Anda di halaman 1dari 15

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam Kurikulum SD(KTSP) Tahun 2006 Kelas

Tinggi

Di dalam Modul 2 telah dikemukakan pengertian IPS SD dalam KTSP 2006 serta ditunjukkan aspek-
aspek kajian dari ilmu-ilmu sosial melandasinya. Dalam modul tersebut dipaparkan pula peta
tentang fungsi dan tujuan tiap aspek tersebut baik aspek pengetahuan sosial yang meliputi: geografi,
ekonomi, sejarah dan sosiologi.

Dihadapkan kepada fungsi dan tujuan pembelajaran IPS seperti dikemukakan dalam Modul 2 itu,
persoalan guru yang utama dalam menghadapi tugasnya sebagai guru IPS berkisar di sekitar
"bagaimana kita mengembangkan isi bahan pembelajaran dengan tepat dan sesuai dengan tingkat
kemampuan dan perkembangan peserta didik serta sesuai pula dengan tuntutan kurikulum dan
bagaimana pula pendekatan strategi, metode dan teknik mengajar yang harus dilakukan agar tujuan
pembelajaran berhasil dengan baik". Persoalan tentang isi bahan pembelajaran yang harus kita
sampaikan kepada peserta didik, berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengungkap hal-hal
yang esensial dalam materi IPS untuk disajikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Buku-buku sumber tentang pelajaran IPS SD telah banyak beredar dari berbagai penerbit dan
pengarang di berbagai daerah. Namun, peranan guru sangat menentukan dalam menyeleksi bahan-
bahan esensial dari berbagai konsep ilmu sosial agar materi pembelajaran yang disampaikannya
bermakna (meaningful), seperti telah dikemukakan pada modul terdahulu. Tentu saja bahan-bahan
pembelajaran yang disajikan itu tidak semata-mata diambil dari berbagai buku dan konsep disiplin
ilmu, tetapi juga harus memperhatikan isu sosial, kenyataan, fakta-fakta yang ada di sekitar kita, di
sekitar peserta didik, di sekitar lingkungan fisik dan budaya masyarakat di mana pendidikan itu
berlangsung. Permasalahan tentang pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran, berkaitan
dengan bagaimana proses pembelajaran diselenggarakan. Hal ini berkenaan dengan tugas guru yang
utama, yaitu membelajarkan peserta didik ke arah yang diharapkan secara manusiawi, efektif,
efisien dan optimal (Kosasih, 2005). Pendekatan (approach) pembelajaran yang dianut adalah
Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), vang kemudian dijabarkan
ke dalam strategi pembelajaran yang merupakan rekayasa didaktis metodologis ke arah tercapainya
hasil belajar yang optimal. Berdasarkan siasat yang diterapkan mengingat karakteristik IPS yang
multiaspek, multidisiplin, selanjutnya dalam modul ini Anda dianjurkan menggunakan pendekatan
multimetode yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan kesiapan guru.

Persoalan-persoalan sangat penyelenggaraan pendidikan agar dapat mencapai tujuan yang telahdi
atas besar pengaruhnya bagi direncanakan.

Seperti telah dikemukakan dalam Modul 2, Kegiatan Belajar1 dalam Modul 3 ini berkenaan dengan
upaya mengidentifikasi peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam Kurikulum
IPS SD 2006, khususnya di kelas tinggi. Oleh karena itu, pokok-pokok pembahasan pada modul ini
kita arahkan kepada persoalan "bahan kajian apa" yang akan kita

berikan kepada peserta didik.

Pada Modul 2 ini telah dibahas pengertian tentang fakta. Telah kita

pahami betapa pentingnya peristiwa dan fakta dalam konteks pembelajaran

IPS walaupun peristiwa dan fakta bukan tujuan akhir pembelajaran IPS. Di

dalam pembelajaran IPS, tidak mungkin guru mengabaikan peristiwa dan

fakta. Peristiwa dan fakta itu sangat esensial dalam proses berpikir. Peristiwa
dan fakta itulah yang memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-

pilar kegiatan intelektual. Di dalam kegiatan pembelajaran peristiwa dan

fakta harus dipetakan dalam hubungan fungsional dengan konsep,

generalisasi dengan cara yang sistematik. Dengan pandangan seperti itu maka

peserta didik akan mampu melihat hubungan di antara fenomena intelektual

dan penggunaannya ke dalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna.

Sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa dan fakta itu merupakan fondasi

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Tugas guru, antara lain membantu peserta didik membangun dan

mengembangkan konsep dan generalisasi, oleh sebab itu dalam kegiatan

pembelajaran, guru dan peserta didik harus menggunakan serangkaian

peristiwa dan fakta-fakta ini sebagai dasar pembentukan konsep dan

generalisasi. Oleh karena aktivitas pembelajaran itu berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum
maka pijakan utama dalam proses kegiatan

pembelajaran IPS adalah kurikulum, dalam hal ini Kurikulum IPS SD Tahun

2006.

Dari serangkaian peristiwa dan fakta-fakta itulah kita menyusun content,

isi bahan pembelajaran yang akan kita berikan dalam kegiatan pembelajaran.

Peristiwa dan Fakta-fakta itu bertebaran dalam kenyataan hidup kita.

Kebermaknaan suatu peristiwa dan fakta hanya di dalam struktur (peristiwa,

fakta, konsep dan generalisasi). Oleh karena itu, peristiwa dan fakta harus

dijemput dan diletakkan di dalam struktur, artinya harus diletakkan dalam

"hubungannya" dengan konsep dan generalisasi. Demikianlah maka sebuah

peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukan

konsep, dan generalisasi.

Dari gambaran di atas jelas bahwa peristiwa merupakan dasar dari mana

kegiatan pembelajaran IPS dimulai guru dan peserta didik harus aktif

menjemput" peristiwa ini dan "mengolahnya" menjadi content, isi bahan

pembelajaran. Dalam proses "pengolahan" menjadi bahan pembelajaran

Itulah berfungsinya fakta, konsep dan generalisasi. Dengan kata lain, melalui

pemahaman tentang fakta, konsep dan generalisasi itulah guru dapat


mengorganisasikan bahan pembelajaran IPS, jadi skenario dari alur

pengembangan peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi sesungguhnya sudah

di tangan guru, dan dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan

belajar mengajar di kelas.

Di dalam kegiatan pembelajaran sesungguhnya, peserta didik harus

dilibatkan dalam proses pengembangan sebuah peristiwa menjadi fakta,

menjadi konsep, kemudian bermuara pada generalisasi, berdasar pendekatan

PAIKEM, seperti telah dikemukakan dalam modul terdahulu.

Kembali pada pernyataan kita di atas bahwa pijakan utama kegiatan

pembelajaran adalah Kurikulum IPS SD Tahun 2006 maka seyogianya kita

perlu mengidentifikasi berbagai peristiwa dan fakta-fakta ini dalam

kandungan kurikulum tersebut.

Mana peristiwa dan mana fakta yang penting menurut peserta didik

mungkin berbeda dengan pandangan guru atau bahkan pandangan ahlinya.

Bagi guru mungkin pertimbangan psikologis atau logika mengenai

pentingnya sebuah peristiwa dan fakta dapat diterima.

Yang penting adalah bahwa peristiwa adalah dasar pembentukan untuk

menjadi fakta-fakta, konsep, dan generalisasi.

Pada Modul 2 telah dikemukakan secara sepintas pengerian konsep.

Pada kesempatan kali ini, marilah kita lanjutkan pembahasan tentang konsep

ini agar mendapat gambaran lebih jelas. Tujuan konseptual dari IPS adalah

berkenaan dengan pengembangan pemahaman dasar tentang dunia sekitar

kita dan fungsi-fungsinya. Konsep dan generalisasi itulah yang membantu

kita untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang kerangka

berpikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk menerjemahkan apa

yang terjadi di dunia kita ini, di dalam kehidupan manusia ini.

Dengan pemahaman tersebut kita dapat mengerti bagaimana orang

berinteraksi secara sosial, ekonomi, politik dengan sesamanya. Bagaimana

orang berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Tujuan akademisnya berkenaan

dengan peningkatan pemahaman kita tentang dunia kita. Demikianlah,

konsep diciptakan manusia untuk memenuhi keperluan-keperluan dalam


hidupnya dalam menyampaikan apa yang dipikirkannya.

Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini

dikemukakan beberapa sifatnya.

1. Konsep itu bersifat abstrak. la merupakan gambaran mental tentang

benda, peristiwa atau kegiatan. Misalnya, kita mendengarkan kata

"kelompok", kita bisa membayangkan apa kelompok itu, bukan?

2. Konsep itu merupakan "kumpulan" dari benda-benda yang memiliki

karakteristik atau kualitas secara umum.

3. Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep

"kelompok", misalnya mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.

4. Konsep dipelajari melalui pengalaman, dengan belajar.

5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti di dalam kamus. Kamus

mempunyai makna lain yang lebih luas.

Konsep dapat pula diartikan sebagai abstraksi dari hal-hal yang konkrit

yang mengandung pengertian. Contoh gambar pemandangan di atas

merupakan abstraksi dari hal-hal konkrit (batu, tanah, pohon/tanaman, air dan

lainnya) dan disepakati memiliki arti pemandangan.

Dalam konsep ada makna denotatif dan makna konotatif. Makna

denotatif berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata

revolusi adalah perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga dan

seterusnya. Revolusi juga mempunyai makna konotatif, antara lain berikut

ini.

1. Makna revolusi merangkum makna denotatif.

2. Revolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang

penting yang telah direncanakan dan diatur secara sungguh-sungguh.

3. Konsep revolusi itu mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok atau

oleh perseorangan.

4. Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang atau lembaga, lebih jauh bukan
hanya menentang tetapi juga melawan dengan

kekuatan.
Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep. Peserta didik harus

memahami makna konsep ini. Dalam perkembangan lebih lanjut peserta

didik akan memiliki pemahaman yang benar tentang arti konsep dalam

revolusi kemerdekaan Indonesia, negara berkembang, pertumbuhan ekonomi

republik, kabinet dan seterusnya.

Jika mereka tidak memperoleh informasi

terkandung di dalam konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti

secara menggelikan. Contoh lain, misalnya konsep Perang Dingin apakah

perang itu perang di daerah Kutub Utara? (Womarck 1970: 32).

Pembelajaran konsep di sekolah sesungguhnya dalam rangka memahami

makna konotatif, karena itu pembelajaran konsep harus:

1. Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan

dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dan sesuatu istilah atau kata

benar tentang makna yang

kata.

2. peserta didik harus

diberi kesempatan untuk sampai kepada Peserta

pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep, tentunya dengan

bimbingan guru. Misalnya, guru menyuruh mereka mendeskripsikan

sendiri.

3. Peserta didik harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan dan

segera menuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan.

Kepada peserta didik kelas tinggi, biasanya mereka sudah dapat

menentukan klasifikasi berdasarkan pemikiran logis. Misalnya, orang yang

berpakaian seragam hijau adalah tentara, yang tidak berseragam seperti itu

Kemampuan mengklasifikasikan sesuatu dari anak- anak SD pada

umumnya berkembang bertahap sebagai berikut.

bukan tentara.

1. Mereka dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan pengalaman

langsung (operasi formal).

2.Pada saat beranjak kemampuannya kepada "operasi konkret" mereka


sudah bisa memecah grup ke dalam subgrupnya walaupun masih dalam

keadaan belum jelas.

3. Pada perkembangan berikutnya mereka sudah dapat melakukan

klasıfikasi, dan menyadari bahwa sesuatu itu bisa diklasifikasikan pada

kelompok yang berbeda.

Dalam belajar konsep selain klasifikasi, ada tahap asimilasi dan

akomodasi. Peserta didik akan menangkap makna suatu konsep jika di dalam

dirinya sudah ada "mental map" sehingga sesuatu konsep (yang đíanggap

sebagai sesuatu yang baru) dapat ditangkap maknanya dan ini adalah tahap

asimilasi. Adakalanya peserta didik menghadapi sesuatu konsep, sementara

pada dirinya belum ada "mental map" tersebut. Seakan akan pada dirinya

belum ada "kapstok" untuk "menyangkutkan" konsep baru tersebut. Di

sinilah pentingmya peranan guru. Guru harus memberikan informasi dengan

jelas dan mengaitkannya dengan "pengalaman" masa lampaunya, harus

dikembangkan persepsinya sehingga dapat mengakomodasi "barang" baru

tersebut, inilah tahap akomodasi. Tahap inilah yang penting dalam belajar

konsep.

Perlu disadari pula bahwa dalam kenyataannya, tahap pemilikan

asimilasi siswa tidaklah sama. Asimilasi pada seseorang belum tentu juga

asimilasi bagi yang lainnya. Hal inilah yang perlu diketahui

berdasarkan pengetahuannya itu guru dapat memberikan pengertian konsep

tersebut kepada seluruh peserta didik.

A. GENERALISASI

Dalam bagan hubungan antar peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi

dapat disimpulkan, bahwa konsep menghubungkan fakta-fakta, dan generalisasi menghubungkan


beberapa konsep. Dengan hubungan itu

terbentuklah pola hubungan yang mempunyai makna, yang menggambarkan

hasil pemikiran yang lebih tinggi. Hasil pemikiran tersebut merupakan

kemungkinan yang akan terjadi atau kepastian.

Kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang generalisasi jika

diperbandingkan dengan konsep, yaitu berikut ini.


1. Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan

dalam kalimat sempurna, sedangkan konsep bukan prinsip dan

dinyatakan tidak di dalam kalimat yang sempurna.

2. Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak.

3. Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep subjektif

dan personal (berbeda antara seseorang dan lainnya).

4. Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas

pada orang tertentu.

Seperti telah Anda pahami pada Modul 2, setiap disiplin ilmu memiliki

fakta, konsep dan generalisasinya masing-masing. Dapat juga dibentuk

generalisasi

memanfaatkan konsep-konsep disiplin lainnya dalam ilmu sosial.

yang

menggunakan

pendekatan multidisipliner

dan

Perlu Anda ketahui pula bahwa pengertian generalisasi dalam sejarah

berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu sosial lainnya. Oleh karena

sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak

terulang lagi (einmahlig) maka generalisasi dalam sejarah merupakan

contradiction in terminis. Namun di dalam sejarah ada juga kemungkinan

perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-hal

dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, sistem sosial,

kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis, dan seterusnya (Rochiati

2006:6).

yang

berkaitan

Jadi, yang terjadi adalah kecenderungan terjadi "perulangan" tersebut

maka dapatlah dikemukakan semacam generalisasi dalam sejarah. Dengan

mengacu kepada Jarolimec (1986: 29) Rochiati mengemukakan adanya

empat jenis generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam lPS,
yaitu generalisasi deskripsi, sebab akibat, acuan nilai dan prinsip univernal.

Contohnya adalah berikut ini.

1.Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai (generalisasi

deskriptif).

2. Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan

maka akan berlangsung pementahan teror (generalisasi sebab akibat).

3. Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah (generalisasi acuan

nilai).

4. Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada

potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai

para pelaku sejarahnya (generalisasi prinsip universal).

Demikian kekhasan generalisasi sejarah di dalam konteks IPS.

Generalisasi tersebut bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami, dan

diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan

kemampuan itu diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran

yang sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik sehingga mereka dapat

berlatih untuk mengaplikasikan gagasan tersebut dalam menghadapi

permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.

Kita telah membahas penjelasan lanjutan dari Modul 2 tentang

pengertian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi serta hubungan antara

keempatnya. Diharapkan pemahaman Anda semakin bertambah luas

sehingga memperoleh pengertian yang lebih jelas. Di dalam Modul 2 juga

telah dikemukakan beberapa contoh tentang peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi yang berdasarkan konsep dasar tersebut.

Seperti telah dikemukakan di atas, tugas guru adalah mengembangkan

pengertian konsep dan generalisasi, bersamaan dengan itu juga

mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep-konsep esensial

dan konsep-konsep lainnya dan juga untuk mengembangkan kemampuan

merumuskan generalisasi sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik.

Marilah kita mencoba mengidentifikasi peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 untuk kelas


tinggi. Sudah barang tentu tidak mungkin semua fakta, konsep dan

generalisasi yang terkandung dalam kurikulum tersebut diungkapkan di sini.

Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dimaksud amat banyak jumlahnya.

Dan itu merupakan tugas guru di kelas untuk mengembangkannya dalam

kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

lingkungan serta kemampuannya. Guru dituntut kreativitasnya dalam mencari

dan mengolah sumber belajar agar kegiatan pembelajaran yang dikelolanya

berjalan lancar.

Contohnya, adalah berikut ini.

Untuk kelas 5

Topik 1: Keragaman penampakan alam dan buatan serta Pembagian

wilayah Waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe

dan media lainnya.

Topik ini terdiri atas 2 subtopik, yaitu Keragaman penampakan alam dan

buatan dan Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia. Untuk contoh

pembahasan kita ambil topik pembagian wilayah waktu Indonesia.

Peristiwa yang digunakan dan dialami oleh setiap peserta didik adalah

musim hujan dan musim kemarau. Peristiwa ini dapat digunakan sebagai

pertanyaan pada awal pembelajaran. Misalnya dengan bertanya kepada

siswa" Anak-anak peristiwa apa yang sering kamu alami dalam setahun dua

kali". Adapun Fakta-fakta yang digunakan dalam topik ini, misalnya berikut

ini.

1. Letak Indonesia di antara 2 benua (Asia - Australia), diapit 2 samudra

(Samudra Hindia

Samudra Pasifik) antara 6° LU dan 11° LS; antara

95°BT dan 141° BB.

2. Luas seluruh wilayah, lebih kurang 5.193.252 km².

3. Ada 13.000 pulau lebih, di antaranya lebih kurang 930 telah didiami.

4. Terdiri dari 34 Provinsi.

5. Manfaat: daratan, pantai, dataran rendah, dataran tinggi, perairan, hutan.

6. Keadaan cuaca, kaitannya dengan iklim. Iklim tropis.


7. Pakaian, pekerjaan, pertanian, dan seterusnya.

8. Hasil sumber daya alam: pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,

kehutanan, pertambangan, dan seterusnya.

9. Kehidupan bangsa Indonesia: kondisi agraris-maritim.

10. Peta wilayah pembagian waktu: WIB, WITA, WIT.

11. Perbedaan waktu masing-masing daerah.

Fakta-fakta ini dapat diungkapkan melalui gambar-gambar, peta, atlas

globe dan sebagainya. Usahakan tampilannya yang menarik, sesuai dengan

perkembangan teknologi dewasa ini. Pemanfaatan teknologi moders

merupakan prasyarat untuk menghidupkan penyajian materi IPS sehingga

dapat menarik perhatian peserta didik.

Konsep yang dapat dikemukakan, misalnya berikut ini.

1. Musim hujan, musim kemarau, letak geografis, letak astronomis, garis

lintang, garis bujur, khatulistiwa.

2. Cuaca, iklim, iklim tropis, subtropis, iklim sejuk, iklim dingin.

3. Tanah vulkanis, humus, dataran tinggi, dataran rendah, pantai dan

seterusnya.

4.Flora dan fauna.

5. Dan seterusnya.

Generalisasi yang dapat dikemukakan, misalnya berikut ini.

1. Keadaan iklim suhu dan curah hujan di suatu daerah mempengaruhi

perkembangan jenis dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan di daerah

tersebut. Makin tinggi letak suatu tempat di atas permukaan laut maka di

daerah tersebut akan banyak mendapat curah hujan.

2. Perkembangan teknologi cenderung mengubah pola hubungan antara

kota, desa dan mempengaruhi mobilitas penduduk, perdagangan dan

pelayanan.

3. Kelompok-kelompok penduduk

lingkungan,

kepentingannya.

4. Dan seterusnya.
berbeda

Anda tentu saja sangat dianjurkan untuk mengembangkan pengungkapan

peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi lebih banyak lagi sesuai dengan

keluasan dan kedalaman materi yang disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kemampuan berpikir peserta

didik dan kondisi lingkungannya.

Topik 2: Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda

dan Jepang.

Topik ini berisi 2 subtopik sejarah, yakni sejarah perjuangan pada masa

penjajahan Belanda dan sejarah perjuangan zaman pendudukan Jepang, yang

merupakan sejarah nasional. Sejarah yang harus siswa kuasai dan pahami

bagaimana bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Cakupan materi

pelajaran dalam topik ini sangat luas, yaitu sejarah para pejuang dari zaman

VOC hingga zaman pendudukan Jepang. Anda sebagai guru boleh

mengambil para tokoh pejuang yang penting dan terkenal. Dengan demikian,

tidak seluruhnya diberikan kepada peserta didik yang masih duduk di tingkat

SD. Marilah kita mulai dengan peristiwa dahulu. Salah satu peristiwa yang

dapat dikemukakan dan mungkin sudah menjadi pengalaman dan ada dalam

ingatan peserta didik adalah" Peringatan Hari Kebangkitan Nasional" atau

"Peringatan 17 Agustus". Adapun fakta-fakta yang dapat dieksploitasi, antara

lain berikut ini.

1. Gambar-gambar para pahlawan nasional.

2. Gambar-gambar tokoh pergerakan nasional.

3. Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakan nasional.

4. Naskah Sumpah Pemuda.

5. Gambar-gambar suasana kota Jakarta dan kota lain pada era zaman

Pergerakan: suasana kota, suasana pemerintahan, persekolahan, pakaian

berbagai lapisan masyarakat. Rapat-rapat kaum pergerakan.

6. Dokumen-dokumen lain yang bisa Anda usahakan sendiri.

Beberapa konsep dari kedua subtopik di atas adalah berikut ini.

Pahlawan, pejuang, Perang Gerilya, Adu Domba, VOC, Nasionalisme,


imperialisme, kolonial (isme), kaum pergerakan, persatuan bangsa,

kemerdekaan, dominasi politik, revolusi, patriotisme, organisasi politik, Hak

Asasi Manusia, kooperasi dan nonkoperasi, dan seterusnya.

Generalisasi, misalnya berikut ini.

1. Penjajahan membuat bangsa lain hidup menderita.

2. Perjuangan memerlukan pengorbanan jiwa dan raga.

3. Penjajahan selalu akan menimbulkan konflik.

4. Perwujudan nasionalisme dalam perilaku manusia disesuaikan dengan

tantangan zamannya.

Topik 5. Zaman Pendudukan Jepang

Peristrwa yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan Proklam

Komerdekaan Indonesia

Fakta-fakta yang dapat kita ungkapkan, antara lain berikut ini

1. Foto-foto bersejarah dan masa kini, film tentang Perang Pasifik, Ga

adal Heiho, Seinendan, Fujinkai Keibodan, Tentara Jepang. Suasana

kerja paksa Romusa, gambar tentang suasana kemiskinan rakyat.

2.Gambar Sockarno, Hatta, dan tokoh-tokoh lainnya.

Konsep-konsepnya, antara lain berikut ini.

1. Imperialisme (Jepang), Hakki I Chiu, Ampera, Penindasan, Revolusi

Pendudukan Militer (Jepang).

2.Dan seterusnya.

Generalisasi yang dapat kita ungkapkan, antara lain berikut ini.

1. Penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat terjajah.

2. Tidak ada bangsa yang senang dijajah.

3. Kelompok-kelompok masyarakat akan bangkit dan bersatu mengadakan

perlawanan jika kehidupannya terancam.

Kelas 6

Topik 1: Perkembangan sistem

administrasi

Pemerintahan.

wilayah
Indonerial

Peristiwa berupa berita sidang kabinet atau gambar sidang kabinet dari

guntingan koran atau majalah.

Beberapa faktanya ialah berikut ini.

1. Gambar-gambar: Gedung Gubernuran, Gedung DPRD Tingkat I, dan

seterusnya.

2. Gambar-gambar: Istana Merdeka, Gedung MPR/DPR, Bina Graha, dan

seterusnya.

3. Gambar Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, Para menteri dan

seterusnya. Lembaga Tertinggi Negara, Lembaga Tinggi Negara, serta

tugas-tugasnya, dan selanjutnya.

4. Beberapa Konsepnya.

5. Pemerintah, Presiden, Kabinet, Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Departemen, Non Departemen, dan

seterusnya. Tap MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah (PP),

Keppres, Peraturan Menteri, dan seterusnya.

6. Kekuasaan, negara, Partai Politik, kontrol sosial, dan seterusnya.

Beberapa generalisasi, antara lain berikut ini.

1. Berbagai

kebijaksanaan umum sesuai dengan kondisi masyarakatnya.

2. Peraturan dan hukum mencerminkan nilai-nilai yang dianut masyarakat.

Pemerintah cenderung untuk mengendalikan perubahan yang dapat

mengurangi kekuasaan dan pengaruhnya.

3. Pemerintah berusaha untuk mempertahankan stabilitas politik dalam

rangka menjalankan programnya.

4. Dan seterusnya.

topik 2 Penampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga

(Negara-Negara di Asia Tenggara, Bemua Asia dan Bem

Australia).

Peristiwa yang bisa diungkapkan, misalnya kunjungan presiden atau

pejabat negara Indonesia ke salah satu negara tetangga. Peristiwa ini bisa
diambil dari berita televisi atau koran dan majalah.

Fakta-fakta

yang dapat diungkapkan, misalnya berikut ini.

1. Peta kawasan Asia Tenggara, Peta Benua Asia dan Benua Australia,

2. Kumpulan tentang bendera masing-masing di negara Asia Tenggara dan

beberapa di Asia dan Australia.

3. Foto tokoh-tokoh terkemuka ASEAN dan benua Asia-Australia.

4. Gambar tentang kondisi alam wilayah-wilayah tersebut.

5. Bentuk pemerintahan, hasil-hasil utama, dan seterusnya.

Konsep-konsepnya, antara lain berikut ini.

1. Kerja sama regional dan Internasional, Asia Tenggara, Asia Selatan,

Asia Barat Daya, Asia Timur.

2. Gambar-gambar yang menunjukkan kekhasan budaya tiap daerah/negara

dan seterusnya.

Generalisasinya, misalnya berikut ini.

1. Dalam dunia modern, seperti sekarang, kerja sama internasional

merupakan kebutuhan bagi tiap negara.

2. Kerja sama antarbangsa mencerminkan adanya saling pengertian.

Topik 3: Benua Afrika, Eropa dan Amerika

Peristiwa

dikemukakan, misalnya tentang pertandingan sepak bola

yang

Liga Champions atau Piala UFFA. Dengan peristiwa itu Anda bisa

menanyakan kepada siswa di mana pertandingan itu dilaksanakan dan untuk

kejuaraan apa.

Fakta-fakta yang dikemukakan, antara lain berikut ini.

1. Peta Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.

2. Letak beberapa negara di masing-masing benua.

3. Pembagian regional tiap benua, yaitu Afrika Utara, Afrika Tengah,

Afrika Selatan, Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Utara, Amerika

Tengah, Amerika Selatan.


4. Gambar-gambar tentang kondisi negara, penduduk, mata pencaharian,

dan lain-lain.

5. Penampakan alam yang penting, yaitu gunung, sungai, gurun, danau dan

lain-lain.

Konsep-konsepnya yang dikemukakan, misalnya.

Benua, interaksi spasial, persepsi lingkungan regional, kondisi geografis,

lautan, daratan, sungai, danau, dan lain-lain.

Generalisasi di antaranya berikut ini.

1. Berbagai hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan

dagang, pelayanan, dan gagasan-gagasan.

2. Kondisi alamiah tertentu cenderung membuat kelompok tertentu

terisolasi sampai adanya pengembangan teknologi yang dapat

memecahkan barrier itu.

Anda mungkin juga menyukai