b Sekarang saya ingin mengajukan beberapa Ingin anak/anak lagi......................... 1 Skip ke
17b jika
pertanyaan tentang waktu yang akan datang. Tidak lagi/tidak ingin anak ............... 2
1 dan 18
Tidak dapat hamil ............................ 3 untuk
Setelahanak yang Ibu/Saudarikandung sekarang, Belum memutuskan/Tidak tahu .... -88 jawaban
apakahIbu/Saudari ingin mempunyai anak lagi, Tidak ada jawaban ....................... -99 lainnya
atauIbu/Saudari lebih memilihuntuk tidak
mempunyai anak lagi?

17a Mulai dari sekarang, berapa lama Ibu/Saudari Bulan:


ingin menunggu sampai kelahiran anak
berikutnya? Tahun:
Jika Anda memilih bulan atau tahun, Anda akan
Segera / sekarang ........................... 1
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

memasukkan nilai untuk X pada layar berikutnya. Lainnya ............................................ 2


Tidak dapat hamil ............................ 3
Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban ....................... -99

17b Setelah melahirkan anak yang Ibu/Saudari Bulan:


kandung sekarang, berapa lama Ibu/Saudari
inginmenunggu sampai kelahirananak Tahun:
berikutnya?
Jika Anda memilih bulan atau tahun, Anda akan Segera / sekarang ........................... 1
memasukkan nilai untuk X pada layar berikutnya. Lainnya ............................................ 2
Tidak dapat hamil ............................ 3
Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban ....................... -99

CEK 8:Jumlah kelahiran Jumlah kelahiran jika 0


kelahiran dan
14:
CEK 14: Sedang hamil Ya………………………………… 1 Tidak,lanjut ke
Tidak...…………………………….0 19.
Lanjut ke 18a
jika jika 14:
Tidak, dan
18b jika 14:
Ya.

18a Sekarang saya inginbertanya tentang kelahiran Waktu itu .......................................... 1


hidup terakhir Ibu/Saudari. Kemudian ........................................ 2
Tidak ingin anak lagi ........................ 3
Saat Ibu/Saudari mulai hamil, apakah Ibu/Saudari
Tidak ada jawaban ....................... -99
memang menginginkan kehamilan tersebut
waktu itu, kemudian atau tidak inginanak (lagi)?

18b Sekarang saya inginbertanya tentang Waktu itu .......................................... 1


kehamilanIbu/Saudari yang sekarang. Kemudian ........................................ 2
Tidak ingin anak lagi ........................ 3
Saat Anda mulai hamil, apakah Anda memang
Tidak ada jawaban ....................... -99
menginginkan kehamilan ini saat ini, ingin
menunggu sampai nanti, atau tidak ingin anak
(lagi)?

Bagian 3 – Kontrasepsi
Sekarang saya akan membahas mengenai Keluarga Berencana – berbagai cara atau metode
yang dapat digunakan pasnagan untuk menunda atau mencegah kehamilan.

Gambar akan disertakan pada beberapa metode. Tunjukkan gambar tersebut pada responden setelah
melakukan probing, namun tidak sebelum responden menjawab apakah ia pernah mendengar atau tidak
mengenai metode tersebut.

19 Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar Ya ............................................ 1


mengenai Sterilisasi Wanita? Tidak ....................................... 0
Tidak ada jawaban ............... -99
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

PROBING: Wanita dapat menjalani operasi agar


tidak mempunyai anak lagi.

19 Apakah Ibu/Saudari pernah


mendengar Ya ............................................ 1
mengenai Sterilisasi Pria? Tidak ....................................... 0
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Pria menjalani operasi agar tidak
mempunyai anak lagi.

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai implan (susuk KB)?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Wanita dapat dipasangi beberapa
batang susuk di bawah kulit lengan atas oleh
seorang dokter atau perawat untuk mencegah
terjadinya kehamilan selama satu tahun atau lebih.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai alat kontrasepsi dalam rahim
Tidak ada jawaban ............... -99
(AKDR/spiral/IUD)?
PROBING: Wanita dapat dipasangi spiral dalam
rahimnya oleh seorang dokter atau bidan.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai suntikan (KB suntik)?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Wanita dapat disuntik oleh tenaga
kesehatan untuk mencegah kehamilan selama
satu bulan atau lebih.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai pil?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Wanita dapat mengkonsumsi pil setiap
hari untuk mencegah kehamilan.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai kontrasepsi darurat?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Wanita dapat minum pil khusus dalam
keadaan darurat dalam lima hari setelah
berhubungan seksual tanpa perlindungan/alat
kontrasepsi, untuk mencegah kehamilan.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai kondom?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Pria dapat memakai sarung atau
selubung dari karet pada penisnya sebelum
berhubungan seksual.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai kondom wanita
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Wanita dapat memakai sarung atau
selubung di dalam vaginanya sebelum
berhubungan seksual.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai intravag/diafragma?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Wanita dapat meletakkan benda tipis
lentur berbentuk cakram (diafragma) dalam
vaginanya sebelum berhubungan seksual.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai metode hari standar/gelang manik
Tidak ada jawaban ............... -99
siklus?
PROBING: Wanita dapat menunda bantuan
gelang manik untuk melacak hari-hari/masa subur
dalam satu bulan. Pada hari tersebut, ia dan
pasangannya menggunakan kondom atau tidak
melakukan hubungan seksual.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai metode amenorea laktasi/metode
Tidak ada jawaban ............... -99
menyusui untuk KB?
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai metode pantang berkala/kalender?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Wanita dapat menghindari kehamilan
dengan cara dengan sengaja tidak melakukan
hubungan seksual pada hari-hari tertentu dalam
satu bulan saat ia berkemungkinan besar dapat
hamil.
< GAMBAR ALAT AKAN MUNCUL DI LAYAR >

19 Ya ............................................ 1
Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar
Tidak ....................................... 0
mengenai metode senggama terputus?
Tidak ada jawaban ............... -99
PROBING: Pria dapat mengeluarkan air maninya
di luar vagina ketika berhubungan seksual.

Apakah Ibu/Saudari pernah mendengar cara Ya ............................................ 1


19 atau metode lain yang dapat digunakan wanita Tidak ....................................... 0
ataupun pria untuk menghindari kehamilan? Tidak ada jawaban ............... -99

Ya ............................................ 1 Skip ke
19b Apakah Ibu/Saudari atau pasangan pernah Tidak ....................................... 0 25 jika
menggunakan alat lain atau pernah mencoba Tidak ada jawaban…………..-99 bukan
cara lain untuk menunda atau mencegah Ya
kehamilan?
20 Berapa umur Ibu/Saudari saat pertama kali Umur
menggunakan alat/cara untuk menunda atau
mencegah kehamilan?

Responden mengatakan bahwa umurnya


adalah [umur dari FQ1] tahun pada ulang tahun
terakhirnya.
Masukkan umur dalam tahun. Masukkan -88 jika
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

responden tidak tahu. Masukkan -99 jika


responden tidak memberikan jawaban. Umur tidak
bisa kurang dari 9 tahun.
20b Berapa jumlah anak yang masih hidup yang Jumlah
Ibu/Saudari miliki ketika itu, jika ada?
Catatan: responden mengatakan bahwa ia
melahirkan [jumlah kelahiran hidup]kali di
FQ8.
Masukkan -99 jika responden tidak memberikan
jawaban.
21 Alat/cara KB apa yang pertama kali Ibu/Saudari Y T
gunakan untuk menunda atau mencegah Sterilisasi Wanita ........................................................................
1 0
kehamilan? Sterilisasi Pria .............................................................................
1 0
Susuk KB/Implan .......................................................................
1 0
JANGAN BACAKAN PILIHAN ALAT.Pastikan
IUD/AKDR/Spiral .......................................................................
1 0
Anda menggulirkan sampai ke bawah untuk
Suntikan – 1 bulan ......................................................................
1 0
melihat semua pilihan.
Suntikan – 3 bulan ......................................................................
1 0
Pil ...............................................................................................
1 0
Kontrasepsi darurat ....................................................................
1 0
Kondom Pria ..............................................................................
1 0
Kondom Wanita ..........................................................................
1 0
Intravag/diafragma ....................................................................
1 0
Metode Hari Standar/
Gelang manik siklus ...................................................................
1 0
MAL ............................................................................................
1 0
Pantang berkala/kalender ..........................................................
1 0
Sanggama terputus ....................................................................
1 0
Alat tradisional lain .....................................................................
1 0
Tidak ada jawaban ....................................................................-
-99
CEK 14:Sedang hamil? Ya .................................................... 1 Skip ke
Tidak ................................................ 0 25 jika
Ya
22 Apakah Ibu/Saudariatau pasangansaat ini Ya .................................................... 1 Skip ke
menggunakan suatu alat atau cara KB untuk Tidak ................................................ 0 25 jika
menunda atau mencegah kehamilan? Tidak ada jawaban…………………-99 Ya
23 Alat atau cara KB apa yang Ibu/Saudari Y T
gunakan saat ini? 0 Skip
Sterilisasi Wanita ........................................................................
1
0 berdasarkan
Sterilisasi Pria .............................................................................
1
Probing: Ada yang lain?
0 alat/cara
Susuk KB/Implan .......................................................................
1
0 yang paling
Tandai semua alat atau cara KB yang disebutkan. IUD/AKDR/Spiral .......................................................................
1
Pastikan untuk menggulirkan sampai ke bawah Suntikan – 1 bulan ......................................................................
1 0 efektif
untuk melihat semua pilihan. Suntikan – 3 bulan ......................................................................
1 0
Pil ...............................................................................................
1 0
0 Skip ke 29
Kontrasepsi darurat ....................................................................
1
0 jika
Kondom Pria ..............................................................................
1
0 alat/metode
Kondom Wanita ..........................................................................
1
0 utama
Intravag/diafragma ....................................................................
1
Metode Hari Standar/ bukan
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

Gelang manik siklus ...................................................................


1 0 sterilisasi
MAL ............................................................................................
1 0 pria atau
Pantang berkala/kalender ..........................................................
1 0 sterilisasi
Sanggama terputus ....................................................................
1 0 wanita
Alat tradisional lain .....................................................................
1 0
Tidak ada jawaban ....................................................................-
-99
24 Apakah penyedia layanan memberitahu Ya .................................................... 1 Skip ke
Ibu/Saudari atau pasangan bahwa alat/cara ini Tidak ................................................ 0 29
bersifat tetap atau permanen? Tidak ada jawaban………………..-99
25 Apakah Ibu/Saudari mengetahui tempat Ya .................................................... 1
dimana dapat memperoleh alat/cara KB? Tidak ................................................ 0
Tidak ada jawaban…………………-99
CEK 14:Sedang hamil? Ya .................................................... 1 26a jika
Tidak ................................................ 0 Tidak
26b jika
Ya
26a Ibu/Saudari mengatakan bahwa saat ini tidak Ya .................................................... 1
menggunakan alat/cara KB. Apakah Tidak ................................................ 0
Ibu/Saudari berpikir bahwa suatu saat nanti Tidak ada jawaban………………..-99
akan menggunakan alat/cara KB untuk
menunda atau mencegah kehamilan?
26b Apakah Ibu/Saudari berpikir bahwa suatu saat Ya .................................................... 1
nanti akan menggunakan alat/cara KB untuk Tidak ................................................ 0
menunda atau mencegah kehamilan? Tidak ada jawaban………………..-99
CEK 19: pernah memakai kontrasepsi? Ya .................................................... 1 Skip ke
Tidak ................................................ 0 43 jika
Tidak
27 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Ibu/Saudari Ya .................................................... 1 Skip ke
pernah melakukan atau menggunakan suatu Tidak ................................................ 0 43 jika
alat/cara tertentu untuk menunda atau Tidak ada jawaban…………………-99 Tidak
mencegah kehamilan?
28 Alat/cara KB apa yang terakhir kali Ibu/Saudari Susuk KB/Implan .....................1
gunakan? IUD/AKDR/Spiral .....................2
Suntikan – 1 bulan ....................3
Probing: Ada yang lain?
Suntikan – 3bulan .....................4
Pilih metode kontrasepsi yang paling efektif Pil .............................................5
(metode tertinggi dalam daftar). Gulirkan ke bawah Kontrasepsi Darurat .................6
untuk melihat semua pilihan. Kondom Pria .............................7
Kondom Wanita ........................8
Intravag/diafragma ..................9
Metode Hari Standar/ gelang
manik siklus ............................10
MAL ........................................11
Pantang berkala/kalender ......12
Sanggama terputus ................13
Alat/cara tradisional lain .........14
Tidak ada jawaban ............... -99
29 Kapan Ibu/Saudari mulai menggunakan Bulan Tahun
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

[ALAT/CARA KB TERAKHIR] tersebut?


Hitung mundur dari peristiwa yang diingat, jika
perlu.Paling tidak di usia responden pertama kali
menggunakan alat/cara KB (FQ20).
Bulan dan Tahun harus sebelum hari ini.
Responden harus berusia paling tidak 10 tahun.
Masukkan Jan 2020 jika responden tidak
memberikan jawaban.
CEK 22:Saat ini menggunakan metode Ya .................................................... 1 Skip ke
kontrasepsi? Tidak ................................................ 0 32 jika
Ya
30 Kapan Ibu/Saudari berhenti menggunakan Bulan Tahun
[ALAT/CARA KB TERAKHIR] tersebut?
Silakan masukkan waktu (Bulan & Tahun)
tersebut.
Waktu dapat ditentukan dengan menghitung
mundur dari peristiwa yang diingat, jika perlu.
Waktu harus setelah FQ29.

Masukkan Jan 2020 jika responden tidak


memberikan jawaban.
31 Mengapa Ibu/Saudari berhenti menggunakan Jarang hub. seks/suami jauh........... 1
(ALAT/CARA KB TERAKHIR) tersebut? Hamil saat menggunakan................ 2
Ingin hamil ....................................... 3
Suami/pasangan tdk setuju ............. 4
Ingin alat/cara yg lebih efektif .......... 5
Tidak ada alat/cara yang tersedia ... 6
Masalah kesehatan ......................... 7
Takut efek samping ......................... 8
Kurang akses/terlalu jauh ................ 9
Biaya terlalu mahal ........................ 10
Tidak nyaman ................................ 11
Terserah Tuhan ............................. 12
Sulit hamil /
Menopause .................................... 13
Mengganggu proses tubuh............ 14
Lainnya .......................................... 15
Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban ....................... -99
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

32 Ibu/Saudari mulai pertama kali menggunakan Sektor Umum Pemerintah :


[metode saat ini/terakhir] pada [tanggal dari Rumah Sakit Pemerintah (RSUD)..11
FQ29]. Dimanakah Ibu/Saudari mendapatkan Puskesmas.. .................................. 12
metode tersebut pada saat ini? Pustu ............................................. 13
Petugas Lapangan KB (PLKB) ...... 14
Geser sampai bawah untuk melihat semua pilihan. Unit KB Keliling .............................. 15
Poskesdes ..................................... 16
Polindes ......................................... 17
Kader KB ....................................... 18

Sektor Swasta:
Rumah Sakit Swasta ..................... 21
Rumah Sakit Bersalin .................... 22
Rumah Bersalin ............................. 23
Klinik Swasta ................................. 24
Praktek Dokter Umum ................... 25
Praktek Dokter Kandungan ........... 26
Praktek Bidan Swasta ………….…27
Praktek Perawat ............................ 28
Bidan Desa .................................... 29
Apotek/Toko Obat ......................... 30

Sumber Lainnya
Teman/kerabat .............................. 31
Toko............................................... 32

Lainnya .......................................... 33
Tidak Tahu.................................... -88
Tidak ada jawaban………………...-99
33 Ketika Ibu/Saudari mendapatkan (ALAT/CARA Ya .................................................... 1 Skipke3
KB yang TERAKHIR dipakai),apakah Tidak ................................................ 0 5 jika
Ibu/Saudari diberitahu oleh penyedia layanan Tidak ada jawaban…………………-99 Tidak
KB tentang efek samping atau masalah
yangmungkin timbul dengan pemakaian
alat/cara KB tersebut?
34 Apakah Ibu/Saudari diberitahu oleh penyedia Ya .................................................... 1
layanan KB tentangtindakan yang harus Tidak ................................................ 0
dilakukan jika Ibu/Saudarimengalami efek Tidak ada jawaban………………..-99
samping atau masalah dari alat/cara KB yang
Ibu/Saudari gunakan?
35 Apakah Ibu/Saudari diberitahu oleh penyedia Ya .................................................... 1
layanan KB tentang alat/cara KB selain Tidak ................................................ 0
[ALAT/CARA KB yang TERAKHIR dipakai]? Tidak ada jawaban………………...-99
36 Pada kunjungan tersebut, apakah Ibu/Saudari Ya .................................................... 1 Lanjutk
mendapatkan alat/cara KB yang TERAKHIR Tidak ................................................ 0 e 38
dipakai sesuai keinginan? Tidak ada jawaban………………..-99 jika ya
37 Mengapa Ibu/Saudari tidak mendapatkan Persediaan habis pada hari itu ... ..…1
alat/cara KB sesuai dengan keinginan Alat/cara tidak tersedia sama
Ibu/Saudari? sekali…….…………………………....2
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

Penyedia tidak terlatih untuk


memasang………..………………….3
Penyedia menyarankan alat/cara
lain…. .............................................. 4
Tidak memenuhi syarat ................... 5
Memutuskan tidak menggunakan ... 6
Terlalu mahal ................................... 7
Lainnya ............................................ 8
Tidak ada jawaban ....................... -99
38 Pada kunjungan tersebut, siapa yang membuat Anda sendiri..................................... 1
keputusan akhir tentang alat/cara KB yang Penyedia layanan ............................ 2
Ibu/Saudari gunakan? Pasangan ........................................ 3
Anda dan penyedia layanan ............ 4
Anda dan pasangan ........................ 5
Lainnya ............................................ 6
CEK 32: Dimana Ibu/Saudari mendapatkan Sektor Umum Pemerintah : Skip ke
[ALAT/CARA KB TERAKHIR] tersebut? Rumah Sakit Pemerintah (RSUD) . 11 44 jika
Puskesmas .................................... 12 32
Pustu ............................................. 13 adalah3
Petugas Lapangan KB (PLKB) ...... 14 1
Unit KB Keliling .............................. 15
Poskesdes ..................................... 16
Polindes ......................................... 17
Kader KB ....................................... 18

Sektor Swasta:
Rumah Sakit Swasta ..................... 21
Rumah Sakit Bersalin .................... 22
Rumah Bersalin ............................. 23
Klinik Swasta ................................. 24
Praktek Dokter Umum ................... 25
Praktek Dokter Kandungan ........... 26
Praktek Bidan Swasta ………….…27
Praktek Perawat ............................ 28
Bidan Desa .................................... 29
Apotek/Toko Obat ......................... 30

Sumber Lainnya
Teman/kerabat .............................. 31
Toko............................................... 32
Lainnya .......................................... 33
Tidak Tahu.................................... -88
Tidak ada jawaban ....................... -99
39 Apakah Ibu/Saudari akan kembali lagi ke Ya .................................................... 1
penyedia layanan KB ini? Tidak ................................................ 0
Tidak ada jawaban………………..-99
40 Apakah Ibu/Saudari akan Ya .................................................... 1
merujuk/menyarankan teman atau keluarga Tidak ................................................ 0
Ibu/Saudariuntuk datang ke penyedia layanan Tidak ada jawaban…………………-99
KB ini?
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

41 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Ibu/Saudari Ya ..................................................... 1


mengeluarkan biaya untuk layanan keluarga Tidak................................................. 0 Skip
ke
berencana (termasuk untukalat/cara KB yang Tidak ada jawaban…………………-99 43jika
saat ini digunakan)? Tidak
42 Berapa jumlah biaya yang Ibu/Saudari keluarkan Masukkan biaya:
untuk layanan KB tersebut?

Masukkan semua biaya dalam rupiah.


Masukkan -88 jika responden tidak tahu,
Masukkan -99 jika responden tidak memberikan
jawaban.
FQIns1 Kapan Ibu/Saudari terakhir kali mendapatkan Bulan Tahun Skip ke
FQ43
[metode saat ini/terakhir]?
jika
kunjunga
Penyedia: [ODK akan menampilkan jawaban FQ I- n lebih
1] dari 12
bulan
yang lalu
FQIns2 Dimana Ibu/Saudari terakhir kali mendapatkan Sektor Umum Pemerintah :
[metode saat ini/terakhir]? Rumah Sakit Pemerintah (RSUD) . 11
Puskesmas .................................... 12
Pustu ............................................. 13
Petugas Lapangan KB (PLKB) ...... 14
Unit KB Keliling .............................. 15
Poskesdes ..................................... 16
Polindes ......................................... 17
Kader KB ....................................... 18

Sektor Swasta:
Rumah Sakit Swasta ..................... 21
Rumah Sakit Bersalin .................... 22
Rumah Bersalin ............................. 23
Klinik Swasta ................................. 24
Praktek Dokter Umum ................... 25
Praktek Dokter Kandungan ........... 26
Praktek Bidan Swasta ………….…27
Praktek Perawat ............................ 28
Bidan Desa .................................... 29
Apotek/Toko Obat ......................... 30

Sumber Lainnya
Teman/kerabat .............................. 31
Toko............................................... 32
Lainnya .......................................... 33
Tidak Tahu.................................... -88
Tidak ada jawaban ...................... -99
FQIns3 Pada kunjungan tersebut, apakah Ibu/Saudari Ya .................................................... 1
membayar untuk pelayanan keluarga berencana Tidak ................................................ 0 Skip ke
FQIns5
apa saja yang Ibu/Saudari terima? Tidak ada jawaban………………..-99 jika
Tidak
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

FQIns4 Berapa banyak yang Ibu/Saudari bayarkan?


Masukkan besaran jumlah: _________
FQIns5 Apakah pelayanan tersebut ditanggung atau Ya .................................................... 1 Skip ke
FQ43
dijamin oleh asuransi? Tidak ................................................ 0
jika
Tidak ada jawaban………………..-99 Tidak
FQIns6 Program asuransi apa yang menanggung atau BPJS………………………………….. 1
menjamin pelayanan tersebut? Jamskesda…………………………… 2
Asuransi swasta..……………………. 3
Lainnya……………………………….. 4
Bukan salah satu di atas…..……… -77
Tidak ada jawaban………………… -99
CEK 16:Keinginan memiliki anak di masa depan? Memiliki anak (lagi) .......................... 1 Tanya 43
kepada
Tidak lagi/tidak sama sekali ............ 2
responde
Tidak dapat hamil ............................ 3 n yang
Belum memutuskan / Tidak tahu -88 TIDAK
CEK 17: Setelah 2 tahun atau lebih? SEDAN
Tidak lagi/tidak sama sekali ............ 1 G
Kurang dari 2 tahun ......................... 2 menggun
2 tahun atau lebih ............................ 3 akan
kontrase
CEK 22: Saat ini menggunakan metode Ya, sedang menggunakan .............. 1 psi, yang
Tidak sedang menggunakan ........... 0 tidak
kontrasepsi?
mengingi
nkan
anak
(lagi)
atau
yang
mengingi
nkan
anak
namun
setelah 2
tahun.
43 Anda mengatakan bahwa Ibu/Saudari tidak Tidak/belum menikah ...................... 1
menginginkan anak (lagi), tetapi Ibu/Saudari Jarang hub. seks / suami jauh......... 2
tidak sedang menggunakanalat/cara KB Menopause/histerektomi ................. 3
apapun untukmencegah kehamilan.Dapatkah Tidak/kurang subur .......................... 4
Ibu/Saudari menyebutkan alasan mengapa Tidak haid sejak melahirkan
Ibu/Saudari tidak menggunakan alat/cara KB terakhir kali ...................................... 5
untuk mencegah kehamilan? Menyusui ......................................... 6
Suami pergi selama beberapa hari . 7
Probing: Apakah ada alasan lain?
Terserah Tuhan / fatalistik ............... 8
CATAT SEMUA ALASAN YANG DISEBUTKAN. Responden tidak setuju ................... 9
Suami / pasangan tidak setuju ...... 10
Tidak dapat memilih “Tidak tahu” atau “Tidak ada
Keluarga lain tidak setuju .............. 11
jawaban” dengan pilihan lain.
Larangan agama ........................... 12
Tidak dapat memilih “Tidak menikah” jika FQ3 “Ya, Tidak tahu alat/cara KB ................. 13
menikah”. Tidak tahutempat pelayanan KB ... 14
Takut efek samping ....................... 15
Gulirkan ke bawah untuk melihat semua pilihan.
Masalah kesehatan………………...16
Kurang akses / terlalu jauh ........... 17
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

Terlalu mahal ................................. 18


Alat/cara yang diinginkan tidak
tersedia .......................................... 19
Alat/cara tidak tersedia sama
sekali ............................................. 20
Tidak nyaman ................................ 21
Mengganggu proses tubuh............ 22
Lainnya .......................................... 23
Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban ....................... -99
44 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Ibu/Saudari Ya .................................................... 1
dikunjungi oleh petugas/kader kesehatanyang Tidak ................................................ 0
menerangkan tentang KB?
45 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Ibu/Saudari Ya .................................................... 1
mengunjungi fasilitaskesehatan untuk Tidak ................................................ 0 Skipk
e 47
memeriksa kesehatan Ibu/Saudari atau anak jika
Ibu/Saudari? Tidak

Untuk layanan kesehatan apapun


46 Apakah ada petugas di fasilitas kesehatan Ya .................................................... 1
yang berbicara kepada Ibu/Saudari Tidak ................................................ 0
tentangalat/cara KB?
47 Dalam beberapa bulan terakhir pernahkah Ya Tidak
Ibu/Saudari:
Mendengarkan acara tentang KB di radio? .....................................................................
1 0
Melihat acara tentang KB di televisi? ..............................................................................
1 0
Membaca tentang KB di koran, majalah atau ...........................................................
1 0
media cetak lainnya?
PERIKSA KEBERADAAN ORANG LAIN.
SEBELUM MENERUSKAN WAWANCARA,
UPAYAKAN APAPUN UNTUK MEMASTIKAN
KERAHASIAAN WAWANCARA.

48 Berapa umur Ibu/Saudari ketika pertama kali Umur Lanj


berhubungan seksual? ut ke
50
Masukkan umur dalam tahun
jika
Responden mengatakan bahwa umurnya adalah 0
[umur dari FQ1] tahun pada ulang tahun
terakhirnya.
[Responden memiliki x kelahiran hidup.] Masukkan
-77jika responden belum pernah berhubungan
seksual.Masukkan -88 jika responden tidak tahu.
Masukkan -99 jika responden tidak memberikan
jawaban.

[Jika umur saat pertama kali berhubungan


Ya .................................................... 1
seksual<10 tahun:]
Tidak ................................................ 0
Anda memasukkan bahwa responden berusia
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

X tahun saat pertama kali berhubungan


seksual. Apakah itu yang dia katakan?
Kembali dan betulkan FQ48 jika terjadi kesalahan.

49 Kapan Ibu/Saudari terakhir kali berhubungan HARI YANG MINGGU BULAN TAHUN
LALU YANG YANG YANG LALU
seksual?
LALU LALU
Jika kurang dari 12 bulan lalu,jawaban harus
dicatat dalam bulan, minggu, atau hari. Masukkan
0 hari untuk hari ini. Anda akan memasukkan
angka untuk X di layar berikutnya.

Bagian 4 – Air
Sekarang saya ingin bertanya mengenai penggunaan air Anda
50 Pada musim KEMARAU, berapa banyak waktu Jumlah jam/menit
yang Ibu/Saudariperlukan untuk mengambil per hari (Apakah 1-24 jam,
air? atau 1-180 menit.)
Catatlah waktu responden saja; X jam per hari ................................ 11
X menitper hari .............................. 22
bukan waktu orang lain. Tidak, orang lain yang
Jika Anda memilih menit atau jam, Anda akan mengumpulkan air ......................... 33
memasukkan angka untuk x di layar berikutnya. Tidak ada yang mengumpulkan
air ................................................... 44
Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban ....................... -99
51 Pada musim HUJAN, berapa banyak waktu Jumlah jam/menit
yang Ibu/Saudariperlukanuntuk mengambil per hari (Apakah 1-24 jam,
air? atau 1-180 menit.)
Catatlah waktu responden saja; bukan waktu X jam per hari ................................ 11
orang lain. X menitper hari .............................. 22
Tidak, orang lain yang
Jika Anda memilih menit atau jam, Anda akan mengumpulkan air ......................... 33
memasukkan angka untuk x di layar berikutnya. Tidak ada yang mengumpulkan
air ................................................... 44
Tidak tahu ..................................... -88
Tidak ada jawaban ....................... -99
Ucapkan terima kasih pada responden atas waktunya.
Pertanyaan untuk responden telah selesai, tetapi masih ada 2 pertanyaan lagi untuk Anda selesaikan di luar
rumah.
LOKASI
K Lokasi CATAT LOKASI
Ambillah titik GPS di dekat pintu masuk rumah.
Catat lokasi ketika akurasi lebih kecil dari 6 m.
Koordinat GPS hanya dapat diambil di luar rumah.
HASIL KUESIONER
L Sudah berapa kali Anda mengunjungi rumah 1kali .................................................. 1
HouseholdQuestionnaire

Kuesioner Wanita

NO PERTANYAAN DAN FILTER KATEGORI KODING SKIP

tangga ini untuk mewawancarai responden 2kali .................................................. 2


wanita ini? 3kali .................................................. 3
M Hasil kuesioner Selesai ............................................. 1
Responden tidak ada di rumah ....... 2
Catat hasil Kuesioner Wanita
Ditangguhkan .................................. 3
Ditolak.............................................. 4
Selesai sebagian ............................. 5
Responden tidak/kurang mampu
menjawab ........................................ 6
Lampiran 3
Lampiran 4

MASTER TABEL ANALISIS SPSS

Alas
J. Umur
Tk. Rwyt Ptugas Alkon an
No Kab. Wilayah UN Umur Pendidikan Anak Kawin Media
Eko KB KB Terakhir Berh
Hidup I
enti
1 Bantaeng 2 0 20 1 1 0 0 15 1 0
2 Bantaeng 2 0 32 1 1 2 1 15 1 0
3 Bantaeng 2 0 48 1 1 1 1 15 1 0
4 Bantaeng 2 0 17 2 1 1 0 16 1 0
5 Bantaeng 2 0 30 1 1 2 1 16 2 0
6 Bantaeng 2 0 33 1 1 2 1 17 1 0
7 Bantaeng 2 0 36 1 1 1 1 17 1 0
8 Bantaeng 2 0 19 2 1 1 0 18 2 0
9 Bantaeng 2 0 39 1 1 4 1 19 1 0
10 Bantaeng 2 0 38 1 1 2 1 20 1 0
11 Bantaeng 2 0 36 1 1 2 1 20 1 0
12 Bantaeng 2 0 31 1 1 2 1 21 1 0
13 Bantaeng 2 0 28 1 2 1 1 21 2 0
14 Bantaeng 2 0 46 1 1 3 1 22 1 0
15 Bantaeng 2 0 33 1 1 2 1 24 1 0
16 Bantaeng 2 0 32 2 1 0 1 25 1 0
17 Bantaeng 2 1 47 1 1 3 1 25 1 0
18 Bantaeng 2 0 28 1 1 1 1 26 1 0
19 Bantaeng 2 0 39 1 1 1 1 31 1 0
20 Barru 2 0 47 1 1 6 1 15 1 0
21 Barru 2 0 34 2 3 2 1 17 1 0
22 Barru 2 0 35 1 3 3 1 17 1 0
23 Barru 2 0 44 1 1 1 0 18 1 0
24 Barru 2 0 39 1 1 3 1 18 1 0
25 Barru 2 0 37 1 2 3 1 18 1 0
26 Barru 2 0 37 1 3 3 1 18 1 0
27 Barru 2 0 25 1 1 1 1 19 1 0
28 Barru 2 0 43 1 1 3 0 19 1 0
29 Barru 2 0 49 1 1 6 1 19 1 0
30 Barru 2 0 26 1 1 1 1 20 1 0
31 Barru 2 0 47 1 1 2 0 20 1 0
32 Barru 2 0 30 1 1 2 1 24 1 0
33 Barru 2 1 32 2 3 1 1 25 1 0
34 Barru 2 0 42 1 3 1 0 31 1 0
35 Barru 2 1 36 1 2 1 0 32 1 0
36 Barru 2 0 45 2 3 1 1 35 1 0
37 Bone 2 0 46 2 2 3 1 15 1 0
38 Bone 2 0 37 2 1 2 1 16 1 1
39 Bone 2 0 35 1 2 2 1 17 1 0
40 Bone 2 0 32 1 1 3 1 17 2 1
41 Bone 2 0 40 1 1 4 1 18 1 0
42 Bone 2 0 48 1 1 4 1 18 1 0
43 Bone 2 0 21 1 1 1 1 18 2 0
44 Bone 2 0 37 2 3 5 1 18 2 0
45 Bone 2 0 20 1 1 1 1 19 1 0
46 Bone 2 0 23 2 1 2 1 19 1 0
47 Bone 2 0 25 2 1 1 1 20 1 0
48 Bone 2 0 45 1 1 3 1 20 2 0
49 Bone 2 0 31 1 3 2 1 20 2 1
50 Bone 2 0 43 1 1 8 1 21 1 0
51 Bone 2 0 32 2 2 1 1 26 2 0
52 Bone 2 0 30 2 2 1 1 27 2 1
53 Bone 2 0 33 1 1 1 1 28 1 0
54 Bone 2 1 33 2 2 0 0 30 2 0
55 Bone 2 0 45 1 2 1 1 40 1 0
56 Bone 2 0 25 2 3 1 1 19 1 0 5 3
57 Bone 2 1 33 1 2 2 1 20 2 1 5 3
58 Bulukumba 1 0 44 1 1 5 1 15 1 1
59 Bulukumba 1 0 16 1 3 1 0 15 2 0
60 Bulukumba 1 0 23 1 3 1 1 17 2 1
61 Bulukumba 1 0 39 1 1 5 1 18 2 0
62 Bulukumba 1 1 20 2 2 1 0 19 2 1
63 Bulukumba 1 0 31 1 3 2 1 20 2 0
64 Bulukumba 1 0 25 2 3 0 0 20 2 0
65 Bulukumba 1 0 44 1 3 3 1 20 2 0
66 Bulukumba 1 0 49 1 3 3 1 20 2 0
67 Bulukumba 1 1 42 2 3 4 1 20 2 0
68 Bulukumba 1 1 38 1 3 2 1 21 2 0
69 Bulukumba 1 1 48 2 3 3 1 21 2 0
70 Bulukumba 1 0 37 2 3 2 1 22 2 1
71 Bulukumba 1 0 44 1 2 2 1 23 2 0
72 Bulukumba 1 0 32 2 3 2 1 28 2 0
73 Bulukumba 1 1 42 1 3 2 1 22 2 1 6 1
74 Bulukumba 1 1 25 1 1 2 1 17 2 0 5 14
75 Bulukumba 1 1 36 2 3 3 1 24 2 0 6 14
76 Enrekang 2 0 42 1 2 6 1 16 2 1
77 Enrekang 2 0 39 1 3 4 1 18 2 1
78 Enrekang 2 0 32 2 3 2 1 19 2 1
79 Enrekang 2 1 34 2 1 3 0 20 2 1
80 Enrekang 2 0 45 2 1 5 1 21 2 1
81 Enrekang 2 0 32 2 1 4 1 21 2 1
82 Enrekang 2 0 46 1 1 3 1 24 2 1
83 Enrekang 2 0 37 1 1 2 1 26 2 1
84 Enrekang 2 1 32 2 2 2 0 26 2 1
85 Enrekang 2 0 31 2 2 0 0 31 2 1
86 Enrekang 2 1 36 2 3 3 1 21 2 1 5 8
87 Gowa 2 0 26 1 1 1 1 15 1 0
88 Gowa 2 0 43 1 1 5 1 15 1 0
89 Gowa 2 0 22 1 2 1 1 16 1 0
90 Gowa 2 0 46 1 2 4 1 17 1 0
91 Gowa 2 0 29 1 1 2 1 18 1 0
92 Gowa 2 0 31 1 1 1 1 18 1 0
93 Gowa 2 0 46 1 2 3 1 18 1 0
94 Gowa 2 0 26 2 3 2 1 18 1 0
95 Gowa 2 0 27 1 3 2 1 18 1 0
96 Gowa 2 0 41 1 3 3 1 18 1 0
97 Gowa 2 0 22 2 1 1 1 18 2 0
98 Gowa 2 0 42 2 3 3 1 19 2 0
99 Gowa 2 0 23 2 1 1 1 22 1 0
100 Gowa 2 0 32 1 1 1 1 24 1 0
101 Gowa 2 0 44 1 3 4 1 16 1 0 5 1
102 Jeneponto 2 0 33 1 2 2 1 15 2 0
103 Jeneponto 2 0 39 2 1 5 1 16 2 1
104 Jeneponto 2 0 28 1 1 2 1 17 2 0
105 Jeneponto 2 0 39 1 1 3 1 18 1 0
106 Jeneponto 2 0 28 1 3 1 1 18 1 0
107 Jeneponto 2 0 21 1 1 0 0 19 1 0
108 Jeneponto 2 0 20 1 1 0 0 19 2 0
109 Jeneponto 2 0 39 1 1 3 1 19 2 0
110 Jeneponto 2 0 44 2 1 3 1 20 1 1
111 Jeneponto 2 0 49 1 2 3 1 20 1 0
112 Jeneponto 2 0 37 2 1 4 1 20 2 0
113 Jeneponto 2 0 32 2 1 3 0 20 2 0
114 Jeneponto 2 0 28 2 1 2 1 22 2 0
115 Jeneponto 2 0 39 2 3 3 1 24 2 0
116 Jeneponto 2 1 40 2 1 4 0 24 2 0
117 Jeneponto 2 1 29 2 1 1 1 28 2 0
118 Jeneponto 2 0 38 2 3 2 0 34 2 0
119 Jeneponto 2 1 34 1 1 2 1 22 1 1 5 1
120 Jeneponto 2 0 27 1 1 0 1 26 2 0 5 3
Kep.
2 0 27 1 2 2 1 15 1 0
121 Selayar
Kep.
2 0 16 1 1 1 1 15 2 0
122 Selayar
Kep.
2 1 18 1 2 1 0 15 1 0
123 Selayar
Kep.
2 0 41 1 1 4 1 16 1 0
124 Selayar
Kep.
2 0 22 1 1 1 1 17 1 0
125 Selayar
Kep.
2 0 24 2 2 1 1 18 1 0
126 Selayar
Kep.
2 0 27 1 1 1 1 18 2 0
127 Selayar
Kep.
2 0 33 1 1 2 1 18 2 0
128 Selayar
Kep.
2 0 29 2 1 2 1 19 1 0
129 Selayar
Kep.
2 0 21 1 1 0 0 20 1 0
130 Selayar
Kep.
2 0 33 2 1 2 1 20 2 1
131 Selayar
Kep.
2 0 24 2 1 1 1 21 1 0
132 Selayar
Kep.
2 0 31 1 1 3 1 21 1 0
133 Selayar
Kep.
2 0 45 1 2 5 1 21 1 0
134 Selayar
Kep.
2 1 30 1 1 2 0 22 1 1
135 Selayar
Kep.
2 1 30 2 2 2 1 22 2 0
136 Selayar
Kep.
2 0 25 1 1 1 1 23 1 0
137 Selayar
Kep.
2 0 46 1 1 3 1 24 2 1
138 Selayar
Kep.
2 0 44 1 1 2 1 25 1 1
139 Selayar
Kep.
2 0 39 1 3 3 1 25 2 0
140 Selayar
Kep.
2 1 35 2 1 3 0 28 2 0
141 Selayar
142 Kep. 2 0 40 1 1 1 1 29 1 0
Selayar
Kep.
2 1 43 2 3 2 1 21 1 0 5 7
143 Selayar
144 Luwu 2 1 27 1 1 3 1 15 1 0
145 Luwu 2 1 37 2 3 4 1 16 1 0
146 Luwu 2 0 29 1 1 4 1 17 1 0
147 Luwu 2 0 27 2 2 3 1 17 2 0
148 Luwu 2 1 32 1 3 5 1 17 1 1
149 Luwu 2 0 24 2 1 1 0 18 2 0
150 Luwu 2 0 42 1 1 8 0 19 1 0
151 Luwu 2 0 37 1 1 8 0 19 2 0
152 Luwu 2 0 33 2 3 2 1 19 2 0
153 Luwu 2 1 22 2 1 1 1 19 2 0
154 Luwu 2 0 27 1 1 4 1 20 1 0
155 Luwu 2 0 45 1 1 4 0 20 1 0
156 Luwu 2 0 31 2 3 3 1 22 1 0
157 Luwu 2 0 30 2 3 3 1 22 1 0
158 Luwu 2 0 48 1 2 5 0 22 2 0
159 Luwu 2 0 46 2 3 4 1 22 2 0
160 Luwu 2 0 37 2 1 3 1 23 2 0
161 Luwu 2 0 29 2 3 1 0 25 2 0
162 Luwu 2 0 49 1 1 6 0 28 1 0
163 Luwu 2 1 35 2 3 4 1 21 2 0 7 1
164 Luwu 2 1 23 2 3 1 1 21 2 1 7 1
165 Luwu 2 1 35 2 3 2 1 32 2 0 31 1
166 Luwu 2 0 35 2 3 3 1 23 2 0 5 3
167 Luwu 2 0 27 1 3 1 1 25 1 0 5 3
168 Luwu 2 1 44 1 3 6 1 16 1 0 5 7
Luwu-
2 0 41 2 2 4 0 15 2 0
169 Timur
Luwu-
2 0 38 1 1 2 1 16 2 0
170 Timur
Luwu-
2 1 27 1 3 2 1 16 2 1
171 Timur
Luwu-
2 0 42 1 2 6 1 18 2 0
172 Timur
Luwu-
2 0 21 1 1 1 0 20 1 0
173 Timur
Luwu-
2 0 39 2 1 4 1 20 1 1
174 Timur
Luwu-
2 0 35 2 3 1 0 20 2 1
175 Timur
176 Luwu- 2 0 43 1 1 2 1 21 1 0
Timur
Luwu-
2 0 40 2 2 2 1 21 2 0
177 Timur
Luwu-
2 0 41 2 2 4 1 21 2 0
178 Timur
Luwu-
2 1 33 2 2 2 0 21 2 0
179 Timur
Luwu-
2 1 27 2 2 1 0 22 2 0
180 Timur
Luwu-
2 0 29 1 1 4 0 23 2 0
181 Timur
Luwu-
2 0 32 2 3 2 1 23 2 1
182 Timur
Luwu-
2 0 24 1 1 1 0 23 2 0
183 Timur
Luwu-
2 0 24 1 1 1 0 23 2 0
184 Timur
Luwu-
2 0 24 1 1 0 0 24 1 0
185 Timur
Luwu-
2 0 39 1 1 2 0 24 1 0
186 Timur
Luwu-
2 0 44 2 1 2 1 28 2 0
187 Timur
Luwu-
2 0 37 2 2 2 1 33 2 0
188 Timur
Luwu-
2 0 29 1 1 3 1 15 1 0
189 Utara
Luwu-
2 0 20 1 1 1 1 15 1 1
190 Utara
Luwu-
2 0 40 1 3 4 1 16 1 1
191 Utara
Luwu-
2 1 42 1 3 8 0 16 1 1
192 Utara
Luwu-
2 0 32 1 3 2 1 17 1 1
193 Utara
Luwu-
2 0 28 1 3 3 1 17 2 0
194 Utara
Luwu-
2 0 33 1 3 3 1 18 1 1
195 Utara
Luwu-
2 0 41 1 3 5 1 19 1 1
196 Utara
Luwu-
2 0 32 2 3 2 1 19 2 1
197 Utara
Luwu-
2 1 27 1 1 2 1 19 1 1
198 Utara
199 Luwu- 2 0 26 1 1 2 1 20 1 1
Utara
Luwu-
2 0 29 2 1 1 1 21 1 1
200 Utara
Luwu-
2 0 23 2 2 1 0 21 1 0
201 Utara
Luwu-
2 0 29 1 3 0 0 24 1 1
202 Utara
Luwu-
2 0 39 2 3 3 1 24 1 1
203 Utara
Luwu-
2 0 38 1 2 0 0 38 1 1
204 Utara
Luwu-
2 0 45 2 2 0 0 42 1 1
205 Utara
Luwu-
2 0 33 2 3 1 1 26 1 0 5 3
206 Utara
Luwu-
2 1 30 1 1 3 1 19 1 1 6 11
207 Utara
Luwu-
2 0 37 1 2 3 1 21 1 1 5 15
208 Utara
209 Makassar 1 0 37 1 1 4 1 15 1 0
210 Makassar 1 0 44 1 1 6 0 15 1 0
211 Makassar 1 0 49 1 1 1 1 15 1 0
212 Makassar 1 0 36 1 2 5 1 15 1 0
213 Makassar 1 0 45 2 3 3 0 15 1 0
214 Makassar 1 0 46 1 3 6 0 15 1 0
215 Makassar 1 0 30 1 3 2 1 15 1 0
216 Makassar 1 0 36 1 3 3 1 15 1 0
217 Makassar 1 0 40 1 3 3 1 15 1 0
218 Makassar 1 0 34 1 1 3 1 15 2 0
219 Makassar 1 0 37 1 2 2 0 15 2 0
220 Makassar 1 0 18 1 3 2 1 15 2 0
221 Makassar 1 0 32 1 3 5 1 15 2 0
222 Makassar 1 0 40 1 3 3 1 15 2 0
223 Makassar 1 0 23 2 3 3 1 15 2 1
224 Makassar 1 0 24 1 3 2 1 15 2 0
225 Makassar 1 0 38 1 3 5 1 15 2 1
226 Makassar 1 0 46 1 3 1 0 15 2 0
227 Makassar 1 0 48 1 1 4 0 15 2 1
228 Makassar 1 0 41 1 3 5 0 15 2 0
229 Makassar 1 0 29 1 3 2 1 15 2 0
230 Makassar 1 0 35 2 3 2 1 15 2 0
231 Makassar 1 0 49 1 3 8 1 15 2 0
232 Makassar 1 0 33 1 3 2 0 15 2 0
233 Makassar 1 0 46 1 3 3 1 15 2 1
234 Makassar 1 1 48 1 3 4 1 15 1 0
235 Makassar 1 1 39 1 2 0 1 15 2 0
236 Makassar 1 1 41 1 3 4 1 15 2 0
237 Makassar 1 1 45 1 3 3 1 15 2 0
238 Makassar 1 1 47 1 3 3 1 15 2 0
239 Makassar 1 1 21 1 1 1 1 15 2 0
240 Makassar 1 1 31 2 3 3 1 15 2 0
241 Makassar 1 1 22 1 3 1 1 15 2 0
242 Makassar 1 1 20 1 3 1 1 15 2 1
243 Makassar 1 0 17 1 1 1 1 16 1 0
244 Makassar 1 0 31 1 2 3 1 16 1 0
245 Makassar 1 0 35 1 3 4 1 16 1 1
246 Makassar 1 0 40 1 3 3 1 16 1 0
247 Makassar 1 0 49 1 3 4 1 16 1 0
248 Makassar 1 0 32 1 3 4 0 16 1 0
249 Makassar 1 0 20 1 1 1 1 16 2 0
250 Makassar 1 0 22 1 1 3 1 16 2 0
251 Makassar 1 0 34 1 1 2 1 16 2 0
252 Makassar 1 0 28 1 3 2 1 16 2 0
253 Makassar 1 0 28 2 3 2 1 16 2 0
254 Makassar 1 0 18 1 3 1 1 16 2 1
255 Makassar 1 0 18 2 3 1 1 16 2 0
256 Makassar 1 0 36 1 3 4 1 16 2 0
257 Makassar 1 0 34 1 3 3 1 16 2 0
258 Makassar 1 0 25 1 3 4 1 16 2 0
259 Makassar 1 0 35 1 3 2 1 16 2 0
260 Makassar 1 1 17 1 1 1 0 16 1 0
261 Makassar 1 1 33 1 1 1 1 16 2 0
262 Makassar 1 1 21 1 2 1 1 16 2 0
263 Makassar 1 1 17 1 3 1 1 16 2 0
264 Makassar 1 0 20 2 1 1 1 17 1 0
265 Makassar 1 0 40 1 1 5 1 17 1 0
266 Makassar 1 0 22 1 2 1 0 17 1 0
267 Makassar 1 0 23 1 2 2 1 17 1 0
268 Makassar 1 0 46 1 2 3 1 17 1 0
269 Makassar 1 0 48 1 2 4 1 17 1 0
270 Makassar 1 0 25 1 3 2 1 17 1 0
271 Makassar 1 0 38 1 3 4 1 17 1 0
272 Makassar 1 0 41 1 3 4 1 17 1 0
273 Makassar 1 0 44 1 3 6 1 17 1 0
274 Makassar 1 0 27 2 3 2 1 17 1 0
275 Makassar 1 0 35 1 3 4 1 17 1 0
276 Makassar 1 0 35 1 3 3 1 17 1 0
277 Makassar 1 0 18 1 1 1 1 17 2 0
278 Makassar 1 0 32 1 1 4 1 17 2 0
279 Makassar 1 0 18 1 2 1 1 17 2 0
280 Makassar 1 0 20 2 2 2 1 17 2 0
281 Makassar 1 0 21 1 2 1 0 17 2 0
282 Makassar 1 0 25 1 2 1 1 17 2 0
283 Makassar 1 0 33 1 3 4 0 17 2 0
284 Makassar 1 0 42 2 3 2 0 17 2 0
285 Makassar 1 0 44 2 3 5 1 17 2 1
286 Makassar 1 0 22 1 3 2 1 17 2 0
287 Makassar 1 0 26 1 3 2 1 17 2 0
288 Makassar 1 0 35 2 3 3 1 17 2 0
289 Makassar 1 0 32 1 1 5 1 17 2 0
290 Makassar 1 0 23 2 1 2 1 17 2 0
291 Makassar 1 0 18 2 3 0 0 17 2 0
292 Makassar 1 0 17 2 3 0 0 17 2 0
293 Makassar 1 0 36 2 3 3 0 17 2 0
294 Makassar 1 0 48 1 3 3 1 17 2 1
295 Makassar 1 1 21 2 3 2 1 17 2 0
296 Makassar 1 1 47 2 3 4 1 17 2 0
297 Makassar 1 1 38 2 3 3 1 17 2 0
298 Makassar 1 0 27 1 1 2 1 18 1 0
299 Makassar 1 0 38 1 1 2 1 18 1 0
300 Makassar 1 0 23 1 2 2 1 18 1 0
301 Makassar 1 0 32 1 2 3 1 18 1 0
302 Makassar 1 0 35 1 2 7 0 18 1 0
303 Makassar 1 0 20 2 3 1 1 18 1 0
304 Makassar 1 0 31 1 3 3 1 18 1 0
305 Makassar 1 0 35 1 3 4 1 18 1 0
306 Makassar 1 0 22 1 3 2 1 18 1 0
307 Makassar 1 0 43 2 3 7 0 18 1 0
308 Makassar 1 0 24 2 1 2 1 18 2 0
309 Makassar 1 0 38 1 1 2 1 18 2 0
310 Makassar 1 0 33 1 1 3 1 18 2 0
311 Makassar 1 0 19 2 2 1 1 18 2 1
312 Makassar 1 0 21 2 2 1 1 18 2 0
313 Makassar 1 0 28 2 2 2 1 18 2 0
314 Makassar 1 0 19 2 3 1 1 18 2 1
315 Makassar 1 0 20 1 3 2 1 18 2 0
316 Makassar 1 0 22 1 3 2 1 18 2 0
317 Makassar 1 0 23 2 3 0 1 18 2 0
318 Makassar 1 0 23 2 3 2 1 18 2 0
319 Makassar 1 0 28 1 3 2 1 18 2 0
320 Makassar 1 0 29 2 3 2 1 18 2 0
321 Makassar 1 0 33 1 3 3 1 18 2 0
322 Makassar 1 0 34 1 3 2 1 18 2 1
323 Makassar 1 0 34 2 3 1 1 18 2 0
324 Makassar 1 0 36 1 3 5 1 18 2 0
325 Makassar 1 0 38 1 3 4 1 18 2 0
326 Makassar 1 0 41 1 3 3 1 18 2 0
327 Makassar 1 0 44 1 3 7 1 18 2 0
328 Makassar 1 0 45 2 3 4 1 18 2 0
329 Makassar 1 0 24 2 3 1 0 18 2 0
330 Makassar 1 0 30 2 3 3 1 18 2 0
331 Makassar 1 0 32 2 3 2 1 18 2 0
332 Makassar 1 0 32 2 3 2 1 18 2 0
333 Makassar 1 0 37 1 3 3 1 18 2 0
334 Makassar 1 0 42 1 3 4 1 18 2 0
335 Makassar 1 0 46 2 3 3 1 18 2 0
336 Makassar 1 0 47 2 3 5 1 18 2 0
337 Makassar 1 0 44 1 3 5 1 18 2 0
338 Makassar 1 0 44 2 3 2 1 18 2 0
339 Makassar 1 0 29 1 3 2 1 18 2 0
340 Makassar 1 0 45 2 3 3 1 18 2 1
341 Makassar 1 0 20 2 2 1 1 18 2 0
342 Makassar 1 0 37 2 2 4 0 18 2 1
343 Makassar 1 0 19 1 3 0 0 18 2 0
344 Makassar 1 0 22 2 3 2 1 18 2 0
345 Makassar 1 0 38 2 3 5 1 18 2 1
346 Makassar 1 0 34 1 3 4 1 18 2 0
347 Makassar 1 1 19 2 3 1 0 18 1 0
348 Makassar 1 1 22 1 3 2 0 18 1 0
349 Makassar 1 1 43 1 1 6 1 18 2 0
350 Makassar 1 1 24 1 2 2 0 18 2 1
351 Makassar 1 1 24 1 3 2 1 18 2 0
352 Makassar 1 1 32 2 3 3 1 18 2 0
353 Makassar 1 1 30 2 3 3 0 18 2 0
354 Makassar 1 1 39 2 3 3 1 18 2 0
355 Makassar 1 1 42 1 3 4 1 18 2 0
356 Makassar 1 1 44 2 3 1 1 18 2 0
357 Makassar 1 1 48 1 3 4 1 18 2 0
358 Makassar 1 1 31 2 3 3 1 18 2 0
359 Makassar 1 0 31 1 1 5 1 19 1 0
360 Makassar 1 0 35 2 1 3 1 19 1 1
361 Makassar 1 0 31 1 1 4 1 19 1 0
362 Makassar 1 0 31 1 2 2 1 19 1 0
363 Makassar 1 0 20 2 3 1 1 19 1 0
364 Makassar 1 0 28 2 3 2 1 19 1 0
365 Makassar 1 0 36 2 3 4 1 19 1 0
366 Makassar 1 0 41 2 3 1 1 19 1 0
367 Makassar 1 0 42 1 3 3 0 19 1 0
368 Makassar 1 0 45 1 3 7 1 19 1 0
369 Makassar 1 0 23 2 3 1 1 19 1 0
370 Makassar 1 0 27 1 3 2 1 19 1 0
371 Makassar 1 0 28 1 3 3 1 19 1 0
372 Makassar 1 0 34 1 3 2 1 19 1 0
373 Makassar 1 0 39 2 3 4 1 19 1 0
374 Makassar 1 0 45 2 3 4 1 19 1 0
375 Makassar 1 0 36 1 1 4 1 19 2 0
376 Makassar 1 0 31 2 3 2 1 19 2 1
377 Makassar 1 0 34 1 3 4 1 19 2 0
378 Makassar 1 0 35 2 3 1 1 19 2 0
379 Makassar 1 0 37 1 3 4 0 19 2 0
380 Makassar 1 0 46 1 3 1 0 19 2 0
381 Makassar 1 0 46 1 3 3 1 19 2 1
382 Makassar 1 0 47 2 3 2 0 19 2 0
383 Makassar 1 0 20 2 3 1 1 19 2 0
384 Makassar 1 0 21 2 3 1 1 19 2 1
385 Makassar 1 0 27 1 3 1 0 19 2 0
386 Makassar 1 0 27 1 3 2 1 19 2 0
387 Makassar 1 0 28 2 3 2 1 19 2 0
388 Makassar 1 0 30 2 3 2 1 19 2 0
389 Makassar 1 0 30 2 3 3 1 19 2 0
390 Makassar 1 0 33 2 3 3 1 19 2 0
391 Makassar 1 0 34 2 3 3 1 19 2 0
392 Makassar 1 0 21 1 3 0 0 19 2 0
393 Makassar 1 0 48 1 3 4 1 19 2 0
394 Makassar 1 0 27 2 3 2 1 19 2 0
395 Makassar 1 0 39 2 3 4 1 19 2 0
396 Makassar 1 0 45 2 3 5 1 19 2 0
397 Makassar 1 0 44 1 1 2 1 19 2 0
398 Makassar 1 0 21 1 1 1 1 19 2 0
399 Makassar 1 0 38 2 3 4 1 19 2 1
400 Makassar 1 0 41 2 3 3 1 19 2 0
401 Makassar 1 0 44 2 3 5 1 19 2 0
402 Makassar 1 0 19 2 3 0 0 19 2 0
403 Makassar 1 0 24 1 3 2 1 19 2 0
404 Makassar 1 0 41 2 3 2 1 19 2 0
405 Makassar 1 0 46 2 3 4 1 19 2 0
406 Makassar 1 0 26 2 3 1 0 19 2 0
407 Makassar 1 0 29 2 3 4 1 19 2 0
408 Makassar 1 0 32 2 3 2 1 19 2 0
409 Makassar 1 0 41 2 3 3 0 19 2 0
410 Makassar 1 1 19 1 1 0 0 19 1 0
411 Makassar 1 1 26 2 3 1 0 19 1 0
412 Makassar 1 1 38 1 1 7 1 19 2 0
413 Makassar 1 1 32 2 2 2 1 19 2 0
414 Makassar 1 1 44 2 3 3 1 19 2 0
415 Makassar 1 1 20 2 3 1 1 19 2 0
416 Makassar 1 1 39 2 3 4 1 19 2 0
417 Makassar 1 1 42 2 3 4 1 19 2 0
418 Makassar 1 1 23 2 3 1 0 19 2 0
419 Makassar 1 1 42 2 3 2 0 19 2 0
420 Makassar 1 1 27 2 3 3 1 19 2 0
421 Makassar 1 0 43 1 1 2 1 20 1 0
422 Makassar 1 0 40 1 2 5 1 20 1 0
423 Makassar 1 0 46 1 2 6 1 20 1 0
424 Makassar 1 0 23 1 3 1 1 20 1 0
425 Makassar 1 0 44 1 3 1 1 20 1 0
426 Makassar 1 0 45 1 3 2 1 20 1 0
427 Makassar 1 0 33 2 3 2 1 20 1 1
428 Makassar 1 0 39 2 3 6 1 20 1 0
429 Makassar 1 0 21 2 2 1 0 20 2 0
430 Makassar 1 0 23 2 2 2 1 20 2 0
431 Makassar 1 0 35 1 2 4 1 20 2 0
432 Makassar 1 0 35 1 2 2 0 20 2 0
433 Makassar 1 0 43 1 2 2 0 20 2 0
434 Makassar 1 0 26 2 3 2 1 20 2 0
435 Makassar 1 0 35 1 3 4 1 20 2 1
436 Makassar 1 0 37 2 3 2 1 20 2 0
437 Makassar 1 0 46 2 3 2 0 20 2 0
438 Makassar 1 0 47 2 3 2 1 20 2 1
439 Makassar 1 0 49 2 3 0 0 20 2 0
440 Makassar 1 0 20 2 3 0 0 20 2 0
441 Makassar 1 0 23 2 3 1 1 20 2 0
442 Makassar 1 0 24 2 3 1 1 20 2 0
443 Makassar 1 0 27 1 3 1 1 20 2 0
444 Makassar 1 0 39 1 3 2 1 20 2 1
445 Makassar 1 0 39 2 3 4 1 20 2 0
446 Makassar 1 0 42 2 3 3 1 20 2 0
447 Makassar 1 0 44 2 3 2 1 20 2 0
448 Makassar 1 0 45 1 3 3 1 20 2 0
449 Makassar 1 0 32 2 2 3 1 20 2 1
450 Makassar 1 0 30 2 3 2 1 20 2 0
451 Makassar 1 0 36 2 3 3 0 20 2 1
452 Makassar 1 0 44 2 3 2 0 20 2 0
453 Makassar 1 0 45 1 3 2 0 20 2 1
454 Makassar 1 0 28 2 3 0 0 20 2 0
455 Makassar 1 0 35 1 3 6 1 20 2 1
456 Makassar 1 0 20 2 3 0 0 20 2 0
457 Makassar 1 0 25 1 3 3 1 20 2 0
458 Makassar 1 0 26 1 3 2 1 20 2 1
459 Makassar 1 0 32 2 3 2 1 20 2 0
460 Makassar 1 0 38 2 3 2 1 20 2 0
461 Makassar 1 0 42 2 3 8 1 20 2 0
462 Makassar 1 0 43 2 3 3 1 20 2 0
463 Makassar 1 0 35 1 3 2 1 20 2 0
464 Makassar 1 0 36 1 3 4 1 20 2 1
465 Makassar 1 0 40 2 3 4 1 20 2 0
466 Makassar 1 0 34 2 3 3 1 20 2 0
467 Makassar 1 0 45 2 3 3 1 20 2 0
468 Makassar 1 1 43 1 2 1 1 20 1 0
469 Makassar 1 1 32 1 3 3 1 20 1 0
470 Makassar 1 1 49 2 3 4 1 20 1 0
471 Makassar 1 1 46 2 3 5 1 20 2 0
472 Makassar 1 1 21 2 3 1 0 20 2 0
473 Makassar 1 1 26 2 3 1 0 20 2 0
474 Makassar 1 1 40 2 3 5 0 20 2 0
475 Makassar 1 1 45 1 3 3 1 20 2 0
476 Makassar 1 1 34 2 3 2 1 20 2 0
477 Makassar 1 1 36 2 3 4 0 20 2 0
478 Makassar 1 1 40 2 3 4 1 20 2 0
479 Makassar 1 1 41 1 3 3 1 20 2 0
480 Makassar 1 1 43 2 3 4 1 20 2 0
481 Makassar 1 1 43 2 3 2 1 20 2 0
482 Makassar 1 1 24 1 3 1 0 20 2 0
483 Makassar 1 1 46 2 3 5 1 20 2 0
484 Makassar 1 1 39 2 3 4 1 20 2 1
485 Makassar 1 1 42 2 3 3 1 20 2 0
486 Makassar 1 0 29 2 2 3 1 21 1 0
487 Makassar 1 0 30 2 2 2 1 21 1 0
488 Makassar 1 0 34 1 2 4 1 21 1 1
489 Makassar 1 0 41 1 2 4 1 21 1 0
490 Makassar 1 0 42 1 2 6 1 21 1 0
491 Makassar 1 0 42 2 2 2 0 21 1 0
492 Makassar 1 0 22 1 3 0 0 21 1 0
493 Makassar 1 0 29 2 3 1 1 21 1 0
494 Makassar 1 0 31 2 3 0 1 21 1 0
495 Makassar 1 0 33 1 3 2 1 21 1 0
496 Makassar 1 0 40 2 3 2 0 21 1 0
497 Makassar 1 0 31 2 3 1 1 21 1 0
498 Makassar 1 0 31 2 3 2 1 21 1 0
499 Makassar 1 0 22 1 1 1 1 21 2 0
500 Makassar 1 0 23 2 1 1 1 21 2 0
501 Makassar 1 0 22 2 2 1 1 21 2 0
502 Makassar 1 0 23 1 2 1 1 21 2 0
503 Makassar 1 0 25 1 2 0 0 21 2 0
504 Makassar 1 0 41 2 2 3 1 21 2 0
505 Makassar 1 0 21 1 3 0 0 21 2 0
506 Makassar 1 0 22 2 3 1 1 21 2 0
507 Makassar 1 0 30 1 3 3 1 21 2 0
508 Makassar 1 0 30 2 3 0 1 21 2 0
509 Makassar 1 0 40 2 3 4 1 21 2 1
510 Makassar 1 0 27 1 3 2 1 21 2 0
511 Makassar 1 0 27 2 3 2 1 21 2 0
512 Makassar 1 0 27 2 3 2 1 21 2 1
513 Makassar 1 0 27 2 3 2 1 21 2 0
514 Makassar 1 0 28 2 3 0 0 21 2 0
515 Makassar 1 0 30 2 3 2 1 21 2 0
516 Makassar 1 0 31 2 3 2 1 21 2 0
517 Makassar 1 0 36 2 3 2 1 21 2 0
518 Makassar 1 0 36 2 3 3 1 21 2 0
519 Makassar 1 0 39 2 3 3 1 21 2 1
520 Makassar 1 0 41 2 3 3 1 21 2 0
521 Makassar 1 0 42 2 3 3 1 21 2 0
522 Makassar 1 0 48 1 3 7 1 21 2 0
523 Makassar 1 0 48 1 3 3 1 21 2 0
524 Makassar 1 0 46 2 3 0 1 21 2 0
525 Makassar 1 0 24 2 3 2 1 21 2 0
526 Makassar 1 0 25 2 3 1 1 21 2 0
527 Makassar 1 0 43 2 3 4 1 21 2 0
528 Makassar 1 0 47 2 3 5 1 21 2 0
529 Makassar 1 0 47 2 3 2 1 21 2 0
530 Makassar 1 0 38 2 3 4 1 21 2 0
531 Makassar 1 0 33 2 3 3 1 21 2 1
532 Makassar 1 0 34 2 3 4 1 21 2 0
533 Makassar 1 1 43 1 1 5 1 21 1 0
534 Makassar 1 1 22 1 3 1 1 21 1 0
535 Makassar 1 1 41 1 3 4 0 21 1 0
536 Makassar 1 1 28 2 3 3 1 21 2 0
537 Makassar 1 1 35 2 3 2 1 21 2 0
538 Makassar 1 1 28 2 3 1 1 21 2 0
539 Makassar 1 1 39 2 3 2 1 21 2 1
540 Makassar 1 1 44 2 3 3 1 21 2 0
541 Makassar 1 1 23 2 3 1 0 21 2 0
542 Makassar 1 1 39 1 3 5 1 21 2 0
543 Makassar 1 1 46 1 3 5 1 21 2 0
544 Makassar 1 1 45 2 3 2 1 21 2 0
545 Makassar 1 0 26 1 1 2 1 22 1 0
546 Makassar 1 0 40 1 1 0 0 22 1 0
547 Makassar 1 0 23 2 2 1 1 22 1 0
548 Makassar 1 0 31 2 2 2 0 22 1 0
549 Makassar 1 0 27 1 3 1 1 22 1 0
550 Makassar 1 0 44 1 3 6 1 22 1 0
551 Makassar 1 0 23 1 3 0 0 22 1 0
552 Makassar 1 0 28 2 3 1 0 22 1 0
553 Makassar 1 0 40 1 3 4 0 22 1 1
554 Makassar 1 0 41 2 3 3 0 22 1 0
555 Makassar 1 0 36 1 3 5 1 22 2 0
556 Makassar 1 0 22 2 2 1 0 22 2 0
557 Makassar 1 0 38 2 2 2 1 22 2 0
558 Makassar 1 0 33 2 3 0 0 22 2 1
559 Makassar 1 0 33 2 3 2 1 22 2 0
560 Makassar 1 0 36 2 3 2 1 22 2 0
561 Makassar 1 0 37 2 3 3 1 22 2 0
562 Makassar 1 0 37 2 3 5 1 22 2 0
563 Makassar 1 0 38 1 3 2 1 22 2 0
564 Makassar 1 0 41 2 3 3 1 22 2 0
565 Makassar 1 0 44 2 3 3 1 22 2 0
566 Makassar 1 0 48 2 3 1 0 22 2 0
567 Makassar 1 0 47 2 3 2 0 22 2 0
568 Makassar 1 0 35 2 1 4 1 22 2 0
569 Makassar 1 0 38 2 3 3 1 22 2 0
570 Makassar 1 0 25 2 3 1 1 22 2 0
571 Makassar 1 0 30 2 3 2 1 22 2 0
572 Makassar 1 0 43 2 3 3 1 22 2 0
573 Makassar 1 0 44 2 3 3 1 22 2 0
574 Makassar 1 0 48 2 3 4 0 22 2 0
575 Makassar 1 0 37 1 1 4 1 22 2 1
576 Makassar 1 0 34 1 1 3 1 22 2 0
577 Makassar 1 0 36 2 3 2 1 22 2 1
578 Makassar 1 0 37 2 3 2 1 22 2 0
579 Makassar 1 0 43 2 3 4 1 22 2 0
580 Makassar 1 0 27 2 3 2 1 22 2 0
581 Makassar 1 0 29 2 3 1 1 22 2 0
582 Makassar 1 0 31 2 3 3 1 22 2 0
583 Makassar 1 0 37 2 3 1 0 22 2 0
584 Makassar 1 1 24 2 3 0 0 22 1 0
585 Makassar 1 1 28 1 1 0 1 22 2 1
586 Makassar 1 1 46 1 2 4 1 22 2 1
587 Makassar 1 1 36 1 3 2 1 22 2 0
588 Makassar 1 1 40 1 3 4 1 22 2 0
589 Makassar 1 1 28 2 3 2 1 22 2 0
590 Makassar 1 1 39 2 3 3 1 22 2 0
591 Makassar 1 1 25 2 3 1 0 22 2 0
592 Makassar 1 1 36 1 3 2 0 22 2 1
593 Makassar 1 1 38 2 3 5 0 22 2 1
594 Makassar 1 1 45 2 3 3 1 22 2 1
595 Makassar 1 1 26 1 3 1 0 22 2 0
596 Makassar 1 1 41 1 3 5 0 22 2 0
597 Makassar 1 1 44 2 3 2 1 22 2 0
598 Makassar 1 0 35 1 1 4 1 23 1 0
599 Makassar 1 0 34 1 1 1 1 23 1 0
600 Makassar 1 0 31 2 3 3 1 23 1 0
601 Makassar 1 0 34 2 3 3 1 23 1 1
602 Makassar 1 0 47 2 3 2 0 23 1 0
603 Makassar 1 0 25 1 3 2 1 23 1 0
604 Makassar 1 0 33 2 3 2 1 23 1 0
605 Makassar 1 0 39 2 3 3 1 23 1 0
606 Makassar 1 0 42 2 3 5 1 23 1 0
607 Makassar 1 0 24 1 1 1 1 23 2 0
608 Makassar 1 0 23 2 3 0 0 23 2 0
609 Makassar 1 0 24 2 3 1 1 23 2 0
610 Makassar 1 0 36 1 3 3 1 23 2 0
611 Makassar 1 0 36 2 3 3 1 23 2 0
612 Makassar 1 0 39 1 3 6 1 23 2 0
613 Makassar 1 0 26 2 3 1 1 23 2 0
614 Makassar 1 0 27 2 3 1 1 23 2 0
615 Makassar 1 0 36 2 3 4 1 23 2 0
616 Makassar 1 0 47 2 3 4 1 23 2 0
617 Makassar 1 0 36 2 1 5 1 23 2 0
618 Makassar 1 0 33 1 2 2 1 23 2 1
619 Makassar 1 0 38 2 3 2 1 23 2 0
620 Makassar 1 0 31 2 3 0 0 23 2 0
621 Makassar 1 0 31 2 3 3 1 23 2 1
622 Makassar 1 0 35 2 3 2 1 23 2 0
623 Makassar 1 0 44 2 2 3 0 23 2 0
624 Makassar 1 0 48 2 3 2 1 23 2 0
625 Makassar 1 0 25 2 3 0 0 23 2 0
626 Makassar 1 0 33 2 3 3 1 23 2 0
627 Makassar 1 0 35 2 3 2 1 23 2 0
628 Makassar 1 0 37 2 3 2 0 23 2 0
629 Makassar 1 0 37 2 3 4 1 23 2 0
630 Makassar 1 0 42 2 3 3 1 23 2 0
631 Makassar 1 0 44 2 3 3 1 23 2 0
632 Makassar 1 0 48 2 3 3 0 23 2 0
633 Makassar 1 1 44 2 3 2 1 23 1 0
634 Makassar 1 1 26 2 3 1 0 23 2 0
635 Makassar 1 1 46 2 3 3 1 23 2 0
636 Makassar 1 1 47 2 3 2 1 23 2 0
637 Makassar 1 1 44 2 3 2 1 23 2 0
638 Makassar 1 1 43 2 3 4 1 23 2 1
639 Makassar 1 1 48 2 3 4 1 23 2 0
640 Makassar 1 0 30 1 2 2 1 24 1 1
641 Makassar 1 0 27 1 3 1 0 24 1 0
642 Makassar 1 0 27 2 3 1 1 24 1 0
643 Makassar 1 0 32 1 3 1 0 24 1 0
644 Makassar 1 0 42 1 2 2 1 24 2 1
645 Makassar 1 0 25 2 3 1 1 24 2 1
646 Makassar 1 0 30 2 3 3 1 24 2 0
647 Makassar 1 0 32 1 3 2 1 24 2 0
648 Makassar 1 0 25 2 3 1 1 24 2 0
649 Makassar 1 0 27 2 3 1 1 24 2 0
650 Makassar 1 0 32 2 3 3 1 24 2 1
651 Makassar 1 0 33 1 3 2 1 24 2 0
652 Makassar 1 0 35 2 3 2 1 24 2 0
653 Makassar 1 0 36 2 3 1 1 24 2 0
654 Makassar 1 0 39 2 3 2 1 24 2 0
655 Makassar 1 0 42 2 3 2 1 24 2 1
656 Makassar 1 0 40 2 3 2 1 24 2 0
657 Makassar 1 0 27 2 3 0 0 24 2 0
658 Makassar 1 0 30 2 3 2 1 24 2 0
659 Makassar 1 0 33 2 3 3 1 24 2 0
660 Makassar 1 0 37 2 3 2 1 24 2 0
661 Makassar 1 0 26 1 3 1 1 24 2 0
662 Makassar 1 0 28 2 3 1 0 24 2 0
663 Makassar 1 0 30 2 3 2 1 24 2 0
664 Makassar 1 0 33 2 3 1 0 24 2 0
665 Makassar 1 0 33 2 3 2 1 24 2 0
666 Makassar 1 0 33 2 3 2 1 24 2 0
667 Makassar 1 0 38 2 3 2 1 24 2 0
668 Makassar 1 0 49 2 3 2 1 24 2 0
669 Makassar 1 0 26 2 3 1 1 24 2 0
670 Makassar 1 0 30 2 3 2 1 24 2 0
671 Makassar 1 0 46 2 3 2 1 24 2 0
672 Makassar 1 0 49 2 3 3 1 24 2 0
673 Makassar 1 1 42 1 3 2 1 24 1 0
674 Makassar 1 1 37 2 3 2 1 24 1 0
675 Makassar 1 1 41 2 3 4 1 24 1 0
676 Makassar 1 1 26 1 1 1 0 24 2 0
677 Makassar 1 1 48 2 3 4 1 24 2 0
678 Makassar 1 1 42 2 3 3 1 24 2 1
679 Makassar 1 1 27 2 3 1 0 24 2 0
680 Makassar 1 1 29 2 3 2 1 24 2 0
681 Makassar 1 1 32 2 3 3 0 24 2 0
682 Makassar 1 1 42 2 3 3 1 24 2 0
683 Makassar 1 1 43 2 3 3 1 24 2 0
684 Makassar 1 1 35 1 3 2 1 24 2 0
685 Makassar 1 1 35 2 3 3 0 24 2 0
686 Makassar 1 1 42 2 3 3 1 24 2 0
687 Makassar 1 0 39 2 2 2 1 25 1 0
688 Makassar 1 0 35 1 3 3 1 25 1 0
689 Makassar 1 0 46 2 3 1 1 25 1 0
690 Makassar 1 0 30 2 3 1 1 25 1 0
691 Makassar 1 0 32 2 3 3 1 25 1 0
692 Makassar 1 0 36 2 3 0 0 25 1 0
693 Makassar 1 0 41 2 3 3 1 25 1 0
694 Makassar 1 0 48 1 3 3 1 25 1 0
695 Makassar 1 0 46 1 2 3 1 25 2 0
696 Makassar 1 0 42 2 2 3 0 25 2 0
697 Makassar 1 0 44 2 2 1 0 25 2 0
698 Makassar 1 0 27 2 3 1 1 25 2 0
699 Makassar 1 0 45 1 3 3 1 25 2 0
700 Makassar 1 0 49 1 3 3 1 25 2 0
701 Makassar 1 0 30 2 3 0 0 25 2 1
702 Makassar 1 0 32 2 3 3 1 25 2 0
703 Makassar 1 0 42 2 3 3 1 25 2 0
704 Makassar 1 0 47 2 3 4 1 25 2 0
705 Makassar 1 0 49 2 3 1 0 25 2 0
706 Makassar 1 0 32 2 3 0 0 25 2 1
707 Makassar 1 0 30 2 3 0 0 25 2 0
708 Makassar 1 0 29 2 3 2 1 25 2 0
709 Makassar 1 0 31 2 3 2 1 25 2 0
710 Makassar 1 0 33 2 3 0 0 25 2 0
711 Makassar 1 0 39 2 3 3 1 25 2 0
712 Makassar 1 0 45 1 3 4 1 25 2 0
713 Makassar 1 0 46 2 3 3 1 25 2 0
714 Makassar 1 0 26 2 3 0 0 25 2 0
715 Makassar 1 0 28 2 3 1 1 25 2 0
716 Makassar 1 0 32 2 3 1 0 25 2 0
717 Makassar 1 0 47 2 3 1 1 25 2 0
718 Makassar 1 1 32 2 3 2 1 25 2 0
719 Makassar 1 1 49 2 3 4 1 25 2 0
720 Makassar 1 1 26 2 3 1 0 25 2 0
721 Makassar 1 1 29 2 3 2 0 25 2 0
722 Makassar 1 1 30 2 3 1 0 25 2 0
723 Makassar 1 1 36 1 3 2 1 25 2 0
724 Makassar 1 1 46 1 3 4 1 25 2 0
725 Makassar 1 1 46 2 3 4 1 25 2 0
726 Makassar 1 1 38 1 1 4 1 25 2 0
727 Makassar 1 1 30 2 3 2 0 25 2 0
728 Makassar 1 1 40 2 3 4 1 25 2 0
729 Makassar 1 1 43 2 3 3 0 25 2 0
730 Makassar 1 1 48 2 3 3 1 25 2 0
731 Makassar 1 0 29 2 3 0 0 26 1 0
732 Makassar 1 0 35 1 3 1 0 26 1 0
733 Makassar 1 0 44 2 3 2 1 26 1 0
734 Makassar 1 0 45 2 3 2 1 26 1 0
735 Makassar 1 0 48 2 3 2 1 26 1 0
736 Makassar 1 0 28 2 3 0 0 26 2 0
737 Makassar 1 0 34 1 3 1 1 26 2 0
738 Makassar 1 0 32 2 3 2 1 26 2 0
739 Makassar 1 0 37 2 3 3 1 26 2 0
740 Makassar 1 0 41 2 3 1 1 26 2 0
741 Makassar 1 0 42 2 3 3 1 26 2 0
742 Makassar 1 0 46 1 3 3 1 26 2 1
743 Makassar 1 0 46 2 3 3 1 26 2 0
744 Makassar 1 0 47 2 3 3 0 26 2 0
745 Makassar 1 0 30 1 3 1 1 26 2 0
746 Makassar 1 0 36 2 3 2 1 26 2 0
747 Makassar 1 0 34 2 3 1 0 26 2 0
748 Makassar 1 0 29 2 3 2 1 26 2 0
749 Makassar 1 0 32 2 3 2 1 26 2 0
750 Makassar 1 0 34 2 3 2 1 26 2 0
751 Makassar 1 0 47 1 2 5 1 26 2 0
752 Makassar 1 0 39 2 3 3 1 26 2 1
753 Makassar 1 0 41 2 3 2 0 26 2 0
754 Makassar 1 0 26 2 3 0 0 26 2 0
755 Makassar 1 1 40 2 3 4 1 26 1 0
756 Makassar 1 1 28 2 3 1 0 26 2 0
757 Makassar 1 1 39 2 3 3 1 26 2 1
758 Makassar 1 1 31 2 3 3 1 26 2 0
759 Makassar 1 1 36 2 3 2 0 26 2 0
760 Makassar 1 0 42 1 1 0 0 27 1 0
761 Makassar 1 0 31 2 2 1 1 27 1 0
762 Makassar 1 0 47 2 3 3 1 27 1 0
763 Makassar 1 0 48 2 3 3 1 27 1 0
764 Makassar 1 0 29 2 2 1 0 27 2 0
765 Makassar 1 0 32 1 2 2 1 27 2 0
766 Makassar 1 0 32 1 3 0 0 27 2 0
767 Makassar 1 0 28 2 3 1 0 27 2 0
768 Makassar 1 0 31 2 3 1 0 27 2 0
769 Makassar 1 0 32 1 3 0 0 27 2 0
770 Makassar 1 0 34 2 3 1 1 27 2 0
771 Makassar 1 0 42 2 3 2 1 27 2 0
772 Makassar 1 0 45 2 3 4 1 27 2 1
773 Makassar 1 0 48 1 3 2 1 27 2 0
774 Makassar 1 0 29 2 3 0 1 27 2 0
775 Makassar 1 0 39 2 3 2 1 27 2 0
776 Makassar 1 0 33 2 3 2 1 27 2 0
777 Makassar 1 0 35 2 3 2 1 27 2 0
778 Makassar 1 0 42 2 3 2 0 27 2 0
779 Makassar 1 0 40 2 3 1 1 27 2 0
780 Makassar 1 0 38 2 3 1 1 27 2 1
781 Makassar 1 0 39 2 3 2 1 27 2 0
782 Makassar 1 1 31 2 3 2 0 27 1 0
783 Makassar 1 1 33 2 3 2 0 27 1 0
784 Makassar 1 1 46 1 3 3 1 27 1 0
785 Makassar 1 1 30 2 3 1 0 27 2 0
786 Makassar 1 1 32 2 3 2 0 27 2 0
787 Makassar 1 1 33 2 3 2 1 27 2 0
788 Makassar 1 1 44 2 3 4 1 27 2 0
789 Makassar 1 0 38 2 3 2 1 28 2 0
790 Makassar 1 0 35 2 3 3 1 28 2 0
791 Makassar 1 0 38 2 3 0 0 28 2 0
792 Makassar 1 0 39 1 3 0 0 28 2 0
793 Makassar 1 0 39 2 3 3 1 28 2 0
794 Makassar 1 0 48 2 3 1 1 28 2 1
795 Makassar 1 0 34 2 3 2 1 28 2 0
796 Makassar 1 0 36 2 3 1 1 28 2 0
797 Makassar 1 0 33 2 3 2 1 28 2 0
798 Makassar 1 1 35 1 3 1 1 28 2 0
799 Makassar 1 1 43 2 3 2 1 28 2 1
800 Makassar 1 0 36 2 3 0 0 29 1 0
801 Makassar 1 0 45 1 3 2 0 29 1 0
802 Makassar 1 0 41 2 1 1 0 29 2 0
803 Makassar 1 0 35 2 2 1 0 29 2 0
804 Makassar 1 0 46 2 3 4 1 29 2 0
805 Makassar 1 0 36 2 3 2 1 29 2 0
806 Makassar 1 0 42 2 3 2 1 29 2 0
807 Makassar 1 0 43 2 3 0 0 29 2 0
808 Makassar 1 0 43 2 3 0 0 29 2 0
809 Makassar 1 0 47 1 3 2 1 29 2 0
810 Makassar 1 0 43 1 2 2 1 29 2 0
811 Makassar 1 0 42 2 3 2 1 29 2 0
812 Makassar 1 1 31 2 3 1 0 29 2 0
813 Makassar 1 1 32 2 3 1 0 29 2 0
814 Makassar 1 1 35 2 3 2 1 29 2 0
815 Makassar 1 1 36 2 3 2 0 29 2 0
816 Makassar 1 1 45 2 3 3 1 29 2 0
817 Makassar 1 0 36 2 3 3 1 30 1 0
818 Makassar 1 0 39 2 3 2 1 30 2 0
819 Makassar 1 0 46 2 3 1 0 30 2 0
820 Makassar 1 0 41 2 3 1 1 30 2 0
821 Makassar 1 1 35 2 3 1 0 30 1 0
822 Makassar 1 1 36 2 3 2 1 30 2 0
823 Makassar 1 1 48 2 3 4 1 30 2 0
824 Makassar 1 1 43 2 3 4 1 30 2 1
825 Makassar 1 0 38 2 3 2 1 31 1 0
826 Makassar 1 0 32 1 3 0 0 31 1 0
827 Makassar 1 0 44 2 3 2 1 31 1 0
828 Makassar 1 0 34 2 3 0 0 31 2 0
829 Makassar 1 0 47 2 3 2 1 31 2 1
830 Makassar 1 0 46 2 2 1 0 31 2 0
831 Makassar 1 0 47 2 3 0 0 31 2 0
832 Makassar 1 1 34 2 3 1 0 31 2 0
833 Makassar 1 1 47 1 3 2 1 31 2 0
834 Makassar 1 1 38 2 3 2 0 31 2 0
835 Makassar 1 0 40 1 3 2 1 32 2 0
836 Makassar 1 0 45 2 3 1 1 32 2 0
837 Makassar 1 0 37 2 3 1 0 32 2 0
838 Makassar 1 0 39 2 3 2 1 32 2 0
839 Makassar 1 0 41 2 3 1 1 32 2 0
840 Makassar 1 0 32 2 3 0 0 32 2 0
841 Makassar 1 0 45 2 3 3 1 32 2 0
842 Makassar 1 1 41 2 3 3 1 32 2 0
843 Makassar 1 0 42 2 3 0 0 33 1 0
844 Makassar 1 0 44 1 3 2 0 33 2 0
845 Makassar 1 0 36 2 3 1 0 33 2 0
846 Makassar 1 1 42 2 3 3 1 33 1 0
847 Makassar 1 1 44 2 3 4 1 33 2 0
848 Makassar 1 1 35 2 3 1 0 33 2 1
849 Makassar 1 0 45 2 3 1 1 34 1 0
850 Makassar 1 0 35 2 3 0 0 34 2 0
851 Makassar 1 0 46 2 3 2 0 34 2 0
852 Makassar 1 0 38 2 3 0 0 34 2 0
853 Makassar 1 0 36 2 3 0 0 35 2 0
854 Makassar 1 0 36 2 3 0 0 35 2 0
855 Makassar 1 0 42 2 3 1 0 35 2 0
856 Makassar 1 0 45 1 3 0 0 35 2 0
857 Makassar 1 0 46 2 3 0 0 35 2 0
858 Makassar 1 1 37 2 3 1 0 35 2 0
859 Makassar 1 0 38 1 3 0 0 36 2 0
860 Makassar 1 0 40 2 3 1 0 36 2 0
861 Makassar 1 0 42 2 2 0 0 37 2 0
862 Makassar 1 1 41 2 3 1 0 37 2 1
863 Makassar 1 0 44 2 3 0 0 38 1 0
864 Makassar 1 0 42 2 3 0 0 38 1 0
865 Makassar 1 0 41 2 2 0 0 39 2 1
866 Makassar 1 0 42 2 3 0 0 39 2 0
867 Makassar 1 0 42 2 3 0 0 39 2 0
868 Makassar 1 1 42 2 3 2 0 39 2 0
869 Makassar 1 0 44 2 3 1 1 40 2 0
870 Makassar 1 1 45 1 3 1 1 40 2 0
871 Makassar 1 1 34 2 3 2 1 23 2 1 31
872 Makassar 1 1 26 2 3 1 1 19 2 0 6 1
873 Makassar 1 1 27 2 3 3 1 22 1 0 9 1
874 Makassar 1 0 38 1 1 1 1 16 2 0 5 3
875 Makassar 1 0 22 1 2 1 1 20 2 0 5 3
876 Makassar 1 0 34 2 3 3 1 22 2 0 5 3
877 Makassar 1 0 30 1 2 2 1 24 2 1 5 3
878 Makassar 1 0 31 2 3 1 1 28 2 0 30 3
879 Makassar 1 0 35 2 3 2 1 28 2 0 31 3
880 Makassar 1 1 21 2 3 1 1 19 1 0 5 5
881 Makassar 1 1 40 2 3 3 1 25 2 0 31 6
882 Makassar 1 1 22 2 3 1 1 18 2 0 7 7
883 Makassar 1 1 47 1 3 5 1 20 1 0 7 7
884 Makassar 1 1 46 2 3 2 1 20 2 0 7 7
885 Makassar 1 1 33 2 3 3 1 20 2 0 6 7
886 Makassar 1 1 34 2 1 3 1 21 2 0 6 7
887 Makassar 1 0 41 1 1 4 1 22 2 1 5 7
888 Makassar 1 1 41 2 2 3 1 23 2 0 7 7
889 Makassar 1 1 42 2 3 2 1 25 2 0 7 7
890 Makassar 1 0 41 2 3 2 1 27 2 0 7 7
891 Makassar 1 1 37 2 3 2 1 27 2 0 5 7
892 Makassar 1 1 32 2 3 3 1 16 2 0 7 8
893 Makassar 1 0 27 2 3 1 1 20 2 0 5 8
894 Makassar 1 1 34 1 3 2 1 20 1 0 6 8
895 Makassar 1 1 37 2 3 2 1 23 2 0 6 8
896 Makassar 1 1 31 2 3 1 1 27 2 0 7 8
897 Makassar 1 1 47 2 3 4 1 24 2 0 9 11
898 Makassar 1 1 30 2 3 3 1 20 2 0 6 14
899 Makassar 1 1 34 1 3 3 1 25 2 0 5 14
900 Makassar 1 1 48 2 3 5 1 20 2 0 6 15
901 Makassar 1 1 23 1 2 1 1 21 2 0 5 15
902 Makassar 1 1 23 1 3 1 1 21 2 0 5 15
903 Makassar 1 1 32 2 3 2 1 25 2 0 7 15
904 Makassar 1 1 48 2 2 2 1 27 2 1 31 15
905 Makassar 1 1 39 2 3 3 1 27 2 0 31 15
906 Maros 1 0 47 1 1 6 1 15 1 0
907 Maros 1 1 43 2 3 7 0 18 1 0
908 Maros 1 1 25 2 3 1 0 20 2 0
909 Maros 1 0 21 2 3 0 0 21 1 0
910 Maros 1 0 33 1 3 2 1 21 2 0
911 Maros 1 0 36 1 2 2 0 22 1 0
912 Maros 1 0 32 1 2 0 0 22 2 0
913 Maros 1 0 46 2 3 1 0 22 2 0
914 Maros 1 0 30 2 3 2 1 23 2 1
915 Maros 1 1 32 2 3 2 0 28 1 0
916 Maros 1 0 41 2 3 1 1 34 1 1
917 Maros 1 1 49 2 3 1 0 38 2 0
918 Palopo 1 0 31 2 3 2 1 19 2 0
919 Palopo 1 1 39 2 1 7 0 19 2 0
920 Palopo 1 0 28 2 3 2 1 20 2 0
921 Palopo 1 1 20 2 3 0 0 20 2 0
922 Palopo 1 0 44 1 3 3 0 21 2 0
923 Palopo 1 1 38 1 3 5 1 21 1 0
924 Palopo 1 0 43 2 3 2 1 22 2 0
925 Palopo 1 1 32 2 3 1 1 22 2 0
926 Palopo 1 0 40 2 3 4 1 23 2 0
927 Palopo 1 0 40 2 3 2 1 23 2 0
928 Palopo 1 0 46 2 3 4 1 23 2 0
929 Palopo 1 0 40 2 3 3 1 24 2 0
930 Palopo 1 0 40 1 3 3 0 24 2 0
931 Palopo 1 0 46 2 3 4 1 24 2 0
932 Palopo 1 1 30 2 2 3 1 24 2 0
933 Palopo 1 0 30 2 3 2 1 25 2 0
934 Palopo 1 1 46 1 2 5 1 25 1 0
935 Palopo 1 0 42 2 3 0 0 26 2 0
936 Palopo 1 0 40 2 3 1 1 26 2 0
937 Palopo 1 0 44 2 3 4 1 27 2 0
938 Palopo 1 0 42 1 1 6 1 28 2 0
939 Palopo 1 0 35 2 3 1 0 30 2 0
940 Palopo 1 0 42 2 3 1 0 33 2 0
941 Palopo 1 1 20 2 3 1 1 19 2 0 7 1
942 Palopo 1 0 40 2 3 2 1 25 2 0 4 7
943 Palopo 1 1 28 1 3 1 1 20 1 0 5 14
944 Pangkep 2 1 45 1 3 6 1 15 2 0
945 Pangkep 2 0 46 1 1 5 0 16 2 0
946 Pangkep 2 1 43 2 3 3 1 18 1 0
947 Pangkep 2 0 22 2 2 1 1 19 2 0
948 Pangkep 2 0 23 2 1 0 0 22 2 1
949 Pangkep 2 1 38 2 1 4 1 22 2 1
950 Pangkep 2 0 32 2 2 2 1 23 2 1
951 Pangkep 2 0 29 2 3 0 0 27 2 0
952 Pangkep 2 1 43 1 1 2 1 27 2 1
953 Pangkep 2 1 43 2 2 2 1 28 2 0
954 Pangkep 2 0 45 1 2 0 1 34 2 0
955 Parepare 1 0 47 1 3 4 1 17 2 0
956 Parepare 1 0 25 1 1 2 1 18 2 0
957 Parepare 1 0 21 1 3 1 1 18 2 0
958 Parepare 1 0 31 2 2 3 1 19 2 0
959 Parepare 1 0 38 1 3 2 0 19 2 1
960 Parepare 1 0 35 2 2 4 1 20 2 0
961 Parepare 1 0 41 1 1 4 1 20 2 1
962 Parepare 1 1 35 1 3 4 1 20 2 0
963 Parepare 1 0 29 2 3 1 1 27 2 1
964 Parepare 1 0 44 2 1 1 0 33 2 1
965 Parepare 1 0 49 1 1 1 1 34 2 0
966 Parepare 1 0 34 1 3 1 1 18 2 0 5 3
967 Parepare 1 1 38 2 2 3 1 18 2 0 5 12
968 Pinrang 2 0 47 1 1 3 1 15 1 0
969 Pinrang 2 0 47 1 2 4 1 15 2 0
970 Pinrang 2 0 43 1 3 4 1 16 1 0
971 Pinrang 2 0 19 1 1 1 1 17 2 0
972 Pinrang 2 0 39 2 3 2 1 17 2 0
973 Pinrang 2 0 27 1 1 2 1 17 2 0
974 Pinrang 2 0 19 2 3 1 1 18 1 0
975 Pinrang 2 0 30 1 2 2 1 20 2 0
976 Pinrang 2 0 30 1 1 1 0 22 2 0
977 Pinrang 2 0 45 2 1 2 1 22 2 0
978 Pinrang 2 0 38 1 3 2 1 22 2 0
979 Pinrang 2 0 24 2 2 0 0 23 2 0
980 Pinrang 2 0 39 1 1 4 1 24 2 0
981 Pinrang 2 0 27 1 1 1 1 25 2 0
982 Pinrang 2 0 29 1 1 0 0 29 2 0
983 Pinrang 2 0 45 1 1 0 0 33 1 0
984 Pinrang 2 1 41 1 3 2 1 16 2 0 31 5
985 Sidrap 1 0 30 1 2 3 1 17 2 0
986 Sidrap 1 0 29 1 3 2 1 19 2 1
987 Sidrap 1 0 38 2 3 2 0 19 2 0
988 Sidrap 1 1 43 2 3 2 1 19 2 0
989 Sidrap 1 0 37 2 1 2 1 20 2 1
990 Sidrap 1 0 25 2 3 1 0 23 2 1
991 Sidrap 1 0 31 1 2 2 1 24 2 1
992 Sidrap 1 0 41 2 1 3 1 25 2 1
993 Sidrap 1 1 42 2 3 4 1 25 2 0
994 Sidrap 1 0 46 1 2 2 0 26 2 1
995 Sidrap 1 0 35 2 3 3 1 28 2 0
996 Sidrap 1 0 36 2 3 2 1 30 2 1
997 Sidrap 1 0 42 2 2 1 1 31 2 1
998 Sidrap 1 0 40 2 3 1 1 31 2 0
999 Sinjai 2 0 31 1 1 0 0 15 1 0
1000 Sinjai 2 0 36 1 3 4 1 16 1 0
1001 Sinjai 2 0 45 1 3 4 1 16 1 0
1002 Sinjai 2 0 38 1 2 2 1 16 2 0
1003 Sinjai 2 0 31 1 2 2 1 16 2 0
1004 Sinjai 2 0 19 1 1 1 0 17 1 0
1005 Sinjai 2 0 39 1 1 4 1 17 1 0
1006 Sinjai 2 0 17 2 2 0 1 17 2 0
1007 Sinjai 2 0 47 1 2 6 1 17 2 0
1008 Sinjai 2 1 29 1 3 3 1 17 2 0
1009 Sinjai 2 0 39 1 3 5 1 18 1 0
1010 Sinjai 2 0 38 2 1 3 1 18 2 0
1011 Sinjai 2 0 47 1 3 1 1 18 2 0
1012 Sinjai 2 0 38 1 3 3 1 18 2 0
1013 Sinjai 2 0 24 2 2 1 1 19 2 0
1014 Sinjai 2 0 38 1 1 3 1 20 1 0
1015 Sinjai 2 0 47 1 2 5 1 20 1 0
1016 Sinjai 2 0 28 1 3 2 1 20 1 0
1017 Sinjai 2 0 34 2 2 3 1 22 1 0
1018 Sinjai 2 0 45 1 1 9 1 23 1 0
1019 Sinjai 2 0 42 1 3 3 1 23 2 0
1020 Sinjai 2 0 41 1 1 2 1 25 2 0
1021 Sinjai 2 1 35 1 2 1 1 26 1 0
1022 Sinjai 2 0 38 2 3 2 1 31 2 0
1023 Sinjai 2 0 42 1 1 3 1 34 2 0
1024 Sinjai 2 1 19 2 3 1 1 18 1 0 5 1
1025 Sinjai 2 0 18 1 3 0 1 17 2 0 7 7
1026 Sinjai 2 1 31 2 3 1 1 21 1 0 6 7
1027 Sinjai 2 1 49 1 3 4 1 19 1 0 5 15
1028 Soppeng 2 0 31 1 2 2 1 15 1 0
1029 Soppeng 2 1 34 2 2 4 1 18 2 0
1030 Soppeng 2 0 43 2 2 3 1 19 1 1
1031 Soppeng 2 0 49 1 2 3 1 21 1 0
1032 Soppeng 2 0 46 2 3 2 1 21 2 0
1033 Soppeng 2 0 25 2 2 2 1 23 2 0
1034 Soppeng 2 0 46 1 1 2 1 25 2 0
1035 Soppeng 2 1 45 2 2 3 1 25 2 0
1036 Soppeng 2 1 33 2 3 1 1 31 2 0
1037 Soppeng 2 0 43 2 1 1 0 37 1 0
1038 Soppeng 2 1 44 1 2 3 1 25 1 0 7 7
1039 Takalar 2 0 47 1 3 3 1 15 1 0
1040 Takalar 2 0 49 1 1 3 1 15 2 1
1041 Takalar 2 0 35 1 1 4 1 17 2 0
1042 Takalar 2 0 25 1 2 3 1 17 2 1
1043 Takalar 2 0 47 2 3 3 1 18 2 1
1044 Takalar 2 0 40 1 1 1 0 19 2 0
1045 Takalar 2 1 47 2 2 2 1 19 1 0
1046 Takalar 2 0 47 1 1 4 1 20 2 0
1047 Takalar 2 0 32 1 2 3 1 20 2 1
1048 Takalar 2 0 33 1 2 2 1 20 2 0
1049 Takalar 2 0 35 1 3 3 1 20 2 0
1050 Takalar 2 0 33 1 1 2 1 20 2 0
1051 Takalar 2 0 23 1 3 0 0 20 2 0
1052 Takalar 2 0 40 1 3 1 1 20 2 0
1053 Takalar 2 0 42 1 1 3 1 22 1 0
1054 Takalar 2 0 49 1 1 3 0 23 2 0
1055 Takalar 2 1 25 2 1 0 0 25 2 0
1056 Takalar 2 0 32 2 3 0 0 27 1 1
1057 Takalar 2 0 37 1 1 1 1 28 1 1
1058 Takalar 2 0 48 2 3 3 1 28 2 0
1059 Takalar 2 0 48 2 3 0 0 30 2 0
Tana-
2 0 29 2 1 2 0 15 1 0
1060 Toraja
Tana-
2 0 23 2 1 2 1 18 1 0
1061 Toraja
Tana-
2 0 37 1 1 4 0 19 1 0
1062 Toraja
Tana-
2 0 32 2 3 2 1 19 1 0
1063 Toraja
Tana-
2 0 43 2 1 4 0 20 1 0
1064 Toraja
Tana-
2 0 46 2 1 2 1 20 1 0
1065 Toraja
Tana-
2 1 32 1 1 4 0 20 2 0
1066 Toraja
Tana-
2 0 46 2 1 3 1 21 2 0
1067 Toraja
Tana-
2 0 36 2 1 3 0 22 2 0
1068 Toraja
Tana-
2 0 38 2 1 2 1 22 2 0
1069 Toraja
Tana-
2 0 31 2 1 2 1 23 1 0
1070 Toraja
Tana-
2 0 25 2 1 1 1 23 2 0
1071 Toraja
Tana-
2 0 40 2 1 2 1 24 2 0
1072 Toraja
Tana-
2 0 37 2 3 4 1 25 2 0
1073 Toraja
Tana-
2 1 37 1 1 2 0 29 1 0
1074 Toraja
Tana-
2 0 46 2 1 0 0 44 1 0
1075 Toraja
Tana-
2 0 40 2 1 4 1 20 1 0 5 1
1076 Toraja
Tana-
2 1 25 2 1 1 1 21 2 0 3 3
1077 Toraja
Toraja-
2 0 18 2 1 1 1 17 2 0
1078 Utara
Toraja-
2 0 34 1 2 6 1 17 2 1
1079 Utara
Toraja-
2 0 48 2 3 5 1 18 1 0
1080 Utara
Toraja-
2 1 34 2 1 4 1 19 2 0
1081 Utara
Toraja-
2 0 26 2 2 2 1 22 1 0
1082 Utara
Toraja-
2 1 35 1 1 4 1 22 2 1
1083 Utara
Toraja-
2 1 47 2 1 5 1 22 2 1
1084 Utara
1085 Wajo 2 0 24 1 1 2 1 15 1 0
1086 Wajo 2 0 40 1 2 7 1 16 1 0
1087 Wajo 2 0 29 2 3 3 1 17 2 1
1088 Wajo 2 0 27 1 1 2 1 18 1 0
1089 Wajo 2 1 29 1 1 2 1 19 2 0
1090 Wajo 2 1 41 2 2 3 0 20 1 0
1091 Wajo 2 0 23 2 1 0 0 22 1 0
1092 Wajo 2 0 36 1 1 2 1 22 1 0
1093 Wajo 2 0 36 2 2 2 1 22 2 0
1094 Wajo 2 0 28 2 2 1 1 22 2 0
1095 Wajo 2 0 47 2 2 4 1 23 2 0
1096 Wajo 2 0 42 1 1 3 0 25 1 0
1097 Wajo 2 0 32 2 3 2 1 26 1 0
1098 Wajo 2 0 29 1 2 1 1 26 2 1
1099 Wajo 2 0 30 2 2 2 1 27 2 0
1100 Wajo 2 0 39 1 1 2 1 30 2 0

Keterangan Tabel:
Wilayah : Wilayah PUS
1. Urban
2. Rural

UN : Status Unmet Need


0. Met Need
1. Unmet Need

Umur : Umur PUS

Pendidikan : Pendidikan PUS


1. Rendah
2. Tinggi

Tk. Eko : Tingkat Ekonomi PUS


1. Rendah
2. Menengah
3. Tinggi

J. Anak Hidup : Jumlah Anak Hidup PUS

Rwyt KB : Riwayat Penggnaan Kontrasepsi pada PUS


0. Tidak Pernah
1. Pernah

Umur Kawin I : Umur Kawin Pertama PUS

Media : Paparan Media PUS


1. Tidak Terpapar
2. Terpapar

Ptugas KB : Kunjungan Petugas KB


0. Tidak Pernah
1. Pernah

Alkon Terakhir: Alat Kontrasepsi yang Digunakan Terakhir oleh PUS yang
Unmet Need dan Pernah Menggunakan Kontrasepsi
3. Implan
5. Suntikan 3 bulan
6. Suntikan 1 bulan
7. Pil
9. Kondom Pria
31. Senggama Terputus

Alasan Berhenti: Alasan PUS yang Unmet Need dan Pernah Menggunakan
Kontrasepsi Berhenti Menggunakannya

1. Jarang Berhubungan Seksual/Suami Jauh


3. Ingin Hamil
5. Ingin Alat/Cara yang Lebih Efektif
6. Tidak Ada Alat/Cara yang Tersedia
7. Masalah Kesehatan
8. Takut Efek Samping
11. Tidak Nyaman
12. Pasrah pada Tuhan
14. Mengganggu Proses Tubuh
15. Lainnya
Lampiran 5

HASIL ANALISIS

A. Univariat
1. Umur
a. Urban
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Age in Female Respondent


780 16 49 35.47 8.160
Questionnaire
Valid N (listwise) 780

b. Rural
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Age in Female Respondent


320 16 49 34.83 8.294
Questionnaire
Valid N (listwise) 320

2. Pendidikan
a. Urban
Highest level of school attended

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0. never 9 1.2 1.2 1.2

1. primary 125 16.0 16.0 17.2

2. secondary_1 139 17.8 17.8 35.0

3. secondary_2 325 41.7 41.7 76.7

4. academy 36 4.6 4.6 81.3

5. university 146 18.7 18.7 100.0

Total 780 100.0 100.0

b. Rural
Highest level of school attended

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0. never 11 3.4 3.4 3.4

1. primary 109 34.1 34.1 37.5


2. secondary_1 69 21.6 21.6 59.1

3. secondary_2 82 25.6 25.6 84.7

4. academy 11 3.4 3.4 88.1

5. university 38 11.9 11.9 100.0

Total 320 100.0 100.0

3. Tingkat Ekonomi
a. Urban
Wealth quintile for South Sulawesi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1. Poorest 26 3.3 3.3 3.3

2. Second poorest 39 5.0 5.0 8.3

3. Middle 83 10.6 10.6 19.0

4. Second wealthiest 212 27.2 27.2 46.2

5. Wealthiest 420 53.8 53.8 100.0

Total 780 100.0 100.0

b. Rural
Wealth quintile for South Sulawesi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1. Poorest 79 24.7 24.7 24.7

2. Second poorest 86 26.9 26.9 51.6

3. Middle 71 22.2 22.2 73.8

4. Second wealthiest 61 19.1 19.1 92.8

5. Wealthiest 23 7.2 7.2 100.0

Total 320 100.0 100.0

4. Jumlah Anak Hidup


a. Urban
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

How many times have you


780 0 8 2.31 1.472
given live birth?
Valid N (listwise) 780

b. Rural
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

How many times have you


320 0 9 2.40 1.616
given live birth?
Valid N (listwise) 320

5. Unmet Need
a. Urban
Total unmet need (spacing and limiting)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0. No unmet need 580 74.4 74.4 74.4

1. Unmet need 200 25.6 25.6 100.0

Total 780 100.0 100.0

b. Rural
Total unmet need (spacing and limiting)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0. No unmet need 265 82.8 82.8 82.8

1. Unmet need 55 17.2 17.2 100.0

Total 320 100.0 100.0

6. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi


a. Urban
Done anything to delay or avoid getting pregnant

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0. No 55 27.5 27.5 27.5

1. Yes 145 72.5 72.5 100.0

Total 200 100.0 100.0


b. Rural
Done anything to delay or avoid getting pregnant

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0. No 15 27.3 27.3 27.3

1. Yes 40 72.7 72.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

1) Alat Kontrasepsi Terakhir Digunakan


a) Urban
Most effective recent FP method used in last 12 months (numeric)

Frequ Cumulative
ency Percent Valid Percent Percent

Valid 5. injectables 8 5.5 25.0 25.0

6. injectables_1mo 9 6.2 28.1 53.1

7. pill 9 6.2 28.1 81.3

9. male_condoms 2 1.4 6.3 87.5

31. withdrawal 4 2.8 12.5 100.0

Total 32 22.1 100.0


Missing System 113 77.9
Total 145 100.0

b) Rural
Most effective recent FP method used in last 12 months (numeric)

Frequ Valid Cumulative


ency Percent Percent Percent

Valid 3. implants 1 2.5 6.7 6.7

5. injectables 7 17.5 46.7 53.3

6. injectables_1mo 2 5.0 13.3 66.7

7. pill 3 7.5 20.0 86.7

31. withdrawal 2 5.0 13.3 100.0

Total 15 37.5 100.0


Missing System 25 62.5
Total 40 100.0
2) Alasan Berhenti Menggunakan Alat Kontrasepsi
a) Urban
Why did you stop using method?

Frequ Valid Cumulative


ency Percent Percent Percent

Valid 1. infrequent 4 2.8 12.9 12.9

5. more_effective 1 .7 3.2 16.1

6. no_method_available 1 .7 3.2 19.4

7. health_concerns 8 5.5 25.8 45.2

8. side_effects 4 2.8 12.9 58.1

11. inconvenient 1 .7 3.2 61.3

12. fatalistic 1 .7 3.2 64.5

14. interferes_with_body 5 3.4 16.1 80.6

15. other 6 4.1 19.4 100.0

Total 31 21.4 100.0


Missing System 114 78.6
Total 145 100.0

b) Rural

Why did you stop using method?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1. infrequent 5 12.5 33.3 33.3

3. wanted_pregnant 2 5.0 13.3 46.7

5. more_effective 1 2.5 6.7 53.3

7. health_concerns 4 10.0 26.7 80.0

8. side_effects 1 2.5 6.7 86.7

11. inconvenient 1 2.5 6.7 93.3

15. other 1 2.5 6.7 100.0

Total 15 37.5 100.0


Missing System 25 62.5
Total 40 100.0
7. Umur Kawin Pertama
a. Urban
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Age at first sex 780 15 40 22.32 4.800


Valid N (listwise) 780

b. Rural
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Age at first sex 320 15 44 21.03 4.895


Valid N (listwise) 320

8. Paparan Media
a. Urban
Paparan Media

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Terpapar 162 20.8 20.8 20.8

Terpapar 618 79.2 79.2 100.0

Total 780 100.0 100.0

b. Rural
Paparan Media

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Terpapar 164 51.3 51.3 51.3

Terpapar 156 48.8 48.8 100.0

Total 320 100.0 100.0


9. Kunjungan Petugas KB
a. Urban
Visited by health worker about FP last 12 months

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0. No 686 87.9 87.9 87.9

1. Yes 94 12.1 12.1 100.0

Total 780 100.0 100.0

b. Rural
Visited by health worker about FP last 12 months

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0. No 259 80.9 80.9 80.9

1. Yes 61 19.1 19.1 100.0

Total 320 100.0 100.0

B. Bivariat
1. Umur
a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Umur
1) Urban
Group Statistics

Total unmet need (spacing


and limiting) N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Age in Female Respondent 0. No unmet need 580 35.30 8.061 .335


Questionnaire 1. Unmet need 200 35.98 8.441 .597

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

Age in Equal variances


1.385 .240 -1.019 778 .309 -.682 .669 -1.995 .632
Female assumed
Respondent Equal variances
Questionnai not assumed -.996 332.530 .320 -.682 .684 -2.028 .664
re

2) Rural
Group Statistics

Total unmet need (spacing


and limiting) N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Age in Female Respondent 0. No unmet need 265 34.86 8.476 .521


Questionnaire 1. Unmet need 55 34.67 7.421 1.001

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

Age in Equal variances


4.644 .032 .149 318 .881 .184 1.231 -2.238 2.605
Female assumed
Respondent Equal variances
Questionnai not assumed .163 85.913 .871 .184 1.128 -2.059 2.426
re

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Group Statistics

Place of residence N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Age in Female Respondent 1. Urban 200 35.98 8.441 .597


Questionnaire 2. Rural 55 34.67 7.421 1.001

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference


F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper
Age in Equal variances
3.554 .061 1.043 253 .298 1.307 1.254 -1.162 3.776
Female assumed
Respondent Equal variances
Questionnai not assumed 1.122 95.964 .265 1.307 1.165 -1.006 3.620
re

2. Pendidikan
a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Pendidikan
1) Urban
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Pendidikan Rendah Count 214 59 273

% within Pendidikan 78.4% 21.6% 100.0%

Tinggi Count 366 141 507

% within Pendidikan 72.2% 27.8% 100.0%


Total Count 580 200 780

% within Pendidikan 74.4% 25.6% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3.576a 1 .059


Continuity Correctionb 3.259 1 .071
Likelihood Ratio 3.642 1 .056
Fisher's Exact Test .059 .035
Linear-by-Linear Association 3.572 1 .059
N of Valid Cases 780

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 70.00.
b. Computed only for a 2x2 table

2) Rural
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting) Total
0. No unmet
need 1. Unmet need

Pendidikan Rendah Count 165 24 189

% within Pendidikan 87.3% 12.7% 100.0%

Tinggi Count 100 31 131

% within Pendidikan 76.3% 23.7% 100.0%


Total Count 265 55 320

% within Pendidikan 82.8% 17.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.537a 1 .011


Continuity Correctionb 5.789 1 .016
Likelihood Ratio 6.430 1 .011
Fisher's Exact Test .015 .008
Linear-by-Linear Association 6.516 1 .011
N of Valid Cases 320

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.52.
b. Computed only for a 2x2 table

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Crosstab

Place of residence

1. Urban 2. Rural Total

Pendidikan Rendah Count 59 24 83

% within Place of residence 29.5% 43.6% 32.5%

Tinggi Count 141 31 172

% within Place of residence 70.5% 56.4% 67.5%


Total Count 200 55 255

% within Place of residence 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 3.926a 1 .048
Continuity Correctionb 3.309 1 .069
Likelihood Ratio 3.799 1 .051
Fisher's Exact Test .053 .036
Linear-by-Linear Association 3.911 1 .048
N of Valid Cases 255

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.90.
b. Computed only for a 2x2 table

3. Tingkat Ekonomi
a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Tingkat
Ekonomi
1) Urban
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Tingkat Ekonomi Rendah Count 52 13 65

% within Tingkat Ekonomi 80.0% 20.0% 100.0%

Menengah Count 70 13 83

% within Tingkat Ekonomi 84.3% 15.7% 100.0%

Tinggi Count 458 174 632

% within Tingkat Ekonomi 72.5% 27.5% 100.0%


Total Count 580 200 780

% within Tingkat Ekonomi 74.4% 25.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 6.604a 2 .037


Likelihood Ratio 7.124 2 .028
Linear-by-Linear Association 4.484 1 .034
N of Valid Cases 780

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 16.67.
2) Rural
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Tingkat Ekonomi Rendah Count 144 21 165

% within Tingkat Ekonomi 87.3% 12.7% 100.0%

Menengah Count 56 15 71

% within Tingkat Ekonomi 78.9% 21.1% 100.0%

Tinggi Count 65 19 84

% within Tingkat Ekonomi 77.4% 22.6% 100.0%


Total Count 265 55 320

% within Tingkat Ekonomi 82.8% 17.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 4.821a 2 .090


Likelihood Ratio 4.838 2 .089
Linear-by-Linear Association 4.357 1 .037
N of Valid Cases 320
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 12.20.

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Crosstab

Place of residence

1. Urban 2. Rural Total

Tingkat Ekonomi Rendah Count 13 21 34

% within Place of residence 6.5% 38.2% 13.3%

Menengah Count 13 15 28

% within Place of residence 6.5% 27.3% 11.0%

Tinggi Count 174 19 193

% within Place of residence 87.0% 34.5% 75.7%


Total Count 200 55 255
% within Place of residence 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 65.108a 2 .000


Likelihood Ratio 57.845 2 .000
Linear-by-Linear Association 60.663 1 .000
N of Valid Cases 255

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 6.04.

4. Jumlah Anak Hidup


a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Jumlah Anak
Hidup
1) Urban
Group Statistics

Total unmet need (spacing


and limiting) N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

How many times have you 0. No unmet need 580 2.23 1.490 .062
given live birth? 1. Unmet need 200 2.54 1.396 .099

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

How many Equal variances


.000 .982 -2.540 778 .011 -.306 .120 -.542 -.069
times have assumed
you given Equal variances
-2.623 366.758 .009 -.306 .116 -.535 -.076
live birth? not assumed
2) Rural

Group Statistics

Total unmet need (spacing


and limiting) N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

How many times have you 0. No unmet need 265 2.36 1.625 .100
given live birth? 1. Unmet need 55 2.60 1.571 .212

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the


(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

How many Equal variances


.042 .837 -.993 318 .322 -.238 .239 -.709 .233
times have assumed
you given Equal variances
-1.015 79.859 .313 -.238 .234 -.704 .228
live birth? not assumed

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Group Statistics

Place of residence N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

How many times have you 1. Urban 200 2.54 1.396 .099
given live birth? 2. Rural 55 2.60 1.571 .212

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

How many Equal variances


.407 .524 -.275 253 .784 -.060 .218 -.490 .370
times have assumed
you given Equal variances
-.257 78.993 .798 -.060 .234 -.525 .405
live birth? not assumed
5. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Riwayat
Penggunaan Kontrasepsi
1) Urban
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Done anything to delay or 0. No Count 145 55 200


avoid getting pregnant % within Done anything to
delay or avoid getting 72.5% 27.5% 100.0%
pregnant

1. Yes Count 435 145 580

% within Done anything to


delay or avoid getting 75.0% 25.0% 100.0%
pregnant
Total Count 580 200 780

% within Done anything to


delay or avoid getting 74.4% 25.6% 100.0%
pregnant

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .488a 1 .485


Continuity Correctionb .365 1 .546
Likelihood Ratio .483 1 .487
Fisher's Exact Test .511 .271
Linear-by-Linear Association .487 1 .485
N of Valid Cases 780

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 51.28.
b. Computed only for a 2x2 table

2) Rural
Crosstab
Total unmet need (spacing and
limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Done anything to delay or 0. No Count 54 15 69


avoid getting pregnant % within Done anything to
delay or avoid getting 78.3% 21.7% 100.0%
pregnant

1. Yes Count 211 40 251

% within Done anything to


delay or avoid getting 84.1% 15.9% 100.0%
pregnant
Total Count 265 55 320

% within Done anything to


delay or avoid getting 82.8% 17.2% 100.0%
pregnant

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.022a 1 .312


Continuity Correctionb .696 1 .404
Likelihood Ratio .980 1 .322
Fisher's Exact Test .376 .200
Linear-by-Linear Association 1.019 1 .313
N of Valid Cases 345

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.14.
b. Computed only for a 2x2 table

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Crosstab

Place of residence

1. Urban 2. Rural Total

Done anything to delay or 0. No Count 55 15 70


avoid getting pregnant % within Place of residence 27.5% 27.3% 27.5%

1. Yes Count 145 40 185


% within Place of residence 72.5% 72.7% 72.5%
Total Count 200 55 255

% within Place of residence 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .001a 1 .973


Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .001 1 .973
Fisher's Exact Test 1.000 .560
Linear-by-Linear Association .001 1 .973
N of Valid Cases 255

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.10.
b. Computed only for a 2x2 table

6. Umur Kawin Pertama


a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Umur Kawin
Pertama
1) Urban
Group Statistics

Total unmet need (spacing


and limiting) N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Age at first sex 0. No unmet need 580 22.24 4.840 .201

1. Unmet need 200 22.55 4.686 .331

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

Age at first Equal variances


.435 .510 -.797 778 .426 -.314 .394 -1.087 .459
sex assumed

Equal variances
-.810 355.792 .419 -.314 .388 -1.076 .448
not assumed
2) Rural
Group Statistics

Total unmet need (spacing


and limiting) N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Age at first sex 0. No unmet need 265 20.89 4.963 .305

1. Unmet need 55 21.69 4.541 .612

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

Age at first Equal variances


.001 .975 -1.104 318 .271 -.800 .725 -2.227 .626
sex assumed

Equal variances
-1.170 83.039 .245 -.800 .684 -2.161 .560
not assumed

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Group Statistics

Place of residence N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Age at first sex 1. Urban 200 22.55 4.686 .331

2. Rural 55 21.69 4.541 .612

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Sig. Mean Error Interval of the

(2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

Age at first Equal variances


.001 .979 1.212 253 .227 .859 .709 -.537 2.255
sex assumed

Equal variances
1.234 88.196 .221 .859 .696 -.525 2.243
not assumed
7. Paparan Media
a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Paparan
Media
1) Urban
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Paparan Media Tidak Terpapar Count 130 32 162

% within Paparan Media 80.2% 19.8% 100.0%

Terpapar Count 450 168 618

% within Paparan Media 72.8% 27.2% 100.0%


Total Count 580 200 780

% within Paparan Media 74.4% 25.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3.718a 1 .054


Continuity Correctionb 3.338 1 .068
Likelihood Ratio 3.879 1 .049
Fisher's Exact Test .055 .032
Linear-by-Linear Association 3.713 1 .054
N of Valid Cases 780

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 41.54.
b. Computed only for a 2x2 table

2) Rural
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Paparan Media Tidak Terpapar Count 141 23 164

% within Paparan Media 86.0% 14.0% 100.0%


Terpapar Count 124 32 156

% within Paparan Media 79.5% 20.5% 100.0%


Total Count 265 55 320

% within Paparan Media 82.8% 17.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 2.365a 1 .124


Continuity Correctionb 1.931 1 .165
Likelihood Ratio 2.371 1 .124
Fisher's Exact Test .139 .082
Linear-by-Linear Association 2.357 1 .125
N of Valid Cases 320

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.81.
b. Computed only for a 2x2 table

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Crosstab

Place of residence

1. Urban 2. Rural Total

Paparan Media Tidak Terpapar Count 32 23 55

% within Place of residence 16.0% 41.8% 21.6%

Terpapar Count 168 32 200

% within Place of residence 84.0% 58.2% 78.4%


Total Count 200 55 255

% within Place of residence 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 16.998a 1 .000


Continuity Correctionb 15.506 1 .000
Likelihood Ratio 15.276 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 16.931 1 .000
N of Valid Cases 255
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.86.
b. Computed only for a 2x2 table

8. Kunjungan Petugas KB
a. Perbedaan Kejadian Unmet Need KB berdasarkan Kunjungan
Petugas KB
1) Urban
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Visited by health worker 0. No Count 506 180 686


about FP last 12 months % within Visited by health
worker about FP last 12 73.8% 26.2% 100.0%
months

1. Yes Count 74 20 94

% within Visited by health


worker about FP last 12 78.7% 21.3% 100.0%
months
Total Count 580 200 780

% within Visited by health


worker about FP last 12 74.4% 25.6% 100.0%
months

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.068a 1 .301


Continuity Correctionb .823 1 .364
Likelihood Ratio 1.106 1 .293
Fisher's Exact Test .378 .183
Linear-by-Linear Association 1.066 1 .302
N of Valid Cases 780

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24.10.
b. Computed only for a 2x2 table
2) Rural
Crosstab

Total unmet need (spacing and


limiting)

0. No unmet
need 1. Unmet need Total

Visited by health worker 0. No Count 220 39 259


about FP last 12 months % within Visited by health
worker about FP last 12 84.9% 15.1% 100.0%
months

1. Yes Count 45 16 61

% within Visited by health


worker about FP last 12 73.8% 26.2% 100.0%
months
Total Count 265 55 320

% within Visited by health


worker about FP last 12 82.8% 17.2% 100.0%
months

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.329a 1 .037


Continuity Correctionb 3.580 1 .058
Likelihood Ratio 3.975 1 .046
Fisher's Exact Test .057 .033
Linear-by-Linear Association 4.316 1 .038
N of Valid Cases 320

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.48.
b. Computed only for a 2x2 table

b. Khusus Kejadian Unmet Need


Crosstab

Place of residence

1. Urban 2. Rural Total

Visited by health worker 0. No Count 180 39 219


about FP last 12 months % within Place of residence 90.0% 70.9% 85.9%
1. Yes Count 20 16 36

% within Place of residence 10.0% 29.1% 14.1%


Total Count 200 55 255

% within Place of residence 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 12.967a 1 .000


Continuity Correctionb 11.440 1 .001
Likelihood Ratio 11.258 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 12.916 1 .000
N of Valid Cases 255

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.76.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Magfirah Jidar

Tempat, Tanggal Lahir : Watansoppeng, 05 Juni 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Maccini Pasar Malam, No. 1 Makassar

Email : magfirahjidar@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 3 Lemba, Soppeng

2. SMP Negeri 1 Watansoppeng

3. SMA Negeri 1 Watansoppeng

Anda mungkin juga menyukai