GABRELLA VALENSIA
(P101 18 082)
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAYANAN KB
DENGAN KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM PROGRAM KB
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MABELOPURA KECAMATAN
PALU SELATAN TAHUN 2020
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan khusus
Sasaran dan target yang ingin dicapai dengan program Keluarga Berencana
adalah bagaimana supaya segera tercapai dan melembaganya Norma Keluarga
Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) pada masyarakat Indonesia. Sasaran
yang mesti dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah:
1. Pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan suami istri yang hidup bersama
dimana istrinya berusia 15-49 tahun yang harus dimotivasi terus-menerus,
2. Non PUS yaitu anak sekolah, orang yang belum menikah, pasangan di atas
45 tahun, tokoh masyarakat,
3. Institusional yaitu berbagai organisasi, lembaga masyarakat, pemerintah
dan swasta (Barus et al., 2018)
a. Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang
diperoleh oleh ibu adalah sebagai berikut :
1) Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang
terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama
kesehatan organ reproduksinya.
2) Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat
yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan.
b. Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut.
1) Memperbaiki kesehatan fisik
2) Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya
c. Seluruh Keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat
memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta
kasih saying orang tuanya.
2.2 Aseptor KB
a. Akseptor Aktif
Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah
satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri
kesuburan.
b. Akseptor aktif kembali
c. Akseptor KB Baru
d. Akseptor KB dini
Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
e. Akseptor KB langsung
Akseptor KB langsung merupakan para istri yang memakai salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
f. Akseptor KB dropout
2.3 Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
konsepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Menurut Prawirohardjo
(2008), kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan,
usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen. (Ida Prijatn, 2016)
Menurut Koesnadi (1992), alat kontrasepsi yang sudah tua usianya ialah
operasi tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria yang pada saat ini lebih
dikenal dengan alat kontrasepsi mantap. Kontrasepsi ini telah dilaksanakan sekitar
tahun 1880-an, yaitu dipakai untuk mereka yang dikhawatirkan akan menurunkan
penyakit-penyakit keturunan pada anaknya dan juga alasan ”eugenik” pada orang-
orang gila, demi mencegah keturunan selanjutnya. Kondom juga sudah dikenal
orang sejak tahun1800-an, yang pada mulanya terbuat dari usus domba
2. Cara Kerja
3. Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali
berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak
efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya
sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.
4. Keuntungan
a. Dapat mencegah kehamilan dan penularan penyakit sexual
b. Murah dan mudah didapat
c. Kemasan yang ringan dan hanya untuk satu kali pemakaian
d. Tidak membutuhkan resep untuk membelinya (dijual bebas)
e. Dapat memperpanjang ereksi ada laki-laki
f. Dapat mengurangi ejakulasi dini
g. Tidak mengganggu produksi asi (Lubis, 2009)
5. Kerugian
a. Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)
b. Selalu harus memakai kondom yang baru
c. Kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya
d. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual e. Tingkat kegagalannya
cukup tinggi
2.5.2 Metode Operasi Pria (MOP)
1. Pengertian
2. Cara Kerja
3. Efektivitas
a. Angka kegagalan 0-2,2 % ,umumnya < 1 %
b. Kegagalan kontap , umumnya disebabkan oleh:
- Senggamaa yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat bebas
sama sekali dari spermatozoa.
- Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah
pembentukan granulomaspermatozoa
- Pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama operasi
- Jarang : duplikasi congenital dari vas deferens.4.
3. Keuntungan
- Efektif
- Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
- Sederhana
- Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
- Hanya memerlukan anestesi lokal saja
- Biaya rendah
- Secara kultural, sangat dianjrkan di negara-negara dimana wanita
merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia
dokter wanita dan paramedis wanita. (Hartanto 2002)
4. Kekurangan
- Diperlukan suatu tindakan operatif
- Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau
infeksi
- Belum memberi perlindungan total sampai semua spermatozoa yang
sudah ada didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas
deferens dikeluarkan.
- Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual
mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut
sistem reproduksi pria.
2.6.2 Pengetahuan
2.6.3 Sikap
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2014) menjelaskan, sikap terdiri dari
3 komponen pokok, yaitu:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, yang artinya
bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut
terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan
komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah
ancang – ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka
Ketiga komponen tersebut bersama – sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi sangat berperan penting
dalam menentukan sikap.
Daftar pustaka:
Barus, E., Lumbantoruan, M., Erna, A., & Purba, T. (2018). Hubungan
pengetahuan , sikap dan pelayanan KB dengan keikutsertaan pria mengikuti
KB. Jurnal Health of Studies, 3(2), 36–46.