Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR (VISUAL,

AUDITORY DAN KINESTETIK) DENGAN KECERDASAN


INTRAPERSONAL SISWA DI KELAS
Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Pembelajaran Bahasa Inggris

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Septi Gumiandari, M.Ag

Disusun Oleh:
Nurul Isnaeni Barokah
NIM: 2108103010

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2022

1
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR (VISUAL,
AUDITORY DAN KINESTETIK) DENGAN KECERDASAN
INTRAPERSONAL SISWA DI KELAS

Nurul Isnaeni Barokah

Mata Kuliah Psikologi Pembelajaran Bahasa Inggris


Prodi Tadris Bahasa Inggris 3D
IAIN Syekhnurjati Cirebon

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari gaya belajar visual,
gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik dengan kecerdasan
interpersonal siswa. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3D Tadris
Bahasa Inggris yang berjumlah 34 orang. Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan yakni pemantauan data yang
diolah melalui spss dari hasil responden yang tersaji dalam tabel data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan gaya belajar visual terhadap kecerdasan interpersonal dan kontribusi
gaya belajar visual terhadap kecerdasan interpersonal (2) Terdapat hubungan
yang positif dan signifikan gaya belajar auditorial terhadap kecerdasan
interpersonal dengan kontribusi gaya belajar auditorial terhadap kecerdasan
interpersonal dengan perbandingan nilai mendekati 50% diantara keduanya; (3)
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan gaya belajar kinestetik
terhadap kecerdasan interpersonal siswa dengan kontribusi gaya belajar
kinestetik terhadap kecerdasan intrapersonal melebihi angka 50%.

Kata Kunci: Gaya Belajar, Kecerdasan Intrapersonal.

2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Faktor terpenting dalam suatu kehidupan manusia salah satunya
yaitu pendidikan, sedangkan keberhasilan pendidikan secara formal
khusunya disekolah dapat dilihat dari gaya belajarnya atau Learning style
(LS). Menurut Rambe (2019), gaya belajar yaitu suatu metode yang
mudah bagi mahasiswa untuk menerima informasi kemudian mengaturnya
dan mengelola informasi tersebut yang diterima. Salah satu sarana
pendidikan yaitu universitas, yang mana mahasiswa yang menjadi salah
satu bagian yang paling utama yang menunjang sistem pendidikan di
universitas. Pada tingkat universitas tentunya proses pembelajaran jauh
berbeda dengan pendidkan di SMP/SMA.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar merupakan suatu
keharusan atau kewajiban bagi seluruh individu. Menurut Suyono (2011:
9) “belajar adalah suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengokohkan kepribadian”.
Menurut Daryanto (2010: 36) belajar dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara internal, salah satu
faktornya adalah cara atau gaya belajar. Gaya belajar diasumsikan
mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan,
pilihan-pilihan, dan prilaku-prilaku yang digunakan oleh individu untuk
membantu dalam belajar mereka dalam situasi yang telah dikondisikan.
Ghufron (2010: 42) mengungkapkan gaya belajar merupakan sebuah
pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau
cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada
proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang
berbeda.
Pada dasarnya, siswa memiliki cara belajar atau gaya belajar yang
berbeda-beda. Gaya belajar bersifat individual bagi setiap orang dan untuk
membedakan orang yang satu dengan orang yang lainnya. Sejalan dengan
pendapat Marsh dalam Suyono (2011: 147) bahwa setiap siswa memiliki

3
gaya belajarnya sendiri, yang diumpamakan seperti tanda tangan yang
khas bagi dirinya sendiri. Perbedaan gaya belajar yang dipilih oleh
individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu dalam
upaya menyerap sebuah informasi dari luarnya dan ketika mereka dipaksa
mengubah gaya belajar dengan cara lain, maka mereka akan mudah
frustasi atau tidak dapat memproses informasi secara baik. Oleh karena itu,
disimpulkan bahwa setiap individu memiliki gaya belajar sendiri yang
mempermudah mereka memperoleh dan memproses informasi dan
perbedaan gaya belajar tersebut sangat berpengaruh pada pencapaian anak
dalam pendidikan termasuk dalam hal mengembangkan kecerdasan yang
mereka miliki.
Karakter atau sikap siswa berkecenderungan pada salah satu dari
delapan kecerdasan yaitu kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan
intrapersonal merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan
bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Artinya, kecerdasan ini
berhubungan dengan kepribadian seseorang. Apabila seseorang memiliki
pribadi yang hangat, maka ia akan cenderung bersikap ramah, perhatian,
dan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, dengan adanya perhatian
terhadap kecerdasan intrapersonal anak, diharapkan dapat membentuk
sikap anak menjadi lebih baik.
Maka dengan penelitian ini penulis melakukan survey terkait
beberapa orang untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar visual,
auditory dan kinestetik dengan kecerdasan intrapersonal siswa di kelas.

Rumusan Masalah
 Bagaimana pengaruh gaya belajar visual terhadap kemampuan belajar
siswa
 Bagaimana pengaruh gaya belajar auditory terhadap kemampuan
belajar siswa
 Bagaimana pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap kemampuan
belajar siswa

4
Tujuan
 Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar visual terhadap kemampuan
belajar siswa
 Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar auditory terhadap kemampuan
belajar siswa
 Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap
kemampuan belajar siswa

Manfaat Penelitian
Dari kajian dan pemaparan penulis dalam penelitian ini,
diharapkan
membawa manfaat, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tinjauan dalam
menyelesaikan masalah hubungan gaya belajar dengan kecerdasan
intrapersonal siswa
b. Untuk melengkapi kepustakaan mengenai tema yang dibahas serta
menjadi pertimbangan informasi dan referensi bagi peneliti
selanjutnya.
c. Diharapkan dapat memberikan ilmu dan kontribusi berupa pemikiran
terhadap dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman
terhadap penulis maupun pembaca mengenai masalah hubungan
antara gaya belajar visual, auditory dan kinestetik dengan kecerdasan
intrapersonal siswa.
b. Mencoba memberikan sumbangsih argumen sebagai solusi alternatif
masalah pendidikan saat ini.

5
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Metode sangat diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan. Metode
ini sebagai alatnya, dan tujuan sebagai hasil yang nantinya akan dicapai.
Begitu juga penelitian, penelitian merupakan proses mencari sesuatu baik
berupa informasi, teori baru, fakta dilapangan. Agar prosesnya lancar dan
dapat memperoleh tujuan penelitian diperlukan metode penelitian. Metode
penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu, sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Asep : 2014).
Metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain
penelitian yang digunakan. Metode penelitian memandu si peneliti tentang
urutanurutan bagaimana penelitian dilakukan.
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini.
Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical
(angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya pendekatan
kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangkan pengujian
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas
kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan
diperoleh siknifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. Pada
umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar
(Saifudin : 2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh gaya belajar terhadap kecerdasan intrapersonal siswa.

1. Pendekatan Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian
(inquiri), menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis,
sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal
yang bersifat teka-teki. Berdasarkan jenisnya, pendekatan dalam
penelitian dibedakan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu

6
jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian, subjek
penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun
metodologinya. Selain itu penelitian kuantitatif didasari oleh
filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif
dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka,
pengolahan statistis, struktur dan percobaan terkontrol

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif
adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional atau korelasi
merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
sejumlah data untuk mengetahui serta menentukan ada tidaknya
hubungan antara dua variabel atau lebih guna mengukur seberapa
besarnya tingkat hubungan kedua variabel yang diukur tersebut.
Dalam penelitian ini jenis kecerdasan akan menjadi variabel
predictor (X) dan gaya belajar menjadi variabel kriterium (Y). Kita
akan memprediksi seberapa besarnya variasi yang terjadi diantara
keduanya dan menentukan hubungan diantara keduanya hingga
mencari seberapa besar nilai prediktor (X) mempengaruhi kriterium
(Y).

Variabel Penelitian
Variabel merupakan seseatu yang menjadi objek pengamatan
penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam
penelitian atau gejala jang akan diteliti. Menurut Kerliner variabel adalah
konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai bervariasi.
Kerliner juga mengatakan bahwa variabel adalah symbol atau lambing
yang padanya kita letakkan sebarang nilai atau bilangan.
Menurut Sugiono variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk
apasaja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

7
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Para ahli
mendefinisikan pengertian variabel dimana memiliki beragam macam
jenis variabel dan contohnya. Dari berbagai hasil definisi para ahli
mengenai pengertian variabel, ditemukan pengertian variabel yang
sebenarnya, dimana secara umum pengertian variabel adalah suatu besaran
yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa
atau hasil penelitian. Dengan penggunaan variabel, kita dapat dengan
mudah memperoleh dan memahami permasalahan (Sandu : 2015)
Didalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang digunakan
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah varibel
yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variable
yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang
terjadi lebih dulu. Variabel ini biasanya disimbolkan dengan variable
dalam“X” (Nanag : 2011).
Variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi
oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif
adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topic penelitian.
Variabel ini biasanya disimbolkan dengan variable “Y”.
Berikut variabel-variabel yang yang digunakan dalam penelitian
ini:
Variabel bebas : Gaya Belajar Visual
Variabel bebas : Gaya Belajar Audio
Variabel bebas : Gaya Belajar Kinestetik
Variabel terikat : Kemampuan Belajar

Populasi dan Sampel


Penelitian ini dilaksanakan di IAIN Cirebon di kelas TBI 3D. Penel
itian ini dimulai pada tanggal 25 November 2022 sampai 1 Desember 202
2. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas
tersebut melalui media sosial dengan Jumlah Responden 34.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetap
kan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya

8
(Wiratna Sujarweni 2015). Dalam penelitian ini, dengan judul
Hubungan anatra gaya belajar visual auditory dan kinestetik dengan
kecerdasan interpersonal siswa
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, pe
neliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian dikarenakan k
eterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Maka sampel dalam penelitian i
ni berjumlah 34 responden.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden ses
uai dengan lingkup penelitian. Maka teknik pengumpulan data penelitian y
ang dilakukan penulis adalah membuat google form yang kemudian diisi o
leh responden kemudian di analisis melalui SPSS.

Teknik Analisis Data


Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kem
udian diolah dengan statistik, dan dapat digunakan untuk menjawab rumus
an masalah dalam penelitian. Dengan demikian teknik analisis data dapat d
iartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan
mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah. Maka Analisis
data yang dipakai pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

Sumber Data
Sumber data penelitian dapat bersumber dari data primer dan data
sekunder (Nufian : 2018)
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data
pertama atau tangan pertama dilapangan bisa berupa responden, hasil
kuisioner, dan observasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
mahasiswa TBI 3D.

9
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua. Data
sekunder yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku
pustaka, skripsi, jurnal nasional, dan jurnal internasional yang memiliki
keterkaitan dengan bahasan yang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data
Penjelasan dari setiap variabel yang diperoleh dari penelitian dalam
bentuk data akan dijelaskan rinci pada tiap-tiap variabel. Hasil penelitian
diperoleh dari Gaya Belajar Visual (X1), Gaya Belajar Audio (X2), Gaya
Belajar kinestetik (X3) dan Kecerdasan interpersonal. Sebelumnya akan
dibahas penyajian data dari hasil penelitian, perolehan data terkait dengan
pengumpulan data secara langsung untuk kelas TBI 3D secara daring. Peneliti
mengambil sampel dari satu kelas yaitu kelas TBI 3D dengan jumlah
keseluruhan 34 mahasiswa. Hal ini dilakukan supaya generalisasi dari hasil
penelitian tersebut mempunyai peluang lebih besar untuk mengambil sampel
atau perwakilan dari populasi yang ada mengenai pengaruh gaya belajat
terhadap kecerdasan intrapersonal siswa.
Pengumpulan data dengan menggunakan angket dengan 20 item
pertanyaan, 5 item pertanyaan untuk mengetahui data mengenai gaya belajar
visual, 5 item pertanyaan untuk mengetahui data mengenai gaya belajar
auditori, 4 item pertanyaan untuk mengetahui data mengenai gaya belajar
kinestetik dan 6 item pertanyaan untuk mengetahui data mengenai kecerdasan
intrapersonal.

10
Pemaparan data responden gaya belajar visual dari tabel no 1-5

11
Pemaparan data responden gaya belajar audio

12
Pemaparan data responden gaya belajar kinestetik

13
Pemaparan data responden kecerdasan interpersonal (berpendirian pada gaya
belajar sendiri)

Pemaparan data responden kecerdasan interpersonal (menunjukan kemandirian


dan keinginan yang kuat)

Pemaparan data responden kecerdasan interpersonal (mengerjakan sesuatu dengan

baik ketika ditinggal sendiri)

14
Pemaparan data responden kecerdasan interpersonal (pandai mengatur diri
sendiri)

Pemaparan data responden kecerdasan interpersonal dengan indikator memiliki hobi dan minat
pada sesuatu yang tidak banyak diceritakan

Pemaparan data responden kecerdasan interpersonal dengan indikator mampu mengungkapkan


perasaan diri dengan
akurat

Ket:
1 : sangat tidak setuju
2 : tidak setuju

15
3 : setuju
4 : sangat setuju

Pembahasan

Model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) adalah model


pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat
indra yang dimiliki siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran Visual
Auditori Kinestetik (VAK) adalah suatu pembelajaran yang memanfaatkan
gaya belajar setiap individu dengan tujuan agar semua kebiasaan belajar
siswa akan terpenuhi.
Model pembelajaran visual auditory kinesthetic (VAK) merupakan
model pembelajaran yang mengoptimalkan tiga gaya belajar yang
berupa visual, auditory, dan kinesthetic. VAK merupakan tiga modalitas yang
dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal
sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana
seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi
(Shoimin, 2014).
Russel (2011: 40) menjelaskan model pembelajaran VAK yaitu suatu
model pembelajaran dengan memanfaatkan potensi/gaya belajar yang dimiliki
dengan cara melatih dan mengembangkan secara optimal gaya belajar agar
hasil belajar meningkat.
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang terletak pada
aspek internal seseorang yang dimana aspek internal itu meliputi keperibadian
dan intelektual. Seseorang yang memilki kecerdasan intrapersonal cenderung
lebih peka terhadap perasaan sendiri dan lebih cenderung kepada
kepribadiaan, hal ini sejalan dengan pendapat Budiningsih (2012) yang
mengatakan bahwa ”kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang
mengendalikan pemahaman terhadap apsek internal diri seperti perasaan,
proses berfikir, refleksi diri, intuisi, dan spiritual.
Menurut Howard Gardner kecerdasan intrapersonal adalah
kemampuan untuk memahami diri sendiri dan mengaplikasikan sesuatu
dengan pemahaman tersebut. Komponen inti dari dari kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri yang akurat meliputi

16
kekuatan dan keterbatasan diri, kecerdasan akan suasana hati, maksud,
motivasi, tempramen, kemampuan diri, serta displin diri.
Dari hasil data responden gaya belajar visual tentang kesukaan belajar
dengan melihat dari pada mendengarkan mendapat beberapa persentasi dari
34 responden yang menjawab, 14 orang dominan dengan persentase 41,2%
menyetujui. Kemudian terkait jawaban responden tentang mengenai
mengerjakan tugas dengan rapi dan teratur dominan jawaban 19 orang dan
mendapatkan persentase 55,9% dengan keterangan menyetujui. Kemudian
pembelajaran terganggu ketika ada teman yang ramai kebanyakan responden
tidak menyetujuinya dan mendapatkan angka 17 orang dengan presentasi
50%. Kemudian tentang menggambar 21 orang menyetujui dan menuliskan
sebuah ide melalui gambar 16 orang kurang setuju. Dari hasil yang didaptkan
prentasi gaya belajar visual lebih dominan disetujui oleh beberapa responden.
Pemaparan data responden gaya belajar audio terkait suka belajar
dengan mendengarkan 10 orang kurang setuju 12 orang setuju dan 11 orang
sangat setuju. Dominasi dari data yang tersaji yakni penyetujuan terkait
belajar dengan mendengarkan. Kemudian berbicara pandai secara lisan 18
orang setuju dengan presentase 52,9%. Kemudian ketika belajar dan merasa
terganggu dengan teman yang ramai mencapai titik dominasi paling besar
yakni di angka 14 orang sangat setuju dan 9 orang setuju. Lebih dari angka
50%, responden merasa terganggu ketika belajar dibarengi dengan keramaian.
Begitupun memutar music ketika belajar mempunyai angka 50% mendekati
seimbang antara setuju dan tidak setuju. Kesimpulannya dari tabel di atas
angka dominasi hamper seimbang.
Pemaparan data responden gaya belajar kinestetik menunjukan
tentang dominasi pembelajaran secara praktek lebih disukai dan di setujui,
44,1 % sangat setuju dan 26,5% setuju. Begitupuan data yang lainnya
pembelajaran kinestetik dominan di setujua oleh 43 responden dari beberapa
pertanyaannya. Kesimpulan dari data responden yakni dominan menyetujui.
Hubungannya dengan keerdasan interpersonal sangat mempengaruhi,
mulai dari gaya belajar visual dominan mempengaruhi kecerdasan
interpersonal dan untuk gaya belajar audiovisual tidak terlalu berpengaruh

17
artinya ada keseimbangan antara kemampuan diri dan stimulant dari model
gaya pembelajran audio terhadap kecerdasan emosional. Kemudian yang
terakhir terkait gaya pembelajaran kinestetik yang memiliki pengaruh besar
pada kecerdasan interpersonal siswa.

KESIMPULAN
Dari hasil tabel dan data yang tersaji, peneliti mendapatkan beberapa
hasil yang menjadi tolak ukur analisis. Yakni dari 34 responden dan
pembahasan tentang survey pertanyaan gaya belajar audio, visual dan
kinestetik didapakan beberapa jawaban yang berbeda-beda, serta
hubungannya dengan kecerdasan interpersonal.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahu responden meninjau
dampak dan hubungan gaya belajar dengan kecerdasan interpersonal. Peneliti
melakukan survey kepada 34 responden dan pola yang dibahas terkait
pertamnyaan yang berhubungan.
Data yang dihasilkan dari tabel meliputi hubungan antara gaya belajar
audio visual dan kinestetik dengan kecerdasan emosional siswa sehingga
dijadikan pertimbangan dan analisis bagi peneliti untuk mendapatkan
kesimpulan dari hasil penelitian beberapa sampel yang ada melalui media
sosial.
Dari kesimpulan yang dihasilkan dari gaya belajar hubungannya
dengan keerdasan interpersonal yakni sangat mempengaruhi, mulai dari gaya
belajar visual dominan mempengaruhi kecerdasan interpersonal dan untuk
gaya belajar audiovisual tidak terlalu berpengaruh artinya ada keseimbangan
antara kemampuan diri dan stimulant dari model gaya pembelajran audio
terhadap kecerdasan emosional. Kemudian yang terakhir terkait gaya
pembelajaran kinestetik yang memiliki pengaruh besar pada kecerdasan
interpersonal siswa.
Penulis merasa bahwa banyak kekurangan yang termaktub dalam
penelitian ini, sehingga kritik dan saran senantiasa terbuka dari pihak yang
berpengalaman mampu membimbing peneliti sehingga lebih baik lagi dalam
melakukan proses penelitian dan analisis data. Tak lupa juga peneliti haturkan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung terbentuknya

18
penelitian ini. Sekian yang peneliti bisa lakukan, terimakasih.

19
DAFTAR PUSTAKA

Cholid Narbuko, 2010, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara)


Norfai, S. K. M. (2022). Analisis data penelitian (Analisis Univariat, Bivariat dan
Multivariat). Penerbit Qiara Media.
Budianingsih Asri, 2014, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2012)
Asep Saiful Hamdi, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan, (Yoguakarta: Depublish)
Sandu siyoto, Ali sodik, 2015, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing)
Nanang Martono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder, (Jakarta: Raja Grafindo Persada)
Nufian S Febriani, 2018, Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Malang: UB
Press)
Juliani, N. W., Murda, I. N., & Widiana, I. W. (2016). Analisis gaya belajar siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Gugus VI
Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran
2015/2016. MIMBAR PGSD Undiksha, 4(1).
Hafizha, D., Ananda, R., & Aprinawati, I. (2022). Analisis Pemahaman Guru
Terhadap Gaya Belajar Siswa di SDN 020 Ridan Permai. Jurnal Review
Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 8(1),
25-33.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. literasi media
publishing.
Nasution, H. F. (2016). Instrumen penelitian dan urgensinya dalam penelitian
kuantitatif. Al-Masharif: Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Keislaman, 4(1), 59-
75.

20

Anda mungkin juga menyukai